
Teks -- 1 Petrus 4:13 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Ptr 4:13
Full Life: 1Ptr 4:13 - BERSUKACITALAH, SESUAI DENGAN BAGIAN YANG KAMU DAPAT.
Nas : 1Pet 4:13
Suatu prinsip dalam kerajaan Allah ialah bahwa menderita karena
Kristus akan memperdalam sukacita orang percaya dalam Tuhan (lih.
M...
Nas : 1Pet 4:13
Suatu prinsip dalam kerajaan Allah ialah bahwa menderita karena Kristus akan memperdalam sukacita orang percaya dalam Tuhan (lih. Mat 5:10-12; Kis 5:41; 16:25; Rom 5:3; Kol 1:24; Ibr 10:34;
lihat cat. --> 1Pet 4:14 berikut).
[atau ref. 1Pet 4:14]
Oleh karena itu, mereka yang hanya sedikit atau sama sekali tidak menderita untuk Tuhan jangan dicemburui.
Jerusalem -> 1Ptr 4:13
Jerusalem: 1Ptr 4:13 - -- Mereka melalui baptisan menjadi penyerta dalam penderitaan Kristus, 2Ko 1:5-7; Fili 3:10, mendapat jaminan bahwa akan menjadi penyerta dalam kemuliaan...
Ref. Silang FULL -> 1Ptr 4:13
Ref. Silang FULL: 1Ptr 4:13 - Sebaliknya, bersukacitalah // penderitaan Kristus // Ia menyatakan · Sebaliknya, bersukacitalah: Mat 5:12; Mat 5:12
· penderitaan Kristus: 2Kor 1:5; 2Kor 1:5
· Ia menyatakan: Rom 8:17; 1Pet 1:7;...

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> 1Ptr 4:1-19; 1Ptr 4:13
Wycliffe: 1Ptr 4:1-19 - -- A. Penderitaan Jasmani Sebagai Lambang Matinya Kehidupan Daging (4:1-19)
la. Karena Kristus telah menderita ... kamupun harus juga mempersenjatai dir...
A. Penderitaan Jasmani Sebagai Lambang Matinya Kehidupan Daging (4:1-19)
la. Karena Kristus telah menderita ... kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian. Filipi 2:5 memakai bentuk verbal dari pikiran dan menandaskan. "Hendaklah kamu ... menaruh pikiran ... yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." Pokok pikiran yang disampaikan di sini sangat mirip. Kata Yunani yang dipakai berbeda, menunjukkan kepribadian Paulus dan Petrus yang berbeda. Oleh mereka berdua Kristus dilihat sebagai teladan dan pemberi semangat bagi orang-orang percaya di dalam penderitaan. 1b, 2. Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa. Petrus sekarang memandang kematian yang dihadapi oleh setiap orang (bdg. Rm. 7:1-4), sebagai peristiwa ketika mana manusia dilepaskan dari segala keinginan dan pengabdian kepada dosa. Petrus kemudian langsung mengedepankan persamaan rohaninya. Orang yang telah ikut terbagi salib Kristus tidak lagi terpikat oleh daya tarik dosa seperti keinginan-keinginan manusiawi biasa sebab dia hanya terpikat oleh daya tarik Allah (Gal. 6:14).

Wycliffe: 1Ptr 4:13 - Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus // Pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya 13. Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus. Ini adalah ikut ambil bagian secara fisik dalam salib Kristus di m...
13. Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus. Ini adalah ikut ambil bagian secara fisik dalam salib Kristus di mana pengalaman ambil bagian secara rohani (2:24) sebelumnya merupakan persiapan yang cukup. Nasihat untuk bersukacita mengingatkan kita akan kata-kata Yesus dalam Matius 5:12. Pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Atau, pada waktu ia menyingkapkan (Yunani, apocalypsis) kemuliaan-Nya. Suatu "kebangkitan yang lebih baik" (lbr. 11:35) tersedia bagi mereka.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Ptr 4:12-19
Matthew Henry: 1Ptr 4:12-19 - Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada Orang-orang Kristen yang Menderita Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada Orang-orang Kristen yang Menderita (4:12-19)
Nasihat dan penghiburan yang sering diulang di setiap pa...
Ketabahan dan Sikap Hati-hati; Nasihat kepada Orang-orang Kristen yang Menderita (4:12-19)
- Nasihat dan penghiburan yang sering diulang di setiap pasal surat ini kepada orang-orang Kristen, yang dipandang sedang mengalami penderitaan, menunjukkan betapa besar bahaya yang dihadapi orang-orang yang baru bertobat ini yang timbul oleh aniaya karena mereka memeluk agama Kristen. Perilaku baik orang-orang Kristen yang mengalami penderitaan merupakan bagian tersulit dari kewajiban mereka, namun hal itu diperlukan demi kehormatan Kristus dan penghiburan bagi mereka sendiri. Oleh sebab itu, setelah mendesak mereka di bagian awal pasal ini untuk mematikan keinginan dosa, di sini Rasul Petrus menasihati mereka tentang pentingnya bersabar di bawah penderitaan. Roh yang belum dimatikan sangat tidak sesuai untuk menanggung pencobaan. Amatilah,
- I. Keramahan Rasul Petrus dalam menyapa orang-orang Kristen malang yang dibenci ini: mereka adalah saudara-saudara yang kekasih (ay. 12).
- II. Nasihatnya kepada mereka sehubungan dengan penderitaan mereka,
- 1. Agar mereka tidak menganggap aneh penderitaan itu, atau terkejut olehnya, seakan-akan telah terjadi hal tidak terduga atas mereka, sebab,
- (1) Meskipun penderitaan itu terasa teramat berat, namun hanya dimaksudkan untuk menguji, bukan untuk menghancurkan mereka. Penderitaan menguji kesungguhan hati, kekuatan, kesabaran, dan kepercayaan mereka kepada Allah. Sebaliknya, mereka seharusnya bersukacita di dalam semua penderitaan mereka itu, karena penderitaan-penderitaan itu layak disebut penderitaan Kristus. Jenis maupun tujuan penderitaan mereka sama dengan yang dialami Kristus. Segala penderitaan itu justru membuat kita semakin menyerupai Dia. Dia menderita di dalamnya, dan turut merasakannya di dalam kelemahan kita. Selain itu, jika kita turut mengambil bagian di dalam penderitaan-Nya, maka kita juga akan mengambil bagian dalam kemuliaan- Nya, dan akan bertemu dengan Dia dengan sukacita tak terkirakan pada waktu Ia menyatakan diri untuk menghakimi musuh-musuh-Nya dan memahkotai hamba-hamba- Nya yang setia (2Tes. 1:7, dst.). Ketahuilah,
- [1] Orang-orang Kristen sejati mengasihi dan mengakui anak-anak Allah ketika mereka ada dalam keadaan paling hina dan paling susah. Rasul Petrus mengakui orang-orang Kristen malang yang menderita ini dan menyebut mereka saudara-saudara yang kekasih. Orang-Orang Kristen sejati tidak pernah bersikap lebih ramah satu sama lain lebih daripada ketika mereka ada dalam penderitaan.
- [2] Tidak ada alasan bagi orang-orang Kristen untuk menganggap aneh atau bertanya-tanya tentang kekejaman dan aniaya di dunia, sebab mereka telah diperingatkan sebelumnya. Kristus sendiri sudah menanggungnya. Meninggalkan semuanya dan menyangkal diri merupakan persyaratan yang diminta Kristus dari kita untuk bisa menjadi murid-murid-Nya.
- [3] Orang-orang Kristen tidak saja harus bersabar, tetapi juga bersukacita di dalam penderitaan terberat mereka demi Kristus, sebab semuanya itu merupakan tanda perkenan ilahi. Semua penderitaan itu memajukan Injil dan menjadi persiapan bagi kemuliaan. Orang-orang yang bersukacita di dalam penderitaan mereka bagi Kristus akan berjaya dan bersukacita selamanya bersama Dia di dalam kemuliaan.
- (2) Setelah berbicara tentang pencobaan berat, Rasul Petrus beralih ke tingkat penderitaan yang lebih rendah, yakni perihal lidah yang memfitnah dan menista (ay. 14). Ia percaya bahwa penderitaan semacam ini akan menjadi bagian mereka. Mereka akan dicerca, dijelek-jelekkan, dan difitnah karena nama atau demi kepentingan Kristus. Untuk hal seperti itu, ia menegaskan, berbahagialah kamu. Alasannya adalah, “Karena kamu memiliki roh Allah untuk menguatkan dan menghiburmu. Roh Allah juga merupakan Roh kemuliaan, yang akan membawamu melalui semua kesukaran, mengangkatmu melewatinya dengan penuh kemuliaan, serta mempersiapkan dan memeteraikanmu untuk kemuliaan kekal. Roh kemuliaan ini ada padamu, diam di dalammu, mendukungmu, dan berkenan denganmu. Jadi, bukankah ini merupakan hak istimewa yang tak terkatakan? Melalui kesabaran dan ketabahanmu dalam penderitaan, melalui ketergantunganmu kepada janji-janji Allah sambil melekat kepada firman yang telah dinyatakan Roh Kudus, Ia akan dimuliakan karenamu (KJV). Ketika kamu difitnah dan dicerca, Roh itu sendiri juga yang difitnah dan dihujat.” Ketahuilah,
- [1] Orang-orang dan hal-hal terbaik biasanya dicerca di dunia. Yesus Kristus dan para pengikut-Nya, Roh Allah dan Injil, semuanya dijelek-jelekkan.
- [2] Kebahagiaan orang-orang baik tidak saja terdiri atas, tetapi bahkan mengalir dari penderitaan-penderitaan mereka: Berbahagialah kamu.
- [3] Orang yang disertai Roh Allah tidak akan merasa sengsara, betapapun beratnya penderitaannya: Berbahagialah kamu, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
- [4] Penghujatan dan cercaan yang dilontarkan orang-orang jahat ke atas orang-orang baik, diterima Roh Allah sebagai dilontarkan ke atas diri-Nya sendiri: karena mereka Ia difitnah (KJV).
- [5] Ketika orang-orang baik dijelek-jelekkan karena nama Kristus, maka Roh Kudus dipermuliakan di dalam diri mereka.
- 2. Agar mereka berhati-hati untuk tidak mengalami penderitaan karena alasan yang tidak benar, sebagai pelaku kejahatan (ay. 15). Orang mungkin akan berpikir bahwa peringatan seperti ini tidak diperlukan bagi orang-orang Kristen sebaik mereka. Bagaimanapun, musuh-musuh menuduh mereka melakukan hal-hal ini dan juga kejahatan keji lainnya. Itulah sebabnya Rasul Petrus saat membentangkan aturan-aturan Kekristenan, berpikir bahwa peringatan ini diperlukan, sehingga Ia melarang setiap mereka agar tidak mencederai hidup ataupun har ta milik siapa pun, melakukan kejahatan apa saja, atau berlagak sok suci dengan menyatakan orang lain bersalah tanpa alasan, atau menyibukkan diri dengan mencampuri urusan orang lain (KJV). Selain peringatan ini, ia juga menambahkan petunjuk, jika seseorang menderita sebagai orang Kristen karena perkara agama Kristen, dan dengan penuh kesabaran, maka janganlah ia menganggapnya sebagai sesuatu yang memalukan, tetapi menerimanya sebagai suatu kehormatan. Dan ia patut memuliakan Allah yang telah menghargainya dengan jalan menderita seperti itu (ay. 16). Ketahuilah,
- (1) Orang-orang terbaik perlu diperingatkan terhadap buruknya dosa.
- (2) Tidak ada penghiburan di dalam penderitaan yang disebabkan oleh dosa dan kebodohan kita sendiri. Bukan penderitaan, melainkan alasannyalah yang membuat seseorang menjadi martir.
- (3) Kita mempunyai alasan untuk bersyukur kepada Allah atas kehormatan yang kita peroleh ketika Ia memanggil kita untuk menderita demi kebenaran dan Injil-Nya, karena kita melakukan ajaran-ajaran atau kewajiban-kewajiban Kristen.
- 3. Bahwa berbagai pencobaan sedang menghadang mereka, dan oleh sebab itu mereka harus mempersiapkan diri untuk itu (ay. 17-18).
- (1) Rasul Petrus mengatakan kepada mereka bahwa saatnya telah tiba ketika penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Sejak dahulu sampai sekarang, cara yang biasa digunakan Allah untuk memelihara umat-Nya adalah sebagai berikut: ketika Allah mendatangkan malapetaka dan hukuman berat ke atas seluruh bangsa, Ia biasanya mengawali dengan umatNya sendiri (Yes. 10:12; Yer. 25:29; Yeh. 9:6). “Malapetaka bagi semua orang sekarang telah tiba, yang sebelumnya telah dinubuatkan oleh Juruselamat kita (Mat. 24:9-10). Ini membuat semua nasihat sebelum ini perihal kesabaran menjadi penting bagimu. Dan kamu memiliki dua pertimbangan yang dapat mendukungmu.”
- [1] “Bahwa penghakiman ini akan dimulai dengan kamu, yang merupakan keluarga Allah sendiri. Dan akan segera berakhir semua pencobaan dan hajaran atas dirimu.”
- [2] “Kesukaranmu akan ringan dan singkat, dibandingkan dengan apa yang akan menimpa dunia yang jahat, orang-orang Yahudi yang sebangsa denganmu, serta orang-orang tidak percaya dan para penyembah berhala yang di tengah-tengah mereka kamu hidup. Bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?” Ketahuilah,
- Pertama, hamba-hamba Allah yang terbaik, yakni anggota keluarga-Nya sendiri, memiliki begitu banyak kekurangan di dalam diri mereka hingga membuat Allah merasa patut dan perlu untuk sesekali menghajar dan menghukum mereka dengan penghakiman-Nya: penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri.
- Kedua, orang-orang yang merupakan anggota keluarga Allah mengalami hal-hal terburuk dalam hidup ini. Keadaan terburuk mereka masih tertahankan dan akan segera berakhir.
- Ketiga, orang-orang atau masyarakat yang tidak percaya pada Injil Allah tidak termasuk di dalam jemaat dan anggota keluarga-Nya, meskipun mereka mungkin saja berusaha keras berpura-pura termasuk di dalamnya. Rasul Petrus membedakan orang tidak percaya dengan anggota keluarga Allah.
- Keempat, penderitaan orang-orang baik dalam hidup ini memberi contoh tentang siksaan tak terkatakan yang akan menimpa orang-orang yang tidak taat dan tidak percaya: bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Siapa yang mampu menggambarkan atau mengatakan betapa mengerikan kesudahan mereka itu pada akhirnya?
- (2) Rasul Petrus mengisyaratkan malapetaka orang fasik yang tidak dapat diperbaiki: jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? (ay. 18). Seluruh ayat ini diambil dari 31, Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa! Ayat ini diterjemahkan Septuaginta tepat seperti kutipan Rasul Petrus di sini. Oleh sebab itu kita bisa mengetahui,
- [1] Penderitaan hebat orang-orang baik di dunia ini merupakan pertanda menyedihkan perihal penghakiman yang jauh lebih berat ke atas orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat. Namun, apabila kita mengartikan keselamatan dalam makna yang paling luhur, maka bisa kita ketahui,
- [2] Bahwa orang-orang yang terbaik harus berusaha keras untuk memastikan keselamatan jiwa mereka. Ada begitu banyak penderitaan, pencobaan, dan kesukaran yang harus diatasi, dan begitu banyak dosa yang harus dimatikan. Pintu gerbang begitu ketat dan jalannya begitu sempit, hingga orang benar harus berupaya keras untuk bisa diselamatkan. Biarlah pentingnya keselamatan seimbang dengan kesukaran yang harus dihadapi. Renungkanlah, kesukaranmu sangat besar pada awalnya, tetapi Allah menawarkan kasih karunia dan pertolongan-Nya. Pertandingan itu tidak akan berlangsung lama. Setialah sampai mati, dan Allah akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Why. 2:10).
- [3] Orang fasik dan orang berdosa tidak pelak lagi berada dalam penghukuman. Apakah yang akan terjadi dengan mereka? Bagaimana mereka akan berdiri di hadapan Hakim mereka? Di mana mereka dapat menampakkan muka mereka? Jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, maka orang fasik pastilah akan binasa.
- 4. Ketika terpanggil untuk menderita karena kehendak Allah, orang-orang benar harus mengutamakan keselamatan jiwa mereka, yang berada dalam bahaya karena penderitaan, dan tidak dapat dijamin keselamatannya selain dengan menyerahkan jiwa mereka kepada Allah, yang akan menjaminnya apabila kita menyerahkannya kepada Dia dengan selalu berbuat baik. Sebab Ia adalah Pencipta mereka, dan oleh kasih karunia semata Ia telah memberikan banyak janji kepada mereka perihal keselamatan kekal, dan di dalamnya Ia akan membuktikan diri setia serta benar (ay. 19). Ketahuilah,
- (1) Bahwa semua penderitaan yang menimpa orang-orang benar, terjadi karena kehendak Allah.
- (2) Merupakan kewajiban orang Kristen di tengah semua kesukaran mereka untuk lebih mementingkan pemeliharaan jiwa daripada tubuh mereka. Jiwa memiliki nilai yang terbesar, namun juga menghadapi bahaya paling hebat. Jika penderitaan lahiriah menimbulkan rasa tidak nyaman, kekesalan, dan gairah-gairah lain yang berdosa serta menyiksa di dalam batin, maka jiwa akan teramat menderita. Apabila jiwa tidak dipelihara dengan baik, maka aniaya akan membuat orang menjadi murtad (Mzm. 125:3).
- (3) Satu-satunya jalan untuk memelihara jiwa dengan baik adalah dengan menyerahkannya kepada Allah dengan berbuat baik. Serahkanlah jiwamu kepada Allah melalui pengabdian yang sungguh-sungguh, doa, dan kesabaran serta ketekunan dalam berbuat baik (Rm. 2:7).
- (4) Di tengah penderitaan, orang-orang baik sangat terdorong untuk menyerahkan jiwa mereka kepada Allah, sebab Dialah Pencipta mereka, yang setia di dalam semua janji-Nya.
SH -> 1Ptr 4:7-19; 1Ptr 4:12-19
SH: 1Ptr 4:7-19 - Waktunya sudah dekat. (Sabtu, 17 Juli 1999) Waktunya sudah dekat.
Waktu berjalan terus dan akan mengakhiri hidup manusia secara
pribadi maupun dunia saat Yesus Kristus datang kembali. Ap...
Waktunya sudah dekat.
Waktu berjalan terus dan akan mengakhiri hidup manusia secara
pribadi maupun dunia saat Yesus Kristus datang kembali. Apa yang
harus Kristen lakukan dalam waktu yang singkat ini? Petrus
menasihatkan, agar jemaat dan para pemimpin jemaat mengisi waktu
yang ada menurut kehendak Allah.
Isi dengan pelayanan dan perhatian. Pelayanan yang dilakukan Kristen bukan asal ada kemauan, asal ada kesempatan, tetapi dengan seluruh potensi, yang dikaruniakan kepada masing-masing berdasar pada kasih. Dengan demikian, baik jemaat maupun pemimpin jemaat dapat saling memberikan pelayanan dengan baik. Kasih karunia yang telah Allah berikan dalam jemaat pun dapat dipakai dengan penuh tanggung jawab.
Tantangan Kristen. Kristen yang mengikuti jejak Yesus tak akan luput dari serangan dunia ini. Serangan kepada iman Kristen harus diterima dengan sukacita dan tidak malu; sebagai penguji kemurnian iman kepada Kristus. Penindasan terhadap iman Kristen tidak seharusnya menyebabkan kehancuran; justru semakin menguatkan komitmennya kepada Tuhan. Mengisi waktu dengan bijak, melayani dengan dedikasi dan kasih, tegar menghadapi tantangan iman, adalah nasihat yang perlu Kristen hayati dan turuti.

SH: 1Ptr 4:12-19 - Tujuan penderitaan orang Kristen. (Minggu, 24 Oktober 2004) Tujuan penderitaan orang Kristen.
Bila Anda melihat tayangan fear factor (sesuatu yang menyebabkan
ketakutan) di salah satu televisi swasta ...
Tujuan penderitaan orang Kristen.
Bila Anda melihat tayangan fear factor (sesuatu yang menyebabkan
ketakutan) di salah satu televisi swasta maka Anda akan
menyaksikan bagaimana para peserta ditantang untuk melakukan
berbagai kegiatan yang berbahaya, menakutkan bahkan menjijikkan.
Mengapa mereka mau melakukannya? Karena ada hadiah sebesar $
50.000 AS (empat ratus juta rupiah) yang diberikan kepada
peserta yang juara. Dalam acara fear factor ini, para peserta
rela menderita sesaat ketika mereka berlomba untuk mendapatkan
hadiah uang $ 50.000 AS itu.
Penderitaan sesaat di dunia ini yang juga dialami oleh orang Kristen berbeda dengan perlombaan tersebut. Orang Kristen rela menjalani penderitaan sesaat ini bukan untuk mendapatkan sebuah pujian atau penghargaan dunia. Tentu saja penderitaan sesaat yang dimaksudkan di sini bukanlah hukuman akibat tindakan kejahatan (ayat 15). Sebab jika ini yang terjadi, penderitaan sesaat itu ialah hukuman atas dosa. Ada dua alasan mengapa orang Kristen mengalami penderitaan sesaat tersebut. Pertama, melalui penderitaan orang Kristen dapat ambil bagian dalam penderitaan yang telah dialami Kristus (ayat 13). Kedua, kalau orang Kristen menderita karena nama Kristus berarti hal ini bertujuan supaya Tuhan dimuliakan (ayat 14,16). Sejarah gereja mula-mula membuktikan bahwa justru melalui penderitaan nama Tuhan semakin dikenal di Yerusalem (Kis. 4:1-4).
Camkanlah: Penderitaan sesaat bagi orang Kristen sejati justru menghasilkan iman kepada Tuhan yang makin diteguhkan.
Utley -> 1Ptr 4:12-19
Utley: 1Ptr 4:12-19 - --NASKAH NASB (UPDATED): 1Pet 4:12-1912 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, se...
NASKAH NASB (UPDATED): 1Pet 4:12-19
12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. 13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. 14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. 15 Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. 16 Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. 17 Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? 18 DAN JIKA ORANG BENAR HAMPIR-HAMPIR TIDAK DISELAMATKAN, APAKAH YANG AKAN TERJADI DENGAN ORANG FASIK DAN ORANG BERDOSA? 19 Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia.
1Pet 4:12 "kekasih" Ini adalah cara Bapa menyebut Anak-Nya (pada baptisan Yesus, lih Mat 3:17; kutipan dari Yes 42:1; pada transfigurasi Yesus, Yes 17:5). Sebutan ini kemudian dialihkan kepada para pengikut-Nya (lih. 1Pet 2:11; 4:12; 2Pet 1:17; 3:1,8,15,15,17, dan digunakan berulang kali dalam tulisan-tulisan Paulus).
□ "janganlah… heran" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE, yang biasanya menunjuk pada menghentikan tindakan yang sudah dalam proses. Orang percaya ini terkejut pada penganiayaan.
□ "akan nyala api siksaan" Ini adalah sebuah metafora untuk percobaan dan penganiayaan (bukan masalah umum kehidupan sehari-hari, lih ay 1Pet 4:14,18; tapi bagaimana kita menangani kehidupan budaya kita adalah suatu kesaksian). Ada begitu banyak naskah-naskah Alkitab yang menegaskan bahwa penganiayaan dan penderitaan adalah normal bagi mereka yang mengikuti Kristus (lih. Mat 5:10-12, Yoh 15:18-21; 16:1-3; 17:14, Kis 14:22; Rom 5:3-4; 8:17; 2Kor 4:16-18; 6:3-10; 11:23-30; Flp1:29; 1Tes 3:3; 2Tim 3:12; Yak 1:2-4;1Pet 4:12-16). Ini semua adalah cara Bapa menghasilkan keserupaan dengan Kristus (lih. Ibr 5:8).
□ "yang datang kepadamu" Ini bukan sebuah FUTURE TENSE, melainkan sebuah PRESENT PARTICIPLE. Itu adalah kenyataan saat ini yang tak terduga!
□ "sebagai ujian" Ini adalah KATA KERJA Yunani periazō, lihat Topik Khusus pada Mr 1:13, # 2, c.
□ "seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu" Frasa ini memiliki seuah KATA KERJA majemuk (PRESENT ACTIVE PARTICIPLE) dengan KATA DEPAN sun, yang berarti "partisipasi dengan." Orang percaya ini sedang mengalami penganiayaan. Mereka perlu tahu
- 1. itu bukan hal yang tidak lazim bagi orang percaya
- 2. itu bukan akibat dosa (yaitu, Ul 27; 28)
- 3. itu memiliki tujuan dalam kehendak Tuhan
1Pet 4:13 ―bagian Lihat Topik Khusus di bawah ini.
□ "bersukacitalah"Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Sungguh menakjubkan bahwa penderitaan bagi Kristus dikaitkan dengan sukacita. Hal ini menunjukkan pandangan dunia yang secara radikal baru bahwaorang percaya menerima dengan iman ketika mereka menaruh kepercayaan tertinggi mereka dalam Kristus. Yesus sendiri pertama kali menyatakan kebenaran ini dalam Mat 5:10-12. Paulus menyatakan kebenaran yang sama dalam Rom 5:2,3.
□ "supaya kamu juga… pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya" Ini mengacu pada kembalinya Kristus dalam kemuliaan untuk menerima-milikNya (lih. Yoh 14:1-3).
1Pet 4:14 "jika" Ini adalah sebuah FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar dan dipenuhi menurut sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya.
□ "dinista" Istilah "dinista" atau "dihina" juga berasal dari Mat 5:11. Petrus pasti ingat mendengar Yesus berbicara tentang subyek yang sama ini.
□ "nama Kristus" "Dalam nama... " adalah sebuah ungkapan PL yang merujuk kepada seseorang. Memanggil nama Tuhan (yaitu, Yoel 2:32; Kis 2:21, lih. Rom 10:9-13) berarti mempercayai Yesus sebagai Juruselamat. Berdoa dalam nama Tuhan (lih. Yoh 14:13; 15:16; 16:23-24) berarti berdoa dalam pribadi dan karakter-Nya.
□ "berbahagialah kamu" Ini adalah istilah Yunani makarios, yang digunakan oleh Yesus dalam Firman Bahagia (lih. Mat 5:3-9). Ayat ini mencerminkan Mat 5:10-12. Kebenaran yang sama (dan kata yang sama) juga ada dalam 1Pet 3:14. Sangatlah mengejutkan bagi kaum materialis barat bahwa penderitaan dan penganiayaan dapat membawa sukacita dan berkat.
□ "Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu" Ini bisa merupakan singgungan terhadap (1) pengalaman yang mirip dengan baptisan Kristus (lih. Mat 3:16; Yoh 1:32) atau (2) bagaimana Roh diberdayakan Mesias (lih. Yes 11:2; 42:2; 59:21; 61:1). Pengalaman penderitaan Yesus sekarang menjadi pengalaman kita (lih. Rom 8:17). Kehadiran Roh Kudus tidak membawa kesehatan, kekayaan, dan kemakmuran, tetapi penganiayaan (lih. Yoh 15:18; 17:14). Yesus menjanjikan kehadiran Roh Kudus dan membantu pada saat penganiayaan (lih. Mat 10:16-23, khususnya ay Mat 10:20).
Ada beberapa variasi (4) dari frase ini dalam naskah kuno Yunani. UBS4 memberikan apa yang dikutip NASB peringkat "A" (pasti).
Textus Receptus menambahkan suatu frase di titik ini yang tercermin dalam KJV dan NKJV: "di pihak mereka Dia dihujat, tetapi di pihakmu Dia dimuliakan." Frasa ini muncul dalam bentuk yang berbeda hanya dalam naskah berhuruf besar yang terkemudian (yaitu, K dari abad ke-9, L dari abad ke-8, dan P dari abad ke-6) dan mungkin tidak asli. Para UBS4 memberikan peringkat atas pengabaian tambahan ini sebagai "pasti."
1Pet 4:15 "ada di antara kamu yang harus menderita sebagai" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dengan suatu NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan suatu tindakan yang sudah dalam proses.
□ "pengacau" Kata ini hanya digunakan di sini dalam seluruh literatur Yunani. Ini adalah majemuk dari dua kata bahasa Yunani, "milik dari orang lain" (yaitu, allotrios) dan "memeriksa" atau "inspeksi" (yaitu, episkopos). Ini kemudian merujuk kepada seseorang yang ikut campur dalam urusan orang lain, orang yang gila urusan.
1Pet 4:16 "jika" Ini adalah satu lagi KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar. Orang Kristen menderita hanya semata-mata karena mereka adalah orang Kristen.
□ "orang Kristen" Kata ini awalnya adalah istilah ejekan (lih. Kis 11:26; 26:28). Kata ini hanya digunakan tiga kali dalam PB. Artinya "Kristus kecil" (yaitu, Christianos). Ini menjadi sebutan umum untuk orang percaya pada pertengahan abad pertama (yaitu, Tacitus, Ann 15:44).
□ "janganlah ia malu" Ini adalah sebuah PRESENT PASSIVE IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE yang biasanya berarti menghentikan tindakan yang sudah dalam proses. Ini mungkin kilas balik bagi Petrus kepada pengadilan malam Yesus di mana ia merasa malu (lih. Mat 26:69-75, Mr 14:66-72, Luk 22:56-62; Yoh 18:16-18,25-27).
1Pet 4:17 "Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai" Ini mungkin sebuah singgungan terhadap Mal 3:1-6 di mana penghakiman dimulai dengan Mesias yang datang secara tiba-tiba dan mengejutkan kepada umat-Nya (kepada siapa banyak diberi, banyak dituntut, lih. Yer 25:29). Jika ada orang berdosa yang dengan sengaja tidak bertobat di antara umat Allah (dan memang ada) mereka akan dihakimi lebih dahulu. Satu-satunya harapan mereka adalah karakter tidak berubah dari YHWH (lih. Mal 1:6).
Frasa ini mungkin juga merupakan untkapan Yahudi mengenai kedekatan dari Kedatangan Kedua Kristus sebagai Hakim. Orang-orang Yahudi PL (dan para rasul PB) membayangkan sebuah bencana sebagai akhir sejarah manusia, yang sering disebut dengan "rasa sakit melahirkan zaman baru," yang dengan jelas dinyatakan oleh Yesus sendiri dalam Mr 13:8.
□ "rumah Allah" Ada dua metafora bangunan dalam I Petrus yang berhubungan dengan gereja: (1) gereja sebagai sebuah bait suci yang dibangun dari batu-batu hidup (lih. 1Pet 2:4-10) dan (2) gereja sebagai rumah tangga Allah (metafora kebersamaan dari orang atau rumah keluarga yang besar, lih 1Pet 4:17; 1Tim 3:15; Ibr 3:6).
□ "jika" Ini adalah satu lagi KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, seperti ay 1Pet 4:16,18.
1Pet 4:18 "JIKA ORANG BENAR HAMPIR-HAMPIR TIDAK DISELAMATKAN" Ini merupakan singgungan pada Ams 11:31 dalam Septuaginta ("jika orang benar hampir tidak diselamatkan, dimana orang fasik dan orang berdosa akan muncul?").
1Pet 4:19 "mereka yang harus menderita karena kehendak Allah" Jika di dunia ini "orang benar" lah yang menderita (KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL dari ay 1Pet 4:18), apa yang akan terjadi bagi orang yang tidak benar pada hari penghakiman Tuhan? Tuhan berpihak pada yang diselamatkan (lih. 1Pet 3:12,14), tetapi melawan orang kafir pemberontak dan penganiaya (lih. 1Pet 3:12).
□ "menyerahkan jiwanya" Ini adalah sebuah PRESENT MIDDLE IMPERATIVE yang menyiratkan mereka sendiri harus terus mempercayakan diri kepada Allah. Paulus mempercayakan Injil kepada Timotius (lih. 1Tim 1:18). Paulus mempercayakan Injil kepada orang percaya untuk meneruskannya (lih. 2Tim 2:2). Ini adalah istilah perbankan untuk "menyetor/deposito." Yesus menggunakan istilah yang sama ini pada saat kematian-Nya di kayu salib. Ia mempercayakan jiwa-Nya kepada Bapa (lih. Luk 23:46).
□ "Pencipta yang setia" Allah adalah setia! Ini adalah penegasan dasar dari Alkitab (lih. Bil 23:19; Ul 7:9; Yes 40:8; 49:7; 55:11, 1Kor 1:9; 10:23; 2Kor 1:18; 1Tes 5:24; 2Tes 3:3; 2Tim 2:13 dan 1Pet 1:19). Ini adalah karakter Allah yang tidak berubah (lih. Mal 3:6) yang adalah harapan yang pasti dari setiap orang percaya. Allah akan berbuat apa yang telah Ia katakan akan diperbuat-Nya!
□ "dengan selalu berbuat baik" Istilah Yunani ini berarti "berbuat baik" atau "melakukan dengan baik" Ini adalah tema berulang dalam I Petrus (lih. 1Pet 2:14,15,20; 3:6,17; 4:19). Surat ini didominasi oleh peringatan untuk hidup benar dan bersiap- siap untuk menderita. Lihat Topik Khusus: Mengapa orang Kristen Menderita? di 1Pet 4:14.
Topik Teologia -> 1Ptr 4:13
Topik Teologia: 1Ptr 4:13 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
Yesus Disejajarkan dengan Allah
Kemuliaan ada...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Klaim Perjanjian Baru atas Keilahian Yesus
- Yesus Disejajarkan dengan Allah
- Kemuliaan adalah dari Allah dan Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Penderitaan
- Pemeliharaan-Nya Memperbolehkan Kesengsaraan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Memuliakan Allah
- Sarana dari Memuliakan Allah
- Memuliakan Allah dengan Menderita bagi Kristus
- Gereja
- Langkah-langkah Korektif yang Dilakukan Gereja
- Gereja Menganggap Penganiayaan Berasal dari Allah
- Penganiayaan Kadangkala adalah Kehendak Allah
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
- Saat Penghakiman
- Penghakiman Kini
- Memurnikan Orang Percaya
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Petrus
Tema : Menderita bagi Kristus
Tanggal Penulisan: 60-63 M
Latar Belakang
Surat ini merupakan yang pertama dari...
Penulis : Petrus
Tema : Menderita bagi Kristus
Tanggal Penulisan: 60-63 M
Latar Belakang
Surat ini merupakan yang pertama dari dua surat PB yang ditulis oleh rasul Petrus (1Pet 1:1; 2Pet 1:1). Petrus mengakui bahwa surat pertama ini ditulis dengan bantuan Silas (Yun. _Silvanus_) sebagai juru tulisnya (1Pet 5:12). Kemahiran Silas dalam bahasa Yunani dan gaya menulis tercermin di dalam surat ini, sedangkan bahasa Petrus yang kurang halus tampak dalam surat 2 Petrus. Nada dan isi surat ini cocok dengan apa yang kita ketahui tentang Simon Petrus. Persekutuannya yang akrab dengan Tuhan Yesus selama bertahun-tahun melandasi ingatannya kembali akan kematian (1Pet 1:11,19; 1Pet 2:21-24; 1Pet 3:18; 1Pet 5:1) dan kebangkitan Yesus (1Pet 1:3,21; 1Pet 3:21); secara tidak langsung Petrus tampaknya juga menunjuk kepada penampakan diri Yesus kepadanya di Galilea setelah kebangkitan (1Pet 2:25; 1Pet 5:2a; bd. Yoh 21:15-23). Tambahan lagi, terdapat banyak persamaan di antara surat ini dengan khotbah-khotbah Petrus yang tercatat dalam Kisah Para Rasul.
Petrus mengalamatkan surat ini kepada "orang-orang pendatang yang tersebar" di seluruh propinsi Asia Kecil kekaisaran Romawi (1Pet 1:1). Beberapa di antara mereka ini mungkin adalah orang bertobat yang menanggapi khotbahnya pada hari Pentakosta dan telah kembali ke kota masing-masing dengan iman yang baru (bd. Kis 2:9-11). Orang percaya ini disebut "pendatang dan perantau" (1Pet 2:11) untuk mengingatkan mereka bahwa perziarahan mereka sebagai orang Kristen adalah di dalam dunia yang membenci Yesus Kristus dan mereka dapat mengalami penganiayaan darinya. Mungkin Petrus menulis surat ini sebagai tanggapan terhadap laporan dari orang percaya di Asia Kecil tentang peningkatan perlawanan (1Pet 4:12-16) yang belum didukung resmi oleh pemerintah (1Pet 2:12-17).
Petrus menulis dari "Babilon" (1Pet 5:13). Kata ini dapat ditafsirkan secara harfiah sebagai negara Babilon di Mesopotamia atau sebagai ungkapan kiasan untuk Roma, pusat tertinggi dari kefasikan abad pertama. Walaupun Petrus mungkin satu kali berkunjung ke tempat penampungan golongan Yahudi-ortodoks yang besar di Babilon, kita dapat lebih mudah menerangkan bahwa Petrus, Silas (1Pet 5:12), dan Markus (1Pet 5:13) sedang bersama-sama di Roma (Kol 4:10; bd. pernyataan Papias mengenai Petrus dan Markus di Roma) pada awal dasawarsa 60-an dan bukan di Babilonia. Kemungkinan besar Petrus menulis dari Roma pada tahun 60-63 M, pasti sebelum pertumpahan darah yang mengerikan oleh Nero dimulai (th. 64 M).
Tujuan
Petrus menulis surat pengharapan yang penuh dengan sukacita ini untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang ilahi dan abadi bagi kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat kafir. Petrus khawatir kalau-kalau orang percaya membangkitkan ketidaksenangan pemerintah dan menasihatkan mereka untuk mengikuti teladan Yesus dalam menderita dengan tidak bersalah, benar, dan luhur.
Survai
1 Petrus mulai dengan mengingatkan orang percaya
- (1) bahwa mereka mempunyai suatu panggilan yang mulia dan warisan sorgawi di dalam Yesus Kristus (1Pet 1:2-5);
- (2) bahwa iman dan kasih mereka di dalam hidup ini akan diuji dan dimurnikan sehingga akan mengakibatkan pujian, hormat, dan kemuliaan pada saat kedatangan Tuhan (1Pet 1:6-9);
- (3) bahwa keselamatan yang besar ini sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi PL (1Pet 1:10-12); dan
- (4) bahwa orang percaya harus hidup kudus, jelas berbeda dari dunia yang tidak selamat di sekitar mereka (1Pet 1:13-21). Orang percaya, yang terpilih dan dikuduskan (1Pet 1:2) merupakan bayi-bayi yang bertumbuh yang memerlukan susu murni Firman Allah (1Pet 2:1-3), batu-batu hidup yang sedang dibangun menjadi suatu rumah rohani (1Pet 2:4-10), dan orang asing yang mengembara melewati negara asing (1Pet 2:11-12); mereka harus hidup dengan hormat dan rendah hati dalam hubungan mereka dengan setiap orang selama perjalanan ini (1Pet 2:13--3:12).
Amanat 1 Petrus terutama berkaitan dengan sikap patuh dan menderita karena kebenaran bagi Kristus dan menurut teladan-Nya sendiri (1Pet 2:18-24; 1Pet 3:9--5:11). Petrus meyakinkan orang percaya bahwa apabila mereka menderita karena kebenaran, maka mereka akan disenangi oleh Tuhan dan mendapat pahala. Di dalam konteks pengajaran mengenai menderita karena Kristus ini, Petrus menekankan tema-tema yang saling berhubungan dari keselamatan, pengharapan, kasih, sukacita, iman, kekudusan, kerendahan hati, takut akan Allah, ketaatan, dan ketundukan.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Bersama dengan surat Ibrani dan kitab Wahyu, berita surat ini berkisar pada orang percaya yang menghadapi kemungkinan penganiayaan yang berat karena persatuan mereka dengan Yesus Kristus.
- (2) Surat ini memberikan pengarahan praktis bagaimana orang Kristen harus menanggapi penganiayaan dan penderitaan yang tidak adil, lebih daripada kitab lainnya dalam PB (1Pet 3:9--5:11).
- (3) Petrus menekankan kebenaran bahwa orang percaya adalah pendatang dan perantau di dunia ini (1Pet 1:1; 1Pet 2:11).
- (4) Banyak nama untuk umat Allah dari PL digunakan untuk orang percaya PB (mis. 1Pet 2:5,9-10).
- (5) Surat ini berisi ayat PB yang paling sulit ditafsirkan: kapan, di mana, dan bagaimana Yesus "memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, ... pada waktu Nuh" (1Pet 3:19-20).
Full Life: 1 Petrus (Garis Besar) Garis Besar
Salam Kristen
(1Pet 1:1-2)
I. Hubungan Orang Percaya dengan Allah
(1Pet 1:3-2:10)
A. Keselamatan oleh...
Garis Besar
- Salam Kristen
(1Pet 1:1-2) - I. Hubungan Orang Percaya dengan Allah
(1Pet 1:3-2:10) - A. Keselamatan oleh Iman
(1Pet 1:3-12) - B. Kekudusan Karena Ketaatan
(1Pet 1:13-2:10) - II. Hubungan Orang Percaya dengan Sesamanya
(1Pet 2:11-3:12) - A. Tanggung Jawab Umum
(1Pet 2:11-17) - B. Tanggung Jawab Rumah Tangga
(1Pet 2:18-3:7) - 1. Tanggung Jawab Budak Terhadap Tuannya
(1Pet 2:18-25) - 2. Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya
(1Pet 3:1-6) - 3. Tanggung Jawab Suami Terhadap Istrinya
(1Pet 3:7) - C. Ringkasan Prinsip-Prinsip yang Mengatur Hubungan Orang Percaya
dengan Sesamanya
(1Pet 3:8-12) - III.Hubungan Orang Percaya dengan Penderitaan
(1Pet 3:13-5:11) - A. Ketabahan Menghadapi Penderitaan
(1Pet 3:13-4:11) - 1. Karena Berbahagia dari Menderita dengan Tidak Adil
(1Pet 3:13-17) - 2. Karena Teladan Kristus yang Berkuasa
(1Pet 3:18-4:6) - 3. Karena Urgensi pada Akhir Zaman
(1Pet 4:7-11) - B. Bersukacita dalam Menghadapi Penderitaan
(1Pet 4:12-19) - 1. Karena Menguji Realitas Iman Kita
(1Pet 4:12) - 2. Karena Ikut Mengambil Bagian dalam Penderitaan Kristus
(1Pet 4:13,14-16) - 3. Karena Mempersiapkan Kita untuk Kemuliaan Kedatangan-Nya
(1Pet 4:13,17-19) - C. Nasihat dalam Menghadapi Penderitaan
(1Pet 5:1-11) - 1. Kepada Penatua -- Gembalakan Domba
(1Pet 5:1-4) - 2. Kepada Orang yang Lebih Muda
(1Pet 5:5-11) - Penutup
(1Pet 5:12-14)
Matthew Henry: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Dua surat rasuli yang kita dapati terdaftar dalam kanon Kitab Suci ini ditulis oleh Petrus, rasul Yesus Kristus yang paling terkemuka, dan yang tab...
- Dua surat rasuli yang kita dapati terdaftar dalam kanon Kitab Suci ini ditulis oleh Petrus, rasul Yesus Kristus yang paling terkemuka, dan yang tabiatnya bersinar terang seperti digambarkan dalam keempat Injil dan Kisah Para Rasul. Namun, dalam gambaran para pemimpin gereja dan penulis tertentu, Petrus terlihat seperti orang yang luar biasa angkuh dan penuh ambisi. Berdasarkan Kitab Suci, sudah pasti bahwa Simon Petrus adalah salah seorang yang pertama-tama dipanggil Tuhan kita untuk menjadi murid dan pengikut-Nya. Bahwa ia adalah orang yang dikaruniai dengan kebaikan-kebaikan luhur, dari alam maupun anugerah, orang yang mempunyai andil besar dan cepat dalam mengeluarkan perkataan, cepat memahami dan berani melaksanakan apa saja yang dia ketahui sebagai kewajibannya. Ketika Juruselamat kita memanggil rasul-rasul-Nya, dan memberi mereka mandat, Ia pertama-tama menyebut Petrus. Dan melalui perlakuan-Nya terhadap Petrus, Ia tampak membedakan Petrus sebagai rasul istimewa di antara kedua belas rasul. Banyak contoh kasih sayang Tuhan kita kepadanya, baik selama Dia hidup maupun setelah kebangkitan-Nya, yang tercatat dalam Kitab Suci. Tetapi ada banyak hal yang secara meyakinkan ditegaskan tentang orang kudus ini jelas-jelas salah: Seperti, bahwa ia memiliki keutamaan dan kekuasaan yang lebih unggul daripada semua rasul lain, bahwa ia lebih tinggi daripada mereka, bahwa ia adalah pangeran, raja, dan penguasa mereka yang berdaulat, dan bahwa ia mempunyai kewenangan hukum atas seluruh kumpulan para rasul itu. Terlebih lagi, bahwa ia satu-satunya gembala untuk semua umat Kristen di seluruh dunia, satu-satunya wakil Kristus di bumi – bahwa selama lebih dari dua puluh tahun ia menjadi uskup Roma – dan bahwa semua ini merupakan perintah dan ketetapan Tuhan kita. Sementara Kristus tidak pernah memberinya keutamaan semacam ini, tetapi jelas-jelas melarangnya, dan justru memberikan perintah-perintah yang sebaliknya. Rasul-rasul lain tidak pernah menyetujui pengakuan-pengakuan seperti itu. Rasul Paulus menyatakan dirinya sedikit pun tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5 dan 12:11). Tidak terkecuali dalam hal ini keunggulan martabat Petrus, sebab Paulus sendiri berani mempersalahkan dia, dan berterang-terang menentangnya (Gal. 2:11). Petrus sendiri tidak pernah menganggap hal-hal yang seperti itu, tetapi dengan bersahaja menyebut dirinya sebagai rasul Yesus Kristus. Dan ketika menulis kepada para penatua jemaat, dengan rendah hati ia menempatkan dirinya dalam kedudukan yang sama dengan mereka: Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua (5:1). Maksud dari surat rasuli yang pertama dari Petrus ini adalah,
- I. Untuk menjelaskan secara lebih lengkap ajaran-ajaran Kekristenan kepada orang-orang Yahudi yang baru bertobat ini.
- II. Untuk membimbing dan mengajak mereka supaya berperilaku kudus, dalam menjalankan dengan setia semua kewajiban pribadi mereka masing-masing. Dengan demikian, mereka sendiri akan tetap hidup dalam damai sejahtera dan mampu menjawab segala fitnah dan celaan dari musuh-musuh mereka.
- III. Untuk mempersiapkan mereka menghadapi penderitaan. Hal ini tampak menjadi niat utama sang Rasul, sebab ia mengatakan sesuatu tentang hal ini dalam setiap pasal. Dan, melalui berbagai macam alasan, ia betul-betul mendorong mereka supaya bersabar dan bertekun dalam iman, agar segala penganiayaan dan malapetaka yang menimpa mereka tidak sampai membuat mereka murtad dari Kristus dan Injil. Sungguh menakjubkan bahwa kita tidak menemukan satu kata pun yang menyerupai semangat dan keangkuhan seorang penguasa dalam kedua surat ini.
Jerusalem: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang
Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah
penulis surat ini. Kesatu...
SURAT PERTAMA SANTU PETRUS
KATA PENGANTAR
Pengarang
Sedjak dari permulaan, Para Bapak Geredja sependapat bahwa St. Petruslah penulis surat ini. Kesatuan pendapat itu telah utuh, sampai ketika sardjana- sardjana Kitab Kudus dari djaman modern ini mengemukakan beberapa keberatan terhadapnja.
Isi surat ini sendirilah jang harus memberi putusan dan penjelesaian jang sebenarnja. Disamping setjara terang-terangan menundjukkan dirinja sebagai Petrus, "Rasul Kristus", pengarang sepintas lalu dalam bab 5:1 menjebut dirinja sebagai rekan-imam dan penjaksi kesengsaraan Kristus". Djuga Markus, jang oleh Papias disebut sebagai "djuru bahasa" Petrus di Roma, disangka ada bersama Petrus, tatkala dia menulis suratnja (5:13). Keaslian surat ini diperteguhkan lagi oleh beberapa perhubungannja dengan kehidupan dan pengadjaran Kristus .
Gaja bahasa Djunani, sekalipun kurang mutunja daripada gaja jang dipergunakan oleh St. Jakobus dalam suratnja, dahulu pernah dianggap sebagai suatu alasan untuk mengingkari Petrus sebagai pengarang surat ini. Namun sebagaimana halnja dengan Jakobus dan Judas, orang sama menjetudjui sekarang sistim pemakaian djurutulis, jang tentu djuga terdjadi pada masa Petrus.
Penulis terus terang mengatakan bahwa ia menulis "dengan perantaraan Silvanus" (5:12). Akibatnja ialah sekalipun isi pikiran itu timbul dari Petrus, tetapi bahasanja disusun oleh djurutulisnja.
Pembatja
Ajat pertama dari surat ini menundjukkan bahwa ia ditulis untuk orang serani di Asia Ketjil. Entah orang-orang serani itu terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi atau kafir, masih dipersoalkan. Karena alasan-alasan jang diberikan belum mentjapai persetudjuan penuh, maka rasanja dapat dikatakan bahwa tak ada kelompok orang serani tertentu jang dimaksudkan. Dengan pasti ialah bahwa bagian terbesar orang serani terdiri dari pentobat-pentobat Jahudi. Tetapi tatkala surat ini ditulis, Paulus dan rekan-rekannja telah menobatkan banjak orang kafir di Asia Ketjil. Kemungkinan jang terbesar ialah bahwa surat ini ditudjukan kepada Para miskin dan hamba sahaja di Asia Ketjil (2:18).
Waktu, kesempatan dan tempat dimana surat ini ditulis
Pada kesempatan mana Petrus menulis surat ini, tidak kita ketahui. Dari isi surat hanja dapat kita simpulkan bahwa Petrus bermaksud memberanikan orang serani dalam pertjobaan, dan menghidupkan iman jang mendapat serangan sekian banjak (4:12).
Bahwa surat ini ditulis di Roma, itu tentu pasti. Dengan menjebut nama Babylon (5:13), Petrus agaknja hendak mengawaskan kota Roma jang kafir itu, jang kedjajaannja menjamai kemakmuran djasmani Babylon purba. Karena Petrus meninggal di Roma pada djaman penganiajaan Nero, dan karena ketika itu penganiajaan belum lagi meletus, maka agaknja surat ini ditulis mendjelang achir tahun 64 ses. Kristus. Kepastian waktu surat ini menundjukkan bahwa kutipan-kutipan surat St. Paulus didalam surat St. Petrus itu mungkin.
Gajabahasa
Sekalipun surat ini, sebagaimana djuga surat St. Jakobus, pada dasarnja
berisikan adjakan moril, namun dalam beberapa hal ia bukan memuat adjaran moral.
la lebih menjerupai bentuk sebuah surat dengan suatu kata pendahuluan jang
pandjang (1:1-2), lalu menjusul suatu doa sjukur (1:3-5) jang lazim kedapatan
pada banjak surat dizaman itu, dan berachir dengan suatu utjapan selamat (
Adjaran
Karena surat ini pada dasarnja berisi suatu adjakan moril, maka djangan kita harapkan suatu pementasan kebenaran dogmatis jang teratur didalamnja. Tetapi, kita bisa menemukan djuga teologi jang kaja dan dalam disitu. Kebenaran teologis jang asasi ialah bahwa orang kristen diseluruh dunia ini bersatu (5:9); dahulunja mereka pendosa (2:24) jang tak tahu suatu apapun (1:14) tetapi kini mereka telah ditebus oleh darah kudus Kristus (1:18-19) dan dipilih untuk berbakti kepadanja (1:2).
Tjaranja mereka ditebus itu diterangkan sedjelas-djelasnja. Allah Bapa, jang maharahim (1:3) dan kudus (1:15-16), sudah merentjanakan penjelamatan mereka (1:2), bahkan sebelum dunia tertjipta (1:20). Nabi-nabi Perdjandjian Lama menginsjafi rentjana tersebut dan bernubuat pula tentang rentjana itu (1:10-12). Rentjana itu dipenuhi dalam sedjarah dengan kedatangan Kristus, jang biarpun tak bersalah (1:19; 2:22), tetapi menderita sengsara (2:21; 4:1), dan wafat disalib (2:24; 3:18). Hasil daripada sengsara dan wafat Kristus ialah penjilihan dosa manusia (1:18; 3:18).
Mati untuk dosa berarti lahir kembali kesuatu hidup baru jang telah diperoleh berkat kebangkitan Kristus (1:3), dan itu kita dapat dalam Sakramen Permandian (3:12), suatu Sakramen jang telah digambarkan lebih dahulu dalam peristiwa ai bah (3:20). Oleh ketaatan kepada Kristus (1:2), dan iman terhadap ebasiat penebusanNja (1:5,7-9), orang kristen ada harapan untuk memperoleh istirahat abadi disurga (1:5; 3:22).
Akan memperoleh gandjaran kekal, orang kristen hendaknja kudus (1:15),
melawan penggodaan setan (5:8-9), meninggalkan dosa-dosa dahulu (
Biarpun kehidupan sematjam itu kelihatan sukar, toh akan lebih mudah karena diteladani oleh Kristus sendiri (2:21; 3:17; 4:1), oleh semakin mendekatinja (2: 3-4), oleh kesadaran bahwa mereka mengambil bagian dalam penderitaannja (4:13), dan oleh memikirkan kedudukan mereka jang tinggi dimata Allah "batu-hidup", didalam rumah Allah (2:5), suatu bangsa jang terpilih, imamat radjawi, umat jang kudus (2:9).
Dengan tjara hidup demikian, orang kristen dapat hidup dengan penuh kepertjajaan kepada penjelenggaraan Allah (5:7), kepada pengadilan ilahi pada achir zaman, suatu peristiwa jang dirasa Petrus sudah dewat (4:5,7,17), dan akan berachir serta diberkati oleh penampakan mulia Jesus (1:7; 5:1,4).
Wycliffe: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN 1 PETRUS
Penulis. Menurut catatan, surat ini ditulis oleh Rasul Petrus (1:1). Penulis menyebut dirinya seorang penatua dan saksi dari pen...
PENDAHULUAN 1 PETRUS
Penulis. Menurut catatan, surat ini ditulis oleh Rasul Petrus (1:1). Penulis menyebut dirinya seorang penatua dan saksi dari penderitaan Kristus (5:1). Dia menulis dengan bantuan seseorang yang bernama Silwanus (5:12) dan berbicara mengenai seorang anggota keluarganya bernama Markus yang ada bersama dengan dia (5:13).
Waktu membahas suatu naskah kuno, sang penulis kelihatannya pandai dan terus terang. Pernyataan-pernyataannya tentang berbagai hal tampaknya diketahui benar olehnya, dan terutama pernyataan yang berkenaan dengan dirinya atau kegiatannya dianggap sebagai dapat dipercaya. Karya tulisnya yang masih ada kemudian diteliti untuk memeriksa konsistensi amanatnya, dan berbagai karya tulis yang sezaman atau yang belakangan dipelajari untuk menemukan acuan langsung mengenai penulis ini atau karya tulisnya dan untuk menemukan kutipan-kutipan darinya atau bukti lainnya yang terkait. Dugaan semula mengenai keaslian dan ketepatan, tulisan ini tidak akan banyak berubah kecuali kalau berbagai penelitian ini menunjukkan bukti yang bertentangan.
Dalam hubungannya dengan Kitab Suci, tulisan ini merupakan faktor penting lain bagi para pakar Kristen untuk studi mereka. Gereja sepanjang sejarah mempercayai dengan teguh bahwa tulisan-tulisan kanonik bukan sekadar laporan yang cermat dari orang-orang yang jujur, tetapi juga bahwa hasil karya mereka mengandung unsur mukjizat ilahi; tulisan-tulisan tersebut "diilhamkan oleh Allah" (II Tim. 3:16), yang kadang-kadang bahkan melampaui pemahaman penulisnya (1:10-12).
Surat I Petrus ini jelas dikatakan telah ditulis oleh Rasul Petrus. dan sama sekali tidak ada bukti dari dalam surat tersebut yang membuat kenyataan tersebut diragukan. Sesungguhnya, di dalam surat ini di sana sini terdapat berbagai pernyataan yang secara kuat mengingatkan orang kepada ungkapan khas Petrus sebagaimana tercatat di Kisah Para Rasul. Acuan penulis kepada Bapa sebagai menghakimi "tanpa memandang muka" (1:17) mengingatkan kita akan perkataan Petrus sebelumnya kepada Kornelius dan sekelompok orang bukan Yahudi di rumahnya (Kis. 10:34). Sebutan-sebutan tentang Allah yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati (1:21 dan lain-lain) mengingatkan kita akan kesaksian khas Petrus mengenai peristiwa kebangkitan di Kisah Para Rasul (2:32; 3:15; 10:40). Dan pemberitaan mengenai Kristus sebagai "batu penjuru" yang secara nubuat telah dilihat Yesaya sangat mirip dengan pernyataan Petrus kepada Sanhedrin di Kisah Para Rasul 4:11.
Beberapa pakar Alkitab telah menunjukkan beberapa kemiripan dengan tulisan-tulisan Paulus (Harnack beranggapan bahwa I Petrus terlalu dipengaruhi oleh kekristenan gaya Paulus sehingga mustahil ditulis oleh Petrus), hubungan surat ini dengan Yakobus, dan ikatannya yang sangat jelas dengan surat Ibrani. Namun pakar lainnya, khususnya Dr. Charles Bigg (St. Peter and St. Jude, di dalam International Critical Commentary) menyatakan bahwa kemiripan-kemiripan tersebut dapat ditafsirkan sebagai mencerminkan peminjaman pokok pikiran Petrus oleh para penulis yang lain tersebut atau sebaliknya, bahwa semua kemiripan itu dapat saja dipandang sebagai menunjukkan berbagai pemahaman dan gaya berbicara yang umum di kalangan Kristen pada zaman rasuli, sehingga tidak ada alasan untuk meragukan individualitas penulis I Petrus atau menunjukkan bahwa penulisnya bukan Rasul Petrus sebagaimana dikemukakan di bagian pembukaan surat ini.
Berbagai acuan kepada penganiayaan dan penderitaan. Yang demikian menonjol di dalam surat ini, telah dipelajari dengan teliti oleh para pakar untuk memeriksa apakah sesuai dengan apa yang diketahui sejarah mengenai serangkaian penganiayaan orang Kristen mula-mula. Dr. S. J. Case ('Peter, Epistles of," di dalam HDAC) membedakan adanya tiga gelombang utama penganiayaan ketika itu: yang terjadi semasa pemerintahan Nero (54-68 M). Domitian (81-96) dan Trajan (98.117). Dia mengikuti pandangan para pakar yang melihat I Petrus sebagai tidak saja menggambarkan tahap yang sudah lanjut dan sangat keras dari penganiayaan, tetapi yang juga sudah menyebar ke berbagai propinsi di Asia Kecil sebagaimana disebutkan di 1:1.
Mengacu kepada korespondensi Plini dengan raja Trajan mengenai penghukuman orang Kristen pada masa bakti Plini (dimulai tahun 111 M) memimpin Pontus dan Bitinia, alamat tujuan surat I Petrus ini, Case menganggap kenyataan ini sebagai latar belakang yang paling cocok dengan pernyataan-pernyataan surat ini tentang penganiayaan. Mengikuti jalan pikiran tersebut hingga mencapai kesimpulannya, dengan menempatkan saat penulisan surat ini pada mala kepemimpinan Trajan, membuat surat ini berdasarkan tanggal penulisan tersebut tidak mungkin ditulis oleh Petrus. Dr. Case sendiri, sambil mempertimbangkan bukti-bukti lain yang ada, juga tidak menerima kesimpulan ini.
Pakar lainnya menafsirkan I Petrus sebagai sebuah peringatan antisipatif menghadapi penganiayaan yang akan dialami sebab keadaan ketika itu mengarah ke situ. Bigg mengemukakan bahwa penganiayaan yang mula-mula sebagian besar didorong oleh Sanhedrin Yahudi, yang karena pemerintah Roma dengan cepat menyadari bahwa di sini mereka berhadapan dengan sebuah pandangan hidup yang bertentangan dengan kekafiran maka, menurut hemat mereka, harus dihentikan. Penganiayaan Paulus dan Silas di Filipi tampaknya terjadi akibat alasan ini dan tanpa ada hasutan dari kalangan Yahudi. Para misionaris itu telah merusak kehidupan para peramal kafir. Dan hukum Romawi melindungi hak setiap orang untuk mencari nafkah tanpa ada yang campur tangan.
Dr. Bigg menduga bahwa I Petrus berasal dari tahap yang lebih dini dari perlawanan golongan kafir tersebut, bahkan sebelum penganiayaan di bawah perintah Nero yaitu sesudah peristiwa pembakaran kota Roma (th. 64 M) yang menurut Nero dilakukan oleh kalangan Kristen. Tanggal yang agak dini ini bukan mustahil dan cukup masuk akal, dan juga sesuai dengan pernyataan kepenulisan surat ini oleh Petrus. Tentu saja tidak dikatakan bahwa surat-surat Plini kepada Trajan tidak sangat membantu kita memahami penganiayaan yang dibahas di dalam surat ini.
Bukti dari luar sangat mendukung keaslian surat ini. Sekalipun Ireneus (k. l. 130-216 M) merupakan tokoh pertama yang diketahui mengutip Petrus dengan menyebut namanya, para sarjana Perjanjian Baru telah menemukan bahwa I Petrus disinggung di dalam Surat Barnabas (k. l. 80 M), di dalam karya Klemens dari Roma (95-97 M), di dalam The Stepherd of Hermas (awal abad kedua) dan di dalam tulisan bapa-bapa gereja lainnya. Polikarpus yang mati sebagai martir pada tahun 155 mengutip dari I Petrus walaupun tidak menyebut nama penulisnya.
Eusebius (k. l. 324 M) mengatakan bahwa Papias (yang menulis kurang lebih 130-140) "memanfaatkan kesaksian dari surat I Yohanes dan juga dari Petrus" (Ecclesiastical History, 3.39.17). Dia mencantumkan I Petrus di antara kitab-kitab yang diterima tanpa diragukan oleh seluruh gereja. Selain itu, I Petrus dijumpai di dalam versi Alkitab Siria yang dinamakan Peshita dan juga di dalam versi Koptik, Etiopia, Armenian dan Arab. Pembuktian dari luar kitab itu sendiri sangat kuat dan mendukung pengakuan bahwa surat ini ditulis oleh Rasul Petrus.
Saat dan Tempat Penulisan. Waktu dan tempat penulisan, jika kepenulisan Petrus diakui, terkait erat sekali. Dari 5:13 tampak bahwa surat ini ditulis dari "Babilon." Memang terdapat tempat penampungan pengungsi Asyur dengan nama tersebut di Mesir yaitu di lokasi Kairo dewasa ini. Namun sepanjang abad pertama tempat itu merupakan sekadar pos militer dan tradisi tidak memberikan dukungan mengenai keberadaan Petrus di sana.
Babilon di tepi sungai Eufrat tercatat pernah menaungi sebuah jemaat Yahudi pada tahun 36 M, dan pada hari Pentakosta terdapat orang-orang Yahudi dari Babilon di Yerusalem. Sangat mungkin kemudian terbentuk sebuah jemaat Kristen di Babilon. Tetapi menjelang akhir pemerintahan Kaligula (wafat tahun 41 M) pendatang Yahudi di Babilon tersebar karena dianiaya dengan keras dan dibantai. Rasanya mustahil bahwa surat ini ditulis dari sana.
Ada tradisi dini dan kuat yang menyebutkan bahwa masa terakhir dari hidupnya dijalani Petrus di Roma. Ide ini dianut oleh hampir semua gereja pra-Reformasi. Mungkin saja para Reformator dahulu berusaha menekankan Babilon di Asyur sebagai tempat yang dimaksudkan dalam 5:13 sebagian disebabkan oleh perlawanan mereka terhadap pengakuan bahwa paus di Roma merupakan kelanjutan dari kepemimpinan Petrus. Namun pemakaian nama-nama Perjanjian Lama secara simbolis untuk kota-kota yang ada merupakan kebiasaan yang cukup umum pada zaman rasuli. Paulus menyamakan Hagar dan gunung Sinai dengan Yerusalem (Gal. 4:25). Di Wahyu 11:8 Yerusalem disebut "Sodom dan Mesir," dan di Wahyu 17:18 jelas bahwa pelacur yang disebut "Babilon" mengacu kepada Roma. Bagi penerima surat ini, yang melihat siapa yang membawa surat tersebut pasti tidak ada kesulitan untuk melihat bahwa 5:13 ini menunjuk kepada Roma.
Menurut perhitungan Case (op. cit), Petrus tiba di Roma pada sekitar akhir tabun 63 M. Lightfoot menentukannya, sebagai awal tahun 64 M. Kedatangan Paulus sebagai tahanan di Roma terjadi beberapa saat sebelumnya, tabun 61 atau 62 M. Ada tradisi yang menyatakan bahwa Paulus dibebaskan sesudah ditahan dua tahun di Roma dan bahwa II Timotius ditulis sesaat sebelum dia dihukum mati beberapa saat kemudian di luar Roma yaitu sekitar tahun 67 atau 68 M. Sekalipun demikian. anggapan tentang pemenjaraan yang kedua tersebut telah dipertanyakan, dan mereka yang mempertanyakan ini beranggapan bahwa surat II Timotius ditulis sekitar dua tahun sesudah Paulus tiba di Roma, yaitu tahun 63 atau 64 M. Tanggal ini tentu tidak lama sebelum Paulus mati sebagai martir, dan sekitar tibanya Petrus di Roma. Menarik untuk dicatat bahwa Markus yang dipanggil ke Roma oleh Paulus (II Tim. 4:11) ada bersama dengan Petrus ketika surat ini ditulis, seperti juga Silas, teman seperjalanan Paulus yang setia (5:12, 13).
Kalau begitu, surat ini sangat mungkin ditulis dari Roma sekitar saat penganiayaan oleh Nero dimulai, yaitu tahun 64 M. Menetapkan bahwa tanggal penulisannya adalah tidak lama sesudah penganiayaan tersebut dimulai tampaknya dibenarkan oleh adanya acuan yang demikian jelas mengenai penderitaan hebat itu di dalam surat ini.
Amanat Surat Ini. Ditulis kepada orang Kristen yang tinggal di lima propinsi di Asia Kecil, surat ini menyapa pada pembacanya sebagai pendatang dan pengembara yang tersebar, suatu gambaran yang sangat dikenal oleh orang Israel yang terserak dan tertindas, tetapi juga sangat cocok untuk banyak pembaca Kristen non-Yahudi. Bahwa yang disapa adalah orang-orang Kristen non-Yahudi cukup jelas dari surat ini. Petrus mengingatkan mereka bahwa sekalipun sebelumnya mereka bukan umat Allah, saat ini mereka adalah umat Allah (2:10). Dia melukiskan kehidupan mereka sebelumnya sebagai "melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah" (4:3, 4).
Mengapa Petrus memperhatikan mereka? Banyak orang dari kelima propinsi di Asia Kecil ini telah mendengarkan khotbah Petrus pada hari Pentakosta (Kis. 2:9). dan tidak diragukan lagi bahwa banyak di antara mereka kemudian pulang dan mendirikan jemaat rohani. Paulus kemudian memberitakan Injil di Asia, tetapi hanya wilayah yang terbatas saja berhasil dilayani, sebab Paulus telah dilarang oleh Roh Kudus untuk memberitakan Injil secara luas di wilayah ini (Kis. 16:6-8). Mungkin larangan ini disebabkan karena Injil sudah mulai bertumbuh dengan luar biasa di wilayah tersebut.
Petrus mungkin mengingat perintah yang disampaikan Tuhan Yesus kepada mereka, "Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu" (Luk. 22:32), dan kemudian, "Apakah engkau mengasihi Aku ... ? Gembalakanlah domba-domba-Ku" (Yoh. 21:15-17). "Jika engkau sudah insaf," tentu saja! Sebab Petrus pra-Pentakosta, jauh dari menjadi batu karang rohani, justru merupakan campuran yang berubah-ubah antara kesetiaan manusiawi dengan sifat mementingkan diri. "Jangan ke salib!" adalah nasihatnya kepada Tuhan (Mat. 16:22). Dan ketika Yesus menuju ke alat penyiksaan itu atas kehendak Bapa-Nya, Dia ke sana tanpa didampingi oleh Petrus.
Tetapi Pentakosta, dengan pengurapan Roh yang luar biasa, telah mendatangkan perubahan radikal. Sekarang Petrus, yang sudah menderita penyesalan dan sudah menghadapi maut di tangan Herodes, maju untuk memberikan semangat dam kekuatan kepada saudara-saudaranya di Asia untuk menghadapi Kalvari mereka yang sudah dekat.
Wycliffe: 1 Petrus (Garis Besar) GARIS BESAR 1 PETRUS
Tema: Penderitaan di dalam kehidupan orang percaya.
Ayat kunci: 4:1
I. Penghiburan dan Kepastian di Dalam Penderitaan (1:1...
GARIS BESAR 1 PETRUS
Tema: Penderitaan di dalam kehidupan orang percaya.
Ayat kunci: 4:1
- I. Penghiburan dan Kepastian di Dalam Penderitaan (1:1-25)
- A. Salam (1:1. 2)
- B. Kepastian Dalam Fakta-fakta yang Diketahui dari Injil Kristus (1:3-12)
- C. Kepastian Dalam Kekudusan Hidup yang Disediakan Allah (1:1.3-25)
- II. Tanggapan Berhati-hati Tentang Kekudusan Praktis (2:1-3:22)
- A. Dasar-dasar Positif dan Negatif dari Kekudusan (2:1-3)
- B. Keterlibatan Pembaca Dalam Masyarakat Kudus, Gereja (2:4-10)
- C. Hidup Tanpa Cela, Jawaban Terhadap Penganiayaan (2:11-3:13)
- 1. Menghormati Undang-undang, Pejabat dan Sesama Warga (2:11-17)
- 2. Para Hamba Harus Tunduk. Bahkan Terhadap Ketidakadilan (2:18-25)
- 3. Sikap Hormat Para Istri Terhadap Suami (3:1-6)
- 4. Perhatian Terhadap Para Istri (3:7)
- 5. Kasih Ilahi di Antara Para Kudus (3:8-13)
- D. Kemenangan di Tengah Penderitaan Tidak Adil (3:14-22)
- III. Makna Rohani dari Penderitaan (4:1-19)
- A. Penderitaan Jasmani Sebagai Lambang Matinya Kehidupan Daging (4:1-6)
- 1. Kematian Kristus Sebagai Teladan dan Sumber Kekuatan (4:1a)
- 2. Kematian Terhadap Sifat Dosa: Hidup Bagi Allah (4:Ib-6)
- B. "Hidup Tersalib" Ditandai oleh Kasih Ilahi (4:7-11)
- C. Api Penganiayaan Dilihat Sebagai Pengudusan (4:12-19)
- IV. Kasih Ilahi Selaku Pedoman Hidup Bergereja (5:1.11)
- A. Para Penatua Harus Memimpin dengan Kasih (5:1-7)
- B. Iblis Harus Dilawan dengan Kasih Karunia Ilahi (5:8-11)
- V. Salam Penutup dan Berkat (5:12-14)
BIS: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) SURAT PETRUS YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang
tersebar di seluruh bagian utara Asia Ke
SURAT PETRUS YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Petrus Yang Pertama ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di seluruh bagian utara Asia Kecil. Mereka disebut "umat pilihan Allah". Maksud utama surat ini ialah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena percaya kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya akan Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan harapan mereka. Sebab, Yesus Kristus sudah mati, hidup kembali dan berjanji akan datang lagi. Atas dasar itu mereka hendaknya rela dan tahan menderita, sambil menyadari bahwa penderitaan mereka merupakan ujian apakah mereka betul-betul percaya kepada Kristus. Juga mereka harus yakin bahwa mereka akan dibalas oleh Tuhan pada saat Yesus Kristus kembali.
Di samping menguatkan iman para pembacanya yang sedang dalam kesukaran itu, Petrus meminta supaya mereka hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus.
Isi
- Pendahuluan
1Pet 1:1-2 - Nasihat supaya mengingat bahwa Allah menyelamatkan manusia
1Pet 1:3-12 - Nasihat supaya hidup khusus untuk Allah
1Pet 1:13-2:10 - Kewajiban orang Kristen dalam masa penderitaan
1Pet 2:11-4:19 - Kerendahan hati dan pelayanan orang Kristen
1Pet 5:1-11 - Penutup
1Pet 5:12-14
Ajaran: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengerti isi Kitab I Petrus, orang-orang Kristen dikuatkan dalam
menghadapi penderitaan dan tetap berdiri teguh dalam imannya.
Tujuan
Supaya dengan mengerti isi Kitab I Petrus, orang-orang Kristen dikuatkan dalam menghadapi penderitaan dan tetap berdiri teguh dalam imannya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Orang-orang yang berlatar belakang bukan Yahudi (dan juga setiap orang percaya di seluruh dunia). Mereka tersebar dan sedang mengalami ujian dan penderitaan. Karena itu perlu dikuatkan.
Isi Kitab: I Petrus terbagi atas 5 pasal. Rasul Petrus mau menjelaskan kepada orang-orang Kristen yang sedang menderita, bahwa keselamatan kekal yang dimiliki itu menjadi sumber kekuatan dalam ketaatan. Ketaatan kepada Yesus Kristus adalah dasar yang kuat untuk dapat mengatasi penderitaan yang datang. Sedangkan penderitaan sebenarnya bagi orang Kristen adalah jalan untuk menghasilkan kematangan rohani. Tetapi perlu bagi jemaat yang sedang mengalami penderitaan ini, seorang pemimpin yang baik. Jika tidak maka jemaat akan menderita lebih hebat lagi.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Petrus
Pasal 1-2 (1Pet 1:1-2:10).
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa pengharapan akan keselamatan dan kemuliaan yang pasti, adalah sumber kekuatan yang mendorong orang Kristen untuk tetap taat kepada Yesus.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Pet 2:9. _Tanyakan_: Apakah yang perlu diberitakan orang Kristen? (lihat ayat
9; 1Pet 2:9).
Pasal 2 (1Pet 2:11-12).
Cara mengatasi penderitaan yang tidak wajar
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai cara hidup sebagai hamba Allah dalam menghadapi atau mengatasi penderitaan, yaitu dengan hidup secara benar, dengan mengikuti teladan Tuhan Yesus di dalam penderitaan-Nya.
Pendalaman
Bacalah pasal 1Pet 2:20-23. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan dalam ayat ini?
Pasal 3-5 (1Pet 3:13-5:14).
Tanggapan yang baik dalam menghadapi pencobaan
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa tanggapan yang baik dalam menghadapi penderitaan akan menghasilkan kesaksian yang baik kepada orang lain dan akan membawa keselamatan kepada orang lain melalui pengenalannya akan Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Pet 4:7. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan dalam ayat ini untu dilakukan?
- Bacalah pasal 1Pet 5:8-9. _Tanyakan_: Apakah yang harus dilakukan dalam menghadapi Iblis?
II. Kesimpulan
Kitab I Petrus mengajarkan kepada orang-orang Kristen bahwa mengalami penderitaan merupakan hal yang wajar, sebab melalui Penderitaan itu terbentuklah kedewasaan rohani.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Petrus?
- Apakah pusat pengajaran Kitab I Petrus?
- Apakah yang dihasilkan dari pengalaman penderitaan?
- Mengapakah orang Kristen harus berjaga-jaga?
Intisari: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) Surat kepada orang Kristen yang menderita
MENGAPA SURAT INI DITULIS? Petrus menulis surat ini untuk memberi semangat kepada Kristen yang bingung kare
Surat kepada orang Kristen yang menderita
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Petrus menulis surat ini untuk memberi semangat kepada Kristen yang bingung karena sedang mengalami penganiayaan. Ia memberikan petunjuk praktis apa yang harus mereka lakukan sekalipun penderitaan itu sebenarnya tidak seharusnya mereka terima (1Pe 3:13-17) dan mendorong mereka untuk tetap teguh. Nasihat ini didasarkan pada kekayaan pengajaran sifat keselamatan dan teladan yang diberikan oleh Juruselamat mereka.
CIRI-CIRI KHUSUS.
Surat ini lebih merupakan suatu naskah khotbah daripada sebuah karangan singkat. Surat ini hidup, penuh dengan petunjuk-petunjuk yang segar dan jelas dan ditulis dengan kesungguhan hati. Beberapa orang berpendapat bahwa Petrus mengambil suatu naskah khotbah yang biasa dipakai untuk mempersiapkan calon-calon baptisan, kemudian isinya, disesuaikan dengan keinginannya sendiri, tetapi pandangan ini meragukan. Surat ini bernafaskan suasana seseorang yang telah bergaul dekat dengan Yesus semasa Ia ada di dunia. Petunjuk-petunjuk tentang saat-saat Petrus masih menjadi murid Yesus berulang kali muncul. Ia menggambarkan kematian Yesus (1Pe 2:22-25) dengan jelas dan ia menulis tentang kepemimpinan seakan-akan menghidupkan kembali suasana pada saat perjamuan akhir (1Pe 5:5, lihat Yoh 13:1- 20) dan pertemuannya dengan Yesus sesudah kebangkitan (1Pe 5:2, lihat Yoh 21:15- 23).
PEMBACA DAN SITUASI MEREKA.
1. Pembaca: Kita tidak tahu bagaimana gereja-gereja di empat propinsi Romawi yang terletak di Asia Kecil bagian utara yang menjadi penerima surat Petrus itu didirikan - mungkin oleh beberapa orang yang hadir pada Hari Pentakosta (Kis 2:9) atau melalui Petrus atau pelayanan penginjilan Paulus. Juga tidak dapat dipastikan apakah Petrus pernah mengunjungi mereka. Petrus menyebut mereka "pendatang yang tersebar' (1Pe 1:1) bukan karena mereka adalah orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal jauh dari kampung halaman, tetapi untuk mengingatkan mereka tentang posisi mereka sebagai Kristen di dunia ini. Gereja-gereja tersebut beranggotakan Yahudi dan juga bukan Yahudi.
2. Situasi mereka: mereka dikuasai oleh pikiran tentang penderitaan. Penyiksaan sudah nyata di hadapan mereka (1Pe 1:6; 3:9-22; 4:12-19), seperti halnya bagi Kristen di seluruh dunia (1Pe 5:9). Penyiksaan setempat sudah mulai terjadi, dilatarbelakangi oleh emosi massa dan disebabkan munculnya garis kebijaksanaan baru yang keras dari pemerintah Romawi terhadap Kristen.
PENULIS DAN SITUASINYA.
Rasul Petrus mengatakan bahwa ia menulis dari Babilon (1Pe 5:13) yang merupakan nama sandi untuk Roma. Ia menulis sekitar tahun 64 M. pada saat penyiksaan biadab Kaisar Nero terhadap Kristen sedang merajalela. Petrus harus kehilangan nyawanya tak lama kemudian.
Pesan
1. Allah selalu menang.Petrus terus menerus menyatakan:
o Belas kasihan dan kasih karunia Allah. 1Pe 1:3, 21; 2:9-10; 3:4; 5:10, 12
o Kuasa keadilan Allah. 1Pe 1:17; 2:12; 3:22; 4:5, 17; 5:5, 6
o Kekudusan Allah. 1Pe 1:16
o Kehendak dan maksud Allah 1Pe 2:15; 3:17
o Karunia-karunia Allah. 1Pe 4:10-11
2. Pandanglah pada Yesus.
o Juruselamat yang menderita. 1Pe 1:18-21; 2:21-25
o Gembala yang Agung. 1Pe 2:25; 5:4
o Teladan untuk Kristen. 1Pe 2:21; 3:17-18; 4:13
3. Garis pemisahnya adalah ketaatan.
Manusia dibagi berdasarkan apakah mereka taat kepada Allah atau tidak. Kristen menaati:
o Yesus. 1Pe 1:14
o Kebenaran, firman Allah atau Injil. 1Pe 1:22; 3: 1; 4:17 Orang bukan Kristen tidak taat. 1Pe 3:1; 4:17
4. Menerima keadaan Anda.
Reaksi Kristen dalam menghadapi situasi sulit adalah menerima, bukan melawan. Petrus mengatakannya dalam berbagai cara:
o Serahkan kepada Allah. 1Pe 4:19; 5:6, 7
o Tunduk atau dengan kata lain, terimalah keadaan yang Allah izinkan, tanpa
protes. 1Pe 2:13, 18; 3:1; 5:5
o Jangan membalas dendam. 1Pe 3:9
5. Kebenaran tentang gereja.
Manusia memandang gereja sebagai kelompok minoritas lemah dan rendah. Tetapi
Petrus mengemukakan pentingnya gereja. 1Pe 2:9-10
Penerapan
1. Bagi semua Kristen.o Keselamatan itu milik Anda juga! 1Pe 1:3-9
o Biarkan pengharapan masa depan bentuk masa sekarang. 1Pe 1:13
o Hiduplah secara radikal. 1Pe 1:14; 4:2-5
o Teruslah bertumbuh. 1Pe 2:2
o Dunia ini bukan rumahmu. 1Pe 2:11
o Bagaimana harus bersikap dalam masyarakat. 1Pe 2:12-17; 3:9
o Bagaimana harus bersikap dalam gereja. 1Pe 3:8; 4:7-11; 5:1-9
2. Bagi Kristen yang dianiaya.
o Bertahan dan berdirilah teguh. 1Pe 5:9
o Penderitaan mengandung maksud. 1Pe 1:7
o Pastikan bahwa Anda menderita karena suatu alasan yang benar. 1Pe 2:19, 20;3:13-17; 4:15
o Bersiaplah jika penderitaan itu datang. 1Pe 3:15
o Pikirkan apa yang akan terjadi kemudian. 1Pe 1:3-5, 13; 4:13; 5:10
o Pusatkan pikiran Anda pada Yesus. 1Pe 2:21-25; 4:1
o Alangkah istimewa hak menjadi seperti Yesus. 1Pe 4:13
3. Bagi para pemimpin Kristen.
o Inilah cara memimpin. 1Pe 5:1-4
Tema-tema Kunci
Petrus selalu mengulang beberapa kata tertentu yang meringkaskan apa yang dipikirkannya. Carilah ayat-ayat referensi yang berhubungan dan buatlah ringkasan ajarannya. Berikut ini adalah kesepuluh kata-kata Petrus yang paling penting.
1. Pengharapan.
1Pe 1:3,13,21;3:15
2. Kasih karunia dan belas kasihan.
1Pe 1:2, 3, 10, 13; 2:10; 3:7; 4:10; 5:5, 10, 12
3. Keselamatan.
1Pe 1:5, 9, 10; 2:2
4. Kasih.
1Pe 1:8, 22; 2:17; 3:8, 10;4:8; 5:14
5. Sukacita.
1Pe 1 6, 8; 4:13
6. Penguasaan diri.
1Pe 1:1 3; 4:7; 5:8
7. Takut.
1Pe 1:17; 2:16, 17; 3:14
8. Kerendahan hati.
1Pe 3:8; 5:5, 6
9. Berharga.
1Pe 1 7, 19; 2:4, 6, 7; 3:4
10. Kemuliaan.
1Pe 1:7, 11, 21, 24; 4:11, 13, 14; 5:1, 4, 10
Untuk pemahaman selanjutnya:
o Buatlah daftar tentang semua gambara yang dapat Anda temukan tentangKristen, misalnya: pendatang dan perantau (1Pe 2:11).
o Buatlah daftar dari semua perintah Petrus kepada para pembacanya. Kebanyakan
perintah itu singkat misalnya: takut kepada kepada Allah (2:17). Anda harus
mendapatkan paling sedikir 30 perintah.
Garis Besar Intisari: 1 Petrus (Pendahuluan Kitab) [1] ALAMAT DAN SALAM 1Pe 1:1-2
[2] KESELAMATAN KRISTEN 1Pe 1:3-2:10
1Pe 1:3-9Berkat-berkatnya masa kini
1Pe 1:10-12Penyelidik-penyelidik nu
[1] ALAMAT DAN SALAM 1Pe 1:1-2
[2] KESELAMATAN KRISTEN 1Pe 1:3-2:10
1Pe 1:3-9 | Berkat-berkatnya masa kini |
1Pe 1:10-12 | Penyelidik-penyelidik nubuatan tentangnya |
1Pe 1:13-17 | Konsekuensi-konsekuensi praktisnya - kekudusan |
1Pe 1:18-21 | Dasar jaminannya - Kristus |
1Pe 1:22-2:3 | Konsekuensi-konsekuensi praktisnya - Kristus |
1Pe 2:4-10 | Sifat kebersamaannya |
[3] HUBUNGAN-HUBUNGAN KRISTEN 1Pe 2:11-3:12
1Pe 2:11-12 | Dalam masyarakat kafir |
1Pe 2:13-17 | Dalam kehidupan politik |
1Pe 2:18-25 | - Dalam pekerjaan |
1Pe 3:1-7 | - Dalam keluarga |
1Pe 3:8-12 | - Dalam situasi yang tidak adil |
[4] PENDERITAAN KRISTEN 1Pe 3:13-4:19
1Pe 3:13-17 | Bagaimana bereaksi: bahkan pada saat diperlakukan tidak adil |
1Pe 3:18-22 | Siapa yang diikuti: pada setiap saat |
1Pe 4:1-11 | Bagaimana harus bersikap: dengan mata tertuju pada masa depan |
1Pe 4:12-19 | Sukacita menderita bagi Kristus |
[5] MASYARAKAT KRISTEN 1Pe 5:1-14
1Pe 5:1-4 | Petunjuk-petunjuk bagi para pemimpin |
1Pe 5:5-11 | Petunjuk-petunjuk bagi setiap orang |
1Pe 5:12-14 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi