Statistik	29 pasal, 942 ayat, 20.369 kata
Penulis	Ezra (?)
Tema	Sejarah "Penebusan" Israel; Yehovah adalah Tuhan yang berdaulat.
Waktu	450-420 SM
Tempat	Canaan, (including Hebron, Jerusalem)
Kata Kunci	Teokrasi.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Raja kita yang Bertahta

Sejarah yang tercatat dalam 1 dan 2 Tawarikh bersifat pra-pembuangan; akan tetapi, asal-usul dan sudut pandangan kitab-kitab ini bersifat pasca-pembuangan -- ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM, suatu waktu sesudah Ezra dan sejumlah besar orang Yahudi buangan dari Babel dan Persia kembali ke Palestina (457 SM). Penyerbuan dan pembinasaan Yerusalem oleh Raja Nebukadnezar (605-586 SM) bersama dengan pembuangan di Babel selama 70 tahun telah menghancurkan sebagian besar pengharapan dan cita-cita orang Yahudi sebagai umat perjanjian; oleh karena itu, para buangan yang kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali kota itu dan Bait Suci memerlukan landasan rohani, yaitu: sebuah jati-diri dengan sejarah penebusan yang lampau dan suatu pemahaman tentang sifat iman mereka kini dan harapan mereka akan masa depan sebagai umat perjanjian. 1 dan 2 Tawarikh ditulis untuk memenuhi kebutuhan ini.

Kedua kitab Tawarikh, Ezra, dan Nehemia, semua ditulis untuk orang Yahudi yang kembali ke Palestina dari pembuangan. Kitab-kitab ini sangat mirip satu dengan lainnya dalam gaya, bahasa, sudut pandang, dan maksud. Para sarjana pada umumnya beranggapan bahwa semua kitab ini adalah hasil karya satu orang penulis atau penyusun, yang menurut Talmud dan ahli kitab Yahudi dan Kristen yang paling kuno, adalah Ezra, imam dan ahli Taurat. Karena 1 dan 2 Tawarikh ditulis dari perspektif seorang imam dan mungkin juga pada masa hidup Ezra, dan karena ayat-ayat penutup 2 Tawarikh (1Taw 36:22-23) diulang kembali dalam Ezr 1:1-3, tradisi Talmud bahwa Ezra adalah "penulisnya" dikuatkan.

Penulis mencari keterangan dari banyak sumber tertulis ketika menulis kitab Tawarikh ini, termasuk beberapa kitab PL dan catatan non-kanonik mengenai para raja dan nabi (lih. 1Taw 29:29; 2Taw 9:29; 2Taw 12:15; 2Taw 20:34; 2Taw 32:32). Menurut kitab Apokrifa, 2 Makabe (2:13-15), Nehemia, selama menjadi gubernur, mendirikan sebuah perpustakaan di Yerusalem yang berisi banyak dokumen dari para raja dan nabi. Selaku pemimpin rohani, Ezra diberi hak untuk memakai semua dokumen yang tersedia dalam menyusun Tawarikh. Pandangan ini merupakan tradisi kuno dan mungkin menggambarkan dengan tepat cara Roh Kudus menuntun dan mengilhamkan penyusunan kedua kitab ini.

1. I. Silsilah-Silsilah: Adam Sampai Pemulihan
   (1Taw 1:1-9:44)
   
1. A. Adam Sampai Abraham
   (1Taw 1:1-27)
   
2. B. Abraham Sampai Yakub
   (1Taw 1:28-54)
   
3. C. Yakub Sampai Daud
   (1Taw 2:1-55)
   
4. D. Daud Sampai Pembuangan di Babel
   (1Taw 3:1-24)
   
5. E. Silsilah Dua Belas Suku
   (1Taw 4:1-8:40)
   
6. F. Silsilah Kaum Sisa
   (1Taw 9:1-34)
   
1. 1. Suku-Suku yang Kembali
   (1Taw 9:1-9)
   
2. 2. Imam-Imam yang Kembali
   (1Taw 9:10-13)
   
3. 3. Suku Lewi yang Kembali
   (1Taw 9:14-34)
   
7. G. Silsilah Saul
   (1Taw 9:35-44)
   
2. II. Daud: Makna Abadi Masa Pemerintahannya
   (1Taw 10:1-29:30)
   
1. A. Kematian Saul dan Putra-Putranya
   (1Taw 10:1-14)
   
2. B. Yerusalem Direbut, Pahlawan-Pahlawan Daud
   (1Taw 11:1-12:40)
   
3. C. Mengembalikan Tabut, Memulihkan Penyembahan, dan Mendirikan Kerajaan
   (1Taw 13:1-16:43)
   
4. D. Perjanjian Allah dengan Daud
   (1Taw 17:1-27)
   
5. E. Kemenangan-Kemenangan Daud Dalam Peperangan
   (1Taw 18:1-20:8)
   
6. F. Sensus Daud yang Berdosa
   (1Taw 21:1-30)
   
7. G. Daud Mempersiapkan Pembangunan Bait Suci dengan Sangat Teliti
   (1Taw 22:1-19)
   
8. H. Daud Mengatur Suku Lewi untuk Pelayanan di Bait Suci
   (1Taw 23:1-26:32)
   
9. I. Penataan Pemerintahan oleh Daud
   (1Taw 27:1-34)
   
10. J. Persiapan Daud yang Terakhir untuk Penggantian dan Bait Suci
    (1Taw 28:1-29:20)
    
11. K. Salomo Dinobatkan Menjadi Raja dan Kematian Daud
    (1Taw 29:21-30)
    

Tawarikh ditulis untuk menghubungkan orang-orang Yahudi buangan yang kembali dengan nenek moyang dan sejarah penebusan mereka. Dengan demikian, Tawarikh menggarisbawahi tiga pokok;

1. (1) pentingnya pelestarian warisan kebangsaan dan rohani bagi orang Yahudi;
2. (2) pentingnya hukum Taurat, bait suci, dan keimaman dalam hubungan mereka yang terus-menerus dengan Allah, jauh lebih penting dari kesetiaan kepada raja duniawi; dan
3. (3) pengharapan ultima Israel dalam janji Allah akan seorang Mesias dari keturunan Daud untuk duduk di atas takhta selama-lamanya (1Taw 17:14).

1. Apa yang dapat kita pelajari tentang doa
Pelajarilah doa-doa Daud (1Ta 16:8-36; 17:16-27; 29:10-19). Dengan cara bagaimana doa-doa Daud itu memberikan kepada kita suatu pola bagi doa-doa kita sendiri?

2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pelayanan
Mudah saja untuk menghilangkan daftar nama-nama yang ada, tetapi dengan berbuat demikian berarti kita akan kehilangan beberapa fakta penting. Lihatlah beberapa daftar nama itu (misalnya 1Ta 12:23-37; 25:1-8) dan catatlah apa yang dapat kita pelajari tentang pelayanan Kristen melalui cara orang-orang ini melayani Daud.

3. Apa yang dapat kita pelajari tentang kegagalan
Dosa Daud dengan mengadakan sensus menunjukkan kepada kita bahwa kita harus selalu waspada godaan. Pelajarilah insiden itu (1Ta 21:1-22) dan lihatlah bagaimana Daud telah melakukan suatu kesalahan; bagaimana Daud menanggung segala akibatnya; pelajaran apa yang didapat oleh Daud, dan apa reaksinya, serta bagaimana pada akhirnya segala sesuatu berjalan dengan baik.

4. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pembangunan
Orang Kristen dewasa ini sangat menekankan masalah pembangunan. Pelajarilah penolakan Allah untuk mengizinkan Daud membangun Rumah Tuhan (1Ta 17:3-15) dan persiapan yang dilakukan oleh Daud untuk Rumah Tuhan (1Ta 22:2-19). Sebutkan bahaya yang menyangkut pembangunan dan prinsip-prinsip apa yang dapat diungkapkan dari masalah itu?

5. Apa yang dapat kita pelajari mengenai pemilihan
Tema utama dari 1 Tawarikh ialah bahwa Allah memilih Daud dan keluarganya untuk memerintah Israel di Yerusalem (1Ta 16:13; 28:4-6,10; 29:1). Mengapa fakta ini ditekankan di sini, dan apa tujuan praktis dari doktrin mengenai pemilihan?

6. Apa yang dapat kita pelajari mengenai memberi
Prinsip apa yang diajarkan berkenaan dengan memberi bagi pekerjaan Allah (1Ta 29:3-5)? Telusurilah pengajaran dalam Perjanjian Baru (1Ko 16:1,2; 2Korintus 8 dan 2Ko 9) dan tulislah prinsip-prinsip lain yang Anda temukan disitu.

Sekalipun asal-usul dan sudut pandangan 1 dan 2 Tawarikh itu bersifat pasca-pembuangan, kitab ini berisi pandangan sekilas sejarah PL dari Adam hingga ketetapan Koresy (sekitar 538 SM), ketika orang Yahudi diizinkan kembali ke negara mereka dari tempat pembuangan di Babel dan Persia. 1 Tawarikh disusun sekitar dua pokok pembahasan: sejarah keturunan Israel (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) dan masa pemerintahan Raja Daud (pasal 10-29; 1Taw 10:1--29:30).

1. (1) Pasal 1-9 (1Taw 1:1--9:44) menelusuri sejarah penebusan Israel yang unik dari Adam hingga Abraham sampai Daud dan pembuangan di Babel. Suku Yehuda ditempatkan pertama di antara kedua belas anak Yakub karena rumah Daud, bait suci, dan Mesias semuanya berasal dari Yehuda. Daftar-daftar keturunan mengungkapkan bagaimana Allah memilih dan memelihara suatu kaum sisa untuk diri-Nya sejak awal sejarah manusia hingga awal zaman pasca-pembuangan. Perspektif keimaman kitab ini jelas karena keluarga imam dan suku Lewi memperoleh perhatian khusus.
2. (2) Pasal 10-29 (1Taw 10:1--29:30) menceritakan masa pemerintahan Daud. Para pahlawan Daud (pasal 11-12; 1Taw 11:1--12:40) dan kemenangan- kemenangannya yang luar biasa (pasal 14, 18-20; 1Taw 14:1-17; 1Taw 18:1--20:8) dipuji. Juga, suku Lewi, para imam, dan pemusik pada masa pemerintahannya disoroti (pasal 23-26; 1Taw 23:1--26:32). Penulis menekankan bagaimana Daud membawa kembali tabut perjanjian dan penetapan Yerusalem sebagai pusat ibadah Israel (pasal 13-16, 22, 28-29; 1Taw 13:1--16:43; 1Taw 22:1-19; 1Taw 28:1--29:30).

1 Tawarikh berbeda dengan 2 Samuel karena tidak menyebut dosa-dosa Daud yaitu perzinaan dan pembunuhan serta akibat-akibat tragis yang mengikutinya. Sebagai gantinya, 1 Tawarikh menyisipkan apa yang tidak disajikan 2 Samuel: persiapan Daud yang rajin dan teliti untuk pembangunan bait suci dan penetapan penyembahan Tuhan Allah. Di bawah pimpinan Roh Kudus, hal-hal yang tak dicantumkan dan yang ditambahkan dalam kitab ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan umat Allah dalam masyarakat pasca-pembuangan.

Lima ciri utama menandai 1 Tawarikh.

1. (1) Kitab ini kurang lebih mencakup kurun sejarah yang sama dengan 1 dan 2 Samuel.
2. (2) Silsilah-silsilahnya (pasal 1-9; 1Taw 1:1--9:44) menjadi daftar terpanjang dan paling lengkap dalam Alkitab. Karena dalam susunan asli Ibrani kitab-kitab PL, 1 dan 2 Tawarikh terletak paling akhir. Letaknya daftar keturunan ini tepat untuk memberikan inspirasi dan isi kepada silsilah Mesias pada permulaan PB.
3. (3) Kitab ini dengan jelas menguraikan kebangunan rohani dan pembaharuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari semua bentuk penyembahan ketika Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem (pasal 15-16; 1Taw 15:1--16:43).
4. (4) Kitab ini menekankan perjanjian Allah dengan Daud (pasal 17; 1Taw 17:1-27) sebagai pusat pengharapan Israel akan Mesias yang dijanjikan.
5. (5) Pilihan atas peristiwa sejarahnya mencerminkan perspektif keimaman dari sang penulis yang diilhamkan mengenai penetapan kembali bait suci, hukum Taurat, dan keimaman dalam masyarakat Yerusalem pasca-pembuangan.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Daftar keturunan dari Adam hingga pembuangan Babel, termasuk raja-raja keturunan Daud dan keturunan mereka (pasal 3-4; 1Taw 3:1--4:43), memberikan data yang diperlukan bagi silsilah PB dari Yesus Mesias dalam Matius (Mat 1:1-17) dan Yesus, Anak Allah dalam Lukas (Luk 3:23-28). Gambaran mengenai Daud dalam 1 Tawarikh, duduk di takhta Tuhan dan memerintah kerajaannya (1Taw 17:14), melambangkan kedatangan Mesias, "Anak Daud", Yesus Kristus.

Keandalan Sejarah Tawarikh

Para pengritik yang tidak bertanggung jawab memandang Tawarikh sebagai sejarah isapan jempol atau yang diputarbalikkan, yang pada umumnya kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan Samuel dan Raja-Raja. Harus diakui bahwa Tawarikh merupakan sejarah yang sangat selektif; akan tetapi, tidak benar bahwa itu isapan jempol atau tidak dapat diandalkan. Memang benar Tawarikh menekankan sisi terang sejarah Yahudi; tidak benar bahwa kegagalan-kegagalannya disangkal (mis. 1Taw 21:30). Ketika tidak mencantumkan sejarah yang dicatat oleh Samuel dan Raja-Raja, penulis Tawarikh menganggap bahwa para pembacanya mempunyai pengetahuan tentang kedua kitab ini. Hukuman-hukuman kenabian dari Samuel dan Raja-Raja, serta pengharapan-pengharapan keimaman dari Tawarikh, keduanya benar dan sangat diperlukan. Banyak pernyataan sejarah yang hanya terdapat dalam 1 Tawarikh telah terbukti dapat diandalkan oleh penemuan-penemuan arkeologis; tidak ada yang tidak dapat dipertahankan. Juga, keahlian yang teliti telah memberikan penjelasan-penjelasan yang dapat diterima mengenai masalah angka-angka yang besar dalam Tawarikh. Tawarikh berdiri sebagai bagian penting yang dapat diandalkan dari keseluruhan catatan perjanjian yang lama yang diilhamkan oleh Allah.

Dua belas kepala rombongan

Kepala rombongan untuk setiap bulan. Kepala-kepala dari dua belas suku. Beberapa pengawas Daud.

27:1 Kepala rombongan untuk setiap beberapa bulan.
27:16 Kepala-kepala suku untuk dua belas suku.
27:23 Jumlah orang Israel tidak dihitung.
27:25 Para pengawas Daud.

Panglima-panglima tentara dan pembesar-pembesar lainnya (27:1-34)

Allah, Daud, Yoab, Yonatan, Yehiel, Ahitofel, Husai, Yoyada, Abyatar.

Abiezer, Abner, Abyatar, Adiel, Adlai, Ahitofel, Ahohi, Amizabad, Anatot, Arki, Asael, Azareel, Azazya, Azmawet, Azriel, Baal-Hanan, Benaya, Benyamin, Daerah Bukit, Dan, Daud, Dodai, Efraim, Eliezer, Elihu, Ezri, Gederi, Gilead, Hagri, Hakhmoni, Harun, Hasabya, Heldai, Heles, Hosea, Husa, Husai, Ikesh, Ira, Isakhar, Ismael, Israel, Kelub, Kemuel, Lewi, Maakha, Maharai, Manasye, Meronot, Mikhael, Miklot, Naftali, Netofa, Obaja, Obil, Omri, Otniel, Pedaya, Peloni, Peres, Piraton, Rama, Ruben, Safat, Samhut, Saron, Sefaca, Sibkhai, Simei, Simeon, Sitrai, Syifmi, Tekoa, TUHAN, Uzia, Yaasiel, Yasobam, Yazis, Yehdeya, Yehiel, Yehuda, Yerimot, Yeroham, Yido, Yismaya, Yizrah, Yoab, Yoas, Yoel, Yonatan, Yoyada, Zabdi, Zabdiel, Zadok, Zakharia, Zebaja, Zebulon, Zerah, Zeruya, Zikhri

Adalah hikmat dari para penguasa dalam memberikan keamanan publik untuk berusaha menjadikannya berhasil namun mudah dan sesedikit mungkin membebani orang banyak.

ay. 24. Seorang yang baik tidak dapat, jika dia berhenti memikirkan, senang dengan sesuatu yang dia tahu tidak disukai Kristus atau merasa nyaman dengan sesuatu yang didapatkan melalui ketidakyakinan akan janji Allah.

Pasal 27 dari Kitab 1 Tawarikh mencatat daftar keturunan Israel, kepala suku-suku, pemimpin pasukan, dan pengawas yang melayani raja dalam berbagai urusan. Setiap kelompok terdiri dari 24.000 orang. Pasal ini juga mencatat kepala suku-suku Israel, penghitungan jumlah orang, dan pengawas harta milik Raja Daud. Yoab adalah panglima tentara raja.

Kitab 1 Tawarikh adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini ditulis oleh Ezra, seorang imam dan ahli sejarah pada abad ke-5 SM. Kitab ini berfungsi sebagai catatan sejarah Israel, terutama mengenai silsilah dan sejarah raja-raja Israel.

Pasal 27 dalam Kitab 1 Tawarikh berbicara tentang organisasi dan tugas-tugas yang dilakukan oleh para pemimpin dan pejabat Israel pada masa itu. Ayat-ayat sebelumnya, terutama dalam pasal 26, menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab para pengawal Bait Suci, serta pembagian tugas dalam pelayanan di Bait Suci.

Secara historis, pasal ini memberikan gambaran tentang struktur organisasi dan administrasi dalam masyarakat Israel pada masa itu. Budaya dan literatur yang terkait dengan pasal ini mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Israel pada saat itu.

Secara teologis, pasal ini menunjukkan pentingnya tata tertib dan keteraturan dalam ibadah dan pelayanan kepada Allah. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kekudusan dan kebersihan dalam Bait Suci sebagai tempat ibadah kepada Allah.

Dengan demikian, latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal 27 Kitab 1 Tawarikh adalah untuk memberikan pemahaman tentang organisasi dan tugas-tugas dalam pelayanan di Bait Suci pada masa itu, serta pentingnya menjaga kekudusan dan keteraturan dalam ibadah kepada Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 27:

1. Daftar keturunan Israel dan pemimpin pasukan (ayat 1-15)
- Daftar kepala kaum keluarga, pemimpin pasukan seribu dan seratus, dan para pengatur yang melayani raja (ayat 1)
- Setiap kelompok terdiri dari 24.000 orang (ayat 1)
- Daftar kepala kelompok untuk setiap bulan (ayat 2-15)

2. Pemimpin suku-suku Israel (ayat 16-24)
- Daftar pemimpin suku-suku Israel, termasuk kepala suku Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Naftali, Efraim, setengah suku Manasye, suku Benyamin, dan suku Dan (ayat 16-22)
- Daud tidak menghitung jumlah orang yang berusia dua puluh tahun ke bawah (ayat 23)
- Jumlah mereka tidak dicantumkan dalam kitab Sejarah Raja Daud (ayat 24)

3. Pengawas-pengawas harta milik Raja Daud (ayat 25-34)
- Daftar pengawas perbendaharaan, persediaan, pekerja di ladang, kebun anggur, pohon zaitun, pohon ara, minyak, sapi, unta, keledai betina, dan kawanan domba (ayat 25-31)
- Yonatan, paman Daud, sebagai penasihat (ayat 32)
- Ahitofel sebagai penasihat raja, digantikan oleh Yoyada dan Abyatar (ayat 33)
- Yoab sebagai panglima tentara raja (ayat 34)

Referensi: 1 Tawarikh 27

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Yasobam, anak Zabdiel
- Dodai, orang Ahohi
- Miklot
- Benaya, anak Yoyada, imam kepala
- Amizabad, anaknya
- Asael, saudara Yoab
- Zebaja, anaknya
- Panglima Samhut, orang Yizrah
- Ira, anak Ikesh, orang Tekoa
- Heles, orang Peloni, keturunan Efraim
- Sibkhai, orang Husa, keturunan Zerah
- Abiezer, orang Anatot, keturunan Benyamin
- Maharai, orang Netofa, keturunan Zerah
- Benaya, orang Piraton, keturunan Efraim
- Heldai, orang Netofa, keturunan Otniel
- Eliezer, anak Zikhri (kepala suku Ruben)
- Sefaca, anak Maakha (kepala suku Simeon)
- Hasabya, anak Kemuel (kepala suku Lewi)
- Zadok (kepala keturunan Harun)
- Elihu, saudara Daud (kepala suku Yehuda)
- Omri, anak Mikhael (kepala suku Isakhar)
- Yismaya, anak Obaja (kepala suku Zebulon)
- Yerimot, anak Azriel (kepala suku Naftali)
- Hosea, anak Azazya (kepala suku Efraim)
- Yoel, anak Pedaya (kepala setengah suku Manasye)
- Yido, anak Zakharia (kepala setengah suku Manasye di Gilead)
- Yaasiel, anak Abner (kepala suku Benyamin)
- Azareel, anak Yeroham (kepala suku Dan)
- Azmawet, anak Adiel (pengawas perbendaharaan raja)
- Yonatan, anak Uzia (pengawas persediaan di luar kota, di kota-kota, di desa-desa, dan di menara-menara)
- Ezri, anak Kelub (pengawas para pekerja di ladang yang harus mengolah tanah)
- Simei, dari Rama (pengawas kebun-kebun anggur)
- Zabdi, orang Syifmi (pengawas hasil kebun anggur untuk persediaan air anggur)
- Baal-Hanan, orang Geder (pengawas pohon-pohon zaitun dan pohon-pohon ara di daerah lembah)
- Yoas (pengawas persediaan minyak)
- Sitrai, orang Saron (pengawas sapi-sapi yang digembalakan di tanah Saron)
- Safat, anak Adlai (pengawas sapi-sapi di lembah-lembah)
- Obil, orang Ismael (pengawas unta-unta)
- Yehdeya, orang Meronot (pengawas keledai-keledai betina)
- Yazis, orang Hagri (pengawas kawanan domba)
- Yonatan, paman Daud (penasihat, orang bijak, dan juru tulis)
- Yehiel, anak Hakhmoni (pelayan anak-anak raja)
- Ahitofel (penasihat raja)
- Husai, orang Arki (sahabat raja)
- Yoyada, anak Benaya (pengganti Ahitofel)
- Abyatar
- Yoab (panglima tentara raja)Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Rama
- Geder
- Saron

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "1 Tawarikh" pasal 27:

1. Daftar keturunan Israel: Pasal ini mencatat daftar keturunan Israel yang menjadi kepala kelompok-kelompok dalam pasukan seribu dan seratus serta para pengatur yang melayani raja.
2. Kepala kelompok: Pasal ini mencatat nama-nama kepala kelompok untuk setiap bulan dalam setahun.
3. Suku-suku Israel: Pasal ini juga mencatat nama-nama pemimpin suku-suku Israel, termasuk suku Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon, Naftali, Efraim, setengah suku Manasye, suku Benyamin, dan suku Dan.
4. Penghitungan jumlah orang: Pasal ini mencatat bahwa Daud tidak menghitung jumlah orang yang berusia dua puluh tahun ke bawah karena TUHAN telah berfirman akan membuat jumlah orang Israel seperti bintang-bintang di langit.
5. Pengawas harta milik: Pasal ini mencatat nama-nama pengawas perbendaharaan, persediaan, pekerja di ladang, kebun anggur, pohon zaitun, pohon ara, sapi, unta, keledai betina, dan kawanan domba milik Raja Daud.
6. Penasihat dan panglima tentara: Pasal ini mencatat nama-nama penasihat, penulis, penasihat raja, sahabat raja, dan panglima tentara Raja Daud.

Kata kunci: daftar keturunan, kepala kelompok, suku-suku Israel, penghitungan jumlah orang, pengawas harta milik, penasihat, panglima tentara.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari daftar keturunan dan pemimpin suku-suku Israel yang tercantum dalam pasal ini?
2. Mengapa Daud tidak menghitung jumlah orang yang berusia dua puluh tahun ke bawah? Apa artinya firman TUHAN bahwa jumlah orang Israel akan seperti bintang-bintang di langit?
3. Mengapa Yoab tidak menyelesaikan penghitungan jumlah orang Israel? Mengapa hal ini membuat orang Israel ditimpa murka?

Pertanyaan diskusi:
1. Apa peran dan tanggung jawab dari para pengawas yang disebutkan dalam pasal ini? Mengapa pekerjaan mereka penting dalam pemerintahan Daud?
2. Mengapa Ahitofel digantikan oleh Yoyada dan Abyatar sebagai penasihat raja? Apa yang mungkin menjadi alasan di balik pergantian ini?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari kepemimpinan Yoab sebagai panglima tentara raja? Apakah ada pelajaran yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus?

Hal menarik terkait Kitab 1 Tawarikh pasal 27:
1. Pasal ini memberikan gambaran tentang organisasi dan struktur pemerintahan Israel pada masa pemerintahan Daud.
2. Daftar keturunan dan pemimpin suku-suku Israel menunjukkan pentingnya identitas dan pewarisan dalam budaya Israel.
3. Penghitungan jumlah orang Israel dan reaksi yang ditimbulkan menunjukkan pentingnya ketaatan terhadap perintah TUHAN dan konsekuensi dari pelanggaran.
4. Pasal ini juga menyoroti peran penting para pengawas dalam menjaga dan mengelola harta milik raja.
5. Pergantian penasihat raja dari Ahitofel ke Yoyada dan Abyatar menunjukkan dinamika politik dan kekuasaan di dalam kerajaan Israel.

Dari pasal 27 Kitab 1 Tawarikh, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kepemimpinan yang terorganisir: Pasal ini mencatat daftar kepala suku dan pemimpin pasukan dalam kerajaan Israel. Hal ini menunjukkan pentingnya memiliki kepemimpinan yang terstruktur dan terorganisir dalam setiap aspek kehidupan kita, baik dalam keluarga, gereja, atau masyarakat.

2. Ketaatan dalam tugas: Setiap kelompok memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, dan mereka melaksanakannya dengan setia bulan demi bulan sepanjang tahun. Ini mengajarkan kita pentingnya ketaatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita, baik dalam pekerjaan, pelayanan gereja, atau dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penghormatan terhadap keturunan: Pasal ini juga mencatat keturunan dari setiap kepala kelompok. Ini menunjukkan pentingnya menghormati dan menghargai warisan keluarga kita, serta menjaga identitas dan nilai-nilai yang diteruskan dari generasi ke generasi.

4. Kehati-hatian dalam menghitung: Pasal ini mencatat bahwa Yoab mulai menghitung jumlah orang, tetapi tidak menyelesaikannya karena hal itu membuat orang Israel ditimpa murka. Ini mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam mengambil tindakan atau keputusan yang dapat berdampak negatif pada orang lain atau pada diri kita sendiri.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk mendapatkan pemimpin yang bijaksana dan terorganisir dalam keluarga, gereja, dan masyarakat kita.

2. Berdoa untuk ketaatan dan kesetiaan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita.

3. Berdoa untuk penghormatan dan penghargaan terhadap warisan keluarga kita, serta kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai yang baik kepada generasi berikutnya.

4. Berdoa untuk kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan tindakan, serta kesadaran akan dampaknya terhadap orang lain dan diri sendiri.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam mempelajari dan menerapkan firman Tuhan.