Abyatar

Yunani

Strongs #8: Abiayar Abiathar

8 Abiathar ab-ee-ath'-ar

Ibrani

Strongs #054: rtyba 'Ebyathar

54 'Ebyathar ab-yaw-thawr'

[Barclay]

Strongs #8:

Abyatar. (Bhs. Ibr.: Bapak [Allah] memberi kelimpahan).

Ia adalah seorang putera Ahimelekh. Satu-satunya --> Imam yang terlepas dari pembantaian Saul di Nob. Ia mengungsi pada Daud dengan membawa serta --> Efod (1Sam 22:20-23) dan menjadi imamnya (2Sam 8:17 hubungkan dengan 1Taw 18:16). Dalam perebutan takhta Daud, ia melawan Salomo dan berdiri di sisi--> Adonia. Oleh sebab itu ia dipecat dan dibuang ke Anatot (1Raj 2:26 dan seterusnya).

Abyatar

Imam besar pada waktu pemerintahan Saul dan Daud (1Sam 22:1-23; 2Sam 15:1-37; 1Raj 1:1-2:46; Mr 2:26).

Luput dari pembunuhan imam-imam oleh Saul (1Sam 22:18-23).

Membantu Daud dalam pemberontakan Absalom (2Sam 15:24-29).

Membantu Adoniah (1Raj 1:7-42); Dipecat oleh Salomo (1Raj 2:22-35 bd. 1Sam 2:31-35).

Seorang imam dalam bala tentara Raja *Daud (2Sam. 20:25), kemudian mendukung permintaan *Adonia yang gagal mendapatkan takhta *Salomo. Raja (Salomo) membuang Abyatar ke tanah miliknya di *Anatot (1Raj. 2:26-27). *Yeremia kemungkinan adalah salah seorang keturunannya (Yer. 1:1). Mrk. 2:26 keliru menganggap Abyatar telah menjadi imam pada masa pelarian *Daud dari *Saul (1Sam. 21:1-6), yang seharusnya adalah Abimelekh, ayahnya.

(Ibrani 'evyatar, 'bapak keunggulan'). Putra Ahimelekh yg menyertai ayahnya sebagai imam di Nob. Hanya dia yg luput dari pembunuhan besar-besaran yg dilancarkan Saul terhadap keluarganya. Ia lari membawa efod dan bergabung dengan Daud di Kehila (1 Sam 22:20-22; 23:6,9). Ia membantu membawa kemah suci ke Yerusalem, di mana ia menjadi salah seorang penasihat Daud (1 Taw 15:1; 27:34). Ia dikirim kembali ke Yerusalem bersama putranya, Yonatan, ketika Daud melarikan diri, untuk bertindak guna kepentingan Daud melawan Absalom (2 Sam 15:35 dab; 17:15). Menjelang akhir pemerintahan Daud, ia mengadakan komplotan agar Adonia menjadi Raja. Ia dipecat dari jabatannya oleh Salomo (1 Raj 1; 2). Abyatar mungkin sekali menjadi imam besar selama pemerintahan Daud; rupanya ia lebih tua dari Zadok (1 Raj 2:35; bnd Mrk 2:26). Tidaklah pasti apakah ia mempunyai seorang putra bernama Ahimelekh, atau apakah kedua nama itu dipindahkan ke dalam 2 Sam 8:17; 1 Taw 24:6. 'Waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar' (Mrk 2:26) berarti 'dalam cerita tentang Abyatar' (bnd Mrk 12:26). ARM/WBS

Abyatar: Imam yang Setia di Tengah Badai

Abyatar adalah seorang imam besar pada zaman Raja Daud dan merupakan salah satu tokoh Alkitab yang mengalami pasang surut kehidupan yang dramatis. Ia adalah contoh nyata tentang kesetiaan yang tak tergoyahkan di tengah pengkhianatan, keberanian di tengah bahaya, dan kesetiaan yang diuji oleh ambisi.

Biodata:

• Nama: Abyatar (Ibrani: אֶבְיָתָר, artinya "Bapa Agung/Yang Maha Tinggi adalah Bapa")
• Ayah: Ahimelekh (1 Samuel 22:20)
• Jabatan: Imam Besar (Kolot 4:6)
• Masa Hidup: Masa pemerintahan Raja Saul, Daud, dan awal pemerintahan Salomo
• Tokoh Terkait: Ahimelekh (ayah), Saul, Daud, Salomo, Yoab, Adoniya

Peristiwa Penting:

1. Pembantaian Para Imam di Nob (1 Samuel 22:9-23): Ketika Daud melarikan diri dari Saul, ia mencari perlindungan dan makanan dari Ahimelekh, ayah Abyatar, di Nob. Doeg, seorang Edom, menyaksikan pertemuan ini dan melaporkannya kepada Saul. Saul, dalam kemarahannya yang dipicu kecemburuan, memerintahkan pembantaian para imam di Nob. Hanya Abyatar yang lolos dari pembantaian ini dan melarikan diri kepada Daud.

2. Melarikan Diri bersama Daud (1 Samuel 22:20-23; 23:6, 9; 30:7): Abyatar membawa efod, pakaian imam yang digunakan untuk mencari petunjuk Tuhan, bersamanya ketika ia melarikan diri kepada Daud. Sejak saat itu, Abyatar menjadi imam bagi Daud dan rombongannya, memberikan bimbingan rohani dan mencari kehendak Tuhan bagi mereka.

3. Menjadi Imam Besar (1 Tawarikh 15:11-12; 2 Samuel 8:17; 20:25): Setelah kematian Saul dan pengangkatan Daud sebagai raja, Abyatar diangkat menjadi imam besar, melayani bersama Zadok.

4. Terlibat dalam Pemberontakan Adoniya (1 Raja-raja 1:7, 42-44): Menjelang akhir pemerintahan Daud, Abyatar mendukung Adoniya, putra Daud, yang berupaya merebut tahta dari Salomo, pewaris yang sah. Tindakan ini dianggap sebagai pengkhianatan oleh Daud dan Salomo.

5. Dicopot dari Jabatan dan Diasingkan (1 Raja-raja 2:26-27): Akibat keterlibatannya dalam pemberontakan Adoniya, Salomo mencopot Abyatar dari jabatannya sebagai imam besar dan mengasingkannya ke Anatot. Ini menggenapi nubuat yang diucapkan kepada Eli, nenek moyang Abyatar, bahwa garis keturunannya tidak akan melayani sebagai imam selamanya (1 Samuel 2:30-36).

Ayat-ayat Alkitab Terkait:

• 1 Samuel 22:9-23; 23:6, 9; 30:7
• 2 Samuel 8:17; 15:24-29, 35-36; 20:25
• 1 Raja-raja 1:7, 42-44; 2:26-27
• 1 Tawarikh 15:11-12; 18:16; 27:34
• Markus 2:26

Pelajaran dari Kehidupan Abyatar:

• Kesetiaan: Abyatar menunjukkan kesetiaan yang besar kepada Daud, bahkan ketika nyawanya terancam. Ia meninggalkan kenyamanan dan keamanan untuk berdiri di samping Daud yang diburu.
• Pengampunan: Meskipun terlibat dalam pemberontakan Adoniya, Abyatar tetap dihormati oleh Salomo. Salomo tidak membunuhnya, melainkan mengasingkannya, mungkin sebagai bentuk penghormatan atas pelayanannya di masa lalu.
• Akibat dari Pilihan: Meskipun setia kepada Daud, pilihan Abyatar untuk mendukung Adoniya berakibat fatal. Kisahnya mengingatkan kita bahwa setiap pilihan memiliki konsekuensi, bahkan bagi mereka yang memiliki hati yang baik.

Abyatar adalah tokoh yang kompleks dan menarik dalam Alkitab. Kisahnya mengingatkan kita bahwa bahkan orang-orang yang paling setia pun dapat membuat kesalahan, dan bahwa kesetiaan kepada Tuhan harus selalu menjadi prioritas utama kita.