18 Maret 2004

Kawan yang Mendengarkan

Topik : Tubuh Kristus

Nats : Sekiranya kamu menutup mulut, itu akan dianggap kebijaksanaan dari padamu (Ayub 13:5)
Bacaan : Ayub 13:1-9

Saat itu kira-kira pukul sembilan malam. Saya dan Ginny, istri saya, sedang duduk-duduk di ruang keluarga kami. Saya sedang asyik membaca buku ketika tiba-tiba Ginny berkata, “Sayang, aku mau bicara denganmu sebentar.” Ginny pun mulai berbicara, tetapi kemudian mendadak ia bertanya, “Apakah kau mendengarkan aku?”

Saya tergoda untuk menyahut, “Tentu saja. Aku kan cuma berjarak setengah meter darimu.” Padahal pikiran saya saat itu terpancang pada buku yang sedang saya baca. Saya harus menutup buku itu dan memberikan perhatian sepenuhnya pada apa yang dikatakan Ginny. Ia layak mendapatkan perhatian dari saya.

Ayub juga frustrasi karena teman-temannya tidak memerhatikan apa yang ia katakan kepada mereka. Ia merasa bahwa saat ia berbicara, teman-temannya malah memikirkan respons selanjutnya. Mereka berusaha keras meyakinkan Ayub bahwa penderitaan yang dialaminya merupakan hukuman atas dosa-dosa yang pernah ia lakukan selama hidup. Mereka tidak mendengarkan jeritan hati Ayub yang terdalam.

Banyak dari kita bukan pendengar yang baik. Banyak remaja frustrasi karena orangtua mereka selalu memberikan jawaban-jawaban langsung, padahal yang mereka inginkan hanyalah seseorang yang mau mendengarkan pergumulan mereka dan menerima mereka. Seorang remaja berkata, “Kadang kala saya baru mau bicara kalau saya tahu pasti apa yang ingin saya bicarakan.”

Hubungan yang mendalam dibangun melalui penerimaan, pengertian, dan kesediaan untuk menjadi pendengar yang baik —Herb Vander Lugt



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA