Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Rm 3:22
Full Life: Rm 3:22 - IMAN.
Nas : Rom 3:22
Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat merupakan
satu-satunya syarat yang diminta Allah untuk memperoleh keselamata...
Nas : Rom 3:22
Iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat merupakan satu-satunya syarat yang diminta Allah untuk memperoleh keselamatan. Untuk pembahasan tentang iman yang menyelamatkan
lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA.
Ende -> Rm 3:22
Ende: Rm 3:22 - Tanpa membeda-bedakan jaitu antara "kaum terpilih" dan orang-orang bangsa
"kafir"\, jang pertjaja.
jaitu antara "kaum terpilih" dan orang-orang bangsa "kafir"\, jang pertjaja.
Ref. Silang FULL -> Rm 3:22
Ref. Silang FULL: Rm 3:22 - kebenaran Allah // karena iman // Yesus Kristus // yang percaya // ada perbedaan · kebenaran Allah: Rom 1:17
· karena iman: Rom 9:30; Rom 9:30
· Yesus Kristus: Gal 2:16; 3:22
· yang percaya: Yoh 3:15; Yo...
· kebenaran Allah: Rom 1:17
· karena iman: Rom 9:30; [Lihat FULL. Rom 9:30]
· Yesus Kristus: Gal 2:16; 3:22
· yang percaya: Yoh 3:15; [Lihat FULL. Yoh 3:15]; Rom 4:11; 10:4
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 3:22 - -- 3:22 ...yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus kepada semua170 dan atas171 semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Akhi...
3:22 ...yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus kepada semua170 dan atas171 semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Akhirnya Paulus menyebut iman lagi. Istilah ini dipakai tiga kali dalam pasal 1:17, pernyataan tema Surat Roma, dan baru di sini istilah ini dipakai lagi. Kebenaran Allah yang diuraikan dalam Surat Roma adalah suatu kebenaran yang ditawarkan172 kepada semua, dan sungguh diberikan kepada semua orang yang percaya.
Sebab tidak ada perbedaan.
Pernyataan ini mendukung kata "semua" di atas, dan lingkup cakup dari pernyataan ini diuraikan dalam pasal 3:23. Dari segi keperluan orang, semua manusia sama.
Yang penting hanyalah iman, dan bukan suku bangsa atau sunat. Ini hanya dapat diterima kalau hukum Taurat bukan merupakan jalan pada kebenaran Allah, sesuai dengan apa yang sudah dibuktikan di atas.
a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
Hagelberg: Rm 3:22 - -- 3:22 ...yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus kepada semua170 dan atas171 semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Akhi...
3:22 ...yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus kepada semua170 dan atas171 semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Akhirnya Paulus menyebut iman lagi. Istilah ini dipakai tiga kali dalam pasal 1:17, pernyataan tema Surat Roma, dan baru di sini istilah ini dipakai lagi. Kebenaran Allah yang diuraikan dalam Surat Roma adalah suatu kebenaran yang ditawarkan172 kepada semua, dan sungguh diberikan kepada semua orang yang percaya.
Sebab tidak ada perbedaan.
Pernyataan ini mendukung kata "semua" di atas, dan lingkup cakup dari pernyataan ini diuraikan dalam pasal 3:23. Dari segi keperluan orang, semua manusia sama.
Yang penting hanyalah iman, dan bukan suku bangsa atau sunat. Ini hanya dapat diterima kalau hukum Taurat bukan merupakan jalan pada kebenaran Allah, sesuai dengan apa yang sudah dibuktikan di atas.
Hagelberg: Rm 3:21--4:25 - -- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25
(aiwn/aion hidup)
Dalam bagian ini Paulus menyatakan bahwa kebenaran Allah diberikan kepada orang yang perc...
2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25
(aiwn/aion hidup)
Dalam bagian ini Paulus menyatakan bahwa kebenaran Allah diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Sampai di sini semua yang diuraikan berpusat pada murka Allah. Aiwn/Aion kematian dikuasai oleh kuasa Dosa. Tetapi di sini Paulus mulai menyoroti sesuatu yang baru, yaitu kebenaran Allah. Nygren163 menyamakan aiwn/aion hidup yang mulai diceriterakan di sini dengan "ciptaan baru... yang sudah datang" yang disebut dalam II Korintus 5:17. Kalau judul 1:18-3:20 adalah "Murka Allah," judul yang tepat untuk 3:21-4:25 adalah "Kebenaran Allah."
Hagelberg: Rm 1:18--4:25 - -- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengej...
A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
Allah memurkai setiap orang, baik orang bukan Yahudi yang tidak benar, maupun orang Yahudi yang mengejar kebenaran dengan Taurat Musa. Yang dibenarkan hanyalah mereka yang percaya kepada Kristus.
Mulai di sini sampai dengan pasal 8 Paulus menguraikan tema yang dikemukakan di dalam pasal 1:16-17. Untuk menguraikan bagaimana kebenaran Allah dinyatakan dalam Injil yang menyelamatkan, dia harus lebih dahulu menyatakan bahwa murka Allah sedang dinyatakan atas dosa segala manusia. Dia harus membuktikan perlunya keselamatan itu. Kebenaran Allah adalah kebenaran yang satu-satunya, dan kebenaran itu hanya dinyatakan "dari iman kepada iman."
Di sini layak dicatat bahwa di dalam bagian ini bukanlah Paulus yang menghakimi angkatan itu, tetapi Injil Kristus yang menghakimi semua manusia. Bukan berarti angkatan itu lebih buruk dari pada angkatan-angkatan yang terdahulu, atau yang kemudian, tetapi mengingat kebenaran Allah semua manusia buruk.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 3:19-31
Matthew Henry: Rm 3:19-31 - Pembenaran oleh Iman; Kristus sebagai Pendamaian Pembenaran oleh Iman; Kristus sebagai Pendamaian (Roma 3:19-31)
Dari semua ini Paulus menyimpulkan bahwa mencari pembenaran dengan melakukan hukum...
Pembenaran oleh Iman; Kristus sebagai Pendamaian (Roma 3:19-31)
- Dari semua ini Paulus menyimpulkan bahwa mencari pembenaran dengan melakukan hukum Taurat adalah sia-sia, dan bahwa pembenaran hanya dapat diperoleh melalui iman. Inilah yang menjadi pokok bahasan yang ditunjukkannya selama ini, mulai dari pasal 1:17, dan yang dikatakannya (ay. 28) sebagai rangkuman dari penjabarannya, dengan sesuatu quod erat demonstrandum – yang perlu ditunjukkan. Kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Bukan karena mengikuti hukum pertama tentang kemurnian, yang tidak memberikan kesempatan untuk bertobat, bukan juga karena menaati hukum alam, betapapun bergunanya hukum itu. Bukan juga dengan melakukan segala peraturan tata ibadah (darah lembu dan kambing tidak dapat menghapus dosa), atau dengan melakukan hukum moral, yang jelas terma suk di dalamnya, karena Paulus berbicara mengenai hukum tersebut, bahwa karena hukum Tauratlah orang mengenal dosa dan bahwa orang dapat bermegah karena melakukan hukum Taurat. Manusia, dalam keadaannya yang bobrok, dikuasai oleh kerusakan yang sedemikian rupa sehingga tidak akan pernah bisa menjadikan dirinya diterima oleh Allah berdasarkan perbuatannya sendiri. Jadi keadaannya itu harus dibereskan murni melalui kasih karunia Allah yang diberikan secara cuma-cuma, yang disampaikan melalui Yesus Kristus kepada semua orang percaya yang sungguh-sungguh yang menerimanya sebagai pemberian yang cuma-cuma. Jika kita tidak pernah berdosa, maka ketaatan kita terhadap hukum Taurat akan membenarkan kita: ”Perbuatlah ini, maka engkau akan hidup.” Akan tetapi, karena kita telah berdosa, dan menjadi rusak, maka tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menebus semua kesalahan yang telah kita buat. Melalui ketaatan mereka terhadap hukum morallah orang Farisi mencari pembenaran (Luk. 18:11). Nah, ada dua alasan yang dikemukakan oleh rasul Paulus: kebersalahan manusia, untuk membuktikan bahwa kita tidak bisa dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat, dan kemuliaan Allah, untuk membuktikan bahwa kita harus dibenarkan melalui iman.
- I. Paulus memakai dalih kebersalahan manusia, untuk menunjukkan bahwa tidak masuk akal jika kita mengharapkan pembenaran dengan melakukan hukum Taurat. Alasannya sangat jelas: Kita tidak pernah dapat dibenarkan atau diselamatkan melalui hukum yang telah kita langgar. Seorang pengkhianat yang terbukti bersalah tidak akan bisa membebaskan diri dengan mengajukan hukum 25 Edward III sebagai pembelaan, karena hukum itu menunjukkan kejahatannya dan menjatuhkan hukuman baginya. Sesungguhnya, jika ia tidak pernah melanggar hukum itu, maka ia dapat dibenarkan oleh hukum tersebut. Namun sekarang setelah ia melanggarnya, itu tidak berlaku lagi, dan tidak ada jalan lain untuk bebas selain dengan mengajukan permohonan berdasarkan undang-undang kekebalan hukum. Terhadap undang-undang itu ia harus menyerahkan diri dan tunduk, dan dengan rendah hati serta penuh pertobatan mengakui manfaat undang-undang itu dan berpegang padanya. Sekarang mengenai kebersalahan manusia,
- 1. Paulus melemparkan tuduhannya secara khusus kepada orang Yahudi, karena merekalah yang telah memegahkan diri dengan hukum Taurat, dan mencari pembenaran melalui hukum Taurat. Paulus telah mengutip beberapa ayat dari Perjanjian Lama untuk menunjukkan kebobrokan ini: Tetapi, kata Paulus (ay. 19), segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Pernyataan ini diperuntukkan bagi orang Yahudi dan juga bangsa lain, karena hal itu tertulis di dalam hukum Taurat mereka. Orang Yahudi menyombongkan diri bahwa mereka ada di bawah hukum Taurat, dan menaruh keyakinan yang besar dalam hukum itu. “Namun,” kata Paulus, “hukum itu mengadili dan menghukum engkau, dan engkau melihat bahwa memang benar demikian.” Supaya tersumbat setiap mulut, supaya semua kesombongan dibungkam. Perhatikan cara yang ditempuh Allah baik untuk membenarkan maupun menghukum: Dia menyumbat setiap mulut. Barangsiapa dibenarkan akan tersumbat mulutnya dengan keinsafan diri yang rendah hati. Barangsiapa dinyatakan bersalah, mulutnya disumbat, karena pada akhirnya mereka akan dihukum (Yud. 15), dan dienyahkan ke neraka tanpa suara (Mat. 22:12).Segala kecurangan tutup mulut (Mzm. 107:42).
- 2. Paulus memperluas bahasannya mencakup seluruh dunia: “Supaya seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” Jika dunia senang berada di bawah kejahatan (1Yoh. 5:19), maka sudah pasti dunia akan dihukum. Jatuh di bawah hukuman. Yakni, bisa terbukti bersalah, dapat dihukum, dan pada dasarnya menjadi orang-orang yang harus dimurkai (Ef. 2:3). mereka semua harus mengaku bersalah. Barangsiapa bersikeras membenarkan diri sendiri, pasti akan dibuang. Jatuh ke bawah hukuman Allah merupakan perkataan yang mengerikan. Di hadapan Allah yang maha-melihat, yang tidak tertipu, dan tidak akan dapat ditipu ketika menghakimi, di hadapan seorang hakim yang benar dan adil, yang sama sekali tidak akan membebaskan orang yang bersalah. Semua orang telah berbuat salah, oleh karena itu semua orang perlu dibenarkan supaya dapat berdiri di hadapan Allah. Karena semua orang telah berdosa (ay. 23). Semua orang pada dasarnya adalah pendosa, dan memang telah melakukan dosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Semua telah kehilangan apa yang menjadi tujuan akhir manusia. Kehilangan,sebagaimana seorang pemanah meleset dari sasarannya, sebagaimana seorang pelari gagal mendapatkan hadiahnya. Begitu kehilangan, bukan hanya tidak menang, juga benar-benar menjadi seorang pecundang. Kehilangan kemuliaan Allah.
- (1) Tidak memuliakan Allah (lihat 1:21), mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah. Manusia ditempatkan sebagai puncak ciptaan yang kasat mata, mampu secara aktif memuliakan Sang Pencipta yang mahabesar, sementara makhluk-makhluk yang lebih rendah hanya dapat mempermuliakan Allah melalui keberadaan diri mereka. Namun oleh karena dosa, manusia telah kehilangan hal ini, dan bukannya memuliakan Allah, manusia justru merendahkan-Nya. Sungguh menyedihkan, ketika mengingat anak-anak manusia yang tadinya diciptakan untuk memuliakan Allah, dan merenungkan betapa sedikit di antara mereka yang melakukannya.
- (2) Tidak dapat memegahkan diri di hadapan Allah. Kita tidak dapat menyombongkan diri tidak bersalah. Jika kita hendak bermegah di hadapan Allah, menyombongkan siapa diri kita, apa yang kita miliki, atau apa yang kita lakukan, ini akan selalu menjadi sesuatu yang tidak mungkin. Karena kita semua telah berdosa, dan ini akan membuat kita bungkam. Mungkin kita bisa bermegah di hadapan manusia, yang tidak dapat melihat yang sebenarnya, dan tidak dapat menyelidiki hati kita, yang sama-sama rusak seperti kita sendiri, dan yang juga sama-sama senang berbuat dosa. Tetapi, kita tidak dapat bermegah di hadapan Allah, yang tidak tahan memandang kejahatan.
- (3) Tidak dapat dimuliakan oleh Allah. Kita kehilangan pembenaran, atau penerimaan Allah, yang mengawali kemuliaan. Kita telah kehilangan kekudusan atau pengudusan, yang adalah gambar Allah yang mulia pada diri manusia. Kita telah membuang semua pengharapan untuk dimuliakan bersama Allah di sorga gara-gara semua kebenaran kita sendiri. Sekarang mustahil untuk pergi ke sorga dalam keadaan bercacat cela. Jalan telah tertutup. Ada kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar yang menjaga jalan ke pohon kehidupan.
- 3. Untuk mendorong kita lebih jauh agar tidak mengharapkan pembenaran dengan melakukan hukum Taurat, Paulus menyimpulkan pandangan ini tentang hukum Taurat (ay. 20): justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Hukum yang mendakwa dan menjatuhkan hukuman kepada kita tidak akan pernah dapat membenarkan kita. Hukum Taurat itu adalah peraturan yang kaku, sebuah rectum yang index sui et obliqui – yang menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Hukum Taurat cocok dipakai dan memang bertujuan untuk membuka luka kita. Oleh karena itu kecil kemungkinannya untuk dapat mengobati luka. Sesuatu yang berguna untuk menyelidiki tidak dapat menyembuhkan. Barangsiapa mengenal dosa harus mengenal sifat hukum Taurat yang kaku, luas, dan rohani. Apabila kita membandingkan hati dan kehidupan kita sendiri dengan peraturan hukum Taurat, maka kita akan mendapati bahwa kita telah menyimpang. Paulus menerapkan hukum Taurat secara demikian (7:9), dengan begitu tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat. Perhatikan,
- (1) Tidak seorang pun yang dapat dibenarkan, tidak seorang manusia pun, tidak seorang manusia bejat pun (Kej. 6:3), karena manusia itu adalah daging, penuh dosa dan bobrok. Karena itu tidak dapat dibenarkan, karena kita adalah daging. Kebejatan yang masih tinggal di dalam sifat kita selama-lamanya akan menghalangi kita untuk dibenarkan melalui perbuatan kita sendiri. Karena perbuatan kita berasal dari daging, maka maka daging akan tetap meninggalkan bekasnya pada perbuatan kita (Ayb. 14:4).
- (2) Tidak dapat dibenarkan di hadapan Allah. Paulus tidak menyangkal pembenaran yang diperoleh dengan melakukan hukum Taurat di hadapan jemaat. Dalam keadaan mereka sebagai umat Allah, yang terwujud dalam sebuah kelompok agama, mereka adalah umat yang kudus, bangsa para imam. Namun karena hal ini berkaitan dengan Allah, di hadapan-Nya, maka kita tidak dapat dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat. Paulus merujuk pada Mazmur 143:2.
- II. Paulus mengajukan alasan tentang kemuliaan Allah untuk menunjukkan bahwa pembenaran hanya boleh diharapkan melalui iman akan kebenaran Kristus. Manusia tidak dapat dibenarkan dengan melakukan hukum Taurat. Jika demikian, haruskah manusia yang layak dihukum tetap selamanya berada di bawah murka Allah? Tidakkah ada harapan? Apakah luka itu menjadi tidak dapat disembuhkan gara-gara adanya pelanggaran? Puji Tuhan, tidaklah demikian (ay. 21-22). Ada jalan lain yang dibukakan bagi kita, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan sekarang di bawah kuasa Injil. Kita dapat dibenarkan tanpa harus melakukan hukum Musa: dan ini disebut sebagai kebenaran Allah, yaitu kebenaran bahwa Dia menetapkan, menyediakan, dan menerima. Kebenaran yang diberikan-Nya kepada kita, sebagaimana perlengkapan senjata orang Kristen disebut sebagai perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:11).
- 1. Sekarang mengenai kebenaran Allah ini, perhatikanlah,
- (1) Bahwa kebenaran itu telah diwujudkan. Jalan pembenaran yang diberikan melalui Injil adalah sebuah jalan raya, suatu jalan yang rata, dan terbuka lebar bagi kita. Ular tembaga itu dinaikkan pada tiang. Kita tidak dibiarkan meraba-raba di dalam gelap, tetapi kebenaran itu dinyatakan kepada kita.
- (2) Kebenaran itu tanpa hukum Taurat. Di sini Paulus meniadakan praktik orang Kristen Yahudi, yang menganggap perlu supaya Kristus dan Musa dijadikan satu, yang mengakui Kristus sebagai Mesias tetapi masih terlalu ingin memelihara hukum Taurat, dengan mempertahankan upacara-upacara hukum Taurat dan mewajibkannya kepada orang-orang bukan Yahudi yang telah menjadi Kristen. Tidak, kata Paulus, kebenaran itu tanpa hukum Taurat. Kebenaran yang dibawa oleh Kristus adalah kebenaran yang utuh.
- (3) Namun demikian kebenaran itu disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi. Maksudnya, ada perlambang, nubuatan, dan janji di dalam Perjanjian Lama, yang merujuk pada hal ini. Hukum Taurat sama sekali tidak membenarkan kita, sehingga hukum Taurat itu mengarahkan kita ke jalan pembenaran yang lain, menunjuk Kristus sebagai kebenaran kita. Bagi Dialah semua nabi bersaksi. Lihat Kisah Para Rasul 10:43. Mungkin ini dapat menegur orang Yahudi, yang begitu gemar akan hukum Taurat dan para nabi.
- (4) Pembenaran diperoleh melalui iman dalam Yesus Kristus, yaitu iman yang ditujukan kepada Yesus Kristus, yang adalah seorang Juruselamat yang diurapi, demikianlah arti nama Yesus Kristus. Iman yang membenarkan ini mengakui Kristus sebagai Juruselamat dalam ketiga jawatan pengurapan-Nya, yaitu sebagai nabi, imam dan raja. Yakni, percaya kepada-Nya, menerima Dia, dan melekat kepada-Nya dalam ketiga jabatan-Nya ini. Oleh karena inilah kita memperoleh bagian di dalam kebenaran yang telah ditetapkan Allah, dan telah disampaikan oleh Kristus.
- (5) Kebenaran itu diberikan bagi semua orang yang percaya. Dalam pernyataan ini, Paulus menekankan hal yang biasanya dipersoalkan, yaitu bahwa baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi, jika mereka percaya, maka mereka berada pada tingkatan yang sama, dan sama-sama diterima oleh Allah melalui Kristus. Sebab tidak ada perbedaan. Atau, kebenaran itu adalah eis pantas – bagi semua, ditawarkan kepada semua orang secara umum. Injil tidak mengecualikan siapa saja yang tidak mengecualikan dirinya sendiri. Jadi, kebenaran itu adalah epi pantas tous pisteuontas, bagi semua orang yang percaya, tidak hanya menawarkannya kepada mereka, tetapi mengenakannya pada diri mereka seperti mahkota, seperti jubah. Ketika mereka percaya, mereka mendapat bagian di dalam kebenaran itu, dan berhak atas semua manfaat dan keistimewaannya.
- 2. Namun sekarang apa kaitan hal ini bagi kemuliaan Allah?
- (1) Ini adalah bagi kemuliaan anugerah-Nya (ay. 24). Oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma – dōrean tē autou chariti. Pembenaran ini diberikan oleh kasih karunia-Nya, bukan oleh kasih karunia yang dikerjakan di dalam diri kita seperti yang dikatakan oleh sebagian orang Kristen, sehingga pembenaran dan pengudusan menjadi sia-sia. Melainkan karena kemurahan Allah semata terhadap kita, dan bukan karena kebaikan kita sejauh yang telah tampak. Dan untuk memberi penekanan lebih jauh, Paulus mengatakan bahwa pembenaran itu diberikan oleh kasih karunia-Nya dengan cuma-cuma, untuk menunjukkan bahwa kasih karunia itu harus dipahami dalam makna yang paling tepat dan sesungguhnya. Dikatakan bahwa Yusuf mendapat kasih (KJV: kasih karunia) tuannya (Kej. 39:4), tetapi itu ada sebabnya. Tuannya melihat bahwa segala sesuatu yang dikerjakan Yusuf berhasil. Ada sesuatu di dalam diri Yusuf yang mendatangkan kasih karunia itu. Tetapi kasih karunia Allah yang diberikan kepada kita diberikan secara cuma-cuma, cuma-cuma. Kasih karunia itu gratis, semata-mata karena rahmat. Kita tidak memiliki apa pun yang menjadikan kita layak menerima kebaikan seperti itu. Itu semua karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kita dibenarkan secara cuma-cuma melalui Kristus yang telah membelinya, dan telah membayar sangat mahal untuk itu. Hal tersebut tidak dimaksudkan untuk mengecilkan arti kasih karunia yang cuma-cuma. Bahwa Kristus membayar untuk kasih karunia, itu tidak menjadi halangan bagi kasih karunia Allah untuk disebut sebagai cuma-cuma. Karena kasih karunia mempersyaratkan dan menerima pembayaran pengganti ini.
- (2) Ini adalah bagi kemuliaan keadilan dan kebenaran-Nya (ay. 25-26). Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian, dst. Perhatikan,
- [1] Yesus Kristus adalah Sang Pendamai, atau korban pendamaian, yang dilambangkan dengan hilastērion, atau tutup pendamaian, dalam hukum Taurat. Dialah takhta kasih karunia kita. Di dalam dan melalui Dialah penebusan atas dosa dilakukan, sehingga diri serta tindakan kita dikenan Allah (1Yoh. 2:2). Hanya Dia yang kita butuhkan bagi pendamaian kita. Dia bukan hanya sebagai pendamai, melainkan juga wujud pendamaian tersebut. Dialah imam kita, korban persembahan kita, mezbah kita, segala-galanya. Allah ada di dalam Kristus seperti halnya Dia berada pada tutup pendamaian-Nya, yang memperdamaikan dunia dengan diri-Nya.
- [2] Allah telah menentukan Yesus untuk itu. Allah, sebagai pihak yang dirugikan, mengambil tindakan terlebih dahulu untuk mengadakan pendamaian, dengan menunjuk seorang penengah, proetheto – telah menentukan Yesus sebelumnya untuk melakukan hal ini. Ini dilakukan Allah berdasarkan keputusan kebijaksanaan-Nya yang penuh kasih sejak kekekalan, di mana Allah menetapkan, mengurapi Yesus, memampukan Dia untuk mengadakan pendamaian, dan melepaskan Dia ke dalam dunia yang penuh dosa sebagai korban pendamaian bagi mereka. Lihat Matius 3:17 dan 17:5.
- [3] Bahwa karena iman dalam darah-Nya, kita memperoleh bagian dalam pendamaian ini. Kristus adalah korban pendamaian itu. Dialah pembalut luka yang telah disediakan Allah. Beriman artinya memasang pembalut ini pada jiwa yang terluka. Dan iman inilah yang, dalam hal pembenaran, menaruh perhatian khusus terhadap darah Kristus, karena oleh darah itulah penebusan diadakan. Karena ini sudah menjadi perjanjian ilahi, maka tanpa darah tidak akan ada pengampunan dosa. Dan tidak ada darah selain darah Kristus yang sanggup melakukannya. Hal ini mungkin yang dilambangkan di dalam hukum Taurat dengan percikan darah binatang korban, seperti yang terdapat dalam Keluaran 24:8. Iman dilambangkan dengan seikat hisop, sedangkan darah Kristus adalah darah yang dipercikkan.
- [4] Bahwa semua orang yang karena iman memperoleh bagian di dalam pendamaian ini, dosa-dosanya yang telah terjadi dahulu dibiarkan. Untuk inilah Kristus ditentukan sebagai pendamaian, yaitu untuk menghapuskan hukuman. Sangat menghibur hati bahwa sebelum adanya pendamaian ini Allah telah bersabar hati dengan dosa-dosa kita. Pada masa kesabaran-Nya. Kesabaran Allah telah menjauhkan kita dari neraka, supaya kita memiliki waktu untuk bertobat, dan pergi ke sorga. Beberapa orang menafsirkan bahwa dosa-dosa yang telah terjadi dahulu dibiarkan maksudnya adalah dosa orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama, yang diampuni oleh penebusan yang dilakukan oleh Kristus pada saatnya, karena penebusan Kristus berlaku untuk masa depan sekaligus masa lalu. Dahulu pada masa kesabaran-Nya. Berkat kesabaran Allahlah maka kita tidak disesatkan oleh dosa. Beberapa salinan Yunani menerjemahkan en te anoche tou Theou sebagai melalui kesabaran-Nya, sebagai permulaan ayat 26, dan mereka menandai dua macam buah dari jasa baik Kristus dan kasih karunia Allah, yaitu penghapusan hukuman: dia tēn paresin – bagi penghapusan hukuman, dan penundaan: kesabaran Allah. Berkat kebaikan hati sang tuan dan perantaraan pengurus kebun anggurlah maka pohon yang tidak berbuah itu dibiarkan tetap hidup di dalam kebun anggur. Dan di dalam kedua-duanya kebenaran Allah dinyatakan, di mana tanpa perantara dan korban pendamaian, Allah tidak saja tidak akan mengampuni, tetapi juga tidak akan bersabar, tidak menunda-nunda. Karena Kristuslah maka masih ada pendosa yang hidup di seberang neraka sini.
- [5] Bahwa di dalam semua ini, Allah memang menunjukkan keadilan-Nya. Ini ditekankan oleh Paulus sedemikian rupa: Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini. Pernyataan ini diulangi, karena di dalamnya ada sesuatu yang mengejutkan. Allah menunjukkan keadilan-Nya,
- Pertama, di dalam pendamaian itu sendiri. Belum pernah keadilan dan kekudusan Allah diperlihatkan seperti yang terjadi di dalam kematian Kristus. Tampak bahwa Dia membenci dosa, ketika tidak ada apa pun selain darah Kristus yang sanggup membayar dosa itu. Ketika Allah mendapati ada dosa pada diri Putra-Nya, meskipun dosa itu hanya ditimpakan saja, maka Dia tidak menyayangkan anak-Nya itu, karena anak-Nya itu telah membuat diri-Nya sendiri menjadi dosa karena kita (2Kor. 5:21). Kejahatan kita semua ditimpakan kepada-Nya, sehingga meskipun Yesus adalah Putra-Nya yang terkasih, Tuhan berkehendak untuk meremukkan Dia (Yes. 53:10).
- Kedua, di dalam pengampunan atas pendamaian ini. Begitulah kalimatnya dilanjutkan, sebagai penjelasan: supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman, karena sekarang pengampunan dosa bagi orang percaya yang bertobat tidak hanya menjadi tindakan kasih karunia dan pengampunan, tetapi juga suatu tindakan keadilan di dalam diri Allah, karena Dia telah menerima pembayaran yang dilakukan Kristus melalui kematian-Nya, untuk menunjukkan keadilan-Nya kepada mereka. Menuntut bunga utang merupakan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan keadilan Allah, ketika sang penjamin telah melunasinya dan Dia telah menerima pembayaran itu secara utuh dan merasa puas dengan itu. Lihat 1 Yohanes 1:9. Allah itu adil, yaitu, setia dengan firman-Nya.
- (3) Ini adalah bagi kemuliaan Allah, karena dengan begitu tidak ada dasar untuk bermegah (ay. 27). Allahlah yang akan melakukan pekerjaan pembenaran dan keselamatan orang berdosa dari mulanya hingga selesai sedemikian rupa, sehingga tidak ada alasan untuk bermegah, supaya tidak seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah (1Kor. 1:29-31). Nah, jika kita dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, maka kita memiliki alasan untuk bermegah. Mengapa demikian? Karena jika kita diselamatkan oleh perbuatan kita sendiri, maka kita bisa menaruh mahkota di atas kepala kita sendiri. Namun dengan iman (KJV: hukum iman), yakni jalan pembenaran melalui iman, selamanya tidak memberi dasar untuk bermegah. Sebab, iman adalah kasih karunia yang memiliki ketergantungan, yang mengosongkan diri, serta menyangkal diri, dan melemparkan semua mahkota di hadapan takhta Allah, sehingga jika kita dibenarkan, maka terutama itu adalah bagi kemuliaan Allah. Perhatikan, Paulus berbicara tentang hukum iman. Orang percaya tidak dibiarkan tanpa memiliki hukum: iman adalah suatu hukum. Iman adalah kasih karunia yang bekerja, selama iman itu ada di dalam kebenaran. Namun demikian, karena iman hanya dan sangat bergantung kepada Yesus Kristus, maka iman itu tidak memberi dasar untuk bermegah. Dari semua ini, Paulus menarik kesimpulan (ay. 28): Bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
- III. Di dalam bagian penutup pasal ini, Paulus menunjukkan luasnya keistimewaan yang diperoleh melalui pembenaran oleh iman ini, dan bahwa keistimewaan itu bukan hanya milik orang Yahudi saja, melainkan juga milik orang-orang bukan Yahudi, karena ia sudah mengatakan sebelumnya (ay. 22), bahwa tidak ada perbedaan. Dan mengenai hal ini,
- 1. Paulus meneguhkan dan menunjukkannya (ay. 29): Adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Paulus beralasan bahwa jika benar demikian, maka pendapat seperti itu sangat tidak masuk akal. Dapatkah dibayangkan bahwa Allah yang kasih dan pengampunan-Nya tak terbatas, akan membatasi kebaikan-Nya bagi sekelumit orang-orang Yahudi yang menyimpang, sementara membiarkan semua anak manusia yang lain di dalam kebinasaan kekal? Pernyataan ini jelas sejalan dengan pemikiran kita tentang kebaikan ilahi, sebab Dia penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya. Karena itu, hanya ada satu Allah yang penuh kasih karunia, yang membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman, yakni, kedua-duanya dengan satu cara yang sama. Namun demikian, orang-orang Yahudi, demi menguntungkan diri mereka sendiri, mau berkhayal mengada-adakan perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan selain kata karena iman dan juga karena iman, yang artinya, tidak ada perbedaan sama sekali.
- 2. Paulus menyangkal suatu bantahan (ay. 31), seakan-akan ajaran ini memang membatalkan hukum Taurat, yang mereka ketahui berasal dari Allah. “Tidak,” katanya, “meskipun kami memang mengatakan bahwa hukum Taurat tidak akan membenarkan kita, tetapi kami tidak mengatakan bahwa hukum itu sia-sia diberikan, atau tidak ada gunanya bagi kita. Tidak, sebaliknya kami meneguhkannya, dan menegakkannya, dengan meletakkannya pada dasar yang benar. Hukum Taurat masih berguna untuk meyakinkan kita tentang apa yang ada di masa lalu, dan untuk menuntun kita menghadapi masa depan. Meskipun kita tidak dapat diselamatkan oleh hukum Taurat sebagai suatu janji, namun kita mengakuinya dan tunduk kepadanya sebagai suatu peraturan yang ada di tangan Sang Pengantara, di mana peraturan tersebut lebih rendah daripada hukum kasih karunia. Karena itu, kami sama sekali tidak membuang hukum Taurat, tetapi justru meneguhkannya." Biarlah siapa yang menyangkal adanya kewajiban akan hukum moral pada orang-orang percaya merenungkan hal ini.
SH: Rm 3:21-31 - Dibenarkan karena iman. (Sabtu, 16 Mei 1998) Dibenarkan karena iman.
Di hadapan Allah dan hukum-hukum-Nya, semua orang sama, sama telah kehilangan kemuliaan-Nya (ayat 23). Itu sebabnya tak seora...
Dibenarkan karena iman.
Di hadapan Allah dan hukum-hukum-Nya, semua orang sama, sama telah kehilangan kemuliaan-Nya (ayat 23). Itu sebabnya tak seorang pun manusia mampu memenuhi standar kemuliaan Allah seperti yang telah dinyatakan-Nya dalam hukum Taurat. Jadi Taurat tidak dapat menolong manusia untuk beroleh selamat. Melainkan Taurat diberikan untuk menyadarkan kita akan kepapaan rohani kita dan menuntun kita kepada Yesus Kristus. Jadi Taurat pun sebenarnya menekankan keutamaan iman bukan usaha manusia beroleh selamat (ayat 22). Mengapa Yesus Kristus? Sebab Dialah yang telah ditentukan Allah untuk menggenapi Taurat sehingga darah-Nya (kematian-Nya) menghasilkan penebusan kita dari kuasa dosa (ayat 24,25).
Akibat anugerah Allah. Anugerah Allah yang memperdamaikan manusia dengan diri-Nya (ayat 25), membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (ayat 26) tidak mengabaikan keadilan Allah melainkan memenuhinya dengan benar (ayat 26). Tuhan Yesus yang hidup benar itu bukan saja telah menebus kita dari murka Allah dan dari kuasa dosa dengan darah-Nya tetapi juga membenarkan kita agar selanjutnya dapat hidup benar sesuai kebenaran Allah sendiri (baca: Taurat). Jadi keselamatan bukan dari usaha melainkan oleh anugerah supaya kita sepenuhnya bergantung pada dan memuliakan terus anugerah Allah yang ajaib itu (ayat 27).
Doa: Ya Kristus, mampukanlah kami untuk hidup benar dan adil berdasarkan iman kepada-Mu.
SH: Rm 3:21-31 - Dibenarkan oleh Kristus (Selasa, 30 Mei 2006) Dibenarkan oleh Kristus
Kesimpulan Paulus akan hakikat keberdosaan manusia ditegaskan ulang
dalam pernyataan, "Karena semua orang telah berbuat do...
Dibenarkan oleh Kristus
Kesimpulan Paulus akan hakikat keberdosaan manusia ditegaskan ulang dalam pernyataan, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah" (ayat 23). Kenyataan ini menunjukkan bahwa tidak mungkin seseorang membenarkan dirinya sendiri dengan upaya menaati Taurat (ayat 20).
Namun, sejak Perjanjian Lama telah disaksikan bahwa kebenaran Allah itu dinyatakan bukan lewat Hukum Taurat melainkan lewat kasih karunia Allah (ayat 21-24). Dalam Perjanjian Baru menjadi jelaslah bahwa kasih karunia Allah itu dinyatakan lewat Tuhan Yesus (ayat 25). Dialah yang ditentukan Allah sebagai sarana manusia menerima pembenaran oleh curahan darah-Nya, yaitu melalui kematian-Nya. Hal ini menunjukkan keadilan Allah, yaitu menghukum dosa mela-lui kematian Kristus di salib (ayat 26), dan menunjukkan kasih Allah, yaitu mengampuni dan membenarkan orang yang percaya kepada Kristus. Dengan demikian, orang yang sudah percaya dan dibenarkan tidak dapat memegahkan diri seakan-akan ketaatannya pada Tauratlah yang membuat dia dibenarkan. Keadilan Allah sekali lagi nyata karena melalui kasih karunia ini setiap bangsa, yang memang kepunyaan Allah, beroleh jalan untuk diselamatkan, yaitu bukan dengan melakukan Hukum Taurat melainkan melalui iman semata-mata (ayat 29-30). Menurut Paulus, hal ini justru meneguhkan Hukum Taurat yang mengajarkan bahwa tidak seorang pun bisa taat sepenuhnya pada Hukum Taurat di luar kasih karunia (ayat 31).
Orang yang berpegang pada berbagai peraturan sebagai cara untuk mendapatkan keselamatan membuktikan dirinya diperbudak dosa. Orang tersebut hanya dapat dibebaskan dan dibenarkan kalau ia menerima kasih karunia Allah dalam Kristus dengan iman. Apakah Anda sudah dibebaskan dan dibenarkan?
Responsku: _________________________________________________
SH: Rm 3:21-31 - Hanya oleh iman (Senin, 11 Mei 2009) Hanya oleh iman
Dalam pengadilan, jika seseorang terbukti bersalah melanggar hukum,
bagaimana ia dapat membela diri? Begitulah situasi yang diha...
Hanya oleh iman
Dalam pengadilan, jika seseorang terbukti bersalah melanggar hukum, bagaimana ia dapat membela diri? Begitulah situasi yang dihadapi manusia berdosa, tidak dapat membenarkan diri. Taurat pun tidak dapat diharapkan untuk membenarkan manusia karena Taurat justru menyatakan bahwa tidak seorang pun yang dapat melakukan Taurat sepenuhnya. Lalu apa lagi yang dapat dilakukan manusia? Tidak ada, selain berharap pada kasih karunia Allah.
Keselamatan dari Allah sama sekali tidak tergantung pada kemampuan manusia melakukan Taurat. Keselamatan terjadi melalui karya Yesus Kristus. Dan keselamatan bukanlah konsep Paulus, melainkan telah dinubuatkan jauh sebelum-nya dalam PL (ayat 21-22). Penyataan Allah melalui Kitab Taurat dan kitab para nabi telah membuka harapan baru bagi manusia yang sebelumnya tidak lagi memiliki pengharapan karena dosa. Yesus Kristus adalah pengharapan bagi manusia berdosa untuk bisa berkenan kepada Allah. Jika perbuatan baik tidak sanggup menggantikan keberdosaan manusia yang sangat fatal itu, maka Kristus sanggup. Kristus adalah jalan pendamaian manusia dengan Allah. Karena itu iman kepada Kristus membawa perkenan Allah bagi manusia (ayat 23-28), baik Yahudi maupun nonYahudi (ayat 29-30). Iman yang dimaksud berarti memercayai kesaksian Allah mengenai pribadi dan karya Kristus di salib. Namun perlu diperhatikan bahwa Paulus sama sekali tidak memaksudkan bahwa iman mempunyai kontribusi bagi keselamatan kita. Iman hanya mengambil apa yang Allah berikan. Iman sama sekali tidak menambah nilai bagi keselamatan.
Banyak manusia yang sulit percaya bahwa keselamatan dapat diperoleh melalui cara yang begitu mudah, yaitu hanya dengan beriman. Bagi mereka, keselamatan akan menjadi bernilai bila didapat dengan jerih payah. Namun bukan demikian maksud Allah. Manusia hanya perlu percaya karya Kristus maka ia akan diselamatkan. Nyatakanlah hal ini kepada mereka yang masih belum diselamatkan.
SH: Rm 3:21-31 - Keselamatan hanya oleh anugerah (Rabu, 18 April 2012) Keselamatan hanya oleh anugerah
Solusi kreatif yang Allah sediakan bagi umat manusia sungguh tak terpikirkan akal. Melihat bahwa manusia semakin terh...
Keselamatan hanya oleh anugerah
Solusi kreatif yang Allah sediakan bagi umat manusia sungguh tak terpikirkan akal. Melihat bahwa manusia semakin terhilang oleh keberadaan hukum-Nya, Allah menyampingkan hukum itu dan menawarkan keselamatan di luar hukum yang ada. Paulus mengatakan, "tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, " yaitu dengan iman. Lebih jauh lagi, selain menyediakan iman sebagai jalan alternatif untuk manusia kembali kepada-Nya, Allah membuka jalan alternatif ini kepada semua bangsa. Tidak ada lagi pembedaan Yahudi dan nonYahudi karena Allah adalah Allah atas semua umat manusia. Dua hal radikal dilakukan Allah dalam sekali gebrakan. Sungguh nyatalah bahwa Allah yang kita sembah benar-benar Allah sebab Ia mahakuasa dan bebas mendefinisikan bagaimana dan siapa yang bisa datang kepada-Nya; Ia tidak terikat oleh hukum sebab Ia berada di atas hukum.
Apa implikasinya bagi manusia? Selain tersedianya jalan keselamatan yang bisa diakses sehingga kita terbebas dari roda marmut keberdosaan kita, kita juga harus menghadapi kesetaraan kita di hadapan Allah. Mungkin terdengar indah dan menyenangkan, tetapi ada saja orang yang menyenangi aturan-aturan lama yang walaupun tidak bisa dipenuhi, tetapi setidaknya ia bisa memenuhinya lebih baik daripada orang lain; mereka senang sebab sistem yang lama bisa mereka gunakan untuk memperoleh kehormatan, walaupun semu sebab tidak bisa menyelamatkan mereka.
Menerima keselamatan melalui iman berarti mengakui kegagalan hidup agama kita dan menerima ketakbergunaan usaha kita memenuhi hukum Allah. Apakah itu berarti kita tinggalkan semua usaha menjalankan hukum itu? Sama sekali tidak! Menerima keselamatan tidak berarti meninggalkan hukum, tetapi sekarang kita bisa menjalankan hukum itu tidak dengan beban berat, tetapi dengan hati riang, sebab kita tahu bahwa ketika kita menjalankan hukum itu kita tengah melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Allah yang sudah memberikan keselamatan kepada kita. Bukankah itu suatu wujud rasa syukur yang sangat berharga dan indah?
SH: Rm 3:21-31 - Dibenarkan karena Iman (Selasa, 18 Oktober 2016) Dibenarkan karena Iman
Manusia berada dalam kondisi putus asa akibat dosa. Tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa. Na...
Dibenarkan karena Iman
Manusia berada dalam kondisi putus asa akibat dosa. Tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa. Namun, kasih dan keadilan Allah bertindak dengan cara yang ajaib.
Tanpa bergantung pada hukum Taurat (21), kebenaran dan kasih Allah dinyatakan bagi umat manusia yang mau percaya (22). Meski manusia telah berbuat dosa (23), Allah menyediakan jalan penebusan karena anugerah-Nya (24) melalui Yesus Kristus.
Mengapa harus Yesus Kristus? Karena Dialah satu-satunya pribadi yang dapat menjadi jalan pendamaian bagi manusia berdosa, yang tanpa Allah telah melanggar keadilan-Nya, kebenaran-Nya, dan kasih-Nya (25-26). Dalam anugerah-Nya, Allah mengutus Yesus menjadi jalan pendamaian bagi manusia yang berdosa (25) sehingga mereka yang percaya kepada-Nya dapat diselamatkan. Itulah sebabnya Paulus menegaskan bahwa mereka yang diselamatkan tidak boleh menyombongkan diri atas keselamatan yang diterima dari Allah (27).
Bukan karena perbuatan maka kita dibenarkan (28), melainkan karena iman kepada Yesus Kristus. Pembenaran ini berlaku untuk segala bangsa, bukan hanya untuk orang Yahudi (29-30). Ketika Allah menempuh jalan ini untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa, Allah tidak melanggar atau pun membatalkan hukum Taurat, melainkan semakin mempertegas betapa tidak berdayanya manusia menjalani hukum Taurat tanpa anugerah Allah (31).
Hanya oleh anugerah dan kasih Allah semata, kita dapat dibenarkan dan beroleh keselamatan. Marilah kita senantiasa mensyukuri anugerah itu dan hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan. Karena Ia telah membayar lunas hutang dosa kita melalui pengorbanan Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, yang mati di kayu salib.
Janganlah menjadi sombong karena iman yang kita miliki. Biarlah anugerah Allah semakin membuat kita rendah hati dan memuliakan nama-Nya. [MFS]
SH: Rm 3:21-31 - Dibenarkan karena Perbuatan? (Sabtu, 25 Juni 2022) Dibenarkan karena Perbuatan?
Sering kali beberapa orang Kristen berpikir bahwa Allah menuntut usahanya agar ia dapat dibenarkan. Misalnya, dengan mel...
Dibenarkan karena Perbuatan?
Sering kali beberapa orang Kristen berpikir bahwa Allah menuntut usahanya agar ia dapat dibenarkan. Misalnya, dengan melakukan amal dan memberi persembahan, ia akan diperkenan oleh Allah. Dengan perbuatan baik, ia pasti akan masuk surga. Padahal, Kitab Suci menegaskan hal yang berbeda.
Kondisi manusia secara universal tidak ada yang benar; semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (21). Perbuatan baik tidak menambah apa-apa dalam usaha untuk mendapatkan pembenaran di hadapan Allah. Kristus Yesuslah yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi jawaban bagi pembenaran manusia (25). Manusia dibenarkan karena iman, bukan dengan usahanya dalam melakukan Taurat (28).
Sejatinya, dibenarkan karena iman akan menyingkirkan kesombongan manusia serta mendatangkan pengakuan bahwa semua terjadi karena anugerah. Hal ini juga akan membawa kita pada sebuah kesadaran akan kebutuhan kita akan Allah.
Jadi, tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah dalam keselamatan; kita tidak bisa mengatakan bahwa perbuatan baik kita bisa menyelamatkan dan karena perbuatan baik itulah kita diselamatkan. Tidak!
Kekristenan mengajarkan bahwa perbuatan baik tidak diperlukan untuk kita bisa dibenarkan di hadapan Allah. Sebanyak apa pun perbuatan baik manusia tidak akan pernah dapat disandingkan dengan tuntutan Allah dalam kekudusan dan kesempurnaan.
Perbuatan baik memang penting, namun tidak akan membawa kita kepada kehidupan kekal. Keselamatan dan kehidupan kekal hanya dapat diperoleh dalam iman kepada karya Allah di dalam Kristus Yesus Tuhan kita, sedangkan perbuatan baik kita lakukan sebagai cerminan bahwa kita adalah anak-anak terang yang telah menerima anugerah keselamatan dengan cuma-cuma.
Mari kita bersyukur atas anugerah Allah yang dilimpahkan bagi kita. Perbuatan baik kita tidak menambah apa-apa bagi keselamatan sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk memegahkan diri di hadapan saudara-saudara seiman. [PMS]
Baca Gali Alkitab 8
Orang baik akan masuk surga. Ini logika sederhana. Maka, ketika seseorang ingin selamat, ia akan berbuat baik sebanyak-banyaknya. Orang Yahudi pun demikian. Mereka berusaha menaati hukum Taurat dengan sebaik mungkin. Sayangnya, konsep ini tetap ada sewaktu mereka menjadi Kristen.
Ketika orang non-Yahudi menjadi Kristen, mereka pun dituntut untuk bersunat, dengan alasan bahwa itulah syarat untuk bergabung dalam umat Tuhan. Jadi, haruskah kita berbuat baik untuk selamat?
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang telah dinyatakan? (21-22)
2. Kenyataan apa yang dihadapi semua manusia? (23)
3. Bagaimana manusia dapat dibenarkan? (24-26)
4. Adakah dasar lain untuk bermegah? (27-30)
5. Kesimpulan apa dikatakan Paulus tentang hukum Taurat? (31)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Di dunia ini, siapakah yang dapat disebut sebagai orang baik?
2. Mengapa keselamatan hanya dapat diperoleh melalui Yesus Kristus?
3. Ketika orang Yahudi berpandangan bahwa orang benar ialah orang yang taat hukum Taurat, pembenaran seperti apa yang Allah nyatakan?
4. Ketika banyak orang beranggapan bahwa perbuatan baik merupakan tiket masuk surga, apa yang kita imani dalam nama Yesus Kristus?
Apa respons Anda?
1. Kelebihan apa yang dapat membuat Anda merasa lebih daripada orang lain? Bagaimana caranya agar hal itu dapat mendukung Anda untuk makin mensyukuri kasih karunia Allah?
2. Ketika banyak orang ingin berbuat baik supaya masuk surga, seberapa besar keinginan Anda untuk berbuat baik sebagai ungkapan syukur Anda kepada Allah?
Pokok Doa:
Bersyukur dengan mengasihi Allah dan sesama dalam kasih yang bebas, bukan kesombongan ataupun hitung-hitungan.
Utley -> Rm 3:21-26
Utley: Rm 3:21-26 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 3:21-2621 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat ...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 3:21-26
21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. 26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Rom 3:21 "Tetapi sekarang" Paulus sedang mengkontraskan PL dengan PB, jaman pemberontakan yang lama dengan jaman baru kebenaran. Hal ini akan menjadi paralel "pada saat ini" (lih. Ay. Rom 3:26; "tetapi sekarang" dari Rom 6:22; 7:6).
□ "sekarang, tanpa hukum Taurat" Kadang-kadang sukar untuk merasa pasti apakah Paulus sedang menunjuk kepada Hukum Musa (NASB) atau hukum (NRSV, TEV, NJB, NIV) secara umum dalam pembukaan pasal ini. Dalam konteks ini hukum Yahudilah yang paling cocok dengan argument Paulus. Semua manusia telah melanggar setiap kumpulan pedoman moral, kemasyarakatan apakah itu internal atau eksternal. Masalah kita sebagai manusia yang jatuh adalah bahwa kita tidak menghendaki adanya pedoman sama sekali kecuali hasrat-hasrat kita yang berpusat pada kita dan mementingkan diri kita sendiri (lih. Kej 3).
- NASB "kebenaran Allah"
- NKJV, NRSV "kebenaran Allah"
- TEV "cara Allah menjadikan manusia benar dengan diriNya."
- NJB "keadilan Allah yang menyelamatkan"
Tidak ada ARTIKEL yang pasti untuk kata "kebenaran". Hal ini tidak menunjuk pada karakter Allah, namun cara Allah untuk mengalirkan pengampunan dan penerimaan kepada manusia berdosa. Frasa yang ini juga digunakan dalam tema teologis dari Rom 1:16-17. Hal ini jelas menyatakan mekanisme iman dalam Yesus Kristus yang disalibkan (lih. Ay. Rom 3:22,24-26).
Kenyataan bahwa kata ini (dikaiosonē ) dan turunannya (lihat catatan pada Rom 2:13) digunakan sedemikian seringnya dalam konteks ini untuk menunjukkan kepentingannya (lih. Rom 1:17; 3:5,21,22,25,26; 4:3,5,6,9,11,13,22; 5:17,21; 6:13,16,18,19,20; 8:10; 9:28,30,31; 10:3,4,5,6,10,17). Istilah Yunani ini berasal dari pengembangan penggambaran (tsadak ) kata PL "sebuah standar" atau suatu "buluh tolok ukur". Standarnya adalah Allah sendiri. Istilah ini mencerminkan karakter Allah yang diberikan secara bebas kepada manusia yang telah jatuh melalui Kristus (lih. 2Kor 5:21). Pengakuan akan kebutuhan dan menerima pemberian Allah sejak dulu adalah, sangat merupakan pelecehan bagi manusia yang sombong dan mementingkan diri—khususnya manusia legalistic dan agamawi. Lihat Topik Khusus pada Rom 1:17.
□ "telah dinyatakan" Frasa ini sangat mirip dengan Rom 1:17. Namun demikian, kata kerjanya berbeda. Kata kerja di sini dapat diterjemahkan, "telah dan terus-menerus dinyatakan secara jelas" Ini adalah suatu PERFECT PASSIVE INDICATIVE, sementara kata senada dalam Rom 1:17 adalah PRESENT PASSIVE INDICATIVE. Allah telah secara jelas menyatakan Injil baik di PL (lih pasal Rom 4) dan dalam Yesus.
□ "disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi" Ini menunjuk kepada dua dari tiga bagian dari kitab suci Ibrani (Taurat, Nabi-nabi, dan Surat-surat). Dua saksi pertama digunakan untuk menunjuk keseluruhan (lihat catatan pada Rom 3:19). Ini jelas menunjukkan bahwa Injil telah terkandung dalam bentuk awalnya di PL (lih. Luk 24:27,44; Kis 10:43). Injil bukanlah suatu pertimbangan kembali, "Rencana Kedua" atau suatu program mendadak yang terburu-buru.(lih. Rom 1:2).
Rom 3:22 "karena iman dalam Yesus Kristus" Ini secara hurufiah berarti "melalui iman dari Yesus Kristus" Ini adalah pengembangan GENITIVE. Hal ini berulang di Gal 2:16 dan Fili 3:9 dan juga dalam bentuk yang mirip di Rom 3:26; Rom 2:16,20; 3:22. Frasa ini bisa berarti (1) iman atau kesetiaan dari Yesus (SUBJECTIVE GENITIVE) atau (2) Yesus sebagai obyek dari iman kita (OBJECTIVE GENITIVE). Pembangunan ketata-bahasaan yang serupa dalam Gal 2:16 menjadikan !!#2 sebagai pilihan yang terbaik. Ini menunjukkan aspek pokok dari pembenaran Allah. Adalah kebenaran Kristus yang dijalankan dalam kehidupan seseorang oleh pemberian Allah melalui Kristus (lih. Rom 4:5; 6:23), yang harus diterima dengan iman/percaya/keyakinan (lih. Ef 2:8-9) dan dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari (lih. Ef 2:10)
□ "bagi semua" Injil adalah bagi semua manusia (lih ay. Rom 3:24;Yes 53:6; Yeh 18:23; Yoh 3:16-17; 4:42; 1Tim 2:4; 4:10; Tit 2:11; 2Pet 3:9; 1Yoh 4:14). Alangkah benarnya! Hal ini harus menyeimbangkan kebenaran Alkitabiah tentang pemilihan. Pemiliha Allah tidak boleh dipahami berdasarkan pengertian Islam mengenai determinisme juga tidak dengan pengertian ultra Kalvinis beberapa atau orang lain, namun dengan pengertian perjanjian. Pemilihan dalam PL adalah untuk melanyani bukan hak istimewa! Allah berjanji untuk menebus manusia yang jatuh (Kej 3:15). Allah memanggil dan memilih semua manusia melalui Israel (lih. Kej 12:3; Kel 19:5-6). Allah memilih melalui iman dalam Kristus. Allah selalu mengambil inisiatif dalam keselamatan (lih. Yoh 6:44,65). Ef 1 dan Rom 9 adalah bagian Alkitab yang paling kuat pada doktrin pradestinasi yang secara teologis ditekankan oleh Agustinus dan Kalvin.
Allah memilih orang percaya bukan hanya untuk keselamatan (pembenaran), namun juga untuk pengudusan (lih. Ef 1:4; Kol 1:12). Hal ini dapat berhubungan dengan (1) posisi kita dalam Kristus (lih. 2Kor 5:21) atau (2) hasrat Allah untuk menghasilkan kembali karakterNya dalam anak-anakNya (lih. Rom 8:28-29); Gal 4:19; Ef 2:10). Kehendak Allah bagi anak-anakNya adalah mencakup surga di suatu hari nanti dan keserupaan dengan Kristus sekarang!
Sasaran dari pradestinasi adalah kekudusan, bukan hak istimewa! Panggilan Allah bukan untuk memilih sebagian saja dari anak-anak Adam, namun bagi semua! Ini adalah panggilan kepada karakter Allah sendiri (lih. 1Tes 5L23; 2Tes 2:13). Untuk mengubah pradestinasi menjadi suatu penghuni teologia dan bukannya untuk suatu kesucian hidup adalah suatu tragedi bagi system teologi manusia. Sering jala teologis kita bisa membelokkan naskah Alkitab!
Lihat Topik Khusus: Pemilihan/Pradestinasi dan Kebutuhan akan Keseimbangan Teologis pada Rom 8:33
□ "yang percaya" Yesus mati bagi semua manusia. Secara potensial semua manusia dapat diselamatkan Adalah penerimaan pribadi manusia (PRESENT PARTICIPLE) yang membuat kebenaran Yesus berlaku dalam kehidupan mereka (lih. Rom 1:16; Yoh 1:12; 3:16; 20:31; Rom 10:9-13; 1Yoh 5:13).
Alkitab menyajikan dua criteria untuk anugerah pembenaran: iman dan pertobatan (lih. Mr 1:15; Kis 3:16,19; 20:31 dan lihat catatan pada Rom 1:15). Naskah ini secara jelas menyatakan cakupan universal dari keselamatan, namun tidak semua akan selamat.
"sebab tidak ada perbedaan" Hanya ada satu jalan dan satu Orang yang olehnya manusia (Yahudi atau bukan Yahudi) dapat diselamatkan (lih. Yoh 10:1-2,7; 11:25; 14:6). Semua dan setiap orang dapat diselamatkan oleh iman dalam Kristus (lih. Rom 1:16; 4:11,16; 10:4,12; Gal 3:28; Kol 3:11).
Rom 3:23-26 Ayat-ayat ini dalam bahasa Yunani adalah satu kalimat.
- NASB NKJV, NRSV "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan"
- TEV "semua orang telah berdosa dan berada jauh dari"
- JB "berdosa dan didenda"
Ini adalah ringkasan dari Rom 1:18-3:20. Setiap orang perlu diselamatkan oleh Kristus (lih. Rom 3:9. 19. Rom 11:32; Gal 3:22; Yes 53:6). "Berdosa" adalah suatu AORIST ACTIVE INDICATIVE, sementara "telah kehilangan" adalah suatu PRESENT MIDDLE INDICATIVE. Mungkin frasa ini menunjuk kepada baik kejatuhan manusia secara keseluruhan dalam Adam (lih. Rom 5:12-21) dan kelanjutan perbuatan pemberontakan individualnya. Tak satupun dari terjemahan Bahasa Inggris moderen secara khusus mencerminkan perbedaan ini.
Ayat ini berhubungan secara teologis dengan ay. Rom 3:21 dan tidak secara langsung dengan ay. Rom 3:24.
□ "kemuliaan Allah" Dalam PL kata-kata Ibrani yang paling lazim untuk "kemuliaan" (kbd ) pada mulanya adalah suatu istilah perdagangan (yang menunjuk kepada sepasang timbangan) yang berarti "menjadi berat". Sesuatu yang berat adalah berharga dan memiliki suatu nilai intrinsic. Sering konsep kecemerlangan ditambahkan kedalam kata tersebut untuk mengungkapkan Kemuliaan Allah (lih. Kel 19:16-18; 24:17; Yes 60:1-2). Ia saja yang layak dan terhormat. Ia terlalu cemerlang untuk dipandang oleh manusia yang jatuh. (lih.. Kel 33:17-23; Yes 6:5). Allah hanya bisa sungguh-sungguh dikenali melalui Kristus (lih. Yer 1:14; Mat 17:2; Ibr 1:3; Yer 2:1).
Istilah "kemuliaan" agak mendua: (1) mungkin paralel degan "kebenaran Allah" (ay. Rom 3:21); (2) ini mungkin menunjuk kepada persetujuan Allah (lih. Yoh 12:43); (3) Ini bisa juga menunjuk kepada gambar Allah yang di dalamnya manusia diciptakan (lih. Kej 1:26-27; 5:1; 9:6), namun yang kemudian dikotori melalui pemberontakan (lih. Kej 3:1-22), dan yang melalui Kristus di pulihkan (2Kor 3:18). Istilah ini pertama kali digunakan dalam PL mengenai hadirat YHWH dengan umatNya (lih. Kel 16:7,10; Im 9:23; Bil 14:10), yang masih merupakan sasaran.
Rom 3:24 "oleh kasih karunia dibenarkan dengan cuma-cuma." Ini adalah suatu PRESENT PASSIVE PARTICIPLE. Di sinilah Injil berawal—anugerah Allah yang memberi pembenaran (lih. Rom 5:15-17; 6:23). Istilah Yunani "membenarkan" (dikaioō ) berasal dari akar kata yang sama dengan "kebenaran" (dikaiosunē ). Allah selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44,65). Dalam ayat Rom 3:24-25 ada tiga penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan tentang keselamatan: (1) "dibenarkan" yang adalah suatu istilah hukum yang berarti "tidak ada penghukuman" atau untuk mengumumkan bahwa seseorang tidak bersalah; (2) "penebusan" yang berasal dari pasar budak yang berarti "membeli kembali" atau "membebaskan"; dan (3) "mengambil hati/perdamaian" yang adalah dari suatu system pengorbanan dan dimaksudkan sebagai tempat berlindung atau penebusan kesalahan. Hal ini menunjuk kepada tutup dari Tabut Perjanjian dimana korban darah ditempatkan pada Hari Penebusan (lih. Im 16; Ibr 9:5).
□ "pemberian" Paulus menggunakan konsep ini beberapa kali dengan menggunakan istilah-istilah yang berbeda.
- 1. dōrean, ADVERB, "secara cuma-cuma"
- 2. dōrea, KATA BENDA, "pemberian cuma-cuma"
- 3. dōron, KATA BENDA, "pemberian" (lih. Ef 2:8)
- 4. charisma, KATA BENDA, "Hutang bebas" or "kemurahan yang cuma-cuma" (lih. Rom 1:11; 5:15,16; 6:23; 11:29; 12:6)
- 5. charisomai, KATA KERJA, "dianugerahkan sebagai kemurahan yang cuma-cuma" (lih. Rom 8:32)
- 6. charis, KATA BENDA, "kemurahan cuma-cuma" or "pemberian cuma-cuma" (lih. Rom 4:4,16; 11:5,6; Ef 2:5,8)
□ "karena penebusan dalam Kristus Yesus" Mekanisme untuk keselamatan kita dalah kematian Yesus sebagai pengganti kita dan kebangkitanNya. Fokus Alkitab bukan pada berapa harga yang dibayarkan atau kepada siapa harga itu dibayarkan (Agustinus), namun pada kenyataan bahwa manusia telah dilepaskan dari kesalahan dan penghukuman dosa melalui suatu pengganti yang tak berdosa. (lih. Yoh 1:29,36; 2Kor 5:21; 1Pet 1:19).
Ayat ini juga menunjukkan mahalnya Kej 3:15. Yesus menanggung kutukan (lih. Gal 3:13) dan mati (2Kor 5:21) sebagai pengganti/penebus bagi manusia yang telah jatuh. Keselamatan memang cuma- Cuma, namun sama sekali bukan suatu hal yang murah.
- NASB "yang ditunjukkan secara umum oleh Allah"
- NKJV "yang dikemukakan Allah"
- NRSV "yang diajukan oleh Allah"
- TEV "ditawarkan oleh Allah" JB "ditentukan Allah"
Ini adalah suatu AORIST MIDDLE INDICATIVE yang berarti bahwa Allah sendiri menyatakan maksud dan hatiNya melalui kematian Kristus (Ef 1:9). Rencana penebusan abadi Allah melibatkan pengorbanan Yesus (lih. Yes 53:10; Wahy 13:8). Lihat catatan pada Rom 9:11.
Istilah Yunani endeiknumai (endeixis , lih. Rom 3:25,26) dipakai beberapa kali di kitab Roma (lih. Rom 2:15; 9:17,23; LXX Kel 9:16). Arti dasarnya ialah untuk menyatakan atau mempertunjukkan. Allah menginginkan manusia memahami secara jelas kebenaran, rencana, dan maksud dari penebusanNya. Konteks ini menyatakan suatu pandangan Alkitabiah yang mendunia
- 1. tentang karakter Allah
- 2. tentang karya Kristus
- 3. tentang kebutuhan manusia
- 4. tentang maksud penebusan.
Allah ingin kita mengerti! Konteks ini sangat penting untuk suatu pemahaman yang tepat mengenai keKristenan. Memang ada beberapa kata dan frasa yang bersifat mendua atau dapat dipahami dalam beberapa cara, namun tujuan dari keseluruhannya adalah sangat jelas dan lugas. Konteks ini adalah suatu bintang kutub teologis bagi PB.
- NASB "sebagai jalan perdamaian dalam darahNya"
- NKJV "menjadi jalan pendamaian … dalam darah-Nya"
- NRSV "sebagai suatu korban penebusan oleh darahNya"
- TEV "sedemikian hingga oleh darahNya Ia akan menjadi jalan yang olehnya dosa manusia diampuni"
- JB "mengorbankan hidupNya sedemikian untuk mewujudkan rekonsiliasi"
Dalam dunia Yunani-Romawi kata ini membawa konsep pemulihan dari persekutuan dengan suatu illah asing dengan cara pembayaran suatu harga, namun bukan dalam pengertian seperti dalam Septuaginta. Pengertian ini digunakan dalam Septuaginta dan Ibr 9:5 untuk menterjemahkan "tahta anugerah", yang adalah tutup dari Tabut Perjanjian yang terletak di Ruang Maha Suci, tempat dimana penebusan didapatkan untuk kepentingan bangsa-bangsa pada Hari Raya Penebusan (lih. Im 16). Istilah ini harus dibahas sedemikian hingga tidak mengurangi pandangan Allah terhadap dosa, namun meneguhkan sikap penebusanNya yang positif teradp orang berdosa. Suatu iskusi yang baik didapati dalam buku karangan James Stewart Seorang Manusia dalam Kristus , hal. 214-224. Satu jalan untuk mencapai hal ini adalah menterjemahkan istilah ini sedemikan hingga mencerminkan pekerjaan Allah dalam Kristus; "suatu korban pendamaian"; atau "dengan kuasa pendamaian"
"Dalam darahNya" adalah suatu cara Ibani untuk menunjuk kepada pengorbanan penebusan dari Anak Domba Allah yang tak berdosa (lih. Yoh 1:29). Untuk sepenuhnya memahami konsep ini Im 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7 adalah hal yang penting sebagaimana Hari Penebusan dalam pasal Rom 16. Darah menunjuk kepada suatu kehidupan tanpa dosa yang dipersembahkan untuk kepentingan orang yang bersalah (Yes 52:13-53:12).
□ "melalui iman" Di sini lagi (lih. Rom 1:17; 3:22,25,26,27,28,30) adalah mekanisme bagi keuntungan pribadi yang tersedia dalam kematian penebusan Yesus bagi tiap orang dan siapapun.
Frasa ini dilalaikan dalam naskah-naskah kuno A dari abad ke 5 (juga naskah Yunani yang digunakan oleh Chrysostom) dan naskah abad 12 MS (2127). Hal ini dicakup dalam semua naskah-naskah Yunani lainnya. Beberapa diantaranya memiliki ARTIKEL yang definitif dengan "iman" dan beberapa tidak, namun demikian, hal ini tidak mempengaruhi artinya. UBS menilai pencakupan ini sebagai B (dengan sedikit keraguan).
□ "menunjukkan keadilanNya" Allah harus jujur tentang karakter dan FirmanNya (lih. Mal 3:6). Dalam PL jiwa yang berdosa harus mati (lih. Yeh 18:4,20). Allah berkata Ia tidak akan membebaskan tuduha orang bersalah (lih. Kel 23:7). Kasih Allah bagi manusia yang jatuh sedemikian besarnya sehingga Ia bersedia menjadi manusia, menggenapi Taurat dan mati sebagai ganti manusia yang jatuh. Kasih dan keadilan bertemu dalam Yesus (ay. Rom 3:26)
- NASB, NKJV, NRSV "Ia membiarkan dosa-dosa yang telah diperbuat terdahulu"
- TEV "Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran- Nya."
- NJB "karena dimasa lalu, ketika dosa-dosa tidak dihukum"
Kata "membiarkan" adalah paresis , yang dalam PB hanya digunakan di sini dan tak pernah digunakan dalam Septuaginta. Nenek moyang Yunani dan Jerome mengartikan hal ini seperti arti literal dari bahasa Yunani "pengampunan dari hutang" (lih. Moulton dan Milligan, hal 493). Namun demikian, pariēmi , KATA KERJA asalnya berarti "mengesampingkan apa yang sudah berlalu" atau "bersantai" (lih. Luk 11:42).
S
ehingga pertanyaannya adalah apakah Allah mengampuni dosa di masa lalu dengan memandang kepada karya Kristus yang akan datang, atau apakah Ia membiarkannya karena mengetahui bahwa kematian Kristus akan menyelesaikan masalah dosa? Hasilnya adalah sama. Dosa manusia, dulu, sekarang, dan yang akan datang, diselesaikan oleh pengorbanan Kristus.
Ini adalah tindakan anugerah Allah dimasa silam yang memandang kepada karya Kristus (lih. Kis 17:30; Rom 4:15; 5:13) sebagaimana juga tindakan saat ini dan masa mendatang (lih. ay. Rom 3:26). Allah tidak pernah menganggap remeh dosa, namun Ia menerima pengorbanan Yesus sebagai obat bagi pemberontakan manusia yang adalah penghalang bagi persekutuan abadi denganNya.
Rom 3:26 Istilah "keadilan" dalam ay. Rom 3:25 secara etimologis berhubungan dengan kata "adil" dan "yang membenarkan" dalam ay. Rom 3:26. Allah berkerinduan agar karakterNya dinyatakan dalam kehidupan orang percaya melalui iman dalam Kristus. Yesus menjadi kebenaran kita (lih. 2Kor 5:21) namun orang percaya harus juga menjadi sejalan dengan kebenaranNya, keserupaan denganNya (lih. Rom 8:29). Lihat Topik Khusus pada Rom 1:17.
Topik Teologia -> Rm 3:22
Topik Teologia: Rm 3:22 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Kristus Yesus
Rom 3:22-24 Rom 8:1 Rom 15:5 Rom 16:3 1Ko 1:2,30 Gal 2:16 ...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Tempat Umat Manusia Pada Urutan Penciptaan
- Manusia Dalam Relasinya dengan Makhluk Ciptaan Lain
- Manusia adalah Setara di Hadapan Allah
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Keselamatan Secara Umum
- Iman yang Menyelamatkan
- Pembenaran
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Anak
- Keselamatan Kita adalah di dalam Kristus
- Kita Dijadikan Umat Kebenaran Allah di dalam Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Pembenaran adalah Faedah dari Iman
- Kej 15:6 Maz 34:23 Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 4:5 Rom 5:1 Rom 10:4 Gal 2:15-16 Gal 3:8-12,22-24 Fili 3:8-9
- Memuliakan Allah Menjadikan Segala Sesuatu Mungkin Melalui Kristus
- Eskatologi
- Penghakiman Akhir
TFTWMS -> Rm 3:21-31; Rm 3:21-26
TFTWMS: Rm 3:21-31 - Kebenaran Melalui Iman, Untuk Semua Manusia KEBENARAN MELALUI IMAN, UNTUK SEMUA MANUSIA (Roma 3:21-31)
Dalam garis besar kitab Roma yang diberikan sebelumnya (lihat halaman 17), di bawah judul ...
KEBENARAN MELALUI IMAN, UNTUK SEMUA MANUSIA (Roma 3:21-31)
Dalam garis besar kitab Roma yang diberikan sebelumnya (lihat halaman 17), di bawah judul "Doktrin," muncul "Penghukuman," "Pembenaran," "Penyucian," dan "Pemuliaan." R. C. Bel menulis, Jika agama Kristen dianggap sebagai katedral besar, penghukuman (1:18— 3:20) adalah pembersihan situs bangunannya; pembenaran (3:21-5:21) adalah pondasi yang dalam, kokoh yang dibutuhkan bangunan itu; pengudusan (pasal 6, 7) adalah isi bangunan itu; dan pemuliaan (pasal 8) adalah kubahnya.43
Kita telah membersihkan situsnya ( "Penghukuman") dan siap untuk mulai meletakkan dasarnya ( "Pembenaran").
Dalam 1:18-3:20, Paulus "[menuduh] baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa," yaitu "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak" (3:9, 10). Sampai titik ini, itu sudah menjadi potret yang menyedihkan, dengan dominasi warna gelap dan suram. Kemudian, dalam 3:21, muncullah kata-kata "Tetapi sekarang." Dengan demikian pembahasan bergerak "dari tragedi kepada kemenangan."44
Bagian "Pembenaran" ini mencakup dua setengah pasal (3:21-5:21). Bagian ini yang berasal dari pasal hebat ini (3:21-26), adalah satu kalimat panjang dalam teks Yunaninya.45Morris menyebut teks itu "mungkin satu paragraf paling penting yang pernah ditulis."46Moo mengklaim, "Jarang sekali Alkitab dalam ayat yang sangat pendek membawa bersama begitu banyak … ide-ide teologis,"47dan Edwards menggambarkan 3:21-26 sebagai "daftar kata-kata tentang iman Kristen."48
Satu ekspresi utama, yang terwujud dalam satu kata kebenaran, mendominasi di seluruh ayat-ayat ini (3:21, 22, 25, 26). Kisah agung keselamatan berkisar pada kata itu.
TFTWMS: Rm 3:21-26 - Kebenaran Allah Diwujudkan Kebenaran Allah Diwujudkan (Roma 3:21-26)
21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kita...
Kebenaran Allah Diwujudkan (Roma 3:21-26)
21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 25 Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. 26 Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membe-narkan orang yang percaya kepada Yesus.
Dalam 1:16, 17, Paulus memperkenalkan tema kebenaran Allah—pengaturan penuh karunia dari Allah untuk memampukan umat manusia menikmati hubungan yang benar dengan Dia. Daripada segera memperluas pokok pikiran itu, Paulus malah menginterupsi dirinya sendiri dengan diskusi panjang tentang kebutuhan umat manusia akan kebenaran Allah. Akhirnya, bagaimanapun, ia siap melanjutkan pembahasan awalnya.
Perjalanan kita dalam menelusuri surat itu sejauh ini bisa dibandingkan dengan mengikuti seorang pandu yang menunjuk kepada sebuah kota yang indah di kejauhan dan berkata, "Ke sanalah saya akan membawa Anda." Setelah itu, ia memimpin kita ke dalam hutan dan melewati lembah-lembah yang berbahaya, sampai kita putus asa untuk mencapai tujuan kita. Setelah beberapa saat, kita menerobos dedaunan yang tebal—dan di sana, di depan mata kita, berdiri kota itu dalam segala kemuliaannya! Begitu juga halnya, Paulus akhirnya membawa kita kepada tema menakjubkan tentang kebenaran Allah.
Ayat 21. Ayat-ayat ini menyajikan beberapa kebenaran tentang kebenaran Allah. Satu kebenaran, yang ditemukan dalam ayat 21, adalah bahwa kebenaran ini telah diungkapkan. Ayat ini dikemas sangat padat dengan makna sehingga kita perlu untuk memenggalnya menjadi "potongan-potongan seukuran gigitan, yang bisa dicerna."
Ayat ini dimulai, Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat. Di sini Alkitab NASB memberi huruf besar "L" pada "Law [Hukum]" karena pada dasarnya Paulus masih membahas orang-orang Yahudi. Dalam ayat ini, "hukum" mengacu secara khusus kepada hukum Musa. Namun begitu, teks aslinya hanya menulis "tanpa hukum" (lihat NEB), jadi Paulus juga sedang menyatakan satu prinsip umum. Pada penutupan bagian sebelumnya, ia telah mengatakan bahwa "dengan melakukan hukum Taurat" tidak ada manusia yang dapat "dibenarkan di hadapan Allah" (3:20). Karena benar begitu, keselamatan harus berada di atas dasar lain selain melakukan hukum Taurat.
Selanjutnya, Paulus mengatakan bahwa kebenaran Allah telah dinyatakan.49
Seperti sudah dibahas sebelumnya, ketika diterapkan kepada Allah, "kebenaran" pada umumnya mengacu kepada "keadaan benar, kebenaran mutlak."
Ketika diterapkan kepada manusia, satu artinya adalah "berdiri benar [dengan Allah], kebenaran yang diperhitungkan." Dalam 3:21, frasa "kebenaran Allah" bisa mengacu kepada sifat Allah sendiri atau pengaturan-Nya untuk memperhitungkan kebenaran kepada orang lalim. Sangat mungkin bahwa Paulus, dalam ayat ini, sedang menggunakan "kebenaran" dalam arti yang terakhir.
Alasan bagi pandangan ini akan menjadi sebagai berikut. Dalam 1:17, Paulus mengatakan bahwa "kebenaran Allah dinyatakan" di dalam Injil. Dalam ayat itu, "kebenaran" mungkin mengacu kepada rencana Allah untuk memberi manusia "keadaan benar." Alih-alih segera memberitahu kita bagaimana "keadaan benar" dengan Allah itu bisa dicapai, Paulus pertama-tama menulis tentang "keadaan salah" manusia (lihat 1:18). Tanggapan alami untuk dilema ini akan berupa seruan, "Apakah yang bisa dilakukan?" Dalam Roma 3:21, Paulus mulai memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu, menjelaskan apa yang Allah lakukan bagi umat manusia. Ini berarti bahwa 3:21 adalah tindak lanjut 1:17—dengan arti "kebenaran" yang sama dalam kedua ayat itu. Alkitab CJB menerjemahkan "kebenaran" dalam 3:21 sebagai "cara Allah membuat benar manusia di pemandangan-Nya."
Pada saat yang sama, orang tidak boleh melupakan fakta bahwa sifat benar Allah sendiri adalah bagian dari proses itu. Dalam 3:25, 26, ketika Paulus bicara tentang "kebenaran [Allah]-Nya," yang jelas ada dalam pikirannya adalah karakter Allah. Oleh karena itu, dalam ayat 21 sampai 26 dua arti "kebenaran" itu tampaknya tumpang tindih. John R. W. Stott menulis bahwa, dalam nas ini, "Kebenaran tentang (atau dari) Allah adalah kombinasi dari karakter-Nya yang benar, inisiatif penyelamatan-Nya dan karunia-Nya berupa keadaan benar di hadapan Dia."50Allah yang benar menyediakan sarana kebenaran bagi orang yang tidak benar.
Kata "dinyatakan" adalah dari fanero/w (phaneroō), yang berarti "'membuat terlihat, jelas …,' dikenal."51Di zaman dulu, bagaimana Allah bisa menganggap orang tidak benar sebagai orang benar adalah tidak jelas; sekarang hal itu telah dinyatakan. Faktanya, Paulus akan segera mengungkapkan hal itu kepada siapa saja yang tidak mengenal baik rencana Allah.
Ayat ini menyimpulkan dengan mengatakan bahwa kebenaran Allah disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi. "Kitab Taurat dan kitab-kitab para nabi" adalah cara umum untuk mengacukan seluruh Perjanjian Lama (Mat. 7:12; 11:13; 22:40). Penebusan mungkin selama ini "tanpa hukum Taurat," tapi itu tidak berarti tidak ada bukti tentang itu di dalam hukum Taurat. Paulus ingin para pembacanya tahu bahwa rencana Allah untuk memperhitungkan manusia sebagai benar bukanlah gagasan ilahi yang muncul belakangan.
Bersaksi kepada apakah kitab Taurat dan kitab-kitab para nabi itu? Kepada "kebenaran Allah melalui iman," yang dibahas dalam ayat berikutnya. Prinsip seseorang diperhitungkan sebagai orang benar melalui iman dibuktikan di kitab Taurat dan kitab-kitab para nabi. Contoh Paulus yang dikutip dalam Roma 4, Abraham, adalah dari hukum Taurat (lima kitab pertama dari Perjanjian Lama). Teks Paulus dalam Roma 1:17 dikutip dari para Nabi (Hab. 2: 4). Perjanjian Lama berlimpah dalam contoh-contoh iman (lihat Ibr. 11).
Ayat 22. Mari kita ikuti dengan cermat penalaran Paulus. Jika kita tidak dapat diselamatkan atas dasar melakukan hukum Taurat dengan sempurna, atas dasar apakah kita bisa diselamatkan? Mari kita perhatikan kembali pernyataan pembukaan rasul itu di 1:16, 17:
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman" (huruf miring ditambahkan).
Penekanan pada percaya/iman bergema di 3:22: yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya (huruf miring ditambahkan). Ungkapan "iman dalam Yesus Kristus" dapat diterjemahkan "iman dari Yesus"
Kristus (lihat KJV).52Beberapa orang berpikir acuan itu adalah kepada kesetiaan Yesus dalam datang ke bumi untuk mati bagi umat manusia (lihat CJB), tetapi kebanyakan penulis dan penerjemah percaya frasa itu mengacu kepada iman kepada Yesus (lihat NKJV, NIV, RSV). Semua setuju, bagaimanapun, bahwa yang terlihat dalam kata-kata "bagi semua orang yang percaya" (3:22) adalah iman pribadi. Kata "percaya" berbentuk present tense, menunjukkan tindakan yang berkelanjutan. Alkitab CJB menulis "bagi semua yang terus percaya."
Kebenaran kedua tentang kebenaran adalah bahwa itu berada di atas dasar percaya/iman. Percaya/iman adalah kata kunci dalam teks kita. Pasal 4 akan menekankan bahwa Allah sudah selalu memberkati orang atas dasar percaya/iman.
Kita sebelumnya membahas kata-kata "percaya" dan "percaya/iman." Apa yang penting tentang ayat 22 adalah bahwa, untuk pertama kalinya dalam surat itu, iman secara khusus dikaitkan dengan Kristus. "Paulus tidak sedang mengacukan iman dalam pelbagai istilah umum, atau melihatnya sebagai kepercayaan umum kepada kekuasaan Allah; ia mengaitkan iman kepada pribadi yang datang ke bumi untuk mati bagi orang-orang berdosa."53Istilah yang baik untuk mengungkapkan iman kita kepada Yesus adalah kepercayaan. Mengenai keselamatan kita, kita tidak lagi percaya kepada diri kita sendiri dan kepada kemampuan dan kebaikan kita sendiri, dan kita akhirnya percaya kepada Yesus dan apa yang Ia telah lakukan bagi kita.
Ayat 22 berakhir dengan pernyataan terkenal: Sebab tidak ada perbedaan. Mengacu kepada apakah frasa penjelasan ini? Jawabannya tidak jelas karena ayat 21 sampai 26 merupakan satu kalimat yang berkelanjutan. Beberapa terjemahan memenggal kalimat itu, membuat "tidak ada perbedaan" mengacu kepada kalimat sebelumnya: "semua orang yang percaya" (lihat NEB; NLT). Itu akan membuat frasa "tidak ada perbedaan" berarti bahwa semua orang yang diselamatkan —apakah Yahudi atau bukan Yahudi—akan diselamatkan atas dasar yang sama. Ini jelas suatu kebenaran Alkitab (lihat Gal. 3:26-28). J. D. Thomas mengatakannya seperti ini: "Teologi yang percaya bahwa manusia dapat diselamatkan dalam budaya apa pun ia berada sebab Allah menangani secara berbeda orang yang berbeda adalah [teologi yang] tidak memahami pesan kitab Roma."54
Terjemahan lain memenggal kalimat itu sehingga "tidak ada perbedaan" berlaku kepada frasa berikutnya: "Karena semua orang telah berbuat dosa" (3:23; lihat NKJV, NIV, RSV). Karna Paulus telah membuktikan dalam dua pasal sebelumnya bahwa baik orang Yahudi dan bukan Yahudi adalah pendosa, maka lebih mungkin bahwa "tidak ada perbedaan" mengacu kepada sifat universal dosa sebagaimana dinyatakan dalam ayat 23.
Ayat 23. Pada titik ini, kita tiba pada ayat yang sering dikutip. Ini berfungsi sebagai ringkasan dari 1:18-3:20, sinopsis tentang tragedi manusia. Kata-katanya sarat dengan makna.
Ayat ini dimulai dengan, Karena semua orang telah berbuat dosa. Berbagai bentuk kata "dosa" digunakan lebih dari lima puluh kali dalam delapan pasal pertama kitab Roma, sehingga sangat penting untuk memahami apa arti kata itu. "Berdosa" diterjemahkan dari amarta¿nw (hamartanō), yang berarti "tidak mengenai sasaran."55
Kata kerja ini terkait dengan kata benda aJmarti÷a (hamartia), "istilah paling komprehensif" untuk kegagalan moral dan spiritual.56Istilah itu digunakan oleh bangsa Yunani ketika seorang pemanah tidak mengenai sasaran.57Artinya adalah bahwa "sasaran" spiritual kita adalah Allah dan kehendak-Nya bagi hidup kita. Paulus telah menetapkan bahwa semua orang telah tidak mengenai sasaran (1:18-3:20). Dalam 3:23, "berdosa" adalah dalam bentuk aorist (past) tense. Kali pertama seseorang berbuat dosa, ia menjadi orang berdosa yang butuh keselamatan.
Sinonim untuk "dosa" dalam kitab Roma adalah "pelanggaran." Satu kata Yunani yang diterjemahkan "melanggar" adalah kata majemuk, parabai÷nw (parabainō). Itu terdiri dari bai÷nw (bainō, "saya pergi") dan para (para, "di samping"). Itu berarti "pergi di samping … melangkahi."58Bentuk kata benda itu diterjemahkan "pelanggaran" dalam Roma 4:15 dan "berbuat dosa" dalam 5:14. Kata bahasa Inggris "transgress [melanggar]" secara harfiah berarti "melangkahi."59Bayangkanlah sebuah garis yang ditarik di atas tanah dan seseorang melangkahi garis itu. Kemudian bayangkanlah garis itu sebagai menandakan batasan-batasan dan pembatasan yang Allah telah berikan untuk perlindungan kita.
Ungkapan lain untuk "dosa" dalam Roma adalah "perbuatan melawan hukum" (4:7; NASB). "Perbuatan melawan hukum" diterjemahkan dari bentuk jamak aÓnomi÷a (anomia), yang menambahkan negatif (a, a) untuk kata "hukum" (no÷moß, nomos). Kata ini menggambarkan orang yang tidak mempedulikan kehendak Allah.
Selanjutnya, ayat 23 mengatakan bahwa semua orang sudah kehilangan. "Sudah kehilangan" adalah dari uJstere÷w (hustereō) yang berarti "berada di balik …, kehilangan."60Kata ini dapat digunakan untuk pelari yang jatuh di belakang garis dalam suatu perlombaan. Jika kita menggunakan analogi seorang pemanah, itu bisa mengacu kepada "tidak mengenai sasaran" ketika anak panahnya itu jatuh sebelum mencapai sasaran.61"Kehilangan" adalah dalam bentuk present tense dalam bahasa Yunani dan menunjukkan tindakan yang berkelanjutan. Kita tidak hanya berdosa di masa lalu, menjadi pendosa, tetapi kita juga terus berbuat dosa hari demi hari!
"Sasaran" yang "hilang" dari kita adalah kemuliaan Allah. "Kemuliaan [do/xa, doxa] Allah" adalah, dalam artinya yang paling utama, suatu ungkapan tentang hadirat-Nya sendiri yang mengagumkan; namun Alkitab mengajarkan bahwa Allah ingin berbagi kemuliaan dengan umat-Nya (lihat 8:18; 9:23). Alkitab juga menyatakan bahwa tujuan kita di bumi adalah untuk memuliakan Allah (lihat 4:20; 11:36; Yes. 43:7; Mat. 5:16). Begitu banyak hal yang terkandung di dalam kata-kata "kemuliaan Allah" sehingga para penerjemah merasa sulit untuk mengungkapkan itu dalam satu kalimat. Alkitab NEB menulis "kemegahan ilahi," sedangkan Alkitab TEV menulis "kehadiran Allah yang menyelamatkan." Dalam terjemahan Phillips kita menemukan "keindahan rencana Allah," sementara Alkitab NLT menulis "standar mulia Allah."
Apakah kita mengambil gagasan utama dalam "kemuliaan Allah" sebagai kemuliaan-Nya sendiri atau kemuliaan yang ditujukan untuk kita, kita "kehilangan" kemuliaan itu. Mengenai kemuliaan-Nya sendiri, ketika kita melihat kemuliaan itu, kita melihat betapa sangat jahatnya kita (3:10-18). Mengenai kemuliaan yang Ia tujukan untuk kita, seberapa jauhkah kita gagal untuk menjadi apa yang Ia inginkan!
Ayat 24a. Seperti yang ditetapkan dalam 1:18-3:20, kita semua adalah orang berdosa, tidak dapat menyelamatkan diri kita. Allah harus mengambil inisiatif. Betapa bersyukurnya kita seharusnya bahwa "kebenaran Allah telah dinyatakan, … yaitu kebenaran Allah … untuk semua orang yang percaya …"(3:21, 22; NASB)! Kebenaran menakjubkan lainnya adalah bahwa, karena semua orang butuh kebenaran Allah, maka kebenaran itu telah diulurkan kepada semua orang.
Bagaimanakah hal itu mungkin? Bagaimana bisa Allah yang benar menganggap mungkin mereka yang sangat jelas dan sepenuhnya lalim sebagai orang benar? Dalam ayat 24, kita bergerak ke dalam misteri penyediaan rohani Allah bagi umat manusia: bagaimanakah Allah bisa menyatakan orang lalim sebagai orang benar. Kita memulai pembahasan kita tentang masalah penting ini dengan menyoroti dua kata: "dibenarkan" dan "kasih karunia."
Akhir ayat 22 ditambah ayat 23 dapat dilihat sebagai pemikiran dalam tanda kurung, dengan ayat 24 mempercepat pemikiran itu yang disajikan dalam pembukaan ayat 22: "Kebenaran Allah [adalah] … bagi semua orang yang percaya," dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma. Kata pertama yang kita ingin sorot adalah "dibenarkan" (dari dikaio/w, dikaioō). Karena kita telah menamakan 3:21-5:21 sebagai bagian "Pembenaran," maka kita perlu tahu arti kata tersebut.
Kata-kata Yunani yang diterjemahkan "adil" dan "membenarkan" adalah bagian dari keluarga kata "benar" dan "kebenaran" (di÷kh, dikē). Ayat 24, bagaimanapun, berisi kemunculan pertama bentuk khusus dikaioō ini dalam kitab Roma. Dengan penggunaan dikaioō dalam Perjanjian Baru, "kita hampir selalu menemukan hubungan hukum."62"Dibenarkan," Alkitab Phillips menulis "dinyatakan tidak bersalah secara cuma-cuma."
Istilah "dibenarkan" tidak berarti kita "dibuat benar," melainkan bahwa kita "dinyatakan benar" oleh Allah.63Ia memperlakukan kita "seolah-olah" kita adalah orang benar. Beberapa orang menggunakan permainan kata untuk mengungkapkan ini: dalam bahasa Ingris "It's just as if I'd never sinned [Itu sama seperti seandainya saya tidak pernah berdosa]." Jika diucapkan secara cepat, itu bisa terdengar seperti "just-if-ied never sinned [dibenarkan tidak pernah berdosa]."
Karena Anda dan saya adalah orang berdosa, kita tidak pernah bisa "membenarkan" diri kita sendiri. Lalu bagaimana itu dapat terjadi? Teks kita berlanjut, "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma" (huruf miring ditambahkan).
"Dengan cuma-cuma" adalah cara pembenaran, sedangkan "oleh kasih karunia-Nya" adalah sarananya. "Oleh kasih karunia" adalah dari kata Yunani, dwrea÷n (dōrean), berasal dari kata untuk "hadiah" (dwrea, dorea). Dōrean berarti "dalam cara pemberian."64Terjemahan sederhananya akan berupa" bebas biaya."65
Kita telah melihat kata "kasih karunia" (ca¿riß, charis) sebelumnya, dalam Roma 1:5, 7; tapi ini adalah kali pertama kita telah diberi kebenaran besar bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia (lihat Efe. 2:8). "Kasih karunia" adalah istilah kunci lain dalam Roma, ditemukan setidaknya dua puluh kali. Akar charis adalah kata kerja yang berarti "bersukacita."66Charis sendiri adalah "sebuah konsep utama" bagi Paulus, dengan "pemikiran dasar [sebagai] hal tentang pemberian cuma-cuma."67"Kasih karunia" telah didefinisikan sebagai "kebaikan yang tidak layak diterima" (lihat AB) dan "apa yang tidak diupayakan."
Ayat 24b. Kita sedang dibenarkan oleh kasih karunia melalui penebusan dalam Kristus Yesus (NASB). Kata yang diterjemahkan "penebusan" (aÓpolu/trwsiß, apolutrōsis) adalah bentuk yang diperkuat dari kata untuk "tebusan" (lu/trwsiß, lutrōsis), kata yang digunakan untuk menggambarkan pentingnya kematian Kristus (Ibr. 9 :12; lihat Mat. 20:28; 1 Tim 2:6). Apolutrōsis "umumnya digunakan untuk membayar tebusan guna membebaskan seorang tahanan dari para penculiknya atau membayar harga untuk membebaskan seorang budak dari tuannya."68Dalam Roma 3:9, Paulus menggambarkan dosa sebagai tuan yang kejam ketika ia menulis bahwa "baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa [otoritas dan dominasi] dosa." Bagaimanakah umat manusia bisa dibebaskan dari tiran itu? Kristus harus "menebus" kita.
Dalam ayat 25, untuk pertama kalinya dalam surat itu, pembenaran dikaitkan dengan darah Yesus—tapi itu tidak akan menjadi yang terakhir kalinya. Dalam 5:9, Paulus mengatakan bahwa kita telah "dibenarkan oleh darah-Nya." Petrus juga menegaskan bahwa "kamu telah ditebus … bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat" (1 Pet. 1:18, 19). Ada banyak jalan ke dalam dosa, tapi hanya ada satu jalan ke luar dari dosa: melalui darah Yesus. Penulis Ibrani menulis bahwa "tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibr. 9:22). "Warna dominan dalam penebusan adalah [warna] darah [merah]."69
"Darah Yesus" adalah suatu metonimi70untuk kematian Yesus—ketika Yesus menanggungkan ke atas diri-Nya kesalahan dosa kita. Semua istilah berikut, bila diterapkan kepada Yesus, mengacu kepada tindakan penebusan yang sama: "darah," "salib," "penyaliban," "penderitaan," "kematian."
Penebusan melalui darah ini adalah "dalam Kristus Yesus" (huruf miring ditambahkan). "Dalam Kristus" adalah salah satu ungkapan favorit Paulus. (Ia menggunakannya 169 kali!71). Ungkapan itu mengacu kepada hubungan dekat, intim yang orang Kristen miliki dengan Tuannya. Dalam Roma 6:3, kita akan membaca bahwa kita "dibaptis dalam Kristus Yesus."
Sebelum kita meninggalkan pembahasan kata "penebusan," saya perlu menyebutkan bahwa, bertahun-tahun lalu, beberapa sarjana berdebat atas pertanyaan "Kepada siapakah tebusan itu dibayarkan?" Sebagai aturan, bahasa kiasan digunakan untuk memperjelas suatu maksud, bukan untuk menimbulkan banyak maksud. Misalnya, Yesus adalah "pintu" (Yoh. 10:9), itu tidak berarti Ia berayun pada engselnya. Bertanya "Kepada siapakah tebusan itu dibayarkan?" adalah sama dengan menekan kiasan itu terlalu jauh. Ketika kita mengatakan bahwa seorang atlet "mengorbankan dirinya untuk kebaikan tim itu," kita tidak bertanya, "Kepada ilah apakah ia mengorbankan dirinya?" Maksud analogi tebusan adalah bahwa kita diperbudak dalam dosa, tanpa ada cara untuk membebaskan diri, dan Yesus harus mati untuk mendapatkan kebebasan kita!
Ayat 25a. Ayat 24 ditutup dengan kata-kata "Kristus Yesus." Paulus masih mengacu kepada Yesus ketika ia berkata, Yang Allah tampilkan secara terbuka (NASB). "Tampilkan secara terbuka" adalah dari kata majemuk, proti÷qhmi (protithemi), yang berarti "mengatur sebelumnya." Itu adalah kombinasi dari ti÷qhmi (tithemi, "mengatur atau menempatkan") dan pro (pro, "sebelum").72
Allah secara terbuka menunjukkan kasih-Nya untuk umat manusia saat Yesus mati di kayu salib. Berbeda dengan "kultus-kultus yang misterius" dari abad pertama, yang terkenal karena kerahasiaan mereka, injil "tidak terjadi di tempat yang terpencil" (Kisah 26:26). Pelayanan Yesus sifatnya terbuka, ketika Iia mengajar orang banyak dan menyembuhkan mereka yang sakit. Penyaliban-Nya di luar Yerusalem adalah tindakan resmi dan terbuka, disaksikan oleh banyak orang. Injil yang diberitakan oleh murid-murid-Nya juga diberitakan secara terbuka.73
Itu membawa kita kepada kata asing, kata yang menantang pemikiran kita, kata yang masuk ke inti bagaimana Allah dapat membenarkan orang jahat: kata "pendamaian." Paulus menyatakan bahwa Allah secara terbuka telah menampilkan Kristus menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.74Dalam Alkitab NASB, kata "pendamaian" ditemukan dalam teks-teks yang menggugah ini:75
… Ia harus dibuat seperti saudara-saudara-Nya dalam segala hal, sehingga Ia bisa mungkin imam besar yang penuh rahmat dan setia dalam hal-hal yang berkaitan dengan Allah, untuk membuat pendamaian bagi dosa-dosa umat itu (Ibr. 2:17; huruf miring ditambahkan).
… Ia … adalah pendamaian bagi dosa-dosa kita; dan bukan untuk dosa-dosa kita saja, tetapi juga dosa-dosa seluruh dunia (1 Yoh. 2:2; huruf miring ditambahkan).
Dalam inilah kasih, bukan bahwa kita telah mengasihi Allah, tetapi bahwa Ia telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya untuk menjadi pendamaian bagi dosa-dosa kita (1 Yoh. 4:10; huruf miring ditambahkan).
"Pendamaian" bukan kata yang populer di kalangan agama tertentu. Salah satu alasan beberapa orang ingin menghilangkan kata itu dari kosakata agama kita adalah bahwa kata itu tidak dikenal baik oleh orang kebanyakan. Adalah jelas bahwa penting bagi kita untuk mengomunikasikan secara jelas dengan orang-orang yang tidak mengenal istilah Alkitab; tidak ada gunanya kita dengan sengaja membuat pesan kita tidak jelas. Namun begitu, beberapa istilah teologis ada yang sangat sarat dengan makna sehingga kita tidak bisa membuang mereka.76"Pendamaian" adalah istilah yang seperti itu.
Alasan kedua "pendamaian" tidak populer adalah bahwa banyak orang yang tidak nyaman dengan apa yang kata itu siratkan: perlunya memadamkan murka Allah. Kata Inggris "pendamaian" didefinisikan sebagai "sesuatu yang mengambil hati, [khususnya] persembahan yang sifatnya mendamaikan kepada suatu ilah."77Kata Yunani yang diterjemahkan "pendamaian" (i˚lasth/rion, hilastērion) digunakan oleh orang kafir untuk mengacu kepada "tindakan pemujaan," seperti korban-korban, yang memiliki "tujuan untuk menenangkan para ilah (yang murkanya kadang-kadang berubah-ubah)."78
Para komentator dan para penerjemah memprotes bahwa Allah sejati tidak bisa (dan harus tidak) disejajarkan dengan ilah-ilah palsu kekafiran. Mereka menunjukkan bahwa terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama (LXX) sering menggunakan hilastērion dalam acuannya kepada "tutup pendamaian" (tutup tabut perjanjian)—dan bahwa di dalam Ibrani 9: 5 hilastērion secara jelas mengacu kepada tutup pendamaian. Tutup pendamaian adalah tempat di mana, setahun sekali, pada Hari Pendamaian, imam besar memercikkan darah binatang untuk menebus dosa-dosa umat itu (lihat Ima. 16:14-16; Ibr. 9:7). Jadi para penentang itu bersikeras bahwa "penebusan" (atau sesuatu yang serupa) akan menjadi terjemahan hilastērion yang lebih baik (lihat NIV).
Pertanyaan apakah hilastērion harus mengacu atau tidak kepada tutup pendamaian79tampaknya sedikit tidak relevan karena, seperti yang Moo tunjukkan, "Pembacaan yang wajar atas Perjanjian Lama membuat jelas bahwa ritual Hari Pendamaian mencakup baik pengampunan dosa (membayar kerugian) dan pemadaman murka Allah (pendamaian)."80F. F. Bruce berkomentar, … tidak ada alasan untuk tidak memasukkan pemadaman murka ilahi dari arti hilastērion, jika konteksnya sangat menjamin. Dan konteksnya memang menjamin dimasukannya pemadaman murka ilahi dalam arti hilastērion dalam Roma 3:25. Paulus telah mengatakan dalam 1:18 bahwa "murka Allah (NEB 'pembalasan ilahi') dinyatakan dari sorga untuk menentang segala kelaliman dan kejahatan"; lalu bagaimanakah "murka" ini dihapus? Hilastērion yang Allah telah sediakan dalam Kristus tidak hanya menghapus [kesalahan atas] kelaliman dan kejahatan, tetapi pada saat yang sama mengelakkan pembalasan itu yang merupakan sekuel tak terelakkan bagi sikap dan tindakan seperti itu dalam jagad raya moral.81
Bagaimana dengan keberatan bahwa penggunaan kata "pendamaian" menempatkan Allah pada tingkatan yang sama dengan ilah-ilah pagan? Menggunakan perkataan Stott: "Akan sulit untuk membesar-besarkan perbedaan antara pandangan kafir dan Kristen tentang pendamaian."82
Upaya-upaya pendamaian kaum pagan adalah karena ilah-ilah mereka "pemarah, tunduk pada suasana hati dan keadaan, dan berubah-ubah." Pandangan Kristen adalah bahwa "murka kudus Allah disebabkan oleh kejahatan. Tidak ada yang tidak berprinsip, tidak terduga, atau tidak terkontrol tentang murka Allah; murka itu bangkit oleh kejahatan saja."
Dalam paganisme, upaya untuk menenangkan ilah-ilah mereka diserahkan kepada manusia. Orang Kristen mengerti bahwa orang berdosa tidak mampu menenangkan murka Allah. Allah sendiri yang harus mengambil inisiatif.
Korban-korban pagan terdiri dari persembahan sayuran, hewan, dan (kadang-kadang) korban manusia—yang mungkin atau tidak mungkin menenangkan ilah-ilah mereka. Sarana pendamaian kita adalah pengorbanan Anak Allah sendiri— yang, tanpa diragukan lagi, memadamkan murka-Nya!83
Satu protes terakhir boleh dipertimbangkan: Seseorang mungkin berkata, "Tidak masuk akal untuk membayangkan Allah mempersembahkan korban untuk menenangkan diri-Nya sendiri." Jawaban sederhana dapat diberikan: Murka Allah terhadap orang berdosa (1:18) harus dipenuhi, atau tidak ada harapan keselamatan. Namun begitu, semua orang berdosa tidak punya apa-apa untuk ditawarkan untuk memadamkan murka Allah (3:10, 23). Karena itu yang terjadi, siapakah yang bisa mempersembahkan korban jika tidak Allah sendiri?
Bagaimana kita bisa meringkas ajaran Alkitab tentang pendamaian? Allah adalah Allah yang kudus (Ima. 11:44.); sebagai Allah yang kudus, Ia tidak bisa menyetujui dosa. Allah adalah Allah yang adil; sebagai "Allah yang adil" (Yes. 30:18), Ia harus menghukum dosa dan ketidaktaatan. Sebagai Allah kekudusan dan keadilan, Ia memiliki hak untuk mengirim manusia berdosa ke dalam neraka yang kekal. Keadilan harus ditunjukkan; dosa harus dihukum; murka Allah terhadap kejahatan harus dipenuhi. Pada saat yang sama, Allah adalah Allah kasih (1 Yoh. 4:16.); dan, sebagai Allah kasih, Ia tidak menginginkan seorang pun binasa (2 Pet. 3:9). Apakah solusi Allah untuk dilema yang tampaknya mustahil ini? Ia mengutus Anak-Nya sendiri untuk menanggung hukuman bagi dosa-dosa kita.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN [Allah] telah menimpakan kepadanya [Yesus] kejahatan kita sekalian (Yes. 53:6).
… Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci (1 Kor. 15:3).
Sementara solusi ini diisyaratkan dalam ungkapan "dalam darah-Nya," solusi itu diperluas dalam pasal 5:
Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar—tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati—Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah (5:6-9).
Lagi, dalam pasal 8, Paulus mengumumkan bahwa Allah "tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua"(8:32).
Tentu saja, tidak ada ilustrasi yang cukup untuk mengungkapkan apa yang Allah sudah lakukan bagi kita. Kita harus memuaskan diri dengan pengetahuan bahwa kata "pendamaian" menyatakan bahwa pengorbanan Yesus memadamkan murka Allah dan dengan demikian keselamatan kita menjadi mungkin.
Bagaimana kita menerima karunia yang menakjubkan ini? Paulus menekankan bahwa kita menerimanya "melalui iman."
Ayat 25b, 26a. Pada bagian terakhir ayat 25 dan dalam ayat 26, kita kembali kepada paradoks bagaimana Pribadi Yang Benar (Allah yang kudus) dapat menyatakan "benar" orang yang tidak benar (manusia durhaka). Dalam teks Yunani, kalimat yang dimulai di ayat 21 berlanjut hingga ayat 26, tetapi para penerjemah NASB menempatkan titik setelah "melalui iman" di tengah-tengah ayat 25. Mereka menyisipkan dua kata ("Ini adalah") dan kemudian kembali kepada teks itu: untuk menunjukkan keadilan-Nya. Perlu diingat bahwa kalimat itu sebenarnya berkelanjutan. Kristus "ditampilkan secara terbuka sebagai pendamaian," memadamkan murka Allah dan, pada saat yang sama, menunjukkan keadilan Allah.
Dalam nas ini "keadilan" Allah menunjuk kepada sifat adil-Nya. "Menunjukkan" adalah dari e¶ndeixiß (endeixis), kata majemuk yang berarti "memperlihatkan," "bukti."84
Pernyataan secara terbuka seperti itu adalah untuk kepentingan siapa saja yang mungkin memiliki keberanian untuk mengadili Allah (lihat 3:4).
Mengapa demonstrasi seperti itu diperlukan? Paulus menyatakan, Karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.85"Dosa-dosa yang telah terjadi dahulu" adalah dosa-dosa yang dilakukan selama Zaman Perjanjian Lama.86Perhatikanlah bahwa nas itu tidak mengatakan bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosa itu (seperti yang KJV tunjukkan). Sebaliknya, teks itu mengatakan bahwa Ia telah "membiarkan" dosa-dosa itu (bandingkan dengan Kisah 17:30). Alkitab CJB memperluas teks itu hingga terbaca, "Ia telah melewati [tanpa hukuman atau pengampunan] dosa-dosa yang manusia telah lakukan di masa lalu."
Paulus telah menetapkan bahwa "semua orang telah berbuat dosa," bahwa semua orang "telah kehilangan kemuliaan Allah" (3:23; huruf miring ditambahkan). Ini, secara otomatis, mencakup Abraham dan Daud (lihat pasal 4), serta tokoh-tokoh terkenal Perjanjian Lama lainnya. Berkali-kali di dalam Perjanjian Lama, Allah memberitahu hakim-hakim Israel bahwa mereka harus membenarkan orang benar dan menghukum orang jahat (lihat Ula. 25:1); Ia menghukum mereka ketika mereka melakukan sebaliknya (lihat Amsal 17:15; Yes. 5:23). Mengenai keadilan-Nya sendiri, Ia berkata, "Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah" (Kel. 23:7; huruf miring ditambahkan). Karena itu yang terjadi, bagaimana bisa Ia mengabaikan dosa Abraham, Daud, dan lain-lainnya? Meminjam istilah dari pasal berikutnya kitab Roma, bagaimana bisa Allah yang benar dijuluki sebagai Pribadi "yang membenarkan orang durhaka" (4:5)?
Jawabannya adalah bahwa, di zaman Perjanjian Lama, Allah tidak mengabaikan "dosa-dosa … yang dilakukan" oleh orang-orang yang percaya kepada Dia. Sebaliknya, Ia sudah mengantisipasi bahwa suatu hari nanti Anak-Nya akan memberikan darah-Nya "sebagai pendamaian" bagi dosa-dosa—dosa-dosa orang-orang percaya sebelum kelahiran Yesus serta orang-orang yang akan hidup setelah kematian-Nya. Perjanjian Lama bicara tentang pengampunan (misalnya, lihat Kel. 34:7; Ima. 4:20, 26, 31, 35); tapi itu adalah pengampunan sementara, tergantung pada kematian Yesus di kayu salib. Penulis kitab Ibrani menulis bahwa "Ia telah mati [kematian Yesus] untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama [Perjanjian Lama]" (Ibr. 9:15; huruf miring ditambahkan). Kebenaran ini kadang-kadang telah dinyatakan seperti ini: "Ketika Yesus mati di kayu salib, darah-Nya tidak hanya mengalir ke depan (untuk orang-orang yang hidup setelah salib), tetapi darah itu juga mengalir ke belakang (kepada mereka yang hidup sebelum salib)."
Kita mungkin mencoba untuk menjelaskan bagaimana Allah menangani dosa di masa Perjanjian Lama dalam berbagai cara. Sebagai contoh, saya bisa menyarankan perbandingan dengan suatu kesempatan ketika saya dan keluarga saya sedang makan di sebuah restoran. Ketika saya meminta tagihannya, pelayan itu menunjuk kepada teman-teman kami yang duduk di seberang ruangan dan berkata, "Tagihannya telah dibayar." Faktanya, tagihan itu belum "dibayar" sampai kemudian (ketika teman saya membayar tagihannya dan tagihan saya); tapi pelayan itu memiliki keyakinan bahwa tagihan saya akan dibayar, sehingga ia menganggap tagihan itu "sudah dibayar penuh." Mungkin penjelasan yang lebih akurat akan berupa penekanan bahwa Allah tidak melihat waktu—kronologi kejadian—dengan cara seperti kita melihatnya (lihat 2 Pet. 3:8). Dari sudut pandang Allah, bahkan sebelum penciptaan, penyaliban Anak-Nya merupakan peristiwa yang sudah terjadi (lihat Kej. 3:15; Efe. 3:11). Kita akan membahas hal ini dengan lebih lengkap ketika kita tiba di Roma 8 dan bergulat dengan konsep pra-pengetahuan Allah. D. Stuart Briscoe memberikan gambaran ini tentang perspektif Allah tentang kronologi: … dalam cara Allah melihat segala hal, pelbagai peristiwa tidak terjadi secara berurutan seperti yang terjadi dalam waktu tapi sebaliknya mereka berwujud dalam keadaan yang selalu kini karena mereka berwujud dalam kekekalan.
… Salib Kristus itu, meski itu merupakan suatu peristiwa waktu dan ruang, lebih pentingnya merupakan suatu peristiwa kekal yang selalu relevan dan mujarab.87
Tentu saja, Yesus tidak hanya mati bagi mereka yang hidup sebelum salib; Ia juga mati bagi mereka yang hidup setelah kematian-Nya. Jadi Paulus melanjutkan, "Untuk demonstrasi itu, saya berkata, tentang keadilan-Nya [Allah] pada saat ini." Betapa bersyukur kita seharusnya bahwa darah itu masih menyucikan dosa "pada saat ini"!
Ayat 26b. Hal itu menimbulkan pernyataan ringkasan: supaya nyata, bahwa Ia [Allah] benar dan juga membenarkan. John Bengel berkata bahwa kita menemukan dalam kata-kata ini "paradoks terbesar injil."88Bagaimana bisa Allah menjadi "benar" (menghukum dosa) dan juga "membenarkan" (menyelamatkan para pendosa)? Seperti yang telah kita lihat, salib membuat ini mungkin. Pandangan Edwards adalah bahwa "salib Kristus secara memadai mengungkapkan keadilan dan kasih Allah, dan tidak mengompromikan keduanya."89MacArthur juga menyimpulkan, "Oleh karena keadilan [Allah], tidak ada dosa yang akan pernah luput dari hukuman; namun oleh karena kasih karunia-Nya, tidak ada dosa yang di luar pengampunan."90
Betapa suatu kebenaran yang menakjubkan: Yesus mati untuk menanggung ke atas diri-Nya hukuman dosa! Hal itu menimbulkan pertanyaan ini: Jika Yesus mati bagi semua orang (dan memang begitu; lihat Roma 6:10; 1 Pet. 3:18), maka mengapa tidak semua orang diselamatkan? Karena karunia keselamatan dapat diterima atau ditolak. Teks ini diakhiri dengan kebenaran bahwa Allah membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Perlu ditekankan kembali bahwa iman yang menyelamatkan bukan sekedar persetujuan mental, bukan iman yang mati (lihat Yak. 2:26); sebaliknya, itu adalah iman yang hidup, aktif, taat (lihat 1:5; 16:26). MacArthur benar karena ia menyatakan arti iman dengan cara berikut:
Iman yang menyelamatkan di dalam Yesus Kristus yang Perjanjian Baru ajarkan adalah lebih daripada penegasan sederhana dari kebenaran-kebenaran tertentu tentang Dia. Bahkan roh-roh jahat mengakui banyak fakta tentang Dia [lihat Mrk. 5:7; Kisah 16:17].…
Iman yang menyelamatkan adalah menempatkan diri sepenuhnya dalam ketundukan kepada Tuhan Yesus Kristus.…91
Pada saat yang sama, harus kembali ditekankan bahwa iman ini adalah, pertama dan terutama, iman. Ada banyak hal yang manusia tidak bisa lakukan, tapi ia bisa percaya—ya, setiap orang bisa percaya. Itu berarti penebusan Allah tersedia bagi semua orang!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Tiga Kata Singkat (Roma 3:21-26)
Pada tahun 1930, Bert Kalmar dan Harry Ruby menulis sebuah lagu berjudul "Tiga Kata Singkat."132Lagu itu d...
Tiga Kata Singkat (Roma 3:21-26)
Pada tahun 1930, Bert Kalmar dan Harry Ruby menulis sebuah lagu berjudul "Tiga Kata Singkat."132Lagu itu dimulai dengan, Tiga kata singkat, Oh, apa yang akan kuberikan untuknya Itu kalimat yang indah. Mendengar tiga kata singkat, Untuk itu saja aku mau menjalani Sisa hari-hariku.
"Tiga kata singkat" itu adalah "Aku mengasihi kamu." Dalam Roma 3:21-26, kita menemukan bentuk "tiga kata singkat" yang mengatakan bahwa Allah mengasihi Anda.
"Tiga kata singkat" ini merupakan analogi yang diambil dari pengadilan, pasar budak, dan mezbah. Dua dari kata-kata itu telah menjadi bagian terminologi Kristen untuk waktu yang lama sekali sehingga kita tidak menganggap kata-kata itu sebagai bahasa kiasan: "pembenaran" dan "penebusan." Kata yang ketiga tidak begitu familiar: "pendamaian." Tidak, marilah kita jujur; bahwa kata yang ketiga itu memang tidak familiar sama sekali. Namun demikian, kata itu sangat penting.
"Haruskah Saya Memahami Kata-kata Ini?" (Roma 3:21-26)
Roma 3:21-26 memiliki tiga kata penting dalam inti rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia: "pembenaran," "penebusan," dan "pendamaian" Ini merupakan konsep teologis yang sulit, terutama yang berhubungan dengan pendamaian. Apakah perlu bagi kita untuk memahami sepenuhnya hal-hal tersebut agar diselamatkan? Tidak terlalu perlu bagi saya untuk memahami bagaimana tepatnya kunci bekerja supaya saya bisa masuk melalui pintu depan saya. Saya tidak mengerti mekanisme kunci, tapi saya tahu cara memasukkan anak kunci yang benar ke dalam lubang kunci itu dan membuka pintunya. "Kunci" kepada keselamatan Anda adalah memahami bahwa Yesus mati bagi dosa-dosa Anda, dan percaya kepada Dia dan pengorbanan-Nya. Jika Anda belum menyerahkan hidup Anda kepada Dia, saya berdoa supaya Anda mau percaya dan berserah kepada Tuhan (Kisah 2:36-38, 41, 47). Bisakah kita membayangkan orang waras menolak karunia besar keselamatan?
Mengapa Yesus Harus Mati Di Kayu Salib? (Roma 3:21-26)
Tujuan kematian Yesus merupakan subyek yang penting dan juga subyek yang sangat luas. Seratus kitab tidak akan cukup untuk meliput topik ini; seribu kitab tidak bisa menjawab setiap pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Namun demikian, kita akan menawarkan penjelasan singkat di sini.133
"Semua orang telah berbuat dosa" (3:23), dan "upah dosa adalah maut" (6:23). Orang-orang berdosa mengalami kematian rohani—yaitu keterpisahan dari Allah—dalam kehidupan ini (Efe. 2:1, 12). Selanjutnya, mereka menghadapi "kematian kedua," keterpisahan kekal dari Allah, dalam kehidupan yang akan datang (Why. 20:14; 21:8).
Dosa adalah penghinaan terhadap Allah yang kudus (3:23; lihat Yes. 5:16; Ibr. 10:29). Perbuatan baik tidak bisa menghapus kesalahan satu dosa yang dilakukan; kita tidak bisa diselamatkan dengan perbuatan kita (lihat Efe. 2:8, 9). Bahkan ketika kita berbuat yang terbaik, itu tidak cukup baik (3:12; Yes. 64:6). Sebagai Allah yang adil (Yes. 30:18), Allah tidak bisa membiarkan dosa berlalu tanpa dihukum (1:18). Karena semua orang dahulu (dan sekarang) adalah orang-orang berdosa tanpa kemampuan untuk menghapus kesalahan dosa, maka keadaan buruk umat manusia tampak suram.
Syukur kepada Tuhan bahwa Ia tidak hanya Allah keadilan, tetapi juga Allah kasih (1 Yoh. 4:8)! Sebagai Allah kasih, Ia dulu (dan kini) ingin jangan ada manusia yang akan sesat (lihat 2 Pet. 3:9). Dua sifat Allah itu menghadirkan dilema. Bagaimana Ia bisa adil dan menghukum dosa, dan pada saat yang sama menjadi pembenar orang berdosa (lihat 3:26)? Jawaban Allah bagi dilema itu adalah "Aku akan membayar sendiri harga itu; Aku akan utus Anak-Ku untuk menanggung hukuman dosa-dosa umat manusia "(Yoh. 3:16). Kita baca dalam 1 Yohanes 4:10, "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." Kata "pendamaian" berarti "apa yang mendamaikan, menenangkan, atau memuaskan keadilan Allah."
Mengambil bentuk apakah seharusnya penderitaan yang mendamaikan itu? Pada awal hubungan Allah dengan manusia, prinsip korban—satu nyawa diberikan atas nama nyawa lainnya—ditetapkan (Kej. 4:4; 8:20; 31:54). Aksioma ini ditetapkan: "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan" (Ibr. 9:22.). Selama bertahun-tahun, ratusan ribu hewan korban dipersembahkan sesuai dengan perintah Allah. Masalahnya adalah "tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa" (Ibr. 10:4). Hanya satu korban yang bisa melakukannya: itu adalah darah Anak Allah yang sempurna (lihat 1 Pet. 1:18, 19). Hanya darah-Nya yang bisa menyelamatkan kita dari "murka Allah" (5:9). Darah Kristus harus "dicurahkan" untuk memungkinkan adanya "pengampunan dosa" (Mat. 26:28).
Mengambil bentuk apakah korban penumpahan darah Yesus itu seharusnya? Secara jelas, dalam maksud kekal Allah (Efe. 3:11) mati melalui penyaliban sudah ditetapkan sebelumnya. Pemazmur mengatakan bahwa tangan dan kaki Hamba Yang Menderita akan "ditusuk" (Maz. 22:16). Kristus sendiri sudah meramalkan bahwa Ia akan disalibkan (Mat. 20:17-19; Luk 24:6-8)—yang akan melibatkan penusukan tangan dan kaki-Nya. Ketika Yesus mati di kayu salib Romawi, darah mengalir dari tangan dan kaki-Nya yang ditusuk, serta dari dahi-Nya yang sobek dan punggung-Nya yang tercabik. Setelah kematian-Nya, darah keluar dari rusuk-Nya (Yoh. 19:34, 37; lihat Zak. 12:10). Menurut Roma 5: 9, 10, kita dibenarkan, diperdamaikan dengan Allah, dan diselamatkan dari murka ilahi oleh darah itu.
Bisakah kita memahami secara persis bagaimana kematian Yesus membuat mungkin keselamatan kita? Tidak bisa—tetapi kita dapat memahami ini: kematian-Nya sudah menegakkan keadilan Allah (3:25; Ibr. 2:17; 1 Yoh. 2:2). Oleh karena itu, siapa saja yang bersedia untuk menanggapi kasih-Nya (Yoh. 14:15; 1 Yoh. 4:19) dan menerima syarat-syarat keselamatan-Nya (Mrk. 16:15, 16; Kisah 2:37, 38) dapat diselamatkan! Kita tidak bisa sepenuhnya memahami apa yang Allah telah lakukan untuk kita, tetapi kita memuji Dia untuk itu. "Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!" (2 Kor. 9:15).
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 3
DILEMA DUNIA
Paulus memasukkan bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi di dalam penelitiannya tentang perlunya keselamatan. Pembahasannya yang...
PASAL 3
DILEMA DUNIA
Paulus memasukkan bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi di dalam penelitiannya tentang perlunya keselamatan. Pembahasannya yang membuktikan bangsa bukan Yahudi sesat menyita ruang setengah pasal: lima belas ayat (1:18-32). Tuduhannya terhadap bangsa Yahudi panjangnya lebih dari dua kali—satu sepertiga pasal: tiga puluh tujuh ayat (2:1-3: 8).1Mengapa berbeda? Mungkin dua kali lipat lebih sulit bagi orang Yahudi untuk mengakui bahwa mereka adalah orang berdosa.
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Bagian berikutnya, 3:9-20, lebih bersifat umum (3:9b, 19b) tapi masih memberikan perhatian khusus kepada orang-orang Yahudi (3:9a,...
Catatan Akhir:
- 1 Bagian berikutnya, 3:9-20, lebih bersifat umum (3:9b, 19b) tapi masih memberikan perhatian khusus kepada orang-orang Yahudi (3:9a, 19a, 20a).
- 2 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 103.
- 3 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 317.
- 4 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 15.
- 5 Lihat John MacArthur, Jr., Romans 1-8, The MacArthur New Testament Commentary (Chicago: Moody Press, 1991), 168; Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 153.
- 6 MacArthur, 169.
- 7 James R. Edwards, Romans, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1992), 83.
- 8 James D. Smart, Doorway to a New Age: A Study of Paul's Letter to the Romans (Philadelphia: The Westminster Press, 1972), 56.
- 9 The Analytical Greek Lexicon , 314.
- 10 Edwards, 83.
- 11 Lihat komentar tentang 3:31.
- 12 "Akankah itu? (NASB)" tidak ada di dalam teks aslinya. Kata itu dipasok oleh para penerjemah karena jenis kalimat khusus ini dalam bahasa Yunani memiliki jawaban tersirat.
- 13 Dalam kajian kata sebelumnya, ada tercatat bahwa pistis ("iman") kadang-kadang diterjemahkan sebagai "setia" (penuh iman).
- 14 Edwards, 88.
- 15 Kata Yunani untuk "Allah" tidak ditemukan dalam teks aslinya. Sebagai orang yang dibesarkan dengan Sepuluh Perintah Allah, Paulus akan tidak mungkin menggunakan nama Allah dalam jenis ungkapan ini.
- 16 Naskah-naskah kuno memiliki judul ini untuk Mazmur 51: "Mazmur Daud, ketika Nabi Natan datang kepadanya, setelah ia menghampiri Batsyeba." Kisah ini ditemukan dalam 2 Samuel 12:1-15.
- 17 Moses E. Lard, Commentary on Paul's Letter to Romans (Lexington, Ky.: N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 103.
- 18 "Apakah Dia?" tidak terdapat dalam teks Yunani, tetapi kata-kata itu tersirat dalam konstruksi kalimat Yunani.
- 19 Morris, 161.
- 20 Ibid., 157-58.
- 21 John Calvin, The Epistle of Paul the Apostle to the Romans, trans. and ed. John Owen (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1948), 116.
- 22 Edwards, 85.
- 23 Morris, 166.
- 24 Kesamaan ini bahkan lebih jelas dalam bahasa Yunani. Kedua pertanyaan itu dimulai dengan ti ou™n (ti oun, "lalu apa").
- 25 Beberapa penulis percaya kata "kami" menunjukkan bahwa Paulus sedang bicara tentang dirinya sendiri dan orang-orang Kristen lainnya, tetapi konteksnya mendukung pengidentifikasian Paulus dengan sesama orang Yahudi (lihat 9:3). Yang manapun, kesimpulannya tetap sama: Semua manusia berada "di bawah kuasa dosa."
- 26 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 10, 341.
- 27 MacArthur, 180.
- 28 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1036.
- 29 Beberapa orang berpikir bahwa Roma 3:10, 11 berasal dari sumber ketiga: Pengkhotbah 7:20.
- 30 Alfred Edersheim, The Life and Times of Jesus the Messiah, new updated ed. (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1993), 311.
- 31 Mazmur 53:1-3 bunyinya hampir sama.
- 32 Satu-satunya pengecualian adalah mereka yang tidak dimintai tanggung jawab, seperti anak bayi dan orang-orang yang memiliki masalah mental.
- 33 Richard Rogers, Paid in Full: A Commentary on Romans (Lubbock, Tex.: Sunset Institute Press, 2002), 56.
- 34 Beberapa orang bersikeras bahwa "hukum Taurat" hanya bisa mengacu kepada hukum Taurat saja (lima kitab pertama dari Perjanjian Lama); tapi dalam teks kita Paulus mengutip dari Mazmur dan Yesaya, yang kemudian ia acukan sebagai "hukum Taurat." Oleh karena itu, "hukum Taurat" dapat mengacu kepada lebih daripada hanya Taurat saja.
- 35 Untuk penggunaan kata "di bawah," lihat komentar tentang 3:9.
- 36 C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 67.
- 37 "Daging" ( sa¿rx, sarx) akan dibahas belakangan dalam komentari ini, tapi, di sini, itu hanya berarti "orang."
- 38 Secara harfiah, ayat 20 menulis "melalui hukum."
- 39 Ini bukan kata biasa untuk "pengetahuan" (gnw√siß, gnōsis), tapi bentuk kata yang diperkuat ( ejpi÷gnwsiß, epignōsis) yang berarti "tahu betul" dan menunjukkan "'pengetahuan' yang canggih" (Vine, 347).
- 40 "Alat ukur tegak-lurus" adalah seutas tali (benang) dengan pemberat logam di ujungnya. Tali ini diletakkan di sisi bangunan untuk melihat apakah bangunan itu lurus sempurna secara vertikal.
- 41 D. Martyn Lloyd-Jones, Romans: The Righteous Judgment of God (2:1 -3:20) (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1989), 198.
- 42 Rogers, 58.
- 43 R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 29.
- 44 Morris, 177.
- 45 Lihat Alkitab KJV. Untuk lebih mudah dibaca, sebagian besar terjemahan moderen memenggal kalimat itu menjadi beberapa kalimat. Para penerjemah Alkitab NASB membuat dua kalimat.
- 46 Morris, 173.
- 47 Moo, 125.
- 48 Edwards, 97.
- 49 Roma 1:17 [NASB] menggunakan bentuk present tense ("dinyatakan"), mengacu kepada wahyu kebenaran Allah dalam pemberitaan Injil. Roma 3:21 menggunakan past tense ("telah dinyatakan"), mengacu kepada manifestasi kebenaran Allah dalam kematian Yesus (sebagai peristiwa yang sudah terjadi).
- 50 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 109 (huruf miring ditambahkan).
- 51 Vine, 390.
- 52 Teks Yunani menuliskan kata-kata untuk "Yesus Kristus" dalam kasus genitif, yang dapat diterjemahkan "tentang Yesus Kristus" (subyektif) atau "dalam Yesus Kristus" (obyektif). Dalam nas ini, itu bisa subjektif atau objektif.
- 53 Morris, 175-76.
- 54 J. D. Thomas, Romans, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1965), 27.
- 55 The Analytical Greek Lexicon , 17.
- 56 Vine, 576.
- 57 D. Stuart Briscoe, Romans, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1982), 89.
- 58 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph Henry Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 478.
- 59 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), s.v. "transgress."
- 60 The Analytical Greek Lexicon , 420.
- 61 Briscoe, 89.
- 62 G. Schrenk, "dikaióō," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 175.
- 63 Stott berkisah tentang perdebatan di abad keenam belas mengenai apakah Allah benar-benar membuat kita benar (posisi Katolik) atau apakah Ia memperhitungkan kita sebagai orang benar (posisi Reformer) (Stott, 127).
- 64 Morris, 178.
- 65 J. D. Thomas, Class Notes, Romans, Abilene Christian College (1955).
- 66 H. Conzelmann, "cháris," in Theological Dictionary of the New Testament, 1298-1301.
- 67 Ibid., 1304 huruf miring ditambahkan).
- 68 MacArthur, 208-9.
- 69 Dikutip dalam Bell, 31.
- 70 Metonimi adalah bahasa kiasan di mana satu hal mewakili hal lain yang erat kaitannya. Misalnya, di Amerika Serikat, ketika seseorang mengatakan bahwa "Gedung Putih" melakukan sesuatu, ia sebenarnya sedang mengacu kepada Presiden.
- 71 John A. Mackay, God's Order: The Ephesian Letter and This Present Time (New York: Macmillan Co., 1953), 97.
- 72 Vine, 564.
- 73 Edwards, 104.
- 74 Ada beberapa pertanyaan apakah "dalam darah-Nya" harus ditempatkan setelah "pendamaian" atau "iman" (lihat KJV). Pernyataan yang dihasilkan dari salah satu penempatan itu adalah konsisten dengan ajaran Alkitab di tempat lain, jadi itu bukan pertanyaan yang harus menguatirkan kita.
- 75 Teks-teks ini tidak menggunakan bentuk yang sama persis dari kata Yunani yang diterjemahkan "pendamaian" dalam Roma 3:25, tetapi mereka menggunakan kata-kata dari keluarga yang sama.
- 76 Ketika seseorang memasuki setiap bidang usaha baru, ia harus mempelajari beberapa istilah khusus. Pikirkanlah tentang belajar membaca … atau pertanian … atau mengendarai mobil … atau menggunakan komputer. Hal yang sama berlaku dalam agama.
- 77 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), s.v. "propitiation."
- 78 F. Büschel, "hilastḗrion," dalam Theological Dictionary of the New Testament, 364.
- 79 Pertanyaan itu dibahas dalam Morris, 181-82; Stott, 113-14.
- 80 Moo, 133.
- 81 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed. The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 100.
- 82 Stott, 115.
- 83 Ibid.
- 84 Vine, 153.
- 85 Dalam teks Yunani, kata-kata yang diterjemahkan "pada masa kesabaran-Nya" berada di awal ayat 26, tetapi mereka memodifikasi pokok pikiran itu pada akhir ayat 25, sehingga para penerjemah NASB menyisipkan kata-kata itu di dalam ayat 25.
- 86 Beberapa orang berpikir "dosa-dosa yang telah terjadi dahulu" mengacu kepada dosa yang dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka menjadi Kristen. Namun begitu, dalam nas ini, perbedaan itu tampaknya antara dulu (sebelum Kristus) dan sekarang (setelah kedatangan Kristus).
- 87 Briscoe, 94-95.
- 88 Quoted in William Barclay, The Letter to the Romans, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 59.
- 89 Edwards, 106.
- 90 MacArthur, 218.
- 91 Ibid., 205.
- 92 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), s.v. "boast."
- 93 Disadur dari William Hendriksen, Exposition of Paul's Epistle to the Romans, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1981), 135.
- 94 Ungkapan-ungkapan ini adalah dari MacArthur, 220.
- 95 Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 137.
- 96 Disadur dari Hendriksen, 135.
- 97 Ini adalah ilustrasi yang ditemukan dalam banyak buku, termasuk Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary , vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 524.
- 98 Paulus mungkin menggunakan bentuk jamak "kami" di sini untuk mengacu kepada semua pembicara dan penulis terilham-atau ia mungkin menggunakan kata "kami" dalam arti "editorial," seperti yang ia lakukan di 3:8, untuk mengacu hanya kepada dirinya sendiri.
- 99 "Yakin" diterjemahkan dari logi÷zomai (logizomai), yang berarti "menghitung, mengalkulasi" (The Analytical Greek Lexicon , 249). Ini adalah kata kunci dalam pasal 4; kita akan membahasnya dalam konteks itu.
- 100 Ibid., 440.
- 101 Edward Mote, "My Hope Is Built on Nothing Less," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 102 "Monoteisme" mengacu kepada keyakinan bahwa hanya ada satu Allah: "hanya" atau "satu" (mo÷noß, monos) ditambah "Allah" ( qeo÷ß, theos).
- 103 "Shema" adalah kata Ibrani untuk "dengar" ( um^v=, shᵉmaʻ), kata yang menjadi pembuka Ulangan 6:4.
- 104 Teks aslinya berbunyi "sunat" secara harfiah dan "tidak bersunat" (lihat KJV).
- 105 Teks itu mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dibenarkan "oleh [e˙k , ek] iman" sementara bangsa-bangsa lain dibenarkan "melalui [dia, dia] iman." Beberapa orang mencoba untuk menemukan makna pada fakta penggunaan dua preposisi Yunani yang berbeda, tapi Paulus mungkin hanya menggunakan sinonim untuk variasi (seperti yang dilakukan kebanyakan penulis).
- 106 Bruce, Romans, 95.
- 107 Ibid., 95-96.
- 108 N. Tom Wright, New Tasks for a Renewed Church (London: Hodder and Stoughton, 1992), 168.
- 109 Disadur dari Halford E. Luccock, Preaching Values in the Epistles of Paul, vol. 1, Romans and First Corinthians (New York: Harper & Brothers, 1959), 37-38.
- 110 Dalam surat-surat Yohanes, satu kesalahan yang ia ekspos adalah antinomianisme (lihat, misalnya, 1 Yoh. 3:4, 10; 5:2, 3).
- 111 Seperti dalam 3:8 dan 3:28, Paulus mungkin sedang menggunakan kata "kami" dalam bentuk jamak atau pengertian "editorial."
- 112 Vine, 3.
- 113 Bauer, 525.
- 114 Vine, 207.
- 115 Terjemahan Barclay terbaca "Apakah kita kemudian melalui iman membatalkan sepenuhnya semua hukum?" (Barclay, 60).
- 116 Diadaptasi dari McGuiggan, 139.
- 117 Meski ia tidak secara langsung menyinggung masalah ini di kitab Roma, namun ia tidak memberikan indikasi kuat pemikirannya tentang hal itu-seperti yang akan kita lihat dalam pembahasan kita tentang 7:1-6.
- 118 Diadaptasi dari Stott, 121.
- 119 H. Kleinknecht, " Nomos ," di Theological Dictionary of Perjanjian Baru , 646.
- 120 Vine, 354.
- 121 American Heritage Dictionary , 4th ed. (2002), sv "law ."
- 122 Moo, 87.
- 123 Thomas, Romans , 48.
- 124 Kelima kitab ini disebut "Kitab Taurat " atau "Pentateuk h."
- 125 Vine, 354-55.
- 126 Bauer, 677.
- 127 Vine, 355.
- 128 W. Gutbrod, "nómos," in Theological Dictionary of the New Testament, 652.
- 129 Bruce, Romans, 51.
- 130 Diadaptasi dari MacArthur, 187.
- 131 Charles R. Swindoll, Coming to Terms with Sin: A Study of Romans 1-5 (Anaheim, Calif.: Insight for Living, 1999), 44.
- 132 Bert Kalmar, "Three Little Words," © 1930, Warner Bros.; © 1958, Edwin H. Morris & Co., MPLCommunications.
- 133 Diskusi lebih lanjut diberikan dalam "The Center of God's Love" dalam David Roper, Jesus Christ and Him Crucified (Arvada, Colo.: Christian Communications, 1976).
- 134 D. Martyn Lloyd-Jones, Romans: Atonement and Justification (3:20-4:25) (London: Banner of Truth Trust, 1970), 25.
- 135 Lihat 6:21, 22; 7:5, 6; 16:25 -27; Gal. 4:8, 9; Efe. 5:8; K ol. 1:21, 22 ["tetapi sekarang "]; 3:7, 8; Ibr. 12:26; 1 Pet. 2:10; 2:25.
- 136 Moo, 135.
- 137 A. M. Toplady, "Rock of Ages," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 138 Edwards, 102.
- 139 Diadaptasi dari John T. Carroll and James R. Carroll, Preaching the Hard Sayings of Jesus (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1996), 17.
- 140 Paul Lee Tan, Encyclopedia of 7,700 Illustrations (Rockville, Maryland: Assurance Publishers, 1979), 1287.
- 141 Wiersbe, 523.
- 142 Jimmy Allen, Survey of Romans, 7th ed. (Searcy, Ark.: By the author, 1994), 55.
- 143 Philip Yancey, What's So Amazing About Grace? (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1997), 13.
- 144 John Newton, "Amazing Grace," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 145 Fritz Ridenour, ed., How to Be a Christian Without Being Religious (Glendale, Calif.: G/LPublications, 1967), 27.
- 146 Dalam Ibrani 13:15, 16, memuji Allah dan membantu orang lain diacukan sebagai korban-korban yang kita persembahkan kepada Allah -tetapi ini bukan korban-korban darah. Hal yang sama berlaku juga untuk korban spiritual yang disinggung dalam Roma 12:1, 2.
- 147 Yesus tidak membawa darah lahiriah ke dalam kediaman rohani Allah. Ini adalah bahasa kiasan.
- 148 F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 222-23.
- 149 149 Sebuah cerita klasik menceritakan Lycurgus, raja kuno Sparta, yang anaknya melanggar hukum yang dapat diancam dengan hukuman pembutaan. Pangeran itu dibutakan satu matanya, tetapi raja memberikan salah satu matanya sendiri untuk menolong anaknya dari hukuman kebutaan penuh. (James Burton Coffman, Commentary on Romans [Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1973], 134.)
- 150 MacArthur, 117-18.
- 151 Diadaptasi dari David F. Burgess, comp., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis: Concordia Publishing House, 1988), 211.
- 152 John David Stewart, A Study of Major Religious Beliefs in America, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1962), 32.
- 153 Pernyataan terkenal ini ditemukan dalam kata pengantar asli Perjanjian Baru Jerman karya Martin Luther (1522). Lihat E. Theodore Bachmann and Helmut T. Lehmann, eds., Luther's Works, vol. 35, Word and Sacrament I (Philadelphia: Fortress Press, 1960), 362, 395-97.
- 154 J. W. McGarvey and Philip Y. Pendleton, Thessalonians, Corinthians, Galatians and Romans, The Standard Bible Commentary (Cincinnati: Standard Publishing, n.d.), 323 .
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi