Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Luk 24:46
Jerusalem -> Luk 24:44-53
Jerusalem: Luk 24:44-53 - -- Orang mendapat kesan bahwa semuanya terjadi pada hari yang sama, ialah hari kebangkitan. Sebaliknya Kis 1:1-8 berkata tentang jangka waktu empat puluh...
Orang mendapat kesan bahwa semuanya terjadi pada hari yang sama, ialah hari kebangkitan. Sebaliknya Kis 1:1-8 berkata tentang jangka waktu empat puluh hari.
Ende -> Luk 24:44-49
Ende: Luk 24:44-49 - -- Dalam lima ajat ini Lk. menjimpulkan dengan ringkas sekali isi pembitjaraan
Jesus kepada para rasul, sedjak kebangkitanNja sampai pada naikNja kesurga...
Dalam lima ajat ini Lk. menjimpulkan dengan ringkas sekali isi pembitjaraan Jesus kepada para rasul, sedjak kebangkitanNja sampai pada naikNja kesurga. Pembitjaraan itu djauh lebih luas sebab meliputi 40 hari, menurut keterangan Lukas sendiri dalam Kis 1:3. Berita-berita dalam kata penutup 44-53 agak dilengkapi dengan berita-berita Kis 1:1-11.
Ref. Silang FULL -> Luk 24:46
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Luk 24:36-49
Matthew Henry: Luk 24:36-49 - Yesus Menampakkan Diri kepada Semua Murid Yesus Menampakkan Diri kepada Semua Murid (24:36-49)
Di hari kebangkitan-Nya, Kristus menampakkan diri lima kali: kepada Maria Magdalena saat dia s...
Yesus Menampakkan Diri kepada Semua Murid (24:36-49)
- Di hari kebangkitan-Nya, Kristus menampakkan diri lima kali: kepada Maria Magdalena saat dia sedang sendirian di taman (Yoh. 20:14), kepada para wanita sewaktu mereka hendak memberi tahu murid-murid Yesus (Mat. 28:9), kepada Petrus seorang diri, kepada dua murid yang sedang menuju ke Emaus, dan kini di malam harinya kepada kesebelas murid seperti yang diceritakan dalam ayat-ayat di atas, dan juga dalam Yohanes 20:19.
- Perhatikanlah:
- I. Kejutan besar yang ditimbulkan oleh penampakan-Nya di antara mereka. Dia datang ke tengah-tengah mereka pada waktu dan kesempatan yang amat tepat, yaitu ketika mereka sedang membandingkan bukti-bukti mengenai kebangkitan-Nya satu sama lain. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, dan mungkin juga sedang membahas apakah bukti-bukti yang ada itu cukup untuk memastikan kebenaran mengenai kebangkitan Guru mereka atau tidak, dan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka, dan semua perdebatan mereka itu kini tidak perlu dibahas lagi. Perhatikan, orang-orang yang berusaha sedapat mungkin untuk memakai bukti-bukti yang mereka punya untuk menguatkan hati mereka, bisa mengharapkan jaminan yang bahkan jauh lebih teguh, dan menantikan Roh Kristus yang akan bersaksi bersama-sama dengan roh mereka (seperti halnya Kristus bersaksi bersama-sama dengan para murid-Nya kini, serta meneguhkan kesaksian mereka), bahwa mereka adalah anak-anak Allah, dan dibangkitkan bersama Kristus.
- Perhatikan:
- . Penghiburan yang diucapkan Kristus untuk mereka: Damai sejahtera bagi kamu. Salam ini menunjukkan bahwa kunjungan Kristus itu diwarnai dengan kasih dan persahabatan. Meskipun mereka telah meninggalkan Dia sendirian dalam penderitaan-Nya, hal pertama yang Ia lakukan adalah justru menengok mereka saat mereka sedang berkumpul bersama-sama, sebab Dia selalu memperlakukan kita lebih baik dari yang pantas kita terima. Karena para murid itu tidak begitu memercayai orang-orang yang telah melihat-Nya, Ia pun datang menghampiri mereka, supaya mereka tidak terus-menerus dipenuhi rasa tidak percaya yang menyedihkan itu. Dia telah berjanji bahwa setelah kebangkitan-Nya, Ia akan segera menemui mereka di Galilea, tetapi karena begitu inginnya Ia bertemu dengan mereka dan menguatkan mereka, Ia pun mempercepat penggenapan janji-Nya dengan menemui mereka di Yerusalem. Perhatikan, Kristus sering kali berbuat hal yang lebih baik dari yang telah Ia katakan, tetapi tidak pernah lebih buruk. Kalimat pertama yang Ia ucapkan kepada mereka adalah, "Damai sejahtera bagi kamu," yang tidak dimaksudkan sebagai pujian, melainkan sebagai penghiburan. Salam itu lumrah diucapkan di antara orang Yahudi, dan Kristus pun ingin menunjukkan kekariban-Nya dengan mereka, sekalipun kini Ia sedang masuk dalam kemuliaan-Nya. Banyak orang di dunia ini segera saja menjadi sombong dan melupakan teman-teman lama begitu mereka berhasil. Tetapi Kristus tidak begitu, Dia tetap bersikap akrab seperti biasanya terhadap murid-murid-Nya. Dengan demikian, kalimat pertama Kristus itu dimaksudkan untuk menyatakan maksud kedatangan-Nya, yaitu bukan untuk bertengkar dengan Petrus karena ia telah menyangkal-Nya, ataupun memarahi semua murid lain karena telah meninggalkan-Nya sendirian. Tidak, justru Ia datang dengan penuh damai, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Ia telah memaafkan dan telah didamaikan dengan mereka.
- . Ketakutan yang dirasakan oleh murid-murid itu (ay. 37): Mereka terkejut, menyangka bahwa mereka melihat hantu, sebab Ia datang di antara mereka tanpa suara, dan tiba-tiba saja telah ada di tengah-tengah mereka tanpa mereka sadari. Kata yang dipakai (Mat. 14:26) saat mereka berteriak, "Itu hantu!" adalah phantasma, yang berarti mahluk halus, tetapi kata yang dipakai di sini adalah pneuma, yang memiliki arti roh. Mereka menyangka itu adalah roh yang tidak disertai tubuh jasmani. Meskipun kita memiliki hubungan dan pertalian dengan dunia roh dan akan segera menuju ke sana, tetap saja selalu menakutkan bila ada suatu roh memperlihatkan diri dan berkata-kata kepada kita saat kita masih ada di dunia ini, sebab hal itu bukanlah sesuatu yang wajar.
- II. Kepuasan besar yang mereka rasakan oleh karena perkataan Kristus, yang di dalamnya kita temukan:
- . Teguran yang Ia lontarkan karena ketakutan mereka yang tidak beralasan itu: Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (ay. 38).
- Perhatikanlah di sini:
- (1) Setiap kali kita merasa susah, biasanya banyak pikiran buruk yang timbul dalam hati kita dan membuat kita resah. Kadang-kadang, kesusahan itu merupakan dampak dari pikiran yang timbul dalam hati kita: duka dan ketakutan kita bersumber dari hal-hal yang kita khayalkan sendiri. Terkadang, pikiran yang timbul dalam hati juga merupakan akibat dari kesusahan itu, yaitu akibat pergumulan dari luar dan ketakutan yang ada di dalam diri kita. Orang-orang yang sedang susah dan sedih memiliki banyak pikiran yang timbul dari dalam hati mereka yang tidak memuliakan Allah dan membuat mereka sendiri merasa resah. Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu. Tuhan telah meninggalkan dan melupakan aku.
- (2) Di antara pikiran-pikiran yang membuat kita resah itu, banyak yang sebetulnya bersumber dari kesalahpahaman kita sendiri mengenai Kristus. Para murid di sini pun mengira bahwa mereka melihat hantu, padahal yang mereka lihat adalah Kristus, dan karena itulah mereka jadi merasa takut. Kita sering lupa bahwa Kristus itu Saudara sulung kita, dan kita sering menganggap-Nya sejauh jarak yang terbentang antara dunia ini dan dunia roh, sehingga kita pun menjadi ketakutan. Saat Kristus meyakinkan dan merendahkan diri kita dengan Roh-Nya, dan mencobai serta mengubahkan kita dengan suatu kejadian tertentu, kita justru sering salah paham dan mengira Ia akan melukai kita, dan pikiran seperti itu meresahkan diri kita sendiri.
- (3) Tuhan Yesus selalu bisa mengenali segala pikiran buruk yang timbul dalam hati kita, bahkan saat pikiran itu baru saja muncul, dan hal itu tidak menyenangkan hati-Nya. Dia menegur para murid-Nya karena pikiran-pikiran seperti itu, untuk mengajari kita supaya kita pun menegur diri kita sendiri atas hal yang sama. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Mengapa engkau resah? Mengapa pikiran yang tidak benar dan tidak baik ini muncul? Pikiran-pikiran seperti itu tidak beralasan dan tidak menghasilkan apa pun, malahan hanya menghalangi sukacita kita dalam Allah, membuat kita tidak layak mengemban tugas kita, memberi celah pada Iblis, dan membuat kita tidak bisa menikmati penghiburan yang telah disediakan bagi kita.
- . Bukti mengenai kebangkitan-Nya yang Ia kemukakan kepada mereka, untuk menghilangkan ketakutan mereka dengan meyakinkan mereka bahwa Ia bukanlah hantu, dan juga untuk meneguhkan iman mereka dalam pengajaran yang kini harus mereka kabarkan ke seluruh dunia. Untuk itu, Ia harus membuat mereka benar-benar yakin mengenai kebangkitan-Nya.
- Inilah dua bukti yang Ia tunjukkan kepada mereka:
- (1) Ia menunjukkan tubuh-Nya kepada mereka, terutama tangan dan kaki-Nya. Mereka pun dapat melihat bahwa Ia memiliki bentuk tubuh, perawakan serta kemiripan yang persis sama dengan sosok Guru mereka. Akan tetapi, bukankan itu hantu-Nya? "Tidak," jawab Kristus. "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: kamu bisa lihat sendiri kalau Aku punya tangan dan kaki, dan dengan demikian tubuh ini benar-benar nyata. Kamu lihat, Aku bisa menggerak-gerakkan tangan dan kaki-Ku, sebab tubuh ini tubuh yang hidup. Kamu juga bisa melihat bekas tancapan paku di tangan dan kaki-Ku ini, karena tubuh ini adalah tubuh yang sama, yang telah kamu lihat tergantung di kayu salib, dan bukan tubuh orang lain." Dia mengemukakan sebuah prinsip, bahwa hantu tidak ada daging dan tulangnya, tidak terdiri dari materi kasar yang berbentuk dan memiliki anggota-anggota badan yang berbeda-beda sebagaimana tubuh kita. Kristus tidak menerangkan apa itu roh (nanti kita juga tahu saat kita memasuki dunia roh), tetapi menjelaskan apa yang bukan menjadi ciri-ciri roh: hantu tidak ada daging dan tulangnya. Dia juga berkata, "Aku sendirilah ini, yang telah kamu kenal dengan baik dan bergaul dekat dengan kalian. Aku sendirilah ini, di dalam-Ku kamu punya alasan untuk bersuka, dan bukannya merasa takut." Orang-orang yang benar-benar mengenal Kristus, dan mengetahui bahwa Ia adalah milik mereka, tidak punya alasan untuk merasa takut saat Ia menampakkan diri atau mendekati mereka.
- [1] Dia memperlihatkan diri kepada mereka, menunjukkan tangan dan kaki-Nya yang telah ditusuk paku. Kristus membiarkan bekas luka itu tetap ada dalam tubuh kemuliaan-Nya supaya hal itu menjadi bukti bahwa tubuh itu benar-benar milik-Nya dan Ia pun tidak keberatan membiarkannya terlihat. Setelah itu, Ia juga menunjukkan bekas-bekas luka itu kepada Tomas, sebab Kristus tidak merasa malu akan penderitaan yang harus ditanggung-Nya bagi kita. Karena itu kita pun tidak boleh merasa malu dengan penderitaan-Nya itu, atau dengan penderitaan yang harus kita jalani bagi Dia. Seperti halnya Ia telah menunjukkan luka-luka-Nya kepada para murid untuk meneguhkan amanat-Nya kepada mereka, demikian pula Ia telah menunjukkan luka-luka tersebut kepada Bapa-Nya untuk meneguhkan peran-Nya sebagai perantara antara kita dan Bapa. Kristus tampil di sorga sebagai Anak Domba seperti telah disembelih (Why. 5:6), darah-Nya berbicara (Ibr. 12:24). Dia menjadi perantara demi menunaikan penebusan yang dijalankan-Nya. Kepada Bapa Ia pun mengatakan hal yang sama dengan yang telah diucapkan-Nya kepada para murid-Nya di sini, "Lihatlah tangan dan kaki-Ku" (Za. 13:6-7).
- [2] Dia meminta mereka untuk menyentuh-Nya: Rabalah Aku dan lihatlah. Sebelumnya, Dia tidak mengizinkan Maria untuk memegang-Nya (Yoh. 20:17), tetapi kini, Ia memperbolehkan para murid untuk melakukannya supaya mereka yang akan mengabarkan kebangkitan-Nya dan akan teraniaya karenanya dapat benar-benar diteguhkan terlebih dahulu. Dia menyuruh mereka untuk meraba-Nya supaya mereka yakin bahwa Ia bukanlah hantu. Jika hantu atau mahluk halus itu memang tidak ada (tetapi jelas di sini serta di bagian-bagian lain bahwa para murid memercayai keberadaan mereka), saat itu adalah saat yang tepat untuk memberi tahu mereka mengenai kebenaran tersebut, yaitu dengan mengatakan pada mereka bahwa hantu itu tidak ada. Di sini Kristus sepertinya menerima begitu saja kepercayaan mereka bahwa hantu itu ada, dan karena itu Ia membuktikan bahwa Ia bukan hantu. Pada zaman dulu memang banyak sekali orang murtad, yang lebih saya anggap sebagai atheis, yang tidak percaya bahwa Kristus memiliki tubuh jasmani yang nyata. Bagi mereka Kristus hanya seperti hantu saja, yang tidak benar-benar lahir ataupun mengalami penderitaan. Gagasan-gagasan liar seperti ini, katanya, dianut oleh pengikut-pengikut Valentin dan Manikheisme, dan juga para pengikut Simon Si Penyihir. Orang-orang ini dinamakan Doketai [penganut doketisme -- pen.] dan Phantysiastai. Terpujilah Allah, bidah-bidah ini semuanya sudah lama lenyap, dan kita pun tahu serta yakin bahwa Yesus Kristus bukanlah hantu atau mahluk halus, melainkan benar-benar memiliki tubuh jasmani yang nyata, bahkan setelah Ia dibangkitkan.
- (2) Dia makan bersama-sama dengan mereka, untuk menunjukkan bahwa Ia benar-benar memiliki tubuh yang nyata, dan bahwa Ia mau berbincang akrab dengan para murid-Nya, seperti antara sahabat dengan sahabat. Petrus sangat menekankan hal itu (Kis. 10:41): Kami telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.
- [1] Saat mereka melihat tangan dan kaki-Nya, mereka tidak tahu harus berkata apa, mereka belum percaya karena girangnya dan heran (ay. 41). Kelemahan membuat mereka tidak percaya, belum percaya, eti apistounton auton -- mereka masih tidak percaya. Kelambanan para murid Kristus dalam memercayai kebangkitan-Nya semakin memberi bukti bahwa memang benar Kristus telah bangkit. Mereka tidak mencuri mayat-Nya lalu berkata, "Dia sudah bangkit," seperti yang dituduhkan para imam kepala. Kalau benar Dia tidak bangkit, pasti murid-murid yang lamban untuk percaya itu sudah berkata terus-menerus bahwa Dia tidak bangkit. Sikap mereka yang tidak mudah percaya dan terus menuntut bukti terkuat mengenai kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa ketika akhirnya mereka menjadi percaya juga dan bersedia menanggung segala risikonya, semuanya karena memang sudah sungguh terbukti bahwa kebangkitan-Nya itu benar-benar terjadi. Namun, meskipun kelambanan mereka untuk memercayai kebangkitan Kristus adalah kelemahan mereka, kekeliruan itu tetap dapat diampuni. Sebab, ketidakpercayaan mereka bukan diakibatkan karena mereka menyepelekan bukti yang sudah tampak itu, tetapi
- pertama, mereka belum percaya karena girangnya, sebagaimana Yakub yang pertama-tama tidak bisa percaya bahwa Yusuf masih hidup, sebab berita itu terdengar terlalu muluk di telinganya. Bila iman dan pengharapan lemah, tetapi kasih dan keinginan sangat kuat, maka iman yang lemah itu akan diteguhkan dan tidak akan dikecewakan.
- Kedua, mereka heran, sebab mereka tidak hanya mengira kabar itu terlalu muluk, tetapi juga terlalu mustahil untuk menjadi kenyataan, sebab mereka telah melupakan Kitab Suci dan besarnya kuasa Allah.
- [2] Untuk lebih meyakinkan dan menguatkan mereka, Dia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Dia duduk untuk makan dengan dua orang murid di Emaus, tetapi tidak dikatakan bahwa Ia benar-benar makan bersama mereka. Jadi, kini, supaya tidak jadi batu sandungan, Dia pun benar-benar makan bersama kedua murid itu dan para murid yang lain, untuk menunjukkan bahwa tubuh-Nya itu benar-benar telah hidup kembali, sekalipun Dia kini tidak makan, minum dan bercakap-cakap dengan mereka untuk seterusnya seperti sebelumnya (dan tidak seperti yang diperbuat Lazarus setelah ia bangkit, sebab Lazarus tidak hanya hidup lagi, tetapi juga kembali menjalani kehidupannya seperti sebelumnya, lalu mati lagi), sebab hal itu tidak sesuai dengan keadaan yang hendak Ia masuki setelah Ia bangkit. Mereka memberinya sepotong ikan goreng (ay. 42, dalam KJV dikatakan, "Mereka memberi-Nya sepotong ikan bakar dan madu" -- pen.). Madu itu mungkin ditambahkan sebagai saus ikan goreng itu, sebab Kanaan merupakan tanah yang melimpah dengan madu. Makanan itu hanya seadanya saja, tetapi bila memang itu yang biasa menjadi hidangan sehari-hari para murid, sang Guru pun akan makan hidangan yang sama, sebab dalam kerajaan Bapa kita nanti, mereka akan makan hidangan yang serupa dengan makanan-Nya, makan dan minum bersama-Nya dalam kerajaan-Nya.
- . Hikmat yang Ia berikan kepada mereka mengenai firman Allah yang telah mereka dengar dan baca, yang menimbulkan iman di hati mereka akan kebangkitan Kristus, sehingga semua penghalang pun tersingkirkan.
- (1) Ia mengingatkan mereka akan firman yang telah mereka dengar dari mulut-Nya sendiri saat Ia masih bersama-sama dengan mereka, seperti yang juga telah dilakukan oleh malaikat sebelumnya (ay. 44): Inilah perkataan-Ku, yang telah sering kali Kukatakan kepadamu secara pribadi ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu. Kita pasti akan lebih memahami apa yang Kristus lakukan, jika saja kita mengingat apa yang telah Ia katakan, dan cepat tanggap untuk membandingkan keduanya.
- (2) Dia mengingatkan mereka akan firman yang telah mereka baca dalam Perjanjian Lama, seperti yang telah ditunjukkan oleh perkataan yang telah Ia ucapkan kepada mereka: Harus digenapi semua yang ada tertulis. Kristus telah memberikan sebuah petunjuk umum untuk mengarahkan harapan mereka, yaitu bahwa apa pun yang mereka dapati dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias memang harus digenapi dalam diri-Nya, baik mengenai penderitaan-Nya maupun mengenai kerajaan-Nya. Segala hal mengenai diri-Nya telah Allah persatukan dalam semua nubuat tersebut, sehingga semua itu tidak boleh dipisahkan di dalam penggenapannya. Semuanya harus digenapi, bahkan yang terberat, tersulit, sampai yang paling menyakitkan. Kristus tidak boleh mati sebelum Dia mengalami semuanya itu, sebab jika tidak begitu, maka Ia tidak bisa berkata, "Sudah selesai." Di sini disebutkan beberapa bagian Perjanjian Lama yang masing-masing mengandung hal-hal yang berkaitan dengan Kristus, yaitu kitab hukum Musa, atau Pentateukh, atau kelima kitab yang ditulis Musa, lalu kitab para nabi, yang tidak hanya terdiri atas kitab yang memuat nubuat saja, tetapi juga kitab-kitab mengenai sejarah yang ditulis oleh orang-orang dengan karunia bernubuat, serta Kitab Mazmur, yang memuat tulisan-tulisan lain yang disebut dengan Hagiographa. Lihatlah bagaimana Allah mewahyukan kehendak-Nya dalam berbagai cara penulisan, tetapi semuanya berasal dari satu Roh yang sama, yang melalui semua tulisan itu memberitahukan kedatangan dan kerajaan Mesias; sebab tentang Dialah semua nabi bersaksi.
- (3) Ia bekerja dalam pikiran mereka saat itu juga, sehingga pikiran mereka pun terbuka. Ia membuat mereka mengerti maksud dan makna yang sesungguhnya dari nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai Kristus, dan membuat mereka melihat bagaimana semuanya itu digenapi dalam diri-Nya: Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci (ay. 45). Sebelumnya, dalam percakapan Kristus dengan kedua murid-Nya, Ia menyingkapkan tabir yang menyelubungi tulisan-tulisan itu dengan membukakan Kitab Suci, tetapi sekarang Ia menyingkapkan tabir yang menyelubungi hati dengan membukakan pikiran mereka.
- Perhatikanlah di sini:
- [1] Yesus Kristus bekerja melalui Roh-Nya di dalam pikiran manusia, dalam pikiran semua orang kepunyaan-Nya. Dia dapat masuk dan menimbulkan dampak di dalam roh kita dengan segera. Kita dapat mengamati dengan mudah bagaimana Ia, setelah kebangkitan-Nya, menunjukkan dua contoh pekerjaan hebat yang dilakukan Roh-Nya terhadap roh manusia, yaitu bagaimana Dia menyinari kemampuan berpikir manusia dengan cahaya ilahi saat Ia membukakan pikiran para murid-Nya, dan bagaimana Ia membuat kuasa-Nya bekerja dengan semangat ilahi, saat Ia membuat hati mereka berkobar-kobar.
- [2] Orang-orang yang baik pun perlu dibukakan pikirannya, sebab meskipun mereka tidak berada dalam kegelapan, sebagaimana sifat asal mereka, namun ada banyak hal yang masih belum jelas bagi mereka. Daud pernah berdoa, bukakan mataku, buatlah aku mengerti. Bahkan Paulus, yang mengenal Kristus begitu dalam, yang menyadari bahwa ia masih perlu belajar banyak.
- [3] Cara Kristus menanamkan iman dalam jiwa dan memenangkan jiwa adalah dengan membukakan pikiran mereka supaya mampu mencerna bukti-bukti dari hal-hal yang harus mereka percayai. Demikianlah Ia masuk ke dalam jiwa melalui pintu, sementara Iblis mengendap-endap dari belakang, sebab ia adalah pencuri dan perampok.
- [4] Tujuan-Nya membukakan pikiran adalah supaya kita mengerti Kitab Suci dengan baik. Bukan agar kita berhikmat melebihi apa yang tertulis di sana, tetapi supaya kita menjadi lebih berhikmat mengenai apa yang tertulis, dan menjadi bijaksana sehingga mau menerima keselamatan yang ditawarkan di sana. Roh yang ada di dalam firman dan Roh yang bertakhta dalam hati mengatakan hal-hal yang sama. Di dunia ini, murid-murid Kristus tidak boleh mencari-cari hal yang lebih dari apa yang diajarkan Alkitab, tetapi harus terus belajar lebih lagi dari Alkitab mereka dan bertumbuh menjadi lebih siap dan bijak dalam firman Allah. Untuk memiliki pikiran-pikiran yang benar mengenai Kristus dan memperbaiki dugaan-dugaan kita yang salah tentang diri-Nya, tidak ada lagi yang diperlukan selain daripada memahami firman Allah.
- . Perintah yang Ia berikan kepada mereka sebagai para rasul, yang akan menegakkan kerajaan-Nya di dunia ini. Saat Guru mereka masih ada bersama-sama dengan mereka, mereka berharap akan mendapatkan tempat-tempat kehormatan. Karena itulah mereka merasa sangat kecewa sewaktu Ia mati. "Tidak," kata-Nya, "justru kamu baru saja hendak memasuki tempat-tempat terhormat itu. Kamu harus menjadi saksi dari semuanya ini (ay. 48), untuk memberitakan semuanya ini ke seluruh dunia. Namun, bukan sekadar menyampaikannya sebagai berita biasa, melainkan untuk menegaskannya sebagai bukti yang telah dipakai dalam mengadili perkara besar yang telah begitu lama terbentang di antara Allah dan Iblis, dan di dalam peradilan ini, penguasa dunia ini harus diruntuhkan dan dilemparkan ke luar. Kamu adalah saksi yang telah melihat dan mendengar dengan mata-telinga kamu sendiri sehingga kamu benar-benar yakin akan semuanya ini. Karena itu, pergilah dan yakinkanlah dunia ini. Roh yang sama yang telah membukakan pikiranmu akan menyertaimu juga untuk membukakan pikiran orang-orang lain."
- Nah, di sini mereka diberi tahu tentang:
- (1) Kabar yang harus mereka beritakan. Mereka harus mengabarkan Injil, mereka harus menyampaikan Perjanjian Baru sebagai penggenapan menyeluruh dari Perjanjian Lama, sebagai kelanjutan dan kesudahan dari pewahyuan ilahi. Mereka harus membawa Alkitab mereka (terutama saat mereka berkhotbah di hadapan orang Yahudi; bahkan Petrus, dalam khotbah pertamanya di hadapan orang-orang bukan Yahudi, menyuruh mereka untuk menyelidiki kitab para nabi, Kis. 10:43), dan harus memperlihatkan kepada orang-orang apa yang tertulis mengenai Mesias dalam Perjanjian Lama, kemuliaan dan karunia kerajaan-Nya, lalu memberi tahu bagaimana semuanya digenapi dalam diri Tuhan Yesus, sesuai dengan apa yang mereka ketahui.
- [1] Kebenaran Injil yang agung mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus ini harus dikumandangkan kepada seluruh anak-anak manusia (ay. 46): Demikianlah yang ada tertulis dalam buku bermeterai mengenai rencana-rencana ilahi sejak kekekalan, yaitu di bagian perjanjian penebusan; dan hal ini tertulis dalam kitab Perjanjian Lama yang dapat dibaca semua orang, yang antara lain memuat rahasia-rahasia yang telah dibukakan, bahwa Mesias harus menderita, sebab rencana sorgawi memang harus terlaksana dengan saksama supaya tak ada satu pun firman Allah yang gagal. "Pergilah dan beritakan kepada dunia,"
- pertama, "bahwa Kristus menderita, sebagaimana telah dituliskan tentang Dia. Pergi, dan beritakan tentang Kristus yang disalibkan. Janganlah malu akan salib-Nya, jangan malu karena Yesus yang menderita. Beri tahu mereka apa yang Dia derita dan mengapa Dia menderita, dan bagaimana segenap firman dalam Perjanjian Lama digenapi dalam penderitaan-Nya itu. Katakan kepada mereka bahwa Ia memang harus menderita, sebagai syarat untuk menebus dosa dunia dan menyelamatkan manusia dari maut dan kebinasaan: Bahkan, melalui semua penderitaan itulah Ia justru disempurnakan (Ibr. 2:10).
- Kedua, "bahwa Ia bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, sehingga dengan demikian, bukan saja aib kayu salib menjadi terhapuskan, tetapi juga telah terbukti bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, dan dalam hal ini, firman Allah juga tergenapi (1Kor. 15:3-4). Pergi dan katakan kepada dunia betapa seringnya kamu melihat Dia setelah Dia bangkit dari antara orang mati, dan bagaimana akrabnya kamu telah berbincang-bincang dengan Dia. Kamu telah melihat dengan mata sendiri (sebagaimana yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya ketika ia mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya, seolah-olah dia baru saja hidup lagi), bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu (Kej. 45:12). Jadi, pergilah dan beritakan kepada mereka bahwa Dia yang tadinya mati kini hidup kembali, dan hidup selamanya, dan Ia memegang kunci maut dan kerajaan maut."
- [2] Kewajiban agung yang diperintahkan Injil mengenai pertobatan harus ditekankan kepada anak-anak manusia. Pertobatan dari dosa harus disampaikan dalam nama Kristus dan dengan kuasa-Nya (ay. 47). Semua anak manusia di mana pun harus dipanggil dan diperintahkan untuk bertobat (Kis. 17:30). "Pergi dan beritakan kepada semua orang bahwa Allah yang telah menciptakan, dan Tuhan yang menebus mereka, ingin supaya begitu mendengar kabar ini, mereka harus segera berbalik dari segala berhala mereka, dan menyembah Allah yang telah menciptakan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga harus berhenti mementingkan perkara duniawi dan kedagingan. Mereka harus berbalik dan menyembah Allah di dalam Kristus, harus menghentikan segala kebiasaan dan perbuatan dosa. Hati dan hidup mereka harus diubahkan, dan mereka semuanya harus dibentuk dan diperbarui."
- [3] Hak istimewa penebusan dosa yang terdapat dalam Injil harus ditawarkan kepada semua orang, dan semua orang harus diyakinkan bahwa hak ini akan diberikan kepada semua orang yang bertobat dan percaya kepada Injil. "Pergi dan katakan kepada dunia yang berdosa dan berada di bawah hukuman kutuk Allah ini bahwa penebusan sudah dianugerahkan, sehingga semua orang yang bertobat dan percaya dapat ikut ambil bagian di dalamnya. Mereka bukan saja akan diampuni, tetapi juga akan diberikan tempat kehormatan. Katakan kepada mereka bahwa mereka kini memiliki pengharapan."
- (2) Kepada siapa mereka harus memberitakan Injil. Ke manakah mereka harus pergi menawarkan Injil, dan sejauh mana amanat tersebut harus dijalankan?
- Di sini mereka diberi tahu:
- [1] Bahwa mereka harus menyampaikan kabar Injil ke segala bangsa. Mereka harus menyebar seperti yang dilakukan anak-anak Nuh setelah air bah melanda: yang seorang ke sini, dan yang lainnya ke sana, sambil terus membawa cahaya Injil ini ke mana pun mereka pergi. Para nabi telah menyampaikan pertobatan dan penebusan kepada bangsa Yahudi, tetapi kini para rasul harus memberitakannya ke segala bangsa. Tidak ada seorang pun yang dikecualikan dari kewajiban Injil untuk bertobat. Juga, tidak ada yang dikecualikan untuk menerima semua keuntungan pengampunan dosa. Namun, mereka yang tidak mau percaya dan tidak bersedia bertobat mendatangkan hukuman bagi diri mereka sendiri.
- [2] Bahwa mereka harus mulai dari Yerusalem. Di sanalah mereka harus menyampaikan khotbah pertama mereka mengenai Injil, dan di sana pula jemaat Injili pertama kali harus didirikan. Di sanalah hari pemberitaan Injil akan mulai menyingsing, dan sinarnya akan terus menyebar sampai ke seluruh penjuru bumi. Lalu, kenapa harus mulai dari sana?
- Pertama, sebab ada tertulis demikian, sehingga mereka harus melaksanakannya dengan cara itu. Sebab, dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem (Yes. 2:3; Yl. 2:32; 3:16; Ob. 21; Za. 14:8).
- Kedua, karena di sanalah terlaksana perkara-perkara yang menjadi dasar Injil, dan karena itu, di sana pulalah hal-hal tersebut harus terlebih dahulu dibuktikan kebenarannya, sehingga jika hasutan mengenai perkara itu mulai merebak, di sanalah tempat yang tepat untuk memperjuangkan dan membuktikan mana yang benar. Begitu kuat dan terang benderangnya cahaya kemuliaan sang Penebus yang telah bangkit itu, sehingga tidak ragu-ragu menghadapi dan menantang para musuh yang begitu ganas, yang telah menyebabkan kematian-Nya yang mengerikan itu. "Mulailah dari Yerusalem, supaya para imam kepala itu akan berusaha menghancurkan Injil dengan sekuat tenaga mereka, lalu menjadi murka karena usaha mereka itu sia-sia saja."
- Ketiga, karena Ia ingin memberi contoh untuk mengampuni musuh kita. Yerusalem telah menjadi pihak yang paling sengit menentang-Nya (baik para pemimpin maupun rakyatnya), sehingga kota itu sesungguhnya tidak layak untuk menerima karya penebusan dosa. Namun demikian, kota itu justru yang pertama kali ditawari karunia Injil, dan dalam waktu yang singkat, ribuan orang di sana kemudian menyambut karunia itu.
- (3) Bantuan yang akan menyertai mereka saat mereka mengabarkan Injil. Tugas yang harus mereka lakukan itu sangat besar dan berat, apalagi mengingat perlawanan yang akan mereka hadapi dan penderitaan yang akan mereka alami. Karena itu, jika mereka kemudian bertanya-tanya, "Siapa gerangan yang mampu melakukan hal tersebut?" jawabannya sudah tersedia: "Sesungguhnya, Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku, dan kamu akan diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (ay. 49). Di sini Ia menjanjikan mereka bahwa sebentar lagi Roh Kudus akan dicurahkan ke atas mereka dengan dahsyatnya sehingga mereka akan diperlengkapi dengan karunia dan anugerah yang diperlukan untuk menjalankan tugas agung itu. Karena itulah, mereka harus tetap tinggal di Yerusalem dan tidak mulai menjalankan tugas itu sampai Roh Kudus datang.
- Perhatikan:
- [1] Dengan demikian, mereka yang menerima Roh Kudus diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi, yaitu kuasa supernatural, kuasa yang melebihi kemampuan mereka. Kuasa itu berasal dari tempat tinggi, sehingga mampu menarik jiwa ke tempat tinggi dan membuatnya mencari perkara-perkara yang di atas.
- [2] Para rasul Kristus itu tidak mungkin bisa menanamkan Injil-Nya dan mendirikan kerajaan-Nya di dunia ini, seperti yang telah mereka lakukan, jika mereka tidak diperlengkapi dengan kuasa yang demikian. Dengan begitu, keberhasilan mereka itu telah membuktikan kedahsyatan kuasa yang menyertai mereka.
- [3] Kuasa dari tempat tinggi ini telah dijanjikan oleh Bapa, dan merupakan janji besar dalam Perjanjian Baru, seperti halnya janji kedatangan Kristus dalam Perjanjian Lama. Maka, jika hal itu merupakan janji Bapa, kita bisa merasa yakin bahwa janji itu tidak akan diingkari, dan apa yang dijanjikan-Nya itu merupakan sesuatu yang luar biasa.
- [4] Kristus tidak meninggalkan para murid-Nya sampai saat-Nya tiba untuk menepati janji itu. Sepuluh hari setelah kenaikan Kristus, Roh Kudus pun turun.
- [5] Para utusan Kristus harus setia menunggu sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa, dan tidak boleh memulai pekerjaan mereka sampai mereka mendapatkan seluruh pengarahan dan kepercayaan untuk melakukan semua itu. Meskipun kini orang sering kali beranggapan bahwa saat ini Injil harus diberitakan dengan segera dan tidak boleh ditunda-tunda, para pemberita Injil harus tetap menunggu sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi, dan diam di Yerusalem, seberapa pun berbahayanya tempat itu, karena di sanalah janji Allah itu akan diberikan kepada mereka (Yl. 2:28).
SH: Luk 24:44-49 - Tanggung jawab seorang saksi (Rabu, 8 April 2015) Tanggung jawab seorang saksi
Dalam sebuah persidangan, salah satu bukti yang penting ialah kesaksian dari para saksi mata. Mereka harus disumpah untu...
Tanggung jawab seorang saksi
Dalam sebuah persidangan, salah satu bukti yang penting ialah kesaksian dari para saksi mata. Mereka harus disumpah untuk mengatakan hal yang sebenar-benarnya mereka lihat atau alami. Jika berbohong alias memberikan kesaksian palsu maka penjara sudah menunggu mereka.
Murid-murid Yesus diberikan tanggung jawab yang besar sebagai para saksi atas kehidupan, kematian, serta kebangkitan Yesus. Yesus dengan tegas mengatakan, "kamu adalah saksi dari semuanya ini?"(48). Para rasul wajib mengatakan apa yang mereka lihat dan alami tidak boleh ada rekayasa atau kebohongan sekecil apapun dalam kesaksiannya.
Salah satu yang diingat oleh para saksi mata itu adalah perkataan Yesus ini, "...dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem" (47). Kesaksian mereka juga diteguhkan oleh Perjanjian Lama (44). Kelak kesaksian mereka pun dibukukan oleh Roh Kudus menjadi Perjanjian Baru.
Siapa yang harus menyampaikan berita mengenai pengampunan dosa itu? Ya, para saksi tersebut, para rasul yang adalah saksi mata dari semua peristiwa yang dicatat dalam kitab-kitab Injil. Tanggung jawab dan kewajiban yang kini diteruskan kepada kita yang percaya atas kesaksian saksi-saksi terdahulu.
Setiap hari kita mengemban tanggung jawab untuk menyampaikan kasih Allah di dalam dan melalui Yesus ini. Bisa melalui perkataan, perbuatan, maupun keduanya. Memang menjadi saksi itu tidak mudah. Jiwa dapat terancam oleh pihak-pihak yang merasa disudutkan oleh kesaksian yang kita berikan. Siapa lagi yang tersudut kalau bukan si Iblis, oknum yang memang sangat tidak suka bila kita menjadi saksi-saksi Kristus.
Namun jangan kecil hati, kita diperlengkapi oleh kuasa dari tempat tinggi seperti para rasul dulu (49. BIMK: "kuasa dari Allah meliputi kalian"). Jangan takut untuk menjadi saksi Kristus hari ini dan kapan saja, karena ada kuasa yang Allah berikan untuk melakukan itu, juga janji akan penyertaan-Nya.
SH: Luk 24:44-53 - Sukacita dalam Perpisahan (Kamis, 13 Mei 2021) Sukacita dalam Perpisahan
Setiap kali kita mendengar kata berpisah, tentu yang terlintas dalam benak kita ialah suatu peristiwa yang menyedihkan. Nam...
Sukacita dalam Perpisahan
Setiap kali kita mendengar kata berpisah, tentu yang terlintas dalam benak kita ialah suatu peristiwa yang menyedihkan. Namun, tidak demikian dengan perpisahan Yesus dengan para murid.
Berpisahnya para murid dengan Yesus, yaitu ketika Ia terangkat ke surga, peristiwa tersebut justru menghadirkan sukacita di antara mereka. Hal apa yang membuat para murid dapat bersukacita di tengah kenyataan akan berpisah dengan Yesus, Guru dan Tuhan mereka?
Pertama, mereka mengerti Kitab Suci (44-47). Para murid bersukacita karena mereka melihat maksud Allah di balik semua peristiwa yang mereka alami bersama Yesus (46-47). Pengertian akan kebenaran membuat seseorang memahami bahwa segala sesuatu terjadi menurut rencana Allah.
Kedua, mereka akan menerima Roh Kudus (49). Tuhan tidak meninggalkan mereka seorang diri, tetapi akan mengirimkan kuasa yang memperlengkapi mereka dalam memberitakan pengampunan dosa dan menyerukan pertobatan kepada segala bangsa.
Ketiga, mereka menerima berkat dari Tuhan (50). Berkat dari Allah merupakan peneguhan otoritas bagi mereka sebagai pemberita Injil.
Keempat, mereka adalah saksi mata (51). Betapa bahagianya mereka dapat menyaksikan secara langsung peristiwa terangkatnya Yesus ke surga, sehingga bukan dari kata orang mereka mendengar hal tersebut.
Bersukacitalah selalu dalam Tuhan dan lakukanlah kepercayaan yang Tuhan berikan. Apa yang sekilas menyakitkan bagi kita, belum tentu akan seterusnya seperti itu. Tuhan tetap memegang janji-Nya; selalu ada pengharapan dan penghiburan bagi mereka yang berkenan kepada-Nya. Sikap kita dalam setiap kesesakan adalah percaya kepada janji-janji-Nya. Dalam peristiwa apa pun, bahkan perpisahan sekalipun, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendiri.
Di tengah segala rintangan yang menghadang, kita tetap menjalankan tugas yang Tuhan berikan dengan sukacita dan terus memuliakan Allah. [MRH]
SH: Luk 24:36-53 - Kebangkitan dan misi Kristen. (Rabu, 26 April 2000) Kebangkitan dan misi Kristen.
Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah
  untuk meyakinkan mereka se...
Kebangkitan dan misi Kristen.
Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah   untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah   bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang   sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang   mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid-   Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama   ketika masih bersama-sama dengan mereka.
Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan   identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat 39). Identitas   ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan   tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar   menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah   kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun   meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan   lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama-   sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah   mereka (ayat 44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena   itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia   ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba.
Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka   pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia.   Injil  Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun   berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam   Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah   manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini   adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua   orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan   secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit   kembali (ayat 47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah   secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun   Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus.   Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi   sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan   memuliakan Dia (ayat 52-53).
Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat   terbesar bagi hidup Kristen,  namun  juga  memberikan dasar,   arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di   dunia.
SH: Luk 24:36-53 - Tugas pengikut Yesus (Selasa, 13 April 2004) Tugas pengikut Yesus
Ketika murid-murid sedang mendiskusikan berita kebangkitan
Yesus, tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka (ayat 36)....
Tugas pengikut Yesus
Ketika murid-murid sedang mendiskusikan berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Yesus berada di tengah-tengah mereka (ayat 36). Sulit bagi mereka menerima kenyataan bahwa Yesus yang telah bangkit berada di depan mereka. Yesus pun menegaskan bahwa diri-Nya bukan hantu (ayat 39). Untuk membuktikannya Yesus meminta makanan dan memakannya (ayat 43). Yesus kemudian membimbing mereka ke dalam Kitab Suci dan mendorong mereka untuk membaca Kitab Suci dari sudut pandang Yesus karena Yesus adalah kunci untuk membuka kesaksian kitab suci.
Namun ada satu kesaksian Kitab Suci yang belum lagi digenapi secara penuh yakni bahwa berita pengampunan dosa telah berlaku bagi segala suku bangsa (ayat 47). Untuk menjadikan berita ini digenapi, para murid diberi tugas untuk melakukannya (ayat 48). Berita kebangkitan Yesus bukan berita yang harus dirahasiakan atau disembunyikan melainkan haruslah disaksikan ke seluruh suku bangsa. Kebangkitan Yesus tidak hanya mensahkan fakta bahwa pengampunan dosa berlaku bagi semua suku bangsa, tetapi juga mengarahkan umat percaya pada pertobatan.
Dosa tidak lagi menjadi penghalang persekutuan manusia dan Allah. Kebangkitan Yesus menjadi bukti bahwa utang dosa telah dibayar lunas oleh Yesus. Inilah tugas semua murid Yesus. Namun Yesus tidak hanya sekadar memberi tugas. Kepada saksi-saksi itu diberi-Nya kuasa Roh Kudus. Murid-murid harus menunggu di Yerusalem untuk menantikan datangnya Roh Kudus. Yesus akan mengutus Roh Kudus kepada murid-murid (ayat 49). Pencurahan Roh Kudus digenapi dalam Kisah Para Rasul 2. Dengan taat murid-murid menanti di Yerusalem datangnya Roh Kudus, sesuai dengan yang dijanjikan oleh Yesus Kristus (ayat 52).
Renungkan: Kebangkitan Yesus membawa pengharapan dan sukacita di hati orang percaya untuk pergi dengan kuasa Roh memberitakan kabar baik itu kepada orang lain.
SH: Luk 24:36-49 - Menjadi saksi=berbagi suka (Rabu, 16 Mei 2007) Menjadi saksi=berbagi suka
Pemberitaan Lukas tentang kebangkitan Kristus didasarkan pada kisah
para saksi. Bacaan hari ini merupakan kisah Paska...
Menjadi saksi=berbagi suka
Pemberitaan Lukas tentang kebangkitan Kristus didasarkan pada kisah
para saksi. Bacaan hari ini merupakan kisah Paskah yang ketiga
dalam Injil Lukas. Dalam kisah pertama, meski tidak bertemu
Yesus, beberapa perempuan menjadi saksi kubur yang kosong (
Yesus tidak membiarkan mereka bingung. Ia menyuruh mereka melihat dan meraba bekas luka di tangan dan kaki-Nya (40). Lalu Ia memakan sepotong ikan goreng (42-43) untuk meyakinkan mereka. Tindakan Yesus ini memperlihatkan bahwa tubuh kebangkitan-Nya benar-benar memiliki aspek fisik. Kebangkitan-Nya adalah kebangkitan manusia seutuhnya, yakni melibatkan tubuh, yang berdaging dan bertulang. Paulus menyebutnya 'tubuh surgawi' (1Kor. 15:40). Para murid tidak bisa lagi tidak percaya pada kebangkitan Kristus. Ia mengingatkan mereka tentang apa yang telah Ia ajarkan sebelumnya. Ia juga membuat mereka paham tentang nubuat Kitab Suci tentang Yesus (44).
Atas semua itu, para murid diberi tanggung jawab untuk mengemban misi Allah, dengan menjadi saksi yang memberitakan pertobatan dan pengampunan kepada segala bangsa (46-48). Untuk itu para murid akan mendapatkan pertolongan dari Roh Kudus (49). Menjadi saksi Kristus, sesungguhnya bukan sekadar tugas atau kewajiban. Sebagai orang yang sudah berjumpa Kristus dan menerima keselamatan dari-Nya, kita terdorong berbagi kesukaan ini kepada sesama kita. Dengan mengandalkan Roh dan menggali firman, jadilah saksi-Nya yang andal!
SH: Luk 24:36-49 - Alkitab bagi pertumbuhan iman (Rabu, 1 Juni 2011) Alkitab bagi pertumbuhan iman
Perikop ini mengulangi pengalaman kedua murid yang berjumpa dengan Tuhan dalam perjalanan ke Emaus, tetapi kali ini dal...
Alkitab bagi pertumbuhan iman
Perikop ini mengulangi pengalaman kedua murid yang berjumpa dengan Tuhan dalam perjalanan ke Emaus, tetapi kali ini dalam skala yang lebih besar, yaitu kepada murid-murid yang tengah berkumpul di Yerusalem bersama kesebelas rasul. Tuhan Yesus menunjukkan bukti-bukti bahwa sungguh Dia sendirilah yang hadir dengan menyodorkan tangan dan kakinya yang terluka akibat penyaliban. Dia ingin mereka melihat dan merasakan bukti-bukti itu. Namun Tuhan tidak berhenti di situ karena mukjizat dan kekaguman tidak pernah cukup. Dia ingin murid-murid memiliki pemahaman yang benar tentang Kitab Suci.
Kita bisa bayangkan bahwa adegan yang terjadi di ayat 37-43 terjadi cukup singkat. Adegan ini lalu diikuti dengan ayat 44-45 yang terjadi dalam kurun waktu yang jauh lebih panjang. Tuhan memaparkan kembali semua yang telah Ia ajarkan pada masa sebelum penyaliban (perhatikan kata "telah" di ayat 44). Informasi-informasi yang Tuhan paparkan bukanlah hal-hal baru. Karena sebagai orang Yahudi, murid-murid (kesebelas rasul dan orang-orang yang ada bersama dengan mereka) telah tahu banyak soal Kitab Suci mereka. Kitab Suci itu terdiri dari tiga bagian: Hukum Musa, Kitab Nabi-nabi dan Nyanyian (yang buku pertamanya adalah Mazmur). Maka yang Tuhan lakukan adalah menaruh informasi-informasi itu di dalam konteks yang baru dan segar untuk murid-murid. Jadi ayat 44-45 mengatakan bahwa Tuhan mengajar murid-murid bagaimana seharusnya mereka memahami Kitab Suci yang ada pada mereka, yang sekarang kita sebut sebagai Perjanjian Lama.
Pemahaman Alkitab secara menyeluruh, Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, adalah satu hal yang perlu bagi pertumbuhan iman Kristen yang sehat. Atas dasar pemahaman inilah Tuhan melanjutkan dengan ringkasan di ayat 46 dan aplikasi dan penugasan kepada murid-murid di ayat 48-49. Melalui perikop ini kita melihat betapa Tuhan menaruh bobot yang sangat penting kepada pemahaman Alkitab yang utuh, bahkan bagi murid-murid yang telah mengenal Dia bertahun-tahun dan telah melihat mukjizat kebangkitan dengan mata mereka sendiri.
SH: Luk 24:36-49 - Misi Terselesaikan (Selasa, 14 April 2020) Misi Terselesaikan
Kebanyakan orang pernah menonton film atau mendengar tentang James Bond. Agen 007 ini mempunyai misi menyelamatkan dunia dari tang...
Misi Terselesaikan
Kebanyakan orang pernah menonton film atau mendengar tentang James Bond. Agen 007 ini mempunyai misi menyelamatkan dunia dari tangan para penjahat. Ia adalah agen rahasia yang dipercaya dapat menyelesaikan tugasnya hingga misi itu terselesaikan.
Ini mirip dengan Yesus. Ia utusan Kerajaan Allah. Tugas-Nya adalah menyelamatkan jiwa manusia dari dosa. Berbeda dari James Bond, Yesus adalah utusan yang terbuka bagi setiap orang percaya. Allah mengutus-Nya untuk menyelesaikan misi-Nya di dunia. Misi itu terselesaikan ketika Ia bangkit dan mengalahkan maut.
Setelah bangkit, Yesus memperlihatkan diri kepada murid-murid-Nya. Saat para murid dilanda kecemasan karena kehilangan Guru, Yesus muncul. Pada awalnya, mereka merasa ragu akan kehadiran Yesus (37-38). Keraguan itu muncul karena tidak sesuainya harapan dan realitas. Semula, mereka berharap bahwa Yesus akan memimpin Israel agar terbebas dari penjajahan kerajaan Romawi. Kenyataannya, mereka malah kehilangan Sang Guru.
Penampakan jati diri Yesus juga bertujuan untuk membuat mereka mengerti bahwa setiap perkataan dan nubuat yang telah disampaikan para nabi benar adanya (44). Mesias akan datang, mati, dan bangkit pada hari yang ketiga. Yesus ingin mengajar mereka untuk menjadi dewasa secara rohani dan berdiri menjadi saksi di seluruh penjuru dunia (47-48). Yesus menyelesaikan misi-Nya dengan sempurna.
Sekarang, fisik-Nya tidak lagi di dunia. Namun, Ia telah meninggalkan Penolong bagi kita untuk menjalankan amanat-Nya. Amanat-Nya sederhana, yaitu kita harus menjadi saksi bagi-Nya. Walaupun sederhana, bukan berarti ini mudah dilakukan. Persoalan utamanya bukan terletak pada kemampuan, melainkan pada kemauan kita. Maukah kita menjalani amanat Allah ini sampai Ia memanggil kita nanti?
Pengorbanan Yesus harus kita syukuri. Misi Allah untuk keselamatan dunia telah diselesaikan dengan sempurna oleh Yesus sendiri. Apakah kita siap menjalankan amanat yang Tuhan berikan untuk menjadi saksi-Nya di bumi? [AST]
SH: Luk 24:36-49 - Diyakinkan untuk Meyakinkan (Selasa, 19 April 2022) Diyakinkan untuk Meyakinkan
Untuk melakukan sebuah hal besar, kita membutuhkan kepercayaan diri. Untuk mendapatkan kepercayaan diri, terkadang kita m...
Diyakinkan untuk Meyakinkan
Untuk melakukan sebuah hal besar, kita membutuhkan kepercayaan diri. Untuk mendapatkan kepercayaan diri, terkadang kita membutuhkan dukungan pihak lain. Itu bukan karena kita tidak mampu, melainkan karena kita membutuhkan konfirmasi agar yakin untuk melangkah.
Murid-murid telah kehilangan harapan setelah kematian Yesus. Pasalnya, Yesus, Sang Guru yang mereka kasihi serta jaminan dan harapan mereka, telah mati. Selama mereka bersama dengan Yesus ada jaminan keamanan dan harapan. Oleh karena itu, perginya Sang Guru berarti kandasnya harapan. Karena itulah, pascakebangkitan-Nya, Tuhan Yesus tidak langsung naik ke surga. Dia menggunakan waktu selama 40 hari untuk berada bersama-sama dengan para murid-Nya, agar mereka dikuatkan dan diyakinkan kembali.
Hilangnya semangat tersebut terlihat dari ekspresi para murid ketika Tuhan Yesus mendatangi mereka. Ketika mereka terkejut terhadap kedatangan Tuhan Yesus dan menyangka Yesus sebagai hantu, Yesus menyuruh mereka untuk meraba bekas luka pada kaki dan tangan-Nya, karena hantu tidak mempunyai daging dan tulang (37, 39). Setelah itu, Tuhan Yesus makan ikan goreng bersama mereka (43), membuka pikiran mereka untuk memahami kitab suci (45), juga meyakinkan mereka untuk menjadi saksi dengan jaminan janji penyertaan Roh Kudus (48-49).
Kehilangan keyakinan dan semangat sangat manusiawi. Akan tetapi, Allah tidak membiarkan hal tersebut terjadi terus-menerus. Dialah yang akan turun tangan sendiri untuk memberikan pengertian. Pasalnya, para muridlah yang akan menjadi agen-agen Kerajaan Allah. Merekalah yang akan menjadi penyambung lidah Allah. Karena itu, mereka harus terlebih dahulu diyakinkan sebelum dapat meyakinkan orang lain mengenai berita Injil.
Hal ini berlaku juga pada kita. Seperti para murid, kita juga perlu diyakinkan dan dengan seyakin-yakinnya membawakan berita firman Allah. Baru setelah itu, kita akan diutus untuk meyakinkan orang lain dengan berita yang kita percayai dan sampaikan. [YGM]
Topik Teologia -> Luk 24:46
Topik Teologia: Luk 24:46 - -- Yesus Kristus
Pengutipan Yesus dari Nubuat-nubuat Perjanjian Lama
Mat 26:23-24 Mar 9:12-13 Luk 18:31-33 Luk 22:37 Luk 24:44-47
...
- Yesus Kristus
- Pengutipan Yesus dari Nubuat-nubuat Perjanjian Lama
- Orang-orang Percaya dalam Nama-Nya
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Keselamatan
- Pengampunan Dosa
- Maz 32:1-2 Mat 26:28 Luk 1:76-77 Luk 24:46-47 Kis 5:30-31 Kis 10:36,39,43 Kis 13:38 2Ko 5:19 Efe 1:3,7 Kol 1:13-14 Kol 2:13
- Orang yang Menyesali Dosa Memberitakannya kepada Orang Lain
- Gereja
- Organisasi dan Jabatan Gereja
- Para Pelayan Umum
- Kewajiban Pelayan
- Pelayan Bersaksi Bagi Kristus
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Lukas (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas...
Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya, "seorang yang mengasihi Allah") guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas dua bagian:
- (1) kelahiran, kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil Lukas), dan
- (2) pencurahan Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula (Kitab Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari seluruh PB.
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih ... seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24; bd. perikop-perikop "kami" di Kisah Para Rasul, lihat "PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL" 08177). Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Luk 1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi tampak dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai _kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
- (1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14--9:50),
- (2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27), dan
- (3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28--24:43).
Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup mencolok di dalam tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus selama pelayanan-Nya yang luas dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27). Bagian ini mengandung himpunan materi terbesar yang unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah dan perumpamaan yang sangat digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci (Luk 19:10) dari Injil ini terdapat pada permulaan dan menjelang akhir materi Lukas yang khusus ini.
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:
- (1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang dalam PB.
- (2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik sekali.
- (3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
- (4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
- (5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
- (6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
- (7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
- (8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk 1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).
Full Life: Lukas (Garis Besar) Garis Besar
I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4)
II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52)
A. Pem...
Garis Besar
- I. Pendahuluan Injil Lukas
(Luk 1:1-4) - II. Kedatangan Juruselamat
(Luk 1:5-2:52) - A. Pemberitahuan Kelahiran Yohanes
(Luk 1:5-25) - B. Pemberitahuan Kelahiran Yesus
(Luk 1:26-56) - C. Kelahiran Yohanes Pembaptis
(Luk 1:57-80) - D. Kelahiran Yesus
(Luk 2:1-20) - E. Yesus di Bait Allah Sebagai Seorang Bayi
(Luk 2:21-39) - F. Kunjungan Yesus ke Bait Allah Sebagai Seorang Anak
(Luk 2:40-52) - III.Persiapan bagi Pelayanan Juruselamat
(Luk 3:1-4:13) - A. Pemberitaan Yohanes Pembaptis
(Luk 3:1-20) - B. Pembaptisan Yesus
(Luk 3:21-22) - C. Silsilah Yesus
(Luk 3:23-38) - D. Pencobaan Yesus
(Luk 4:1-13) - IV. Pelayanan di Galilea
(Luk 4:14-9:50) - A. Permulaan Pelayanan Yesus dan Penolakan di Nazaret
(Luk 4:14-30) - B. Kapernaum: Wibawa Ilahi Yesus Dinyatakan
(Luk 4:31-44) - C. Penangkapan Ikan yang Ajaib
(Luk 5:1-11) - D. Penyembuhan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16) - E. Wewenang Yesus Ditantang
(Luk 5:17-26) - F. Juruselamat Orang-Orang Berdosa
(Luk 5:27-32) - G. Peresmian Tatanan Baru
(Luk 5:33-6:49) - H. Demonstrasi Kuasa Ilahi
(Luk 7:1-8:56) - I. Yesus Memberikan Kuasa kepada Murid-Murid-Nya
(Luk 9:1-6) - J. Herodes dan Yohanes Pembaptis
(Luk 9:7-9) - K. Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Luk 9:10-17) - L. Pengakuan Petrus dan Tanggapan Yesus
(Luk 9:18-27) - M. Kemuliaan Juruselamat Dinyatakan
(Luk 9:28-50) - V. Pelayanan Selama Perjalanan Terakhir ke Yerusalem
(Luk 9:51-19:28) - A. Misi Penebusan Juruselamat
(Luk 9:51-10:37) - B. Petunjuk Khusus Yesus Mengenai Pelayanan dan Doa
(Luk 10:38-11:13) - C. Peringatan Yesus kepada Para Musuh dan Para Pengikut
(Luk 11:14-14:35) - D. Perumpamaan-Perumpamaan tentang yang Terhilang dan Ditemukan Kembali
(Luk 15:1-32) - E. Perintah-Perintah Kristus kepada Para Pengikut-Nya
(Luk 16:1-17:10) - F. Sembilan Orang Kusta yang Disembuhkan Namun Tak Berterima Kasih
(Luk 17:11-19) - G. Kedatangan Kembali Kristus Secara Mendadak Dinubuatkan
(Luk 17:20-18:14) - H. Juruselamat, Anak-Anak Kecil dan Seorang Pemimpin yang Kaya
(Luk 18:15-30) - I. Menjelang Akhir Perjalanan
(Luk 18:31-19:28) - VI. Minggu Penderitaan
(Luk 19:29-23:56) - A. Yesus Memasuki Yerusalem
(Luk 19:29-48) - B. Yesus Mengajar Setiap Hari di Bait Allah
(Luk 20:1-21:4) - C. Yesus Bernubuat tentang Kebinasaan Bait Allah dan Kedatangan-Nya
Kembali (Luk 21:5-38) - D. Persiapan-Persiapan Terakhir dan Perjamuan Malam
(Luk 22:1-38) - E. Getsemani dan Pengkhianatan
(Luk 22:39-53) - F. Pengadilan Yahudi
(Luk 22:54-71) - G. Pengadilan Romawi
(Luk 23:1-25) - H. Penyaliban
(Luk 23:26-49) - I. Penguburan
(Luk 23:50-56) - VII.Kebangkitan Sampai Kenaikan
(Luk 24:1-53) - A. Pagi Kebangkitan
(Luk 24:1-12) - B. Penampakan Diri Tuhan yang Sudah Bangkit
(Luk 24:13-43) - C. Pesan-Pesan Perpisahan
(Luk 24:44-53)
Matthew Henry: Lukas (Pendahuluan Kitab) Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut...
Kita sekarang sedang memasuki karya seorang pemberita Injil lain bernama Lukas, yang menurut beberapa orang merupakan singkatan nama Lucilius. Menurut penuturan Bapa Gereja Jerome, Lukas lahir di Antiokhia. Sebagian orang menduga dia satu-satunya penulis Kitab Suci yang bukan berasal dari benih keturunan Israel. Ia merupakan seorang pemeluk baru agama Yahudi, dan kemudian, seperti dugaan beberapa orang, beralih kepada Kekristenan melalui pelayanan Rasul Paulus di Antiokhia, dan setelah kedatangannya di Makedonia (Kis. 16:10), ia menjadi kawan pendamping tetap Paulus. Ia belajar dan mempraktikkan ilmu kedokteran; oleh karena itu, Paulus menyebutnya Tabib Lukas yang kekasih (Kol. 4:14). Beberapa orang yang mengaku-ngaku diri sebagai sejarawan kuno mengatakan bahwa dia seorang pelukis dan yang melukis gambar Perawan Maria. Tetapi menurut gerejawan Dr. Whitby, hal ini tidaklah pasti, dan karena itu, dia mungkin salah satu dari ketujuh puluh murid dan menjadi seorang pengikut Kristus ketika Ia masih melayani di atas muka bumi ini. Bila memang demikian halnya, maka dia seorang keturunan Israel asli. Saya tidak berkeberatan dengan pendapat ini, kecuali dengan beberapa tradisi kuno yang tidak memiliki kepastian dan tentunya tidak dapat digunakan sebagai dasar apa pun. Selain itu, Origen dan Epiphanius, penulis-penulis Kristen kuno, juga memberi kesaksian bahwa Lukas adalah salah satu dari ketujuh puluh murid itu. Lukas dianggap telah menulis Kitab Injil ini ketika menemani Paulus dalam berbagai perjalanannya, dan di bawah arahannya. Beberapa orang berpikir bahwa dialah yang dimaksud oleh Paulus sebagai saudara kita 2Kor. 8:18), yang terpuji di semua jemaat karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil; yang seakan berarti, ia dipuji di semua jemaat karena menulis Injil ini; dan inilah yang dimaksudkan Rasul Paulus ketika ia sekali waktu berbicara tentang Injil-nya (Rm. 2:16). Namun, tidak ada dasar sama sekali untuk membenarkan hal ini. Dr. Cave memperhatikan bahwa cara dan gaya menulisnya sangat akurat dan tepat; gayanya sopan dan anggun, luhur dan mulia, namun jelas; dan ia mengekspresikan dirinya dalam aliran yang lebih murni Yunani daripada yang bisa ditemukan pada para penulis Kitab Suci lainnya. Oleh karena itu, ia mampu menghubungkan berbagai hal jauh lebih banyak dan mendalam dibandingkan dengan para penulis Injil lainnya; dan karena itu juga, ia mengkhususkan diri untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan imamat Kristus. Tidaklah pasti bilamana atau pada waktu apa Injil ini ditulis. Beberapa orang menduga bahwa Injil ini ditulis di Akhaya, tujuh belas tahun (dua puluh dua tahun, menurut sebagian orang) setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga, semasa ia menemani Rasul Paulus dalam perjalanannya. Ada juga yang mengatakan bahwa Injil ini ditulis di kota Roma, tidak lama sebelum ia menulis Kisah Para Rasul (yang merupakan lanjutan kitab ini), ketika ia berada di sana bersama Paulus yang saat itu menjadi orang tahanan dan berkhotbah di dalam rumah yang disewanya sendiri. Ini seperti yang diriwayatkan dalam bagian akhir Kitab Kisah Para Rasul; dan Paulus kemudian mengatakan bahwa hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Ketika ia secara sukarela menemani Paulus dalam rumah tahanan tersebut, ia punya banyak waktu untuk menyusun dua riwayat ini (dan banyak tulisan istimewa lainnya yang membuat jemaat merasa berutang atas peristiwa pemenjaraan ini). Bila memang demikian halnya, maka kitab ini ditulis sekitar dua puluh tujuh tahun setelah kenaikan Kristus, dan sekitar tahun keempat pemerintahan Kaisar Nero. Jerome mengatakan bahwa Lukas meninggal dunia pada usia delapan puluh empat tahun, dan tidak pernah menikah. Beberapa orang menulis bahwa ia mati sebagai martir; namun bila memang demikian halnya, tidak ada kejelasan di mana dan bilamana hal itu terjadi. Sungguh, penghargaan yang diberikan kepada tradisi Kristiani dalam hal memperlakukan para penulis Perjanjian Baru tidak lebih besar daripada penghargaan yang diberikan kepada tradisi Yahudi dalam memperlakukan para penulis Perjanjian Lama.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Jerusalem: Lukas (Pendahuluan Kitab) Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-man...
Injil karangan Lukas
Ciri khas yang ada pada injil ketiga berasal dari kepribadian pengarangnya yang sangat menarik. Kepribadian Lukas itu di mana-mana nampak jelas. Lukas adalah seorang penulis berbakat yang hatinya sangat halus lembut. Ia menggubah karyanya dengan cara yang asli benar, sementara juga berjerih-payah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, Luk 1:3. Tentu saja ini tidak berarti bahwa Lukas berhasil memberikan pada bahan yang diterimanya dari tradisi suatu susunan dan urutan yang lebih "historis" dari pada dalam Mat atau Mrk. Rasa hormat Lukas terhadap sumber-sumbernya dan metode yang hanya menderetkan bahan tradisi tentu tidak memungkinkan urutan historis semacam itu. Rangka Luk pada umumnya menuruti garis-garis besar Mrk, meskipun disana-sini Lukas meninggalkan atau memindahkan apa yang terdapat dalam Mrk. Memang ada bagian-bagian yang dipindahkan, Luk 3:19-20; 4:16-30; 5:1-11; 6:12-29; 22:31-34;
dll. Lukas berbuat demikian baik demi jelasnya kisah atau logikanya, maupun karena terpengaruh tradisi-tradisi lain, khususnya tradisi-tradisi yang juga tampil dalam injil keempat. Ada juga bagian- bagian yang ditinggalkan saja, baik oleh karena kurang berguna untuk sidang pembaca bekas kafir, Mrk 9:11-13, atau oleh karena bagian-bagian itu sudah tercantum dalam Kumpulan Pelengkap yang dipakai Lukas, Mrk 12:28-34; bdk Luk 10:25-28, maupun oleh karena bagian tertentu, terutama Mrk 6:45-8:26 yang seluruhnya ditinggalkan Lukas tidak tercantum dalam naskah Mrk yang dipakai Lukas, Atau barangkali oleh Lukas dianggap sebagai pengulangan, meskipun tercantum dalam naskah Mrk yang dimiliki Lukas. Perbedaan paling menyolok antara Luk dan Mat, serta Mrk ialah tambahan besar yang terdapat dalam Luk 9:51 - Mrk 18:14. Di muka sudah dikatakan bahwa ini kirany diambil Lukas dari Kumpulan Pelengkap ditambah beberapa informasi pribadi. Bagian tengah Luk tersebut disajikan berupa kisah perjalanan Yesus ke Yerusalem, sebagaimana berulang kali dicatat, Luk 9:51; 13:22; 17:11. Catatan-catatan itu mengembangkan apa yang dikatakan Mrk 10:1, sehingga Luk kiranya tidak bermaksud menggabungkan beberapa perjalanan sesungguhnya, melainkan menekankan sebuah gagasan teologis yang digemari Lukas, yaitu : di kota sucilah keselamatan harus diujudkan, Luk 9:31, 13:33; 18:31; 19:11; di sana telah mulailah Injil, Luk 1:5 dll, dan di sana harus diselesaikan Luk 24:52 dst, melalui penampakan- penampakan dan pembicaraan- pembicaraan yang tidak terjadi di Galilea, Luk 24:13-51; dan bdk Luk 24:6 dengan Mrk 16:7; Mat 28:7, 16:20; dan dari sanalah Injil bertolak lagi untuk diwartakan kepada dunia semesta, Mat 24:47; Kis 1:8.
Kalau perbandingan terperinci antara Luk dan sumber-sumbernya diteruskan, baik sumber yang paling dikenal ialah Mrk maupun sumber-sumber yang juga tampil dalam bagian-bagian Mat yang sejalan dengan Luk, maka orang seolah-olah dapat melihat bagaimana bekerjanya seorang penulis yang dengan saksama menyadur, meninggalkan atau menambah dengan maksud menyajikan bahan-bahannya dengan caranya sendiri, sementara menghindarkan atau memperlunak apa yang menusuk hatinya sendiri atau barangkali dapat menyakiti hati sidang pembaca (8:43 dibandingkan dengan Mrk 5:26; ditinggalkan Mrk 9:43-48; 13:32; dll) atau juga kurang dapat dipahami oleh mereka (ditinggalkan Mrk 4:13; 8:32 dst 14:50) atau memaafkan (Luk 9:45; 18:34; 22:45) para rasul dan menjelaskan istilah yang kurang terang (Luk 6:15) atau lebih jauh menentukan tempat terjadinya hal tertentu, Luk 4:31; 19:28 dst, Luk 37; 23:51, dll. Berkat penyaduran-penyaduran banyak dan halus tersebut dan terutama berkat tembahan-tambahan hasil penyelidikannya sendiri Lukas memperlihatkan reaksi- reaksi dan kecenderungan pribadinya. Tegasnya melalui alat terpilih, ialah Lukas, Roh Kudus menyajikan kepada kita kabar injili dengan cara yang asli benar dan yang berisikan ajaran yang sangat bernilai. Memang halnya bukan pokok-pokok teologis yang amat menyolok (gagasan-gagasan utama sama saja dalam Luk, Mat dan Mrk), melainkan suatu mentalita keagamaan. Dalam mentalita yang dengan halusnya terpengaruh oleh guru Lukas, yaitu Paulus, itu diketemukan kecenderungan hati yang merupakan ciri khas watak Lukas. Sebagai "Penulis kelembutan hati Tuhan" (Dante) Lukas suka menonjolkan belaskasihan Kristus kepada kaum berdosa, Luk 15:1 dst, Luk 7, 10; 15:11-32; 19:1-10; 23:34, 39-43. Dengan senang hati Lukas memperlihatkan kelembutan hati Yesus terhadap orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, Luk 1:51-53; 6:20-26; 12:13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang yang hina dan miskin, sedangkan yang kaya raya diperlakukan dengan keras, 1:51-53; 6:20-26; 12::13-21; 14:7-11; 16:15, 19-31; 18:9-14. Tetapi kalaupun hukuman yang adil dijatuhkan, itu hanya sesudah penundaan penuh kesabaran dan belas kasihan, 13:6-9; bdk Mrk 11:12-14. Hanya perlu orang bertobat dan menyangkal dirinya. Dan di sini hati Lukas yang lemah lembut ternyata hati jantan. Lukas sudah mengulang tuntutan penyangkalan diri yang mutlak dan pantang mundur, 14:25-34, khususnya tuntutan meninggalkan kekayaan, 6:34 dst; 12:33; 14:12-14; 16:9-13. Perlu diperhatikan juga bagian- bagian yang tercantum dalam injil ketiga : mengenai perlunya berdoa, 11:5-8; 18:1-8, dan teladan Yesus di bidang itu, 3:21; 5:16; 6:12; 9:28. Akhirnya sama seperti dalam Kis dan surat-surat Paulus, demikianpun dalam Luk Roh Kudus berperanan besar yang suka ditonjolkan oleh Lukas dalam 1:15, 35, 41, 67; 2:25- 27; 4:1, 14, 18; 10:21; 11:13; 24:49. Unsur ini bersama dengan suasana rasa syukur karena anugerah yang diterima dari Allah dan kegembiraan rohani yang meresap ke dalam seluruh injil ketiga itu, 2:14; 5:26; 10:17; 13:17; 18:43; 19:37; 24:51 dst, memberikan kepada karya Lukas ciri kemesraan yang mengesan di hati menghangatkan batin.
Gaya bahasa Mrk agak kasar sedikit, penuh dengan kata dan ungkapan yang berbau bahasa Aram, dan kerap kali kurang tepat bahkan salah. Tetapi gaya bahasanya juga segar bugar dan populer, sehingga toh memikat hati. Gaya bahasa Mat masih juga berbau bahasa Aram, tetapi bahasa Yunaninya lebih halus, kurang konkrit tapi lebih tepat. Gaya bahasa Luk sesungguhnya agak majemuk: bahasa Yunaninya adalah bermutu, kalau Lukas sendiri menulis; bahasa kurang bermutu diterima Lukas begitu saja untuk menghormati sumber-sumbernya, yang kekurangan dalam bahasa kadang-kadang dipertahankan oleh Lukas meskipun berusaha memperbaikinya. Lukas juga dengan sengaja dan mahir meniru gaya bahasa alkitabiah yang terdapat dalam Septuaginta.
Ende: Lukas (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasu...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN LUKAS
KATA PENGANTAR
Tentang pribadi pengarang
Lukas dari semula terkenal sebagai pengarang Indjil ketiga dan Kisah Rasul- rasul. Menurut riwajat lisan ia berasai dari Antiochia, ibu kota propinsi Siria, dan bangsa Siria, djadi bekas penjembah dewa-dewa.
Tentang asal mula umat di Antiochia dapat kita batja dalam Kis. Ras.
Lukas dalam karangan-karangannja tak pernah menjatakan sesuatu tentang dirinja. Hanja dalam Kis. Ras. ia sering menulis sebagai penjaksi mata. Kalau ia bertjeritera dengan memakai kata-djamak"kami", sudah tentu bahwa ia sendiri turut menjaksikan dan mengalami apa jang diberitakannja. Dari itu kita tahu tjukup pasti, bahwa ia mengiring Paulus pada perdjalanan kerasulan Paulus jang kedua, mulai dari Troas sampai ke Pilipi di Masedonia (Kis. Ras. 16:11-40). Dan waktu Paulus terpaksa meninggalkan kota Pilipi itu, Lukas tinggal disitu. Pada achirnja perdjalanan Paulus jang ketiga (Kis. Ras. 20:5-21:18) Lukas mengikuti Paulus pula dari Pilipi ke Jerusalem. Dan selama Paulus dalam tahanan di Sesarea, dua tahun lamanja, Lukaspun rupanja tinggal di Palestina. Sesudah itu iapun menemani Paulus pada pelajaran sebagai tahanan ke Roma, dan tinggal disitu bersama dengan Paulus selama tahanan itu; kemudian dalam tahanan kedua djuga. Batjalah Kis. Ras. bab 27 dan 28, Pilemon 24, lagi 11 Tim. 4:11. Menurut dugaan jang sangat umum Lukas menulis kedua karangan di Roma.
Tudjuan "Indjil ketiga"
Dalam kata pembukaan (1:1-4) Lukas mempersembahkan karangannja kepada seorang jang dinamakannja "Teofilus jang Mulia", dan ia menerangkan bahwa maksud tulisannja ialah meneguhkan dan memperdalam kejakinan Teofilus itu akan kebenaran adjaran-adjaran jang telah diadjarkan kepadanja. Tetapi tentu sadja tudjuan Lukas tidak terbatas pada seorang perseorangan. Dapat kita bajangkan, bahwa dengan "Teofilus" itu dimaksudkari tiap-tiap "Pentjinta Allah" (kata "teofilus" berarti pentjinta Allah), jaitu tiap-tiap orang beriman, jang ingin memperluas pengetahuan dan memperdalam pengertiannja ahan Indjil, guna menjempurnakan diri menurut tjita-tjita Indjil.
Tentang sumber-sumber jang digunakan Lukas
Dari tjatatan-tjatatan dalam fasal pertama kata-pengantar ini, sudah terang bahwa mengenai karangan Indjilnja Lukas bukan penjaksi mata. Menurut perkataannja dalam kata-pembukaan dapat diduga bahwa digunakannja pelbagai sumber dan djuga sumber-sumber tertulis. Para ahli tafsir dewasa irli umumnja berpendapat, bahwa Lukas sangat bergantung pada karangan Markus, mengenai susunan seluruhnja, tetapi djuga isi dan bentuk banjak tjeritera. Tetapi ia tidak mendjiplak sadja, melainkan merigolah segalanja menurut bakat dan selera serta penjelidikannja sendiri. Tetapi ada lain-lain sumber tertulis lagi jang digunahannja.
Tetapi sumber utama bagi Lukas ialah tradisi jang hidup dalam kerugma dan katechese. Dan dalam "menjelidiki segalanja dengan teliti" (1:3) ia mendapat banjak kesempatan untuk berbitjara dengan penjaksi-penjaksi mata seperti murid- murid Jesus, chususnja sepandjang dua tahun tahanan Paulus di Sesarea. Ada jang beranggapan, dan memang ada kemungkinan, bahwa waktu itu ia djuga mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Ibu Jesus dan kaum keluarga Joanes Pemandi, atau imam-imam dari kalangan mereka, untuh berwawantjara dengan mereka tentang masa ke-kanak-kanak-an Jesus. Tetapi sebab kedua bab pertama dari Indjil ini sangat bertjorak lbrani, lain sekali dari karangan selandjutnja, maka agah terang bahwa Lukas mengambil bahannja dari sumber-sumber tertulis dalam bahasa Ibrani djuga. Itu chususnja mengenai madah-madah jang terdapat dalam kedua bab itu. Barangkali Lukas segan mengolah bahan-bahan itu dalam bahasa Junani jang murni, supaja djangan kiranja kehilangan suasana asli jang penuh kegembiraan halus dan sutji atas fadjar keselamatan jang mulai menjingsing.
Jesus dalam Indjil ketiga tidak berbeda dengan Jesus seperti Ia digambarkan dalam karangan-karangan jang lain; hanja ada segi-segi jang istimewa berkesan pada Lukas dan sebab itu ditondjolkannja. Misalnja sikap Jesus terhadap orang- orang ketjil, jang menderita, jang bertjatjat atau dalam kesusahan manapun djuga. Ia bukan menolong mereka sadja, melainkan melakukan itu dengan perasaan tjinta jang sungguh-sungguh dan halus, penuh penghargaan dan hormat. Betapa mengharukan misalnja iba-kasihan Jesus terhadap wanita djanda jang kematian putera-tunggalnja, di Naim (7:11-17).
Jang chususnja ditondjolkan Lukas lagi, ialah kemurahan, penghargaan dan hormat Jesus kepada orang-orang berdosa. la tahu bahwa kebanjakan mereka pada dasar hati orang baik, jang dapat diinsjafkan akan dosanja, sehingga bertobat. Lukas satu-satunja jang menurunkan kepada kita beberapa tjeritera dan perumpamaan pertobatan orang-orang berdosa, jang merawankan dan memurnikan hati tiap-tiap pembatja jang luhur hati, dan sanggup memulihkan penghargaan diri dan memberikan harapan tiap-tiap orang jang merasa dirinja berdosa, termasuk kita sendiri. Batjalah dan renungkanlah tjeritera wanita djalang (7:36-58); anak hilang (15:11-52); pemungut bea (18:9-14); Zacheus (19:1-10). Dan dimana sadja terdapat suatu kesempatan, Lukas gemay menundjukkan, bahwa usaha penjelamatan Jesus dan tjinta kemanusiaannja meliputi seluruh bangsa manusia. Meskipun ia pernah berkata, bahwa tugasnja terbatas pada bangsa Israel (dalam arti bahwa ia harus mendasarkan Keradjaan Allah jang baru diantara mereka), namun Ia baik hati, penuh penghargaan dan hormat djuga kepada tiap orang "kafir" jang bertemu dengannja, dan Ia menolong tiap-tiap mereka jang minta ditolong.
Suatu kechususan Lukas lagi ialah minatnja terhadap wanita-wanita sutji jang herperanan dalam Indjil. Memang setjara istimewa kepada Bunda Maria, tetapi bagaimana pula ia dengan satu dua kata tahu memudji keluhuran Elisabet, Anna, Marta dan saudarinja Maria, wanita-wanita jang mengikuti Jesus dari Galilea dan melajaniNja, Maria Magdalena jang mengikuti Jesus sampai dikaki salib, wanita Jerusalem jang menangisi Jesus jang sedailg memikul salibnja, dan wanita-wanita jang memandang dari djauh.
Lukas pula lebih dari Mateus dan Markus merasa tertarik kepada hidup kebatinan Jesus, jaitu hubunganNja dengan BapaNja dalam berdoa, dan peranan Roh Kudus dalam hidupNja. Mengenai pergaulan dengan BapaNja, baiklah kita batja dan merenungkan misalnja 3:21; 5:16; 6:12; 9:18; 9:28, dan mengenai hubunganNja dengan Roh Kudus 1:15,55,41,67; 2:25-27; 4:1,14,18; 10:21; 11:15; 14:49. Dan Lukas pula jang sangat menekankan adjaran dan adjakan Jesus, supaja kitapun asjik berdoa dengan penuh pengharapan. Batjalah 11:1-13; 18:1-5; 18:10-14.
Suatu tjiri karangan Lukas jang menjolok lagi, ialah kehalusan perasaannja.
Kalau dibandingkan dengan Mateus dan Markus, Lukas sering sekali meninggalkan
segala bahan, segi-segi peristiwa atau ungkapan-ungkapan, jang mungkin
menjinggung perasaan pembatja-pembatja chususnja jang bukan Jahudi, ataupun
jang inunakin merendahkan adjaran-adjaran Indjil dan tokoh-tokoh sutji dalam
mata mereka. Kalau misalnja ia mengambil alih dari Markus, ia bukan sadja sering
memperbaiki babasanja, melainkan djuga memperhalus gaja bahasanja. Lukas lebih
suka memudji dari pada mengeritik. la nampak segan mengambil alih tjatatan-
tjatatan tentang kurang pengertian dan kelemahan watak rasul-rasul sebelum
Pentekosta, jang djustru ditondjolkan dalam Markus, tentu sadja berdasarkan
tjeritera-tjeritera Petrus. Demikian pula ia mengbindarkan utjapan atau lukisan
segi-segi sikap Jesus, jang barangkali dapat dianggap sebagai suatu kelemahan
pada pribadi Jesus. Bandingkanlah misalnja Mk. 1:45 dengan Lk. 5:14; Mk. 3:5
dengan Lk. 6:10; MI. 9:56 lagi 10:16 dengan Lk. 9:47-48 lagi 18:16; Mk. 14:53-34
dengan Lk. 22:40-41. Tetapi betapapun halus perikemanusiaan Lukas, namun
sedikitpun tidak ia melemahkan sabda Jesus mengenai tuntutan dan sjarat-sjarat
jang harus dipenuhi murid-murid Jesus, jaitu segala penganutnja. Kata
penjalahannja terhadap para pentjinta mamon lebih keras dari pada ungkapan
Mateus terhadap mereka. Djuga menurut Lukas tuntutan dasar dari Keradjan Allah,
ialah roh kemiskinan, apa djuga berarti sikap rendah hati. Lih.
BIS: Lukas (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang
dijanjikan Allah untuk I
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH LUKAS
PENGANTAR
Buku Kabar Baik oleh Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada orang miskin. Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama Kristen setelah Yesus naik ke surga diceritakan juga oleh penulis buku ini di dalam buku Kisah Rasul-rasul.
Bagian 2 dan 6 (lihat Isi buku di bawah ini) berisi banyak unsur cerita yang hanya terdapat dalam buku Kabar Baik ini. Misalnya, cerita tentang nyanyian para malaikat serta kunjungan para gembala pada saat kelahiran Yesus, Yesus di Rumah Tuhan ketika masih anak-anak, dan juga perumpa maan tentang Orang Samaria yang baik hati dan Anak yang hilang. Buku ini sangat menekankan juga hal doa, Roh Allah, peranan wanita dalam pelayanan Yesus dan pengampunan dosa oleh Allah.
Isi
- Pendahuluan
Luk 1:1-4 - Kelahiran dan masa kanak-kanak dari Yohanes Pembaptis dan Yesus
Luk 1:5-2:52 - Pelayanan Yohanes Pembaptis
Luk 3:1-20 - Baptisan Yesus dan cobaan terhadap diri-Nya
Luk 3:21-4:13 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Luk 4:14-9:50 - Dari Galilea ke Yerusalem
Luk 9:51-19:27 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Luk 19:28-23:56 - Kebangkitan Yesus dari kematian, penampakan diri-Nya
dan terangkat-Nya ke surga
Luk 24:1-53
Ajaran: Lukas (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah
kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelah
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Injil Lukas, orang-orang Kristen mengerti sejarah kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia, mulai dari silsilah kelahiran-Nya sampai kepada kematian-Nya. Dan mengenal akan kehidupan Tuhan Yesus sebagai manusia yang sejati dan suci, penuh kesederhanaan dan ketulusan hati, sebagai teladan mereka dalam hidup kekristenan.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 62 SM.
Penerima : Theofilus (artinya sahabat Allah) Dan juga kepada orang-orang yang percaya pada Yesus.
Isi Kitab: Injil Lukas terdiri atas 24 pasal. Isi Injil ini menjelaskan kasih karunia Allah bagi segala bangsa. Orang-orang yang dipandang rendah oleh dunia, tidak dipandang rendah oleh Allah, seperti kaum wanita dan juga orang-orang miskin. Di dalam Injil ini juga nampak kesucian, kesederhanaan, dan keluhuran budi Tuhan Yesus sebagai manusia sejati. Bagi orang Kristen Tuhan Yesus adalah satu-satunya teladan sempurna. Karena itu, orang Kristen dipanggil untuk hidup seperti Yesus hidup.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Lukas
_Bagian Pertama_
Pengajaran tentang Yesus Kristus sebagai anak manusia, yang dibuktikan dengan perasaan dan sikap yang diperlihatkannya terhadap orang-orang yang dianggap rendah oleh masyarakat
Pendalaman
- Bacalah pasal Luk 7:13. Nats ini menceritakan tentang seorang janda yang kematian anaknya. Tuhan Yesus yang melihat kesedihan janda itu, merasa kasihan sehingga ia menghidupkan anak yang sudah mati itu. Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah manusia sejati dan juga Allah sejati. Selain itu ayat ini juga mengajarkan setiap orang percaya untuk mengasihi orang lain. _Tanyakan_: pernahkah saudara mengasihi orang lain?
- Bacalah pasal Luk 7:37-50. Tuhan Yesus memperhatikan dan mengampuni wanita berdosa yang bertobat.
- Bacalah pasal Luk 10:25-37. Bagian ini menjelaskan perumpamaan Tuhan Yesus, tentang seorang Samaria yang lebih baik hati dari para imam Yahudi. Hal ini mengajarkan kepada setiap orang Kristen untuk mengasihi dengan tidak memandang suku bangsa, atau kaya miskin. Sudahkah saudara menolong orang lain?
- Bacalah pasal Luk 15:1-7. Tuhan Yesus bergaul dengan para pemungut cukai, karena mereka mau mendengarkan perkataan Tuhan Yesus dan bertobat dari perbuatan pemerasan yang mereka lakukan.
- Bacalah pasal Luk 16:20-21. Bagian ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus mengasihi semua manusia, sampai kepada para pengemis. Bagaimanakah dengan kasih saudara? Apakah saudara mengasihi orang-orang yang dapat memberikan sesuatu kepada saudara saja?
- Bacalah pasal Luk 17:12. Bagian ini menjelaskan bahwa Tuhan Yesus mengasihi dan memperhatikan orang-orang sakit. Apakah yang saudara lakukan terhadap seorang saudara/anggota/jemaat yang sedang sakit lagi miskin?
- Bacalah pasal Luk 23:40-43. Tuhan Yesus memperhatikan seorang penjahat dan juga mengampuni dosanya, karena ia mau bertobat.
_Bagian Kedua_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, memberikan teladan dalam kehidupan doa, khususnya berhubungan dengan peristiwa/kegiatan penting
Pendalaman
- Ia berdoa di saat pembaptisan (Luk 3:21).
- Ia berdoa sesudah mujizat-mujizat dilaksanakan (Luk 5:15-16).
- Ia berdoa sebelum memilih murid-murid-Nya (Luk 6:12).
- Ia berdoa sebelum memberikan nubuat pertama tentan penderitaan-Nya (Luk 9:18-22).
- Ia berdoa pada saat permuliaan-Nya di bukit (Luk 9:29).
- Ia berdoa di saat ketujuh puluh murid-Nya kembal (Luk 10:17-21).
- Ia berdoa sebelum mengajar murid-murid-Nya tentang car berdoa (Luk 11:1).
- Ia berdoa di Taman Getsemani menjelang penderitaan-Ny (Luk 22:39-46).
- Ia berdoa di atas salib (Luk 23:34,46).
Tuhan Yesus selalu berdoa dalam setiap keadaan dan keperluan, maka apakah yang saudara lakukan pada saat-saat menghadapi keperluan/kepentingan dalam hidup?
_Bagian Ketiga_
Tuhan Yesus sebagai anak manusia, mengasihi semua manusia di dunia
Pendalaman
Bacalah pasal Luk 3:6; 24:46-53. Bagian ini menjelaskan, bahwa keselamatan adalah untuk setiap manusia yang percaya pada Tuhan Yesus. Dengan demikian setiap orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, haruslah juga memberitakan keselamatan itu kepada orang lain. Berdasarkan pasal Luk 24:47-48, siapakah yang bertugas untuk meneruskan berita pengampunan dosa ini kepada semua manusia? Sudahkah saudara menginjili?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Lukas jelaslah kita lihat bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Manusia sejati, yang dibuktikan melalui kehidupan-Nya sehari-hari.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Lukas?
- Apakah pokok pengajaran Injil Lukas?
- Buktikanlah bahwa Yesus Kristus adalah anak manusia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dari mempelajari Injil Lukas?
Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan se
Yang paling manusiawi dari semua Injil
SIAPA PENULIS INJIL LUKAS?
Injil ini ditulis oleh seorang dokter yang bernama Lukas, seorang teman dan rekan sekerja rasul Paulus (Kol 4:14; File 24 dan 2Tim 4:11). Lukas sendiri bukanlah seorang saksi mata dari kehidupan Yesus (Luk 1:1-4). Tradisi mengatakan bahwa ia seorang bukan Yahudi, berstatus bujangan dan hidup sampai usia delapan puluh empat tahun.
MENGAPA INJIL INI DITULIS?
Lukas mempunyai beberapa tujuan:
1. Ia ingin menulis kisah kehidupan Yesus secara teratur yang berdasarkan bukti dari saksi mata yang benar (Luk 1:1-4).
2. Ia ingin mencatat permulaan dan perkembangan Kekristenan, yang dikerjakannya dalam dua bagian. Kisah para Rasul merupakan buku kedua. Lukas menunjukkan bagaimana Allah bekerja di sepanjang sejarah dan khususnya mengenai cara bagaimana para pengikut Yesus dengan cepat tersebar dari Galilea ke Roma.
3. Ia ingin menyatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat bagi semua golongan manusia dan bukan hanya bagi sekelompok orang.
4. Ia ingin menunjukkan kepada para penguasa Romawi bahwa Kekristenan bukanlah ancaman bagi tatanan politik yang baik.
SIAPA SAJA PEMBACA INJIL LUKAS?
1. Lukas menujukan Injilnya kepada Teofilus (Luk 1:3), yang boleh jadi adalah seorang bukan Yahudi dari golongan menengah atas yang sudah bertobat dan menjadi Kristen. Namanya berarti 'dikasihi Allah', tetapi selain itu tidak ada lagi yang kita ketahui tentang dia.
2. Disamping itu Lukas berharap mendapatkan sidang pembaca yang lebih luas, yang mencakup orang-orang bukan Yahudi lainnya dan mungkin khususnya para aparat pemerintahan Romawi.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Cara Lukas bercerita tak ada bandingannya. Kemampuannya menyusun kata-kata tampak dalam gaya bahasa Yunaninya yang sangat baik.
2. Lukas juga lebih tertarik dengan kehidupan manusiawi Yesus dan lebih banyak bercerita mengenai awal hidup dan masa kanak-kanak Yesus dibanding dengan Injil-injil lainnya.
3. Dalam hal-hal lain, Injil Lukas juga lebih lengkap mencatat lebih banyak perumpamaan, kisah tentang banyak orang, serta kebangkitan Yesus dibanding dengan Injil lainnya.
4. Lukas lebih menunjukkan perhatiannya kepada pribadi-pribadi, khususnya anak-anak dan orang-orang yang tersingkir dari masyarakat, daripada para penulis Injil lainnya.
5. Lukas juga mempunyai perhatian khusus lainnya, sebagai contoh tentang: doa, Roh Kudus dan tema sukacita.
Pesan
1. Kabar baIk tentang keselamatan.Berita dari Lukas ialah bahwa Allah telah datang untuk menyelamatkan manusia
dari dosa dan keadaan mereka.
o Allah adalah Juruselamat. Luk 1:47
o Kristus dilahirkan untuk menyelamatkan. Luk 2:11, 30; 3:6
o Dia datang untuk menyelamatkan yang hilang. Luk 19:9, 10
o Keselamatan datang oleh iman. Luk 7:50;8:12
o Keselamatan berarti kehilangan nyawa sekarang. Luk 9:24
o Keselamatan dimungkinkan karena Kristus tidak menyelamatkan diri-Nya sendiri. Luk 23:35-43
o Keselamatan tersedia saat ini. Luk 4:21; 19:9
2. Kabar baik tentang Kerajaan Allah.
Bagian pusat Injil Lukas (Luk 9:51-19:44) banyak
berbicara mengenai Kerajaan Allah yang menjadi pusat dari khotbah Yesus. Luk 4:43; 8:1
o Kerajaan Allah itu kekal. Luk 1:33
o Kerajaan Allah milik orang yang miskin. Luk 6:20
o Murid-murid-Nya harus memberitakan
o Kerajaan Allah. Luk 9:2, 11
o Kepentingan Kerajaan Allah harus didahulukan. Luk 9:60-62; 12:31
o Umat harus berdoa untuk Kerajaan Allah. Luk 11:2
o Kerajaan Allah adalah anugerah dari Allah. Luk 12:32; 22:29
o Kerajaan Allah seperti... Luk 13:18-30
o Orang kaya sukar untuk masuk. Luk 18:18-30
o Kerajaan Allah sudah dekat sekarang. Luk 10:9, 11; 11:20; 17:20, 21
o Tetapi, Kerajaan Allah juga akan datang. Luk 24:31
3. Kabar baik terlIhat dalam diri Yesus.
Kabar baik bukanlah suatu dongeng atau cerita anak-anak tetapi didukung oleh
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Yesus.
o Sejarah itu penting. Luk 1:1-4
o Allah telah merencanakannya sejak dahulu kala. Luk 3:23-38
o Allah bekerja di dalam kehidupan Yesus.
Banyak saksi mata melihatnya:
- pada saat kelahiran-Nya. Luk 2:30
- pada saat Yesus dibaptis. Luk 3:22
- dalam mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya. Luk 4:36; 7:16
- dalam kematian-Nya. 23:39-49
- dalam kebangkitan-Nya. Luk 24:1-49 Yesus masih bekerja melalui murid-murid-Nya. Luk 24:48
Yesus sedang bekerja di seluruh dunia. Yerusalem hanyalah permulaan saja. Luk 24:47
Penerapan
Berita Injil Lukas dapat diterapkan kepada dua golongan utama:1. Kepada mereka yang tidak percaya kepada Yesus.
Percaya kepada Yesus berarti:
o mempercayai kesaksian sejarah
o mengenaI pengampunan Allah
o mampu untuk hidup baru
o ikut ambil bagian dalam Kerajaan Allah
o tidak menuntut segala yang terbaik atau terhormat
o dituntut untuk rendah hati dan mau mengorbankan segalanya bagi Yesus
o mendapat anugerah besar pada masa yang akan datang
2. Kepada mereka yang percaya sungguh-sungguh kepada Yesus. Iman kepada Yesus
berarti Anda harus:
o bersukacita dan bersyukur dalam kehidupan
o meneladani kasih Yesus kepada semua orang
o ikut ambil bagian dalam penyebaran kabar baik tentang Kerajaan Allah.
o "mematikan" diri sendiri setiap hari
o berdoa seperti yang diajarkan Yesus
o menjadikan Kerajaan Allah prioritas Anda yang jelas
o percaya bahwa Allah mengendalikan dunia
Tema-tema Kunci
Inilah sebagian dari ajaran-ajaran penting dalam Injil Lukas: 1. Doa. Lukas sering berbicara tentang kehidupan doa Yesus: Luk 3:21; 5:16; 6:12; 9:18-22, 29; 10:17-21; 11:1; 22:39-46; 23:34, 46. Ia juga mencatat perumpamaan-perumpamaan Yesus tentang doa: Luk 11:5-13; 18:1-8. Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat tersebut tentang kapan Anda harus berdoa, bagaimana berdoa dan apa yang didoakan?
2. Roh Kudus. Lukas menekankan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan Yesus. Tulislah saat-saat dalam kehidupan Yesus ketika Roh Kudus disebut: contoh Luk 1:35; 4:1, 14, 18; 10:21, 22; 24:49. Apa yang diajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai Roh Kudus?
3. Pujian dan sukacita. Injil Lukas diawali dengan sejumlah lagu pujian: Luk 1:46-55, 68-79; 2:14; dan Luk 2:29- 32. Sebutkan bagian-bagian lain dalam Injil yang berbicara tentang sukacita. 4. Pengampunan. Pada dasarnya kabar baik berisi berita tentang pengampunan dosa. Mengapa pengajaran Yesus mengenai pengampunan menimbulkan perubahan secara besar-besaran? Pelajarilah dengan saksama apa yang Yesus katakan mengenai pengampunan dalam: Luk 5:17-25; 6:37; 7:36-50; 11:4; 17:3-4; 23:34; 24:47.
5. Uang. Lukas lebih banyak berbicara mengenai uang dibandingkan dengan Injil-injil lainnya dan menempatkan masalah orang miskin secara khusus. Lagi-lagi pesannya sangat revolusioner. Carilah ajaran tersebut dalam ayat-ayat berikut: Luk 1:53; 4:18; 6:20; 12:13-34; 15.8-10; 16:1-15, 19-31; 18:1-14; 19:1-27; 20:19-26.
6. Wanita dan anak-anak. Catatlah mengenai beberapa wanita yang terdapat dalam Injil Lukas. Masyarakat pada zaman Yesus biasanya tidak menganggap bahwa wanita layak mendapat banyak perhatian. Tetapi, Lukas menekankan mengenai kasih Allah terhadap semua orang bahkan terhadap wanita, orang-orang yang tersingkir dan anak-anak. Pelajarilah ayat-ayat tentang anak-anak berikut ini dan buatlah ringkasan dari ajaran yang terdapat di dalamnya: Luk 8:40-56; 9:37-43, 46-48; 18:15-17.
Garis Besar Intisari: Lukas (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis
Luk 1:26-
[1] PENDAHULUAN Luk 1:1-4
[2] MASA MUDA SANG JURUSELAMAT Luk 1:5-4:13
Luk 1:5-25 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 1:26-38 | Pemberitahuan tentang kelahiran Yesus |
Luk 1:39-56 | Kunjungan Maria ke rumah Elizabet |
Luk 1:57-80 | Kelahiran Yohanes Pembaptis |
Luk 2:1-38 | Kelahiran Yesus |
Luk 2:39-52 | Masa kanak-kanak Yesus |
Luk 3:1-22 | Khotbah Yohanes Pembaptis |
Luk 3:23-38 | Silsilah Yesus |
Luk 4:1-13 | Pencobaan Yesus |
[3] SANG JURUSELAMAT DI GALILEA Luk 4:14-9:50
Luk 4:14-30 | Yesus memulai pelayanan-Nya |
Luk 4:31-44 | Yesus menyembuhkan di Kapernaum |
Luk 5:1-26 | Yesus melakukan mukjizat |
Luk 5:27-39 | Panggilan dan di rumah perjamuan |
Luk 6:1-11 | Lewi Perdebatan mengenai hari Sabat |
Luk 6:12-16 | Yesus memilih murid-murid-Nya |
Luk 6:17-49 | Yesus berkhotbah di depan orang banyak |
Luk 7:1-17 | Mukjizat kesembuhan dan kebangkitan orang mati |
Luk 7:18-35 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes terjawab |
Luk 7:36-50 | Seorang pelacur menyembah Yesus |
Luk 8:1-21 | Mengajar firman Allah |
Luk 8:22-56 | Tiga mukjizat lagi |
Luk 9:1-6 | Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk misi penginjilan |
Luk 9:7-9 | Reaksi Herodes terhadap Yesus |
Luk 9:10-17 | Pemberian makan kepada lima ribu orang |
Luk 9:18-27 | Yesus menanyakan pertanyaan yang penting |
Luk 9:28-36 | Transfigurasi (perubahan rupa) Yesus |
Luk 9:37-50 | Yesus berbicara dengan murid-murid-Nya |
[4] SANG JURUSELAMAT PERGI KE YERUSALEM Luk 9:51-19:44
Luk 9:51-62 | Harga yang harus dibayar untuk mengikut Yesus |
Luk 10:1-24 | Pengutusan tujuh puluh murid |
Luk 10:25-37 | Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik |
Luk 10:38-42 | Maria dan Marta |
Luk 11:1-13 | Ajaran tentang doa |
Luk 11:14-36 | Ajaran tentang roh-roh dan tanda-tanda |
Luk 11:37-54 | Kecaman terhadap orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat |
Luk 12:1-59 | Mengajar orang banyak |
Luk 13:1-9 | Kecuali jika engkau bertobat... |
Luk 13:10-17 | Seorang wanita cacat disembuhkan |
Luk 13:18-30 | Kerajaan Allah itu seperti... |
Luk 13:31-35 | Yerusalem dan para nabi |
Luk 14:1-24 | Makan malam bersama seorang Farisi |
Luk 14:25-35 | Harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang murid |
Luk 15:1-32 | Tiga kisah tentang yang hilang |
Luk 6:1-31 | Ajaran tentang uang |
Luk 17:1-10 | Ajaran tentang pelayanan |
Luk 17:11-19 | Penyembuhan sepuluh orang kusta |
Luk 17:20-37 | Kedatangan Kerajaan Allah |
Luk 18:1-17 | Ajaran mengenai keadilan dan kerendahan hati |
Luk 18:18-34 | Yesus bertemu dengan seorang penguasa muda yang kaya-raya |
Luk 18:35-43 | Mata seorang pengemis dicelikkan |
Luk 19:1-10 | Yesus bertemu Zakheus |
Luk 19:11-27 | Perumpamaan tentang uang mina |
Luk 19:28-44 | Masuk ke Yerusalem |
[5] JURUSELAMAT DI YERUSALEM Luk 9:45-24:53
Luk 19:45-21:4 | Yesus mengajar di Bait Allah |
Luk 21:5-38 | Yesus berbicara mengenai akhir zaman |
Luk 22:1-38 | Perjamuan Malam Terakhir |
Luk 22:39-53 | Kejadian di taman Getsemani |
Luk 22:54-62 | Penyangkalan Petrus |
Luk 22:63-23:25 | Pengadilan atas Yesus |
Luk 23:26-56 | Penyaliban dan penguburan |
Luk 24:1-49 | Kebangkitan |
Luk 24:50-53 | Kenaikan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi