Teks -- Ibrani 11:27 (TB)

11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Ref. Silang FULL: Ibr 11:27 - meninggalkan Mesir

· meninggalkan Mesir: Kel 12:50,51

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Ref. Silang BIS: Ibr 11:27

Kel 2:15

Ref. Silang TB: Ibr 11:27

Kel 2:15

Hagelberg: Ibr 11:27

11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

Ayat ini meringkaskan inti dari iman. "Yang tidak kelihatan," di dalam konteks surat ini, adalah penggenapan janji-janji Allah. Kita juga, sama seperti para pembaca pertama, belum melihat, dan perlu bertahan.

Pasal 11:32-38 merupakan penutup dari diskusi iman di sini. Pendahuluannya (11:32) mengatakan bahwa ada daftar yang panjang dari nama-nama orang yang menang dalam iman. Lalu bagian pertama (11:33-35a) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan tidak menderita, sedangkan bagian kedua (11:35b-38) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan sangat menderita. Tetapi menderita atau tidak, tokoh-tokoh ini menang. Mungkin kemenangan mereka tidak kelihatan, tetapi masih tetap dianggap kemenangan, karena dia memandang dengan mata iman.

Mengenai peristiwa-peristiwa yang disebut di dalam nats ini:

Raja Daud adalah yang "memperoleh apa yang dijanjikan"

Daniel adalah yang "menutup mulut singa-singa"

Sadrakh, Mesakh, dan Abednego "memadamkan api"

Eliya dan Elisa "luput dari mata pedang"

Simson dan Hizkia "menjadi kuat dalam peperangan"

Zakharia dan Yeremia (menurut tradisi) "dilempari"

Yesaya (menurut tradisi) "digergaji"

Dengan demikian si penulis menegaskan bahwa iman adalah dasar yang satu-satunya untuk kehidupan rohani yang mantap.

Hagelberg: Ibr 11:17-40

3. Pengalaman Kehidupan Iman yang Bermacam-Macam (11:17-40)

Pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan di sini memang bermacam-macam. Ada yang "menderita sengsara," ada yang melihat runtuhnya "tembok-tembok Yerikho," ada juga yang "memadamkan api yang dahsyat," dan ada yang "digergaji." Tetapi semua yang diceritakan memiliki suatu unsur yang tetap, yaitu iman. Iman adalah pandangan hidup yang benar.

Kalau Abraham memandang hidupnya dengan tanpa iman, dan hanya memikirkan apa yang kelihatan, maka tidak mungkin dia rela mengorbankan anaknya yang tunggal. Ternyata dia memandang masalah itu dengan mata iman, sehingga dia berpikir Allah akan membangkitkan Ishak. Abraham percaya pada kuasa kebangkitan. Kita boleh meneladani dia, dan ikut memperoleh bagian yang indah di dalam kota yang diharapkannya.

Waktu mau meninggal, ketiga keturunan Abraham yang disebut dalam 11:17-22, Ishak, Yakub, dan Yusuf, memikirkan dengan iman masa depan umat Allah. Kita harus ingat betapa sedikitnya orang yang sudah lanjut usia, tetapi tetap memiliki iman yang teguh. Pengalaman yang pahit, dan sikap sinis, dapat menggerogoti iman yang dipunyai orang, sampai habis, atau sampai hidup keagamaan mereka menjadi hanya sekedar kebiasaan saja.

Dengan 11:23 kehidupan Musa diceritakan, dan hal perlawanan mulai ditangani oleh penulis surat ini. Orang tua Musa berani melawan perintah Firaun, karena iman mereka. Karena iman, maka mereka berani mengambil risiko hukuman yang berat sekali. Ini perlu juga diteladani oleh orang tua pada masa para pembaca pertama, dan juga pada masa ini.

Dengan pengkalimatan yang singkat dan tepat 11:24-26 menceritakan bagaimana pandangan hidup orang yang beriman akan selalu memilih menurut kenyataan yang mungkin belum kelihatan, tetapi tetap jauh lebih penting. "Penghinaan karena Kristus" hanya dianggap "kekayaan yang lebih besar dari semua harta Mesir" kalau pandangan kita diarahkan "kepada upah." Dengan 11:26 seluruh beban surat ini dihayati di dalam kehidupan Musa. Kalau kita mengarahkan pandangan kita "kepada upah," maka kita juga akan dikuatkan oleh Dia sehingga kita dapat meneladani Musa, dan memperoleh apa yang berkali-kali digambarkan di dalam surat ini.

Hagelberg: Ibr 11:27

11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.

Ayat ini meringkaskan inti dari iman. "Yang tidak kelihatan," di dalam konteks surat ini, adalah penggenapan janji-janji Allah. Kita juga, sama seperti para pembaca pertama, belum melihat, dan perlu bertahan.

Pasal 11:32-38 merupakan penutup dari diskusi iman di sini. Pendahuluannya (11:32) mengatakan bahwa ada daftar yang panjang dari nama-nama orang yang menang dalam iman. Lalu bagian pertama (11:33-35a) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan tidak menderita, sedangkan bagian kedua (11:35b-38) menceritakan pengalaman mereka yang menang dengan sangat menderita. Tetapi menderita atau tidak, tokoh-tokoh ini menang. Mungkin kemenangan mereka tidak kelihatan, tetapi masih tetap dianggap kemenangan, karena dia memandang dengan mata iman.

Mengenai peristiwa-peristiwa yang disebut di dalam nats ini:

Raja Daud adalah yang "memperoleh apa yang dijanjikan"

Daniel adalah yang "menutup mulut singa-singa"

Sadrakh, Mesakh, dan Abednego "memadamkan api"

Eliya dan Elisa "luput dari mata pedang"

Simson dan Hizkia "menjadi kuat dalam peperangan"

Zakharia dan Yeremia (menurut tradisi) "dilempari"

Yesaya (menurut tradisi) "digergaji"

Dengan demikian si penulis menegaskan bahwa iman adalah dasar yang satu-satunya untuk kehidupan rohani yang mantap.

Hagelberg: Ibr 11:1--12:29

IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11:1-12:29)

Jikalau surat ini menyerukan supaya para pembaca tetap percaya dan meneguhkan iman mereka, maka bagian ini sangat cocok dengan tujuan itu. Iman yang teguh merupakan tanggapan yang satu-satunya yang layak bagi kita yang sudah membaca pasal 1 sampai dengan pasal 10. Seperti biasa dalam surat ini, ada eksposisi (pasal 11) yang disusul dengan peringatan dan dorongan (pasal 12).

Pasal 11-12 menyuruh kita untuk meneguhkan iman kita oleh karena contoh tokoh-tokoh Israel dan oleh karena dahsyatnya hubungan kita dengan Tuhan.

Gill (ID): Ibr 11:27 - Dengan iman ia meninggalkan Mesir // tidak takut akan amarah raja // karena ia menanggung // seperti melihat Dia yang tidak terlihat.

Dengan iman ia meninggalkan Mesir,.... Entah ketika ia melarikan diri ke Midian; ini terjadi sebelum perayaan Paskah, dan dengan demikian berada dalam urutan yang tepat; sedangkan, keluarnya ia dari Mesir bersama anak-anak Israel terjadi setelah itu, dan disebutkan dalam Ibr 11:29. Kata "meninggalkan" menyiratkan pelarian; dan itu terjadi ketika amarah Firaun tertumpah terhadapnya: tetapi bisa dikatakan, bahwa Musa tampaknya takut saat itu, melihat ia melarikan diri: yang bisa dijawab, bahwa ia menunjukkan keberanian dan ketidakberdayaan yang besar dalam membunuh orang Mesir; dan ia tidak mengambil cara untuk mendapatkan perhatian raja, ketika hal itu diketahui; pelariannya sejalan dengan keberanian, dan merupakan sebuah tindakan kebijaksanaan, serta mengikuti kehendak Tuhan: kepergiannya menunjukkan bahwa ia tidak akan mundur dari pekerjaan yang telah dipanggilnya; tetapi ia menunggu waktu Tuhan, kapan ia akan dipanggil kembali; oleh karena itu ia menanggung penderitaan dan keterpurukan di Midian, dan menunggu, dengan sabar, sampai Tuhan memanggilnya kembali untuk melayani: atau ini bisa dipahami dari waktu ketika ia memimpin anak-anak Israel keluar dari Mesir; ketika ia menghadapi banyak kesulitan dari orang-orang itu: mereka telah disematkan dan menetap di tanah Mesir; mereka tidak tahu apa-apa tentang Kanaan, maupun jalan ke sana; dan, selain itu, tanah itu dimiliki oleh orang lain; mereka adalah orang-orang yang sangat cepat marah, tidak sabar, keras kepala, dan tidak dapat diatur, yang ia bawa ke padang gurun, tanpa makanan atau senjata; dan jumlah mereka sangat besar; dan ia menghadapi banyak kesulitan, dari pihak Firaun dan orang-orang Mesir. Orang Israel berada di tengah-tengah mereka; ia mengeluarkan mereka dari tengah-tengah mereka, dengan harta benda mereka di tangan; ia mengetahui perubahan dan kemarahan hati Firaun, dan tetap ia memimpin mereka keluar, dan meninggalkan Mesir,

tanpa takut akan amarah raja; dari Firaun, raja Mesir; meskipun itu seperti raung singa: demikianlah orang-orang yang dipanggil oleh kasih karunia, dari keadaan kegelapan dan perbudakan, dan dari negeri yang asing, meninggalkan dunia ini, dan meninggalkan posisi mereka di dalamnya, keinginan dan kesenangan berdosa mereka, pergaulan dengan orang-orang jahat, dan segala sesuatu yang dekat dan berharga, ketika itu berkompetisi dengan Kristus; tanpa takut akan amarah raja atau pangeran bumi manapun; maupun Setan, pangeran dunia ini:

karena ia menanggung; penderitaan, celaan, dan ancaman, dengan kesabaran dan keberanian; pikirannya tidak patah karena hal-hal itu, maupun diatasi oleh mereka; ia mengharapkan pertolongan ilahi, dan bertahan; demikian juga orang-orang, yang dipanggil oleh kasih karunia Tuhan:

seperti melihat Dia yang tidak terlihat; yaitu Tuhan, seperti yang dinyatakan oleh terjemahan Suriah; yang tidak dapat dilihat secara fisik, meskipun secara intelektual; tidak dalam esensinya, meskipun dalam karya-karya ciptaan dan providensinya; tidak secara langsung, meskipun secara tidak langsung dalam dan melalui Kristus; tidak secara sempurna sekarang, meskipun dari muka ke muka di kemudian hari. Musa melihat-Nya secara visi dan simbolis di semak; ia melihat-Nya dengan iman, dan dengan mata pemahamannya; dan dengan demikian mempercayai kuasa-Nya, kesetiaan-Nya, dll., melakukan apa yang dilakukannya.