Teks -- Ibrani 11:22 (TB)

11:22 Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Ref. Silang FULL: Ibr 11:22 - tentang tulang-belulangnya

· tentang tulang-belulangnya: Kej 50:24,25; Kel 13:19; Yos 24:32

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Ref. Silang BIS: Ibr 11:22

Kej 50:24-25, Kel 13:19

Ref. Silang TB: Ibr 11:22

Kej 50:24-25

Hagelberg: Ibr 11:17-40

3. Pengalaman Kehidupan Iman yang Bermacam-Macam (11:17-40)

Pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan di sini memang bermacam-macam. Ada yang "menderita sengsara," ada yang melihat runtuhnya "tembok-tembok Yerikho," ada juga yang "memadamkan api yang dahsyat," dan ada yang "digergaji." Tetapi semua yang diceritakan memiliki suatu unsur yang tetap, yaitu iman. Iman adalah pandangan hidup yang benar.

Kalau Abraham memandang hidupnya dengan tanpa iman, dan hanya memikirkan apa yang kelihatan, maka tidak mungkin dia rela mengorbankan anaknya yang tunggal. Ternyata dia memandang masalah itu dengan mata iman, sehingga dia berpikir Allah akan membangkitkan Ishak. Abraham percaya pada kuasa kebangkitan. Kita boleh meneladani dia, dan ikut memperoleh bagian yang indah di dalam kota yang diharapkannya.

Waktu mau meninggal, ketiga keturunan Abraham yang disebut dalam 11:17-22, Ishak, Yakub, dan Yusuf, memikirkan dengan iman masa depan umat Allah. Kita harus ingat betapa sedikitnya orang yang sudah lanjut usia, tetapi tetap memiliki iman yang teguh. Pengalaman yang pahit, dan sikap sinis, dapat menggerogoti iman yang dipunyai orang, sampai habis, atau sampai hidup keagamaan mereka menjadi hanya sekedar kebiasaan saja.

Dengan 11:23 kehidupan Musa diceritakan, dan hal perlawanan mulai ditangani oleh penulis surat ini. Orang tua Musa berani melawan perintah Firaun, karena iman mereka. Karena iman, maka mereka berani mengambil risiko hukuman yang berat sekali. Ini perlu juga diteladani oleh orang tua pada masa para pembaca pertama, dan juga pada masa ini.

Dengan pengkalimatan yang singkat dan tepat 11:24-26 menceritakan bagaimana pandangan hidup orang yang beriman akan selalu memilih menurut kenyataan yang mungkin belum kelihatan, tetapi tetap jauh lebih penting. "Penghinaan karena Kristus" hanya dianggap "kekayaan yang lebih besar dari semua harta Mesir" kalau pandangan kita diarahkan "kepada upah." Dengan 11:26 seluruh beban surat ini dihayati di dalam kehidupan Musa. Kalau kita mengarahkan pandangan kita "kepada upah," maka kita juga akan dikuatkan oleh Dia sehingga kita dapat meneladani Musa, dan memperoleh apa yang berkali-kali digambarkan di dalam surat ini.

Hagelberg: Ibr 11:1--12:29

IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11:1-12:29)

Jikalau surat ini menyerukan supaya para pembaca tetap percaya dan meneguhkan iman mereka, maka bagian ini sangat cocok dengan tujuan itu. Iman yang teguh merupakan tanggapan yang satu-satunya yang layak bagi kita yang sudah membaca pasal 1 sampai dengan pasal 10. Seperti biasa dalam surat ini, ada eksposisi (pasal 11) yang disusul dengan peringatan dan dorongan (pasal 12).

Pasal 11-12 menyuruh kita untuk meneguhkan iman kita oleh karena contoh tokoh-tokoh Israel dan oleh karena dahsyatnya hubungan kita dengan Tuhan.

Gill (ID): Ibr 11:22 - Dengan iman, Yusuf, ketika ia meninggal // ia menyebutkan tentang kepergian anak-anak Israel // dan memberikan perintah mengenai tulangnya.

Dengan iman, Yusuf, ketika ia meninggal,.... Kekayaan dan kehormatan Yusuf, meskipun tidak dapat melindunginya dari kematian, tidak membuatnya melupakan hal tersebut; ia juga tidak takut akan kematian, atau merasa gelisah karenanya; dan keberuntungannya tidak membuatnya sombong, atau merasa lebih tinggi dari berbicara kepada saudaranya, atau membalas dendam kepada mereka, atau tidak memikirkan penderitaan mereka di masa depan; juga kekayaan benda-benda duniawi tidak mengurangi perhatiannya terhadap janji-janji ilahi, atau melemahkan imannya kepada mereka, yang yang dipuji di sini dalam contoh-contoh berikut; seperti pada saat kematiannya,

ia menyebutkan tentang kepergian anak-anak Israel; yaitu, dari tanah Mesir: ia mengingatnya sendiri, dan mengingatkkan saudaranya tentang hal itu, dengan berbicara untuk meyakinkan mereka, dengan keyakinan yang besar; ia tahu mereka berada dalam keadaan baik di tanah Mesir, tetapi ia masih berbicara tentang kepergian mereka darinya; ia sudah melihat, dan percaya dengan teguh bahwa mereka akan sangat menderita di dalamnya, dan bahwa Tuhan akan memperhatikan mereka, dan mengunjungi mereka, dan membawa mereka keluar dari itu, ke tanah Kanaan; semua ini menunjukkan kekuatan imannya, dan bahwa itu mengenai hal-hal yang tidak terlihat.

Dan memberikan perintah mengenai tulangnya; dan perintah itu sangat ketat ketika ia memberikannya; ia mengambil sumpah dari saudaranya untuk memenuhinya; itu mengenai tulangnya, bukan tubuhnya, yang menunjukkan bahwa ia percaya kepergian mereka dari Mesir masih sangat jauh, ketika dagingnya akan hancur, dan hanya tulang-tulangnya yang tersisa, sekitar dua ratus tahun setelah kematiannya; ini terkait dengan pengangkatan mereka keluar dari Mesir bersama mereka, dan menguburkan mereka di tanah Kanaan, saat mereka tiba di sana; dan ini adalah contoh kerendahan hatinya, memilih untuk berbaring bersama nenek moyangnya, daripada bersama raja-raja, dan orang-orang besar di Mesir, serta perhatiannya untuk mencegah penyembahan berhala, yang mungkin ia lihat bahwa orang Mesir cenderung melakukannya: dan perintah ini adalah contoh iman Yusuf yang besar, bahwa anak-anak Israel akan kembali ke Kanaan, dan ini sangat mungkin untuk memperkuat iman mereka dalam hal itu; ini juga menunjukkan imannya akan kebangkitan orang mati, dan memperoleh warisan surgawi, yang dilambangkan oleh tanah Kanaan; Lihat Kej 50:24, orang-orang Katolik Roma, dari sini, mengklaim untuk mengagung-gungkan relikui para santo; tetapi harus dicatat bahwa atas permintaan, dan perintah Yusuf, tulangnya dipreservasi, yang tidak berlaku bagi para santo, yang relikunya dijadikan argumen; selain itu, ini adalah tulang-tulang Yusuf yang nyata dan sebenarnya, sedangkan relikui para santo hanya dianggap adanya; yang mana dapat ditambahkan, bahwa tulang-tulang Yusuf, diatur untuk dikuburkan, bukan untuk ditunjukkan sebagai tontonan, apalagi disembah, seperti relikui Katolik. Keranda Yusuf, kata orang Yahudi ^h, diletakkan di dalam sungai Nil; dan juga dikatakan oleh Patricides ⁱ, seorang penulis Arab: yang lain mengatakan bahwa itu berada di tempat pemakaman raja-raja, sampai diambil dan dipindahkan oleh Musa.