Teks -- Ezra 7:1 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Ezr 7:1
Full Life: Ezr 7:1 - EZRA.
Nas : Ezr 7:1
Kesenjangan yang sekitar 60 tahun terjadi di antara pasal
Ezr 6:1-22 dengan pasal Ezr 7:1-28. Selama masa itu di Persia
terjadilah pe...
Nas : Ezr 7:1
Kesenjangan yang sekitar 60 tahun terjadi di antara pasal Ezr 6:1-22 dengan pasal Ezr 7:1-28. Selama masa itu di Persia terjadilah peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Ester. Pasal Ezr 7:1-8:18 mencatat kepulangan rombongan kedua orang buangan ke Yerusalem dari Persia di bawah pimpinan Ezra (sekitar tahun 457 SM); pasal Ezr 9:1-10:44 menguraikan berbagai pembaharuan rohani yang diadakan Ezra setelah tiba di Yerusalem.
Jerusalem -> Ezr 7:1-5
Jerusalem: Ezr 7:1-5 - -- Daftar silsilah Ezra ini memang sesuai dengan apa yang penting bagi kaum buangan. Begitu terbukti bahwa ia berhak atas imamat, bdk Ezr 2:62; 8:2. teta...
Daftar silsilah Ezra ini memang sesuai dengan apa yang penting bagi kaum buangan. Begitu terbukti bahwa ia berhak atas imamat, bdk Ezr 2:62; 8:2. tetapi si Muwarikh kiranya mengembangkan silsilah asli berdasarkan 1Ta 6:1 dst.
Ende -> Ezr 7:1-10; Ezr 7:1
Ende: Ezr 7:1-10 - -- Ajat2 ini merupakan ringkasan, jang dibuat si penjusun sendiri. Nanti ia
mengutip dokumen2 jang dipakainja.
Ajat2 ini merupakan ringkasan, jang dibuat si penjusun sendiri. Nanti ia mengutip dokumen2 jang dipakainja.
Ende: Ezr 7:1 - -- Artaxerxes ini ialah Artaxerxes I dan tahun ketudjuh pemerintahannja ialah 458,
waktu Esra pergi ke Jerusjalem. Ia mengepalai sekelompok orang Jahudi,...
Artaxerxes ini ialah Artaxerxes I dan tahun ketudjuh pemerintahannja ialah 458, waktu Esra pergi ke Jerusjalem. Ia mengepalai sekelompok orang Jahudi, jang baru sekarang kembali (Ezr 7:7). Kisah melompat dari tahun 515 ketahun 458.
Ref. Silang FULL -> Ezr 7:1
Ref. Silang FULL: Ezr 7:1 - pemerintahan Artahsasta // bin Seraya // bin Hilkia · pemerintahan Artahsasta: Ezr 4:7; Ezr 4:7; Ezr 6:14; Ezr 6:14
· bin Seraya: 2Raj 25:18; 2Raj 25:18
· bin Hilkia: 2Raj 22:4
· pemerintahan Artahsasta: Ezr 4:7; [Lihat FULL. Ezr 4:7]; Ezr 6:14; [Lihat FULL. Ezr 6:14]
· bin Seraya: 2Raj 25:18; [Lihat FULL. 2Raj 25:18]
· bin Hilkia: 2Raj 22:4
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ezr 7:1-10
Matthew Henry: Ezr 7:1-10 - Kedatangan Ezra di Yerusalem
Nama Ezra yang mulia menyapa kita, pertama-tama, di dalam judul kitab ini. Tetapi dalam isinya kita tidak menjumpai nama itu sampai pasal ini mempe...
- Nama Ezra yang mulia menyapa kita, pertama-tama, di dalam judul kitab ini. Tetapi dalam isinya kita tidak menjumpai nama itu sampai pasal ini memperkenalkan dia ke muka umum melalui tindakan yang dilakukannya untuk orang banyak dalam pemerintahan lain, yaitu pemerintahan Artahsasta. Zerubabel dan Yesua dapat kita duga, pada waktu ini, telah lanjut usia, kalau belum meninggal dunia. Juga kita tidak mendengar lagi tentang Hagai dan Zakharia. Mereka telah menyelesaikan kesaksian hidup mereka. Apa yang akan terjadi dengan kepentingan Allah dan Israel ketika alat-alat yang berguna ini dikesampingkan? Percaya saja kepada Allah, yang memiliki Roh, untuk membangkitkan orang lain yang akan menggantikan mereka. Ezra di sini, dan Nehemia di dalam kitab selanjutnya, sama bergunanya pada zaman mereka seperti Hagai dan Zakharia pada zaman masing-masing. Dalam pasal ini kita mendapati,
- 1. Sebuah penjelasan, secara umum, tentang Ezra sendiri, dan tentang perjalanannya ke Yerusalem untuk kepentingan bersama (ay. 1-10).
- 2. Sebuah salinan dari surat perintah yang diberikan Artahsasta kepada Ezra (ay. 11-26).
- 3. Ucapan syukur Ezra kepada Allah atas surat perintah itu (ay. 27-28). Pasal berikutnya akan memberi kita sebuah kisah yang lebih terperinci tentang rekan-rekannya, perjalanannya, dan kedatangannya di Yerusalem.
Kedatangan Ezra di Yerusalem (7:1-10)
- Dalam perikop ini kita mendapati,
- I. Silsilah Ezra. Ia adalah salah satu keturunan Harun, seorang imam. Ezralah yang dipilih Allah untuk menjadi alat kebaikan bagi Israel, supaya dia dapat memberikan kehormatan pada jabatan imamat, yang kemuliaannya telah banyak memudar oleh karena pembuangan. Ia dikatakan sebagai anak Seraya, yaitu Seraya yang diduga telah dihukum mati oleh raja Babel ketika sang raja menjarah Yerusalem (2Raj. 25:18, 21). Kalau kita memakai penghitungan tercepat, 75 tahun telah berlalu sejak Seraya meninggal. Banyak penafsir menghitungnya lebih lama, dan, karena mereka menganggap Ezra dipanggil untuk melayani semua orang pada masa terbaik dalam hidupnya, maka mereka berpendapat bahwa Seraya bukanlah ayahnya secara langsung, melainkan kakeknya atau buyutnya. Walaupun begitu, Seraya adalah orang terkemuka yang pertama yang muncul dalam silsilah Ezra, yang di sini terus ditelusuri sampai kepada Harun, namun dengan meninggalkan banyak orang supaya singkat, yang dapat dilengkapi dari 1 Tawarikh 6:4, dst.. Ezra adalah seorang adik, atau ayahnya adalah Yozadak, ayah dari Yesua, sehingga Ezra bukanlah seorang imam besar, tetapi berkerabat dekat dengan imam besar.
- II. Watak Ezra. Kendati dari anggota keluarga yang lebih muda, sifat-sifat pribadinya membuat dirinya sangat menonjol.
- I. Ia adalah seorang yang sangat terpelajar, seorang ahli kitab, yang mahir dalam Taurat (ay. 6). Ia sangat menguasai Kitab Suci, terutama tulisan Musa, bisa langsung mengutipnya dan memahami betul arti dan maknanya. Dikhawatirkan bahwa kegiatan mempelajari Kitab Suci tidak begitu hidup di kalangan orang Yahudi di Babel. Tetapi Ezra berperan besar dalam menghidupkannya kembali. Orang Yahudi berkata bahwa dia mengumpulkan dan menyusun semua salinan hukum Taurat yang dapat ditemukannya, dan membagikan terbitan yang tepat tentangnya, bersama dengan semua kitab para nabi, baik yang berupa sejarah maupun puisi, yang ditulis melalui ilham ilahi. Dan dengan demikian, ia membentuk kanon Perjanjian Lama, dengan tambahan kitab-kitab nubuatan dan sejarah dari zamannya sendiri. Jika ia sungguh dibangkitkan oleh Allah, dan dilayakkan serta dicondongkan untuk melakukan ini, maka semua angkatan memiliki alasan untuk menyebut dirinya diberkati, dan untuk memuji Allah karena dia. Allah telah mengutus nabi-nabi dan ahli-ahli Taurat kepada orang Yahudi (Mat. 23:34). Ezra termasuk ahli-ahli Taurat itu. Karena pada saat itu nubuatan akan segera berhenti, maka inilah waktunya untuk memajukan pengetahuan Kitab Suci, sesuai dengan nasihat Allah melalui nabi yang terakhir (Mal. 4:4). Ingatlah kepada Taurat yang telah Kuperintahkan kepada Musa. Para pelayan Injil disebut sebagai ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga (Mat. 13:52), ahli-ahli kitab Perjanjian Baru. Sayang sekali bahwa nama yang begitu terhormat seperti ini harus disandang, seperti yang terjadi pada zaman kemerosotan jemaat Yahudi, oleh orang-orang yang mengaku sebagai musuh-musuh Kristus dan InjilNya (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi), yang mengetahui betul hukum Taurat secara harfiah, namun tidak mengenal rohnya.
- II. Ezra adalah seorang yang sangat saleh dan bersungguh-sungguh dalam kekudusan (ay. 10): Ia telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN, dst.
- 1. Yang dipilih untuk dipelajarinya adalah Taurat TUHAN. Orang-orang Kasdim, kalangan di mana dia telah dilahirkan dan dibesarkan, terkenal karena kepustakaan mereka, terutama ilmu perbintangan. Dan kita dapat menduga bahwa Ezra, sebagai orang yang suka belajar, pernah tergoda untuk mempelajari ilmu itu. Namun dia berhasil mengatasi godaan itu. Hukum Allahnya jauh lebih berharga baginya daripada semua tulisan para ahli sihir dan ahli perbintangan mereka, yang cukup dikenalnya sehingga ia mempunyai alasan yang baik untuk memandang rendah mereka.
- 2. Ezra bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN, yaitu, ia mencurahkan diri sepenuhnya untuk menyelidikinya. Ia meneliti Kitab Suci, dan mencari pengetahuan tentang Allah, tentang pikiran dan kehendak-Nya, di dalam Kitab Suci, yang memang akan ditemukan di sana, tetapi bukan tanpa usaha.
- 3. Ezra menuruti tuntutan hati nurani untuk bertindak sesuai dengan Taurat. Ia menjadikan Taurat sebagai pedoman hidupnya, membiarkannya membentuk perasaan dan sikapnya, dan mengatur seluruh perilakunya sesuai dengannya. Kita pun harus menerapkan pengetahuan kita tentang Kitab Suci seperti itu. Sebab berbahagialah kita jika kita melakukan apa yang kita ketahui sebagai kehendak Allah.
- 4. Ezra membulatkan hati untuk mengajar ketetapan dan peraturan Taurat di antara orang Israel. Apa yang diketahuinya bersedia untuk disampaikannya bagi kebaikan orang lain. Sebab kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Tetapi amatilah caranya: ia pertama-tama belajar, dan kemudian mengajar, meneliti Taurat TUHAN dan dengan demikian mengumpulkan suatu perbendaharaan yang baik. Dan baru kemudian ia mengajar orang lain dan mengeluarkan apa yang telah dikumpulkannya. Ia juga pertama-tama berbuat, dan kemudian mengajar, menjalankan sendiri perintah-perintah itu, dan baru kemudian memimpin orang lain dalam menjalankannya. Dengan demikian, keteladanannya meneguhkan ajarannya.
- 5. Ezra telah bertekad, atau menetapkan hati, untuk melakukan semuanya ini. Ia bersusah payah untuk belajar, dan melengkapi dirinya dengan sepenuhnya untuk apa yang telah dirancangnya. Kemudian ia bertekad untuk melanjutkannya dan bertekun di dalamnya, dan dengan demikian dia menjadi seorang ahli kitab yang mahir. Musa di Mesir, Ezra di Babel, dan keduanya dalam pembuangan, secara menakjubkan dilayakkan untuk melakukan pelayanan-pelayanan penting bagi jemaat.
- III. Perjalanan Ezra ke Yerusalem demi kebaikan negerinya: Ia berangkat pulang dari Babel (ay. 6), dan, dalam waktu empat bulan, tiba di Yerusalem (ay. 8). Sungguh aneh bahwa orang seperti dia tinggal begitu lama di Babel setelah saudara-saudaranya berangkat. Tetapi Allah tidak mengutus dia ke Yerusalem sampai Ia mempunyai tugas untuk dilakukannya di sana. Dan tak seorang pun pergi selain orang-orang yang rohnya digerakkan Allah untuk berangkat. Sebagian penafsir berpendapat bahwa Artahsasta ini adalah sama dengan Darius yang perintahnya telah kita baca dalam pasal 6, dan bahwa Ezra datang tepat pada tahun setelah Bait Suci selesai dibangun: Bait Suci selesai dibangun pada tahun yang keenam, dan Ezra tiba pada tahun yang ketujuh (ay. 8), demikian menurut Dr. Lightfoot. Teman saya yang terhormat dan terpelajar, yang baru-baru ini telah meninggal, yaitu Tuan Talents, dalam penanggalan yang dibuatnya, menempatkan kedatangan Ezra di Yerusalem sekitar 57 tahun sesudah Bait Suci selesai dibangun. Orang-orang lain menempatkannya lebih jauh lagi. Namun saya hanya ingin mengamati,
- I. Betapa baiknya sang raja kepadanya. Raja memberi dia segala yang diingininya, apa pun yang diinginkannya untuk memampukannya mengabdi negerinya.
- II. Betapa baiknya bangsanya kepadanya. Ketika dia berangkat, banyak orang pergi bersamanya, sebab mereka tidak ingin tinggal di Babel ketika dia telah pergi dari sana, dan karena mereka mau memberanikan diri untuk tinggal di Yerusalem ketika dia telah pergi ke sana.
- III. Betapa baiknya Allahnya kepadanya. Ia beroleh perkenanan ini dari raja dan negerinya oleh karena tangan murah TUHAN, Allahnya, melindungi dia (ay. 6, 9). Perhatikanlah, setiap makhluk ciptaan menjadi bagi kita sebagaimana Allah menjadikannya, dan dari Dialah keadilan kita akan muncul. Sama seperti kita harus melihat bahwa kejadian-kejadian yang akan terjadi adalah terjadi di dalam tangan Allah, demikian pula kita harus melihat tangan Allah di dalam kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi. Dan kita harus mengakui Dia dengan penuh syukur apabila kita mempunyai alasan untuk menyebut kejadian itu terjadi karena tangan murah-Nya.
SH: Ezr 7:1-10 - Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab (Rabu, 8 Desember 1999) Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab
Ezra tidak berkesempatan melayani Allah sebagai imam di Babilon.
Meskipun dia memiliki garis ke...
Tidak pelayanan tidak berarti tidak baca Alkitab
Ezra tidak berkesempatan melayani Allah sebagai imam di Babilon. Meskipun dia memiliki garis keturunan yang langsung dari Harun untuk menjadi seorang imam besar, namun lingkungan tidak memungkinkan dia melakukan itu. Keadaan demikian tidak membuat dia menjadi buta Alkitab, sebaliknya menjadi seorang ahli Alkitab. Kerinduan membaca Alkitab bukan terpelihara karena adanya pelayanan, akan tetapi ada dan terpelihara karena persekutuan kita dengan Tuhan yang tak akan dipuaskan dengan hanya melayani.
Hal pertama dan utama. Kesempatan pelayanan yang tidak diperoleh di Babilon, terbuka bagi Ezra ketika dia pulang ke negerinya, yaitu melayani di Bait Allah. Bangsa yang menuju pada pembaharuan itu memerlukan sesuatu yang sangat mutlak yang harus ada dan pertama, yaitu pengajaran firman Tuhan. Namun sebelum pembaharuan tersebut dimulai, pemimpin haruslah mempunyai prioritas yang utama terlebih dahulu, yaitu bahwa ia harus meneliti dan melakukan pengajaran firman Tuhan itu dalam kehidupannya.
Renungkan: Setiap orang yang mengajar dan menyaksikan kebenaran firman Tuhan, harus lebih dahulu membaca, memahami, dan menerapkan pengajaran dalam kehidupannya.
SH: Ezr 7:1-28 - Pertolongan Tuhan bagi yang taat (Jumat 19 September 2008) Pertolongan Tuhan bagi yang taat
Hidup kita selalu diwarnai oleh berbagai macam masalah dan
pergumulan. Namun ada saat kita merasa bahwa pertolo...
Pertolongan Tuhan bagi yang taat
Hidup kita selalu diwarnai oleh berbagai macam masalah dan pergumulan. Namun ada saat kita merasa bahwa pertolongan Tuhan seakan-akan tidak ada. Dalam situasi demikian, kita jadi mempertanyakan kebaikan Tuhan. Namun apakah benar bahwa Tuhan tidak menolong?
Bacaan hari ini dua kali menyebutkan bahwa tangan Tuhan melindungi Ezra (ayat 6, 9). Tuhan menolong Ezra karena ia setia kepada Tuhan. Dalam hal apa Ezra menyatakan kesetiaannya kepada Tuhan? Pertama, Ezra percaya bahwa Hukum Taurat diberikan melalui Musa oleh Allah sendiri. Karena itu Hukum Taurat menempati otoritas tertinggi dalam kehidupan umat Allah (ayat 6, band. Neh. 8:14). Kedua, Ezra mengabdikan dirinya di dunia ini untuk meneliti firman Tuhan (ayat 10a). Ia berusaha untuk mengetahui kebenaran yang Allah firmankan untuk diketahui dan dijalani dalam kehidupan. Ia ingin agar umat tahu maksud Allah. Ketiga, Ezra mengabdikan dirinya untuk menaati ketetapan-ketetapan Allah dan hukum-hukum Allah dengan benar. Apa yang firman Allah ajarkan, ia praktekkan dalam hidupnya (ayat 10a). Keempat, Ezra mengabdikan dirinya untuk mengajarkan firman Allah, supaya kebenaran, keadilan, dan kemurnian di antara umat Allah terpelihara (ayat 10b).
Kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan inilah yang membawa Ezra mengalami pertolongan Tuhan saat ia pulang dari Babel dan tiba di Yerusalem (ayat 1-9). Raja malah memberi segala yang diinginkan Ezra (ayat 6b). Raja memberi kuasa kepada Ezra untuk mengatur kebaktian di dalam Rumah Allah. Bahkan seluruh keperluannya didukung oleh perbendaharaan kerajaan (ayat 15-26).
Kehidupan Ezra menjadi contoh bagi kita untuk tetap memelihara kesetiaan kita dalam pelayanan kepada Tuhan, bahkan saat ketiadaan pengharapan. Karena akan ada saat Tuhan menyatakan uluran tangan-Nya. Sebab itu ingatlah bahwa pertolongan Tuhan akan nyata menyertai umat-Nya yang menunjukkan kesetiaan kepada Dia.
SH: Ezr 7:1-28 - Pemimpin Agama dan Bangsa (Senin, 26 Juni 2017) Pemimpin Agama dan Bangsa
Kompetensi Ezra sebagai pemimpin agama tidak perlu diragukan lagi. Ia bukan hanya imam, tetapi juga ahli kitab dan pengajar...
Pemimpin Agama dan Bangsa
Kompetensi Ezra sebagai pemimpin agama tidak perlu diragukan lagi. Ia bukan hanya imam, tetapi juga ahli kitab dan pengajar Taurat andalan. Lebih dari itu, Ezra juga merupakan pemimpin bangsa yang cakap.
Ezra diberi kuasa oleh Raja Artahsasta memimpin rombongan yang akan membangun kembali Yerusalem (6, 11-12). Pertolongan Tuhan telah menggerakkan hati raja untuk menugasi Ezra terlibat dalam proyek yang menjadi kerinduan hatinya (6, 27). Salinan surat kuasa raja kepada Ezra (12-26) jelas memberi kewenangan besar bagi Ezra untuk mengadakan persiapan awal dengan membawa rombongan ahli yang diperlukan, namun tetap berpedoman kepada hukum Tuhan (13-14). Dana emas perak disediakan untuk persembahan dan kurban ibadah di Yerusalem (15-17), dan untuk keperluan lain dicukupi dari perbendaharaan raja (18-20). Bahkan perintah kepada bendahara untuk membantu dengan tanpa batasan (21).Pengecualian pajak untuk orang Lewi, imam, penyanyi (24), dan kewenangan untuk mengangkat pemimpin dan hakim, serta mengajar umat (25), sekaligus menjatuhkan hukuman dengan kewenangan Raja (26).
Raja Artahsasta sangat memercayai Ezra, dengan memberi tugas berikut pelimpahan kewenangan serta dukungan logistik yang diperlukan, dan menjadikan Ezra pemimpin agama dan bangsa. Proses sekularisasi telah mengotak-ngotakan agama. Sejarah gereja membuktikan bahwa saat gereja memiliki akses terhadap kekuasaan politik, penyelewengan dalam organisasi dan pemerintahan gereja tidak terhindarkan. Lebih konyol lagi ketika terjadi politik praktis yang mengatasnamakan Tuhan dan pembelaan kepada agama. Ezra tokoh agama yang bersih dan teladan sejati yang bersih dari ambisi kekuasaan.
Jabatan memimpin merupakan amanah yang mulia. Bila kepercayaan itu dikhianati oleh ambisi kekuasaan, maka kerusakan yang ditimbulkan amat besar. Sepatutnya seorang pemimpin di tataran mana pun harus melayani masyarakat dan menjauhkan diri dari ambisi harta dan kekuasaan. [YTP]
SH: Ezr 7:1-28 - Learn More, Do More, Talk More (Selasa, 27 Desember 2022) Learn More, Do More, Talk More
Dalam segala aspek kehidupan, ada saja ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. Dalam kekristenan pun demikian. Ada yang ber...
Learn More, Do More, Talk More
Dalam segala aspek kehidupan, ada saja ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. Dalam kekristenan pun demikian. Ada yang berkata tak perlu belajar Alkitab secara mendalam, yang penting perbuatannya baik. Sebaliknya, ada yang sangat memahami Alkitab, namun perbuatannya berseberangan dengan ajaran Alkitab.
Dalam pasal ini, Ezra diberi kuasa oleh Raja Artahsasta untuk mengatur kebaktian dalam rumah Allah. Penunjukan ini tentu tidak terjadi secara serta-merta. Ezra memang layak untuk dipilih. Dia adalah seorang ahli kitab (6). Meskipun Ezra sudah disebut sebagai ahli kitab, ia tidak berhenti meneliti Kitab Taurat; ia terus melakukannya serta mengajarkannya kepada orang Israel (10). Dengan ketekunannya mempelajari Taurat Tuhan, ia mendapatkan hikmat Allah untuk mengatur, bahkan menjadi hakim atas rakyat Israel (25).
Ezra adalah pribadi yang berintegritas. Dia bukan hanya seorang intelektual besar pada masa itu, namun dia juga merupakan seorang yang menjadi teladan di antara rakyat Israel.
Ketekunan Ezra dalam mempelajari Taurat Tuhan juga menjadi teladan bagi setiap kita agar kita tidak jatuh ke dalam ekstrem kiri ataupun kanan.
Ada ungkapan "talk less, do more". Namun, sepertinya untuk kehidupan anak-anak Tuhan ungkapan yang lebih tepat adalah "learn more, do more, and talk more"; ketiga hal ini saling berkaitan. Kita harus belajar lebih banyak mengenai Kitab Suci agar kita memahami kebenaran secara utuh dan kita bisa melakukan-nya dengan tepat. Setelah itu, kita juga dapat mengajarkan kepada orang lain dengan baik dan benar.
Tanpa ketiga hal tersebut, kita menjadi anak Tuhan yang tidak seimbang, bahkan bisa jatuh ke dalam ekstrem kiri atau kanan. Pasalnya, kita tidak bisa mengajar tanpa belajar, bahkan tidak dapat melakukan kebenaran tanpa terlebih dahulu memahami kebenaran.
Karena itu, jangan berhenti belajar Kitab Suci! Jangan berhenti mempraktikkannya! Jangan juga berhenti mengajarkannya kepada orang-orang yang rindu kebenaran Allah! [YGM]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Ezra (Pendahuluan Kitab) Penulis : Ezra
Tema : Pemulihan Kaum Sisa
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Latar Belakang
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah y...
Penulis : Ezra
Tema : Pemulihan Kaum Sisa
Tanggal Penulisan: 450-420 SM
Latar Belakang
Kitab Ezra adalah bagian dari sejarah yang berkesinambungan dari orang Yahudi yang ditulis setelah masa pembuangan, terdiri atas 1 dan 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia. Dalam PL Ibrani, Ezra dan Nehemia semulanya satu kitab sebagaimana halnya 1 dan 2 Tawarikh. Para ahli Alkitab pada umumnya beranggapan bahwa sejarah yang disajikan dalam kitab-kitab ini pertama-tama merupakan karya yang terilham dari seorang pengarang pada masa pascapembuangan. Sekalipun penulisnya tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, tetapi hampir semua sumber Yahudi dan Kristen, serta juga banyak ahli modern, percaya bahwa pengarangnya adalah Ezra, imam dan ahli Taurat itu. Untuk keterangan lebih terinci mengenai peran Ezra sebagai pengarang, Lihat "PENDAHULUAN 1TAWARIKH" 08053.
Menurut tradisi, Ezralah yang mengumpulkan semua kitab PL menjadi satu unit, memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem di mana kanon PL akhirnya ditetapkan. Ezra adalah seorang pemimpin saleh dengan kesetiaan yang kokoh dan kasih yang mendalam kepada Firman Allah. Sejarahnya yang tertulis dalam 1 dan 2 Tawarikh serta Ezra dan Nehemia menekankan tema pengharapan, kebangunan, pembaharuan, dan pemulihan umat Allah. Seluruh sejarah ini ditulis pada parohan kedua abad ke-5 SM.
Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezr 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1). Keruntuhan Yehuda dan pembuangan mereka ke Babel terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (605 SM), kalangan bangsawan muda Yehuda, termasuk Daniel, dibuang ke Babel; pada tahap kedua (597 SM) ada sekitar 11.000 orang buangan lagi, termasuk Yehezkiel; dan pada tahap ketiga (586 SM) penduduk Yehuda yang tersisa, kecuali Yeremia dan rakyat yang paling miskin, diangkut. Demikian pula, pemulihan kaum sisa buangan, sebagai penggenapan nubuat Yeremia, terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (538 SM) 50.000 orang kembali di bawah pimpinan Zerubabel dan Yesua (bd. Ezr 2:1-70); pada tahap kedua (457 SM) lebih dari 1.700 orang laki-laki (tambah wanita dan anak-anak, berjumlah 5.000-10.000 orang Yahudi) berangkat pulang di bawah pimpinan Ezra (bd. Ezr 8:1-14,18-21); dan pada tahap ketiga (444 SM) Nehemia memimpin kelompok lain lagi (bd. Neh 2:1-10). Perhatikan bahwa rombongan pertama pada tahun 538 kembali ke Yerusalem sekitar 70 tahun setelah pengangkutan pertama ke dalam pembuangan.
Sekitar dua tahun setelah kerajaan Babel dikalahkan dan diganti kerajaan Persia (539 SM), dimulailah pengembalian orang Yahudi ke tanah air mereka. Kitab Ezra mencatat tahap pertama dan kedua dari pemulihan itu, yang melibatkan tiga raja Persia (Koresy, Darius, dan Artahsasta) dan lima pemimpin rohani yang terkemuka:
- (1) Zerubabel, yang memimpin rombongan pertama untuk mendirikan kembali Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci;
- (2) Yesua, seorang imam besar saleh yang membantu Zerubabel;
- (3) Hagai dan
- (4) Zakharia, dua nabi Allah yang menasihatkan umat itu untuk menyelesaikan pembangunan Bait Suci; dan
- (5) Ezra, yang memimpin rombongan kedua ke Yerusalem dan yang dipakai Allah untuk memulihkan kerohanian dan moralitas umat itu.
Jikalau Ezra adalah penulis kitab ini, sesuatu yang sangat mungkin, ia menyusun catatan sejarah ini di bawah ilham Roh Kudus dengan merujuk kepada aneka dokumen dan surat yang resmi (mis. Ezr 1:2-4; Ezr 4:11-22; Ezr 5:7-17; Ezr 6:1-12), daftar keturunan (mis. Ezr 2:1-70), dan catatan pribadi (mis Ezr 7:27--9:15). Kitab ini ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali Ezr 4:8--6:18 dan Ezr 7:12-26 yang ditulis dalam bahasa Aram, bahasa resmi kaum buangan.
Tujuan
Kitab ini ditulis untuk menunjukkan pemeliharaan dan kesetiaan Allah dalam memulihkan kaum sisa Yahudi dari pembuangan mereka di Babel
- (1) dengan menggerakkan hati tiga raja Persia yang berbeda-beda agar membantu umat Allah untuk kembali ke negeri mereka, menetap kembali di Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci; dan
- (2) dengan menyediakan para pemimpin yang saleh dan andal untuk memimpin kaum sisa yang kembali dalam suatu kebangunan ibadah, komitmen kepada firman Allah, dan pertobatan dari ketidaksetiaan kepada Allah.
Survai
Ke-10 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian:
- (1) Bagian pertama (pasal 1-6; Ezr 1:1--6:22) mencatat kembalinya rombongan pertama orang buangan Yahudi ke Yerusalem dan pembangunan kembali Bait Suci;
- (2) Bagian kedua (pasal 7-10; Ezr 7:1--10:443) menguraikan kembalinya rombongan kedua di bawah Ezra dan pembaharuan rohani yang mengikutinya.
- (1) Bagian pertama mulai di mana 2 Tawarikh berakhir -- dengan penahanan orang Yahudi dan pengumuman Raja Koresy dari Persia (538 SM) yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke tanah air mereka (Ezr 1:1-11); pasal 2; Ezr 2:1-70 mencatat nama orang-orang yang ikut rombongan pertama. Pentinglah bahwa hanya sekitar 50.000 orang Yahudi di antara sejuta atau lebih yang terbuang berada dalam rombongan pertama yang kembali (Ezr 1:5; Ezr 2:64-65). Dalam pasal 3 (Ezr 3:1-13), Zerubabel (seorang keturunan Daud) dan Yesua (sang imam besar) mengerahkan umat itu untuk memulai pembangunan kembali Bait Suci yang rusak. Musuh-musuh yang lihai dari Yehuda mempergunakan sarana-sarana politik untuk menghentikan proyek ini selama beberapa waktu (pasal 4; Ezr 4:1-24), tetapi akhirnya pekerjaan dimulaikan kembali dan Bait Suci diselesaikan pada tahun 516 SM (pasal 5-6; Ezr 5:1--6:22).
- (2) Kesenjangan selama 60 tahun memisahkan pasal 6 (Ezr 6:1-22) dengan pasal 7 (Ezr 7:1-36). Selama itu Ester berkuasa sebagai ratu di Persia dengan Ahasyweros I. Ester menjadi ratu sekitar 478 SM (Lihat "PENDAHULUAN ESTER" 08069). Pasal 7-8 (Ezr 7:1--8:36) mencatat berbagai peristiwa sekitar 20 tahun kemudian ketika rombongan yang lebih kecil kembali dari Persia ke Yerusalem di bawah pimpinan Ezra. Sedangkan rombongan pertama berhasil membangun kembali rumah Allah, Ezra berusaha memulihkan Hukum Allah di dalam hati umat itu (bd. Neh 8:1-8). Ezra menjumpai kemerosotan rohani dan moral yang luas antara kaum pria Yehuda, yang tampak dari nikah campur dengan wanita kafir. Dengan kesedihan yang mendalam, Ezra mengakui dosa-dosa mereka kepada Allah dan mengadakan syafaat demi mereka (pasal 9; Ezr 9:1-15). Kitab ini berakhir dengan peristiwa Ezra memimpin para pria dalam pertobatan di depan umum dan pembatalan ikatan pernikahan dengan wanita kafir (pasal 10; Ezr 10:1-44).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai kitab ini.
- (1) Ezra-Nehemia adalah satu-satunya catatan sejarah dalam Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudia pada masa pascapembuangan di Palestina.
- (2) Ciri yang menonjol dari kitab ini ialah bahwa di antara dua bagian utamanya (pasal 1-6, 7-10; Ezr 1:1--6:22; Ezr 7:1--10:44) terdapat kesenjangan sejarah sekitar 60 tahun. Seluruh kitab ini meliput sekitar 80 tahun.
- (3) Ezra menunjukkan dengan jelas bagaimana Allah menjaga firman-Nya sehingga pasti digenapi (bd. Yer 1:12; Yer 29:10); Allah mengarahkan hati para raja Persia bagaikan mengatur aliran sungai supaya mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka (Ezr 1:1; Ezr 7:11-28; bd. Ams 21:1);
- (4) Tindakan Ezra terhadap para wanita kafir yang tidak percaya yang telah dinikahi laki-laki Yahudi (termasuk imam-imam) dengan melanggar perintah-perintah Allah melukiskan dengan nyata bagaimana Allah
- (a) menuntut agar umat-Nya hidup terpisah dari dunia kafir, dan
- (b) kadang-kadang memakai pembedahan radikal supaya menangani kompromi yang berbahaya dan rawan di antara umat-Nya. Tindakan Ezra dengan tegas mengingatkan umat perjanjian akan panggilan utama mereka untuk menjadi "kerajaan imam dan bangsa yang kudus" (Kel 19:6), bukan sekedar suatu kesatuan nasional campuran lainnya.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kembalinya kaum sisa Yahudi ke negeri mereka dan pembangunan kembali bait suci menyatakan bahwa Allah senantiasa ingin memulihkan umat-Nya yang menyeleweng. Jalan-jalan-Nya mencakup bukan saja hukuman karena kemurtadan, tetapi juga pemulihan dan harapan bagi kaum sisa yang percaya, yang melaluinya Allah mengarahkan aliran penebusan pada jalan akhirnya. Prinsip ini dilihat dalam PB, di mana suatu kaum sisa Yahudi yang percaya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Mesias mereka, sedangkan arus utama penebusan disalurkan kembali dari orang Yahudi yang tidak percaya kepada orang bukan Yahudi di gereja mula-mula.
Full Life: Ezra (Garis Besar) Garis Besar
I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
(Ezr 1:1-6:22)
A. Pengumuman dan Persediaan ...
Garis Besar
- I. Rombongan Pertama Orang Buangan yang Kembali ke Yerusalem
(Ezr 1:1-6:22) - A. Pengumuman dan Persediaan dari Koresy
(Ezr 1:1-11) - B. Daftar Orang Buangan yang Kembali
(Ezr 2:1-70) - C. Pemugaran Bait Suci Dimulai
(Ezr 3:1-13) - 1. Persembahan Korban Dimulai Kembali
(Ezr 3:1-6) - 2. Pembangunan Bait Suci Dimulai
(Ezr 3:7-13) - D. Pembangunan Bait Suci Terhenti Karena Perlawanan
(Ezr 4:1-24) - E. Pembangunan Bait Suci Dimulai Lagi dan Diselesaikan
(Ezr 5:1-6:18) - 1. Dorongan dari Para Nabi
(Ezr 5:1-2) - 2. Protes dari Bupati Tatnai
(Ezr 5:3-17) - 3. Darius Mengesahkan Pembangunan Bait Suci
(Ezr 6:1-12) - 4. Bait Suci Selesai Dibangun Lalu Ditahbiskan
(Ezr 6:13-18) - F. Perayaan Paskah
(Ezr 6:19-22) - II. Rombongan Kedua Orang Buangan Kembali ke Yerusalem di Bawah Pimpinan Ezra
(Ezr 7:1-10:44) - A. Misi Ezra Disahkan oleh Artahsasta
(Ezr 7:1-28) - B. Perjalanan Ezra dan Orang-Orang yang Menyertainya
(Ezr 8:1-36) - C. Berbagai Pembaharuan oleh Ezra di Yerusalem
(Ezr 9:1-10:44) - 1. Pengutukan Nikah Campur Dengan Orang Kafir
(Ezr 9:1-4) - 2. Pengakuan Dosa Ezra dan Syafaatnya bagi Umat Itu
(Ezr 9:5-15) - 3. Pertobatan dan Pembaharuan Umum
(Ezr 10:1-44)
Matthew Henry: Ezra (Pendahuluan Kitab)
Dalam kitab ini, jemaat Yahudi menampilkan wajah yang amat berbeda daripada sebelumnya. Keadaan mereka pada saat ini jauh lebih baik dan lebih berb...
- Dalam kitab ini, jemaat Yahudi menampilkan wajah yang amat berbeda daripada sebelumnya. Keadaan mereka pada saat ini jauh lebih baik dan lebih berbahagia dibandingkan dengan keadaan mereka terakhir di Babel, walaupun jauh lebih hina daripada keadaan mereka di masa lampau. Tulang-tulang kering itu kini hidup kembali, tetapi dalam rupa seorang hamba. Kuk perhambaan mereka telah ditanggalkan, tetapi bekas-bekas goresannya pada leher mereka yang lecet masih ada. Raja-raja tidak lagi kita dengar kisahnya, karena mahkota telah jatuh dari kepala mereka. Mereka diberkati dengan keberadaan para nabi, guna memandu mereka di dalam upaya membangun kembali negeri mereka. Tetapi setelah beberapa waktu lamanya, nubuatan pun berhenti di tengah-tengah mereka, sampai munculnya Sang Nabi Agung, dan seseorang yang memelopori kedatangan-Nya. Sejarah yang terdapat di dalam kitab ini merupakan penggenapan nubuatan Yeremia mengenai kembalinya orang Yahudi dari Babel di akhir masa tujuh puluh tahun, dan merupakan bayangan dari penggenapan nubuatan-nubuatan dalam Kitab Wahyu mengenai kelepasan jemaat Injili dari Babel Perjanjian Baru. Ezra menyimpan catatan mengenai peristiwa besar itu dan meneruskannya kepada jemaat dalam kitab ini. Nama Ezra berarti seorang penolong, dan memang demikianlah dirinya bagi bangsa itu. Kita akan membaca sepenggal catatan khusus tentang Ezra pada pasal 7, ketika ia sendiri turun tangan dan bertindak. Kitab ini mengisahkan kepada kita catatan mengenai,
- 1. Kembalinya bangsa Yahudi dari penawanan (ps. 1-2).
- 2. Pendirian Bait Suci, perlawanan yang dihadapi dalam pembangunannya, dan, kendati demikian, tuntasnya pembangunan itu pada akhirnya (ps. 3-6).
- 3. Kedatangan Ezra ke Yerusalem (ps. 7-8).
- 4. Pelayanan luhur yang dikerjakan Ezra di Yerusalem, dengan memerintahkan orang Israel yang telah mengawini perempuan-perempuan asing untuk menyuruh pergi istri-istri mereka itu (ps. 9-10).
Jerusalem: Ezra (Pendahuluan Kitab) KITAB-KITAB TAWARIKH, EZRA DAN NEHEMIA
PENGANTAR
Di samping karya sejarah dari tradisi Ulangan yang merangkum kitab Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja,...
KITAB-KITAB TAWARIKH, EZRA DAN NEHEMIA
PENGANTAR
Di samping karya sejarah dari tradisi Ulangan yang merangkum kitab Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja, masih ada sekelompok kitab-kitab sejarah lain dalam Perjanjian Lama. Bagian besar kitab-kitab ini mengulang sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab sejarah yang dahulu, sedangkan sebagiannya melanjutkan sejarah itu. Termasuk ke dalam kelompok kitab-kitab sejarah yang lain itu kitab-kitab Tawarikh, kitab Ezra dan (menurut pendapat umum) kitab Nehemia. Kedua kitab Tawarikh aslinya hanya satu kitab saja. Kitab Ezra dan Nehemia tidak lain kecuali lanjutan dari kitab Tawarikh itu dan dikerjakan oleh pengarang yang sama. Sebab dalam kitab Ezra Nehemia tidak hanya ditemukan gaya bahasa dan gagasan-gagasan pokok yang sama, tetapi Ezr1 hanya mengulang akhir 2Taw 36. Ini cukup membuktikan, bahwa kitab Tawarikh dan kitab Ezra-Nehemia sejak awal mula dumaksudkan sebagai suatu kesatuan.
Maka Kitab-kitab Tawarikh (judul ini menterjemahkan judul Ibrani, dalam terjemahan Yunani, Septuaginta, dan dalam terjemahan Latin, Vulgata, diberi judul: Paralipomena, artinya: [kitab-kitab yang memuat] apa yang terlupa atau dilewatkan) adalah sebuah karya yang berasal dari agama Yahudi di zaman belakangan, dari zaman sesudah pembuangan. Di zaman itu bangsa Israel tidak lagi mempunyai kemerdekaan politik, namun menikmati semacam otonomi yang diakui oleh para penguasa di kawasan timur. Bangsa yahudi langsung dipimpin oleh para imam dan hidupnya diatur oleh hukum agamanya sendiri. Hidup kebangsan berpusatkan Bait Allah serta upacara-upacara ibadatnya. tetapi kehidupan yang bertumpu pada hukum agama dan upacara itu dijiwai kesalehan pribadi, ajaran hikmat, kenangan- kenangan akan kejayaan dan kesalahan di masa yang lampau serta kepercayaan pada janji-janji yang disampikan para nabi dahulu.
Pengarang kitab Tawarikh (dan Ezra-Nehemia) adalah seorang dari kaum Lewi diYerusalem dan berlatar-belakang suasana dan lingkungan tsb. Ia menyusun kitabnya agak lama sesudah zaman Ezra dan Nehemia, sebab dengan caranya sendiri ia dapat menggabungkan sumber-sumber yang mengenai kedua tokoh itu. Dengan paling tepat kiranya karyanya dapat ditanggalkan pada awal zaman Yunani, sebelum thn 300 seb. Mas. Kemudian kitab Tawarikh masih diperluas dengan beberapa tambahan yang disisipkan oleh satu atau beberapa orang: silsilah-silsilah yang termaktub dalam @1Taw 2-9 diperluas; ditambah beberapa daftar nama, seperti mungkin sekali daftar nama pendukung raja Daud, 1Taw 12, yang sudah tua usianya, dan lagi daftar-daftar para imam dan kaum Lewi, 1Taw 15; akhirnya disisipkan juga tambahan panjang, 1Taw 23:3-27:34, yang menyebut para pejabat serta petugas ibadat dan administrasi kerajaan Daud.
Bagian-bagian tambahan itu memang sejalan dengan pikiran dan selera si Muwarikh dan boleh jadi diambil dari dokumen-dokumen yang bermutu.
Pengarang kitab Tawarikh khususnya memberi perhatian kepada Bait Allah. Dalam kitabnya kaum rohaniawan berperan utama. Ke dalam kalangan kaum rohaniawan itu tidak hanya termasuk para imam dan kaum Lewi, seperti halnya dalam kitab Ulangan dan dalam bagian-bagian Pentateuk yang berasal dari kalangan para imam, tetapi juga pejabat dan petugas ibadat yang lebih rendah kedudukannya, seperti para penunggu pintu Bait Allah dan para penyanyi. Sejak zaman Tawarikh mereka disamakan dengan Kaum Lewi. Pengudusan para rohaniawan merangkum juga awam. Mereka juga ikut serta dalam persembahan korban penghapusan dosa yang nilainya dahulu dipulihkan dalam Tawarikh. Persekutuan suci itu tidak hanya merangkum orang-orang Yahudi melulu. Dengan melewati kerajaan Israel yang murtad dan yang sesedikit mungkin dibicarakan, si Muwarikh kembali kepada kedua belas suku sebagaimana dipersatukanoleh raja Daud. Dan dengan melewati masa sekarang ia menantikan saatnya semua bani Israel bersatu kembali. bahkan orang-orang bukan Yahudi turut didoakan dalam ibadat Bait Allah. "Israel" dalam pandangan si Muwarikh ialah seluruh umat yang setia, yang dengannya Allah pernah mengikat perjanjian. Dan dalam diri Daud, allah membaharui perjanjian dengan umatnya itu. Justru di zaman pemerintahan Daud itulah syarat-syarat bagi pemerintahan Allah, ialah teokrasi, menjadi tewujud dengan cara yang paling sempurna. Maka jemaat harus hidup sesuai dengan semangat Daud dan senantiasa berusaha memnaharui dirinya dengan kembali kepada adat-istiadat zaman itu, agar supaya Allah tetap merelai umatNya dan menepati janjiNya.
Dalam kisah sejarah panjang yang termaktub dalam kitab si Muwarikh, perhatian seluruhnya berpusatkan Bait Allah di Yerusalem serta ibadatnya, mulai dengan persiapan-persiapan di zaman Daud sampai dengan pemulihannya yang dikerjakan oleh jemaat Israel yang kembali dari pembuangan.
Cita-cita penyusun kitab Tawarikh itupun menentukan susunan karyanya. Bab-bab pertama, 1Taw 1-9 menyajikan sejumlah silsilah yang secara khusus mengenai suku Yehuda, keturunan Daud, suku Lewi dan penduduk kota Yerusalem. Bagian ini merupakan [endahuluan bagi kisah mengenai Daud yang merangkum bagian terakhir 1Taw (10-29). Pertikaian-pertikaian Daud dengan raja Saud dengan raja Saul tidak disinggung sama sekali. Demikianpun dosa Daud dengan Batsyeba dan hal- ihwal keluarga Daud serta pemberontak-pemberontak yang harus dihadapinya tidak sampai disebut-sebut. Sebaiknyam nubuat natan, 1Taw 17, ditonjolkan dan perhatian khusus diberikan kepada lembaga-lembaga keagamaan: Tabut Perjanjian yang dipindahkan ke Yerusalem dan pengaturan ibadat di sana, 1Taw 13, 15-16, serta persiapan-persiapan bagi pembangunan Bait Allah, 1Taw 21-29. Daud sendiri sudah merencanakan pembangunan itu, mengumpulkan bahan dan sampai dengan hal-hal kecil mengatur tugas para pejabat ibadat. Pelaksanaan rencana itu dipercayakan kepada putera Daud, Salomo. Bagian terbesar dari kisah tentang raja Salomo, 2Taw 1-9, mengenai pembangunan Bait Allah, doa yang diucapkan raja pada hari pentahbisan Bait Allah dan janji-janji Allah yang merupakan balasan atas usaha Salomo. Setelah sejarah sampai kepada perpecahan dalam umat Israel, pengarang Tawarikh hanya berbicara tentang kerajaan Yehuda dan keturunan Daud saja. Para raja dinilai olehnya sesuai dengan kesetiaan atau ketidaksetiaan mereka pada syarat-syarat perjanjian dan sesuai dengan caranya mereka mendekati atau menjauhi contoh dan teladan mereka ialah Daud, 2Taw 10-36. Sepanjang sejarah itu masa kemerosotan dan masa pembaharuan silih berganti. Pembaharuan yang paling mendalam diusahakan oleh raja Hizkia dan raja Yosia. Para raja fasik yang mengganti Yosia hanya mempercepat kehancuran. Namun demikian kitab Tawarikh ditutup dengan berita mengenai izin yang diberikan oleh raja Persia, Koresy, diberikan untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Lanjutan kisah kitab Tawarikh ditemukan dalam kitab Ezra dan Nehemia.
Dalam menyusun karyanya di Muwarikh memanfaatkan terutama kitab-kitab yang sekarang termasuk Kitab Suci. Kitab Kejadian dan Bilangan dipergunakan untuk menyusun silsilah-silsilah dalam bagian pertama 1Tawarikh. untuk sejarah selanjutnya terutama dipakai kitab Samuel dan kitab Raja-raja. Hanya kitab-kitab itu dipergunakan dengan bebas sekali. Pengarang memilih bahan sesuai dengan pandangan dan maksudnya sendiri dan iapun menambah bahan atau menghilangkan apa yang dianggap tidak sesuai. Akan tetapi pengarang Tawarikh tidak pernah menyebut kitab-kitab yang dapat kita selidiki. Sebaliknya, ia menyebut sejumlah karya lain sebagai sumber-sumbernya yaitu: Kitab Raja-raja Isarel, 1Taw 9:1; Kitab Raja-raja Yehuda dan Israel, 2Taw 16:11; Tafsiran (midrasy) Kitab Raja-raja, 2Taw 24:17; iapun menyebut Riwayat Samuel, Pelihat, dan Riwayat nabi Natan serta Riwayat Gad, Pelihat, 1Taw 29:29 dan lagi disebarkan Riwayat Semaya, nabi itu, dan Ido, Pelihat itu, 2Taw 12:15, Kitab Sejarah Nabi Ido, Pelihat itu, 2Taw 12:15, Kitab Sejarah Nabi Ido, 2Taw 13:22, dll. Semua tulisan itu tidak kita kenal dan isi serta hubungan tulisan-tulisan itu satu sama lain dan dengan kitab-kitab yang kita kenal, menjadi pokok perbedaan pendapat para ahli Kitab. Tulisan-tulisan itu barangkali memberi laporan tentang pemerintahan beberapa raja dalam sorotan nabi-nabi yang tampil di zaman mereka. Dapat disangsikan apakah pengarang Tawarik juga memanfaatkan tradisi lisan.
Oleh karena penyusun Tawarikh, mempunyai sumber-sumber yang tidak kita kenal dan yang mungkin dapat dipercayai, maka tidak perlu mengambil sikap yang pada pokoknya mencurigai segala yang oleh penyusun ditambahkan pada berita-berita yang tercantum dalam kitab-kitab yang kita kenal, yaitu yang tercantum dalam Alkitab sendiri. Tiap-tiap tambahan dan perubahan perlu diselidiki satu demi satu. Penyelidikan-penyelidikan yang terbaru dalam banyak hal membenarkan pengarang Tawarikh dan membelanya terhadap keraguan dan rasa curiga yang terdapat pada sejumlah besar ahli Kitab. Tetapi jelas pulalah, bahwa Tawarikh kadang-kadang memberi informasi yang tidak dapat disesuaikan dengan apa yang disajikan dalam Kitab Samuel dan kitab Raja-raja. Pengarang juga kadang-kadang dengan sengaja merubah apa yang dikisahkan dalam kitab-kitab tsb. Sudah barang tentu cara kerja semacam itu tidak dapat dibenarkan pada seorang ahli ilmu sejarah modern yang wajib menceriterakan peristiwa-peristiwa sambil menjelaskan hubungan timbal-balik antara peristiwa-peristiwa itu. Namun mengingat tujuan pengarang Tawarikh, cara kerjanya dapat diterima. Sebab ia bukan ahli ilmu sejarah tetapi ahli ilmy ketuhanan. Dalam cahaya pengalaman-pengalaman masa yang lampau, khususnya pengalaman di zaman Daud, pengarang memikirkan manakah syarat- syarat bagi sebuah kerajaan idiil. Ia menggabungkan masa yang lampau, masa sekarang dan masa depan menjadi suatu sintesa: seluruh ibadah yang rapih teratur sebagaimana dilihatnya di zamannya sendiri dibuatnya berasal dari raja Daud: segala sesuatu yang dapat merugikan gambaran pahlawannya itu dihilangkan. Meskipun dalam kitabnya ada informasi yang kebenarannya dapat diperiksa, namun karya si Muwarikh lebih berharga sebagai suatu gambaran tentang keadilan dan pikiran di zamannya sendiri dari pada sbagai rekonstruksi historis dari masa yang lampau.
Memanglah si Muwarikh menulis karyanya guna orang-orang sezamannya. Ia mengingatkan kepada mereka, bahwa eksistensi bangsa tergantung pada kesetiaannya kepada Allah dan bahwa kesetiaan itu menyatakan diri dalam ketaatan kepada hukum Taurat dan dalam ibadat yang secara teratur dijalankan dengan dijiwai kesalehan sejati. Ia ingin, bahwa bangsanya menjadi sebuah jemaat yang kudus, sehingga baginya janji-janji yang diberikan kepada Daud digenapi. Orang-orang Yahudi saleh yang hidup di zaman Kristus dijiwai semangat si Muwarikh, walaupun ada kalanya dengan penyelewengan-penyelewengan yang tidak diinginkan pengarang Tawarikh. Ajaran Tawarikh memang berharga dan bermutu bagi segala zaman. Ia mengajar, bahwa hidup rohani perlu diutamakan dan bahwa Allah membimbing segala kejadian di dunia. Malahan ajarannya itu khususnya perlu direnungkan di masa kini. Sebab rasa-rasanya dewasa ini semangat keduniaan menangguhkan ditegakkannya Pemerintahan Allah untuk waktu yang tidak tentu.
Kitab Ezra dan Kitab Nehemia dalam Alkitab Ibrani dan Yunani (Septuaginta) hanya satu kitab saja. Kitab itu berjudul: Kitab Ezra. Septuaginta juga memuat sebuah kitab Ezra apokrip. Kitab itu ditempatkan sebelum kitab Ezra-Nehemia dan karenanya disebut kitab 1Ezra, sedangkan kitab Ezra-Nehemia kita disebut Kitab 2 Ezra. Di zaman Kristen barulah kitab Ezra yang satu itu dibagi menjadi dua kitab Ezra. Pembagian itu dituruti dalam terjemahan Latin, Vulgata, juga. Kitab 1 Ezra ialah kitab Ezra dan kitab 2 Ezra ialah Kitab Nehemi. Kitab Ezra yang apokrip itu dalam Vulgata disebut kitab 3 Ezra. Adat menyebutkan kitab-kitab itu menurut nama tokoh utamanya, yakni Ezra dan Nehemia, berasal dari zaman kemudian. Dalam terbitab tercetak Alkitab Ibrani kedua nama itu juga dipakai.
Kitab Erza-Nehemia merupakan lanjutan kitab tawarikh, sebagaimana dikatakan di muka. Sesudah lima puluh tahun pembuangan di Babel yang tidak tersinggung sama sekali, kitab Ezra-Nehemia menyambung kisah tawarikh dengan memberitahu tentang maklumat raja Koresy yang dalam thn 538 seb. Mas. mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem guna membangun Bait Allah. Orang-orang Yahudi yang kembali segera mulai membangun Bait Allah, tetapi pekerjaan itu terpaksa dihentikan akibat perlawanan dari pihak orang-orang Samaria. Pekerjaan baru diteruskan di zaman pemerintahan raja Darius I. Pembangunan Bait Allah diselesaikan pada thn 515 seb. mas. Usaha membangun tembok-tembok kota Yerusalem selama setengah abad berikut diperlambat juga oleh orang-orang Samaria, Ezra 1-6. Di zaman pemerintahan Artahsasta pulanglah ke Yerusalem Ezra disertai serombongan kaum buangan yang baru. Ezra itu adalah seorang pejabat-penulis dan ahli Kitab yang di istana raja Persia menangani urusan bangsa Yahudi. Ia diberi surat kuasa raja untuk mewajibkan jemaat Yahudi mematuhi hukum Taurat yang diakui sebagai hukum negara. Terpaksa Ezra bertindak keras terhadap orang-orang Yahudi yang telah menikah dengan perempuan bangsa lain, Ezra 7-10. Kemudian Nehemia yang menjabat juru minuman di istana raja Astahsasta meminta, supaya diutus ke Yerusalem untuk mendirikan tembok kota. Dalam waktu singkat pekerjaan itu selesai, kendati perlawanan para musuh; lalu kota dihuni kembali, Neh 1:1-7:72a. Dalam pada itu Nehemia diangkat menjadi bupati di Palestina. Adapun Ezra mengadakan pembacaan hukum Taurat secara meriah, lalu Hari raya Pondok Daun dirayakan. Pada kesempatan itu umat mengadakan pengakuan dosa umum dan berjanji akan melaksanakan hukum Taurat yang dibacakan, Neh 7:72a-10:40. Kemudian masih menyusul beberapa daftar nama orang, beberapa tindakan pelengkap yang diambil Nehemia dan peresmian tembok Yerusalem, Neh 11;1-13:3. Lalu Nehemia sebantar kembali ke Persia, tetapi untuk kedua kalinya diutus ke Palestina untuk membereskan kekacauan yang merambat dalam jemaat Yahudi, Neh 13:4-31.
Melihat ringkasan tsb. jelaslah sudah betapa penting kitab Ezra-Nehemia itu guna mengenal sejarah pemulihan bangsa Yahudi di zaman sesudah pembuangan. Bab-bab pertama kitab itu melengkapi keterangan-keterangan yang dapat diambil dari kitab Hagai, kitab Zakharia dan kitab Maleakhi. Tetapi kitab Ezra-Nehemia merupakan satu-satunya sumber mengenai karya Ezra dan Nehemia. Kitab Ezra-Nehemia dikarang sebelum Tawarikh disusun dan menggunakan serta mengutip secara harafiah beberapa dokumen yang sezaman dengan peristiwa-peristiwa, yakni: daftar-daftar orang yang pulang dari pembuangan, daftar-daftar penduduk Yerusalem, keputusan dan penetapan raja-raja Persia, dan khususnya laporan yang dibuat Ezra mengenai pelaksanaan tugasnya serta Riwayat Nehemia yang ditulisnya dengan tangan sendiri.
Meskipun sumbernya banyak, namun penafsiran kitab Ezra-Nehemia mengalami banyak kesulitan. Sebab dokumen-dokumen yang dipakai tersusun secara tidak keruan. Daftar nama para imigran sampai dua kali ditemukan, Ezra 2 dan Nehemiah 7. Dalam bagian kitab Ezra yang ditulis dengan bahasa Aram, Ezr 4:6-6:18, peristiwa- peristiwa yang terjadi di zaman raja Darius diceriterakan segera sesudah peristiwa di zaman raja Koresy dan Artahsasta, meskipun terjadi lima puluh tahun sesudahnya. Dokumen-dokumen yang berasal dari Ezra dan Nehemia sendiri diuraikan dahulu, lalu dicampur-adukkan dan dipersatukan kembali. Dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk jelas yang terdapat di dalamnya maka laporan Ezra dapat direkonstruksikan sbb: Ezr 7:1-8:36; Neh 7:72b-8:18; Ezr 9:1-10:44; Neh 9:1-37.
Tetapi dokumen Ezra itu oleh penyusun kitab diolah. Bagian-bagian tertentu menjadi pemberitahuan tentang Ezra seolah-olah dia itu seorang lain dari penulis; ditambahkan daftar nama orang-orang yang bersalah, Ezr 10; 18, 20-44, doa-doa yang terdapat dalam Ezr 9:6-15, dan Neh 9:6-37. Riwayat Nehemia terdapat dalam Neh 1-2; 3:33-7:5; 12:27-13:31. Penyusun kitab menyusupkan ke dalamnya sebuah dokumen tentang pembangunan tembok kota, Ezr 3:1-32; daftar nama orang-orang yang kembali dari pembuangan, Neh 7;6-72a, diambil dari Ezra 2. bab 10 adalah sebuah dokumen lain yang berasal dari arsip dan yang mengesahkan keputusan yang diambil jemaat di mana jabatan Nehemia yang kedua, Nehemia 13. Kerangka bab 11 merupakan buah pena penyusun kitab sendiri, tetapi ditambahkan daftar penduduk Yerusalem dan Yehuda serta, dalam bab 12, daftar nama para imam dan kaum Lewi.
Jelaskan bahwa si Muwarikh bermaksud menyusun kitabnya sedemikian rupa sehingga memberikan suatu gambaran menyeluruh tentang salah satu persoalan. Dalam Ezr 1-6 perhatian dipusatkan pada pembangunan Bait Allah di zaman raja Darius. Oleh karenanya pengarang mengumpulkan di situ berita-berita mengenai kaum buangan yang berturut-turut kembali; ia mengaburkan peranan Sesbazar guna menampilkan peranan Zerubabel dan mengumpulkan apa saja yang bernada melawan orang-orang Samaria. Dalam bagan-bagian kitab yang berikut pengarang menonjolkan Ezra dan Nehemia sebagai dua tokoh yang bekerja sama dalam menangani usaha yang sama.
Cara kerja yang sedemikian itu menghadapkan para ahli ilmu sejarah pada persoalan-persoalan yang sukar dipecahkan. Soal yang paling ruwet dan paling diperdebatkan ialah urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu. Menurut urutan yang dipaparkan dalam kitab Ezra-Nehemia sendiri, maka Ezra datang ke Yerusalem pada thn 458 seb. Mas., yaitu dalam tahun kerujuh pemerintah Artahsasta !, Ezr 7:8. Nehemia menyusulnya dalam thn 445, yaitu dalam tahun kedua puluh pemerintahan raja yang sama, Neh 2:1 Nehemia tinggal di Yerusalem selama dua belas tahun, Neh 13:6, jadi sampai thn. 433. Lalu ia kembali ke Persia untuk waktu yang tidak pasti lamanya. Kemudian ia datang lagi ke Yerusalem untuk kedua kalinya, masih juga di masa pemerintahan Artahsasta I, yang baru meninggal dunia dalam thn 424 seb. Mas. Urutan tradisionil ini tetap dipertahankan oleh sejumlah ahli Kitab yang ternama. hanya mereka membatasi lamanya tugas Ezra menjadi satu tahun saja, sesuai dengan petunjuk-petunjuk jelas yang terjumpai dalam kitab itu sendiri. Mereka berpendapat, bahwa Ezra kembali ke Persia sebelum Nehemia datang ke Yerusalem. Ahli-ahli lain membalikkan urutan tradisionil itu. Mereka berpendapat, bahwa karya Ezra mengandaikan, bahwa karya Nehemia sudah selesai waktu Ezra datang ke Yerusalem. Tanggal-tanggal yang dalam kitab Ezra-Nehemia dihubungkan dengan Ezra sebenarnya tidak mengenal masa pemerintahan Artahsatra I, sebagaimana halnya dengan maa jabatan Nehemia, tetapi masa pemerintahan Artahsasta II. Ezra baru datang ke Yerusalem dalam thn 398 seb. Mas. Dengan menyetujui pendapat, bahwa Ezra datang ke Yerusalem sesudah Nehemia tetapi dengan menolak pendapat, bahwa ada penggantian raja di Persia (yang sekali-kali tidak tersinggung dalam Ezra-Nehemia), beberapa ahli baru-baru in menempatkan kedatangan Ezra ke Yerusalem antara kedua masa jabatan Nehemia. Untuk mempertahankan pendapat itu mereka terpaksa merubah Ezr 7:8 begitu rupa, sehingga Ezra tidak datang ke Yerusalem dalam tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta I, tetapi dalam tahun ketiga puluh tujuh pemerintahannya, jadi dalam thn 428 seb. Mas.
Masing-masing pendapat dapat mengemukakan bukti-bukti yang masuk akan, walaupun tidak satupun pendapat terluput dari kesulitan. Maka masalahnya tetap terbuka. Hanya satu hal yang pasti, yakni: Nehemia berkarya di Yerusalem antara thn 445 dan 433 seb. Mas.
Kalau ditanyakan, mana makna keagamaan kitab Ezra-Nehemia, maka masalah-masalah seperti yang di atas hanya merupakan masalah sampingan saja. Sesuai dengan maksud penyusun, maka kitab Ezra-Nehemia menyajikan sebuah sintesa, suatu gambaran menyeluruh, tetapi tidak menipu mengenai pemulihan bangsa Yahudi sesudah masa pembuangan. untuk memahami pemulihan itu, maka gagasan dan cita- cita yangmenjiwainya lebih penting dari pada urutan peristiwa-peristiwa yang tepat. Berkat politik liberal yang dianut wangsa Akhimedes dalam wilayah kekuasaannya, amak orang-orang Yahudi dapat kembali ke Tanah yang dijanjikan. Mereka dapat memulihkan ibadat, membangun kembali Bait Allah dan mendirikan tembok Yerusalem. Mereka dapat hidup bermasyarakat dengan dipimpin oleh orang- orang sebangsanya dan sesuai dengan hukum Musa. Tentu saja mereka harus setia pada raja Persia. Tetapi kesetiaan itu tidak menjadi soal bagi mereka. Sebab pemerintah pusat tidak mengganggu adat-istiadat mereka sendiri. Semuanya itu merupakan suatu kejadian yang penting sekali, sebab ini tidak lain kecuali lahirnya agama Yahudi yang disiapkan melalui renungan-renungan di masa pembuangan yang lama dan didorong oleh usaha beberapa tokoh yang tampil tepat pada waktunya.
Zerubabel membangun kembali Bait Allah. Tokoh ini oleh pengarang Ezra-Nehemia tidak dianggap sebagai semacam Mesias, seperti dipandang oleh nabi Hagai dan Zakharia, Hag 2:23; Za 6:12. Kemudian Ezra dan Nehemia menjadi perintais pemulihan tsb. Bapa agama yahudi yang sebenarnya ialah Ezra oleh karena tiga gagasan pokok yang ditanamkannya dalam umat Yahudi, yaitu: Mereka adalah suatu bangsa terpilih: Bait Allah menjadi pusatnya: hukum Taurat menjadi pengaturannya. Ezra bersikap keras yang tidak kenal kompromi dalam melaksanakan pembaharuan dan ia memupuk partikularisme yang dibebankan olehnya kepada bangsanya. Hanya sikap itu dapat dipahami juga mengingat imannya yang hangat serta tugasnya menjaga kemurnian masyarakat yang baru dipulihkan. Ezralah yang merupakan moyang para ahli Kitab dan peranannya dalam tradisi Yahudi semakin meningkat. Nehemia mengapdikan diri kepada cita-cita yang sama, tetapi karyanya di bidang lain. Di Yerusalem yang dibangun kembali olehnya lalu dihuni kembali, Nehemia menciptakan syarat-syarat hidup bernegara dan memberi bangsanya semangat kebangsaan. melalui riwayatnya yang lebih pribadi dari pada laporan Ezra kita mengenal kepribadian Nehemia sebagai seseorang yang halus perasaannya dan berperikemanusiaan, sebagai seseorang yang tidak segan mengorbankan diri yang bijaksana dan teliti serta mengandalkan Allah sambil sering berdoa kepadaNya. Lama sekali tokoh ini dikenang dan Bin Sirakh mengangkat lagu pujian mengenai "dia yang membangun kembali tembok-tembok yang roboh" (Sir 49:13).
Tidak mengherankan, bahwa penyusun Ezra-Nehemia melihat cita-cita dipuji-pujinya dalam kitab Tawarikh terwujud dalam jemaat yang berpusatkan Bait Allah dan dipimpin oleh hukum Taurat. Sudah barang tentu si Muwarikh insaf, bahwa perwujudan itu kurang sempurna, sehingga masih perlu juga orang menantikan sesuatu yang lain. Tetapi lebih dari pada dalam kitab Tawarikh, si Muwarikh dalam kitab Ezra-Nehemia terikat pada dikumen-dokumen yang dipergunakannya. Maka ia mempertahankan nada pertikularisme yang dibenarkan oleh keadaan konkrit dan yang terdapat dalam dokumen-dokumen itu. Sesuai dengan dokumen-dokumen itupun ia tidak berbicara mengenai pengharapan akan Mesias, kelak yang tidak disuarakan oleh dokumen-dokumen itu oleh karena penulis-penulis merasa setia terhadap raja- raja Persia.
Pengarang Ezra-Nehemia menyusun karyanya itu dipertengahan abad ke 3-4 seb. Mas. Masa itu kita sangat kurang mengenalnya. Tetapi justru di zaman itu Yerusalem diam-diam membangun dirinya serta memperdalam kerohaniannya dalam suasana terpencil.
Ende: Ezra (Pendahuluan Kitab) KITAB ESRA-NEHEMIA
PENDAHULUAN
Kitab Esra-Nehemia menurut aselinja hanjalan sat karya sadja. Sebagaimana halnja
dengan pelbagai kitab lainnja, barulah...
KITAB ESRA-NEHEMIA
PENDAHULUAN
Kitab Esra-Nehemia menurut aselinja hanjalan sat karya sadja. Sebagaimana halnja dengan pelbagai kitab lainnja, barulah agak keterbelakangan dibagi mendjadi dua kita, rupa2nja karena alasan2 praktis dan bersandarkan Neh 1,1. baru dalam abad kelimabelas ses.Mas. pembagian muntjul dalam naskah2 Hibrani, sedangkan dalam terdjemahan2 kuno pembagian ini sudah diadakan terlebih dahulu.
Nama "Esra-Nehemia", jang sekarang ini lazim, bukanlah nama satu2nja. Di dalam terdjemahan2 kuno bahasa Junani kitab ini dinamakan "Kitab Esdras jang kedua". Sebab didahului oleh kitab jang tidak termasuk Kitab Sutji dengan itu terdiri atas beberapa bagian jang dipetik dari kitab "Esra-Nehemia" ditambah dengan suatu petikan agak pandjang, jang tidak ketahuan asal-usulnja. Karena kitab jang bukan Kitab Sutji itu mendapat banjak penghargaan didjaman kuno, maka buasanja ditjetak pada achir terdjemahan Latin dan terbitan2 Vulgata. Didalam Geredja Latin kitab2 Esra-Nehemia sudah dibagi djadi dua; dahulu disebut "Liber Esdras primus" dan "Liber Esdras secundus".
S.Hieronimus membuat terdjemahan Latin baru, dan karena ia ingin supaja kesatuan aseli itu diterima umum kembali, maka kitab2 itu dinamakannja: "Liber Ezrae et Nehemiae".
Ketika terdjemahan didjadikan resmi didalam Vulgata, maka orang kembali lagi kepembagian maupun nama Latin jang lama, dn kita2 itu dinamakan lagi: "Liber Esdrae primus" dan "Liber Esdrae secuntus". Didalam daftar resmi Kitab Sutji jang disusun Konsisli Trente, namanja mendjadi: "Liber Esdrae primus" dan "Liber Esdrea secundu, qui dicitur Nehemiae". Tetapi didalam tjetakan2 Vulgata dipilihlah nama: "Liber Esdrae primus" dan "Liber Nehemiae, qui et Esdrae secundus dicitur".
Kitab Esra-Nehemia adalah kelandjutan dari kitab Tawarich, bahkan permulaannja mengulang penutup kitab Tawarich (Esr 1,1-3= II Taw.36,22-23). Kedua kitab itu bergandingan satu sama lain, bukan hanja mengenai isinja, sebab Esra-Nehemia melandjutkan kisah Tawarich, tetapi djuga mengeni bentuknja. Tjara mengarang dan menjusunnjapun sama seluruhnja. Makanja tidak sedikitlah ahli, jang berpendapat, bahwa kedua kitab tsb. sesungguhnja menurut aselinja merupakan satu keseluruhan jang berlangsung terus dan disusun oleh pengarang jang satu dan sama djua.
Bahwasanja Esra Nehemia dan Tawarich sungguh erat gandingannja, haruslah diterima, tetapi sebaliknja didalam tradisi tiada keterangan2 jang tjukup djelas, untuk memastikan, bahwa kitab itu dahulu sungguh pernah merupakan satu keseluruhan. Sedjauh dapat diselidiki, senantiasa terpisahlah kitab2 itu.
Isi kitab Esra-Nehemia adalah kisah fragmentaris tentang suatu masa pendek di dalam sedjarah Isjrail. Adapun jang dikisahkannja hanjalah pemulihan bangsa Jahudi sehabis pembuangan, dimulai dengan kembalinja dari Babel dalam tahun 539/538 dan berachir dengan masa kedua djabatan adipati Nehemia kira2 tahun 424. Djadi, kisah itu meliputi masa seabad lebih sedikit, sedangkan laporannja mengenai tahun 515-445 pun sangat singkat. Keterangan2 tambahan tentang masa itu terdapat dalam tulisan2 nabi2 Hagai dan Zakaria (+-520), dan Maleachi (+-430) dan dalam bagian terachir kitab Jesaja (pasal 56-66). Selandjutnja tersedia pula sumber2 di luar Kitab Sutji, jang menjoroti masa tsb., jakni sedjumlah naskah dari sebuah koloni Jahudu di Mesir, "Elephatine", jang diketemukan di Mesir sedjak th. 1898. Latar belakang sedjarah profan dari kitab Esra-Nehemia ialah sedjarah keradjaan Parsi, jang menggantikan keradjaan Babel. Sebab sesudah Juda diangkat kepembuangan (587) runtuhlah Babel dalam tempoh seumur hidup manusia. Dengan bantuan orang2 Media, Babel telah melenjapkan keradjaan Asjur (612) dan wilajahnja dibagi antara kedua pemenang itu. Tetapi didalam lingkungan keradjaan Media dengan ibukotanja Ekbatana, keradjaan taklukan Anzan mendapat perkembangan jang pesat. Lebih2 hal ini terdjadi dibawah pimpinan jang arif dari Cyrus, orang Parisi jang kemudian diberi bergelar "jang agung" (585-529). Keradjaan kerdil Anzan itu mendjadi keradjaan raksasa Parsi, menurut negeri asal-usul wangsa, jang kemudian memerintah Media maupun Babel. Dalam th. asal-usul wangsa, jang kemudian memerintah Media maupun Babel. Dalam th. 555 Dyrus memberontak lawan Astiage, tuannja di Ekbatana. Dengan direbutnja ibukota itu Cyrus mendjadi radja Media, jang untuk selandjutnja djuga disebut Parsi.
Karena maksud Cyrus seterusnja se-kali2 tidak disembunjikan, maka keradjaan2 dikelilingnja mengadakan persekutuan lawan dia. Adapun jang masuk dalam persekuruan itu ialah Croesus dari Lidia, Nabonides dari Babel, Amasi dari Mesir dan malahan Sparta jang djauh letaknja itu. Pertama2 Curus menjerbu Lidia, jang karena ditinggalkan sekutu2nja lalu direbutnja dan didjadikannja djadjahan dari keradjaan Parsi. Hingga tahun 540 Cyrus sibuk dengan suku2 ditumur, jang berturut2 ditaklukkannja. Kemudian ia berbelok ke selatan, ke Babel. Nabonides, radja jang memerintah disana, sangat tidak populer dan agak gila-agama, sehingga pemerintahan dipegang oleh puteranja, Belsjazar. Babel ternjata amat lemah, sehingga bukan tandingannja bagi Cyrus jang ulung itu. Dalam th 539 ibukotanja direbut tanpa perlawanan sedikitpun. Si pemegang bertindak amat lemah-lembut, sehingga ia tanpa banjak kesulitan dapat menggabungkan Babel kedalam keradjaannja. Dengan sendirinja semua negeri taklukan Babelpun djatuh kedalam genggaman Cyrus. Termasuk pula Palestina jang lalu mendjadi propinsi dan diperintah oleh pedjabat2 PLarsi. Keradjaan Cyrus meluas dari India sampai ke Mesir.
Dalam th. 529 Cyrus gugur dan digantikan oleh Kambises (529-522). Sesudah kekatjauan2 biasa pada pergantian tachta, Kambises lalu melandjutkan politik ekspansi Cyrus. Dalam th. 525 saingannja jang berat, jakni Mesir ditaklukkan. Suatu perlawatan lawan Libia di Afrika Utara dan lawan Etiopia disabelah selatan Mesir menemui kegagalan. Karena kerusuhan2 di Asia sendiri, maka Kambises pulang ber-gegas2, tetapi tewas ditengah perdjalan dengan tjara jang agak aneh. Para kepala keluarga bangsawan memilih seorang anggota lain dari wangsa Cyrus mendjadi penggantinja, jakni Darios I (522-485). Kerusuhan2 jang timbul dimana2 didalam keradjaan, ditumpas dalam tempo tudjuh tahun. Darios lalu mereorganisir keradjaannja, dengan membaginja djadi duapuluh satrapia. Akan kepala satrapia2 itu diangkatnja anggota2 keluarga keradjaan, jang diawasi dengan tadjamnja oleh pemerintah pusat. Satrapia2 itu meruapakan kesatuan2 administratif dan militer, jang tidak menghapus jang lama tapi mengkoodinirnja. Satrapia dibagi atas beberapa propinsi, dan para satrap lebih mirip pangeran2 daripada pendjabat pemerintahan.
Satrapia jang kelima dengan pusatnja di Damsjik, meliputi Palestina, Syriah, Fenesia dan Cyprus. Untuk keperluan2 militer dan administratif Darios menjuruh buat djaringan djalan2 dan mentjiptakan uang kesatuan untuk seluruh keradjaan jakni daricos (dirham). Dalam th 490 Darios mengadakan perlawatan lawan negeri jang ketjil diseberang laut, jakni Junani jang ada dibawah pimpinan Atena. Alasan untuk peperangan itu ialah bahwasanja orang Junani menjokong pemberontakan2 di Asia ketjil, dimana penduduk Junani jang sudah ditundukkan Parsi mentjoba peroleh kembali kebebasannja. Tetapi balatentara Parsi dipukul hebat didekat Maraton berkat siasat perang baru jang dilakukan Junani. Ditengah kesibukan persiapan besar2an untuk ekspedisi pembalasan mangkatlah Darios. Ini menjebabkan petjahnja pemberontakan2 baru. Penggantinja, Xerxes I (486-465), menumpas pemberontakan2 itu dengan kekedjaman jang tidak lazim bagi wangsanja.
Karena propokasi Junani jang haus perang dan karena tekanan panglima2nja maka Xerxes mengadakan perlawatan lawan Atena. Mula2 djalannja amat gemilang. Dalam th. 480 Atena diduduki, tetapi dua hari kemudian armada Parsi dipukul hebat didekat Salamis. Balatentara dan armada mulai mundur, tetapi dalam th. 472 armada Parsi dimusnahkan didekat Samos. Sesudah itu pasukan2 Parsi tidak dapat bertahan lagi. Perang masih dilandjutkan beberapa tahun lamanja, tetapi Junaji tidak terhampiri lagi oleh Parsi. Dasar bagi kebesaran Junani dan bagi kehantjuran Parsi sudah mulai diletakkan.
Dalam th. 465 Xerxes dibunuh dan digantikan oleh Artaxerxes I (465-423). Perebutan tachta kali ini berlangsung lama sekali dan amat sengitnja. Pemberontakan jang paling berbahaja datangnja dari Mesir, jang mendapat dukungan Junani. Satrap dari Syriah berhasil menundukkan negeri itu; tetapi sesudah itu ia sendiri memberontak dan berkuasa penuh. Ketika Artaxerxes mangkat, putera dan penggantinja dibunuh, tetapi si pembunuh jang menggantikannja mengalami nasib jang sama.
Pembunuhnja, jakni Darios II dapat bertahan (423-404). Tetapi ia adalah radja jang lemah, sehingga keradjaannja sebenarnja diperintah oleh Parisatides, permaisurinja jang litjin dan kedjam. Dalam pemerintahan putera Darios Artaxerxes OO (404-358) merontaklah satrap Cyrus jang muda, putera Parisatides, dengan mendapat sokongan ibunja. Pasukan Cyrus, jang terdiri pula atas suatu kesatuan Junani, berhasil merembes sampai kedjantung keradjaan Parsi, sebelum ia dialahkan.
Pengalaman2 Artaxerxes I dan Artaxerxes II menundjukkan betapa besarnja bahaja jang bisa datang dari pihak para satrap; hal mana ternjata sudah, ketika semua satrap dibarat memberontak lawan Artaxerxes, dengan mendapat dukungan Mesir jang sudah merdeka lagi dalam th. 404. Dengan timbulnja revolusi di Mesir, maka para satrap berdiri sendirian, sehingga Artaxerxes berhasil menundukkan mereka, lebih dengan siasat daripada dengan pertempuran.
Untuk memahami kitab Esra-Nehemia dengan tepat tidak perlulah pengetahuan tentang garis-besarnja keadaan bangsa Jahudi diwaktu muntjulnja keradjaan Parsi. Lebih tepat lagi: keadaan rakjat Juda. Sebab rakjat dari keradjaan utara tidak ada lagi. Golongan jang diangkut Asjur kepembuangan hampir seluruhnja sudah dilebur kedalam penduduk setempat. Sisanjapun sudah bertjampur dengan bangsa2 kafir, jang dipindahkan Asjur kedaerah Sjomron. Daripadanja terdjadilah bangsa tjampuran, jakni orang2 Samaria, jang dalam kitab Esra-Nehemia memainkan peranan jang amat penting sebagai lawan2 orang2 Jahudi jang kembali dari pembuangan.
Keadaan rakjat keradjaan selatan lama adalah djauh lebih baik. Lapisan2 atas sadja jang diangkut ke Babel (587,586,582) sedang lapisan2 bawah tinggal dinegeri itu dibawah pemerintahan pendjabat2 Babel. Bangsa2 kafir tidak dipindahkan ke Juda, sehingga Juda mendjadi tanah jang sedikit penduduknja dan lengang. Tetapi pelbagai kelompok dari bangsa2 kafir dikelilinginja memasuki tanah itu; boleh djadi dengan dukungan pedjabat2 Babel, jang oleh karenanja diperkuat kedudukannja. Orang2 asing itu berhasil memperoleh kedudukan jang agak kuat dan makmur. Ketika Babel mendjadi djadjahan Parsi, maka dengan sendirinjapun Juda mengalami nasib jang serupa. Dalam bidang keigamaan muntjul kembali syncretime lama, tetapi disamping itu Jahwe dipudja pula dan ibadah2nja dirajakan lagi seperti sediakala ditempat bait Sulaiman dahulu. Kaum buangan di Babel mula2 sangat sulit penghidupannja, entah sebagai buruh rodi entah sebagai petani ketjil jang setengah bebas. Sesudah mangkatnja Nebukadnezar keadaan mereka ber-angsur2 bertambah baik; hal mana ternjata pula dengan pengampunan radja Jojakin oleh pengganti Nebukadnezar, Evil-Merodak. Selaras dengan petundjuk nabi Jeremia, orang2 Jahudi menjesuaikan diri dengan keadaan mereka, dan tak lama kemudian mendjadi kelompok jang sedikit banjak makmur. Meskipun diadakan hubungan dengan penduduk kafir setempat, terutama dalam bidang ekonomis, namun kelompok2 Jahudi itu memelihara tjorak tersendiri jang agak memetjilkan dirinja. Ini a.l. berkat faktor2 keigamaan, jang mengadakan pemisahan antara orang Jahudi dengan orang kafir. ini muda dimengerti, djustru karena lapisan2 atas dengan sedjumlah imam dan levitalah jang diangkut, djadi djustru pemuka agama. Hanjalah ibadah Jahudi tidak dapat diangkut, djadi djustru pemuka agama. Hanjalah ibadah Jahudi tidak dapat dirajakan dengan semaraknja janglazim, karena intipati ibadahnja, jakni kurban, tidak mungkin diadakan. Tepat sebelum pembuangan itu mulai berlakukah hukum deuteronomis, jang hanja membolehkan kurban2 dibitullah Jerusjalem. Oleh karenanja perhatian dimasa pembuangan itu lebih ditudjukan kepada per-undang2an keigamaan serta tradisi2 dari masa sebelum pembuangan. Undang2 serta tradirisi2 itu dikumpulkan, diatur dan disusun dengan amat radjinnja. Daripadanja muntjullah kumpulan undang2 serta tradisi2, jang merupakan persiapan bagi Pentateuch sekarang ini. Bergandingan dengan itu pula muntjullah suatu lapisan baru dari pemimpin2 keigamaan, jakni para ahli kitab dan ulama. Keimaman kehilangan fungsinja jang chas, maka dengan sendirinja golongan tsb. menghasilkan banjak ahli kitab, lebih2 karena sedjak sediakala para imam itupun dipandang sebagai ahli Taurat dan pembela tradisi. Pengaruh terbesar atas hidup keigamaan kaum buangan datangnja lebih2 dari kalangan profetisme dimasa itu. Terutama nabi Jeheskiel, jang boleh djadi sudah tampil kemuka di Juda, sebelum ia pergi kepembuangan Babel, dan tokoh , jang meniggalkan sebagian besar dari djilid kedua kitab Jesja sebagai warisan, Nabi2 tsb. degan lingkungan tjarik2nja meng-hidup2kan pengharapan Israil, penharapan akan pemulihan setelah masa pendek penindasann dan pemurnian, sebagaimana jang dilihat dalam wahju oleh Jesaja dan Jeremia.
Pengharapan itu memandang mutjulnja Cyrus sebagai permulaan pemenuhannja. Bagi para nabi dan kaum buangan itu Cyrus merupakan alat pilihan Jahwe, untuk menepati djandjiNja. Dialah jang dipanggil Allah, untuk menebus umatNja, terangnja sisa ketjil dari rakjat, jang akan mendjadi permulaan dari umat Allah jang baru, sesuai dengan apa jang dilihat Jeremia dan Jesaja didalam penglihatan2nja (Jes 45,1;44,28). Bukan hanja orang2 Jahudi, tetapi bangsa2 lainnjapun, jang tertindas dan diangkut kepembuangan itu, memandang Cyrus sebagai pembebas mereka.
Ketika Cyrus menanamkan pemerintahannja di Babel, ia sungguh tidak mengetjewakan. Kalau orang2 Asjur dan Babel selau mendjalankan politik radikal dengan penindasan kedjam dan adikara, jang tidak menghiraukan perasaan2 nasional serta keigamaan, maka Cyrus dan djuga pengganti2 nja, kendati kurangan sedikit, menempuh djalan lain samasekali. Cyrus toleran sekali, dan dimana mungkin dari segi politik, ia menghormat perasaan2 nasional serta keigamaan dari bangsa2 jang ditakkllukkannja. Cyrus menghargai, bahkan menghormati para dewa bangsa2 lain dan membiarkan mereka memelihara ibadah masing2 serta pendjabat2nja, malahan tahu memberikan sokongan besar kepadanja, dan tidak meng-usik2 undang2 serta adat-istiadat mereka. Ia hanja minta kesetiaan politik; dan apabila kesetiaan itu terpelihara, maka orang2 asingpun boleh masuk istana dan memperoleh kedudukan2 jang tertinggi dan pangkat jang berpengaruh dan mendapat tugas jang penting.
Didalam suasana ini sangat dapat dimengerti, bahwa Cyrus memperkenankan kaula Jahudi pulang kenegerinja, untuk menjelenggarakan lagi ibadah mereka kepada Ilah mereka, Jahwe, didalam baitNja sendiri dan melandjutkannja dengan meriah. Dapat dimengerti pula, bahwa ia mengidjinkan mereka hidup menurut adat-istiadat mereka dan membentuk masjarakat mereka, bahkan dengan sebangsa otonomi sipil. Namun mereka termasuk dan harus tetap termasuk dalam propinsi Parsi dan membajar padjak mereka, tetapi selebihnja, dari pihak Cyrus sendiri, mereka boleh menempuh tjara hidup mereka sendiri.
Bahwasanja pedjabat2 Parsi dan orang2 jang berpengaruh di Palestina tidak selalu bersikap semurah hati radja mereka, tidak mengurangkan sedikitpun dalam kemurahan hati radja itu sendiri.
Kitab Esra-Nehemia mendjandjikan kisah fragmentaris tentang kembalinja kaum buangan didalam pemerintahan Cyrus dant tentang pembentukan masjrakat didjamannja dan didjaman para penggantinja. Menurut pandangan kitab itu pemulihan tadi berlangsung dalam tiga fase, jang djuga merupakan pembagian besar dari buku itu senriri. Bagian pertama (Esr 1-6) mendjandjikan ichtisar kembalinja mereka, jang terdjadi ber-angsur2 dan berkelompok2. Sesudah itu dilukiskanlah pemulihan ibadah di Jerusalem, jang mentjapai puntjaknja dalam pembangunan serta pentahbisan baitullah dengan perajaan Paska didalam rumah sutji jang dipulihkan itu. Masa jang berlangsung dari th.538 hingga 515 itu dipengaruhi oleh tiga tokoh. Perintis jang pertama ialah Sjesjbasar, seorang bangsawan Jahudi, jang rupa2nja berpangkat penting diistana keradjaan Parsi. Dialah jang merintis. Tetapi djauh melebihi dia ialah penggantinja, Zerubabel, seorang keturunan dari radja pudjaan, Dawud. Didalam pekerdjaannja ia didampingi oleh seorang keturunan dari Harun, jakni imam Jesjua' dan nabi2 Hagai dan Zakarja. Dalam pemerintahan Darios I permulaan pertama diselesaikan.
Puluhan tahun berlalu, hingga Esra, imam dan ahli kitab, tampil kedepan (Esr7- 10). Atas perintahArtaxerxes ia melaksanakan pembaharuan keigamaan dan mengorganisir segenap masjarakat sesuai dengan Taurat Jahwe seluruhnja. Leba tjapai itu dengan bertindak tegas terhadap perkawinan tjampuran.
Bagian ketiga menampilkan tokoh mulia Nehemia, seorang pendjabat tinggi dalam pemerintahan Artaxerxes I, jang diutusnja sebagai adipati ke Juda dan terutama mengorganisir hidup kemasjarakatan (Neh 1-13). Dengan persetudjuan radjanja ia membangun kembali tembok2 Jerusjalem dalam tempo jang singkat kendati tentangn hebat dari dalam maupun luar, dan ia menempatkan orang2 Jahudi sebagi penduduk kota itu. Keadaan2 sosial buruk, jang sudah mendarah-daging dan merintangi pekerdjaan2 pembangunan kembali disehatkan. Menurut susunan kitab itu sendiri, Nehemia bekerdja sama dengan Esra beberapa waktu lamanja. Adipati itu dipanggil kembali keistana atau pergi atas kemauannja sendiri untuk memberikan laporan, tetapi beberapa waktu kemudian ia diangkat lagi mendjadi adipati. Ia melandjutkan pekerdjaan itu, chususnja dengan mereorganisir ibadan dan lagi, menurut garis pekerdjaan Esra, dengan mengusahakan kemurnian bangsa dengan giatnja. Kegiatan Nehemia jang menghasilkan keadaan jang mulia itu berlangsung dari th.445 sampai th. 424.
Penjusun terachir kitab Esra-Nehemia, jang bukan saksi-mata dari peristiwa2 jang disadjikan, mengambil bahannja dari sedjumlah dokumen2 kuno. Bahwasanja karya itu tidak langsung ditulis tangan satu, kiranja djelaslah dari kenjataan jang agak aneh, bahwasanja kitab itu ditulis dalam dua bahasa, bahkan kesatuan2 tertentu ditulis dalam bahasa Hiberani, tetapi dua kutipan jang agak pandjang dalam bahasa Aram (Esr 4,8-6,18;7,12-26). Namun masih ada beberapa tanda lainnja jang menundjukkan dengan djelasnja, bahwa sedjumlah dokumen dikutip begitu sadja tanpa gubahan atau perubahan, sehingga kitab itu tidak banjak bedanja denan suatu kumpulan dokumen2, jang di-ganding2kan oleh sipenghimpun. Hanja bagian2 ketjil sadjalah, jang dari tangan penghimpun itu sendiri.
Kitab Nehemia dimulai dengan anakdjudul "Surat peringatan Nehemia" (1,1). Dalam sebagian besar kitab itu ia tampil sebagai pembitjara, jang memberikan laporan tentang usahan serta kegiatannja di Jerusalem (1,1-7,72; 11,1-.20.25; 12,27- 43;13,4-31). Sudah barang tentulah, disini kita bersua dengan tulisan Nehemia sendiri. Ini bukannja sebangsa laporan dari tindakan2nja sebagai adipati Parsi kepada pemberi tugas itu, tetapi lebih2 sebangsa pengakuan kepada Jahwe, tentang apa jang diperbuat Nehemia bagi Jahwe serta umat Nja, diluar djabatannja sebagai adaipati. Tetapi sipenjusun kitab menjisipkan beberapa kalimatnja sendiri (12,28-30.33-36.41-42) dan menambahkan pada surat peringatan Nehemia itu beberapa daftarm jang dikutipnja dari dokumen2 lainnja, untuk sebagian mungkin berasal dari arsip baitullah Jerusalem (Neh 3,1-32;11,3-19.21-24.25b-36;12,1- 9.10-11.12-26). Daftar orang2 jang dahulu kembali dari pembuangan (Neh 7,6-72) agaknja termasuk surat peringatan itu, meskipun Nehemia sendiri mengutipnja dari sumber lain, jang digubahnja seperlunja. Namun demikian, ada pula ahli2, jang kendati Neh 7,5b. toh berpendapat, bahwa wrang lainlah jang menjisipkan daftar itu. Dalam perkiraan ini kiranja aneh djuga, bahwa si penjusun kitab memasukkan daftar itu sampai dua kali (Esr 2,1-70). Pun laporan resmi dari pembaharuan perdjandjian dalam Neh 10, jang dalam susunan kitab itu dihubungkan dengan tampilnja Esra, kiranja termasuk surat peringatan Nehemia itu pula. Hanja 10,2- 28 dikutip si pengarang kitab dari sumber lain, mengingat kesukaannja akan nama2 dan daftar2.
Sama djelasnja dengan surat peringatan Nehemia itu nampakaalah sebuah dokumen serupa atas nama Esra (Esr 7,27-9,15). Esra sendiri jang angkat bitjara dan memberikan laporan tentang tugasnja di Jerusalem dan tindakannja disana. Bukan tidak mustahil, bahwa ini laporan resmi Esra kepada pemerintah Parsi dan kepada djemaah Jahudi di Babel. Kiranja termasuk dokumen ini pula penetapan Araxerxes jang disusun dalam bahasa Aram (Esr 7,12-26). Lebih sulitlah menentukan apa bagian berikut ini (Esr 10.1-17.18-44) dikutip pula laporan tadi. Disini bukan Esra sendiri lagi, jang angkat bitjra, tetapi orang lainlah jang bertjerita tentang Esra. Namun banjak ahli tjondong kepada pendapat, bahwa ini hanja mengenai saduran ketjil dari laporan si penjusun kitab dalam gubahannja. Pendahuluan, jang mengichtisarkan dokumen2 itu, teranglah dari tangan si penjusun sendiri.
Agak anehlah, bahwa dalam kitab Nehemia (8-9) tokoh Esra tampil lagi, dengan memutuskan sedjenak tjerita tentang kegiatan Nehemia. Inilah salah satu soal jang tersulit dalam seluruh kitab itu. Meskipun tidak begitu pasti, namun dapatlah diterima dengan alasan tjukup, bahwa pasal2 tsb. menurut aselinja termasuk laporan Esra itu. Imbuhan dari tangan si penjusun kitab ialah 9,3-5, karena ia hendak menitikberatkan peranan levita, seperti dilakukannja pula ditempat lain, dan djuga mazmur jang agak pandjang itu, 9,6-37. Mazmur ini tentulah dari waktu belakangan, tetapi tidak dapat ditentukan lebih ladjut waktunja. Djika Neh. 8-9 sungguh berasal dari Esra, maka si penjusun kitab Esra- Nehemia telah memperuraikan dokumen aselinja dan menjadurkannja dalam karyanja sendiri. Laporan Esra itu dalam bentuk aselinja tersusun sbb: Esr 7,1-8,36; Neh 7,72-8,18;Esr 9,1-10,44; Neh 9,1-2. Demikianlah kentara pula urut2an chronologis dari peristiwa2 itu, hal mana agak berbeda dari urut2an jang rupa2nja dikirakan kitab itu sendiri. Pentingnja hal ini kemudian akan kentara.
Lebih sulit lagi mendjawab pertanjaan, darimana berita2 dalam bagian pertama kitab itu (Esr 1-6) dikutib. Permulaannja (Esr 1,2-4) adalah gubahan dari berita dalam Esra 6,3-5. entah oleh si penulis sendiri, entah oleh pendahulu2nja atau tradisi. Berita, bahwa Cyrus djuga menjerahkan kembali perabot ibadah (Esr1,7-8) mungkinlah dikutib dari Esr 5,14-16, sedang daftar berikutnja (Esr 1,9-11) aselinja dari sumber Aram, jang diberikan terdjemahannja disini. Daftar dari orang2 jang kembali dari pembuangan dalam Esr 2,1-70 sangat boleh djadi berasal dari surat peringatan Nehemia (Neh 7,6-72) jang tentunja disana-sini digubah sedikit. Ataukah kedua dokumen itu dengan sedikit gubahan bersumber pada dokumen sama jang lebih tua?
Dalam Esr 4,8-6,18 si penjusun kitab mengutip beberapa dokumen Aram, jakni: suatu tuduhan musuh2 kaum Jahudi pada Artaxerxes (4,8-16) djawaban radja atas surat itu (4,17-22), suatu laporan pendjabat2 Parsi kepada Darios (5,6-17) dengan keputusan berikut dari Darios (6,3-15) dan dalam keputusan itu dikutip pula penetapan Cyrus (6,3-5). Dokumen2 tsb. mengenai pelbagai kedjadian, jang terdjadi dalam waktu jang berlainan. Kesemuanja itu mau melukiskan apa jang dikisahkan si pengarang sendiri dalam 3,1-4,5 tentang kesulitan2 pembangunan baitullah, meskipun dokumen2 terachir itu mengenai pembangunan tembok Jerusjalem, jang selesai dimasa Nehemia.
Urut-urutan sebenarnja dari kedjadian2 itu ialah sbb.: Esr5,1-6,18;4,6;4,7;4,8- 23. Bagian pertama (5,1-6,18) adalah landjutan dari 4,5 dan mengenai pembangunan baitullah serta penjelesaiannja. Ajat 4,5 diulang dalam 4,24 jang diselipkan oleh si pengarang sendiri dan kemudian diterdjemahkan dalam bahasa Aram. Bagian kedua (4,6-23) mengenai tentangan jang dialami pada pembangunan tembok Jerusjalem, dan kisah ini dilandjutkan kitab Nehemia. Karena kombinasi jang aneh ini, mungkinlah, si penjusun mendapati dokumen2 itu sebagai suatu kumpulan, jang diambil-alih begitu sadja dlam kitabnja. Mungkin djuglah penutup aselinja ditinggalkan dan diganti dengan beritanja sendiri tentang perajaan Paska pertama dalam tahun 515 (Esr 6,19-22), jang ditulis dengan bahasa Hibrani.
Susunan jang agak ber-belit2 dari kitab Esra-Nehemia jang dilukiskan diatas itu, menimbulkan pertanjaan tentang benar-tidaknja berita2 itu. Bahwasanja kedjadia2 itu sungguh terdjadi, haruslah diterima. Tetapi urut-urutan sesungguhnja dari kedjadian2 itu menurut waktunja adalah soal jang tak terpetjahkan, jang sudah lama diselidiki para ahli, tanpa memperoleh kepastian jang tetap. Si penjusun sendiri tidak mengatur dokumen2nja menurut asas chronologis, melainkan menurut asas jang berlainan sama sekali. Ia menjusun bahan2nja dikeliling dua peristiwa utama, jang hendak dilukiskannja, jakni pembangunan baitullah dan pembangunan tembok Jerusjalem dengan ichtisar tentang garis besarnja keadaan umat Jahwe jang dipulihkan itu. Dengan melintasi segala kesulitan, si penulils achirnja sampai kepenutup jang membahagiakan, berkat kegiatan Esra dan Nehemia.
Bukan hanja keinginan-athu penjelidik sedjarah sdja, tetapi djuga pentingnja perkara itu sendiri telah mendorong para ahli, untuk merekonstruir sebaik mungkin urut-urutan sebenarnja dari kedjadian2 itu. Kesulitan utama ialah soal: siapakah jang per-tama2 telah datang di Jerusjalem, Esra ataukah Nehemia, dan bila mereka itu telah datang disana. Kitab itu sendiri memberi kesan, bahwa Esralah jang per-tama2 datang disana dan bahwa Esra serta Nehemia bekerdja sama beberapa waktu lamanja. Inipun pendapat, jang lama diterima begitu sadja, kendati kesulitan2 jang bergandingan dengannja.
Rengrengan chronologis jang diterima ialah sbb.: Orang2 Jahudi kembali dalam th.538. Sjesjbasar dan Zerubabel membangun kembali baitullah dan memulihkan ibadah. Ini selesai dalam th.515. Kemudian datanglah Esra dalam tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes I, jakni dalam tahun 458, dan ia menjelenggarakan pembaharuan keigamaan. Dalam tahun keduapuluh pemerintahan Artaxerxes I, jakni dalam tahun 445, datanglah Nehemia sebagai adipati ke Jerusjalem dan membangun kembali temboknja. Kemudian Esra dan Nehemia bekerdja sama beberapa waktu lamanja, untuk mengorganisir masjarakat lebih landjut. Lalu pergi, tetapi untuk kedua kalinja ia mendjabat adipati sesudah th. 443.
Karena kesulitan2 jang bergandingan dengan rengrengan itu, maka belakangan orang mentjoba tundjukkan, bahwa Nehemia bekerdja di Jerusjalem sebelum Esra. Tahun2 tinggalnja Nehemia tetap sama, tetapi tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes, waktu Esra datang di Jerusjalem itu adalah tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes, waktu Esra datang di Jerusjalem itu adalah tahun ketudjuh pemerintahan Artaxerxes II, jang th.398. Djadi agak lama sesudah masa Nehemia. Pendapat ini hingga kini masih banjak penganutnja.
Kami mengikuti suatu hypotese, jang mempunjai kemungkinan, tetapi tidak dapat memperoleh kepastian djua, jang mentjoba kombinir kedua pendapat itu. Nehemia dari satu pihak mendahului Esra, tetapi dari pihak lain djuga menjusulnja. Masanja pertama mendjadi adipati mendahului Esra, tetapi masanja kedua djatuh sesudahnja. Esra tampil diwaktu berselang. Keberatan besar terhadap hypotese ini ialah, bahwa tahun Esra 7,8 harus dikoreksi, dari "tahun ketudjuh" mendjadi "tahun keduapuluh tudjuh", tanpa dapat memberikan alasan bagi koreksi ini.
Menurut hypotese terachir ini kedjadian2 diatur seperti berikut,-tetapi dengan itu teks sendiripun mesti dibatja djuga dalam urut-urutan tertentu: Dalam tahun 538 Cyrus mengidjinkan orang2 Jahudi kembali ke Palestina dibawah pimpinan seorang "pengholu" Juda, jang bernama Sjesjbasar (Esr1,1-2.72). Dimulai lagi dengan ibadah dan pembangunan kembali baitullah dimulai pula (Esr3,1-13). Karena tentangan penduduk kota dan karena hilangnja semangat dikalangan Jahudi pekerdjaan itu dihentikan (Esr 4,,1-5.24). Sesudah th.529 Zerubabel memulai lagi pekerdjaan itu, dengan dukungan nabi2 Hagai dan Zakaria dan denan persetudjuan radja Parsi Darios. Pekerdjaan itu berhasil dan selesai, hingga dalam th.515 baitullah itu dapat ditahbiskan dan perajaan Paska dapat dilangsungkan (Esr 5,1- 6,22). Dari tahun 515-445 hanja diberikan beberapa berita singkat sadja. Orang2 Samaria mengadakan persekongkolan lawan usaha membangun kembali tembok Jerusjalem didalam pemerintahan Xerxes (486) dan berhasil dengan dilarangnja pembangunan itu oleh Artaxerxes I antara th.465 dan 445 (Esr 4,6-23).
Dalam th.445 Nehemia pergi ke Jerusjalem atas titah radja Artaxerxes I dan membangun kembali temboknja, kendati tentangan hebat dari lawan2 lama, jang mendapat sokongan dari beberapa orang Jahudi sendiri. Nehemia meramaikan kota itu dan mengorganisir masjarakatnja (Neh 1,1-4.17;6,1-7,72a;12,27-42;5). Dalam th. 433 Nehemia kembali ke Parsi.
Kemudian Artaxerxes I mengutus imam dan ahli-kitab Esra ke Jerusjalem, dan ia bekerdja disana tidak begitu lama (426-427?). Setjara tegas Esra mentjoba sehatkan masjarakat dalam bidang keigamaan dan lebih2 bertindak terhadap perkawinan tjampuran (Esr 7,1-8,36;Neh 7,72b-8,18;3;Esr 9,1-10,44; Neh 9,1-37). Pembaharuan ini mendapat hasil jang tetap dan Esra kembali lagi ke Parsi.
Sebelum th.424 Nehemia sudah kembali di Jerusjalem sebagai adipati, sehingga
achirnja masjarakat Jahudi diorganisir sesuai denan Taurat (
Mengenai si penjusun kitab Esra-Nehemia dan waktu terdjadinja kitab itu sukarklah menjebutkan nama atau tahun jang tepat. Karena kitab itu sangat erat hubungannja denan kitab Tawarich, kiranjja kitab itu terdjadi pula diwaktu dan dilingkungan jang sama, kendati bersandarkan dokumen2 jang lebih kuno. Lingkungan itu nampak besar minatnja kepada ibadah dan baitullah, kepada daftar2 nama dan silsilah para imam dan levita. Si penulis hendaknja ditjari djuga dikalangan rohaniwan di Jerusjalem, chususnja dikalangan levita. Pastilah kitab itu dalam bentuknja jang definitif, disusun sesudah th.300. Kadang2 ada jang mengundurkan sampai ke th.250 kebawah. Kiranja lebih baik dikatakan setjara umum, bahwa kitab itu disusun antara th.300 dan 200, tanpa memberikan perintjian lebih landjut.
Sebagai kitab keigamaan maka kitab Esra-Nehemiapun bersandarkan pendapat2 keigamaan tertentu dan bermaksud menjampaikan suatu wedjangan keigamaan kepada para pembatjanja. Pada galibnja kesemuanja itu segaris dengan latarbelakang keigamaan kitab Tawarich. Sebab kitab itu memberikan penutup sedjarah, jang disadjikan penulis dalam kitab Tawarich dari sudut tertentu. Esra-Nehemia membentangkan suatu perwudjudan dari theokrasi, kemana seluruh sedjarah itu ditudjukan. Si penjusun tahu sungguh2, bahwa perwudjudan itu bukan jang terachir dan paling sempurna, tetapi gagasan itu tidak begitu menondjol kemuka. A.l. itu terbawa djuga, karena si penjusun mengambil-alih dan menghimpun dokumen2nja tanpa banjak perubahan. Pengharapan djelas akan masa jang akan datang, pengharapan akan Al Masih, oleh karenanja hanja sedikitlah terdapat didalamnja. Disana sini hanja muntjul dilatarbelakang kisah itu. Kitab itu betul menjinggung dan mengandaikan Israil baru dari keduabelas suku bangsa, tetapi dalam kisah itu sendiri hanja Juda dan Binjaminlah jang ikut dalam pembangunan itu. Selandjutnja pembangunan itu tidak dipandang sebagai idam2an jang tertinggi, melainkan masih sebagai suatu masa penindasan dan pengharapan (Neh 9,36-37;Esr 10,2).
Namun demikian, pembangunan kembali itu adalah suatu pemenuhan djandji Allah dan hasil dari kesetiaanNja akan rahmat serta perdjandjian (Esr 1,1; Neh 9,32). Jahwe adalah penguasa sedjarah, jang membimbing dan menguasai segala sesuatu, pun pula radja2 dan bangsa2 asing (Esr 1,1;7,6.27-28). Sebelum pembuangan Jahwe telah mendjandjikan bahwa suatu sisa ketjil akan terpelihara sebagai bibit bagi umat Allah jang baru. Orang2 buangan jang kembali itu sadr, bahwa mereka itulah sisanja (Esr 9,8.13), jang direnggut dari kebinasaan, untuk mendjadi kelandjutan resmi dari Israil jang terpilih (Esr 10,2; Neh 9,8), jang sungguhpun binasa karena dosanja sendiri, tetapi tidak samasekali ditolak (Esr 9,13; Neh 1,9). Kembali mereka dipandang sebagai pengungsian jang baru, jang diwudjudkan dan diselesaikan oleh Jahwe. KeradjaannNja mendapat bentuknj jang baru didalam djemaah jang baru, jang diorganisir sesuai dengan TauratNa dan jang hidup untuk berbakti kepadaNja didalam baitullah jang dipulihkan, kediamanNja di-tengah2 umatnja. Umat itu adalah benih jang sutji dan masjarakat jang disendirikan, jang orang kafir atau setengah kafir tidak dapat mendjadi anggotanja. Anasir asing didjauhkan dan dikutjilkan karenanja. (Esr 9,1-15; Neh 13,23-30; Esr 4,3).
Dipandang sepintas lalu, gagasan universalistis tidak diperbintjangkan dalam kitab Esra-Nehemia. Disini nampaklah Israil lebih kuat lagi sebagai umat Jahwe satu2nja. Hanja beberapa djedjak sadja dari gagasan itu terdapat didalamnja, jakni bahwasanja orang2 kafir, tidak samasekali diketjualikan dari anugerah2 Jahwe. Kaum buangan berdoa untuk radja mereka jang kafir itu dan untuk kesedjahreaan keradjaannja. Dari sebangsa bentji terhadap orang2 asing hanja sedikit sadjalah terdapat didalamnja. Hanja dalam Neh 9 gagasan ini agak tampak. Kesadaran, bahwa Israil itu bangsa jang terpilih, toh menundjukkan suatu segi, jang membuat pengertian "Keradjaan Allah" mendapat tjorak jang lebih rohani. Sebelum masa pembuangan - lepas dari para nabi, dimasa itupun terdapat pula gagasan2 lainnja,- keradjaan Allah itu terlekat pada kedaulatan nasional dibawah pemerintahan wangsa Dawud jang bertjorak kenegaraan itu se-kali2 bukan sjarat mutlak lagi adanja. Betul Zerubabel menggandingkan masjarakat sesudah pembuangan itu dengan Dawud, tapi bukan lagi sebagai radja dalam arti politik.
Orang Jahudi tanpa banjak tentangan menerima kenjataan, bahwa mereka bergantung dari keradjaan Parsi dan mau mendjadi kaula jang taat-setia, meskipun mereka merasa dirinja sebagai satu2nja umat pilihan Jahwe dan warga keradjaanNja.
Betul partikularisme masih kuat, tetapi menundjukkan tjorak lain, jang dapat tumbuh dan berkembang lebih landjut mendjadi universalisme. Djustru dimasa itu ditengah bangsa Jahudi terdapatlah aliran2 unbersalistis, meskipun aliran2 itu tidak tampil kedepan didalam kitab Esra-Nehemia. Tetapi pada asasnja ikatan2 nasional dari keradjaan Allah sudah terlepaskan.
Dipandang didalam keseluruhan sedjarah-keselamatan maka masa jang diperbintjangkan dalam kitab Esra-Nehemia itu menduduki tempatnja sendiri. Sebab dari masjarakat Jahudi seperti jang tumbuh sesudah pembuangan itu datanglah fase terachir sedjarah keselamatan. Baitullah jang dibangun dimasa itu dimasuki Kristus dan telah menjaksikan kemuliaanNja, hal mana membuat bangunan sederhana itu melebihi baitullah bangunan Sulaiman. Jesus dari Nasaret mendjadi besar didalam suasana, jang berasal dari masa Esra-Nehemia, denan sudut2nja jang baik, tapi djuga dengan sudut2nja jang kurang baik. Kendati kesemuanja itu, maka dari "sisa", jang kembali dari pembuangan itu, sungguh telah berkembanglah umat Allah jang baru, walaupun melalui djalan jang agak berlainan dengan jang dibajangkan kitab Esra-Nehemia.
TFTWMS: Ezra (Pendahuluan Kitab) EZRA 7: EZRA, SANG PEMBAHARU — MEMIMPIN UMAT ALLAH
Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang...
EZRA 7: EZRA, SANG PEMBAHARU — MEMIMPIN UMAT ALLAH
Ezra ini berangkat pulang dari Babel. Ia adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel. Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia.… Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel. (Ezra 7:6-10).
Kadang-kadang agama harus direformasi. Itulah pandangan orang-orang yang memicu Reformasi Protestan: Gereja Katolik Roma telah menjadi korup dan perlu direformasi. Upaya itu, bagaimanapun, bukan yang pertama maupun terakhir pada reformasi agama. Hampir setiap kelompok agama untuk beberapa waktu telah mendapatkan dirinya menghadapi seorang pemimpin penentu yang menyerukan pembaharuan, kebangunan rohani, dan reformasi.1
Pada paruh kedua Kitab Ezra, kita membaca tentang "gerakan reformasi." Seperti pelbagai gerakan lainnya yang seperti itu, gerakan ini mencoba untuk menangkap kembali semangat awal keagamaan. Gerakan ini dipimpin oleh seorang pembaharu yang penuh semangat—Ezra, yang Allah gunakan untuk memanggil pulang umat-Nya kepada hukum-Nya.
Saya sering mendengar bahwa gereja membutuhkan "kebangkitan." Jika demikian, kita harus bersandar pada seseorang, atau orang-orang, seperti Ezra untuk membantu melahirkan kebangkitan itu. Pertimbangkanlah orang ini; mungkin Anda harus seperti dia.
Latar Belakang Sejarah:
Sebelum kita memikirkan sifat-sifat Ezra, kita harus memahami latar belakang sejarah kisahnya.
Dengan berakhirnya pasal 6, berakhir pula paruh pertama Kitab Ezra. Enam pasal itu berfokus pada dua topik: (1) kepulangan pertama orang Yahudi dari penawanan (2) pembangunan kembali bait suci. Pada paruh kedua Kitab Ezra, kita belajar tentang kepulangan orang Yahudi ke negeri itu bersama Ezra dan tentang pelbagai reformasi yang ia tetapkan. Kitab Nehemia melanjutkan dengan menceritakan kelompok ketiga orang Yahudi yang pulang bersama Nehemia dan pembangunan kembali tembok di sekeliling Yerusalem.
Pasal 6 Ezra berakhir dengan pentahbisan bait suci yang dibangun kembali, sebuah peristiwa yang dapat diberi tanggal sekitar 515 S. M. Pasal 7 dimulai dengan kepulangan Yehuda ke negeri itu di bawah Ezra sekitar 458 S. M. Antara pasal 6 dan 7, hampir enam puluh tahun berlalu bagi penduduk Yehuda itu. Kita tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi selama tahun-tahun itu di Yehuda, kecuali apa yang kita dapat simpulkan dari kitab Ezra dan Nehemia dan dari kitab-kitab para nabi.2
Tampaknya orang-orang Yahudi itu, selama enam puluh tahun itu, telah menyimpang dari jalan Allah. Kita tahu bahwa mereka telah menikah dengan penduduk negeri itu, karena baik Ezra maupun Nehemia harus menangani masalah itu. Tugas Ezra dalam kepulangan itu adalah mengajarkan hukum Allah. Pernyataan bahwa mereka perlu diajar menyiratkan bahwa mereka telah melupakan atau mengabaikan hukum Allah. Semangat mereka, kita bisa duga, telah redup. Api yang pernah menyala dengan begitu terangnya saat bait suci dibangun sudah hampir padam.
Apa yang umat Allah itu butuhkan adalah orang yang menyalakan lagi api itu— dan orang itu adalah Ezra! Sebagaimana Allah sudah selalu membangkitkan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya, Allah membangkitkan Ezra pada kesempatan ini. Jenis orang apakah Ezra itu?
ORANG YANG TERKENAL
Dari Leluhur Yang Terkenal. Ia dihormati oleh karena leluhurnya. Ketika nama-nama orang laki-laki muncul di dalam Alkitab, seringkali para penulis Alkitab memberitahu kita dari keturunan siapakah mereka itu berasal. Namun begitu, Alkitab jarang memperkenalkan seseorang dengan menelusuri kembali keluarganya sejauh dua belas generasi,3seperti yang kita lihat di dalam silsilah Ezra4. Hal ini secara bersamaan menyelesaikan dua hal: Itu memberitahu para pembaca tentang pentingnya Ezra, dan itu menekankan pentingnya Ezra dengan mengaitkan dia dengan beberapa nama besar di dalam sejarah Israel, terutama nama Eleazar dan Harun. Garis keturunan Ezra menunjukkan bahwa ia adalah seorang imam serta seorang ahli kitab. (Lihat ayat 11.)
Seorang Ahli Kitab. Ezra mengesankan oleh karena keahliannya. Ia digambarkan sebagai "seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel" (ay. 6a). Para ahli kitab adalah pekerja yang menyalin kitab-kitab Perjanjian Lama. Karena mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan menyalin hukum Taurat, maka mereka mengenal baik hukum itu. Dengan demikian mereka menjadi terkenal bukan hanya sebagai penyalin, tetapi juga sebagai ahli dalam hukum Taurat dan guru Taurat.5Ezra diakui sebagai seorang ahli kitab, tapi bukan hanya sebagai ahli kitab; Ia adalah seorang ahli kitab yang "terampil." Ia digambarkan oleh raja sebagai orang yang "ahli dalam perkataan segala perintah dan ketetapan TUHAN bagi orang Israel" (ay. 11).
Disukai Oleh Raja. Ezra disukai oleh raja Persia, yang "memberi dia segala yang diingininya" (ay. 6). Raja mengeluarkan perintah yang membolehkan Ezra pulang, memberi izin orang-orang lain untuk pulang bersama dia, mempercayakan kepada Ezra perak dan emas yang raja pilih untuk dipersembahkan kepada Tuhan, dan membuat dekrit bahwa rakyat negeri itu harus mendukung pekerjaan Ezra dan mematuhi ajaran-Nya (ay. 11-26). Jelas sekali, raja sangat menghormati Ezra.
Diberkati Oleh Allah. Ezra diberkati oleh Allah. Menurut penulis itu, dan menurut Ezra sendiri, penghargaan atas keputusan raja Persia dan atas ketibaan dengan selamat orang-orang yang pulang harus diberikan kepada Allah. Sekali lagi, ayat 6b mengatakan, "Dan raja memberi dia segala yang diingininya, oleh karena tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia." Menjelang akhir pasal ini, kita melihat bahwa Ezra memuliakan Allah: "Terpujilah TUHAN, … yang … menggerakkan hati raja, …" (ay. 27).
Ezra memang orang yang terkenal. Ia dikenal oleh karena leluhurnya, keterampilannya, hubungannya dengan raja Persia, dan khususnya hubungannya dengan Allah.6
Kita mungkin ingin terkenal seperti itu. Tentu saja, dari sudut pandang manusia, tidak mungkin kita semua menjadi orang terkenal di zaman kita atau menjadi orang-orang yang kita baca di Alkitab. Namun demikian, kita masing-masing bisa dikenal oleh Allah dan direstui oleh Dia. Ketika Tujuh Puluh murid kembali kepada Yesus dengan sukacita karena roh-roh jahat tunduk kepada mereka, Yesus menjawab, "Janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga" (Lukas 10:20). Yohanes berbicara tentang pengakuan terbesar yang bisa diterima oleh orang siapa saja ketika ia menulis, "Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah"(1 Yohanes 3:1). Orang dengan jenis hak istimewa seperti itu benar-benar diberkati.
ORANG YANG BERKETETAPAN
Di dalam ayat 10 kita membaca tentang ketetapan Ezra: "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel." Ezra menyelesaikan hal-hal besar untuk Allah karena ia bertekad untuk melakukan hal-hal besar bagi Allah. Ketetapannya itu dapat digunakan sebagai pola bagi umat Allah di zaman kini.
Tetapkanlah untuk mempelajari hukum Allah. Ezra menetapkan, dari awalnya, untuk "mempelajari hukum Allah." Pengetahuan Ezra atas hukum Allah tidak datang secara ajaib; ia harus belajar untuk memperolehnya. Itulah apa yang secara tepat ia putuskan untuk dilakukan.
Betapa banyaknya orang Kristen yang harus memiliki tekad yang sama itu! Kita mengetahui beberapa fakta tentang kehendak Allah, sebagian besar dari setengah mendengarkan khotbah dan memberi sedikit perhatian di kelas Alkitab. Namun begitu, betapa sedikit yang kita ketahui! Kita mungkin pergi selama bertahun-tahun tanpa mempelajari apa-apa lagi tentang Alkitab! Bagaimanakah kita bisa keluar dari penjara ketidaktahuan yang sudah menjadi kebiasaan? Satu-satunya cara kita dapat melakukan hal itu adalah dengan menerima tanggung jawab untuk belajar sendiri dengan lebih banyak, dengan mematuhi perintah untuk "rajin dalam membuat Allah berkenan kepadamu sebagai seorang pekerja yang tidak perlu malu, yang secara akurat menangani firman kebenaran" (2 Timotius 2:15; NASB). Kita harus menyisihkan waktu untuk mempelajari Firman Allah, ikutilah rencana untuk menjelajahi isi Alkitab secara sistematis, dan temukanlah cara untuk mempertahankan apa yang kita pelajari saat kita belajar.
Tetapkanlah untuk mematuhi hukum Allah. Ezra bertekad, di tempat kedua, untuk "memprakikkan hukum itu." Ezra tidak berencana untuk mempelajari Taurat hanya agar ia bisa mengetahui hukum itu—supaya ia bisa tetap mengingatnya atau memamerkan pengetahuannya itu kepada teman-temannya dari waktu ke waktu. Ezra bermaksud untuk mempelajari hukum itu agar ia bisa "mempraktikkannya," sehingga ia bisa melaksanakannya, atau mematuhinya. Itu adalah motif terbaik untuk mempelajari Firman Allah.
Tetapkanlah untuk mengajarkan hukum Allah. Ezra bertekad, di tempat ketiga, "untuk mengajar ketetapan dan peraturan [Allah] di antara orang Israel." Itu adalah tanggung jawab khusus Ezra—pekerjaan khusus yang untuknya Allah telah memanggil Ezra. Oleh karena itu, Ezra merencanakan bukan hanya mempelajari Firman Allah, bukan hanya melakukannya, tetapi juga untuk mengajarkannya.
Kita tidak dipanggil untuk mengajar dengan cara yang sama seperti yang Ezra pernah lakukan. Namun demikian, kita semua bisa, sampai batas tertentu, mengajar orang lain. Sebagai orang tua, kita harus mengajari anak-anak kita. Kaum perempuan yang lebih tua diharapkan mengajar kaum perempuan yang lebih muda. Di kelas Alkitab kita, banyak dari kita, termasuk kaum laki-laki dan kaum perempuan, memiliki kesempatan untuk mengajar anak-anak dan orang dewasa. Para penatua harus mengajar. Para pengkhotbah harus mengajar. Bahkan jika kita tidak mengajar dengan cara mana saja dari cara-cara ini, kita semua memiliki kesempatan untuk berbagi dengan orang lain apa yang kita ketahui tentang Firman Allah—dengan anggota keluarga, dengan kerabat, dengan tetangga, dengan teman, dengan rekan kerja. Kita harus mempersiapkan diri sehingga, ketika kita memiliki kesempatan, kita akan dapat berbicara dengan orang lain tentang apa yang Alkitab ajarkan.
Pengajaran menuntun bahkan kepada pelajaran yang semakin banyak lagi. Keinginan untuk mengajar meningkatkan keinginan untuk tahu lebih banyak tentang Alkitab. Ketika kita mencoba untuk berbagi pemahaman kita tentang Firman Allah dengan orang lain, pertanyaan-pertanyaan mereka akan mendorong kita balik kepada Firman Allah untuk bahkan belajar lebih banyak lagi. Waktu yang dihabiskan dalam Firman, pada gilirannya, akan meningkatkan semangat kita untuk berbagi apa yang telah kita pelajari dengan orang lain—dan begitulah siklus itu berputar.
Mari kita, seperti Ezra, berketetapan "mempelajari hukum Tuhan, dan melakukannya, dan mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan-Nya."
ORANG YANG MENARUH HORMAT
Sebagian besar pasal 7 berisi salinan surat dari Raja Artahsasta yang menguasakan Ezra untuk melakukan pekerjaannya. Surat itu membuat ketentuan-ketentuan ini: (1) Setiap orang Yahudi yang mau bisa pulang bersama Ezra. (2) Ezra harus mengadakan penyelidikan mengenai Yehuda dan Yerusalem "dengan berpedoman kepada hukum Allahmu yang menjadi peganganmu" (ay. 14). Dengan kata lain, tugas Ezra adalah untuk memastikan bahwa hukum Allah sedang dilaksanakan oleh orang-orang Yahudi. (3) Ezra harus mengambil pelbagai hadiah yang mahal dari raja Persia, serta sebagai persembahan sukarela dari orang-orang Yahudi, untuk bait suci. Ia harus menggunakan hadiah-hadiah ini untuk menyediakan pelbagai korban persembahan. Selanjutnya, raja Persia akan memberikan dana tambahan yang diperlukan dari perbendaharaannya, dan para penguasa lokal diperintahkan untuk memberikan apa saja yang orang-orang Yahudi butuhkan. (4) Para imam dan para personil bait suci dibebaskan dari segala pajak (ay. 24). (5) Ezra harus menegakkan hukum Allah dengan menunjuk beberapa laki-laki sebagai hakim dan dengan mengajarkan hukum Taurat (ay. 25). (6) Siapa saja yang tidak mematuhi baik hukum Allah atau hukum raja akan dihukum, dengan dibunuh, diusir, harta bendanya disita, atau dipenjarakan (ay. 26).
Ezra menanggapi ketentuan raja Persia itu dengan kata-kata ini:
Terpujilah TUHAN, Allah nenek moyang kita, yang dengan demikian menggerakkan hati raja, sehingga ia menyemarakkan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem, dan membuat aku disenangi oleh raja dan penasihat-penasihatnya serta segala pembesar raja yang berkuasa! Maka aku menguatkan hatiku, karena tangan TUHAN, Allahku, melindungi aku dan aku menghimpunkan dari antara orang Israel beberapa pemimpin untuk berangkat pulang bersama-sama aku (ay. 27, 28).
Yang pertama kali terpikir oleh Ezra, tampaknya, ketika ia menerima semua yang ia minta dari Artahsasta, adalah untuk bersyukur kepada Allah atas segala berkat-Nya. Jika kita adalah dia, kita mungkin berkata, "Betapa beruntungnya aku!" atau "Takdir pasti memihak kita hari ini!" atau "Aku pasti sudah sangat persuasif ketika berbicara kepada raja!" atau "Suasana hati raja tentunya sedang baik ketika kita menyampaikan permohonan kita kepada dia." Ezra punya pandangan yang berbeda: Ia melihat karya Allah di dalam niat baik raja itu. Entah bagaimana Allah terlibat dalam melunakkan hati raja itu, dalam sikapnya yang merestui permintaan Ezra untuk pulang ke rumah, dan dalam keputusannya untuk memberi secara berkelimpahan untuk membantu menyukseskan upaya Ezra. Jadi, lebih dari orang lain mana saja, Allah haruslah disyukurkan dan dimuliakan dan dipuji ketika segala hal berjalan baik bagi Ezra dan orang-orang lainnya yang pulang.
Apakah itu merupakan pandangan kita? Apakah kita menghormati Allah dengan cara itu, atau apakah kita cenderung mengaitkan hal-hal baik yang terjadi pada kita kepada "keberuntungan," untuk "nasib baik," atau kepada kemampuan hebat kita sendiri? Tidakkah kita seharusnya, seperti Ezra, memuji dan bersyukur kepada Allah untuk segala sesuatu yang baik dalam hidup kita?7
Dengan bantuan Allah, Ezra berhasil dalam memimpin reformasi agama Yahudi.
KESIMPULAN
Jika kita benar-benar membutuhkan pemulihan di gereja saat ini, jenis orang apakah yang akan mampu memimpin pemulihan itu? Mereka harus menjadi orang seperti Ezra, yang dikenal dan diakui oleh Allah … orang-orang yang berketetapan, bertekad untuk mempelajari hukum Allah, melakukannya, dan untuk mengajarkannya kepada orang lain … orang yang menghormati, bersedia untuk mengakui kehadiran dan kuasa Allah dan selalu bersyukur kepada Dia untuk segala berkatnya yang berlimpah. Apakah Anda orang seperti itu? Allah dapat menggunakan Ezra di abad kelima S. M.; jika Anda seperti dia, Allah dapat menggunakan Anda di abad kedua puluh satu Masehi. Allah ingin seseorang menyalakan api di dalam hati umat-Nya; Ia menggunakan Ezra. Siapakah yang akan menyalakan api di dalam hati umat Allah sekarang ini?
ZAKHARIA: NABI SEANGKATAN EZRA
"Zakharia" berarti "diingat Allah." Nabi Zakharia, bersama dengan Hagai, mendorong kaum tersisa Yehuda dalam membangun kembali bait suci. Zakharia pertama-tama menawarkan harapan untuk masa depan. Kitabnya berisi sejumlah nubuat penting tentang Mesias, termasuk referensi yang lebih spesifik kepada Penyaliban daripada yang muncul di dalam kitab lain mana saja di Perjanjian Lama selain Mazmur.
Masuknya Kristus Yang Penuh Kemenangan—"Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda" (Zakharia 9:9).
Pengkhianatan Yudas Terhadap Kristus—"… Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak. Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: 'Serahkanlah itu kepada penuang logam!'—nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN" (Zakharia 11:12, 13).
Penyaliban Kristus—"… dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung" (Zakharia 12:10).
Penyaliban Kristus—"Dan apabila ada orang bertanya kepadanya: Bekas luka apakah yang ada pada badanmu ini?, lalu ia akan menjawab: Itulah luka yang kudapat di rumah sahabat-sahabatku! 'Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!', demikianlah firman TUHAN semesta alam. 'Bunuhlah gembala, sehingga domba-domba tercerai-berai! Aku akan mengenakan tangan-Ku terhadap yang lemah'" (Zakharia 13:6, 7).
HAGAI: NABI SEANGKATAN EZRA
Hagai mendorong pembangunan kembali bait suci setelah kepulangan Yehuda dari Penawanan Babel, setelah Zerubabel dan Yosua berhenti membangun. Pada dasarnya ia menangani masa sekarang dan masa depan yang dekat, mendesak umat itu untuk menyelesaikan tugas mereka dalam membangun kembali bait suci dan memulihkan ibadah yang benar kepada Allah.
Nama "Hagai" berarti "festival Allah." Sesungguhnya, perkataannya itu mendatangkan perayaan. Ia memberitahu umat itu, Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, … Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut! … Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam (Hagai 2:4-7).
TFTWMS: Ezra (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 John dan Charles Wesley, misalnya, berusaha untuk mereformasi Gereja Inggris ketika mereka membantu untuk memulai Gereja Methodis ...
Catatan Akhir:
- 1 John dan Charles Wesley, misalnya, berusaha untuk mereformasi Gereja Inggris ketika mereka membantu untuk memulai Gereja Methodis pada tahun 1740-an.
- 2 Pelbagai peristiwa yang kita baca di dalam Kitab Ester terjadi selama periode waktu ini.
- 3 Beberapa generasi dikeluarkan dari daftar ini.
- 4 Kita tidak sedang mengasumsikan bahwa Ezra adalah penulis kisah ini. Namun begitu, bahkan jika Ezra adalah penulisnya, pencantuman silsilahnya di dalam Alkitab masih menekankan pentingnya dirinya.
- 5 "Ahli-ahli kitab adalah para sarjana Taurat yang melestarikan dan menafsirkan Taurat dalam rangka untuk mempertahankan sentralitas di dalam Yudaisme setelah Pembuangan dan Diaspora [penyebaran orang Yahudi jauh dari tanah air mereka]. Ezra adalah contoh jenis ahli kitab ini (Ezra 7:6, 10)." Kim Paffenroth, "Scribes," Eerdmans Dictionary of the Bible, ed. David Noel Freedman (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 2000), 1173.
- 6 Tradisi Yahudi mengaitkan koleksi kitab-kitab yang membentuk Perjanjian Lama kepada Ezra dan para ahli kitab yang berhubungan dengan dia.
- 7 Kita juga harus memuji Allah untuk hal-hal yang tidak baik dalam kehidupan kita-yaitu, memuji Dia di setiap waktu-tapi itu adalah pelajaran lain.
Pengarang: Coy Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Ezra (Pendahuluan Kitab) EZRA
PENGANTAR
Buku Ezra adalah lanjutan dari buku Tawarikh, dan menggambarkan keadaan
bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebag
EZRA
PENGANTAR
Buku Ezra adalah lanjutan dari buku Tawarikh, dan menggambarkan keadaan bangsa Yahudi sehabis masa pembuangan di Babel. Setelah sebagian dari orang- orang buangan itu pulang ke Yerusalem, kehidupan dan ibadat bangsa Yahudi dipulihkan.
Peristiwa-peristiwa itu disajikan dalam babak-babak berikut:
- 1. Kelompok pertama orang-orang buangan Yahudi pulang dari Babel ke Yerusalem, sesuai dengan perintah Kores, raja Persia.
- 2. Rumah TUHAN di Yerusalem dibangun kembali dan ditahbiskan, dan ibadat dipulihkan.
- 3. Bertahun-tahun kemudian kelompok Yahudi lain kembali ke Yerusalem di bawah pimpinan Imam Ezra, seorang ahli hukum Allah. Ezra membantu menyusun kembali kehidupan rakyat dalam bidang agama dan sosial, agar dapat melindungi warisan rohani Israel.
Isi
- Pemulangan pertama dari tempat pembuangan
Ezr 1:1-2:70 - Rumah TUHAN dibangun kembali dan ditahbiskan
Ezr 3:1-6:22 - Ezra kembali bersama-sama dengan para buangan lain
Ezr 7:1-10:44
Ajaran: Ezra (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya anggota jemaat yakin bahwa baginya juga tersedia kasih dan kemurahan
Allah mengampuni dosa-dosa mereka, ketika melihat kasih dan kemur
Tujuan
Supaya anggota jemaat yakin bahwa baginya juga tersedia kasih dan kemurahan Allah mengampuni dosa-dosa mereka, ketika melihat kasih dan kemurahan Allah dalam Kitab Ezra kepada umat pilihan-Nya.
Pendahuluan
Penulis : Ezra.
Isi Kitab: Menurut urutan peristiwa yang tertulis dalam Kitab Ezra ini. Ezra ingin menjelaskan tentang, keadaan umat pilihan Allah dari pembuangan di Babel. Kitab ini terbagi atas 10 pasal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Ezra
Pasal 1-6 (Ezr 1:1-6:22).
Umat Allah kembali dari pembuangan di Babel dan membangun Dalam pasal-pasal ini, dijelaskan tentang raja Koresy, yang berkuasa pada waktu itu, mengijinkan umat Allah kembali ke Yerusalem untuk membangun Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ezr 1:1-4. Mengapakah raja Koresy menyuruh umat Allah kembali k Yerusalem? Hal ini berarti Tuhan lebih berkuasa dar raja-raja di dunia.
- Bacalah pasal Ezr 3:1-2,12-13. Bagaimanakah perasaan hati umat Allah pada saat selesa membuat mezbah dan meletakkan dasar bangunan Bait Allah? Mengapa demikian?
- Akhirnya pembangunan rumah ibadah selesa (pasal Ezr 6:16-17).
Pasal 7-10 (Ezr 7:1-10:44).
Pembaharuan oleh Ezra atas bangsa Israel
Ezra kembali ke Yerusalem dengan surat kuasa dari raja Artahsasta. Dan mulailah pembaharuan terjadi di Yerusalem.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ezr 9:1-5,15. Sebagai seorang hamba Tuhan, Ezra menunjukka keprihatinannya dan juga tanggung jawabnya atas uma Allah. Bagaimana sikap saudara, kalau menjadi pemimpin?
- Bacalah pasal Ezr 10:1-6. Ezra bukan saja menaruh perhatian, tetapi ia bertindak. Dan apakah akibat tindakan Ezra ini?
II. Kesimpulan/penerapan
Pemulihan kembali umat Allah dari pembuangan membuktikan bahwa Allah tetap setia dalam memberikan pengampunan kepada umat-Nya yang jatuh ke dalam dosa.
Dengan melihat pembangunan Rumah Tuhan oleh Ezra, jelaslah bahwa Allah berkenan kepada pembangunan rumah-rumah ibadah kepada-Nya.
Pernikahan anak-anak Tuhan dengan orang-orang yang tidak mengenal-Nya, merupakan dosa atau perzinahan di hadapan Allah.
Pemulihan kembali umat Allah dari pembuangan, merupakan penggenapan Allah terhadap Firman-Nya, melalui nubuatan nabi-nabi-Nya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menjadi penulis Kitab ini?
- Mengapakah pembangunan rumah Tuhan mengalami penundaan?
- Apakah yang diberikan raja Artahsasta kepada Ezra?
- Dosa apakah yang dilakukan oleh bangsa pilihan Allah itu, sehingga Ezr mengajak melakukan pengudusan diri?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dari mempelajari Kitab Ezra?
Intisari: Ezra (Pendahuluan Kitab) Bangsa yang bangkit dari debu
LATAR BELAKANGYerusalem dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 S.M. dan bangsa Yehuda dibuang ke pengasingan. Pe
Bangsa yang bangkit dari debu
LATAR BELAKANG
Yerusalem dihancurkan oleh tentara Babel pada tahun 587 S.M. dan bangsa Yehuda dibuang ke pengasingan. Peristiwa itu terjadi hampir lima puluh tahun sebelum Kerajaaan Babel ditumbangkan oleh bangsa Persia. Penguasa mereka, Koresy, mengambil suatu kebijaksanaan baru dengan mengizinkan orang-orang buangan kembali ke tanah air mereka, memberikan segala bantuan yang diperlukan untuk membangun kembali rumah-rumah ibadah dan menyelenggarakan ibadah mereka kembali. Banyak orang Yahudi yang sudah betah tinggal di pengasingan dan mereka tidak ingin kembali ke tanah air mereka. Kitab Ezra dimulai dengan kembalinya orang-orang Yahudi kurang lebih tahun 538 S.M.. Pasal Ezr 1-6 menceritakan apa yang terjadi dua puluh dua tahun kemudian ketika di bawah pimpinan Zerubabel mereka menghadapi banyak kekecewaan, tetapi akhirnya mereka dapat menyelesaikan pembangunan kembali Rumah Tuhan. Ezra sendiri tidak diperkenalkan sampai pasal Ezr 7:1. Ia memimpin serombongan orang buangan kembali ke tanah air mereka pada tahun 458 S.M.. Pasal Ezr 7-10 menceritakan cara Ezra membangun kembali bangsa itu menjadi bangsa yang hidupnya berkenan kepada Allah. Perlu dicatat bahwa ada masa tenang selama hampir enam puluh tahun di antara pasal Ezr 6:22 dan Ezr 7:1.
KITAB ITU
Kitab Ezra merupakan bagian dari suatu kisah bersambung yang dimulai dari permulaan I Tawarikh sampai pada akhir Nehemia.
Perhatikan:
1. Ezra mungkin tidak menulis kitab itu sendiri, walaupun bagian kedua kisah itu diambil dari catatan hariannya.
2. Seringkali sukar untuk menentukan berbagai tahun kejadian. Kisah mengenai perlawanan di bawah Artahsasta (Ezr 4:7-24) menunjuk pada masa yang kemudian dibandingkan dengan apa yang terjadi pada bagian permulaan kitab ini.
3. Ezra bukanlah semata-mata catatan sejarah. Si Penulis menggunakan sejarah untuk mengajar kita bagaimana Allah menangani umat-Nya. Pengajaran-pengajaran itu masih berlaku sampai saat ini.
EZRA
Ezra adalah seorang terpelajar yang menjadi Menteri Negara urusan orang Yahudi dalam pemerintahan Artahsasta. Kehidupannya yang boleh jadi sangat mengesankan di hadapan raja ditandai dengan tiga sifat, yaitu: ia berdedikasi tinggi mempelajari kitab suci (Ezr 7:10); ia memperagakan keberanian untuk percaya kepada Allah (Ezr 8:21-23) dan ia dengan rendah hati menunjukkan solidaritas terhadap bangsanya (Ezr 9:6-15).
Pesan
1. Apa yang diajarkan Ezra mengenai AllahEzra berbicara mengenai Allah sebagai Tuhan penguasa langit dan bumi (Ezr 1:2; 5:11), namun demikian ia Allah yang dapat dikenal dan dipercayai oleh umat-Nya.
Allah yang:
o memenuhi janji-janji-Nya. Ezr 1:1
o menggenapi rencana-Nya. Ezr 1:1, 5
o menjaga kekudusan secara mutlak. Ezr 4:3, 9:15
o mengubah yang jelek menjadi baik. Ezr 5:3-6:12
o mengatur segala segi kehidupan manusia. Ezr 7:27, 28
o melindungi umat-Nya. Ezr 8:21-23
o menjawab doa-doa mereka. Ezr 8:23,31
o di atas segalanya, baik. Ezr 3:11
2. Apa yang diajarkan Ezra mengenai penyembahan
Pemulihan kembali tata ibadah penyembahan merupakan prioritas utama bagi mereka yang kembali dari pembuangan. Ezr 3:1-6
Pelaku ibadat:
o bersatu. Ezr 3:1
o penuh sukacita. Ezr 3:11-13; 6:16
o tidak mengenal kompromi. Ezr 4:1-3, 6:21
o bertobat. Ezr 6:17
o taat. Ezr 3:2; 6:18
3. Apa yang diajarkan Ezra mengenai dosa
o dosa harus ditangani dengan sungguh-sungguh. Ezr 9:3,4; 10:6
o dosa dapat berbentuk suatu kompromi yang tidak kelihatan. Ezr 4:1-3; 9:1-3
o dalam menangani dosa diperlukan pengakuan yang sungguh-sungguh tanpa mencoba untuk membela diri. Ezr 9:5-15
o pemulihan dosa hanya dapat terjadi dengan belas kasihan Allah. Ezr 9:13
o untuk menghalau dosa diperlukan langkah-langkah praktis. Ezr 10:7-17
Penerapan
1. Bagi para pemimpin duniao Allah mengatur segala masalah dunia.
o Allah akan memberkati mereka yang memperlakukan bangsa yang tertekan dengan adil.
o Allah akan menghargai mereka yang menepati janji.
2. Bagi gereja Kristen
o Uang harus diberikan untuk pekerjaan Allah dengan bebas dan dengan murah hati.
o Ibadah harus dipersembahkan kepada Allah dengan penuh sukacita.
o Persatuan dalam gereja adalah penting.
o Jagalah kemurnian penyembahan Anda: jangan membuang kekhasan ibadah Anda sebagai akibat kompromi dengan kepercayaan lain.
o Suatu perubahan sikap yang radikal -- meninggalkan cara hidup yang penuh dosa -- diperlukan jika Anda ingin Allah memberkati Anda.
3. Bagi pribadi-pribadi Kristen
o Jadikan ibadah kepada Allah sebagai prioritas utama.
o Jangan memandang enteng dosa.
o Pelajari Alkitab secara sungguh-sungguh.
o Taatilah Tuhan secara mutlak.
o Percayalah pada pemeliharaan Allah.
o Berilah persembahan dengan murah hati.
o Ambillah langkah-langkah praktis untuk bertambah-tambah dalam kesucian.
Tema-tema Kunci
Sejumlah tema dalam kitab Ezra mengundang orang Kristen untuk meninjau hubungan mereka dengan Allah.
1. Pengalaman Kristiani
Ezra menyadari bahwa Allah bekerja dalam hidupnya dan memimpin setiap langkahnya. Camkanlah khususnya ungkapan ini, "tangan Tuhan Allahnya berada di atasnya" (Ezr 7:6,9,28; 8:22,31). Pada saat-saat apa Anda merasakan kuasa Allah dalam hidup Anda?
2. Ambisi Kristiani
Kerinduan terbesar dalam kehidupan Ezra adalah firman Allah (Ezr 7:10). Ia mempelajarinya; menaati dan mengajarkannya. Belajar dan ketaatan seharusnya berjalan berdampingan. Lihatlah betapa erat hubungannya dengan Mazmur 119. Dengan cara bagaimana mempelajari Alkitab mempengaruhi hidup Anda?
3. Memberi secara Kristiani
Cara Anda menggunakan harta milik Anda merupakan suatu indikasi keadaan rohani Anda. Bangsa Yahudi yang baru kembali dari pembuangan memberi dengan spontan kepada Allah (Ezr 2:68,69). Tinjaulah kembali apa yang Anda berikan kepada Allah di bawah terang pengajaran yang terdapat dalam 2Korintus 8 dan 2Korintus 9, dan 1Korintus 16:2.
4. Kemurnian Kristiani
Tinjaulah hidup Anda dengan maksud untuk menemukan titik-titik rawan tempat Anda cenderung mengadakan kompromi dengan iman Anda. Langkah-langkah praktis apa saja yang dapat Anda ambil untuk memastikan bahwa Anda tidak mengadakan kompromi.
5. Kegagalan Kristiani
Pada waktu Anda mengalami kegagalan seperti yang dialami oleh bangsa Yahudi, apa yang telah Anda lakukan? Sebagian orang mencoba untuk melupakannya, tetapi Ezra (Ezr 9:1-10:44) mengajarkan bahwa kegagalan harus dihadapi, diakui, disesali dan diluruskan. Dengan jalan demikian pengampunan sejati dapat dirasakan.
6. Iman Kristiani
Tindakan Ezra untuk kembali ke Yerusalem tanpa dikawal oleh pasukan bersenjata merupakan tindakan yang sangat berani (Ezr 8:21-23). Mengapakah ia melakukan hal itu? Melalui perbuatan iman, baik kecil maupun besar, apakah Allah telah memanggil Anda dalam kehidupan kekristenan Anda? Sampai di mana pertumbuhan rohani bergantung pada perbuatan iman seperti itu.
Garis Besar Intisari: Ezra (Pendahuluan Kitab) [1] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN KORESY Ezr 1:1-6:22
Pembangunan kembali Rumah Tuhan
Ezr 1:1-11Koresy mengizinkan orang Yahudi pu
[1] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN KORESY Ezr 1:1-6:22
Pembangunan kembali Rumah Tuhan
Ezr 1:1-11 | Koresy mengizinkan orang Yahudi pulang ke negeri mereka |
Ezr 2:1-67 | Daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan |
Ezr 2:68-70 | Apa yang pertama-tama dilakukan di Yerusalem |
Ezr 3:1-6 | Tata cara ibadat lama dipulihkan |
Ezr 3:7-13 | Peletakan pondasi pembangunan Rumah Tuhan |
Ezr 4:1-24 | Bangsa Yahudi menghadapi perlawanan |
Ezr 5:1-17 | Penyelidikan arsip |
Ezr 6:1-12 | Penganiayaan membuahkan berkat |
Ezr 6:13-22 | Rumah Tuhan selesai dibangun |
[2] KEMBALI DARI PEMBUANGAN DI BAWAH PEMERINTAHAN ARTAHSASTA Ezr 7:1-10:44
Pembangunan kembali bangsa Yahudi
Ezr 7:1-28 | Ezra diperintahkan untuk kembali ke negerinya |
Ezr 8:1-20 | Daftar orang yang kembali dari pembuangan |
Ezr 8:21-36 | Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Ezra |
Ezr 9:1-5 | Dosa ditunjukkan |
Ezr 9:6-15 | Doa pengakuan dosa Ezra |
Ezr 10:1-5 | Reformasi dimulai |
Ezr 10:6-15 | Perintah langsung dari Ezra |
Ezr 10:16-44 | Nama-nama mereka yang tidak menghormati perintah Tuhan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi