
Teks -- Yesaya 6:13 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yes 6:13
Full Life: Yes 6:13 - TUNAS YANG KUDUS.
Nas : Yes 6:13
Allah mendorong Yesaya dengan memberitahukannya bahwa suatu kaum
sisa yang sedikit akan percaya dan diselamatkan. Akan muncul Yehuda...
Nas : Yes 6:13
Allah mendorong Yesaya dengan memberitahukannya bahwa suatu kaum sisa yang sedikit akan percaya dan diselamatkan. Akan muncul Yehuda baru yang dapat disebut kudus, dan melaluinya Allah akan mengerjakan rencana keselamatan bagi dunia. Demikian pula, di bawah perjanjian yang baru Allah akan menghukum gereja yang murtad dan membangkitkan kaum sisa kudus yang akan tetap setia kepada-Nya dan Firman-Nya
(lihat art. PESAN KRISTUS KEPADA TUJUH JEMAAT).
Jerusalem -> Yes 6:1-13; Yes 6:13
Jerusalem: Yes 6:1-13 - -- Penglihatan ini sewajarnya ditempatkan pada awal kitab Yesaya. Tetapi kitab Yesaya tersusun berdasarkan beberapa kumpulan nubuat-nubuat tersendiri, bd...
Penglihatan ini sewajarnya ditempatkan pada awal kitab Yesaya. Tetapi kitab Yesaya tersusun berdasarkan beberapa kumpulan nubuat-nubuat tersendiri, bdk Pengantar. penglihatan itu menjadi pembukaan kumpulan nubuat-nubuat sekitar Imanuel, Yes 6:1-12:6, yang menghimpun nubuat-nubuat yang bersangkutan dengan perang antara Yehuda dan Aram-Israel. Perang itu melaksanakan ancaman yang tercantum dalam Yes 6:11-13.

Jerusalem: Yes 6:13 - Dan dari tunggal itulah Kalimat ini tidak terdapat dalam terjemahan Yunani, tetapi nampak aseli juga. Dari tunggal itulah tumbuh pohon yang baru, Yes 4:2-3+.
Kalimat ini tidak terdapat dalam terjemahan Yunani, tetapi nampak aseli juga. Dari tunggal itulah tumbuh pohon yang baru, Yes 4:2-3+.
Ende -> Yes 6:1-13; Yes 6:10-13
Ende: Yes 6:1-13 - -- Dalam kitab nabi2 lainpun terdapatlah tjerita tentang panggilan nabi dan
selajaknja ditaruh pada permulaan kitabnja. Kurang djelas mengapa si penghimp...
Dalam kitab nabi2 lainpun terdapatlah tjerita tentang panggilan nabi dan selajaknja ditaruh pada permulaan kitabnja. Kurang djelas mengapa si penghimpun nubuat2 Jesaja menaruh panggilan nabinja disini. Mungkin Yes 6:1-12:6 dahulu suatu kumpulan tersendiri jang kemudian digandingkan dengan nubuat2 lain.

Ende: Yes 6:10-13 - -- Ajat ini memberitahu nabi apa jang njata hasil pekabarannja. Bangsa Israil
(rakjat aj. 9)(Yes 6:9) takkan mendengar, sehingga antjaman terlaksana
atas...
Ajat ini memberitahu nabi apa jang njata hasil pekabarannja. Bangsa Israil (rakjat aj. 9)(Yes 6:9) takkan mendengar, sehingga antjaman terlaksana atasnja dan hukuman berat ditimpakan kepadanja. Hanja suatu "sisa" (lih. tjatatan Yes 1:9) akan selamat. Djadi masih ada harapan djuga. Pekabaran nabi tidak sama sekali gagal.
Ref. Silang FULL -> Yes 6:13
Ref. Silang FULL: Yes 6:13 - masih tinggal // ditimpa kebinasaan // yang tunggulnya // dari tunggul // yang kudus · masih tinggal: Yes 1:9; Yes 1:9; Yes 10:22
· ditimpa kebinasaan: Yes 5:6; Yes 5:6
· yang tunggulnya: Ayub 14:8; Ayub 14:8
&mid...

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> Yes 6:8-13
Wycliffe: Yes 6:8-13 - -- C. TANGGAPAN DAN AMANAT BAGI ORANG PERCAYA YANG MENYERAHKAN DIRI ITU (6:8-13)
Setiap orang percaya diselamatkan untuk melayani; sejak pertobatannya d...
C. TANGGAPAN DAN AMANAT BAGI ORANG PERCAYA YANG MENYERAHKAN DIRI ITU (6:8-13)
Setiap orang percaya diselamatkan untuk melayani; sejak pertobatannya dia sebenarnya adalah saksi bagi Allah. Tetapi, perhatikan bahwa Yesaya diajak melalui pertanyaan, Siapakah yang akan Kuutus? (ay. 8; AV, Who will go for us? ). Allah hanya dapat memakai pelayanan yang penuh kasih dan kerelaan. Dirangkai dengan, tiga kali pengulangan kata "Kudus" dalam 6:3, kata ganti us ("kita"; hanya ada dalam Alkitab versi bahasa Inggris) mungkin sekali menerangkan kemajemukan yang berupa trinitas dalam diri Allah (walaupun mungkin hal itu juga mencakup para malaikat yang berhubungan dengan Allah karena kesamaan sudut pandang dan tujuan). Sesudah itu Yesaya ;ditugaskan untuk mewartakan pesan Allah dengan penuh iman dan tanpa takut, meskipun pelayanannya akan ditolak dan gagal. 9. Sebaiknya bagian ini diterjemahkan, Tetaplah mendengar dan Tetaplah melihat, sebagaimana diminta oleh sintaksis. bahasa Ibrani. Karena penolakan Israel akan pesan Yesaya sudah diramalkan, maka tindakan mereka mendengar akan seperti tidak mendengar sama sekali. Penolakan akan membuat hati mereka buta terhadap hukuman. (Untuk lebih memperjelas, respons negatif mereka dinyatakan dalam bentuk perintah "jangan," walaupun sang nabi tentu tidak mengutip kata-kata ini secara persis ketika berbicara kepada bangsanya). 13. Sekalipun demikian, pekerjaannya tidak akan sia-sia, sebab sesudah kehancuran sama sekali akibat serangan bangsa Kasdim yang dinubuatkan di sini (yang akibatnya adalah penurunan total jumlah penduduk negeri itu), sepersepuluh dari populasi Yehuda yang dibuang akan kembali - masih tinggal (karena demikianlah kata kerja ini harus diterjemahkan mengingat munculnya anak laki-laki Yesaya, Syear Yasyub - yang masih tersisa akan kembali - dalam pasal berikutnya). Artinya, sekelompok orang yang tersisa akan kembali ke Palestina karena iman, dengan percaya pada janji-janji Allah untuk menetapkan mereka di sana. Akan tetapi, mereka yang tersisa ini pun akan binasa oleh serbuan dan peperangan (khususnya pada zaman Antiokhus IV dari Siria). Israel akan tetap terpelihara hanya karena kesetiaan dari lebih sedikit lagi orang yang masih tersisa, tunas yang kudus, yang akan keluar dari tunggul Yehuda. (Pohon beringin dan pohon jawi-jawi khususnya mudah menumbuhkan tunas seperti itu dari tunggul-tunggulnya).

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yes 6:9-13
Matthew Henry: Yes 6:9-13 - Kebutaan secara Hukum Diancam Kebutaan secara Hukum Diancam (6:9-13)
Allah menanggapi betul-betul perkataan Yesaya, dan di sini mengutus dia untuk suatu tugas yang aneh, yaitu u...
Kebutaan secara Hukum Diancam (6:9-13)
- Allah menanggapi betul-betul perkataan Yesaya, dan di sini mengutus dia untuk suatu tugas yang aneh, yaitu untuk menubuatkan kehancuran umat-Nya dan bahkan membuat mereka matang menunggu kehancuran itu. Juga, untuk memberitakan apa yang, karena sudah mereka salahgunakan, akan menjadi bagi mereka bau kematian yang mematikan. Ini akan menjadi bayangan dan gambaran dari keadaan jemaat Yahudi pada zaman Mesias, ketika mereka dengan keras hati akan menolak Injil, dan karena itu akan ditolak Allah. Ayat-ayat ini dikutip sebagian, atau dirujuk sebanyak enam kali, dalam Perjanjian Baru, yang menyiratkan bahwa pada zaman Injil penghakiman-penghakiman rohani ini akan paling sering ditimpakan. Meskipun penghakiman itu paling sedikit membuat keributan, dan datang tanpa tanda-tanda lahiriah, namun dari semua penghakiman, penghakiman itulah yang paling mengerikan. Di sini Yesaya diberi pengertian untuk memahami keempat hal berikut ini:
- 1. Bahwa pada umumnya orang-orang yang kepada mereka ia diutus akan menutup telinga terhadap pemberitaannya, dan dengan sengaja menutup mata terhadap semua penyingkapan pikiran dan kehendak Allah yang harus ia sampaikan kepada mereka (ay. 9): “Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini, bangsa yang bodoh dan celaka ini, katakanlah kepada mereka sendiri, katakan kepada mereka betapa bodoh dan dungunya mereka.” Yesaya harus memberitakan firman Allah kepada mereka, dan mereka memang akan mendengarnya, tetapi itu saja. Mereka tidak akan memperhatikannya. Mereka tidak akan mengerti dia. Mereka tidak akan bersusah-payah, atau memakai pikiran mereka yang perlu dipakai untuk memahami dia. Mereka sudah berprasangka terhadap apa yang menjadi maksud dan arti sebenarnya dari apa yang ia katakan, dan karena itu mereka tidak akan mengerti dia, atau berpura-pura tidak mengerti. Mereka melihat sungguh-sungguh (sebab penglihatan itu jelas dan terpapar di hadapan mereka, sehingga orang yang berlari pun dapat membacanya). Tetapi mereka tidak menanggap bahwa ada kepentingan mereka sendiri di dalamnya. Bagi mereka itu hanyalah cerita dongeng. Perhatikanlah, ada banyak orang yang mendengar bunyi firman Allah, tetapi tidak merasakan kuasanya.
- 2. Bahwa, karena ternyata mereka tidak menjadi lebih baik oleh pelayanannya, maka mereka akan dibuat menjadi lebih buruk olehnya. Orang yang dengan sengaja membutakan diri harus dibutakan secara hukum (ay. 10 ): “Mereka tidak akan mengerti atau menanggap kamu, dan karena itu kamu akan ikut berperan dalam membuat hati mereka keras, mati rasa, dan penuh nafsu, dan dengan demikian membuat telinga mereka lebih berat mendengar, dan membuat mata mereka semakin melekat tertutup. Sehingga, pada akhirnya, pemulihan dan pertobatan mereka akan benar-benar mustahil. Mereka tidak akan lagi melihat dengan mata mereka bahaya yang mengancam mereka, ambang kehancuran yang menanti mereka, ataupun jalan keluar dari situ. Mereka tidak akan lagi mendengar dengan telinga mereka peringatan-peringatan dan perintah-perintah yang diberikan kepada mereka, atau mengerti dengan hati mereka perkara-perkara yang menyangkut damai sejahtera mereka, sehingga mereka berbalik dari kesalahan jalan-jalan mereka, dan dengan demikian menjadi sembuh.”
- Perhatikanlah,
- (1) Pertobatan orang-orang berdosa adalah penyembuhan bagi mereka.
- (2) Pemahaman yang benar adalah penting untuk pertobatan.
- (3) Adakalanya Allah, dalam penghakiman yang benar, menyerahkan orang pada kebutaan pikiran dan kesesatan, karena mereka tidak mau menerima kebenaran di dalam kasih terhadapnya (2Tes. 2:10-12). Barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar.
- (4) Bahkan firman Allah sering kali terbukti menjadi sarana untuk mengeraskan hati para pendosa. Sang nabi penginjil ini sendiri membuat hati bangsa ini keras, bukan hanya sewaktu ia menubuatkannya, dengan menjatuhkan hukuman ini atas mereka dalam nama Allah, dan memeteraikan mereka di bawah hukuman itu, melainkan juga karena pemberitaannya memiliki kecenderungan untuk itu. Pemberitaannya menggoncangkan sebagian orang yang terlelap dalam rasa aman (yang bagi mereka pemberitaan itu merupakan nyanyian yang indah), dan membuat sebagian yang lain lebih sakit hati, yang bagi mereka pemberitaan itu merupakan suatu kecaman yang keterlaluan sampai mereka tidak bisa tahan mendengarnya. Sebagian orang memandang firman Allah sebagai hak istimewa, dan kebersalahan-kebersalahan mereka ditutup olehnya (Yer. 7:4). Sebagian yang lain memandangnya sebagai hal yang memancing amarah, dan kebobrokan-kebobrokan diungkit sampai mereka digusarkan olehnya.
- 3. Bahwa akibat dari hal ini adalah kehancuran mereka sepenuhnya (ay. 11-12). Sang nabi sama sekali tidak berkeberatan terhadap keadilan hukuman ini, tidak pula ia menolak pergi melakukan tugas seperti itu. Sebaliknya, ia bertanya, “Sampai berapa lama, ya Tuhan?” (pertanyaan yang muncul seketika): “Akankah selalu begitu? Haruskah aku dan nabi-nabi lain selalu bekerja dengan sia-sia di antara mereka, dan apakah segala sesuatunya tidak akan penah menjadi lebih baik?” Atau (seperti yang terlihat dari jawabannya) “Tuhan, akan jadi apa ini pada akhirnya? Apa yang akan menjadi kesudahannya?” Sebagai jawaban untuk ini, ia diberi tahu bahwa hal itu akan berakhir dengan kehancuran terakhir dari jemaat dan bangsa Yahudi. “Apabila firman Allah, terutama firman Injil, sudah dilecehkan oleh mereka seperti itu, mereka akan dicabut sebagai jemaat, dan sebagai akibatnya akan binasa. Kota-kota mereka tidak akan berpenghuni, dan rumah-rumah di pedesaan mereka juga demikian. Tanah mereka tidak akan diolah, ditinggalkan dan telantar (seperti dalam tafsiran yang agak luas), karena orang-orang yang seharusnya mengisi rumah-rumah dan mengolah tanah semuanya terbunuh oleh pedang, kelaparan, atau wabah penyakit. Sementara mereka yang terluput dibawa pergi jauh ke dalam pembuangan, sehingga negeri itu akan ditinggalkan penduduknya secara besar-besaran. Negeri yang padat itu akan menjadi padang gurun, dan kemuliaan dari segala negeri itu akan ditinggalkan.” Perhatikanlah, penghakiman-penghakiman rohani sering kali membawa serta penghakiman-penghakiman jasmani atas orang-orang dan tempat-tempat. Hal ini secara sebagian digenapi dalam kehancuran Yerusalem oleh orang Kasdim, ketika tanah itu, karena ditinggalkan dan menjadi sunyi, menikmati hari-hari sabatnya selama tujuh puluh tahun. Akan tetapi, karena nubuat-nubuat sebelumnya dengan begitu jelas diterapkan dalam Perjanjian Baru kepada orang-orang Yahudi pada masa Juruselamat kita, tidak diragukan lagi bahwa hal ini menunjuk pada kehancuran terakhir dari bangsa itu oleh bangsa Romawi, yang mendapat penggenapannya secara penuh. Dan dampak-dampaknya adalah bahwa bangsa dan negeri itu tetap berada di bawah sampai hari ini.
- 4. Bahwa umat sisa akan disimpan sebagai tugu peringatan belas kasihan (ay. 13). Ada suatu sisa yang tersimpan dalam kehancuran terakhir bangsa Yahudi (Rm. 11:5, pada waktu ini ada tinggal suatu sisa). Karena demikianlah yang tertulis di sini: Tetapi di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, sejumlah tertentu, tetapi jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan banyaknya orang yang akan binasa dalam ketidakpercayaan mereka. Umat sisa itu adalah apa yang, dalam hukum Taurat, merupakan bagian Allah. Mereka akan dikuduskan bagi Allah seperti layaknya persepuluhan, dan akan diabdikan untuk melayani Dia dan kehormatan-Nya. Mengenai persepuluhan ini, yaitu umat sisa yang diselamatkan ini, kita diberi tahu di sini,
- (1) Bahwa mereka akan kembali (ay. 13; 10:21), akan kembali dari dosa dan berbalik kepada Allah dan kewajiban, akan kembali dari pembuangan ke negeri mereka sendiri. Allah akan membalikkan mereka, dan mereka akan berbalik.
- (2) Bahwa mereka akan dimakan (KJV), maksudnya akan berkenan pada Allah seperti halnya persepuluhan, yang merupakan makanan di rumah Allah (Mal. 3:10). Penyelamatan umat sisa ini akan menjadi makanan bagi iman dan pengharapan orang-orang yang mengharapkan kebaikan bagi Kerajaan Allah.
- (3) Bahwa mereka akan menjadi seperti pohon kayu di musim dingin, yang mempunyai hidup, meskipun tidak memiliki daun-daun: Seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang, demikian pula umat sisa ini, meskipun kesejahteraan lahiriah mereka dilucuti dan mereka turut merasakan malapetaka bersama orang lain, namun mereka akan pulih, seperti pohon di musim semi, dan bertumbuh kembali. Meskipun jatuh, mereka tidak akan sampai tergeletak. Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali (Ayb. 14:7).
- (4) Bahwa umat sisa yang dibedakan ini akan menjadi penopang dan penyokong kepentingan-kepentingan umum. Tunas yang kudus di dalam jiwa adalah pokok dari manusia. Pedoman anugerah yang memerintah di dalam hati akan menjaga kehidupan di dalamnya. Orang yang lahir dari Allah mempunyai benih ilahi yang tetap ada di dalam dia (1Yoh. 3:9). Jadi tunas yang kudus di dalam negeri adalah pokok dari negeri itu, menjaganya supaya tidak terceraiberai, dan mengokohkan tiang-tiangnya (Mzm. 75:4). Lihat pasal 1:9. Sebagian orang menggabungkan kalimat sebelumnya dengan kalimat di sini, sehingga berbunyi: Sebagaimana yang menopang Syalekhet adalah pohon beringin dan pohon jawi-jawi, demikian pula tunas yang kudus adalah pokok dari Syalekhet. Seperti pohon-pohon yang tumbuh di kedua sisi jalan lintas (jalan yang ditinggikan, atau jalan yang bertingkat-tingkat, dari istana raja menuju Bait Suci [1Raj. 10:5], di pintu gerbang Syalekhet [1Taw. 26:16]) menyokong jalan lintas itu dengan meninggikan tanah, yang jika tidak demikian akan runtuh, demikian pula sedikit sisa umat yang beriman, yang sungguh-sungguh dan berdoa adalah penopang negara, dan membantu menjaga segala sesuatunya tetap utuh, dan menyelamatkannya dari pembusukan. Sebagian orang memandang bahwa tunas yang kudus ini adalah Kristus. Oleh karena itulah bangsa Yahudi diselamatkan dari kehancuran sepenuhnya, sebab bangsa itu akan menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia (Rm. 9:5). Janganlah musnahkan itu, sebab di dalamnya masih ada berkat (65:8). Dan ketika berkat itu datang, bangsa itu pun segera dihancurkan. Nah, permenungan akan hal ini dimaksudkan untuk mendukung sang nabi dalam pekerjaannya. Meskipun untuk sebagian besar orang akan binasa dalam ketidakpercayaan mereka, namun bagi sebagian kecil yang lain perkataannya akan menjadi bau hidup yang menghidupkan. Hamba-hamba Tuhan tidak sepenuhnya bekerja dengan sia-sia sekalipun mereka hanya berperan dalam menyelamatkan satu saja jiwa yang malang.
SH: Yes 6:1-13 - Dikuduskan untuk melayani (Kamis, 20 November 2008) Dikuduskan untuk melayani
Kesadaran apa yang perlu dimiliki seorang hamba Tuhan agar
pelayanannya berkenan kepada Tuhan? Yaitu kesadaran akan sia...
Dikuduskan untuk melayani
Kesadaran apa yang perlu dimiliki seorang hamba Tuhan agar
pelayanannya berkenan kepada Tuhan? Yaitu kesadaran akan siapa
dirinya dan siapa Tuhan yang dia layani.
Pemberitaan Yesaya yang dipaparkan di pasal-pasal sebelumnya merupakan ringkasan dari berita utama kitab ini, yaitu Allah yang kudus harus menghukum bangsa yang tidak kudus, sebelum pengampunan dan pemulihan atas mereka diberlakukan. Karena itu pasal 6 ini sangat penting. Pertama, Yesaya perlu mengenal siapa Allah yang memanggil dia, sehingga sifat urgensi dari pelayanannya menjadi nyata. Allah adalah Allah yang kudus, yang tidak dapat membiarkan ketidakkudusan merajalela. Hanya dengan menyadari kekudusan Allah, berita Yesaya menjadi sangat serius dan tidak main-main. Allah akan membinasakan umat yang tidak kudus. Hanya oleh belas kasih-Nya, sejumlah kecil umat ditinggalkan untuk kelak menjadi cikal bakal bangsa yang kudus, yang tidak lagi bermain-main dalam dosa.
Kedua, Yesaya perlu menyadari siapa dirinya yang menerima panggilan mulia, agar dia dapat menjalankan tugasnya dengan benar. Hanya dengan mengenal kekudusan Allah, Yesaya menyadari kenajisan dirinya. Hanya dengan dikuduskan oleh Allah, Yesaya dilayakkan untuk melayani Dia. Dengan kesadaran bahwa kekudusan dirinya semata-mata anugerah, Yesaya tidak menjadi sombong melainkan sepenuhnya bersandar pada kekuatan Allah untuk menyampaikan firman kepada umat-Nya. Maka meskipun berita itu tidak disambut dengan pertobatan massal, Yesaya tidak kecil hati. Karena respons pertobatan pun merupakan anugerah Allah atas umat yang tidak layak.
Hamba Tuhan hanya mungkin menjalankan pelayanannya dengan efektif kalau ia memelihara persekutuan yang intim dengan Tuhan. Hanya lewat cara itulah, ia menjaga kekudusan diri dan menjaga keseriusan pemberitaan firman Tuhan, tanpa sedikit pun dan sekali pun berkompromi dengan tujuan untuk menyenangkan manusia semata.

SH: Yes 6:1-13 - Sampai berapa lama, ya Tuhan? (Minggu, 12 Oktober 2003) Sampai berapa lama, ya Tuhan?
Kita bertanya-tanya mengapa pengutusan Yesaya baru dimunculkan di
pasal 6? Kita tidak mengetahui jawabannya de...
Sampai berapa lama, ya Tuhan?
Kita bertanya-tanya mengapa pengutusan Yesaya baru dimunculkan di
pasal 6? Kita tidak mengetahui jawabannya dengan pasti. Yang kita
bisa simpulkan adalah bahwa berita kenabian yang disampaikan
Yesaya adalah berita dengan otoritas Ilahi. Ada beberapa hal yang
dapat kita pelajari dalam pasal ini.
Pertama, melihat kepada visi surgawi (ayat 1-4). Jika kita hanya terjebak kepada fenomena yang kelihatan di dunia ini, kita akan jatuh kepada sikap menyerah dan bingung. Visi surgawi yang dilihat Yesaya menunjukkan bahwa Yahweh adalah Raja yang agung dan kudus, mulia dan indah, bahkan para serafim senantiasa memuji-muji Allah yang suci. Hidup kita haruslah seimbang: bukan hanya melihat kebobrokan dunia, namun juga melihat pengharapan Ilahi.
Kedua, kita tidak dapat juga melarikan diri dari dunia dan hidup hanya melihat "ke atas" (ayat 5-8). Yesaya dipanggil untuk masuk ke dalam dunia yang bobrok dan menyampaikan pesan Ilahi. Ia memahami keadaan dunia dan bergumul di sana. Namun, pergumulannya adalah berdasarkan penugasan dari Allah sendiri. Ketiga, ketika bangsa Yehuda tidak dapat lagi mendengarkan suara Allah, Allah memberikan penghakiman dengan membuat mata, telinga dan hati mereka kehilangan fungsinya (ayat 9-13). Sampai berapa lama? Sampai para pembuat kejahatan itu mendapatkan ganjaran yang setimpal. Ini adalah sebuah penghiburan sejati.
Renungkan: Tuhan adalah Raja yang sejati. Hiduplah beribadah kepada Dia, bukan hanya di gereja, tetapi dalam seluruh hidup Anda. Selamat hari Minggu!
Bacaan untuk minggu ke-19 sesudah Pentakosta
Bilangan 11:24-30; Yakobus 5:1-6; Markus 9:38-48;
Lagu KJ 224

SH: Yes 6:1-13 - Krisis sejarah dalam terang takhta Tuhan. (Kamis, 24 September 1998) Krisis sejarah dalam terang takhta Tuhan. Tidak ada penanggalan yang dimulai dengan tahun kematian seorang raja. Tetapi saat yang biasanya kritis dari...
Krisis sejarah dalam terang takhta Tuhan.
Tidak ada penanggalan yang dimulai dengan tahun kematian seorang raja. Tetapi saat yang biasanya kritis dari segi sosial-ekonomi-politis itu, justru adalah saat ketika Yesaya melihat Tuhan bertakhta. Uzia mati, tetapi Allah ada di atas takhta-Nya yang menjulang tinggi meliputi surga sampai ke bumi. Uzia mati dalam kekerasan hatinya, tetapi firman Allah harus tetap dikumandangkan oleh hamba Allah. Dunia dipenuhi kekuatan-kekuatan yang memberontak terhadap Allah, tetapi sesungguhnya Allahlah yang sedang dipuji seluruh pasukan malaikat yang siap bergerak melaksanakan kehendak-Nya. Itukah visi Kristen di Indonesia saat ini juga?
Syarat-syarat bagi utusan Allah. Menjadi utusan Allah dalam konteks budaya yang sesat dari kebenaran adalah tugas yang muskil. Karena itu Yesaya perlu melihat fakta Allah yang memerintah dalam kekudusan, menyadari keberdosaan diri, mengalami anugerah pemurnian dari Allah atas hidupnya dan menerima misi untuk menyampaikan firman kepada umat itu. Semua ini adalah syarat-syarat dasar yang tak boleh tidak harus ada dalam seorang utusan Allah.
Renungkan: Hanya hidup yang dipilih dan dikhususkan bagi Allah yang berkenan dipakai Allah dan yang sanggup berdiri sebagai wakil Allah di dunia ini.
Doa: Tuhan, tolonglah kami untuk siap menjawab panggilan-Mu.
Utley -> Yes 6:6-13
Utley: Yes 6:6-13 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yes 6:6-136 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit d...
NASKAH NASB (UPDATED): Yes 6:6-13
6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. 7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." 8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" 9 Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! 10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh." 11 Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya Tuhan?" Lalu jawab-Nya: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi. 12 TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong. 13 Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!"
Yes 6:6Ayat ini gambaran yang sangat rinci. Yesaya mendapatkan penglihatan tentang bait surgawi, tempat tinggal Tuhan. Selalu sulit untuk mengetahui apa yang nyata dan apa yang hanyalah gambaran! Kita melihat melalui kabut ke dalam alam rohani. Kami tidak bermaksud untuk mengembangkan pemahaman yang rinci tentang surga dari teks seperti ini. Ini adalah kesan umum / kebenaran yang sangat penting.
Hal yang menakjubkan adalah bahwa Allah telah memulai wahyu dengan manusia yang telah jatuh. Dia mengungkapkan (1) diri-Nya sendiri, (2) rencana-Nya, dan (3) kelanjutannya, seperti masa depan, penolakan umat-Nya (lih. Yes 6:9-13). Yehuda menolak untuk mendengar dan melihat, tetapi Yesaya, yang mengakui dosanya, dibersihkan dan tersedia (lih. ay. Yes 6:8).
□ "Altar" Ini (BDB 258) tampaknya mengacu ke (1) mezbah dupa di balik selubung atau (2) mezbah pengorbanan di depan Tempat Kudus. Hal tersebut menyentuh mulut Yesaya melambangkan ritual, pembersihan ibadat.
Yes 6:7 "menyentuhkannya kepada mulutku" Metode pembersihan dan amanat ini mirip dengan Yer 1:9 dan Dan 10:16. Namun, Yehezkiel disuruh memakan gulungan kitab(lih. Yeh 2:8-10; 3:3), mirip dengan Yer 15:16 dan Wahy 10:8-11. Semua ini adalah metafora untuk internalisasi Firman Tuhan begitu juga ketika berbicara dengan benar kepada orang lain
□ "kesalahanmu telah dihapus" VERBA (BDB 693, 747 KB, Qal PERFECT) berarti "diambil" atau "dihapus." Ini sejajar dengan "diampuni" (lit. "ditutupi" "ditebus, "BDB 497, 493 KB, Pual IMPERFECT, lih. Yes 22:14; 27:9; 28:18). Yesaya sudah diubah dalam pertemuannya dengan YHWH. Masa lalunya telah efektif ditangani dan masa depannya akan berbeda. Hal ini dinyatakan oleh Serafim, yang berbicara atas nama YHWH! Ini adalah bagian yang luar biasa tentang kasih karunia, seperti pertemuan Paulus dengan Kristus yang bangkit di jalan Damaskus (lih. Kis 9).
Mekanisme untuk pengampunan penuh dan lengkap dan penebusan tidak dinyatakan dengan jelas dalam teks ini, tapi dari Yes 53:5-6 peran kunci dari Mesias, Hamba yang Menderita, dan konsep "penebusan , pengganti" dinyatakan (yaitu , Kej 3:15; Mr 10:45; Rom 5:12-21; 2Kor 5:21)
Yes 6:8 "dan siapakah yang mau pergi untuk Aku" Kata "kita" berarti pluralitas (ada beberapa tempat dalam PL di mana pluralitas ini terlihat (lih. Kej 1:26; 9:6; Ul 6:4-5; Mazm 110), seperti halnya sebutan JAMAK Elohim, Kej 1:1; 5:1 Philo dan Eben Ezra mengatakan ini adalah "bentuk jamak dari keagungan"; yang lainnya mengklaim bahwa ini adalah "dewan surgawi" (yaitu, Rashi, lih. 1Raj 22:19-23; Ay. Yes 1:6-12; 2:1-6). Ini bisa merujuk kepada bayangan konsep Allah Tritunggal.
"Ini aku" Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani yang umum untuk ketersediaan (lih. Kej 22:1,7,11; 27:1; 31:11; 46:2, Kel 3:4; 1Sam 3:4,5,6,8,16; 22:12, 2Sam 1:7).
□ "Utuslah aku" KATA KERJA "utuslah" (BDB 1018, KB 1511) adalah Qal IMPERATIVE digunakan sebagai permintaan doa. Ini adalah tanggapan Yesaya terhadap pertanyaan YHWH. Jelas menunjukkan ketersediaan nya. Orang bertanya-tanya berapa banyak konsep Ibrani "mengutus seseorang secara ilahi" adalah tipologi dari Yesus sebagai "pribadi yang diutus" dalam Injil Yohanes dan orang-orang percaya sebagai milikNya "yang diutus" ke dunia (lih. Yoh 17:18; 20:21). Allah menjangkau ciptaan-Nya yang memberontak! Saya baru-baru ini mendengar sebuah baris dari lagu Kristen baru yang mengatakan "Allah mengutus Anak-Nya, Dia masih mengutus anak- anak-Nya." Kata-kata yang kuat tentang Allah dan tentang umat-Nya!
Yes 6:9-10 Seperti YHWH mengungkapkan tujuan-Nya untuk pelayanan Yesaya, Ia juga mengungkapkan kepada Yesaya respons terhadap pesannya di Yehuda
- 1. pergilah, ay. 9, BDB 229, KB , Qal IMPERATIVE
- 2. katakanlah, ay. 9, BDB 55, KB , Qal PERFECT
- 3. dengarlah, ay. 9, Qal IMPERATIVE dan Qal INFINITIVE ABSOLUTE dari BDB 1033, KB 1570
- 4. jangan mengerti, ay. 9, BDB 106, KB 122, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE, lih. Yes 1:3; 5:21; 10:13; 29:14
- 5. lihatlah, Qal IMPERATIVE dan Qal INFINITIVE ABSOLUTE dari BDB 906, KB 1157
- 6. jangan menanggapi, ay. 9, BDB 393, KB 380, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
- 7. buatlah hati bangsa ini keras (lit. "tumpul"), ay. 10, BDB 1031, KB 1566, Hiphil IMPERATIVE
- 8. telinganya berat mendengar, ay. 10, BDB 457, KB 455, Hiphil IMPERATIVE
- 9. dan matanya melekat tertutup, ay. 10, BDB 1044, KB 1612, Hiphil IMPERATIVE
Imperatif ini diikuti oleh konsekuensi-konsekuensi (tiga IMPERFECTS verba yang sebelumnya digunakan, "lihat," "dengar," dan "perhatikan"). Tuhan tahu (baik oleh pengetahuan-Nya atau pengerasan hati/pikiran yang dibuat-Nya) bahwa mereka tidak akan merespons dan diselamatkan.
- 1. kecuali mereka bertobat, BDB 996, KB 1427, Qal PERFECT negated
- 2. kecuali mereka disembuhkan, BDB 950, KB 1272, Qal PERFECT negated
Yesaya akan berkhotbah dan meskipun beberapa orang mungkin akan meresponi, namun mayoritas rakyatnya/ masyarakat itu tidak akan merespons (lih. Rom 1:24,26,28; Ef 4:19) atau tidak dapat merespons (lih. Yes 29:9,10; Ul 29:4; Mat 13:13; Rom 11:8)! Disini Yesaya bukanlah penginjil, tapi seorang nabi untuk ketidaktaatan atas perjanjian / konsekuensi (lih. Mat 13:13; Mr 4:12, Luk 8:10). Pesannya adalah harapan untuk masa depan, bukan pada masa itu!
Yes 6:10 "melekat tertutup" (BDB 1044, KB 1612) Secara harfiah adalah "ditutupi dengan cairan" (lih. Yes 29:9; 32:3).
□ "Bertobat" Dalam Perjanjian Lama istilah ini (BDB 996, KB 1427) berarti "perubahan tindakan." Dalam PB pertobatan berarti "perubahan pikiran." Kedua konsep tersebut dilibatkan di dalamnya.
Yes 6:11 "Sampai berapa lama" ini mengacu pada panjangnya waktu pesan Allah akan ditolak
Yes 6:12 "akan menyingkirkan manusia jauh-jauh" ini mengacu pada pengasingan, tetapi apakah Asyur mengambil suku-suku utara Babel atau mengambil suku selatan tidak pasti (mungkin ambiguitas tujuan).
Yes 6:13 "Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka" Lihat Topik Khusus: Yang tersisa, Tiga pengertian di Yes 1:9. Juga perhatikan (1) anak Yesaya, Syear-Yasyub, Yes 7:3, berarti "yang tertinggal akan kembali" juga (2) perhatikan diskusi di Yes 10:20-22.
□ "mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan" Ayat Yes 6:13, baris b dan c, bisa dipahami dalam dua cara.
- 1. konteks penulisan - umat Tuhan dalam metafora pohon besar yang dipotong dan dibakar, tetapi ada kehidupan di tunggul. Suatu tunas akan keluar (yaitu, Mesias atau komunitas Mesianik, lih. Yes 4:2; 11:1; 53:2, Yer 23:5; 33:15, Za 3:8; 6:12). Namun masalah masa depan akan tetap ada (yaitu, pembakaran).
- 2. Secara historis, secara budaya - berhala-berhala kesuburan Kanaan (yaitu, Asyera) akan dibakar. Suatu saat nanti umat Allah akan dibebaskan dari berhala!
□ "yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang" Ayat Yes 6:13 memiliki dua kata yang digunakan hanya di sini dalam PL, kata-kata kunci!
- 1. "Ditebang," BDB 1021 Aku, akar kata yang sama yang digunakan untuk gerbang di Bait Allah (lih. 1Taw 26:16). Arti dasar akar kata adalah "untuk dilemparkan," "untuk dibuang," atau "untuk dicampakkan."
- 2. "Tunggul," BDB 663, biasanya digunakan untuk pilar batu suci
- a. oleh para kepala keluarga dan Musa
- b. oleh penyembah kesuburan Kanaan (yaitu, Ba'al)
□ "tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus" ini, seperti Yes 4:2, memiliki konotasi Mesianik. Lihat catatan pada Yes 11:01. Frasa ini yang tersisa dari LXX.
TFTWMS -> Yes 6:8-13
TFTWMS: Yes 6:8-13 - Ia Melihat Misinya IA MELIHAT MISINYA (Yesaya 6:8-13)
Oswalt menulis bahwa urut-urutan hubungan dari unsur-unsur di dalam pasal 6 sepatutnya jangan diabaikan. Ia menjel...
IA MELIHAT MISINYA (Yesaya 6:8-13)
Oswalt menulis bahwa urut-urutan hubungan dari unsur-unsur di dalam pasal 6 sepatutnya jangan diabaikan. Ia menjelaskan, "Kematian raja itu menyiapkan jalan bagi penglihatan Allah; penglihatan Allah itu menuntun kepada keputusasaan diri; keputusasaan diri membuka pintu kepada penyucian; penyucian itu memungkinkan untuk mengenali kemungkinan pelayanan; keseluruhan pengalaman itu kemudian menuntun kepada persembahan diri sendiri."9
8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" 9 Kemudian firman-Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! 10 Buatlah hati bangsa ini keras Dan buatlah telinganya berat mendengar Dan buatlah matanya melekat tertutup, Supaya jangan mereka melihat dengan matanya Dan mendengar dengan telinganya Dan mengerti dengan hatinya, Lalu berbalik dan menjadi sembuh." 11 Kemudian aku bertanya: "Sampai berapa lama, ya Tuhan?"Lalu jawab-Nya: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, Dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia Dan tanah menjadi sunyi dan sepi. 12 TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, Sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong. 13 Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, Mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, Namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi Yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!"
Tuhan membutuhkan seorang utusan, dan Yesaya berkata, "Ini aku, utuslah aku!" (ay. 8). Yesaya sudah melihat Tuhan di dalam seluruh kemuliaan-Nya dan menyadari keberdosaannya sendiri. Hanya setelah itu ia dapat menerima pengampunan dosa yang mengarah kepada kerelaannya untuk pelayanan sebagai seorang nabi.
Ayat 9 dan 10 sudah membuat bingung para siswa Alkitab, sebab kedua nas itu tampaknya berkata bahwa Yesaya harus melakukan kebalikan dari apa yang akan diharapkan di dalam pelayanannya. Namun begitu, jika kita mengetahui bahwa bagian ini menggunakan ironi yang disengaja, maka hal itu bisa dimengerti. Edwin M. Good mengatakan hal ini tentang nas itu:
Jika kita mengenali adanya ironi di dalam perintah itu, kita tidak perlu kuatir tentang moralitas Allah dan juga tentang ziarah kejiwaan nabi itu, tidak satu pun dari semua itu yang dapat kita ambil. Perintah itu merupakan penyeimbang untuk kutipan ironis di dalam pasal 5:19, di mana umat itu dengan sinis mengungkapkan hasrat mereka untuk melihat dan mendengar. Dan perintah itu secara sinis berkata, "Ujilah untuk membuat mereka lebih buruk daripada keadaan mereka saat ini! Berikan mereka lebih banyak kebodohan, luaskan ketidakmengertian mereka!" Sudah tentu itu bukan apa yang nabi itu sudah lakukan, dan bukan juga yang seharusnya ia lakukan. Dari awal sekali ia dihadapkan dengan persepsi ironis yang mendasar ini tentang kehidupan bangsa itu, bahwa urusan bangsa itu adalah pengetahuan, dan kesenangannya adalah kebodohan.10
Ayat-ayat ini dikutip empat kali di dalam Perjanjian Baru. Ketika Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya, "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (Matius 13:10b), Ia mengilustrasikan cara berpikir orang-orang yang menolak ajaran-Nya dengan mengutip ayat-ayat ini. Hati mereka keras terhadap pesan rohani yang Ia sedang ajarkan. Yohanes juga mengutip ayat-ayat ini dalam menjelaskan mengapa orang-orang Yahudi tidak mau percaya bahkan setelah menyaksikan banyak tanda yang dilakukan oleh Yesus (Yohanes 12:37-40). Nas itu dikutip oleh Paulus ketika orang-orang Yahudi di Roma menolak berita injil tentang Kristus (Kisah 28:23-28). Paulus juga mengutip nas itu di dalam suratnya untuk jemaat Roma untuk menjelaskan kekerasan hati orang-orang Yahudi (Roma 11:7, 8).
Orang mungkin saja dibuat bingung oleh perintah yang seperti diberikan kepada nabi Tuhan itu. Haruskah ia memberitakan seperti itu sehingga umat itu akan dikeraskan di dalam ketidaktaatan mereka? "Dengan menyatakan akibat dari berita Yesaya yang seolah-olah merupakan tujuan beritanya, Allah mengungkapkan keadaan hati kaum Yehuda yang sudah dikeraskan."11
"Sampai berapa lama, ya Tuhan?" tanya Yesaya (ay. 11). Nabi itu pasti sudah mengalami kesedihan yang mendalam ketika menyadari bahwa bangsa itu akan menolak pesan Tuhan. Ia bertanya-tanya berapa lamakah kondisi ini akan berlangsung.
Inilah jawaban ilahi yang diberikan: "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi." Kesuburan Israel sebagai suatu umat terkait dengan kesetiaan mereka kepada Tuhan dan perjanjian mereka dengan Dia. Tuhan sudah membuat jelas kepada Israel bahwa kesetiaan mereka kepada perjanjian itu adalah penting bagi mereka untuk tinggal dengan aman di negeri itu (lihat Imamat 26:14-26). Pembuangan mereka adalah akibat dari dosa mereka.
Tuhan mengizinkan umat-Nya, yaitu Israel dan Yehuda, yang memberontak untuk "disingkirkan" (ay. 12) ke tempat-tempat yang jauh di pembuangan. Kota-kota di negeri mereka itu menjadi "tempat yang ditinggalkan." Adalah suatu pengalaman yang membuat kita berpikir serius ketika menelusuri pelbagai reruntuhan Palestina yang dahulunya merupakan kota-kota yang maju, seperti Megido, Bet-Sean, Gezer, dan Samaria. Hal itu membuat orang sadar bahwa penghakiman Allah adalah benar terhadap mereka yang melakukan kejahatan.
Namun demikian, pasal itu ditutup dengan harapan: "Di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, < Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!" (ay. 13). "Berdasarkan ciri khas Yesaya, harapan adalah pinggiran jubah yang tidak terduga yang diikutkan kepada jubah malapetaka," kata Motyer.12"Tunas yang kudus" bisa jadi merupakan acuan kepada yang tersisa yang atas mereka Mesias akan memerintah.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yesaya (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yesaya
Tema : Hukuman dan Keselamatan
Tanggal Penulisan: + 700-680 SM
Latar Belakang
Latar belakang sejarah bagi pel...
Penulis : Yesaya
Tema : Hukuman dan Keselamatan
Tanggal Penulisan: + 700-680 SM
Latar Belakang
Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem pada masa pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi, pelayanan Yesaya meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut tradisi Yahudi, Yesaya mati syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat dan penggantinya (+ 680 SM).
Yesaya rupanya berasal dari keluarga kalangan atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan memberikan nasihat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Biasanya, Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang simbolik bagi bangsa itu.
Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan). Yesaya memperingati raja Yehuda, Ahas, untuk tidak mengharapkan bantuan dari Asyur melawan Israel dan Aram; ia mengingatkan Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan mengadakan persekutuan dengan bangsa asing menentang Asyur. Ia menasihati kedua raja itu untuk percaya Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yes 7:3-7; Yes 30:1-17). Yesaya mempunyai pengaruhnya terbesar pada masa pemerintahan Raja Hizkia.
Beberapa cendekiawan meragukan apakah Yesaya menulis seluruh kitab ini. Mereka menentukan pasal 1-39 (Yes 1:1--39:8) saja yang ditulis Yesaya dari Yerusalem; biasanya mereka beranggapan pasal 40-66 (Yes 40:1--66:24) berasal dari seorang atau beberapa orang pengarang lain sekitar satu atau satu setengah abad kemudian. Akan tetapi, tidak ada data alkitabiah yang mengharuskan kita menolak Yesaya sebagai penulis seluruh kitab ini. Nubuat-nubuat Yesaya dalam pasal 40-66 (Yes 40:1--66:24) untuk para buangan Yahudi di Babel jauh setelah kematiannya menekankan kemampuan Allah untuk menyatakan berbagai peristiwa khusus di masa depan melalui para nabi-Nya (mis. Yes 42:8-9; Yes 44:6-8; Yes 45:1; Yes 47:1-11; Yes 53:1-12). Jikalau seorang dapat menerima perwujudan penglihatan dan penyataan kenabian (bd. Wahy 1:1; Wahy 4:1--22:21), maka lenyaplah sudah halangan utama untuk percaya bahwa Yesaya menulis seluruh kitab ini. Bukti-bukti pendukung positif cukup banyak dan tergolong di bawah dua bagian yang luas.
- (1) Bukti dari dalam kitab ini sendiri mencakup pernyataan pembukaan (Yes 1:1) (yang berlaku untuk seluruh kitab) dan banyak kesamaan ungkapan dan pikiran yang mencolok di antara kedua bagian utama kitab ini. Salah satu contoh terkenal ialah ungkapan "Yang Mahakudus, Allah Israel" yang muncul 12 kali dalam pasal 1-39 (Yes 1:1--39:8) dan 14 kali dalam pasal 40-66 (Yes 40:1--66:24), dan hanya enam kali di seluruh bagian PL lainnya. Tidak kurang dari 25 bentuk kata Ibrani muncul dalam kedua bagian utama Yesaya, tetapi tidak terdapat di kitab nubuat yang lain di PL.
- (2) Bukti dari luar kitab ini mencakup kesaksian Talmud Yahudi dan PB sendiri, yang menghubungkan seluruh bagian kitab ini dengan nabi Yesaya (mis. bd. Mat 12:17-21 dengan Yes 42:1-4; Mat 3:3 dan Luk 3:4 dengan Yes 40:3; Yoh 12:37-41 dengan Yes 6:9-10 dan Yes 53:1; Kis 8:28-33 dengan Yes 53:7-9; Rom 9:27 dan Yes 10:16-21 dengan Yes 10:1-34; Yes 53:1-12; Yes 65:1-25).
Tujuan
Tujuan lipat tiga jelas kelihatan dalam tulisan Yesaya.
- (1) Sang nabi pertama-tama menghadapi bangsanya sendiri dan bangsa lain yang sezaman dengan firman Tuhan mengenai dosa mereka dan hukuman Allah yang akan datang.
- (2) Lalu, melalui berbagai penglihatan yang mengandung wahyu dan Roh nubuat, Yesaya menubuatkan pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi buangan. Mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
- (3) Akhirnya, Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatan-Nya pada akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini, sehingga memberikan pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian yang lama dan yang baru.
Survai
Sebagian besar sarjana berpendapat bahwa ke-66 pasal kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi dua bagian utama: pasal 1-39 (Yes 1:1--39:8) dan pasal 40-66 (Yes 40:1--66:24). Dalam hal-hal tertentu kitab Yesaya adalah seperti suatu Alkitab kecil:
- (1) Kedua bagian besar ini menekankan tema umum penghukuman dan keselamatan, sesuai dengan tema-tema umum di PL dan PB; dan
- (2) dalam kedua bagian Yesaya dan Alkitab, hal yang menyatukannya adalah karya penebusan Kristus.
- (1) Bagian pertama Yesaya (pasal 1-39; Yes 1:1--39:8) berisi empat kelompok besar materi.
- (a) Dalam pasal 1-12 (Yes 1:1--12:6) Yesaya mengingatkan dan mengecam Yehuda karena penyembahan berhala, kebejatan, dan ketidakadilan sosial selama masa kemakmuran yang menyesatkan. Terjalin dengan berita mengenai hukuman yang akan datang adalah beberapa nubuat penting tentang Mesias (mis. Yes 2:4; Yes 7:14; Yes 9:5-6; Yes 11:1-9), bersama kesaksian Yesaya tentang pentahiran dirinya dari dosa dan penugasan ilahi untuk pelayanan kenabian (pasal 6; Yes 6:1-13).
- (b) Dalam pasal 13-23 (Yes 13:1--23:18) Yesaya bernubuat kepada bangsa-bangsa sezaman Yehuda mengenai dosa mereka dan hukuman Allah yang akan datang.
- (c) Pasal 24-35 (Yes 24:1--35:10) berisi bermacam-macam janji bersifat nubuat tentang keselamatan dan hukuman yang akan datang.
- (d) Pasal 36-39 (Yes 36:1--39:8) mencatat aneka cuplikan sejarah dari kehidupan Hizkia yang serupa dengan 2Raj 18:13--20:21.
- (2) Bagian utama kedua (pasal 40-66; Yes 40:1--66:24) berisi berbagai nubuat yang paling akbar dalam Alkitab mengenai kebesaran Allah dan kemegahan rencana penebusan-Nya. Pasal-pasal ini membangkitkan harapan dan hiburan dalam umat Allah pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Hizkia (Yes 38:5) dan untuk abad-abad selanjutnya. Bagian ini penuh dengan penyataan nubuat mengenai kuasa dan kemuliaan Allah dan janji-janji-Nya untuk memulihkan kaum sisa di Israel yang benar dan berbuah dan di antara bangsa-bangsa sebagai perwujudan penuh dari kasih penebusan-Nya. Janji-janji dan penggenapannya ini secara khusus dikaitkan dengan tema penderitaan dan berisi "nyanyian hamba" gubahan Yesaya (lih. Yes 42:1-4; Yes 49:1-6; Yes 50:4-9; Yes 52:13--53:12), yang menunjuk kepada titik waktu melewati pengalaman orang buangan Yahudi kepada kedatangan Yesus Kristus di kemudian hari dan kematian-Nya yang mendamaikan (pasal 53; Yes 53:1-12). Sang nabi menubuatkan bahwa datangnya Mesias akan memungkinkan kebenaran bersinar dengan terang dan keselamatan keluar kepada bangsa-bangsa bagaikan obor yang menyala (pasal 60-66; Yes 60:1--66:24). Yesaya mengutuk kebutaan rohani mengenai jalan-jalan Allah (Yes 42:18-25) dan menghargai doa syafaat dan rasa sakit melahirkan oleh umat Allah sebagai perlu agar segala sesuatu dapat digenapi (bd. Yes 56:6-8; Yes 62:1-2,6-7; Yes 66:7-18).
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab Yesaya ini.
- (1) Sebagian besar kitab ini ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra tidak dapat dibandingi keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya. Kekayaan kosakata Yesaya mengungguli semua penulis PL lainnya.
- (2) Yesaya disebut "nabi injili" karena, dari semua kitab PL, nubuat-nubuatnya tentang Mesias berisi pernyataan yang paling lengkap dan jelas dari Injil Yesus Kristus.
- (3) Penglihatannya tentang salib dalam pasal 53 (Yes 53:1-12) adalah nubuat yang paling khusus dan terinci dalam seluruh Alkitab mengenai kematian Yesus yang mendamaikan bagi orang berdosa.
- (4) Kitab ini menjadi kitab nubuat PL yang paling teologis dan luas; ia menjangkau ke belakang kepada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup manusia (mis. Yes 42:5) dan memandang ke depan kepada saat Allah mengakhiri sejarah dan menciptakan langit baru dan bumi baru (mis. Yes 65:17; Yes 66:22).
- (5) Kitab ini berisi lebih banyak penyataan tentang tabiat, keagungan, dan kekudusan Allah daripada kitab nubuat PL lainnya. Allah yang diperlihatkan Yesaya adalah kudus dan mahakuasa, Yang akan menghakimi dosa dan ketidakbenaran dalam umat manusia dan bangsa-bangsa. Ungkapan yang digemari untuk Allah ialah "Yang Mahakudus, Allah Israel".
- (6) Yesaya, yang artinya "Tuhan menyelamatkan", adalah nabi keselamatan. Ia memakai istilah "keselamatan" hampir tiga kali lebih banyak daripada seluruh kitab para nabi lainnya. Yesaya menyatakan bahwa maksud penuh keselamatan Allah akan digenapi hanya dalam kaitan dengan Mesias.
- (7) Yesaya sering kali mengacu kembali kepada peristiwa-peristiwa penebusan sebelumnya dalam sejarah Israel, mis. peristiwa keluaran (Yes 4:5-6; Yes 11:15; Yes 31:5; Yes 43:16-17), pemusnahan Sodom dan Gomora (Yes 1:9), dan kemenangan Gideon atas suku Midian (Yes 9:4; Yes 10:26; Yes 28:21); ia juga mengutip dari nyanyian Musa yang bersifat nubuat dalam Ul 32:1-52 (Yes 1:2; Yes 30:17; Yes 43:11,13).
- (8) Bersama dengan Ulangan dan Mazmur, Yesaya termasuk kitab PL yang paling banyak dikutip dalam PB.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yesaya bernubuat tentang Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu yang ditentukan bagi Mesias (Yes 40:3-5; bd. Mat 3:1-3). Berikut ini adalah sebagian dari nubuat-nubuat Yesaya tentang Mesias serta penerapan PB-nya dalam kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus: - penjelmaan dan ke-Tuhanan-Nya (Yes 7:14; lih. Mat 1:22-23; Luk 1:34-35; Yes 9:5-6; lih. Luk 1:32-33; Luk 2:11); - masa remaja-Nya (Yes 7:15-16 dan Yes 11:1; lih. Luk 3:23,32 dan Kis 13:22-23); - misi-Nya (Yes 11:2-5; Yes 42:1-4; Yes 60:1-3; Yes 61:1; lih. Luk 4:17-19,21); - ketaatan-Nya (Yes 50:5; lih. Ibr 5:8); - berita dan pengurapan-Nya oleh Roh Kudus (Yes 11:2; Yes 42:1 dan Yes 61:1; lih. Mat 12:15-21); - mukjizat-mukjizat-Nya (Yes 35:5-6; lih. Mat 11:2-5); - penderitaan-Nya (Yes 50:6; lih. Mat 26:67; Mat 27:26,30; Yes 53:4-5,11; lih. Kis 8:28-33); - penolakan-Nya (Yes 53:1-3; lih. Luk 23:18; Yoh 1:11; Yoh 7:5); - rasa malu-Nya (Yes 52:14; lih. Fili 2:7-8); - kematian-Nya yang mendamaikan (Yes 53:4-12; lih. Rom 5:6); - kenaikan-Nya (Yes 52:13; lih. Fili 2:9-11); dan - kedatangan-Nya yang kedua (Yes 26:20-21; lih. Yud 1:14; Yes 61:2-3; lih. 2Tes 1:5-12; Yes 65:17-25; lih. 2Pet 3:13).
Full Life: Yesaya (Garis Besar) Garis Besar
I. Berbagai Nubuat Mengenai Hukuman dan Teguran
(Yes 1:1-35:10)
A. Latar Belakang Nubuat Yesaya
...
Garis Besar
- I. Berbagai Nubuat Mengenai Hukuman dan Teguran
(Yes 1:1-35:10) - A. Latar Belakang Nubuat Yesaya
(Yes 1:1-31) - B. Berbagai Nubuat Yesaya yang Mula-Mula
(Yes 2:1-5:30) - 1. Hari Tuhan
(Yes 2:1-22) - 2. Hukuman Terhadap Yehuda dan Yerusalem
(Yes 3:1-4:1) - 3. Nubuat-Nubuat Tentang Hukuman dan Kemuliaan
(Yes 4:2-6) - 4. Perumpamaan Tentang Hukuman dan Pembuangan Yehuda
(Yes 5:1-30) - C. Penyucian dan Pengutusan Yesaya
(Yes 6:1-13) - D. Berbagai Nubuat Yesaya yang Mula-Mula Tentang Mesias
(Yes 7:1-12:6) - 1. Tanda Imanuel
(Yes 7:1-25) - 2. Berbagai Lambang Tentang Pelepasan oleh Mesias
(Yes 8:1-9:6) - 3. Berbagai Nubuat Tentang Hukuman Terhadap Israel (Kerajaan Utara)
dan Asyur
(Yes 9:7-10:34) - 4. Mesias dari Keturunan Daud dan Kerajaan-Nya
(Yes 11:1-12:6) - E. Berbagai Nubuat Yesaya Tentang Hukuman Terhadap Bangsa-Bangsa
(Yes 13:1-23:18) - 1. Terhadap Babel
(Yes 13:1-14:23) - 2. Terhadap Asyur
(Yes 14:24-27) - 3. Terhadap Filistea
(Yes 14:28-32) - 4. Terhadap Moab
(Yes 15:1-16:14) - 5. Terhadap Damsyik dan Efraim
(Yes 17:1-14) - 6. Terhadap Etiopia
(Yes 18:1-7) - 7. Terhadap Mesir
(Yes 19:1-20:6) - 8. Terhadap Babel (Nubuat Kedua)
(Yes 21:1-10) - 9. Terhadap Duma
(Yes 21:11-12) - 10. Terhadap Arabia
(Yes 21:13-17) - 11. Terhadap Yerusalem
(Yes 22:1-25) - 12. Terhadap Tirus dan Sidon
(Yes 23:1-18) - F. Berbagai Nubuat Tentang Akhir Zaman
(Yes 24:1-27:13) - G. Berbagai Nubuat Tentang Celaka yang Kait-Mengait Dengan Harapan
Nubuat akan Keselamatan
(Yes 28:1-35:10) - II. Sisipan Sejarah Mengenai Hizkia
(Yes 36:1-39:8) - A. Pelepasan Hizkia dari Asyur
(Yes 36:1-37:38) - B. Penyakit dan Kesembuhan Hizkia
(Yes 38:1-22) - C. Kesombongan Hizkia yang Bodoh
(Yes 39:1-8) - III.Berbagai Nubuat Tentang Keselamatan dan Pengharapan
(Yes 40:1-66:24) - A. Berbagai Janji yang Menubuatkan Pemulihan Umat Allah
(Yes 40:1-48:22) - 1. Kemuliaan Tuhan dan Hamba-Nya akan Dinyatakan
(Yes 40:1-42:25) - 2. Pemulihan Kaum Sisa yang Ditebus
(Yes 43:1-45:25) - 3. Pelajaran Iman bagi Yehuda Ketika Allah Menghukum Babel
(Yes 46:1-48:22) - B. Berbagai Janji yang Menubuatkan Mesias, Hamba yang Menderita
(Yes 49:1-53:12) - 1. Tugas dan Ketaatan-Nya
(Yes 49:1-50:11) - 2. Dorongan dan Nasihat-Nya untuk Kaum Sisa
(Yes 51:1-52:12) - 3. Penderitaan dan Kematian-Nya yang Mendamaikan
(Yes 52:13-53:12) - C. Penyataan Selanjutnya yang Menubuatkan Pemulihan dan Penebusan
(Yes 54:1-59:21) - D. Berbagai Penglihatan yang Menubuatkan Masa Depan Sion yang Mulia
(Yes 60:1-66:24) - 1. Kemakmuran dan Damai Sejahtera Sion
(Yes 60:1-22) - 2. Pengurapan dan Misi Mesias
(Yes 61:1-11) - 3. Syafaat yang Bersifat Nubuat untuk Pemulihan dan Kemuliaan Sion
(Yes 62:1-64:12) - 4. Jawaban Allah yang Memberi Kemurahan dan Akhir yang Mulia
(Yes 65:1-66:24)
Matthew Henry: Yesaya (Pendahuluan Kitab)
Nabi adalah sebuah gelar yang kedengarannya sangat hebat bagi orang-orang yang memahaminya, walaupun di mata dunia, banyak orang yang dimuliakan...
- Nabi adalah sebuah gelar yang kedengarannya sangat hebat bagi orang-orang yang memahaminya, walaupun di mata dunia, banyak orang yang dimuliakan dengan gelar itu tampak sangat hina. Seorang nabi adalah orang yang memiliki hubungan yang sangat karib dengan Sorga dan mempunyai kepentingan besar di sana, dan karena itu ia juga memiliki suatu kuasa untuk memerintah atas bumi ini. Nubuat memiliki hubungan dengan semua pewahyuan ilahi (2Ptr. 1:20-21). Hal itu karena melalui sarana-sarana yang biasanya dipakai, seperti mimpi, suara, dan penglihatan, wahyu pertama-tama disampaikan kepada nabi-nabi, baru kemudian oleh mereka disampaikan kepada anak-anak manusia (Bil. 12:6). Memang satu kali Allah sendiri pernah berbicara langsung kepada seluruh ribuan orang Israel dari puncak Gunung Sinai. Tetapi, akibatnya sungguh tiada terkira mengerikannya sampai mereka memohon dengan sangat agar setelah itu Allah berbicara saja kepada mereka dengan cara sebelumnya, yaitu melalui manusia seperti mereka, Jadi engkau tak usah ditimpa kegentaran terhadap aku, tekananku terhadap engkau tidak akan berat (Ayb. 33:7). Allah pun menyetujui permintaan itu (segala yang dikatakan mereka itu baik, kata-Nya, Ul. 5:28), dan perkaranya pun ditetapkan dengan persetujuan semua pihak, bahwa kita tidak akan berharap untuk mendengar dari Allah lagi dengan cara langsung seperti itu, tetapi melalui para nabi, yang menerima segala petunjuk langsung dari Allah, dengan tugas untuk mengantar petunjuk-petunjuk tersebut kepada jemaat-Nya. Sebelum kanon atau kitab-kitab Perjanjian Lama mulai ditulis, ada nabi-nabi yang berfungsi sebagai Alkitab bagi jemaat. Tuhan Penyelamat kita tampaknya memasukkan Habel di antara para nabi itu (Mat. 23:31, 35). Henokh adalah seorang nabi, dan melalui dialah pertama-tama dinubuatkan nubuat yang paling akhir akan didigenapi, yaitu penghakiman pada hari besar itu. Yud. 1:14, sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya. Nuh adalah seorang pemberita kebenaran. Allah berkata mengenai Abraham, dia seorang nabi (Kej. 20:7). Yakub menubuatkan hal-hal yang akan dialami di kemudian hari (Kej. 49:1). Bahkan, semua bapa-bapa leluhur (patriarkh) dipanggil nabi. Jangan berbuat jahat kepada nabi-nabi-Ku! (Mzm. 105:15). Musa, tak tertandingi lagi, merupakan nabi yang paling terkenal dari semua nabi Perjanjian Lama, sebab dengan dia TUHAN berbicara dengan berhadapan muka (Ul. 34:10). Dia adalah nabi pertama yang menulis, dan dengan tangannya fondasi-fondasi pertama dari perintah-perintah kudus diletakkan. Bahkan orang-orang yang menjadi pembantunya dalam pemerintahannya ikut memiliki roh bernubuat. Begitu hebatnya penyebaran roh nubuat pada masa itu (Bil. 11:25). Akan tetapi, setelah kematian Musa, selama beberapa masa, Roh TUHAN muncul dan bertindak dalam jemaat Israel lebih sebagai roh peperangan daripada roh nubuat, dan mengilhami orang lebih untuk berbuat daripada berbicara. Maksud saya, pada masa hakim-hakim. Kita dapati Roh TUHAN datang ke atas Otniel, Gideon, Simson, dan lain-lain, untuk melayani negeri mereka, dengan pedang, bukan dengan pena. Pesan-pesan pada masa itu dikirim dari sorga oleh para malaikat, seperti kepada Gideon dan Manoah, dan kepada umat itu (Hak. 2:1). Dalam seluruh kitab Hakim-hakim tidak pernah disebutkan ada nabi, kecuali Debora yang dipanggil seorang nabiah. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatan pun tidak sering (1Sam. 3:1). Mereka sudah punya hukum Musa, yang belum lama ditulis ketika itu, jadi biarlah mereka mempelajarinya. Tetapi dalam diri Samuel nubuatan hidup kembali, dan dalam dia sejarah atau periode jemaat dimulai, sebuah masa terang besar di mana nabi-nabi silih berganti tak putus-putusnya, hingga suatu waktu setelah pembuangan di Babel, ketika kanon atau seluruh Kitab Perjanjian Lama menjadi lengkap dengan adanya Kitab Maleakhi. Setelah itu nubuat berhenti selama hampir 400 tahun, sampai kedatangan Sang Nabi Agung dan pendahulu-Nya. Beberapa nabi diilhami secara ilahi untuk menulis sejarah-sejarah jemaat. Tetapi mereka tidak menaruh nama mereka pada tulisan-tulisan itu. Mereka hanya menunjukkan keterangan-keterangan asli yang ada pasa masa itu sebagai bukti, yang diketahui orang memang dipakai oleh para nabi, seperti Gad, Ido, dan lain-lain. Daud dan yang lain-lain merupakan nabi-nabi yang menulis lagu-lagu kudus untuk digunakan jemaat. Sesudah mereka, kita sering membaca mengenai nabi-nabi yang diutus untuk tujuan-tujuan khusus, dan dibangkitkan untuk pelayanan-pelayanan khusus bagi umat. Di antaranya yang paling terkenal adalah Elia dan Elisa di kerajaan Israel. Namun, tidak satu pun dari nabi-nabi ini yang menuliskan nubuat-nubuat mereka, peninggalannya pun tidak kita punyai, selain beberapa penggalan mengenai nubuat-nubuat mereka yang tercatat dalam sejarah mengenai zaman mereka. Tidak ada satu pun tulisan mereka (yang saya ingat), selain surat Elia (2Taw. 21:12). Tetapi menjelang akhir masa kerajaan Yehuda dan Israel, Allah berkenan mengarahkan para hamba-Nya nabi-nabi untuk menulis dan menyebarkan beberapa khotbah mereka, atau ringkasannya. Tanggal dari banyak nubuat mereka tidaklah pasti, tetapi yang paling awal adalah dalam masa Uzia raja Yehuda, dan raja Yerobeam kedua dari kerajaan Israel, yang hidup dalam zaman yang sama dengan Uzia, yaitu sekitar 200 tahun sebelum pembuangan dan tidak lama sesudah Raja Yoas membunuh Zakharia, anak imam Yoyada di pelataran rumah TUHAN. Walaupun mereka mulai membunuh nabi-nabi, namun mereka tidak bisa membunuh nubuat-nubuat mereka, yang akan tinggal tetap menjadi saksi melawan mereka. Hosea merupakan nabi yang pertama dari nabi-nabi yang menuliskan nubuat mereka. Juga Yoel, Amos, dan Obaja menyebarkan nubuat-nubuat mereka yang tertulis kira-kira pada waktu yang sama. Yesaya memulai menulis beberapa waktu kemudian, tidak lama sesudahnya. Namun, nubuatnya ditempatkan lebih dulu, sebab itu yang terbanyak dari antara semua yang lain dan di dalamnya terdapat nubuat mengenai Dia yang tentang-Nya para nabi bersaksi. Dan sesungguhnya, di dalamnya ada begitu banyak kabar mengenai Kristus sampai tepatlah bila Yesaya diberi gelar sebagai Nabi Injil, dan oleh beberapa penulis kuno, sebagai seorang Penginjil Kelima. Nanti kita akan mempelari judul umum dari Kitab Yesaya ini (ay. 1), dan karena itu hanya beberapa hal saja yang kita amati untuk sementara ini:
- I. Mengenai sang nabi sendiri. Dia berasal (jika kita boleh percaya pada tradisi orang Yahudi) dari keluarga raja, ayahnya (katanya) adalah saudara laki-laki dari raja Uzia. Pastilah dia banyak berada di lingkungan istana, terutama dalam zaman Hizkia, seperti kita lihat sejarahnya, dan banyak orang berpikir inilah yang membuat gaya tulisannya sangat tidak biasa dan penuh tata krama lebih daripada tulisan sebagian nabi-nabi lain, dan di beberapa tempat gaya tulisannya luar biasa anggun dan luhur. Roh Allah kadang-kadang menjalankan tujuan-Nya melalui kejeniusan istimewa seorang nabi. Sebabnya, nabi-nabi itu bukan sekadar terompet yang berbicara, yang melaluinya Roh berbicara, tetapi mereka itu adalah manusia yang berbicara, yang olehnya Roh berbicara, dengan menggunakan kekuatan-kekuatan alamiah mereka, yang berkenaan dengan terang dan api, dan memajukan mereka di atas diri mereka sendiri.
- II. Mengenai nubuat. Nubuat Yesaya sungguh unggul tiada tara dan berguna. Ini benar demikian bagi jemaat Allah pada saat itu, nubuat Yesaya menginsafkan mereka akan dosa, memberi mereka petunjuk akan kewajiban mereka, dan memberi penghiburan bagi mereka dalam kesusahan. Ada dua kesusahan besar yang menimpa jemaat kala itu yang dirujuk di sini, dan penghiburan diberikan dalam kaitan dengan itu, yaitu penyerbuan Sanherib, Raja Asyur, yang terjadi pada zaman Yesaya sendiri, dan penawanan di Babel, yang terjadi lama sesudah nubuat Yesaya ini. Dan dalam semua dukungan dan dorongan yang diberikan untuk kedua masa sukar tersebut, kita temukan anugerah Injil yang melimpah. Tidak ada nubuat-nubuat Perjanjian Lama, dibandingkan dengan semua kitab Perjanjian Lama yang lain, yang paling banyak dikutip oleh kitab-kitab Injil selain nubuat-nubuat dari Kitab Yesaya. Tidak pula ada nubuat yang dengan begitu jelas memberi kesaksian tentang Kristus seperti nubuat Yesaya ini. Lihat saja misalnya mengenai kelahiran-Nya dari seorang perawan (ps. 7) dan semua penderitaan-Nya (ps. 53). Bagian awal kitab ini banyak berkenaan dengan kecaman-kecaman mengenai dosa dan ancaman penghakiman. Sedangkan bagian akhirnya penuh dengan kata-kata keras dan kata-kata penghiburan. Cara seperti ini dipakai oleh Roh Kristus pada waktu dulu melalui para nabi, dan masih dipakai-Nya terus sampai sekarang, dengan pertama-tama menginsafkan hati, baru kemudian menghibur. Dan barangsiapa mau diberkati dengan penghiburan, ia harus tunduk dahulu untuk diinsafkan. Tak diragukan lagi, Yesaya memberitakan banyak khotbah, dan menyampaikan banyak pesan kepada umat, tetapi tidak ditulis dalam kitab ini. Ini juga dilakukan Kristus. Dan barangkali khotbah-khotbahnya itu disampaikan dengan lebih panjang lebar daripada yang diceritakan di sini. Walaupun begitu, yang tertinggal dalam catatan di sini adalah jumlah yang menurut Sang Hikmat Tak Terbatas sudah pantas disampaikan kepada kita yang kini tengah mengalami datangnya akhir zaman itu. Dan semua nubuat ini, serta juga semua sejarah mengenai Kristus, dicatat supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Karena untuk kitalah Injil ini dikabarkan dan juga untuk mereka yang hidup kemudian, dan dengan lebih jelas. Oh, semoga ini ditambah lagi dengan iman.
Jerusalem: Yesaya (Pendahuluan Kitab) PARA NABI
PENGANTAR
Dalam Alkitab Ibrani kitab-kitab Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan kedua belas nabi lainnya merupakan suatu kelompok yang disebut &qu...
PARA NABI
PENGANTAR
Dalam Alkitab Ibrani kitab-kitab Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan kedua belas nabi lainnya merupakan suatu kelompok yang disebut "Nabi-nabi kemudian". Kitab- kitab tsb ditempatkan sesudah kitab-kitab Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja yang oleh Alkitab Ibrani disebut "Nabi-nabi terdahulu". Alkitab Yunani, Septuaginta, menempatkan kitab-kitab para Nabi sesudah Ketubim (Hagiographa) dalam urutan berbeda dengan urutannya di dalam Alkitab Ibrani. Selain itu urutan kitab-kitab para Nabi dalam Alkitab Yunani kurang menentu. Alkitab Yunani menggabungkan kitab Ratapan dan kitab Daud pada kitab-kitab para nabi, padahal Alkitab Ibrani menempatkan kedua kitab tsb pada akhir daftar kitab-kitab suci. Alkitab Yunani juga menambah beberapa tulisan lain yang tidak pernah dikarang ataupun terpeliharadalam bahasa Ibrani, mis. bagian-bagian tambahan kitab Daniel. Kitab Barukh ditempatkan sesudah kitab Yeremia, dan Surat Yeremia menyusul kitab Ratapan. Terjemahan Vulgata pada umumnya mengikuti urutan tsb, tetapi sesuai dengan urutan Alkitab Ibrani Vulgata menempatkan kedua belas nabi "kecil" sesudah kitab-kitab empat nabi "besar" serta menggabungkan Surat Yeremia pada kitab Barukh yang ditempatkan olehnya sesudah kitab Ratapan.
KENABIAN
Semua agama besar yang berkembang di zaman purba, memiliki dengan perbedaan dalam tingkat dan bentuk orang-orang tertentu, yang telah menerima ilham dan menganggap diri wakilnya yang berbicara atas nama dewanya. Berhubungan dengan bangsa-bangsa yang bertetangga dengan Israel, perlu dicatat sebuah berita mengenal seseorang yang kerasulan roh kenabian pada abad ke-11 seb. Mas. di Byblos. Juga ada berita mengenai pelihat-pelihat dan nabi-nabi di Hama dekat sungai Orontos pada abad ke-8 seb. Mas. dan ada beberapa berita mengenai orang semacam yang tampil di Mari dekat sungai Efrat pada abad ke-18 seb. Mas. Ditinjau dari segi bentuk dan isi, pesan para pelihat itu yang ditujukan kepada penguasa menyerupai pesan nabi-nabi tertua di Israel yang dalam Kitab Suci. Kitab Suci sendiri memberi kesaksian mengenai pelihat yang bernama Bileam, yang dipanggil dari Aram oleh raja Moab, Bil 22-24, dan mengenai 450 nabi dewa Baal yang dipanggil Izebel dari Tirus lalu dipermalukan nabi Elia di gunung Karmel, 1Raj 18:19-40. Serupa dengan nabi-nabi Baal itu ialah 400 nabi lainnya yang diminta nasihatnya oleh raja Akhab, 1Raj 22:5-12. Ke-400 nabi ini seperti juga 450 nabi Baal yang disebut sebelumnya, ialah sekelompok besar orang kerasulan roh yang rusuh dan kacau. Namun mereka berbicara atas nama Yahwe. Meskipun nabi-nabi itu kadang-kadang ternyata nabi palsu, namun pastilah sudah, bahwa agama Yahwe kuno mengenal dan mengakui lembaga kenabiaan. Kitab Suci menyebut juga rombongan-rombongan nabi yang mendampingi Samuel, 1Sam 10:5; 19:20. Di zaman kegiatan nabi Elia, 1Raj 18:4, ada rombongan-rombongan nabi yang berhubungan dengan Elisa, 2Raj 2:3-18; 4:38 dst; 6:1 dst; 9:1. Kemudian mereka tidak disebut lagi dalam Kitab Suci, kecuali dalam Am 7:14. Terangsang oleh musik, 1Sam 10:5, nabi-nabi itu bersama-sama kerasukan roh masuk ekstase, lalu keadaan mereka menular kepada para hadirin, 1Sam 10:10; 19:20- 24. Ada kalanya nabi-nabi itu mengambil tindakan yang berupa lambang, 1Raj 22:11.
Sekali terjadi, bahwa nabi Elisa, sebelum mulai bernubuat, membantu diri dengan musik, 2Raj 3:15. Nabi-nabi kemudian lebih sering melakukan tindakan berupa lambang, mis, nabi Ahia dari Silo, 1Raj 11:29 dst, dan juga nabi Yesaya, Yes 20:2-5, sering kali nabi Yeremia, Yer 13:1 dst; 19:1 dst; 27:2 dst, dan terutama nabi Yehezkiel, 4:1-5:4; 12:1-7, 18; 21:18 dst; 37:15 dst. Baik dalam melakukan tindakan berupa lambang maupun lepas dari itu, nabi-nabi kerap kali berkelakuan aneh. Mereka dapat mengalami pebagai keadaan jiwa yang secara psikologis tidak normal. Akan tetapi gejala-gejala yang aneh-aneh itu tidak pernah menjadi inti-pokok karya para nabi yang kegiatan dan perkataan- perkataannya termaktub di dalam Kitab Suci. Mereka ini berbeda sekali dengan rombongan-rombongan nabi dan orang-orang kerasukan roh yang disebut di muka.
Walaupun demikian mereka semua, tanpa dibeda-bedakan, diberi nama yang sama yaitu \\ abi. Memang kadang-kadang kata kerja yang berasal dari kata benda abi\\ ini (bernubuat) mendapat arti "kerasukan" (mengigau), 1Sam 18:10 (juga di tempat-tempat lain). Hal ini dikarenakan cara "nabi-nabi" tertentu berlaku sebagai nabi. Akan tetapi arti kata kerja yang sampingan itu tidak merubah arti asli kata bendanya. Kemungkinan besar, kata benda itu berpautan dengan kata dasar yang berarti "memanggil-manggil, memaklumkan". Menurut arti ini \\ abi\\ ialah orang yang terpanggil ataupun orang yang memaklumkan. Kedua arti kata ini menyatakan inti pokok karunia kenabian pada bangsa Israel. Nabi ialah seorang pembawa pesan seorang juru bicara Allah. Arti ini dengan jelas diungkapkan dalam dua kutipan yang serupa yaitu dalam Kel 4:15-16 dan Kel 7:1. Menurut Kel 4:15-16, Harun akan menjadi "Allah yang memberi ilham kepadanya". Menurut Kel 7:1 Musa akan menjadi "Allah bagi Firaun" dan Harun akan bertindak sebagai "nabinya". Kedua keterangan ini bergema dalam firman Yahwe yang ditujukan kepada Yeremia ini: "Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu", Yer 1:9. Para nabi menyadari, bahwa pesan mereka berasal dari Allah. Oleh karena itu mereka menyampaikan pesannya dengan terlebih dahulu berkata: "TUHAN berfirman TUHAN" atau "Beginilah firman TUHAN".
Firman yang diterima para nabi, memaksakan diri kepada mereka. Mereka tidak dapat mendiamkannya, Amos misalnya berseru: "Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?", Am 3:8. Percuma saja Yeremia melawan firman itu yang mendesaknya untuk bernubuat, Yer 20:7-9. Semua nabi, pada suatu hari dipanggil Allah dan mereka tidak dapat mengelakkan panggilan itu, Am 7:15; Yes 6, khususnya Yer 1:4-10. Mereka semua dipilih sebagai juru bicara Allah, Yes 6:8. Awal kisah Yunus memnunjukkan, betapa mahalnya tebusan yang harus dibayar orang yang mau menghindari perutusan itu. Para nabi diutus sebagai saksi-saksi hekendak Allah. Mereka sendiri harus menjadi "alamat" kehendak Allah itu. Bukan saja perkataan-perkataan mereka melainkan juga perbuatan-perbuatan mereka, bahkan seluruh kehidupan mereka menjadi nubuat. Inilah beberapa contohnya: Perkawinan riil Hosea yang malang adalah sebuah lambang, Hos 1-3; Yesaya harus berjalan dalam keadaan bugil untuk menjadi alamat malapetaka yang datang, Yes 20:3; Yesaya sendiri serta anak-anaknya telah menjadi "tanda dan alamat", Yes 8:18; kehidupan Yeremia merupakan pengajaran, Yer 16; sewaktu Yehezkiel melaksanakan perintah-perintah aneh yang disampaikan kepadanya oleh Allah, maka ia menjadi "lambang bagi kaum Israel", Yeh 4:3; 12:6, 11; 24:24.
Pesan Allah diterima nabi dengan pelbagai cara. Ada yang menerimanya melalui penglihatan seperti Yesaya, 6, atau Yehezkiel 1; 2; 8, dll, Daniel, Dan 8-12, Zakharia, Za 1-6, jarang melalui penglihatan di malam hari, bdk Bil 12:6, seperti pada Dan 7; Za 1:8 dst. Ada juga yang menerimanya melalui pendengaran. Tetapi pada umumnya para nabi menerima pesan Allah itu melalui ilham batiniah. Ungkapan-ungkapan seperti "Firman TUHAN datang kepadaku" atau "Firman TUHAN kepada....", biasanya dapat diartikan sebagai ilham batiniah. Ilham itu datang kepada nabi entah dengan tiba-tiba, entah dengan alasan suatu peristiwa biasa saja, mis. sewaktu Yeremia melihat sebatang dahan pohon badam, Yer 1:11, dua keranjang buah ara, Yer 24, dan mengunjungi tukang periuk, Yer 18:1-4. Isi pesan yang telah diterima, disampaikan nabi kepada orang-orang lain dengan pelbagai cara, mis. dalam bentuk sajak liris atau cerita dengan pakai kiasan atau dengan jelas, dalam gaya bahasa singkat berupa "firman" ataupun dalam gaya bahasa yang biasanya dipakai dalam kecaman, perdebatan sengit, khotbah, perkara pengadilan, tulisan-tulisan hikmat atau mazmur-mazmur yang lazim dalam ibadat, lagu-lagu cinta, sindiran, ratapan, dsb.
Perbedaan dalam cara menerima dan menyampaikan pesan Allah itu pada umumnya tergantung dari watak pribadi dan kecakapan-kecakapan alamiah masing-masing nabi. Namun demikian dalam perbedaan itu terdapat suatu persamaan dasari. Setiap nabi sejati menyadari penuh, bahwa dia hanya sebuah alat; bahwa perkataan- perkataan yang diucapkannya sekaligus perkataannya sendiri dan perkataan pribadi lain. Setiap nabi yang benar sungguh-sungguh yakin, bahwa ia telah menerima firman Allah dan firman itu harus diteruskan kepada orang lain. Keyakinannya itu bertumpu pada pengalaman luar biasa, katakanlah pengalaman mistik, bahwa antara dia dengan Allah terjalin suatu hubungan langsung. Sebagaimana telah dikatakan di muka, kadang-kadang terjadi genggaman Ilahi yang dialami nabi nampak di luar dalam gejala-gejala yang kurang biasa. Tetapi seperti halnya dengan para mistikus ternama, hal ini terjadi jarang sekali. Sebaliknya, sesuai dengan pengalaman para mistikus besar, pengalaman akan Allah itu membawa nabi ke dalam suatu keadaan yang dengan tepat dapat disebut"adikodrati". Berkata, bahwa nabi tidak mengalami keadaan semacam ini berarti menurunkan karunia kenabian menjadi "inspirasi" sastrawan biasa dan lamunan-lamunan orang yang pura-pura diilhamkan.
Jarang sekali pesan kenabian ditujukan kepada orang perorangan saja, Yer 22:15 dst, atau menyangkut hanya sebuah keluarga tertentu, Yer 20:6; Am 7:17. Dalam hal ini perlu dikecualikan raja, mengingat kedudukannya sebagai kepala bangsa (sebagai contoh dapat disebut pesan nabi Natan kepada raja Daud, pesan nabi Elia kepada raja Ahab, pesan Yesaya kepada Ahas dan Hizkia serta pesan nabi Yeremia kepada raja Zedekia). Perlu juga mengecualikan nubuat yang ditujukan kepada imam besar yang bertindak sebagai kepada jemaat setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan di Babel, Za3. Dengan tidak memperhatikan beberapa kekecualian tsb, dapat dikatakan, bahwa nabi-nabi besar, yang tulisannya terpelihara bagi kita, berbeda sekali dengan para nabi di Israel yang mendahului mereka dan dengan "nabi-nabi" yang pernah tampil di dunia Timur di zaman purba. Dan yang justru membedakan nabi-nabi besar dengan yang lain-lain itu ialah bahwa pesan mereka ditujukan kepada seluruh rakyat. Dalam setiap kisah panggilan nabi besar tercantum pula, bahwa ia diutus kepada seluruh rakyat, Am 7:15; Yes 6:9; Yeh 2:3, malahan kepada segala bangsa, sebagaimana halnya dengan Yeremia, Yer 1:10.
Pesan para nabi menyangkut masa sekarang dan masa depan. nabi diutus kepada orang-orang sezamannya. Ia memberitahu mereka tentang kehendak Allah. Namun sejauh bertindak sebagai juru bicara Allah, nabi tidak terikat pada waktu tertentu. Nubuat-nubuat yang diucapkan nabi tentang masa depan memperkuat serta melanjutkan wejangan-wejangan yang dibawakannya. Nabi dapat menubuatkan sesuatu yang akan terjadi dalam waktu dekat sebagai suatu tanda. Pelaksanaan nubuat itu akan membenarkan perkataan dan karyanya, 1Sam 10:1 dst; Yes 7:14; Yer 28:15 dst; Yer 44:29-30; nabi melihat hukuman yang akan menimpa bangsanya sebagai balasan atas kesalahan-kesalahan yang dikecamnya. Ia melihat juga keselamatan mendatang sebagai ganjaran atas bertobatnya bangsa Israel yang selalu diusahakan oleh nabi. Dalam ajaran para nabi yang berkarya di zaman kemudian, terdapat nubuat-nubuat yang menyangkut akhir zaman, malahan hari kemenangan terakhir Allah. Tetapi dari nubuat itu selalu diambil ajaran yang berpautan dengan waktu nubuat itu diucapkan. Perlu ditambahkan pula, bahwa justru oleh karena nabi hanya semacam alat saja, pesan yang dibawakannya dapat mempunyai arti dan makna jauh lebih luas. Ada kalanya pesan itu tidak terbatas pada keadaan kongkrit saja yang mendesak nabi untuk mengucapkannya dan ia malahan melampaui kesadaran nabi itu sendiri. Kalau demikian pesan itu diselubungi suatu tabir rahasia dan baru menjadi jelas setelah itu terlaksana di kemudian hari.
Nabi Yeremia diutus Allah, "untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam", Yer 1:10. Pesan para nabi memang mempunyai dua segi: mengecam dan menghibur. Sesungguhnya sering kali pesan itu kejam, penuh ancaman dan celaan. Nada keras itu bahkan dapat menjadi bukti, bahwa nubuat memang sejati Yer 28:8-9, bdk Yer 26:16-19; 1 Raj 22:8. Nada keras disebabkan dosa, yang sebagai penghalang dilaksanakan rencana Allah, menghantui hati nabi. Namun demikian di dalam pesan nabi selalu masih bergema harapan akan keselamatan. Bagian kitab Yesaya yang berjudul Kitab Penghibur, Yer 40-55, adalah semacam puncak kurnia kenabian. Tidaklah tepat berkata, bahwa nabi-nabi yang berkarya di zaman dahulu tidak mengumandangkan berita-berita gembira penuh hiburan semacam ini. Nubuat keselamatan semacam itu sudah dapat dijumpai dalam kitab Am 9:8-15; Hos 2:13-22; 11:8-11; 14:2-9. Dalam sikap dan tindakan Allah terhadap umatNya kerelaan dan hukuman saling melengkapi.
Nabi diutus Allah kepada bangsa Israel, tetapi pandangannya selalu lebih luas dan tidak terbatas pada bangsanya sendiri saja, sama seperti kuasa Allah yang karyanya diberikan nabi lebih luas dari Israel melulu. Dalam kitab nabi Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel terdapat beberapa kelompok nubuat melawan bangsa-bangsa lain, Yes 13-23, Yer 46-51, Yeh 25-32. Kitab nabi Amos dimulai dengan hukuman- hukuman yang dijatuhkan atas bangsa-bangsa tetangga Israel. Kitab nabi Obaja memuat sebuah nubuat mengenai Edom. Dalam kitab nabi Nahum tercantum hanya satu nubuat semacam ini mengenai kota Niniwe, padahal nabi Yunus diutus Allah justru ke kota itu untuk mengajak penduduk-penduduknya, supaya mereka bertobat.-
Nabi berkeyakinan, bahwa ia berbicara atas nama Allah. Tetapi dari manakah para pendengarnya dapat tahu, bahwa di amemanglah nabi yang sejati? Sebab sejarah Israel mengenal juga nabi-nabi palsu. Mereka sering disebut dalam Kitab Suci. Mungkin saja nabi-nabi palsu itu secara pribadi jujur, tetapi dalam kenyakinannya mereka keliru. Mungkin juga mereka pura-pura berlagak nabi. Bagaimanapun juga tingkah-laku mereka yang dapat dilihat mata tidak berbeda dengan tingkah-laku nabi-nabi yang sejati. Nabi-nabi palsu itu menipu rakyat dan nabi-nabi sejati terpaksa melawan dan berdebat dengan mereka. Demikianlah terjadi dengan Mikha bin Yimla yang melawan nabi-nabi raja Akhab, 1Raj 22:8 dst. Nabi Yeremia melawan Hananya, Yer 28, atau nabi-nabi palsu pada umumnya, Yer 23. Juga Yehezkiel melawan sejumlah nabi dan nabiah palsu Yeh 13. Dari mana dapat diketahui, bahwa pesan yang diberikannya nabi berasal dari Allah? Bagaimana membedakan nubuat benar dari yang palsu? Menurut Kitab Suci ada dua tanda pengenal bahwa nubuat itu benar: 1) nubuat itu terlaksana, Yer 28:9; Ul 18:22 (bdk juga 1Sam 10:1; Yes 7:14; Yer 28:15; 44:29-30), dan terutama 2) isi nubuat itu sesuai dengan ajaran agama Yahwe, Yer 23:22; Ul 13:2-6.
Nas-nas yang dikutip dari kitab Ulangan itu menunjukkan, bahwa kenabian diakui oleh agama resmi sebagai suatu lembaga tersendiri. Kadang-kadang para nabi tampil disamping para imam, Yer 8:1; 23:11; 26:7 dst. dll, Za 7:3, dll. Dalam kitab Yeremia dikatakan, bahwa di dalam Bait Allah di Yerusalem tersedia "sebuah kamar untuk Ben Yohanan, abdi Tuhan" yang agaknya seorang nabi. Berdasarkan keterangan tsb dan bertumpu pada keserupaan sejumlah nubuat para nabi dengan doa-doa liturgis, dewasa ini sementara ahli sampai pada kesimpulan, bahwa para nabi, termasuk nabi-nabi besar (Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel) adalah petugas-petugas Bait Allah dan memainkan suatu peranan dalam ibadat resmi. Kesimpulan ini terlalu berlebih-lebihan, jika dibandingkan dengan keterangan- keterangan dalam Kitab Suci yang menjadi landasan pendapat tsb. Cukuplah orang menerima, bahwa memang ada hubungan antara para nabi dengan pusat-pusat hidup keagamaan dan bahwa ada nubuat yang gaya bahasa dan susunannya terpengaruh oleh ibadat. Pengaruh ini nampak terutama dalam kitab Habakuk, Zakharia dan Yoel.
Gagasan pokok yang agaknya dapat disimpulkan dari keadaan nyata yang serba majemuk dan dari nas-nas yang berpautan dengan tugas para nabi ialah sbb: seorang nabi ialah seorang yang secara langsung mengalami Allah; ia telah menerima penyataan mengenai kekudusan dan kehendak Allah; ia menilai peristiwa- peristiwa yang terjadi di masa hidupnya dan melihat masa depan dengan diterangi cahaya Ilahi; ia diutus Allah untuk mengingatkan kepada orang-orang lain tuntutan-tuntutan Allah dan untuk membawa mereka kembali ke jalan ketaatan dan cinta kasih kepada Allah. Ditinjau demikian, maka karunia kenabian pada bangsa Israel nampak sebagai suatu gejala khusus, kendati kesamaan lahiriahnya dengan gejala-gejala keagamaan serupa yang ditemukan pada bangsa-bangsa yang bertetangga dengan Israel. Karunia kenabian merupakan suatu cara khas yang dipakai Penyelenggaraan Ilahi untuk membimbing umat terpilih.
GERAKAN KENABIAN
Mengingat sifat-sifat dan peranan para nabi sebagaimana tadi diuraikan, maka tidak mengherankan, bahwa Kitab Suci memberi kepada Musa tempat yang paling depan dalam rangkaian para nabi, Ul 18:15, 18, dan menganggapnya sebagai nabi yang melebihi semua nabi lainnya, Bil 12:6-8; Ul 34:10-12. Sebab Musa menghadap Yahwe muka dengan muka, ia langsung berbicara dengan Tuhan serta menyampaikan hukum Taurat kepada bangsa Israel. Di antara bangsa Israel selalu ada sejumlah orang yang mewarisi karunia-karunia istimewa itu, mulai dengan Yosua, pengganti Musa, "seorang yang penuh roh", Bill 27:18, bdk Ul 34:9. Di zaman para Hakim dikenal seorang nabiah yaitu Debora, Hak 4-5, dan seorang nabi yang tidak disebut namanya, Hak 6:8. Kemudian tampillah nabi dan pelihat ternama, yaitu Samuel, 1Sam 3:20; 9:9; bdk 2Taw 35:18. Di masa itu roh kenabian memenuhi juga kelompok-kelompok orang "keraskan" yang bertindak secara aneh-aneh, seperti sudah diuraikan di muka, 1Sam 10:5; 19:20. Lalu Kitab Suci menyebut beberapa "rombongan nabi" yang membentuk semacam tarekat dan nampaknya kurang ekstatis, 2Raj 2, dll. Dalam bagian-bagian berikut Kitab Suci tarekat- tarekat tsb tidak disinggung lagi, namun sampai masa sesudah kembalinya orang- orang Yahudi dari pembuangan di Babel. Kitab Suci menyebut nabi-nabi itu sebagai kelompok tersendiri, Za 7:3. Di samping tarekat-tarekat yang pengaruhnya atas hidup keagamaan bangsa Israel sukar ditentukan itu, terdapat juga beberapa tokoh yang menyolok: Gad, nabi raja Daud, 1Sam 22:5; 2 Sam 24:11. Natan yang mendampingi raja yang sama, 2Sam 7:2 dst; 12:1 dst; 1 Raj 1:11 dst; Ahia di masa pemerintahan raja Yerobeam, 1Raj 11:29 dst; 14:2 dst; Uria (bin Semaya) di mana pemerintah Yoyakim, Yer 26:20. Daftar ini ditambahi oleh Tawarikh dengan nabi Semaya di masa pemerintahan Rehabeam, 2Taw 12:5 dst; Ido di masa raja Abia, 2Taw 13:22; Azarya (bin Oded) di masa pemerintahan Asa, 2Taw 15:1 dst; Oded di masa pemerintahan Ahas, 2Taw 28:9 dst, dan beberapa nabi lain yang tidak disebut namanya.
tentang kebanyakan nabi tsb kita tidak tahu banyak oleh karena dalam Kitab Suci hanya disinggung sebentar atau hanya disebut namanya saja. Tetapi ada beberapa yang tampil ke depan. Natan memberitakan kepada raja Daud, bahwa wangsanya yang berkenan kepada Allah akan berlangsung untuk seterusnya. Nubuat Natan ini merupakanmata rantai pertama dalam serangkaian nubuat yang semakin terperinci mengenai Mesias keturunan Daud, 2Sam 7:1-17. Namun Natan ini juga menghardik keras raja Daud yang telah berzinah dengan Batsyba. Setelah raja bertobat Natan menjamin kepadanya, bahwa Allah akan mengumpulkan dosanya itu, 2 Sam 12:1-26.
Dua nabi lain yaitu Elia dan Elisa lebih kita kenal berkat sejumlah cerita mengenai mereka yang tercantum dalam kedua kitab Raja-raja, Elia berperan sebagai pembela iman kepada Allah yang Esa dan secara gemilang mengalahkan nabi- nabi dewa Baal di puncak gunung Karmel, 1Raj 18. Elia memang tampil di panggung sejarah Israel tepat pada waktu agama Yahwe terancam bahaya dari pihak kepercayaan serta ibadat kafir yang mulai berpengaruh pada orang-orang Yahudi. Pertemuan Elia dengan Allah di gunung Horeb, yaitu di tempat pernah diadakan Perjanjian suci, secara langsung menghubungkan diri Elia dengan Musa, 1Raj 19. Elia adalah seorang pembela iman akan Yahwe dan sekaligus pembela keluhuran akhlak. Elia menyerahkan hukuman Allah atas diri raja Ahab yang telah membunuh Nabot untuk merampas kebun anggurnya, 1Raj 21. Akhir hidup Elia yang terselubung suatu rahasia, 2Raj 2:1-18, menyemarakkan kepribadiannya, yang makin hari makin dimasyurkan dalam tradisi Yahudi. Elia selalu berjuang sendirian. Bukan demikian halnya dengan Elisa yang melibatkan diri dalam kehidupan orang-orang sezamannya. Elisa turun tangan di waktu orang-orang yahudi berperang dengan bangsa Moab, 2Raj 3, dan dengan bangsa Aram, 2Raj 6-7. Elisa memainkan peranan dalam perebutan kuasa raja oleh Hazael di Damsyik, 2 Raj 8:7-14, dan oleh Yehu di kerajaan Utara (Israel), 2Raj 9:1-3. Beberapa penguasa yaitu Yoas, raja Israel, 2Raj 13:14-19. Benhadad, raja Damsyik, 2 Raj 8:7-8, dan Namaan, panglima raja Aram, 2Raj 5, meminta nasehat kepada Elisa. Elisa berhubungan juga dengan tarekat-tarekat nabi. Mereka menceritakan pelbagai kisah ajaib mengenai Elisa, 2Raj 4:1-7, 38-44; 6:1-7.
Sudah barang tentau keterangan-keterangan paling lengkap diberi mengenai nabi-nabi yang kitabnya termasuk daftar Kitab Suci. Keterangan-keterangan itu dapat dicari dalam pengantar kepada masing-masing kitab nabi. Di sini sukup menunjukkan kedudukan nabi itu dalam gerakan kenabian dan menggariskan segi-segi baru pada nabi ini dalam perbadingan dengan zaman dahulu. Semua nabi yang kitabnya terdapat dalam Kitab Suci, tampil ke muka di zaman ketika bangsa Israel berada dalam keadaan gawat yang mendahului dan bertepatan dengan kejadian- kejadian penting yang menentukan sejarah bangsa Israel untuk selanjutnya. Kejadian-kejadian itu ialah ancaman dari pihak kerajaan Asyur dan kemusnahan kerajaan Israel (Utara) runtuhnya kerajaan Yehuda (Selatan) dan pembuangan bangsa Israel ke Babel, akhir masa pembuangan dan kembalinya orang-orang Yahudi dari pembuangan. Para nabi menunjukkan pesannya bukan kepada raja melainkan kepada seluruh bangsa. Oleh karena pesan mereka bersifat umum, maka pesan itu terpelihara secara tertulis dan membawa pengaruh untuk selanjutnya. Yang paling dahulu dari nabi-nabi itu ialah Amos. Ia menunaikan tugasnya di pertengahan abad ke-8 seb. Mas., yaitu l.k. 50 thn. sesudah wafatnya nabi Elisa. Gerakan kenabian yang besar berlangsung sampai zaman pembuangan bangsa Israel, yaitu kurang dari dua abad lamanya. Dalam masa itu menonjollah peranan nabi Yesaya dan Yeremia. Tetapi di masa yang sama tampil juga nabi Hosea, Mikha, Nahum, Zefanya dan Habakuk. Akhir kegiatan nabi Yeremia bertepatan dengan awal kegiatan Yehezkiel. namun bersamaan dengan Yehezkiel, yang berkarya di tengah-tengah bangsa Israel di pembuangan, berubahlah nada nubuat. Nubuat-nubuat menjadi kurang spontan dan kurang berapi-rapi; nubuat-nubuat kerap kali berupa penglihatan-penglihatan hebat namun berbelit-belit; dalam menggambarkan sesuatu sangat terperinci; perhatian terpusat pada peristiwa-peristiwa yang akan berlangsung di akhir zaman. Pendek kata, nubuat-nubuat makin sering bercorak kesusasteraan apokaliptik. Namun demikian aliran kenabian yang berpangkal pada nabi Yesaya juga diteruskan, bahkan diperkaya dalam kitab Penghiburan, Yes 40-55, Hagai dan Zakharia, memusatkan perhatiannya pada pembangunan Bait Suci. Sesudah kedua nabi ini, maka Maleakhi mengemukakan kekurangan-kekurangan yang timbul dalam jemaat Israel baru. Lalu menyusul kitab kecil Yunus. Dalam kitab ini yang sudah mulai bercirikan jenis midrasy, ajaran yang dikemukakan dalam karangan-karangan kuno Alkitab menjadi landasan buat sebuah ajaran baru. Aliran apokaliptik yang bermula dalam kitab Yehezkiel, dapat dijumpai kembali dalam kitab Yoel dan dalam bagian kedua kitab Zakharia. Aliran itu menjiwai seluruh kitab Daniel. Kitab Daniel menggabungkan penglihatan-penglihatan mengenai masa lampau dengan penglihatan-penglihatan yang menyangkut masa depan dan menyajikannya dalam suatu gambaran yang sama sekali lepas dari masa tertentu. Dalam gambaran itu kejahatan dihancurkan dan Kerajaan Allah ditegakkan. Di masa itu inspirasi kenabian nampaknya sudah padam, sehingga orang berseru kepada "nabi-nabi di masa yang lampau", Dan 9:6; bdk Za 7:7, 12. Nabi Zakharia, Za 13:2-6, memang meramalkan bahwa karunia kenabian akan lenyap, oleh karena sudah dicemarkan nabi-nabi palsu. Tetapi kitab nabi Yoel, Za 3:1-5, menubuatkan, bahwa di zaman Mesias Roh Kudus, ialah roh kenabian, akan dicurahkan lagi. Nubuat Yoel itu terlaksana pada hari Pentakosta, lih Kis 2:16, yang merupakan permulaan zaman baru. Zaman itu sudah diberitakan Yohanes Pembaptis yang menjadi nabi terakhir dari Perjanjian Lama, "Seorang nabi, bahkan lebih dari pada nabi", Mat 11:9; Luk 7:26.
AJARAN PARA NABI
Para nabi berperan penting dalam perkembangan agama bangsa Israel. Mereka bukan hanya mempertahankan dan membimbing bangsanya dalam kepercayaan murni kepada Yahwe, Allahnya. Mereka memegang juga peranan utama dalam memperkembangkan penyataan Ilahi. Dalam peranan rangkap ini masing-masing nabi mengambil bagiannya sendiri dan masing-masing nabi memberi sumbangan khasnya bagia ajaran keagamaan. Sumbangan mereka masing-masing saling bertemu dan bergabung menurut 3 tema pokok, tepatnya menurut tema-tema khas dalam agama Perjanjian Lama, yaitu: monoteisme, ajaran kesusilaan dan penantian akan keselamatan.
Monoteisme. Secara falsafiah, monoteisme dapat dirumuskan begini: mengaku adanya satu Allah saja dan menolak adanya ilah-ilah lain. Bangsa Israel sampai kepada pengertian monoteisme sedemikian lambat sekali dan tahap demi tahap. Berabad-abad lamanya orang-orang Israel menganut paham, bahwa bangsa-bangsa lain boleh saja mempunyai ilah-ilah lain, tetapi mereka sendiri tidak perduli akan ilah-ilah itu. Orang-orang Israel hanya menerima Yahwe saja. Di antara ilah-ilah lain Yahwelah yang paling berkuasa. Yahwe menuntut, supaya orang-orang Israel berbakti kepada Dia saja. Peralihan dari paham dan praktek monoteis semacam ini kepada suatu perumusan abstrak terjadi berkat pewartaan para nabi. Ketika Amos, nabi pertama dalam urutan waktu, menggambarkan Yahwe sebagai Allah yang menguasai kekuatan-kekuatan alam dan bertindak sebagai Penguasa manusia dan segala kejadian, maka nabi itu hanya mengingatkan kebenaran yang sudah lama diketahui untuk mendukung ancaman-ancaman yang dilontarkannya. Namun kepercayaan lama itu makin hari makin jelas dipahami. Demikianpun kesimpulan praktis dari kepercayaan itu semakin nyata dan terasa. Pernyataan Allah di gunung Sinai dahulu berhubungan erat dengan terpilihnya bangsa Israel sebagai umat Allah dan dengan diikatnya Perjanjian. Setelah itu Yahwe nampak sebagai Allah Israel, allah yang berkediaman di Tanah dan tempat-tempat suci Israel. meskipun tetap menekankan ikatan-ikatan khas antara Yahwe dengan umatNya, namun para nabi menegaskan, bahwa Yahwe menentukan hal-ihwal bangsa-bangsa lain juga, Am 9:7. Yahwe menghakimi bangsa-bangsa kecil maupun yang besar, Am 1-2 (lih juga semua nubuat melawan bangsa-bangsa kafir). Yahwe memberi mereka kekuasaannya dan mengambilnya kembali, Yer 27:5-8. Yahwe memakai negara-negara lain sebagai alat penghukumanNya, Am 6:11; Yes 7:18-19; 10:6; Yer 5:15-17, tetapi Iapun menahan negara-negara itu sesuai dengan kehendakNya, Yes 10:12. Walaupun para nabi memaklumkan, bahwa Tanah Israel adalah milik Yahwe, Yer 7:7, dan Bait Suci adalah tempat kediamanNya, Yer 6; Yer 7:10-11, namun mereka menubuatkan juga kehancuran Bait Allah itu, Mi 3:12; Yer 7:12-14; 26, dan nabi Yehezkiel melihat "kemuliaan Yahwe" meninggalkan kota Yerusalem, Yeh 10:18-22; 11:22-23.
Di samping Yahwe, Penguasa semesta alam, tidak ada tempat bagi ilah-ilah lain. Dengan melawan pengaruh dari upacara-upacara kafir dan gejala-gejala sinkretisme yang membahayakan kepercayaan Israel, para nabi menandaskan, bahwa dewa-dewa tidak berkuasa sama sekali dan bahwa berhala-berhala mereka hampa belaka, Hos 2:7-15; Yer 2:5-13, 27-28; 5:7; 16:20. Lenyapnya segenap pengharapan nasional yang selama ini menjiwai bangsa Israel oleh karena pembuangan ke Babel dapat menimbulkan kesangsian mengenai kekuasaan Yahwe. Maka justru di masa itu nabi Deutero-Yesaya, Yes 40:19-20; 41:6-7, 21-24; 44:9-20; 46:1-7; bdk Yer 10:1-16, dan kemudian surat Yeremia, Bar 6, dan Dan 14 (Yun) mempertajam dan merassionalisasikan serangan atas berhala-berhala. Imbalan kecaman atas berhala itu ialah pengungkapan monoteisme mutlak yang jaya seperti tercantum dalam Yes 44;6-7; 46:1-7, 9.
Allah itu adalah Allah yang transenden yang mengatasi dan melampaui segala ciptaan. Transendensi Allah terutama diungkapkan oleh para nabi dengan berkata, bahwa allah adalah "kudus". Ungkapan ini sangat digemari oleh Yesaya, Yes 6 dan di banyak tempat lain: mis. Yes 1:4; 5:19, 24; 10:17, 20, dll; tetapi juga terdapat dalam Hos 11:9; Yes 40:25; 41:14, 16, 20, dll; Yer 50:29; 51:5; Hab 1:12; 3:3. Allah diselubungitabir rahasia, Yes 6; Yeh 1. Allah berada jauh di atas "anak-anak manusia" sebagaimana berulang kali dikatakan nabi Yehezkiel yang dengan ungkapan itu menegaskan jarak pemisah yang terbentang antara dia dengan Pembicara Ilahinya. Namun demikian allah digambarkan sebagai Tuhan yang berbeda dekat melalui kebaikan bahkan cinta mesra yang dinyatakanNya kepada umat- milikNya. Kasih dan kebaikan Allah itu secara khusus ditegaskan nabi Hosea dan Yeremia serta diibaratkan dengan perkawinan yang diadakan Yahwe dengan Israel, Hos 2; Yer 2:2-7; 3:6-8. Ibarat ini diuraikan dengan panjang lebar dalam kitab Yehezkiel, Yeh 16 dan 23.
Ajaran kesusilaan. Melalui renungan mengenai perbedaan antara kekudusan Allah dan kedosaan manusia, Yes 6;5, para nabi mengerti dengan jelas arti dan hakekat dosa. Sama seperti halnya dengan monoteisme, demikianpun ajaran kesusilaan para nabi bukan sesuatu yang baru. Ajaran itu sudah tersurat dalam ke-10 Perintah Allah (Dekalog). Berlandaskan ajaran Dekalog itu nabi Natan menghardik raja Daud, 2Sam 12, dan nabi Elia berani mengecam raja Akhab, 1 Raj 21. Dalam kitab-kitab para nabi yang terpelihara dalam Alkitab, berulang kali ditegaskan, bahwa dosa memisahkan manusia dari pada Allah, Yer 59:2. Dosa, pada hakekatnya adalah pemberontakan terhadap Allah yang adil (Amos), terhadap Allah yang penuh kasih (Hosea), terhadap Allah yang kudus (Yesaya). Dosa menjadi pusat perhatian nabi Yeremia; dosa itu menjalar kepada selurh bangsa yang tampaknya sudah termakan olehnya dan tidak dapat ditobatkan lagi, Yer 13:23. Kejahatan membanjiri seluruh umat dan menuntut hukuman Allah, penghaliman yang akan dijatuhkan pada "Hari TUHAN", Yers 2:6-22; 5:18-20; Hos 5:9-14; Yl 2:1-2; Zef 1:14-18. Nubuat mengenai malapetaka yang akan datang itu dianggap oleh nabi Yeremia sebagai tanda nubuat yang sejati, Yer 28:8-9. Dosa yang dilakukannya oleh seluruh bangsa menurut hukuman umum itu. Di tengah renungan mengenai dosa dan hukuman kolektip itu mulai juga timbul gagasan baru mengenai ganjaran pribadi, Yer 31:29-30(bdk Ul 24:16). Gagasan itu diperkuat dalam Yeh 18, bdk Yeh 33;10-20.
"Monoteisme etis" para nabi ini tidak berlawanan dengan hukum. Ajaran kesusilaan para nabi justru bertumpu pada hukum yang pernah dimaklumkan Allah. Hukum itu terus dilanggar atau/dan diremehkan, lih wejangan Yer 7:5-10 dan hubungannya dengan Dekalog.
Bersamaan dengan berkembangnya ajaran kesusilaan itu, pengertian mengenai hidup keagamaan makin diperdalam. Manusia dapat luput dari hukuman Allah, bilamana ia "mencari TUHAN", Am 5:4; Yer 50:4; Zef 2:3; yaitu bilamana, sesuai dengan kata Zefanya manusia melaksanakan perintah-perintah Allah, memenuhi hukum dan bersifat rendah hati, bdk Yes 1:17; Am 5;24; Hos 10:12; Mi 6:8. Allah menghendaki supaya manusia beragama secara batiniah. Menurut nabi Yeremia, agama batiniah itu adalah syarat bagi sebuah Perjanjian baru, Yer 31:31-34. Seluruh hidup keagamaan serta tanda-tanda lahiriah ibadat harus dijiwai semangat batiniah itu. Para nabi mengecam upacara-upacara meriah kaku yang tidak menghiraukan akhlah manusia yang beribadat, Yes 1:11-17; Yer 6:20; Hos 6:6; Mi 6:6-8. Tetapi kelirulah orang yang berpendapat, bahwa para nabi memusuhi ibadat pada umumnya. Malahan nabiYehezkiel, hagai dan Zakharia, emnaruh perhatian istimewa pada peribadatan dan Bait Suci.
Penantian akan keselamatan. Hukuman yang akan menimpa bangsa Israel bukan babak terakhir dalam drama hubungan antara Allah dengan umatNya. Allah tidak menghendaki, bahwa umatNya musnah seluruhnya. Walaupun umat itu terus-menerus mengingariNya, namun Allah tetap mengusahakan janji-janjiNya dipenuhi. Allah akan menyayangi suatu "sisa Israel", Yes 4:3. Istilah "sisa" ini untuk pertama kalinya disebut dalam kitab Amos, 5;15. Dalam kitab nabi-nabi berikut istilah ini diulang-ulang dan diberi arti lebih mendalam. Dalam pandangan para nabi gambaran mengenai hukuman yang sudah dekat bercampur baur dengan gambaran mengenai penghakiman Allah pada akhir zaman. "Sisa Israel" akan luput dari hukuman yang sudah dekat itu dan akan dikaruniai keselamatan pada akhir zaman. Dengan majunya sejarah menjadi jelas, bahwa hukuman yang mendekat itu bukanlah penghakiman terakhir. Tetapi sesudah setiap malapetaka justru "sisa" itulah yang selamat: para penduduk negeri yang masih tersisa setelah Samaria musnah dan Sanherib merebut negeri Yehuda, Am 5:15; Yes 37:31-32; mereka yang terbuang ke negeri Babel setelah Yerusalen hancur Yer 24:8; jemaat yang dari pembuangan kembali ke Palestina, Za 8:6, 11, 12; Ezr 9:8, 13, 15. Dalam tiap-tiap kali "sisa" yang selamat itu sekaligus menjadi pangkal suatu umat yang suci yang diberi janji mengenal masa depan, Yes 11:10; 37:31; Mi 4:7; 5:6-7; Yeh 37:12- 14; Za 8:11-13.
Kebahagiaan di masa mendatang itu tiada taranya: orang-orang Yahudi dari Kerajaan Israel dan Yehuda yang terserak-serak itu, Yes 11:12-13; Yer 30-31, akan kembali ke tanah Suci. Di situ mereka akan hidup sejahtera dan tidak berkekurangan apapun, Yes 30:23-26; 32:15-17. Umat Allah akan membalas dendam kepada para musuhnya, Mi 4;11-13, 5:6-8. Namun demikian kesejahteraan dan kekuasaan materiil dan politik ini bukannya inti pokok kebangkitan itu. Kesejahteraan itu hanya menyertai Allah yang berkuasa sebagai Raja dan mengandaikan suatu suasana spirituil yaitu: keadilan dan kesucian, Yes 29:19- 24, pertobatan batiniah dan pengampunan Ilahi, Yer 31:31-34 pengenalan akan Allah, Yes 2:3; 11:9; Yes 31:34, kedamaian dan suka-cita, Yes 2:4; 9:6; 11:6- 8; 29:19.
Untuk mendirikan dan memimpin kerajaanNya di bumi, TUHAN selaku Raja akan memilih seorang wakil. Wakil itu akan diurapi dan ia akan mengabdi kepada Allah dengan taat. Ia akan disebut "yang diurapi" oleh Yahwe, yaitu Sang Mesias. Pengharapan akan Mesias-Raja (Mesianisme) untuk pertama kalinya diungkapkan nabi Natan, ketika ia berjanji kepada raja Daud, bahwa wangsanya akan berlangsung untuk seterusnya. Nubuat itu berkumandang juga dalam beberapa mazmur, bdk Pengantar kitab Mazmur. Namun ketidak-berhasilan dan buruknya tingkah-laku kebanyakan pengganti raja Daud nampaknya membatalkan janji yang melekat pada wangsa Daud. Maka seluruh harapan terarah akhirnya pada seorang raja saja, yang kedatangannya dinantikan, entah di waktu dekat di waktu yang masih lama. Para nabi, khususnya Yesaya dan juga Mikha dan Yeremia, secara samar-samar menantikan penyelamat sedemikian. Mesias itu, menurut mereka, akan berasal dari wangsa raja Daud, Yes 11:1; Yer 23:5 = 33:15. Ia akan lahir di Betlehem-Efrata, tempat asal raja Daud. Mi 5:1. Ia akan diberi gelar-gelar yang paling agung, Yes 9:5. Tuhan serta segala karuniaNya ada padanya, Yes 11;1-5. Yesaya menyebut Mesias itu dengan nama Imanuel ("Allah beserta kita"), Yes 7:14. Yeremia memberi kepadanya nama "Yahwe zidqenu"("Tuhan-keadilan kita"), Yer 23:6. Kedua nama ini meringkaskan pandangan yang murni bersih tentang Mesias.
Harapan akan datangnya Mesias tetap hidup di tengah-tengah bangsa Israel, kendati mereka melihat, bahwa hasrat mereka untuk menguasai seluruh bumi, adalah suatu mimpi belaka yang tidak mungkin terwujud. Mereka tetap berharap, kendati mereka mengalami pahitnya hidup dalam pembuangan di Babel. Hanya harapan itu diberi wujud dan sorotan baru. Untuk sementara waktu harapan itu oleh nabi Hagai dan Zakharia dianggap terwujud dalam diri Zerubabel, keterangan raja Daud. Kemudian harapan akan kedatangan Mesias-Raja semakin menipis dan menghilang. Sebab tidak seorang keturunan Daudpun naik takhta. Israel dijajah dan diperintah oleh penguasa asing. Nabi Yehezkiel memang menantikan kedatangan seorang Daud baru. Tetapi ia tidak menyebutnya "raja" lagi melainkan "pangeran". Ia menggambarkan Mesias itu lebih-lebih sebagai seorang pengantara dan gembala dari pada seorang penguasa, Yeh 34:23-24; 37:24-25. Nabi Zakharia memang berbicara mengenai seorang raja yang akan datang, tetapi raja itu lemah-lembut dan seorang pencinta damai, Za 9:9-10. Dalam bagian kedua kitab Yesaya (Deutero-Yesaya), "orang yang diurapi Yahwe" itu bukan lagi seorang raja yang berasal dari wangsa Daud, melainkan raja Persia yaitu Koresy, Yes 45:1. Dia itu dipakai Allah sebagai alat untuk membebaskan umat Israel. namun Deutero-Yesaya yang sama ini menampilkan juga seorang tokoh keselamatan lain yang Hamba TUHAN. Hamba itu adalah guru bagi bangsa Israel dan cahaya bagi bangsa-bangsa lain. Dengan lembut hati Ia mengajarkan hukum Allah. Rupa Hamba Yahwe itu tidak semarak. ia ditolak oleh saudara-saudara sebangsanya, namun menyelamatkan mereka dengan mengorbankan hidupnya sendiri, Yes 42:1-7; 49:1-9; 50:4-9, khususnya Yes 52:13-53:12. Akhirnya nabi Daniel melihat dalam penglihatan, bahwa di atas awan-awan akan datang seorang yang menyerupai Anak Manusia. Allah akan memberi kepadanya kekuasaan atas segala bangsa, dan sebuah kerajaan yang tidak akan berkesudahan, Dan 7. Akan tetapi pengharapan yang lama kemudian tampil kembali. Menjelang tarikh Masehi bagian besar bangsa Israel dijiwai harapan akan kedatangan Mesias- Raja. Tetapi juga ada golongan-golongan tertentu yang menantikan seorang Mesias- imam dan ada pula golongan-golongan lain yang mengharapkan kedatangan seorang Mesias yang tidak berasal dari dunia ini.
Jemaat kristen purba menghubungkan semua nubuat para nabi mengenai Mesias itu dengan diri Yesus, yang mempersatukan di dalam diriNya nubuat-nubuat yang berbeda-beda nadanya itu. Dalam pandangan jemaat purba itu Yesus adalah Penyelamat, Kristus artinya Mesias, keturunan Daud: Ia lahir di Betlehem: Ia Raja pencinta damai, yang dinubuatkan nabi Zakharia; Dialah Hamba yang bersengsara, sesuai dengan nubuat yang tercantum dalam bagian kedua kitab Yesaya; Yesus adalah kanak-kanak yang bernama Imanuel yang dinubuatkan nabi Yesaya dan juga Anak Manusia yang berasal dari surga, sesuai dengan kitab Daniel. Akan tetap penggunaan nubuat-nubuat yang lama itu tidak boleh mengaburkan pandangan khas kristen mengenai Mesias. Pandangan kristen memancari diri pribadi dan karya Yesus. Nubuat-nubuat itu digenapi Yesus, tetapi dengan tegas pengertian tradisionil mengenai Mesias-Raja dengan arti politik.
KITAB-KITAB PARA NABI
Para nabi yang kitabnya tercantum dalam Alkitab, biasanya disebut "nabi-nabi penulis". Tetapi sesuai dengan yang diuraikan di muka mengenai cara kerja para nabi, sebutan ini kurang tepat. Seorang nabi itu bukan seorang penulis. Nabi adalah pengkhotbah, seorang pembicara. Pesan para nabi itu disampaikan secara lisan.Hanya perlu dijelaskan, bagaimana wejangan-wejangan para nabi yang lisan itu akhirnya diberi bentuk tertulis.
Dalam kitab-kitab para nabi terdapat 3 unsur yang berbeda satu sama lain, yaitu 1. "kata-kata kenabian" yang berupa "firman". Yang berbicara ialah Allah sendiri atau nabi nama Allah. Kadang-kadang firman itu berupa sajak yang berisikan suatu ajaran, suatu berita, suatu ancaman atau janji....; 2. cerita- cerita di mana nabi sendiri angkat bicara dan mengisahkan pengalamannya sendiri, khususnya panggilannya; 3. cerita-cerita di mana orang lain menceritakan kejadian-kejadian dari kehidupan nabi atau hal-ihwal yang berpautan dengan karyanya. Ketiga unsur ini kadang-kadang tercampur. Sering kali firman Ilahi atau wejangan disisipkan ke dalam cerita.
Bagian-bagian di mana orang lain angkat bicara menunjukkan, bahwa bagian- bagian itu ditulis orang lain dari nabi sendiri. Paling jelas hal itu terungkap dalam kitab Yeremia. Nabi Yeremia mendiktekan kepada Barukh, Bar 36:2-3, segala sesuatu yangtelah diucapkan nabi atas nama Yahwe selama 23 tahun, Yer 36:4, bdk Yer 25:3. Kumpulan wejangan nabi Yeremia itu lalu dibakar ileh raja Yoyakim, Yer 36:2-3. Maka Barukh kembali menulis kitab itu, Yer 36:32. Cerita mengenai kejadian-kejadian itu hanya dapat berasal dari Barukh. Ia agaknya juga menulis cerita-cerita berikut mengenai riwajat hidup Yeremia, Yer 37-44. Cerita-cerita itu berakhir dengan sebuah kata penghiburan yang ditujukan nabi Yeremia kepada Barukh sendiri, Bar 45:1-5. Sepintas lalu dikatakan, bahwa gubahan kedua yang dikerjakan Barukh "ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu", entahlah oleh Barukh sendiri atau oleh orang lain, Yer 36:32.
Hal-hal yang serupa dapat menjelaskan susunan kitab-kitab lain pula. Para nabi sendiri agaknya mencatat atau mendiktekan sebagian nubuat maupun cerita yang mengisahkan pengalaman mereka, bdk Yes 8:1; 30:8; Yer 30:2; 51:60; Yeh 43:11; Hab 2:2. Sebagian warisan para nabi itu kiranya hanya dipelihara dengan setia dalam tradisi lisan saja oleh orang-orang yang mendampingi atau berguru kepada mereka. Agaknya dapat dipastikan, bahwa nab Yesaya mempunyai sekelompok murid, Yes 8:16. Kejadian-kejadian dari riwayat hidup para nabi kiranya juga terpelihara dalam ingatan kelompok-kelompok tsb dan termasuk ke dalamnya beberapa firman kenabian pula. Contohnya ialah tradisi mengenai nabi Yesaya yang tercantum dalam kitab Raja-raja, 2Raj 18-20, yang kemudian disisipkan ke dalam kitab Yesaya, Yes 36-39. Sama halnya denga kisah mengenai bentrokan nabi Amos dengan imam Amazia, Am 7:10-17.
Berpangkal pada ketiga unsur yang disebut di muka dibuat kumpulan-kumpulan yang menghimpunkan nubuat-nubuat yang bernada sama atau berita-berita mengenai hal yang sama (mis. kumpulan-kumpulan nubuat melawan bangsa-bangsa lain yang terdapat dalam kitab Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel); ataupun disusun kumpulan nubuat-nubuat yang mengancamkan malapetaka yang diimbangi kumpulan nubuat-nubuat mengenai keselamatan (mis. kitab nabi Mikha). Tulisan-tulisan ini dibacakan dan direnungkan, dan begitu mengabadikan cita-cita dan gagasan-gagasan yang dicetuskan para nabi. Orang-orang yang hidup sezaman dengan nabi Yeremia mengutip suatu nubuat nabi Mikha, Yer 26:17-18. Nabi-nabi terdahulu sering kali disebut, Yer 28:8. Penyebutan nabi-nabi terdahulu ini berupa ulangan muncul dalam Yer 7:25; 25:4; 26:5, dll, dan juga dalam Za 1:4-6; 7:7,12; Dan 9:6,10; Ezr 9:1. Dalam lingkungan orang-orang bersemangat yang memupuk iman dan kesalehannya dengan tulisan-tulisan itu, kitab-kitab para nabi tetap hidup dan selalu aktuil. Sebagaimana halnya dengan gulungan yang digubah Barukh, Yer 36:32, tulisan-tulisan nabi-nabi lainpun "masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu". Tambahan-tambahan itupun diilhamkan Allah dan bertujuan menyesuaikan tulisan-tulisan para nabi dengan keadaan konkrit bangsa Israel ataupun memperkaya tulisan-tulisan itu. Kadang-kadang tambahan-tambahan itu banyak dan luas (hal ini berlaku untuk kitab Yesaya dan kitab Zakharia seperti akan diuraikan lebih lanjut pada tempatnya). Orang-orang yang menerima warisan berupa tulisan-tulisan para nabi itu yakin, bahwa dengan berbuat demikian mereka memelihara dan memanfaatkan harta yang mereka warisi.
Dalam Alkitab keempat nabi besar diuraikan sesuai dengan urutan mereka dalam waktu. Urutan kitab-kitab kedua nabi "kecil" agak kebetulan saja. Sedapat- dapatnya kami akan membahas kitab-kitab ini sesuai dengan urutannya dalam waktu.
YESAYA
Nabi Yesaya lahir di sekitar thn. 765 seb. Mas. Ia dipanggil Allah untuk menjadi nabiNya pada thn. mangkatnya raja Uzia, yaitu pada thn. 740. Yesaya menerima panggilannya di dalam Bait Suci di Yerusalem. Ia ditugaskan Allah untuk memaklumkan kemusnahan kerajaan Israel dan Yehuda sebagai hukuma atas ketidak- setiaan umat kepada Yahwe, 6:1-13. Nabi menunaikan tugasnya selama 40 thn. Selama masa itu bertambah ancaman dari pihak kerajaan Asyur yang semakin mendesak kerajaan Isarel dan Yehuda. Masa 40 thn. ini dapat dibagi atas empat satuan waktu. Segala nubuat nabi dengan lebih atau kurang pasti dapat ditempatkan dalam masing-masing satuan waktu itu.
1. Nubuat-nubuat pertama diucapkan Yesaya antara hari panggilannya, thn. 740 dan permulaan pemerintahan raja Ahas, thn. 736. Di masa itu Yesaya pada umumnya mengecam kemerosotan akhlak yang merajalela dalam kerajaan Israel (Utara) dan disebabkan kemakmuran materiil, 1-5(bagian besar).
2. Rezin, raja Damsyik dan Pekah, raja Israel berusaha membujuk raja Ahas yang masih muda untuk bersekutu dengan mereka guna melawan Tiglat Pileser III, raja Asyur. Karena usul mereka ditolak Ahas, maka mereka menyerang Ahas yang mohon bantuan Asyur. Dalam keadaan ini tampilan lagi Yesaya. Dengan sia-sia ia mencoba menggagalkan politik raja Ahas yang tidak memperhitungkan bantuan Allah dan terlalu percaya kepada percaturan politik. Bagian kitab Yesaya yang boleh diberi judul "Kitab Imanuel" berasal dari masa ini, yaitu sebagian besar Yes 7:1-11:9 dan juga Yes 5:26-29(?);17:1-6; 28:1-4. Karena gagal meyakinkan raja Ahas, maka Yesaya mengundurkan diri dari kegiatan umum, bdk Yes 8:16-18.
3. Akibat permohonan raja Ahas kepada Tiglat Pileser, kerajaan Yehuda menjadi negeri taklukan Asyur. Permohonan ini mempercepat juga jatuhnya kerajaan Israel (Utara). Pada thn. 734 sebagaian wilayah kerajaan itu dijadikan bagian kerajaan Asyur. lalu tekakan Asyur semakin menjadi dan pada thn. 721 Samaria jatuh ke dalam tangannya. Sesudah Ahas mangkat, tahta kerajaan Yehuda diduduki raja Hizkia. Hizkia adalah raja yang saleh. Ia dijiwai semangat pembahasan. Tetapi percaturan politik mulai kembali dan kali ini kerajaan Yehuda minta bantuan pada Mesir guna melawan kerajaan Asyur. Yesaya yang selalu teguh dalam pendiriannya menghendaki, supaya bangsanya menolak setiap persekutuan militer dan mengharapkan bantuan dari pada Allah melulu. Bagian-bagian berikut kitab Yesaya, yakni:14:28-32; 18:20; 28:7-22; 29:1-14; 30:8-17, berhubungan erat dengan awal pemerintahan raja Hizkia. Sesudah Sargon, panglima Asyur, berhasil merebut Asdod dan menindas keras pemberontakan Yehuda, Yes 20, nabi Yesaya lagi menghentikan kegiatannya.
4. Nabi Yesaya tampil ke muka kembali pada thn. 705, ketika raja Hizkia ikut terlibat dalam pemberontakan terhadap kerajaan Asyur. Pada thn. 701 Sanherib menghancurkan negeri Palestina, tetapi raja Yehuda bertekad mempertahankan kota Yerusalem. Yesaya menyokong raja dalam tekadnya itu dan berjanji kepadanya bantuan Allah. Dan memang kota itu akhirnya selamat. Dari masa terakhir kegiatan nabi Yesaya ini sekurang-kurangnya berasal nubuat-nubuat berikut ini: Yes 1:4- 9(?); 10:5-15; 27b-32; 14:24-27 dan bagian-bagian dari 28-32 yang tidak dihubungkan dengan satuan waktu ketiga tadi.
Tentang hal-ihwal nabi Yesaya sesudah thn. 700 tidak diketahui apa-apa. Menurut suatu tradisi Yahudi, nabi Yesaya dibunuh di masa pemerintahan raja Manasye.
Oleh karara terlibat langsung dalam nasib bangsanya, maka Yesaya tampil sebagai pahlawan nasional. Akan tetapi Yesaya adalah juga seorang penyair yang berbakat istimewa. Gaya bahasanya yang semarak dan gambaran-gambaran baru yang terdapat dalam kitabnya menjadikan Yesaya seorang sastrawan yang unggul dalam Kitab suci. Tulisan-tulisannya sungguh-sungguh bernilai seni sastera gemilang yang ringkas namun padat-berisi, yang luhur dan seimbang. Seni sasteranya kemudian tidak pernah tercapai lagi. Namun kebesaran Yesaya terutama terletak di bidang agama. Panggilannya yang diterimanya di dalam Bait Suci membentuk pribadi Yesaya untuk seterusnya. Pada saat panggilannya itu nabi memperoleh penyataan mengenai Allah yang transenden dan mengenai manusia yang rapuh tidak berdaya. Pandangan Yesaya mengenai Allah adalah jaya dan mendahsyatkan. Allah adalah Kudus, Perkasa, Berkuasa dan Raja. Manusia adalah ciptaan yang dinodai dosa. Allah menuntut, supaya dosa itu disilih. Sebab Allah menuntut, supaya hubungan- hubungan sosial dijiwai keadilan dan supaya ibadat kepadaNya dilaksanakan dengan jujur dan tulus hati. Allah menghendaki kesetiaan. Yesaya adalah nabi yang menekankan pentingnya iman-kepercayaan. Dalam keadaan gawat bangsanya, ia berseru, supaya mereka percaya kepada Allah saja, sebab Dialah satu-satunya jaminan keselamatan. Nabi Yesaya insaf, bahwa percobaan berat akan menimpa bangsanya, tetapi ia yakin, bahwa suatu "sisa" akan disayangi dan selamat dan raja "sisa" itu ialah Mesias. Yesaya adalah nabi terbesar dalam memupuk pengharapan akan kedatangan Mesias. Menurut dia, Mesias yang akan datang itu adalah keturunan Daud. Mesias akan menegakkan di bumi sebuah kerajaan kedamaian dan keadilan dan Ia akan menyebarkan pengetahuan akan Allah, Yes 2:1-5; 7:10- 17; 9:1-6; 11:1-9; 28:16-17.
Tidak mengherankan, bahwa bakat keagamaan Yesaya yang sungguh luar biasa itu membawa pengaruh besar pada seluruh zamannya dan mendapat sejumlah pengikut. Orang menyimpan di hati perkataan-perkataan Yesaya dan menambahinya. Kitab yang diberi nama Yesaya adalah hasil kerja penggubahan yang diusahakan lama sekali. Tidak mungkin menentukan segala tahap penggubahannya. Susunan terakhir kitab Yesaya ini mengingatkan bagan yang dipakai dalam kitab Yesaya (menurut terjemahan Yunani), dan kitab Yehezkiel: nubuat-nubuat melawan Yerusalem dan Yehuda, Yes 1-12; nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain, Yes 13-23; janji-janji ; Yes 24-35.
Tetapi rangka umum ini tidak terlalu ketat. Selain itu, seperti diuraikan di muka kitab Yesaya tidak disusun secara tegas menurut urutan dalam waktu yang sejalan dengan kehidupan Yesaya. Kitab Yesaya terbentuk berdasarkan sejumlah kumpulan pelbagai nubuat. Ada beberapa kumpulan berasal dari nabi sendiri, bdk Yes 8:16; 30:8. Para murid Yesaya, baik yang sezaman maupun yang hidup kemudian menyusun kumpulan-kumpulan lain dan kadang-kadang menerangkan atau malahan menambah kata gurunya. Nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain yang terkumpul dalam Yes 13-23, ditambahi dengan beberapa bagian yang dikarang di kemudian hari, khususnya Yes 13-14 dengan nubuat melawan Babel (Bab Yes 13- 14 ini berasal dari zaman pembuangan bangsa Israel ke Babel). Tambahan lebih luas ialah "Apokalipsis Yesaya", Yes 24-27. Mengingat gaya kesusasteraan dan ajarannya, harus dikatakan, bahwa bagian ini dikarang baru pada abad ke-5 seb. Mas. Tambahan-tambahan lain ialah: bab 33, sebuah liturgi kenabian yang berasal dari zaman sesudah pembuangan: bab 34-36, sebuah "Apokalipsis kecil" yang bergantung pada Deutero-Yesaya. Ke dalam bagian-bagian tambahan ini perlu dimasukkan pula kisah kegiatan Yesaya selama penyerbuan tentara Sanherib, 36-39, yang diambil dari 2Raj 18-19, dan sebuah mazmur yang disusun dimasa sesudah pembuangan, tepat diletakkan di mulut raja Hizkia, Yes 38:9-20.
Selain tambahan-tambahan kecil yang disebut tadi, dalam kitab Yesaya terdapat juga beberapa tambahan yang lebih besar. Bab-bab 40-55 pasti bukanlah karya nabi Yesaya yang hidup dalam abad ke-8 seb. Mas. Dalam bagian kitab ini, nama Yesaya tidak disebut sama sekali. Tetapi yang lebih penting lagi ialah, bahwa latar belakang historis bab-bab ini ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi dua abad sesudah nabi Yesaya, yaitu: kota Yerusalem sudah jatuh ke tangan Babel: bangsa Israel sudah diangkut ke Babel; raja Koresy mulai tampil di panggung sejarah dan ia akan membebaskan bangsa Israel. Memang benar, Allah itu mahakuasa. Allah dapat membuka kepada nabi rahasia mengenai masa depan yang masih jauh. Allah dapat "memindahkan" nabi ke zaman lain serta mempengaruhi angan-angan dan pikirannya. Akan tetapi semuanya itu mengandaikan semacam adanya dua pribadi yang berbeda dalam satu diri nabi. "Berpindahnya" nabi ke dalam zaman lain mengandaikan pula, bahwa nabi itu dengan sendirinya kehilangan hubungan dengan orang-orang sezamannya, padahal ia justru diutus kepada mereka. Dan Kitab Sucipun tidak tahu-menahu tentang hal-hal semacam itu, sehingga sukar diterima, bahwa itu ada dalam Yes 40-55. Selebihnya hal semacam itu berlawanan dengan tugas sebenarnya seorang nabi, yang hanya mengikut-sertakan masa depan dalam nubuat-nubuatnya buat menasihati orang sezamannya. Maka boleh disimpulkan, bahwa Yes 40-55 berisikan nubuat-nubuat seorang nabi yang tidak dikenal namanya, seorang penerus karya Yesaya yang sama besarnya dengan nabi itu sendiri. Nabi itu lazimnya disebut "Yesaya Kedua" atau "Deutero-Yesaya". Dia berkarya di Babel dan menunaikan tugasnya pada waktu antara kemenangan-kemenangan pertama raja Koresy, thn. 550 seb. Mas. yang membuat orang memfirasatkan, bahwa kerajaan Babel akan hancur di masa mendatang akan dikeluarkannya maklumat raja pada thn. 538, yang memberi kepada orang-orang Yahudi izin kembali ke tanah-airnya. Meskipun tidak disusun secara rapi teratur, namun kumpulan nubuat-nubuat ini, 40-55, memberi kesan sebuha kesatuan yang lebih padat dari pada bagian pertama kitab ini, Yes 1:39. Kumpulan ini dimulai dengan semacam kisah mengenai panggilan nabi, Yes 40:1-11 dan diakhiri sebuah kata penutup, Yes 55:6-13. Oleh karena dibuka dengan kata-kata: "Hiburkanlah, hiburkanlah umatKu", Yes 40:1, maka kumpulan nubuat-nubuat ini disebut "Kitab Penghiburan Israel".
Sebenarnya tema hiburan adalah tema utama kumpulan ini. Nubuat-nubuat dalam bab 1-39 lpada umumnya bernada ancaman dan sering menyinggung peristiwa- peristiwa sedih yang terjadi di masa pemerintahan raja Ahas dan Hizkia. Sebaliknya nubuat-nubuat dalam bab 40-55 bertemakan hiburan dan isinya sama sekali tidak menyinggungperistiwa-peristiwa di zaman Ahas dan Hizkia. Hukuman Allah sudah terlaksana, sebab kota Yerusalem telah jatuh. Sekarang dekatlah sudah masa pemulihan. Di masa yang akan datang itu segala-galanya akan diperbaharui. Tema pembaharuan itu tampaknya sangat penting bagi pengarang bagian kitab ini. Hal ini jelas dari dua tema, yang diberi tempat utama dalam Deutero-Yesaya ini, yaitu: Allah adalah pencipta, Allah adalah penyelamat. Bangsa Israel akan mengalami suatu peristiwa keluaran baru, yang lebih ajaib dari pada keluaran dari pada keluaran dari negeri Mesir. Umat akan diantar kembali ke kota Yerusalem yang sama sekali baru dan jauh lebih indah dari pada yang dahulu. Pembedaan antara dua masa yaitu "masa lampau" dan "masa mendatang" inimenunjukkan awal pemikiran eskatologis. Kalau bagian kitab in dibandingkan dengan bab 1-39, maka jelas sekali, bahwa pemikiran teologis bagian kedua (40- 55) lebih matang. Dalam bagian ini suatu ajaran mengenai monoteisme dirumuskan. Mengenai dewa-dewa dikatakan, bahwa mereka itu sia-sia oleh karena tidak berdaya sama sekali kali. Pengarang kitab Deutero-Yesaya menekankan kebijaksanaan dan pemeliharaan Ilahi yang tidak terselami. Untuk pertama kalinya dengan tegas terungkap, bahwa agama sejati teruntuk bagi dunia semesta. Semua kebenaran ini diungkapkan dengan gaya yang berapi-api dan dalam irama kalimat-kalimat pendek yang dipakai guna menegaskan, betapa dekatnya keselamatan.
Kitab Deutero-Yesaya memuat 4 bagian liris yang disebut "nyanyian Hamba TUHAN", yaitu: Yes 42:1-4(5-9); 49:1-6; 50:4-9 (10-11); 52:13-53:12. Nyanyian- nyanyian ini menggambarkan seorang Hamba TUHAN yang sempurna. Hamba itu mengumpulkan umat Israel dan menjadi cahaya bagi bangsa-bangsa lain. Ia memberitakan iman yang sejati. Dengan kematiannya ia menebus dosa-dosa umat lalu dimulaikan Allah.
Nyanyian-nyanyian ini merupakan bagian Perjanjian Lama yang paling banyak dipelajari. Para ahli tidak sepaham mengenai asal dan arti nyanyian-nyanyian tsb. Agaknya dapat dipastikan, bahwa ketiga nyanyian pertama digubah oleh Yesaya Kedua. Nyanyian keempat mungkin disusun oleh seorang murid dari Yesaya Kedua. Yang paling diperdebatkan ialah persoalan: Siapa yang dimaksudkan sebagai Hamba TUHAN itu? Kerap kali Hamba itu dianggap sebagai suatu lambang jemaat Israel, sebab di bagian-bagian lain kitabnya pengarang memberi Israel gelar "hamba". Akan tetapi Hamba Tuhan dalam nyanyian-nyanyian tsb digambarkan sebagai seorang pribadi. Oleh karena itu ahli-ahli Kitab lain berpendapat, bahwa Hamba itu ialah seorang tokoh sejarah dari zaman lampau atau yang sezaman dengan pengarang kitab itu sendiri. Kalau demikian maka yang paling menarik ialah pendapat yang menganggap Hamba itu sama dengan Yesaya Kedua sendiri. Nyanyian keempat agaknya ditambah pada ketiga nyanyian pertama itu sesudah wafat Yesaya Kedua. Ada juga beberapa ahli yang menggabungkan kedua pendapat tsb dan berkata, bahwa Hamba itu ialah seorang pribadi yang menjadi penjelmaan nasib bangsanya.
Bagaimana juga, tafsiran-tafsiran yang hanya menghubungkan Hamba Tuhan dengan maa yang lampau atau dengan masa nabi sendiri tidak cukup memperhatikan apa yang dikatakan mengenai Hamba itu. Ia nampak sebagai pengantara keselamatan di masa mendatang juga. Dan ini membenarkan tafsiran sebagai tradisi Yahudi yang menggantikan Hamba Tuhan itu sebagai Mesias. Hanya tafsiran Yahudi itu tidak mengikut-sertakan penderitaan Hamba. Sebaliknya Yesus justru menonjolkan apa yang dikatakan mengenai penderitaan Hamba Tuhan itu serta mengenai kematiannya yang menyilih dosa banyak orang. Yesus mengetrapkan itu kepada diriNya sendiri serta karyaNya, Luk 22:19-20, 37; Mrk 10:45. Maka pemberitaan Kristen semula menegaskan bahwa Hamba Tuhan yang sempurna yang dinubuatkan Deutero-Yesaya tidak lain dari Yesus Kristus, Mat 12:17-21; Yoh 1:29.
Bagian terakhir kitab Yesaya, Yes 55-56, kadang-kadang dipandang sebagai sebuah karya seorang nabi lain lagi, yang disebut Trito-Yesaya, yaitu Yesaya ketiga. Tetapi dewasa ini pada umumnya diterima, bahwa bagian ini adalah sebuah kumpulan yang majemuk, Mazmur yang tercantum dalam Yes 63:7-64:12 agaknya dikarang sebelum masa berakhirnya pembuangan Israel di Babel. Nubuat dalam Yes 66:1-4 berasal dari masa pembuangan Bait Suci di sekitar thn. 520 seb. Mas. Gagasan-gagasan dan gaya bahasa bab-bab 60-62 sangat serupa pikiran dan gaya bahasa Deutero-Yesaya. Bab-bab 56-59, seluruhnya dapat ditanggalkan pada abad ke-5 seb. Mas. Bab-bab 65-66 (kecuali Yes 66:1-4) yang menunjukkan ciri-ciri jenis apokaliptik, menurut sejumlah ahli Kitab Suci dikarang di zaman penjajahan Israel oleh bangsa Yunani. Namun sementara ahli lain berpendapat, bahwa bab-bab ini dikarang tidak lama sesudah Israel kembali dari pembuangan. Pendek kata, bagian kitab Yesaya ini tampaknya sebuah karya para penerus Yesaya Kedua. Bagian ini adalah hasil terakhir sebuah tradisi yang berpangkal pribadi Yesaya. Tradisi ini melanjutkan karya nabi Yesaya yang tampil pada abad ke-8 seb. Mas.
Dalam sebuah gua di tepi Mati (Qumran) ditemukan sebuah naskah lengkap kitab Yesaya. Naskah ini barangkali berasal dari abad ke-2 seb. Mas. Naskah ini berbeda dari naskah yang ditetapkan oleh para Masoret. Ia ditulis dalam ejaan khusus dan memuat sejumlah varian yang sebagian dalam menentukan bunyi naskah asli.
Ende: Yesaya (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
Ende: Yesaya (Pendahuluan Kitab) JESAJA
Pendahuluan
Dalam terdjemahan ini kitab Jesaja djelas dibagi atas tiga bagian besar, jakni
pasal 13-9, 40-55, 56-66. Bahkan bagian2 itu dipisah...
JESAJA
Pendahuluan
Dalam terdjemahan ini kitab Jesaja djelas dibagi atas tiga bagian besar, jakni pasal 13-9, 40-55, 56-66. Bahkan bagian2 itu dipisahkan sama sekali dan diberi kata pendahuluan tersendiri, sehingga kitab jang satu itu mendjadi tiga karya. Dengan demikian sudah diambillah pendirian tertentu dalam suatu masalah jang chusus mengenai kitab Jesaja. Pembagian jang sedemikian kan tidak ada entah dalam naskah Hibrani entah dalam terdjemahan2 kuno. Bahkan kebanjakan terdjemahan moderenpun tidak tahu akan pembagian jang kentara itu. Masalah jang bersangkutan ialah: Adakah seluruh kitab ini, sebagaimana sekarang ada dalam naskah Hibrani, berasal dari nabi Jesaja jang tampil kedepan dalam abad kedelapan seb. Mas.? Ataukah pengarang pasal 40-55 dan 56-66 adalah nabi lain dari djaman lain pula?
Masalah kesatuan dan keaseliab kitab Jesaja masih agak baru djuga. Dahulu, seperti a.l. njata dalam naskah Hibrani dan terdjemahan2 kuno, kitab ity dipandang sebagai kesatuan dan pengarangnjapun satu dan sama djuga, jakni nabi Jesaja. Jesus Sirah dalam abad kedua seb. Mas. sudah memberikan kesaksian tentang pendapat orang2 Jahudi didjaman itu (bdk. Sir. 48,22-24). Katanja sbb.: "Sebab Hizkia melakukan apa jang berkenan pada Tuhan dan berkukuh djalan2 Dawud, bapanja; jang diperintahkan nabi Jesaja kepadanja.... Pada masanja mundurlah matahari dan hidup radja diperpanjangnja (bdk. Js. 38,1-8). Da;am rohnja jang kuasa ia (jakni Jesaja) melihat kesudahan waktu dan melipur orang2 jang bersukatjita di Sion". Terang sekali, bahwa ajat2 tsb. menjindir kitab Jesaja sebagaimana sekarang ada, termasuk kitab pelipur (pas. 40-66). Naskah2 kitab Jesaja, jang diketemukan di Qumranpun dan jang harus ditanggalkan antara 100 seb. Mas. dab 100 Mas., memuat seluruh kitab itu sebagai satu kesatuan jang digandingkan dengan nabi Jesaja. Dalam Perdjandjian Baru bagian2 kitab Jesaja dikutip sebagai nubuat Jesaja dan diambil dari seluruh kitabnja. Demikian umpamanja dari bagian kedua (fasal 40-66) dipetiklah beberapa ajat oleh Mk. 1,3; Mt. 12,18-21; Lk. 4,18-19; Joh. 12,38; Rm. 10.16.20; Ks. Rs. 8,30-33. Kemudian tradisi Jahudi tanpa keraguan sedikitpun (diketjualikan sadja Ibn Ezra dari abad pertengahan) dan tradisi keristen menerima kesatuan dan keaselian seluruh Alkitab. Baru semendjak abad kedelapanbelas keraguan muntjul dan terus bertambah besar, sehingga mendjadi kepastian jang hampir2 umumditerima, jakni bagian kedua kitab Jesaja tidak berasal dari nabi jang bernama begitu. Panitya kepausan tentang Kitab Sutji dalam tahun 1908 menerangkan, bahwa dimasa itu belum terbukti, bahwa pasal 40-66 tidak berasal dari nabi Jesaja. Dan dimasa itu sesungguhnja banjak ahli menjangkal keaselian bagian itu, oleh sebab nubuat jang sebenarnja tudaklah mungkin. Tetapi semendjak itu bukti makin lama makin banjak dan mejakinkan, sehingga penetapan tsb. sekarang tidak usah diterima lagi. Maka dari itu orang2 umumnja memisahkan pasal 1-39 dan pasal 40-66. Bagian terakhir itu berasal dari seorang nabi jang namanja tidak diketahui. Lazimnja disebut "Deutero-jesaja". Banjak ahli lalu membagi pasal 40-66 atas dua bagian lagi, jakni 40-55 (Deutero-jesaja) dan 56-66. Bagian terachir ini sering disebut "Trito-jesaja". Namun demikian tidak semua nubuat jang terkumpul didalamnja berasal dari satu orang sadja (seperti pada umumnja halnja dengan pasal 40-55). Sesungguhnja bagian ini memuat nubuat2 dari pelbagai tokoh kenabian dari pelbagai djaman. Dengan demikian i tilah "Trito-jesaja" tidak menundjukan satu tokoh, melainkan hanja bagian terachir dari kitab Jesaja sadja.
Kamipun menerima pendapat jang lebih umum diterima dewasa ini. Anggapan tsb. berdasarkan pelbagai bukti, jang semua diambil dari kitab Jesaja sendiri. Dapatlah ditundjukkan perbedaan bahasa, gaja bagasa dan perbendaharaan kata anatara pasal 1-39, pasal 40-55 dan pasal 56-66. Sudah barang tentu perbedaan tsb. tidak dapat disangkal, tetapi perbedaan kesusasteraan sendiri jang sedemikian itu tidak dapat memutuskan perkara keaselian, apalagi pabila disertai kesamaan djuga, seperti dalam kitab Jesaja. Tetapi bukti jang terkuat dan memutuskan ialah perbedaan suasana kesedjarahan jang njata sekali. Latar belakang historis pasal 1-39 memang abad kedelapan seb. Mas. dan nabi terus berbitjara kepada penduduk Jerusalem dan Juda dimasa itu. Kesemuanja itu amat tjotjok dengan nabi Jesaja jang bekerdja didjaman itu pula. Akan tetapi dalam pasal 40-55 orang2 Jahudi ada dalam pembuangan di Babel dan pembuangan itu hampir berachir. Nabi berbitjara kepada kaum buangan itu, memberi mereka hati dan menubuatkan pembebasan jang sudah mendekat. Ia malah sampai menjebut nama si pembebas, jakni radja Parsi Cyrus (44,28;45,1), jang sudah agak berkuasa dan segera akan mengalahkan Babel. Sudah barang tentu untuk orang beriman bahwa seorang nabi menubuatkan masa depan (seperti nabi Jesaja dalam pasal 1-39). Tetapi seorang nabi jang menelah sesuatu toh selalu berbitjara kepada orang sedjamannja atau untuk memberi mereka hati. Selain dari pada itu nubuat2 tentang masa depan selalu tjukup kabur dan tak terperintji. Dan akchirnja apa gunanja berbitjara kepada oran2 jang baru hidup dimasa depan, sebagaimana sungguh djadi seandainja pasal 40-45 dibawakan dalam abad kedelapan seb. Mas. Dan bagaimana nabi Jesaja sampai memerintjikan gambarannja hingga malah menjebut nama Cyrus? Latar belakang pasal 56-66 sesungguhnja kurang djelas, tetapi ada jang mengandaikan djaman sesudah pembuangan (58,12;57,19;56,8;64,10-11;66,1-2;60,10 dll.). Nabi berbitjara kepada kaum buangan jang sudah pulang ke Palestina tapi masih dalam kesusahan, sehingga perlu diberi hati. Tetapi bagian2 lain dari pasal2 itu lebih tjotjok dengan masa lain, entah dalam pembuangan entah sebelumnja, sehingga dapat berasal dari Deutero-jesaja atau Jesaja sendiri. Tjorak trito-jesaja sesungguhnja agak madjemuk.
Sudah barang tentu pendapat jang membedakan Jesaja dan Deutero-(Trito-)jesaja tidak terluput dari kesulitang jang sukar dipetjahkan seluruuhnja. Bagaimana gerangan halnja dengan tradisi Jahudi-keristen jang rupa2nja dikukuhkan oleh Kitab Sutji sendiri? Orang boleh mendjawab: Masalah pengarang insani Kitab Sutji adalah masalah sastera belaka jang tidak mau atau dapat dipetjahkan oleh Kitab Sutji atau tradisi teologis. Pengarang2 Perdjandjian Baru dalam hal itu menganuti sadja pendapat umum dimasanja tanpa membenarkannja dan tradisi kemudian malah tidak sampai mengemukakan masalah keaselian. Selain dari pada itu Deutero- dan Trito-jesaja melandjutkan pekerjaan dan semangat nabi Jesaja, sehingga tjara tertentu nubuat2 mereka boleh digandingkan dengan tokoh besar jang berdiri pada permulaan aliran itu. Sedikit serupa keadaannya dengan dengan kelima kitab Musa jang oleh tradisi digandingkan dengan tokoh besar itu karena melandjutkan karya dan semangatnja. Soal jang lebih sukar dipetjahkan ialah sbb.: Bagaimana gerangan mungkin nama tokoh sebesar nabi jang ada dibelakang pasal 40-55 (66) sampai terlupakan? Tokoh2 seperti nabi Obadja terus terpelihara peringatannya dan Deutero-jesaja tidak teringat lagi namanja! Pelbagai hipotese dapat dikemukakan dan sungguh sudah diusulkan para ahli. Umpanja dapat dikatakan bahwa dahulu kala tidaklah mahapenting siapa mengatakan sesuatu, melainkan apa jang dikatakannja inilah jang diutamakan. Boleh djadi djuga, bahwa nubuat2 Deutero-jesaja mula2 dikumpulkan oleh para tjanteriknja dan dikalangan itu nama gurujang umum diketahui tidak perlu disebutkan. Kemudian kumpulan itu tergabung dalam kumpulan nubuat2 Jesaja dan dengan demikian nama Deutero-jesaja lama- kelamaan hilang dari ingatan. Mungkin sekali orang tidak merasa amat puas dengan keterangan serupa itu, tapi baiklah orang lalu ingat, bahwa anggapan tradisionil menghadapi kesulitan jang djauh lebih besar lagi.
Maka dari itu lebih baiklah kiranja orang menerima sadja anggapan, bahwa kitab Jesaja sekarang terdiri atas tiga karya jang mula2 tersendiri. Jang pertama (pasal 1-39) pada umumnja berasal dari nabi Jesaja jang bekerdja dalam abad kedelapan. Karya kedua (pasal 40-55) berasal dari tokoh kenabian besar jang bekerdja diantara kaum buangan di Babel. Karya ketiga (pasal 56-66) merupakan kumpulan nubuat2 dari beberapa tokoh dan pelbagai djaman, baik sebelum maupun selama dan sesudah pembuangan.
NUBUAT-NUBUAT JESAJA
PENDAHULUAN
Tentang diri Jesaja (=Jahwe menjelamatkan) tidak banjaklah jang diketahui orang. Memang ada beberapa keterangan terdapat dalam kitabnja sendiri, tetapi sesungguhnja amat sedikit sadja, apabila dibandingkan dengan apa jang dikatakan kitab Jeremia tentang diri nabi itu atau malah kitab Hosea tentang riwajat hidup nabi itu. Jesaja jarang sekali mengeluarkan isi hatinja dan orang lainpun tidak memberi banjak keterangan. Diri nabi se-akan2 sama sekali terembunji dibelakang tugasnja. Menurut petundjuk jang terdapat dalam kitab itu (1,1) Jesaja bekerdja antara th. 740 dan 700 seb. Mas. Oleh karena ia dalam th. 740 dipanggil mendjadi nabi, boleh diterima,bahwa ia lahir sekitar th. 760 (bdk. 6,1). Ajahnja bernama Amos (1,1), tetapi tidak diketahuo apa2 tentang Amos itu; ia pasti bukan nabi Amos (1,1). Dalam bahasa Hibrani kedua nama itu ditulis setjara lain. Oleh sebab Jesaja bekerdja di Jerusjalem - nabi sedjamannja Micha bekerdja di pedalaman - kiranja ia warga kota itu djuga. Dalam kitabnja ia sering berhubung dengan kaum terkemukadan bergaul dengan radja sendiri (7,3;8,2;37,2.21;38,1;39,1)dan karenanja mungkin sekali ia sendiripun termasuk golongan tertinggi itu. Kitabnja membuktikan pula, Jesaja merupakan seseorang jang berpendidikan tinggi dan berkebudajaan. Umumnja para ahli memudji bakat puetisnja jang luar biasa kuat dan halusnja, sehingga sasteranja terbilang antara karya seni Hibrani jang bermutu tinggi. Ia pun njata mengenal sastera Hibrani jang sudah ada pada djamannja. Rupanja Jesaja bukan imam atau turunan imam. Oleh karena ia mendapat panggilannja dalam bait Allah (6), maka beberapa ahli mengambil kesimpulan, bahwa Jesaja termasuk kedalam kalangan para imam atau se-tidak2nja mempunjai hubungan erat dengan ibadah, umpanja sebagai "nabi ibadah". Tetapi kesimpulan itu sesungguhnja tidak ada dasarnja. Sebagai orang saleh nabi memang sering mengundjungi Bait Allah. Jesaja beristri (8,3) jang disebutnja "nabiah", bukannja oleh karena iapun mendapat kurnia kenabian, melainkan hanja oleh sebab ia bersuamikan seorang nabi, meskipun Jesaja kiranja tak pernah menjebut dirinja "nabi". Dari istrinja itu Jesaja mendapat se-kurnag2nja dua anak, jang diberinja nama beribarat, jakni Sjear-jasjub (7,3) dan Maher-sjalal-haz-baz (8,3.18). Kegiatan Jesaja sebagai nabi sungguhpun tidak selalu berhasil (8,12), namun tidak mendapat perlawanan sebesar permusuhan jang harus dihadapi nabi Jeremia. Kegiatan kenabian jang berlangsung empatpuluh tahun (740-701) mengalami dua puntjak, jakni sekitar perang antara Juda dengan Aram (Syriah) serta Israil (th. 735) dan tatkala radja Asyriah Sanherib menjerbu Juda (th. 701). Berapa lama Jesaja masih hidup sesudah th. 701 tidak diketahui. Ada suatu tradisi Jahudi jang mengatakan, bahwa nabi itu pun ikut dibunuh (digergadji) oleh radja Menasje (687-642), tetapi berita itu tidak dapat dipertjaja. Menurut djudul kitab (1,1) ia bekerdja dimasa pemerintahan Hizkia, jang masih meradja beberapa tahun sesudah th. 701, tetapi tidak ada petundjuk, bahwa Jesaja sedang meneruskan kegiatannja sepandjang seluruh pemerintahan Hizkia itu. Nabi Jesaja mengumpulkan beberapa murid atau beberapa penganut jang setiawan (8,13). Berita ketjil itu tjukup penting berkenaan dengan tjaranja nubuat2 Jesaja terpelihara dan pengaruh nabi jang tidak lenjap sesudah wafatnja.
Sebagaimana halnja dengan beberapa nabi lain, demikian Jesaja aktip ikut dalam urusan negara dan turun tangan dalam masalah2 politik. Ber-ulang2 nubuat2nja menjindir keadaan atau peristiwa kenegaraan tertentu, meskipun seringkali tidak lagi dapat dipastikan apa jang dimaksudkan. Karena itu mahapentinglah orang tahu sedikit banjak tentang latar belakang kesedjarahan karya Jesaja. Tetapi serata merta perlu ditambahkan, bahwa djalan sedjarah dimasanja bagi kita agak kabur djuga. Sungguhpun ada tjukup banjak keterangan, baik dari Kitab Sutji maupun dari dokumen2 lainnja, namun tidak selalu gampang menjesuaikan berita2 itu satu sama lain. Maka dari itu pabila dibawah ini disadjikan garis besar sedjarah itu baiklah orang ingat, bahwa kesemuanja itu tidak sama sekali pasti dan mutlak adanja.
Pemerintahan 'Uzia atau 'Azarja (jang ber-sakit2) bersama dengan puteranja Jotam (781-740) merupakan djaman kesedjarahan dan kemakmuran kenegaraan dan ekonomi bagi negeri Juda (bdk. II Twr. 26,1-5; II Rdj. 15,1-6). 'Uzia daan Jotam dapat memerintah dengan tenang, oleh karena negara2 besar, jakni Asyriah dan Mesir, agak lemah dimasa itu, sehingga tidak menjadi antjaman bagi keradjaan kerdil Juda. Karena itu keradjaan Israilpun tjukup makmur dan sedjahtera, seraja perhubungan kedua keradjaan bersaudara itu tjukup lantjar. Tetapi kesedjahteraan ekonomis itu dibarengi dengan kemerosotan agama dan tata susila, baik di Israil (bdk. 1,29-31;2,6-22) maupun di Jerusalem dan Juda (bdk. 1,2-9.11-20.21-28; II Twr. 27,2). Akan tetapi pada achir pemerintahan Jotam bintang Asyriah mulai naik kembali dibawah pimpinan Tiglatpeleser III (744-727) (bdk. II Rdj. 16,1-20; II Twr. 28,5-6). Itulah sebabnja maka pemerintahan pengganti Jotam, jakni Ahaz (736-716), mendjadi masa jang malang (bdk. II Rdj. 16,1-20; II Twr. 28,1-27). Dalam tahun naik tahta ia sudah menghadapi serangan musuh. Diantara negara2 ketjil disekelilingnja diadakan suatu persekutuan lawan Asyriah jang njata mengantjam kemerdekaan mereka. Persekutuan itu dipimpin oleh radja Syriah (Aram) dan radja Israil. Ahaz pun diundang untuk ikut serta, tapi ia menolak. Syriah dan Israil lalu mau memaksa Juda dan dengan maksud itu menjerbu ke Jerusalem. Radja Juda tidak mampu menangkis (II Twr. 28,5-6) dan mundur ke Jerusalem. Ia putus harap dan oleh karena umumnja agak tjondong kepada kekafiran ia sampai mempersembahkan anaknja sendiri sebagai kurban (II Rdj. 16,3). Dalam keadaan darurat itu Ahaz berminat minta tolong pada Tiglatpeleser di Ninive. Nabi Jesaja menentang itu dan mengajak radja untuk pertjaja pada Jahwe se-mata2 (bdk. 7,1- 9). Nabi jakin, bahwa pertolongan dari pihak Asyriah mendjadi tjelaka jang mahabesar (bdk. 7,10-25;8,5-8). Ia dapat menubuatkan kebinasaan musuh Ahaz, Syriah dan Israil (8,24). Namun demikian Ahaz tidak mau mendengarkan adjakan dan djandji Jesaja dan ia minta tolong di Ninive (II Rdj. 16,7-8) dengan mengirimkan hadiah jang sewadjarnja. Dalam pada itu musuh2 lainpun menjerang, jakni Felesjet (II Twr. 28,17-18) dan Edom (II Rdj. 16,5). Tiglatpeleser dengan rela mengabulkan permihinan Ahaz, oleh sebab kesemuanja itu achurnja tertudju kepada dia sendiri sadja. Segera ia madju perang (th. 734). Lebih dahulu ia mengalahkan Felesjet, lalu madju ke Damsjek. Setelah dua tahun dikepung kota itu harus menjerah, dalam tahun 732 (bdk. 17, 1-6). Wilajah Syriah lalu mendjadi provinsi Asyriah. Nasib Israil tidak jauh lebih baik djuga. Sebagian negeri diduduki (II Rdj. 15,29; Js 8,25b-9,6). Di Sjomron petjahlah pemberontakan jang mengangkat Hosjea mendjadi radja disitu dengan disetujui Tiglatpeleser. Sebagai taklukan Asyriah, jang memotong bagian besar dari negerinja, Hosjea beberapa tahun lamanja membajar upeti. Pertolongan Tiglatpeleser sungguhpun menjelamatkan Jerusalem, namun rupa2nja tentara Asyriah memasuki Juda djuga (II Twr. 28,20) dan se-kurang2 nja Ahaz diharuskan membajar upeti jang besar sekali (II Rdj 16,17-18). Ia sendiri pergi ke Damsjek untuk menjatakan diri takluk kepada Asyriah (II Rdj. 16,10) dan selandjutnja ia boleh meradja berkat kerelaan madjikannja di Ninive. Hubungannja dengan Asyria mengakibatkan, bahwa kekafiran di Juda subur berkembang (II Rdj. 16,11-16; II Twr. 28,22-25). Waktu Tiglatpeleser meninggal (727) bangsa2 taklukan disebelah barat bersatu lagi untuk membebaskan diri. Persekutuan itu memang didukung oleh musuh kawakan Asyriah, jakni Mesir. Radja Israilpun, Hosjea, ikut serta, terbudjuk oleh partai anti-Asyriah di Sjomron dan oleh harapan akan bantuan dari Mesir (bdk. II Rdj. 17,3-4). Pengganti Tiglatpeleser, Sjalmaneser V (726-722) turun tangan. Ia menjerbu dan mengepung Tyrus (22,15-17). Hosjea masih mau meluputkan diri dengan membajar upeti (II Rdj. 17,3), tetapi pertjuma sadja. Sjalmaneser madju perang lawan Sjomron. Ia menawan Hosjea dan mengepung ibukotanja. Tiga tahun lamanja pengepungan itu berlangsung. Dalam pada itu Sjalmanesemangkat dan penggantinja Sargon II (722-705) berhasil merebut Sjomron (722). Sebagian penduduk negeri Israil dibuang dan diganti dengan bangsa2 kafir (bdk. II Rdj. 17,5-6.24). Kemudian pemberontakan petjah lagi, tapi ditindas dengan ganas, pembunuhan dan pembuangan (720). Dalam tahun itu djua Sargon mengalahkan musuh2 lainnja, terutama Mesir, didekat Rafia. Nasib Israil jang malang itu sudah lama dinubuatkan Jesaja (bdk. 9,7-10;4;10,20-23;28,1-6). Rupa2nja radja Juda, Ahaz, tidak terlibat dalam pemberontakan itu dan tetap taklukan jang setiawan dan membajar upeti pada waktunja.
Tetapi hubungan2 dengan Asyriah itu lama kelamaan berubah dalam pemerintahan Hizkia (716-687). Mula2 ia meneruskan politik Ahaz, tetapi tidak melandjutkan sikap keigamaannja. Sebaliknjalah. Hizkia merupakan suatu reaksi dibidang itu. Mungkin kesan jang ditinggalkan kebinasaan keradjaan Israil berpengaruh djuga. keruntuhan bangsa bersaudara itu bukan sadja membuktikan kekuatan Asyriah jang tak terkalahkan, tetapi djuga kebenaran nabi jang telah mengantjamkannja. Maka dari itu Hizkia melantjarkan suatu pembaharuan agama jang radikal. Itulah sebabnja ia amat dipudji Kitab Sutji (II Rdj. 18,3;7; II Twr. 29-32; Sir. 48,22;49,4). Ia membersihkan Bait Allah dan seluruh negeri dari segenap kekafiran dan memusatkan ibadah jang sjah di Jerusalem. Ketika dengan meriah paska dirajakan iapun mengundang penduduk bekas keradjaan Israil dan dengan demikian meluaskan pengaruhnja. Iapun giat dibidang kesusasteraan keigamaan dengan mengumpulkan pepatah Sulaiman (Ams. 25,1) dan kiranja djuga matjam2 hukum dan tradisi keigamaan dari dahulukala, termasuk bahan jang dibawa dibawa serta oleh kaum pelaruan dari keradjaan utara. Mungkin sekali Hizkia sudah mulai dengan apa jang kemudian mendjadi Taurat Musa, kelima kitabnja. Dibidang profanpun ia tidak ketinggalan. Ia mulai dengan memperbaiki dan mengukuhkan Jerusalem, supaja dapat menghadapi pengepungan dari pihak musuh, siapaun djua (Js. 22,9-11; II Twr. 32,5.30; II Rdj. 20,20). Usaha untuk memperbaiki keigamaan kiranja didukung oleh Jesaja, sekalipun tidak ada keterangan djelas. Tetapi berita seperti terdapat dalam Js.38,18 (= II Rdj. 20,1-11) kiranja membuktikan, bahwa hubungan antara radja dengan nabi tjukup baik. Apakah nabi Jesaja mendukung djuga kegiatan politik radja boleh diragukan. Kegiatan, jang untuk sementara mengenai hanja urusan dalam negeri sadja itu, merupakan persiapan untuk merobah politik luar negeri pula. Dan perubahan sedemikian itu tidak dapat tidak mengakibatkan, bahwa radja mentjari bantuan diluar negeri lawan Asyriah. Tetapi hubungan politik serupa itu selalu ditentang Jesaja. Dan sesungguhnja perobahan politik terdjadi djuga. Tindakan jang diambil Hizkia didalam negeri membuktikan, bahwa keadaan di Juda tjukup tenang. Selama Hizkia membajar upetinja Asyriah tidak tjampur tangan dipolitik dalam negeri Juda. Hasil jang ditjatat radja Hizkia dalam politiknja mengelabui dia serta memberanikannja mentjari pelepasan dari tuannja di Ninive. Kesetiaannja makin lama makin rapuh. Di Babel Merodak-baladan (Marduk-apal-iddi-na) telah mengangkat diri menjadi radja (721-711) dan sepuluh tahun lamanja ia berhasil mempertahankan diri terhadap Sargon II, jang sibuk dengan pemberontakan2 lain. Di-mana2 Merodak- baladan mentjari sekutu dan pembantu, antara lain di Juda. Hizkia jang melihat radja Babel itu sudah lama bertahan amat tjondong untuk membiarkan diri dibudjuk, meskipun Jesaja menentang persekutuan jang membahajakan itu (14,28- 32;39,1-8). Rupa2nja Hizkia tidak terus-terang mendukung Merodak-baladan, melainkan mengambil sikap netral dan simpatik. Demikianpun sikapnja terhadap persekutuan lain lawan Asyriah si sebelah barat, jang didukung oleh Mesir. Pusat persekutuan itu adalah radja Asjdot di Felesjet. Didalam hal itupun Jesaja tidak dapat menjetudjui sikap radja, meskipun hanja sembunji2 sadja Hizkia menolong persekutuan tsb. Dalam th. 711 Sargon turun tangan dan merebut Asjdod (bdk. Js. 20). Agaknja Hizkia dan sekutu2 lainnja lalu menjatakan diri taklukan jang setiawan, sebab Sargon njata tidak mengambil tindakan. Namun demikian Hizkia mendapat nama buruk di Ninive. Ketika Sargon meninggal dan diganti Sanherib (705-681) pemberontakan petjah di-mana2, antara lain sekali lagi Merodak-baladan (703). Disebelah barat musuh kawakan jaitu Mesir mengahasut bangsa2 ketjil dan berusaha mentjiptakan persekutuan baru anti-asyriah. Kini Hizkia dengan terus- terang terlibat dalam pemberontakan (II Rdj. 18,7), bahkan membuka perang dengan menjerang daerah taklukan Asyriah, Felesjet (II Rdj. 18,8; Js. 22,1-8) dan djuga menjiapkan Jerusjalem untuk pengepungan (II Twr. 32,2-8; Js. 22,8-14). Tjepa
Sanherib mengambil tindakan. Dalam tahun 702 Babel ditaklukan, lalu Sanherib berpaling ke barat, kepada musuh utamanja Mesir. Ia lebih dahulu merebut Sidon (23,1-4.12-14) menaklukan Fenesia, Edom dan Moab (15,1-16;13;21,11-12-13-17). Tetapi Akaron, Asjkalon dan Jerusalem bertahan. Asjkalon direbut dahulu dan Sanherib ditengah menggempur Akaron ketika tentara Mesir dan sekutu2 sampai. Di Elekeh, dekat Akaron, tentara Fare'o dikalahkan, tetapi tidak dikedjar oleh Sanherib. Kemudian Akaron direbut dan tentara Asyriah menjerbu Juda jang sebagiannja diduduki (II Rdj. 18,13), antara lain kota Timna didekat Jerusjalem. Sanherib sendiri mulai mengepung Lakisj dan memasang disitu markas besarnja. Dalam pada itu radja Hizkia sudah mundur ke Jerusjalem bersama dengan tentaranja sementara berusaha mendapat bantuan dari Mesir. Usaha itu mati2an ditentang nabi Jesaja (30,1-7;31,1-3) dengan menubuatkan keruntuhan Mesir (18,1-6;19,1-5), tetapi ia memberi hati kepada radja Hizkia dengan menubuatkan kalahnja Asyriah (10,5-19;14,24-27;31,4-9) dan keselamatan Jerusalem dari pengepungan dengan mengirimkan upetinja ke Sanherib di Lakisj (II Rdj. 18,13-16), tetapi usaha itu gagal sadja. Radja Asyriah menuntut penjerahan Jerusjalem (36,1-22;37,9-18) dan dalam pada itu memindahkan markas besarnja dari Lasjkis ke Libna karena tentara Mesir sekali lagi madju perang lawan dia (II Rdj. 19,9) Agaknja karena tentara itulah maka Sanherib tidak mau merebut Jerusjalem ditimpa salah satu bala (II Rdj. 19,35-37; Js. 37,36-38) dan Sanherib lalu pulang ke Ninive, mungkin djuga oleh sebab ia tidak merasa diri sanggup lagi menghadapi angkatan perang Mesir akibat kerusuhan di Asyriah sendiri. Dengan demikian Jerusjalem kali ini masih terluput dan nubuat Jesaja terpenuhi djuga. Baik Sanherib maupun Hizkia masih meradja beberapa lamanja, tetapi tidak ada keterangan lagi mengenai hubungan antara kedua negara itu. Kiranja Juda tetap taklukan Asyriah jang setiawan. Twr. 32,22-23 mendjadikan gambaran jang tjukup optimis berkenaan dengan pemerintahan Hizkia selandjutnja.
Kitab Jesaja (pasal 1-39) boleh dibagi atas enam bagian. Pembagian sedemikian berdasarkan naskah kitab sendiri, sekalipun pembagian lain, chusunja dalam pasal 28-39 mungkin djuga, sehingga para ahlipun tidak sependapat. Pembagian atas enam bagian itu berdasarkan djudul2 jang diketemukan dalam kitab sendiri maupun pada isi dan tjorak kesusasteraan bagian masing2.
Bagian pertama (1-5) pada umumnja memuat nubuat2 jang dibawakan Jesaja pada permulaan kegiatannja sebelum perang antara Syriah-Israil dengan Juda. Ada setengah ahli memandang pasal 1 sebagai bagian tersendiri (2,1). Nubuat2 jang terkumpulkan dalam 2-5 menggambarkan keburukan Jerusjalem dan Juda serta mengantjamkan hukuman kepadanja. Matjam2 dosa dan kedjahatan didaftarkan pasal 2-5. Tetapi nubuat tentang pertobatan dan keselamatan tak ketinggalan djuga (2,1-5;4,1-5). Di-tengah2 nubuat tentang Juda itu muntjullah djuga bagian jang mengenai keburukan Israil jang keruntuuhannja ditelah pula (2,6-22). Perlu ditjatat, bahwa 2,1-8 terdapat djuga dalam kitab Micha (4,1-3).
Pasal 6-12 memuat pelbagai nubuat jang kebanjakan bersangkutan dengan perang Syriah-Israil lawan Juda. Bagian ini dibuka dengan panggilan Jesaja (6,1-13) jang merupakan suatu ringkasan seluruh karya nabi itu. Panggilan itu memanga terdjadi pada permulaan kegiatannja dalam th. 740. Dalam bagian kedua ini bertjampurlah nubuat2 jang mengantjamkan hubungan kepada Juda dan wangsa keradjaannja (7,17-25;8,5-10) dan lain2 nubuat jang mendjandjikan keselamatan dimasa depan dengan seorang radja jang mulkia (7,10-15;9,1-6;11,1-9). Ada djuga beberapa nubuat jang kiranja dubawakan kemudian dan bersangkutan dengan penjerbuan Sanherib dalam th. 701 (10,24-27.27-34) dan lain2 lagi mengenai keradjaan Israil (9,7-10,4;10,20-22) dan Asyriah (10,5-19).
Menjusullah sekelompok nubuat mengenai pelbagai bangsa kafir (13-23) tentang Babel (13,1-14;23), Asyriah (14,24-27;17,12-14;18,1-7), Felesjet (14,28-32;20,1- 6), Moab (15,1-16,14), Aram (17,1-3), Mesir (19,1-25;20,1-6), Edom (21,11-12; bdk. 34,13-17), Tyrus dan Sidon (23,1-18) dan Arabia (21,13-17). Pasal 22 mendjandjikan sebuah nubuat tentang Jerusjalem dan melukiskan salah satu penjerbuan dari pihak Asyriah (22,1-14) dan lagi dua nubuat tentang pegawai istana jang bernama Sjebna (22,15-18.19-23). Tidak terang mengenai apakah nubuat 17,12-=14. Mungkin bagian ini menelah keruntuhan Babel. Mengenai Israillah 17,4- 11. Nubuat2 jang terkumpulkan dalam pasal 13-23 itu dibawakan pada waktu jang ber-lain2an dan dihimpun ber-sam2 oleh karena mengenai pokok jang sama, jakno hukuman bangsa2 kafir.
Bagian keempat (24-27) umumnja diberi berdjudul "Apokalips Jesaja". Menurut tafsir jang lebih umum diterima pasal2 ini mengenai achir djaman, pengadilan terachir atas musuh umat Jahwe dan keselamatan umat Allah. Di tengah2 nubuat diketemukan doa sjukur (25,1-5), lagu kemenangan (26,1-6) dan mazmur jang memohon achir djaman (26,7-19).
Menjusullah sekelompik nubuat berkenaan dengan Israil (28,1-6) dan terutama mengenai Juda dan Jerusjalem (28,7-35,30). Kebanjakan nubuat itu bersangkutan dengan penjerbuan Juda oleh radja Sanherib dalam tahun 701. Serangan itu merupakan hukuman atas keburukan Jerusjalem dan Juda. Jesaja chususnja mengantjam persekutuan politik lawan Asyriah (30,1-7;31,1-3), sebagaimana jang diandjurkan para penasehat radja (28,14-15.17b-22;39,15-24). Pasal 34-35 ada tjirinja sendiri. Pasal 34 menggambarkan pengadilan terachir taas Edom, padahal pasal 35 melukiskan keselamatan penghabisan umat Allaj. Pasal jang terachir ini amat serupa dengan Deutero-jesaja. Ada ahli2 jang berpendapat kedua pasal ini (34-35) harus dibuat mendjadi bagian tersendiri.
Kitab Jesaja ditutup dengan suatu tambahan (36-39), jang dengan perbedaan ketjil2 sadja terdapat pula dalam kitab Radja2 (II Rdj. 18,13-20,19). Hanja 38,9-20 merupakan bagian chusus dari kitab Jesaja. Pasal2 jang berupa prosa dengan diselipkan dua potongan puesi (37,22-25;38,10-20) itu mengisahkan penjerbuan Sanherib dalam th. 701 dan penjembuhan radja Hizjkia oleh nabi Jesaja dan lagi utusan dari radja Merodak-baladan. Bagian ini kiranja diambil alih dari kitab Radja@ olelh penjusun kitab Jesaja dengan menambahkan suatu mazmur (38,10- 20), jang diketemukan dalam sumber lain dan ditaruh dalam mulut Hizkia. Baiklah pembatja melihat tjatatan jang diberikan dalam kitab Radja2.
Ringkasan kitab Jesaja jang disadjikan diatas, kiranja sudah memberukan kesan, bahwa susunan kitab itu agak tidak keruan. Djika lalu teks dibatja kesan tsb. tidaklah hilang melainkan mendalam sadja. Sesungguhnja orang hampir tidak dapat menemukan suatu garus logis dan djalan pikir lantjar dalam kitab Jesaja. Matjam2 teks dan nubuat terhimpun didalamnja dengan tidak ada banjak gandungan. Orangpun tidak melihat menurut asas manakah teks itu disusun. Tapi sudah barang tentu susunan itu tidak mengikuti urut2an dalam waktu. Disana sini rupanja ada prinsip penjusunan tertentu, tapi prinsip itu tidak dikenakan setjara konsekwen.
Nah, kekatjauan tersebut dapat mendjadi sedikit djelas, djika orang mengingat, bahwa kitab Jesajapun lama-kelamaan terbentuk. Tentu sadja tidak demikian djadinja, bahwa pada suatu hari nabi sendiri duduk untuk mengubah kitabnja. Ber- kala2 ia membawakan nubuatnja setjara lisan dan tidak terang apakah ia kadang2 djuga mentjatat nubuatnja. Teks2 seperti 8,1.16;30,8 kiranja tidak mentjukupi untuk membuktikan, bahwa nabi sendiri menuliskan nubuatnja. Namun demikian boleh diterima, bahwa Jesaja sendiri menuliskan 6,1-13 dan beberapa nubuat lain djuga. Sudah dikatakan di atas, bahwa Jesaja mempunjai beberapa murid (8,16) dan kiranja murid2 itulah jang dahulu menghafalkan nubuat2 gurunja dan kemudian memegang oeranan besar dalam pembentukan kumpuln nubuat2 itu setjara tertulis.
Lagi pula "murid2 Jesaja" itu bukan hanja murid2 pribadi dan langsung, melainkan djuga orang2 jang kemudian melangsungkan semangat dan karya tokoh jang besar itu.
Kitab Jesaja lalu tidak sekaligus disusun dengan bagan jang terpelihara dalam ingatan para m uridnja itu, melainkan lebih dahulu terbentuk kumpulan2 ketjil dan tersendiri. Tidak selalu gampang untuk membataskan kumpulan2 ketjil itu, tetapi dalam kitab itu sendiri masih diketemukan bekas2 dari kumpulan2 tersendiri itu. Umpamanja 2,1 merupakan suatu djudul, jang sekarang kurang pada tempatnja mengingat djudul dalam 1,1. Nah, keanehan itu mendjadi tjukup djelas, djika diterima, bahwa mula2 2,1 membuka suatu kumpulan nubuat2 tersendiri. Pasal 6 jang memuat kisah panggilan nabi kiranja pernah merupakan kata pendahuluan untuk sedjumlah nubuat jang sudah terkumpul. Dengan demikian dapat diterangkan tempat aneh kisah ini dalam kitab Jesaja seperti sekarang ada. Mungkin sekali pula, bahwa pasal 13-23 aselinja suatu himpunan nubuat2 tentang bangsa2 kafir. Hampir semua nubuat ini kan mulai dengan perkataan jang sama, jakni: Amanat (13,1;15,1;17,1;19,1;21,1.13,22,1;23,1). Demikianpun pasal 28-33 kiranja berasal dari suatu kumpulan nubuat2 jang aselinja berkenaan dengan penjerbuan Juda oleh radja Sanherib dalam th.701. Sudah dikatakan, bahwa pasal 36-39 merupakan suatu tambahan jang diambil dari kitab Radja2.
Nah dengan kumpulan2 ketjil itu kitab Jesaja achirnja digubah sebagai suatu keseluruhan dan bahan lain2 lagi dipergunakan. Baiklah orang ingat, bahwa nubuat2 dari para nabi biasanja terpelihara dalam tradisi jang hidup dan tradisi itu tidak menganggap nubuat2 itu sebagai kitab jang bermeterai tudjuh. Kadang2 pemakluman nabi disesuaikan dengan keadaan baru atau diterapkan pada hal2 jang serupa, ditambahkan pula bahan dan nubuat2 jang dianggap tjotjok dan serasi. Para penjusun mengambil kumpulan2 ketjil jang sudah tersedia dan menjelipkan kedalamnja atau diantaranja nubuat2 dan bagian lain2. Djadi dari penjusun berasallah bukan hanja tjatatan2 ketjil (seperti 1,1;2,1;13,1) dan berita (7,1- 3;14,28;20,1-6;36-39), tetapi djuga bagian2 lain jang sukar dikenali dengan pasti.
Dengan perkataan lain tidak seluruh isi kitab Jesaja sebagaimana sekarang kita batja (pasal 1-39) berasal dari nabi sendiri. Memang kami tidak menjangkal, bahwa bagian terbesar berasal dari nabi itu, sebagaimana telah dipungkiri beberapa ahli jang terlalu kritis. Namun demikian ada djuga bagian tjukup besar dan agak banjak djumlahnja jang ditjiptakan "murid2" Jesaja dan nabi2 lain. Umpamanja 4,4-5;11,10-16;14,1-2.22;21,1-10;30,19-26;32,15-20;34,1-17;35,1-10 sesungguhnja lebih tjotjok dengan masa pembuangan dan dengan Js. 40-66 daripada dengan djaman Jesaja sebelum pembuangan. Seluruh Apokalips (24-27) boleh djadi berasal dari djaman sesudah pembuangan dan 19,1-25 pun merupakan suatu tambahan seperti djuga halnja dengan 33,17-24. Tentu sadja orang boleh berpendapat lain tentang bagian ini atau itu, tetapi semua menerima, bahwa ada bagian2 tjukup banjak dan besar jang tidak aseli. Namun demikian bagian terbesar kitabnja sungguh karya Jesaja dan keseluruhan didjiwai semangatnja.
Oleh siapa dan kapan kitab Jesaja digubah, baik bagian2nja maupun keseluruhan tidakklah diketahui dengan tepat. Para penjusun harus ditjari diantara para murid Jesaja, jaitu orang jang mengganggap diri sebagai ahliwaris semangat dan karya tokoh jang besar itu. Sudah barang tentu kitab Jesaja (1-66)baru selesai disusun didjaman sesudah pembuangan. Dan jang sama kiranja boleh dikatakan tentang bagian pertama (1-39). Tetapi oleh karena tidak ada sindiran sedikitpun kepada pembangunan Bait Allah sesudah pembuangan (th. 520), maka seluruh kitab selesai digubah selesai th. 520, djadi antara 538 (kembali dari pembuangan) dan 520. Tentang kumpulan2 ketjil jang mendahului keseluruhan tidak dapat dipastikan waktu penjusunannja.
Adapun gagasan2 keigamaan nabi Jesaja se-akan2 "in nutshell" termuat dalam kisah panggilannja. Disitu tegas dikatakan, bahwa Allah adalah kudus (6,3) dan manusia fana dan tidaklah sutji dihadapan Tuhannja (6,4). Namun demikian Allah jang mahakudus berhubung erat dengan manusia untuk menguduskannja (6,6) dan lagi dengan umatNja jang terpilih, kepada siapa Ia mengutus nabiNja guna memaklumkan hukuman atas doa dan penjelamatan sisa jang bertobat; sisa jang sutji itu lalu akan mendjadi akar umat jang baru (6,8-13). Dengan demikian dirumuskanlah anggapan Jesaja tentang Allah, tentang nasabah Tuhan dengan umatNja, baik sekarang maupun dimasa jang akan datang. Gagasan2 itulah jang mendjiwai dan meresapi seluruh kitabnja.
Allah adalah kudus. Itulah jang langsung dialami nabi dikala di Bait Allah ia dipanggil serta diutus olehNja (6,1-3). Kesan dari Allah jang bersemajam diatas tachta surgawi tak pernah lenjap dari hati dan kesadaran Jesaja. Ia mentjiptakan rumus jang chas, sebutan baru, jakni: "Sang Kudus", "Sang Kudus Israil" (1,4;5,19.24;10,17.20). Suara2 machluk surgawi jang berseru "Kudus, kudus, kuduslah Jahwe Ballatentara" (6,3) tetap mendengung ditelinganja. Allah adalah kudus oleh karena Ia melampaui segenap machluk serta terpisah dari tjiptaanNja. Ia tidak kena oleh kekurangan jang melekat pada machluk. Ia bebas dari segala tjatat-tjela disagala bidang. Maka dari itu Iapun terluput dari kekurangan jang merupakan kechasan manusia, jaitu dosa. karena itu Allah Jesaja bersifat etis, kesempurnaan susila dan ukuran tatasusila. Allah jang mahakudus djuga radja jang mahakuasa atas alam semesta. KemuliaanNja memenuhi seluruh dunia (6,3). Than jang mahakuasa itu membimbing sedjarah Israil (25,1). Dan bukan hanja Israil dipimpin Jahwe, tetapi Iapun berkuasa atas bangsa2 lain. Deretan nubuat2 tentang kaum kafir membuktikan kejakinan Jesaja berkenaan dengan Jahwe Israil jang menentukan bangsa2 itu dalam rentjanaNja sebagai alat sadja (10,5- 6.15;13,171;5,26;7,18). Tuhan jang kuasa dan kudus itupun adil dan tak dapat ditentangi machluk jang fana (5,16;10,14;14,24;19,1;23,6;30,18). Tetapi keadilan Allah disertai belaskasihanNja, terutama terhadap jang rendah hati dan hina-dina (29,19). Hanja jang angkuh hati dihukum dan direndahkan Jahwe dengan tidak kenal ampun ((2,11-17).
Dihadapan hadirat Allah manusia tampaknja ketjil dan berdosa (6,4), bahkan machlu2 surgawipun menutup muka dihadapanNja (6,2). Namun demikian Allah peduli akan manusia dan memimpin dia didjalan jang lurus (26,7). Betapa dekatnja Allah pada manusia akan kebahagiaanNja dilukiskan mazmur 26,7-19. Maka dari itu manusia bersjukur kepada Tuhan (12,1-6) dan patuh kepada kehendakNja (1,19;30,9;33,6) dan tidak hanja dengan beribadah (29,113-14;1,10-20), melainkan terutama dengan melaksanakan keadilan dan belaskasihan dalam masjarakat (1,15.17.21.23;5,8.17.23;3,15;10,1;29,21). Dosa menurut nabi Jesaja adalah keangkuhan hati dari pihal\k manusia dna ber-tubi2 ia mengetjam ketjongkakan manusia dan bangsa2 (2,9.11.17;9,8-9.13-15;14,13-14;16,6;23,9;25,2;26,5;28,1).
Nabi Jesaja merupakan nabi iman dan kepertjajaan, penuh harapan jang tak tergontjangkan. Djika manusia tidak pertjaja, tentu sadja ia tidak dapat bertahan (7,9). Iman dan kepertjajaan itu berarti pasrah dan penjerahan kepada penjelenggaraan Allah, setjara mutlak dan membabi-buta (8,17;12,2;26,3-4;30,15). Sebab dari Jahwe sadjalah orang dapat mengharapkan keselamatan (8,17;25,9;26,8;30,18;32,2). Dialah penopang dan penolong satu2nja (10,20;31,5), pada hal manusia tidak dapat memberi jaminan sedikitpun (2,22;28,15-17b.18;30,2- 3;31,1). Tatkala radja Ahaz dan Hizkia dalam keadaan darurat mentjari bantuan dari manusia sadja, mereka ditegur nabi Jesaja jang mengadjak untuk pertjaja pada Jahe\we (7,4-9.10-16;8;4;33,7-15;37,5-7.22-35). Jahwe merupakan sebuah wadas Israil jang tak tergontjangkan (26,4;23,29). Barang siapa tidak pertjaja "menghina Jahwe" (1,4), melupakan Tuhan (17,10) dan menjamahkan Allah (7,13).
Kepertjajaan Jesaja itu berdasarkan bukan hanja pada kekuasaan Allah, tetapi terutama pada kejakinannja, bahwa Israil adalah umat Jahwe jang terpilih. Pilihan itu tidak hanja mengenai Juda sadja, tetapi keradjaan utara, Israil djuga (2,5;10,20-22;28,5-6). Pemeliharaan Jahwe bagi umatNja dengan indah digambarkan perumpamaan kebun anggur, milik Jahwe jang chas (5,1-7; bdk. 27,2- 5). Namun demikian pilihan itu tidak mentjegah Allah menghukum Israil dan Juda, pabil mereka berdosa dan tidak setia. Kitab Jesaja penuh dengan antjaman2. Tetapi achirnja belaskasihan Allah toh akan menjelamaatkan bukan seluruh umat, melainkan sisanja jang bertobat. Gagasan "sisa" itu memegang peranan penting dalam nubuat2 Jesaja (1,9;4,2-3;3;6,13;7,3;10,20-22;28,56;37,4.31-32). Sisa itu kemudian mendjadi djembatan kemasa depan jang gemilang serta bahagia (6,13;37,31). Harapan Jesaja itu didjelmakan dalam nama anaknja "Sjear-jasjub" (sisa akan berbalik).
Atjap kali Jesaja melukiskan masa jang akan datang itu dengan warna jang hebat (2,2-5;4,2-3.4-5;11,10.16;30,19-26;32,15-20;33,17-24). Nubuat2 itu mendjandjikan pula kaum kafir akan mengambil bagian dalam keselamatan kelak setelah bertobat kepada Allah Israil, Jahwe (2,2-5;18,7;19,16-24;23,15-18). Dengan demikian Jesaja melampaui batas nasionalisme Israil dan membuka djalan untuk universalisme Perdjandjian Baru.
Dalam hubungan itu Jesajapun ber-ulang2 berbitjara tentang seorang tokoh
keradjaan, turunan Dawud, jang memainkan peranan mahapenting dimasa depan itu
(7,14-16;8,6-8;9,1-6;11,1-9.10;33,1-5). Radja itu digambarkan sebagai radja
kedfamaian, sehingga perang malah tidak sampai disebut berkenaan dengan radja
adjaib itu. Njata pulalah radja itu ada tjiri keigamaan padanja dan ia sama
sekali tjojok dengan radja jang di-tjita2kan. Sungguhpun tafsir masing2 teks
tidaklah mudah dan ada perbedaan pendapat jang besar diantara para ahli, namun
terang sekali, bahwa Jesaja mengikat keselamatan dan kebahagiaan kelak pada
turunan Dawud. Dengan demikian Jesaja melandjutkan nubuat natan (II Sjem. 7,16),
bahkan harapan jang terkandung dalam berkah Jakub bagi anaknja Juda (kedj.
49,10). Lagi pula Jesaja tidak sendirian dibidang itu, tetapi dalam harapannja
itu ia didampingi nabi sedjamannja, Micha (4,8;5,2). Djadi nabi Jesaja termauk
aliran masehi di Israil, jang tidak ditjiptakannja, melainkan hanja amat
dikuatkannja. Al-Masih sebagai dilihat Jesaja adalah radja keduniaan jang mulia,
membawa serta kedamaian jang terdjamin olehnja, keadilan dan kemakmuran didunia
jang baru. Deutero-jesaja dengan "Hamba Jahwe"-nja akan memperlihatkan segi lain
dari Al-Masih, tanpa melenjapkan tjiri jang dipandang Jesaja, jang tetap
merupakan nabi harapan masehi jang unggul. Dalam Perdjandjian Baru kedua segi
tsb. jang dalam Perdjandjian Lama masih terpisah itu akan melebur mendjadi satu
dalam diri Jesus (Mt. 1,23;4,13-16; Rm. 15,12; Whj. 19,11.15;22,16;
Dalam kata pendahuluannja untuk nubuat2 Jesaja dikatakan sudah, bahwa latar belakang kesedjarahan Deutero-jesaja adalah masa pembuangan Juda di Babel. Pendapat bahwasannja nabi itu bekerdja di Palestina setelah kaum Jahudi sudah pulang, kiranja tidak mungkin dipertahankan. Garis besar sedjarah politik dimasa itu, chususnja terbitnja bintang radja Parsi, Cyrus, sudah diringkaskan dalam pendahuluan kitab Esra-Nehemia. Disitupun diketemukan tjatatan2 serba singkat tentang keadaan kaum buangan di Babel, jang djuga diutarakan oleh kata pendahuluan kitab Jehezkiel. Hendaknja dibatja kembali apa jang dipaparkan disitu. Adapun nabi "Deuter-jesaja" kiranja baru tampil tengah bintang Cyrus naik dengan pesatnja dan radja itu sudah siap untuk menjergap keradjaan Babel, jang diperintahkan oleh radja Nabonid(es). Nabi kan sudah menjebut nama Cyrus (Yes 44:28; 45:11), bukanlah sebagai tokoh dimasa jang akan datang, melainkan sebagai orang jang njata ada. Mungkin sekali Yes 41:6 menjindir perlawatan Cyrus terhadap radja Lidia, Kroeses (547-546) dan ekspedisi ity berachir dengan perebutan kota Sardes dalam th. 546. Dahulu Cyrus sudah dinubuatkan dan nubuat2 itu kini sudah terlaksana (Yes 41:2-6,21-29; 48:14-16). Cyrus dianggap sebagai pembebas jang diutus Allah (Yes 44:28; 45:1-4,13; 46:11), bahkan padanja diterapkan tjiri al-Masih !!(= jang diurapi: Yes 45:11), jang sebagai alat ditangan Jahwe melaksanakan rentjanaNja mengenai Israil. Dari lain pihak Babel masih berdiri tegak, sebab keruntuhannja ditelah nabi sendiri untuk waktu jang singkat (Yes 43:14; 47:1-15). Cyrus sesungguhnja merebut Babel dalam th. 539. Maka dari itu nabi Deutero- jesaja bekerdja antara th. 546 (perebutan Sardes) dan 539 (perebutan Babel). Dengan demikian nabi ini merupakan penjambung antara Jeheskiel jang tampil pada awal pembuangan, dan Hagai, nabi pertama sesudah pembuangan. Djadi pada achir masa pembuangan Deutero-jesaja hidup dan bekerdja, waktu keradjaan Babel terantjam oleh radja Parsi. Karenanja dapat dimengerti pula, bahwa keadaan kaum buangan jang dahulu lam-kkelamaan bertambah baik, untuk sementara waktu memburuk lagi, sebagaimana disarankan kitab Deutero-jesasa (Yes 41:14; 42:22-25; 47:6; 49:26; 52:5). Sudah barang tentu tampilnja Cyrus menimbulkan harapan hangat pada semua bangsa jang ditindas Babel, sehingga kerusuhan kiranja terdjadi didalam negeri. Keadaan genting itu pada gilirannja mengakibatkan reaksi dari pihak polisi Babel jang memakai kekerasan untuk mengendalikan semangat bangsa2 buangan. Tindakan jang keras lalu melahirkan semangat ketakutan dan putus harap pada setengah orang dari kaum buangan Juda (bdk. Yes 40:27; 49:24-25; 50:1-2; 51:21-23). Tetapi keadaan itupun menginspirasikan lagu2 jang hangat dan penuh bersemangat seperti Maz 137.
Tentang riwajat hidup Deutero-jesaja tidak banjaklah jang diketahui, meskipun kitabnja menjatakan dia tokoh jang luar biasa besarnja. Beberapa ahli berpandapat, bahwa Yes 47:7; 42:19 menjebut namanja, jakni Mesjulam (utusan pewarta), tetapi dasar dugaan itu terlalu sempit untuk dapat diterima. Kitabnja tjukup membuktikan, bahwa nabi itu seorang jang bersemangat dan giat bekerdja diantara kaum buangan hendak memupuk semangat jang ber-api2 dan keberanian untuk selekas mungkin pulang ketanah airnja, dengan perkataan lain: ia mengobarkan semangat kebangsaan dan nasional. Tetapi perlu orang ingat, bahwa nasionalisme itu berakar dalam kejakinan agamiah, iman akan Allah, serta djandji2Nja. Dengan demikian Deutero-jesaja seorang nabi sedjati, jang dengan tjara tertentu melandjutkan karya Jeheskiel, jang djuga menubuatkan pemulihan nasional pada permulaan nasional pada pemulaan pembuangan, bahkan langsung mau menjiapkan pemulihan otu. Anehnja Deutero-jesaja rupa2nja tidak mengenal pendahulunja itu.
Tjaranja kabar Deutero-jesaja diterima oleh kaum buangan kurang djelas djuga. Dalam hal itu suatu soal lain memgang perannanja. Djika orang menerima, bahwa bagian2 kitab jang lazim disebut "Lagu2 Hamba Jahwe" (dibawah ini akan kami bahas) mengenai nabi sendiri, maka ternjatalah ia mendapat perlawanan hebat dari pihak kaum sebangsa, bahkan achirnja mati terbunuh entah oleh polisi Babel entah oleh orang2 Jahudi. Ada djuga petundjuk2 lain jang menjatakan tidak semua orang senang hati dengan kabar nabi itu (Yes 45:9-10; 42:18; 40:27; 46:12-13; 50:2).
Dengan menjingkirkan untuk sementara waktu masalah keaselian Lagu Hamba Jahwe, umumnja diterima, bahwa nubuat2 jang terkumpul dalam pasal 40-55(Yes 40:1-55:13) ini berasal dari satu tokoh kenabian, jakni Deutero-jesaja. Tentu sadja ada ahli2 jang me-motong2 pasal2 tsb. mendjadi pelabgai bagian jang masing2 ada pengarangnja tersendiri. Tetapi pendapat itu tidak tjotjok dengan kesatuan bahasa, gaja bahasa dan gagasan2 jang mendjiwai semua pasal tsb. Karenanja kesatuan pengarangpun harus diterima. Hanja bagian2 ketjil sadjalah, seperti Yes 40:19-20; 41:6-7 dan Yes 44:9-22 kiranja harus diketjualikan dan meruoakan tambahan dari tangan orang lain. Mungkin pulalah bahwa nubuat2 Deutero-jesaja kemudian disadur sedikit, tapi sudah barang tentu penjadur itu tidak merobah banjak dalam teks aselinja. Sangat mungkin, bahwa nabi sendiri menuliskan nubuat2nja. Memang umumnja para nabi adalah "pengchotbah" dan bukan "penulis". Tetapi Deutero-jesaja hidup dan bekerdja dalam keadaan jang tjukup gentung, jang se-akan2 memaksa dia untuk bekerdja dibawah tanah. Ia kan mau mengobarkab semangat kaum buangan dan memupuk rasa kebangsaannja. Kesemuanja itu tentu sadja adalah pendirian anti-Babel, jang kentara sekali dalam nubuat2 jang memudji Cyrus dan menelah kebinasaan Babel. Tokoh jang sedemikian itu tentu sadja ditjurigai polisi negara dan tidak dibiarkan bekerdja dengan leluasa didepan umum dan dulapangan terbuka. Nabi lalu hanja dapat berbitjara dalam kalangan ketjil penganut2nja jang setiawan. Kabarnja harus disampaikan kepada orang lain pula dan djalan jang masih terbuka ialah setjara tertulis. Karenanja harus diterima kiranja, bahwa nubuat2 disebarkan duantara kaum buangan dengan tulisan, dengan pamlet2. Sekedar keadaan mengidjinkan dan menurut kesempatan jang njata nabi menjiarkan pikirannja dengan djalan tersebut.
Seandainja sungguh demikian halnja, nistjaja nubuat2 itu tidak diterbitkan sekaligus, melainkan ber-angsur2 sadja. Baru kemudian semua bahan itu dihimpun dan disusun dalam satu kumpulan besar, jakni kitab Deutero-jesaja. Sukar sekali untuk memastikan apakah nabi sendiri sudah menjelenggarakan penghimpunan nubuat2nja atau para muridnja selama nabi masih hidup atau sesudah wafatnja. Kiranja mula2 himpunan itu tersendiri (pemulihan bangsa Israil jang njata belum disindir) dan kemudian digandingkan dengan pasal 55-66(Yes 55:1-66:24) dan pasal 1-39(Yes 1:1-39:8) dari kitab Jesaja.
Mustahillah membuat suatu pembagian dalam kitab Deuteri-jesaja. Pelbagai nubuat dihimpun dan tak mungkin suatu asas penjusunan ditundjuk, jang memimpin si penghimpun. Maka dari itu suatu urutan tertentu tidaklah nampak. Sesungguhnja semua nubuat mengenai satu pokok sadja, jakni pembebasan dari pembuangan oleh radja Cyrus (dan Hamba Jahwe), pulangnja Israil ketanahairnja dan djalan kembali, jang dilukiskan sebagai pengungsian jang baru, dan pemulihan Jerusjalem dimasa depan. Djika orang toh ingin membagikan kitab itu, maka ia boleh membedakan dua bagian besar, jakni Yes 40:1-49:13 dan Yes 49:14-55:13. Sebab sungguh ada perbedaan ketjil djuga. Bagian pertama tertudju kepada Israil- Jakub dab vaguab jedya jeoada Sion-Jerusjalem. Ada ahli jang lalu mengambil kesimpulan, bahwa bagian2 itu ada pengarangnja tersenduru djuga. Tetapi kesimpulan itu djauh melewati buktinja. Pikiran jang termuat dalam bagian pertama ialah sbb. Jaher, pentjipta jang mahakuasa dan satu2nja menubuatkan kedjadian2 sebelum terdjadi dan djauh melampui dewata kafir jang malah tidak ada sama sekali, telah memilih radja kafir Cyrus untuk membebaskan umatNja. Iapun akan membinasakan Babel, si penindas, dan umat lalu akan mengungsi ke Palestina. Pengungsian itu adjaib sekali, sehingga malah melebihi pengungsian dari Mesir dahulu. Nubuat2 lama tentang Cyrus merupakan djaminan nubuat2 baru itupun akan terlaksana pula. Bagian kedua memaparkan gagasan jang sama. tetapi radja Cyrus tidak di-sebut2 lagi dan pemulihan Jerusjalem ditekankan.
Banjak soal madjemuk dan ber-belit ditimbulkan bagian2 jang disebut "Lagu2 Hamba Jahwe". Bagian2 tsb. memperbintjangkan mengenai seorang tokoh gaib jang mempersatukan didalam dirinja matjam2 sifat dan tjiri, jang tidak mudah disesuaikan satu sama lain. Mulai sediakala (bdk. Kis 8:34) para ahli Kitab sudah memeras otak untuk memetjahkan teka-teki jang mempesona itu, tetapi hingga dewasa ini belum djuga sependapat dalam tafsir dan keterangannja. Ada puluhan pendapat jang disini tidak dapat dipaparkan satu demi satu. Kami harus puas dengan menundjukkan persoalannja dan mengichtisarkan anggapan jang mungkin kena dan benar.
Soal jang pertama ialah: Bagian2 manakah termasuk kedalam lagu2 itu?
Umumnja diterima, bahwa Yes 42:1-4 memuat lagu2 jang pertama. Tetapi ada ahli jang melandjutkannja sampai dengan ajat 7(Yes 42:7) atau ajat 9(Yes 42:9). Pendapat terachir kiranja paling baik dan dianuti dalam terdjemahan ini. Lagu pertama itu lalu terdiri atas dua bagian, jakni Yes 42:1-4 dan Yes 42:5-9 ataupun kedua bagian itu merupakan dua lagu tersendiri.
Lagu kedua merangkum se-tidak2nja Yes 49:1-6. Tetapi boleh djadi lagu itu harus diteruskan sampai dengan ajat 7(Yes 49:7) atau Yes 9a, bahkan sampai ajat 13. Djika ajat Yes 49:8b dipertahankan sebagai ajat aseli, nistjaja lagu itu harus diteruskan sampai dengan Yes 9a. Akan tetapi Yes 49:8b sesungguhnja suatu tambahan dan karenanja lebih baiklah lagu itu ditutup dengan ajat 4(Yes 49:4). Maka dari itu kami menuruti pendapat pertama, jakni lagu kedua itu merangkum Yes 49:1-4.
Adakah lagu ketiga meliputi Yes 50:4-9 atau Yes 50:4-10 atau Yes 50:4-11? Ketiga anggapan itu ada penganut-nja. Lebih baiklah kiranja Yes 50:4-11 dianggap satu lagu jang terdiri atas dua bagian, jakni Yes 50:4-9 dan Yes 50:10-11.
Tentang luasnja lagu keempat (Yes 52:13-53:12) tidak ada banjak keraguan. Umumnja bagian tsb. diterima sebagai satu kesatuan sadja. Hanja salah satu ahli sadja mentjoba membedakan dua lagu jang aselinja tersendiri tapi sekarang tertjampur. Akan tetapi pendapat ini tidak mendapat banjak penganut, oleh karena sukar dibuktikan atau dipertahankan.
Adakah bagian2 lain lagi dari kitab Deutero-jesaja termasuk kedalam kelompok
lagu2 Hamba Jahwe itu? Ada ahli jang menemukan satu lagu lagi (atau bagian lagu)
dalam Yes 51:15-16 Tetapi lebih baiklah Yes 51:15-16
dianggap sebagai tambahan sadja jang dipengaruhi lagu Hamba2 Jahwe, sehingga
tidaklah aseli. Dalam Yes 61:1-3 diketemukan suatu nubuat jang mirip
lagu2 Hamba Jahwe kedua (Yes 49:1-3). Maka dari itu beberapa orang
tjondong menganggap bagian itupun sebagai lagu Hamba Jahwe (jang kelima). Ada
djuga jang melandjutkjan lagu itu sampai ajat 5(Yes 49:5). Apakah
anggapan itu diterima atau ditolak, bergantung pula pada tafsir jang diberikan
kepada lagu2 lain. Njatanja nabi sendiri angkat bitjara dalam
Oleh karena disini tidak ada tempat untuk menguraikan masalah tsb. setjara terperintji, maka kami menerima hanja empat lagu sadja, jaitu: Yes 41:1-9; 49:2-6; 50:4-11; 52:13-53:12.
Soal lain jang berkenaan dengan lagu2 Hamba Jahwe ialah: bagaimana gerangan hubungan dengan kitab Deutero-jesaja? Tidak sedukut ahli ilmu tafsir membela pendapat, bahwasannja lagu2 itu aselinja suatu kumpulan tersendiri. Baru kemudian diselipkan kedalam kitab Deutero-jesaja dengan dipisahkan satu sama lain. Pendapat itu bertumpu chususnja pada kenjataan; bahwa ditempatnja jang sekarang lagu2 iotu tidak ada banjak gandungan dengan nubuat2 disekelilingnja. Sekiranja lagu2 itu tidak ada, nistjaja tidak ada seorang djuapun jang menduga, bahwa bagian2 tertentu sudah hilang dari kitab Deutero-jesaja. Tetapi tidak semua orang jang mendukung pendirian tsb. sependapat mengenai asal-usul keempat lagu itu. Ada jang berkata Deutero-jesaja sendirilah jang mentjiptakannja. Orang2 lain beranggapan lagu2 itu berasal dari tokoh kenabian lain, jaitu seorang murid Deutero-jesaja. Djika lagu2 itu mengenai nabi sendiri, nistjaja se-tidak2nja lagu keempat, jang mengisahkan kematiannja adalah karangan orang lain. Dan djika orang lalu mempertahankan kesatuan pengarang, maka tidak dapat tidak semua lagu tidak b erasal dari Deutero-jesaja. Djika kesatuan pentjipta dilepaskan, boleh djadi tiga lagu dikarang Deutero-jesaja sendiri dan jang keempaat adalah karya seorang muridnja. Karena kesamaan bahasa, gaja bahasa dan gagasan dalam keempat lagu itu, beberapa ahli lalu berkata pengarangnja satu orang sadja. Dan orang itu bukan Deutero-jesaja, jang kematiannja ditjeritakan lagu keempat. Orang jang berpendapat keempat lagu itu tidak mengenai nabi sendiri mudah sadja menerima satu pengarang, entah Deutero-jesaja karena kesamaan bagasa dan gagasan, entah orang lain jang dipengaruhi Deutero-jesaja.
Semua ahli menerima lagu2 itu sebagai kumpulan jang aselinja tersendiri, lalu harus menerangkan mengapa lagu2 itu dipisahkan dan ditaruh ditempatnja jang sekarang ini. Dan djawaban soal itu tidaklah gampang. Bahwasannja tidak ada gandingan antara lagu2 itu dengan konteksnja sesungguhnja tidak membuktikan apa2. Nubuat2 lainpun tidak ada gandingan sedemikian.
Maka dari itu pendapat lain ialah: lagu2 itu sekarang ada pada tempatnja jang aseli. Ditaruh disitu oleh penghimpun nubuat2 Deutero-jesaja. Tidak pernah lagu2 itu merupakan kumpulan tersendiri melainkan sebagai nubuat tersendiri sadja dikumpulkan bersama dengan nubuat2 lain. Umumnja lalu diterima, bahwa pengarangjapun satu dan sama djua, jakni Deutero-jesaja. Orang jang mempertahankan lagu jang keempat menjindir kematian nabi sendiri dan mempertahankan kesatuan pengarang, terpaksa mengambil kesimpulan, bahwa lagu2 itu berasal dari seorang murid Deutero-jesaja.
Soal jang paling rumit mengenai tafsiran lagu2 itu. Ada perbedaan pendapat jang amat besar sekali. Beberapa masalah harus diberi pemetjahannja.
Jang pertama ialah: Adakah Hamba Jahwe itu seorang tokoh perseorangan atau suatu kolektivita? Kedua anggapan itu ada pembela2nja. Anggapan jang menjamakan Hamba Jahwe dengan suatu kolektivita per-tama2 bertumpu pada ungkapan itu sendiri. Istilah "Hamba Jahwe" oleh Deutero-jesaja dipakai untuk menundjukkan umat Israil dalam pembuangan (Yes 41:8; 43:10?; Yes 44:1,21; Yes 42:19?; Yes 48:20). Maka dari itu dalam lagu2 itupun dipakai demikian, sebagaimana dibuktikan Yes 49:3. Tetapi pendapat itu terbentur pada beberapa ajat jang njata membedakan Hamba Jahwe dan umat Israil dalam pembuangan (Yes 42:6; 49:6-7; 52:14; 53:8). Untuk menjingkirkan kesulitan itu beberapa ahli lalu mengira, bahwa Hamba Jahwe itu bukan Israil kesedjaharan, melainkan Israil idiil, jang di-idam2kan sadja. Tetapi bagaimana Israil jang tidak njata dapat berbuat sesuatu bagi Israil jang njata dan bagi kaum kafir, sebagaimana jang dikatakan lagu2 itu (Yes 42:2; 49:5). Karenanja muntjullah tafsir jang menduga Hamba Jahwe ialah sebagian dari Israil jang njata, jakni para orang djudjur sadja. Tetapi tafsir itu hampir2 tidak dapat bertumpu pada teks sendiri dan rupa2nja ditjiptakan hanja demi untuk kesulitan jang harus dipetjahkan. Maka dari itu lebih banjak ahli berpendapat, bahwa Hamba Jahwe seorang tokoh perseorangan. Ber-lain2anlah pendapat apakah tokoh itu digambarkan sebagai seorang nabi atau sebagai seorang radja.
Tetapi siapakah tokoh itu? Adakah dia seorang njata hidup atau pernah hidup; seorang dimasa depan atau hanja tokoh idiil belaka, lambang2 sadja? Disinipun perbedaan pendapat besar sekali. Adakalanja hamba Jahwe disamakan dengan seorang dari sedjarah dahulu, seperti Musa, Jeremia, Zorubbabel, Sjesbasar, radja Joshijahu atau Hizkia. Lebih sering tokoh itu disamakan dengan nabi sendiri, Deutero-jesaja, jang riwajat hidupnja dikisahkan oleh lagu2 itu. Sama banjaknja jang menjatakan Hamba Jahwe itu al-Masih, jang langsung dimaksudkan oleh nabi itu. Pendapat jang pernah agak laku jakni bahwasannja Hamba Jahwe adalah tokoh mitis sadja, jang diambil dari dongeng2 Babel tentang seorang dewa jang mati tapi hidup kembali, dewasa ini tidak banjak penganutnja lagi. Achirnja masih ada tafsir jang agak baru dan menggabungkan satu sama lain tafsir individuil dan tafsir kolektip. Menurut tafsiran itu Hamba Jahwe adalah seorang tokoh (Deutero- jesaja atau al-Masih), jang se-akan2 pendjelmaan umat Israil (atau para nabi, atau orang2 djudjur). Tokoh jang sedemikian itu oleh orang2 Inggris disebut "corporate personality".
Lain sama sekali tafsir orang jang berkata, bahwa lagu2 itu tidak mengenai pokok jang satu dan sama sadja. Menurut pendapat itu lagu pertama (Yes 42:1-7) mengenai radja Cyrus, lagu kedua (Yes 49:1-6: Israil dalam ajat 3 dihapuskan) dan lagu ketiga (Yes 50:4-11) mengenai nabi, dan jang keempat Yes 52:12-55:12) memperbintjangkan tokoh dimasa depan jaitu al-Masih.
Diantar tafsiran sebanjak itu manakah kiranja jang paling benar dan lebih baik diterima?
Sudah barang tentu Perdjandjian Baru menterapkan lagu2 itu pada Jesus Kristus
(Mat 8:17; 12:18-20; 16:21-23; Mar 8:31-33;
Djadi kami menerioma tafsiran jang berkata, bahwa lagu2 Hamba Jahwe mengenai tokoh tertentu dalam sedjarah, kiranja Deutero-jesaja, dan tokoh dimasas depan jaitu al-Masih. Kedua tokoh itu mewakili suatu kolektivita, jakni para nabi dan para djudjur. Tafsiran jang sedemikian kiranja lebih tjotjok dengan keseluruhan gambaran Hamba Jahwe jang disadjikan oleh keempat lagu itu.
Adapun adjaran kitab Deutero-jesaja tjukup kaja dan penting. Sungguhpun ia tidak membahas polil sebanjak jang diutarakan Jesaja, namun setjara lebih mendalam ia menguraikan pokok2nja.
Tentang Allah jang mahakudus Deutero-jesaja meneruskan adjaran Jesaja
(Yes 41:14,16; 43:3-14,15; 46:11; 47:4; 48:17; 49:7; 55:5), tetapi ia
lebih menekan kekuasaan Allah pentjipta (
Hubungan Allah dengan umatNja jang terpilih mendapat tekanan jang chas. Memang
seluruh Perdjandjian Lama berpendapat demikian, tetapi pilihan itu amat
ditondjolkan Deutero-jesaja (Yes 41:8; 43:20; 44:1-2; 45:4; 48:12; 51:2).
Umat itu ditjiptakan Jahwe dan Ia terus meradjainja (
Allahpun menguasai dan memerintah bangsa2 lain. Kuasa itu ternjata dalam hal
ini, bahwa Jahwe menggunakan radja kafir Cyrus untuk membebaskan umatNja
(Yes 41:2-25,27; 45:1; 48:14-15). Iapun mengadili dunia semesta
(Yes 51:4-8), tetapi kum kafir akan bertobat kepada Jahwe dan
mengambil bagian dalam keselamatan Israil (
Tetapi adjaran kitab Jesaja, bahkan adjaran seluruh Perdjandjian Lama memuntjak dalam lagu2 Hamba Jahwe. Hamba itu kan chususnja dipanggil Jahwe sedjak haribaan (Yes 49:1-5) dan dibentuk olehNja (Yes 42:6; 49:5) serta dipenuhi roh ilahi(Yes 42:1). Hamba itu adalah murid Jahwe jang taat (Yes 50:4-5). Karenanja ia mampu menunaikan tugas berat jang diserahkan kepadanja, jakni memberi hati kepada jang tawar hatinja (Yes 50:4), mengembalikan umat kepada Jahwe (Yes 49:5) dan ketanah airnja (Yes 49:6), membebaskan kaum tawanan (Yes 42:7; 49:9) dan memulihkan suku2 Israil serta wilajahnja (Yes 49:6,8). Tetapi tugas lebih luas lagi dipikulkan kepadanja. Iapun membawakan hukum Allah kedunia seluruhnja (Yes 42:1-3), mengadjar manusia jang diadili oleh perkataannja (Yes 50:10-11). Dengan tenang dan sabar tugas itu ditunaikannja (Yes 42:2-3), meskipun gagal sadja rupanja (#/ENDE Yes 49:4). Ia malah dihina dan disiksa, tapi dengan tenang semua ditanggungnja (Yes 50:5-6; 52:14; 53:2-3), oleh karenanja ia merasa diri kukuh-kuat berkat perlindungan dari Allah (Yes 42:4; 49:5; 50:7-9). Setjara kotor dan terhina ia achirnja sampai mati terbunuh (Yes 53:4,8-12). Namun demikian djusteru dengan djalan itulah ia mendjadi pengantara antara Allah dan manusia, sebab dengan sengsaranja dan kurban hidupnja ia menghapus dosa manusia, baik Israil maupun kaum kafir (Yes 53:4-6,8,11-12). Ia mendjadi pengantara perdjandjian baru (49,5-6) dan terang kaum kafir (Yes 42:6; 49:6; 50:10). Demikianpun Hamba itu diluhurkan oleh Jahwe setelah wafat (Yes 52:13) dan mendapat turunan besar, jang telah ditebus olehnja (Yes 53:10,12). Adjaran tsb. tentang seorang sutji jang mentjilih dosa serta menjelamatkan manusia dengan derita dan kematian laksana kurban pemulih, sungguh adjaran jang benar2 baru sama sekali dalam Perdjandjian Lama. Dan djustru adjaran itulah jang diambil alih oleh Perdjandjian Baru, jang mengindahkan bagaimana adjaran itu se-penuh2nja terlaksana dalam sedjarah jang njata oleh Hamba Jahwe, Tuhan kita Jesus Kristus, jang mendjadi pengantara sekalian bangsa, terang dunia semesta, djalan kebenaran dan kehidupan, dengan menebus sekalian orang dan begitu masuk kedalam kemuliaanNja dengan mereka.
KUMPULAN NUBUAT-NUBUAT
PENDAHULUAN
Latar belakang historis pasal 56-66(Yes 56:1-66:24) kitab Jesaja
sesungguhnja kurang djelas. Pasal 1-39(Yes 1:1-39:8) mudah sadja
(pada umumnja) dapat ditempatkan dalam abad kedelapan seb. Mas; pasal
Maka dari itu tidak dapat tidak orang mendapat kesan, bahwa pasal 56-66 (Yes 56:1-66:24) menghimpun pelbagai nubuat, jang berasal dari djaman sesudah pembuangan, sebagian dari masa pembuangan dan sebagian lagi dari djaman sebelumja. Tetapi sudah barang tentu semua ditjiptakan sebeum Bait Allah dibangun kembali (th. 520-515)(Yes 66:6; 56:1-8 dapat diterangkan begitu rupa, sehingga tidak menjatakan Bait Allah sudah ada). Tentu sadja sukar untuk membalaskan masing2 bagian dan menaggalkannja dengan persis, tetapi ada tjukup keterangan untuk berkata, bahwa tidak semua nubuat itu berasal dari masa jang sama sadja.
Karenanja serta merta boleh disimpulkan, bahwa pengarang atau pembawa semua nubuat itu bukan hanja satu orang sadja, djadi bukan pula hanja Deutero-jesaja melulu, apalagi Jesaja. Namun demikian karena kemiripan Yes 60:1-22 serta Yes 62:1-12 dengan pasal 40-55(Yes 40:1-55:13), nistjaja mungkin sekali bagian ini berasal dari Deutero-jesaja atau boleh djadi salah seorang muridnja. Demikian pula halnja dengan Yes 61:1-11, jang segera mengingatkan lagu Hamba Jahwe jang ketiga (Yes 50:4-10). Boleh djadi, bahwa Yes 59:15-20,21 dan Yes 6:1-6 harus digandingkan dengan Yes 24-27 dan berasal dari orang jang sama (bukan Jesaja atau Deutero-jesaja). Tetapi djumlah terbesar nubuat dan lagu2 jang terkumpulkan disini tidak dapat diketahui asal-usulnja. Namun demikian boleh disimpulkan, bahwa semua dibawakan sebelum Bait Allah dibangun kembali, djadi sebelum th. 520. Boleh diterima pula, bahwa himpunan ini mula2 suatu karja tersendiri, jang kemudian digabungkan dengan Deutero-jesaja dan kitab Jesaja, kiranja oleh karena nubuat2 itupun berasal dari serta terpelihara dalam kalangan jang sama, jakni "murid2" kedua tokoh jang besar itu, dan didjiwai semangat jang sama.
Sukar sekali dalam pasal2 itu diketemukan suatu urutan jang logis. Karenanja tidak perlu diusahakan suatu pembagian. Namun demikian orang kiranja dapat menundjukkan beberapa kesatuan jang adakalanja dalam susunan jang sekarang terpetjah. Demikian Yes 59:15-20,21 aselinja njata bergandingan dengan Yes 63:1-6 sebagai satu lagu apokaliptis. Kemudian kesatua itu dipetjahkan oleh Yes 60:1-62:12. Jang sama terdjadi dalam pasal 60-62 (Yes 60:1-62:12), tempat lagu tentang kemuliaan Jerusjalem dimasa depan (Yes 60:1-22; 62:1-12) terpotong oleh lagu tentang panggilan nabi (Yes 61:1-11). Susunan kesatuan jang aseli kiranja sbb: Yes 61:1-11; 60:1-22; 62:1-12 Ternjata pulalah, bahwa Yes 63:7-64:11 adalah satu mazmur. Demikianpun Yes 65:1-66:24 umumnja dianggap keseluruhan tersendiri, meskipun kesatuannja didalam kurang kuat (bdk. Yes 66:1-2,3-4,17)
Adapun wedjangan2 pasal 55-66(Yes 55:1-66:24) adalah mirip adjaran Deutero-jesaja. Djika kitab Deutero-jesaja boleh didjuluki "Kitab Pelipur" bagi kaum buangan, maka pasal 56-66(Yes 56:1-66:24) boleh diberi berdjudul "Kitab Pelipur" bagi kaum jang bersedih hati di jerusjalem.
Kekudusan Allah jang ditekan Deutero-jesaja diketemukan kembali
(Yes 60:14; 63:11-64:9-10). Demikian pula keluhuran dan kebesaran
Allah ditjondongkan (Yes 57:15; 63:19(Yes 64:1);
Yes 66:1). Allah adalah kuasa dan keras sekaligus (Yes 64:3-4),
dan apabila Ia menghukum tidak ada seorangpun dapat menentangNja (Yes 63:1-6; 66:15)
Tuhan tjinta akankebaikan danbentji kepada kedjahatan (Yes 61:8). Ia
mengadili manusia sekedar perbuatan2nja (Yes 59:18) danmenghukum
dengan alat murkaNja (Yes 63:1-6; 65:12; 66:24). Akan tetapi bukan
sifat2 itulah jang ditekankan, melainkan kebaikan Jahwe, terutama terhadap
umatNja (Yes 63:7-9). Ia tidak pernah akan membinasakan seluruh umat
(Yes 65:8-9), melainkan siap untuk menjelamatkan (
Pelbagai nubuat mengenai masa depan jang gemilang bagi Jersjalem dan penduduknja (Yes 60:1-22; 62:1-12; 65:17-25; 66:9-16). Allah akan mengikat perdjandjian baru dengan mereka (Yes 60:21) didunia jang baru (Yes 65:17-18; 66:24).Adaoun kaum kafir sungguhpun akan diadili (Yes 63:1-6; 64:1), namun mengagumi umat Jahwe jang diberkati olehNja (Yes 61:9) dan menghubungi mereka dengan menghantarkannja kembali ke Palestina dan mengabdi kepada mereka disitu (Yes 60:3,5-14); merekapun akan mempersembahkan kurban kepada Jahwe Israil, bahkan boleh mendjadi imamNja (Yes 66:17-21), asal sadja mereka bertobat dan mengakui Dia (Yes 56:3,6-7). Maka dari itu bangsa2 kafirpun dapat mengambil bagian dalam keselamatan dan mendjadi anggota umat Allah. Dengan demikianlah bagian terachir kitab Jesaja itu terbuka bagi serta menundjuk kepada Perdjandjian baru, jang diharapkan nabi itu dan diikat oleh Tuhan Kita Jesus Kristus.
Wycliffe: Yesaya (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN YESAYA
Tanggal dan Kepenulisan. Yesaya bin Amos rupanya adalah orang sangat terhormat di Yerusalem yang mempunyai kebebasan untuk masuk k...
PENDAHULUAN YESAYA
Tanggal dan Kepenulisan. Yesaya bin Amos rupanya adalah orang sangat terhormat di Yerusalem yang mempunyai kebebasan untuk masuk ke istana raja, dan merupakan penasihat kepercayaan Raja Hizkia. Pelayanannya dimulai sejak Raja Uzia meninggal pada tahun 740 SM (kalau tidak lebih awal lagi) sampai masa pemerintahan Raja Manasye yang menyembah berhala. Barangkali dia dianiaya dan dibunuh sebagai martir oleh raja ini. Menurut cerita tradisi, dia dibunuh dengan digergaji hingga hancur (bdg. Ibr. 11:37). Kelihatannya dia tidak lagi berkhotbah di muka umum setelah Manasye naik takhta tahun 698 SM, tetapi membatasi penyampaian pesannya dalam bentuk tertulis yang tersimpan dalam pasal 40 sampai 66. Pengaruh politiknya yang menonjol terjadi pada tahun yang genting, yaitu 701 SM ketika bangsa Asyur menyerbu serta mengancam akan menghancurkan Kerajaan Yehuda dan membawa penduduknya sebagai budak ke pembuangan. Melalui doa syafaatnya kepada Allah, bahaya mengerikan ini hilang secara ajaib. Sisa-sisa pasukan Sanherib mundur secara memalukan ke Niniwe.
Latar belakang sejarah. Selama masa genting pada separuh terakhir abad kedelapan SM inilah, Israel, yaitu Kerajaan Utara (Kesepuluh Suku) mengalami kemerosotan drastis dan menyedihkan sesudah Raja Yerobeam II yang dihormati itu mangkat. Samaria akhirnya hancur sesudah serangan hebat tahun 722 SM. Rentetan panjang pemerintahan raja-raja yang fasik dan teras berkurangnya iman yang alkitabiah mengakibatkan kejatuhan Israel. Yehuda di bawah pimpinan Raja Ahaz yang korup dan berakhlak rendah tampaknya siap mengikuti contoh menyedihkan kemurtadan Israel, dan meminta perlindungan serta pertolongan kepada bangsa Asyur yang kafir, bukan kepada Allah perjanjian mereka, yaitu TUHAN (Yahweh). Yesaya dan Mikha dengan tekun mengecam keras ketidaksetiaan seperti ini. Pada tahun 726 SM kerajaan diperintah oleh Hizkia bin Ahaz yang takut akan Allah. Dia memusnahkan sebagian besar bukit-bukit pengurbanan tempat pemujaan berhala, bahkan yang didedikasikan untuk TUHAN (bertentangan dengan Taurat-Nya) dan meningkatkan keadaan melek Alkitab pada seluruh bangsa. Penyakit yang hampir merenggut nyawanya telah membuat Hizkia makin saleh dan gerakan pembaharuan pun berlanjut. Tetapi, Yehuda masih mengikuti politik yang menyesatkan, dengan bersandar kepada sekutu-sekutunya yaitu bangsa kafir, walaupun Yesaya dengan tulus memberikan peringatan terhadap persekongkolan dengan Mesir. Sebagaimana dinubuatkan sang nabi, mengandalkan kekuatan duniawi bangsa Mesir (dan bukan mengandalkan perlindungan Allah saja) terbukti nyaris fatal. Pasukan Mesir tercerai-berai oleh serangan gencar mesin perang Sanherib, dan hanya campur tangan ilahi yang menyelamatkan kerajaan Hizkia dari kehancuran. Pada saat yang kritis inilah raja tersebut benar-benar berbalik dari kecenderungannya mengabaikan peringatan-peringatan Allah (yang disampaikan Yesaya kepadanya), dan bangkit mencapai tingkat iman yang demikian tinggi serta kepercayaan yang demikian murni sehingga Tuhan melihat layak untuk mengabulkan doanya.
Hizkia mampu mempertahankan saat mulia ini beberapa tahun saja. Kemudian anak laki-lakinya yang keras kepala, Manasye, memegang tampuk kekuasaan. Dia siap mendengar nasihat kaum bangsawan yang berpikiran duniawi, yang sudah lama mendongkol karena keharusan menjalani kemurnian agama yang diberlakukan oleh ayahnya; dengan semangat "berpikiran luas" dia mengizinkan lagi praktik penyembahan berhala. Perlahan-lahan dia sendiri menyembah berhala, lalu secara kejam menyiksa orang-orang yang setia mempertahankan iman sebagaimana dimiliki ayahnya. Bangsa ini menyimpang dari ajaran Tuhan dan mengalami kehancuran moral secara umum. Raja dan para bangsawannya, yang mengeksploitasi rakyat banyak untuk kepentingan sendiri, memenuhi Yerusalem dengan pertumpahan darah dan perampasan. Dalam keadaan moral yang bejat dan merosot ini Yesaya diberi serangkaian penyataan luar biasa yaitu melihat ke depan pada serbuan bangsa Babel pada abad berikutnya, dan lebih jauh kepada zaman Pemulihan, ketika Persemakmuran Bangsa Yahudi Kedua akan didirikan di Negeri Perjanjian.
Teori-teori Kritis tentang Kepenulisan. Sebagian besar berdasarkan asumsi bahwa nubuat bersifat ramalan yang asli adalah mustahil, penganut rasionalis yang meneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah membantah keaslian dari Yesaya 40-66 sejak abad delapan belas. Penulis pasal-pasal ini kelihatannya mengetahui tentang kejatuhan Yerusalem (satu abad sesudah Yesaya meninggal), juga tentang pemulihan atau kepulangan kembali bangsa Yahudi ke Yerusalem dari pembuangan, sesudah Babel jatuh ke tangan bangsa Persia pada tahun 539 SM. Karena itu, bagian mengenai "Yesaya" ini pasti ditulis oleh pengarang tidak dikenal - "Deutero-Yesaya" - yang hidup setidak-tidaknya 130 tahun sesudah kematian nabi abad delapan SM itu.
Untuk mendukung pendapat ini dikemukakan argumen: (a) bahwa pandangan tentang masa akan datang tidak mungkin dipertahankan pada sejumlah besar pasal seperti itu; (b) bahwa nama sebenarnya dari raja Persia yang menyerbu, yaitu Koresy, yang ditentukan untuk membebaskan bangsa Yahudi dari pembuangan tidak mungkin sudah diketahui satu setengah abad sebelum peristiwa itu sendiri. Akan tetapi, sebetulnya pandangan tentang masa akan datang sama sekali tidak dipertahankan sepanjang dua puluh tujuh pasal ini; banyak bagian berbicara mengenai persoalan-persoalan yang sezaman dengan Yesaya yang sesuai sejarah. Kedua, Kitab Suci tidak ragu-ragu memberitahukan sebelumnya nama-nama tertentu bila perlu. Seorang nabi atau abdi Allah dari Yehuda sudah meramalkan atau menyebutkan nama Raja Yosia tiga abad sebelum zamannya (I Raj. 13:2) untuk memberikan kepastian bahwa kehancuran yang akan terjadi atas mezbah berhala Yerobeam di Betel merupakan ketetapan Allah. Nama Betlehem secara spesifik disebutkan sebagai tempat lahir Mesias (Mi. 5:1, 2) tujuh abad sebelum kejadiannya. Lagi pula, harus diakui bahwa di seluruh Kitab Yesaya yang terdiri atas enam puluh enam pasal itu, penekanan yang luar biasa diberikan pada nubuat bersifat ramalan sebagai jaminan ilham Allah. Beberapa ramalan segera digenapi (terluputnya Yerusalem dari serbuan Sanherib melalui cara yang adikodrati - 37:33-35; penaklukan Damsyik dalam tiga tahun oleh bangsa Asyur; penghancuran Samaria selama dua belas tahun - 7:16; mundurnya bayang-bayang pada jam matahari - 38:8). Nubuat-nubuat yang lain dimaksudkan untuk waktu akan datang yang lebih jauh (mis., kemuliaan yang pasti turun ke Galilea sehubungan dengan Mesias - 9:1, 2; bdg. Mat. 4:15, 16; penghancuran Babel oleh bangsa Media atau orang Madai sampai akhirnya hancur sama sekali sehingga menjadi tempat terkutuk dan tidak dihuni orang selamanya - 13:17, 19, 20). Hendaknya diperhatikan bahwa tepat pada masa pemerintahan Manasye yang fasik itulah (696-641 SM) kelangsungan hidup iman yang sejati benar-benar diuji. Karenanya, inilah waktu yang paling tepat bagi TUHAN sang Penggenap janji untuk mendemonstrasikan kemahakuasaan-Nya dan otoritas-Nya dengan memberitahukan satu abad atau dua abad sebelumnya hukuman apa yang akan dijatuhkan-Nya kepada Yehuda yang murtad dan kepada Babel yang menentang Allah. Tes mengenai penggenapan nubuat ini akan memberikan bukti yang tidak dapat disangkal mengenai pesan Yesaya yang mengandung otoritas ilahi: "Siapakah seperti Aku? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya ... hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka [berhala-berhala] memberitahukannya ... sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku!" (44:7, 8). (Bdg. 41:21-23, 26; 42:9, 23; 43:9, 12.)
Diduga bahwa "Deutero-Yesaya" hipotetis ini adalah salah seorang Yahudi dalam pembuangan sekitar tahun 550 SM, jadi ia tinggal dan menulis di Babel. Tetapi, itu tidak mungkin cocok dengan bukti internal. Yesaya 40 - 66 menunjukkan kalau penulisnya kurang mengenal geografi Babel, tetapi dia sangat mengenai geografi Palestina. Pohon-pohon yang disebut adalah asli Palestina dan tidak dikenal di Babel (pohon aras, pohon saru, pohon tarbantin - 44:14; 41:19). Sudut pandangnya adalah dari Palestina, sebab dikatakan bahwa Tuhan menyampaikan pesan ke Babel (43:14); Israel digambarkan sebagai benih Abraham yang diambil Tuhan dari "ujung-ujung bumi" (41:9), atau dari "timur," atau dari "negeri yang jauh" (46:11). Orang-orang yang sezaman dengan sang nabi diasumsikan tinggal di Palestina, bukan di negeri pengasingan. Misalnya: `Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk." Kesimpulan yang tidak bisa dibantah di sini adalah bahwa bangsa Yahudi masih mempertahankan sistem peradilan dan pengelolaan keadilan (atau ketidakadilan) mereka sebagai bangsa merdeka, bukan sebagai tawanan yang hidup di negara asing.
Beberapa kritikus yang lebih belakangan (seperti Bernhard Duhm) telah meninggalkan pendapat bahwa bagian dari Yesaya 40-66 ditulis di Babel, tetapi tetap berpendapat bahwa itu baru ditulis pada bagian akhir dari masa Pembuangan atau bahkan satu. abad kemudian dari masa Pembuangan. Tetapi teori ini juga bertentangan dengan data dari teks itu sendiri. Kejahatan-kejahatan yang disebut dalam Yesaya 1 masih tercatat merajalela dalam dua puluh tujuh pasal terakhir. Kemunafikan berjaya dalam agama (bdg. 29:13 dan 58:2-4); pertumpahan darah dan kekerasan adalah hal biasa setiap hari (1:15 dan 59:3, 7); tipu daya, ketidakadilan dan penindasan merajalela tak terkendali (10:1, 2 dan 59:3-9). Kemerosotan akhlak dan kebejatan moral yang sama dicatat dalam 59:1-8 sebagai ciri pemerintahan Manasye, yang "mencurahkan darah orang yang tidak bersalah ... hingga dipenuhinya Yerusalem dari ujung ke ujung" (II Raj. 21:16). Yang paling menentukan dari semua ialah kenyataan bahwa dalam Kitab Yesaya bagian II, penyembahan berhala muncul sebagai kejahatan yang umum dan meluas di antara orang-orang Yahudi yang sezaman dengan sang nabi. "Tentang siapakah kamu berkelakar ... hai orang-orang yang terbakar oleh hawa nafsu dekat pohon-pohon keramat, di bawah setiap pohon yang rimbun, hai orang-orang yang menyembelih anak-anak di lembah-lembah, di dalam celah-celah bukit batu" (57:4, 5; bdg. 65:2, 3 dan 66:17 yang juga berbicara tentang kebiasaan orang Yahudi sezamannya). Para kritikus dari berbagai aliran hampir secara universal mengakui bahwa Yehuda terbebas sama sekali dari praktik penyembahan berhala sesudah pembuangan ke Babel. Banyak kejahatan lain dan dosa-dosa bangsa dicela dan dibahas dalam catatan-catatan pasca-Pembuangan, Ezra, Nehemia, dan Maleakhi, seperti perkawinan dengan perempuan asing, penindasan orang miskin oleh orang kaya, pelanggaran terhadap peraturan hari Sabat, dan menahan persepuluhan. Tetapi, penyembahan berhala tidak pernah disebut dalam bentuk apa pun, walaupun dalam catatan-catatan pra-Pembuangan banyak dibicarakan serta dicela keras sebagai dosa nomor satu Israel. Satu-satunya kesimpulan logis yang bisa ditarik dari bukti ini adalah bahwa bagian-bagian yang anti penyembahan berhala ini ditulis sebelum zaman Pembuangan. Dan oleh karena bagian-bagian tersebut terdapat dalam konteks dari bagian selebihnya dari Yesaya bagian II (demikian juga 44:9-20 dan bagian-bagian lain), maka adalah benar-benar masuk akal jika diasumsikan bahwa dua puluh tujuh pasal tersebut ditulis sebelum jatuhnya Yerusalem pada tahun 587 SM. Tidak ada sedikitpun bukti internal yang mendukung teori mengenai Yesaya Kedua, terlepas dari prasangka filosofis yang menentang kemungkinan adanya nubuat bersifat ramalan. Pada setiap aspek yang diteliti, satu-satunya tempat asli yang memenuhi data teks adalah Palestina; dan satu-satunya waktu penulisan yang cocok dengan bukti internal ialah tanggal sebelum pembuangan, dan secara lebih khusus adalah pada masa pemerintahan Manasye.
Gelar "Yang Mahakudus, Allah Israel," yang dipakai secara dominan oleh Yesaya untuk menyebut Allah menguatkan kesatuan penulisan dari keenam puluh enam pasal Kitab Yesaya. Gelar atau sebutan tersebut hanya muncul lima kali pada bagian selebihnya dari Perjanjian Lama, tetapi muncul dua belas kali dalam tiga puluh sembilan pasal pertama Kitab Yesaya dan dua `puluh empat kali dalam dua puluh tujuh pasal terakhir. Banyak frasa dan gaya bahasa kiasan yang unik yang dipakai di bagian pertama kitab tersebut muncul kembali di bagian kedua (bdg. 55:10 dan 51:11; 11:9 dan 65:25; 1:11, 14 dan 43:24). Kesatuan ini juga dikuatkan oleh keterangan-keterangan dalam Perjanjian Baru, khususnya dalam Yohanes 12:38-41, di mana Yohanes mengutip mula-mula dari Yesaya 53:1 dan kemudian dari Yesaya 6:9 lalu disusul dengan komentarnya, "Hal ini (yakni, dua kutipan ini) dikatakan Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia." Seandainya yang menulis dua bagian Kitab Yesaya ini bukan pengarang yang sama maka pasti rasul yang diilhami ini keliru, dan seluruh catatan Injilnya terbuka untuk ' dicurigai sebagai tidak dapat dipercaya.
Wycliffe: Yesaya (Garis Besar) GARIS BESAR YESAYA
(Bagian-bagian pokok garis besar ini mengikuti analisis sangat bagus dari B. F. Copass dalam The Prince of the Prophets.)
JIL...
GARIS BESAR YESAYA
(Bagian-bagian pokok garis besar ini mengikuti analisis sangat bagus dari B. F. Copass dalam The Prince of the Prophets.)
- JILID I. TEGURAN DAN JANJI, 1:1-6:13
- Khotbah I. Pemberontakan Diperhadapkan dengan Hukuman dan Anugerah 1:1-31
- Khotbah II. Hukuman atas Dosa sebagai Persiapan untuk Menyongsong Kemuliaan 2:1-4:6
- Khotbah III. Hukuman dan Pembuangan yang Akan Menimpa Israel 5:1-30
- Khotbah IV. Sang Nabi Disucikan dan Ditugaskan oleh Allah 6:1-13
- JILID II. IMANUEL 7:1-12:6
- Khotbah I. lmanuel Ditolak oleh Hikmat Duniawi 7:1-25
- Khotbah II. Penyelamatan oleh Mesias Digambarkan Sebelumnya 8:1-9:7
- Khotbah III. Samaria yang Congkak Dihukum dalam Pembuangan 9:8-10:4
- Khotbah IV. Kerajaan Dunia Hancur; Kerajaan Mulia akan Datang 10:5-12:6
- JILID III. BERBAGAI UCAPAN ILAHI TENTANG HUKUMAN ATAS BANGSA-BANGSA LAIN 13:1-23:18
- Ucapan Ilahi I. Kejatuhan Babel; Rajanya Dibuang ke dalam Dunia Orang Mati 13:1-14:27
- Ucapan Ilahi II. Kehancuran Filistea 14:28-32
- Ucapan Ilahi III. Kehancuran Moab 15:1-16:14
- Ucapan Ilahi IV. Kehancuran Damsyik dan Samaria 17:1-14
- Ucapan Ilahi V. Kehancuran dan Pertobatan Etiopia 18:1-7
- Ucapan Ilahi VI. Penderitaan Mesir 19:1-20:6
- Ucapan Ilahi VII. Babel akan Ditaklukkan dan Berhala-berhalanya Dihancurkan 21:1-10
- Ucapan Ilahi VIII. Kekalahan bagi Edom; Kemenangan bagi Israel 21:11, 12
- Ucapan Ilahi IX. Dedan dan Kedar akan Dihancurkan 21:13-17
- Ucapan Ilahi X. Kejatuhan Yerusalem Diramalkan; Elyakim akan Menggantikan Sebna 22:1-25
- Ucapan Ilahi XI. Kehancuran serta Perbudakan atas Tirus 23:1-18.
- JILID IV. TEGURAN DAN JANJI UMUM, I. (24:1-27:13)
- Khotbah I. Hukuman Universal terhadap Dosa Universal 24:1-23
- Khotbah II. TUHAN Dipuji sebagai Penyelamat dan Penghibur dari Sion 25:1-12
- Khotbah III. Nyanyian Sukacita karena Penghiburan Yehuda 26:1-23
- Khotbah IV. Para Penindas akan Dihukum, tetapi Umat Allah Diselamatkan 27:1-13
- JILID V. UCAPAN CELAKA ATAS ORANG ISRAEL YANG TIDAK PERCAYA 28:1 - 33:24
- Khotbah I. Hukuman Bagi Pemabuk-pemabuk Efraim dan Orang Yahudi Pencemooh 28:1-29
- Khotbah II. Malapetaka yang Akan Datang bagi Orang-orang Munafik 29:1-24
- Khotbah III. Mengandalkan Kekuatan Mesir versus Mengandalkan Allah 30:1-33
- Khotbah IV. Allah, Bukan Mesir yang akan Merupakan Perlindungan bagi Yerusalem 31:1-9
- Khotbah V. Puncak Keselamatan Israel dan Pemulihan Rohaninya 32:1-20
- Khotbah VI. Hukuman bagi Para Pengkhianat dan Kemenangan Kristus 33:1-24
- JILID VI. TEGURAN DAN JANJI UMUM, II. 34:1-35:10
- Khotbah I. Kehancuran Total Penguasa-penguasa Dunia 34:1-17
- Khotbah II. Berkat pada Jalan Kekudusan 35:1-10
- JILID VII. MENGENAI HIZKIA 36:1-39:8
Yehuda Terhindar dari Kehancuran 36:1-37:38
- Adegan 1. Asyur sebagai Kekuatan Dunia Menantang TUHAN 36:1-22
- Adegan 2. Tuhan Menjawab dan Menghukum Asyur 37:1-38
Raja Yehuda Terhindar dari Kehancuran 38:1-39:8
- Adegan 1. Hizkia Sembuh dari Penyakit Mematikan 38:1-22
- Adegan 2. Kesombongan Bodoh Hizkia dan Teguran Allah 39:1-8.
- JILID VIII. MENGENAI PENGHIBURAN 40:1-66:24
- Bagian I. Tujuan Damai Sejahtera 40:1-48:22
- Khotbah I. Keagungan Tertinggi TUHAN, Sang Penghibur 40:1-31
- Khotbah II. Tantangan Allah pada Para Penyembah Berhala 41:1-29
- Khotbah III. Hamba TUHAN - Pribadi maupun Bangsa 42:1-25
- Khotbah IV. Bangsa Saksi Tuhan Diselamatkan dari Perbudakan Bangsa Kasdim 43:1-28
- Khotbah V. Kesaksian Israel bagi Allah Melawan Berhala-berhala 44:1-28
- Khotbah VI. Datangnya Pelepas dari Bangsa Lain, dan Pertobatan Orang-orang Kafir 45:1-25
- Khotbah VII. Babel Runtuh dan Israel Terpelihara 46:1-47:15
- Khotbah VIII. Kehormatan Allah akan Dijunjung Tinggi karena Kelepasan Israel 48:1-22
- Bagian II. Raja Damai 49:1-57:21
- Khotbah I. Mesias akan Memulihkan Israel dan Memberikan Terang bagi Bangsa-bangsa Lain 49:1-26
- Khotbah II. Keadaan Berdosa Israel dan Ketaatan Hamba TUHAN 50:1-11
- Khotbah III. Dorongan Agar Bersandar kepada Allah, Bukan Takut kepada Manusia 51:1-16
- Khotbah IV. Israel Diminta untuk Bangun dan Berpaling pada Kebaikan Allah 51:17-52:12
- Khotbah V. Hamba TUHAN Mengadakan Pendamaian Mengganti Orang Lain 52:13-53:12
- Khotbah VI. Berkat-berkat yang Dihasilkan bagi Israel dan Gereja 54:1-17
- Khotbah VII. Anugerah Allah kepada Orang-orang Berdosa, Bertobat 55:1-13
- Khotbah VIII. Bangsa-bangsa Lain akan Ikut Menerima Berkat Keselamatan Israel 56:1-8
- Khotbah IX. Celaan Terhadap Para Pemimpin Israel yang Fasik 56:9-57:21
- Bagian III. Rencana Damai Sejahtera 58:1-66:24
- Khotbah I. Ibadah Palsu Dibedakan dengan Ibadah yang Sejati 58:1-14
- Khotbah II. Pengakuan Israel dan Penyelamatan oleh Allah 59:1-21
- Khotbah III. Terang dan Damai Sejahtera Umat yang Ditebus Allah 60:1-22
- Khotbah IV. Injil Pembawa Sukacita dari Oknum Yang Diurapi 61:1-11
- Khotbah V. Pemulihan Sion; Kebinasaan Bangsa Kafir 62:1-63:6
- Khotbah VI. Permohonan Israel akan Pertolongan, Berdasarkan Kasih Setia TUHAN pada Masa Lalu 63:7-64:12
- Khotbah VII. Kasih Setia Allah Disediakan bagi Israel Rohani 65:1-25
- Khotbah VIII. Berkat bagi Orang Beriman Sejati pada Zaman Akhir 66:1-24
TFTWMS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) BERAPALAMAKAH SAYA HARUS MEMBERITAKAN ? (Yesaya 6:11-13)
Yesaya diberitahu bahwa ia tidak akan menerima respon yang sangat banyak terhadap pemberitaa...
BERAPALAMAKAH SAYA HARUS MEMBERITAKAN ? (Yesaya 6:11-13)
Yesaya diberitahu bahwa ia tidak akan menerima respon yang sangat banyak terhadap pemberitaannya. Ia diberitahu bahwa beritanya akan jatuh ke telinga yang tuli, tiba di hadapan mata yang tertutup rapat, dan memantul di hati yang keras. Yesaya melontarkan satu pertanyaan yang tepat. Secara tidak langsung, ia bertanya, "Sampai berapa lama, ya Tuhan aku harus berkhotbah kepada orang-orang ini yang tidak mau mendengarkan?" Tuhan memberikan jawaban terhadap pertanyaan ini, mendasarkannya di sekitar kata pendek "sampai." Yesaya perlu mendengarkan jawaban Allah, dan begitu juga kita.
Untuk pertanyaan Yesaya, "Berapa lama aku harus memberitakan?" Allah menjawab, "Sampai munculnya yang tersisa." Meskipun sebagian besar tidak akan memperhatikan, beberapa orang lagi akan mendengarkan. Yesaya diberitahu, "Di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!" (ay. 13). Bagi mereka yang menolak berita itu, Yesaya berkhotbah agar mereka bisa mengetahui bahwa ada nabi yang berada di tengah-tengah mereka. Bagi mereka yang mendengarkan, Yesaya berkhotbah agar mereka bisa bangkit sebagai yang tersisa untuk Allah. Begitu juga dengan kita. Kita tahu banyak orang tidak akan mendengarkan. Yesus berkata bahwa banyak orang akan masuk ke jalan yang lebar, tetapi kita juga tahu bahwa sedikit yang akan memperhatikan Firman Allah dan akan menjadi umat-Nya (Matius 7:13, 14). Kita bekerja untuk orang yang sedikit itu. Para pengkhotbah Allah berkhotbah untuk yang tersisa yang mau mendengarkan.
Untuk pertanyaan Yesaya "Berapa lama aku harus berkhotbah?" Allah menjawab, "Sampai berita itu ditolak." Bagian dari pertanyaan ini membawa kembali Yesaya kepada apa yang sudah dikatakan:
< "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras Dan buatlah telinganya berat mendengar Dan buatlah matanya melekat tertutup, Supaya jangan mereka melihat dengan matanya Dan mendengar dengan telinganya Dan mengerti dengan hatinya, Lalu berbalik dan menjadi sembuh" (ay. 9, 10).
Ia harus berkhotbah sampai mereka menolak berita itu dan memberontak. Kita, juga, harus terus berkhotbah. Firman Allah harus memenuhi negeri itu. Jangan sampai ada orang yang bisa berkata, "Saya tidak mendengar berita itu. Saya tidak pernah tahu apa berita Allah itu!"
Untuk pertanyaan Yesaya "Berapa lama aku harus berkhotbah?" Allah menjawab, "Sampai akhirnya tiba." Yesaya diberitahu, "Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, Dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia Dan tanah menjadi sunyi dan sepi.
TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, Sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong" (ay. 11b, 12).
Bagi Yesaya, penyelasan ini berarti bahwa ia harus terus menerus berkhotbah sampai tibanya waktu Penawanan dan umat itu dibawa jauh dari kampung halaman mereka menuju tempat-tempat yang asing. Bagi kita, itu berarti bahwa kita harus memberitakan injil selama kita hidup atau sampai Tuhan datang lagi. Kita mungkin tidak didengar oleh orang banyak, seperti halnya situasi yang Yesaya hadapi, tetapi kita harus terus memberitakan. Seperti yang sudah sering dikatakan, "Kita tidak harus membuat berita itu dapat diterima, tetapi kita harus membuat berita itu dapat diperoleh."
Berapa lamakah kita harus memberitakan? Allah sudah menangani masalah ini secara permanen dengan Yesaya dan dengan kita. Jawaban jelas-Nya adalah "sampai"—sampai munculnya yang tersisa, sampai berita itu ditolak, sampai akhirnya tiba.
Eddie Cloer
TFTWMS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) DOKTRIN YANG TERSISA(Yesaya 6:11-13)
Di dalam 6:11-13, Yesaya diberitahu tentang kehancuran negeri itu. Ia harus memberitakan sampai kota-kota itu &q...
DOKTRIN YANG TERSISA(Yesaya 6:11-13)
Di dalam 6:11-13, Yesaya diberitahu tentang kehancuran negeri itu. Ia harus memberitakan sampai kota-kota itu "lengang sunyi sepi" dan "tidak ada lagi yang mendiami" (ay. 11b), rumah-rumah "tidak ada lagi manusia" (ay. 11c), negeri itu "menjadi sunyi dan sepi" (ay. 11d) dan "menjadi kosong" (ay. 12b), dan umat itu disingkirkan "jauh-jauh" (ay. 12a). Dengan kata lain, tidak semua orang-orang sebangsa Yesaya akan tetap hidup dari kehancuran yang akan segera menimpa Yehuda. Itu adalah berita buruknya. Namun begitu, Allah juga punya berita baik:
"Di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, Mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, Namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi Yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang.
Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!" (ay. 13).
Meskipun negeri itu akan dihancurkan dan banyak yang akan mati, namun "sebagian dari mereka," atau "yang tersisa" (10:20-22) akan tetap hidup.
Nabi-nabi sering menyinggung doktrin yang tersisa. Doktrin ini berkata bahwa meskipun sebagian besar orang akan dihancurkan, yang tersisa akan kembali. Faktanya, Yesaya menamakan satu dari anak-anaknya dalam suatu cara yang bicara tentang yang tersisa itu. "Syear Yasyub" (7:3) artinya "yang tersisa akan kembali."
Pohon beringin Israel harus ditebang, tetapi sebuah tunggul, beberapa orang kudus, akan tetap hidup. "Tunggul" itu (6:13) mewakili yang tersisa.
TFTWMS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) SANGAT MEREMEHKAN ALLAH(Yesaya 6:11, 22)
Salah satu "hal yang menjengkelkan" saya adalah persoalan yang saya lihat di mana banyak orang san...
SANGAT MEREMEHKAN ALLAH(Yesaya 6:11, 22)
Salah satu "hal yang menjengkelkan" saya adalah persoalan yang saya lihat di mana banyak orang sangat meremehkan Allah. Oleh sebab cara beberapa orang melonjak-lonjak dan melompat-lompat dengan alasan untuk memuliakan Allah, saya tiba pada kesimpulan bahwa sulit bagi saya untuk hadir di pelbagai konferensi pemuda. Saya pernah bicara satu kali di mana, pada waktu mereka sudah selesai dan siap untuk mendengarkan saya bicara, saya hanya ingin kembali ke kamar saya. Kala itu keadaan pikiran saya sedang tidak tepat untuk mengatakan sapa saja.
Jika Allah hadir di sini, kita tidak akan bertindak secara bodoh. Kita akan bersembunyi di belakang kursi dan meja. Kita tidak akan berkata, "Hai Pak. Bagaimanakah kabarnya?" Saya bahkan tidak memperlakukan bapak duniawi saya seremeh itu; saya pasti tidak akan bersikap seperti itu kepada Bapa alam semesta. Kita orang Kristen masih memiliki banyak hal untuk dipelajari.
Ini bukan hanya persoalan yang menimpa kaum muda. Beberapa gereja berfokus pada sentimentilitas dan pada memiliki waktu yang indah bersama Allah. Itu bukanlah cara yang saya lihat orang-orang di Alkitab menyembah Allah. Orang-orang di dalam Kitab Suci sujud menyembah di hadapan Dia. Saya tahu bahwa kita harus mengasihi Allah dan jangan takut untuk menghampiri Dia dan memuji Dia, tetapi kita harus selalu mengenali adanya jarak antara Allah dan kita. Kita harus berhati-hati untuk tidak memasuki jarak itu.
Neale Pryor
TFTWMS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) Yesaya 6
PEMANGGILAN YESAYA
Mengapakah Yesaya tidak mengatakan tentang pemanggilannya untuk bernubuat di pembukaan kitabnya? John N. Oswalt berkata ...
Yesaya 6
PEMANGGILAN YESAYA
Mengapakah Yesaya tidak mengatakan tentang pemanggilannya untuk bernubuat di pembukaan kitabnya? John N. Oswalt berkata bahwa pasal 1 sampai 5 adalah kata pengantar, menyiapkan tempat bagi apa yang akan datang. Ia melihat pasal 6 sebagai kesimpulan bagi pasal 1 sampai 5 dan juga kata pengantar bagi pasal 7 sampai 12.1
Terry Briley berkata bahwa pasal 6 "membuka jalan buntu yang terlihat antara ketidakberdayaan di akhir pasal 5 dan pelbagai kemungkinan yang diperbaharui pada pasal 7-12."2Sebagaimana umat Allah, Yesaya juga "binasa" dan "najis" (lihat 6:5). Penyucian dirinya dari dosa menunjukkan kemungkinan penyucian dosa umat itu jika mereka mau bertobat.
TFTWMS: Yesaya (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 John N. Oswalt, The Book of Isaiah, Chapters 1-39, The New International Commentary on the Old Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm....
Catatan Akhir:
- 1 John N. Oswalt, The Book of Isaiah, Chapters 1-39, The New International Commentary on the Old Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1986), 173-75.
- 2 Terry Briley, Isaiah, vol. 1, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 2000), 95.
- 3 Oswalt, 181.
- 4 J. Alec Motyer, The Prophecy of Isaiah: An Introduction & Commentary (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1993), 77.
- 5 Lihat komentar tentang 1:4; Allah disebut "kudus" di dalam latar belakang sorgawi pada Wahyu 4:8.
- 6 Oswalt, 180.
- 7 Ibid., 181.
- 8 "Teofani" adalah penampakan Allah kepada manusia seperti penampakan kepada Musa dalam semak yang terbakar (Keluaran 3:1-6).
- 9 Oswalt, 186.
- 10 Edwin M. Good, Irony in the Old Testament (Philadelphia: Westminster Press, 1965), 136-37.
- 11 Briley, 101.
- 12 Motyer, 79.
Pengarang: Don Shackelford
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) "TINJAUAN PENUH YESAYA 1-39"
RINGKASAN ATAS PASAL 1-39
Tuhan mengungkapkan kepada Yesaya pelbagai akibat mengerikan atas keputusan Ahas yang memint...
"TINJAUAN PENUH YESAYA 1-39"
RINGKASAN ATAS PASAL 1-39
Tuhan mengungkapkan kepada Yesaya pelbagai akibat mengerikan atas keputusan Ahas yang meminta bantuan kepada Asyur daripada percaya kepada Allah untuk melindungi umat-Nya dari para musuh yang waktu itu sedang menyerang Yehuda dari segala sisi. Ketidakpercayaan raja dan umat itu menyebabkan timbulnya bencana nasional.
Pasal 1 sampai 12 mencerminkan periode awal pelayanan nubuatan Yesaya, dari kematian Raja Uzia pada 739 S. M. sampai terjadinya krisis Siro-Efraim yang melibatkan Raja Ahas pada 732 S. M.
Pasal 13 sampai 23 berfokus pada pelbagai nubuatan yang menentang bangsa-bangsa, dengan memberikan beberapa rincian tentang dosa-dosa mereka dan hukuman yang akan menimpa mereka dari Tuhan segala bangsa.
Pasal 24 dan 27 menyajikan sebuah ramalan yang diperluas hingga ke seluruh bumi (pasal 24) dan gambaran tentang dampak penghakiman ke atas umat Allah "pada hari itu." Bagian ini menampilkan lagu pujian kepada Tuhan dan sebuah lagu tentang percaya kepada Dia dan diakhiri dengan janji tentang umat-Nya yang datang bersama-sama untuk menyembah Dia.
Pasal 28 sampai 33 berhubungan dengan masa kehidupan Yesaya dari awal pemerintahan Hizkia di Yehuda sekitar 715 S. M. hingga invasi Sanherib terhadap Yerusalem pada tahun 701 S. M. Bagian ini, dikenal sebagai "Kitab Celaka," yang berbicara tentang penghakiman ke atas orang-orang yang telah menolak Tuhan. Namun, bagian ini juga mengatakan tentang pelbagai berkat bagi mereka yang mau bertobat dan menyajikan satu pesan mesianis tentang Batu Penjuru yang akan diletakkan di Sion (28:16).
Pasal 34 dan 35 menggambarkan penghakiman kejam Allah terhadap semua bangsa yang memusuhi Dia (menggunakan Edom sebagai contoh) dan janji-janji mulia tentang orang-orang tertebus yang berjalan di "Jalan Kudus" (35:8).
Pasal 36 sampai 39 menggunakan kisah tentang kesetiaan Raja Hizkia sebagai jembatan sejarah antara pasal 1 sampai dengan 35 dan 40 sampai 66.
Catatan Editor: Pasal 1 sampai 7 dibahas di dalam "Yesaya, 1"; pasal 8 sampai 18 dibahas di dalam "Yesaya, 2"; pasal 19 sampai 29 dibahas di dalam edisi ini, "Yesaya, 3"; dan pasal 30-39 akan dibahas di dalam " Yesaya, 4."
GARIS BESAR TERPERINCI YESAYA 19-33 ( MENCAKUP KITAB CELAKA ; 28-33 )
I. NUBUATAN PENGHUKUMAN (1-35), sambungan
B. Nubuatan Menentang Bangsa-Bangsa (13-23), sambungan
- 7. Sabda Allah Tentang Mesir (19; 20)
- 8. Mesir Dan Etiopia Terhina Dan Melarat (20)
- 9. Sabda Allah Tentang Padang Gurun Di Tepi Laut (Babel) (21:1-10)
- 10. Sabda Allah Tentang Edom (21:11, 12)
- 11. Sabda Allah Tentang Arabia (21:13-17)
- 12. Sabda Allah Tentang Lembah Penglihatan: Yerusalem (22)
- a. Sabda Allah Tentang Yerusalem (22:1-14)
- b. Sabda Allah Tentang Sebna (22:15-19)
- c. Sabda Allah Tentang Elyakim (22:20-25)
- 13. Sabda Allah Tentang Tirus (23)
C. Penghakiman Allah Atas Seluruh Bumi (24-27)
- 1. Penghakiman Dunia (24)
- a. Kehancuran Bumi (24:1-6)
- b. Kesuraman Dan Kekacauan Di Kota (24:7-13)
- c. Yang Selamat Memuliakan Tuhan (24:14-16)
- d. Penghakiman Tak Dapat Dihindarkan (24:17-20)
- e. Tuhan Memerintah (24:21-23)
- 2. Lagu Pujian Kepada Allah Atas Penghakiman Dan Keselamatan (25)
- a. Pujian Kepada Allah Karena Menggulingkan Orang Yang Kejam (25:1-5)
- b. Pujian Kepada Allah Karena Menghibur Orang Benar (25:6-12)
- 3. Lagu Tentang Percaya Kepada Perlindungan Allah (26)
- a. Penduduk di Kota Kuat Allah (26:1-6)
- b. Jalan Orang Benar (26:7-10)
- c. Tuhan Memimpin Kepada Kemenangan (26:11-19)
- d. Penghakiman Akan Datang (26:20, 21)
- 4. Penghukuman Dan Pembebasan (27)
D. Kitab Celaka (28-33)
- 1. Celaka Kepada Efraim Dan Para Pemimpin Yehuda (28)
- a. Kepada Efraim: Allah Akan Menghukum (28:1-6)
- b. Kepada Para Pemimpin Agama: Allah Akan Menghakimi (28:7-13)
- c. Kepada Para Penguasa Politik: Allah Menegur Para Pengejek (28:14-22)
- d. Pelajaran Dari Alam: Tindakan Allah Adalah Bijaksana (28:23-29)
- 2. Celaka Terhadap Yerusalem Karena Munafik (29:1-14)
- a. Pengepungan Yerusalem (29:1-8)
- b. Kebutaan Rohani (29:9-12)
- c. Agama Yang Tidak Berharga (29:13, 14)
- 3. Celaka Kepada Mereka Yang Bersembunyi Dari Allah (29:15-24)
- a. Keadailan Ilahi Mengungkapkan Maksud Jahat Tersembunyi (29:15, 16)
- b. Kebahagiaan Masa Depan Setelah Pendisiplinan (29:17-21)
- c. Janji Kepada Abraham Terpenuhi (29:22-24)
- 4. Celaka Kepada Pemberontak (30)
- a. Kebodohan Mempercayai Mesir (30:1-7)
- b. Akibat Pemberontakan Didokumentasikan (30:8-17)
- c. Allah Adalah Pemurah Dan Adil (30:18)
- d. Berkat Bagi Mereka Yang Bertobat (30:19-26)
- e. Asyur Akan Dihukum (30:27-33)
- 5. Celaka Kepada Kepercayaan Duniawi (31)
- a. Celaka Kepada Kepercayaan Yang Tanpa Iman (31:1-3)
- b. Percaya Kepada Tuhan (31:4, 5)
- c. Seruan Kepada Pertobatan (31:6-9)
- 6. Masa Depan Yang Gemilang Diramalkan (32)
- a. Raja Dan Hari Baru (32:1-8)
- b. Kaum Perempuan Yang Puas Memberitahukan Penghakiman Dan Harapa (32:9-20)
- 7. Celaka Kepada Pembinasa (33)
Pengarang: Don Shackelford
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) RANGKUMAN PASAL 1-35(Yes 1-35)
Pasal 35 menutup bagian pertama nubuatan Yesaya dengan harapan yang penuh percaya diri kepada Tuhan. Allah telah menu...
RANGKUMAN PASAL 1-35(Yes 1-35)
Pasal 35 menutup bagian pertama nubuatan Yesaya dengan harapan yang penuh percaya diri kepada Tuhan. Allah telah menunjukkan diri-Nya sebagai penguasa atas semua bangsa. Bukan saja Ia memandu urusan orang-orang Yehuda, tetapi Ia juga memberkati dan menghukum bangsa-bangsa itu. Sangatlah penting bagi para raja, para penasihat, dan semua orang untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada Dia, bukan kepada ketergantungan mereka yang tak berakal kepada bangsa-bangsa yang memiliki kecakapan militer saat itu. Pasal 36 sampai 39 memberikan demonstrasi sejarah tentang kebijaksanaan percaya kepada Allah.
BIS: Yesaya (Pendahuluan Kitab) YESAYA
PENGANTAR
Buku ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam
bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Seluruhn
YESAYA
PENGANTAR
Buku ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian:
- 1. Pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam- idamkan.
- 2. Pasal 40-55 (Yes 40:1-55:13) berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
- 3. Pasal 56-66 (Yes 56:1-66:24) sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah Yes 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas- Nya di dunia.
Isi
- Peringatan dan janji
Yes 1:1-12:6 - Hukuman untuk bangsa-bangsa
Yes 13:1-23:18 - Pengadilan Allah terhadap dunia
Yes 24:1-27:13 - Peringatan lebih lanjut dan janji
Yes 28:1-35:10 - Raja Hizkia dari Yehuda dan orang-orang Asyur
Yes 36:1-39:8 - Pesan penuh janji dan harapan
Yes 40:1-55:13 - Peringatan dan janji
Yes 56:1-66:24
Ajaran: Yesaya (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal Kitab Yesaya, anggota jemaat mengerti dan percaya bahwa
anugerah Allah hanya dapat diperoleh di dalam Tuhan Yesus Kris
Tujuan
Supaya dengan mengenal Kitab Yesaya, anggota jemaat mengerti dan percaya bahwa anugerah Allah hanya dapat diperoleh di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang menjelma menjadi "hamba" yang menderita dan mati sebagai korban dosa manusia.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Yesaya.
Isi Kitab: Kitab Yesaya terbagi atas 66 pasal. Isi Kitab ini dibagi ke dalam dua bagian utama. Bagian pertama adalah nubuatan tentang hukuman yang akan jatuh atas bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Bagian kedua adalah penghiburan tentang anugerah Allah yang ada di dalam Yesus Kristus, di mana kelahiran, penderitaan dan kemenangan Yesus dinubuatkan dengan jelas.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yesaya
Pasal 1-35 (Yes 1:1-35:10).
Israel, Umat Allah yang tidak setia
Pasal-pasal ini menjelaskan tentang beberapa hal penting berikut ini.
- Dosa bangsa ini (Yes 1:1-31; 3:1-26; 5:1-30).
- Keadaan masa depanny (Yes 2:1-22; 4:1-6; 9:1-21; 11:1-16; 12:1-6; 25:1-35:10).
- Panggilan nabi Yesaya (Yes 6:1-13).
- Raja-raja bangsa ini yang tidak percaya (Yes 7:1-25).
- Hukuman Allah atas bangsa-bangsa yang memusuhi-Nya.
- (1) Babel (pasal Yes 13:1-22; 14:1-32; 21:1-17).
- (2) Asyur (Yes 14:24-27).
- (3) Filistin (Yes 14:28-32).
- (4) Moab (pasal 15-16; Yes 15:1-16:14).
- (5) Damsyik (pasal 17; Yes 17:1-14).
- (6) Etiopia (pasal 18; Yes 18:1-7).
- (7) Mesir (pasal 19-20; Yes 19:1-20:6).
- (8) Arabia (Yes 21:13-17).
- (9) Tirus (pasal 23; Yes 23:1-18). (10) Edom (Yes 34:5-15). (11) Bangsa-bangsa di dunia (pasal 24-25; Yes 24:1-25:12).
Pendalaman
- Bacalah pasal Yes 1:1-9. Sebagai gambaran dosa bangsa ini.
- Bacalah pasal Yes 1:10-20.
- Bacalah pasal Yes 2:1-5. Sebagai gambaran masa depan umat Allah.
Pasal 36-39 (Yes 36:1-39:8).
Hizkia, hamba Allah yang penakut
Pendalaman
- Bacalah pasal Yes 37:1-7. Ia sangat takut kepada raja Asyur.
- Bacalah pasal Yes 38:1-3. Ia sangat takut kepada kematian.
- Bacalah pasal Yes 39:1-8. Hizkia sangat takut kepada Babel, sehingga i memperlihatkan semua apa yang ada dalam kerajaannya.
Pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24).
Nubuatan tentang Yesus Kristus, hamba Allah yang setia
Dalam pasal-pasal ini, ada 3 bagian besar, yaitu:
- Pemberitaan tentang kemuliaan Allah dalam memberika penyelamatan dan penghiburan kepada bangsa Israe (pasal 40-48; Yes 40:1-48:22).
- Pemberitaan tentang kedatangan seorang penyelamat bangs Israel dan penyelamat bangsa lain. Dan juga pemberitaa tentang penderitaan yang akan dialami oleh penyelama (pasal 49-53; Yes 49:1-53:12).
- Pemberitaan keselamatan dan keadaan masa depan dala pemerintahan raja (Penyelamat) yang keka (pasal 54-66; Yes 54:1-66:24).
Pendalaman
- Bacalah pasal Yes 40:1-11. Apakah yang terjadi dengan bangsa Israel?
- Perhatikanlah pasal 52 (Yes 52:1-15). Apakah yang terjadi dengan Penyelamat?
- Bacalah pasal Yes 66:22-24. Apakah yang terjadi pada masa depan?
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Yesaya mengajarkan tentang kekudusan Allah, karena Allah juga menuntut hidup yang kudus dari umat-Nya.
Kitab Yesaya mengajarkan bahwa kelahiran dan penderitaan dari Tuhan Yesus sudah menjadi rencana Allah.
Kitab Yesaya menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah perwujudan daripada Allah yang perkasa, Penasehat yang Ajaib, Bapa yang kekal, dan Raja Damai.
Kitab Yesaya mengajarkan bahwa dunia akan mengalami masa penghukuman atau kehancuran.
Kitab Yesaya menegaskan bahwa Kristus Yesus merupakan korban dari dosa- dosa manusia.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Yesaya?
- Apakah isi Kitab Yesaya?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima dar mempelajari Kitab Yesaya?
Intisari: Yesaya (Pendahuluan Kitab) Keselamatan dan penghakiman
PESANNYA"Yesaya" berarti "Tuhan adalah keselamatan" dan dia adalah nabi keselamatan. Namun, keselamatan dan penghakiman s
Keselamatan dan penghakiman
PESANNYA
"Yesaya" berarti "Tuhan adalah keselamatan" dan dia adalah nabi keselamatan. Namun, keselamatan dan penghakiman selalu bersama-sama dalam Alkitab; jika Anda tidak mau diselamatkan, maka Anda akan dihakimi. Oleh karena itu, Yesaya menggabungkan kedua tema ini: penghakiman (Yes 1:1-35:10) dan keselamatan (Yes 40:1-66:24). Kedua tema utama ini dipadukan dengan adanya bagian bersejarah tentang Raja Hizkia (Yes 36:1-39:8).
WAKTU
Yesaya menerima visinya pada masa pemerintahan empat orang raja yaitu Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 sebelum Masehi (lihat Yes 6:1), dan Hizkia pada tahun 687 sebelum Masehi, dengan demikian visi-visi Yesaya mencakup kurun waktu setengah abad.
NUBUATAN
Yesaya adalah seorang nabi, bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab Yesaya merupakan buku nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya mampu menganalisis keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan mengatakan bahwa ada Allah yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan sebagian rencana-Nya kepada para nabi.
LATAR BELAKANG
Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel sedang berada di ambang kehancuran. Dalam tahun 722 sebelum Masehi kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur (2Ra 17). Tetapi kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama. Secara sosial, politis mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka. Kerajaan utama telah dihukum dan musnah. Tetapi, Yehuda berbeda. Negeri itu harus dihakimi, tetapi oleh karena adanya perjanjian abadi dengan Allah, maka Yehuda juga akan diselamatkan. Pada suatu saat, dari Yehuda akan datang seorang Hamba Tuhan, Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan bukan hanya Yehuda, tetapi seluruh dunia.
CARA PENULISAN DAN KESATUAN
Menurut pasal Yes 1:1, penulisnya ialah Yesaya. Namun demikian, seringkali orang beranggapan bahwa ketiga bagian kitab Yesaya (Yes 1:1-35:10; Yes 36:1-39:8; Yes 40:1-46:13) ditulis oleh penulis yang berbeda-beda. Alasan ini didasarkan pada bentuk penulisan yang jelas berbeda antara pasal Yes 1:1-35:10 dengan bagian lain, juga munculnya nama-nama Bel dan Nebo, dewa-dewa Babel dan bahkan nama Koresy, penakluk dari kerajaan Babel dan nubuatan Yesaya mengenai kembalinya bangsa Yehuda dari pembuangan jauh sebelum pembuangan itu sendiri terjadi. Tetapi kitab itu sendiri menekankan mengenai kemampuan Allah untuk mengungkapkan hari depan (misalnya Yes 41:21-27; 42:8,9; 44:6-8; 48:3). Tidak ada bukti tertulis bahwa terdapat dua atau lebih kitab Yesaya dan tidak ada bukti tentang penulis-penulis lainnya. Perjanjian Baru mengutip dari berbagai bagian dari kitab ini dan mengacunya ke Yesaya.
Pesan
1. Kesuciano Allah adalah "Allah Israel yang mahakudus". Yes 1:4; 5:19: 5:24; 10:20; 12:6; 17:7; 29:19
o Yesaya dipanggil oleh Allah yang kudus. Yes 6:3
o Allah memanggil Yesaya dari "Tempat yang mahakudus" dalam Rumah-Nya Yes 6:1-4
o Walaupun Yehuda akan dibinasakan, sisanya yang kudus akan diselamatkaan Yes 6:13
o Gunung Sion, tempat Yerusalem akan didirikan, harus menjadi gunung yang kudus. Yes 11:9; 27:13
o Menjadi suci berarti menjadi lain, "memisahkan diri"; ini adalah terjemahan kata "kudus" dari bahasa Ibrani dalam ayat ini. Yes 23:18
o "Jalan" yang ditempuh oleh umat Allah adalah jalan kekudusan. Dahulu salah satu panggilan untuk Kekristenan adalah "Jalan" (Kis 9:2; 19:9,23; 22:4; 24:22). Yes 35:8
2. Kebenaran
o Keadilan dan kebenaran berjalan bersama-sama. Orang yang "benar secara rohani" akan menjadi orang yang "adil dalam masyarakat" Yes 1:21
o Iman dan kebenaran juga berjalan berdampingan; iman kepada Allah membawa kita untuk bersikap benar terhadap Allah, yang akhirnya akan membuat kita menjadi adil, bijaksana terhadap orang lain. Yes 1:26
o Alkitab mengajarkan bahwa pada akhirnya kebenaran itu akan membawa kebaikan. Yes 3:10; 26:2
o Kebenaran merupakan ciri penghakiman Allah: Allah tidak terpengaruh oleh kekayaan atau kedudukan manusia. Yes 11:3,4
o Kebenaran tidak dapat "dipelajari" oleh orang yang melakukan kesalahan. Lingkungan yang baik dari seseorang tidak akan menjadikan orang itu baik. Yes 26:10
o Pemerintahan Mesias akan merupakan pemerintahan yang adil. Yes 32:1
3. Penghakiman
Menurut Yesaya ada dua macam penghakiman:
o Penghakiman manusia. Kita harus berlaku adil, terbuka, jujur dalam segala hal yang menyangkut penghakiman. Yes 1:17,21,26; 5:20-23; 10:1-4; 33:12-16
o Penghakiman Allah. Kita tidak dapat menghindari hal ini. Dengan cara inilah Allah membereskan hal-hal yang dipandang tidak adil dalam kehidupan. Yes 1:24-28; 2:6-21; 3:13-15; 5:18-30; 11:1-5; 28:16-29; 33:2-6
4. Hari kedatangan Tuhan
Hari kedatangan Tuhan erat hubungannya dengan penghakiman. Tetapi, Hari itu juga merupakan hari pada waktu segalanya dibereskan: damai memerintah. Kedua aspek dari Hari Kedatangan Tuhan inilah yang selalu menjadi tema Yesaya. Yes 2:6-22; 13:9-22; 22:5-14; 24:1-23; 2:1-5; 4:2-6; 11:1-16; 12:1-6; 14:1-8; 25:1-9
Penerapan
Penghakiman dan kasih Allah Bagian pertama nubuat Yesaya menyangkut penghakiman dan hal ini merupakan tema yang sering berulang dalam Alkitab. Dalam Kejadian 4 ada kisah mengenai penghakiman atas Kain, banjir dalam Kejadian 7, Sodom dan Gomora dalam Kejadian 19. Ada penghakiman atas Mesir dalam Keluaran 12 dan penghakiman atas bangsa Israel dalam Keluaran 32. Dalam Perjanjian Baru kita membaca kisah Ananias dan Safira dan mengenai raja Herodes dalam Kis 12. Elimas si tukang sihir mendapat ganjaran dalam Kis 13. Dan tentu saja ada gambaran mengenai penghakiman dalam Wahyu 20. Yesus bercerita mengenai kisah seorang kaya yang disiksa dalam neraka (Lukas 16). Namun demikian, banyak orang, bahkan orang Kristen, yang sukar menerima ide mengenai penghakiman ini. Yesaya mengemukakan dengan jelas mengenai dua aspek penghakiman yaitu: sekarang dan yang akan datang, sementara dan kekal. Pasal Yes 2 memfokuskan mengenai penghakiman akhir dan peringatan mengenai Hari itu, yaitu Hari Kedatangan Tuhan. Sebagian besar dari kita mempunyai suatu pengertian mengenai keadilan. Kita sering mengeluh, "Itu tidak adil". Penghakimanlah yang membuatnya adil. Nyatanya banyak terdapat hal yang tidak adil dewasa ini. Jika hidup ini memang berarti, maka hal itu baru dapat dirasakan setelah hidup itu berakhir. Kristus mati untuk membebaskan kita dari penghakiman semacam itu. Jika ada orang yang dihakimi maka hal ini disebabkan karena mereka menolak jalan keluar yang diberikan Allah. Tetapi umat Kristen harus tahu bahwa ada penghakiman selama hidup di dunia sekarang ini. Yesaya 3 memperingatkan Yehuda mengenai penghakiman yang akan terjadi masa itu, mengenai pengasingan dan pembuangan. Orang Kristen harus sadar akan kenyataan penghakiman selama di dunia ini (Ibrani 12:1- 29).
Tema-tema Kunci
1. Allah (pasal 6)Pasal Yes 6 mencatat mengenai penglihatan yang diberikan kepada Yesaya untuk menunjukkan dengan jelas kepadanya siapakah Allah dan apa yang dikerjakan-Nya.
o Penglihatan (Yes 6:1-4): Apa ciri-ciri Allah seperti yang digambarkan di sini?
o Jawaban (Yes 6:5-7): Apa arti dari "mezbah pembakaran" dan dari mana asalnya (Keluaran 30:1-10)?
o Panggilan (Yes 6:8): "Siapakah yang akan Kuutus?" Allah mengutus dan mengundang para sukarelawan. Apa syarat pertama untuk menjadi misionaris? (Lihat juga Yohanes 20:21-23)?
o Kenyataan (Yes 6:9-13): Seorang utusan tidak dijamin mendapat sukses besar, tetapi ia dijamin untuk sukses dalam beberapa hal (lihat juga Yesaya 55:11). Referensi untuk ayat Yes 6:9 diambil dari Perjanjian Baru: Matius 13:1-17; Yohanes 12:23-43; Kisah 28:23-28; Roma 11:1-8.
2. Menafsirkan nubuatan (pasal 7)
Nubuatan biasanya diberikan kepada orang-orang tertentu pada suatu saat yang tertentu pula. Dalam menafsirkan suatu nubuatan kita harus mengajukan dua pertanyaan:
- Apa arti kata-kata dalam nubuatan itu bagi mereka?
- Apa arti kata-kata dalam nubuatan itu bagi kita?
Biasanya nubuatan mengacu kepada kejadian-kejadian pada saat nabi itu hidup dan masa yang akan datang. Demikian juga halnya dengan Yesaya 7:14. Baca dengan cermat Yes 7:1-25; 2Ra 15:27-16:9; 2Ta 28:1-21. Penggenapan pertama dari nubuatan itu terjadi ketika seorang wanita muda melahirkan seorang bayi dan pada saat bayi itu masih belum dapat memilih makanannya sendiri, tentara Israel dan Siria yang sedang mengepung Yehuda mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas. Penggenapan kedua terjadi pada waktu seorang perawan melahirkan bayi Kristus. Baca Matius 1:18-23.
3. Kebun anggur (pasal 5)
Umat Allah, bangsa Yahudi, membanggakan diri mereka sebagai pokok anggur Allah. Dalam masa Perjanjian Baru sebuah pokok anggur yang besar terbuat dari emas menghiasi tembok luar Rumah Allah. Pelajarilah pasal Yes 5. Apa yang dikerjakan oleh pemilik kebun anggur dalam kebun anggurnya? Oleh karena kisah ini merupakan perumpamaan, apa penafsiran Anda untuk semua yang dilakukannya? Seandainya kita adalah "kebun anggur" Allah, apa yang akan dilakukan-Nya atas kita? Mengapa pemilik kebun anggur itu melakukan segalanya seorang diri? Apa yang diharapkan Allah dari umat-Nya dewasa ini? Baca Matius 21:33-46; 20:1-16. Apa yang ditambahkan oleh pasal-pasal ini terhadap pengertian kita mengenai apa yang dilukiskan Yesaya?
YESAYA (2)
Keselamatan dan Hamba
Bagian Kitab Yesaya ini bertema keselamatan. Utusan Tuhan membawa penghiburan kepada umat-Nya. Penghakiman (Yes 1:1-39:8) tidak dapat dihilangkan dari setiap tulisan yang berhubungan dengan penyelamatan, tetapi pasal-pasal ini, Yes 40:1-66:24, membicarakan mengenai Allah yang siap untuk menyelamatkan, berapa pun harganya.
UNTUK SIAPA BERITA INI DITULIS? Pesan Yesaya terutama ditulis untuk bangsa Yehuda yang berada dalam pengasingan di Babel. Pengasingan ini merupakan konsekuensi dari Yesaya bagian pertama, "Penghakiman". Tetapi, sekarang Yesaya mendapat kata baru yaitu "keselamatan". Bangsa Yehuda di Babel tidak boleh putus asa: Allah akan menghampiri mereka dan mereka akan diselamatkan. Tentu saja pasal-pasal ini juga ditulis untuk kita juga. Babel merupakan suatu kota yang nyata, tetapi seringkali kata itu dipakai sebagai gambaran mengenai kerajaan Setan. Bangsa Yahudi berada dalam belenggu dosa, demikian juga halnya dengan kita; mereka perlu diselamatkan, begitu pula kita. Pesan ini ditulis buat mereka, juga untuk kita.
HAMBA TUHAN Empat pasal Yesaya disebut Nyanyian Hamba Tuhan: Yes 42:1-4; 49:1-6; 50:4-9; 52:13-53:12. Kata "hamba" dan panggilan "Hamba Tuhan" muncul dalam pasal Yes 41:8-53:12, dan pada kenyataannya kata "hamba" sangat sering ditemukan dalam seluruh kitab Yesaya. Hamba Allah digambarkaan dalam tiga cara: 1. Semua keturunan Abraham 2. Hanya keturunan Abraham yang setia 3. Seseorang yang tak bernama yang dalam Perjanjian Baru disebut Yesus
Perhatikan dengan saksama ayat-ayat Yes 49:1-6; 52:13-53:12. Kedua "nyanyian" ini merupakan gambaran seorang hamba yang bukan mewakili Israel, melainkan merupakan seorang oknum.
KERENDAHAN HATI ALLAH Pasal Yes 63:1-65:25 merupakan kesaksian yang luar biasa mengenai kerendahan hati Allah. Dalam pasal Yes 63 Yesaya menengok fakta sejarah untuk melihat apa yang telah dilakukan Allah bagi umat-Nya di masa lampau. Dalam pasal Yes 64 Yesaya memohon kepada Allah untuk menunjukkan bahwa Dia masih mempunyai kuasa yang sama. Bahkan Yesaya seakan-akan mempertanyakan keadilan Allah: "Ya Tuhan, janganlah murka amat sangat; janganlah mengingat-ingat dosa untuk seterusnya" (Yes 64:9). Pasal Yes 65:1-5 merupakan jawaban Allah. Dia memberi petunjuk kepada mereka yang tidak menanyakan-Nya; berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Dia; Dia menjawab mereka yang tidak memanggil nama- Nya; Dia menawarkan anugerah kepada orang-orang yang sungguh-sungguh telah berdosa.
Pesan
1. Penghibur ditawarkan kepada umat Allaho Allah berbicara kepada Yesaya: suatu tugas baru diberikan: "Hiburkanlah umatku" Yes 40:1,2
o Dua suara yang berseru-seru: mereka mempersiapkan jalan, Yes 40:3,6
o Yesaya berkata. Suaranya hanya suara pengkhotbah yang putus asa. Tetapi "firman Allah tetap selama-lamanya". Yes 40:6-8
o Ada suara lain yang berseru-seru dan meminta supaya berita kelepasan itu diberitakan sekarang. Dia melihat Allah datang! Yes 40:9-11
2. Iman berarti iman kepada satu Allah saja
o Umat Allah dan apa yang dilakukan Allah. Tetapi ini tidak cukup untuk memberi kelepasan. Umat Allah harus memilih, Allah yang satu itu ataukah ilah-ilah yang lain. Yes 44:1-23
o Israel bangsa yang terpilih. Harus menjadi bangsa "yang lurus" ("Jeshurun" berarti "Yang lurus") Yes 44:1-5
o Allah Israel: Raja, Penyelamat, Allah yang Mahakuasa, Yang Pertama, Yang Terakhir, Satu-satunya, Batu Karang. Yes 44:6-8
o Pilihan lain: ilah-ilah yang tidak dapat memberi anugerah apa-apa, bahkan kepada pencipta mereka sendiri! Yes 44:9-20
o Saat pengambilan keputusan: "Kembalilah kepadaku". Masa lalu dapat diampuni, disapu bagaikan awan. Yes 44:21-23
3. Iman adalah iman pada kebesaran perbuatan Allah
o Hamba yang menderita. Allah yang diungkapkan kepada kita dalam Alkitab tidak bisa semata-mata mengampuni dosa. Dosa harus dilunasi, oleh si pendosa atau oleh Sang Penebus. Gereja Kristen selalu mengartikan ini sebagai Kristus. Yes 52:13-53:12
o Penderitaan dan kemuliaan. Pasal ini dimulai dengan kemuliaan; pada suatu hari Hamba Tuhan akan sangat ditinggikan (Filipi 2:1-11). Tetapi penderitaan dialami terlebih dahulu. Seperti terjadi pada Hamba Tuhan, maka demikian pula halnya dengan para hamba Tuhan sekarang ini. Yes 52:13-15
o Penderitaan. Masa kecil Hamba Tuhan tidaklah mudah (sebagai tunas dari tanah kering), hidup dan kematian-Nya pun tidak mudah. Tetapi, semua itu terjadi demi kita: kelemahan kita, kesusahan kita, pemberontakan kita, kejahatan kita. Yes 53:1-9
o Penjelasan. Penderitaan Hamba Tuhan ini bukan suatu yang kebetulan, bukan merupakan kegagalan keadilan: "Tuhan berkehendak meremukkan dia" Yes 53:10-11
o Kemuliaan. Kemudian Allah Bapa memanggil kembali Hamba-Nya yang "membagi-bagikan barang rampasan" dan kita kembali kepada akhir dari Nyanyian Hamba Tuhan: "Ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan". Yes 52:13, 53:12
Penerapan
Sifat Allah
Yesaya merupakan kitab misionaris. Allah telah memilih suatu bangsa untuk menjadi saksi-Nya. Tetapi kesaksian tentang Allah harus datang dari mereka yang mempunyai hubungan yang benar dengan Allah, hidup sesuai dengan kehendak Allah. "Kebenaran" merupakan kata yang sering dipakai oleh Yesaya untuk menggambarkan apa yang Allah kehendaki dari para saksi-Nya. Allah menuntut kesalehan dari umat-Nya. Allah itu "kudus", istimewa oleh karena itu umat-Nya pun harus istimewa. Masalah kita ialah bahwa kita tidak layak. Kita tidak melakukan apa yang benar. Keadaan ini diikuti oleh dua kemungkinan. Jika kita tidak dapat menghasilkan suatu kebenaran yang dituntut oleh Allah, dan jika Allah tidak melakukan apa-apa untuk membuat kita benar, maka hukuman tidak dapat dihindari. Dan ini merupakan berita buruk, sebab menurut Allah "perbuatan kita yang saleh" adalah seperti "kain kotor" (Yesaya 64:6). Sifat Allah juga terlihat jelas dengan adanya pemberitaan bahwa Allah mau membereskan masalah kita. Hamba Tuhan datang dan Dia menderita oleh karena pemberontakan kita, kejahatan kita (Yes 53:5). Kemudian Yesaya memberi gambaran jelas tentang Allah yang kudus, yang menuntut hal yang tidak mungkin yaitu kesalehan kita, dan kemudian Dia sendiri membuka jalan keselamatan bagi kita. Dan semua ini semata-mata karena anugerah Allah. Ada satu hal lagi yang perlu disebutkan, yaitu bahwa Allah itu tidak ada bandingan-Nya: "Dengan siapa engkau dapat membandingkan Aku? (Yes 40:18-25; 44:7; 46:5,9). Firman yang maha penting dewasa ini adalah Firman Allah sendiri: "Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada Juruselamat selain daripada-Ku" (Yes 43:11).
Tema-tema Kunci
1. Hamba Tuhan
Bacalah dengan saksama pasal Yes 40-66 dan catatlah setiap kata yang mengacu pada "hambaku". Kemudian bagilah acuan ini ke dalam tiga kelompok: yang mengacu kepada "Yakub" atau "Israel"; bagian yang mengenai kesetiaan Yakub atau Israel, dan bagian yang mengacu kepada suatu oknum. Arti dari pengajaran Yesaya mengenai hamba digambarkan sebagai suatu segitiga dengan Israel berada di bagian paling bawah, sisa bangsa yang masih setia di tengah dan Mesias di puncak. Bagaimana hal ini dapat diaplikasikan dengan gereja? Pelajarilah "Hamba" yang terdapat dalam Perjanjian Baru seperti dalam Yohanes 13:1-20; Markus 10:32-45 dan Matius 10:24-42.
Dari pasal Yes 40:1-49:26 kita menemukan hal-hal yang menunjukkan keunikan Allah. Dia bersifat unik:
o sebagai pencipta alam semesta;
o sebagai pemberi hidup kepada manusia;
o sebagai perencana hari depan;
o Allah dari perjanjian dan panggilan;
o satu-satunya Juruselamat dan Penebus.
Cocokkan pasal-pasal yang sesuai dengan pokok-pokok di atas.
3. Kebodohan pemujaan berhala
Ada tiga pasal yang membicarakan tema ini:
o Yes 40:18-24, berhala yang tidak dapat bergerak. Terbelenggu atau tertindih, tidak mempunyai ciri utama kehidupan, yaitu gerak.
o Yes 44:9-20, berhala yang tidak dapat memberikan berkat. Mereka bahkan tidak dapat memberkati para pandai besi dan tukang kayu yang menciptakan mereka!
o Yes 46:1-7, berhala yang menjadi beban. Pada waktu suatu kerajaan jatuh, maka dewa-dewa mereka diangkut ke pembuangan bersama-sama dengan rakyat mereka. Beban yang harus mereka pikul! Catatlah komentar Allah sendiri: tetapi Aku selalu menggendong kamu.
Bukan hanya ketiga pasal di atas yang membicarakan mengenai penyembahan kepada berhala. Carilah pasal-pasal lain. Apa yang diajarkan oleh Yesaya mengenai berhala? Apa hubungannya dengan agama-agama lain? Lihat Kis 19:21-41 dan Efesus 2:11-16.
4. Kedaulatan Allah Kita mudah melupakan bahwa Allah adalah Tuhan dari raja kafir Koresy sebagaimana juga Dia adalah Allah gereja. Perhatikan berbagai hal yang berhubungan dengan Koresy (Yes 44:28; 45:1; 41:25; 46:11) dan lihatlah penggenapan dari nubuatan dalam 2Ko 3:6 dan Ezra 1. Tetapi mengapa harus repot-repot mencari kehendak Allah dalam hidup saya? Lihat Roma 12:1,2.
Garis Besar Intisari: Yesaya (Pendahuluan Kitab) [1] PENGHAKIMAN Yes 1:1-5:30
Yes 1:1-31Penghukuman; Yehuda bangsa pemberontak
Yes 2:1-22Hari Kedatangan Tuhan: penghakiman yang akan datang
Yes
[1] PENGHAKIMAN Yes 1:1-5:30
Yes 1:1-31 | Penghukuman; Yehuda bangsa pemberontak |
Yes 2:1-22 | Hari Kedatangan Tuhan: penghakiman yang akan datang |
Yes 3:1-26 | Yerusalem dan Yehuda: penghakiman pada saat itu |
Yes 4:1-6 | Hari penghakiman: cabangnya |
Yes 5:1-30 | Yehuda: Kebun anggur yang tidak berguna karena tidak berbuah |
[2] VISI DAN PENGUTUSAN Yes 6:1-13
[3] IMMANUEL Yes 7:1-12:6
Yes 7:1-25 | Tanda-tanda Immanuel |
Yes 8:1-22 | Tanda-tanda anak Yesaya sendiri |
Yes 9:1-7 | Tanda Raja Damai |
Yes 9:8-10:19 | Penghakiman: Israel dan Asyur |
Yes 10:20-34 | Sisanya akan selamat |
Yes 11:1-16 | Tunas, cabang dan panji-panji |
Yes 12:1-6 | Nyanyian keselamatan |
[4] MUSUH-MUSUH NEGERI Yes 13:1-24:23
Yes 13:1-14:23 | Melawan Babel I |
Yes 14:24-27 | Melawan Asyur |
Yes 14:28-32 | Melawan Filistin |
Yes 15:1-16:14 | Melawan Moab |
Yes 17:1-14 | Melawan Damsyik |
Yes 18:1-7 | Melawan Etiopia |
Yes 19:1-20:6 | Melawan Mesir |
Yes 21:1-10 | Melawan Babel II |
Yes 21:11-12 | Melawan Edom |
Yes 21:13-17 | Melawan Arabia |
Yes 22:1-25 | Melawan Yerusalem |
Yes 23:1-18 | Melawan Tirus |
Yes 24:1-23 | Sebuah nubuatan |
[5] NYANYIAN KESELAMATAN Yes 25:1-27:13
[6] MUSUH ANAK-ANAK ALLAH Yes 28:1-31:9
Yes 28:1-29 | Nubuatan terhadap kerajaan utara |
Yes 29:1-24 | Nubuatan terhadap kerajaan selatan |
Yes 30:1-33 | Nubuatan terhadap bangsa yang keras kepala |
Yes 31:1-9 | Nubuatan terhadap para oportunistis politik |
[7] RAJA YANG MEMBAWA KEADILAN Yes 32:1-33:10
Yes 32:1 | -8 Raja dan kerajaannya |
Yes 32:9-20 | Penghakiman, keadilan dan kebenaran |
Yes 34:1-17 | Penghakiman dan bangsa bangsa |
Yes 35:1-10 | Kerajaan damai |
[8] SUMBANGAN BERSEJARAH Yes 36:1-39:8
Yes 36:1-22 | Ancaman Sanherib |
Yes 37:1-20 | Reaksi Raja Hizkia |
Yes 37:21-38 | Sanherib dikalahkan |
Yes 38:9-20 | Nyanyian syukur raja Hizkia |
Yes 39:1-8 | Utusan dari Babel |
[1] PENGANTAR Yes 40:1-11
[2] ALLAH YANG TIDAK ADA BANDINGANNYA Yes 40:12-48:22
Yes 40:12-31 | Allah: dan kebodohan pemujaan patung I |
Yes 41:1-24 | Allah: penolong bangsa Israel |
Yes 41:25-29 | Allah: Tuhan hal-hal yang akan datang |
Yes 42:1-9 | Hamba Tuhan! |
Yes 42:10-17 | Nyanyian pujian bagi Allah |
Yes 42:18-25 | Hamba yang buta dan bisu |
Yes 43:1-13 | Allah: penyelamat Israel |
Yes 43:14-28 | Hamba yang tidak berterima kasih |
Yes 44:1-5 | Allah: Tuhan dan pemberi kehidupan |
Yes 44:6-23 | Allah: dan kebodohan pemujaan patung II |
Yes 44:24-45:7 | Koresy, hamba yang tidak mengenal Tuhan |
Yes 45:8-13 | Allah: penjunan yang ahli |
Yes 45:14-25 | Allah: Tuhan yang besar |
Yes 46:1-13 | Allah: dan kebodohan pemujaan patung III |
Yes 47:1-15 | Ratapan bagi Babel |
Yes 48:1-22 | Israel yang tegar hati, Allah yang penyabar |
[3] PENDERITAAN DAN KESELAMATAN Yes 49:1-55:13
Yes 49:1-6 | Hamba Tuhan II |
Yes 49:7-26 | Keselamatan: Israel dipulihkan |
Yes 50:1-3 | Israel: dipisahkan tetapi tidak pernah diceraikan |
Yes 50:4-11 | Hamba Tuhan III |
Yes 51:1-16 | Keselamatan dan kebenaran |
Yes 51:17-23 | Keselamatan dan murka Allah |
Yes 52:1-12 | Keselamatan dan pengampunan |
Yes 52:13-53:12 | Hamba Tuhan IV |
Yes 54:1-17 | Keselamatan: sekilas kemuliaan |
Yes 55:1-13 | Keselamatan: undangan bagi yang dahaga |
[4] MENGGUGAH SUARA HATI Yes 56:1-59:21
Yes 56:1-8 | Mengapa memisahkan orang asing? |
Yes 56:9-57:13 | Mengapa tidak mengecualikan bangsa Israel? |
Yes 57:14-21 | Panggilan untuk pertobatan |
Yes 58:1-14 | Panggilan untuk berpuasa dengan benar |
Yes 59:1-21 | Dosa, keselamatan dan Roh Allah |
[5] KESELAMATAN SUDAH DATANG! Yes 60:1-63:6
Yes 60:1-22 | Nubuatan Yerusalem baru |
Yes 61:1-11 | Nubuatan mengenai kemenangan |
Yes 62:1-12 | Nubuatan mengenai Juruselamat |
Yes 63:1-6 | Keselamatan dan penghakiman |
[6] KERENDAHAN HATI ALLAH Yes 63:7-65:16
Yes 63:7-10 | Mengenang kembali: siapakah Allah? |
Yes 63:11-64:12 | Gugatan: di manakah Dia sekarang? |
Yes 65:1-16 | Jawaban: Aku selalu berada di sini |
[7] SURGA DAN DUNIA YANG BARU Yes 65:17-66:24
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi