
Teks -- Kisah Para Rasul 7:55 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 7:55
Full Life: Kis 7:55 - MELIHAT ... YESUS BERDIRI.
Nas : Kis 7:55
Alkitab pada umumnya menerangkan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan
Allah (Kis 2:34; Mr 14:62; Luk 22:69; Kol 3:1). Namun di sini Ye...
Nas : Kis 7:55
Alkitab pada umumnya menerangkan bahwa Yesus duduk di sebelah kanan Allah (Kis 2:34; Mr 14:62; Luk 22:69; Kol 3:1). Namun di sini Yesus berdiri untuk menyambut orang syahid-Nya yang pertama. Stefanus telah mengakui Kristus di hadapan sesama umat manusia dan mempertahankan imannya. Kini Kristus, sebagai penghormatan terhadap hamba-Nya, mengakuinya di hadapan Bapa Sorgawi. Bagi semua orang percaya setia yang menghampiri saat kematian, Juruselamat berdiri untuk menerima saudara selaku juru syafaat dan pengantara (bd. Mr 8:38; Luk 12:8; Rom 8:34; 1Yoh 2:1).
Jerusalem -> Kis 7:55
Ref. Silang FULL -> Kis 7:55

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 7:54-60
Matthew Henry: Kis 7:54-60 - Pembelaan Stefanus Pembelaan Stefanus ( Kis 7:54-60)
Di sini kita membaca perihal kematian martir pertama dari jemaat Kristen. Di dalam kisah ini terdapat sebuah co...
Pembelaan Stefanus ( Kis 7:54-60)
- Di sini kita membaca perihal kematian martir pertama dari jemaat Kristen. Di dalam kisah ini terdapat sebuah contoh nyata mengenai rasa murka dan kemarahan para penganiaya (seperti itulah keadaan yang dapat terjadi pada diri kita jika kita dipanggil untuk menderita bagi Kristus), dan keberanian dan penghiburan yang dialami orang yang teraniaya, yang memang terpanggil untuk itu. Inilah neraka dengan api dan kegelapannya serta sorga dengan terang dan kecemerlangannya, dan ciri-ciri ini memisahkan keduanya. Tidak dicatat di sini tentang adanya pemungutan suara dalam memutuskan perkara ini menurut suara terbanyak apakah ia bersalah, dan kemudian dijatuhi hukuman dengan dilempari batu sampai mati sebagai penghujat sesuai hukum Taurat. Namun, besar kemungkinan tata cara itu telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan kematiannya bukanlah karena kekerasan yang dilakukan oleh orang banyak. Sebab di sini tercatat adanya upacara dari pelaksanaan hukuman mati yang lazim, yaitu mereka menyeretnya keluar kota dan yang pertama kali melempar batu kepadanya adalah tangan para saksi.
- Marilah kita mengamati di sini nafsu para musuh dan penganiayanya yang tidak terkendali serta pengendalian diri Stefanus yang sangat baik.
- I. Lihatlah betapa parahnya kerusakan akhlak penganiaya-penganiaya Stefanus ini – suatu kebencian yang sempurna, neraka yang liar, manusia yang menjelma menjadi setan-setan, dan keturunan ular yang menyemburkan racun mereka.
- 1. Ketika mereka mendengarkan semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka (ay. Kis 7:54), dieprionto, kata yang sama yang digunakan di dalam Ibrani 11:37, dan yang diterjemahkan sebagai mereka digergaji. Mereka sudah terbiasa menanamkan terlampau banyak cara-cara penyiksaan keji dalam pikiran mereka untuk ditimpakan ke atas tubuh para martir ini. Mereka dipenuhi kemarahan atas alasan Stefanus untuk meyakinkan mereka yang tidak dapat mereka sanggah, sehingga mereka tidak dapat berkata apa-apa untuk menentangnya. Hati mereka tidak terharu seperti halnya orang-orang yang mendengarkan khotbah Petrus ( Kis 2:37), tetapi tertusuk oleh kegusaran dan amarah yang hebat, seperti perasaan mereka sebelumnya ( Kis 5:33). Stefanus menghardik mereka dengan tajam, seperti yang diungkapkan oleh Paulus (Tit. 1:13), apotomōs – dengan menusuk hati. Hati mereka sangat tertusuk oleh kecaman itu. Perhatikanlah, orang-orang yang menolak Injil dan yang menentangnya, sesungguhnya adalah penganiaya-penganiaya diri mereka sendiri. Kebencian terhadap Allah merupakan hal yang dapat menusuk hati, sedangkan iman dan kasih merupakan penyembuh hati. Ketika mereka mendengar betapa wajah Stefanus tampak sama seperti muka seorang malaikat sebelum ia memulai pembelaannya dengan berbicara seperti seorang malaikat, dan seperti seorang utusan dari sorga sebelum menutup pembelaannya, maka mereka seperti seekor lembu hutan kena jaring, penuh kehangatan murka Tuhan (Yes. 51:20). Mereka merasa putus asa dan hendak membalas secara tidak adil dan kejam perkara yang telah disanggah dengan berani oleh Stefanus. Namun, mereka tetap bertekad untuk tidak menyerah kepada kebenaran itu.
- 2. Mereka menyambut Stefanus dengan gertakan gigi mereka. Hal ini menunjukkan,
- (1) Betapa besarnya kebencian dan amarah orang-orang itu terhadap Stefanus. Ayub pernah mengeluh mengenai musuh-musuhnya yang mengertakkan giginya terhadap dirinya (Ayb. 16:9). Ungkapan sebenarnya adalah seperti ini, Oh, kalau saja kita dapat memakan dagingnya! (Ayb. 31:31, KJV). Mereka menyeringai kepadanya, seperti anjing kepada orang yang diancamnya. Itulah sebabnya Paulus memperingatkan supaya berhati-hati menghadapi orang-orang bersunat dengan berkata, Hati-hatilah terhadap anjing-anjing (Flp. 3:2). Kebencian terhadap orang-orang kudus dapat mengubah orang menjadi binatang buas yang kejam.
- (2) Kejengkelan di dalam diri mereka. Mereka merasa resah melihat begitu banyaknya bukti kuasa dan kehadiran ilahi ada di dalam diri Stefanus, dan itu menyakiti hati mereka. Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati, ia akan menggertakkan giginya, lalu hancur (Mzm. 112:10). Menggertakkan gigi sering kali digunakan untuk mengungkapkan kengerian dan penderitaan yang luar biasa dari orang-orang terkutuk. Orang-orang yang memiliki kebencian luar biasa seperti neraka, tidak bisa tidak juga memiliki sedikit kepedihan seperti neraka itu.
- 3. Mereka berteriak-teriak dengan suara nyaring (ay. Kis 7:57), untuk saling memanasi dan menyemangati, serta untuk meredam kebisingan tuntutan hati nurani mereka dan teman-teman mereka. Ketika Stefanus berkata, Aku melihat langit terbuka, mereka berteriak-teriak dengan suara nyaring, supaya orang lain tidak dapat mendengarkan perkataan Stefanus. Perhatikanlah, sudah merupakan hal yang lazim bagi perkara-perkara kebenaran, khususnya perkara kebenaran agama Kristus, untuk dihancurkan oleh kegaduhan dan teriakan-teriakan. Kalau akal budi tidak sanggup, maka kerusuhanlah yang dilakukan, namun, teriakan orang yang berkuasa ada di antara orang bodoh, sementara perkataan orang berhikmat akan didengar dengan tenang. Mereka berteriak-teriak dengan suara nyaring, seperti prajurit-prajurit yang hendak pergi bertempur, mengeluarkan seluruh semangat dan kekuatan mereka untuk perjumpaan yang menentukan hidup atau mati itu.
- 4. Mereka menutup telinga mereka, supaya tidak dapat mendengar kebisingan mereka sendiri. Mungkin juga mereka berpura-pura bahwa mereka benar-benar tidak tahan mendengar penghujatan Stefanus. Sama seperti Kayafas yang mengoyakkan pakaiannya ketika Kristus berkata, Mulai sekarang engkau akan melihat Anak Manusia datang dalam kemuliaan (Mat. 26:64-65), sedangkan di sini mereka menutup telinga mereka ketika Stefanus berkata, sekarang aku melihat Anak manusia berdiri dalam kemuliaan. Keduanya ingin menunjukkan bahwa apa yang dikatakan tidak dapat didengar dengan hati sabar. Perbuatan mereka menutup telinga menunjukkan,
- (1) Sebuah contoh perwujudan sikap keras kepala mereka. Mereka telah bertekad tidak mau mendengarkan hal-hal yang dapat menginsafkan mereka, yang sering dikeluhkan oleh nabi-nabi. Mereka seperti ular tedung tuli yang tidak mendengarkan suara tukang-tukang serapah (Mzm. 58:5-6)
- (2) Sebuah pertanda buruk dari kekerasan hukum yang akan menjadi alasan bagi Allah untuk membiarkan mereka. Mereka menutup telinga mereka, dan kemudian Allah akan menghentikan mereka dengan penghukuman yang adil. Inilah yang sedang dikerjakan di dalam diri orang-orang Yahudi yang tidak mau percaya, membuat hati orang-orang ini menjadi keras dan telinga mereka menjadi berat. Dengan demikian gambaran Stefanus tentang mereka terjawab, hai kamu yang tidak bersunat hati dan telinga.
- 5. Mereka menyerbu dia dengan serentak – orang-orang itu serta tua-tua mereka, hakim-hakim, para pendakwa, saksi, dan para penonton, semuanya menyerbu dia, seperti binatang buas menyerbu mangsa mereka. Lihatlah betapa kejamnya mereka ini, dan bagaimana tergesa-gesanya – mereka menyerbu dia, walaupun tidak ada peluang ia akan melarikan diri dari mereka. Dan lihatlah betapa bulatnya kesepakatan mereka dalam perbuatan kejahatan ini – mereka menyerbu dia dengan serentak. Dengan cara itu mereka berharap dapat membuat Stefanus merasa ngeri, membuatnya menjadi bingung. Mereka merasa iri atas ketenangan dan kedamaian jiwa yang ia miliki di tengah-tengah kekacauan ini. Mereka melakukan apa saja untuk dapat mengacaukan keadaannya.
- 6. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu, seolah-olah ia tidak layak tinggal di Yerusalem, bahkan tidak layak tinggal di dunia ini. Mereka bertindak seolah-olah sedang melaksanakan hukum Musa (Im. 24:16), Siapa yang menghujat Tuhan, pastilah ia dihukum mati, semua jemaah itu pastilah akan melontarinya dengan batu. Dengan cara seperti ini pula mereka telah menghukum mati Kristus sebelumnya, ketika mahkamah yang sama ini memutuskan Ia bersalah karena penghujatan. Tetapi, karena mereka ingin lebih mempermalukan Dia, mereka sangat menginginkan supaya Ia disalibkan, dan Allah membuatnya menjadi penggenapan dari Kitab Suci. Amarah yang mereka lampiaskan untuk pelaksanaan hukuman itu ditunjukkan di dalam hal-hal ini: mereka menyeret dia ke luar kota, seolah-olah mereka tidak tahan lagi melihat dia. Mereka memperlakukan dia sebagai seorang yang sangat tidak disukai, sebagai sampah masyarakat dalam segala hal. Para saksi yang melawan dia menjadi pemimpin-pemimpin pelaksanaan hukuman ini, sesuai dengan hukum Taurat (Ul. 17:7), saksi-saksi inilah yang pertama kali menggerakkan tangan mereka untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. Perlakuan khusus untuk perkara penghujatan di atur dalam Imamat 24:14, Ulangan 13:9. Dengan demikian mereka menegaskan kesaksian mereka. Nah, merajam itu merupakan pekerjaan yang cukup merepotkan. Para saksi harus menanggalkan jubah bagian atasnya, supaya tidak menghalangi gerakan mereka, dan meletakkannya di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus, yang sekarang sedang menyaksikan peristiwa yang menyedihkan ini dengan gembira. Inilah pertama kalinya kita dapatkan namanya disebut. Kita akan lebih mengenalnya dan akan lebih menyukainya ketika kemudian kita mendapatkan namanya diubah menjadi Paulus, serta diubahkan dari seorang penganiaya menjadi seorang pemberita firman Allah. Catatan kecil dari perannya dalam kematian Stefanus ini kemudian dia renungkan kembali dengan penuh penyesalan (22:20), aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya.
- II. Lihatlah kekuatan kasih karunia di dalam diri Stefanus dan keindahan kemurahan Allah kepadanya dan yang bekerja di dalam dirinya. Sementara para penganiayanya penuh dengan Iblis, begitu jugalah dia penuh dengan Roh Kudus, lebih penuh daripada biasanya, diurapi dengan minyak baru sebagai pelindungnya, supaya kekuatan itu tetap ada di sepanjang hari itu. Dalam hal ini dikatakan bahwa berbahagialah orang yang harus menderita karena kebenaran, dan bahwa Roh Allah, Roh kemuliaan ada di atas mereka (1Ptr. 4:14). Ketika Stefanus dipilih untuk pelayanan jemaat, ia digambarkan sebagai seorang yang penuh Roh Kudus ( Kis 6:5), dan sekarang ketika ia dipanggil menjadi seorang martir, ia masih tetap memiliki ciri yang sama. Perhatikanlah, orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus itu cocok untuk berbagai hal, baik untuk bekerja bagi Kristus maupun menderita bagi Dia. Dan bagi orang-orang yang dipanggil untuk melakukan pekerjaan yang sulit demi Nama-Nya, Allah akan memampukan mereka menjalankan tugas itu dan membuat mereka dapat menjalaninya dengan penuh sukacita, dengan cara memenuhi mereka dengan Roh Kudus. Maka ketika penderitaan itu mencapai puncaknya, penghiburan mereka di dalam Dia juga lebih memuncak lagi, sehingga kemudian tidak ada suatu pun yang dapat menggoyahkan mereka. Nah, sekarang kita membaca di sini tentang persekutuan yang luar biasa indah di antara martir yang berbahagia ini dengan Yesus yang Mahamulia pada saat yang genting ini. Ketika para pengikut Kristus ada dalam bahaya maut sepanjang hari karena Dia dan dianggap sebagai domba-domba sembelihan, apakah hal ini dapat memisahkan mereka dari kasih Kristus? Apakah kasihNya kepada mereka berkurang? Apakah kasih mereka kepada-Nya berkurang? Tidak, sama sekali tidak! Begitulah tampaknya dari penuturan di bawah ini, yang di dalamnya kita dapat mengamati beberapa hal,
- 1. Pernyataan diri Kristus yang begitu nyata kepada Stefanus, baik untuk menghibur maupun untuk memuliakan dia di tengah-tengah penderitaannya ini. Ketika hati mereka merasa tertusuk dan mereka mengertakkan gigi kepadanya, siap untuk menghabisinya, maka ia mendapat penampakan perihal kemuliaan Kristus yang membuatnya bersukacita luar biasa. Penampakan ini dimaksudkan tidak saja untuk membesarkan hatinya, tetapi untuk menopang dan menghibur semua penderitaan pelayan-pelayan Allah di segala zaman.
- (1) Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit(ay. Kis 7:55).
- [1] Dengan demikian Stefanus memandang jauh melampaui kekuasaan dan amarah para penganiayanya. Ia seolah-olah memandang hina mereka dan menertawakan seraya mencemooh mereka, seperti yang dilakukan oleh putri-putri Sion (Yes. 37:22). Mata mereka tertancap padanya, penuh kebencian dan kekejaman. Tetapi, ia menatap ke langit dan tidak sedikit pun mengindahkan mereka. Begitu terbawanya dia oleh kehidupan kekal yang sekarang ada di hadapannya, sehingga ia tampaknya tidak peduli dengan kehidupan yang sekarang ini. Bukannya memandang di sekitarnya untuk melihat di mana ada bahaya yang mengancam dan di mana terdapat peluang untuk melarikan diri, ia malah menatap langit. Hanya dari sanalah datang pertolongannya, dan ke sanalah jalannya masih terbuka. Meskipun ia dikepung dari berbagai sisi, mereka tidak dapat menyela hubungannya dengan sorga. Perhatikanlah, suatu kepercayaan terhadap Allah dan kehidupan yang akan datang dapat sangat berfaedah bagi kita. Kepercayaan itu dapat membawa kita jauh mengatasi rasa takut kita terhadap manusia. Selama kita berada di bawah pengaruh ketakutan itu, kita akan melupakan Allah yang menciptakan kita (Yes. 51:13).
- [2] Dengan demikian Stefanus mengarahkan penderitaannya kepada kemuliaan Allah bagi kehormatan Kristus. Ia melakukannya seolah-olah sedang berseru kepada sorga mengenai semua penderitaannya itu (Tuhan, untuk kepentingan-Mu aku menanggung semua ini) dan mengungkapkan pengharapannya yang sunguh-sungguh supaya Kristus dapat diagungkan dalam tubuhnya. Sekarang, ketika ia siap dipersembahkan, ia menatap dengan tabah ke langit, sebagai orang yang rela mempersembahkan diri sendiri.
- [3] Demikianlah Stefanus mengangkat rohnya dengan memusatkan perhatiannya kepada Allah di langit itu. Dengan seruan-seruan kesalehan yang penuh kebahagiaan dan keluar dari lubuk hatinya, ia memohon hikmat serta kasih karunia kepada Allah untuk membawanya menjalani pencobaan ini dengan cara yang benar. Allah telah menjanjikan bahwa Ia akan menyertai hamba-hamba-Nya yang dipanggil untuk menderita bagi Dia. Namun, Ia juga menghendaki supaya hal-hal ini dicari dengan sungguh-sungguh oleh hamba-hamba-Nya. Allah dekat dengan mereka, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya. Adakah seorang di antara kamu yang menderita? Baiklah ia berdoa.
- [4] Dengan demikian Stefanus sudah menghirup terlebih dahulu udara negeri sorgawi. Amarah para penganiayanya akan segera membawanya ke sana. Sangat baik bagi orang-orang kudus yang sedang menjelang ajal untuk menatap dengan tabah ke sorga: “Di sanalah tempat ke mana kematian akan membawaku ke tempat yang lebih baik, dan kemudian, Hai maut, di manakah sengatmu?”
- [5] Dengan demikian Stefanus menunjukkan bahwa ia penuh Roh Kudus. Sebab di mana Roh kasih karunia berada, bekerja, dan memerintah, Roh itu akan mengarahkan mata jiwa ke atas. Mereka yang penuh dengan Roh Kudus akan menatap sorga dengan teguh, karena ke sanalah hati mereka berada.
- [6] Dengan demikian Stefanus menyiapkan dirinya untuk menerima pernyataan berikutnya tentang kemuliaan dan kasih karunia ilahi. Jika kita berharap mendengar sesuatu dari sorga, kita harus menatap dengan tabah ke sorga.
- (2) Stefanus melihat kemuliaan Allah (ay. Kis 7:55). Sebab ia melihat terlebih dahulu, dan selanjutnya, langit terbuka (ay. Kis 7:56). Beberapa orang menafsirkan bahwa matanya dipertajam, sehingga pandangannya diangkat jauh melampaui batas pandang alamiah, oleh kuasa adi kodrati yang memungkinkan ia melihat jauh sampai ke tingkat ketiga dari sorga, walaupun jaraknya teramat jauh. Sama seperti Musa yang ditajamkan penglihatannya untuk melihat seluruh tanah Kanaan. Beberapa penafsir lain mengatakan bahwa pandangan itu adalah ujud kemuliaan Allah yang dibentangkan di depan matanya, seperti yang sebelumnya pernah dialami Yesaya dan Yehezkiel. Seolah-olah sorga turun di hadapannya seperti yang terjadi di dalam Wahyu 21:2. Langit terbuka untuk memberikan kesempatan kepadanya melihat kebahagiaan yang akan ia peroleh, bahwa ia akan masuk dengan penuh sukacita melalui kematiannya, kematian yang begitu istimewa. Kalau saja kita dapat melihat dengan iman dan menatap dengan setia, oleh perantaraan Kristus kita dapat melihat langit terbuka. Tabir itu telah dikoyakkan, sebuah jalan yang baru dan hidup terbuka bagi kita menuju tempat yang mahakudus. Langit akan terbuka untuk memulihkan hubungan antara Allah dengan manusia, supaya kemurahan dan berkat-berkat-Nya dapat dicurahkan kepada kita dan doa-doa serta puji-pujian kita dapat naik kepada-Nya. Kita juga dapat melihat kemuliaan Allah selama Ia menyatakan diri di dalam firman-Nya. Semua penglihatan ini akan membawa kita melalui seluruh kengerian penderitaan dan kematian.
- (3) Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah (ay. Kis 7:55), yang disebut sebagai Anak Manusia dalam ayat 56. Dengan menjadi Anak Manusia, Yesus telah membawa sifat kita bersama-Nya ke sorga, dan berada di sana dengan memakai tubuh yang dapat dilihat oleh mata manusia. Itulah yang dilihat Stefanus ketika itu. Ketika nabi-nabi Perjanjian Lama melihat kemuliaan Allah, kemuliaan itu selalu disertai dengan malaikat. Shekinah, atau kehadiran ilahi dalam penglihatan Yesaya disertai dengan serafim. Di dalam penglihatan Yehezkiel, disertai dengan kerub. Keduanya menunjuk kepada malaikat-malaikat, pelayan-pelayan yang menjalankan pemeliharaan dan pengaturan Allah. Namun, di sini tidak disebut-sebut tentang adanya malaikat-malaikat, walaupun mereka mengelilingi takhta Anak Domba itu. Stefanus bahkan melihat Yesus sendiri, Sang Pengantara Agung kasih karunia Allah, berdiri di sebelah kanan Allah. Dari Dia-lah lebih banyak kemuliaan didapatkan bagi Allah dibandingkan dengan melalui pelayanan malaikat-malaikat kudus. Kemuliaan Allah bersinar paling cemerlang di dalam wajah Yesus Kristus, sebab di sanalah bersinar kemuliaan kasih karunia-Nya, yang merupakan contoh paling agung dari kemuliaan-Nya. Allah tampil lebih agung bersama Yesus yang berdiri di sebelah kanan-Nya, disertai pasukan besar malaikat yang mengelilingi-Nya. Nah,
- [1] Inilah bukti dari pengagungan Kristus di sebelah kanan Bapa. Rasul-rasul melihat Dia terangkat naik ke sorga, namun mereka tidak melihat Ia duduk, sebab awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Dikatakan kepada kita bahwa Ia duduk di sebelah kanan Allah, namun pernahkah Ia dilihat di sana? Ya, Stefanus melihat Dia di sana, dan ia dipenuhi rasa puas yang melimpah dengan penglihatan itu. Ia melihat Yesus di sebelah kanan Allah, yang menunjukkan martabat-Nya yang mengatasi segala sesuatu dan kekuasaan-Nya yang berdaulat, kesanggupan-Nya yang tidak dapat dibatasi siapa pun, serta tindakan-Nya atas segala sesuatu dan di mana saja. Apa pun yang tangan kanan Allah berikan kepada kita, diterima dari kita, atau lakukan berkenaan dengan diri kita, semuanya melalui Dia, sebab Ia adalah tangan kanan-Nya.
- [2] Biasanya dikatakan bahwa Ia duduk di sana, namun Stefanus melihat Ia berdiri di sana, sebagai sesuatu yang luar biasa berkenaan dengan peristiwa yang sedang terjadi pada hamba-Nya yang menderita. Ia berdiri sebagai hakim untuk membela perkaranya melawan para penganiayanya. Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus (Za. 2:13), keluar dari tempat-Nya untuk menghukum (Yes. 26:21). Ia berdiri siap untuk menerima Stefanus dan memahkotainya, dan sementara itu memberikan pandangan yang akan datang mengenai sukacita yang menanti di depannya.
- [3] Penglihatan ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan semangat kepada Stefanus. Ia melihat Kristus berpihak kepadanya, tidak peduli siapa pun yang melawan dia. Ketika Yesus Tuhan kita sedang dalam penderitaan-Nya, datanglah seorang malaikat menghampiri-Nya, memberikan kekuatan kepada-Nya. Di sini Kristus sendirilah yang mendekati Stefanus. Perhatikanlah, tidak ada yang lebih menghibur bagi orang-orang kudus yang menjelang ajal, atau tidak ada yang begitu menghidupkan dalam penderitaan orang-orang kudus, selain melihat Yesus ada di sebelah kanan Allah. Dan dimuliakanlah Allah, karena dengan iman kita dapat melihat Dia di sana.
- (4) Stefanus memberi tahu orang-orang yang sedang mengepung dirinya mengenai apa yang ia lihat (ay. Kis 7:56): Sungguh aku melihat langit terbuka. Hal itu menunjukkan kebaikan hatinya untuk dapat meyakinkan mereka, serta menjadi peringatan bagi mereka agar berhati-hati bila hendak melanjutkan niat mereka terhadap seseorang yang telah mendapat senyuman dari sorga. Itulah sebabnya apa yang ia lihat ia nyatakan kepada mereka. Biarlah mereka menentukan sendiri apa yang akan mereka perbuat mengenai hal itu. Jika ada beberapa orang yang merasa jengkel mendengar hal itu, mungkin masih ada beberapa orang lain yang menjadi cemas dan mulai mempertimbangkan siapakah Yesus yang mereka aniaya ini, kemudian percaya kepada-Nya.
- 2. Penyerahan diri yang saleh oleh Stefanus kepada Yesus Kristus. Pernyataan kemuliaan Allah tidak menempatkan dirinya lebih tinggi daripada doa, tetapi lebih pada menempatkan dirinya pada doa itu sendiri. Sementara mereka melemparinya, Stefanus berdoa (ay. Kis 7:59). Walaupun ia berseru kepada Allah, yang berarti bahwa ia benar-benar orang Israel yang sejati, tetap saja mereka melempari dia. Mereka tidak mau berpikir lagi betapa berbahayanya melawan orang-orang yang memiliki kepentingan di sorga. Meskipun mereka melempari dia dengan batu, ia tetap berdoa kepada Allah. Bahkan karena itulah ia berseru. Perhatikanlah, merupakan penghiburan bagi orang-orang yang dibenci dan dianiaya secara tidak adil oleh orang-orang jahat, bahwa mereka memiliki Allah sebagai tempat mengadu, Allah yang mahamencukupi sebagai tempat memohon. Manusia menutup telinga mereka, seperti yang mereka lakukan di sini (ay. Kis 7:57), namun Allah tidak seperti itu. Sekarang Stefanus diseret keluar kota, namun ia tidak diseret dari Allah-Nya. Sekarang ia mengucapkan selamat tinggal kepada dunia ini, dan karena itu ia berseru kepada Allah. Kita harus senantiasa melakukan hal ini seumur hidup. Perhatikanlah, baik sekali untuk menemui ajal selagi kita berdoa. Pada waktu itu kita membutuhkan pertolongan – kekuatan yang tidak pernah kita miliki, melakukan pekerjaan yang tidak pernah kita lakukan – dan bagaimana kita dapat memperoleh pertolongan dan kekuatan itu selain dengan doa? Dua doa pendek dinaikkan oleh Stefanus kepada Allah pada detik-detik kematiannya, dan di dalam doa itulah ia melepas nyawanya:
- (1) Inilah sebuah doa bagi dirinya sendiri: Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. Seperti itu juga Kristus sendiri meletakkan roh-Nya ke dalam tangan Bapa. Kita diajarkan di sini untuk menyerahkan roh kita ke dalam tangan Kristus sebagai Pengantara, supaya oleh Dia kita diantarkan kepada Bapa. Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa, dan karena itu ia berseru kepada-Nya: “Yesus yang mulia, lakukanlah karya pengantaraan-Mu itu untukku sekarang juga, Engkau berdiri di sana melakukannya bagi semua milik-Mu. Terimalah rohku yang pergi ke dalam tangan-Mu.” Amatilah,
- [1] Nyawa atau jiwa itu adalah manusia itu sendiri, dan yang menjadi pusat perhatian utama kita. Hidup maupun mati, segalanya haruslah tentang jiwa kita. Tubuh Stefanus sudah demikian hancur luluh diterpa hujan batu. Kemah duniawi ini telah dirobohkan dan dihina dengan kejam. Namun, walaupun seperti itu keadaannya, ia berkata, “Tuhan, jagalah kiranya rohku, biarkan rohku yang malang ini baik-baik saja.” Dengan demikian, sementara kita hidup, kita harus peduli bahwa walaupun tubuh ini kelaparan atau telanjang, hendaknya jiwa kita tetap diberi makan dan diberi pakaian. Walaupun tubuh ini terbaring dalam kepedihan, biarlah jiwa kita ada dalam keadaan damai dan tenang. Dan ketika kita mati, walaupun tubuh ini dilemparkan seperti bejana rusak yang dipandang hina, sebuah bejana yang di dalamnya sudah tidak ada kesenangan lagi, hendaknya jiwa itu dapat dipersembahkan sebagai bejana kehormatan. Juga, kiranya Allah dapat menjadi kekuatan bagi hati dan menjadi bagiannya, walaupun tubuh ini gagal.
- [2] Tuhan Yesus kita adalah Allah, dan kepada-Nya kita harus mencari penghiburan. Di dalam Dia kita mempercayakan dan menghibur diri ketika kita hidup dan ketika kita mati. Di sini Stefanus berdoa kepada Kristus, begitu jugalah hendaknya kita. Sebab kehendak Allah adalah supaya semua orang harus menghormati Anak, sama seperti mereka menghormati Bapa. Kepada Kristus-lah kita harus menyerahkan diri kita, karena hanya Dia saja yang sanggup menjaga apa yang kita serahkan kepada-Nya untuk menghadapi hari itu. Sangat perlu bagi kita untuk memusatkan perhatian kepada Kristus ketika menjelang ajal, sebab tidak ada perjalanan menuju kehidupan yang akan datang selain melalui tuntunan-Nya, tidak ada penghiburan yang menghidupkan dalam saat-saat-saat yang mematikan selain apa yang didapat dari Dia.
- [3] Penerimaan Kristus atas roh kita pada saat kematian merupakan hal besar yang harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh dan kita perlu menghibur hati kita dengan hal itu. Kita harus terus memperhatikan hal ini sementara kita masih hidup, agar Kristus menerima roh kita ketika kita mati. Sebab apabila Dia menolak dan tidak mengakui roh kita, ke mana roh itu akan membawa dirinya sendiri? Bagaimana roh itu dapat melarikan diri sementara ia menjadi mangsa singa yang sedang mengaum? Itulah sebabnya kita harus menyerahkan roh kita setiap hari kepada Kristus, untuk dipimpin dan dikuduskan, dan dipertemukan di dalam sorga. Dan kemudian, bukan yang sebaliknya, Dia akan menerima roh kita. Apabila hal ini menjadi perhatian kita sementara kita masih hidup, hal itu akan menjadi penghiburan kita ketika menjelang ajal, bahwa kita akan diterima di dalam tempat tinggal yang abadi.
- (2) Inilah sebuah doa bagi para penganiayanya (ay. Kis 7:60).
- [1] Keadaan sekitar doa ini digambarkan di sini. Sebab tampaknya doa ini dinaikkan dengan lebih bersungguh-sungguh daripada doa sebelumnya.
- Pertama, ia berlutut, yang menunjukkan sikap kerendahan hatinya di dalam doa.
- Kedua, ia berseru dengan suara nyaring, yang menunjukkan kegigihannya. Tetapi mengapa dengan itu ia harus menunjukkan kerendahan hati dan sikap mendesak yang lebih dalam permohonan ini dibandingkan dengan doa sebelumnya? Mengapa? Sebab tidak ada yang perlu diragukan lagi mengenai kesungguhan hatinya dalam mendoakan dirinya sendiri, jadi ia tidak perlu menggunakan ungkapan tubuh seperti itu. Sebaliknya, karena ada begitu banyak sifat-sifat akhlak yang rusak dalam diri musuh-musuhnya, maka menjadi suatu keharusan baginya untuk menunjukkan bukti kesungguhan hatinya ketika ia berdoa bagi musuh-musuhnya itu.
- [2] Doa itu sendiri: Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka. Di sini ia mengikuti contoh dari Gurunya yang berdoa demikian menjelang ajal-Nya bagi para penganiaya-Nya, Ya Bapa, ampunilah mereka. Dengan demikian ia memperlihatkan sebuah contoh bagi semua orang yang menderita karena Kristus untuk mendoakan orang-orang yang menganiaya mereka. Sebuah doa dapat menjadi sebuah khotbah. Ini terjadi demikian di sini bagi orang-orang yang merajam Stefanus. Ia berlutut, agar orang-orang itu bisa memperhatikan bahwa ia hendak berdoa, dan berseru dengan suara nyaring supaya mereka dapat memperhatikan apa yang ia ucapkan di dalam doa dan belajar dari situ,
- Pertama, bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan dosa, sebuah dosa yang besar, yang jika tidak dicegah oleh belas kasihan dan kasih karunia ilahi akan tertanggung atas mereka dalam penghukuman yang kekal.
- Kedua, bahwa sehebat apa pun kebencian dan amarah mereka terhadap dirinya, ia tetap berbaik hati kepada mereka. Ia sama sekali tidak ingin supaya Allah membalaskan kematiannya kepada mereka. Itulah yang menjadi doa yang keluar dari lubuk hatinya kepada Allah supaya perbuatan mereka ini jangan ditanggungkan sedikit pun kepada mereka. Sungguh suatu perhitungan yang menyedihkan jadinya bagi mereka bila ini sampai terjadi. Apabila mereka tidak bertobat, perbuatan itu pasti akan ditanggungkan kepada mereka. Namun, di pihaknya, ia tidak menginginkan datangnya hari yang mengerikan itu. Biarlah mereka memperhatikan hal ini. Jika mereka sudah menjadi tenang kembali, mereka pasti sulit mengampuni perbuatan sendiri, yakni membunuh orang yang begitu mudah mengampuni mereka sedemikian rupa. Orang yang haus darah membenci orang saleh, tetapi orang yang jujur mencari keselamatannya (Ams. 29:10).
- Ketiga, bahwa walaupun dosa itu sangat kejam dan jahat, mereka tidak boleh kehilangan harapan akan pengampunan yang akan diberikan bila mereka bertobat. Kalau mereka menaruh hal itu di dalam hati, Allah tidak akan menanggungkan perbuatan itu kepada mereka. “Apakah Anda pikir,” kata Augustinus (theolog Kristen abad keempat – pen.), “Paulus mendengar doa Stefanus ini? Tampaknya memang begitu. Ia mendengar kemudian mengejeknya (audivit subsannans, sed irrisit – ia mendengarnya sambil mencemooh). Namun, sesudah itu ia memperoleh keuntungan dari doa itu, dan dapat maju dengan lebih baik.”
- 3. Kematiannya yang digambarkan seperti ini: Dan dengan perkataan itu tertidurlah ia (KJV), atau sementara ia mengatakan hal itu, ia mengembuskan nafasnya yang penghabisan. Perhatikanlah, bagi orang-orang benar, kematian hanyalah seperti tidur. Bukan jiwanya yang tidur (Stefanus telah menyerahkan jiwanya ke dalam tangan Kristus), tetapi tubuhnya. Tubuh itu beristirahat dari semua kesedihan dan susah payah. Itu adalah perhentian yang sempurna dari susah payah dan kepedihan. Stefanus meninggal dengan cepat seperti yang terjadi pada setiap orang, namun ketika ia mati, ia jatuh tertidur. Ia menyongsong kematian dengan pikiran yang sangat tenang seolah-olah sedang pergi tidur. Hanya dengan menutup matanya, kemudian pergi. Perhatikanlah, ia jatuh tertidur ketika ia sedang berdoa bagi para penganiayanya. Tampaknya, seolah-olah ia tidak akan meninggal dengan tenang sebelum melakukan hal ini. Bila kita penuh dengan kemurahan hati bagi sesama kita, maka pada waktu mati nanti kita juga akan penuh dengan penghiburan. Kemudian kita berada di dalam damai bersama Kristus. Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. Ia jatuh tertidur, dalam terjemahan bahasa Latin sehari-hari ditambahkan, di dalam Tuhan, dalam pelukan kasih-Nya. Jika ia tidur seperti ini, maka pastilah ia akan baik-baik saja. Ia akan bangun kembali pada pagi hari kebangkitan.
SH: Kis 7:54--8:3 - Martir perdana (Selasa, 30 Juni 2009) Martir perdana
Seakan belum cukup umat Tuhan menyalibkan Yesus, kini mereka menambah
dosa dengan membunuh seorang murid Tuhan. Kisah martir perda...
Martir perdana
Seakan belum cukup umat Tuhan menyalibkan Yesus, kini mereka menambah
dosa dengan membunuh seorang murid Tuhan. Kisah martir perdana
ini menunjukkan satu hal penting. Manusia berdosa tidak berdaya
memerdekakan diri mereka sendiri. Hanya anugerah Allah yang bisa
melepaskan mereka dari belenggu dosa.
Di mata Allah dan juga gereja Tuhan, kematian Stefanus bukan merupakan kekalahan melainkan kemenangan. Itu sebabnya Stefanus mendapatkan peneguhan bahwa saat-saat genting musuh hendak menerkam, ia melihat kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di samping kanan Allah (ayat 56). Ungkapan \'Yesus berdiri\' bisa dipahami sebagai suatu penghargaan kepada Stefanus yang rela mati demi menyatakan kebenaran Allah. Menghadapi kematiannya, Stefanus menunjukkan kebesaran hati seperti yang diperlihatkan oleh Tuhannya, yaitu mengampuni musuh (ayat 60; lih. Luk. 23:34).
Apa dampak kemenangan Stefanus? Pertama, Injil terse-bar ke luar Yerusalem. Lewat penganiayaan begitu dahsyat yang dimulai dari penganiayaan Stefanus, para murid dipaksa ke luar dari kota itu (ayat 8:1b). Mulailah kita melihat penga-baran Injil dilakukan di luar Yerusalem, misalnya Filipus mengabarkan Injil ke Samaria (ayat 8:5). Kemudian muncullah Saulus, yang kelak berganti nama menjadi Paulus. Kelak dia akan menjadi rasul Allah yang dikhususkan bagi bangsa-bangsa nonYahudi. Memang Saulus saat itu adalah penganiaya umat. Namun justru lewat peristiwa perjumpaan dengan Tuhan, ia menyadari kekeliruannya dan dapat melihat serta menyadari betapa jahatnya ia. Pertobatan Saulus merupakan anugerah Allah yang berdampak dahsyat bagi perkembangan gereja dan Injil Kristus di kemudian hari.
Tiap penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi pada umat-Nya sebagai bagian dari pikul salib selalu mendatangkan kemajuan bagi kerajaan-Nya. Injil bertambah mahsyur, dan hamba-hamba Tuhan sejati dibangkitkan untuk menjadi agen-agen Injil Allah. Mungkin Anda adalah salah satunya!

SH: Kis 7:54--8:3 - Memang seharusnya terjadi. (Jumat, 27 Juni 2003) Memang seharusnya terjadi.
Bagian firman Tuhan yang baru saja kita baca ini merupakan salah
satu kisah yang paling mengharukan. Ada beberapa h...
Memang seharusnya terjadi.
Bagian firman Tuhan yang baru saja kita baca ini merupakan salah
satu kisah yang paling mengharukan. Ada beberapa hal yang
membuat kisah ini begitu menyayat hati. Pertama, pembunuhan ini
dilakukan atas nama Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Stefanus
menghujat Allah maka, selayaknyalah ia dihukum rajam. Kedua,
pada saat meregang nyawa, Stefanus masih sempat berdoa agar
Tuhan tidak menanggungkan dosa ini atas para pembunuhnya.
Keduanya mengakui berbuat atas nama Tuhan, tetapi berbeda motivasi. Orang Yahudi mengkambinghitamkan Tuhan untuk melampiaskan kebencian mereka, dan melahirkan pembunuhan. Sedangkan Stefanus mengalami ini karena keyakinannya akan kebenaran sejati yaitu Yesus Kristus, melahirkan pengampunan.
Di mata manusia, kematian Stefanus adalah peristiwa tragis karena tidak seharusnya terjadi. Namun, di mata Tuhan kematian Stefanus tidak tragis dan tidak sia-sia. Kematian Stefanus adalah bagian dari rencana Allah yang tidak sepenuhnya kita pahami namun sekurangnya bisa kita mengerti kendati hanya sebagian. Pada saat Stefanus dirajam, ada seorang pemuda yang menyaksikan kebrutalan para pembunuh itu, namanya Saulus, yang belakangan kita kenal sebagai Paulus. Di kemudian hari Paulus menjadi Stefanus yang baru, sebagai pengikut Kristus yang merisikokan hidupnya demi Yesus Tuhan. Seperti Stefanus, Paulus pun pernah dilempari batu; Paulus memahami makna menderita dan mati bagi Kristus sebab ia pernah melihat kematian Stefanus yang mulia.
Bila Tuhan memakai kematian Stefanus sebagai prelude untuk memanggil Paulus, tidak tertutup kemungkinan Ia memakai peristiwa yang sedang kita hadapi ini sebagai prelude untuk menghantar kita masuk ke dalam kehendak-Nya yang lain.
Renungkan: Apa yang tidak seharusnya terjadi mungkin adalah tangan Allah yang sedang memindahkan kita ke dalam rencana-Nya.

SH: Kis 7:54--8:3 - Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah. (Selasa, 8 Juni 1999) Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah.
Banyak orang tidak mau memberikan peringatan apalagi mengatakan
kesalahan mereka, demi...
Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah.
Banyak orang tidak mau memberikan peringatan apalagi mengatakan
kesalahan mereka, demi menyenangkan orang lain. Alasannya karena
menegur orang lain mengandung risiko (ay. 54). Tetapi Stefanus,
dalam kesaksiannya, telah mengingatkan mereka akan
pekerjaan-pekerjaan yang telah Allah lakukan kepada nenek moyang
mereka, sekaligus menyatakan ketidaktaatan mereka. Untuk kesekian
kalinya, perkataan Stefanus membangkitkan amarah anggota-anggota
Mahkamah Agama yang mendengarkan.
Penuh dengan Roh Kudus. Ketika seseorang berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah, maka akan timbul reaksi marah dan berontak. Stefanus mengalaminya. Setelah Stefanus berkhotbah, orang-orang yang mendengar langsung menyeretnya keluar dan melemparinya dengan batu. Alkitab mengatakan bahwa ketika itu Stefanus dipenuhi Roh Kudus, maka dalam keadaan sulit ia tetap berserah kepada Tuhan dan berdoa mohon pengampunan bagi orang-orang yang berbuat jahat kepadanya. Sikap Stefanus ini mengingatkan kita kepada sikap Yesus ketika menghadapi penderitaan. Ketika itu Yesus juga mendoakan orang-orang yang menganiaya-Nya. Teladan Yesus nyata dalam hidup Stefanus yang berani menderita demi kebenaran.
Utley -> Kis 7:54-60
Utley: Kis 7:54-60 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 7:54-6054 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyam...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 7:54-60
54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakkan gigi. 55 tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. 56 lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." 57 Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. 58 Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. 59 Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." 60 Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.
Kis 7:54 "mereka" ini harus mengacu pada anggota Sanhedrin (lih. Kis 6:15).
- NASB "tertusuk dengan cepat"
- NKJV "tertusuk hatinya"
- NRSV "mereka menjadi marah"
- TEV "mereka menjadi marah"
- NJB "mereka marah"
Ini merupakan IMPERFECT PASSIVE INDICATIVE. Hal ini berarti "tertusuk hatinya" (lih. Kis 5:33).
Pemberitaan Stefanus benar-benar mengenai para pemimpin, tetapi bukannya bertobat, malahan mereka berbalik, seperti biasa, untuk menolak dan membunu. (lih. Kis 5:33).
□ "menggertakan gigi mereka" Ini adalah tanda kemarahan (lih. Ayub 16:09; Mazm 35:16; 37:12; Rat 2:16)..
Kis 7:55 "Roh Kudus. Tuhan... Yesus". Perhatikan penyebutan Allah Tritunggal. Lihat Topik Khusus di Kis 2:32-33.
□ "Penuh dengan Roh Kudus" Konsep dipenuhi dengan Roh untuk memberitakan Injil adalah unik untuk Kisah Para Rasul. (yaitu pl ro∩, cf. Kis 2:4; 4:8,31; pl rs, cf. Kis 6:3,5,8; 7:55; 11:24).
Kebenaran Alkitab yang berkaitan dengan Roh digambarkan sebagai:
- 1. pribadi Roh (lih. Yoh 14; 15; 16)
- 2. baptisan Roh (lih. 1Kor 12:13)
- 3. buah Roh (lih. Gal 5:22-23)
- 4. karunia-karunia Roh (lih. 1Kor 12)
- 5. dipenui Roh (lih. Ef 5:18)
Dari semua ini, Kisah Para Rasul berfokus pada # 5. Para pemimpin gereja mula-mula diperlengkapi, lagi dan lagi, agar supaya berani dan berkuasa memberitakan Injil Yesus Kristus. Dalam peristiwa Stefanus, efektivitas pelayanannya menuntut nyawanya sebagai harga yang harus dibayar. Untuk catatan selengkapnya tentang "dipenuhi" lihat Kis 2:4; 3:10.
□ "Menatap penuh perhatian" Lukas sangat menyukai istilah ini (lih.Luk 4:20; 22:56, Kis 1:10; 3:4,12; 6:15; 7:55; 10:4; 13:09; 14:09; 23:01). Stefanus mendongak, seperti tipikal cara doa Yahudi, tetapi bukannya berdoa, Tuhan mengijinkan dia untuk melihat ke dalam surga.
□ "Melihat kemuliaan Allah" Perhatikan bahwa Stefanus tidak dikatakan telah melihat Allah, tetapi kemuliaan-Nya. Tidak ada yang bisa melihat Allah dan tetap hidup (lih. Kel 33:20-23). Ayub percaya ia akan melihat Allah (lih. Ayub 19:25-27, Kis 07:55). Yesus menjanjikan bahwa suatu saat orang yang suci hatinya akan melihat Allah (lih. Mat 5:8). Lihat Topik Khusus: Kemuliaan di Kis 3:13.
□ "Yesus berdiri di sebelah kanan Allah" Yesus berada di sebelah kanan Allah adalah idiom antropomorfik untuk tempat kuasa Ilahi dan otoritas. Fakta bahwa Yesus berdiri menunjukkan ketertarikan-Nya dan kepedulian- Nya untuk martir Kristen yang pertama.
Allah menyatakan diriNya kepada Stefanus dalam bentuk dan cara yang Stefanus bisa terima. Ini bukan berarti:
- 1. bahwa surga itu "di atas"
- 2. bahwa Allah duduk di atas takhta
Itu berarti untuk menyatakan kepedulian dan keprihatinan Yesus. Kita harus berhati-hati mengkondisikan budaya bahasa antropomorfis. Pembaca modern barat mencoba untuk mengambil setiap bagian secara harfiah sebagai cara untuk menunjukkan kepercayaan atau kesetiaan kepada Alkitab adalah sebuah tren budaya yang sangat disayangkan. Tuhan benar-benar menunjukkan diriNya kepada ciptaan-Nya, tetapi tidak dengan cara-cara duniawi dan bentuk-bentuk yang dapat dimengerti. Pasti ada unsur akomodasi. Makhluk manusia yang jatuh, dan terbatas, tidak dapat sepenuhnya memahami dunia rohani. Allah memilih hal-hal di budaya kita dan pengalaman di dunia untuk digunakan sebagai analogi dan metafora untuk berkomunikasi dengan kita. Ini benar, tapi tidak menyeluruh.
Kis 7:56 "Anak Manusia" Stefanus jelas mengidentifikasi Yesus sebagai "Orang Benar" di 5:52. Pendengar-Nya tidak akan melewatkan penegasan Mesianik ini. Istilah " Anak Manusia" memiliki dua penggunaan PL: (1) itu adalah ungkapan umum untuk seseorang (lih. Yeh 2:1; Mazm 8:4). Dan (2) itu digunakan dari pribadi Ilahi ( yaitu Mesias) di Dan 7:13-14 dan Mazm 110:1. Oleh karenanya, memiliki konotasi baik kemanusiaan maupun keIlahian. Inilah sebabnya mengapa Yesus menggunakannya sebagai pernyataan diri-Nya dan juga karena tidak digunakan oleh para rabbi yang cenderung menggunakan Perjanjian Lama dalam judul eksklusif, nasionalis, dan cara-cara militeristik. Referensi Stefanus ini adalah salah satu dari hanya dua yang menggunakan frase ini di luar kata-kata Yesus (lih. Yoh 12:34).
Kis 7:57-58 Para pendengar percaya bahwa Stefanus telah menghujat dengan menegaskan bahwa Yesus adalah Anak Manusia yang akan datang (lih. Dan 7:13). Untuk orang-orang Yahudi monoteistik ini keterlaluan! Mereka melakukan kepada Stefanus seperti yang diamanatkan Musa jika ada penghujatan (lih. Im 24:14-16. Ul 13:09; 17:07). Kesaksian Stefanus meskipun itu benar atau dia sebagai seorang penghujat patut dihukum mati! Tidak ada jalan tengah jika seseorang bersaksi tentang Yesus (lih. Yoh 14:6-9).
Kis 7:57 "serentak menyerbu dia" ini adalah istilah yang sangat sering digunakan Lukas untuk menggambarkan kesatuan para murid mula-mula (lih. Kis 1:14; 2:46; 5:12; 15:25). Sanhedrin bersatu dalam kemarahan dan penolakan terhadap Stefanus (lihat juga Kis 18:12, di mana orang-orang Yahudi di Akhaya menolak Paulus Yoh 19:29 dari kemarahan orang-orang kafir di Efesus terhadap orang Kristen).
Kis 7:58 "menyeret dia ke luar kota" Tak seorang pun bisa dibunuh di Yerusalem karena itu tanah "suci"!
□ "Melemparinya" Sering dinyatakan bahwa orang Yahudi di bawah pendudukan Romawi tidak memiliki hak hukuman mati. Hal ini menunjukkan bahwa itu tidak selalu benar. Tindak kekerasan tidak bisa dihentikan dengan cepat.
□ "Seorang muda yang bernama Saulus" Di kalangan Yahudi, seseorang dianggap muda sampai dengan usia 40. Ini adalah perjumpaan pertama kita dengan Saul dari Tarsus berdasarkan namanya, yang kemudian menjadi Rasul Paulus. Paulus mendengar survei PL Stefanus dan mungkin dia telah mendengar Stefanus sebelumnya di rumah ibadat Cilicians di Yerusalem (Kis 6:9). Satu pertanyaan, apakah ini awal periode keraguan Saulus, yang coba dia hadapi dengan menganiaya orang Kristen.
Kis 7:59 "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku" Ini merupakan AORIST MIDDLE IMPERATIVE. Perhatikan bahwa Stefanus percaya bahwa ia akan ke surga bersama Yesus (lih. 2Kor 5:6,8) dan bukan menuju Hades (yaitu tempat perhentian orang mati seperti bahasa Ibrani sheol). Stefanus mungkin telah menyaksikan penyaliban Yesus, atau setidaknya pernah mendengar tentang hal itu secara rinci karena dia menggunakan dua frase yang sama (yaitu ayat Kis 7:59,60, lih. Luk 23:34,46).
Sangat menarik untuk dicatat bahwa Stefanus berdoa kepada Yesus, seperti yang dilakukan para murid di Kis 1:24. Namun, dalam sisa PB doa ditujukan kepada Bapa dalam nama Anak.
Kis 7:60 "berlutut" Hukum rajam tidak selalu terjadi dengan cepat. Naskah menunjukan hal ini butuh beberapa menit.
□ "Ia berseru dengan suara nyaring" Ini juga meniru pengalaman Yesus. Kata-kata ini bagi orang banyak adalah seperti untuk YHWH. Kata-kata ini pasti telah bergema di telinga Saulus.
□ "Meninggallah ia" Ini adalah metafora alkitabiah untuk kematian (contoh. Ayub 3:13; 14:12; Mazm 76:5; 2Sam 7:12; 1Raj 2:10; Yer 51:39,57; Dan 12:2; Mat 27:52, Yoh 11:11, Kis 7:60; 13:36; 1Kor 15:6,18,20; 1Tes 4:13; Pet II. 3 : 4).
Topik Teologia -> Kis 7:55
Topik Teologia: Kis 7:55 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Tempat Kediaman Allah
Allah Berdiam di Surga
Ula 4:36 Ula 4:39 Ula 26:15 1Sa 2:10...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Tempat Kediaman Allah
- Yesus Kristus
- Roh Kudus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Beribadah kepada Allah
- Contoh-contoh Beribadah
- Stefanus Beribadah kepada Allah
- Gereja
- Masalah-masalah Yang Dihadapi Gereja
- Masalah dalam Gereja yang Muncul dari Orang Tidak Percaya
- Kematian Sahid Orang Percaya
- Eskatologi
- Surga
- Lukisan Surga
TFTWMS -> Kis 7:54-60
TFTWMS: Kis 7:54-60 - Iman Yang Layak Untuk Dibayar Dengan Nyawa IMAN YANG LAYAK UNTUK DIBAYAR DENGAN NYAWA (Kis 7:54-60)
Tidak ada kesadaran yang muncul. Ayat 54 mencatat, "Ketika anggota-anggota Mahkamah Aga...
IMAN YANG LAYAK UNTUK DIBAYAR DENGAN NYAWA (Kis 7:54-60)
Tidak ada kesadaran yang muncul. Ayat 54 mencatat, "Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka ...." Ungkapan "sangat tertusuk" adalah sama seperti yang terdapat di 5:33, sewaktu Mahkamah Agama bersiap untuk membunuh para rasul sebelum Gamaliel turun tangan. Secara harfiah artinya "hati mereka digergaji" dengan sebilah gergaji. Daripada bertobat dari dosa-dosanya, mereka itu malahan "sangat marah" (NIV) "Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi" (ay. 54b).
Dalam kemarahan itu, mereka mengatupkan rahang mereka begitu kerasnya sehingga gigi-gigi mereka saling menggeretak.32(Karena ungkapan "menggertakkan gigi" pada umumnya dipakai dalam hubungannya dengan penghukuman di neraka, Lukas boleh jadi sedang menyarankan bahwa Mahkamah Agama itu bereaksi seperti orang-orang yang diperuntukkan masuk ke dalam nyala api yang kekal!33)
Ini kali tidak ada Gamaliel yang angkat bicara untuk mendinginkan kebencian mereka yang berapi-api. 34 Begitu Stefanus memandangi orang banyak yang marah itu, ia pasti telah mengetahui bahwa kematian sudah dekat. Saat itu adalah saat yang penting baik di bumi maupun di sorga—dan Allah memberi Stefanus sebuah penglihatan khusus untuk menguatkan dia.35Wajah-wajah sangar yang penuh dengan kemarahan hilang dari penglihatan Stefanus; sebaliknya, sebuah wajah indah penuh dengan kasih memenuhi penglihatan Stefanus.
"Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah" (7:55). Waktu Yesus kembali ke sorga, Ia duduk di sebelah kanan Allah (Markus 16:19; lihat juga Mazmur 110:1, 4; Ibrani 1:13; 8:1, 2). Bagaimanapun, sekarang Ia berdiri untuk memberi hormat kepada orang yang rela mati untuk imannya.36 Stefanus berkata, "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia37berdiri di sebelah kanan Allah" (7:56).
Sewaktu pengadilan Yesus, Imam Besar pernah bertanya, "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah" (Markus 14:61-63)! Jika Yesus telah disalahkan atas penghujatan yang mengaku Ia akan duduk di sebelah kanan Allah, maka Stefanus disalahkan atas penghujatan yang mengatakan bahwa Yesus sudah duduk di sebelah kanan Allah!38
Pengakuan Stefanus bahwa ia melihat Yesus merupakan pukulan terakhir (the last straw)!39"Dengan meninggikan suara mereka" (NIV), para anggota Mahkamah Agama yang terhormat yang mengenakan jubah pengadilan itu "menutup telinga mereka" dengan tangan mereka untuk membungkam perkataan Stefanus yang membuat naik darah dan "serentak menyerbu dia" (7:57). Secara kasar ini dapat diumpamakan dengan hakim-hakim bermartabat pada Pengadilan Tinggi Jakarta 40melompat dari kursi mereka, menarik senjata otomatis dari balik jubah hitam mereka, dan menembak roboh terdakwa di hadapan mereka! Adegan seperti itu akan sulit dipercaya jika bukan seorang terilham yang telah mengatakannya bahwa peristiwa itu benar terjadi! Apa yang terjadi selanjutnya adalah tidak legal baik berdasarkan hukum Romawi41maupun hukum Yahudi.42 Kemungkinan begitulah yang akan menimpa para rasul jika saja Gamaliel tidak menenangkan Mahkamah Agama. "Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya" (7:58a). Tidak mampu membungkam Stefanus, mereka memfitnah dia. Tidak mampu menjawab Stefanus, mereka membunuh dia. Cara kefasikan menghadapi kebenaran selalu begitu.
Bagaimanapun, beberapa bentuk legalitas telah dipertahankan dalam cara kerja mereka. Stefanus telah dituduh melakukan penghujatan, dan hukuman bagi penghujatan adalah rajam batu (Imamat 24:10-23; Ulangan 13:6-11). Oleh sebab itu mereka merajam dia. Tradisi Yahudi43mengatakan bahwa hukuman mati tidak boleh dilaksanakan di dalam kota, oleh sebab itu mereka menyeret dia ke luar kota Yerusalem (perhatikan 1 Raja-raja 21:13). Mereka yang menjadi saksi atas kejahatan terhukum harus menjadi orang yang pertama kali melontarkan batu (Ulangan 17:7; perhatikan Yohanes 8:7). Demikianlah kita baca, "Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka" (7:58b) supaya tangan mereka bebas melontarkan batu.
Mereka meletakkan jubah mereka "di depan kaki seorang muda44yang bernama Saulus" (7:59c). Inilah kali pertama kita membaca tentang Saulus (belakangan dikenal sebagai Paulus), sebelumnya sudah kita terangkan bahwa ada kemungkinan ia ikut terlibat mendebat Stefanus dalam sinagoga Helenistik. Tidak diragukan lagi ia hadir dalam Mahkamah Agama untuk mengadili Stefanus 45dan kemungkinan ada di antara mereka yang menerjang Stefanus seperti binatang buas. Dalam 8:1 kita baca bahwa "Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh." Belakangan, dalam doa, Paulus berkata, "Dan ketika darah Stefanus, saksi-Mu itu, ditumpahkan, aku ada di situ dan menyetujui perbuatan itu dan aku menjaga pakaian mereka yang membunuhnya" (22:20).
Mengapakah para saksi itu mempercayakan jubah-jubah mereka kepada Saulus dan bukan kepada orang lain? Mungkin ini menunjukkan bahwa Saulus adalah yang memimpin hukuman mati tersebut;46atau mungkin semata-mata hanya kebetulan saja. Kita tidak tahu pasti mengapa para saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki Saulus, namun kita dapat menduga mengapa Lukas berbagi dengan kita rincian peristiwa itu: untuk menunjukkan bagaimana Saulus ikut terlibat dan mengapa setiap rincian peristiwa itu tetap hidup tak terhapuskan di dalam pikirannya (22:20; band. 1Timotius 1:13).
Dirajam batu adalah cara mati yang sangat mengerikan. Jika Mahkamah Agama itu menyeret Stefanus ke tempat resmi perajaman, maka mereka itu mencampakkan dia dari bukit, melempari dia dengan batu bulat kasar untuk meremukkan dia, dan menghujani dia dengan batu-batu besar sampai nyawanya meninggalkan tubuhnya yang hancur dan rusak. 47Oleh karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan segerombolan orang, maka mereka mungkin hanya mengelilingi dia dan mulai melemparkan batu sambil mengutuki dia.
Di tengah-tengah setiap angin topan pasti ada "celah" dimana semuanya tetap tenang. Meskipun dikelilingi oleh kebencian yang menggelora, Stefanus tetap tenang. Saat-saat terakhirnya tercatat dalam 7:59, 60:
Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."48Sambil berlutut49ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.50
Bagaimanakah Stefanus dapat mati dengan sebuah doa di bibirnya untuk para pembunuhnya? Ia telah mereguk semangat Dia yang berdoa di kayu salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34), dan yang kemudian mempercayakan jiwa-Nya kepada Allah: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Lukas 23:46).51
Saulus tidak pernah dapat menghapus peristiwa itu dari pikirannya. Belakangan Augustinus mengatakan, "Gereja berhutang kepada pemberitaan Paulus hingga doa Stefanus."52 Bagaimanapun, untuk sesaat, karena digarangkan oleh darah Stefanus, Saulus lalu menjadi seekor binatang liar 53yang ditugaskan untuk menghancurkan gereja. Segera setelah kisah kematian Stefanus, kita baca:
Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem ... Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara (8:1b, 3).
Stefanus memang orang Kristen yang pertama mati sahid, tetapi ia bukanlah yang terakhir.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diada...
Catatan Akhir:
- 1 Kita tidak diberitahu mujizat-mujizat dan tanda-tanda apakah yang Stefanus telah adakan. Kita duga jenisnya sama dengan yang diadakan oleh para rasul; penyembuhan penyakit dan pengusiran setan. Kelihatannya ia juga dikarunia kemampuan bicara lewat ilham (lihat keterangan pada 6:10).
- 2 Lewis Foster, notes on Acts, The Niv Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House 1985), 1654.
- 3 "Penuh karunia" dapat berarti Stefanus adalah orang yang ramah, sehingga mendapat dukungan (keramahan) dari orang-orang, atau karunia Allah ada dalam dirinya dalam suatu cara yang khusus. Ia adalah orang yang ramah (7:2); dari awalnya mungkin ia sudah mendapat dukungan orang banyak; namun dalam terang urut-urutan peristiwa; terjemahan NIV kemungkinan benar ketika menerjemahkan bagian ayat ini sebagai "seorang pria yang penuh dengan karunia dan kuasa Allah." (Huruf miring oleh saya.)
- 4 Setiap orang dari kita perlu mencari tahu bentuk pelayanan khususnya masing-masing- yaitu tugas khusus dalam gereja Tuhan yang secara khusus telah Allah patutkan untuk kita. Jika setiap anggota bersedia melaksanakan hal ini, maka itu akan mengubah dengan cepat pekerjaan Tuhan! Namun begitu, jikalau kita lakukan, kita tidak boleh pernah memakai hal ini sebagai alasan untuk tidak mengerjakan hal lainnya lagi dalam kerajaan Allah. Kita semua juga diberi perintah yang bersifat umum yang harus kita taati, terlepas dari apakah "karunia-karunia khusus" yang kita miliki sejalan dengan perintah itu atau tidak. Sebagai contoh, kita akan mencatat bahwa dalam 8:1-4, setiap orang Kristen mulai menyebarluaskan Firman. Saya yakin tidak semua dari mereka memiliki karunia khusus penginjilan.
- 5 Pengajaran secara pribadi dilakukan dalam rumah tangga (2:46).
- 6 Lihat ‘‘Sinagoga" dalam Daftar Kata.
- 7 Seorang penulis kuno mengatakan bahwa Yerusalem mempunyai 480 sinagoga. Kisah 6:9 menunjukkan bahwa banyak sinagoga dibuka untuk menampung orang-orang yang berlatar belakang budaya yang berbeda, dan untuk menjadi tempat dimana orang-orang akan merasa sangat nyaman di dalamnya. Dalam ayat 9, para pakar menemukan lima sinagoga, masing-masing untuk setiap kelompok yang disebutkan. Adalah mungkin bahwa Stefanus mengunjungi lebih dari satu sinagoga Helenistik untuk menceritakan kisah tentang Yesus. Oleh karena baik teks aslinya maupun teks Inggrisnya memakai kata tunggal "sinagoga," maka pelajaran ini hanya akan mengacu kepada satu sinagoga.
- 8 KJV menulis "Libertini," yang makna aslinya adalah mereka yang telah menerima kebebasan, namun sekarang mengacu kepada mereka yang berprilaku tanpa pengekangan moral. Oleh sebab itu terjemahan yang lebih disukai adalah "Orang Merdeka."
- 9 Jika bukan mereka mungkin orang tua mereka pernah menjadi budak. Dalam jumlah yang amat besar orang-orang Yahudi pernah ditawan oleh Jendral Pompey dari Roma dan kemudian dibebaskan di Roma. Dalam tahun-tahun berikutnya budak-budak Yahudi yang lainnya ikut dibebaskan pula.
- 10 Simon dari Kirene telah memanggul salib Yesus (Lukas 23:26).
- 11 Oleh karena lokasi-lokasi ini saling sangat berjauhan dan (agaknya) memiliki sedikit persamaan, beberapa orang menekankan bahwa paling tidak ada dua sinagoga yang dibahas di sini: yang satu untuk mereka yang di sebelah selatan laut Tengah dan satu lagi untuk mereka yang di sebelah utara laut Tengah. Namun begitu, jika semuanya adalah Orang Merdeka, maka mereka memiliki sesuatu yang sama.
- 12 Lihat keterangan pada 6:1.
- 13 Orang-orang dari Kirene membawa Injil ke Antiokhia (11:20). Apolos berasal dari Alexandria (18:24); belakangan orang-orang Yahudi dari Asia bertanggung jawab atas penahanan Paulus (21:27; 24:18, 19). (Mungkinkah mereka itu adalah orang-orang yang telah dikecewakan oleh Stefanus?).
- 14 Beberapa orang berspekulasi bahwa kemungkinan Saulus diundang oleh para pemimpin sinagoga untuk menghadapi Stefanus. Namun sepertinya Saulus berada di situ sebagai akibat wajar kedatangannya dari Kilikia.
- 15 Di awal gereja mula-mula, Allah mengungkapkan kehendak-Nya sedikit demi sedikit (atau banyak)-sebanyak yang diperlukan. Simaklah penglihatan yang diberikan kepada Petrus di Kisah 10. Namun begitu, Allah akhirnya menyelesaikan wahyu-Nya (Judas 3). Sekarang ini kita tidak lagi memiliki pewahyuan progresif.
- 16 Simaklah bahwa tuduhan terhadap Stefanus ada hubungannya dengan ucapannya yang menentang Musa dan Allah, dan yang menentang Bait Allah dan Taurat (6:11, 13, 14). Tuduhan itu adalah bohong, namun agar kebohongan itu menjadi efektif mereka perlu unsur kebenaran. Kebohongan-kebohongan ini-plus pembelaan Stefanus dalam pasal 7-memberi kita beberapa indikasi bahwa apa yang Stefanus khotbahkan adalah sangat tidak populer.
- 17 Sebagai tambahan terhadap pemberitaan Stefanus, fakta beberapa imam telah mentaati iman itu (6:7) mungkin telah ikut menambah situasi menjadi mudah meledak.
- 18 Naskah yang tertua semuanya menggunakan huruf besar atau huruf kecil . Jadi kita tidak tahu apakah yang dimaksud adalah rohnya Stefanus (lihat KJV) atau Roh Kudus. Namun begitu konteksnya kelihatan mendukung gagasan bahwa Stefanus memperoleh kemenangan ini bukan karena kecemerlangan mentalnya, tetapi melalui pertolongan Allah. Itulah sebabnya NASB dan hampir semua terjemahan moderen lainnya memakai "r" huruf besar pada kata "Roh."
- 19 Sudah tentu pada zaman Stefanus Perjanjian Lama belum dibagi ke dalam pasal-pasal dan ayat-ayat. Ungkapan "pasal dan ayat" maksudnya hanyalah bahwa Stefanus mendukung argumentasinya dengan Kitab Suci.
- 20 Kebencian Paulus terhadap orang Kristen tidak terbentuk dalam satu malam. Khotbah Stefanus dan juga pertahanan Stefanus yang tidak dapat dijawab mungkin telah menjadi batuk pijakan bagi kebencian Saulus yang hampir menggila terhadap nama Yesus.
- 21 Saya tidak percaya Saulus ikut ambil bagian dalam saksi-saksi yang disuap ini (22:3; 23:1).
- 22 "Penghujatan" dipakai dalam arti "bicara melawan." Lihat "Penghujatan" dalam Daftar Kata.
- 23 Kebanyakan ahli Taurat adalah orang-orang Farisi. (Lihat "Ahli Taurat" dalam Daftar Kata. Lihat juga "Farisi" dalam Daftar Kata dalam seri pelajaran ini.) Sampai saat ini, orang-orang Saduki telah memimpin penganiayaan terhadap umat Kristen sebab para rasul mengajarkan tentang kebangkitan, sesuatu yang tidak dipercaya oleh orang-orang Saduki namun yang dipercaya oleh orang-orang Farisi. Namun begitu, tuduhan sekarang adalah bahwa Stefanus telah menghujat Musa, Taurat, dan tradisi Yahudi-dan di sinilah orang-orang Farisi mulai ikut terlibat!
- 24 Meskipun secara politik kelompok Saduki sangat kuat, namun pengaruh mereka terhadap orang banyak di lapangan adalah sedikit.
- 25 Yesus telah melihat bagaimana cepatnya suasana hati orang banyak dapat berubah; dari "Hosana" pada hari Minggu ke "Salibkan Dia!" pada hari Jumat. Dalam kasus Stefanus, selain adanya reaksi keagamaan terhadap tuduhan bahwa Stefanus telah menghujat Allah dan Musa, kemungkinan ada juga reaksi praktisnya: Perekonomian Yerusalem didasarkan pada kenyataan bahwa bait Allah ada di situ (yang membawa jutaan orang ke kota tersebut setiap tahun)-dan Stefanus dituduh menghujat Bait Allah! (Untuk melihat reaksi serupa mengenai kuil penyembah berhala, perhatikan 19:23-41).
- 26 "Menyeret" tidak berarti mereka harus menggeret, menendang dan berkelahi, ke ruangan Mahkamah Agama (lihat komentar pada 5:26). Kata Yunani yang diterjemahkan "seret" semata-mata menunjukkan sifat dari suatu perbuatan yang tiba-tiba. NIV mengungkapkan gagasan tersebut: "mereka menangkap Stefanus."
- 27 Stefanus digambarkan berdiri sendirian, artinya ini adalah sidang tertutup dan tidak seorang pun, termasuk para rasul, diizinkan masuk.
- 28 Orang-orang Yahudi mempunyai hukum tidak tertulis yang mereka percaya diberikan secara lisan oleh Musa dan yang telah diteruskan dari satu generasi ke generasi lainnya. Jadi mereka percaya bahwa tradisi/kebiasaan sama mengikatnya seperti Taurat itu sendiri. Dengan jelas, Yesus tidak menganggap hukum tak tertulis itu sebagai berasal dari Allah. Ia mengajarkan bahwa Taurat berisi pelbagai perintah dari Allah, sedangkan tradisi/kebiasaan tidak terilham adalah perintah buatan manusia.
- 29 Yesus sedang mengacukan penghancuran Yerusalem oleh bangsa Romawi pada 70 M. Ajaran Yesus yang lain juga disalahartikan sewaktu Ia mengacukan tubuh-Nya sendiri sebagai "Bait Allah ini" (lihat Yohanes 2:18-22; Markus 14:58; 15:29).
- 30 Keberatan utama atas rupa Stefanus yang mujizatiah adalah bahwa Mahkamah Agama itu tidak bereaksi sebagaimana halnya mereka telah melihat sebuah mujizat. Bagaimanapun, pelbagai mujizat lainnya tidak menimbulkan iman di dalam hati para anggota Mahkamah Agama yang mengeras itu (4:16).
- 31 Imam Besar pada waktu itu jika tidak Hannas maka Kayafas. Karena yang menjadi Imam Besar adalah juga mengetuai Sanhedrin, maka saya duga Kayafas adalah Imam Besarnya.
- 32 KJV menulis "they gnashed on him with their teeth," yang dapat mengesankan bahwa mereka berusaha menggigit Stefanus! "At him (padanya)" lebih disukai daripada "on him (atasnya)." Dalam Alkitab, menggertakkan gigi umumnya menunjukkan kemarahan (Ayub 16:9; Mazmur 35:16) atau keputusasaan (Lukas 13:28). Sekarang, hal itu dikenali sebagai sebuah tanda tekanan batin.
- 33 Matius 8:12; 13:42, 50; 24:51; 25:30; Lukas 13:28. Oleh karena kata Yunani yang diterjemahkan "menggertak" dapat pula diterjemahkan "menggigit," Lukas mungkin juga telah membandingkan Mahkamah Agama ini dengan kumpulan anjing liar!
- 34 Apakah pada waktu itu Gamaliel tidak hadir? Apakah ia semata-mata memilih tidak menentang Mahkamah Agama untuk kedua kalinya? Sangat sulit untuk percaya bahwa Gamaliel merestui perbuatan yang dilakukan pada hari yang buruk itu.
- 35 Kadangkala Allah juga memberi Paulus penglihatan seperti itu (lihat 18:9, 10; 23:11; 27:23, 24). Tidak diragukan lagi bahwa Lukas menceritakan penglihatan ini untuk menguatkan mereka yang belakangan nanti akan juga menyerahkan nyawa mereka bagi iman mereka.
- 36 Biasanya untuk menghormati seseorang kita bangkit berdiri. Beberapa saran telah dikemukakan mengenai mengapa Yesus digambarkan sedang berdiri bukannya duduk. Ia berdiri siap untuk menerima kedatangan Stefanus dengan tangan terbuka; Ia berdiri siap untuk menjadi pembela Stefanus dan mengakui dia di hadapan Allah; Ia berdiri siap untuk datang dalam pengadilan pembunuhan Stefanus; dll. Apapun alasannya, kebanyakan penafsir menduga ada makna khusus dalam kenyataan Yesus digambarkan sedang berdiri.
- 37 Ini adalah sebuah ungkapan kemesiasan (Daniel 7:13, 14) yang sering Yesus gunakan untuk mengacukan diri-Nya sendiri.
- 38 Sudah tentu, baik Yesus maupun Stefanus tidak bersalah atas penghujatan itu, sebab yang mereka ucapkan adalah kebenaran.
- 39 "The last straw" atau ("final straw"-jerami terakhir) adalah sebuah ungkapan yang mengacu kepada " jerami [terakhir] yang [akhirnya] mematahkan punggung unta [yang sudah dibebani dengan tumpukan jerami yang banyak sekali]."
- 40 Bagi yang tinggal di tempat lain dapat menggantinya dengan pengadilan tinggi setempat.
- 41 Para pakar bergelut dengan persoalan "bagaimana cara Mahkamah Agama itu lepas dari masalah ini" karena penguasa Romawi telah mengambil hak Mahkamah Agama untuk melaksanakan hukuman mati (kecuali dalam hal pemcemaran Bait Allah). (1) Mereka mungkin tidak dapat "lepas tanggung jawab dari masalah ini"; Lukas tidak memberitahu kita reaksi penguasa Romawi. (2) Mungkin saja, karena melibatkan Bait Allah, mereka meyakinkan para pejabat Romawi bahwa Stefanus telah "mencemarkan Bait Allah." (3) Mungkin para pejabat Romawi tidak dapat memahami apa yang terjadi (Gubernur Romawi tinggal di Kaisarea kecuali pada hari-hari perayaan). (4) Para pejabat Romawi mungkin telah tahu apa yang terjadi namun memutuskan untuk tidak memperhatikan hal itu. Roh Kudus menganggap masalah ini tidak penting untuk kita ketahui.
- 42 Kita tidak mempunyai petunjuk adanya pembahasan yang layak, pemungutan suara, atau sebuah keputusan yang telah dikaji. Perbuatan itu adalah perbuatan segerombolan orang.
- 43 Tradisi Yahudi yang tidak terilham ini belakangan disusun ke dalam Talmud, yang bisa juga disebut "Tafsir Taurat Yahudi."
- 44 "Anak Muda" menunjukkan bahwa usia Saulus di bawah empat puluh tahun. Pada waktu itu kemungkinan usianya antara tiga puluh sampai empat puluh tahun.
- 45 Banyak perdebatan telah timbul mengenai apakah Saulus seorang anggota Mahkamah Agama. Lihat pembahasan tentang perubahan hidup Saulus dalam khotbah di edisi berikutnya.
- 46 Karena perkataan "di depan kaki" sering mengandung makna kepatuhan (lihat catatan 4:35, 37; 5:2) dan karena Saulus dengan segeranya menjadi penghasut penganiayaan umat Kristen yang bermula "pada waktu" Stefanus dibunuh (8:1), Jadi Saulus dapat menjadi orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Saulus tidak pernah mengaku hanya sebagai penonton sewaktu orang-orang Kristen sedang dibunuh (26:10).
- 47 Petunjuk yang terperinci mengenai cara melaksanakan perajaman diberikan kepada generasi setelahnya. Tidak diketahui apakah garis pedoman itu dipakai atau tidak pada waktu Stefanus dibunuh. Fakta bahwa Stefanus mampu untuk berlutut (ay. 60) mengarahkan saya untuk percaya bahwa perajaman tersebut kurang resmi.
- 48 Ini adalah sebagain kecil dalam Kitab Suci dimana doa ditujukan kepada Yesus. Ini memperlihatkan bahwa doa yang ditujukan kepada Yesus tidaklah salah (beberapa pujian yang kita gunakan ditujukan secara langsung kepada Yesus), namun karena kita memiliki sedikit contoh doa yang ditujukan kepada Yesus, maka doa ini harus menjadi sebuah pengecualian daripada sebuah peraturan. Peraturannya adalah doa harus ditujukan kepada Allah melalui Yesus (1Timotius 2:5; Yohanes 16:23, 24).
- 49 Teks aslinya secara harfiah mengatakan "Dan meletakkan lutut [nya]," yang memperlihatkan perbuatan yang disengaja. Jadi, versi KJV lebih disukai: "Dan ia berlutut." "Jatuh pada lututnya" akan mengesankan bahwa sampai pada saat itu Stefanus sedang berdiri dan kemudian ia jatuh pada lututnya. Bagaimanapun, ia mungkin sudah dalam posisi rebah di tanah dan kemudian berusaha bangkit dengan lututnya. Namun demikian, kelihatannya ia sengaja mengambil posisi berlutut untuk mendoakan orang-orang yang menyiksanya.
- 50 Yesus pernah berkata tentang kematian sebagai tidur (Yohanes 11:11), dan para penulis Perjanjian Baru mengambil ungkapan tersebut (1 Tesalonika 4:13). Ini mengacu kepada tubuh, bukan roh, dan menekankan bahwa kematian bukanlah kesudahan, karena akan ada kebangkitan tubuh (1 Korintus 15). Kata Inggris "cemetery" (kuburan) secara harfiah berarti "tempat untuk tidur."
- 51 Doa Stefanus berbeda dengan doa pesuruh di Perjanjian Lama yang dirajam untuk kesetiaannya. Pesuruh itu berdoa, "Semoga TUHAN melihatnya dan menuntut balas!" (2 Tawarikh 24:22).
- 52 Pernyataan ini dikutip oleh banyak penulis. Sudah tentu kita tidak akan pernah tahu pengaruh sepenuhnya kematian Stefanus terhadap Saulus, namun belakangan Yesus berkata bahwa adalah sulit bagi Saulus untuk "menendang ke galah rangsang" (26:14), ini menunjukkan bahwa Yesus telah memakai banyak cara untuk "mengarahkan" Saulus dan adalah sangat sakit baginya untuk mengabaikan cara-cara itu. Kenangan menyakitkan tentang Stefanus kemungkinan adalah salah satunya. Fakta bahwa lukas menekankan kehadiran Saulus menyarankan bahwa hal itu memang benar begitu.
- 53 Lihat komentar pada "penjarahan" (8:3).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi