
Teks -- Kisah Para Rasul 4:33 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 4:33
Full Life: Kis 4:33 - DENGAN KUASA YANG BESAR.
Nas : Kis 4:33
"Kuasa yang besar" merupakan ciri khas dari khotbah dan kesaksian
rasuli (bd. Kis 1:8) karena tiga alasan:
1) Kesaksian rasuli ...
Nas : Kis 4:33
"Kuasa yang besar" merupakan ciri khas dari khotbah dan kesaksian rasuli (bd. Kis 1:8) karena tiga alasan:
- 1) Kesaksian rasuli berlandaskan Firman Allah (ayat Kis 4:29) serta
keyakinan bahwa Firman itu diberikan dengan pengilhaman Roh Kudus
(lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).
- 2) Para rasul sadar bahwa mereka diutus dan ditugaskan oleh Yesus Kristus sendiri, yaitu Tuhan yang bangkit.
- 3) Roh Kudus, melalui para rasul (ayat Kis 4:31), menimbulkan
keinsafan besar di kalangan mereka yang mendengarkan Injil tentang dosa
pribadi, kebenaran Kristus, dan penghakiman Allah
(lihat cat. --> Yoh 16:8).
[atau ref. Yoh 16:8]
Jerusalem: Kis 4:32-35 - -- Sebuah ringkasan yang serupa dengan yang tercantum dalam Kis 2:42-47. Pokok utama di sini ialah: semua harta benda menjadi milik bersama. Demikian dis...
Sebuah ringkasan yang serupa dengan yang tercantum dalam Kis 2:42-47. Pokok utama di sini ialah: semua harta benda menjadi milik bersama. Demikian disiapkan dua contoh yang hendak diceritakan, yakni Barnabas dan Ananias dan Safira, Lukas suka menekankan bahwa orang sungguh-sungguh meninggalkan harta miliknya. Ini ciri khas agama Lukas, bdk Luk 12:33+.

Jerusalem: Kis 4:33 - kuasa yang besar Kuasa itu menyatakan diri dalam mujizat. Bdk Kis 2:22; 3:12; 4:7; 6:8; 8:13; 10:38; 1Te 1:5; 1Ko 2:4-5
Kuasa itu menyatakan diri dalam mujizat. Bdk Kis 2:22; 3:12; 4:7; 6:8; 8:13; 10:38; 1Te 1:5; 1Ko 2:4-5

Jerusalem: Kis 4:33 - hidup dalam kasih karunia Apa yang dimaksudkan kiranya bukan kasih karunia Allah, tetapi kasih karunia/kerelaan dari pihak rakyat: bdk Kis 2:47; 4:21; 5:13.
Apa yang dimaksudkan kiranya bukan kasih karunia Allah, tetapi kasih karunia/kerelaan dari pihak rakyat: bdk Kis 2:47; 4:21; 5:13.
Ref. Silang FULL -> Kis 4:33
Ref. Silang FULL: Kis 4:33 - memberi kesaksian // tentang kebangkitan // kasih karunia · memberi kesaksian: Luk 24:48; Luk 24:48
· tentang kebangkitan: Kis 1:22
· kasih karunia: Rom 3:24; Rom 3:24

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 4:32-37
Matthew Henry: Kis 4:32-37 - Kesejahteraan Gereja; Kebebasan Murid-murid Kesejahteraan Gereja; Kebebasan Murid-murid ( Kis 4:32-37)
Di dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran umum yang sangat indah mengenai semangat...
Kesejahteraan Gereja; Kebebasan Murid-murid ( Kis 4:32-37)
- Di dalam ayat-ayat ini kita mendapati gambaran umum yang sangat indah mengenai semangat dan keadaan jemaat mula-mula yang masih sangat bersahaja ini. Inilah conspectus sæculi – suatu gambaran suatu masa kanak-kanak tanpa dosa.
- I. Para murid itu saling mengasihi dengan sungguh. Tengoklah betapa menyenangkan melihat kumpulan orang yang telah percaya itu sehati dan sejiwa (ay. Kis 4:32), dan di antara mereka tidak terdapat perselisihan ataupun perpecahan. Amatilah di sini,
- 1. Terdapat banyak orang yang percaya, bahkan di Yerusalem, tempat pengaruh jahat para imam kepala terasa paling kuat. Dalam sehari saja terdapat tiga ribu jiwa yang bertobat, dan pada hari lain lima ribu orang, dan selain itu, tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka semua dibaptis dan membuat pengakuan iman. Karena Roh yang sama, yang memberi para rasul itu keberanian untuk memberitakan iman kepada Kristus, juga memberi mereka keberanian untuk mengakuinya. Perhatikanlah, pertumbuhan gereja merupakan kemuliaan bagi jemaat dan banyaknya orang yang percaya menggambarkan sifatnya. Sekarang gereja bersinar, dan terangnya telah datang ketika jiwa-jiwa datang berbondong-bondong seperti awan ke dalam pelukannya, bagaikan burung merpati ke pintu kandangnya (Yes. 60:1, 8).
- 2. Mereka sehati dan sejiwa. Walaupun jumlah mereka banyak, sangat banyak, dari berbagai usia, tabiat, dan kedudukan dalam dunia, mereka yang sebelum percaya boleh jadi sama sekali tidak saling kenal, saat berjumpa di dalam Kristus, mereka langsung akrab seakan-akan sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Sebelum bertobat, mereka mungkin berasal dari berbagai golongan di antara orang Yahudi, atau berselisih paham tentang kepentingan warga negara. Namun, sekarang semua hal itu telah dilupakan serta diabaikan. Mereka bersepakat di dalam iman kepada Kristus dan karena menggabungkan diri kepada TUHAN, mereka juga saling menggabungkan diri dalam kasih yang kudus. Inilah buah berkat yang dihasilkan dari perintah Kristus menjelang kematian-Nya, supaya mereka saling mengasihi, dan hasil dari doa-Nya untuk mereka sebelum Ia mati, supaya mereka menjadi satu. Kita mempunyai alasan untuk berpikir bahwa mereka terbagi menjadi beberapa jemaat atau perhimpunan ibadah, sesuai tempat tinggal mereka, di bawah pimpinan gembala masing-masing. Meskipun demikian, hal ini tidak menimbulkan iri hati atau perasaan tidak enak, sebab mereka sehati dan sejiwa. Mereka mengasihi jemaat-jemaat lain sama seperti mereka mengasihi jemaat sendiri. Seperti itulah keadaannya waktu itu, dan kita tidak perlu kehilangan harapan bisa melihat keadaan semacam itu lagi, sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas.
- II. Para pelayan Tuhan itu pun melanjutkan pekerjaan mereka dengan penuh semangat dan keberhasilan (ay. Kis 4:33), Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Pengajaran yang mereka beritakan adalah tentang kebangkitan Kristus, yang merupakan suatu kenyataan yang tidak saja berperan untuk meneguhkan kebenaran agama suci Kristus, tetapi karena dijelaskan dan digambarkan dengan kesimpulan yang tepat, juga meringkaskan semua kewajiban, hak istimewa, dan penghiburan orang-orang Kristen. Kebangkitan Kristus, apabila dipahami dan dimanfaatkan dengan tepat, akan membawa kita masuk ke dalam rahasia-rahasia agung agama ini. Yang dimaksudkan dengan kuasa besar yang digunakan para rasul untuk membuktikan kebenaran kebangkitan itu adalah
- 1. Tenaga, semangat, dan keberanian luar biasa yang mereka miliki untuk memberitakan dan mengakui pengajaran ini di depan umum. Mereka tidak melakukannya dengan lemah lembut dan malu-malu, tetapi dengan semangat dan tekad kuat, seperti mereka yang sangat puas dengan kebenarannya, serta sangat ingin agar orang lain juga mengalaminya.
- 2. Mujizat-mujizat yang mereka adakan untuk meneguhkan pengajaran mereka. Dengan perbuatan penuh kuasa itu, mereka memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dan Allah sendiri yang berada di dalam diri mereka, turut bersaksi juga.
- III. Keindahan Tuhan Allah kita bersinar ke atas mereka dan seluruh tindakan mereka, Mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Bukan hanya para rasul, melainkan semua orang percaya, charis megalē – kasih karunia yang mengandung sesuatu yang agung di dalamnya (yang hebat dan sangat luar biasa) ada atas mereka semua.
- 1. Kristus mencurahkan anugerah bagi mereka semua dengan berlimpah-limpah, yang melayakkan mereka melakukan berbagai pelayanan yang besar, dengan cara memberi mereka kuasa besar. Anugerah itu datang bagi mereka dari tempat tinggi, dari atas.
- 2. Ada buah-buah yang menjadi bukti dari anugerah itu dalam semua yang mereka katakan dan lakukan, hingga mendatangkan kehormatan bagi mereka dan melayakkan mereka mendapat perkenanan Allah. Dengan begitu dalam pandangan-Nya, mereka itu sangat berharga.
- 3. Ada yang beranggapan bahwa ini mencakup perkenanan orang banyak terhadap mereka juga. Semua orang melihat keindahan dan keunggulan di dalam diri mereka, serta menghormati mereka.
- IV. Mereka sangat bermurah hati kepada orang miskin, dan mati terhadap dunia ini. Ini juga merupakan salah satu bukti luar biasa dari pekerjaan kasih karunia Allah di dalam diri mereka, seperti bukti-bukti lainnya, sehingga mendatangkan rasa hormat orang banyak kepada mereka.
- 1. Mereka tidak mementingkan harta benda, yang bahkan oleh anak-anak sekalipun digila-gilai dan dicemburui, dan dibangga-banggakan oleh orang duniawi, seperti Laban (Kej. 31:43), segala yang kaulihat di sini adalah milikku. Juga seperti Nabal (1Sam. 25:11), rotiku, air minumku. Orang-orang percaya ini begitu penuh dengan pengharapan mewarisi harta di dunia lain hingga kekayaan duniawi tidak ada artinya bagi mereka. Tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri (ay. Kis 4:32). Mereka memang tidak menyingkirkan harta benda, tetapi juga tidak terlalu merisaukannya. Mereka tidak menyebut apa yang mereka miliki itu sebagai kepunyaan sendiri dengan sikap angkuh dan kemegahan yang sia-sia, menyombongkannya, atau mengandalkannya. Mereka tidak menyebutnya sebagai milik sendiri, sebab mereka telah mencampakkan semuanya bagi Kristus dengan penuh rasa kasih sayang. Mereka senantiasa siap kehilangan semuanya demi ketaatan mereka kepada-Nya. Mereka tidak berkata bahwa semuanya itu adalah milik mereka, sebab kita memang tidak dapat menyebut apa pun selain dosa sendiri sebagai milik kita. Apa yang kita punyai di dunia ini lebih menjadi milik Allah daripada milik kita. Kita menerimanya dari Dia, harus menggunakannya bagi Dia, dan harus memberikan pertanggungjawaban atas kekayaan itu kepada-Nya. Tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, idion – miliknya seorang. Sebab setiap orang dari mereka suka memberi dan membagi, serta tidak ingin menghabiskan makanannya sendiri. Sebaliknya, apa yang masih dipunyainya bagi diri sendiri dan keluarganya juga boleh dinikmati oleh sesamanya yang miskin. Mereka yang memiliki harta tidak ingin menyimpannya untuk diri sendiri, tetapi bersedia berbagi dan bahkan mengekang diri supaya dapat membantu sesama mereka. Tidak mengherankan bahwa mereka sehati dan sejiwa, karena mereka begitu tidak terikat dengan kekayaan dunia ini. Sebab meum – kepunyaanku, dan tuum – kepunyaanmu, merupakan hal-hal yang dapat memicu pertarungan dan pertengkaran. Sikap manusia yang mempertahankan milik sendiri dan merebut lebih dari yang menjadi hak mereka, merupakan pemicu peperangan dan pertempuran.
- 2. Mereka melimpah dalam perbuatan amal, sehingga yang terjadi adalah segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Sebab (ay. Kis 4:34), tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka. Sebaliknya, semua yang mereka butuhkan telah diatur. Orang-orang yang tadinya disokong badan amal masyarakat, boleh jadi dikeluarkan dari keanggotaan ketika mereka menjadi orang Kristen. Oleh sebab itu sudah sepatutnya jemaat kemudian mengurus mereka. Sama seperti terdapat banyak orang miskin yang menerima Injil, demikian pula terdapat beberapa orang kaya yang mampu memelihara kesejahteraan mereka, dan anugerah Allah sajalah yang membuat orang-orang kaya itu bersedia melakukannya. Mereka yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan, sebab kelebihan yang mereka punyai itu telah mereka berikan kepada orang-orang yang hanya mampu mengumpulkan sedikit, supaya mereka ini tidak kekurangan (2Kor. 8:14-15). Injil telah membuat segala sesuatu menjadi kepunyaan bersama, bukan supaya orang miskin diperbolehkan merampok orang kaya, melainkan supaya orang kaya ditunjuk untuk membantu orang miskin.
- 3. Banyak dari antara mereka yang menjual tanah atau mengumpulkan dana untuk perbuatan amal, Semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu (ay. Kis 4:34). Menurut perhitungan Dr. Lightfoot, tahun terjadinya peristiwa ini adalah dalam tahun Yobel bangsa Yahudi, yakni tahun kelima puluh (tahun kedua puluh delapan sejak mereka menetap di Kanaan seribu empat ratus tahun sebelumnya). Jadi, karena apa yang terjual tahun itu dan tidak dapat terulang sampai tahun Yobel berikutnya, maka harga tanah pun meningkat. Karena itu penjualan tanah-tanah tadi menghasilkan lebih banyak uang lagi. Sekarang,
- (1) Diceritakan di sini tentang apa yang mereka lakukan dengan uang hasil penjualan itu. Mereka meletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Mereka meninggalkan uang itu untuk dipergunakan dengan sepatutnya menurut penilaian para rasul itu. Mungkin rasul-rasul itu juga menerima sebagian dari situ untuk penghidupan sehari-hari mereka, sebab jika tidak, dari mana lagi mereka memperolehnya? Amatilah, para rasul membiarkan uang itu diletakkan di depan kaki mereka sebagai tanda betapa mereka menolak kekayaan dunia dengan rasa jijik yang kudus. Bagi mereka, lebih baik uang itu diletakkan di kaki mereka daripada di tangan atau pangkuan mereka. Dengan meletakkannya di depan kaki, uang itu tidak ditimbun, tetapi dibagi-bagikan, oleh orang-orang yang tepat, kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Orang harus sangat hati-hati dalam membagi-bagikan amal,
- [1] Supaya diberikan kepada orang yang memerlukannya, misalnya mereka yang tidak mampu menghasilkan pendapatan cukup bagi diri sendiri, karena usia lanjut, masih terlampau kecil, mempunyai penyakit, cacat tubuh, cacat mental, kekurangan kepintaran atau pekerjaan, tiadanya dukungan, dan mengalami kehilangan, penindasan, atau biaya hidup yang tinggi. Orang-orang yang karena berbagai hal tadi atau karena hal lain benar-benar mempunyai kebutuhan mendesak, dan tidak memiliki sanak keluarga sendiri untuk membantu mereka, namun, di atas segalanya, orang-orang yang berkekurangan karena berbuat baik dan demi kesaksian yang diberikan suara hati, patut diurus, dipelihara, dengan menggunakan pemberian itu dengan bijaksana sehingga bermanfaat bagi mereka.
- [2] Supaya uang itu diberikan kepada setiap orang, untuk siapa pemberian itu dimaksudkan, sesuai dengan keperluannya, tanpa sikap memihak atau memberikan perhatian khusus kepada orang-orang tertentu. Hal ini merupakan aturan dalam membagi-bagikan amal dan juga dalam menjalankan keadilan, ut parium par sit ratio – supaya mereka yang berkekurangan dan layak menerimanya, mendapatkan bantuan, dan supaya pemberian amal itu disesuaikan dengan keperluannya, seperti yang tertulis tadi.
- (2) Di sini disebutkan nama orang tertentu yang dikenal karena kemurahan hatinya. Orang itu adalah Barnabas, yang di kemudian hari menjadi rekan sekerja Paulus. Amatilah,
- [1] Gambaran yang diberikan di sini mengenai dirinya (ay. Kis 4:36). Dulu, namanya adalah Yusuf. Ia berasal dari suku Lewi, sebab di antara orang-orang Yahudi yang tersebar-sebar terdapat orang-orang Lewi, yang boleh jadi memimpin di rumah ibadat mereka – beribadah, dan sesuai dengan kewajiban suku itu, menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani TUHAN. Dia lahir di Siprus, sangat jauh dari Yerusalem, karena meskipun orangtuanya orang Yahudi, mereka bertempat tinggal di sana. Disebutkan bahwa para rasul mengubah namanya setelah ia bergabung dengan mereka. Ada kemungkinan dia adalah salah seorang dari ketujuh puluh murid, dan sementara ia makin bertambah dalam karunia dan anugerah, menjadi semakin terkenal, dan dihormati oleh para rasul, yang sebagai tanda bahwa mereka menghargai dia, memberinya nama Barnabas, yang artinya anak nubuat (begitulah arti yang seharusnya), karena ia diberi karunia bernubuat yang luar biasa. Namun, orang-orang Yahudi yang mendukung Helenisme (menurut Grotius) menyebutnya paraklēsis yang pendoa, dan oleh sebab itu, di sini istilah itu (oleh beberapa orang) diterjemahkan dengan anak nasihat, yaitu orang yang memiliki kemampuan menyembuhkan dan memberikan dorongan. Kita bisa melihat contoh kemampuannya ini di pasal 11:22-24. Di sini kita membaca bahwa namanya berarti anak penghiburan, seseorang yang banyak berjalan dalam penghiburan Roh Kudus, yakni orang Kristen yang penuh keriangan. Hal ini semakin meluaskan hatinya untuk melakukan perbuatan amal bagi orang miskin. Atau, ini artinya ia seorang yang terkenal suka menghibur umat Tuhan dan menenteramkan hati nurani yang gelisah. Kemampuannya di bidang itu sungguh mengagumkan. Di antara para rasul terdapat dua orang yang disebut Boanerges – anak-anak guruh (Mrk. 3:17). Tetapi di sini terdapat seorang anak penghiburan di tengah mereka. Masing-masing memiliki karunianya sendiri. Janganlah yang seorang mencela yang lain, tetapi justru saling melengkapi. Biarlah yang seorang mencari lukanya, dan yang lainnya mengobati dan membebatnya.
- [2] Di sini dicatat perihal perbuatan amalnya dan juga kemurahan hatinya menyangkut dana bagi kepentingan umum. Hal ini terutama disebutkan karena kemasyhuran pelayanannya di kemudian hari di tengah jemaat Allah, terutama dalam hal memberitakan Injil kepada orang-orang bukan-Yahudi. Dan supaya hal ini tidak tampak seakan-akan timbul dari kedengkian terhadap bangsanya sendiri, di sini diceritakan tentang kebajikannya terhadap orang-orang Yahudi yang sudah bertobat. Atau, mungkin juga hal ini disebutkan sebagai teladan bagi orang lain. Ladang miliknya, entah itu berada di Siprus tempat ia dilahirkan, atau di Yudea, tempat ia sekarang tinggal, ataupun di tempat lain, tidaklah jelas, tetapi ia menjualnya tidak untuk membeli lagi di tempat lain guna mencari keuntungan. Sebaliknya, sebagai orang Lewi yang tahu bahwa ia memiliki Tuhan Allah orang Israel sebagai warisannya, ia membenci warisan duniawi dan tidak mau dibebani lagi dengannya. Karena itu, ia membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul, untuk diberikan bagi perbuatan amal. Demikianlah, sebagai orang yang telah ditentukan untuk menjadi pemberita Injil, ia melepaskan diri dari kekusutan urusan-urusan hidup ini, dan ia tidak menderita kerugian apa pun dengan meletakkan uang hasil penjualan tanah itu di depan kaki rasul-rasul, karena setelah itu ia akhirnya terhitung di antara rasul-rasul juga, sesuai dengan perkataan Roh Kudus, Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah kutentukan bagi mereka (13:2). Jadi, karena rasa hormat yang ditunjukkannya kepada rasul-rasul sebagai rasul, ia menerima pahala seorang rasul.
SH: Kis 4:32-37 - Saling melayani dan memberi (Selasa, 16 Juni 2009) Saling melayani dan memberi
Apa ciri khas jemaat pertama selain giat memberitakan Injil? Memiliki
persekutuan yang intim dan indah. Itu-lah yang ...
Saling melayani dan memberi
Apa ciri khas jemaat pertama selain giat memberitakan Injil? Memiliki
persekutuan yang intim dan indah. Itu-lah yang diperlihatkan
dalam perikop yang kita renungkan hari ini. Jemaat yang telah
diselamatkan oleh Kristus menunjukkan sifat Kristus mulai
terbentuk dalam hidup bergereja.
Saling melayani dan saling memberi adalah wujud yang terlihat dalam gereja perdana. Pertama-tama, mereka dikatakan sehati dan sejiwa bukan dalam bentuk abstrak, tetapi konkret. Sedemikian konkret sehingga setiap orang berkata bahwa kepunyaan sendiri adalah milik bersama (ayat 32). Dasarnya adalah oleh kuasa kebangkitan Kristus, mereka telah menerima kasih karunia yang berlimpah-limpah. Kedua, bukan hanya dalam tataran kata-kata, melainkan dalam tindakan nyata setiap anggota jemaat menyatakan kasih dengan harta mereka. Mereka yang diberkati membagikan hartanya kepada yang berkekurangan sehingga semua diberkati. Ketiga, jemaat Tuhan melayani dan memberi bukan dengan sembarangan atau semau sendiri. Mereka memercayakan hal itu kepada para rasul yang menjadi pemimpin gereja saat itu. Ini menunjukkan kedewasaan dalam memberi, bukan sekadar unjuk diri sebagai seorang yang murah hati.
Kini kita menyebut pelayanan kasih seperti itu dengan pelayanan diakonia. Pelayanan ini memerhatikan kebutuhan jasmani dengan kesadaran bahwa Tuhan menyelamatkan manusia secara utuh. Pelayanan ini dibutuhkan dalam kon-teks bergereja di Indonesia, terutama dalam masa krisis berkepanjangan yang melanda negara kita dan dialami oleh banyak orang. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengabaikan pelayanan kasih ini atas nama pelayanan rohani atau penga-baran Injil. Sebab semua pelayanan harus mendapatkan tem-pat secara proporsional dalam pelayanan gereja dan terutama harus terintegrasi dengan visi dan misi gereja. Sebagai jemaat, sudahkah Anda terlibat dalam pelayanan kasih ini? Sebagai majelis atau pelayan Tuhan, sudahkah Anda menjadikan pelayanan diakonia sebagai program yang teratur?

SH: Kis 4:32-37 - Mengasihi Tuhan, memberi kepada sesama. (Selasa, 17 Juni 2003) Mengasihi Tuhan, memberi kepada sesama.
Allah mengasihi kita, manusia berdosa, dan Ia menunjukkan kasih-
Nya kepada kita melalui pengurbanan-N...
Mengasihi Tuhan, memberi kepada sesama.
Allah mengasihi kita, manusia berdosa, dan Ia menunjukkan kasih-
Nya kepada kita melalui pengurbanan-Nya di kayu salib. Don
Richardson utusan Injil ke Papua berhasil mengadaptasi budaya
"anak perdamaian" masyarakat Papua untuk mengkomunikasikan
kebenaran ini. Don Richardson menyampaikan berita Injil bahwa
Tuhan telah memberikan putra tunggal-Nya Yesus Kristus kepada
manusia untuk mendamaikan manusia dengan diri-Nya. Pengurbanan
Allah yang besar merupakan wujud kasih-Nya kepada kita.
Orang Kristen mula-mula, seperti Barnabas, memiliki kasih yang besar kepada Tuhan dan sesamanya. Itu sebabnya mereka rela membagikan harta milik mereka tanpa pamrih. Tidak mudah untuk menganggap harta milik pribadi sebagai harta milik bersama karena bukankah lebih mudah jika harta bersama diperlakukan sebagai harta pribadi? Inilah sifat dosa yang tersisa dalam diri kita.
Tuhan berwawasan luas sekaligus pribadi. Ia mengasihi dan menjaga kita satu per satu, namun secara pribadi Ia berelasi dengan kita, seakan-akan di dunia ini tidak ada orang lain kecuali kita. Mata-Nya memandang semua umat manusia dan rencana keselamatan-Nya untuk semua, bukan hanya kita. Ia bekerja melalui kita untuk semua dan Ia menginginkan agar kita menjadi saluran berkat, bukan penampung berkat.
Tuhan menyenangi dan mengasihi anak-anak-Nya yang berhati luas; Ia tidak menyukai hati yang sempit. Hati yang luas adalah hati yang memandang kepada Tuhan, bukan manusia. Kadang kita tidak rela memberi sebab kita mengarahkan mata pada calon penerima; ingatlah bahwa penerima akhir pemberian kita adalah Tuhan sendiri.
Renungkan: Tuhan memberi, bukan sekadar menitipkan, namun Ia pun meminta kita untuk memberi, bukan sekadar menitipkan.

SH: Kis 4:32-37 - Gereja yang dipenuhi Roh Kudus (Minggu, 30 Mei 1999) Gereja yang dipenuhi Roh Kudus
Para rasul mengabaikan larangan Sanhedrin, dan mereka tetap
bersaksi dengan keberanian dan semangat (31, 33). ...
Gereja yang dipenuhi Roh Kudus
Para rasul mengabaikan larangan Sanhedrin, dan mereka tetap
bersaksi dengan keberanian dan semangat (31, 33). Kasih karunia
Allah yang melimpah-limpah menguatkan mereka untuk tetap
menyaksikan kebangkitan Yesus (33). Gereja mula-mula yang
dipenuhi Roh Kudus, nyata melalui perkataan dan perbuatan;
pelayanan dan kesaksian; kasih kepada sesama anggota dan kesaksian
bagi dunia luar. Apa yang digambarkan dalam perikop ini merupakan
kejadian kedua setelah kisah dalam pasal 2:42-47. Sumbernya sama
yaitu Roh Kudus yang memenuhi, menguasai dan menggerakkan. Hal ini
tampak pada keseimbangan kerja Roh Kudus di dalam gereja mula-mula.
Komunisme Kristen? Ada sebagian pihak yang menggunakan perikop ini untuk mendukung paham komunisme Kristen. Apakah memang demikian? Kita bisa melihat tiga pokok penting dari bagian ini. Pertama, adanya sikap yang radikal terhadap harta yang dimiliki oleh mereka. Semua harta mereka dianggap milik bersama (32b). Secara hukum dan fakta mereka masih memiliki barang mereka, namun mereka memutuskan untuk menganggap bahwa harta-harta mereka bisa dipakai oleh saudara-saudara lain yang membutuhkan. Kedua, sikap radikal mereka telah memimpin mereka pada tindakan pengorbanan untuk orang lain (34b-35). Ketiga, sikap radikal dan pengorbanan ini berdasarkan prinsip persamaan sehingga terjaminnya distribusi yang merata (35b). Ketiga pokok pikiran di atas memberikan penekanan tentang dua hal yaitu tidak seorang pun kehilangan hak atas harta yang mereka miliki (paham komunis) dan setiap Kristen lebih mementingkan kebutuhan saudara mereka daripada harta mereka (paham Kristen).
Barnabas sang teladan. Gereja terus bersatu dalam iman, kasih dan kesaksian yang luar biasa, sehingga dunia sekeliling dapat merasakannya. Barnabas adalah contoh seorang tokoh yang patut diteladani. Nilai-nilai yang sudah ditunjukkan oleh si anak penghiburan ini haruslah menjadi prinsip bagi gereja sekarang di dalam sikap mereka terhadap harta dan umat.
Utley -> Kis 4:32-35
Utley: Kis 4:32-35 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:32-3532 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa ...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:32-35
32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. 34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualannya itu mereka bawa 35 dan mereka letakkan di bawah kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Kis 4:32 "orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa" Semangat persatuan di antara orang percaya (lih. Kis 1:14) mencerminkan kesatuan Allah Tritunggal (lih. Ef 4:4-6). Kata-kata ini digunakan dalam Mr 12:30 untuk mencerminkan perintah pertama dalam Ul 6:4-5.
□ "segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama" Mereka berpikir dan bertindak seperti satu keluarga. Ini adalah usaha pertama gereja untuk membiayai pelayanan. Dilakukan secara sukarela dan timbal balik, bukan kewajiban. Motivasinya kasih dan perhatian, bukan pemerintah atau penyamarataan sosial.
Kis 4:33 "memberikan kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus" Ini adalah pusat kebenaran pemberitaan mereka(lih. 1Kor 15). Yesus hidup!
□ "mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah" Kita belajar dari surat-surat Paulus bahwa di lain waktu gereja ini sangat miskin (lih. Rom 15:03; Gal 2:10). Kasih karunia melimpah, seperti hidup berkelimpahan (lih. Yoh 10:10) tak ada hubungannya dengan hal-hal material. Perhatikan kelimpahan ini ada pada mereka semua, bukan hanya para pemimpin, para pemilik karunia tertentu, atau mereka dari tingkat sosial- ekonomi tertentu.
Kis 4:34 Gereja bertanggung jawab satu sama lain. Mereka yang empunya, bebas memberi bagi yang membutuhkan (lih. ayat Kis 4:35). Ini bukan komunisme, tetapi kasih dalam perbuatan.
Kis 4:35 "mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul" Ini adalah idiom budaya tentang memberi sesuatu kepada yang lain. Mereka meletakkan barang-barang dan uang mereka di kaki Rasul karena mereka telah meletakkan hidup mereka pada kaki Yesus.
□ "lalu dibagi-bagikan" ini merupakan IMPERFECT PASSIVE INDICATIVE, yang menunjukkan tindakan berkesinambungan di masa lampau.
□ "sesuai keperluannya" Ada komentar menarik dalam Klein, Blomberg, dan Hubbards Introduction to Biblical Interpretation, hal 451-453, bahwa manifesto Marx berisi dua kutipan dari Kisah para rasul:
- 1. "Dari masing-masing sesuai dengan kemampuannya" - Kis 11:29
- 2. "Untuk masing-masing menurut kebutuhannya"
Masalah hermeneutis adalah bahwa orang modern mencoba menggunakan Alkitab untuk mendukung sesuatu yang bukan menjadi tujuan atau maksud Alkitab itu sendiri. Alkitab tidak dapat menjelaskan kepada kita apa yang tidak pernah dimaksudkan penulis asli atau pendengar. Kita bisa menerapkan tulisannya dalam cara yang berbeda untuk situasi budaya dan eksistensial kita, tetapi dalam penerapan kita tidak boleh memisahkan hubungannya dengan makna yang dimaksudkan penulis asli. Setiap naskah alkitabiah hanya memiliki satu makna, tetapi banyak aplikasi atau signifikansi.
Topik Teologia -> Kis 4:33
Topik Teologia: Kis 4:33 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Gereja
Roh Pelayanan di dalam Gereja
Roh dan Pelayanan
Roh Menyediakan Kuasa Melayani
...
- Roh Kudus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Bapa
- Pemeliharaan Allah bagi Kehidupan yang Suci
- Allah Memberkati Orang Benar
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Memberitakan Injil Melalui Kata dan Perbuatan
- Isi Pemberitaan
- Kematian dan Kebangkitan Kristus
- Gereja
- Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
TFTWMS -> Kis 4:32-37
TFTWMS: Kis 4:32-37 - Langit Cerah LANGIT CERAH (Kis 4:32-37)
Setelah badai penindasan berlalu, untuk sejenak gereja diberkati dengan langit cerah dan angin sepoi-sepoi. Dalam 4:32-37,...
LANGIT CERAH (Kis 4:32-37)
Setelah badai penindasan berlalu, untuk sejenak gereja diberkati dengan langit cerah dan angin sepoi-sepoi. Dalam 4:32-37, Lukas meneruskan kisah tentang kasih, loyalitas, dan kerelaan menyumbang yang berawal di 2:43-47. Dalam bayang-bayang salib, Yesus berdoa agar orang-orang yang percaya kepada Dia melalui pemberitaan para rasul menjadi satu (Yohanes 17:20, 21). Doa itu telah terjawab pada hari-hari permulaan gereja:6"Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa"7 (ay. 32a). Kata yang diterjemahkan "kumpulan orang" secara harfiah artinya "orang banyak." 8Mereka itu sepertinya mungkin terlihat banyak, namun sebenarnya mereka itu satu. Kesatuan mereka itu disebabkan oleh ikatan yang sama dalam Kristus!
Kesatuan mereka itu menelurkan kerelaan untuk berkorban:
... dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu [mereka]9dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya (ay. 32b-35).
Allah telah menjanjikan Israel, "maka tidak akan ada orang miskin di antaramu," tetapi ada satu syarat: "asal saja engkau ... melakukan dengan setia segenap perintah" (Ulangan 15:4, 5). Tetapi Israel gagal memenuhi syarat itu, jadi bangsa itu tidak jadi menerima janji tersebut. Paling tidak, dalam Israel rohani, umat Allah didedikasikan untuk melakukan kehendak-Nya. Jadi kita membaca perkataan yang menakjubkan ini "tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka"!10Kondisi ideal ini sudah menjadi tujuan masyarakat yang tidak terbilang banyaknya selama bertahun-tahun. Dimana timbul kemiskinan, orang dunia semuanya berkata, "Apa yang kita perlukan adalah program-program pemerintah yang lebih banyak lagi." Namun Lukas akan menyarankan, "Apa yang kita perlukan adalah semangat Kristus yang lebih banyak lagi!"
Situasi ini memungkinkan sebab "tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri." Setelah seorang anak dilahirkan, salah satu kosa kata pertama yang ia pelajari adalah "milikku";11setelah anak-anak ini dilahirkan kembali, salah satu kosa kata pertama yang mereka lupakan adalah "milikku." Mereka menganggap harta benda mereka sebagai "milik kita"—harta bersama milik mereka dan saudara-saudara seiman. Bagaimanapun, yang lebih penting lagi adalah mereka menganggap harta benda mereka sebagai "milik-Nya": Mereka mengakui bahwa semua yang mereka miliki adalah kepunyaan Allah 12dan mereka semata-mata hanyalah pelayan Allah. Jika Allah membutuhkan beberapa atau semua kepunyaan mereka untuk memberi makan anak-anak-Nya, mereka tidak akan keberatan.
Ini tidak berarti setiap orang Kristen dengan segeranya menjual semua yang ia miliki dan meletakkannya di dalam perbendaharaan umum. 13Sebaliknya, beberapa orang menjual apa yang mereka miliki sesuai keperluan untuk membantu saudara dan saudari seiman mereka. NIV menulis " dari waktu ke waktu mereka yang memiliki tanah dan rumah menjualnya ...." (Huruf miring oleh saya.) Kita tidak tahu prosedur tepatnya.14Mungkin ketika dana mulai berkurang, kebutuhan diumumkan dan mereka yang dapat membantu lalu membawa kepunyaan mereka. Atau mungkin dalam rapat-rapat mereka, pelbagai kebutuhan khusus diumumkan. Lalu mereka yang hadir dengan sukarela membawa apa yang mereka miliki sampai para petugas itu akhirnya berkata, "Untuk sekarang sudah cukup!"15
Apapun prosedurnya, mereka "menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul." 16Pada awalnya rasul-rasul itu tampaknya bertanggung jawab atas pendistribusian kepada orang-orang miskin. (Belakangan tugas itu menjadi beban, dan mereka harus mencari bantuan, sebagaimana terlihat di 6:1-4).
Orang Kristen melakukan hal itu bukan karena undang-undang kerasulan (5:4), melainkan sebagai pertumbuhan wajar dari kasih dan kepedulian mereka terhadap satu sama lainnya! Kemurahan hati mereka bersifat spontan. Saya tidak tahu apakah Anda pernah punya kesempatan melihat sikap seperti ini terjadi di dalam gereja Tuhan. Saya pernah. Karena saya selalu menetap di dalam "sebuah negara yang banyak memberi bantuan kepada orang miskin" dengan memajak setiap orang untuk menolong orang miskin, maka saya belum pernah melihat respon seperti itu dilakukan untuk kebajikan yang bersifat lokal.17 Bagaimanapun, saya pernah melihat para anggota gereja dengan sukacita dan sukarela menjual kepunyaan mereka untuk menolong jemaat lokal—dan khususnya untuk mengirim injil ke dunia yang tersesat dan sekarat!
Menyatu dengan kisah berbagi ini adalah ayat 33: "Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah." Sepintas lalu, ayat ini sepertinya tidak pada tempatnya; ayat ini sepertinya lebih baik ditempatkan setelah ayat 31. Bagaimanapun, setelah dipertimbangkan, ayat ini ditempatkan di situ untuk memberitahukan akibat dari kasih dan kerelaan menyumbang yang diperlihatkan oleh gereja. Berita yang dihayati memberi kuasa kepada berita yang diberitakan. Kata yang diterjemahkan "kasih karunia" kemungkinan mengacu kepada kebaikan hati umat itu18sebagaimana dilakukan di 2:47. NEB menulis "Mereka sangat dihormati." Orang-orang non-Kristen begitu terkesan dengan cara umat Kristen memperlakukan saudara seiman mereka sehingga orang-orang non-Kristen itu mengambil sikap untuk memberikan perhatian yang lebih cermat lagi terhadap pemberitaan rasul-rasul itu. Tidak ada yang dapat membantu pemberitaan injil selain orang Kristen yang bersikap seperti Kristus; tidak ada yang dapat melukai pemberitaan injil selain orang Kristen yang tidak bersikap seperti Dia!
Setelah secara umum memberitahukan tentang kerelaan menyumbang umat Kristen, Lukas lalu memberikan sebuah contoh khusus:
Demikian pula dengan Yusuf,19yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.20Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya21itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul22(ay. 36, 37).
Ini merupakan perkenalan pertama kita dengan Barnabas, orang besar yang "punya sifat rendah hati" dalam Kitab Kisah. Nama Barnabas paling tidak disebut sebanyak dua puluh lima kali di dalam Kitab Kisah dan lima kali lagi di surat-surat kiriman.
Lukas menjelaskan makna kata "Barnabas" kepada para pembacanya yang non-Yahudi. "Bar" artinya "anak dari."23"Barnabas" artinya "Anak Penghiburan"24(atau "Anak Pelipur" 25atau "Anak Nyaman"26atau "Anak Pendorong" 27). Yusuf disebut Barnabas kemungkinan karena ia mempunyai kemampuan luar biasa dalam pemberitaan secara praktis, dalam mendorong gereja untuk menjadi yang seharusnya. Kita mempunyai satu contoh dimana ia melakukan jenis pemberitaan itu (11:23, 24). Bagaimanapun, kita lebih sering melihat dia menasihati dan menguatkan orang per orang. Saya menduga rasul-rasul itu menjuluki dia Barnabas sebab mereka melihat dia sebagai orang yang selalu mendorong dan memberi semangat orang banyak. Apapun alasan ia dijuluki begitu, yang pasti adalah: Gereja zaman kini membutuhkan "Anak-anak Pendorong" yang lebih banyak lagi!
Mengapa Lukas memilih contoh kemurahan hati yang khusus ini? Mungkin ia sekedar memakai contoh ini sebagai kesempatan untuk memperkenalkan seorang laki-laki yang akan menjadi tokoh terkemuka dalam kitab Kisah. Pada sisi lainnya, mungkin ada sesuatu tentang karunia Barnabas yang unik. Lukas menegaskan bahwa ia adalah seorang Lewi. Sewaktu tanah itu pada awalnya dibagi-bagikan kepada suku-suku di tanah Palestina, suku Lewi tidak menerima pembagian itu, kecuali beberapa kota yang memiliki padang rumput (nafkah mereka harus diambil dari Bait Allah).28Sebagai seorang Lewi, Barnabas mungkin sulit memperoleh sebidang tanah baginya29—yang mana kemungkinan akan lebih sulit lagi baginya untuk memberikan tanah itu. Apapun alasan Lukas yang menyinggung Barnabas secara khusus, karunia dia dalam hal kasih memang berbeda sekali dengan yang berikut ini.30
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) AWAS! DI DEPAN ADA BATU YANG TAK TERLIHAT! (Kis 4:32-5:14)
Di dalam suratnya, Yudas memakai banyak metafora penuh warna bagi guru-guru palsu. Satu ya...
AWAS! DI DEPAN ADA BATU YANG TAK TERLIHAT! (Kis 4:32-5:14)
Di dalam suratnya, Yudas memakai banyak metafora penuh warna bagi guru-guru palsu. Satu yang menarik perhatian saya beberapa tahun yang lalu adalah: "Mereka inilah noda [ASV: batu yang tak terlihat] dalam perjamuan kasihmu"1(ay. 12; huruf miring oleh saya). Saya tahu "perjamuan kasih" merupakan istilah yang dipakai untuk persekutuan makan-makan yang dimiliki umat Kristen mula-mula2dan saya menduga "batu yang tak terlihat" itu mengacu kepada batu dalam makanan. Oleh karena saya pernah menemukan beberapa batu dalam mangkuk buncis3dan pernah juga menggigit sedikit tulang dalam hamburger, maka saya merasa ilustrasi tersebut luar biasa cocoknya. Kejutan yang tidak diharapkan memang dapat membuat makanan yang paling lezat menjadi tidak enak—dan guru-guru palsu dapat menghancurkan persekutuan yang kita miliki dalam Kristus!
Penafsiran saya atas "batu yang tak terlihat" adalah gamblang—namun salah. Jika saya tidak dibesarkan di Oklahoma yang dikurung daratan, makna perkataan itu pasti akan sudah menjadi lebih jelas lagi. Akhirnya, saya mengetahui bahwa "batu yang tak terlihat" itu mengacu kepada batu karang yang berada di bawah permukaan laut, batu terpendam yang menjadi ancaman serius bagi navigasi. NASB menggunakan kata "batu karang yang tak terlihat." Dalam pelayaran Paulus ke Roma, "batu yang tak terlihat" telah menimbulkan bencana ke atas kapal yang ia tumpangi (27:41). Selama berabad-abad, jumlah kapal yang menggelepar-gelepar di atas batu yang tak terlihat sudah tidak terhitung lagi.
Ketika saya mengkaji bagian akhir Kisah 4 dan permulaan Kisah 5, bayangan Yudas 12 melintas dalam pikiran saya. Dalam pasal 1 sampai 3, gereja menikmati pelayaran yang cerah.5Dalam pasal 4, badai penganiayaan yang pertama muncul, namun saudara-saudara itu mampu melewati angin badai tersebut. Bagaimanapun, dalam pasal 5 terdapat batu yang tak terlihat yang kokoh menghadang di hadapan—sebuah batu terpendam yang mampu menghancurkan gereja!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 4:32-5:14)
Pelajaran bagi kita dari 4:32-5:14 banyak sekali: Allah mau kita tidak egois. Allah mau kita bersatu. Allah mau kita mendu...
KESIMPULAN (KIS 4:32-5:14)
Pelajaran bagi kita dari 4:32-5:14 banyak sekali: Allah mau kita tidak egois. Allah mau kita bersatu. Allah mau kita mendukung penginjilan dengan nyawa kita. Allah mau kita menghormati para pemimpin gereja. Allah mau kita menghormati Dia. Allah mau kita mengetahui bahwa kita tidak dapat menipu Dia, sebab Ia mengetahui dan melihat segalanya. Kita juga menemukan pelajaran ini bahwa meskipun kita adalah orang Kristen, namun dosa dapat menjatuhkan kita;95kita perlu selalu berjaga-jaga (1Korintus 10:12).
Bagaimanapun, salah satu pelajaran yang lebih menghenyakkan kita adalah bahwa alasan kita untuk melakukan sesuatu adalah sama pentingnya dengan apa yang kita lakukan. Apa yang Ananias dan Safira rencanakan untuk lakukan pada dasarnya memang baik: Mereka berniat memberi sumbangan yang berarti bagi gereja. Namun begitu, alasan mereka melakukan hal itu melenyapkan nilai pemberian mereka itu. Mereka melakukannya untuk menerima pujian manusia—jadi mereka berdusta untuk membuat pemberian mereka itu bahkan kelihatan lebih besar dari apa adanya.
Alasan-alasan apakah yang saya miliki untuk melayani Tuhan? Bagaimana dengan alasan Anda? Apakah saya melayani Tuhan karena saya telah berjanji kepada Dia, karena memang itulah yang benar? Atau apakah saya melayani Dia untuk memperoleh apa yang saya inginkan, "untuk dilihat manusia"?
Jika pengujian yang jujur mengungkapkan bahwa kita masih memerlukan operasi hati secara besar-besaran oleh Tabib Agung itu, sekaranglah waktunya untuk membereskan masalah itu. Allah mungkin tidak lagi memukul mati kita seperti yang Ia pernah perbuat terhadap Ananias dan Safira, namun kematian masih dapat menimpa kita sama mendadaknya seperti yang menimpa dua orang munafik itu—dan bila kematian datang, maka akan sudah sangat terlambat untuk bersiap menjumpai Pencipta kita. Pahatlah perkataan ini dalam hati Anda: "Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup" (Ibrani 10:31) jika seseorang tidak bersiap diri!
CATATAN KHOTBAH
Rick Atchley menyajikan sebuah pelajaran tentang Kisah 4:32-37 yang disebut "Memberi dan Menerima." Setengah dari pelajaran itu mengupas tentang perlunya orang Kristen untuk bukan saja menjadi pemberi yang baik hati, tetapi juga belajar bagaimana menjadi penerima yang baik hati. Pelajaran itu mencatat bahwa, tampaknya, para anggota di Yerusalem saling terbuka satu sama lainnya, mengakui kebutuhan hidup mereka. Tidak seorang pun dari kita mau mengambil keuntungan dari saudara dan saudari dalam Kristus, dan tidak seorang pun mau membebani gereja; kita juga tidak boleh membiarkan kesombongan mencegah kita untuk mengakui kebutuhan kita dan biarkanlah orang lain menolong kita apabila mereka mau menolong dengan niat tulus.
Satu cara menarik untuk memberitakan seluruh isi Kitab Kisah adalah dengan memberitakan dalam bentuk pelajaran berserial tentang tokoh-tokoh utamanya. Barnabas adalah tokoh yang mengagumkan. Dengan satu pengecualian (Galatia 2:13), ia selalu dipandang sebagai seorang tokoh teladan dan tetap saja mendorong seseorang (terlepas apakah Anda menganggap dia atau Paulus yang benar dalam 15:36-39, Barnabas tetap konsisten dengan namanya, "Anak Penghiburan"). Inilah beberap nas yang mungkin Anda mau gunakan: Kisah 9:26-28; 11:22, 24-26, 30; 12:25; 14:4, 14; 15:2, 5, 12, 36-41; 1Korintus 9:6; Galatia 2:1, 9, 13; Kolose 4:10.
Sebuah pelajaran yang hebat dapat dikembangkan dari kisah Ananias dan Safira dengan judul "Belajar Menghadapi Dosa Dengan Serius!" (bagian lain dari teks itu dapat secara ringkas ditulis sebagai kata pengantar dan kesimpulan). Satu cara untuk mencapainya adalah dengan menyejajarkan kisah Akhan (Yoshua 7) dengan kisah Ananias dan Safira (Kisah 5). Jika Anda melakukannya, Anda mungkin mau mengetengahkan Yakobus 1:14, 15, yang menyejajarkan apa yang menimpa Akhan. Jika Anda memiliki selera dramatis, Anda bisa memberi judul pelajaran itu "Maut Masuk Gereja!" Saya pernah melihat orang jatuh pingsan terkena serangan jantung dalam ibadah; pengkhotbah mati di atas mimbar ketika sedang berkhotbah; namun (sejauh yang saya tahu) saya belum pernah melihat seseorang dipukul mati oleh Allah—dan saya berharap jangan sampai pernah melihatnya!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 "Perjamuan kasih" adalah terjemahan dari agapais, bentuk jamak dari agape, merupakan kata khusus Perjanjian Baru untuk &...
Catatan Akhir:
- 1 "Perjamuan kasih" adalah terjemahan dari agapais, bentuk jamak dari agape, merupakan kata khusus Perjanjian Baru untuk "kasih." Meskipun secara harfiah agapais artinya "kasih" (kata benda), namun dunia telah mengacukan kata itu kepada persekutuan makan-makan yang dimiliki umat Kristen mula-mula (bahkan pada masa kini banyak orang menyebut persekutuan makan-makan ini "persekutuan").
- 2 Kisah 2:46. Kebanyakan penulis menganggap makanan yang digambarkan dalam 1Korintus 11 merupakan penyalahgunaan perjamuan kasih, karena orang-orang Korintus itu mencampur-adukkan perjamuan kasih dengan Perjamuan Tuhan dan membuat kedua perjamuan itu menjadi keributan mabuk-mabukan.
- 3 Selagi kecil saya sering ditugaskan untuk "menyingkirkan" kacang buncis yang berbintik-bintik sebelum dimasak, dan kadang kala saya tidak begitu teliti!
- 4 Jika Anda tinggal dekat laut, Anda bisa saja menambahkan satu atau dua ilustrasi yang dikenal baik oleh para pendengar Anda.
- 5 Jika Anda senang bermain kata-kata, Anda dapat melihat bagaimana akhiran "an" dikaitkan dengan ajaran Kristen: Persekutuan, Pertemanan, Peribadatan, Pimpinan, Pelayanan, dll. 6Sayangnya, kesatuan yang menyifatkan murid-murid mula-mula ini tidak berkelanjutan (1 Korintus 1:10-13).
- 7 Kisah 2:46 mengatakan bahwa mereka "sehati." Semua ungkapan ini menunjukkan bahwa kesatuan mereka bukanlah sekedar luarnya saja, tetapi bersumber dari hati yang paling dalam. Kita mungkin harus mencatat bahwa pernyataan Lukas adalah bersifat umum yang menyifatkan jemaat itu secara keseluruhan. Kita tahu ada dua orang yang pikirannya tidak sejalan dengan orang Kristen lainnya (Ananias dan Safira, pasal 5).
- 8 Kata "konggregasi atau jemaat" adalah terjemahan dari kata plethos. Kebanyakan terjemahan (KJV, NKJV, ASV) menulis "orang banyak." RSV menulis "rombongan orang." NASB menerjemahkan plethos sebagai konggregasi kemungkinan karena kata itu memiliki "kandungan pengertian khusus ... masyarakat agamis (di antara orang-orang Yahudi dan Kristen)" (F.F. Bruce, The Book of the Acts, The New International Commentary on the New Testament, rev. ed. [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988], 100).
- 9 Kata "mereka" mengacu kepada uang hasil penjualan.
- 10 Di Yerusalem, hal ini tidak selalu benar (Roma 15:26), tetapi memang pernah benar untuk beberapa waktu.
- 11 Untuk memulai perdebatan dengan cucu perempuan saya yang berumur dua tahun, yang perlu saya lakukan hanyalah mengatakan bahwa sesuatu itu milikku: "sepatuku" atau apa saja. Ia akan kelihatan sengit, menepuk dada, lalu berkata, "Sepatuku!"
- 12 Lihat catatan tentang Kisah 2:44, 45 dalam seri pelajaran ini.
- 13 Dalam Kisah 12 Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus, masih memiliki rumahnya sendiri di Yerusalem dan memiliki banyak hamba (ay. 12, 13).
- 14 Tata cara sebenarnya dianggap kurang penting bagi tujuan Lukas yang ingin menceritakan sifat gotong royong umat Kristen mula-mula.
- 15 Ini serupa dengan prosedur kerelaan hati yang digunakan untuk membangun Kemah Suci (band. Keluaran 36:5-7).
- 16 Ini merupakan salah satu dari sedikit petunjuk dalam Perjanjian Baru mengenai "perbendaharaan gereja" umum.
- 17 Saya telah melihat gereja yang mengurusi banyak anggotanya yang kurang mampu, namun hal ini umumnya dilakukan dengan menggunakan dana sumbangan rutin, bukan dengan melakukan jenis pengorbanan seperti yang digambarkan dalam Kisah 2 dan 4.
- 18 "Kasih karunia" berasal dari charis, yang dapat mengacu kepada kebaikan hati Allah atau kebaikan hati manusia (dalam Lukas 2:52 kata itu digunakan dalam kedua pengertian itu). Kebanyakan penerjemah tampaknya menganggap Lukas sedang mengacu kepada kebaikan hati Allah. Bagaimanapun, dalam pikiran saya, banyaknya persamaan antara bagian akhir Kisah 2 dengan bagian akhir Kisah 4 menyondongkan kata itu untuk mengacu kepada kebaikan hati manusia.
- 19 KJV menulis "Joses," yang merupakan kata Yunani untuk kata Ibrani "Yusuf." KJV biasanya memberikan nama-nama Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, yang memang tepat namun membingungkan. Kebanyakan terjemahan memakai kata-kata ejaan Perjanjian Lama untuk tidak membingungkan pembaca.
- 20 Barnabas dilahirkan di pulau kecil Siprus, yang terletak di bagian timur laut Laut Tengah (lihat peta). Bangsa Yahudi dipencarkan oleh penganiayaan dan kebutuhan ekonomi.
- 21 Implikasinya adalah bahwa ia membawa semua uang hasil penjualan- berbeda dengan kisah selanjutnya.
- 22 Di depan "kaki" rasul-rasul merupakan sebuah tema yang terus ada di sepanjang cerita: Barnabas dan Ananias meletakkan uang mereka di depan kaki rasul-rasul (4:37; 5:2); Safira mati di depan kaki Petrus (5:10). "Di depan kaki" menunjukkan bukan saja tempat, tetapi juga ketundukkan (para pelajar duduk "di depan kaki" guru mereka). 23"Anak dari" adalah ungkapan Ibrani yang artinya "ambil bagian dalam sifat." 24 NKJV, RSV, NASB. Para ahli bahasa menemui masalah sebab "Anak Penghiburan" bukanlah terjemahan yang tepat untuk "Barnabas," namun Lukas mengatakan bahwa arti nama itu memang begitu.
- 25 KJV.
- 26 The New Testament in Basic English.
- 27 ASV, NEB. Kata Yunani yang diterjemahkan "penghiburan" dapat bermakna "pelipur," "nyaman," atau "dorongan." Semua kata-kata itu memiliki kaitan.
- 28 Bilangan 18:20, 21, 24; 35:1-8; Yoshua 21:41.
- 29 Para penafsir bergumul mengenai apakah seorang Lewi boleh memiliki tanahnya sendiri, namun Yeremia yang berasal dari suku imamat memiliki tanah (Yeremia 1:1; 32:6-15).
- 30 Setiap barang yang bagus pasti ada tiruannya.
- 31 Ungkapan ini disadur dari Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 1 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 423.
- 32 Kata "tetapi" secara umum membedakan perbuatan Ananias dan Safira dengan apa yang para anggota jemaat lainnya telah perbuat dan secara khusus dengan apa yang Barnabas telah perbuat.
- 33 Ayat 3 memberitahu kita bahwa apa yang mereka telah jual adalah sebidang tanah.
- 34 "Hypocrite" merupakan transliterasi satu kata gabungan Yunani yang secara harfiah artinya "orang yang menjawab atau merespon dari balik [topeng]." Kata "dari balik" mengacu kepada kebiasaan wajah aktor yang ditutupi oleh sebuah topeng.
- 35 Victor Loyd, rekan sesama pengkhotbah, menduga bahwa mereka mungkin mengharapkan keberuntungan secara materi dari transaksi mereka itu: Dengan berpura-pura telah menjual semua milik mereka, mereka mungkin berharap untuk dimasukkan ke dalam "daftar kebajikan," supaya dapat menerima bantuan gereja.
- 36 "Who Said?" Page-a-Day Calendar (New York: Workman Publishing Co., 1994), December 22.
- 37 Wiersbe, 421.
- 38 Jimmy Allen menyatakan bahwa cerita bohong itu hanya dapat berhasil jika Ananias membawa uang yang jumlahnya mendekati nilai tanah itu, jadi sumbangan itu mungkin besar sekali (Jimmy Allen, Survey of Acts, vol. 1 [Searcy, Ark.: By the Author, 1986], 58).
- 39 Mereka mungkin berada di dalam apartemen dalam Bait Allah di sekitar pelataran umum di Serambi Salomo (5:12). Dimanapun lokasinya, yang jelas ada pintunya (ay. 9).
- 40 Kita tidak tahu apakah Petrus memiliki karunia rohani yang memampukan dia secara pribadi mengetahui isi hati Ananias, atau apakah Roh Kudus benar-benar berbicara melalui dia untuk menyingkap dosa Ananias.
- 41 Iblis artinya "musuh" dan kata ini dipakai dalam Perjanjian Baru sebagai nama setan.
- 42 Kadang kala, seseorang berkata (kadang kala dengan sedikit bergurau), "Iblislah yang menyuruh aku!" Harap dimengerti bahwa pada masa kini setan tidak lagi dapat menyuruh kita melakukan sesuatu yang tidak mau kita lakukan!
- 43 Saya memang merasa prihatin ketika saya menjumpai orang Kristen "menyenangi" ramalan bintang, Feng Sui, atau bentuk-bentuk okultisme lainnya. Menjauhlah sejauh mungkin dari setan dan aneka sarananya!
- 44 Ellipsis adalah suatu gaya bahasa dimana sesuatu dipahami tanpa diungkapkan oleh kata-kata.
- 45 Simaklah bahwa di ayat 3 Petrus mengatakan bahwa Ananias mendustai Roh Kudus, dan dalam ayat 4, Petrus mengatakan ia mendustai Allah. Gereja mula-mula mengerti bahwa Roh Kudus adalah Allah yang hadir di tengah-tengah mereka.
- 46 Beberapa orang berpendapat bahwa selama sebuah perbuatan tidak melukai orang lain, maka perbuatan itu dibolehkan. Apakah kita melukai orang lain atau tidak, jika Allah telah berkata jangan melakukan hal itu, maka kita akan melukai Dia jika melanggarnya.
- 47 Ini merupakan kumpulan ungkapan emosi keras dari para penafsir zaman dahulu dan sekarang.
- 48 Setiap orang faham bahwa yang bertanggung jawab atas kematian Ananias dan Safira adalah Allah, bukan Petrus; jika tidak maka tuduhan pembunuhan akan ditimpakan ke atas Petrus (J.W. McGarvey, New Commentary on Acts of Apostles, vol. 1 [Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.], 86).
- 49 Terjemahan KJV adalah "menyerahkan nyawa [yaitu roh] )."
- 50 Ketika Perjanjian Baru berbicara tentang "menyerahkan nyawa" (ungkapan KJV), kata Yunaninya biasanya memiliki beberapa kata yang berbicara tentang "penyerahan roh."
- 51 Hal ini meningkatkan juga tingkat penghormatan mereka kepada para rasul! (Ini mungkin menjadi bagian dari makna Kisah 5:13.)
- 52 Mereka yang menuduh Petrus dan/atau Allah bersikap tidak adil, menganggap Ananias tidak punya kesempatan untuk bertobat sebelum ia dipukul mati. Karena kelihatannya kita memiliki kisah peristiwa yang telah diringkas (sebagaimana kebiasaanLukas), maka kita tidak mengetahui semua hal yang sudah dikatakan atau diberlakukan. Jika Ananias tidak menerima kesempatan untuk bertobat, kita bisa menganggap bahwa Allah, karena mengetahui isi hatinya, tahu apakah ia bisa bertobat atau tidak (Ibrani 6:4-6). "Allah tahu bagaimana menjalankan dunia-Nya dengan lebih baik daripada yang kita ketahui tentang cara mengecam" (Anthony Lee Ash, The Acts of the Apostles, Part 1, The Living Word Commentary [Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1979], 84).
- 53 Allah dapat menggunakan pelbagai sarana "alam" jika Ia inginkan. Jika Allah menggunakan cacing untuk membunuh Herodes, maka Ia dapat menggunakan "serangan jantung" untuk menghukum Ananias dan Safira.
- 54 Kelihatannya, operasi menyeluruh diperlukan untuk melenyapkan penyakit dosa dari Israel. (Dalam operasi menyeluruh, yang diangkat bukan hanya daerah penyakit yang terdiagnosa, tetapi juga jaringan di sekitar tumor-untuk meyakinkan bahwa seluruh kanker itu telah diangkat.)
- 55 Kita tidak tahu siapakah orang-orang muda itu. Bagaimanapun, kehadiran mereka itu menunjukkan bahwa apa yang terjadi tidaklah dalam sebuah pertemuan pribadi dengan para rasul; paling tidak, ini terjadi "di muka umum." Penekanan pada kata "muda" mengingatkan kita bahwa ada berbagai tugas yang dapat dilakukan dengan lebih baik oleh orang muda daripada oleh orang tua (di antaranya, mengangkat beban berat dan menggali tanah). Allah punya sesuatu bagi setiap tingkatan umur manusia.
- 56 Secara harfiah artinya "membungkus dia." Kata "membungkus dia" bisa menunjukkan adanya persiapan penguburan yang tergesa-gesa, mungkin membungkus jasad itu dengan kain kafan (seperti yang ditunjukkan oleh KJV). Atau itu hanya sekedar mengacu kepada praktik pembungkusan jasad sebelum diusung-sebagaimana kita membungkus jasad dengan sehelai kain atau meletakkannya ke dalam kurung-batang atau peti mati sebelum mengusungnya. Tujuan pembungkusan itu mungkin merupakan upaya untuk merahasiakan masalah itu-sehingga orang lain tidak akan tahu apa yang telah terjadi sampai setelah Petrus menghadapi Safira.
- 57 Pada masa itu upacara yang dikaitkan dengan penguburan adalah lebih banyak dibandingkan dengan yang biasa diadakan di banyak tempat pada masa kini.
- 58 Harun, ayah Nadab dan Abihu, tidak dibolehkan untuk meratapi atau menghadiri pemakaman mereka!
- 59 Senario lain bisa saja terjadi. Rencananya mungkin adalah bahwa Ananias datang lebih dahulu untuk menerima gelombang pujian dan Safira menyusul belakangan untuk menerima pujian yang masih tersisa. Bagaimanapun, urut-urutan yang diberikan tampaknya lebih memungkinkan.
- 60 Sulit untuk dibayangkan bahwa perkataan itu tidak akan sampai ke telinga Safira jika larangan tidak dikeluarkan.
- 61 Dari manapun Anda melihatnya, peristiwa ini memang menakjubkan. Karena mengetahui manusia itu senang menggosip, dengan bercanda saya katakan kepada murid-murid kelas saya, "Ini merupakan mujizat terakbar dalam Kitab Kisah!" Para pengkritik Alkitab menamai bagian kisah ini "mustahil," namun saya mempercayai kesaksian orang yang hidup pada saat itu daripada spekulasi mereka yang hidup dua ribu tahun setelahnya! Mereka yang hadir akhirnya dibolehkan berbicara tentang apa yang mereka telah lihat, sebab ayat 5 berkata tentang "semua orang yang mendengar hal itu."
- 62 Jika Petrus mengeluarkan sebuah larangan seperti itu, sudah tentu motivasinya adalah untuk kebaikan. Kasih menuntut kita untuk membuat konstruksi terbaik bagi perbuatannya (1Korintus 13:7). Mengatakan bahwa "Petrus menjebak dia" adalah tidak patut bagi Petrus dan juga bagi mereka yang mengatakannya.
- 63 Perkataan "kata Petrus kepadanya" membuat kita tahu bahwa Lukas sekali lagi sedang memberikan sebuah Kisah yang diringkas oleh Roh-hanya memberitahu kita apa yang perlu kita ketahui dan tidak lebih dari itu.
- 64 Penekanan pada partisipasi Safira ditambah perkataan "tanah itu kamu jual" telah menyebabkan beberapa orang berspekulasi bahwa tanah yang dijual itu adalah kepunyaan Safira bukan Ananias.
- 65 Kita harus mengerti bahwa harga yang Petrus sebutkan adalah sama dengan harga yang Ananias akui telah ia terima dari penjualan tanah itu. Beberapa orang menulis bahwa mungkin saja Petrus mengungkapkan harga penjualan yang sebenarnya dan Safira mengaku bahwa Petrus adalah benar-yang merupakan petunjuk bahwa ia bertobat dan mengaku. Jika benar begitu, maka sulit untuk menjelaskan kerasnya perkataan Petrus dalam ayat selanjutnya.
- 66 Ini merupakan contoh jenis kesatuan yang salah. Mereka telah setuju (simak Amos 3:3; KJV), namun yang mereka setujui adalah tindakan yang berlawanan dengan kehendak Allah. Kesatuan memang sangat penting (Yohanes 17:20-23), namun mentaati Allah adalah lebih penting lagi (band. Matius 10:34).
- 67 Kata Yunani yang diterjemahkan "mencobai" dapat juga berarti "menguji" (lihat KJV). Bagaimanapun, karena kata Inggris "tempt (mencobai)" memiliki konotasi "mencoba berbuat salah," dan karena Yakobus menekankan bahwa "Allah tidak dapat dicobai [kata Yunaninya sama] oleh yang jahat" (Yakobus 1:13), maka dalam ayat ini kata "menguji" lebih disukai.
- 68 Ketika seorang suami berpikir bahwa ia perlu "menguji" isterinya, itu bukan karena ia mempercayai dia, tetapi karena ia tidak mempercayai dia.
- 69 Burton Coffman percaya bahwa transaksi seperti itu sudah menjadi pengetahuan umum (Coffman, 103). Apakah benar atau tidak, fakta tentang kasus itu pada akhirnya akan terungkap (Bilangan 32:23).
- 70 Lewis Foster, notes on Acts, The NIV Study Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1652.
- 71 Ia bisa saja mendengar langkah-langkah kaki yang sudah dikenal, atau Roh Kudus memberitahu dia bahwa mereka ada di situ. Tampaknya hampir memerlukan waktu tiga jam untuk menyelesaikan penguburan itu.
- 72 Para penafsir berbicara tentang "kejutan ganda" yang diterima Safira, maksudnya untuk mengatakan bahwa hal itu cukup membuat dia mendapat serangan jantung. Bagaimanapun, keanehan tentang Ananias dan Safira yang mendapat serangan jantung alamiah yang berselang hanya beberapa jam adalah sangat tipis sekali kemungkinannya. Keduanya mungkin saja mengalami "gagal jantung," namun tangan Allah ada di dalamnya.
- 73 Ia masih dibimbing oleh Roh Kudus sewaktu mengeluarkan pengumuman itu.
- 74 Ini merupakan ungkapan yang sama yang terdapat dalam ayat 5-lagi-lagi menekankan bahwa apa yang telah menimpa Safira adalah sebuah pengadilan ilahi (lihat catatan pada ayat 5 dalam seri pelajaran ini).
- 75 Richard F. Weymouth, The New Testament in Modern Speech.
- 76 William F. Beck, The New Testament in the Language of Today.
- 77 KJV menulis "gereja" dalam Kisah 2:47, namun kata ekklesia dalam ayat itu tidak ditemukan dalam naskah yang lebih baik (lihat penjelasan pada Kisah 2:47). Kisah 5:11 merupakan tempat pertama kali kata "gereja" digunakan tanpa perdebatan.
- 78 Kira-kira dua puluh tiga kali pemakaian kata itu terjadi dalam kitab Kisah.
- 79 Ek (keluar) + kaleo (memanggil). Beberapa orang menolak makna dasar kata ekklesia itu dikarenakan oleh pemakaian kata itu dalam Septuaginta. Bagaimanapun, saya tetap percaya, bahwa ini merupakan makna paling mendasar dari kata itu.
- 80 Lihat "Gereja" dalam Daftar Kata dalam seri pelajaran ini.
- 81 Kata itu pernah juga dipakai sekali untuk mengacu kepada "jemaat [Israel] di padang gurun" (Kisah 7:38).
- 82 Kata "gereja" dapat juga dipakai dalam makna asli "perkumpulan," dalam hal ini adalah perkumpulan Kristiani (simak 1Korintus 14:23).
- 83 Nabi Maleakhi menyebut hal ini "menipu Allah" (Maleakhi 3:8).
- 84 Pemikiran ini disadur dari sebuah pelajaran oleh Rick Atchley yang berjudul "Anda Tidak Dapat Menyembuyikan Mata Dusta Itu," sebuah pelajaran yang dikhotbahkan di Southern Hills church of Christ, Abilene, Texas, pada 27 Januari 1985.
- 85 Beberapa dosa dapat mendatangkan kematian jasmani (pembunuhan, dosa-dosa seksual, dll.), namun akibat sepenuhnya dari kebanyakan dosa zaman kini tidak akan terlihat hingga Hari Penghakiman nanti.
- 86 Salah satu kasus yang paling terkenal adalah tuntutan hukum terhadap para penatua gereja Tuhan di Collinsville, Oklahoma-saya kenal orang-orang itu.
- 87 1Korintus 5:5, 7, 9, 11, 13; 2Tesalonika 3:6.
- 88 Teks itu terus menekankan bahwa tanda-tanda dan mujizat-mujizat itu dilakukan melalui tangan para rasul. Sejauh itu, tidak ada orang lain yang memiliki kemampuan ini. A.C. Hervey benar ketika mengatakan bahwa "otoritas para rasul ... sangat diteguhkan oleh mujizat-mujizat ini yang hanya dilakukan oleh tangan mereka" (A.C. Hervey, Pulpit Commentary, vol. 18 [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950], 158; huruf miring oleh saya).
- 89 Tempat ini tampaknya merupakan tempat pertemuan umum bagi umat Kristen di Yerusalem (lihat juga Kisah 3:11).
- 90 Sepintas lalu, ayat-ayat ini kelihatannya nyaris berkontradiksi. Para penafsir tidak sepakat mengenai siapakah yang diacu oleh istilah "orang-orang lain," namun maksud nas itu tampak jelas: Meskipun apa yang menimpa Ananias dan Safira membuat takut orang lain, namun secara umum kasus itu membantu gereja dan kepentingannya.
- 91 Ini merupakan penyebutan pertama secara khusus mengenai kaum perempuan yang menjadi orang Kristen-meskipun kita yakin hal ini sebelumnya sudah banyak terjadi. (Siapa lagi orangnya yang sudah menyiapkan beragam makanan untuk perjamuan itu?) Kita mempunyai satu anggota perempuan yang telah disebutkan (meskipun bukan merupakan contoh yang baik): Safira. 92"Bergabung" merupakan makna harfiah dari "menghubungkan." Sebuah istilah di Amerika yang mengandung gagasan itu adalah "jump on the band-wagon (masuk ke dalam kereta umum)." Anda mungkin mempunyai istilah sendiri yang memiliki arti "menggabungkan diri ke dalam gerakan terkenal."
- 93 Ini merupakan pencobaan, sebab kebutuhan setiap anggota sudah terpenuhi. Pada zaman kini ada beberapa orang yang berusaha "bergabung dengan gereja" ketika mereka melihat gereja itu memperhatikan para anggotanya.
- 94 Beberapa orang menduga bahwa "orang-orang lain" itu mengacu kepada anggota gereja lainnya, yang mulai menjaga jarak dengan para para rasul. Yang lainnya lagi menduga "orang-orang lain" itu mengacu kepada musuh-musuh Kristus yang meninggalkan gereja sendirian untuk sementara. Bagaimanapun, saya lebih menyukai penafsiran yang telah diberikan. Kata kerja "menghubungkan" secara harfiah bermakna "digabungkan kepada" (seperti yang ditunjukkan oleh KJV). Saya percaya, perbedaan yang muncul di sini adalah antara mereka yang menganggap gereja sebagai sesuatu untuk "bergabung" dan dengan mereka yang memahami gereja sebagai sesuatu untuk "ditambahkan ke dalam" (ay. 14). (Lihat juga catatan pada Kisah 2:47.)
- 95 Para penafsir bergumul dengan masalah "apakah Ananias dan Safira benar-benar orang Kristen" dan "apakah mereka sesat atau selamat." Saya tidak punya alasan untuk per caya bahwa Ananias dan Safira bukanlah benar benar orang Kristen, anggota gereja. Disiplin dalam konteks gereja adalah untuk para anggota gereja, bukan untuk non-anggota (1Korintus5:9-ll) . Lagi, kita tidak menemukan bukti salah satu dari mereka bertobat, sehingga teksitu memberi kita sedikit harapan bagi mereka di alam baka. Bagaimanapun, ini bukanlah permasalahan utama dalam kisah itu dan, sebagaimana sering dalam kasus seperti ini, kita semata-mata berkata, "Allahlah yang akan menjadi hakimnya."
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi