
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Gal 5:6
Full Life: Gal 5:6 - IMAN YANG BEKERJA OLEH KASIH.
Nas : Gal 5:6
Alkitab mengajarkan bahwa seseorang diselamatkan oleh iman
(Gal 2:15-16; Rom 3:22; Ef 2:8-9).
1) Dalam bagian ini Paulus mendefi...
Nas : Gal 5:6
Alkitab mengajarkan bahwa seseorang diselamatkan oleh iman (Gal 2:15-16; Rom 3:22; Ef 2:8-9).
- 1) Dalam bagian ini Paulus mendefinisikan sifat tepat dari iman itu. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang hidup kepada Juruselamat yang hidup, iman yang begitu vital sehingga mau tidak mau akan menyatakan diri di dalam perbuatan kasih.
- 2) Iman yang tidak sungguh-sungguh mengasihi dan menaati Kristus (bd.
1Yoh 2:3; 5:3), menunjukkan perhatian yang besar terhadap pekerjaan
kerajaan Allah (bd. Mat 12:28), dan dengan aktif menolak dosa dan
dunia (ayat Gal 5:16-17), tidak dapat memenuhi syarat sebagai iman
yang meyelamatkan (bd. Yak 2:14-16;
lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).
Jerusalem -> Gal 5:6
Jerusalem: Gal 5:6 - oleh kasih Pokok pangkal hidup baru ialah iman, Gal 4:5; 5:5. Tetapi oleh Roh Kudus iman itu digabungkan dengan pengharapan, Gal 5:5, dan dengan kasih, Gal 5:6,1...
Pokok pangkal hidup baru ialah iman, Gal 4:5; 5:5. Tetapi oleh Roh Kudus iman itu digabungkan dengan pengharapan, Gal 5:5, dan dengan kasih, Gal 5:6,13-14; bdk Rom 5:5+; 1Ko 13:13+. Dengan mengamalkan kasih orang menyatakan imannya hidup, bdk 1Yo 3:23-24.
Ref. Silang FULL -> Gal 5:6
Ref. Silang FULL: Gal 5:6 - Kristus Yesus // sesuatu arti // oleh kasih · Kristus Yesus: Rom 16:3; Rom 16:3
· sesuatu arti: 1Kor 7:19; 1Kor 7:19
· oleh kasih: 1Tes 1:3; Yak 2:22

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Wycliffe -> Gal 5:1-12; Gal 5:6
Wycliffe: Gal 5:1-12 - -- A. Injil Dipraktikkan Dalam Kemerdekaan (5:1-12).
Menolak untuk disunat merupakan tanda awal dari menikmati kebebasan ini.
A. Injil Dipraktikkan Dalam Kemerdekaan (5:1-12).
Menolak untuk disunat merupakan tanda awal dari menikmati kebebasan ini.

Wycliffe: Gal 5:6 - kasih 6. Setelah mengemukakan hasil dari iman berupa pengharapan, sang rasul kini menunjukkan jangkauan ke luarnya dalam kasih. Di dalam Kristus orang tidak...
6. Setelah mengemukakan hasil dari iman berupa pengharapan, sang rasul kini menunjukkan jangkauan ke luarnya dalam kasih. Di dalam Kristus orang tidak untung karena disunat; demikian pula orang yang tidak sunat tidak rugi. Yang penting adalah kasih yang di dalamnya terangkum segala sesuatu yang dituntut oleh hukum Taurat (Rm. 13:9, 10). Iman yang membenarkan tidak mengesampingkan pertimbangan utama tentang kasih ini. Sebaliknya, iman. yang berkarya melalui kasih, merupakan satu-satunya sarana melalui mana seluruh tuntutan hukum Taurat dapat dipenuhi.

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 5:1-12
Matthew Henry: Gal 5:1-12 - Nasihat dan Ajakan untuk Berdiri Teguh
Pada pasal ini Rasul Paulus membuat penerapan dari semua penjelasan yang sudah disampaikannya sebelumnya. Dia memulainya dengan sebuah peringatan...
- Pada pasal ini Rasul Paulus membuat penerapan dari semua penjelasan yang sudah disampaikannya sebelumnya. Dia memulainya dengan sebuah peringatan umum, atau nasihat (ay. 1), yang kemudian dia perkuat dengan beberapa pertimbangan (ay. 2-12). Dia lalu mendesak mereka supaya hidup sehari-hari dalam kesalehan yang sungguh-sungguh, yang akan menjadi penangkal terbaik menghadapi perangkap guru-guru palsu itu, khususnya,
- I. Supaya mereka jangan bersitegang satu sama lain (ay. 13-15).
- II. Supaya mereka mau berjuang melawan dosa. Dia menunjukkan,
- 1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara daging dengan roh (ay. 17).
- 2. Bahwa tugas dan kepentingan kita, dalam pergumulan ini, adalah memihak kepada sisi yang lebih baik (ay. 16, 18).
- 3. Dia menyebutkan perbuatan-perbuatan daging, yang harus diwaspadai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang harus dihasilkan dan dipelihara. Dia memperlihatkan alangkah pentingnya mereka menjadi seperti itu (ay. 19-24). Dan lalu dia menutup pasal ini dengan sebuah peringatan terhadap kesombongan dan kedengkian.
Nasihat dan Ajakan untuk Berdiri Teguh (5:1-12)
- Pada bagian terdahulu pasal ini Rasul Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mewaspadai guru-guru yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi, yang berusaha membawa mereka kembali kepada perhambaan hukum Taurat. Dia sudah menentang mereka sebelumnya, dan sudah banyak menunjukkan betapa bertentangannya pandangan-pandangan dan jiwa guru-guru ini dengan jiwa Injil. Dan sekarang bagian ini seolah-olah adalah kesimpulan umum atau penerapan dari seluruh penjelasannya itu. Tampak dari hal-hal yang telah dikatakannya bahwa kita dapat dibenarkan hanya oleh iman di dalam Yesus Kristus, dan bukan karena melakukan hukum Taurat, dan bahwa hukum Musa tidak lagi berlaku, dan orang-orang Kristen pun tidak harus tunduk kepadanya. Oleh karena itu dia menginginkan supaya mereka berdiri teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan, karena supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Di sini perhatikanlah,
- 1. Di bawah Injil kita dibebaskan, kita dibawa ke dalam keadaan merdeka, di mana di dalamnya kita dibebaskan dari kuk hukum yang menekankan pada upacara, dan dari kutuk hukum moral. Dengan demikian kita tidak lagi terikat pada ketaatan terhadap yang satu, ataupun terikat pada kekakuan yang lain, yang mengutuk semua orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya (3:10).
- 2. Kita berhutang kepada Yesus Kristus atas kemerdekaan ini. Dialah yang telah memerdekakan kita. Dengan jasa-Nya Dia telah memenuhi tuntutan hukum yang telah dilanggar. Dan dengan wewenang-Nya sebagai seorang raja Dia telah membebaskan kita dari kewajiban melakukan ketetapan-ketetapan lahiriah yang dibebankan kepada bangsa Yahudi itu. Dan,
- 3. Oleh karena itu tugas kita adalah berdiri teguh dalam kemerdekaan ini, dengan tidak henti-hentinya dan dengan setia mengikuti Injil dan kemerdekaannya, dan tidak membiarkan diri kita, atas pertimbangan apa pun, kembali dikenakan kuk perhambaan, ataupun terbujuk untuk kembali kepada hukum Musa. Ini adalah peringatan atau nasihat umum, yang dalam ayat-ayat selanjutnya diperkuat oleh Rasul Paulus dengan beberapa alasan atau pernyataan. Seperti,
- I. Bahwa ketundukan mereka pada sunat, dan ketergantungan mereka pada perbuatan-perbuatan menurut hukum supaya dibenarkan, sepenuhnya bertentangan dengan iman mereka sebagai orang Kristen, dan menghilangkan semua keuntungan mereka yang diperoleh melalui Yesus Kristus (ay. 2-4). Dan di sini kita dapat mengamati,
- 1. Dengan sangat bersungguh-sungguh Rasul Paulus menegaskan dan menyatakan hal ini: Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu (ay. 2), dan dia mengulanginya (ay. 3), Sekali lagi aku katakan. Seperti yang pernah dia katakan, “Aku, yang telah membuktikan diri sebagai seorang rasul Kristus, dan telah menerima wewenang dan perintah dari Dia, sungguh-sungguh menyatakan, dan aku siap mempertaruhkan kehormatan dan nama baikku untuk itu, bahwa jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu, dst.” Dalam perkataannya itu dia menunjukkan bahwa apa yang sekarang dia katakan bukan hanya sangat penting, namun juga pasti dapat diandalkan. Dia sama sekali tidak mengajarkan sunat (seperti yang mungkin dilaporkan beberapa orang), malah sebaliknya ia memandang sangat penting agar mereka tidak tunduk kepada sunat.
- 2. Hal yang dia nyatakan dengan sangat sungguh-sungguh, dan dengan sangat yakin, adalah bahwa jikalau mereka menyunatkan diri mereka, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, dst. Janganlah kita mengira bahwa hanya sunat saja yang sedang dibicarakan Rasul Paulus di sini, atau bahwa dia bermaksud mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang disunat yang dapat memperoleh manfaat apa pun dari Kristus. Semua orang kudus Perjanjian Lama pernah disunat, dan dia sendiri pun pernah menyetujui penyunatan Timotius. Tetapi harus dipahami bahwa dia sedang berbicara tentang sunat dalam pengertian guru-guru agama Yahudi ketika mewajibkannya, yang mengajarkan bahwa jikalau mereka tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, mereka tidak dapat diselamatkan (Kis. 15:1). Bahwa inilah maksud Rasul Paulus yang tampak dari ayat 4, di mana dia menyatakan hal yang sama dengan mereka yang mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, atau mencari pembenaran dengan melakukan hukum Taurat. Nah, dalam hal ini, jika mereka tunduk kepada sunat dalam pengertian ini, dia menyatakan bahwa Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, bahwa mereka wajib melakukan seluruh hukum Taurat, bahwa mereka lepas dari Kristus, dan bahwa mereka hidup di luar kasih karunia. Dari semua ungkapan ini tampak bahwa dengan cara demikian mereka meninggalkan cara pembenaran yang sudah ditetapkan oleh Allah. Ya, benar, mereka menempatkan diri mereka sendiri menjadi tidak mungkin dibenarkan dalam pandangan-Nya, karena mereka menjadi orang-orang yang berutang untuk melakukan seluruh hukum Taurat, yang menuntut ketaatan yang tidak mampu mereka lakukan, dan menyatakan kutuk terhadap orang-orang yang gagal melakukannya, dan oleh karena itu hanya dapat menghukum, tetapi tidak dapat membenarkan mereka. Dan, sebagai akibatnya, karena mereka sudah memberontak dari Kristus, dan membangun harapan-harapan mereka berdasarkan hukum Taurat, maka Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap mereka. Jadi, karena dengan disunat mereka melepaskan Kekristenan mereka, maka mereka memisahkan diri mereka sendiri dari semua keuntungan yang diberikan Kristus. Dan oleh karena itu ada alasan kuat mengapa mereka harus teguh berpegang kepada ajaran yang sudah pernah mereka terima, dan tidak membiarkan diri dikenakan kuk perhambaan. Perhatikanlah,
- (1) Walaupun Yesus Kristus sanggup menyelamatkan dengan sempurna, namun ada banyak orang yang tidak akan menerima keuntungan apa pun dari-Nya.
- (2) Semua orang yang mencari pembenaran dengan jalan melakukan hukum Taurat, membuat Kristus tidak berguna bagi diri mereka. Dengan membangun harapan-harapan mereka berdasarkan perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat, mereka kehilangan semua harapan mereka dari Kristus. Sebab, Dia tidak akan menjadi Juruselamat bagi siapa pun yang tidak mau mengakui dan bergantung kepada Dia sebagai Juruselamat satu-satunya.
- II. Untuk mengajak mereka supaya berdiri teguh di dalam ajaran dan kemerdekaan dari Injil, Rasul Paulus memberi mereka teladannya sendiri, dan teladan orang-orang Yahudi lain yang telah memeluk agama Kristen. Dan dia memberi tahu mereka apa yang menjadi harapan mereka, yaitu, bahwa oleh Roh, dan karena iman, mereka menantikan kebenaran yang mereka harapkan. Walaupun mereka dilahirkan sebagai orang Yahudi, dan dibesarkan di bawah hukum Taurat, namun oleh Roh Kudus mereka menjadi mengenal Kristus. Karena itu mereka telah melepaskan semua ketergantungan pada perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat, dan mencari pembenaran dan keselamatan hanya oleh iman di dalam Dia. Dan oleh karena itu pula pastilah benar-benar bodoh jika orang-orang yang tidak pernah berada di bawah hukum Taurat malah membiarkan diri mereka sendiri dibuat tunduk kepadanya, dan mendirikan harapan mereka di atas perbuatan-perbuatan menurut hukum tersebut. Di sini kita dapat mengamati,
- 1. Apa yang dinantikan oleh orang-orang Kristen, yaitu harapan akan kebenaran, yang terutama harus kita pahami sebagai kebahagiaan dari dunia lain. Ini disebut sebagai harapan orang-orang Kristen, karena inilah yang mereka harap-harapkan, yang mereka inginkan dan kejar di atas segalanya. Dan disebut sebagai harapan akan kebenaran, karena harapan mereka akan hal itu didirikan di atas kebenaran, bukan kebenaran mereka sendiri, melainkan kebenaran Yesus Tuhan kita. Karena, walaupun hidup dalam kebenaran adalah jalan menuju kebahagiaan ini, namun kebenaran Kristus sajalah yang telah mendapatkannya untuk kita, dan dengan dasar inilah kita dapat berharap untuk memilikinya.
- 2. Bagaimana mereka berharap dapat mempertahankan kebahagiaan ini, yaitu, dengan iman, di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Bukan dengan mengerjakan hukum Taurat, atau apa pun yang dapat mereka lakukan supaya layak mendapatkannya, melainkan hanya dengan iman, menerima dan bergantung kepada Dia sebagai Tuhan kebenaran kita. Hanya dengan cara ini sajalah mereka berharap untuk mendapatkan hak atas kebahagiaan itu di dunia sini atau memilikinya nanti. Dan,
- 3. Dari mana mereka menantikan harapan akan kebenaran, yaitu oleh Roh. Dalam hal ini mereka bertindak di bawah bimbingan dan pengaruh Roh Kudus. Di bawah pimpinan-Nya, dan dengan pertolongan-Nya, mereka diyakinkan dan dimampukan untuk percaya kepada Kristus, dan mencari harapan akan kebenaran melalui Dia. Ketika Rasul Paulus menggambarkan perkara orang-orang Kristen demikian, tersirat bahwa jika mereka berharap supaya dibenarkan dan diselamatkan dengan cara lain mana pun mereka akan mengalami kekecewaan. Oleh karena itu sangat perlu bagi mereka untuk tetap setia kepada ajaran Injil yang telah mereka terima.
- III. Dia memberikan penjelasan berdasarkan sifat dan rancangan ketetapan Kristen, yang adalah untuk menghapuskan perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, dan untuk menetapkan iman di dalam Kristus sebagai jalan untuk diterima oleh Allah. Rasul Paulus memberi tahu mereka (ay. 6) bahwa di dalam Kristus Yesus, atau di bawah masa penyelenggaraan Injil, hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti. Walaupun, selama masa penyelenggaraan hukum Taurat berlaku, ada perbedaan yang dibuat antara orang Yahudi dan orang Yunani, antara yang disunat dan yang tidak disunat, dan yang disebut pertama yang menerima hak-hak istimewa jemaat Allah, sedangkan yang lainnya tidak, namun tidak demikian halnya dalam masa penyelenggaraan Injil. Karena, Kristus, yang adalah kegenapan hukum Taurat, sudah datang, maka sekarang tidak ada bedanya lagi, baik di sini maupun di sana nanti, apakah seseorang disunat atau tidak. Seseorang tidak lebih baik karena disunat ataupun lebih buruk karena tidak disunat. Disunat maupun tidak disunat tidak membuat dia lebih baik di mata Allah. Dan oleh karena itu, sama seperti halnya guru-guru yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi sangat keterlaluan dalam mewajibkan sunat kepada mereka, dan mengharuskan mereka mematuhi hukum Musa, demikian pula mereka pastilah sangat tidak bijaksana jika sampai mau tunduk kepada guru-guru itu dalam hal ini. Namun, walaupun dia meyakinkan mereka bahwa baik disunat maupun tidak disunat tidak akan membantu mereka diterima oleh Allah, namun dia memberi tahu mereka apa yang dapat membantu mereka, yaitu iman yang bekerja oleh kasih. Artinya, iman di dalam Kristus yang membuktikan kesejatian dan kesungguhannya dengan cara menunjukkan kasih yang tulus kepada Allah dan sesama kita. Jika mereka memiliki iman seperti ini, tidak masalah apakah mereka disunat atau tidak, tetapi tanpa iman tersebut tidak ada yang akan membantu mereka. Perhatikanlah,
- 1. Tidak ada hak istimewa ataupun pengakuan iman lahiriah yang akan membuat kita diterima oleh Allah, selain iman yang tulus di dalam Tuhan kita Yesus.
- 2. Iman, jika sungguh-sungguh, adalah anugerah yang bekerja, yang bekerja melalui kasih, yaitu kasih kepada Allah dan kepada saudara-saudara kita. Dan iman, yang bekerja melalui kasih seperti ini, adalah segala-galanya dalam Kekristenan kita.
- IV. Untuk memulihkan mereka dari kemerosotan rohani mereka, dan mengajak mereka untuk lebih teguh di masa depan, Rasul Paulus mengingatkan mereka bagaimana keadaan mereka yang baik pada awalnya, dan meminta mereka mempertimbangkan penyebab mereka begitu banyak berubah dari keadaan yang dahulu itu (ay. 7).
- 1. Dia memberi tahu mereka bahwa dahulu mereka berlomba dengan baik. Pada saat mereka baru mulai menjadi orang Kristen, mereka berperilaku sangat terpuji. Mereka siap sedia menyambut agama Kristen, dan bersemangat dalam berjalan di jalannya dan mengerjakannya. Seperti halnya dalam baptisan mereka, mereka mengabdi kepada Allah, dan telah menyatakan diri mereka sebagai murid-murid Kristus, demikian pula perilaku mereka sesuai dengan sifat dan pengakuan mereka. Perhatikanlah,
- (1) Hidup seorang Kristen adalah sebuah perlombaan, di mana dia harus berlari, dan bertahan, jika dia mau memperoleh hadiah.
- (2) Tidaklah cukup kita berlari dalam perlombaan ini, dengan mengaku sebagai orang Kristen, melainkan kita harus berlari dengan baik, dengan cara hidup sesuai dengan pengakuan itu. Demikianlah yang pernah dilakukan orang-orang Kristen ini untuk sementara waktu, tetapi mereka telah dihalangi dalam kemajuan mereka, dan dihalau keluar dari jalan atau setidaknya dibuat goyah dan bimbang. Oleh karena itu,
- 2. Dia bertanya kepada mereka, dan meminta mereka bertanya kepada diri mereka sendiri, Siapakah yang menghalang-halangi kamu? Bagaimana mungkin mereka sampai tidak bertahan di jalan di mana mereka sudah mulai berlari dengan sangat baik? Rasul Paulus sangat mengetahui bagaimana mereka pada masa lalu, dan apa itu yang telah menghalangi mereka, namun dia ingin supaya mereka mengajukan pertanyaan itu kepada diri mereka sendiri. Dia ingin mereka sungguh-sungguh mempertimbangkan apakah mereka memiliki alasan yang bagus untuk mendengarkan orang-orang yang mengganggu mereka itu, dan apakah hal yang mereka tawarkan cukup untuk membenarkan tingkah laku mereka saat ini. Perhatikanlah,
- (1) Banyak orang yang memulai dengan cukup baik dalam agama, dan berlari dengan baik untuk sementara waktu, yaitu berlari dalam batas-batas yang ditentukan untuk perlombaan tersebut, dan juga berlari dengan penuh semangat dan cekatan. Namun dengan berbagai cara kemajuan mereka terhalang, atau mereka menyimpang keluar dari jalan.
- (2) Orang-orang yang sudah berlari dengan baik, namun sekarang mulai keluar dari jalan atau letih di jalan, perlu memeriksa apa yang menghalangi mereka. Orang-orang yang baru menerima Kristus harus siap sedia menantikan bahwa Iblis pasti akan meletakkan batu-batu sandungan di jalan mereka, dan melakukan apa pun yang bisa dia lakukan untuk mengalihkan mereka dari jalan yang sedang mereka tempuh. Namun, kapan pun mereka menyadari diri mereka mungkin akan menyimpang dari jalan itu, mereka harus mempertimbangkan baik-baik siapa yang menghalangi mereka. Siapa pun itu yang menghalangi orang-orang Kristen ini, Rasul Paulus memberi tahu mereka bahwa dengan mendengarkan orang-orang itu mereka akan dihalangi dari menuruti kebenaran, dan dengan demikian terancam akan kehilangan manfaat dari hal-hal yang telah mereka lakukan dalam agama. Injil yang telah dia ajarkan kepada mereka, dan yang telah mereka terima dan akui, dia jamin sebagai kebenaran. Hanya di dalam Injil itulah jalan yang benar untuk mendapatkan pembenaran dan keselamatan dapat selengkapnya ditemukan. Dan supaya mereka dapat menikmati keuntungan darinya, mereka harus menaatinya, erat berpegang kepadanya, dan terus membangun hidup dan harapan mereka sesuai dengan bimbingannya. Oleh karena itu jika mereka membiarkan diri mereka dijauhkan dari Injil, mereka sudah pasti bersalah karena benar-benar lemah dan bodoh. Perhatikanlah,
- [1] Kebenaran bukan hanya harus dipercaya, melainkan juga harus ditaati, harus diterima bukan hanya tuntunannya saja, melainkan juga kasih dan kuasanya.
- [2] Orang-orang yang tidak menaati kebenaran itu dengan benar, tidak berpegang teguh kepadanya.
- [3] Kita menaati kebenaran karena alasan yang sama dengan alasan kita menyambutnya. Oleh karena itu jika orang-orang yang sudah mulai berlari dengan baik dalam perlombaan Kristen, membiarkan diri mereka dihalangi, bukan bertekun di dalamnya, itu adalah perbuatan yang sangat tidak masuk akal.
- V. Rasul Paulus memberikan alasan mengapa mereka harus bertekun di dalam iman dan kemerdekaan Injil, dan melawan ajakan yang menjauhkan mereka dari Injil (ay. 8): Ajakan untuk tidak menurutinya lagi, kata Rasul Paulus, bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. Pendapat atau ajakan yang dibicarakan Rasul Paulus di sini sudah pasti mengenai perlunya mereka disunat dan menuruti hukum Musa, atau mengenai mereka mencampurkan perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat dengan iman di dalam Kristus dalam usaha mendapatkan pembenaran. Inilah yang guru-guru agama Yahudi itu berusaha wajibkan kepada mereka, dan mereka terlalu mudah jatuh ke dalamnya. Untuk meyakinkan mereka tentang kebodohan mereka dalam hal ini, dia memberi tahu mereka bahwa ajakan ini tidak datang dari Dia yang telah memanggil mereka, yaitu Allah. Dengan wewenang-Nya Injil telah diberitakan kepada mereka dan mereka telah dipanggil masuk ke dalam persekutuan-Nya. Ajakan dari guru-guru palsu itu juga tidak berasal dari Rasul Paulus sendiri, yang telah dipakai sebagai alat untuk memanggil mereka. Ajakan itu tidak mungkin datang dari Allah, karena bertentangan dengan jalan pembenaran dan keselamatan yang telah Dia tetapkan. Mereka pun tidak mungkin telah menerimanya dari Rasul Paulus sendiri, karena apapun yang dikarang-karang oleh sebagian orang, dia sejak semula sudah menjadi penentang dan bukan pemberita sunat. Dan, kalaupun dia pernah menyerah demi perdamaian, namun dia tidak pernah menekankan manfaatnya kepada orang Kristen, apalagi sampai mewajibkannya kepada mereka sebagai hal yang diperlukan untuk keselamatan. Jadi karena ajakan ini tidak datang dari Dia yang telah memanggil mereka, dia membiarkan mereka menilai dari mana timbulnya ajakan tersebut. Dia cukup menyiratkan bahwa ajakan itu tidak berasal dari siapa-siapa selain dari Iblis dan antek-anteknya, yang dengan cara ini berusaha keras menjatuhkan iman mereka dan menghalangi kemajuan Injil. Oleh karena itu orang-orang Galatia itu mempunyai cukup alasan untuk menolaknya, dan tetap berdiri teguh dalam kebenaran yang telah mereka terima sebelumnya. Perhatikanlah,
- 1. Untuk menilai dengan benar ajakan-ajakan yang berbeda dalam hal agama yang ada di antara orang-orang Kristen, kita perlu menyelidiki apakah ajakan-ajakan itu datang dari Dia yang memanggil kita, apakah didasarkan pada wewenang Kristus dan rasul-rasulnya atau tidak.
- 2. Jika, berdasarkan penyelidikan, ajakan-ajakan itu tampak tidak memiliki dasar tersebut, betapapun giatnya orang lain memaksakannya kepada kita, kita sama sekali tidak boleh menurutinya, melainkan harus menolaknya.
- VI. Adanya bahaya penyebaran infeksi ini, dan pengaruh buruk yang bisa saja dimilikinya terhadap orang lain, adalah alasan lebih jauh yang disampaikan Rasul Paulus supaya mereka tidak menuruti guru-guru palsu mereka dalam hal yang hendak mereka wajibkan kepada mereka. Mungkin saja bahwa, untuk meringankan kesalahan mereka, mereka siap mengatakan bahwa hanya sedikit saja guru-guru seperti itu di antara mereka yang berusaha menarik mereka ke dalam kepercayaan dan perbuatan ini. Atau, bahwa mereka menuruti guru-guru itu dalam hal-hal sepele saja, bahwa walaupun mereka mau disunat, dan menuruti sedikit upacara peraturan dan hukum Yahudi, namun mereka sama sekali tidak pernah meninggalkan Kekristenan mereka dan beralih ke agama Yahudi. Atau, andaikata ketaatan mereka sejauh itu memang sesalah yang dia gambarkan, namun mungkin mereka berkata lebih jauh bahwa hanya sedikit saja di antara mereka yang melakukannya, dan karenanya dia tidak perlu begitu khawatir mengenai hal itu. Nah, untuk menyingkirkan kepura-puraan semacam ini, dan untuk meyakinkan mereka bahwa ada bahaya yang lebih besar di dalamnya daripada yang mereka sadari, dia memberi tahu mereka (ay. 9) bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Seluruh adonan Kekristenan dapat dicemarkan dan dirusakkan oleh satu pandangan mendasar yang salah seperti itu, atau bahwa seluruh adonan masyarakat Kristen dapat tertular oleh satu anggotanya. Oleh karena itu mereka benar-benar tidak boleh menyerah dalam satu hal ini. Atau, jika ada yang telah melakukannya, maka mereka harus berusaha keras dengan segala cara yang pantas untuk membersihkan infeksi itu dari antara mereka. Perhatikanlah, sangatlah berbahaya bagi jemaat-jemaat Kristen jika mereka sampai mendukung orang-orang di antara mereka yang memeluk kesalahan-kesalahan yang merusak, terutama yang bertekad untuk menyebarluaskannya. Inilah masalahnya di sini. Ajaran yang dengan giat disebarluaskan oleh guru-guru palsu, dan yang telah menarik beberapa orang di dalam jemaat-jemaat ini, adalah perlawanan terhadap Kekristenan itu sendiri, seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya oleh Rasul Paulus. Walaupun jumlah orang yang terlibat mungkin hanya sedikit, namun ajarannya bisa mendatangkan kerusakan yang mematikan bagi kodrat manusia bila orang sampai terpengaruh olehnya. Oleh karena itu dia tidak mau membiarkan mereka tenang-tenang saja dan tidak peduli, tetapi mengingatkan mereka bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Jika dituruti, pengaruh buruknya bisa segera menyebar lebih jauh dan lebih luas. Dan, jika mereka membiarkan diri mereka diwajibkan dalam hal ini, maka segera saja kebenaran dan kemerdekaan Injil akan hancur.
- VII. Agar supaya orang-orang Galatia itu lebih memperhatikan hal-hal yang telah dia katakan, Rasul Paulus menyatakan harapan-harapannya mengenai mereka (ay. 10). Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, katanya, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Dia memiliki banyak kekhawatiran dan keraguan tentang mereka (yang merupakan alasannya begitu terus terang dan bebas dengan mereka). Namun demikian, dia berharap supaya melalui berkat Allah atas hal-hal yang telah dia tulis, mereka dapat diyakinkan untuk berpikiran sama dengan dia, dan mengakui dan mematuhi kebenaran dan kemerdekaan Injil yang telah dia beritakan kepada mereka, dan yang sekarang sedang dia usahakan supaya mereka semakin kuat di dalamnya. Dalam hal ini dia mengajar kita bahwa kita harus mengharapkan yang terbaik bahkan dari orang-orang yang mengenai mereka kita memiliki alasan untuk mengkhawatirkan yang terburuk sekalipun. Supaya mereka tidak terlalu tersinggung oleh teguran yang telah dia berikan karena ketidakteguhan mereka dalam iman, dia lebih menyalahkan orang lain daripada mereka. Karena itu dia menambahkan, Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. Dia memahami bahwa ada orang yang mengacaukan mereka dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus (seperti Gal. 1:7). Dan mungkin dia menunjuk kepada satu orang tertentu yang lebih sibuk dan giat daripada yang lain, dan merupakan alat utama kekacauan yang ada di antara mereka. Dan orang-orang seperti inilah yang lebih dia salahkan atas penyimpangan atau ketidakgigihan jemaat Galatia itu. Ini memberi kita kesempatan untuk mempelajari bahwa, dalam menegur dosa dan kesalahan, kita harus selalu membedakan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara yang bertekad menyeret orang lain ke dalam dosa dan yang diseret oleh mereka. Jadi Rasul Paulus melunakkan dan meringankan kesalahan orang-orang Kristen ini, bahkan ketika sedang menegur mereka, supaya lebih bisa mengajak mereka untuk kembali dan berdiri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus telah membebaskan mereka. Tetapi mengenai orang atau orang-orang yang telah mengacaukan mereka, siapa pun itu, dia menyatakan mereka akan menanggung hukumannya. Dia tidak ragu bahwa Allah akan berurusan dengan mereka sesuai dengan pembelotan mereka, dan karena kemarahan-Nya yang adil terhadap mereka, sebagai musuh-musuh Kristus dan gereja-Nya. Dia mengharapkan supaya mereka mengebirikan saja dirinya (KJV: supaya mereka dipisahkan). Bukan dipisahkan dari Kristus dan seluruh harapan akan keselamatan oleh-Nya, melainkan dipisahkan oleh hukuman dari gereja, yang harus bersaksi melawan guru-guru yang merusak kemurnian Injil. Orang-orang, baik para hamba Tuhan maupun yang lainnya, yang bertekad meruntuhkan iman Injil dan mengganggu kedamaian orang-orang Kristen, dengan cara demikian benar-benar kehilangan hak-hak istimewa persekutuan Kristen dan pantas untuk dipisahkan dari persekutuan itu.
- VIII. Untuk meyakinkan orang-orang Kristen ini supaya tidak mendengarkan guru-guru mereka yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi itu, dan untuk memulihkan mereka dari pengaruh buruk orang-orang itu, dia menggambarkan guru-guru itu sebagai orang-orang yang telah menggunakan cara-cara yang sangat hina dan licik untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Ini karena mereka menjelek-jelekkan dia, supaya mereka bisa lebih mudah mencapai tujuan-tujuan mereka. Apa yang mereka usahakan adalah untuk membuat orang-orang Kristen tunduk kepada sunat, dan mencampurkan agama Yahudi dengan Kekristenan. Dan, supaya lebih berhasil mencapai tujuan ini, mereka menyebarluaskan kabar di antara jemaat Galatia bahwa Paulus sendiri adalah seorang pemberita ajaran sunat. Karena dari perkataannya (ay. 11): Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, tampak jelas bahwa mereka telah melaporkan dia berbuat demikian. Dan mereka telah memanfaatkan ini sebagai alasan untuk membujuk orang-orang Galatia supaya tunduk kepada sunat. Mungkin mereka mendasarkan laporan ini pada penyunatan yang sudah dilakukannya pada Timotius (Kis. 16:3). Tetapi, walaupun untuk alasan-alasan yang bagus dia telah mengalah kepada sunat dalam peristiwa itu, namun bahwa dia adalah seorang pemberita sunat, terutama dalam pengertian yang mereka maksudkan dalam mewajibkan sunat, dia sepenuhnya menyangkal. Untuk membuktikan ketidakadilan tuduhan atas dirinya itu, dia memberikan alasan-alasan yang, jika mereka mau mempertimbangkannya, pasti akan dapat meyakinkan mereka.
- 1. Seandainya dia mau memberitakan sunat, dia bisa saja menghindari penganiayaan. Seandainya aku memberitakan sunat, katanya, mengapakah aku masih dianiaya juga? Itu adalah bukti nyata, dan mereka pasti menyadari itu, bahwa dia dibenci dan dianiaya oleh orang-orang Yahudi. Namun alasan apakah yang dapat diberikan atas perilaku mereka ini terhadap dia, jika dia telah begitu jauh mereka gambarkan sebagai orang yang memberitakan sunat dan ketaatan kepada hukum Musa sebagai hal yang diperlukan untuk keselamatan? Ini adalah pokok besar yang mereka perjuangkan. Dan, seandainya dia telah setuju dengan mereka dalam hal ini, bukannya menjadi sasaran kemarahan mereka, dia mungkin sudah mereka terima dengan senang hati. Oleh karena itu ketika dia menderita aniaya dari mereka, ini adalah bukti yang jelas bahwa dia tidak sejalan dengan mereka, bahwa dia sama sekali tidak memberitakan ajaran yang dituduhkan kepadanya, bahwa, daripada melakukan itu, dia mau membiarkan dirinya menghadapi berbagai bahaya besar.
- 2. Seandainya dia menyerah kepada orang-orang Yahudi dalam hal ini, maka salib bukan batu sandungan lagi. Mereka tidak akan begitu menentang ajaran Kristen seperti yang telah mereka lakukan, pun dia dan yang lainnya tidak akan mengalami begitu banyak penderitaan karenanya seperti yang telah mereka alami. Dia memberi tahu kita (1Kor. 1:23) bahwa pemberitaan salib Kristus (atau ajaran pembenaran dan keselamatan hanya oleh iman di dalam Kristus yang disalibkan) untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan. Hal yang paling mengganggu perasaan mereka terhadap Kekristenan adalah, bahwa dengan demikian sunat dan seluruh kerangka penyelenggaraan hukum dikesampingkan, sebagai tidak berlaku lagi. Ini membuat mereka berteriak menentang hal tersebut, dan mendorong mereka untuk menentang dan menganiaya para pengikutnya. Nah, seandainya Paulus dan yang lainnya dapat menyerah kepada pandangan bahwa sunat masih harus dipelihara, dan ketaatan pada hukum Musa digabungkan dengan iman dalam Kristus karena diperlukan untuk keselamatan, maka serangan mereka akan benar-benar dihentikan. Dan Rasul Paulus dan yang lainnya bisa saja menghindari penderitaan yang mereka alami karenanya. Tetapi walaupun orang lain, dan khususnya orang-orang yang sangat gencar memfitnah dia sebagai pemberita ajaran ini, dapat dengan mudah menerima ajaran tersebut, namun dia tidak dapat seperti itu. Dia lebih memilih untuk membahayakan kenyamanan dan nama baiknya, bahkan hidupnya sendiri, daripada memutarbalikkan kebenaran dan melepaskan kemerdekaan Injil. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi tetap merasa sangat terganggu oleh Kekristenan, dan oleh dia sebagai pemberitanya. Demikianlah Rasul Paulus membersihkan dirinya dari kecaman tidak adil yang dilemparkan musuh-musuhnya kepadanya. Dan pada saat yang sama dia menunjukkan betapa rendahnya perilaku orang-orang yang memperlakukan dia dengan cara yang menghancurkan seperti itu, dan betapa banyak alasan yang dia miliki untuk berharap supaya mereka dipisahkan dari jemaat.
SH -> Gal 5:1-12
SH: Gal 5:1-12 - Tetap merdeka atau menjadi hamba? (Rabu, 15 Juni 2005) Tetap merdeka atau menjadi hamba?
Apa daya tarik ajaran yang menjadikan usaha menaati hukum Taurat
sebagai jalan keselamatan yang membuat orang b...
Tetap merdeka atau menjadi hamba?
Apa daya tarik ajaran yang menjadikan usaha menaati hukum Taurat
sebagai jalan keselamatan yang membuat orang berpaling dari
Injil anugerah? Jawabannya: Gengsi. Menerima anugerah berarti
mengaku tidak berdaya. Sebaliknya dengan melakukan Taurat
berarti bisa membanggakan diri telah mengerjakan keselamatan
untuk diri sendiri!
Paulus menghimbau jemaat Galatia untuk kembali setia kepada ajaran Injil sejati dan menolak injil palsu yang mau memperhamba diri mereka pada Taurat (ayat 1). Orang yang kembali kepada hukum Taurat akan menerima konsekuensi sbb. Pertama, ia ada dalam bahaya di luar keselamatan karena menolak karya Kristus di salib (ayat 2,4). Baginya Kristus tidak dapat menyelamatkan dirinya. Hanya ia sendiri yang dapat menyelamatkan diri melalui menaati hukum Taurat. Kedua, hukum Taurat menjadi alat pendakwa dirinya karena keselamatannya bergantung penuh kepada kemampuannya menaati secara sempurna hukum tersebut (ayat 3-4). Jemaat Galatia sudah memiliki anugerah keselamatan itu, maka mereka seharusnya tidak membiarkan diri disesatkan (ayat 6-9). Namun, Paulus yakin bahwa jemaat Galatia tidak akan murtad. Sebaliknya, mereka akan berjuang melawan penyesat-penyesat itu. Penyesat-penyesat itu harus dibasmi karena kalau tidak mereka akan merusak keharmonisan gereja. Paulus yakin mereka akan dihukum Tuhan (ayat 10).
Gereja harus berani bertindak tegas terhadap orang-orang yang memaksakan berbagai peraturan sebagai syarat untuk diselamatkan. Kalau hal ini dibiarkan akan menimbulkan kekacauan. Akan ada orang-orang yang menyombongkan diri oleh karena mereka sudah taat melakukan peraturan-peraturan tersebut. Sebaliknya juga akan banyak orang merasa bersalah dan berdosa karena tidak dapat dengan sempurna melakukannya.
Camkan: Setiap ajaran yang menekankan perbuatan menambahi atau bahkan menggantikan kasih karunia hanya akan membuahkan kesombongan dan perpecahan dalam gereja!
Utley -> Gal 5:2-12
Utley: Gal 5:2-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 5:2-122 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan bergun...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 5:2-12
2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia. 11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. 12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya!
- NASB "Lihat, Aku, Paulus, berkata kepadamu"
- NKJV "Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu"
- NRSV "Dengar! Aku, Paulus, sedang memberitahu kamu"
- TEV "Dengar! Aku, Paulus, memberitahumu hal ini"
- NJB "Ini Aku, Paulus, yang memberitahumu hal ini"
Ini adalah BENTUK IMPERATIVE dari "lihatlah" dengan KATA GANTI ORANG (egō) yang kuat. "Aku, Paulus" menunjukkan penekanan otoritatif dari pernyataan Paulus. Paulus, Rasul bagi bangsa-bangsa lain, sedang memberikan informasi penyataan!
- NASB "bahwa jika kamu menerima sunat"
- NKJV "bahwa jika kamu menjadi bersunat"
- NRSV "bahwa jika kamu membiarkan dirimu disunat"
- TEV, NJB "jikalau kamu menyunatkan dirimu"
Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang maknanya potensial. Ini menunjukkan bahwa orang-orang Kristen Galatia belum disunat tetapi cenderung untuk tunduk pada persyaratan baru untuk memperoleh keselamatan (atau setidaknya kesempurnaan, lih. Gal 3:1) yang diberikan oleh kaum Yudais. Namun sunat bukanlah masalah mendasarnya (lih. ay. Gal 5:6; 1Kor 7:18-19). Sunat hanyalah satu aspek dari keseluruhan sistem Yahudi kebenaran karya. Paulus menyunat Timotius dalam Kis 16:3 agar dia bisa melayani orang-orang Yahudi. Tetapi Paulus menegaskan bahwa sunat yang benar adalah dari hati (lih. Ul 10:16; Yer 4:4), bukan tubuh (lih. Rom 2:28-29; Kol 2:11). Masalahnya bukanlah sunat tapi bagaimana seseorang dibawa kepada status yang benar dengan Allah (lih. ay. Gal 5:4).
□ "Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu" Paulus sedang membedakan dua cara untuk bisa benar dengan Allah: (1) usaha manusia dan (2) kasih karunia gratis. Tema dari keseluruhan paragraf adalah bahwa dua cara ini bersifat saling meniadakan: memilih usaha manusia berarti meniadakan kasih karunia gratis, memilih kasih karunia gratis berarti mengecualikan usaha manusia. Seseorang tidak bisa mencampurkan mereka sebagai dasar keselamatan sebagaimana ditunjukkan secara dalam Gal 3:1-5.
Gal 5:3 "ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat" Jika seseorang memilih cara usaha manusia, maka ia harus patuh secara sempurna kepada Hukum sejak dari usia tanggung jawab moral (bar-mitzvah, usia 13 untuk anak laki- laki, bath-mitzvah, usia 12 untuk perempuan) sampai mati (lih. Ul 27:26; Gal 3:10; Yak 2:10). Alkitab menegaskan bahwa berhubung belum ada yang pernah melakukan hal ini (kecuali Yesus), maka semua orang berada dalam kategori pelanggar hukum, orang-orang berdosa (Rom lih. Gal 3:9-18,22-23;\\).
Gal 5:4 "mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat" Tema teologis dari pasal Gal 3; 4 adalah bahwa penerimaan kita oleh Allah semata-mata didasarkan pada karakter-Nya, pemberdayaan oleh Roh, dan karya dari Mesias-Nya. Ini adalah esensi dari Injil Paulus yang baru dan radikal, yaitu pembenaran oleh kasih karunia melalui iman (lih. Rom 4; 5; 6; 7; 8).
- NASB "Kamu lepas dari Kristus"
- NKJV "Kamu telah menjadi terasing dari Kristus"
- NRSV "Kamu… telah memotong dirimu dari Kristus"
- TEV "telah memotong dirimu dari Kristus"
- NJB "Kamu telah memisahkan diri dari Kristus"
KATA KERJA Yunani ini (suatu AORIST PASSIVE INDICATIVE dari katargeō) diterjemahkan dalam banyak cara: (1) untuk membuat tidak berguna, (2) untuk membuat tidak berdaya; (3) untuk membuat tidak produktif, (4) tidak menguntungkan; (5) kosong; (6 ) membatalkan; (7) membuat batal dan tidak berlaku; (8) mengakhiri; (9) memusnahkan, atau (10) memutuskan dari. Ini digunakan oleh Paulus lebih dari dua puluh kali. Lihat Topik Khusus pada Gal 3:17. Seorang dapat melihat beberapa pengertiannya dari Gal 3:17 (menghapuskan) Gal 5:11 (membatalkan). Jika seseorang mencoba untuk menjadi benar dengan Allah melalui usaha manusia, ia memotong dirinya dari kebenaran kasih karunia sebagai sarana keselamatan (lih. Gal 5:12):
- 1. dalam keselamatan awal (ketika orang Galatia pertama kali menerima Injil)
- 2. dalam kehidupan yang berorientasi bekerja (ketika orang Galatia berpikir mengenai sekarang mengejar Hukum Musa)
- NASB, NKJV,
- NJB "kamu hidup di luar kasih karunia"
- NRSV "kamu telah jatuh jauh dari kasih karunia"
- TEV "kamu berada di luar kasih karunia Allah"
Mereka yang mencari Tuhan dengan kinerja manusia telah kehilangan pendekatan kasih karunia gratis yang ditemukan dalam karya paripurna Mesias yang disalibkan. Konteks ini tidak berurusan terutama dengan pertanyaan teologis modern tentang kemungkinan mereka yang telah memiliki keselamatan dan sekarang kehilangan keselamatan tersebut, tapi bagaimana manusia menemukan keselamatan. Namun demikian, perhatikan bahwa keselamatan melibatkan sebuah respon awal dan yang berkelanjutan. Ini adalah suatu titik dan suatu proses, baik yang melibatkan kasih karunia dan iman. Keduanya adalah penting (lih. ay. Gal 5:7).
Paulus berurusan dalam surat ini dengan legalisme yang terhubung dengan keselamatan. Saat ini kebanyakan legalisme dalam gereja berhubungan dengan kehidupan Kristen (lih. Gal 3:1-3). Kebanyakan orang Kristen legalistik mirip dengan "saudara yang lemah" dari Rom 14:1-15:13. Mereka tidak mampu menerima kebebasan dan pembebasan Injil. Mereka tidak mempercayai kinerja mereka untuk keselamatan, tetapi takut jika mereka entah bagaimana akan menyinggung Tuhan. Namun demikian, sikap ini, menghasilkan kritik yang menghakimi orang percaya lainnya. Gangguan persekutuan ini terjadi di gereja Galatia dan masih terjadi di gereja-gereja di zaman kita.
Pada titik ini dalam diskusi tentang suatu keselamatan yang sepenuhnya gratis, tetapi menuntut biaya-segalanya, saya ingin menyebutkan tiga Topik Khusus. Yang pertama berkaitan dengan keselamatan sebagai proses dan yang kedua berurusan dengan keselamatan sebagai hubungan sampai kepada akhir kehidupan, dan ketiga isu teologis kemurtadan. Lihat Topik Khusus: Bentuk Kata Kerja Yunani yang Digunakan untuk Keselamatan di 1Tes 5:9.
Gal 5:5 "Sebab oleh Roh, dan karena iman" Frasa ini menunjukkan dua kualifikasi yang diperlukan (yaitu, perjanjian) yang terlibat dalam keselamatan kita:
- 1. tarikan / rayuan Roh Kudus (lih. Yoh 6:44,65; 16:7-13)
- 2. respon manusia (lih. Mr 1:15, Kis 3:16,19; 20:21)
Frasa-frasa ini ditempatkan di muka dalam kalimat Yunani untuk penekanan.
□ "kita menantikan kebenaran yang kita harapkan" "Pengharapan" sering digunakan dalam PB untuk Kedatangan Kedua. Kedatangan Kedua adalah waktu ketika orang percaya akan sepenuhnya diselamatkan. PB menjelaskan keselamatan kita sebagai
- 1. suatu tindakan selesai
- 2. suatu status keberadaan
- 3. suatu proses
- 4. sebagai suatu penyempurnaan di masa depan
Keempat atribut keselamatan ini adalah gratis bukan saling meniadakan. Kita diselamatkan, telah diselamatkan, sedang diselamatkan, dan akan diselamatkan. Aspek keselamatan masa depan memerlukan pemuliaan orang percaya pada Kedatangan Kedua (lih. 1Yoh 3:2). Bagian-bagian lain yang menggambarkan peristiwa keselamatan di masa depan mencakup Rom 8:23; Fili 3:21 dan Kol 3:3,4. Lihat Topik Khusus: Bentuk Kata kerja Yunani yang Digunakan untuk Keselamatan di 1Tes 5:9.
□ "Kebenaran" Lihat Topik Khusus pada Gal 2:21.
Gal 5:6 Ayat ini merangkum tema dari kitab Galatia: kita benar dengan Allah melalui iman, bukan dengan ritual manusia atau kinerja – termasuk sunat, hukum makanan, dan / atau hidup bermoral.
Frasa penutup ini telah dipahami baik dalam pengertian PASSIVE atau MIDDLE (Barbara dan Timotius Friberg, Perjanjian Baru Yunani Analitis, hal 584; Harold K. Moulton [ed], Leksikon Yunani Analitis Revisi, hal 139). Katolik Romawi telah sebagian besar menafsirkannya sebagai PASSIVE yang berarti bahwa kasih adalah produk dari iman. Namun demikian, sebagian besar Protestan telah memahaminya dalam pengertian yang berarti cinta MIDDLE bahwa isu-isu keluar dari iman (lih. 1Tes 1:3). Istilah ini digunakan secara teratur dalam PB sebagai MIDDLE (lih. Rom 7:5, 2Kor 1:6; Ef 3:20; 1Tes 2:13, dan 2Tes 2:7). Iman adalah yang terutama.
Ini adalah jawaban Paulus terhadap guru-guru palsu mengenai gaya hidup orang kafir yang diterima secara bebas di dalam Kristus. Kasih yang dimotivasi Roh lah (setelah keselamatan) yang menetapkan standar perilaku bagi orang percaya dan memberikan kemampuan pada mereka untuk mematuhinya. Ini adalah perjanjian yang baru, hati yang baru dan pikiran baru (lih. Yer 31:33; Yeh 36:26-27).
Gal 5:7 "siapa" KATA GANTI TUNGGAL yang digunakan untuk seorang guru palsu juga ditemukan dalam ay. Gal 5:7 dan dua kali dalam ay. Gal 5:10. Namun demikian, bentuk JAMAK nya muncul dalam ay. Gal 5:12. Ini mungkin sebuah penggunaan kolektif dari bentuk TUNGGAL tersebut. Tetapi karena Gal 3:1, penggunaan TUNGGAL dapat menyiratkan
- 1. Pimpinan komplotan lokal yang beralih ke titik pandang Yudais dan sekarang menarik gereja di arah itu
- 2. pemimpin tamu yang meyakinkan dari Yudais
- NASB "Dahulu kamu berlari dengan baik, siapa yang menghalangimu dari mentaati kebenaran"
- NKJV "Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi"
- NRSV "ahulu kamu berlari dengan baik; siapa yang mencegahmu dari mematuhi kebenaran"
- TEV "Dahulu kamu melakukannya dengan baik! Siapa yang membuatmu berhenti mematuhi kebenaran"
- NJB "Dahulu kamu memulai perlombaanmu dengan baik: siapa yang membuatmu kurang bersemangat untuk menaati kebenaran"
"Dahulu kamu berlomba dengan baik" adalah sebuah IMPERFECT ACTIVE INDICATIVE. Ini berarti bahwa untuk suatu jangka waktu tertentu gereja-gereja di Galatia telah hidup dengan baik dalam kedewasaan Kristen. Paulus sering menggunakan metafora atletik. Ia terutama menyukai "berlari" (lih. Gal 2:2; 1Kor 9:24-26; Fili 2:16; 3:12-14; 2Tim 4:7).
KATA KERJA yang "menghalangi" atau "mencegah" (AORIST ACTIVE INDICATIVE) umumnya memiliki konotasi militer dan atletik. Dalam pengertian militer, kata itu berarti tindakan menghancurkan sebuah jalan dalam menghadapi musuh yang mendekat. Dalam pengertian atletik, itu berarti tindakan satu pelari memotong di depan orang lain, sehingga menyebabkan mereka berdua kehilangan perlombaan.
Paulus sedang terlibat dalam suatu permainan kata antara "menaati kebenaran" dalam ay. Gal 5:2, dan "bujukan" dalam ay. Gal 5:8. Ini tidak berarti bahwa jemaat Galatia tidak bertanggung jawab secara pribadi, tetapi bahwa mereka telah dipengaruhi.
Paulus menggunakan "mematuhi kebenaran" sebagai cara untuk mengekspresikan "mentaati Injil." Lihat Topik Khusus: Kebenaran dalam Tulisan-tulisan Paulus pada Gal 2:5.
Gal 5:8 "Dia, yang memanggil kamu" Seringkali pendahulu-pendahulu KATA GANTI nya bersifat rancu. Seperti dalam Gal 1:6, frasa ini selalu digunakan untuk pilihan pemilihan dari Allah Bapa. Lihat catatan di 1Tes 2:12.
Gal 5:9 "Sedikit ragi" Ragi adalah sebuah pepatah PB umum dalam Alkitab, sering digunakan dalam arti negatif (Mat 16:6, Mr 8:15, 1Kor 5:6, meskipun tidak selalu demikian (lih. Mat 13:33). Di sini metafora ini mungkin menggarisbawahi kekuatan meresap doktrin kebenaran karya (lih. Mat 16:6).
Gal 5:10 "aku yakin tentang kamu" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang menyiratkan bahwa Paulus telah, di masa lalu, dan masih terus memiliki, kepercayaan pada orang-orang Kristen Galatia (lih. 2Kor 2:3; 2Tes 3:4; Fil ay. Gal 5:21).
□ "bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain" Lihat catatan pada Gal 4:12.
- NASB "Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia."
- NKJV "tapi siapa yang menyulitkanmu akan menanggung penghakimannya, siapa pun dia"
- NRSV "Tapi siapa pun yang membingungkan kamu akan membayar dendanya"
- TEV "dan bahwa orang yang menyusahkanmu, siapa pun dia, akan dihukum oleh Allah"
NJB "dan siapa saja yang menyulitkanmu di masa depan akan dihukum, tidak peduli siapa dia" Orang-orang percaya bertanggung jawab di hadapan Allah, tetapi mereka dapat dipengaruhi. (Lih. Gal 1:7; Kis 15:24). Tingkat keparahan hukuman bagi mereka yang menyesatkan orang percaya baru Allah dapat dilihat dalam Mat 18:6-7.
Gal 5:11 "jikalau aku masih memberitakan sunat," Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya (penggunaan ini menunjukkan bahwa konstruksi ini tidak selalu benar sesuai dengan realitas). Paulus menggunakan konstruksi ketatabahasaan yang agak tidak umum untuk mengatakan "karena mereka masih menuduh saya mengkhotbahkan sunat," yang mungkin merupakan sebuah rujukan untuk
- 1. Penyunatan Timotius olehnya (lih. Kis 16:3) dan keengganannya untuk menyunat Titus (lih. Gal 2:2-5)
- 2. Pernyataan Paulus dalam 1Kor 7:18-19
Apapun latar belakangnya, Paulus menyatakan bahwa kaum Yudais tidak konsisten, karena jika ia mengkhotbahkan sunat mereka seharusnya telah secara antusias menerima dia, tapi berhubung mereka menganiaya dia, itu adalah bukti yang baik bahwa dia tidak menganjurkan sunat bagi bangsa-bangsa lain.
□ "salib bukan batu sandungan lagi" "batu sandungan" atau "hambatan" [skandalon] berarti "sebuah tongkat perangkap berumpan yang digunakan untuk menangkap hewan" (lih. Rom 9:33; 1Kor 1:23). Salib adalah suatu pelanggaran bagi kaum Yudais salib karena memberikan secara gratis sesuatu yang mereka dapatkan dengan bekerja begitu keras (lih. Rom 10:2-5).
□ "bukan… lagi." Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE. Lihat Topik Khusus pada Gal 3:17.
- NASB "Ku harap bahwa orang-orang yang mengganggumu bahkan akan merusak diri mereka sendiri"
- NKJV "Ku harap bahwa mereka yang menyulitkanmu bahkan akan memutuskan diri mereka sendiri"
- NRSV "Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya"
- TEV "Ku harap bahwa orang-orang yang menjengkelkanmu akan terus melakukannya; biarkan mereka pergi dan mengebiri diri mereka sendiri"
- NJB "Beritahu orang-orang yang mengganggumu Saya ingin melihat pisaunya meleset"
"Merusak" digunakan dalam arti "pengebirian." Telah diketahui dari sejarah bahwa pemujaan terhadap Cybele, yang ada di provinsi Galatia, mengebiri semua imam mereka (kasim). Paulus sedang membuat sebuah hiperbola sarkastis tentang sunat (seperti Fili 3:2, dimana ia menyebut mereka "anjing-anjing").
Galilah -> Gal 5:1-12
Galilah: Gal 5:1-12 - Kemerdekaan Di Dalam Kristus Galatia 5:1-12 Sub Tema: Kemerdekaan Di Dalam Kristus
Untuk kemerdekaanlah Kristus sudah memerdekakan kita, Jadi berdiri teguh dan jangan lagi membe...
Galatia 5:1-12 Sub Tema: Kemerdekaan Di Dalam Kristus
Untuk kemerdekaanlah Kristus sudah memerdekakan kita, Jadi berdiri teguh dan jangan lagi memberi dirimu dibebankan dengan kuk perbudakan. Perhatikanlah, saya, Paulus, berkata kepada kalian, bahwa kalau kalian disunat, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi kalian. Sekali lagi saya tegaskan bahwa setiap orang yang disunat, wajib melakukan seluruh Hukum Taurat. Kalian yang mencari pembenaran melalui Hukum Taurat, sudah terpisah dari Kristus dan sudah mengasingkan diri dari anugerah. Karena melalui Roh dan oleh iman, kita menunggu-nunggu pengharapan akan kebenaran, Karena di dalam Kristus Yesus, bersunat ataupun tidak bersunat sama sekali tidak berarti, melainkan hanya iman yang bekerja melalui kasih. Dulu kalian berlomba dengan baik, siapa yang merintangi, sehingga kalian tidak mentaati kebenaran? Pengaruh ini bukan dari Dia yang sedang memanggil kalian! Sedikit ragi mengkhamirkan seluruh adonan. Saya yakin kepada kalian di dalam Tuhan, bahwa kalian sama sekali tidak akan berpendapat lain, tetapi orang yang membingungkan kalian, tentu akan menanggung hukuman, siapapun juga dia. Nah, mengapa sampai saya masih dianiaya saudara-saudara, kalau saya tetap memberitakan sunat? Memang, kalau begitu, hilanglah masalah bahwa salib menjadi batu sandungan. Harap mereka yang menghasut kalian, mengebiri juga diri-sendiri!
ay. 1 Untuk kemerdekaanlah Kristus sudah memerdekakan kita – Paulus bicara sedikit ironis di sini, di mana dia rupanya bertanya-tanya di hati mengapa sampai orang yang dimerdekakan mau hidup seolah-olah dia masih budak. Apa tujuan Kristus dalam memerdekakan kita? Supaya kita hidup merdeka! Walaupun dalam alkitab-alkitab modern ada tulisan Pasal 5 dan sering kali ada judul juga, di teks asli tentu tidak ada. Jadi paling alami kalau kita mengaitkan bagian ini kepada apa yang baru dikatakan di atas. Memang tidak ada kata penghubung dalam bahasa Yunani, tetapi secara tematis, isinya sangat cocok.
Jadi berdiri teguh – Perintah ini berbau militer, menggambarkan orang berdiri teguh/kuat dan sering digunakan untuk menekan supaya orang berpegang terus kepada apa yang sudah menjadi milik mereka di dalam Kristus. Lihat 1 Kor 16:13, Filipi 1:27, 4:1, 1 Tes 3:8, 2 Tes 2:15.244 Sifat terus menerus245 mendorong supaya selalu begitu.
Dan jangan lagi memberi dirimu dibebankan dengan kuk perbudakan – Perintah ini bersifat pasif,246 yang biasanya menyangkut kerelaan orang. Jadi mereka diperintahkan untuk jangan membiarkan diri dibebankan. Kata enekho (dibebankan), kalau berbentuk pasif membawa arti dibebankan,dikuasai,atauterjerat.247 Pada masa Paulus, Hukum Taurat digambarkan sebagai kuk di antara orang Yahudi, tetapi tidak secara negatif.248 Walaupun demikian orang percaya pada abad pertama mulai menggunakan istilah ini secara negatif (Kis 15:10). Mungkin mereka begitu karena perkataan Kristus di Mat 11:29-30.249 Perbudakan tentu menyangkut beban Hukum Taurat yang sering muncul di atas, apalagi kalau kita ingat bahwa tidak lagi ada pengampunan dalam sistem tersebut.
ay. 2 Perhatikanlah, saya, Paulus, berkata kepada kalian – Klausa ini cukup tegas: Paulus mulai dengan ungkapan (Ide – Lihat/Perhatikanlah) yang menuntut perhatian mereka, lalu dia menggunakan kata ganti orang yang menekankan saya (ego), lalu menggunakan namanya. Berdasarkan semuanya ini, kebanyakan ahli Alkitab menyimpulkan bahwa dia bicara dalam otoritasnya sebagai rasul. Tetapi juga ada yang berpikir dia mengingatkan mereka bahwa dia teman lama mereka – Paulus, yang membawa Injil kepada mereka. Memang Paulus sudah mengingatkan mereka pada perasaan awal mereka kepada dia (4:12-20), tetapi mungkin di ayat ini otoritasnya yang menonjol, karena keseriusan dari perkataan berikutnya.
Bahwa kalau kalian disunat – Bentuk dari klause ini menyatakan bahwa mereka belum disunat, tetapi ada kemungkinan hal itu akan terjadi.250 Memang Paulus tidak ada masalah kalau orang Yahudi disunat, karena dia berani melakukannya pada Timotius (Kis 16:3). Masalah di Galatia adalah mereka diajar bahwa mereka perlu melakukannya supaya menjadi selamat – Di situ Paulus membantah dengan tegas – Secara jasmani sunat sama sekali tidak ada arti (Gal 5:6), tetapi kepercayaan yang mendasarinya sangat berarti.
Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi kalian – Tidak akan berguna bersifat masa depan,251 jadi harus ditanyakan apakah maksudnya masa dekat, ketika disunat, atau jauh ke depan di penghakiman terakhir? Mungkin berdasarkan keseriusan bahasa Paulus di bagian ini, kita harus menyimpulkan bahwa maksudnya penghakiman terakhir, di mana orang yang berusaha membenarkan diri dinyatakan tidak benar. Kata ofeleo berarti berguna,bermanfaat,berfaeda, jadi mereka tidak dapat untung sama sekali, kalau tidak datang kepada Allah menurut jalan satu-satunya yang Dia sediakan.
ay. 3 Sekali lagi saya tegaskan – Kata martyromaiboleh berarti bersaksi, tetapi sering dimengerti secara legal, di mana orang harus memberi kesaksian di hadapan seorang hakim. Itu sebabnya Paulus sering menggunakan kata ini untuk mengatakan kebenaran dengan sangat serius – Memperingati,menegaskan,menyatakan. Lihat Kis 20:26, 12.252
Bahwa setiap orang yang disunat, wajib melakukanseluruh Hukum Taurat – Sifat dari kata disunat hanya menyangkut masa kini,253 sehingga tidak bicara mengenai sunat secara umum, melainkan pada desakan untuk mereka menerima sunat pada waktu itu. Kata ofeiletes (wajib), secara literal berarti orang yang berhutang, tetapi kalau menyangkut tugas, menggambarkan ikatan di mana dia harus melakukannya. Lihat juga Yak 2:10. Yakobus mau menegaskan keseriusan dari dosa, ketika dia bicara seluruhnya, tetapi maksud Paulus lain di sini. Seluruh pembahasan Paulus ini menyatakan dua pilihan yang ada bagi manusia: a. Membenarkan diri melalui ketaatan kepada Hukum Taurat dan b. Memberi diri dibenarkan hanya melalui iman saja kepada Kristus. Jadi di sini Paulus bicara mengenai sistem yang akan dipilih; perbuatan, atau iman. Kalau orang memilih sistem perbuatan, dia harus 100% taat, karena tidak lagi ada sistem pengorbanan.
ay. 4 Kalian yang mencari pembenaran melalui Hukum Taurat – Kata hostis (yang) di sini, dipakai dalam konteks di mana tidak jelas siapa-siapa di antara pendengar yang dimaksudkan. Jadi dalam konteks ini Paulus tidak menuduh bahwa mereka semua mencari pembenaran dalam Hukum Taurat, melainkan hanya kepada orang yang memang sedang tertarik ke situ.254 Kata mencari tidak ada di teks asli, tetapi memang itu yang dimaksudkan Paulus. Dia sudah menyatakan dengan jelas bahwa Hukum Taurat tidak membenarkan di 3:11, jadi ini menyangkut usaha atau harapan bahwa mereka akan dibenarkan.255
Sudah terpisah dari Kristus – Kata katargeo berarti dijadikan tidak berguna, ditiadakan atau dilepaskan dari ikatan/kontrol.256 Mungkin di sini penggunaannya di Roma 7:2 yang paling tepat di mana orang dibuat bebas, atau dilepaskan dari kuasa Hukum Taurat. Di sini kebalikan yang dimaksudkan, yaitu orang yang mencari pembenaran dalam Hukum Taurat terlepas/terpisah dari Kristus. Jadi Paulus dengan lebih tajam lagi mengembangkan kedua pilihan di ayat tadi – Keselamatan adalah seratus persen oleh iman. Sifat kata ini menyangkut masa lampau dan bentuknya pasif,257 yaitu sesuatu yang sudah terjadi kepada mereka. Jadi dengan sudah memilih ‘jalan keselamatan’ yang satu, yang lain tidak tersedia.
Dan sudah mengasingkan diri dari anugerah – Kata ekpipto secara literal berarti jatuh ke luaratau jatuh dari, menggambarkan orang yang jatuh dari pendiriannya. Sifat masa lampau lagi bicara mengenai sesuatu yang sudah terjadi, tetapi karena kata ini bersifat aktif, menyangkut suatu pilihan yang orang ini ambil. Mereka sudah memilih untuk mengasingkan diri dari anugerah. Kata kharis (anugerah/kasih karunia) sungguh sangat indah artinya berkaitan dengan keselamatan karena menggambarkan kebaikan Allah kepada manusia, yang menyelamatkan tanpa imbalan sedikitpun. Kata ini di sini boleh ditafsirkan berarti jalan keselamatan atau juga ditafsirkan bahwa anugerah identik dengan Kristus tadi. Memang beda tipis, tetapi mungkin jalan keselamatan yang hanya oleh anugerah yang dimaksudkan.
Satu pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan ayat ini dan ayat yang mirip di surat lain adalah, apakah orang yang sudah menjadi selamat, bisa kehilangan keselamatan tersebut. Memang di sini bukan tempat untuk pembahasan panjang mengenai soal ini, yang sudah berabad-abad dibahas oleh orang percaya. Kalau mau membaca penjelasan yang sangat menolong, lihat Moody Handbook of Theology, yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.258 Secara singkat saja, Firman Tuhan mengajar bahwa apabila orang menjadi percaya, mereka sudah memiliki hidup yang kekal (Yoh 6:38-40, 10:27-29), bahwa mereka sudah dikenal dari semula dan keselamatan mereka menyangkut masa depan yang sudah pasti (Rom 8:28-39), bahwa kehadiran Roh Kudus di dalam orang percaya adalah garansi/jaminan bahwa mereka akan masuk surga (Efe 1:13-14, 2 Kor 1:21-22). Ingat juga bahwa jaminan itu diberi dengan pengetahuan lengkap mengenai setiap dosa dan kegagalan kita. Allah juga berjanji untuk memberi disiplin kepada orang percaya yang mulai menoleh, sehingga mereka tidak hilang (1 Kor 11:31-32) dan bahwa disiplin tersebut menyatakan bahwa kita benar-benar anak-anak Allah (Ib 12:3-13). Berdasarkan semuanya itu, memang jelas bahwa keselamatan tidak bisa hilang. Kalau begitu, apa maksudnya bagian-bagian yang mengatakan bahwa keselamatan adalah untuk orang yang bertekun? (Mat 10:22, Yoh 8:31-32, Kol 1:22-23) Hal ini dijelaskan di Ibrani 3:14 yang menggambarkan ketabahan kita sebagai akibat dari peristiwa di mana kita telah beroleh bagian dalam Kristus. Hal ini sangat jelas dalam bahasa Yunani di mana kata beroleh bersifat perfek, yaitu sesuatu yang tuntas terjadi di masa lalu, dan dampaknya nampak, yaitu ketabahan. Kalau begitu, bagaimana dengan ayat-ayat yang bicara seolah-olah keselamatan bisa hilang? (Yoh 15:6, Ib 6:7-8 dll.) Alasan satu-satunya yang masuk akal adalah karena orang-orang yang dibicarakan, walaupun tampil seperti orang percaya, sebenarnya tidak pernah benar-benar percaya. Jelas di Perjanjian Baru bahwa ada di dalam gereja orang yang belum percaya. (Gal 2:4, 2 Kor 11:15, 26 dll.) Bagian yang paling jelas menggambarkan situasi ini terdapat di Matius 7:21-23, di mana orang memanggil Kristus Tuhan, Tuhan, dan melakukan banyak pelayanan yang mengesankan, tetapi kata Kristus: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Lihat juga 1 Yoh 2:19, 3:9-10, 5:18. Jadi dalam ay. 4 ini Paulus berkata bahwa, kalau ada yang dari antara mereka orang yang telah memilih jalan lain daripada Kristus, dia tidak selamat, walaupun dulunya mungkin dianggap sebagai saudara.
ay. 5 Karena melalui Roh dan oleh iman – Di ay. 5 dan 6 Paulus memberikan kesimpulan yang padat mengenai ayat-ayat tadi. Dia kembali kepada tema Roh, yang muncul terus di Gal 3 dan 4 dan yang akan sangat nampak di bagian berikut, dan tema iman yang sudah banyak muncul di Gal 3, tetapi sesudah ayat ini hanya akan disebut 2 kali lagi. Maksud dari penggunaan kata-kata ini di sini adalah untuk meringkas bahwa kita menjadi selamat oleh iman saja, bukan melalui Hukum Taurat dan oleh karena itu Roh Kudus memberi pengharapan kepada kita. Lihat Rom 5:1-5
Kita menunggu-nunggu pengharapan akan kebenaran – Kata kita di sini menunjukkan perubahan dari ayat-ayat tadi di mana Paulus menggunakan kata ganti kalian/kamu. Kata apekdekhomai berarti menunggu-nunggu/sangat menantikan.259 Setiap kali Paulus menggunakan kata ini, tujuannya adalah bicara masa terakhir. Lihat Rom 8:19, 23, 25, 1 Kor 1:7, Fili 3:20.260 Yang menarik adalah mengapa sampai dia bisa berkata bahwa kita sudah dibenarkan (Rom 3:23-24, 5:1, 5:9, 1 Kor 6:11), tetapi masih menunggu kesalehan, atau kebenaran? Sebenarnya keselamatan kita menyangkut masa lalu, masa kini dan masa depan – Kita sudah selamat, sedang diselamatkan dan menunggu keselamatan – Jadi pembenaran kita tidak terjadi berulang-ulang, melainkan terjadi pada saat kita percaya dan terus berdampak di dalam hidup kita di dunia ini, lalu akan dinyatakan di masa depan pada hari penghakiman261 – Hari itulah dan pernyataan itulah yang kita tunggu dengan penuh pengharapan. Kata dikaiosyne berarti kesalehan,ataukebenaran. TB lebih jelas di sini dengan ‘yang kita harapkan’, tetapi literalnya seperti di atas. Topik pengharapan biasanya muncul di surat-surat Paulus, tetapi baru kali ini di surat Galatia.
ay. 6 Karena di dalam Kristus Yesus – Tema penting ini juga disinggung di ringkasan Paulus ini. Lihat lagi 2:17, 3:14, 26-29.
Bersunat ataupun tidak bersunat sama sekali tidakberarti– Kata iskhyo berarti kuat/mampu secara literal, tetapi kalau secara legal membawa arti berarti/berlaku.262 Jadi di sini, dalam konteks keselamatan oleh iman, mungkin tidak berarti yang paling cocok.
Melainkan hanya iman yang bekerja melalui kasih – Kata alla (melainkan) lagi, menunjukkan kontras yang tegas. Kata energeo berarti bekerja/berfungsi tetapi juga boleh berarti mengakibatkan.263 Jadi tujuan di sini bukan untuk memutuskan mana yang lebih dulu muncul, kasih atau iman, melainkan untuk menyatakan bahwa iman tentu menyatakan dirinya melalui kasih. Jelas kalau kita simpulkan bahwa orang yang sudah percaya dan didiami oleh Roh, menunjukkan buah Roh yang terutama, yaitu kasih. Di sini Paulus mulai mirip Yakobus sedikit, karena menekankan bahwa iman harus dilihat dalam apa yang orang lakukan. (Yak 2:18) Lihat juga 1 Yoh 3:14-15, 17-18.
ay. 7 Dulu kalian berlomba dengan baik – Kata trekho, secara literal berarti berlari, tetapi Paulus suka menggunakannya secara figuratif menyangkut pelayanan dan pertumbuhan rohani.264 Lihat 2:2, 1 (“beroleh kemajuan”), dan juga perlombaan di Kis 20:24, 1 Kor 9:24, Filipi 2:16, dll. Kata ini bersifat terus menerus di masa lampau,265 menyatakan bahwa mereka dulu sedang bertumbuh sehat dalam iman sebelum dihalangi.
Siapa yang merintangi – Kata egkopto dulu menggambarkan orang merusakkan jalan supaya orang lain tidak bisa lewat, tetapi lama kelamaan mulai dipakai mengenai halangan/rintangan. Kalau dalam konteks perlombaan, boleh juga menggambarkan seorang atlit yang memotong jalan orang lain.266 Sifat Aoris267 bicara masa lampau secara umum, menyangkut penyesatan yang mulai membuat mereka ragu-ragu dengan Injil anugerah.
Sehingga kalian tidak mentaati kebenaran? – Menarik bahwa kalangan sunat menganggap bahwa mereka mendorong saudara-saudara ini supaya taat kepada kebenaran, tetapi Paulus dengan jelas mengatakan bahwa dengan menambah pada Injil yang benar, orang merusakkannya dan berdosa terhadap Dia yang merencanakannya. Kata peitho biasanya berarti pengaruh, tetapi di sini ketaatan yang dimaksudkan, mungkin juga dengan unsur karena orang lain mendesak.268 Kata ini juga dipakai sebagai kiasan dengan kata peismone (pengaruh) di ayat berikut dan dalam bentuk perfek di ay. 10. Peitho ini bersifat masa kini,269 jadi apa yang dilakukan dulu untuk memotong jalan mereka, berdampak sekarang sehingga mereka mulai dipengaruhi sehingga tidak taat.
ay. 8 Pengaruh ini bukan dari Dia yang sedang memanggil kalian!– Kata kaleo (memanggil) bersifat terus menerus di masa kini,270 walaupun di 1:6 kata ini bersifat lampau. Ada beberapa tempat lain panggilan kita disebut di masa kini, Rom 9:11, 12, 5:24. Panggilan-Nya memegang dan tidak akan melepaskan kita.
ay. 9 Sedikit ragi mengkhamirkan seluruh adonan – Ayat ini adalah pepatah yang sering digunakan. (6) Walaupun ragi sering dikaitkan dengan hal negatif, tidak selalu begitu (Mat 13:33). Pada masa itu, setiap kali mereka membuat roti, ada sedikit dari adonan yang disimpan, dan bagian itu dimasukkan ke dalam adonan baru untuk mengkhamirkannya. Ragi di sini boleh berarti ajaran dari kalangan sunat, atau juga orang-orang dari kalangan tersebut. Mungkin lebih baik ditafsirkan bahwa orang-orangnya yang Paulus maksudkan, karena di bagian ini fokusnya begitu.
ay. 10 Saya yakin kepada kalian di dalam Tuhan – Kata peitho (yakin) dipakai lagi di sini, jadi kiasan yang mulai di ay. 7 berakhir di sini dan kalau kita mengikuti maknanya kita lihat bahwa ketaatan mereka dipengaruhi oleh pengaruh buruk, yang bukan dari Allah, tetapi Paulus masih yakin pada mereka,bahwa mereka akan tetap kuat. Sifat dari kata peitho menggambarkan keyakinan penuh.271 Kata saya(ego) ada tekanan karena posisinya di kalimat, jadi Paulus mau menegaskan hal ini dan juga bahwa keyakinannya sebenarnya karena dia tahu bahwa Tuhanlah yang akan meneguhkan jemaat-jemaat ini. (Fili 1:6)
Bahwa kalian sama sekali tidak akan berpendapat lain – Klausa ini tentu menyangkut Injil kasih karunia. Kata froneo berarti berpikir/berpendapat dan sifatnya masa depan, jadi walaupun mereka agak tersandung, Paulus yakin bahwa mereka tidak akan terus seperti itu.
Tetapi orang yang membingungkan kalian tentu akan menanggung hukuman – Kata tarasso berarti menggoncangkan,mengacaukan,atau membingungkan,272 jadi kebingungan yang mereka alami, tentu menggoncangkan hati mereka. Kata menanggung (bastazo) di sini bersifat masa depan dan dianggap sebagai sesuatu yang pasti.273 Memang jelas di Firman Tuhan bahwa orang yang berani menghancurkan Tubuh Kristus akan menanggung hukuman (2 Kor 11:15).
Siapapun juga dia – Mungkin Paulus belum mengenal siapa yang menggoncangkan mereka, atau mungkin dia menduga, tapi belum yakin. Tentu orang Galatia tahu.
ay. 11 Nah, mengapa sampai saya masih dianiaya saudara-saudara, kalau saya tetap memberitakan sunat? – Isi ayat ini muncul tiba-tiba bagi kita yang di luar dari situasi. Rasanya tidak terkait dengan ayat-ayat lain di sini. Kemungkinan besar kalangan sunat membujuk mereka dengan mengatakan bahwa Paulus pun masih mengajar bahwa orang harus disunat. Ingat bahwa penginjilan pada orang ‘kafir’ masih sangat baru di sejarah gereja, sehingga ada kemungkinan bahwa orang-orang tersebut memang percaya apa yang mereka katakan, karena tidak masuk akal kalau Paulus yang dulunya seorang Farisi, tidak lagi percaya akan hal yang begitu mendasar bagi orang Yahudi. Kalau membaca Kis 21:17-26, kita melihat dengan jelas hati Paulus, Yakobus dan juga orang percaya di Yerusalem pada waktu itu. Ingat bahwa situasi di Galatia terjadi 10-15 tahun sebelumnya.
Memang, kalau begitu, hilanglah masalah bahwa salib menjadi batu sandungan – Dalam konteks surat Galatia ini, jalan keselamatan melalui salib berlawanan dengan jalan keselamatan melalui Hukum Taurat, sehingga lebih baik kita mengerti bahwa orang tersandung karena harus seratus persen bergantung kepada Kristus untuk keselamatan dan tidak sedikitpun pada perbuatanmereka.274 Bandingkan Gal 5:2-4 dengan 2:21, 3:1-6, 5:5. Tafsiran ini lebih masuk akal karena kalangan sunat tidak tersinggung dengan Kristus, atau penyalibannya. Yang membuat mereka mogok adalah keselamatan hanya melalui iman saja – Sola Fide.
ay. 12 Harap mereka yang menghasut kalian – Kata ofelon (harap) juga ada unsur hasrat, di mana Paulus begitu terganggu dengan mereka sehingga mereka melalukan hal ini. Kata anastatoo boleh berarti mengganggu/menyinggung tetapi biasanya menyangkut suatu perkataan yang membuat orang mengamuk.275 Jadi menghasut(TB) bagus di sini. Kata ini bersifat terus menerus di masa kini, menyangkut keadaan yang sedang dialami.
Mengebiri juga diri-sendiri! – Kata apokopto berarti penggal/potong/kebiri276 dan dalam konteks ini Paulus tentu bicara sarkastis, seolah-olah mereka, kalau mau menjadi lebih benar lagi, seharusnya memotong semuanya dan bukan hanya kulit khitan. Walaupun rasanya tajam, memang gaya itu biasa pada masa Paulus ini. Ada beberapa agama pada waktu itu di mana imam-imam mengebiri diri sendiri, tetapi bukan itu yang dimaksudkan.277
- Apakah saudara menikmati kemerdekaanmu dalam Kristus, atau kurang bersukacita di dalamnya, karena masih merasakan perbudakan?
- Apakah ketika belajar bagian ini saudara rasa bahwa dasar keselamatan Anda tidak jelas?
- Apakah ada rasa frustrasi dengan tubuh jasmanimu dan rindu untuk menerima yang baru, yang tidak lagi bergumul dengan dosa?
- Apakah ada orang yang mempengaruhi saudara sehingga sukacita dan kebebasanmu dalam Kristus dipadamkan?
Topik Teologia -> Gal 5:6
Topik Teologia: Gal 5:6 - -- Keselamatan
Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Ga...
- Keselamatan
- Keselamatan adalah oleh Iman, Bukan Perbuatan
- Yoh 5:24 Kis 13:38-39 Rom 3:21-26,28,30 Rom 5:1 Rom 8:3 Rom 10:3-4 Gal 2:14-21 Gal 3:1-29 Gal 5:4-6 Fili 3:8-9
- Pembenaran
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
TFTWMS -> Gal 5:2-6
TFTWMS: Gal 5:2-6 - Hukum Taurat Versus Kristus Hukum Taurat Versus Kristus (Galatia 5:2-6)
2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak...
Hukum Taurat Versus Kristus (Galatia 5:2-6)
2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Masalah sunat adalah sangat penting. Masalah itu berhubungan langsung dengan hubungan orang Kristen dengan perjanjian lama dan baru. Karena alasan ini, Paulus bicara dengan keras menentang praktik orang-orang Kristen bukan Yahudi.
Ayat 2. Rasul itu dengan kuat menegaskan, Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Ini bukan kali pertama "sunat"5(peritomh, peritomē) disebutkan dalam surat itu; Paulus memperkenalkan masalah itu dalam 2:3 tentang Titus, rekan kerjanya yang bukan orang Yahudi.
Alasan Paulus tidak dapat begitu saja mengabaikan pengikatan sunat kepada orang-orang Galatia yang bukan Yahudi adalah bahwa sunat adalah "tanda perjanjian" yang pertama antara Allah dan Abraham dan keturunannya (Kej. 17:10-13) dan kemudian dimasukkan ke dalam perjanjian lama di Gunung Sinai.6Begitu pentingnya sunat itu bagi orang Yahudi sehingga mereka berulang kali diacukan di dalam Perjanjian Baru sebagai "orang bersunat,"7sebutan yang membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain yang disebut "tidak bersunat"8(Gal. 2:7-9).
Paulus memberitahu gereja di Galatia bahwa jika mereka melakukan sunat, "Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu." Ia mengajarkan bahwa siapa pun yang menerima sunat sebagai syarat untuk menjadi orang Kristen orang itu sedang kehilangan hubungannya dengan Kristus dan manfaat dari berada di dalam Kristus. Hubungan antara sunat dan perjanjian lama begitu kuat sehingga setiap orang yang menerima sunat mengakhiri hubungannya dengan Kristus itu sendiri. Ajaran ini menekankan bahwa kedua perjanjian itu tidak dapat dicampur atau bercampur aduk. Orang harus memilih antara hukum Taurat (atau prinsip memperoleh kebenaran seseorang) dan injil kasih karunia di dalam Yesus Kristus.
Ayat 3. Paulus ingin menghindari kemungkinan apa saja untuk disalahpahami, sehingga ia dengan tegas mengulangi dirinya sendiri: Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Jenis pengulangan yang sama ini muncul dalam 1:9. Dalam kedua kasus tersebut, pengulangan tersebut menunjukkan bahwa pernyataan Paulus itu melibatkan hal yang penting.
Yesus berkata, "Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi" (Mat. 5:18). Kitab Suci Perjanjian Lama bersaksi tentang Kristus (Yoh. 5:39). Yesus memperingatkan orang-orang yang tidak mau datang kepada Dia namun berkeras untuk mengikut Musa, "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku" (Yoh. 5:45, 46).
Hukum Taurat—dengan semua kesaksian, tuntunan, ramalan, penghiburan, peringatan, kewajiban, dan kuasa penghukumannya—masih ada bersama kita sebagai acuan dan penjelasan tentang perjanjian lama. Namun begitu, syukur kepada Allah, orang Kristen yang hidup dalam Roh tidak berada di bawah hukum Taurat (Rom. 8:1-4). Pelajaran yang diajarkan kepada kita oleh "penuntun" (paidagwgo÷ß, paidagōgos) yang lama masih harus diingat; "Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun" (Gal. 3:25). Paulus telah meminta mereka yang ingin berada di bawah hukum Taurat untuk mendengarkan apa yang dikatakan hukum Taurat (4:21). Ia meringkas peran hukum Taurat melalui sebuah kiasan (4:22-30), dengan menyimpulkan bahwa orang Kristen bukan anak hukum Taurat (4:31). Di sini rasul Paulus menerapkan prinsip: Jika orang percaya berkeras bertindak seperti anak hukum Taurat, dengan menerima sunat sebagai persyaratan untuk keselamatan, ia akan kehilangan keselamatan itu sendiri yang Kristus telah sediakan untuk semua orang yang menerima Dia dengan kasih karunia melalui iman.
Perjanjian Lama itu sendiri bersaksi tentang datangnya perjanjian baru. Mungkin nas yang paling menonjol adalah Yeremia 31:31-34, di mana Allah berjanji bahwa "perjanjian baru" itu "bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka … sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." Paulus membuat klaim khusus tentang Allah yang telah membuat dia dan rasul-rasul lainnya "menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan" (2 Kor. 3:6). Musa dianggap sebagai pelayan atau pengantara perjanjian lama, yang tidak dapat memberikan pengampunan dan Roh Kudus. Ini adalah "pelayanan yang memimpin kepada kematian" dan "yang memimpin kepada penghukuman" (2 Kor. 3:7-9). Penulis Ibrani menulis, "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa" (Ibr. 10:4).
Setelah mengutip nubuat Yeremia tentang perjanjian baru yang akan datang, penulis Surat Ibrani menyatakan bahwa Allah "menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang" dan menambahkan bahwa "apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya" (Ibr. 8:13). Perjanjian lama memberikan kesaksian atas kepergiannya sendiri, digantikan oleh kehendak Allah untuk umat-Nya, Israel rohani. Orang-orang ini tidak lain adalah anak-anak perjanjian baru dari kasih karunia dan pengampunan berdasarkan darah Yesus (Ibr. 10:9, 10). Apa yang penting bagi orang Kristen adalah sunat rohani, sunat hati (Rom. 2:28, 29), yang terjadi pada baptisan seseorang (Kol. 2:9-13). Dalam tindakan iman yang berserah diri ini, orang-orang yang bertobat menerima kasih karunia yang dianugerahkan oleh Allah melalui pengampunan-Nya atas dosa dan karunia berupa Roh-Nya yang menetap (Kisah 2:38; 22:16).
Ayat 4. Rasul Paulus memperingatkan gereja Galatia tentang pelbagai konsekuensi mengerikan bagi mereka yang mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat. Pertama, ia berkata, Kamu lepas dari Kristus. Para penerjemah telah berjuang keras untuk mencari cara terbaik dalam mengungkapkan kata kerja katarge÷w (katargeō). Meski Alkitab NASB menggunakan kata "lepas," terjemahan lainnya mencakup "melepaskan dirimu sendiri" (NRSV), "mengasingkan diri" (NIV), dan "mengucilkan" (NKJV). Pelbagai terjemahan ini memberi pengertian dasar kata itu, tapi memang membantu untuk mempertimbangkan arti kamusnya dan cara penggunaannya dalam berbagai konteks. Kamus Walter Bauer memiliki definisi ini:
- 1. menyebabkan sesuatu menjadi tidak produktif, menghabiskan, membuang, seperti pohon "menghabiskan" sumber daya tanah (Luk. 13:7);
- 2. menyebabkan sesuatu kehilangan kekuatannya atau keefektifannya, tidak berlaku, sebagaimana hukum Taurat tidak dapat "meniadakan" janji Allah kepada Abraham (Gal. 3:17);
- 3. menyebabkan sesuatu berhenti berwujud, lenyap, terhapus, tersisih, seperti Paulus "meninggalkan" cara kekanak-kanakan ketika ia mencapai kedewasaa (1 Kor. 13:11);
- 4. menyebabkan pelepasan seseorang dari suatu kewajiban (orang tidak ada lagi hubungannya dengan), atau (dalam bentuk pasif) dibebaskan. Seorang perempuan "dibebaskan" dari ikatan pernikahan saat suaminya meninggal dunia. Orang Kristen "telah dibebaskan" dari hukum Taurat (Rom. 7:2, 6).9
Sehubungan dengan gagasan "dibebaskan" dari hubungan dengan orang lain, Paulus menyatakan, "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah" (2:19). Ini tidak berarti bahwa Paulus tidak lagi berwujud saat ia berpaling kepada Kristus; sebaliknya, ia telah dibebaskan dari hubungan dengan hukum Taurat yang mengikat dan memperbudak yang selama ini telah mengendalikan sikapnya dan tindakannya. Dalam Alkitab, "kematian" tidak pernah menunjukkan berhentinya eksistensi; itu hanya menandakan berakhirnya suatu hubungan.
Bentuk perfect tense kata kerja "terlepas" dalam bahasa Yunani memberi pengertian keadaan keterpisahan, suatu kondisi di mana seseorang hilang sepenuhnya. Meski Alkitab NCV tidak memberikan terjemahan teks itu secara harfiah, namun teks itu menangkap esensi pesan Paulus dengan kata-kata ini: "Jika engka mencoba untuk dibuat benar dengan Allah melalui hukum Taurat, hidupmu dengan Kristus berakhir." Mengenai konsekuensi kedua, Paulus menyatakan, Engkau telah jatuh dari kasih karunia (NASB). "Jatuh" berasal dari kata kerja Yunani ejkpi÷ptw (ekpiptō), yang secara harfiah berarti "jatuh" dari suatu tempat.10Kata itu digunakan secara kiasan untuk perubahan dari kondisi yang menguntungkan kepada kondisi yang lebih buruk, yaitu, "kehilangan."11Rasul Paulus berkata bahwa siapa saja mencoba untuk membenarkan dirinya dengan hukum Taurat adalah dalam kondisi rugi, karena sudah "jatuh dari kasih karunia." Lagipula, keselamatan hanya dimungkinkan oleh kasih karunia.12
Orang yang menganut doktrin palsu tentang "sekali diselamatkan, selalu diselamatkan" (atau "kemustahilan murtad") mungkin berpendapat bahwa orang-orang semacam itu tidak pernah benar-benar diselamatkan. Namun begitu, orang tidak dapat jatuh dari kasih karunia jika ia tidak pernah berada dalam kasih karunia. Bahasa itu menunjukkan bahwa orang dapat diselamatkan dan lalu kehilangan keselamatannya.
Sebenarnya, banyak peringatan tentang bahaya kemurtadan ditujukan kepada orang-orang Kristen dalam Perjanjian Baru. Petrus menasihati para pembacanya, "Waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan [ekpiptō] peganganmu yang teguh" (2 Pet. 3:17). Yudas menulis tentang mereka yang "menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka," dan mengingatkan para pembacanya "bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya" (Yudas 4, 5). Ini adalah fakta bahwa seseorang dapat diselamatkan dan bahkan kemudian, setelah menjadi bagian dari Roh Kudus, kehilangan kasih karunia Allah sehingga menjadi "tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga [ia] bertobat" (Ibr. 6:4-6).
Ayat 5. Dalam membahas hukum Taurat, sunat, kebebasan, dan perbudakan, Paulus mengetengahkan masalah Roh Kudus. Kita menemukan beberapa acuan kepada Roh dalam dua pasal sebelumnya.13Ia mengatakan, Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Dalam teks Yunani, kata ganti orang "kita" (hJmei√ß, hēmeis) adalah tegas. Paulus sedang membedakan dirinya dan orang Kristen lainnya yang setia dengan orang-orang percaya yang mengharapkan untuk memperoleh kebenaran dengan mematuhi hukum Taurat. Ia mengatakan sesuatu seperti ini: "Karena kita, sebagai murid-murid yang setia, dengan tak sabar menantikan kebenar- an yang untuknya kita berharap melalui Roh untuk menerimanya atas dasar iman, bukan atas dasar hukum Taurat."
Ungkapan "melalui Roh" dan "dengan iman" muncul di awal kalimat itu dengan maksud untuk menekankan kedua hal itu. Ini menunjukkan bahwa kedua ungkapan tersebut terlihat sangat berbeda dengan lawan mereka dalam surat Galatia.14"Melalui Roh" dan "oleh iman" dikontraskan dengan "perbuatan daging" (yang dengannya usaha manusia dapat tercapai) dan "oleh karena melakukan hukum Taurat."15
Apakah yang dimaksud Paulus dengan ungkapan "melalui Roh"? Apakah ia sedang mengacu kepada kebenaran yang diberikan sebagai karunia Roh? Apakah ia sedang menyinggung kuasa Roh yang menetap, kuasa spiritual yang menghidupkan kehidupan orang Kristen? Ungkapan itu dapat mencakup kedua gagasan ini dan bahkan lebih. Tentu saja, Paulus mengesampingkan kebenaran apa saja atas dasar pencapaian manusia belaka. Lagi pula, ia telah berkata di tempat lain bahwa "karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya" (Flp. 2:13). Karena "kebenaran," "pengudusan," dan "penebusan" berasal dari Allah melalui Kristus, maka orang Kristen harus "bermegah dalam Tuhan" dan bukan dalam dirinya sendiri (1 Kor. 1:30, 31; NKJV).
Bagian akhir ayat 5 mengatakan bahwa orang Kristen yang setia "menantikan kebenaran yang kita harapkan." Kata kerja Yunani ajpekde÷comai (apekdechomai) berarti "menunggu dengan tidak sabar" (NIV; REB). Alkitab NCV mengatakan bahwa "kita menunggu dengan tidak sabar pengharapan ini." Ketika Paulus mengacu kepada "pengharapan itu," yang ia maksudkan bukan pengharapan dalam pengertiannya yang subyektif, pengharapan di dalam pikiran kita yang membangkitkan emosi kita. Sebaliknya, yang ia maksudkan adalah pengharapan dalam pengertian yang obyektif, hal yang diharapkan; ia sedang bicara tentang objek pengharapan kita—dalam kasus ini, "kebenaran" itu sendiri, kebenaran yang diwujudkan secara jelas.
Kita tidak harus menantikan pengharapan dalam pengertiannya yang subjektif, karena kita sedang mengalami pengharapan itu sekarang ini. Kita dapat mengklaim kebenaran yang diperhitungkan bahkan sekarang ini. Ini kita terima dengan iman kepada janji-janji Allah. Paulus menyurati gereja Roma, Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya (Rom. 8:29, 30).
Jelasnya, kita belum mampu melihat pemuliaan itu; tapi dalam pikiran Allah kita yang kekal, hal itu sudah menjadi kenyataan. Jika kita mempercayai Dia, meski kita tidak dapat melihatnya dengan mata alamiah kita, itu masih merupakan realitas tertinggi yang sangat kita nantikan "dengan iman." Kemuliaan masa depan kita sama pastinya dengan realitas yang diucapkan oleh Allah tentang pembenaran kita sekarang ini.
Ayat 6. Paulus memulai ayat ini dengan frasa di dalam Kristus Yesus (NASB). Dalam konteks surat Galatia, dan surat-surat Paulus lainnya, "di dalam Kristus" berarti "di bawah peraturan Kristus." Karena hukum Taurat sudah digantikan oleh injil kasih karunia melalui iman, pelbagai perbedaan yang berkaitan dengan hubungan perjanjian sebelumnya telah lenyap. Perbedaan dalam hal etnis dan status ekonomi tidak ada artinya di mata Allah (3:23-29). Dalam Efesus 1:3-14, ungkapan-ungkapan "di dalam Kristus," "di dalam Dia," dan "di dalam Dia, yang dikasihi-Nya" muncul berulang-ulang. Efesus 1:3 berkata bahwa Allah "dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga" dan Efesus 1:10 menyatakan bahwa Allah telah mempersatukan "di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi" (huruf miring ditambahkan). Makna Paulus adalah jelas. Semua berkat rohani terdapat "di dalam Kristus," di dalam tubuh-Nya, gereja (Efe. 1:22, 23).
Paulus menjelaskan bahwa "di dalam Kristus Yesus" hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti. "Tidak mempunyai sesuatu arti" berasal dari kata Yunani ijscu÷w (ischuō), yang merupakan istilah hukum yang bersifat teknis yang berarti "sah" atau "berlaku."16Alkitab NIV menerjemahkan kata itu sebagai "memiliki nilai apa saja." Paulus sedang mengatakan bahwa "sunat" dan "tidak bersunat" tidak ada artinya bagi orang-orang Galatia dalam kaitannya dengan bidang kehidupan rohani di dalam Kristus.
Dengan "sunat" dan "tidak disunat," yang Paulus maksudkan biasanya lebih daripada keterlibatan operasi pembedahan. Kedua kata itu sering digunakan untuk dua kategori orang yang dicirikan oleh pelaksanaan atau penghilangan ritual ini, yaitu orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Namun begitu, dalam konteks ini, ia sedang memikirkan ritual itu sendiri. Paulus tidak dapat mengabaikan masalah ini. Ia menolak praktik itu dalam kasus Titus (orang bukan Yahudi), "agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada[saudara-saudara itu]" (2:5). Bagi orang Kristen, sunat itu sendiri memiliki nilai netral. Ketika Paulus membawa Timotius (seorang Yahudi) ke dalam rombongannya, ia beranggapan bahwa sebaiknya ia menyunat dia—tetapi hanya sebagai konsesi kepada orang Yahudi yang ia sedang coba untuk menangkan bagi Kristus (Kisah 16:1-3). Pertimbangan penuh kasih dalam tindakan ini mencirikan inti injil. Sebaliknya, apa yang guru-guru Yudaisme sedang ajarkan adalah bahwa sunat adalah syarat untuk keselamatan. Inilah alasan Paulus menulis menyurati gereja Galatia. Meski sunat memang diwajibkan berdasarkan hukum Taurat, namun sunat tidak dapat lagi diajarkan sebagai syarat untuk keselamatan (5:1-4). Sunat milik dispensasi sebelumnya. Di zaman injil, sunat adalah hal asing bagi sifat kehidupan rohani di dalam Kristus.17
Alih-alih sunat, apa yang Allah minta dari orang Kristen adalah iman yang bekerja oleh kasih. Kata "iman" (pi÷stiß, pistis) memiliki berbagai makna tergantung pada konteks kata itu digunakan.
Itu bisa merupakan penerimaan intelektual atas sesuatu sebagai benar atau faktual, apakah objek penerimaan seperti itu diinginkan (seperti halnya iman orang Kristen yang penuh harapan; Ibr. 11:1) atau tidak diinginkan (seperti iman roh-roh jahat yang gemetar ketakutan; Yak. 2:19). Kedua contoh ini menggambarkan keyakinan yang subjektif.
"Iman" dapat mengacu kepada iman yang sedemikian (atau, secara dapat dipertukarkan, kesetiaan) seperti yang terlibat dalam ungkapan bahasa Yunani seperti pi÷stiß Cristou√ (pistis Christou). Bergantung pada konteksnya, ungkapan ini dapat berarti "kesetiaan Kristus" atau "iman kepada Kristus" dari sisi orang percaya (lihat 2:16; 3:22; Rom. 3:26).
Kata itu kadang-kadang mengacu kepada "iman," yaitu, isi dari apa yang orang Kristen percayai. Dalam penggunaan ini, "iman" adalah wahyu dari semua yang tercakup di dalam pesan injil yang menyelamatkan. Itu berarti injil itu sendiri, seperti dalam nasihat Yudas kepada kita untuk "tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yudas 3).18
Dalam 5:6, "iman" adalah kualitas subyektif dari kepercayaan atau keyakinan orang percaya. Meski melibatkan unsur pengharapan (seperti dalam Ibr. 11:1), kecuali itu menghasilkan tindakan, iman itu tidak akan banyak gunanya untuk zaman sekarang atau untuk dunia yang akan datang. Iman itu harus menjadi iman yang "bekerja," "yang mengekspresikan dirinya melalui kasih" (NIV). "Bekerja" berasal dari kata Yunani enjerge÷w (energeō), yang terkait tidak hanya secara etimologis tetapi juga secara konsep- tual kepada istilah bahasa Inggris "energy (tenaga)" dan "energize (memberi energi)." Bahasa itu mengingatkan kepada pernyataan Yakobus bahwa "iman tanpa perbuatan adalah mati" (Yak. 2:26). Ia memperingatkan, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yak. 1:22). Pelbagai kebajikan dalam 2 Petrus 1:5-11 disajikan sebagai serangkaian kualitas pertumbuhan dan perkembangan rohani yang merentang dari tahapan yang paling mendasar sampai tahapan yang paling matang.
Iman Kristen harus terus-menerus aktif. Apa yang penting di hadapan Allah adalah "iman yang bekerja oleh kasih." Yesus sangat jelas mengenai fakta bahwa kasih dan ketaatan kepada perintah-perintah-Nya pastinya tidak dapat dipisahkan (Yoh. 14:15-24; 15:10-17). Banyak motif untuk berbuat baik dapat membatalkan nilainya bagi pelakunya. Semangat bersaing, keinginan untuk kemegahan diri, upaya untuk pembenaran diri, atau keinginan untuk menyusahkan seseorang (Flp. 1:15-18) tidak akan menghasilkan kebaikan yang bernilai bagi pelakunya. Kebenaran ini jelas digambarkan oleh Paulus, yang menyatakan, "Dan sekalipun aku … menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku" (1 Kor. 13:3).
Dengan frasa "iman yang bekerja oleh kasih," yang Paulus maksudkan adalah iman yang memotivasi atau memampukan seseorang untuk melakukan perbuatan yang penuh kasih. Karena perbuatan seperti itu mengungkapkan iman, maka jelas terlihat bahwa rasul itu sedang mengacu kepada jenis kasih yang dikenal sebagai ajga÷ph (agapē). Ini adalah kekuatan pendorong yang berasal dari iman Kristen dan menghasilkan cara hidup yang saleh. Kita telah belajar untuk mengasihi dari Allah, yang telah mengungkapkan kasih-Nya yang besar bagi umat manusia dan menyentuh hati kita dengan menunjukkan kepada kita manifestasi kasih yang paling tinggi di salib Golgota. Ia telah mengajar kita dan memampukan kita untuk mengasihi. Yohanes menulis, "Dengan ini kita mengenal kasih, seba Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita. Dan kitapun sepatutnya menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita" (1 Yoh. 3:16; NKJV). Ia juga menulis kata-kata ini: "Dalam hal ini adalah kasih, bukan bahwa kita mengasihi Allah,tetapi bahwa Dia mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya untuk menjadi pendamaian bagi dosa-dosa kita"(1 Yoh. 4:10); "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh. 4:19). Semua nas ini menggunakan kata benda agapē dan/atau kata kerja ajgapa÷w (agapaō) yang berkaitan. Konsep dasar dari kedua kata itu adalah tentang tindakan dermawan atas nama orang yang kepada siapa tindakan itu diarahkan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
Wycliffe: Galatia (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN GALATIA
Alasan Penulisan. Jemaat-jemaat di Galatia didirikan sebagai hasil dari usaha pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Oleh karen...
PENDAHULUAN GALATIA
Alasan Penulisan. Jemaat-jemaat di Galatia didirikan sebagai hasil dari usaha pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Oleh karena itulah sang rasul sangat bersusah hati ketika para pengacau yaitu orang-orang Kristen Yahudi menyebar di antara orang-orang non-Yahudi yang baru dimenangkan itu untuk berusaha menyuruh mereka sunat dan mengatakan bahwa mereka harus melaksanakan Hukum Musa sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan (Gal.1:7; 4:17; 5:10). Menulis di bawah ketegangan yang tinggi (sebagaimana tampak dari tiadanya ucapan syukur yang biasanya dicantumkan). Paulus menghadapi masalah tersebut dengan terus terang dan karena itu, di dalam surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ini, ia sangat menyerang tindakan keliru berupa usaha memaksakan adat kepercayaan Yahudi.
Penerima Surat Ini. Jemaat-jemaat ini cukup dekat berhubungan dan mirip sehingga dapat dikelompokkan menjadi satu. Di dalam 3:1 Paulus menyebut sidang pembacanya sebagai "orang-orang Galatia". Pada pertengahan abad pertama tarikh kristiani kata Galatia memiliki lebih daripada satu arti, (1) Kata ini berarti wilayah di utara tengah Asia Kecil di mana bangsa Gaul menetap sesudah meninggalkan Eropa barat. Kota-kota utamanya adalah Pesinus, Ankyra dan Tavium. (2) Kata ini juga berarti propinsi Galatia dari kerajaan Roma. Propinsi ini didirikan oleh pemerintah Roma pada tahun 25 sM dengan menambahkan ke wilayah Galatia utara sedikit wilayah ke selatan. Penambahan ini termasuk kota-kota Antiokhia, Ikonium, Listra dan Derbe yang dikunjungi oleh Rasul Paulus pada saat Perjalanan pemberitaan Injilnya yang pertama. Nyaris mustahil bahwa surat ini ditulis kepada orang-orang Kristen baik di Galatia utara maupun selatan (bdg. 4:14).
Perdebatan mengenai tujuan sesungguhnya dari surat ini masih berlanjut terus dan mungkin tidak akan pernah tuntas. Lightfoot mendukung teori tentang Galatia utara. Sebagian besar penafsir Jerman masih terus menganut pandangan ini (mis. Schlatter, Lietzmann, Schlier), walaupun sebagian di antaranya tidak mengemukakan pandangan mereka. Sir William Ramsay dengan kuat mengusulkan pandangan Galatia selatan, dan pandangan ini telah beredar luas di kalangan pakar yang berbahasa Inggris. Keuntungan dari teori ini, jika memang teori ini benar, ialah memberikan kepada kita informasi tentang pendirian dari jemaat-jemaat ini (Kis. 13:14). Dalam pada itu, Lukas memakai istilah "Galatia" (harfiah, wilayah Galatia) hanya ketika melaporkan perkembangan para pemberita Injil di luar wilayah Galatia selatan (Kis. 16:16; bdg. Kis. 18:23).
Tanggal dan Tempat Penulisan. Berlandaskan pada teori Galatia selatan, kita dapat berkesimpulan bahwa surat ini ditulis sebelum sidang rasuli di Yerusalem dalam Kisah 15 (ketika mana dibuat pernyataan resmi mengenai hubungan antara orang bukan Yahudi dengan Hukum Taurat). Karena Paulus dan Barnabas dua kali mengunjungi jemaat-jemaat itu dalam perjalanan pertama ini, maka pernyataan-pernyataan dalam Galatia 4:13 dapat dianggap sudah terpenuhi (di dalam ayat tersebut pertama kali berarti kunjungan pertama dari dua kunjungan), sekalipun sama sekali belum pasti apakah Paulus sendiri menganggap peristiwa tersebut kunjungan kedua. Banyak penafsir beranggapan bahwa ketika Paulus mengisahkan kembali pertemuan dengan beberapa orang rasul dalam pasal 2, tidak mungkin yang ia maksudkan adalah sidang rasuli di Yerusalem, sebab dia tidak menyebutkan keputusan yang diambil dalam sidang itu; keputusan tersebut akan sangat mendukung argumentasi yang ia kemukakan dalam surat ini. Argumentasi ini tidak bersifat menentukan, sebab maksud dari keputusan tersebut bukan menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi orang bukan Yahudi untuk dapat diterima ke dalam kalangan Gereja, melainkan untuk memudahkan hubungan antara orang-orang Kristen dari kalangan non-Yahudi dengan mereka yang Yahudi. Jadi keputusan tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan argumentasi yang dikemukakan di dalam surat ini.
Lightfoot menekankan adanya sejumlah kemiripan di antara surat Galatia ini dengan surat Korintus dan surat Roma. Semuanya hingga taraf tertentu membahas kontroversi tentang membuat orang mengikuti adat Yahudi. Atas dasar ini surat Galatia tampaknya ditulis pada saat perjalanan ketiga pemberitaan Injil Paulus dan bisa ditulis dari Efesus atau dari Makedonia. Pertimbangan ini menunjukkan bahwa surat ini ditulis baru pada tahun 56 M. Menurut pandangan lain, surat ini ditulis pada tahun 48 atau 49, mungkin dari Antiokhia. Sebuah tanggal antara, sekitar tahun 53 M, yakni pada awal pelayanan di Efesus, merupakan kemungkinan yang menarik. Sebuah masa antara di antara penulisan surat ini dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus dan Roma diperlukan untuk menjelaskan beberapa perbedaan nada dan pembahasan.
Alur Pemikiran. Dua pasal yang pertama pada umumnya dipergunakan untuk mengemukakan sifat dari kerasulan Paulus. Penjelasan ini penting bagi Injil yang diberitakan olehnya, sebab jika musuh-musuhnya dapat menunjukkan bahwa ia belum dipanggil dan ditugaskan untuk memberitakan kebenaran. maka semua pendengarnya dapat mempertanyakan berita yang disampaikan olehnya. Sekalipun menyakitkan bagi Paulus untuk mengungkapkan hal-hal yang demikian pribadi, dia harus menghadapi tantangan tersebut, yaitu dengan membuktikan bahwa dirinya memiliki kedudukan rasul sendiri yang sepenuhnya setara dengan para rasul yang lain. Dia menerima Injil yang diberitakannya bukan melalui pembinaan oleh manusia tetapi melalui penyataan ilahi, dan terbukti sesuai dengan yang diberitakan oleh rasul yang lain.
Selanjutnya Paulus beralih kepada suatu pernyataan tentang apakah Injil itu sebenarnya (ps. 3, 4). Injil adalah berita kasih karunia yang menuntut adanya iman. Hukum Taurat tidak menghasilkan iman, malah menghasilkan kutuk yang darinya Kristus harus menebus manusia.
Sesudah tindakan menerima Injil, orang harus hidup sesuai dengannya (ps. 5, 6). Di sini kuasa salib dan kekuatan dari Roh Kudus disajikan sebagai berkuasa menghasilkan apa yang diinginkan dan bukan sebagai usaha untuk menaati hukum Taurat.
Pengaruh. Surat ini berisi pernyataan paling tegas dalam Alkitab tentang keselamatan yang bukan diperoleh karena perbuatan baik. Surat ini telah mengubah pemikiran Luther dan memainkan peranan strategis di dalam Reformasi. Luther menyatakan bahwa dirinya dinikahkan dengan kitab ini; kitab ini merupakan Katherin rohaninya.
Pada abad kesembilan belas F. C. Baur menjadikan kitab ini sangat penting bagi teorinya bahwa kontroversi tentang legalisme di gereja mula-mula demikian kuat sehingga telah menggoyahkan landasan gereja. Menurut Baur, kontroversi ini mempengaruhi seluruh Perjanjian Baru, baik secara positif maupun secara negatif ketika orang menulis untuk mendukung salah satu pandangan, atau berusaha untuk menutupi perbedaan yang ada di antara hukum Taurat dan kasih karunia sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan. Karena Galatia menampilkan kontroversi ini dengan sangat jelas, keasliannya harus diakui. Pandangan ini pada dasarnya tidak mengalami perubahan sejak Baur.
Wycliffe: Galatia (Garis Besar) GARIS BESAR GALATIA
I. Pendahuluan (1:1-9)
A. Salam. (1:1-5)
B. Tema Surat Ini (1:6-9)
II. Paulus Membela Kerasula...
GARIS BESAR GALATIA
- I. Pendahuluan (1:1-9)
- II. Paulus Membela Kerasulannya (1:10-2:21)
- A. Penegasan Kerasulan Khusus (1:10-17)
- B. Ketiadaan Hubungan Sebelumnya dengan Rasul-rasul di Yerusalem (1:18-24)
- C. Kegagalan Hubungan yang Belakangan untuk Mempersoalkan Kerasulannya atau Menambah Injil yang Diberitakannya (2:1-10)
- D. Otoritas Bebasnya Dibenarkan dalam Perjumpaannya dengan Petrus di Antiokhia (2:11-21)
- III. Paulus Menjelaskan Injil yang Diberitakannya (3:1-4:31.)
- A. Penjelasan dari Pengalaman (jemaat di Galatia) (3:1-5)
- B. Penjelasan dari Alkitab (kasus Abraham) (3:6-9)
- C. Penjelasan dari Hukum Taurat (3:10-4:11)
- 1. Kutukan Hukum Taurat yang darinya Kristus harus Mengadakan Kelepasan (3:10-14)
- 2. Kekokohan Ikatan Perjanjian dan Keunggulannya Atas Hukum Taurat (3:15-18)
- 3. Maksud Hukum Taurat Durasinya Sementara dan Bekerjanya Negatif (3:19-22)
- 4. Kedudukan Sebagai Anak Bukan Melalui Hukum Taurat Tetapi Melalui Iman (2:23-4:7)
- 5. Himbauan untuk Tidak Kembali kepada Perbudakan (4:8-11)
- D. Penjelasan dari Penerimaan Jemaat di Galatia (4:12-20)
- E. Penjelasan dari Ikatan Perjanjian (4:12-31)
- IV. Injil Paulus Dipraktikkan (5:1-6:15)
- A. Injil Dipraktikkan Dalam Kemerdekaan (5:1-12)
- B. Injil Dipraktikkan Dalam Kasih (5:13-15)
- C. Injil Dipraktikkan Dalam Roh (5:16-26)
- D. Injil Dipraktikkan Dalam Pelayanan (6:1-10)
- E. Injil Dipraktikkan Dalam Pemisahan dari Dunia (6:11-15)
- V. Kesimpulan (6:16-18)
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Di dalam Kristus …Dan Gereja-Nya (Galatia 5:6)
Semua berkat rohani ditemukan "di dalam Kristus," yaitu di dalam tubuh-Nya, yaitu gereja (...
Di dalam Kristus …Dan Gereja-Nya (Galatia 5:6)
Semua berkat rohani ditemukan "di dalam Kristus," yaitu di dalam tubuh-Nya, yaitu gereja (Efe. 1: 3, 22, 23). Sangat menyedihkan bahwa begitu banyak "orang percaya" pada zaman kita akan dengan mudahnya menerima bagian pertama dari pernyataan ini, dengan sukarela mengakui bahwa semua berkat rohani ada di dalam Kristus, namun tidak mau menerima bagian keduanya atau jika mau hanya menerimanya secara teori. Jumlah orang yang semakin banyak yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan yang mengakui iman mereka kepada Dia akan menerima "gereja itu" hanya dalam pengertian tubuh rohani orang-orang percaya yang besar, yang tidak terlihat. Mereka tidak memiliki keinginan untuk mengikatkan diri mereka kepada tubuh atau jemaat lokal orang percaya yang nyata, yang terlihat. Mereka menganggap tidak perlu untuk berpartisipasi dalam persekutuan, saling membangun, pengajaran, disiplin, ibadah, atau pelayanan.
Orang-orang seperti itu, meski mungkin secara tidak sengaja, adalah "orang-orang Kristen" dalam nama saja, menolak gereja Tuhan. Karena mencoba untuk membenarkan diri mereka sendiri, beberapa orang mengatakan bahwa mereka hanya menolak "agama yang terorganisir"; namun sebenarnya mereka menolak tubuh Kristus seperti yang Yesus maksudkan untuk dibangun. Bagi mereka yang benar-benar memahami kehendak Allah, jelas terlihat dari amanat Tuhan kepada para rasul-Nya bahwa mereka harus "[men]jadikan semua bangsa murid-[Nya]," "membaptis mereka" dan "mengajar mereka melakukan segala sesuatu" yang Ia telah perintahkan (Mat. 28:19, 20). Ini sangat penting. Ketika Petrus dan rasul-rasul lainnya memberitakan pelajaran injil yang pertama pada hari Pentakosta, "hari kelahiran" gereja tersebut, "mereka yang telah menerima firman-Nya telah dibaptis; dan pada hari itu ditambahkan sekitar tiga ribu jiwa" yang "bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kisah 2:41, 42).
Inilah awal komunitas orang-orang percaya yang muncul dari satu tempat ke tempat lain di mana injil diberitakan dan ditaati. Selanjutnya, mereka akhirnya disebut "gereja-gereja" (ejkklhsi÷ai, ekklēsiai), yang pada dasarnya berarti "perhimpunan-perhimpunan" atau "jemaat-jemaat." Ini adalah kelompok-kelompok lokal yang datang bersama-sama untuk menyembah dan mempraktikkan kehidupan iman bersama yang tentang itu mereka telah pelajari. Dengan bertemu bersama, mereka terus belajar apa yang sesuai dengan "ajaran para rasul" (Kisah 2:42; lihat Mat. 28:20).
Salah satu sebutan paling umum bagi para pengikut Kristus dan ajaran-Nya ini adalah "murid-murid." Istilah "murid" ((maqhth÷ß, mathētōs) berarti "pelajar" atau "orang magang." Hal ini mengacu kepada orang yang mengikut Yesus untuk mempelajari ajaran-Nya dan cara hidupnya. Setiap murid Yesus harus belajar menjalani kehidupan seorang Kristen dan mengabdi kepada Guru dan Tuhannya. Ruang kelasnya, juga laboratoriumnya, adalah gereja.
Jika orang-orang Kristen di abad pertama tidak mengikuti contoh ini dan menjadi anggota jemaat-jemaat setempat yang nyata, maka kita tidak akan memiliki surat-surat Perjanjian Baru.Hampir tidak mungkin bagi Paulus dan para penulis terilham lainnya untuk menuliskan surat-surat yang kita miliki, yang ditujukan kepada para penerimanya berdasarkan nama mereka. Ini termasuk teks kita saat ini, surat kepada gereja-gereja di provinsi Galatia Romawi. Surat ini, seperti begitu banyaknya surat lain yang Paulus tulis, berisi lebih banyak fakta-fakta dasar tentang injil Kristus. Itu juga mencakup nasihat, peringatan, dan pembinaan. Semua ini dirancang untuk menginstruksikan dan mengatur hampir semua aspek kehidupan mereka, baik tertutup maupun terbuka.
Beberapa pengkhotbah dan guru sekarang ini meremehkan Firman Allah, dengan mengetengahkan bahwa Perjanjian Baru tidak pernah dimaksudkan sebagai kitab perintah dan pengajaran bagi semua orang Kristen untuk sepanjang zaman. Mereka berpendapat bahwa semua ini hanyalah "surat cinta" yang ditujukan kepada gereja-gereja individual, hanya berurusan dengan situasi khusus mereka. Menurut guru-guru ini, para penulis yang diilhami itu tidak tahu bahwa mereka sedang menulis "Kitab Suci" yang berotoritas yang dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku orang Kristen di sepanjang zaman.
Meski surat-surat Perjanjian Baru sering dikirimkan kepada jemaat-jemaat tertentu untuk menghadapi keadaan tertentu, namun memang benar juga bahwa surat-surat itu dianggap berwibawa dan dimaksudkan untuk disebarluaskan. Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose, "Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu" (Kol. 4:16). Selanjutnya, Petrus mengulas, … Paulus, … menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini [mengenai kedatangan kedua] … sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain (2 Pet. 3:15, 16).
Beberapa kebenaran penting ditemukan dalam nas ini. (1) Petrus menganggap surat-surat Paulus sebagai terilham, hasil dari "hikmat" ilahi. (2) Ia juga menempatkan tulisan-tulisan ini bersama dengan "tulisan-tulisan yang lain." (3) Petrus menganggap surat-surat Paulus sebagai berkuasa bagi khalayak luas, seperti yang ia tuliskan kepada orang-orang Kristen "yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia" (1 Pet. 1:1; lihat 2 Pet. 3:1, 2). (4) Petrus tidak hanya tahu bahwa surat-suratnya sedang diedarkan di sebagian besar Asia Kecil, namun ia juga menyiratkan bahwa surat-surat Paulus telah beredar di wilayah yang sama. Dengan kata lain, peredaran dan pengumpulan tulisan-tulisan Perjanjian Baru sudah terjadi sejak dini. (5) Petrus memberi peringatan keras kepada mereka yang akan "mendistorsi" atau "memutarbalikkan" Kitab Suci, karena praktik ini mengarah kepada "kehancuran."
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 5
HIDUP ORANG KRISTEN (BAGIAN 1)
Pasal 5 dimulai dengan penerapan singkat tentang kiasan Hagar dan Sara di ayat 1. Setelah penerapan ini, mun...
PASAL 5
HIDUP ORANG KRISTEN (BAGIAN 1)
Pasal 5 dimulai dengan penerapan singkat tentang kiasan Hagar dan Sara di ayat 1. Setelah penerapan ini, muncul sebuah bagian baru, 5:2-6:10, yang menggambarkan hidup orang Kristen. Hidup itu menggambarkan makna kemerdekaan di dalam Kristus (5:2-15) dan hidup oleh Roh (5:16-26). "Perbuatan-perbuatan daging" dikontraskan dengan "buah Roh" dalam 5:19-26.
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat Mat. 5:10-12; Rom. 5:3-5; 2 Kor. 1:3-7; Ibr. 10:32-36; 12:1-11; Yak. 1:2-4; 5:10, 11.
2 Sirach 51:23-26 (NAB).
3 Kata Ib...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Mat. 5:10-12; Rom. 5:3-5; 2 Kor. 1:3-7; Ibr. 10:32-36; 12:1-11; Yak. 1:2-4; 5:10, 11.
- 2 Sirach 51:23-26 (NAB).
- 3 Kata Ibrani untuk "tuan" atau "master" adalah br (rab), sedangkan kata untuk "tuanku" atau "masterku" adalah yBr~ (rabbi).
- 4 Karl Heinrich Rengstorf, "zugo֧," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 2:900-1.
- 5 Bentuk kata kerja dari kata ini secara harfiah berarti "memotong sekeliling" (William D. Mounce, ed., Mounce's Complete Expository Dictionary of Old & New Testament Words [Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2006], 111).
- 6 Lihat Ima. 12:1-3; Luk. 1:59; 2:21; Yoh. 7:22, 23; Fil. 3:4, 5.
- 7 Orang Kristen Yahudi dikenal sebagai "orang bersunat" dalam 2:12, Kolose 4:11, dan Titus 1:10 dan "orang percaya dari golongan bersunat" dalam Kisah Para Rasul 10:45.
- 8 Kata Yunani yang diterjemahkan "tidak bersunat" ( ajkrobusti÷a, akrobustia) secara harfiah berarti "kulup." Istilah "sunat" ( peritomh, peritomē) sering muncul di dalam Alkitab Yunani, tetapi istilah medis secara teknis untuk kebalikan prosedur ini ( ejpispa÷w, epispaō , "menjadi tidak bersunat") muncul di dalam Perjanjian Baru hanya dalam 1 Korintus 7:18. Dalam LXX, istilah itu tidak pernah muncul dengan makna ini.
- 9 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 525-26.
- 10 Lihat Kisah 12:7; 27:32; Yak. 1:11; 1 Pet. 1:24.
- 11 Bauer, 308.
- 12 Lihat Efe. 2:8-10; 2 Tim. 1:8, 9; Tit. 3:4-7.
- 13 Lihat Gal. 3:2, 3, 5, 13, 14; 4:6, 29.
- 14 R. Alan Cole, The Epistle of Paul to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 142-43.
- 15 Gal. 2:16; 3:2, 3, 5, 10; lihat 4:29.
- 16 Bauer,
- 17 Lihat Rom. 2:28, 29; Fil. 3:2-9; Kol. 2:11, 12.
- 18 Lihat 1 Tim. 3:9; 6:10; 2 Tim. 3:8.
- 19 Alkitab CEB berkata "mereka semua bekerja dengan kulit."
- 20 Kecurangan dalam pertandingan sungguh tidak disukai. Kenyataannya, di pintu masuk ke dalam stadion di Olympia di sana pada beberapa tumpuan didirikan serangkaian apa yang disebut "Zanes," patung-patung perunggu dewa Zeus (yang darinya bentuk jamak "Zanes" berasal dan yang untuk kehormatan itu perlombaan itu diadakan). Pada tumpuan setiap patung itu nama peserta lomba yang bermain curang diukir-untuk mempermalukan dia selamanya. Meski patung-patung perunggu Zane telah lama hilang, namun tumpuan patung itu tetap berdiri di tempatnya sampai hari ini.
- 21 Lihat 2:2; 5:7; Rom. 9:16; 1 Kor. 9:24, 26; Fil. 2:16. Kemunculan lainnya adalah dalam 2 Tesalonika 3:1, dalam nasihat singkat untuk berdoa "supaya firman Allah dapat berlari ['menyebar dengan cepat'; NASB] dan dimuliakan" (ASV).
- 22 Teks Yunaninya tertulisi ejge÷neto (egeneto), yang secara harfiah berarti "berkembang menjadi."
- 23 Joseph Henry Thayer, A Greek-English Lexicon of the New Testament (Cincinnati: American Book Co., 1889; reprint, Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1962), 660.
- 24 Lihat Gal. 5:9; Rom. 11:16; 1 Kor. 5:6, 7.
- 25 "Ragi" digunakan sekali dalam pengertian yang positif di dalam Alkitab. Yesus mengetengahkan perumpamaan ini: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya" (Mat. 13:33).
- 26 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 131-32.
- 27 Ketika Petrus kembali ke Yerusalem setelah membuka pintu iman bagi orang bukan Yahudi di Kaisarea, "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka!" (Kisah 11:2, 3; NKJV). Andaikan Paulus telah memberitakan sunat, mengubah orang-orang bukan Yahudi menjadi mualaf Yahudi, orang-orang Yahudi yang percaya tidak akan memiliki alasan untuk mengeluh.
- 28 "Telah dihapuskan" berasal dari kata Yunani katargeō (seperti dalam 5:4).
- 29 Kata itu juga digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani lainnya, termasuk vq}om (moqesh), sebuah "perangkap."
- 30 Meski Paulus bisa saja mengganti kata "salib" ( stauro÷ß, stauros), ia mempertahankan kata "pohon" atau "tiang" (xu÷lon, xulon) dari LXX. Dengan demikian, ia mempertahankan hubungan dekat antara penyaliban Yesus dan kutukan yang ditemukan dalam hukum Taurat. Alkitab ESV dan KJV menulis "pohon" dalam Kisah Para Rasul 5:30; 10:39; 13:29; 1 Petrus 2:24. Alkitab CJB menggunakan "tiang" dalam masing-masing ayat-ayat ini.
- 31 Lihat KJV; NRSV; GNT; NLT; [Ula. 23:2]; NJB; NJPSV.
- 32 Permainan kata ini adalah bentuk pengulangan yang disebut "paronomasia," yang didefinisikan sebagai "pengulangan kata yang sama atau kata dasar yang berdekatan" (F. Blass and A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature, trans. and rev. Robert W. Funk [Chicago: University of Chicago Press, 1961], 258 [no. 488.1]). Permainan kata adalah hal umum dalam tulisan-tulisan Paulus dan menambahkan penekanan pada pesannya, terutama dalam antitesis. Dalam Filipi 3:2, 3, akar tomh (tomē), yang menandakan "pemotongan,"
- 33 Kata Yunani untuk "lahir di rumah" adalah oikogenhß÷ (oikogenēs). Jenis budak ini dihargai lebih tinggi daripada yang diperoleh dari luar rumah tangga.
- 34 Thomas Wiedemann, Greek and Roman Slavery (Baltimore: John Hopkins University Press, 1981), 6-8.
- 35 Ibid., 23.
- 36 Ibid., 50.
- 37 Ibid., 46-47.
- 38 Tentu saja, Paulus lebih menyukai kebebasan bagi semua orang; tetapi, seperti dalam kasus Onesimus, budak yang melarikan diri, ia mengikuti hukum pada waktu itu dan memulangkan murid yang dikasihi itu kepada tuannya (Filem. 10-16). Yesus tidak pernah menghendaki umat-Nya memecahkan masalah dengan kekerasan. Ia memberitahu Petrus, "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang" (Mat. 26:52).
- 39 Lihat Mat. 7:12; 22:36-40; Rom. 12:9, 10; Yak. 2:8.
- 40 Lihat 5:22; 1 Kor. 12:31-13:13; Kol. 3:12-14.
- 41 Kej. 49:17; Bil. 21:6-9; Ula. 8:15; Pkh. 10:8, 11; Yer. 8:17; Amos 5:19; 9:3.
- 42 Perfect tense dari kata kerja Yunani dalam Yakobus 3:9 mengungkapkan fakta tentang tindakan penciptaan Allah di masa lalu serta hasil yang terus eksis. Alkitab NASB menekankan aspek masa lalu dari kata kerja itu dengan terjemahan "manusia, yang telah dibuat dalam keserupaan dengan Allah" (huruf miring ditambahkan). Hasil abadi dari ciptaan Allah secara lebih jelas terlihat dalam terjemahan NRSV: "mereka yang dibuat dalam keserupaaan dengan Allah" (huruf miring ditambahkan).
- 43 Bauer, 803.
- 44 Ibid., 1047.
- 45 Kategori-kategori ini tersirat dari tanda baca dalam beberapa versi (NIV; NEB; REB).
- 46 Alkitab KJV dimulai dengan "perzinahan" dan setelah "dengki" terdapat "pembunuhan." Ini seharusnya tidak disertakan dalam daftar itu karena mereka muncul hanya dalam beberapa naskah yang belakangan. (E. H. Perowne, The Epistle to the Galatians, The Cambridge Bible for Schools and Colleges [Cambridge: University Press, 1900], 67.)
- 47 Lihat Kej. 1:27, 28; 2:18-24; Mat. 19:3-9; Rom. 7:2, 3; 1 Kor. 7:1-5; Ibr. 13:4.
- 48 Kata koitē secara teknis berarti "tempat tidur" (Ibr. 13:4), namun kata itu juga digunakan sebagai eufemisme untuk aktivitas seksual yang terkait dengan tempat tidur.
- 49 Lihat Mrk. 7:22; Rom. 13:13; 2 Kor. 12:21; Efe. 4:19; 1 Pet. 4:3; 2 Pet. 2:7, 18; Yudas 4.
- 50 Bahkan ateis yang paling berkomitmen, jika ia jujur dan terinformasi, tidak dapat menyangkal bukti obyektif untuk fenomena ini; sebab itu adalah fakta yang dapat diamati di seluruh dunia di sepanjang sejarah manusia.
- 51 Agustinus Confessions 1.1.
- 52 Para penyair yang dikutip di sini adalah Epimenides orang Kreta (sekitar 600 S. M.) dalam karyanya Cretica; Aratus dari Soli (sekitar 315-240 S. M.) , dari provinsi asli Paulus sendiri dari Kilikia, dalam karyanya Phaenomena; dan Cleanthes (331-233 S. M.) di didaktiknya Hymn to Zeus .
- 53 Lucian The Dream (or The Cock) 24.
- 54 Lihat Ula. 4:15-19, 23-28; 6:4, 13-15; 7:3-6, 25, 26.
- 55 Misalnya, di Fenisia, orang-orang menganggap Baal dan Astarte memiliki kekuasaan atas kesuburan bumi. Ibu dewi Cybele orang Frigia, atau dewi Artemis orang Efesus, diyakini memberikan kesuburan dalam melahirkan anak. Poseidon dianggap sebagai dewa laut (dan karena itu menjadi dewa para pelaut) dan gempa bumi. Dionysus adalah dewa anggur dan inspirasi puisi. Ares adalah dewa perang. Apollo menyampaikan nubuat ilahi di istananya di Delphi di Yunani dan di Cumae di Italia. Athena adalah dewi seni dan kebijaksanaan dan pelindung kota itu-tidak hanya kota Atena, tetapi juga kota-kota lainnya. Demeter adalah dewi gandum. Di atas semua itu adalah Zeus, ayah dan penguasa yang perkasa dari para dewa, dewa langit dan cuaca. Ia juga dianggap sebagai pelindung yang dermawan bagi anak yatim, orang asing, dan janda. Hermes dihormati sebagai bocah utusan dari Zeus (lihat Kisah 14:12).
- 56 Henry George Liddell and Robert Scott, A Greek-English Lexicon, 9th ed., rev. and aug. with supplement, rev. Henry Stuart Jones and Roderick McKenzie (Oxford: Clarendon Press, 1968), 1917.
- 57 Barclay M. Newman, A Concise Greek-English Dictionary of the New Testament (London: United Bible Societies, 1971), 192.
- 58 Leon Morris, Galatians: Paul's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 171.
- 59 Selain kata Yunani untuk "permusuhan," pelbagai istilah berikut ini di dalam daftar ini adalah juga berbentuk jamak dalam bahasa Yunani: "amarah," "perseteruan," "perselisihan," "roh pemecah," "kedengkian," "kemabukan," dan "pesta pora."
- 60 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 211.
- 61 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 529.
- 62 Bauer, 392.
- 63 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 248.
- 64 Bauer, 427.
- 65 Lihat Kisah 5:17, 18; 13:45; Rom. 13:13; 1 Kor. 3:3; 2 Kor. 12:20; Yak. 3:14, 16.
- 66 Richard Chenevix Trench, Synonyms of the New Testament (Marshallton, Del.: The National Foundation for Christian Education, n.d.), 123-24.
- 67 Friedrich Büchsel, " ejriqei÷a," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 2:660-61.
- 68 Bauer, 392; Aristotle Politics 5.3.
- 69 Kata kerja "menghindari" adalah dari bentuk present imperative ejkkli÷nw (ekklinō), yang menunjukkan tindakan terus-menerus atau berulang-ulang. Ini berarti "menjauh dari," "terus-meenrus menghindar," mungkin sampai waktu pelanggar itu harus mengakhiri perilaku fasik tersebut.
- 70 Misalnya, dalam bahasa Yunani sekuler hairesis digunakan untuk sekolah-sekolah filsafat yang berbeda, yang karena itu orang sulit mengharapkan tingkat kebulatan suara yang signifikan. Terjemahan lain yang memungkinkan untuk kata itu mencakup "dogma," "cara berpikir," dan "kecenderungan" (Bauer, 28).
- 71 Paulus juga menggunakan "mendengki" dari kata kerja fqone/w (phthoneō) dalam 5:26.
- 72 "Pemurnian air pada zaman itu tidak seperti yang diinginkan. Air di Efesus tampaknya sudah menyebabkan gangguan pencernaan Timotius. Sedikit anggur akan menenangkan perutnya(James E. Smith, Exhortation Epistles, Teacher's Commentary [N.p.: By the author, 2011], 116-17).
- 73 Lihat Bil. 6:1-4; Hakim 13:2-5; Mat. 11:18; Luk. 1:15; 7:33.
- 74 Bauer, 580.
- 75 Trench, 212.
- 76 William M. Ramsay, A Historical Commentary on St. Paul's Epistle to the Galatians, Limited Classical Reprint Library (N.p.: G. P. Putnams Sons, 1900; reprint, Minneapolis: Klock & Klock Christian Publishers, 1978), 453.
- 77 Lihat Rom. 1:29-31; 13:13; 1 Kor. 5:10, 11; 6:9, 10; 2 Kor. 12:20; Efe. 4:31; 5:3-5; Kol. 3:5-8; 1 Tim. 1:9, 10; 6:4, 5; 2 Tim. 3:2-4; Tit. 1:7; 3:3.
- 78 Lihat Mat. 15:19; Mrk. 7:21, 22; 1 Pet. 2:1; 4:3, 15; Why. 9:21; 21:8; 22:15.
- 79 Cole, 160-61; James D. G. Dunn, The Theology of Paul the Apostle (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 662-65.
- 80 Lihat Mat. 3:7-10; 7:15-20; Efe. 5:6-12; Fil. 1:9-11; Ibr. 12:11; Yak. 3:17, 18.
- 81 Lihat Yoh. 4:24; Rom. 8:20-23; 1 Kor. 15:42-53; 2 Kor. 5:1-5; Fil. 3:20, 21.
- 82 Lihat Mat. 26:28; Kisah 8:38, 39; 22:16; Rom. 6:4, 5; Kol. 2:12; Why. 1:5.
- 83 Lihat Rom. 8:9-11; 1 Kor. 3:16; 6:19; 2 Kor. 6:16, 17; Efe. 2:11-18.
- 84 Untuk informasi lebih lanjut, lihat Penerapan: Empat Kasih pada pelajaran ini.
- 85 Bauer, 613.
- 86 Ibid., 461.
- 87 Ibid., 612.
- 88 Lihat 2 Kor. 6:6; 2 Tim. 3:10; 4:2; Ibr. 6:12; Yak. 5:10.
- 89 Lihat Rom. 2:4; 9:22; 1 Tim. 1:16; 1 Pet. 3:20; 2 Pet. 3:9, 15.
- 90 Lihat Mat. 17:17; Mrk. 9:19; Luk. 9:41; Kisah 18:14; 1 Kor. 4:12; 2 Kor. 11:1, 4, 19, 20; Efe. 4:2; Kol. 3:13; 2 Tes. 1:4; 2 Tim. 4:3; Ibr. 13:22.
- 91 Bauer, 1039.
- 92 Ibid., 1090.
- 93 Lihat Rom. 2:4; 11:22; Efe. 2:7; Tit. 3:4.
- 94 Lihat Gal. 5:22; Rom. 3:12; 2 Kor. 6:6; Kol. 3:12.
- 95 Ceslas Spicq, Theological Lexicon of the New Testament, trans. and ed. James D. Ernest (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1994), 3:515.
- 96 Trench, 217.
- 97 Ludwig Koehler and Walter Baumgartner, The Hebrew and Aramaic Lexicon of the Old Testament, study ed., trans. and ed. M. E. J. Richardson (Boston: Brill, 2001), 1:370.
- 98 Lightfoot, 213.
- 99 Trench, 219.
- 100 Ibid., 220.
- 101 Lihat Efe. 6:23; 1 Tim. 2:15; 4:12; 6:11; 2 Tim. 2:22; 3:10; Tit. 2:2.
- 102 Bauer, 820. (Lihat 1 Tes. 3:6; 5:8; 1 Tim. 1:14; 2 Tim. 1:13; Filem. 5.)
- 103 Lihat Mat. 10:38; 16:24; Rom. 8:12, 13; Gal. 2:20; 5:24; 6:14.
- 104 Para penerjemah NASB telah menambahkan kata-kata "dengan gairah" demi kejelasan. Beberapa penafsir telah menyatakan pendapat bahwa kata " hangus" mengacu kepada hukuman kekal dalam api neraka. Namun begitu, penafsiran ini mengabaikan sifat seksual dari keseluruhan konteks itu. Paulus tidak mengutuk perkawinan. Sebaliknya, ia sepenuhnya menyadari bahwa, secara umum, bagi kebanyakan orang menikah itu baik (1 Kor. 7:1, 2).
- 105 Pelbagai istilah negatif yang terkait juga muncul dalam Perjanjian Baru, termasuk kata benda ajkrasi/a (akrasia) dalam Matius 23:25 dan 1 Korintus 7:5, serta kata sifat ajkrath/ß (akratēs) dalam 2 Timotius 3:3. Kata-kata ini mengungkapkan konsep "mencari kesenangan sendiri," "kurangnya disiplin," dan "kurangnya penguasaan diri."
- 106 Bauer, 274.
- 107 Bruce, 255.
- 108 S. H. Hooke, The Siege Perilous (London: SCM Press, 1956), 264. (Lihat Yoh. 15:1-5; 2 Pet. 1:2-4.)
- 109 Buah rohani adalah hasil dari pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan seorang Kristen. Meski begitu, haruslah diperhatikan bahwa semua sifat buah Roh itu diperintahkan dalam Kitab Suci.
- 110 Cole, 167.
- 111 Ibid.
- 112 Lihat Mat. 7:22, 23; 1 Kor. 13:1-3; Gal. 3:5.
- 113 Dalam berbagai konteks, sarx dapat menunjukkan tubuh fisik atau penampilan seseorang, silsilah atau keturunan ras, kondisi kesehatan, dan lain sebagainya. Secara umum, itu bisa saja mengacu kepada hampir semua aspek kehidupan duniawi manusia. Perlu ditekankan bahwa sarx tidak selalu buruk. Prolog injil Yohanes mengatakan bahwa "Firman itu telah menjadi manusia [sarx], dan diam di antara kita" (Yoh. 1:14a). Alih-alih "daging," Alkitab NLT menulis "manusia" (Lihat Ibr. 2:14; 1 Yoh. 4:2, 3.)
- 114 Karena kita tahu bahwa Allah tidak menghendaki siapa saja sesat (1 Tim. 2:4; 2 Pet. 3:9), maka tampaknya semua manusia dianugerahi dengan tanggung jawab moral bawaan untuk mengamati pelbagai kesaksian Allah dalam karya-karya penciptaan dan untuk mencari Dia (lihat Rom. 1:18-21; 2:14, 15). Meski dinyatakan bahwa Allah telah mengizinkan generasi-generasi sebelumnya untuk menempuh jalan mereka sendiri (Kisah 14:16), dengan kedatangan injil, hari baru telah tiba. Paulus, berdiri "di atas Areopagus" di Atena, mengatakan, "Kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, … Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Kisah 17:22, 29-31).
- 115 Lihat Rom. 8:12, 13; 12:1, 2; Gal. 2:20.
- 116 Bahasa Yunani memiliki empat tingkatan klausa bersyarat. Yang pertama biasanya diungkapkan oleh ei dengan sebuah kata kerja dalam indicative mood, yang mana "pembicara itu berasumsi bahwa kondisi yang dinyatakan dalam
- 117 Apa yang kita hadapi dalam 5:26 adalah perintah negatif atau larangan. William Douglas Chamberlain menemukan contoh yang baik tentang hal ini dalam Matius 6:19, di mana Yesus berkata, "Janganlah kamu mengumpulkan Μὴ θησαυρίζετε , Mē thēsaurize harta di bumi." Chamberlain menerjemahkan larangan itu sebagai "Behenti mengumpulkan harta"dan kemudian menulis, "maksud perintah Yesus adalah bahwa manusia sudah sedang mengumpulkan harta di bumi, bukan di sorga, dan Ia mau mereka berhenti melakukan itu. (William Douglas Chamberlain, An Exegetical Grammar of the Greek New Testament [Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1941], 86).
- 118 Bauer, 871.
- 119 Robert L. Johnson, The Letter of Paul to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 163.
- 120 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 1 (Colorado Springs, Colo.: Victor, 2001), 720.
- 121 Cole, 170.
- 122 Bruce, 257.
- 123 Walter Schmithals, Paul and the Gnostics, trans. John E. Steely (Nashville: Abingdon Press, 1972), 49.
- 124 Bruce, 258.
- 125 Peter Toon, "Gnosticism," in The New International Dictionary of the Bible, pictorial ed., ed. J. D. Douglas and Merrill C. Tenney (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1987), 393.
- 126 Lihat Yoh. 14:15, 21; 15:10; 1 Yoh. 2:3-6; 3:16-24; 5:2, 3; 2 Yoh. 6.
- 127 Everett Ferguson, The Church of Christ: A Biblical Ecclesiology for Today (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1996), 390.
- 128 Lihat 4:8-11; Mrk. 7:18, 19; 2 Kor. 8:7-9; Kol. 2:16, 17; 1 Tim. 4:1-5; Ibr. 9:8-14.
- 129 Lihat Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Luk. 24:45-47; Kol. 1:21-23.
- 130 Lihat Ibr. 10:4-14; 13:20; Yudas 3; Why. 14:6.
- 131 Lihat Yes. 44:1-3; Yeh. 39:29; Yoel 2:28, 29; Zak. 12:10.
- 132 Lihat Kisah 2:16-39; 5:32; 11:15-18; 1 Kor. 3:16; 6:19; Gal. 3:2, 3; 4:6; Tit. 3:4-7.
- 133 Beberapa klarifikasi penting harus dibuat mengenai nas ini: (1) Kata "titik" telah secara benar ditambahkan oleh para penerjemah, secara akurat mengungkapkan makna teks aslinya. (2) Kata kerja "telah menjadi" menyiratkan hasil yang yang langgeng. (3) "Semua" menyampaikan pengertian bahwa para pelanggar yang bersalah hanya atas satu pelanggaran saja tetap bersalah melanggar hukum yang bersangkutan.
- 134 Iman juga berfungsi sebagai sarana pembenaran untuk umat Allah perjanjian lama, seperti yang Ibrani 11 jelaskan (lihat Rom. 3:21-26).
- 135 Istilah "pornografi" berasal dari dua kata Yunani, po÷rnh (pornē) dan grafh (graphē). Kata pornē mengacu kepada "pelacur." Sementara kata graphē biasanya berarti "Kitab Suci" atau "tulisan" dalam Alkitab, dalam bahasa Yunani di luar Alkitab kata itu juga menunjukkan sebuah "lukisan" atau "gambar". "Pornografi," kemudian, adalah gambaran tentang gambar-gambar seksual, baik yang disampaikan dalam bentuk gambar atau tulisan, yang berkaitan dengan percabulan.
- 136 Istilah "penilik" ( ejpi÷skopoß, episkopos) dalam 1 Timotius 3:1 mencerminkan bahwa para penatua memiliki otoritas, seperti juga perintah dalam Ibrani 13:17. Juga, kata Yunani lain untuk "otoritas" ( ejpitagh, epitagē, secara harfiah "perintah") muncul dalam Titus 2:15 berkenaan dengan seorang penginjil.
- 137 Lihat Mat. 28: 18-20; Yoh. 16:12, 13; Kisah 1: 8; Ibr. 2:3, 4.
- 138 Beberapa nas bicara tentang penghakiman Allah atas dunia (Rom. 2:2, 5; 3:6; 1 Kor. 5:13; 1 Pet. 1:17), sedangkan yang lainnya secara jelas memasukkan Yesus ke dalam peran ini (Mat. 25:31-46; 2 Kor. 5:10; 2 Tim. 4:1). Beberapa orang mungkin melihat kontradiksi di sini, namun solusinya dapat ditemukan dalam nas-nas seperti Roma 2:16: "Allah akan menghakimi rahasia manusia melalui Yesus Kristus " (lihat Kisah 17:31; NASB).
- 139 Dalam Mazmur 95, Allah, melalui Daud, menyinggung peristirahatan lain.
- 140 Namun begitu, tiga kata kunci yang diterjemahkan "kasih" dalam Perjanjian Baru bukanlah satu-satunya kata yang mengungkapkan konsep kasih. Misalnya, ejpipoqew (epipotheō) dan kerabatnya yang mengandung kelembutan dan kasih sayang yang dalam (Fil. 1:8; 4:1; 2 Tim. 1:4).
- 141 Lihatlah Yer. 4:30; 22:20, 22; Rat. 1:19; Yeh. 16:33, 36, 37; 23: 5, 9, 22; Hos. 2:5, 7, 10, 12, 13.
- 142 G. Abbott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament, 3rd ed. (Edinburgh: T. & T. Clark, 1937), 65.
- 143 Kata lain tentang kasih, filo/storgoß ( philostorgos), adalah gabungan antara philia dan storgē. Kata itu muncul sekali dalam Perjanjian Baru, dalam Roma 12:10, di mana NKJV menerjemahkannya " kasih sayang yang ramah." Beragam bentuk kata ini muncul dalam LXX.
- 144 Nigel Turner, Christian Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1981), 261.
- 145 David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 535-36.
- 146 Jalan sebenarnya "Via Dolorosa" ("Jalan Kesengsaraan") tidak diketahui. Jalan tradisional yang ditempuh oleh para peziarah dari lokasi Benteng Antonia ke Gereja Makam Suci memang meragukan. Alih-alih Benteng Antonia, kemungkinan besar Pilatus tinggal di istana Herodes yang Agung saat ia mengunjungi Yerusalem dan bahwa Praetorium (Kej. 27:27; Mrk. 15:16; Yoh. 18:28, 33 19: 9) terletak di daerah itu di sisi barat kota itu.
- 147 Keinginan Daud dihargai dan disetujui oleh Allah. Tuhan telah menyertai dia dalam semua perangnya untuk mendirikan bangsa itu, pertama di Yehuda dan kemudian di Israel. Namun begitu, bait suci-"rumah Allah"-menjadi "rumah doa" (Yes. 56:7; Mat. 21:13); dan itu ditahbiskan secara ilahi sehingga injil "Raja Damai" harus berawal dari Yerusalem untuk membawa damai sejahtera bagi semua bangsa (Yes. 2:1-4; Luk. 24:46, 47; Kisah 1:4-8). Hanya Yesus
- 148 John Emerich Edward Dalberg-Acton, quoted in John Bartlett, Familiar Quotations, 16th ed., ed. Justin Kaplan (Boston: Little, Brown and Co., 1992), 521.
- 149 Quintus Curtius History of Alexander 4.2.1-4.4.21; Josephus Antiquities 11.8.3-4.
- 150 Contoh Paulus dalam 2:1-5 berhubungan dengan sunat Titus. Ia benar-benar menolak penyunatan orang bukan Yahudi ini "agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada" orang-orang Galatia (2:5).
- 151 Suzēteō juga dapat diterjemahkan sebagai "perdebatan." Tampaknya para penerjemah pada umumnya lebih menyukai kata "berargumentasi" daripada "berdebat" dalam konteks di mana ada sedikit kesopanan.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 346
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi