Teks -- 1 Yohanes 3:10 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Yoh 3:10
Full Life: 1Yoh 3:10 - ANAK-ANAK ALLAH DAN ANAK-ANAK IBLIS.
Nas : 1Yoh 3:10
Ayat ini merupakan inti dan kesimpulan ajaran Yohanes dalam
1Yoh 2:28-3:10. Dia telah mengingatkan para pembacanya agar jangan
tert...
Nas : 1Yoh 3:10
Ayat ini merupakan inti dan kesimpulan ajaran Yohanes dalam 1Yoh 2:28-3:10. Dia telah mengingatkan para pembacanya agar jangan tertipu tentang sifat keselamatan (ayat 1Yoh 3:7). Oleh karena itu, orang percaya harus menolak setiap teologi atau ajaran yang mengatakan bahwa seorang tidak perlu bersekutu dengan Allah (1Yoh 1:3), berbuat dosa terus, melakukan perbuatan Iblis (ayat 1Yoh 3:8), mengasihi dunia (1Yoh 2:15), merugikan orang lain (ayat 1Yoh 3:14-18), namun tetap menjadi anak Allah yang selamat dan akan masuk sorga.
Bertentangan dengan ajaran palsu ini, Yohanes dengan jelas menyatakan bahwa seseorang yang tetap berbuat dosa
(lihat cat. --> 1Yoh 3:9)
[atau ref. 1Yoh 3:9]
"berasal dari Iblis" (ayat 1Yoh 3:8) dan bukan "anak Allah". Jikalau mereka yang biasa berbuat dosa itu menyatakan bahwa mereka memiliki hidup kekal dan menjadi anak Allah, mereka itu tertipu dan adalah seorang pendusta (bd. 1Yoh 2:4). Lagi pula, yang menjadi ciri anak Allah yang sejati ialah kasih akan Allah yang ditunjukkan dengan melakukan perintah-Nya (1Yoh 5:2), sambil menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kebutuhan rohani dan jasmani sesama orang percaya (ayat 1Yoh 3:16-17).
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 3:10
Ref. Silang FULL: 1Yoh 3:10 - anak-anak Allah // anak-anak Iblis // tidak mengasihi // saudaranya · anak-anak Allah: 1Yoh 3:1,2; Yoh 1:12; Yoh 1:12
· anak-anak Iblis: 1Yoh 3:8
· tidak mengasihi: 1Yoh 4:8
· saudaranya: 1Y...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 3:4-10
Matthew Henry: 1Yoh 3:4-10 - Tanda Anak-anak Allah Tanda Anak-anak Allah (3:4-10)
Setelah menyatakan kewajiban orang percaya untuk hidup suci berdasarkan pengharapannya akan sorga, dan persekutuan d...
Tanda Anak-anak Allah (3:4-10)
- Setelah menyatakan kewajiban orang percaya untuk hidup suci berdasarkan pengharapannya akan sorga, dan persekutuan dengan Kristus di dalam kemuliaan pada saat Ia menyatakan diri nanti, Rasul Yohanes sekarang melanjutkan dengan memenuhi mulutnya sendiri dan pikiran orang percaya dengan sanggahan-sanggahan yang berlipat ganda melawan dosa, dan melawan segala persekutuan dengan pekerjaan-pekerjaan kegelapan yang cemar dan tidak berbuah. Maka ia memberikan alasan dan penjelasan,
- I. Berdasarkan sifat dosa dan kejahatannya yang dikandungnya.
- Dosa adalah pertentangan dengan hukum ilahi: Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga (atau bahkan melanggar) hukum Allah (atau, setiap orang yang berbuat dosa bahkan melakukan pelanggaran besar-besaran, atau menyimpang dari hukum, atau dari hukum Allah). Sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah, atau perbuatan melanggar hukum (ay. 4). Dosa adalah ketidakpunyaan atau ketiadaan kesepadanan dan kesesuaian dengan hukum ilahi, hukum yang merupakan catatan atau rekaman yang berisi hakikat dan kesucian ilahi. Catatan ini berisi kehendak-Nya untuk mengatur dunia, yang sesuai dengan akal budi, dan yang dibuat untuk kebaikan dunia. Catatan ini menunjukkan kepada manusia jalan menuju kebahagiaan dan kedamaian, dan memimpinnya kepada Sang Pencipta kodratnya dan Sang Pencipta hukum. Jadi perbuatan dosa berarti penolakan terhadap hukum ilahi, dan ini merupakan penolakan terhadap kewenangan ilahi, dan karena itu terhadap Allah sendiri.
- II. Berdasarkan rancangan dan kepentingan Tuhan Yesus di dalam dan untuk dunia ini, yaitu untuk menyingkirkan dosa: Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa (ay. 5). Anak Allah tampak dan dikenal di dalam kodrat kita. Ia datang untuk membenarkan dan meninggikan hukum ilahi, dan itu dilakukan dengan patuh terhadap perintah, dan dengan menundukkan diri dan menderita di bawah sanksi hukum, di bawah kutukannya. Karena itu Ia datang untuk menghapus dosa-dosa kita, untuk menghapus kesalahan dosa melalui pengorbanan diri-Nya, untuk menghapus perbuatan dosa dengan menanamkan kodrat baru dalam diri kita (sebab kita dikuduskan oleh kuasa kematian-Nya), dan untuk menjauhkan dan menyelamatkan kita dari dosa melalui teladan-Nya sendiri, dan (atau karena) di dalam Dia tidak ada dosa. Atau, Ia menghapus segala dosa, supaya Ia bisa menjadikan kita serupa dengan diri-Nya sendiri, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Siapa yang mengharapkan persekutuan dengan Kristus di dunia di atas, ia harus mengusahakan persekutuan dengan Dia di bawah sini dengan hidup suci semurni-murninya. Semua orang Kristen harus mengetahui dan merenungkan maksud agung kedatangan Anak Allah ke dunia sini, yaitu untuk menghapus dosa-dosa kita: Dan kamu tahu (dan pengetahuan ini haruslah mendalam dan berpengaruh nyata) bahwa Ia telah menyatakan diriNya, supaya Ia menghapus segala dosa.
- III. Berdasarkan pertentangan antara dosa dan kesatuan atau melekatnya kita secara nyata dengan Kristus Tuhan: Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi (ay. 6). Berdosa di sini (dalam terjemahan KJV – pen.) sama saja dengan berbuat dosa (ayat 8 dan 9), dan berbuat dosa berarti melakukan dosa. Orang yang berada di dalam Kristus berhenti melakukan dosa. Seperti halnya persatuan yang hidup dengan Tuhan Yesus mematahkan kuasa dosa di dalam hati dan kodrat kita, demikian pula terus berbuat dosa akan menghalang-halangi bertakhta dan merajanya Kristus dalam hidup dan perilaku kita. Atau ungkapan negatif di sini diartikan sebagai hal positif: ia tidak berbuat dosa lagi, yaitu ia taat, ia menjalankan perintah-perintah (dengan tulus hati, dan dalam hidup sehari-hari) dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya, seperti yang dikatakan dalam ayat 22. Orang yang berada di dalam Kristus berada di dalam perjanjian mereka dengan-Nya, dan karena itu waspada terhadap dosa yang bertentangan dengan perjanjian itu. Mereka tinggal di dalam terang yang kuat dan pengenalan yang mendalam akan Dia. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang tetap berbuat dosa (tinggal dalam perbuatan dosa yang meraja) tidak melihat Dia (pikirannya tidak dicerahkan oleh pemahaman yang baik dan bersifat Injil akan Dia), dan tidak mengenal Dia, tidak mengenal Dia dari pengalaman. Menolak berbuat dosa adalah bukti besar dari kesatuan rohani dengan, dan keberlanjutan di dalam, pengenalan yang menyelamatkan akan Kristus Tuhan.
- IV. Berdasarkan hubungan antara melakukan kebenaran dan ada dalam keadaan benar, yang menyiratkan bahwa perbuatan dosa dan keadaan dibenarkan itu tidak sejalan atau bertentangan. Hal ini didahului dengan anggapan bahwa apa saja yang bertentangan jelas-jelas merupakan suatu tipuan: “Anak-anakku, anak-anakku yang terkasih, dan kalian sebagai anak-anak, dalam hal ini janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Akan ada orang-orang yang membesar-besarkan terang baru dan penerimaanmu terhadap Kekristenan, yang akan membuat kamu percaya bahwa pengetahuanmu, pengakuanmu, dan baptisanmu memberimu alasan untuk tidak perlu memperhatikan dengan saksama kehidupan kristianimu. Tetapi waspadalah terhadap tipuan seperti itu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar.” Di beberapa tempat dalam Kitab Suci tampak bahwa kebenaran dengan tepat diartikan sebagai agama, seperti dalam Matius 5:10, Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, yaitu karena agama. 1 Petrus 3:14, Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran (karena agama), kamu akan berbahagia. Dan 2 Timotius 3:16, Segala tulisan, atau seluruh Kitab Suci, yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar – dan untuk mendidik orang dalam kebenaran, yaitu dalam hakikat dan perkara-perkara agama. Jadi berbuat kebenaran itu, terutama sebagai lawan dari berbuat, melakukan, dan menjalankan dosa, adalah menjalankan agama. Nah, orang yang menjalankan agama adalah benar. Ia orang benar dalam segala hal. Ia tulus dan lurus di hadapan Allah. Menjalankan agama tidak bisa dilakukan tanpa kaidah kejujuran dan hati nurani. Ia memiliki kebenaran yang terdiri atas pengampunan dosa dan hak untuk hidup, yang didasarkan pada kebenaran Sang Pengantara yang diperhitungkan kepadanya. Ia berhak mendapat mahkota kebenaran, yang akan dikaruniakan oleh Hakim yang adil, sesuai dengan kovenan (perjanjian) dan janji-Nya, kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya (2Tim. 4:8). Ia bersekutu dengan Kristus, patuh terhadap hukum ilahi, dan dalam kadar tertentu benar dalam perbuatannya sebagaimana Kristus itu benar. Ia bersekutu dengan Kristus dalam keadaan yang dibenarkan, karena sekarang ia bisa dikatakan sebagai orang benar bersama-sama dengan Kristus.
- V. Berdasarkan hubungan antara orang berdosa dan Iblis, dan dari situ berdasarkan rancangan dan pekerjaan Kristus Tuhan melawan Iblis.
- 1. Berdasarkan hubungan antara orang berdosa dan Iblis. Seperti halnya di tempat-tempat lain dalam Kitab Suci orang berdosa dan orang kudus dibedakan (meskipun orang kudus adalah sebagian besar orang yang bisa juga disebut sebagai orang berdosa), demikian pula berbuat dosa di sini berarti melakukan dosa sebagaimana para pendosa melakukannya, yaitu hidup di bawah kuasa dan perintah dosa, dan ini berbeda dari orang-orang kudus. Orang yang berbuat dosa demikian berasal dari Iblis. Sifat berdosanya diilhami oleh Iblis, dan sesuai serta menyenangkan bagi Iblis. Ia merupakan milik pihak, kepentingan, dan kerajaan Iblis. Dialah penyebab dan penyokong dosa, dan sudah sejak dulu ia menjadi pelaku dosa, penggoda dan penghasut orang-orang supaya berdosa, bahkan sejak dari awal mula dunia. Dari sini kita harus melihat bagaimana Rasul Yohanes memberikan alasan,
- 2. Berdasarkan rancangan dan pekerjaan Kristus Tuhan melawan Iblis: Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu (ay. 8). Iblis telah merancang dan berusaha untuk menghancurkan pekerjaan Allah di dunia ini. Anak Allah telah menjalankan perang suci melawannya. Ia datang ke dunia kita, dan menjelma dalam daging seperti kita, supaya Ia menaklukkan Iblis dan menghancurleburkan pekerjaan-pekerjaannya. Dosa akan lebih dan lebih lagi Ia hancurleburkan, sampai Ia memusnahkannya sama sekali pada akhirnya. Maka janganlah kita melayani atau memanjakan apa yang ingin dihancurkan Anak Allah dengan kedatangan-Nya itu.
- VI. Berdasarkan hubungan antara pembaharuan diri dan penghapusan dosa: Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi. Lahir dari Allah berarti diperbaharui secara batiniah, dan dikembalikan pada keutuhan yang kudus atau kodrat yang diluruskan oleh kuasa Roh Allah. Orang seperti itu tidak berbuat dosa lagi, tidak melakukan kejahatan atau berbuat tidak taat, yang bertentangan dengan kodrat barunya dan tabiat rohnya yang sudah diperbaharui. Sebab, seperti yang ditambahkan oleh Rasul Yohanes, benih ilahi tetap ada di dalam dia, apakah itu firman Allah dalam terang dan kuasanya tetap ada di dalam dia (seperti dalam 1Ptr. 1:23, Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal), atau apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Benih kekudusan yang bersifat rohani ada di dalam dia dan bertumbuh. Anugerah yang memperbaharui adalah benih yang akan tetap ada. Agama, dalam kemunculannya, bukanlah suatu keahlian, suatu ketangkasan dan keterampilan yang dipelajari, melainkan suatu kodrat baru. Sebagai dampaknya, orang yang sudah diperbaharui tidak dapat berbuat dosa. Bahwa ia tidak dapat melakukan tindakan dosa, saya pikir tidak ada penafsir bijaksana yang memahaminya. Ini akan bertentangan dengan pasal 1:9, di mana sudah menjadi kewajiban kita untuk mengakui dosa-dosa kita, dan di situ dianggap bahwa hak istimewa kita dalam hal itu adalah mendapat pengampunan bagi dosa-dosa kita. Oleh karena itu, ia tidak dapat berdosa di sini (KJV) harus dipahami dalam arti ketika Rasul Yohanes berkata, ia tidak dapat berbuat dosa. Ia tidak dapat terus hidup di jalan dosa dan perbuatan dosa. Ia tidak dapat berbuat dosa sehingga disebut pendosa, sebagai lawan dari orang kudus atau hamba Allah. Dan juga, ia tidak dapat berbuat dosa seperti dulu, seperti yang dila kukannya sebelum ia lahir dari Allah, dan seperti yang dilakukan oleh orang lain yang tidak lahir dari Allah. Alasannya adalah karena ia lahir dari Allah, yang akan membuatnya mengekang dan menahan diri dari semua dosa ini.
- 1. Ada terang dalam akal budinya yang menunjukkan kepada dia kejahatan dan keburukan dosa.
- 2. Ada kecenderungan dalam hatinya yang mencondongkan dia untuk merasa jijik dan membenci dosa.
- 3. Ada benih atau kecenderungan rohani yang tumbuh dan berkembang, dan menghancurkan kekuatan dan kuasa dari perbuatan-perbuatan dosa. Perbuatan-perbuatan dosa tidak meluap dengan hebat dalam diri mereka oleh karena kuasa kebejatan seperti yang terjadi pada orang lain. Perbuatan-perbuatan dosa juga tidak mendapat hati, roh, dan persetujuan sepenuh-penuhnya pada diri mereka seperti yang terjadi pada diri orang lain. Keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging. Oleh karena itu, berkenaan dengan kecenderungan dosa seperti itu di dalam diri orang-orang kudus, dapat dikatakan, bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Kecenderungan itu tidak diperhitungkan sebagai dosa bagi orang yang bersangkutan dalam pandangan Injil, karena kecenderungan dan sikap pikiran dan rohnya menentang dosa. Lalu,
- 4. Ada kecenderungan untuk merendah diri dan bertobat atas dosa, setelah dosa diperbuat. Setiap orang yang lahir dari Allah tidak dapat berbuat dosa. Di sini kita dapat mengingat kembali pembedaan yang biasa dibuat antara ketidakmampuan alami dan ketidakmampuan moral. Orang yang belum diperbaharui tidak mampu secara moral untuk melakukan apa yang baik dalam agama. Sementara orang yang sudah diperbaharui secara membahagiakan dibuat tidak mampu untuk berdosa. Ada penghalang, atau bisa dikatakan larangan, yang mengekang kekuatan-kekuatannya untuk berdosa. Akan bertentangan dengan dia untuk berbuat dosa dengan tenang dan sengaja. Biasanya kita berkata tentang orang yang hidupnya terkenal lurus, “Ia tidak bisa berbohong, ia tidak bisa berbuat curang, dan melakukan kejahatan-kejahatan besar lain.” Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah? (Kej. 39:9). Dengan demikian, mereka yang bersikeras hidup di dalam dosa cukup menunjukkan bahwa mereka tidak lahir dari Allah.
- VII. Berdasarkan pembedaan antara anak-anak Allah dan anak-anak Iblis. Mereka memiliki ciri-ciri sendiri yang berbeda. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis (ay. 10). Di dalam dunia (menurut pembedaan yang sudah dibuat sejak dulu kala) ada keturunan Allah dan keturunan ular. Nah, keturunan ular ini dikenal dengan dua tanda ini:
- 1. Mengabaikan agama: Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran (yang meniadakan dan tidak mengacuhkan hak-hak Allah dan apa saja yang selayaknya menjadi milik Dia. Sebab pada intinya agama merupakan kebenaran kita di hadapan Allah, atau memberikan kepada Dia apa yang selayaknya Ia dapatkan, dan siapa saja yang tidak melakukan hal ini dengan kesadaran hati nurani) tidak berasal dari Allah, tetapi sebaliknya, berasal dari Iblis. Iblis adalah bapa dari jiwa-jiwa yang tidak benar atau tidak saleh. Dan,
- 2. Membenci saudara seiman: Demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya (ay. 10). Orang-orang Kristen sejati harus dikasihi demi Allah dan demi Kristus. Barangsiapa yang tidak mengasihi mereka dengan cara demikian, tetapi sebaliknya merendahkan, membenci, dan menganiaya mereka, memiliki sifat ular yang tetap ada dalam diri mereka.
SH: 1Yoh 2:28--3:10 - Kasih mengubah status (Kamis, 7 Desember 2000) Kasih mengubah status
Seorang pemuda berkenalan dengan seorang wanita tunasusila,
selanjutnya meminangnya sebagai istri. Pemuda ini sangat
...
Kasih mengubah status
Seorang pemuda berkenalan dengan seorang wanita tunasusila, selanjutnya meminangnya sebagai istri. Pemuda ini sangat mengasihi wanita ini, namun wanita ini tidak. Ia bersedia menjadi istri sang pemuda karena ia menikmati segala perhatian dan pemberian sang pemuda. Ia tidak menyadari bahwa kemurnian hati dan ketulusan kasih sang pemuda yang telah mengangkat statusnya dari wanita tunasusila menjadi wanita baik-baik sebagai kasih yang amat bernilai dalam hidupnya, jauh melebihi segala benda pemberian sang pemuda. Wanita ini memang sudah berubah status, namun hidupnya tidak berubah. Ketika pemberian sang pemuda tidak lagi seperti yang diharapkan, ia kembali menjadi wanita tunasusila. Perubahan status yang dialami bukan karena kasih sang pemuda, tetapi pemberian sang pemuda.
Perubahan status menjadi anak-anak Allah sama sekali bukan karena kebaikan, kesetiaan, kemampuan, kesalehan, dan kelebihan kita; semata adalah kasih karunia-Nya. Kita yang berdosa sebenarnya tak layak menerima kasih-Nya yang sedemikian besar, namun dalam ketidaklayakkan itulah Ia mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Apakah perubahan status ini pun mengubah kasih kita kepada Tuhan, dulu mengasihi dunia dan diri sendiri kini mengasihi Dia? Bisa ya bisa juga tidak! Ada yang sungguh-sungguh berubah mengasihi Dia, namun ada juga yang tidak menunjukkan perubahan: dulu berfokus pada diri sendiri, sering berdusta, suka memfitnah, berfoya-foya, tidak suka firman Tuhan, tidak bersikap adil, tidak tegas pada dosa, dll; sekarang pun masih tetap sama. Mengapa demikian? Seperti ilustrasi di atas, perubahan status yang hanya melekat kepada pemberian dan berkat tidak akan mengubah hidup kita. Sebaliknya perubahan status yang dialami karena Allah sendiri yang telah menganugerahkan kasih-Nya akan mengubah hidup. Status menjadi anak Allah jauh melebihi berkat-berkat lain, maka dalam hidup kita sekali-kali tak akan kembali melakukan perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya, karena tujuan hidup kita adalah untuk menyenangkan hati Yesus Kristus yang telah mati bagi kita.
Renungkan: Pengakuan sebagai anak-anak Allah membutuhkan bukti dari hidup seorang Kristen, sungguhkah ia hidup untuk mengasihi Allah yang terwujud konkrit dalam kasihnya kepada sesama. Di dalam dirinya terpancar kebenaran dan kasih Allah karena ia berasal dari Allah.
SH: 1Yoh 2:28--3:10 - Kehidupan Anak-anak Allah (Kamis, 29 Juli 2021) Kehidupan Anak-anak Allah
Banyak orang ingin menjadi anak-anak Allah dan bangga menjadi anak-anak Allah. Hal itu tidaklah salah karena Alkitab memang...
Kehidupan Anak-anak Allah
Banyak orang ingin menjadi anak-anak Allah dan bangga menjadi anak-anak Allah. Hal itu tidaklah salah karena Alkitab memang menuliskan bahwa setiap orang yang menerima dan percaya Kristus menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Pertanyaannya: apakah kita tahu bagaimana seharusnya cara hidup yang benar sebagai anak-anak Allah? Apakah kita sudah hidup layaknya anak-anak Allah?
Salah satu bukti yang dapat terlihat dari seorang anak Allah adalah ia tinggal di dalam Kristus (28), memiliki kelakuan atau cara hidup yang benar (29), hidup suci, dan tidak berbuat dosa (3:3-6). Banyak orang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak memiliki iman. Sebaliknya, sebagian yang lain merasa beriman, tetapi tidak menghasilkan perbuatan baik.
Perikop firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa kealpaan terhadap salah satu, yaitu antara iman dan perbuatan baik, akan menjadikan kita malu pada saat menyambut kedatangan Kristus yang kedua kali. Iman yang sejati akan selalu menghasilkan perbuatan baik. Setiap orang yang memiliki iman dan konsisten melakukan kebenaran adalah anak-anak Allah yang sejati.
Hidup sebagai anak-anak Allah tentu saja tidak mudah. Ketika kita sungguh-sungguh menjalani hidup sebagai anak-anak Allah kita akan mengalami penolakan dari dunia. Kita bisa terasing dari dunia dengan cara hidupnya yang berbeda dari cara hidup anak-anak Allah.
Kita mungkin akan dianggap sebagai orang-orang aneh karena tidak turut melakukan kejahatan dan perbuatan-perbuatan amoral. Kita dianggap aneh dan bodoh karena bagi mereka perbuatan-perbuatan dosa dianggap normal saja. Oleh karena itu, menjalani hidup sebagai anak-anak Allah di tengah dunia yang bengkok ini memerlukan komitmen, kegigihan, dan jangan lupa pengorbanan.
Marilah kita bersyukur karena kita diberi hak istimewa menjadi anak-anak Allah melalui Yesus Kristus. Wujud nyata dari rasa syukur kita menjadi anak-anak Allah adalah dengan menghidupi cara hidup anak-anak Allah. Karena itu, pikirkanlah perbuatan baik dan benar yang ingin kita lakukan sebagai anak-anak Allah. [ABL]
SH: 1Yoh 3:1-10 - Anak-anak Allah (Kamis, 4 Desember 2003) Anak-anak Allah
Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru.
Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak
...
Anak-anak Allah
Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru. Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak Allah. Status baru ini terjadi semata-mata karena kasih Allah yang besar (ayat 1). Apa akibat status baru ini? Pertama, dunia tidak mengenal kita (ayat 1). Jika orang-orang yang percaya kepada Kristus (gereja) mengalami penderitaan di dunia, kita tidak perlu heran, karena dunia tidak pernah menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah sehingga mereka juga menolak kita, para pengikut Yesus. Namun, penderitaan dan penganiayaan yang orang-orang Kristen alami justru merupakan bukti nyata bahwa kita adalah benar anak-anak Allah.
Kedua, menjadi seperti Kristus (ayat 2). Setiap orang yang percaya pada Yesus akan menjadi seperti Yesus. Jadi seperti nyatanya Yesus, demikianlah nyatanya orang percaya menjadi anak-anak Allah.
Ketiga, hidup suci (ayat 3). Menjadi anak-anak Allah merupakan dorongan bagi orang percaya untuk hidup seperti Yesus. Pergumulan dan persoalan hidup, seharusnya membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Yesus. Hal ini tentu semakin membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus. Inilah hidup suci yaitu hidup yang tidak pernah lari dari pergumulan dan persoalan hidup.
Keempat,tidak ada dosa (ayat 6). Di dalam Yesus tidak ada dosa. Sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus pun demikian. Lebih tegas dikatakan dalam ayat 9 bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa. Ayat 8 dan 10 juga mengutarakan hal yang senada. Sebaliknya, berbuat dosa menjadi bukti bahwa ia tidak berada dalam Yesus. Namun, bagi anak-anak Allah kemungkinan untuk berbuat dosa dan tidak berbuat dosa sangat terbuka. Sampai Yesus datang kedua kali, maka anak-anak Allah hidup di dalam ketegangan di antara dua kemungkinan tersebut.
Renungkan: Jika kita berbuat dosa berarti persekutuan dengan Allah sedang terganggu, segera bertobat!
SH: 1Yoh 3:1-10 - Merespons kasih Allah (Jumat, 30 November 2007) Merespons kasih Allah
Relasi manusia dengan Allah terjadi karena kasih Allah yang
dianugerahkan pada manusia. Kasih itu membuat kita layak diseb...
Merespons kasih Allah
Relasi manusia dengan Allah terjadi karena kasih Allah yang dianugerahkan pada manusia. Kasih itu membuat kita layak disebut anak-anak Allah (ayat 1). Apa artinya?
Kasih Allah dinyatakan kepada semua orang melalui pengorbanan Yesus (Yoh. 3:16). Orang yang percaya kepada Yesus dan menyambut kasih itu, diberi hak untuk menjadi anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Tuhan memberi jaminan mengenai hal ini (Rm. 8:16). Selanjutnya, kita harus semakin serupa dengan Yesus. Bukan berarti kita akan kehilangan kepribadian kita, lalu diganti dengan kepribadian dan karakter yang Allah berikan pada kita. Bukan demikian! Kita tetap menjadi diri kita sendiri, tetapi karakter dan natur kita akan disempurnakan ke dalam gambaran kesempurnaan Yesus (ayat 2). Walau demikian, kita masih akan melalui perjalanan panjang. Tidak ada seorang pun dari kita yang mencapai garis finish, sampai kita bertemu dengan Yesus. Pada saat itulah kita benar-benar akan menyerupai Dia.
Mengetahui tujuan kekal kita dan memiliki pengharapan akan mencapai tujuan itu, memotivasi kita untuk memelihara kekudusan hidup. Bila kita tahu bahwa akhir hidup kita adalah berjumpa dengan Yesus, tentu kita ingin memulainya sejak sekarang. Itu membuat kita ingin melayani Dia, ingin hidup menyenangkan Dia. Kita tidak ingin melakukan dosa lagi karena itu berarti tidak menghargai Dia. Di dalam Roma 6, Paulus menjelaskan bahwa ketika orang datang pada Yesus, ketika dosa-dosa diampuni dan anugerah Allah dinyatakan, orang berubah secara radikal-manusia lama mati dan manusia baru hidup. Jadi bila orang mengakui diri sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, tetapi tetap merasa nyaman dalam kebiasaan dosa, itu patut dipertanyakan. Sebab gaya hidup berdosa bertentangan dengan gaya hidup benar, berlaku benar dan mengasihi saudara.
Meski Allah mengasihi kita berdasarkan inisiatif-Nya sendiri, hendaknya kita menyatakan respons kita dengan terus berjalan di dalam kebenaran, dalam setiap aspeknya.
Utley -> 1Yoh 3:4-10
Utley: 1Yoh 3:4-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 3:4-104 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. 5 Dan kamu ...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 3:4-10
4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. 5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. 6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. 7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; 8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. 9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. 10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
3:4
KATA GANTI "setiap orang" dikedepankan di sini dan di ay. 6. Konteks ini berhubungan dengan seluruh umat manusia!
Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE dan sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Penting lah bahwa KATA-KATA KERJA PRESENT TENSE ini menekankan tindakan gaya hidup yang merupakan kebiasaan, dan terus menerus, sebagai lawan dari AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVES dalam 2:1-2. Namun demikian, permasalahan teologis dari perikop ini (bandingkan 1:7-10 dengan 3:6-9) tak dapat diselesaikan oleh suatu bentuk kata kerja. Ini dipecahkan oleh latar belakang kesejarahan dari dua jenis guru-guru palsu gnostik dan konteks total dari buku ini.
Satu lagi keistimewaan perikop ini adalah penggunaannya akan kata "pelanggaran hukum." Ini berbicara bukan sekedar melanggar hukum (Hukum Musa atau norma masyarakat) sebagaimana sikap memberontak. Kata yang sama ini digunakan untuk menjelaskan Antikristus dalam 2Tes 2:3,7. Ini mungkin adalah definisi yang lebih penuh dari dosa (lih. Yoh 9:41; Rom 14:23; Yak 4:17; 1Yoh 5:17), lawan dari keserupaan dengan Kristus (lih. ay. 5), bukan sekedar pelanggaran terhadap suatu aturan atau tolok ukur.
3:5 "Ia telah menyatakan DiriNya" Ini adalah sebuah AORIST PASSIVE INDICATIVE yang berbicara mengenai inkarnasi Yesus (lih. ay. 1Yoh 3:8; 2Tim 1:10). Kata kerja yang sama, phaneroō, digunakan dua kali dalam ay. 2 mengenai KedatanganNya yang Kedua. Ia datang pertama-tama sebagai juru selamat (lih. Mr 10:45; Yoh 3:16; 2Kor 5:21), namun Ia akan datang kembali sebagai Penyempurna! Dalam komentarinya Surat-surat Yohanes, satu dari guru kesukaan saya, Bill Hendricks mengatakan:
"Dua dari pernyataan-pernyataan yang paling tajam mengenai maksud kedatangan Kristus ditemukan dalam ayat ini dan ayat 8. Ia diutus oleh Allah untuk menghapus dosa-dosa (3:5), dan Ia dinyatakan sebagai menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis (3:8). Di tempat lain Lukas mencatat bahwa maksud Yesus datang adalah untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang (Luk 19:10). Injil
Yohanes menyatakan bahwa Yesus datang supaya domba-domba-Nya memiliki hidup yang berkelimpahan (Yoh 10:10). Matius mengisyaratkan maksud kedatangan Yesus dalam penafsirannya akan nama Yesus; Ia akan menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka (Mat 1:21). Fakta dasar dalam semua pernyataan-pernyataan ini adalah bahwa Yesus Kristus telah berbuat bagi manusia sesuatu yang manusia tidak dapat berbuat bagi dirinya sendiri" (hal. 79-80).
□ "menghapus segala dosa" Ini adalah sebuah AORIST SUBJUNCTIVE. Tindakan ini tergantung pada tanggapan, pertobatan, dan iman manusia. Latar belakang dari pernyataan ini berhubungan dengan dua kemungkinan sumber: (1) Hari Penebusan (lih. Im 16) di mana satu dari dua kambing korban secara simbolis menanggung dosa dari perkampungan Israel (lih. penggunaan Yohanes Pembaptis dalam Yoh 1:29); atau (2) suatu rujukan pada apa yang dilakukan Yesus di salib (lih. Yes 53:11-12; Yoh 1:29; Ibr 9:28; 1Pet 2:24).
□ "dan di dalam Dia tidak ada dosa" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Ketidak- berdosaan Yesus Kristus (lih. Yoh 8:46; 2Kor 5:21; Ibr 4:15; 7:26; 1Pet 1:19; 2:22) adalah dasar bagi penebusan, penggantian Nya bagi kita.
Perhatikan bahwa "dosa" berbentuk JAMAK dalam bagian pertama dari ay. 5 dan TUNGGAL di bagian akhir. Yang pertama menunjuk pada tindakan dosa, yang kedua kepada sifat kebenaranNya. Sasarannya ialah bahwa orang percaya akan berbagi baik pengkudusan posisional dan pengkudusan progresif dari Kristus. Dosa adalah suatu hal yang asing bagi Kristus dan para pengikutNya.
3:6 "setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak" Seperti 3:4, ini adalah satu lagi PRESENT ACTIVE PARTICIPLE dan PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Perikop ini harus dikontraskan dengan 1:8-2:2. Lihat Wawasan-wawasan Kontekstual (hal. 295).
"setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia" Ayat ini mempunyai satu PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang diikuti oleh dua PERFECT ACTIVE INDICATIVES. Berdosa secara terus menerus dengan menyolok menyatakan bahwa seseorang tidak mengenal Kristus dan tak pernah mengenal Kristus. Orang-orang Kristen yang terus berdosa (1) menghalangi misi Kristus, (3) menghalangi sasaran keserupaan dengan Kristus, dan (3) menyatakan asal kerohanian pribadi seseorang (lih. Yoh 8:44).
3:7 "janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE dengan NEGATIVE PARTICLE, yang biasanya berarti menghentikan suatu tindakan yang sedang berjalan. Kehadiran guru-guru palsu tersebut (lih. 2:26) menyusun situasi kesejarahan bagi suatu pengertian teologis yang tepat mengenai I Yohanes sebagai suatu keseluruhan dan ayat 1:7-10; 3:4-10 secara khusus.
□ "Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar" Ayat ini tak dapat disendirikan dari konteks umumnya dan digunakan untuk menasehati atau mengutuki suatu posisi kedoktrinan ("kebenaran pekerjaan"). PB cukup jelas bahwa manusia tak dapat mendekati Allah yang Kudus dengan prestasi pribadi mereka. Manusia tidak selamat karena upaya sendiri. Namun demikian, manusia harus menanggapi penawaran Allah akan keselamatan dalam karya paripurna Kristus. Upaya kita tidak membawa kita kepada Allah. Upaya-upaya ini memang menunjukkan bahwa kita telah bertemu dengan Dia. Upaya-upaya ini secara jelas menyatakan kondisi rohani kita (lih. Wahy 22:11) dan kedewasaan setelah keselamatan. Kita tidak diselamatkan "oleh" perbuatan-perbuatan baik, namun "kepada" perbuatan-perbuatan baik. Sasaran dari anugerah cuma-cuma Allah dalam Kristus adalah para pengikut yang seperti Kristus (lih. Ef 2:8-9,10). Kehendak akhir dari Allah bagi setiap orang percaya bukanlah hanya surga ketika ia meninggal (pembenaran forensik), namun keserupaan dengan Kristus (pengkudusan sementara) sekarang (lih. Mat 5:48; Rom 8:28-29; Gal 4:19)! Untuk suatu kajian kata mengenai kebenaran lihat Topik Khusus pada 2:29.
3:8 "barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis" Ini adalah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE. Anak-anak Allah dikenal dari bagaimana mereka hidup, demikian juga anak-anak setan (lih. 3:10; Ef 2:1-3).
□ "sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya" Ini adalah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Iblis terus berdosa sejak mulanya (lih. Yoh 8:44). Apakah ini menunjuk pada penciptaan atau pemberontakan malaikat?
Sukarlah secara teologis untuk menentuan kapan setan memberontak melawan Allah. Ayub 1; 2; Za 3 dan 1Raj 22:19-23 sepertinya menunjukkan bahwa setan adalah hamba Allah dan satu anggota dari dewan malaikat. Mungkin saja keangkuhan, kecongkakan, dan ambisi dari raja-raja timur (dari Babilonia, 14:13-14 atau dari Tirus, Yeh 28:12-16) digunakan untuk mendeklarasikan pemberontakan setan (nampaknya sebuah kerubim terselubung, Yeh 28:14,16). Namun demikian, dalam Luk 10:18 Yesus berkata Ia melihat setan jatuh dari langit seperti suatu petir, namun tidak memberitahukan pada kita tepatnya kapan. Asal dan perkembangan dari kejahatan harus tetap merupakan suatu ketidak pastian karena kurangnya perwahyuan. Berhati-hatilah dalam mensistematikkan dan mendogmakan naskah-naskah kiasan yang tidak jelas secara tersendiri! Diskusi terbaik dari perkembangan setan di PL dari hamba menjadi musuh yang keji adalah karya A. B. Davidson Teologia Perjanjian Lama, terbitan T & T Clark, hal. 300-306. Lihat Topik Khusus: Kejahatan Pribadi pada Yoh 12:31.
□ "Anak Allah" Lihat Topik Khusus dibawah ini.
"menyatakan diri-Nya" This is the Greek term phaneroō, yang artinya "membawa kepada terang sehingga menjadikan jelas." Ayat Yoh 12:5,8 berparalel dan keduanya menggunakan kata ini dalam bentuk PASSIVE VOICE, yang berbicara mengenai Kristus yang benar-benar dinyatakan dalam inkarnasiNya (lih. 1:2). Masalahnya dengan guru-guru palsu bukanlah bahwa injil tidak jelas bagi mereka, namun bahwa mereka memiliki agenda teologis/ filosofis sendiri.
□ "membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" Maksud dari manifestasi Yesus dalam waktu dan daging adalah untuk membinasakan (AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE dari luō) yang artinya "melepaskan," "membuka ikatan," atau "membinasakan." Yesus melakukan hal itu di Kalvari, namun manusia harus menanggapi karya paripurna dan anugerah cuma-cuma Nya dengan menerimaNya dengan iman (lih. Yoh 1:12). Ketegangan "yang sudah namun belum" dari PB ini juga berhubungan dengan pembinasaan kejahatan. Iblis telah dikalahkan, namun ia masih aktif di dunia sampai penyempurnaan sepenuhnya dari Kerajaan Allah.
3:9 "Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE (lih. paralelnya dalam ay. 9c; 2:29; dan 5:18 ) yang berbicara mengenai suatu kondisi yang tetap yang dihasilkan oleh pelaku dari luar (Allah).
□ "berbuat dosa" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE dalam suatu kontradiksi dengan 2:1 di mana AORIST ACTIVE SUBJUNCTIVE nya digunakan dua kali. Ada dua teori mengenai arti penting dari pernyataan ini: (1) berhubungan dengan guru-guru palsu gnostik, khususnya fraksi yang mengecilkan keselamatan menjadi sekedar konsep intelektual, sehingga menghilangkan keharusan adanya gaya hidup moral atau (2) kata kerja PRESENT TENSE yang menekankan pada aktivitas yang terus menerus dan menjadi kebiasaan (lih. Rom 6:1), tidak perbuatan dosa secara tersendiri (lih. Rom 6:15). Perbedaan teologis ini dilukiskan dalam Rom 6 (kemungkinan keberdosaan di dalam Kristus) dan Rom 7 (perjuangan terus menerus dari orang percaya yang lebih sedikit berdosa). Pendekatan kesejarahan #1 sepertinya yang terbaik, namun seseorang masih ditinggalkan dengan kebutuhan untuk menerapkan kebenaran ini hari ini, yaitu yang dibahas #2 Ada diskusi yang baik mengenai ayat yang sukar ini dalam Kata-kata Keras dari Alkitab oleh Walter Kaiser, Peter Davids, F. F. Bruce, dan Manfred Brauch, hal. 736-739.
□ "sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Telah ada beberapa teori mengenai apa tepatnya arti frasa Yunani, "benih Illahi," ini:
- 1. Agustinus dan Luther mengatakan ini menunjuk pada Firman Allah (lih. Luk 8:11; Yoh 5:38; Yak 1:18; 1Pet 1:23)
- 2. Kalvin berkata ini menunjuk pada Roh Kudus (lih. Yoh 3:5,6,8; 1Yoh 3:24; 4:4,13)
- 3. orang lain berkata ini menunjuk pada Sifat Illahi atau diri yang baru (lih. 2Pet 1:4; Ef 4:24)
- 4. kemungkinan ini menunjuk pada Kristus Sendiri sebagai "benih Abraham" (lih. Gal 3:16)
- 5. beberapa berkata ini bersinonim dengan frasa "lahir dari Allah" (lih. Luk 1:55; Yoh 8:33,37)
- 6. nampaknya ini adalah istilah yang digunakan oleh kaum gnostik untuk berbicara mengenai percikan illahi di dalam semua manusia.
- Nomor 4 kemungkinan adalah pilihan kontekstual terbaik dari semua teori ini.
3:10 Ini adalah rangkuman dari ay. 4-9. Mengandung dua PRESENT ACTIVE INDICATIVE dan dua PRESENT ACTIVE PARTICIPLE, yang menunjuk pada tindakan yang sedang berjalan. Secara teologis ini berparalel dengan pernyataan Yesus dalam Khotbah di bukit (lih. Mat 7:16-20). Bagaimana seseorang hidup menyatakan hati, orientasi rohani seseorang.
□ "anak-anak Allah. . .anak-anak iblis" Ini menunjukkan latar belakang semitik Yohanes. Ibrani, sebagai suatu bahasa kuno yang tanpa kata sifat, menggunakan "anak dari …" sebagai satu cara untuk menjelaskan seseorang.
Topik Teologia -> 1Yoh 3:10
Topik Teologia: 1Yoh 3:10 - -- Makhluk-makhluk Supranatural
Setan
Dosa
Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
Gelar-gelar Deskriptif untuk Para Pendosa
...
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Setan
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Gelar-gelar Deskriptif untuk Para Pendosa
- Para Pendosa adalah Anak-anak Iblis
- Keselamatan
- Adopsi
- Peringatan bagi Anak-anak Allah
- Kita Harus Hidup Kudus di Hadapan Allah
- Gereja
- Kiasan dan Nama untuk Umat Allah, Gereja
- Kiasan dan Nama dalam Perjanjian Baru
- Anak-anak Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi