Teks -- 1 Yohanes 1:3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Yoh 1:3
Full Life: 1Yoh 1:3 - PERSEKUTUAN DENGAN KAMI.
Nas : 1Yoh 1:3
"Persekutuan" (Yun. _koinonia_) secara harfiah artinya "memiliki
bersama" dan meliputi saling berbagi dan berpartisipasi. Orang Kris...
Nas : 1Yoh 1:3
"Persekutuan" (Yun. _koinonia_) secara harfiah artinya "memiliki bersama" dan meliputi saling berbagi dan berpartisipasi. Orang Kristen mempunyai persekutuan karena mereka memiliki iman bersama (Tit 1:4; Yud 1:3), memiliki kasih karunia bersama dari Allah di dalam Kristus (1Kor 1:9; Fili 1:7), didiami oleh Roh Kudus bersama (Yoh 20:22; Rom 8:9,11), memiliki karunia-karunia Roh bersama (Rom 15:27), dan musuh bersama (1Yoh 2:15-18; 1Pet 5:8). Tidak mungkin ada persekutuan sejati dengan mereka yang menolak ajaran iman PB (2Yoh 1:7-11;
lihat cat. --> Gal 1:9).
[atau ref. Gal 1:9]
Jerusalem -> 1Yoh 1:3
Jerusalem: 1Yoh 1:3 - persekutuan Istilah ini, 1Ko 1:9+; 2Pe 1:4, mengungkapkan salah satu ajaran pokok dalam mistik Yohanes, Yoh 14:20; 15:1-6; 7:11,20-26, yaitu kesatuan jemaat Krist...
Istilah ini, 1Ko 1:9+; 2Pe 1:4, mengungkapkan salah satu ajaran pokok dalam mistik Yohanes, Yoh 14:20; 15:1-6; 7:11,20-26, yaitu kesatuan jemaat Kristen yang berdasarkan persatuan setiap orang Kristen dengan Allah melalui Yesus Kristus. Persatuan itu diungkapkan dengan berbagai rumusan: orang Kristen ada di dalam Allah dan Allah ada di dalam dia, 1Yo 2:5,6,24,27; 3:6,24; 4:12,13,15,16; bdk Yoh 6:56+, ia lahir dari Allah, 1Yo 2:29; 3:9; 4:7; 5:1,18; ia berasal dari Allah, 1Yo 2:16; 3:10; 4:4,6; 5:19; ia mengenal Allah, 1Yo 2:3,13,14; 3:6; 4:7,8 (mengenai mengenal dan kehadiran, lihat juga Yoh 14:17; 2Yo 1:1-2). Persatuan dengan Allah itu dinyatakan melalui iman dan kasih persaudaraan, bdk 1Yo 1:7+; Yoh 13:34. Kesaksian rasuli menjadi alat persekutuan itu, 1Yo 1:5+; 1Yo 2:7,24-25; 4:6; Yoh 4:38; 17:20+; bdk Kis 1:8+, Kis 21:22, dll.
Ref. Silang FULL -> 1Yoh 1:3
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Yoh 1:1-4
Matthew Henry: 1Yoh 1:1-4 - Kesaksian Rasuli
Bukti yang diberikan berkenaan dengan pribadi dan keunggulan Kristus (ay. 1-2). Dengan mengetahui hal ini, kita akan beroleh persekutuan dengan Al...
- Bukti yang diberikan berkenaan dengan pribadi dan keunggulan Kristus (ay. 1-2). Dengan mengetahui hal ini, kita akan beroleh persekutuan dengan Allah dan Kristus (ay. 3), dan sukacita (ay. 4). Gambaran tentang Allah (ay. 5). Dan sejalan dengan itu bagaimana kita harus hidup (ay. 6). Manfaat dari hidup yang demikian (ay. 7). Jalan untuk mendapat pengampunan (ay. 9). Kejahatan dalam menyangkal dosa kita (ay. 8-10).
Kesaksian Rasuli (1:1-4)
- Rasul Yohanes tidak mencantumkan nama dan ciri-cirinya (seperti juga penulis surat Ibrani), entah karena kerendahan hati, atau karena ingin supaya para pembaca Kristen lebih terjamah oleh terang dan bobot dari hal-hal yang ditulis, daripada oleh nama yang dapat memberikan kesan baik pada tulisan-tulisan itu. Maka dari itu ia memulai,
- I. Dengan penjelasan atau ciri-ciri pribadi Sang Pengantara. Dialah pokok utama dari Injil, dasar dan sasaran dari iman dan harapan kita, pengikat dan perekat yang menyatukan kita kepada Allah. Dia harus dikenal dengan baik, dan Ia digambarkan di sini,
- 1. Sebagai Firman hidup (ay. 1). Dalam Injil, kedua hal itu dipisahkan, dan pertama-tama Ia disebut sebagai Firman (Yoh. 1:1), dan kemudian Hidup, yang dengan demikian menyiratkan bahwa Ia adalah hidup yang memberi sabda pencerahan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah (mampu membawa dan bertujuan untuk membawa) terang manusia (Yoh. 1:4). Dalam surat ini kedua hal tersebut digabungkan: Firman hidup, Firman yang hidup. Dalam arti Dia adalah Firman, tersirat bahwa Dia adalah Firman atau Perkataan dari suatu pribadi, dan pribadi itu adalah Allah, yaitu Bapa. Ia adalah Firman Allah, dan dengan demikian tersirat bahwa Ia keluar dari Bapa, sebagaimana halnya (meskipun tidak dengan cara yang sama) sebuah kata (atau perkataan, yang merupakan rentetan kata-kata) keluar dari seorang pembicara. Tetapi Ia bukan hanya kata yang terdengar, sekadar logos prophorikos, melainkan kata yang hidup: Firman hidup, firman yang sungguh hidup. Dan karena itu,
- 2. Sebagai hidup yang kekal. Kelangsungan hidup-Nya menunjukkan keunggulan atau keluhuran-Nya. Ia berasal dari kekekalan, dan dengan demikian, dalam penjelasan Kitab Suci, merupakan hidup yang mutlak, hakiki, dan tak tercipta. Bahwa Rasul Yohanes berbicara tentang kekekalan-Nya, à parte ante (seperti kata orang) dan sebagai kekal dari dulu, tampak jelas dalam hal bahwa ia berbicara tentang Kristus sebagaimana Ia ada di dalam dan dari pemulaan. Ia ada bersama-sama Bapa kala itu, sebelum menyatakan diri kepada kita, bahkan sebelum menjadikan segala sesuatu yang dijadikan, seperti dalam Yohanes 1:2-3. Jadi Ia adalah Firman yang kekal, hidup, dan yang penuh pencerahan akal budi dari Bapa yang kekal dan hidup.
- 3. Sebagai hidup yang telah dinyatakan (ay. 2), dinyatakan dalam daging, dinyatakan kepada kita. Sang Hidup kekal itu berkenan mengenakan kefanaan, berkenan mengenakan darah dan daging (dalam kodrat manusia secara keseluruhan), dan dengan demikian diam di antara kita dan bergaul dengan kita (Yoh. 1:14). Sungguh suatu perendahan diri dan kebaikan bahwa Sang Hidup kekal (Pribadi yang mempunyai hidup yang kekal dan hakiki) berkenan melawat makhluk-makhluk yang fana, dan mendapatkan hidup kekal bagi mereka, dan kemudian menganugerahkannya kepada mereka!
- II. Rasul Yohanes memulai surat ini dengan bukti-bukti dan keyakinan-keyakinan pasti yang dia dan saudara-saudaranya miliki akan hadirat Sang Pengantara dan kehidupan-Nya di dunia ini. Surat ini menunjukkan dengan memadai bukti-bukti nyata bahwa Ia benar-benar pernah berdiam di dunia ini, dan tentang keluhuran serta martabat pribadi-Nya dalam cara Ia menyatakan diri. Hidup, Firman hidup, dan hidup kekal, dengan sendirinya tidak dapat dilihat dan dirasakan. Tetapi hidup yang dinyatakan dan berwujud daging dan darah bisa dilihat dan dirasakan, dan memang demikian Dia adanya. Sang Hidup itu mengenakan daging, ditempatkan dalam keadaan dan kebiasaan kodrat manusia yang rendah, dan dengan demikian memberikan bukti yang bisa diraba dan dilihat akan keberadaan dan penghidupan-Nya di dunia ini. Hidup ilahi, atau Firman yang menjelma, menyodorkan dan menunjukkan diri-Nya kepada semua pancaindra para rasul. Seperti,
- 1. Kepada telinga mereka: Apa yang telah kami dengar (ay. 1-3).
- Sang Hidup itu mengenakan mulut dan lidah, supaya Ia dapat mengucapkan perkataan-perkataan yang hidup. Para rasul tidak hanya mendengar tentang Dia, tetapi juga mendengarkan Dia berbicara langsung. Lebih dari tiga tahun mereka boleh jadi mengikuti Dia dalam pelayanan-Nya, mendengarkan khotbah-khotbah-Nya di depan umum dan penjelasan-penjelasan-Nya secara pribadi (sebab Ia menjelaskannya di rumah-Nya), dan terkesima dengan kata-kata dari Dia yang berbicara tidak seperti seorang manusia mana pun sebelum atau sesudah itu. Firman ilahi berkenan menggunakan telinga, maka telinga harus diabdikan untuk mendengarkan firman hidup. Dan sudah sepantasnya orang-orang yang akan menjadi duta dan pengikut-Nya di hadapan dunia mengenal sendiri secara pribadi pelayanan-pelayanan-Nya.
- 2. Kepada mata mereka: Apa yang telah kami lihat dengan mata kami (ay. 1-3). Firman berkenan untuk dilihat, berkenan bukan hanya untuk didengar, tetapi juga dilihat, dilihat di hadapan orang banyak, secara pribadi, di kejauhan dan dari jarak yang paling dekat, yang bisa tersirat dalam ungkapan, dengan mata kami, dengan segala sesuatu yang dapat kami lakukan dan perbuat dengan mata kami. Kami melihat-Nya dalam hidup dan pelayanan-Nya, melihat-Nya ketika Dia berubah rupa di bukit, ketika Dia tergantung, berdarah, sekarat, dan mati di kayu salib. Dan kami melihat-Nya setelah Dia kembali dari kubur dan bangkit dari antara orang mati. Para rasul-Nya haruslah menjadi saksi-saksi mata dan juga saksi-saksi telinga-Nya. Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya (Kis. 1:21-22). Dan kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya (2Ptr. 1:16).
- 3. Pada indra batin mereka, pada mata akal budi mereka. Sebab demikianlah anak kalimat selanjutnya (kemungkinan) dapat ditafsirkan: Yang telah kami saksikan. Ini bisa dibedakan dari makna penglihatan sebelumnya, melihat dengan mata, dan bisa jadi sama dengan apa yang dikatakan Rasul Yohanes dalam Injilnya (Yoh. 1:14), dan kita telah melihat – etheasametha, kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa. Kata melihat atau menyaksikan di sini tidak dipakai untuk apa yang langsung ditangkap mata, melainkan untuk apa yang diingat-ingat dalam pikiran dari apa yang mereka lihat. “Apa yang sudah kami cerna, renungkan, dan pandang dengan baik, apa yang sudah kami ketahui dengan baik tentang Firman hidup ini, itulah yang kami beritakan kepada kamu.” Pancaindra haruslah memberitahukan sesuatu kepada pikiran.
- 4. Pada tangan dan indra perasa mereka: Dan yang telah kami raba (kami sentuh dan rasakan) dengan tangan kami tentang Firman hidup. Ini pasti merujuk pada keyakinan penuh yang diberikan Tuhan kita kepada para rasul-Nya akan kebenaran, kenyataan, kepadatan, dan susunan tubuh-Nya, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Ketika menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya, besar kemungkinan bahwa Ia juga memperbolehkan mereka untuk menyentuhNya. Paling tidak, Ia mengetahui ketidakpercayaan Tomas, dan juga tekad yang diucapkannya untuk tidak mau percaya, sampai ia menyentuh dan merasakan tempat-tempat dan bekas-bekas luka yang dengannya Ia mati. Maka dari itu, pada pertemuan berikutnya Ia memanggil Tomas, di hadapan semua yang lain, khusus untuk memuaskan rasa penasaran yang membuatnya tidak percaya ini. Dan ada kemungkinan yang lain juga berbuat demikian. Tangan kami telah meraba Firman hidup. Hidup dan Firman yang tak terlihat tidak memandang rendah kesaksian pancaindra. Indra, pada tempat dan lingkupnya, adalah sarana yang telah ditetapkan Allah, dan digunakan Kristus Tuhan, untuk memberitahukan sesuatu kepada kita. Tuhan kita ambil peduli untuk memuaskan (sejauh mungkin) semua pancaindra para rasul-Nya, supaya mereka bisa lebih lagi menjadi saksi-saksi-Nya yang pertama kepada dunia. Orang-orang yang menerapkan ini hanya pada masalah mendengarkan Injil tidak memperhatikan berbagai macam indra yang disebutkan di sini, dan makna semestinya dari ungkapan-ungkapan yang dipakai, serta alasan untuk menegaskan dan mengulanginya di sini: Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga (ay. 3). Para rasul tidak mungkin tertipu dalam pengalaman pancaindra mereka sendiri yang sedemikian lama. Indra harus melayani proses berpikir dan menilai, dan pemikiran serta penilaian harus diabdikan untuk menerima Yesus Kristus Tuhan dan Injil-Nya. Penolakan terhadap wahyu Kristiani pada akhirnya akan menjadi penolakan terhadap indra itu sendiri. Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya (Mrk. 16:14).
- III. Rasul Yohanes memulai surat ini dengan penegasan dan pembuktian yang khidmat terhadap alasan-alasan dan bukti-bukti dari kebenaran dan ajaran Kristen ini. Para rasul menyampaikan peneguhan-peneguhan ini demi kepuasan kita: Kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu (ay. 2). Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga (ay. 3). Sudah sepatutnya para rasul membukakan kepada murid-murid suatu bukti yang olehnya mereka dipimpin kepada, dan alasan-alasan yang mendorong mereka untuk, mewartakan dan menyebarkan ajaran Kristen di dunia. Hikmat dan kejujuran mewajibkan mereka untuk menunjukkan bahwa bukan angan-angan sendiri atau dongeng yang dikarang-karang dengan tipu muslihat yang mereka sampaikan kepada dunia. Kebenaran yang nyata mendorong mereka untuk membuka mulut, dan mendesak mereka untuk membuat pengakuan di depan umum. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar (Kis. 4:20). Sudah menjadi perhatian para murid untuk betul-betul yakin akan kebenaran dari ajaran yang mereka peluk. Mereka harus melihat bukti-bukti dari agama mereka yang kudus. Agama mereka itu tidak takut terhadap terang, tidak pula terhadap pemeriksaan yang sangat teliti. Agama mereka mampu menimbulkan keyakinan yang masuk akal dan menginsyafkan pikiran serta hati nurani. Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan (atau pergumulan dalam pikiran) yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi. Supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus (Kol. 2:1-2).
- IV. Rasul Yohanes memulai surat ini dengan alasan mengapa ia menunjukkan dan menegaskan intisari iman suci ini, dan bukti singkat yang menyertainya. Alasan ini mempunyai dua tujuan:
- 1. Supaya orang-orang yang mempercayai iman itu diangkat pada kebahagiaan yang sama dengan mereka (dengan para rasul sendiri): Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami (ay. 3). Yang dimaksud Rasul Yohanes di sini bukan persekutuan pribadi atau kerja sama dalam mengurus jemaat yang sama, melainkan persekutuan yang tetap terjaga walaupun ada jarak antara satu dan yang lain. Persekutuan ini adalah persekutuan dengan sorga, dan persekutuan dalam berkat-berkat yang datang dari sana dan menuju ke sana. “Hal ini kami nyatakan dan kami saksikan, supaya kamu ikut berbagi dengan kami dalam hak-hak istimewa dan kebahagiaan kami.” Roh-roh Injil (atau mereka yang dibuat bahagia karena anugerah Injil) akan dengan senang hati menginginkan orang lain untuk berbahagia juga. Kita juga melihat adanya persekutuan atau hubungan yang mengalir ke seluruh jemaat Allah. Walaupun mungkin ada beberapa perbedaan yang bersifat pribadi, tetapi ada persekutuan (atau keikutsertaan dalam hak istimewa dan martabat) yang menjadi milik semua orang kudus, dari rasul tertinggi sampai orang percaya terendah. Seperti halnya ada iman berharga yang sama, demikian pula ada janji-janji berharga yang sama yang mengangkat martabat dan memahkotai iman itu, dan ada berkat-berkat serta kemuliaan-kemuliaan berharga yang sama yang memperkaya dan menggenapi janji-janji itu. Nah, supaya orang-orang percaya memiliki keinginan besar untuk beroleh persekutuan ini, supaya mereka terdorong untuk mempertahankan dan memegang teguh iman yang merupakan sarana bagi persekutuan itu, dan supaya para rasul juga dapat menyatakan kasih mereka terhadap murid-murid dengan membantu mereka untuk beroleh persekutuan yang sama dengan para rasul sendiri, maka para rasul menunjukkan apa persekutuan itu dan di mana adanya: Dan persekutuan kami adalah persekutuan (atau hubungan) dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Kita bersekutu dengan Bapa, dan dengan Anak Bapa (sebagaimana Ia disebut dengan penekanan khusus dalam 2Yoh. 1:3) dalam hubungan kita yang berbahagia dengan Keduanya, dalam kita menerima berkat-berkat sorgawi dari Keduanya, dan dalam pergaulan rohani kita dengan Keduanya. Sekarang kita dapat bergaul secara adikodrati dengan Allah dan Kristus Tuhan, yang merupakan suatu jaminan dan pertanda bahwa kita akan berdiam bersama Keduanya, dan akan menikmati hadirat Keduanya di dalam kemuliaan sorgawi nanti untuk selama-lamanya. Lihatlah, apa yang hendak dihasilkan oleh wahyu Injil, yaitu untuk mengangkat kita jauh mengatasi dosa dan bumi, dan membawa kita kepada persekutuan yang terberkati dengan Bapa dan Anak. Lihatlah, untuk tujuan apa Sang Hidup kekal menjadi manusia, yaitu supaya Ia mengangkat kita ke dalam hidup yang kekal dalam persekutuan dengan Bapa dan diriNya sendiri. Lihatlah, betapa orang hidup jauh di bawah martabat, kegunaan, dan tujuan iman dan ketetapan Kristen, jika mereka tidak memiliki persekutuan rohani yang terberkati dengan Bapa dan Anak-Nya Yesus Kristus.
- 2. Supaya orang-orang percaya dapat diangkat ke dalam dan mengalami sukacita yang kudus: Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna (ay. 4). Tatanan (dispensasi) Injil bukanlah suatu tatanan yang penuh dengan ketakutan, kesedihan, dan kengerian, melainkan tatanan damai dan sukacita. Kengerian dan ketakjuban mungkin menyertai Gunung Sinai, tetapi kegembiraan dan sukacita menyertai Gunung Sion, di mana muncul Firman yang kekal, hidup yang kekal, yang dinyatakan dalam daging seperti kita. Rahasia agama Kristen langsung diperhitungkan bagi sukacita manusia yang fana. Sudah seharusnya kita bersukacita bahwa Anak yang kekal berkenan datang untuk mencari dan menyelamatkan kita, bahwa Ia telah menebus penuh dosa-dosa kita, bahwa Ia telah menaklukkan dosa, maut, dan neraka, bahwa Ia hidup sebagai Pengantara dan Pembela kita di hadapan Bapa, dan bahwa Ia akan datang kembali untuk menyempurnakan dan memuliakan orang-orang percaya milik-Nya yang bertekun. Oleh karena itu, betapa orang hidup jauh di bawah kegunaan dan tujuan wahyu kristiani, jika mereka tidak dipenuhi dengan sukacita rohani. Orang-orang percaya harus bersukacita dalam hubungan mereka yang penuh kebahagiaan dengan Allah, sebagai anak-anak dan ahli waris-Nya, yang dikasihi-Nya dan diangkat-Nya sebagai anak. Mereka harus bersuka dalam hubungan mereka yang berbahagia dengan Anak Bapa, sebagai anggota-anggota tubuh-Nya yang terkasih, dan sebagai ahli waris bersama-sama dengan Dia. Mereka juga harus bersuka dalam pengampunan akan dosa-dosa mereka, pengudusan kodrat mereka, pengangkatan mereka sebagai anak, dan pengharapan akan anugerah dan kemuliaan, yang akan disingkapkan ketika Tuhan dan Kepala sorgawi mereka datang kembali. Kalau mereka teguh dalam iman mereka yang kudus, betapa mereka akan bersukacita! Murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus (Kis. 13:52).
SH: 1Yoh 1:1-4 - Beritakan Firman hidup (Minggu, 3 Desember 2000) Beritakan Firman hidup
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita. Ada
yang pandai bercerita karena ia memiliki talenta mera...
Beritakan Firman hidup
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita. Ada yang pandai bercerita karena ia memiliki talenta merangkai kata, ada yang bercerita karena pengalaman orang lain yang terlebih dahulu membawa kesan baginya, dan ada pula yang bercerita karena pengalaman pribadinya yang mengesankan. Masing-masing alasan yang melatarbelakangi seseorang bercerita akan membawa dampak yang berbeda.
Pemilihan kata demi kata oleh Yohanes dalam suratnya, menandakan bahwa ia bersaksi melalui pengalaman hidupnya bersama Firman hidup, yakni: telah ada sejak semula, telah kami dengar, telah kami lihat, telah kami saksikan, dan telah kami raba dengan tangan. Semuanya ini berbicara tentang Firman hidup, yang sungguh nyata dan benar-benar memberikan kehidupan. Mengapa Yohanes menegaskan ini berulangkali? Tujuannya adalah supaya orang lain pun mengalami pengalaman yang sama, bersekutu dengan Allah Bapa, Yesus Kristus, saudara seiman, dan memiliki kehidupan kekal. Bukan sekadar hidup secara fisik karena masih bernafas, tetapi pengertian hidup kekal di dalam persekutuan dengan Allah di dalam Yesus Kristus, kini dan selamanya. Pengalaman indah yang dialami Yohanes bukan untuk dirinya semata, tetapi pengalaman indah ini mendorongnya untuk memberitakannya kepada orang lain. Apalagi yang lebih berharga sehingga nilainya dapat ditukar dengan hidup kekal? Hanya orang yang telah mengalaminya yang dapat berkata dengan tegas "tidak ada".
Pengalaman memperoleh anugerah kehidupan kekal membawa sukacita bagi setiap orang yang mengalaminya. Namun kita lebih bersukacita bila melihat saudara, teman, tetangga, dan siapa pun menerima kehidupan kekal karena pemberitaan Firman hidup.
Renungkan: Pengalaman sukacita memperoleh kehidupan kekal akan menjadikan kita peduli terhadap keselamatan jiwa orang lain.
Bacaan untuk Minggu Advent 1
Lagu: Kidung Jemaat 59
SH: 1Yoh 1:1-4 - Persekutuan Kristen (Kamis, 27 November 2003) Persekutuan Kristen
Melalui teks ini kita melihat dua hal yang erat berkaitan yaitu
kesaksian jemaat dan persekutuan jemaat. Tanpa kesaksian jem...
Persekutuan Kristen
Melalui teks ini kita melihat dua hal yang erat berkaitan yaitu kesaksian jemaat dan persekutuan jemaat. Tanpa kesaksian jemaat tidak mungkin terjadi persekutuan.Pertama, kesaksian jemaat (ayat 1-3a). “Apa yang ada sejak semula” (ayat 1), inilah yang telah mereka lihat dan yang telah mereka dengar. Kesemuanya ini menunjuk bukan pada ajaran Kristen, melainkan pada seorang pribadi. Dengan perkataan lain, yang diberitakan bukan suatu ajaran agama, melainkan pribadi Yesus. Dialah yang menjadi sumber kehidupan manusia (ayat 1,2). Hidup rohani dan jasmani manusia bersumber dari Yesus. Artinya manusia dapat memiliki hidup jasmani, namun tidak memiliki hidup rohani. Jika manusia percaya pada Yesus melalui kesaksian orang Kristen, maka ia memiliki hidup rohani. Inilah artinya memiliki hidup kekal (ayat 2). Jadi Yesus, Pemberi hidup adalah isi pemberitaan dalam tugas kesaksian Kristen.Kedua, persekutuan jemaat. Orang yang percaya pada Yesus dihimpun dalam suatu persekutuan. Umat yang bersekutu karena Yesus kemudian menyatakan kesatuan persekutuannya melalui kesaksian. Mereka bersaksi tentang Kristus. Tujuan kesaksian adalah persekutuan (ayat 3). Umat Kristen bukan hanya suatu kumpulan sosial. Umat Kristen bersekutu untuk suatu tugas pelayanan yakni bersaksi. Persekutuan Kristen menjadi nyata melalui kesaksian. Umat Kristen menyaksikan berita yang sama yakni Yesus adalah sumber hidup. Umat yang bersaksi menyatakan bahwa mereka bersekutu dengan Kristus dan umat Kristen lainnya. Kesaksian merupakan bukti persekutuan dengan Kristus dan persekutuan umat yang bersaksi tentang Kristus.Apa akibat kesaksian jemaat? Membawa manusia lainnya ke dalam persekutuan umat. Kesaksian akan menyebabkan munculnya persekutuan.
Renungkan: Apakah persekutuan di mana kita berjemaat tidak terlalu tampak? Menurut Anda apa penyebabnya?
SH: 1Yoh 1:1-4 - Firman yang menjadi daging (Minggu, 25 November 2007) Firman yang menjadi daging
Pemikiran tentang Firman merupakan pemikiran tentang Pribadi yang
besar bagi orang Yunani dan bagi orang Yahudi pada ...
Firman yang menjadi daging
Pemikiran tentang Firman merupakan pemikiran tentang Pribadi yang besar bagi orang Yunani dan bagi orang Yahudi pada zaman Yohanes. Bagi orang Yahudi, Allah berkaitan erat dengan Firman. Mereka tahu bahwa Allah menyatakan diri-Nya di dalam Firman. Para filsuf Yunani selama berabad-abad telah membicarakan tentang Sang Logos/Firman, yang telah memulai dan terus berdaulat atas alam semesta. Meski filsuf-filsuf Yunani dan para rabi Yahudi berbicara tentang Firman Ilahi, tidak ada satu pun dari antara mereka yang pernah berkata tentang Firman yang menjadi manusia.
Maka Yohanes seolah mengatakan, "Firman yang telah kalian bicarakan dan tulis selama berabad-abad itu sesungguhnya telah kami dengar, lihat, dan raba!" (ayat 1). Dengan berkata demikian, Yohanes ingin menegaskan bahwa Firman itu sungguh-sungguh telah menjadi manusia. Dia nyata secara fisik sehingga Yohanes dapat memberikan kesaksian tentang Dia, sebagai seorang saksi mata (ayat 2). Kesaksian itu bukan dongeng, hasil rekaan atau imajinasi manusia, tetapi kisah nyata tentang hidup dan pelayanan Yesus.
Peranan Yohanes sebagai saksi tidak terbatas hanya menceritakan peristiwa yang terjadi. Ia juga perlu memaparkan makna dan signifikansi peristiwa tersebut. Dan bagi Yohanes signifikansi dari kisah Yesus dapat diringkas ke dalam satu kata: hidup. Yesus adalah Firman hidup atau Logos (ayat 1). Ia ada bersama-sama dengan Bapa di dalam kekekalan. Tujuan pernyataan Yohanes tentang kekekalan dan kehadiran Yesus, adalah untuk membawa pembacanya kepada persekutuan dengan umat Allah dan dengan Allah sendiri (ayat 3). Bila itu terjadi, sempurnalah sukacita Yohanes (ayat 4).
Apa yang menjadi sumber sukacita kita? Perolehan materi, hubungan baik, atau sesuatu yang lain lagi? Pernahkah Anda berhasrat agar orang lain mengenal Allah? Marilah kita mengembangkan sukacita kita bukan hanya pada apa yang kita peroleh atau miliki, tetapi juga pada masuknya seseorang ke dalam persekutuan dengan Allah dan umat-Nya.
SH: 1Yoh 1:1-4 - Kesaksian Keselamatan dari Allah (Sabtu, 24 Juli 2021) Kesaksian Keselamatan dari Allah
Firman Hidup telah ada sejak semula dan disaksikan oleh mereka yang sungguh-sungguh melihat, mendengar, dan menyentu...
Kesaksian Keselamatan dari Allah
Firman Hidup telah ada sejak semula dan disaksikan oleh mereka yang sungguh-sungguh melihat, mendengar, dan menyentuh Dia (1). Firman Hidup itu adalah Yesus Kristus yang hadir ke dalam dunia membawa kehidupan. Hidup kekal sudah dinyatakan oleh Allah kepada kita dan sudah saatnya untuk diberitakan (2). Kita diundang untuk menjalin persekutuan dengan Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus (3). Berita ini ditulis supaya kita pun beroleh sukacita bersama murid-murid Tuhan Yesus (4).
Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan sekaligus Manusia yang dapat dilihat, diraba, dan didengar. Orang yang percaya kepada-Nya hidup selamanya dalam persekutuan bersama dengan Dia.
Firman Tuhan hari ini memberikan pengajaran yang meneguhkan keyakinan kita bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh Allah dan Manusia. Dia hadir ke dalam dunia memberikan keselamatan. Inilah pusat kesaksian kita, yaitu keselamatan dari Allah bagi manusia dan dunia. Di samping itu, kita juga memperoleh contoh kesaksian yang tidak sekadar berdasarkan pengetahuan, tetapi sungguh-sungguh berdasarkan penghayatan atas anugerah keselamatan dari Allah dan pengalaman bersekutu dengan-Nya.
Dengan demikian, kita pun perlu memberikan kesaksian kepada sesama untuk berbagi anugerah keselamatan dari Allah dan bersama-sama merasakan kebahagiaan dalam Yesus Kristus. Kita perlu bersaksi dengan tutur kata baik yang menyatakan karya penyelamatan dari Allah.
Dasar kesaksian kita adalah kasih kepada Allah dan sesama, yang mengajak kita-melalui persekutuan hidup-menghadirkan damai sejahtera. Persekutuan hidup ini harus dijiwai dengan semangat berbagi, saling memberdayakan, dan menjadi berkat bagi sesama dan lingkungan sekitar.
Kiranya kita dimampukan untuk bersaksi mengenai karya keselamatan Allah. Kita bersyukur karena anugerah keselamatan dari-Nya. Dengan kesaksian dan ucapan syukur, kita berkontribusi memberi inspirasi bagi proses pembangunan kehidupan yang penuh damai sejahtera. [CHR]
Baca Gali Alkitab 4
Surat 1 Yohanes fokusnya ada pada pengakuan Yesus sebagai Anak Allah. Dia membawa kita ke dalam persekutuan dengan Allah dan dengan sesama. Penulis surat 1 Yohanes bersaksi bahwa dirinya beserta para rasul lainnya telah mendengar, melihat, dan menyentuh Yesus. Mereka mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah sumber kehidupan manusia, sumber hidup rohani dan jasmani.
Pengalaman iman yang indah bersama Yesus yang dialami penulis surat 1 Yohanes mendorongnya untuk memberitakannya kepada orang lain. Ia menjadikan Yesus sebagai isi pemberitaan dalam tugas kesaksian Kristen. Kesaksian yang disampaikan mengenai Yesus bertujuan menyatukan kita sebagai umat Allah.
Pada masa kini kita diharapkan untuk menyaksikan adanya persekutuan atau hubungan yang mengalir ke seluruh jemaat Allah, yaitu persekutuan kita dengan Allah. Kita bersukacita dalam persekutuan dengan Allah. Kita juga bersukacita dalam pengampunan dosa, pengudusan hidup, dan pengharapan anugerah kemuliaan dari Allah.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang telah ditulis oleh penulis surat 1 Yohanes? (1)
2. Apa yang telah dinyatakan kepada para rasul? (2)
3. Mengapa para rasul memberitakan kesaksian mereka? (3)
4. Mengapa para rasul menuliskan semua kesaksian mereka? (4)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Pelajaran apa yang diberikan oleh para rasul kepada kita?
2. Teladan apa yang bisa kita dapat dari para rasul yang memberi kesaksian tentang Firman dan hidup yang kekal kepada kita?
Apa respons Anda?
1. Apa dampaknya ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Allah di dalam hidup kita?
2. Bagaimana semestinya perilaku kita bisa menjadi kesaksian yang berdampak positif terhadap lingkungan sekitar?
Pokok Doa:
Pengharapan agar seluruh hidup kita menjadi kesaksian yang berkenan di hadapan Tuhan.
Utley -> 1Yoh 1:1-4
Utley: 1Yoh 1:1-4 - --NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 1:1-41 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami s...
NASKAH NASB (UPDATED): \\1Jo 1:1-4
1 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup—itulah yang kami tuliskan kepada kamu. 2 Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. 3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. 4 Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
1:1 "Apa" Buku ini dimulai dengan suatu kata ganti NETRAL. Ini berbicara mengenai aspek gada dari berita Allah yang meliputi: (1) berita tentang Yesus; dan (2) pribadi Yesus Sendiri (lih. 1:8,10; 2:20,24; 3:11,14). Injil adalah suatu berita, suatu pribadi, dan suatu gaya hidup.
□ "yang telah ada" Ini adalah sebuah IMPERFECT INDICATIVE. Hal ni menyatakan pra-eksistensi Yesus (lih. ini adalah tema berulang dalam tulkisan-tulisan Yohanes lih. ay. 2; Yoh 1:1,15; 3:13; 8:57-58; 17:5). Ini adalah satu cara untuk menegaskan keTuhananNya. Yesus menyatakan Bapa karena Ia telah ada bersama Bapa sejak semula.
□ "sejak semula" Ini adalah suatu singgungan nyata terhadap Kej 1 dan Yoh 1, hanya di sini, menunjuk pada awal dari pertemuan pribadi Rasul ini dengan Yesus (lih Topik Khusus: Archē pada Yoh 1:1). Kedatangan Yesus bukanlah suatu "rencana cadangan." Injil selalu merupakan rencana penebusan Allah (lih. Kej 3:15; Kis 2:23; 3:18; 4:28; 13:29). Frasa ini dalam konteks menunjuk pada awal dari pertemuan pribadi ke dua belas Rasul dengan Yesus. .
Yohanes sering menggunakan konsep "awal" (archē). Kebanyakan dari kemunculannya pada dasarnya terbagi dalam dua kategori:
- 1. dari penciptaan
- a. Yoh 1:1,2 (Yesus pada mulanya)
- b. 1Yoh 1:1 (Yesus dari semula)
- c. Yoh 8:44; I Kn. Yoh 3:8 (Setan pembunuh dan pendusta sejak semula)
- d. Wahy 3:14; 21:6,12 (Yesus Yang awal dan Yang akhir)
- 2. dari saat inkarnasi dan pelayanan Yesus:
- a. Yoh 8:25; 16:4; 1Yoh 2:7 [dua kali]; 1Yoh 3:11; 2Yoh 1:5,6 (pengajaran-pengajaran Yesus)
- b. Yoh 15:27 (bersama Yesus)
- c. 1Yoh 2:13,24 [dua kali] (dari kepercayaan mereka pada Yesus)
- d. Yoh 6:64 (dari penolakan mereka akan Yesus)
- 3. konteks lebih menyukai #2
Lihat topik khusus YOH 1 DIBANDINGKAN DENGAN 1YOH 1
"kami" Ini mengisyaratkan kesaksian bersama namun pribadi dari para Rasul. Kesaksian bersama ini adalah suatu ciri khas dari I Yohanes. Ini digunakan lebih dari 50 kali.
Beberapa melihat kat ganti kebersamaan ini sebagai merujuk pada apa yang berasal dari "tradisi Yohanes." Ini akan mengisyaratkan pengawal-pengawal atau guru-guru dari teologia Yohanes yang unik.
□ "telah (kami) dengar. . .telah (kami) lihat" Kedua hal ini adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang menekankan hasil yang tetap. Yohanes sedang menyatakan kemanusiaan Yesus dengan penggunaannya secara berulang dari PARTICIPLE-PARTICIPLE yang berhubungan dengan panca indra dalam ay. 1,3. Ia dengan ini mengklaim menjadi saksi mata dari kehidupan dan pengajaran Yesus dari Nazaret.
□ "telah (kami) saksikan . . . telah (kami) raba" Kedua hal ini adalah AORIST INDICATIVE yang menekankan peristiwa-peristiwa tertentu. "Menyaksikan" berarti "mengamati dengan cermat" (lih. Yoh 1:14); "meraba" berarti "memeriksa secara cermat oleh perasaan" (lih. Yoh 20:20,27; Luk 24:39).
Kata Yunani bagi "meraba" atau "memegang" (psēlaphaō) ditemukan hanya dalam dua ayat di PB; di sini dan Luk 24:39. Dalam Lukas kata ini digunakan untuk suatu pertemuan pasca-kebangkitan dengan Yesus. Kemungkinan I Yohanes menggunakannya dalam pengertian yang sama.
□ "Firman Hidup" Penggunaan kata logos dilakukan untuk menangkap perhatian dari para guru-guru palsu Yunani, sebagaimana dalam kata pembuka dari Injil Yohanes (lih. 1:1). Kata ini digunakan secara luas dalam filsafat Yunani. Ini juga memiliki latar belakang tertentu dalam kehidupan Ibrani (lih. Pengantar Yoh 1, C). Frasa ini di sini menunjuk pada baik isi Injil maupun pribadi Injil.
1:2 Ayat ini adalah dalam tanda kurung mendefinisikan "hidup".
□ "hidup" (ay. 2 dua kali) "Zōē" digunakan secara konsisten dalam tulisan-tulisan Yohanes bagi hidup rohani, hidup kebangkitan, kehidupan jaman baru, atau kehidupan Allah (lih. Yoh 1:4; 3:15,36 [dua kali]; Yoh 4:14,36; 5:24 [dua kali],26 [dua kali],29,39,40;
□ "dinyatakan" [dua kali] Ini adalah AORIST PASSIVE INDICATIVE. Bentuk PASSIVE VOICE nya sering digunakan untuk Allah Bapa sebagai pelaku. Istilah (phaneroō) ini mengisyaratkan "membawa kepada terang yang telah ada." Ini adalah istilah favorit dengan Yohanes (lih. Yoh 1:31; 3:21; 9:3; 12:6; 1Yoh 1:2[dua kali]; 1Yoh 2:19; 3:5,8,10; 4:9). AORIST TENSE nya menekankan inkarnasi (lih. Yoh 1:14), yang ditolak oleh guru-guru palsu.
□ "bersaksi" Ini menunjukkan pengalaman pribadi Yohanes. Istilah ini sering digunakan untuk kesaksian dalam kasus pengadilan. Lihat Topik Khusus: Saksi-saksi Yesus pada Yoh 1:8.
□ "memberitakan" Ini menunjuk pada kesaksian kepenulisan Yohanes yang dinyatakan dan dicatat dalam khotbah dan tulisannya. Ini adalah kata kerja utama dari ay. 1-3. Ini diulangi dua kali (ay. 2 dan ay. 3).
□ "bersama-sama dengan Bapa" Seperti ay. 1, ini adalah suatu pernyataan mengenai pra-eksistensi Yesus. Penyusunan Frasanya seperti Yoh 1:1. KeTuhanan telah berinkarnasi sebagai seorang manusia (lih. Yoh 1:14). Mengenal Yesus adalah mengenal Allah (lih. Yoh 14:8-11).
1:3 "Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga" Ini adalah RELATIVE CLAUSE KELIMA, yang melanjutkan pemikiran dari ay. 1 setelah tanda kurung dari ay. 2. Ini mengulangi kata-kata kerja dari persepsi yang ditemukan dalam ay. 1.
□ "kami beritakan kepada kamu juga" Ini adalah KATA KERJA utama dari ay. 1-4. Ini adalah suatu PRESENT ACTIVE INDICATIVE. Mengenal Allah menuntut suatu persekutuan dengan anak-anakNya!
□ "supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami" Ini adalah suatu PURPOSE CLAUSE (hina) dengan suatu PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE. Mengenal Allah menuntut suatu persekutuan dengan anak- anakNya! Ini menyatakan hubungan horizontal (manusia kepada manusia) yang disebabkan oleh hubungan vertikal (manusia kepada Pencipta). Ini juga menekankan perlunya dan sukacita dari masyarakat Kristen. Bentuk kata kerjanya menekankan mulainya dan kelanjutan dari pengalaman masyarakat ini (lih. 1:3 [dua kali],6,7). KeKristenan adalah kebersamaan!
"dengan Bapa…. dengan Anak-Nya" Frasa ini secara ketatabahasaan berparalel dalam PREPOSITION dan DEFINITE ARTICLE nya. Sintaksis ini meneguhkan kesetaraan dan keTuhanan Yesus (lih. Yoh 5:18; 10:33; 19:7). Tidaklah mungkin mendapatkan Bapa (Allah Tertinggi) tanpa Anak (Allah yang terinkarnasi) seperti diisyaratkan para guru palsu (lih. 1Yoh 2:23; 5:10-12).
Persekutuan dengan Bapa dan Anak ini sangatlah mirip dengan perikop saling "tinggal" dari Yoh 14:23.
1:4 "semuanya ini kami tuliskan kepada kamu" Si penulis menyatakan satu dari maksudnya di sini (lih. 2:1).
□ "supaya sukacita kami menjadi sempurna" Ini adalah sebuah PERIPHRASTIC PERFECT PASSIVE SUBJUNCTIVE (lih. Yoh 15:11; 16:20,22,24; 17:13; 2Yoh 1:12; 3Yoh 1:4). Kesukaan orang-orang percaya akan disempurnakan oleh persekutuan dengan Bapa, Anak, dan Roh. Ini adalah suatu elemen yang penting mengingat gangguan-gangguan dari para guru palsu. maksud_maksud Yohanes yang dinyatakan dalam menulis buku ini adalah: (1) persekutuan dengan Allah dan dengan anak-anakNya; (2) sukacita; dan (3) jaminan. Pada sisi negatifnya, maksudnya adalah untuk melengkapi orang-orang percaya melawan teologia palsu dari para guru gnostik.
Topik Teologia -> 1Yoh 1:3
Topik Teologia: 1Yoh 1:3 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Yesus Kristus
Kemanusiaan Kristus
Kristus Memiliki Tubuh Manusia
Yesus Dijamah oleh Or...
- Allah yang Berpribadi
- Pribadi Allah
- Yesus Kristus
- Kemanusiaan Kristus
- Kristus Memiliki Tubuh Manusia
- Yesus Dijamah oleh Orang Lain
- Wahyu Allah
- Wahyu Melalui Inkarnasi
- Mat 11:25-27 Mat 17:1-2 Luk 2:28-32 Luk 5:1,4,6,8 Yoh 1:1,14-18 Yoh 3:2 Yoh 4:25-26 Yoh 14:8-9 Yoh 17:1,6 Rom 5:8 Rom 9:5 1Ko 1:24 Gal 3:23-25 Gal 4:4 Kol 1:15 Kol 2:9 1Ti 3:16 Ibr 1:1-3 1Yo 1:1-3 1Yo 3:16
- Yohanes dan Inspirasi Perjanjian Baru
- Keselamatan
- Setelah Kebangkitan-Nya Yesus Menampakkan Diri kepada Orang Banyak
- Mat 28:16-17 Luk 24:13-16,33-43 Yoh 20:19-20,26-29 Yoh 21:1-8 Kis 1:1-3 Kis 1:21-22 Kis 2:31-32 Kis 3:15 Kis 5:30-32 Kis 10:39-43 Kis 13:27,30-31 1Ko 15:3-8 1Yo 1:1-3
- Hidup Kekal adalah Kristus
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Gereja
- Pemunculan Awal Doketisme
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah ...
Penulis : Yohanes
Tema : Kebenaran
Tanggal Penulisan: 85-95 M
Latar Belakang
Lima kitab dalam PB ditulis oleh Yohanes: sebuah Injil, tiga buah surat dan kitab Wahyu. Walaupun Yohanes tidak memperkenalkan dirinya dengan menyebut namanya di surat ini, saksi-saksi dari abad kedua (mis. Papias, Ireneus, Tertullianus, Klemens dari Aleksandria) menegaskan bahwa surat ini ditulis oleh rasul Yohanes, salah seorang dari dua belas murid Yesus. Kesamaan kuat dalam gaya penulisan, kosakata, dan tema di antara surat ini dengan Injil Yohanes memperkuat kesaksian kekristenan mula-mula yang dapat diandalkan bahwa kedua kitab ini ditulis oleh rasul Yohanes (Lihat "PENDAHULUAN INJIL YOHANES" 08173).
Penerima surat ini tidak disebutkan. Tidak ada salam atau nama orang, tempat, atau peristiwa di dalam surat ini. Penjelasan yang paling tepat untuk menerangkan kenyataan yang agak aneh ini ialah bahwa dari tempat tinggalnya di Efesus, Yohanes menulis surat yang sama kepada berbagai gereja di propinsi Asia yang berada di bawah tanggung jawab rasulinya (bd. Wahy 1:11). Karena jemaat-jemaat itu mempunyai persoalan dan kebutuhan yang sama, Yohanes menulis surat ini sebagai sebuah surat edaran dan mengutus utusan pribadinya yang membawa salamnya secara lisan.
Persoalan yang paling menonjol yang melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca, kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat (1Yoh 2:19), tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (1Yoh 2:22; bd. 1Yoh 5:1) atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia (1Yoh 4:2-3); dari segi etika, mereka mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (1Yoh 2:3-4; 1Yoh 5:3) dan hidup kudus dan terpisah dari dosa (1Yoh 3:7-12) dan dari dunia (1Yoh 2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1Yoh 1:6; 1Yoh 5:4-5).
Tujuan
Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua:
- (1) untuk membeberkan dan menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan
- (2) untuk menasihati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1Yoh 1:4) dan kepastian (1Yoh 5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putra Allah (1Yoh 4:15; 1Yoh 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (1Yoh 2:20; 1Yoh 4:4,13). Beberapa orang percaya bahwa surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes.
Survai
Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" (1Yoh 2:18-22) sedang meninggalkan ajaran rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Seperti surat 2 Petrus dan Yudas, surat ini dengan penuh semangat menolak dan menghukum guru palsu (mis. 1Yoh 2:18-19,22-23,26; 1Yoh 4:1,3,5) dengan ajaran dan kelakuan mereka yang merusak.
Dari segi yang positif, surat ini mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah (mis. (1Yoh 1:3--2:2) dan menyatakan lima ujian khusus bagi orang percaya untuk mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal:
- (1) ujian kebenaran rasuli mengenai Kristus (1Yoh 1:1-3; 1Yoh 2:21-23; 1Yoh 4:2-3,15; 1Yoh 5:1,5,10,20);
- (2) ujian iman yang taat kepada perintah Kristus (1Yoh 2:3-11; 1Yoh 5:3-4);
- (3) ujian hidup yang kudus, yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah (1Yoh 1:6-9; 1Yoh 2:3-6,15-17,29; 1Yoh 3:1-10; 1Yoh 5:2-3);
- (4) ujian kasih akan Allah dan sesama orang percaya (1Yoh 2:9-11; 1Yoh 3:10-11,14,16-18; 1Yoh 4:7-12,18-21); dan
- (5) ujian kesaksian Roh (1Yoh 2:20,27; 1Yoh 4:13; 1Yoh 5:7-12). Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal (1Yoh 5:13) jikalau buah dari kelima bidang hidup ini nyata dalam hidup mereka.
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini mendefinisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan.
- (2) Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara (Yun. _parakletos_) kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang yang sungguh percaya berbuat dosa (1Yoh 2:1-2; bd. Yoh 14:16-17,26; Yoh 15:26; Yoh 16:7-8).
- (3) Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL jelas tidak ada.
- (4) Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus.
- (5) Gaya penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti "terang", "kebenaran", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian", "lahir dari Allah", dan "hidup kekal".
Full Life: 1 Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4)
I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28)
A. Prinsip-Prinsip Persekutuan d...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Yoh 1:1-4) - I. Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:28) - A. Prinsip-Prinsip Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 1:5-2:2) - 1. "Tidak Ada Kegelapan" Dalam Allah
(1Yoh 1:5) - 2. Tidak Ada Persekutuan Dalam Kegelapan
(1Yoh 1:6) - 3. Persekutuan Dalam Terang
(1Yoh 1:7) - 4. Persekutuan Dalam Penyucian dari Dosa
(1Yoh 1:8-2:2) - B. Manifestasi-Manifestasi Persekutuan dengan Allah
(1Yoh 2:3-28) - 1. Ketaatan
(1Yoh 2:3-5) - 2. Keserupaan dengan Kristus
(1Yoh 2:6) - 3. Kasih
(1Yoh 2:7-11) - 4. Pemisahan dari Dunia
(1Yoh 2:12-17) - 5. Kesetiaan Kepada Kebenaran
(1Yoh 2:18-28) - II. Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:24) - A. Ciri-Ciri Khas Anak-Anak Allah
(1Yoh 2:29-3:18) - B. Keyakinan Anak-Anak Allah
(1Yoh 3:19-24) - III.Roh Kebenaran
(1Yoh 4:1-6) - A. Mengenali Roh Kesesatan
(1Yoh 4:1,3,5) - B. Mengakui Roh Kebenaran
(1Yoh 4:2,4,6) - IV. Kasih Allah
(1Yoh 4:7-5:3) - A. Asal-Usul Ilahi dari Kasih
(1Yoh 4:7-10) - B. Tanggapan yang Layak Terhadap Kasih Allah
(1Yoh 4:11-13,19-21) - C. Tinggal Dalam Kasih Allah
(1Yoh 4:14-16) - D. Kesempurnaan Kasih
(1Yoh 4:17-18) - E. Ketaatan Kasih
(1Yoh 5:1-3) - V. Jaminan dari Allah
(1Yoh 5:4-20) - A. Mengenai Hal Mengalahkan Dunia
(1Yoh 5:4-5) - B. Mengenai Keterandalan Injil
(1Yoh 5:6-10) - C. Mengenai Hidup Kekal di Dalam Anak-Nya
(1Yoh 5:11-13) - D. Mengenai Jawaban-Jawaban untuk Doa
(1Yoh 5:14-17) - E. Mengenai Tiga Kepastian Besar
(1Yoh 5:18-20) - Penutup
(1Yoh 5:21)
Matthew Henry: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang aka...
- Walaupun tradisi jemaat secara turun-temurun membenarkan bahwa surat ini berasal dari Rasul Yohanes, kita dapat mengamati suatu bukti lain yang akan meneguhkan (atau mungkin bagi sebagian orang malah melebihi) kepastian dari tradisi itu. Tampak bahwa penulisnya adalah salah seorang dari kumpulan rasul. Ini terlihat melalui keyakinannya, yang didasarkan pada bukti indrawi, akan kebenaran mengenai pribadi Sang Pengantara dalam kodrat manusia-Nya: Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup (ay. 1 Yohanes 3:1). Di sini ia memberi perhatian pada bukti yang diberikan Tuhan kepada Tomas akan kebangkitan-Nya, dengan meminta Tomas untuk merasakan bekas-bekas paku dan tombak, yang dicatat oleh Yohanes. Dia ini pasti salah seorang murid yang hadir ketika Tuhan datang pada hari yang sama waktu Ia bangkit dari antara orang mati, dan menunjukkan kepada mereka tangan-Nya dan lambung-Nya (Yoh. 20:20). Tetapi, supaya kita yakin ini rasul yang mana, hampir tak seorang pun penelaah atau ahli yang tidak akan tidak membenarkan (melainkan semuanya akan mengiyakan) berdasarkan telaah pemakaian kata-kata atau gaya mengemukakan argumen dan semangatnya bahwa penulis surat ini memang adalah penulis Injil yang disebut dengan Injil Yohanes. Injil Yohanes dan surat rasuli ini secara menakjubkan selaras dalam memberikan gelar-gelar dan sifat-sifat Sang Penebus: Firman, Hidup, Terang. Nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Bdk. 1Yoh.1:1 dan 1Yoh. 5:7 dengan Yoh. 1:1 dan Why. 19:13). Keduanya sepakat dalam mengagungkan kasih Allah kepada kita (3:1 dan 4:9; Yoh. 3:16), dan dalam berbicara tentang pembaharuan diri kita, atau perihal lahir dari Allah (3:9; 4:7, dan 5:1; Yoh. 3:5-6). Yang terakhir (tanpa memberikan contoh-contoh lagi, yang dengan mudah dapat dilihat dengan membandingkan surat ini dengan Injil Yohanes), keduanya sepakat dalam merujuk, atau menerapkan, bacaan dalam Injil Yohanes yang menceritakan (dan yang satu-satunya menceritakan) keluarnya air dan darah dari lambung Sang Penebus yang terbuka: Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah (5:6). Dengan demikian, tampak jelas bahwa surat ini mengalir dari pena yang sama yang juga menuliskan Injil Yohanes. Nah, saya tidak tahu kalau ada bacaan, atau cerita-cerita dalam Injil mana saja, yang memberi kita kepastian yang sedemikian pasti tentang siapa penulis atau pengarangnya seperti yang terjadi dengan Yohanes yang menggambarkan dengan jelas dirinya sebagai sang penulis. Dalam Injil itu (yaitu pasal 21:24), sang sejarawan suci ini memberitahukan dirinya sendiri seperti ini: Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Nah, siapa murid ini kalau bukan dia yang tentangnya Petrus bertanya, “Apakah yang akan terjadi dengan dia ini?” Dan tentang dia Tuhan menjawab, “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu” (Yoh. 21:22). Dan yang digambarkan (Yoh. 21:20) dengan tiga ciri berikut ini:
- 1. Bahwa dia adalah murid yang dikasihi Yesus, sahabat Tuhan yang istimewa.
- 2. Bahwa ia juga duduk dekat Dia pada waktu mereka sedang makan bersama.
- 3. Bahwa ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Jadi, sepasti bahwa murid yang dimaksud itu adalah Yohanes, sepasti itu pula jemaat boleh yakin bahwa Injil itu dan surat ini berasal dari Yohanes yang terkasih.
- Dalam judul di atas dikatakan bahwa surat ini untuk umum, karena surat ini tidak ditulis untuk suatu jemaat tertentu. Sebaliknya, sebagai surat edaran (atau tugas kunjungan), surat ini dikirim ke berbagai jemaat (menurut sebagian orang di Partia), untuk meneguhkan mereka dalam kesetiaan yang teguh terhadap Kristus Tuhan, dan terhadap ajaran-ajaran suci tentang pribadi dan jabatan-Nya, melawan para penyesat. Dan untuk menggugah mereka supaya mereka menghiasi ajaran itu dengan kasih terhadap Allah dan manusia, dan khususnya terhadap satu sama lain, sebagai yang sama-sama lahir dari Allah, dipersatukan oleh Kepala yang sama, dan sedang melakukan perjalanan menuju hidup kekal yang sama.
Jerusalem: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan...
SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR
Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik).
Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat.
Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula.
Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45.
Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca.
Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu.
Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente).
Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan.
Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain.
Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok.
Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci.
Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul.
Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+.
Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16.
Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis.
Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan.
Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat).
Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr.
Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain.
Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13.
Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat.
Ende: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam a...
SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)
KATA PENGANTAR
SURAT PERTAMA
Bentuk surat
Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.
Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".
Penulisnja
Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.
Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.
Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja
Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.
Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.
BIS: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi
dorongan kepada para pembacanya su
SURAT YOHANES YANG PERTAMA
PENGANTAR
Surat Yohanes Yang Pertama ditulis dengan dua maksud. Pertama, untuk memberi dorongan kepada para pembacanya supaya mereka hidup bersatu dengan Allah dan Anak-Nya Yesus Kristus. Kedua, untuk mengingatkan mereka supaya tidak mengikuti ajaran-ajaran salah yang dapat merusak kesatuan mereka dengan Allah dan Yesus Kristus. Ajaran-ajaran yang salah itu didasarkan atas kepercayaan bahwa apa saja yang bersentuhan dengan dunia, menghasilkan yang jahat; jadi, Yesus Anak Allah, tidak mungkin telah menjadi manusia. Guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah itu berkata bahwa diselamatkan berarti dilepaskan dari urusan-urusan kehidupan di dunia ini; mereka mengajar juga bahwa keselamatan tidak ada hubungannya dengan hal-hal mengenai kesusilaan atau kasih terhadap sesama manusia.
Bertentangan dengan ajaran-ajaran itu, penulis surat ini mengemukakan dengan jelas bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh sudah menjadi manusia sejati. Ia menekankan juga bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus serta mengasihi Allah harus pula mengasihi satu sama lain.
Isi
- Pendahuluan
1Yoh 1:1-4 - Terang dan gelap
1Yoh 1:5-2:29 - Anak-anak Allah dan anak-anak Iblis
1Yoh 3:1-24 - Yang benar dan yang salah
1Yoh 4:1-6 - Kewajiban untuk mengasihi
1Yoh 4:7-21 - Kepercayaan yang membawa kemenangan
1Yoh 5:1-21
Ajaran: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakuk
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab I Yohanes, orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama yang ada di dalam Kitab I Yohanes, dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 90, dari kota Efesus.
Penerima : Orang-orang Kristen yang sedang berhadapan dengan ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat ini mengajarkan bahwa tidak mungkin Allah menjadi manusia. Selanjutnya ajaran sesat ini juga mengajarkan bahwa tingkah laku yang baik itu tidak perlu. Kitab ini ditujukan juga kepada semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab I Yohanes terbagi atas 5 pasal. Di dalam Kitab ini diuraikan dengan jelas bagaimana seorang Kristen mengetahui ajaran sesat agar tidak termakan oleh ajaran sesat tersebut. Dan juga diuraikan tanda- tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Yohanes
Pasal 1 (1Yoh 1:1-4).
Pendahuluan
Pada pendahuluan dari surat Rasul Yohanes yang pertama kali, ia menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan persekutuan. Persekutuan terjadi, menurut Rasul Yohanes, kalau tujuan hidup kita sesuai dengan rencana Allah bagi hidup orang Kristen.
Pasal 1-2 (1Yoh 1:5-2:28).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang terang
Bagian ini menjelaskan dasar dari persekutuan dengan Allah ialah Yesus Kristus. Karena itu kalau kita berbuat dosa, maka kita harus mengakuinya di hadapan Allah. Kita juga harus hidup dalam terang Firman Allah, yaitu dengan melakukan perintah-Nya, dan patuh kepada kehendak-Nya. Buah dari hidup dalam terang adalah mengasihi saudara-saudara kita.
Pendalaman
- Apakah dasar dari persekutuan saudara dengan Allah? (perbuatan baik?).
- Apakah kita perlu mengakui dosa secara khusus? (baca 1Yoh 1:8-10).
- Apakah bukti bahwa seseorang bersekutu dengan Allah yang terang?
Pasal 2-4 (1Yoh 2:29-4:6).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang benar
Bagian ini menjelaskan bahwa karena Allah adalah benar, maka kita adalah anak-anak kebenaran. Karena itu kita akan mendapat perlawanan dari ketidakbenaran. Dan berarti bahwa anak-anak Allah tidak boleh terus menerus berada dalam perbuatan dosa, karena jika demikian menunjukkan bahwa kita bukan anak-anak kebenaran.
Pendalaman
- Apakah bukti bahwa orang Kristen memiliki hidup yang kekal?
- Apakah kita boleh hidup terus menerus dalam dosa?
Pasal 4-5 (1Yoh 4:7-5:5).
Pengajaran tentang bersekutu dengan Allah yang kasih
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang Kristen yang mengasihi berarti mengenal dan berasal dari Allah, karena Allah telah lebih dahulu mengasihi kita melalui Tuhan Yesus. Dan jika kita tetap mengasihi, maka Allah tetap berada di dalam kita. Tetapi jika kita mengatakan kita memiliki hidup kekal dan membenci saudara-saudara kita, maka kita adalah pembohong, karena kasih Allah itu dilihat dalam kehidupan anak-anak-Nya.
Pendalaman
- Siapakah yang lebih dahulu mengasihi kita?
- Apakah tanda bahwa seseorang memiliki hidup kekal?
- Melalui perbuatan siapakah kasih Allah dapat dilihat?
Pasal 5 (1Yoh 5:6-5:20).
Pengajaran tentang kepastian-kepastian
Bagian ini menjelaskan bahwa kalau seseorang memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup kekal. Dan Allah akan menjawab doa-doanya. Tetapi harus diketahui bahwa setiap orang yang mengaku bahwa ia adalah anak-anak Allah dan tetap berbuat kejahatan maka ia bukanlah anak-anak Allah.
Pendalaman
- Apakah hidup kekal yang diterima orang Kristen itu pasti?
- Apakah yang membedakan anak-anak Allah dari anak-anak kejahatan?
-
Penutup
Dalam bagian akhir surat (Kitab) ini, Rasul Yohanes memperingatkan agar anak-anak Allah berhati-hati terhadap segala berhala. Atau dengan kata lain, seorang yang memiliki persekutuan dengan Allah tidak boleh menyembah berhala. Jika ia tetap menyembah berhala, maka sebenarnya ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah, dan ia seorang pembohong.
Pendalaman
- Apakah yang dipertimbangkan oleh Rasul Yohanes mengenai setiap oran percaya?
- Apakah berhala itu hanya terbatas pada patung-patung saja?
II. Kesimpulan
Kitab I Yohanes mengajarkan agar sukacita orang Kristen menjadi sempurna (1Yoh 1:4), orang Kristen tidak hidup dalam dosa (1Yoh 2:1), dapat menolak ajaran sesat (1Yoh 2:26), dan mengetahui bahwa mereka memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:13).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab I Yohanes?
- Apakah pusat pengajaran I Yohanes?
- Mengapakah orang-orang Kristen harus hidup saling mengasihi?
- Apakah yang dimiliki oleh orang Kristen?
Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulis
Bagaimana dapat menjadi yakin
SIAPA YANG MENULIS SURAT-SURAT INI?
Ketiga surat pendek ini sedikit sekali menginformasikan kepada kita mengenai penulisnya. Yang paling mendekati hanyalah sebutan 'penatua' (2 Yoh. 1; 3 Yoh. 1). Namun demikian, ada hal-hal tertentu yang memberikan beberapa bukti seperti yang pernah terjadi beberapa tahun silam ketika orang-orang Kristen mula-mula menyatakan bahwa ketiga surat itu telah ditulis oleh Rasul Yohanes.
1. Gaya dan buah pikiran dalam ketiga surat itu sama. Siapa pun yang telah menulis surat pertama rupa-rupanya menulis pula kedua surat lainnya. Lebih dari pada itu, kita menemukan kata-kata dan pikiran yang sama seperti dalam Injil Yohanes. Seperti kita lihat, walaupun nama Yohanes tidak disebut, banyak pendapat mengatakan mungkin ia ada di belakang surat-surat tersebut. Dalam I Yohanes penulis menegaskan bahwa ia telah menjadi saksi mata kehidupan Yesus (1 Yoh. 1:1-3).
2. Pula, terdapat juga otoritas yang kuat dan jelas dalam surat-surat itu yang menjadi ciri-ciri para wakil khusus Yesus, yaitu para rasul. Ada cerita dari tradisi lama yang mengatakan bahwa Yohanes menghabiskan hari- hari tuanya di Efesus. Jika hal ini benar, maka surat-surat ini ditulis pada masa itu. Bahkan pada saat itu, ia lebih dikenal sebagai seorang 'penatua' dalam arti 'seorang tua yang dihormati'.
UNTUK SIAPA SURAT-SURAT INI?
Surat pertama tidak tertera alamat yang dituju sama sekali dan tidak ditujukan kepada pihak tertentu. Tampaknya surat ini merupakan surat edaran yang ditulis untuk sejumlah gereja yang sedang menghadapi masalah yang sama. Surat yang kedua ditujukan kepada 'seorang ibu yang terpilih' (2 Yoh. 1), dan pendapat yang paling lazim adalah surat ini diberikan kepada seorang ibu Kristen yang anak-anaknya juga hidup dalam kebenaran (2 Yoh. 4). Namun demikian, beberapa orang berpendapat bahwa ini merupakan cara Yohanes berbicara tentang suatu gereja. Surat ketiga ditujukan kepada seorang teman yang bernama Gayus, seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan istimewa mengatur dan memelihara para pekerja Kristen (3 Yoh. 5-8).
APA MASALAH YANG DIHADAPI?
Terdapat dua masalah sekaligus. Seperti jemaat Kristen lainnya, mereka diwabahi oleh guru-guru palsu yang menggiring banyak orang ke jalan sesat. Akibatnya, iman Kristen sejati diguncangkan. Bagaimana mereka dapat memastikan bahwa mereka benar-benar Kristen? Bagaimana mereka dapat memberitakan kebenaran dari kesalahan? Rupanya para guru palsu, dan juga seperti yang dilakukan banyak guru lainnya, menolak ajaran para rasul yang menandaskan bahwa Yesus adalah benar-benar Allah dan benar-benar manusia. Masa kini kita terbiasa dengan orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus hanyalah manusia biasa. Anehnya, pada masa itu mereka mempertanyakan apakah Ia sungguh-sungguh manusia. Banyak orang sulit untuk mempercayai bahwa Anak Allah dapat benar-benar hidup di antara kita dalam tubuh manusia. Yohanes mengatakan bahwa pada saat Anda mulai merendahkan Yesus dengan cara apa pun juga, Anda akan kehilangan kabar gembira itu sama sekali.
Pesan
Kepastian - dan ujian terhadap ajaran palsu
Kita mempunyai:
1. Injil yang benar dan asli.o Anak Allah benar-benar telah datang. 1Yo 4:2, 15; 5:1, 6-10
o Mereka yang telah melihat dan mendengar. 1Yo 1:1-4; 4:6
o Menolak Dia, menolak Allah. 1Yo 2:22-24;5:10-12; 2Yoh 9
2. Janji pengampunan Allah.
o Janji ini sangat jelas. 1Yo 1:9; 2:12
o Sebab Yesus telah mati. 1Yo 2:1, 2; 4:10
o Bagaimanapun perasaan kita. 1Yo 3:19-22
3. Cara hidup baru.
o Kuasa untuk memutuskan dosa. 1Yo 3:4-10;5:4
o Dan mengalahkan Setan. 1Yo 2:13, 14; 3:8,9; 4:4
o Melakukan apa yang Allah kehendaki. 1Yo 2:17, 29; 3:3
o Engkau tidak dapat melakukan kedua-duanya. 1Yo 1:6,7; 2:3-6
4. Roh Kudus mendiami kita.
o Pengertian dari Allah sendiri. 1Yo 2:20, 27
o Keyakinan yang sungguh. 1Yo 3:24; 4:13 5:7-10
5. Kasih baru, satu terhadap yang lain.
o Kristen sejati mengasihi sesamanya. 1Yo 3:14, 23, 24; 4:7, 12, 16, 21; 5:1-3
o Mengasihi berarti menyerahkan diri. 1Yo 3:16; 4:9-11
o Jika kita tidak mengasihi. 1Yo 2:9-11; 3:14, 15, 17; 4:8, 20
o Lakukan terus.1Yo 3:11, 18, lihat 2Yohanes 1:5,6
Penerapan
1.Anda dapat memastikan bahwa Anda adalah anak Allah.Anda dapat mengalami
- persekutuan dengan Dia dan sesama
- sukacita penuh
- doa yang dijawab
- perasaan memiliki yang mendalam
2. Iman yang sejati akan membawa kita kepada suatu kehidupan yang lain.
Ini berarti
- berhenti dari kebiasaan berbuat dosa
- memiliki kasih yang baru untuk orang lain
- siap untuk melakukan kehendak Allah
Jika kita belum memiliki semua itu, apakah kita sudah benar-benar menjadi Kristen?
3.Anda akan menonjol dibandingkan yang lain.
Dunia berada dibawah kuasa Setan
o Anda harus menghindari jalan jalannya
o Setan akan membenci Anda
4.Guru-guru palsu banyak berkeliaran.
o Anda dapat mengenali mereka dari
- apa yang mereka ajarkan
- cara hidup mereka
o Anda mempunyai penangkalnya sebab Anda
- memiliki kebenaran
- dapat menguji kesalahan dengan kebenaran
Tema-tema Kunci
1. Hidup.
Sebagaimana dengan Injil, karunia Allah bagi orang percaya adalah hidup. Lihat 1Yo 1:1, 2; 2:25; 3:14; 4:9; 5:11, 12
2. Terang dan kebenaran.
Kristus datang untuk menunjukkan kepada kita siapa Allah dan jalan jalan-Nya, untuk memberi kita terang (1Yo 1:5-7; 2:8-11). Ini berarti kita mengetahui kebenaran atas banyak haI (1Yo 1:8; 2:21, 27; 5:20 lihat 2Yoh 1, 2, 4; 3 Yoh. 1, 3, 4, 12). Perhatikanlah, kita tidak cukup hanya mengetahui kebenaran, tetapi kita harus melakukannya.
3. Dosa.
Perhatikan bagaimana Yohanes menggambarkan dosa. Dalam pikirannya masalah ini sangatjelas. Lihat 1Yo 1:6, 8-10; 2:1; 3:4-6, 8; 5:16-18
4. Dunia.
Yohanes memakai kata ini lebih dari satu arti. Lihatlah ayat-ayat acuannya (1Yo 2:2, 15-17; 3:13; 4:1, 3-5, 17; 5:4, 5, 19) dan perhatikan terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia yang jahat dan tidak bertuhan, tempat orang Kristen harus hidup.
5. Menetap.
Kata ini yang berarti 'tetap' atau 'tidak kunjung habis', menyatakan hubungan dengan Kristus yang tetap dan terus menerus tidak akan berhenti yang kita miliki sekarang ini dengan Kristus. Lihat 1Yo 2:6, 10, 24, 28; 3:6, 9, 15, 17, 24; 4:12, 13, 15, 16 (lihat 2Yoh 1:2; Yoh 15:1-11).
6. Lahir dari Allah.
Seperti Yesus, Yohanes berbicara tentang 'lahir dari Allah' sebagai awal dari kehidupan Kristen kita. Lihat bagaimana ia menggambarkan hal ini 2:29; ~:1, 2, 9, 10; 4:7; 5:1, 2, 18.
7. Yesus Kristus.
Oleh karena Yesus diserang, Yohanes mengatakan hal-hal yang positif tentang Dia. Pelajari ayat-ayat acuan yang menjelaskan tentang siapa Dia (1Yo 1:1-3; 2:1, 22-24; 1Yo 3:5, 7; 4:2, 3, 9, 14; 5:5, 6, 8) dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk kita (1Yo 1:7; 2:2; 3:5, 8; 4:10).
Garis Besar Intisari: 1 Yohanes (Pendahuluan Kitab) I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1Para saksi mata
1Yo 1:2-4Para pengkhotbah
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
I YOHANES
[1] 'KAMI MELIHAT YESUS' 1Yo 1:1-4
1Yo 1:1 | Para saksi mata |
1Yo 1:2-4 | Para pengkhotbah |
[2] 'APA SEBENARNYA PERSEKUTUAN' 1Yo 1:5-2:2
1Yo 1:5 | Allah adalah terang |
1Yo 1:6-10 | Tiga kemustahilan |
1Yo 2:1-2 | Tersedia pengampunan |
[3] 'MENAATI DAN MENGASIHI' 1Yo 2:3-17
1Yo 2:3-6 | Mengetahui berarti menaati |
1Yo 2:7-11 | Menaati berarti mengasihi |
1Yo 2:12-14 | Kamu adalah milik-Nya |
1Yo 2:15-17 | Jangan mengasihi dunia |
[4] 'BAGAIMANA MENGHADAPI PARA PENYESAT' 1Yo 2:18-29
1Yo 2:18-20 | Belajar membedakan |
1Yo 2:21-25 | Lakukan pengujian |
1Yo 2:26-27 | Bersandar pada Roh Kudus |
1Yo 2:28-29 | Perhatikan tingkah-laku mereka |
[5] 'KITA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH' 1Yo 3:1-10
1Yo 3:1 | Hak istimewa |
1Yo 3:2-3 | Kemampuan |
1Yo 3:4-10 | Ke mungkinan-ke mu ngkinan |
[6] 'TUNJUKAN KASIH KEKELUARGAAN' 1Yo 3:11-24
1Yo 3:11-18 | Kasih dan kebencian |
1Yo 3:19-24 | Kasih dan keyakinan |
[7] 'UJI AJARAN MEREKA' 1Yo 4:1-6
1Yo 4:1-3 | Sesuaikah dengan fakta? |
1Yo 4:4-6 | Atau diterimakah oleh dunia? |
[8] 'BUKTI KASIH' 1Yo 4:7-21
1Yo 4:7-12 | Kasih Kristen sejati |
1Yo 4:13-21 | Kita boleh yakin |
[9] 'YAKINLAH...' 1Yo 5:1-12
1Yo 5:1-5 | Perubahan dalam hidup kita |
1Yo 5:6-12 | Dasar yang kuat untuk percaya |
[10] 'PERCAYA KEPADA ALLAH' 1Yo 5:13-21
1Yo 5:13-15 | Ia mendengar |
1Yo 5:16-17 | Ia mengampuni |
1Yo 5:18-19 | Ia memelihara |
1Yo 5:20-21 | Ia memuaskan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi