Teks -- Ibrani 11:17 (TB)

11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Ref. Silang FULL: Ibr 11:17 - dicobai, mempersembahkan

· dicobai, mempersembahkan: Kej 22:1-10; Yak 2:21

Defender (ID): Ibr 11:17 - Anak yang tunggal.

Isaac bukanlah satu-satunya anak Abraham, karena ada Ishmael, tetapi dia dihitung oleh Tuhan sebagai demikian karena Ishmael dilahirkan di luar janji-janji Tuhan akibat hilangnya iman selama beberapa waktu oleh Sarah dan Abraham. Penggunaan istilah di sini menekankan fakta bahwa penawaran Abraham terhadap Isaac dapat dipandang sebagai suatu tipe yang menegangkan dari Tuhan yang menawarkan Anak-Nya yang tunggal (lihat catatan pada Kejadian 22:1-18).

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Ref. Silang BIS: Ibr 11:17

Kej 22:1-14

Ref. Silang TB: Ibr 11:17

Kej 22:1-14

Hagelberg: Ibr 11:17-40

3. Pengalaman Kehidupan Iman yang Bermacam-Macam (11:17-40)

Pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan di sini memang bermacam-macam. Ada yang "menderita sengsara," ada yang melihat runtuhnya "tembok-tembok Yerikho," ada juga yang "memadamkan api yang dahsyat," dan ada yang "digergaji." Tetapi semua yang diceritakan memiliki suatu unsur yang tetap, yaitu iman. Iman adalah pandangan hidup yang benar.

Kalau Abraham memandang hidupnya dengan tanpa iman, dan hanya memikirkan apa yang kelihatan, maka tidak mungkin dia rela mengorbankan anaknya yang tunggal. Ternyata dia memandang masalah itu dengan mata iman, sehingga dia berpikir Allah akan membangkitkan Ishak. Abraham percaya pada kuasa kebangkitan. Kita boleh meneladani dia, dan ikut memperoleh bagian yang indah di dalam kota yang diharapkannya.

Waktu mau meninggal, ketiga keturunan Abraham yang disebut dalam 11:17-22, Ishak, Yakub, dan Yusuf, memikirkan dengan iman masa depan umat Allah. Kita harus ingat betapa sedikitnya orang yang sudah lanjut usia, tetapi tetap memiliki iman yang teguh. Pengalaman yang pahit, dan sikap sinis, dapat menggerogoti iman yang dipunyai orang, sampai habis, atau sampai hidup keagamaan mereka menjadi hanya sekedar kebiasaan saja.

Dengan 11:23 kehidupan Musa diceritakan, dan hal perlawanan mulai ditangani oleh penulis surat ini. Orang tua Musa berani melawan perintah Firaun, karena iman mereka. Karena iman, maka mereka berani mengambil risiko hukuman yang berat sekali. Ini perlu juga diteladani oleh orang tua pada masa para pembaca pertama, dan juga pada masa ini.

Dengan pengkalimatan yang singkat dan tepat 11:24-26 menceritakan bagaimana pandangan hidup orang yang beriman akan selalu memilih menurut kenyataan yang mungkin belum kelihatan, tetapi tetap jauh lebih penting. "Penghinaan karena Kristus" hanya dianggap "kekayaan yang lebih besar dari semua harta Mesir" kalau pandangan kita diarahkan "kepada upah." Dengan 11:26 seluruh beban surat ini dihayati di dalam kehidupan Musa. Kalau kita mengarahkan pandangan kita "kepada upah," maka kita juga akan dikuatkan oleh Dia sehingga kita dapat meneladani Musa, dan memperoleh apa yang berkali-kali digambarkan di dalam surat ini.

Hagelberg: Ibr 11:1--12:29

IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11:1-12:29)

Jikalau surat ini menyerukan supaya para pembaca tetap percaya dan meneguhkan iman mereka, maka bagian ini sangat cocok dengan tujuan itu. Iman yang teguh merupakan tanggapan yang satu-satunya yang layak bagi kita yang sudah membaca pasal 1 sampai dengan pasal 10. Seperti biasa dalam surat ini, ada eksposisi (pasal 11) yang disusul dengan peringatan dan dorongan (pasal 12).

Pasal 11-12 menyuruh kita untuk meneguhkan iman kita oleh karena contoh tokoh-tokoh Israel dan oleh karena dahsyatnya hubungan kita dengan Tuhan.

Gill (ID): Ibr 11:17 - Dengan iman Abraham, ketika ia diuji // Mempersembahkan Ishak // dan dia yang telah menerima janji mempersembahkan anaknya yang tunggal.

Melalui iman Abraham, ketika ia diuji, .... Atau tergoda; yaitu, oleh Allah, Kej 22:1. Ujian atau cobaan ini berkaitan dengan perintah yang diberikan oleh Allah kepada Abraham, untuk mempersembahkan anaknya, Ishak; yang tidak mendasari tuduhan terhadap Allah, baik dari sisi dosa maupun kekejaman; karena kehendak Allah adalah aturan keadilan dan kebaikan, dan apa pun yang Dia tuntut adalah adil dan baik; dan meskipun makhluk-Nya terikat oleh hukum yang Dia tetapkan, Dia sendiri tidak terikat: selain itu, Dia adalah Tuhan kehidupan, pemberi dan pemelihara kehidupan; dan Dia memiliki hak untuk mengatur dan mengambilnya, kapan pun, serta dengan cara dan alat yang Dia anggap tepat; dan ditambahkan bahwa kehendak rahasia Allah bukanlah agar Ishak mati, melainkan perintah diberikan kepada Abraham untuk mempersembahkannya, sebagai ujian iman dan kasihnya; ini adalah cobaan yang bersifat pembuktian, bukan penggoda, atau untuk berbuat dosa, seperti godaan dari Setan; karena Allah tidak mencobai manusia dengan dosa. Orang Yahudi berbicara ^x tentang sepuluh cobaan, di mana Abraham diuji, dan di semua cobaan tersebut ia bertahan; dan mereka mengatakan bahwa cobaan mengikat Ishak adalah yang kesepuluh dan terakhir.

Mempersembahkan Ishak; ia menunjukkan kesediaan besar untuk melakukannya; segera setelah ia menerima perintah tersebut, ia menempuh perjalanan tiga hari untuk melaksanakannya; mengangkat kayu untuk korban bakaran, dan meletakkannya di atas anaknya; membawa api, dan pisau di tangannya, dengan satu untuk membakar kayu, dan yang lainnya untuk membunuh anaknya; ia membangun altar, meletakkan kayu dengan rapi di atasnya; dan mengikat anaknya, dan meletakkannya di atas itu; dan mengambil pisau, dan mengulurkan tangannya untuk membunuhnya, dan sungguh-sungguh berniat untuk melakukannya, jika ia tidak dicegah: dan semua ini ia lakukan dengan iman; ia percaya akan keadilan, kebenaran, dan kebijaksanaan perintah ilahi; ia sepenuhnya yakin akan kebenaran dan kesetiaan Allah dalam janji-janji-Nya, betapa pun bertentangan hal itu; dan ia sangat yakin akan kekuasaan untuk mewujudkannya dengan cara atau cara lain. Ini adalah iman yang besar, dan itu sangat diuji, sebagai berikut:

dan dia yang telah menerima janji mempersembahkan anaknya yang tunggal; ia telah menerima janji bahwa ia akan memiliki seorang anak, dan bahwa keturunan yang banyak akan lahir darinya, yang akan mewarisi tanah Kanaan; ya, bahwa Mesias itu sendiri akan berasal dari benihnya: dan ia telah menerima janji-janji ini; percaya kepada mereka, dan meyakininya, dan sepenuhnya mengharapkan pelaksanaannya; seperti yang ia miliki alasannya, karena yang pertama telah digenapi, anak itu telah lahir; dan kini ia dipanggil untuk mempersembahkannya, yang menjadi harapannya; segala sesuatu sangat menguji; ia dipanggil untuk mempersembahkan makhluk manusia, yang darahnya tidak boleh ditumpahkan oleh manusia; seorang anak dari dirinya sendiri, bagian dari dirinya; seorang anak, anak kandung; seorang anak yang tunggal; seorang anak yang ia cintai; seorang Ishak, anak kebahagiaan; seorang anak janji; dan ahli warisnya, anak di masa tuanya, dan yang kini telah dewasa. Orang Yahudi terbagi pendapat tentang usia Ishak pada saat ia diikat: Flavius Josephus ^y mengatakan ia berusia dua puluh lima tahun; yang lain mengatakan dua puluh enam ^z; beberapa mengatakan ^a tiga puluh enam: namun pendapat yang lebih umum adalah ^b, bahwa ia berusia tiga puluh tujuh tahun; hanya Aben ^c Ezra menggunakannya sekitar tiga belas tahun; menolak kesaksian yang lebih umum diterima, serta bahwa ia baru berusia lima tahun, karena itu adalah usia yang tidak layak untuk mengangkut kayu. Beberapa penulis Kristen berpikir ia mungkin sekitar tiga puluh tiga tahun, usia Kristus ketika Dia menderita, yang menjadi tipe darinya.