Teks -- Ibrani 1:3 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Ibr 1:3
Full Life: Ibr 1:3 - IA DUDUK DI SEBELAH KANAN YANG MAHABESAR.
Nas : Ibr 1:3
Setelah menyediakan pengampunan dosa-dosa kita melalui kematian-Nya
di kayu salib, Kristus mengambil kedudukan yang penuh kekuasaan d...
Nas : Ibr 1:3
Setelah menyediakan pengampunan dosa-dosa kita melalui kematian-Nya di kayu salib, Kristus mengambil kedudukan yang penuh kekuasaan di sebelah kanan Allah. Kegiatan penebusan yang dilakukan Kristus di sorga meliputi pelayanan-Nya sebagai perantara ilahi (Ibr 8:6; 13:15; 1Yoh 2:1-2), imam besar (Ibr 2:17-18; 4:14-16; 8:1-3), juru syafaat (Ibr 7:25) dan pembaptis dengan Roh (Kis 2:33).
Jerusalem -> Ibr 1:3
Jerusalem: Ibr 1:3 - cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah Kedua ungkapan ini
berasal dari teologia mengenai Hikmat dan Firman, Wis 7:25-27, sebagaimana
berkembang di Aleksandria. Terungkap di dalamnya bahwa B...
Kedua ungkapan ini berasal dari teologia mengenai Hikmat dan Firman, Wis 7:25-27, sebagaimana berkembang di Aleksandria. Terungkap di dalamnya bahwa Bapa dan Anak adalah sama menurut hakekatNya, meskipun ada dua Diri yang berbeda. Anak adalah "cahaya" atau "pantulan" dari kemuliaan Allah yang bercahaya (bdk Kel 24:6), "terang dari terang". Iapun "gambar", bdk Kol 1:15+, wujud Bapa dan juga seolah-olah teraan tepat, sebagaimana ditinggalkan sebuah cap, bdk Yoh 14:9.
Aslinja"pantulan" atau"pentjerminan"(seluruh) kemuliaanNja.
Ende: Ibr 1:3 - Gambar istilah asli lebih mirip dengan "rekaman" atau "teraan", jaitu gambar
jang setepat-tepatnja sama dengan jang asli.
Ingatlah,bahwa Jesus sebagai manusi...
istilah asli lebih mirip dengan "rekaman" atau "teraan", jaitu gambar jang setepat-tepatnja sama dengan jang asli.
Ingatlah,bahwa Jesus sebagai manusia diatas bumi djuga sekedar memantjarkan tjahaja ilahi itu dan adalah gambar sifat-sifat Allah.
Ref. Silang FULL -> Ibr 1:3
Ref. Silang FULL: Ibr 1:3 - cahaya kemuliaan // gambar wujud // yang ada // penyucian dosa // yang tinggi · cahaya kemuliaan: Yoh 1:14
· gambar wujud: Yoh 14:9; Yoh 14:9
· yang ada: Kol 1:17
· penyucian dosa: Tit 2:14; Ibr 7:27;...
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Ibr 1:3 - -- 1:3 Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Aspek yang ketiga ini menunjuk pada peranan Tuhan Yesus pada masa sekarang. "Dud...
1:3 Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Aspek yang ketiga ini menunjuk pada peranan Tuhan Yesus pada masa sekarang. "Duduk" adalah kata kerja yang utama dalam kalimat ini, dan kata kerja ini menyatakan kuasaNya, yang tidak tertandingi. Sebagai "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah" Dia menyatakan Allah kepada manusia. Sebagai yang "menopang segala yang ada dengan firmanNya" Dia berkuasa atas ciptaan Allah. Sebagai yang "mengadakan penyucian dosa" Dia adalah yang menyelamatkan manusia. Dengan ini kita sudah mengerti bahwa penulis surat ini setuju bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan perbuatan baik, tetapi manusia harus diselamatkan oleh Tuhan Yesus melalui menerima Dia sebagai Juruselamat.
Hagelberg: Ibr 1:1-4 - -- I. Pendahuluan (1:1-4)
Pendahuluan surat ini sangat indah pengalimatannya. Istilah-istilah yang dipakai sangat tinggi dan halus, dan para pembacanya...
I. Pendahuluan (1:1-4)
Pendahuluan surat ini sangat indah pengalimatannya. Istilah-istilah yang dipakai sangat tinggi dan halus, dan para pembacanya langsung dihadapkan dengan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Dalam bahasa aslinya, empat ayat ini merupakan satu kalimat yang menyatakan bahwa Anak Allah, yang akan memiliki segala sesuatu, yang menyatakan diri Allah, dan yang menebus dosa kita, adalah saluran penyataan yang utama, yang mengatasi segala nabi dan malaikat.
Pernyataan ini sangat praktis sebagai dasar penyembahan dan penginjilan; karena kalau kita memiliki wahyu Allah yang disalurkan melalui AnakNya sendiri, mana mungkin ada wahyu lain yang bisa menggantikannya? Dengan berkata bahwa Allah "telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya," maka sudah jelas bahwa ajaran lain yang katanya mau "menyempurnakan" ajaran Kristen dengan wahyu mereka, tidak dapat dikatakan "menyempurnakan" tetapi harus dikatakan "bertentangan." Membaca nats ini, kita akan mengerti bahwa tidak ada tempat bagi istilah "wahyu terakhir dan terlengkap."
1:1-2a Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya...
Pada zaman Perjanjian Lama Allah berbicara dengan umatNya melalui perantaraan nabi-nabi, tetapi kini Dia berbicara melalui AnakNya sendiri, jadi penyataan yang baru ini, penyataan yang disampaikan melalui AnakNya sendiri, penyataan ini mengatasi penyataan yang lama. Kenyataan ini akan diterapkan bagi kita mulai pada pasal 2:2 berikutnya. Tentu saja, Surat Ibrani tidak disusun untuk menjadi bahan kuliah semata-mata, tetapi untuk mengubah dan meningkatkan kehidupan orang percaya.
Dengan kata "dalam pelbagai cara" (1:1) si penulis bermaksud untuk menyatakan bahwa dahulu Firman Allah disampaikan melalui mimpi, visi, beban nabi, sejarah yang ditulis, berita dari malaikat, dan sebagainya. Tetapi bagaimana jika semuanya itu dibandingkan dengan penyataan Tuhan Yesus, Firman Allah yang hidup, dan pelajaranNya? Memang semua saluran penyataan tersebut mulia, tetapi tidaklah sebanding dengan penyataan Allah sendiri yaitu Firman yang Hidup, Yesus Kristus, Tuhan kita. Bagi kita yang bukan orang Yahudi hal ini tidaklah sulit untuk diterima, tetapi bagi mereka yang dibesarkan di dalam agama Yahudi, barangkali sangat berkeberatan. Orang Yahudi dididik untuk sangat menghargai dan menghormati Taurat Musa, tetapi ayat ini berkata bahwa semua itu tidaklah sebanding dengan penyataan yang disampaikan melalui Tuhan Yesus.
Dalam 1:2b-3 tiga aspek dari kemuliaan Tuhan Yesus diuraikan.
1:2b ...AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai pewaris dari segala yang ada...
Aspek yang pertama ini menunjukkan peranan Tuhan Yesus di masa depan. Bahwa Dia belum menerima "segala yang ada" jelas dari 2:8-9. Istilah "pewaris" di dalam bahasa aslinya adalah klhronomov/kleronomos. Memang seorang pewaris berhak menerima, maka LAI menterjemahkan istilah ini dengan kata "sebagai yang berhak menerima." Mazmur 2, yang akan dikutip dalam 1:5, ada di balik pernyataan ini. Hal warisan dan pewaris akan dikembangkan nanti di dalam surat ini, dan keterlibatan kita akan diuraikan.
1:2c Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Aspek yang kedua ini menunjuk pada peranan Tuhan Yesus pada masa lalu, di mana Dia dipakai Allah untuk menciptakan segala sesuatu yang ada.
Hagelberg: Ibr 1:3 - -- 1:3 Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Aspek yang ketiga ini menunjuk pada peranan Tuhan Yesus pada masa sekarang. "Dud...
1:3 Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Aspek yang ketiga ini menunjuk pada peranan Tuhan Yesus pada masa sekarang. "Duduk" adalah kata kerja yang utama dalam kalimat ini, dan kata kerja ini menyatakan kuasaNya, yang tidak tertandingi. Sebagai "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah" Dia menyatakan Allah kepada manusia. Sebagai yang "menopang segala yang ada dengan firmanNya" Dia berkuasa atas ciptaan Allah. Sebagai yang "mengadakan penyucian dosa" Dia adalah yang menyelamatkan manusia. Dengan ini kita sudah mengerti bahwa penulis surat ini setuju bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya dengan perbuatan baik, tetapi manusia harus diselamatkan oleh Tuhan Yesus melalui menerima Dia sebagai Juruselamat.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Ibr 1:1-3
Matthew Henry: Ibr 1:1-3 - Hukum Taurat dan Injil Diperbandingkan; Keluhuran dan Kemuliaan Kristus
Di dalam pasal ini kita mendapati sebuah perbandingan yang menyatakan perbedaan antara dua pokok, yaitu
I. Antara masa penyelenggaraan Inji...
- Di dalam pasal ini kita mendapati sebuah perbandingan yang menyatakan perbedaan antara dua pokok, yaitu
- I. Antara masa penyelenggaraan Injil dan masa penyelenggaraan hukum Taurat. Dan keunggulan Injil melebihi keunggulan Taurat dinyatakan dan dibuktikan (ay. 1-3).
- II. Antara kemuliaan Kristus dan kemuliaan ciptaan-ciptaan tertinggi, yaitu para malaikat, di mana keunggulan dengan sepantasnya hanya diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus, dan ditunjukkan dengan jelas bahwa itu adalah milik-Nya (ay. 4, sampai dengan terakhir).
Hukum Taurat dan Injil Diperbandingkan; Keluhuran dan Kemuliaan Kristus (1:1-3)
- Di sini Rasul Paulus memulai dengan sebuah pernyataan umum mengenai keunggulan masa penyelenggaraan Injil di atas masa penyelenggaraan hukum Taurat, yang ditunjukkannya melalui gambaran bagaimana dengan cara dan jalan berbeda Allah menyatakan diri, pikiran, dan kehendak-Nya di dalam masa yang satu dan yang lainnya. Kedua masa penyelenggaraan itu berasal dari Allah, dan keduanya sangat baik, namun ada perbedaan besar dalam cara kedatangan masing-masing dari Allah. Amatilah,
- I. Cara Allah menyatakan Diri dan kehendak-Nya di bawah Perjanjian Lama. Di sini kita memperoleh penjelasan,
- 1. Mengenai orang-orang yang melalui mereka Allah menyampaikan pikiran-Nya di bawah Perjanjian Lama. Mereka adalah nabi-nabi, yaitu orang-orang yang dipilih Allah dan dilayakkan oleh-Nya, untuk menjalankan tugas menyingkapkan kehendak Allah kepada manusia. Tidak seorang pun dapat mengambil kehormatan ini bagi dirinya sendiri, kecuali dipanggil olehNya. Dan barangsiapa yang dipanggil oleh Allah akan dilayakkan oleh-Nya.
- 2. Mengenai orang-orang yang kepada mereka Allah berbicara melalui nabi-nabi itu, yaitu kepada nenek moyang kita, kepada semua orang-orang kudus Perjanjian Lama yang ada di bawah masa penyelenggaraan itu. Allah berkenan dan menghormati mereka dengan terang yang lebih cemerlang dari pada terang alam semesta, yang di bawahnya seluruh isi dunia selebihnya berada.
- 3. Mengenai cara Allah berbicara kepada umat manusia pada masa-masa lalu yang berlangsung sebelum Injil: Ia berbicara kepada umat-Nya berulang kali dan dalam pelbagai cara.
- (1) Berulang kali atau dengan beberapa bagian, sebagaimana dimaksudkan oleh kata itu, yang dapat merujuk kepada beberapa zaman di dalam masa penyelenggaraan Perjanjian Lama, yaitu zaman bapa-bapa leluhur, hukum Musa, dan nubuat nabi-nabi, atau kepada penyingkapan pemikiranNya secara berangsur-angsur mengenai Sang Juruselamat, yaitu kepada Adam, bahwa Sang Mesias harus datang dari keturunan perempuan itu, lalu kepada Abraham, bahwa Dia harus berasal dari padanya, dan selanjutnya kepada Yakub, bahwa Dia harus berasal dari suku Yehuda, kepada Daud, bahwa Dia harus berasal dari keluarganya, lalu kepada Mikha, bahwa Dia harus dilahirkan di Betlehem, dan kepada Yesaya, bahwa Dia harus dilahirkan oleh seorang perawan.
- (2) Dalam pelbagai cara, sesuai dengan cara-cara berbeda yang dianggap baik oleh Allah untuk menyampaikan pikiran-Nya kepada nabi-nabi-Nya. Kadang-kadang melalui pencurahan-pencurahan Roh-Nya, kadang-kadang melalui mimpi-mimpi, kadang-kadang melalui penglihatan-penglihatan, kadang-kadang melalui suara yang dapat didengar, kadang-kadang melalui huruf-huruf tulisan jari-jari tangan-Nya sendiri yang dapat dibaca, seperti ketika Dia menuliskan kesepuluh Firman di atas loh-loh batu. Beberapa cara-cara yang berbeda ini dijelaskan sendiri oleh Allah di dalam Kitab Bilangan 12:6-8, Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki.
- II. Cara Allah menyampaikan pikiran dan kehendak-Nya pada masa penyelenggaraan Perjanjian Baru, atau yang dinamai pada zaman akhir, yaitu menjelang akhir dunia ini atau akhir dari negara bangsa Yahudi. Masa-masa Injil adalah zaman akhir, di mana pewahyuan Injil merupakan hal terakhir yang harus kita nantikan dari Allah. Pada mulanya ada pernyataan atau pewahyuan melalui alam semesta, kemudian kepada bapa-bapa leluhur melalui mimpi-mimpi, penglihatan-penglihatan, dan suara-suara. Sesudah itu pewahyuan melalui hukum Musa di dalam Taurat yang diberikan dan dituliskan. Kemudian pernyataan melalui nubuat-nubuat, untuk menjelaskan hukum Taurat itu, dan lebih menjelaskan penyingkapan mengenai Kristus. Sekarang kita tidak boleh lagi menantikan wahyu baru, tetapi harus lebih menantikan Roh Kristus untuk membantu kita memahami dengan lebih baik apa yang telah disingkapkan Allah. Nah, keunggulan dari pernyataan atau pewahyuan melalui Injil dibandingkan dengan pernyataan sebelumnya terdiri atas dua hal:
- 1. Pernyataan Injil merupakan yang terakhir, pernyataan penutup, diberikan pada zaman akhir dari masa pernyataan atau pewahyuan ilahi, yang kepadanya tidak ditambahkan pernyataan lain lagi, dan karena itu kanon Kitab Suci dengan demikian ditetapkan dan dimeteraikan, sehingga sekarang pikiran pikiran manusia tidak lagi harus menanti-nantikan dalam keadaan cemas pengungkapan-pengungkapan baru, tetapi bersukacita di dalam pernyataan kehendak Allah yang lengkap, baik yang bersifat perintah maupun pemeliharaan, yang perlu bagi mereka sebagai tuntunan dan penghiburan. Sebab Injil meliputi pengungkapan peristiwa-peristiwa besar yang akan menimpa jemaat Allah sampai pada akhir dunia ini.
- 2. Pernyataan Injil adalah pewahyuan yang dibuat Allah melalui Anak-Nya, Sang Pembawa Kabar paling ulung yang pernah diutus ke dunia ini, jauh lebih unggul dari pada bapa-bapa leluhur dan nabi-nabi purbakala, yang dipakai Allah untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada umat-Nya pada masa-masa sebelumnya. Dan di sini kita mendapati penggambaran yang luar biasa mengenai kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
- (1) Kemuliaan jabatan-Nya, di dalam tiga hal:
- [1] Allah telah menetapkan Dia sebagai pewaris dari segala yang ada. Sebagai Allah Dia setara dengan Bapa, tetapi sebagai Allah-Manusia dan Pengantara, Ia ditetapkan oleh Bapa sebagai yang berhak menerima segala yang ada, Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu, yang berhak mutlak menetapkan segala sesuatu, yang mengendalikan, dan yang memerintah semua manusia dan segala sesuatu (Mzm. 2:6-7). Kepada-Nya telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi, penghakiman seluruhnya telah diserahkan kepada-Nya (Mat. 28:18; Yoh. 5:22).
- [2] Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat, langit dan bumi. Dia tidak berperan sebagai penyebab, tetapi sebagai firman dan hikmat-Nya yang hakiki. Oleh-Nya Allah menjadikan ciptaan yang lama, oleh-Nya juga Allah menciptakan makhluk yang baru, dan olehNya Allah menguasai dan memerintah keduanya.
- [3] Dia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kuasa. Ia memelihara dunia dari kehancuran. Segala sesuatu ada di dalam Dia. Bobot seluruh ciptaan dibebankan di atas Kristus. Dia mendukung keseluruhannya dan semua bagian-bagiannya. Ketika dunia ini hancur berkeping-keping karena murka dan kutukan Allah akibat kemurtadan, Anak Allah melaksanakan pekerjaan penebusan, menyatukannya kembali, dan membangunnya dengan kekuatan dan kebaikan-Nya yang Mahakuasa. Tidak seorang pun dari nabi-nabi purbakala yang pernah mengemban jabatan seperti ini, tidak ada yang cukup layak untuk itu.
- (2) Oleh karena itu Rasul Paulus mengalihkan pandangannya kepada kemuliaan pribadi Kristus, yang sanggup melaksanakan jabatan seperti itu, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (ay. 3). Ini adalah sebuah gambaran yang luhur dan mulia mengenai Sang Juruselamat yang agung. Inilah uraian mengenai keluhuran Pribadi-Nya.
- [1] Secara pribadi Dia adalah Anak Allah, Anak Allah yang tunggal, dan dengan demikian Dia pasti memiliki sifat dasar atau kodrat yang sama. Pencirian pribadi seperti ini selalu mengharuskan adanya satu kodrat atau sifat dan sifat yang sama. Setiap anak manusia adalah manusia, dan jika kodratnya tidak sama, maka keturunannya akan sangat mengerikan.
- [2] Pribadi Anak adalah kemuliaan Bapa, bersinar terang dengan kemegahan yang sangat ilahi. Sebagaimana berkas-berkas cahaya merupakan pancaran cahaya matahari, demikianlah permulaan dan sumber terang, di dalam pribadi-Nya, Yesus Kristus adalah wujud Allah di dalam daging, Terang dari segala terang, Shekinah (wujud hadirat Allah – pen.) yang sejati.
- [3] Pribadi Anak adalah gambar dan sifat sebenarnya dari Bapa. Karena kodratnya sama, maka Dia pasti menyandang gambar dan kesamaan yang sama. Dalam memandang kuasa, hikmat, dan kebaikan Tuhan Yesus, kita melihat kuasa, hikmat, dan kebaikan Bapa, sebab Dia memiliki kodrat dan kesempurnaan Allah di dalam DiriNya. Barangsiapa telah melihat Anak, ia telah melihat Bapa, artinya, ia telah melihat Sang Wujud yang sama. Barangsiapa mengenal Anak, juga mengenal Bapa (Yoh. 14:7-9). Sebab Anak ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Anak. Pembedaan pribadi itu tetap mempertahankan persatuan sifat atau kodrat. Inilah kemuliaan pribadi Kristus, tempat kepenuhan ke-Allahan berdiam, bukan sebagai perlambang, melainkan sungguh-sungguh di dalam Dia.
- (3) Setelah berbicara mengenai kemuliaan pribadi Kristus, Rasul Paulus meneruskan dengan menyebut kemuliaan kasih karunia-Nya. Perendahan diri-Nya sendiri merupakan sesuatu yang sungguh-sungguh sangat mulia. Penderitaan-Penderitaan Kristus mengandung kehormatan agung ini di dalamnya, menjadi pelunasan penuh bagi dosa-dosa umatNya. Ia sendiri mengadakan penyucian dosa, yaitu, melalui jasa kematian dan pencurahan darah-Nya yang sah dan tepat, oleh nilai hakikinya yang tidak terbatas. Karena itu adalah penderitaan-penderitaan-Nya sendiri, Dia telah membuat pendamaian bagi dosa. Dia sendiri, kemuliaan pribadi dan kodrat-Nya, telah membuat penderitaan-penderitaan-Nya menjadi layak, cukup untuk memulihkan kehormatan bagi Allah, yang telah menderita kerugian dan penghinaan tak terkatakan akibat dosa umat manusia.
- (4) Dari kemuliaan penderitaan-penderitaan-Nya, pada akhirnya kita dibawa untuk merenungkan keagungan peninggian-Nya. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, di sebelah kanan Bapa-Nya. Sebagai Pengantara dan Penebus, Ia telah diberi kehormatan, kekuasaan, dan amanah demi kebaikan umat-Nya. Sekarang Bapa melakukan segala sesuatu melalui-Nya, dan menerima segala pelayanan umat-Nya dari Dia. Sesudah menanggung kodrat kita dan menderita dalam kodrat itu di atas bumi ini, Dia membawa serta kodrat kita itu bersama-Nya ke dalam sorga, dan di sanalah kodrat manusia itu mendapat kehormatan tertinggi berada di sebelah Allah, dan inilah upah dari kerendahan diri-Nya.
- Nah, melalui seorang Pribadi yang luar biasa seperti inilah Allah berbicara kepada manusia pada zaman akhir ini. Dan karena keluhuran Sang Pembawa Berita itu memberikan kuasa dan kemuliaan kepada pesan yang disampaikan-Nya, maka pantas saja jika masa-masa penyelenggaraan Injil itu sungguh melampaui, sangat jauh melampaui masa penyelenggaraan hukum Taurat.
SH: Ibr 1:1-4 - Allah berinisiatif (Kamis, 30 September 1999) Allah berinisiatif
Upah perbuatan dosa manusia adalah putusnya hubungan dengan
Allah. Namun Allah berinisiatif untuk memulihkan hubungan
te...
Allah berinisiatif
Upah perbuatan dosa manusia adalah putusnya hubungan dengan Allah. Namun Allah berinisiatif untuk memulihkan hubungan tersebut. Melalui pelbagai cara Allah mempersiapkan pemulihan hubungan dengan ciptaan-Nya. Puncak inisiatif Allah adalah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Ia adalah pribadi yang dengan sempurna menyatakan kehendak dan hakekat Allah. Tidak ada yang lain yang lebih tinggi, yang lebih berkuasa dan mulia dari pada Kristus.
Keutamaan Yesus. Kristus adalah perantara Allah dengan manusia, yang jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat dan nama-Nya pun jauh lebih indah daripada nama mereka. Mengapa demikian? (ayat 1) Ia adalah yang berhak menerima segala yang ada; (ayat 2) Ia menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan; (ayat 3) Ia adalah penebus dosa; (ayat 4) Ia duduk di sebelah kanan Allah. Malaikat tak memiliki hak dan keutamaan seperti Dia. Pengenalan kita akan Yesus Kristus sungguh menentukan pemahaman kita tentang karya keselamatan dalam hidup kita. Sudahkah Anda meyakini keutamaan Yesus Kristus?
Doa: Kubersyukur mengenal dan mengalami anugerah kasih-Mu yang tiada taranya. Aku rindu menceritakannya kepada orang lain bahwa Engkaulah segala-galanya bagiku.
SH: Ibr 1:1-14 - Yesus agen penyelamat (Senin, 18 Juli 2005) Yesus agen penyelamat
Bila pada masa PL Allah mengutus para nabi-Nya kepada Israel untuk menyatakan kehendak-Nya maka pada masa PB Allah mengutus Yes...
Yesus agen penyelamat
Bila pada masa PL Allah mengutus para nabi-Nya kepada Israel untuk menyatakan kehendak-Nya maka pada masa PB Allah mengutus Yesus, Putra-Nya untuk menebus dosa manusia sehingga mereka bisa merespons dengan pertobatan.
Allah telah menetapkan Tuhan Yesus sebagai pemilik isi dunia ini karena melalui Dia, Allah menciptakan dunia ini (ayat 2, 10-12). Tuhan Yesus pantas menerima segala hormat dan kemuliaan untuk duduk di sebelah kanan takhta Allah karena hakikat-Nya dan karya-Nya. Hakikat Tuhan Yesus digambarkan sebagai "cahaya kemuliaan Allah" yang berarti Dia sempurna dalam karakter ilahi; "gambar wujud Allah" yang menunjuk kepada kesempurnaan hakikat ilahi Yesus (3a). Karya Tuhan Yesus adalah memelihara semua ciptaan dengan kuasa firman-Nya dan secara khusus sebagai Imam Besar yang mengadakan penyucian dosa manusia (3b).
Hakikat dan karya Tuhan Yesus ini membuktikan diri-Nya lebih tinggi dari semua makhluk ciptaan, termasuk para malaikat yang melayani Allah Bapa di surga (ayat 4). Tidak seorang malaikat pun yang disapa sebagai `Anak` oleh Bapa ataupun dihormati sebagai tangan kanan Allah (ayat 5, 13). Semua malaikat hanyalah pelayan Allah yang harus menyembah Tuhan Yesus dan yang bertugas melayani manusia (ayat 6, 14). Sebaliknya, Tuhan Yesus disapa Allah sebagai Raja kekal yang bertakhta di atas semua ciptaan yang tunduk dan takluk di hadapan-Nya (ayat 8-12).
Semakin kita menyelami keagungan hakikat dan karya Tuhan Yesus, seharusnya kita semakin tunduk dan taat tanpa syarat. Cara satu-satunya mewujudkan ketundukan dan ketaatan itu adalah dengan menjadikan Dia sebagai Raja dalam hati kita. Jadi, setiap pikiran kita, Dialah yang mengendalikannya; setiap perkataan kita, Dialah yang dimuliakan; dan setiap perbuatan kita, Dialah yang mengarahkannya.
Renungkan: Bila takhta Tuhan Yesus di surga ada di sebelah kanan Bapa, di manakah takhta-Nya dalam hidup Anda?
SH: Ibr 1:1-4 - Penyataan Sempurna (Sabtu, 29 Juli 2017) Penyataan Sempurna
Penulis Ibrani mengawali suratnya dengan pernyataan, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbic...
Penyataan Sempurna
Penulis Ibrani mengawali suratnya dengan pernyataan, "Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya..." (Ibr. 1:1-2). Memang awalan yang tidak lazim pada zamannya.
Pada masa itu para penulis surat biasanya memulai surat dengan memperkenalkan dirinya. Sang Penulis tidak menganggap itu sebagai hal yang penting. Dia langsung mulai dengan memperkenalkan Allah yang dikenal-Nya melalui pribadi Anak-Nya Yesus Kristus.
Sang Penulis menyatakan bahwa Allah selalu ingin menyapa manusia. Frasa "berulang kali" (polumeros)memperlihatkan bahwa dari zaman ke zaman para nabi menyampaikan berita yang relevan pada zamannya. Namun, perkenalan itu bukanlah sesuatu yang utuh. Menurut W. Barclay tidak ada seorang nabi pun yang pernah menerima kebenaran ilahi itu seutuhnya. Tetapi, Yesus berbeda. Yesus tidak menerima kebenaran itu atau menerima sebagian dari kebenaran itu, tetapi Dia adalah Kebenaran seutuhnya.
Sedangkan, frasa "pelbagai cara" (polutropos)menyiratkan bahwa para nabi secara kreatif, dengan cara-cara manusiawi menyampaikan kebenaran Allah yang telah diterimanya. Para nabi berupaya dengan berbagai cara agar para pendengarnya paham. Kadang dengan menggunakan alat peraga. Itu berbeda dengan Yesus. Ia menyatakan Allah dengan pribadi-Nya sendiri. Yesus menyatakan kepada manusia siapakah Allah itu. Dia menyatakan Allah itu dengan diri-Nya sendiri. Yesus adalah Allah.
Sang Penulis menyatakan bahwa sapaan Allah melalui para nabi itu tidak cukup. Sehingga Allah, pada masa yang telah ditetapkan-Nya, merasa perlu berkomunikasi melalui Anak-Nya -- Yesus Kristus -- yang adalah gambar wujud (karakter) Allah. Itu berarti manusia dapat mengenali Allah yangsebenarnya jika mereka melihat Yesus. Dengan demikian penulis menegaskan adanya kesinambungan antara PL dan PB. [YM]
SH: Ibr 1:1-4 - Sambutlah Perdamaian dari Allah (Minggu, 18 Juni 2023) Sambutlah Perdamaian dari Allah
Pada bagian awal suratnya, sangat terasa bahwa penulis Surat Ibrani menekankan pentingnya upaya yang dilakukan Allah ...
Sambutlah Perdamaian dari Allah
Pada bagian awal suratnya, sangat terasa bahwa penulis Surat Ibrani menekankan pentingnya upaya yang dilakukan Allah untuk berbicara.
Pertama-tama ia menuliskan bahwa pada zaman dahulu, yaitu pada masa Perjanjian Lama, Allah sudah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara dengan perantaraan para nabi (1). Kemudian, ia juga menulis bahwa pada zaman akhir, yaitu pada zaman Perjanjian Baru, Allah berbicara dengan perantaraan Anak-Nya (2).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti kata "berbicara" adalah berunding atau merundingkan. Upaya perundingan perlu dilakukan oleh kedua pihak yang tengah berkonflik, tidak hanya satu atau dua kali, melainkan berkali-kali.
Menarik untuk diperhatikan bahwa dengan menuliskan "Allah berulang kali … berbicara" (1), penulis Ibrani menunjukkan bahwa di satu sisi ada permusuhan antara Allah dan manusia. Namun, ada prakarsa dan upaya yang dilakukan Allah untuk mengakhiri permusuhan dan mengupayakan perdamaian.
Pada umumnya dalam sebuah permusuhan, pihak yang lebih lemah akan memulai upaya perundingan damai, sementara pihak yang lebih kuat akan enggan untuk berunding.
Namun, dalam permusuhan antara Allah dan manusia, terjadi paradoks yang menakjubkan. Pihak yang kuat, yaitu Allah, justru memprakarsai perundingan damai. Pihak yang lemah, yaitu manusia, justru enggan merespons Allah. Allah tahu, bila Dia hanya menunggu manusia untuk berbicara dengan Dia, maka pemulihan hubungan tak akan terwujud.
Puji syukur sebab Allah berinisiatif lebih dulu. Ia menyediakan pendamaian melalui Perantara yang lebih agung dan tinggi daripada semua nabi, yaitu Anak-Nya sendiri, Yesus Kristus. Melalui Kristus, kita mengenal Bapa, kita mengalami penyucian, dan menerima keselamatan kekal.
Bersyukurlah karena Allah berkenan menjadi pemrakarsa dan pelaku upaya pemulihan hubungan antara kita dengan Dia. Sudah sepatutnya kita merespons dengan menjaga kedekatan relasi kita dengan Allah dan mengupayakan perdamaian dengan sesama. [CHR]
Utley -> Ibr 1:1-4
Utley: Ibr 1:1-4 - --NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 1:1-41 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan pera...
NASKAH NASB (UPDATED): Ibr 1:1-4
1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
Ibr 1:1 "Setelah… Allah… berbicara" "Allah" tidak disebut terdahulu (dikedepankan) dalam kalimat bahasa Yunani; oleh karena itu, naskah ini tidak menekankan doktrin perwahyuan, namun bagaimana cara perwahyuan di masa lalu (AORIST ACTIVE PARTICIPLE).
□ "dengan perantaraan nabi-nabi" Orang Yahudi percaya bahwa nabi-nabilah yang menulis kitab suci. Inilah sebabnya Musa dianggap sebagai seorang nabi (lih. Ul 18:15) dan mengapa orang Yahudi menyebut buku-buku sejarah mulai dari Yosua sampai Raja-raja sebagai "nabi-nabi terdahulu." Oleh karenanya, frasa ini tidak menunjuk pada nabi-nabi PL saja, namun kepada semua para penulis PL.
Frasa "dengan perantaraan (en) nabi-nabi" (ay. Ibr 1:1) berparalel dengan dengan perantaraan (en) AnakNya" (v.2). Ada suatu kontras yang jelas antara dua alat perwahyuan ini. Yang pertama adalah seorang hamba dan yang lain adalah anggota keluarga. Yang pertama hanya bersifat parsial namun yang kedua adalah penuh dan lengkap (lih. Kol 1:15-17).
- NASB "dalam banyak bagian dan dalam banyak cara"
- NKJV "berulang kali dan dalam pelbagai cara"
- NRSV "dalam banyak dan berbagai cara"
- TEV "banyak kali dan dalam banyak cara"
- NJB "pada banyak kesempatan di masa lalu dan dengan banyak jalan"
Perwahyuan PL hanyalah merupakan sepotong makanan dalam bentuk dan isinya. Frasa ini ditempatkan di depan (dikedepankan) dalam naskah Yunani dari ay. Ibr 1:1 untuk menunjukkan penekanan si penulis. Tiap penulis PL memiliki berita yang penting, hanya bersifat sebagian.
Ibr 1:2 "pada zaman akhir ini" Periode waktu ini mempunyai beberapa sebutan.
- 1. hari-hari yang akan datang, Bil 24:14; Ul 8:16; Dan 2:28; 10:14
- 2. hari-hari yang terakhir, Yer 23:20; 30:24; 49:39; Yeh 38:8,16; Hos 3:5; Yoel 2:28 (Kis 2:17); Yoh 6:39,40,44,54; 11:24; 12:48; 2Tim 3:1; Yak 5:3
- 3. pada zaman akhir, 1Pet 1:5
- 4. pada zaman akhir, 1Pet 1:20
- 5. pada hari-hari zaman akhir, 2Pet 3:3
- 6. waktu yang terakhir, 1Yoh 2:18
Di akhir dari zaman akhir adalah "hari Tuhan" (yaitu "penyempurnaan," Mat 13:39,40; 24:3; 28:20; Ibr 9:26).
Orang Yahudi dalam periode antar alkitab melihat dua jaman: jaman dosa dan pemberontakan sekarang yang jahat (yang dimulai dari Kej 3) dan jaman kebenaran yang akan datang yang diresmikan oleh kedatangan Mesias dalam kuasa Roh. PL menekankan kedatangan Mesias dalam penghakiman dan kuasa untuk mendirikan jaman baru. Namun demikian gagal melihat secara jelas kedatangan pertama Yesus sebagai (1) "Hamba yang Menderita" dalam Yes 53; (2) Dia yang merendahkan diri yang mengendarai anak keledai dalam Za 9:9; dan (3) Yang tertikam dari Za 12:10. Dari perwahyuan progresif PB kita mengetahui bahwa Allah merencanakan dua kedatangan Mesias. Periode di antara Inkarnasi (kedatangan pertama) dengan kedatangan kedua mencakup ketumpang-tindihan kedua jaman Yahudi ini. Hal ini ditnjukkan dalam PB melalui frasa "hari-hari terakhir." Kita telah berada di dalam periode ini selama lebih dari 2000 tahun.
"AnakNya" Frasa ANARTHROUS "seorang anak laki-laki" tidak seharusnya ditulis dengan huruf besar karena rujukannya di sini adalah terhadap cara perwahyuan dan bukannya gelar sebutan bagi Yesus (lih. Ibr 3:5-6; 5:8; 7:28). Yesus bukanlah seorang hamba seperti Musa atau para nabi, namun seorang anggota keluarga (anak laki-laki).
□ "yang telah Ia tetapkan" Ini adalahj sebuah AORIST ACTIVE INDICATIVE, yang mengisyaratkan tindakan yang telah selesai (AORIST TENSE) di masa lalu (INDICATIVE MOOD). Kapan Allah menetapkan ahli waris Yesus? Apakah saat baptisanNya (lih. Mat 3:17) atau kebangkitan (lih. Rom 1:4)? Pertanyaan ini membawa kepada ajaran sesat "adopsionisme" (lihat Daftar Kata-kata Sukar), yang mengatakan bahwa Yesus menjadi Mesias pada satu waktu tertentu. Namun demikian, hal ini berkontradiksi dengan Yoh 1:1-18; 8:57-58; Fili 2:6-7; dad Kol 1:17. Yesus sudah dan selalu adalah Tuhan (lih. Yoh 1:1-2); oleh karena itu, keahli warisan harus bahkan ditetapkan sebelum inkarnasi dalam suatu pengertian ontologis.
□ "berhak menerima segala yang ada" Sebagai "Anak Allah," anak tunggal Allah (lih. Yoh 3:16), Ia adalah ahli waris (lih. Mat 21:33-46; Mazm 2:8). Hal yang luar biasa adalah bahwa manusia berdosa, melalui iman di dalam Dia, berbagi keahliwarisanNya (lih. Ibr 1:14; 6:12; Rom 8:17; Gal 4:7).
□ "Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta" Selalu sukarlah untuk mengetahui dengan pasti bagaimana istilah-istilah yang berhubungan harus ditafsirkan. Hanya ada satu ketumpang-tindihan semantik yang pasti di antara sinonim-sinonim. Istilah teknis Yunani untuk penciptaan dari yang tidak ada adalah ktizō, namun kata dalam naskah ini adalah poieō, yang artinya membentuk sesuatu dari substansi yang sudah ada sebelumnya. Apakah si penulis menggunakan kata-kata ini secara sinonim atau ia menghendaki suatu pembedaan yang spesifik? Sangat meragukan bila pembedaan teknis dikehendaki karena konteks teologisnya menunjuk pada penciptaan dengan kata-kata lisan (contoh nihilo, lih. Kej 1:6,9,16,20,24,26, namun di Ibr 2:7 Allah membentuk manusia). Lihat buku baru karangan John Walton, Dunia yang hilang dari Kejadian Satu.
Istilah "dunia" secara hurufiah adalah "jaman" (aiōnos). Ini bisa menunjuk pada bumi (lih. Mat 28:20) atau kepada jaman (yaitu waktu). Yesus tentu saja adalah pencipta keduanya (lih. Yoh 1:3; Kol 1:16; 1Kor 8:6). Penulis Ibrani menggunakan baik aiōnos (lih. Ibr 1:2; 6:5; 11:3) dan kosmos (lih. Ibr 4:3; 9:26; 10:5; 11:7,38), nampaknya sebagai istilah-istilah yang bersinonim.
- NASB "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah"
- NKJV "yang adalah cahaya kemuliaanNya"
- NRSV, NJB "Ia adalah pantulan kemuliaan Allah"
- TEV "Ia memantulkan kecemerlangan kemuliaan Allah"
Kata "cahaya"(apaugasma) hanya di gunakan di sini dalam PB. Dalam Filo kata ini digunakan untuk hubungan Mesias dengan YHWH dalam pengertian bahwa logos adalah pantulan dari tuhan. Bapa-bapa gereja Yunani mula-mula menggunakannya dalam pengertian bahwa Kristus adalah pantulan atau cahaya dari Allah. Dalam pengertian populer melihat Yesus adalah melihat Allah (Yoh 14:8-9), sebagaimana suatu cermin yang memantulkan terang dari matahari. Kata Ibrani "kemuliaan" (kabod) sering digunakan dalam pengertian kecemerlangan (lih. Kel 16:10; 24:16-17; Im 9:6).
Pemfrasaan ini mungin berhubungan dengan Ams 8:22-31, dimana "hikmat" (bentuknya FEMININE baik dalam bahasa Ibrani maupun Yunani) dipersonifikasikan sebagai ciptaan pertama Allah (lih. Sirach Ibr 1:4) dan pelaku penciptaan (lih. Hikmat Salomo Ibr 9:9). Konsep yang sama ini dikembangkan dalam kitab apokrifal Hikmat Salomo Ibr 7:15-22a Ams 22b-30. Dalam Ams 8:22 membuat segala hal; dalam ay. Ams 8:25 hikmat adalah penjelmaan murni dari kemuliaan Yang Maha Kuasa; dalam ay. Ams 8:26 hikmat adalah pantulan dari terang abadi, suatu cermin yang tak bercela dari pekerjaan Allah; dan dalam ay. Ams 8:29 dibandingkan dengan sinar (yaitu, matahari dan bintang-bintang) ia ternyata lebih tinggi."
Dalam PL kata Ibrani yang paling umum untuk "kemuliaan" (kabod) awalnya merupakan istilah komersial (yang merujuk pada sepasang skala) yang berarti "berbobot". Apa yang berat bernilai tinggi atau memiliki harga intrinsik. Seringkali konsep kecerahan ditambahkan ke kata tersebut untuk mengekspresikan keagungan Allah selama Periode Pengembaraan di Padang Belantara (Awan Kemuliaan Shekinah). Dia sendiri adalah layak dan terhormat. Ia terlalu cemerlang bagi umat manusia yang jatuh untuk dilihat. Tuhan hanya bisa benar-benar dikenal melalui Kristus (lih. Mat 17:02; Ibr 1:3; Yak 2:1).
Istilah "kemuliaan" agak bersifat mendua: (1) mungkin merupakan "kebenaran Allah", (2) mungkin mengacu pada "kesucian" atau "kesempurnaan" dari Allah, atau (3) bisa menunjuk pada gambar Allah yang di dalamnya manusia diciptakan (lih. Kej 1:26-27; 5:1; 9:6), tetapi yang kemudian rusak karena pemberontakan (lih. Kej 3:1-22).
- NASB "gambaran tepat dari wujudNya"
- NKJV "gambar wujud Allah"
- NRSV "jejak tepat dari keberadaan Allah sendiri"
- TEV "keserupaan yang tepat dari keberadaan Allah sendiri"
- NJB "mengemban jejak keberadaan Allah sendiri"
Frasa ini hanya ditemukan di sini di NT tetapi sering ditemukan dalam tulisan-tulisan Philo, yang menyelesaikan dan menambah karakterisasi sebelumnya. Istilah Yunani ini pada awalnya digunakan untuk alat ukiran, tetapi bisa juga mewakili tanda yang dibuatnya. Yesus tidak hanya mencerminkan Tuhan, Ia menanggung cap yang unik dari Tuhan (lih. Yoh 14:9).
Ada dua istilah Yunani yang digunakan untuk menggambarkan hubungan Kristus dengan Bapa:. (1) eikon, yang berarti gambar (lih. 2Kor 4:4; Kol 1:15) dan (2) charaktēr (lih. Ibr 1:3). Yang pertama adalah lebih umum dalam PB namun istilah yang terakhir ini lebih kuat dalam arti (lih. KJV "gambar yang tepat").
Seperti apakah Allah itu? Dia persis seperti Yesus dari Nazaret, yang adalah wahyu penuh dan lengkap dari Allah yang tidak kelihatan!
□ "Menopang segala yang ada" Ini adalah istilah umum "menanggung atau membawa" (pherō), tetapi dalam konteks ini memiliki konotasi "menegakkan," "memelihara," "mempertahankan." Hal ini menyampaikan konsep teologis mengenai "Takdir" (lih. Kol 1:17 dan suatu kemungkinan sindiran lain untuk Hikmat Salomo Ibr 8:1). Yesus tidak hanya menciptakan alam semesta (kemungkinan lain dari makna phero) melalui kata yang diucapkan (lih. Kej 1), tetapi Dia menopangnya dengan kata yang diucapkan!
□ "Dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" Dalam pemikiran orang Yahudi kuasa Tuhan disampaikan melalui kata yang diucapkan. Elohim menciptakan melalui kata yang diucapkan (lih. Kej 1:3,6,9,14,20,24). Kata–kata YHWH memiliki kekuatan yang independen untuk mencapai kehendak-Nya (lih. Yes 55:11). Bukanlah secara kebetulan bahwa Kristus disebut "Firman" dalam Yoh 1:1.
□ "Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa" Ini adalah suatu AORIST MIDDLE PARTICIPLE yang menekankan subyeknya (MIDDLE VOICE) dan menjelaskan suatu tindakan lengkap (AORIST TENSE, lih. Ibr 7:27; 9:12,28; 10:10). Yesus telah bertindak atas nama manusia berdosa (lih. Mr 10:45; 2Kor 5:21).
Kata "penyucian" digunakan dalam PB dalam beberapa pengertian.
- 1. penyucian dalam upacara (lih. Luk 2:22; 5:14; Yoh 2:6)
- 2. kesembuhan jasmani (lih. Mr 1:44)
- 3. suatu penggambaran untuk penebusan dosa (lih. Ibr 1:3; 2Pet 1:9, demikianlah kata William D. Mounce dalam karyanya Kamus Analitis terhadap Bahasa Yunani Perjanjian Baru, hal. 257)
Kita memperoleh kata bahasa Inggris "catharsis" dari istilah Yunani ini.
Perhatikan frase deskriptif "dari dosa." Ada dua cara yang mungkin untuk memahami frasa ini: (1) ini adalah adalah OBJECTIVE GENITIVE "dari pada dosa," ABLATIVE "Dari dosa." Kematian Yesus berurusan dengan masalah dosa, (2) itu adalah JAMAK yang tidak menyiratkan sifat keAdaman manusia, "masalah dosa," tetapi tindakan dosa secara individu. Yesus berurusan dengan perasaan bersalah pemberontakan umat manusia (masa lalu dan sekarang).
Pilihan kenaskahan ini diterima oleh para ahli UBS4, tetapi ada kemungkinan lain. Dalam keluarga kenaskahan Aleksandria yang diwakili oleh P46 frasa "melalui dirinya sendiri" (dia heautou) lah yang muncul dan bukannya "Nya" (autou), yang membuatnya merujuk pada ayat sebelumnya. Jenis variasi naskah yang sama ditemukan dalam 1Yoh 5:18 b.
Sangat menarik bahwa frasa "melalui dirinya sendiri" ini kurang muncul wakil naskah Aleksandria awal lainnya (א dan B). Hal ini tentu sangat mungkin bahwa ahli-ahli Taurat ortodoks takut bahwa frasa "melalui itu sendiri dilakukan pemurnian dari dosa-dosa" mungkin membawa kepada spekulasi gnostik dan mengubah "di’heautou" menjadi "autou." Untuk pembahasan yang lebih lengkap tentang kecenderungan ahli-ahli Taurat ortodoks lihat karya Bart D. Ehrman, Korupsi Kitab Suci Ortodoks, Oxford Press, 1993.
□ "Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi" Ini adalah cara kiasan untuk menyatakan karya paripurna dan peninggian Yesus (lih. Mazm 110:1; Luk Allah tidak memiliki tangan kanan. Ini adalah penggambaran Alkitab (antropomorfis) dari kekuasaan, otoritas, dan keunggulan. Tidak ada imam PL pernah duduk! Pekerjaan duniawi Yesus telah selesai. Dalam suatu pengertian ini merupakan penggambaran raja atau kerajaan (lih. Mazm 2; 45; 110:1-3.) yang berkaitan dengan fungsi imamat (lih. Mazm 110:4 dan Za 4.). Komunitas Laut Mati mengharapkan dua Mesias, yang satu imamat (yaitu, garis keturunan Harun, suku Lewi), yang lain raja (yaitu, garis keturunan Isai, suku Yehuda). Yesus memenuhi semua tiga jabatan urapan PL: nabi (lih. Ul 18:18.), imam (lih. Mazm 110:4.), dan raja (lih. 2Sam 7:13,16; Mazm 2; 110:1-3).
- NASB, NKJV, NRSV "Yang Mahabesar di tempat yang tinggi"
- TEV "dari Allah, Kuasa yang Tertinggi"
- NJB "Illahi Yang Mulia di tempat tinggi"
Ini adalah sebuah hal yang berbelit-belit. Orang Yahudi takut untuk menggunakan nama Allah tidak secara sia-sia (lih. Kel 20:7) sehingga mereka menyisipkan banyak istilah dan frasa alternatif (misalnya, "Kerajaan surga," "tahta," dll) atau menggunakan KALIMAT PASIF untuk merujuk kepada-Nya.
Ibr 1:4 Ayat ini tampaknya menjadi transisi antara ay. 1-3 dan ay. 5-14. Today’s English Version (TEV) mulai diskusi tentang superioritas Yesus atas para malaikat dengan v. 3.
Nama yang lebih besar daripada para malaikat yang telah diberikan pada Yesus, (lih. Rom 8:38-39; Ef 1:21; Kol 2:15) adalah "anak" (lih. ay. Ibr 1:5 [dua kali] dan 8) atau "Tuhan" (lih. ay. Ibr 1:10 dan Fili 2:9-11). Untuk "lebih baik"-nya lihat catatan sepenuhnya di Ibr 7:7.
Topik Teologia -> Ibr 1:3
Topik Teologia: Ibr 1:3 - -- Allah yang Berpribadi
Kemuliaan Allah sebagai Keberadaan-Nya
Kel 15:11 Kel 24:17 Kel 40:34-35 Ima 9:23 Bil 14:21 Ula 5:24 1Ra 8:11 ...
- Allah yang Berpribadi
- Kemuliaan Allah sebagai Keberadaan-Nya
- Kel 15:11 Kel 24:17 Kel 40:34-35 Ima 9:23 Bil 14:21 Ula 5:24 1Ra 8:11 1Ta 16:24 Neh 9:5 Maz 8:2 Maz 19:2 Maz 29:1-3 Maz 63:3 Maz 96:8 Maz 111:3 Maz 138:4-5 Yes 6:1-4 Yes 42:8 Yes 58:8 Yes 60:1-2 Yes 66:18-19 Hab 2:14 Hag 2:8 Zak 2:5 Luk 2:9,14 Yoh 17:22 Rom 6:4 2Ko 4:6 Ibr 1:3 2Pe 1:17 Wah 21:23
- Allah Memiliki Kebebasan (Berdaulat)
- Kej 24:3 Ula 4:39 1Sa 2:6-8 2Sa 7:28 2Ra 19:15 Ayu 9:12 Ayu 41:2 Maz 24:1,10 Maz 50:10-12 Maz 75:7-8 Maz 95:3-5 Maz 99:1 Maz 115:3 Maz 135:6 Maz 146:10 Pengk 3:14 Pengk 9:1 Yes 45:9 Yes 46:10 Yes 61:1,11 Yer 18:6 Rat 5:19 Dan 4:35 Dan 6:27 Mal 1:14 Mat 6:9-10 Mat 11:25-26 Yoh 19:11 Kis 4:24-28 Rom 14:11 Efe 1:11 Efe 4:6 Ibr 1:3 Yak 4:12 Wah 1:5-6
- Yesus Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Penjagaan Allah
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Para Malaikat Baik
- Natur dari Para Malaikat Baik
- Status Para Malaikat Baik
- Para Malaikat dan Kristus
- Para Malaikat Inferior dari Kristus
TFTWMS: Ibr 1:3 - Ia Adalah Cahaya Kemuliaan Allah IA ADALAH CAHAYA KEMULIAAN ALLAH (Ibrani 1:3a)
Sang Anak dikatakan sebagai "cahaya kemuliaan-Nya" (ay. 3a). Di sini kita melihat kebesaran ...
IA ADALAH CAHAYA KEMULIAAN ALLAH (Ibrani 1:3a)
Sang Anak dikatakan sebagai "cahaya kemuliaan-Nya" (ay. 3a). Di sini kita melihat kebesaran Kristus dalam hal bahwa Ia mencerminkan kemuliaan Bapa. "Cahaya" (aÓpau/gasma, apaugasma) dapat berarti "bersinar," atau apa yang "mencerminkan kemuliaan Allah" (RSV). Jerusalem Bible menulis "pancaran cahaya kemuliaan Allah dan salinan sempurna sifat-Nya." Namun begitu, berpendapat bahwa Ia mencerminkan kemuliaan Allah seperti bulan memantulkan sinar matahari adalah salah. "Cahaya langsung" adalah gambaran yang lebih baik.
Ungkapan "cahaya kemuliaan-Nya" menemukan kesejajarannya dalam "gambar Allah yang tidak kelihatan" (Kolose 1:15) dan "dalam rupa Allah" (Filipi 2:6). Dalam Perjanjian Lama kemuliaan Allah adalah cahaya yang menyilaukan (Keluaran 34:29-35). Kecerahan ini mengingatkan kita pada penampakan Yesus dalam Perubahan Wujud (Matius 17:2; Markus 9:2, 3; Lukas 9:29). Pada saat itu, Ia bersinar dengan shekinah (harfiah, "menetap"), yaitu, kehadiran Allah seperti yang digambarkan dalam Perjanjian Lama. Munculnya kemuliaan itu seharusnya sudah meyakinkan para rasul bahwa mereka tidak lagi mengindahkan Musa, tetapi harus menerima Yesus sebagai penguasa tertinggi mereka. Allah menambahkan dengan "Dengarkanlah Dia!" untuk menegaskan kebenaran itu.
Kemuliaan yang digambarkan di sini adalah suatu demonstrasi bahwa kepenuhan ke-Allah-an berdiam di dalam Kristus (Kolose 2:9). Salah satu tujuan jelas penulis itu adalah menunjukkan bahwa sifat Yesus yang sesungguhnya adalah Ilahiyat.
Pada abad keempat debat untuk membuktikan keilahian-Nya adalah perlu karena salah memahami sifat Kristus bisa berakibat melemahkan keseluruhan sifat injil. Bahkan, seluruh hidup kita akan salah jika kita memiliki konsep yang salah tentang Kristus dan menganggap Dia hanya sebagai "manifestasi" Ilah dan bukan esensi Allah. Pernyataan ini sejajar dengan pernyataan Yohanes bahwa "Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" (Yohanes 1:1).
Setelah menunjukkan bagaimana Allah mengomunikasikan kehendak-Nya kepada kita, penulis itu melanjutkan dengan penekanan pada kemuliaan Allah yang diwujudkan dalam Kristus. Mengapakah kebenaran ini sangat penting pada abad pertama? Orang-orang Yahudi bangga terhadap keindahan bait suci dan menganggap itu sebagai manifestasi kehadiran Allah bersama mereka. Orang Yahudi Kristen harus memahami bahwa kemuliaan Kristus jauh melampaui kemuliaan bait suci, yang akan segera (pada 70 M.) dihancurkan selamanya.
IA ADALAH GAMBAR WUJUD SIFAT ALLAH (Ibrani 1:3b)
Kristus adalah "gambar wujud [sifat] Allah" (ay. 3b). Sama seperti gambar pada koin sesuai dengan bentuk cetakannya2yang dengannya gambar itu dicetak, maka Anak Allah juga "memiliki cap sifatnya yang sebenarnya" (RSV). "Gambar wujud" (carakth/r, charaktēr) hanya digunakan di sini dalam Perjanjian Baru dan berkaitan dengan hasil reproduksi yang persis sama. Arti "karakter" di sini tidak sama dengan artinya dalam bahasa Indonesia. Di tempat lain Yesus disebut eikōn ("gambaran sebenarnya") Allah (2 Korintus 4:4; Kolose 1:15). Manusia disebut "gambaran [eikōn] … Allah" dalam 1 Korintus 11:7. Charaktēr mengacu kepada duplikat yang tepat, sementara eikōn mengacu kepada kepemilikan sifat-sifat perwakilan saja. Yesus memiliki semua sifat Allah, Bapa-Nya. Penulis kuno Theodore dari Mopsuestia (350-428 M.) mengatakan bahwa "Firman itu adalah Allah" (Yohanes 1:1) adalah setara dengan "Ia adalah … gambar sebenarnya dari sifat-Nya."3
Jadi, menurut bahasa ini, Yesus adalah "salinan"—tetapi ini tidak berarti sesuatu yang lain selain yang nyata itu. Chrysostom menjelaskan bahwa istilah ini hanya dapat digunakan karena "bahasa manusia tidak memadai untuk menggambarkan kebenaran transendental secara presisi."4Kita harus jangan membolehkan kata-kata terjemahan mendorong kita kepada kesimpulan yang salah yang melanggar ayat-ayat yang jelas di tempat lain! Kristus itu lebih unggul daripada makhluk lain atau malaikat mana saja karena hubungan-Nya yang dekat dengan Bapa. Ia itu ilahi, meski Ia dalah pribadi lain yang berbeda dari Bapa, dan dari esensi yang sama sebagaimana Allah (Yohanes 10:30; 17:20, 21).5Sekte-sekte, baik kuno maupun moderen, yang menyatakan Yesus hanyalah manusia biasa atau malaikat paling tinggi kehilangan sepenuhnya arti kitab Ibrani itu. Yesus memiliki sifat Bapa: Ini sangat luar biasa, tapi itu adalah kebenaran yang secara jelas diumumkan dalam Kitab Suci! Ungkapan ini adalah pernyataan paling agung dan paling mendalam tentang keilahian Kristus. "Pribadi" atau "sifat" (uJpo/stasiß, hupostasis) adalah keberadaan atau esensi seseorang. Nas ini, tanpa diragukan lagi, mendukung pandangan bahwa Yesus memiliki sifat yang sama seperti Allah.
IA MENOPANG SEGALA YANG ADA DENGAN FIRMAN-NYA YANG PENUH KEKUASAAN (Ibrani 1:3c)
Selanjutnya, penulis itu mengatakan bahwa Kristus "menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (ay. 3c). Ini adalah pokok pikiran yang sama seperti yang ditemukan dalam Kolose 1:17: "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." Itu merupakan gambaran tentang karya penyediaan. Sebagaimana dunia diciptakan oleh "firman" (rJhvma, rhēma) Allah, maka dunia juga ditopang oleh firman-Nya—kuasa pemeliharaan-Nya. Sepasti Ia menciptakan segala sesuatu, tidak ada yang bisa terus berwujud tanpa Dia.
Pernyataan yang dibuat di sini bisa juga berarti bahwa Ia memelihara keteraturan dan kesejahteraan alam semesta. "Segala yang ada" mencakup semua malaikat, semua manusia, semua matahari, semua bulan, dan semua bintang. Apakah ini berarti bahwa Yesus melakukan mujizat setiap hari dengan melakukan sesuatu atau mengucapkan firman untuk menjaga tatanan dunia? Tidak, karena yang Ia lakukan hanyalah menempatkan sistem materi yang terus-menerus beroperasi secara tertib. Matahari muncul setiap pagi karena Yesus tidak mengucapkan firman untuk mengubah sistem itu sejak permulaan. Kita menyebut itu sebagai penyediaan umum Allah.
Firman Allah yang diucapkan menciptakan dunia dari ketiadaan (Ibrani 11:3). Yesus adalah "Pribadi yang membawa segala sesuatu ke depan pada jalur yang telah ditetapkan bagi mereka."6Planet-planet dijaga untuk tetap dalam orbit mereka dengan firman kuasa-Nya yang kuat, berwibawa, dan efektif. Konsep Allah sebagai Pencipta dikenal baik oleh orang-orang Yahudi Perjanjian Lama yang setia (lihat Yesaya 40:21, 22). Kita perlu merenungkan lebih jauh pokok-pokok pikiran ini dan percaya sepenuhnya kepada kuasa penciptaan dan penyediaan Allah.
IA MENGADAKAN PENYUCIAN DOSA (Ibrani 1:3d)
Kristus "mengadakan penyucian dosa" (ay. 3d). Alkitab NIV mengatakan bahwa Ia "menyediakan pemurnian bagi dosa-dosa." Dalam ungkapan sederhana ini ditemukan inti injil. Di bawah hukum Musa, pemurnian moral hanya bisa dibuat dengan pengorbanan (Ibrani 9:22). Yesus menyediakan sarana pengampunan dosa kita melalui pencurahan darah-Nya di kayu salib. Manfaatnya adalah bahwa kita memiliki pengampunan yang tersedia terus-menerus (1 Yohanes 1:7). "Selesai mengadakan" (poihsa¿menoß, poiēsamenos), karena berbentuk participle aorist, menunjukkan bahwa tindakan itu sudah diselesaikan di masa lalu. Ini menekankan bahwa karya penebusan Kristus adalah lengkap, yang merupakan maksud utama Kitab Ibrani.
Yesus tidak datang hanya untuk mengajarkan kebenaran moral atau hanya menjadi teladan atau martir. Ia datang untuk menghapus dosa agar kita bisa memiliki hidup yang kekal. Namun begitu, kebenaran besar di sini adalah bahwa dengan mengadakan pemurnian dosa maka Anak Allah telah mencapai sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh orang lain. Ia melakukan apa yang tidak bisa dilakukan imam besar, sebab perbuatan imam hanya menghasilkan remisi selama satu tahun. Sebaliknya, Yesus memperoleh pengampunan dosa-dosa masa lalu kita secara penuh dan lengkap untuk sepanjang waktu. Ia melanjutkan karya penebusan itu dengan senantiasa hidup untuk menjadi pengantara bagi kita. (Ibrani 7:25).
IA DUDUK DI SEBELAH KANAN ALLAH (Ibrani 1:3e)
Sang Anak adalah Penebus kita. Setelah menyelesaikan penyucian dosa kita, Ia duduk di sebelah kanan Allah (ay. 3e). Ketika Yesus menampakkan diri kepada Stefanus dari sebelah kanan takhta di sorga, Ia sedang berdiri (Kisah 7:56)! Penekanan kitab Ibrani bahwa Kristus sekarang "duduk" menunjukkan bahwa karya penebusan-Nya sudah selesai, sehingga itu menyangkal doktrin apa saja tentang persembahan diri-Nya sebagai korban secara berkesinambungan.
Acuan yang dibuat di sini adalah kepada Mazmur 110:1, yang adalah kata kunci yang dikutip berulang kali dalam kitab Ibrani (1:13; 8:1; 10:12, 13; 12:2). Ibrani 10:11 membedakan imam keturunan Harun yang berdiri setiap hari dengan Kristus yang duduk. Tidak ada ketentuan yang dibuat untuk para imam Yahudi untuk duduk; di dalam kemah suci tidak ada kursi. Imam-imam Yahudi terus-menerus bekerja untuk mencapai keselamatan yang tidak memadai. Sebaliknya, Kristus telah sepenuhnya mendatangkan keselamatan kita dengan karya penebusan-Nya yang dilakukan sekali untuk selamanya di kayu salib!
Mazmur 110 ditujukan kepada seorang pangeran dalam keluarga Daud. "Secara jelas" adalah hak prerogatif keluarga Daud untuk duduk di hadapan ilahi, seperti Daud sendiri ketika ia 'masuk … kemudian duduk … di hadapan TUHAN'" (2 Samuel 7:18).7Mazmur ini menjadi bukti teks favorit gereja mula-mula dalam menunjukkan Yesus sebagai Kristus. (Lihat Markus 12:37; Kisah 2:34; 1 Korintus 15:25; Efesus 1:20.) Nas itu digunakan bukan hanya untuk menunjukkan bahwa karya-Nya sudah berakhir dan Ia sedang beristirahat, tetapi juga bahwa selagi duduk Ia juga memerintah bersama Allah (Kisah 2:33-36). Ia adalah "Pemimpin dan Juruselamat" (Kisah 5:31) dan bertakhta bersama Bapa-Nya!
TFTWMS: Ibr 1:2-3 - Sifat Dan Kemuliaan Kristus Sifat Dan Kemuliaan Kristus (Ibrani 1:2b-3)
2b Yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan a...
Sifat Dan Kemuliaan Kristus (Ibrani 1:2b-3)
2b Yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. 3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, Tujuh pernyataan luar biasa dalam nas singkat ini merangkum sifat ilahi dan kemuliaan Kristus. Seraya kita meneliti semua ini, mari kita perhatikan apa arti setiap sifat ilahi itu dalam kaitannya kepada hubungan kita dengan Dia.
IA BERHAK MENERIMA SEGALA YANG ADA (Ibrani 1:2b)
Yesus dinyatakan sebagai "yang berhak menerima segala yang ada" (ay. 2b). Ungkapan ini mungkin menggemakan Mazmur 2:8, yang mengatakan bahwa segala sesuatu telah dijanjikan kepada Dia, termasuk "bangsa-bangsa." Kristus sekarang adalah Penguasa Tertinggi atas segala sesuatu (Kolose 1:18; Efesus 1:22, 23). Penulis itu dalam Ibrani 2:5-9 menguraikan kebenaran ini dengan menjelaskan bahwa "Yesus, sebagai Adam yang terakhir, memiliki segala sesuatu di bawah kaki-Nya" (NASB). Ia menyebutkan "segala sesuatu" (pa¿nta, ta panta), yang merupakan ungkapan luas yang mungkin hanya berarti "manusia" atau bisa juga mencakup segala sesuatu di bumi dan di sorga. Tidak bisa ada keraguan bahwa "segala sesuatu" mencakup orang-orang tertebus di segala zaman. Oleh karena itu, kita adalah milik Kristus, Kristus adalah milik Allah, dan segala sesuatu yang Kristus miliki adalah milik kita (1 Korintus 3:21-23). Ia adalah "ahli waris" karena Allah hanya memiliki satu "Anak." Bagi kita tak ada status anak maupun ahli waris yang terpisah dari Kristus. Sesungguhnya, Kristus melambangkan pintu terbuka menuju berbagai harta yang Allah telah sediakan untuk orang tertebus. Tidak ada orang yang bisa merenungkan kebenaran mulia ini tanpa dibanjiri perasaan takjub dan sukacita.
Kita tidak dapat menyatakan dengan pasti kapan Yesus menduduki jabatan-Nya sekarang ini, tapi itu pasti terjadi pada saat Ia mengumumkan bahwa "segala kuasa" telah diberikan kepada Dia (Matius 28:18). Paulus dalam Filipi 2:5-9 menyatakan bahwa peninggian-Nya terjadi sebagai akibat dari kematian dan kebangkitan-Nya. Meskipun banyak hal dalam ayat-ayat ini berada di luar pemahaman kita, kita harus ingat kebenaran tentang peninggian akbar Anak Allah.
IA MENJADIKAN ALAM SEMESTA (Ibrani 1:2c)
Penulis itu mengatakan, "Oleh Dia [Yesus] Allah telah menjadikan alam semesta" (ay. 2c). Meski istilah "dunia" (ai˙w◊naß, aiōnas) berbentuk jamak, istilah itu bisa diterjemahkan "dunia" atau "alam semesta," seperti terjemahan NIV dan Moffatt.
Kristus berpartisipasi dalam penciptaan, dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan (Yohanes 1:1-3)! Imam Arius dari Aleksandria (sekitar 250-336 M.) menyatakan bahwa Yesus adalah makhluk ciptaan. Dalam menyangkal Arius, bapak gereja Yunani Athanasius (sekitar 293-373 M.) menjawab dari pasal pertama Yohanes: Karena Yesus terlibat dalam penciptaan segala sesuatu, maka Ia sendiri tidak bisa dianggap sebagai makhluk ciptaan! Siapapun sekarang ini yang mengklaim Yesus adalah penghulu malaikat yang diciptakan akan disangkal oleh penalaran yang sama. Meski banyak yang meragukannya, kehadiran Yesus dalam keAllah-an bisa jadi diisyaratkan dalam bentuk kata benda jamak untuk Allah (<yh!Oa, ʼelohim) di Kejadian 1:1, 26.
Jika kita bisa membayangkan kekuatan luar biasa yang diperlihatkan dalam Penciptaan, kita tidak akan dapat membatasi Allah dalam pengertian apapun. Setiap orang yang tidak percaya melakukan tepat seperti itu, karena ia tidak bisa membayangkan Allah yang begitu besar sehingga Ia menciptakan ruang yang luas dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Orang percaya seharusnya tidak punya masalah untuk menerima bahwa Yesus menciptakan segala sesuatu. Ia seharusnya bahkan tidak terganggu oleh penemuan lubang hitam, novae, dan bintang-bintang atau planet-panet di ruang angkasa yang sebelumnya tidak diketahui. Potongan-potongan informasi baru seharusnya membuat kita menyembah dengan rasa takjub dan penghargaan yang lebih besar karena kita telah belajar lebih banyak tentang kuasa, kekuatan, dan hikmat Allah.
Jika penemuan-penemuan baru mengguncang iman kita, itu hanya bisa terjadi karena kita memiliki pandangan yang terbatas terhadap kebesaran dan keagungan Allah kita. Bukti bagi sosok Pencipta dengan kekuatan dan kemampuan yang luar biasa tersirat dalam setiap sel tubuh kita. Allah yang sangat peduli terhadap setiap anak-Nya sampai-sampai Ia mengetahui jumlah rambut di kepala kita adalah Allah yang bisa merawat kita bahkan dalam hal-hal yang paling remeh (Lukas 12:6, 7).
F. F. Bruce mungkin benar dalam mengatakan bahwa ungkapan "melalui siapa Ia juga menjadikan dunia" bisa menjadi jejak bagi sebuah himne Kristen atau pengakuan iman dalam gereja mula-mula (lihat Yohanes 1:3; Kolose 1:16).1Bahasa ayat 1 sampai 3 sangatlah tinggi dalam memuji Kristus sehingga itu tampaknya bergetar bersama suara-suara yang tergabung dalam sebuah himne Kristen mula-mula.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Ibrani (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Disebutkan
Tema : Perjanjian yang Lebih Baik
Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Latar Belakang...
Penulis : Tidak Disebutkan
Tema : Perjanjian yang Lebih Baik
Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Latar Belakang
Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.
Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr 13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5.
Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini.
Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M.
Tujuan
Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya
- (1) untuk tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada kesudahannya,
- (2) untuk maju terus menuju kedewasaan rohani dan
- (3) untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.
Survai
Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama.
- (1) Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
- (2) Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14--5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11--6:12).
- (3) Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.
Ciri-ciri Khas
Delapan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
- (2) Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).
- (3) Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.
- (4) Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus.
- (5) Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
- (6) Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr 11:1-40).
- (7) Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
- (8) Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.
Full Life: Ibrani (Garis Besar) Garis Besar
I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul
daripada Agama Orang Yahudi
(Ibr 1:1-10:18)
...
Garis Besar
- I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul
daripada Agama Orang Yahudi
(Ibr 1:1-10:18) - A. Dalam Penyataan
(Ibr 1:1-4:13)
Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah
kepada Manusia - 1. Lebih Unggul dari Para Nabi
(Ibr 1:1-3) - 2. Lebih Unggul dari Para Malaikat
(Ibr 1:4-2:18)
Peringatan: Bahaya Pengabaian
(Ibr 2:1-4) - 3. Lebih Unggul dari Musa
(Ibr 3:1-6)
Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan
(Ibr 3:7-19) - 4. Lebih Unggul dari Yosua
(Ibr 4:1-13) - B. Dalam Renungan
(Ibr 4:14-10:18)
Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman Lewi - 1. Lebih Unggul Kualifikasi-Nya
(Ibr 4:14-7:25)
Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani
(Ibr 5:11-6:3)
Peringatan: Bahaya Kemurtadan
(Ibr 6:4-20) - 2. Lebih Unggul Watak-Nya
(Ibr 7:26-28) - 3. Lebih Unggul Pelayanan-Nya
(Ibr 8:1-10:18) - a. Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik
(Ibr 8:1-5) - b. Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik
(Ibr 8:6-13) - c. Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik
(Ibr 9:1-22) - d. Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna
(Ibr 9:23-10:18) - II. Penerapan: Nasihat untuk Bertekun
(Ibr 10:19-13:17) - A. Dalam Bidang Keselamatan
(Ibr 10:19-38) - B. Dalam Bidang Iman
(Ibr 10:39-11:40) - 1. Sifat-Sifat Iman
(Ibr 10:39-11:3) - 2. Teladan Iman dari Perjanjian Lama
(Ibr 11:4-38) - 3. Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus
(Ibr 11:39-40) - C. Dalam Bidang Ketabahan
(Ibr 12:1-13) - D. Dalam Bidang Kekudusan
(Ibr 12:14-13:17) - 1. Pengutamaan Kekudusan
(Ibr 12:14-29) - 2. Pelaksanaan Kekudusan
(Ibr 13:1-17) - Penutup
(Ibr 13:18-25)
Matthew Henry: Ibrani (Pendahuluan Kitab)
Mengenai surat kerasulan ini kita harus mengadakan penyelidikan atas,
I. Otoritas ilahi dari surat ini, sebab ada beberapa orang yang memper...
- Mengenai surat kerasulan ini kita harus mengadakan penyelidikan atas,
- I. Otoritas ilahi dari surat ini, sebab ada beberapa orang yang mempertanyakannya, yaitu orang-orang yang merasa pandangan mereka terganggu karena tidak sanggup menahan terang yang terpancar dari surat tersebut, atau orang-orang yang merasa bahwa pernyataan-pernyataan mereka yang salah terbukti dapat dibantah oleh surat ini. Termasuk di dalamnya orang-orang seperti para pengikut Arianisme (diajarkan oleh Arius pada akhir abad ketiga dan awal abad keempat – pen.), yang menyangkal keilahian dan keberadaan Kristus oleh diri-Nya sendiri, dan juga kaum pengikut Socinianisme (diajarkan oleh Faustus Socinus pada abad kelima belas dan keenam belas untuk menyerang pengajaran Trinitas – pen.) yang menyangkal karya penebusan dosa oleh Kristus. Namun, bagaimanapun juga, sekalipun adanya upaya-upaya orang-orang seperti itu untuk meremehkan surat kerasulan ini, sumber keilahian dari surat ini tetap saja memancarkan cahaya yang berkas-berkas sinarnya demikian kuat dan terang sehingga dengan membaca sepintas saja orang dapat memahami bahwa surat ini merupakan bagian dari kanon kitab suci. Keilahian dari isi surat, keagungan gaya penulisan, kemuliaan rancangannya, keserasian isi surat ini dengan bagian-bagian lain kitab suci, dan penerimaan umum dari jemaat-jemaat Allah di segala abad, semua ini membuktikan adanya otoritas ilahi di dalam surat ini.
- II. Mengenai siapa yang menyalin atau menulis surat ini, kita tidak begitu pasti. Surat ini tidak mencantumkan nama siapa pun di bagian depannya, sebagaimana biasanya di dalam surat-surat kerasulan lainnya, dan ada perbedaan pendapat di antara para cendekiawan Alkitab mengenai siapa yang dapat dianggap sebagai penulisnya. Beberapa orang menunjuk kepada Clemens dari Roma, yang lain menunjuk kepada Lukas, dan banyak juga yang menunjuk kepada Barnabas, mengingat bahwa gaya dan cara pengungkapannya sangat cocok dengan temperamen Barnabas yang penuh semangat, meyakinkan, dan penuh kasih sayang, seperti yang dicatat mengenai dirinya di dalam Kitab Kisah Para Rasul. Selain itu, ada seorang bapa gereja di zaman dulu yang mengutip suatu pernyataan dari surat kerasulan ini dan menyebutnya sebagai kata-kata Barnabas. Namun, secara umum banyak yang menunjuk kepada Rasul Paulus sebagai penulis surat ini, dan beberapa salinan naskah dan terjemahan yang muncul kemudian memang mencantumkan nama Paulus pada bagian judulnya. Di zaman gereja mula-mula, pada umumnya yang dianggap sebagai penulis surat ini adalah Rasul Paulus, mengingat akan gaya penulisan dan ruang lingkupnya yang sangat cocok dengan semangatnya, yang berpikiran jernih dan berhati hangat, yang tujuan dan upaya utamanya adalah untuk memuliakan Kristus. Beberapa orang berpendapat bahwa Rasul Petrus merujuk kepada surat kerasulan ini, dan membuktikan bahwa Paulus adalah penulis surat ini, dengan memberitahukan kepada orang-orang Ibrani di dalam suratnya kepada mereka, bahwa Paulus pernah juga menulis kepada mereka (2Ptr. 3:15). Kita membaca bahwa tidak ada lagi surat kerasulan lain yang pernah Paulus tulis kepada mereka selain surat ini. Banyak pihak yang merasa keberatan mengenai hal ini, karena biasanya Rasul Paulus selalu mencantumkan namanya di dalam semua surat kerasulannya yang lain, jadi tentunya dia tidak akan menghilangkannya di dalam surat ini. Namun, ada pihak-pihak lain yang menjawab keberatan itu dengan baik, dan menyatakan bahwa karena Rasul Paulus adalah rasul bagi bangsa-bangsa lain, yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi, maka akan sangat bijaksana untuk menyembunyikan namanya, supaya jangan sampai prasangka mereka kepada Rasul Paulus akan membuat mereka enggan membacanya dan tidak mau mempertimbangkan isi surat itu sebagai sesuatu yang harus mereka lakukan.
- III. Mengenai ruang lingkup dan rancangan surat kerasulan ini, sangat jelas bahwa surat ini memberitahukan dengan terus terang pemikiran-pemikiran, dan dengan yakin menegaskan pertimbangannya kepada orang-orang Ibrani mengenai keunggulan luar biasa dari Injil di atas hukum Taurat. Dan selanjutnya, untuk membebaskan mereka dari kewajiban-kewajiban upacara hukum Taurat yang begitu menambat hati mereka, dan yang begitu mereka sukai dan bahkan sayangi. Orang-orang Ibrani yang telah menjadi Kristen ternyata masih menyimpan terlampau banyak ragi lama, dan mereka perlu dibersihkan dari ragi itu. Rancangan surat kerasulan ini adalah untuk mengajak dan mendesak orang-orang Ibrani yang sudah mengaku percaya supaya tetap melekat erat kepada iman Kristen, dan tetap bertekun di dalamnya, walaupun harus menghadapi banyak penderitaan ketika menjalankan kebenaran itu. Untuk mencapai maksud itu, Rasul Paulus banyak berbicara tentang keunggulan Sang Pengarang Injil ini, yakni Yesus yang Mulia, yang kemuliaan-Nya dia tinggikan, dan dia utamakan melebihi siapa pun, dengan menunjukkan bahwa Dia menjadi segalanya, dan hal ini dilakukan dengan gaya penulisan yang menakjubkan dalam bahasa indah yang kudus. Harus diakui bahwa ada banyak hal yang sulit dimengerti di dalam surat kerasulan ini, namun kemanisan yang akan kita temukan di dalamnya akan membuat kita memperoleh ganti rugi yang berlimpah-limpah atas semua usaha yang kita lakukan untuk memahaminya. Dan sesungguhnya, jika kita membandingkan semua surat kerasulan di dalam Perjanjian Baru, kita tidak akan dapat menemukan surat lain yang lebih dilengkapi dengan pokok-pokok yang bersifat ilahi dan sorgawi dibandingkan dengan surat kepada orang-orang Ibrani ini.
Jerusalem: Ibrani (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Ibrani (Pendahuluan Kitab) SURAT KEPADA ORANG-ORANG IBRANI
KATA PENGANTAR
Kepada siapakah surat ini ditudjukan
Djudul surat ini "Kepada orang-orang Ibrani" sudah terdapat pada n...
SURAT KEPADA ORANG-ORANG IBRANI
KATA PENGANTAR
Kepada siapakah surat ini ditudjukan
Djudul surat ini "Kepada orang-orang Ibrani" sudah terdapat pada naskah- naskah tertua, dari abad-kedua. Dewasa itu jang dinamakan orang Ibrani umumnja orang Jahudi jang menetap di Palestina untuk membedakan mereka dari orang Jahudi jang hidup dalam pertebaran diperasingan dan berbahasa serta berkebudajaan Junani. Dan memang, dalam membatja surat ini kita mendapat kesan-kesan bahwa ia. ditudjukan kepada orang-orang, golongan-golongan atau umat-umat serani bangsa Jahudi, jang hidup ditengah-tengah orang Junani kolot jang fanatik, misalnja di Jerusalem dan Judea. Terang pula, bahwa orang-orang jang dimaksudkan sebagai pembatja langsung, ialah orang-orang agak tjerdas dan mahir sekali dalam kitab Kudus, seperti ahli-ahli taurat atau bekas imam-imam, jang barangkali djuga berfungsi pemimpin dalam umat-umat atau merupakan golongan besar dan terkemuka dalam umat-umat. Mengenai imam-imam misalnja kita ketahui dari Kis. Ras. 6:7 bahwa sudah pada permulaan "banjak sekali" imam-imam bertobat. Ada ahli-ahli jang mengira-ngirakan djumlah mereka beratusan malah lebih dari seribu.
Dari surat terang pula, bahwa orang-orang jang ditudjui surat, hidup dalam banjak sengsara dan kesukaran-kesukaran berat karena agamanja, sehingga ada jang hampir putus asa. Mereka sudah lama serani (5:12) dan telah bertahan dalam penganiajaan-penganiajaan jang hebat (10:32-54). Pengadjar-pengadjar dan pemimpin-pemimpin mereka sudah banjak jang dibunuh. Tentang Jakobus, pemimpin (uskup) umat Jerusalem kita tahu bahwa ia dibunuh oleh pemberontak-pemberontak dalam tahun 62. Umat Jerusalem terpaksa mengungsi, hidup bertebaran diperasingan, tanpa penghidupan jang wadjar, dan djuga disana dihinakan dan dianiaja oleh orang-orang Jahudi kolot. Waktu pemberontakan di Jerusalem, mendjelang dan pada awal perang Jahudi-Roma umat disitu diumpat sebagai murtad dan pengchianat lagi dikedjar, sehingga mereka melarikan diri sampai keseberang Jordan. Dan menurut dugaan kira-kira waktu itu (antara 60 dan 70) surat ini ditulis.
Nasib umat-umat tersebut memang berat sekali dan kita mengerti bahwa itu mendjadi alasan untuk banjak penggodaan jang hebat, sebab djalan keluar ada, dan gampang sekali djuga, jaitu berbalik kepada agama jang lama. Rupanja ada jang sudah kehilangan semangat dan mulai mendjauhkan diri dari umat dan tidak hadir lagi pada ibadat umum. Lih. 6:11-13; 12:25; 5:11-14; 10:32-39. Kita berkesan lagi, bahwa ada, dan hal ini kita mudah mengerti kalau memang bagian besar dari umat terdiri dari bekas imam dari orang-orang bangsa Levi, jang sangat merasa tertarik kepada perajaan-perajaan ibadat jang gemilang dan meriah di Kenisah Jerusalem, dan masih terlalu tinggi menilaikan ibadat itu. Dan bahwa bahaja murtad bukan chajalan, tjukup terang dari 3:12-15; 12:25 dan 10:23-31.
Dari beberapa tjoretan diatas sudah djelas apakah maksud dan tudjuan surat ini. Penulis hendak mengingatkan dan menginsjafkan pembatja-pembatjanja akan keagungan Kristus dan nilai-nilai abadi Indjil, jang djauh melebihi tokoh-tokoh besar dari Perdjandjian Lama dan hukum taurat dengan segala upatjara ibadatnja jang sebenarnja hanja bajangan dari ibadat abadi Perdjandjian Baru. Ia menundjukkan pula, betapa buruk nasib mereka, kalau mereka murtad dari Kristus jang satu-satunja penjelamat, dan sebagai Imam agung disurga tahu dan turut merasa. sengsara mereka, dan dengan tak hentinja mempersembahkan darahnja kepada Allah BapaNja, supaja mereka bertekun dan achirnja mentjapai keselamatan mulia jang tersedia bagi mereka dalam Rumah-Allah jang abadi.
Siapa pengarang surat ini
Digeredja Timur dari semula tidak ada kesangsian, bahwa surat ini berasal dari Rasul Paulus. Tetapi menilik perbedaan bahasa dan seluruh bentuk surat ini dengan surat-surat Paulus jang lain, dewasa itu sudah ada penafsir jang menerangkan bahwa isi berasal dari Paulus, tetapi bentuk dikerdjakan oleh seorang pengarang jang lain, Digeredja Barat sampai abad keempat surat ini tidak dimasukkan kedalam daftar buku-buku Kitab Kudus, sebab tidak terang siapa pengarangnja. Mengenai isi ada banjak kesamaan surat ini dengan surat-surat Paulus (jang lain). Terdapat djuga tjukup banjak istilah-istilah dan ungkapan- ungkapan jang sama. Mengenai isi bandingkanlah misalnja Ibr. 1:1-14; dengan 11 Kor. 4:4; Kol. 1:15-16; 2:10; 3:1; Ef. 1:20-21. Kesamaan jang demikian ada lebih banjak lagi.
Jang serba baru dan belum pemah ditemukan dalam karangan-karangan Kitab Kudus jang lain, belum pernah djuga disentuh oleh Paulus dalam surat-suratnja, ialah gagasan utama surat irii jang mendjadi dasar hampir segala uraiannja, ialah bahwa Kristus adalah Imam Agung kita jang abadi, dan djuga berfungsi sebagai Imam Agung bagi kita dalam kemuliaannja disurga. Tetapi bahwa pandarigan ini tidak terdapat dalam surat-surat Paulus (jang lain), belum merupakan bukti bahwa Paulus tidak kenal akan adjaran ini, atau tak mungkin adjaran itu dalam surat ini berasal dari padanja. Tetapi mengenai hal bentuk dan bahasanja surat ini, harus dikatakan, bahwa susuannja, tatabahasa jang rapi dan elok, pemilihan kata-kata dan gaja bahasa, tidak tjotjok dengan bakat dan watak Paulus jang kita kenal. Dan sebab bentuk suatu karangan jang bermutu sastra tinggi seperti surat ini tidak dapat dipisahkan dari isi, isipun tidak mungkin datang langsung dari Paulus, dan sudah lama mendjadi darah-daging penulis. Mungkin pengarang adalah seorang murid dan kemudian pembantu Paulus, jang telah mengasimilasikan (mentjernakan) adjaran-adjaran Paulus dengan sepenuh-penuhnja. Mungkin pula bahwa gagasan-gagasan dan bahan-bahan berasal dari penulis, tetapi dibitjarakan dengan pandjang lebar dengan Paulus, lalu Paulus .setudju dan menjuruh mengolah surat ini. Ada dugaan-dugaan lain lagi, jang mentjoba menerangkan bagaimana mungkin Paulus mempunjai bagian utama dalam mengerdjakan karya ini. Tetapi bagaimanapun djuga, persoalan-persoalan tersebut tidak terlalu penting bagi kita, jang membatja surat ini untuk mengetahui, mengerti dan melaksanakan adjaran-adjaran jang disampaikan Allah dalam wahjunja kepada kita. Dan siapapun pengarang surat ini sebetulnja, kita tahu bahwa ia menulis dengan ilham Roh Kudus dan itu tjukup bagi kita.
Metodos pengarang
Sebab surat ini ditulis bagi orang-orang lbrani jang tulen, sudah sewadjarnja pengarang mendasarkan uraian-uraiannja pada dunia pemikiran mereka, jang masih berakar dalam-dalam dihati sanubarinja, dan sebagian mendjadi pokok kerusuhan pikiran-pikiran dan perasaan mereka djuga. Dunia pemikiran itu ialah dunia Perdjandjian Lama. Sebab itu tjara mejakinkan dan mengasjikkan para pembatjanja, ialah menundjukkan bagaimana dari pernjataan wahju Allah -- dalam Perdjandjian Lama terang sekali, bahwa Kristus satu-satunja Penjelamat, dan IndjilNja benar- benar landjutan dan penjelesaian jang sempurna dari Perdjandjian Lama. Dewasa itu sudah umum pandangan dalam umat-umat bahwa Perdjandjian Lama bernilai tinggi, djuga dalam arti, bahwa ia memperkenalkan Kristus dan KeradjaanNja. Dan itu bukan sadja dengan nubuat-nubuat jang langsung, melainkan djuga dalam arti bahwa tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa Perdjandjian Lama dimaksudhan sebagai lambang-lambang, untuk mendjelashan dan memperdalam pengertian akan peristiwa- peristiwa, dan adjaran-adjaran Indjil. Seluruh Perdjandjian Lama dianggap sebagai bersifat atau mengandung nubuat-nubuat untuk Keradjaan Allah jang baru.
Tertindjau dari sudut itu pula penulis menundjukkan bagaimana keunggulan Kristus dan agamanja, sebagai bernilai mutlak, telah diwahjukan oleh Allah dalam Perdjandjian Lama, lagi bagaimana ketaatan kepada Kristus adalah satu-satunja djalan untuk mentjapai keselamatan abadi.
Dalam mengutip dan menafsirkan Kitab Kudus penulis ini lebih teliti dari Paulus, ]ang memang dengan insjaf menggunakan unsur Kitab Kudus lebih bebas. Penulis surat ini menggunakan teks Septuaginta.
Isi surat
Isi surat ini terdiri dari dua atjara pokok jang terdjalin satu dengan jang lain dan bersisipkan peringatan-peringatan, adjakan-adjakan dan andjuran- andjuran untuk praktek hidup.
Atjara pertama ialah: Hidup umat Allah jang baru adalah terlambang dalam perdjalanan umat Israel dari Mesir ketanah jang didjandjikan kepada mereka; dan atjara kedua: Kristus adalah Imam Agung abadi bagi kita.
Hagelberg: Ibrani (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Latar Belakang
Selain orang-orang Yahudi yang tinggal di Israel, ada yang tersebar di mana-mana pada zaman Perjanjian Baru. M...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Latar Belakang
Selain orang-orang Yahudi yang tinggal di Israel, ada yang tersebar di mana-mana pada zaman Perjanjian Baru. Misalnya, di Mesir, kota-kota pantai Afrika bagian utara, Propinsi Asia Kecil, Italia, dan di pantai Eropa bagian selatan. Pada zaman dahulu orang-orang Yahudi sering ditindas dan dianiaya. Di dalam KPR 2:9-11 ada beberapa tempat yang disebut di mana ada orang-orang Yahudi. Waktu Rasul Paulus membuka jemaat di tempat yang belum pernah diinjili, dia mulai dengan menginjili orang-orang Yahudi di tempat itu, baru kemudian melanjutkan pelayanan dengan orang-orang bukan Yahudi.
Penerima Surat Ibrani
Surat ini dikirim kepada jemaat Kristen yang terdiri dari orang-orang Yahudi yang sudah percaya kepada Mesias mereka, yaitu Tuhan Yesus. Jelas surat ini ditulis untuk orang-orang Yahudi, karena hal-hal yang dibicarakan sudah biasa untuk orang-orang yang terbiasa dengan tema-tema dari Perjanjian Lama. Jelas juga bahwa surat ini ditulis untuk orang-orang percaya karena si penulis selalu beranggapan bahwa pembacanya adalah orang-orang percaya, saudara-saudara seiman. Nats-nats yang berikut mendukung pendapat bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang percaya:
2:1-3 supaya kita jangan hanyut dibawa arus
3:1 hai saudara-saudara yang kudus
5:11-14 sudah seharusnya menjadi pengajar
6:4-5 diterangi hatinya... mengecap karunia sorgawi... pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus...
6:10 pekerjaanmu dan kasihmu... yang masih kamu lakukan sampai sekarang
6:19 sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan...
10:19 oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus
10:32 sesudah kamu menerima terang...
10:35 janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu...
10:36 memerlukan ketekunan
12:1 perlombaan yang diwajibkan bagi kita
13:1 kasih persaudaraan
13:15-16 korban syukuran... dan... bantuan
13:17 pemimpin-pemimpinmu... berjaga atas jiwamu...
Nats-nats ini membuktikan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang percaya untuk menguatkan mereka, dan bukan untuk menginjili orang-orang yang belum percaya, karena perkataan-perkataan ini tidaklah sesuai kalau ditujukan kepada orang yang belum menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat.
Para pembaca pertamanya adalah orang-orang percaya, dan menurut pasal 10:32-34 dan 12:4 mereka pernah dianiaya karena iman mereka. Menurut pasal 5:11-14 diperkirakan mereka sudah agak mundur dalam iman mereka. Rupanya mereka digodai untuk meninggalkan iman mereka. Mungkin ada orang-orang di antara mereka yang berpikir bahwa mereka lebih baik kembali mengikuti agama Yahudi saja, karena lebih aman. Rupanya penulis surat ini terdorong untuk menulis kepada mereka karena keadaan rohani mereka, yaitu walaupun sudah percaya, tetapi mereka juga kemunduran, dan mau memperingatkan mereka supaya mereka tidak terlalu jauh mengalami kemunduran.
Pada masa kini terdapat banyak kesamaan antara penerima asali dari surat ini dengan mereka yang pindah dari agama suku mereka dan masuk agama Kristen. Sama seperti orang Yahudi yang percaya kepada Yesus, mereka didesak untuk kembali pada agama yang dulu pernah mereka anut.
Penulis Surat Ibrani
Identitas si penulis tidak diketahui, tetapi hampir semua tokoh gereja zaman itu sudah disebut-sebut sebagai penulisnya oleh sarjana-sarjana Alkitab. Origen pernah mengatakan bahwa Allah sajalah yang tahu identitas penulis Surat Ibrani. Ada kesan berdasarkan pasal 13:23-24 bahwa penulis sudah sangat mengenal mereka.
Tanggal Penulisan Surat Ibrani
Kemungkinan besar surat ini ditulis sebelum penghancuran Bait Allah pada tahun 70. Nats-nats yang berikut mendukung pendapat ini:
8:4 ...di sini ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat
8:13 perjanjian yang telah menjadi tua... telah dekat kepada kemusnahannya
9:6-9 masa sekarang... dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan...
10:1-3 korban... yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan...
Kalau ayat-ayat tersebut direnungkan, maka tanggal penulisan sesudah Bait Allah dimusnahkan dan kegiatan-kegiatan di sana ditiadakan sulit untuk dapat diterima.
Tafsiran Surat Ibrani
Walaupun ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan untuk memahami kesulitan-kesulitan tafsiran Surat Ibrani, tetapi dalam bahasan ini penulis menawarkan pengertian yang diperolehnya dari Zane Hodges.
Hagelberg: Ibrani (Garis Besar) GARIS BESAR
ibrani
I. Pendahuluan (1:1-4)
II. Bagian Pertama: Anak Allah adalah Raja dari Allah (1:5-4:16)
A. Raja/An...
GARIS BESAR
ibrani
- I. Pendahuluan (1:1-4)
- II. Bagian Pertama: Anak Allah adalah Raja dari Allah (1:5-4:16)
- A. Raja/Anak Allah Disanjung (1:5-14)
- B. Peringatan Pertama (2:1-4)
- C. Raja/AnakAllah sebagai Perintis yang Sempurna (2:5-18)
- 1. Dialah Perintis bagi manusia yang lain (2:5-9)
- 2. Sebagai Perintis Dia menyelamatkan orang lain (2:10-18)
- D. Peringatan Kedua (pasal 3-4)
- III. Bagian Kedua: Anak Allah adalah Imam Besar dari Allah (pasal 5-10)
- A. Pendahuluan: Imam yang memenuhi persyaratan (5:1-10)
- B. Peringatan Ketiga (5:11-6:20)
- 1. Masalah Ketidak dewasaan (5:11-14)
- 2. Jalan keluarnya (6:1-3)
- 3. Kalau tidak maju.... (6:4-8)
- 4. Dorongan semangat sebagai kata akhir pada peringatan (6:9-20)
- C. Imam yang lebih baik dengan Pelayanan yang lebih baik (7:1-10:18)
- 1. Imam yang lebih baik (pasal 7)
- a. Bobotnya Melkisedek (7:1-10)
- b. Imamat yang lama diganti dengan imamat yang baru (7:11-19)
- c. Imam yang baru lebih baik dari imam yang lama (7:20-28)
- 2. Pelayanan yang lebih baik (8:1-10:18)
- D. Peringatan Keempat (10:19-39)
- IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11-12)
- A. Kehidupan Iman (pasal 11)
- 1. Pendahuluan (11:1-3)
- 2. Kehidupan Iman Tokoh-tokoh PL (11:4-16)
- 3. Pengalaman Kehidupan Iman yang bermacam-macam (11:17-40)
- B. Peringatan Terakhir (pasal 12)
- V. Penutup (pasal 13)
Hagelberg: Ibrani DAFTAR PUSTAKA
ibrani
Daftar Kepustakaan
Hodges, Zane, bahan kuliah dari Greek 225, "Epistle to the Hebrews," Dallas Theological Seminary, ...
DAFTAR PUSTAKA
ibrani
Daftar Kepustakaan
Hodges, Zane, bahan kuliah dari Greek 225, "Epistle to the Hebrews," Dallas Theological Seminary, 1982.
Hodges, Zane, "Hebrews," hal. 777-813 dalam The Bible Knowledge Commentary, John F. Walvoord dan Roy B. Zuck, red., Victor Books, Wheaton, hak cipta 1983. (Hampir semua dari bahan ini merupakan terjemahan atau sintesis dari karya Zane Hodges. Ijin sudah diperoleh.)
Mauro, Philip, God's Pilgrims: Help from Hebrews, Christian Publications, Harrisburg, dicetak 1969.
Ryrie, Charles, The Ryrie Study Bible, Moody Press, Chicago, hak cipta 1978.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) ALLAH, "YANG TAK TERHAMPIRI" (Ibrani 1:3)
Bisakah lubang hitam di angkasa menjadi analogi lahiriah untuk Allah yang tak terlihat karena lub...
ALLAH, "YANG TAK TERHAMPIRI" (Ibrani 1:3)
Bisakah lubang hitam di angkasa menjadi analogi lahiriah untuk Allah yang tak terlihat karena lubang itu merupakan bintang yang memiliki massa yang sedemikian padat sehingga gravitasinya bahkan tidak akan mengizinkan cahaya untuk lolos dari lubang itu? Kita tidak dapat melihat lubang hitam itu di angkasa, dan kita hanya tahu keberadaannya oleh karena adanya tarikan gravitasinya pada benda-benda di "sekitarnya" di angkasa. Sesungguhnya, analogi ini adalah kebalikan dari "yang tak terhampiri" karena lubang hitam menjadikan apa saja yang berada di dekatnya bagian dari massanya dengan menarik ke dalamnya benda apa saja yang mendekat tanpa kemungkinan bisa lolos. Namun begitu, jika Allah menciptakan sesuatu yang darinya tidak ada yang bisa lolos, maka pastinya Ia juga bisa membuat kekuatan yang tidak bisa dihampiri oleh apa saja—atau Ia bisa menjadi kekuatan itu. Setidaknya, ini adalah analogi untuk luasnya kuasa Allah. Ia telah membuat hal-hal yang unik di alam semesta yang menunjukkan kepada pikiran kita yang terbatas bahwa ada hal-hal lahiriah yang tak bisa didekati, atau yang harus jangan didekati. Namun begitu, tidak ada analogi dari dunia lahiriah bisa secara memadai menggambarkan sifat Allah.
Lihat. 1 TIMOTIUS 6:16"CAHAYA KEMULIAAN DAN GAMBAR WUJUD ALLAH" (Ibrani 1:3)
Pada bulan Agustus 1988, saat berkunjung ke Alabama Statehouse, saya menggenggam segel resmi Negara Bagian Alabama. Karakter yang terukir pada segel tersebut melambangkan kewenangan Negara Bagian itu. Meski saya menggenggam segel itu, dan mungkin akan diizinkan untuk membuat capnya pada selembar kertas, namun saya tidak punya wewenang untuk menggunakannya. Saya punya segel itu, tapi saya tidak memiliki kuasanya. Akibatnya, segel itu tidak ada gunanya bagi saya. Sebaliknya, Yesus—dengan kuasa penuh dari Allah dan sebagai "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah"—bisa bicara untuk Allah dengan kuasa ilahi-Nya. Ia adalah wakil, dan Ia memiliki kuasa itu.
FIRMAN-NYA YANG MENOPANG (Ibrani 1:3)
Apakah kita sudah cukup berkhotbah dan mengajar tentang Allah Yang Maha kuasa dan Pribadi milik-Nya yang diurapi? Yesaya 40:22, 26-28 mengaitkan sifat-sifat unik Allah yang juga diklaim untuk Kristus dalam kitab Ibrani. Kuasa-Nya memberikan solusi untuk pelbagai masalah di bumi. Meski Ia tidak berjanji untuk membebaskan kita dari pelbagai masalah itu, Ia menawarkan untuk menjadikan pelbagai masalah itu bekerja bagi kebaikan kita (Roma 8:28).
Segala yang ada "ditopang" oleh karena Kristus. Ia berfirman, dan dunia ini terhindar diledakkan. Dengan cara yang sama, Allah berfirman, "Hendaklah ada ikan yang berenang!" ikan-ikan itu muncul. Konsep ini tidak memberi ruang bagi apa saja selain penciptaan oleh Allah. Evolusi jenis itu yang mengubah non-vertebrata menjadi vertebrata sama sekali tidak ditemukan dalam catatan fosil. Bukti bagi perubahan seperti itu akan mengharuskan manusia untuk menetapkan prinsip evolusi itu sebagai benar, tetapi ada terlalu banyak "celah" dalam catatan fosil itu untuk memverifikasinya. Teori evolusi seperti itu ditolak oleh Alkitab. Allah mengendalikan semuanya, dengan Yesus sebagai agen pelaksana-Nya.
"PENYUCIAN DOSA" (Ibrani 1:3)
Yesus membuat penyediaan untuk setiap jiwa yang akan disucikan dari dosa, dengan rasa bersalah dan pelbagai konsekuensi kekalnya. Ia menawarkan darah-Nya untuk memeteraikan dan mendatangkan perjanjian baru (Matius 26:28). Apa yang disebut elite budaya menganggap ini gagasan yang kasar dan biadab. Mereka memandang gagasan bahwa seseorang harus atau bahkan bisa mati untuk menyelamatkan umat manusia sebagai pemikiran yang hina. Namun begitu, bagi kita yang percaya, itu seperti sebuah puisi yang indah atau sepotong musik. Itu adalah cerita paling megah dari semua cerita. Hanya ada sedikit hal yang dapat membuat kita lebih mencintai seseorang daripada mengetahui bahwa ia telah membuat pengorbanan besar atau bahkan mati supaya kita hidup. Pesan ini memiliki kekuatan yang tidak bisa dimiliki oleh pesan lain mana saja yang Anda miliki. Tentunya tidak ada cara lain untuk menghasilkan pengampunan dosa kita, sebab jika cara itu ada maka Allah akan sudah menggunakan cara itu. Agama Islam memiliki kelemahan besar: Tidak ada metode atau alasan logis yang dengannya Allah dapat mengampuni dosa—Ia hanya menyatakan sudah diampuni! Orang Kristen mengakui bahwa Bapa kita yang pengasih tahu bahwa segala sesuatu yang berharga ada harganya. Ia tahu bahwa keadilan menuntut pembayaran yang tepat bagi dosa dan bahwa dari ketidaksempurnaan tidak dapat diperoleh kesempurnaan. Oleh karena itu, Ia menyediakan, dengan biaya yang sangat mahal, harga penebusan yang tinggi—darah Yesus!
TUJUH KUTIPAN PERJANJIAN BARU DALAM KITAB IBRANI 1
1
Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" (1:5a; dikutip dari Mazmur 2:7).
2
Dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku" (1:5b; dikutip dari 2 Samuel 7:14).
3
Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia" (1:6; dikutip dari Mazmur 97:7b).
4
Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-N menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api" (1:7; dikutip dari Mazmur 104:4).
5
Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu"(ay. 8, 9, dikutip dari Mazmur 45:6, 7).
6
Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan" (ay. 10-12; dikutip dari Mazmur 102:25-27).
7
Dan kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu?" (1:13; dikutip dari Mazmur 110:1).
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) IBRANI: KATA PENGANTAR
Mengapa Mempelajari Kitab Ibrani?
Setiap kitab Perjanjian Baru membantu kita untuk memahami abad pertama, tetapi kitab Ibra...
IBRANI: KATA PENGANTAR
Mengapa Mempelajari Kitab Ibrani?
Setiap kitab Perjanjian Baru membantu kita untuk memahami abad pertama, tetapi kitab Ibrani adalah salah satu kitab yang paling praktis mengenai hal ini.
Para pembaca kitab Ibrani di abad kedua puluh (dan dua puluh satu) akan segera mengenali para penerima pertama surat ini ketika mereka melihat bagaimana mereka berjuang keras untuk mempertahankan iman mereka kepada Yesus di tengah-tengah kekacauan dunia yang bertumbuh dan tekanan kuat budaya untuk kembali ke masa lalu yang lebih nyaman.1
Beberapa orang sekarang ini membolehkan budaya untuk memikat mereka ke dalam cara hidup yang bertentangan dengan kehidupan yang kita miliki dalam Kristus, tetapi Kitab Ibrani meminta kita untuk berdiri teguh. Itu meminta kita untuk percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan di atas semua makhluk hidup dan segala hal. Itu membutuhkan kepercayaan kepada kematian dan kebangkitan tubuh-Nya. Selanjutnya, itu meminta kita untuk jangan bergantung pada beberapa sakramen yang dilakukan untuk kita untuk membawa kita dengan selamat ke sorga.
Tujuan penulis menulis kitab Ibrani adalah untuk "memaku orang Kristen pada Kristus," yaitu, mendorong para pembaca untuk tetap setia terlepas dari keadaan mereka (2:1; 3:12; 4:1; 6:1-12; 10:22-25; 12:25). Tema ini dinyatakan dalam 3:12, 13:
Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
Tujuan lain surat itu adalah untuk menunjukkan bahwa orang Kristen harus menghampiri Allah melalui karya pengudusan Yesus Kristus, Imam Besar kita. Kitab Ibrani adalah satu-satunya kitab Perjanjian Baru yang menguraikan doktrin keimamatan Kristus dan perjanjian. Kitab itu berfokus pada harapan baru yang orang Kristen Yahudi miliki kepada Kristus.
Pelbagai kesalahan doktrin runtuh di bawah pesan kitab ini. Bagi mereka yang menolak pengilhaman penuh Kitab Suci, misalnya, kitab Ibrani adalah teguran karena berisi pandangan yang tinggi tentang pengilhaman seluruh Perjanjian Lama. Ibrani 1:5-13 mengacukan Perjanjian Lama sebagai kitab suci yang sudah diucapkan secara langsung oleh Allah, dan dengan cara ini hal itu menunjukkan bahwa Alkitab tetaplah Firman Allah ketika diterjemahkan dengan benar! Tentunya, tidak ada pandangan yang lebih tinggi tentang pengilhaman Kitab Suci yang dapat ditemukan di dalam Alkitab daripada yang terkandung di dalam kitab Ibrani.
Demikian pula, teks itu membantah ajaran bahwa Yudaisme akan dipulihkan beserta bait sucinya. Hal seperti itu akan membalik "yang lebih baik" (superior) kepada "yang kurang [baik]" (inferior). Ibrani 8:13 menyiratkan bahwa sistem agama Yahudi dan bait sucinya akan segera dihapus, lenyap selamanya.
Beberapa kata kunci di dalam surat itu dapat dicatat. Dua yang terutama menonjol adalah "abadi/kekal" (5:9; 6:2; 9:12, 14, 15; 13:20) dan "yang lebih baik/tinggi" (1:4; 6:9; 7:7, 19, 22; 8:6; 9:23; 10:34; 11:16, 35, 40; 12:24). Allah, melalui Kristus, telah menyediakan "sesuatu yang lebih baik" bagi kita (11:40). Bahkan, apa yang "lebih baik" daripada hukum Taurat, perjanjian baru, secara jelas adalah hal terbaik yang pernah ditawarkan. Janji "bagian kekal" telah diberikan! (Lihat 9:15.)
Ray C. Stedman, Hebrews, The IVP New Testament Commentary Series (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 9.Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) IBRANI: KATA PENGANTAR
Siapakah Penulis Kitab Ibrani?
Para penulis Alkitab, mungkin demi kesopanan, kadang-kadang tidak menyantumkan nama mereka p...
IBRANI: KATA PENGANTAR
Siapakah Penulis Kitab Ibrani?
Para penulis Alkitab, mungkin demi kesopanan, kadang-kadang tidak menyantumkan nama mereka pada tulisan-tulisan mereka. Hal ini dilakukan oleh para penulis Kisah Injil dan oleh Yohanes dalam surat-suratnya. Hal itu bisa juga merupakan alasan mengapa nama penulis tidak terdapat dalam Kitab Ibrani.
Karena nama penulis untuk kitab ini tidak muncul, maka selama ini penulisnya dikaitkan kepada banyak penulis yang memungkinkan. Para spekulan telah menyarankan bahwa kitab Ibrani ditulis oleh Clement dari Roma, Silas, Filipus, atau bahkan Akwila dan Priskila; namun begitu, bukti yang paling meyakinkan menunjuk kepada Apolos, Barnabas, atau Paulus.
APOLOS
Teori bahwa Apolos menulis kitab itu didasarkan hanya pada pelbagai kesamaan dalam penggunaan pelbagai istilah oleh penulis kitab Ibrani dan oleh Philo dari Alexandria (sekitar 20 S.M.-sekitar 50 M.).1Apolos berasal dari Alexandria (Kisah 18:24), tapi kita tidak memiliki karya tulisannya untuk diperbandingkan dengan kitab Ibrani. Jika hipotesis ini sah, maka tampaknya Clement dari Alexandria, yang menulis sekitar tahun 200 M., akan sudah menyinggung hal itu. Sebaliknya, ia menyimpulkan penulisnya adalah Paulus.2Terlepas dari penalaran cerdas yang digunakan untuk membela ide itu, namun gagasan bahwa Apolos adalah penulis kitab Ibrani tidak memiliki bukti.
BARNABAS
Pembenaran sejarah tertentu bisa juga diberikan untuk mempertimbangkan Barnabas sebagai penulisnya. Tertullian, yang wafat sekitar tahun 200 M., pernah mengacukan "sebuah Surat Ibrani di bawah nama Barnabas" dan kemudian mengutip dari kitab itu yang terdapat di dalam Alkitab kita.3Keberadaannya sebagai orang Lewi memberi Barnabas kredibilitas tertentu sebagai kemungkinan penulisnya sebab kitab Ibrani itu sangat banyak membahas pekerjaan orang Lewi; tapi sekali lagi dalam kasus ini, kita tidak memiliki tulisan-tulisannya untuk diperbandingkan dengan kitab Ibrani.
Barnabas memiliki hubungan yang dekat dan bersahabat dengan gereja mula-mula di Yerusalem (Kisah 4:36, 37; 11:24, 26-30). Dalam Kisah Para Rasul 14:14 ia ditunjuk sebagai "rasul," yang pastinya berarti bahwa ia dikirim ke daerah-daerah lain sebagai "utusan" gereja-gereja, atau oleh gereja di Yerusalem.
PAULUS
Ray C. Stedman mengatakan bahwa lelucon yang sering dilontarkan pada masa ia sekolah di seminari adalah "Siapakah yang menulis surat Paulus kepada orang-orang Ibrani?"4Kepakaran sekarang ini, secara keseluruhan, menyangkal bahwa Paulus punya hubungan apa saja dengan penulisan kitab itu dan mengesampingkan tradisi kuno yang, dalam pengertian tertentu, mengaitkan kitab Ibrani kepada Paulus. Bukti sejarah tidak selalu dapat diandalkan, tapi kita tidak bisa mengabaikan kesaksian mereka yang percaya bahwa kitab itu ditulis oleh Paulus.
Bukti Bagi Kepengarangan Paulus
Pokok pikiran khas Paulus adalah kata "perjanjian" yang sering digunakan (Ibrani 8:6-10, 13; 9:1, 4, 16, 17; 10:16, 29; 12:24; 13:20). Kata yang diterjemahkan "perjanjian" (diaqh÷kh, diathēkē), yang berarti "kontrak," khususnya "kehendak" atau "wasiat," sering ditemukan dalam tulisan-tulisan Paulus (lihat Roma 9:4; 11:27; 1 Korintus 11:25; 2 Korintus 3:6, 14; Galatia 3:15, 17; 4:24; Efesus 2:12).
Satu teori mengatakan bahwa, selagi di Yerusalem, Paulus menyampaikan pesan kitab Ibrani sebagai khotbah kepada orang-orang Yahudi Romawi. Selanjutnya diduga bahwa ketika ia tiba di Roma, ia mungkin mendiktekan pesan itu kepada Lukas, yang lalu memolesnya untuk dipublikasikan. Bahwa isi kitab itu pada awalnya adalah khotbah disiratkan oleh pernyataan "aku akan kekurangan waktu," (11:32), yang mencerminkan "jenis bahasa Yunani yang biasanya digunakan dalam pidato."5
Ungkapan "kata-kata nasihat" (13:22 ) secara jelas berarti khotbah dalam Kisah Para Rasul 13:15.6Gaya tulisan Lukas dalam Kisah Para Rasul mirip dengan gaya kitab Ibrani, dan ini menyiratkan kemungkinan bahwa Lukas adalah amanuensis ("juru tulis") Paulus untuk kitab Ibrani.
Jika kitab Ibrani didiktekan oleh Paulus kepada Lukas di Roma, maka salinannya bisa tetap ada di sana. Jika demikian, tulisan itu akan sudah diingat di Roma selama beberapa tahun. Namun begitu, jika Clement dari Roma (yang menulis sekitar tahun 96) mengetahui identitas penulis itu, ia tentu akan sudah mengatakannya.
Bapak-bapak gereja lainnya sudah banyak bicara tentang kepengarangan Ibrani:
• Clement dari Aleksandria (sekitar 150-215 M.), seorang teolog Yunani, memandang kitab itu sebagai telah ditulis oleh Paulus kepada orang Ibrani dalam bahasa Ibrani dan diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh Lukas.7
• Origen (sekitar 185-254 M.), yang dipandang sebagai teolog terhebat dan sarjana Alkitab dari gereja mula-mula, menganggap pesan itu sebagai dari Paulus; tetapi ia percaya bahwa yang lain berfungsi sebagai redakturnya.8
Origen tahu benar pandangan orang-orang zaman dulu ini, dan sarannya itu janganlah kita abaikan tanpa dipikirkan.
• Jerome (sekitar 347-420 M.), penerjemah Alkitab Latin (Vulgata), menyadari adanya keraguan tentang kepenulisan Paulus. Namun demikian, ia mengatakan, "Kita harus mengakui bahwa surat kiriman yang ditulis kepada orang Ibrani itu dianggap sebagai tulisan Paulus, tidak hanya oleh gereja-gereja timur, tetapi oleh semua penulis gereja yang dari awal sudah menulis dalam bahasa Yunani."9
Dengan semua bapak gereja yang menulis dalam bahasa Yunani menerima kitab Ibrani sebagai dari Paulus, maka aneh bahwa penerimaan mereka itu tidak memperoleh bobot lebih. Mereka tentunya menyadari bahwa penggunaan bahasa Yunani dalam kitab Ibrani bukanlah khas tulisan Paulus, sehingga mereka harus memiliki beberapa alasan lain, yang lebih kuat untuk menerima Paulus sebagai penulisnya.
Pelbagai Keberatan Terhadap Kepengarangan Paulus
Gaya. William Leonard mengategorikan berbagai keberatan untuk menerima kepengarangan Paulus atas kitab Ibrani sebagai sejarah, sastra, dan doktrin. Perbedaan dalam gaya penulisan adalah keberatan standar.Leonard menjelaskan masalah gaya ini dengan mengatakan, Bahasa Surat kiriman ini sepenuhnya di atas standar Paulus, kosakatanya lebih lengkap…, sedangkan bangunan kalimatnya ditandai dengan keteraturan yang tenang, artistik."Gerakan penuh perasaan itu adalah gaya seorang pemikir yang tenang, bukan gaya seorang rasul yang berapi-api. Anehnya absennya nada kekasaran, kalimat yang menghancurkan, transisi interogatif seperti: "Tidak tahukah kamu," "Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?" sangatlah kentara. Ritmenya memiliki ciri Yunani dan retorika yang sempurna seolah-olah kitab Ibrani dikecualikan sebagai keindahan khusus. Warna keseluruhannya bersifat ke-Lewi-an dan, karena itu, asing bagi semangat Paulus.10
Topik Ibrani sangat jauh berbeda dari surat-surat Paulus lainnya sehingga perbandingan gaya yang sebenarnya sulit dilakukan. Gayanya tidak jauh di bawah kepersuasifan Kitab Filemon, yang jarang ditolak berasal dari Paulus. Selain itu, jika topik itu digubah sebagai khotbah dan kemudian dituliskan, maka kata-katanya yang nyaris seperti puisi menunjukkan bahwa pembicara itu adalah orang yang tahu betul cara mempertahankan perhatian pendengar lewat sebuah khotbah. Thomas G. Long menyajikan skenario ini:
Nyaris seolah-olah Pengkhotbah yang mengarang kitab Ibrani itu menyebarkan catatan khotbah di suatu tempat di mimbar itu, memandang kepada jemaat itu, berhenti sejenak dalam ketegangan yang dramatis, dan kemudian memulai dengan kata-kata yang seanggun dan seirama detak jantung manusia: "Polymeros kai polytropos palai…" ("Pada zaman dahulu "berulang kali dan dalam pelbagai cara"1:1).11
Leonard, dengan mengevaluasi kitab Filemon dan kitab Filipi, menunjukkan bahwa Paulus menggunakan kata-kata dengan akar yang sama sebagai bentuk yang unik dalam kitab Ibrani.12Beberapa bentuk mungkin sepenuhnya terlihat baru bagi kosa katanya, tetapi di dalam kitab Ibrani tidak ada kata yang digunakan yang tidak mungkin bagi pikiran Paulus.
Kerasulan. Keberatan lain yang umum adalah pengakuan si penulis bahwa ia bukan seorang saksi mata Kristus sebagaimana para rasul, berdasarkan kalimat "keselamatan "yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan [diteguhkan kepada kita] oleh mereka yang telah mendengarnya…." Namun begitu, memang benar juga bahwa Paulus kadang-kadang menempatkan dirinya bersama dengan para pembacanya. Dalam Efesus 2:3, misalnya, ia menggolongkan dirinya dengan para mantan pendosa Efesus; tapi tentunya, sebagai orang Yahudi yang saleh, ia tidak berprilaku seperti yang ia gambarkan.
KESIMPULAN
Jadi, adalah memungkinkan bahwa dokumen yang menakjubkan ini bagi orang Ibrani disampaikan pertama kali sebagai khotbah yang disiapkan dan disajikan oleh Paulus, dan kemudian ditranskrip oleh orang lain (mungkin Lukas) dari catatan-catatan itu. Hal ini bisa dilakukan dengan persetujuan Paulus-atau itu bahkan bisa dilakukan tanpa persetujuannya jika ditulis setelah kematiannya.
GARIS BESAR: KEUNGGULAN KRISTUS
- I. Kristus Dan Karya-Nya (1:1-10:18)
- A. Kristus, Sang Anak (1:1-4:13)
- 1. Kristus, Lebih Unggul Daripada Para Nabi (1:1-3)
- 2. Kristus, Lebih Unggul Daripada Para Malaikat (1:4-2:18)
- 3. Kristus, Lebih Unggul Daripada Musa (3:1-4:13)
- B. Keimamatan Besar Kristus (4:14-10:18)
- II. Perjalanan Iman (10:19-13:25)
- A. Iman, Jalan Keselamatan (10:19-12:29)
- 1. Jalan Masuk Yang Lebih Baik Menuju Allah (10:19-39)
- 2. Iman Yang Aktif (11:1-40)
- 3. Kuasa Iman Mengungguli (12:1-29)
- B. Nasihat Penutup (13:1-25)
GARIS BESAR: STRUKTUR KITAB IBRANI
- I. Pribadi Kristus (1:01-4:13)
- A. Sifat Ilahi (1)
- B. Sifat Insani (2)
- C. Kata Nubuatan (3:1-4:13)
- II. Imamat Kristus (4:14-10:18)
- A. Jabatan-Nya (4:14-7:28)
- B. Karya keimamatan-Nya (8:1-10:18)
- 1. Perjanjian Baru (8)
- 2. Penebusan (9)
- 3. Pengorbanan (10:1-18)
- III. Penerimaan Dan Penerapan Karya-Nya (10:19-12:29)
- A. Hak Istimewa Dan Resiko (10:19-39)
- B. Kemenangan Iman (11)
- C. Penerapan (12)
- IV. Kesimpulan Pribadi (13)
Catatan Akhir:
- 1 Sidney G. Sowers percaya bahwa penulis Ibrani berasal "dari sekolah yang sama dari Yudaisme Aleksandria seperti Philo.…" I menyebutkan beberapa bacaan dalam LXX yang hanya dibuktikan dalam Philo dan kitab Ibrani. (Sidney G. Sowers, The Hermeneutics of Philo and Hebrews, Basel Studies of Theology, no. 1 [Richmond, Va.: John Knox Press, 1965], 66-68.) 12Leonard, 24-26.
- 2 Simon J. Kistemaker, Exposition of the Epistle to the Hebrews, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1984), 7.
- 3 Tertullian On Modesty 20.
- 4 Ray C. Stedman, Hebrews, The IVP New Testament Commentary Series (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 10.
- 5 David A. Fiensy, New Testament Introduction, exp., The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1994), 330.
- 6 Donald Guthrie mengatakan, "Jika 'kata nasihat' di sini berarti khotbah, seperti dalam Kisah Para Rasul 13:15, itu akan menunjukkan bahwa struktur surat itu berasal dari sebuah khotbah yang diberikan pada kesempatan khusus dan kemudian disadur menjadi bentuk surat dengan penambahan komentar pribadi di bagian akhirnya" (Donald Guthrie, The Letter to the Hebrews: An Introduction and Commentary, The Tyndale New Testament Commentaries [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1983], 31).
- 7 Eusebius Ecclesiastical History 6.14.
- 8 Ibid., 6.25. Origen mengacukan Paulus sebagai pengarangnya.
- 9 Jerome Letters 129.3. Terjemahan ini dari Craig R. Koester, Hebrews: A New Translation with Introduction and Commentary, The Anchor Bible, vol. 36 (New York: Doubleday, 2001), 27.
- 10 William Leonard, Authorship of the Epistle to the Hebrews (Rome: Vatican Polyglot Press, 1939), 18.
- 11 Thomas G. Long, Hebrews, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1997), 4.
- 12 Leonard, 24-26.
Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) IBRANI: KATA PENGANTAR
Kapan Dan Kepada Siapakah Kitab Itu Ditulis?
KAPAN DITULISNYA?
Kutipan pertama dari Kitab Ibrani yang diketahui adalah dar...
IBRANI: KATA PENGANTAR
Kapan Dan Kepada Siapakah Kitab Itu Ditulis?
KAPAN DITULISNYA?
Kutipan pertama dari Kitab Ibrani yang diketahui adalah dari Clement dari Roma pada tahun 96.1Beberapa gagasan kemudian mempersempit tanggal itu kepada sebelum penghancuran Bait Allah pada 70 Masehi.
(1) Tidak disebutkan tentang jatuhnya Yerusalem, jadi kota itu pastinya masih tetap berdiri.
(2) Keterangan kala kini digunakan untuk pekerjaan para imam, menunjukkan bahwa fungsi mereka masih sedang berlangsung pada saat penulisan itu. Semua pekerjaan imam berhenti selamanya bersama kehancuran bait suci pada 70 Masehi. David A. Fiensy mengatakan, [K]arena kitab Ibrani menghilangkan acuan apa saja kepada kehancuran Yerusalem dan bait suci-peristiwa yang akan sudah membuat argumenta-sinya jauh lebih kuat tentang penghapusan ibadah bait suci (lihat Ibrani 9 dan 10)-maka surat kiriman itu pastinya ditulis sebelum 70 Masehi."dan mungkin sekitar tahun 64.2
(3) Nasihat untuk "pergi "di luar perkemahan " (13:13) adalah kiasan yang jelas kepada Yudaisme karena terkait dengan Yerusalem. Ungkapan itu akan sudah memiliki arti penting bagi mereka di Yudea dengan mengingat pelbagai nubuatan tentang azab yang akan segera datang (berdasarkan Matius 24; Markus 13; Lukas 21:7-28). Perkataan "tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap" (13:14) bisa jadi suatu acuan tidak langsung kepada kehancuran Yerusalem yang sedang mendekat. Dengan jelas dikatakan bahwa sistem lama sudah dekat kepada "kemusnahannya" (8:13). Dalam 13:11 korban oleh Imam Besar dibicarakan sebagai ritual yang sedang berlangsung. Jadi, tanggal penulisan kitab haruslah sebelum 70 Masehi.
(4) Penganiayaan yang disebut dalam 10:32 tidak mungkin penganiayaan yang terjadi di bawah Nero di Roma sekitar tahun 65 dan sesudahnya. Begitu juga dengan waktu pengusiran orang Yahudi dari Roma di bawah Klaudius di awal tahun lima puluhan Masehi tampaknya memenuhi syarat sebagai "zaman dahulu."
Tanggal 63-64 Masehi bisa cukup diterima, tapi kitab itu mungkin ditulis mendekati tahun 70 Masehi.
KEPADA SIAPAKAH DITULIS?
Terkait erat dengan soal tanggal penulisan Kitab Ibrani adalah kesulitan dalam menentukan siapa yang menerima kitab itu. Naskah tertua kitab Perjanjian Baru ini, P46, memiliki tulisan ini "Untuk orang Ibrani." Dari sekitar tahun 200 Masehi seterusnya, naskah-naskah kuno yang tersedia bagi kita memiliki judul yang sama. Mungkin judul itu ditambahkan pada akhir abad kedua, ketika kitab kanon Perjanjian Baru ditempatkan ke dalam koleksi tunggal. Namun begitu, tidak ada alasan kuat untuk menganggap itu sebagai bukan tulisan asli, dan tidak ada bukti bahwa surat ini pernah memiliki alamat lain.
Pada abad pertama, istilah "Ibrani" membedakan Yahudi pribumi kelahiran Palestina dari mereka yang lahir di tempat lain (Kisah 6:1). Ini setara dengan istilah moderen untuk penduduk asli Israel-"Sabra." Belakangan, orang Ibrani disebut "Yahudi," seperti dalam Injil Yohanes. Namun begitu, istilah dalam Yohanes itu berarti "orang dari Yudea," menunjukkan orang Yudea, yang secara jelas berbeda dengan orang-orang Galilea yang percaya kepada Yesus.
Lokasi penerima surat ini adalah masalah dugaan, tetapi beberapa kesimpulan dapat ditarik dari beberapa pemikiran yang dinyatakan dalam teks itu. Pasal 13 membuat jelas bahwa penulisnya dikenal baik oleh para pembaca (13:19, 23). Ia tahu penderitaan mereka sebelumnya (10:32) dan bagaimana harta mereka dirampas (10:33, 34) tetapi belum menumpahkan darah mereka sendiri (seperti yang Yakobus alami; 12:2) atau mengalami kehilangan orang-orang dekat mereka. "Mencucurkan darah" hanya bisa mengacu kepada generasi sebelumnya di Yudea (12:4). Fakta ini bisa menunjuk kepada umat Kristen Yudea yang adalah generasi berikutnya setelah Kisah Para Rasul 8:1-4 dan 9:1, 2, dan khususnya kepada sekelompok imam yang percaya.
Kepada Umat Kristen Yahudi Di Roma
Para penerima surat itu mengenal Timotius secara pribadi (13:23), jadi bagi beberapa orang penyebutan Timotius menyiratkan bahwa surat itu ditujukan kepada sekelompok orang Romawi. Secara jelas ia dikenal baik di tengah-tengah jemaat itu. Namun begitu, ia juga dikenal oleh orang-orang Yahudi Palestina (lihat Kisah 20:4; 21:3, 8, 15).
Karena Clement memiliki salinan kitab Ibrani di Roma, dan mengutip darinya, Simon J. Kistemaker berpendapat bawah kitab itu ditulis untuk sekelompok orang Kristen Romawi. Tentu saja, orang-orang Kristen Yahudi di Roma sudah bisa memperoleh banyak manfaat dari isinya meski acuan kepada persembahan korban yang dilakukan di bait suci akan sudah lebih bermakna jika ditulis dan ditujukan kepada orang Yudea. Jika penerimanya adalah bagian dari jemaat Romawi, orang dapat berargumentasi untuk tanggal yang lebih belakangan, bahkan 80 Masehi.
Jika penerima surat itu adalah segmen gereja Roma, maka 10:25 akan sudah mengacu kepada penganiayaan di bawah Nero yang akan segera terjadi; sehingga tanggal 63-64 M. akan diperlukan.3Jika itu bukan penganiayaan yang dimaksudkan, maka tanggalnya haruslah awal tahun 90-an, sesaat sebelum penganiayaan di bawah Domitianus menjadi parah; karena itu tanggal yang lebih belakangan akan lebih sesuai dengan tahun 80-an seperti yang disarankan oleh Kistemaker.
Namun begitu, jika tujuan kepada jemaat Romawi belum dibuktikan, maka argumentasi Kistemaker untuk tanggal yang belakangan gugur. Bahkan ia mengakui bahwa "salam dari saudara-saudara di Italia" bisa diartikan sebagai "salam dari orang-orang yang berada di Italia" (13:24).4Hal ini kemungkinan membuat agak lemah pembelaannya bahwa penerima surat itu adalah jemaat Romawi.
Jika surat ditulis untuk sebuah jemaat atau gereja rumah Romawi, 13:24 harus sudah diterjemahkan, "Mereka yang dari Italia memberi salam kepadamu"5(lihat NASB). Karena ungkapan itu ambigu, maka ungkapan itu bisa dengan mudah dimaksudkan, seperti yang biasanya diterjemahkan, "saudara-saudara di Italia." Brooke Foss Westcott percaya "saudara-saudara di Italia" berarti bahwa sekelompok kecil saudara dari Italia ada bersama penulis itu di manapun ia berada ketika ia menulis risalah ini.6
Kepada Kelompok Imam Yang Menjadi Kristen
"Kata-kata nasihat" ini (13:22) bisa juga telah ditulis untuk sekelompok imam yang menjadi Kristen (seperti mereka yang di Kisah 6:7). Namun begitu, para penerima ini sudah mulai doyong kembali kepada Yudaisme dalam hati mereka, yang akan sudah menjadi kecenderungan alami untuk sekumpulan orang itu.7Sebagian sifat keimamatan Ibrani akan sudah tak dapat dipahami oleh sebagian besar bangsa non-Yahudi, sebagaimana juga oleh banyak orang Kristen; tapi itu akan sudah diterapkan langsung kepada sekelompok imam yang percaya. Isi dan waktunya akan sudah sangat penting sekali bagi mereka-sebab hidup mereka mungkin tergantung pada hal itu, begitu juga dengan jiwa mereka. Wahyu khusus bahwa Yesus adalah "imam besar" kita akan sudah sangat memukul mereka (Ibrani 4:15; 16; 8:1).
Kepada Yerusalem Dan Palestina
Ada kemungkinan bahwa kitab ini ditulis untuk orang Yahudi Kristen di Yerusalem dan Palestina. Orang pertama yang menyebut para penerimanya sebagai orang yang berada "di Yerusalem dan Palestina" adalah Chrysostom (sekitar 347-407) dalam pengantar untuk khotbahnya tentang kitab Ibrani.8Kemungkinan bahwa para pembacanya berasal dari daerah itu menjadi lebih jelas dengan penemuan Gulungan Kitab Laut Mati, yang juga menyebabkan beberapa sarjana menerima gagasan tentang sekelompok imam sebagai penerimanya.
Mungkin, sekelompok orang di dalam gereja Yerusalem menerima surat itu sebab mereka didesak untuk menghormati pemimpin mereka dan itu disinggung secara terpisah (13:17, 24). Tidak ada petunjuk bahwa mereka itu adalah gereja campuran Yahudi dan non-Yahudi.9Eusebius menyatakan bahwa, sampai pemberontakan di bawah Hadrian (132-135 Masehi), gereja di Yerusalem sepenuhnya terdiri dari orang Ibrani.10
Fiensy menolak pandangan bahwa penerimanya adalah orang Palestina berdasarkan bahasa Yunani berkualitas tinggi dalam surat ini. Bahasa Yunani, bagi umat Kristen di daerah itu, akan sudah menjadi "bahasa kedua dan bagi banyak orang [bahasa itu] tidak diketahui atau hanya diketahu secara kasar."11Namun begitu, jika penerimanya adalah para imam, mereka adalah guru umat itu dan mungkin telah akrab dengan seluk-beluk bahasa Yunani. Selain itu, membaca dan memahami adalah lebih mudah diperoleh daripada keterampilan menulis dalam bahasa lain, sehingga mereka mungkin sudah dengan mudah memahami surat ini.
Ibrani 2:3 telah digunakan untuk membantah bahwa para pembaca pertama bukanlah orang Yudea karena mereka tidak mendengar atau melihat Tuhan. Ini bisa menjadi contoh lain tentang penulis itu yang menempatkan dirinya bersama dengan para pembacanya, seperti dalam Efesus 2:3. Tanggal 63 atau 64 Masehi untuk kitab Ibrani pastinya cukup terlambat pada saat sebagian besar pemimpin gereja mula-mula akan sudah meninggal dunia. (Perhatikan bentuk kala lampau di 13:7.)
Validitas satu argumentasi untuk orang Yudea sebagai penerimanya tergantung pada penafsiran seseorang atas Ibrani 10:25. Agar selaras dengan kata-kata teks itu dan pelbagai nubuatan Yesus (Matius 24; Markus 13; Lukas 21), "waktunya sudah dekat" harus dipahami sebagai "hari" penderitaan ribuan orang Yahudi. Hal ini terjadi seiring dengan kejatuhan Yerusalem dan kehancuran bait suci pada 70 Masehi. Sebagaimana orang tidak bisa "melihat" ajalnya mendekat jika tidak ada petunjuk fisik sakit atau cedera, orang juga tidak bisa "melihat" kedatangan Kristus yang kedua karena tidak ada "tanda-tanda" untuk menunjukkan waktu itu. Tanda-tanda yang diberikan oleh Yesus dalam Matius 24, Markus 13, dan Lukas 21 menunjuk kepada kejatuhan Yerusalem dan bukan kepada hari kiamat. Tanda-tanda yang Yesus tawarkan dalam teks-teks ini, meramalkan pelbagai peristiwa yang menyebabkan kejatuhan Yerusalem, bisa dikenali ketika sedang digenapi dalam 66-70 Masehi.
Berbeda dengan tanda-tanda kejatuhan yang Yesus berikan, Ia selanjutnya membahas soal kedatangan-Nya yang kedua dengan mengatakan, "Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri" (Matius 24:36). Tidak ada tanda-tanda yang bisa berfungsi sebagai petunjuk kedatangan-Nya kembali. Sebaliknya, semua tanda yang disebut itu semata-mata berlaku untuk pelbagai kejadian yang mengarah kepada dan mencakup penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi.12Penafsiran ini sangat meningkatkan arti nas itu untuk orang-orang kudus Yudea, yang kemungkinan besar adalah penerima pertama surat kiriman itu, dibandingkan mereka yang di Roma atau di tempat lain.
KESIMPULAN
Jadi, kesimpulan terbaik tampaknya adalah bahwa risalah ini ditujukan untuk Yudea, di mana ia dibutuhkan dan akan pasti digunakan untuk mengingatkan para pembaca tentang nubuatan sebelumnya oleh Kristus mengenai kejatuhan Yerusalem (Matius 24; Markus 13; Lukas 21). Peringatan ini akan membantu mereka untuk tetap setia, meski mereka akan diminta meninggalkan Yerusalem dan menyelamatkan nyawa mereka ketika waktu kehancuran Yerusalem mendekat. Tanggal penulisan tampaknya sesaat sebelum tahun 70 Masehi. Bait suci ini masih berdiri tetapi akan segera lenyap.
Surat itu bisa secara pasti diarahkan ke daerah di mana "orang-orang Ibrani" sejati masih hidup di pertengahan dekade ketujuh abad pertama. F. F. Bruce mencatat, ""kepastian tentang tujuan surat kiriman ini di luar kemampuan kita dalam kondisi pengetahuan kita sekarang ini, dan untungnya sebagian besar penafsirannya terlepas dari pertanyaan ini."13
Catatan Akhir:
- 1 James Moffatt mengutip Clement dari Roma untuk menunjukkan bahwa penulis di penghujung abad pertama yang menulis surat itu dari gereja di Roma kepada gereja di Korintus mengetahui Kitab Ibrani. (James Moffatt, A Critical and Exegetical Commentary on the Epistle to the Hebrews [New York: Charles Scribner's Sons, 1924; reprint, Edinburgh: T. & T. Clark, 1952], xiii-xiv.)
- 2 David A. Fiensy, New Testament Introduction, exp., The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1994), 325.
- 3 Ibid., 325.
- 4 Simon J. Kistemaker, Exposition of the Epistle to the Hebrews, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1984), 16-18.
- 5 William Hendriksen, Bible Survey: A Treasury of Bible Information, 3d. ed., rev. and enl. (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1947), 429.
- 6 Brooke Foss Westcott, The Epistle to the Hebrews: The Greek Text with Notes and Essays (London: Macmillan Co., 1889; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1973), xliv.
- 7 Pernyataan yang diperluas tentang apa yang dihadapi oleh para imam yang menjadi Kristen diberikan dalam Donald Guthrie, The Letter to the Hebrews: An Introduction and Commentary, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1983), 33-34. Ia menggambarkan mereka sebagai sudah "tidak berarti" dan diduga mereka harus segera menghentikan tugas-tugas keimaman mereka, yang adalah bukan dugaan yang penting.
- 8 Chrysostom Homilies on the Epistle to the Hebrews Argument 2.
- 9 Westcott, xxxvi.
- 10 Eusebius Ecclesiastical History 4.5.
- 11 Fiensy, 326.
- 12 Fakta bahwa dalam Matius 24 Yesus melanjutkan berkata "kamu" kepada para rasul menunjukkan bahwa mereka dan orang lain yang hidup dalam "generasi" mereka akan melihat penggenapan itu (24:34).
- 13 F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), xxxv.
Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) IBRANI: KATA PENGANTAR
Pengamatan Lain Tentang Kitab Ibrani
PENGANONAN KITAB IBRANI
Pertanyaan tentang kepengarangan pada gilirannya mempengaruhi ...
IBRANI: KATA PENGANTAR
Pengamatan Lain Tentang Kitab Ibrani
PENGANONAN KITAB IBRANI
Pertanyaan tentang kepengarangan pada gilirannya mempengaruhi pertanyaan tentang penganonan, yang berbunyi, "Apakah kitab Ibrani termasuk dalam Alkitab? Apakah kitab itu benar-benar 'Kitab Suci'?" Tempat surat kiriman itu di dalam kanon tidak ditolak di wilayah Timur selama tiga abad pertama Masehi. Eusebius (sekitar 263-339 M.) menempatkan kitab itu di antara tulisan-tulisan yang diakui, tetapi juga di antara kitab-kitab yang pengilhamannya dipersengketakan.1
Kitab Ibrani jelas diterima oleh Clement dari Roma di wilayah Barat sebagai kitab berkanon. Orang bisa saja menjelaskan penerimaannya itu atas dasar keyakinannya bahwa kitab itu ditulis oleh Paulus. Polikarpus, juga di wilayah Barat, sekitar tahun 115 M., mengacukan Kristus sebagai "Imam Kekal," yang pastinya merupakan gema dari kitab Ibrani.2Namun begitu, surat itu tidak diterima secara luas di wilayah Barat sampai beberapa lama kemudian. Dua puluh tujuh kitab Perjanjian Baru kita tidak terdaftar secara resmi sampai Sinode Hippo pada tahun 393 Masehi.
Orang mungkin bertanya-tanya mengapa kitab Ibrani, yang telah dikutip dari atau disinggung beberapa kali oleh Clement dari Roma, begitu lambat diterima sebagai Kitab Suci di wilayah Barat. Singkatnya, alasannya adalah karena kurangnya bukti bahwa kitab itu ditulis oleh seorang rasul. Jika surat ini ditulis di Roma dan dikirim ke wilayah Timur (Yudea), orang-orang di Roma dengan cepat lupa siapa yang menulis kitab itu. Hal inilah yang mungkin telah menyebabkan kitab itu diabaikan setelah era Clement. Selain itu, surat kiriman ini mungkin sudah jarang digunakan dan dihargai oleh orang-orang Yahudi di Roma disebabkan fakta bahwa isinya terutama berkaitan dengan agama Yahudi yang dipraktikkan di Yudea sebelum penghancuran bait suci. Setelah tiga puluh lima tahun berlalu sejak permulaan gereja hingga penulisan kitab Ibrani, dan tiga puluh tahun lagi berlalu hingga tulisan-tulisan Clement, banyak anggota mula-mula di Roma akan sudah meninggal dunia; pada saat itulah pengarang kitab Ibrani bisa dengan mudahnya dilupakan di daerah itu. Jika ini yang terjadi, maka mungkin hal itu bisa menjelaskan mengapa gereja-gereja di Roma gagal memberikan kredibilitas yang seharusnya kepada kitab Ibrani, sebab mereka meragukan kanonisitasnya.
Sebaliknya, kitab Ibrani diingat dengan baik di wilayah Timur sebagai buah pikiran Paulus. Mereka yang pernah menerima surat kiriman itu kemungkinan besar akan mengingat penulisnya. Juga, risalah lebih mudah diingat daripada khotbah, terutama risalah yang terus-menerus dan secara hati-hati dipelajari.
FUNGSI TAMBAHAN KITAB IBRANI
Dua orang yang melarikan diri dari Yerusalem pada tahun 70 M. sangat mempengaruhi masa depan Yudaisme. Salah satunya adalah oleh Rabi Yohannon ben Zakkai, yang dibawa ke luar dalam peti mati dan kemudian bersepakat dengan Jenderal Romawi Vespasianus untuk memimpin dalam mengatur ulang praktik-praktik Yahudi. Karyanya menjadi dasar bagi Yudaisme rabi.
Yang selamat satu lagi adalah gereja yang setia di Yerusalem. Menurut Eusebius, orang-orang Kristen melarikan diri untuk memenuhi perintah Kristus (Matius 24:15, 16; Markus 13:14; Lukas 21:20, 21) ke Pella, sebuah kota non-Yahudi di Dekapolis. Orang-orang Kristen ini melarikan diri ketika, seperti yang Josephus ungkapkan, tentara Romawi angkat kaki "tanpa alasan yang bisa dimengerti."3Dengan kembalinya bala tentara Roma di bawah Vespasianus dan Titus, bait suci itu dihancurkan dan ritual serta ibadah Yahudi kuno binasa selamanya dari dunia ini.
Perubahan luar biasa dalam sifat ibadah Yahudi membuka pintu bagi efek penuh ajaran Perjanjian Baru bahwa gereja sekarang ini adalah "bait Allah" (Efesus 2:19-22; 1 Petrus 2:4-8). Kitab Ibrani, jika ditulis dalam kurun waktu antara 63-67 M., secara sempurna dijadwalkan untuk mempersiapkan orang Kristen Yahudi bagi hilangnya bait suci mereka dan semua hal yang dilambangkannya. Dalam pemeliharaan Allah, kitab ini mungkin telah berfungsi sebagai penghiburan yang bersifat nubuatan kepada orang-orang Kristen Yahudi dalam banyak cara yang hampir sama dengan Kitab Wahyu yang menghibur seluruh gereja dalam menghadapi penganiayaan tiga puluh tahun kemudian.
No higher view of divine inspiration for these quotations from the Old Testament is possible.
KITAB IBRANI DAN PELBAGAI KUTIPAN PERJANJIAN LAMA
Penulis kitab Ibrani memperoleh pelbagai kutipan Alkitabnya dari Septuaginta (LXX).4Ia memandang keseluruhan Perjanjian Lama sebagai perkataan sejati Allah. Ibrani 3:7 memperkenalkan kutipan dari Mazmur 95:7-11 dengan kalimat "Seperti yang dikatakan Roh Kudus." Penulis itu juga menyatakan bahwa "Roh Kudus menyatakan" hal-hal tertentu dalam Perjanjian Lama (9:8). Kata-kata dari Mazmur 40:6-8 dikaitkan kepada Mesias dalam Ibrani 10:5-7. Pandangan yang lebih tinggi tentang pengilhaman ilahi bagi pelbagai kutipan dari Perjanjian Lama ini tidak mungkin ada.
GAYA KITAB IBRANI
Kitab Ibrani tidak bisa dibandingkan dengan kitab lain Perjanjian Baru; sebab kitab itu dimulai sebagai risalah, menjadi materi khotbah, dan berakhir sebagai surat kiriman.5James Thompson mengatakan bahwa kitab Ibrani adalah seperti khotbah dari sinagoga kuno dalam gaya, gagasan umum, dan metode argumentasinya.6
"Yang Lebih Baik" (Kreittōn) Dalam Kitab Ibrani
Lebih Tinggi Daripada Malaitkat:
"Jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka" (1:4).
Sesuatu Yang Lebih Baik:
"Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun "kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan" (6:9).
Berkat Yang Lebih Tinggi:
"Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi" (7:7).
Harapan Yang Lebih Baik:
"(Sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan), tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah" (7:19).
Perjanjian Yang Lebih Kuat:
"Demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat" (7:22).
Pelayanan Yang Lebih Mulia:
"Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi" (8:6).
Korban Yang Lebih Baik:
"Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu" (9:23).
Harta Yang Lebih Baik:
"Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya" (10:34).
Tanah Air Yang Lebih Baik:
"Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka. "(11:16).
Kebangkitan Yang Lebih Baik:
"Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik" (11:35).
Penyediaan Yang Lebih Baik:
"Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan" (11:40).
Darah Yang Lebih Kuat:
"Dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habe" (12:24).
Catatan Akhir:
- 1 Eusebius Ecclesiastical History 3.3; 6:13.
- 2 Polycarp Epistle to the Philippians 12; dikutip dalam in William Leonard, Authorship of the Epistle to the Hebrews (Rome: Vatican Polyglot Press, 1939), 5.
- 3 Josephus Wars 2.19.1.
- 4 Pengecualian ditemukan dalam 10:30, yang bisa berupa parafrase atau kutipan dari edisi teks Yunani Perjanjian Lama yang tidak kita ketahui sekarang ini. Itu adalah versi yang sama yang dikutip oleh Paulus dalam Roma 12:19.
- 5 Neil R. Lightfoot, Jesus Christ Today: A Commentary on the Book of Hebrews (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1976), 43.
- 6 James Thompson, The Letter to the Hebrews, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1971), 8.
Pengarang: Martel Pace
Hak Cipta © 2014 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) ALLAH BICARA MELALUI ANAK-NYA (Ibrani 1:1-3)
Wahyu Allah kepada manusia datang melalui Kristus Tuhan kita, Anak-Nya. Sifat lengkap Allah dan Kristus ...
ALLAH BICARA MELALUI ANAK-NYA (Ibrani 1:1-3)
Wahyu Allah kepada manusia datang melalui Kristus Tuhan kita, Anak-Nya. Sifat lengkap Allah dan Kristus hanya diberikan dalam Firman tertulis itu. Apakah yang kebenaran ini perlukan?
Allah harus membuat Firman-Nya jelas dan bisa dimengerti, atau itu akan menjadi tidak berharga dan tidak adil. Manusia tidak akan punya jalan keselamatan tanpa pesan dari Allah yang dapat dimengerti. Allah telah membuat jelas instruksi yang diperlukan untuk keselamatan kita.
Salah satu tugas kita yang paling penting adalah memberikan diri kita sendiri untuk memahami Firman-Nya. Kita diperintahkan untuk memahaminya (Efesus 5:17). Jika kita ingin melakukan kehendak Bapa, kita dapat mengetahui ajaran-Nya (Yohanes 7:17).
Kita perlu bertumbuh dalam memahami Firman-Nya sehingga kita bisa mengajar orang lain. Kita didesak untuk tumbuh melalui pengetahuan tentang Firman Tuhan (1 Petrus 2:2; 2 Petrus 3:18).Penggunaan Firman secara tepat bisa membantu kita tumbuh menjadi guru (Ibrani 5:12-14). Mempelajari "makanan padat" membuat kita bisa menjadi dewasa, dan menyukai kemajuan kebenaran Allah adalah tanda pasti kedewasaan.
BIS: Ibrani (Pendahuluan Kitab) SURAT KEPADA ORANG IBRANI
PENGANTAR
Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen,
yang karena terus-menerus mengalami tek
SURAT KEPADA ORANG IBRANI
PENGANTAR
Surat Kepada Orang Ibrani ini ditujukan kepada sekelompok orang Kristen, yang karena terus-menerus mengalami tekanan, mungkin akan murtad dari kepercayaan mereka kepada Kristus. Penulis surat ini berusaha mendorong mereka supaya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Allah yang sempurna. Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini. Pertama, Yesus adalah Anak Allah -- Anak yang kekal. Anak Allah itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Allah, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri. Kedua, Allah telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama. Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara- upacara persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Upacara-upacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu saja, lain tidak.
Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11 Ibr 11:1-40), penulis surat ini menganjurkan para pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 (Ibr 12:1-29) ia mendorong mereka supaya terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan peringatan.
Isi
- Pendahuluan: Kristus adalah pernyataan Allah yang sempurna
Ibr 1:1-3 - Kristus lebih tinggi dari malaikat
Ibr 1:4-2:18 - Kristus lebih tinggi dari Musa dan Yosua
Ibr 3:1-4:13 - Keistimewaan pekerjaan Kristus sebagai imam
Ibr 4:14-7:28 - Keistimewaan perjanjian Kristus
Ibr 8:1-9:28 - Keistimewaan kurban Kristus
Ibr 10:1-39 - Pentingnya iman
Ibr 11:1-12:29 - Nasihat dan penutup
Ibr 13:1-25
Ajaran: Ibrani (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti pokok-pokok ajaran dari Kitab Ibrani, dan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Pen
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti pokok-pokok ajaran dari Kitab Ibrani, dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendahuluan
Penulis : Hanya Tuhan yang tahu (kemungkinan Rasul Paulus).
Tahun : Sekitar tahun 64-68 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang percaya yang berlatar belakang Yahudi. Mereka sedang mengalami penganiayaan dan ejekan karena iman Kristen. (Dan juga kepada semua jemaat Kristen di dunia).
Isi Kitab: Kitab Ibrani terbagi atas 13 pasal. Di dalam Kitab ini kita dapat melihat ajaran penguatan iman Kristen bagi orang-orang yang sudah mulai mundur dari imannya, yang disebabkan oleh penganiayaan dari orang-orang yang bukan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Ibrani
Pasal 1-6 (Ibr 1:1-6:12).
Pengajaran tentang Yesus yang memiliki kedudukan tertinggi
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa semua yang mau kita ketahui tentang Allah dapat diketahui melalui Tuhan Yesus, karena Ia adalah Cahaya Kemuliaan Allah, Penyuci dosa. Ia adalah Pencipta, dan juga lebih tinggi dari para malaikat.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ibr 1:2-4. Kalau Yesus lebih tinggi dari pada para malaikat dan Ia adalah Pencipta, penyuci dosa, maka hendaknya setiap orang Kristen berhati- hati dalam kehidupannya sehari-hari, karena Ia sudah mengambil keputusan untuk menerima Penebusnya.
- Bacalah pasal Ibr 5:11-14; 6:4-6. Berikanlah pendapat saudara mengenai bagian ini.
Pasal 6-10 (Ibr 6:13-10:18).
Pengajaran tentang Yesus sebagai imam besar yang paling berkuasa
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa Yesus adalah Jalan ke tempat kudus, karena Ia telah membebaskan orang percaya dari Iblis dan maut serta ketakutan dari hukuman dosa.
Pendalaman
- Bacalah pasal Ibr 7:25-27. _Tanyakan_: Apakah yang sanggup dilakukan oleh Yesus dalam hidup saudara? Adakah imam yang memenuhi syarat dalam ayat 26; Ibr 7:26, selain Tuhan Yesus? Apakah yang membedakan Tuhan Yesus dari imam-imam yang lain? Siapakah imam saudara untuk dapat datang kepada Allah?
- Bacalah pasal Ibr 10:3-4,11-18. _Tanyakan_: Apakah darah hewan (domba) dapat menebus dosa manusia? Domba apakah yang menjadi korban orang Kristen? Apakah persembahan korban yang dilakukan oleh imam-imam dunia dapat menghapuskan dosa? Apakah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bagi orang Kristen (manusia)? (lihat ayat 12-18; Ibr 10:12-18)
Pasal 10-13 (Ibr 10:19-13:25).
Pengajaran yang berupa nasehat bagi orang-orang Kristen
- Peringatan untuk mengingat masa yang lalu.
Pendalaman
Bacalah pasal Ibr 10:13-39. Karena itu tetaplah setia, maka kita akan memperoleh hidup yang kekal.
- Peringatan untuk mengingat Bapa-bapa beriman pada jaman dahulu.
Pendalaman
Bacalah pasal 11; Ibr 11:1-40. Dengan mengingat Bapa-bapa beriman, diharapkan agar setiap orang Kristen dikuatkan, karena hal itu membuktikan bahwa apa yang dijanjikan Allah adalah benar.
- Peringatan untuk mengingat pengharapan iman.
Pendalaman
Bacalah pasal Ibr 12:28; 13:5. Karena ada janji yang pasti dari Allah akan jaminan masa yang akan datang dan sekarang, maka hendaknya sebagai orang-orang yang sudah ditebus dari dosa, kita jangan mundur.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Ibrani?
- Apakah pusat pengajaran Kitab Ibrani?
- Apakah yang dimaksudkan dengan iman?
- Apakah kelebihan Tuhan Yesus dari manusia lain?
Intisari: Ibrani (Pendahuluan Kitab) Kabar baik tentang hal-hal yang lebih baik
SIAPA PENULIS SURAT IBRANI?Kita sama sekali tidak tahu siapa penulis surat Ibrani. Meskipun surat ini diak
Kabar baik tentang hal-hal yang lebih baik
SIAPA PENULIS SURAT IBRANI?
Kita sama sekali tidak tahu siapa penulis surat Ibrani. Meskipun surat ini diakhiri dengan salam hangat, tetapi tidak terdapat alamat pada awal tulisan! Secara umum orang berpendapat bahwa Paulus yang menulis surat ini, tetapi Ibrani 2:3 mengatakan bahwa penulis mendengar Injil dari orang lain yang mendengar sendiri ajaran Yesus. Paulus menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak pernah mendengar Injil dari orang lain (Gal 1:12). Penulisnya boleh jadi orang Lewi yang bernama Barnabas (Kis 4:36) yang mengetahui seluk beluk para imam dan pekerjaan mereka. Lukas merupakan kemungkinan ketiga; gaya penulisan Ibrani mirip dengan gaya penulisan Injil Lukas dan Kisah para Rasul. Yang keempat, Apolos mengenal Timotius dengan baik (13:23). Pula, Kisah 18:24 menyatakan bahwa Apolos adalah 'seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci'. Siapa pun penulis Ibrani, ia pasti seorang yang mahir dalam soal-soal Kitab Suci! Dan masih ada banyak pendapat lain. Pada akhirnya kita harus mengatakan bahwa tidak seorang pun mengetahui siapa penulis surat ini!
SIAPA PENERIMA SURAT INI?
Karena tidak ada alamat pada surat ini, maka kita tidak tahu siapa penerimanya. Penulis menyatakan suratnya sebagai 'nasihat' (13:22). Tetapi, siapa yang ia nasihati? Mereka adalah orang-orang yang telah dianiaya (Ibr 10:32-34 ). Penulis mengenal mereka secara pribadi dan berharap untuk segera mengunjungi mereka (13:19 dan 23). Mereka mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin, tetapi tidak mengalami kemajuan (5:12). Mereka adalah orang-orang berbahasa Yunani; surat ini ditulis mungkin dalam bahasa Yunani terbaik dari seluruh Perjanjian Baru. Oleh karena itu, hampir dapat dipastikan mereka bukanlah orang Yahudi yang tinggal di Yudea. Tetapi, sama pasti pula mereka adalah orang Yahudi. Orang bukan Yahudi tidak mungkin dapat mengerti hukum Yahudi secara rinci. Mereka mungkin hidup di Roma. Hal ini dapat menjelaskan salam yang terdapat dalam 13:24 dari orang Kristen Italia.
MENGAPA SURAT IBRANI DITULIS?
Ada dua kemungkinan. Jika kelompok penerima surat ini adalah Kristen, surat ini merupakan peringatan bagi mereka tentang bahaya kemurtadan, meninggalkan Kristus. Tetapi, mungkin kelompok ini adalah orang Yahudi yang masih belum dapat memutuskan, merasa ragu-ragu antara keputusan mengikuti Kristus atau kembali kepada cara-cara ibadat mereka yang lama.
WAKTU PENULISAN.
Clemen dari Roma mengetahui surat ini, maka surat ini pasti ditulis sebelum tahun 95 M. Dan karena Ibr 10:1-3 menyatakan bahwa korban masih dipersembahkan, maka mungkin surat ini ditulis sebelum tahun 70 M, ketika Bait Suci dihancurkan. Jika penganiayaan yang disebut dalam pasal 10 dilakukan oleh Nero, maka surat ini ditulis sesudah kebakaran di Roma, yaitu tahun 64 M.
Pesan
1. Nasihat.
Ibrani merupakan suatu imbauan yang mengingatkan bahwa kita harus maju terus, bertumbuh dan menjadi dewasa. Kristen selalu tergoda untuk bertahan dalam suatu titik, untuk memperkuat diri dan tidak berani menanggung risiko untuk lebih maju dalam kehidupan iman.
2. Peringatan.
Nasihat untuk maju terus selalu diikuti dengan suatu peringatan akan adanya akibat yang serius apabila tetap berdiam diri atau mundur. Khususnya perhatikan lima pasal yang berisi peringatan:
o Berpegang teguh! Ibr 3:7-19
o Tidak ada mundur! Ibr 6:1-20
o Tidak ada korban lain! Ibr 10:19-39
o Tidak bisa luput! Ibr 12:25-29
3. Perbandingan.
Penulis ingin sekali menunjukkan kepada kita nilai Perjanjian Lama untuk dapat memahami Perjanjian Baru. Dewasa ini banyak orang Kristen yang mengabaikan Perjanjian Lama. Ibrani menunjukkan kepada kita kesinambungan dan perbedaan antara kedua perjanjian tersebut.
4. Sebuah kemah dan bukan Bait Allah.
Walaupun Bait Suci di Yerusalem hampir dapat dipastikan masih berdiri, penulis di sini memakai istilah kemah, seperti digambarkan dalam Keluaran 25:1-27:21, sebagai gambaran penyembahan yang murni yang darinya dapat dipakai untuk memberikan gambaran penyembahan Kristen. Kemah sangat cocok untuk mereka yang berpindah-pindah, Bait Allah cocok untuk orang yang menetap. Ibrani menantang pola kehidupan kita yang menetap dan nyaman dengan corak kehidupan musafir sebagai gantinya (Ibr 11:16).
Penerapan
Ibrani memunculkan pertanyaan tentang jaminan keselamatan Kristen. Dapatkah Kristen diselamatkan hari ini dan terhilang di kemudian hari? Ayat-ayat seperti Yohanes 10:29 tampaknya mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin. Namun demikian, kita sering menemukan orang-orang yang dahulu tampaknya Kristen, tetapi sekarang menyangkal Kristus. Pasal-pasal peringatan dalam Ibrani seolah-olah menyarankan bahwa orang Kristen masih tetap bebas untuk kembali kepada cara hidup mereka yang lama: "Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula" (Ibr 3:14). "Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya... tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat..." (Ibr 6:4-6). "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman" (Ibr 10:26-27). Jika surat ini dikirim kepada orang Yahudi yang telah menggabungkan diri dengan gereja Kristen, tetapi tidak mau menyerahkan diri mereka kepada Kristus, maka pengajarannya jelas: terus atau tinggalkan! Tetapi, jika surat ini ditulis kepada orang Kristen, surat ini tampaknya menegaskan bahwa sekalipun telah menjadi Kristen kita tetap diberi kesempatan untuk memilih keluar lagi. Yang terakhir ini sukar diterima sebagai ajaran Ibrani, sebab bertentangan dengan kata-kata Yesus sendiri (seperti dalam Yoh 10:29), berlawanan dengan berbagai analogi keselamatan (dapatkah seorang Kristen dibatalkan kelahiran kembalinya?) dan menentang kuasa Tuhan yang mampu menjaga keselamatan domba-domba-Nya.
Oleh karenanya, ajaran Ibrani adalah:
o Tidak ada kekristenan yang setengah-setengah. Terus atau keluar!o Iman selalu menjadi kunci dari kehidupan yang dituntut oleh Allah.
Bagaimanapun juga, iman bukanlah semata-mata percaya tentang sesuatu, tetapi
merupakan perbuatan ketaatan.
o Perjanjian Lama dapat secara sah digunakan untuk menjelaskan ajaran
Perjanjian Baru. Seluruh isi Alkitab adalah firman Allah.
Tema-tema Kunci
1. Keunggulan Kristus.
Ini adalah topik yang sangat jelas dalam bagian pertama surat Ibrani (1-10). Bacalah seluruh pasal ini dan tulislah semua haI yang menyebutkan Kristus adalah yang "tertinggi". Mulai dari Ibr 1:4 Yesus mempunyai nama yang jauh lebih indah. Apa artinya? Telusurilah makna dari "keunggulan" Kristus.
2. Melkisedek.
Melkisedek hanya disebut dalam Ibrani 5-7 dalam Perjanjian Baru, dan dalam Kejadian 14 serta Mazmur 110 dalam Perjanjian Lama. Pelajarilah pasal-pasal ini. Pakailah kamus Alkitab untuk dapat mengetahui lebih banyak tentang dia dan arti namanya. Siapakah dia? Apa yang dilakukannya? Dan, apa kepentingan Melkisedek dalam argumentasi yang dikembangkan oleh penulis bagi surat Ibrani?
3. Perjanjian Lama.
Tulislah semua kutipan langsung dari Perjanjian Lama yang Anda temui dalam Ibrani. Catat juga acuan yang tidak langsung ke Perjanjian Lama. Amatilah prinsip-prinsip yang tampaknya dipelajari dengan menggunakan Perjanjian Lama. Bagaimana hal ini menunjukkan kepada kita tentang pendekatan terhadap Perjanjian Lama?
4. Iman
Bacalah seluruh Ibrani 11. Tulislah semua perbuatan yang telah dilakukan oleh berbagai orang tersebut. Bagaimana penekanan tentang 'iman yang bekerja' sehubungan dengan definisi tentang iman dalam ayat 1? Pelajarilah ayat-ayat 32-38 tentang iman. Apa yang dilakukan oleh para pelaku iman yang namanya disebutkan dalam pasal ini? Berapa banyak perbuatan dan pengalaman yang disebut di sana yang dapat Anda hubungkan dengan peristiwa atau orang-orang yang disebut dalam Alkitab?
Garis Besar Intisari: Ibrani (Pendahuluan Kitab) [1] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA PARA MALAIKAT Ibr 1:1-2:18
Ibr 1:1-14Suatu perbedaan
Ibr 2:1-4Suatu peringatan
Ibr 2:5-18Kerendahan hati
[1] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA PARA MALAIKAT Ibr 1:1-2:18
Ibr 1:1-14 | Suatu perbedaan |
Ibr 2:1-4 | Suatu peringatan |
Ibr 2:5-18 | Kerendahan hati Putra Allah |
[2] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA MUSA Ibr 3:1-19
Ibr 3:1-6 | Putra Allah dan hamba |
Ibr 3:7-19 | Peringatan |
[3] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA YOSUA Ibr 4:1-13
[4] PUTRA ALLAH: LEBIH TINGGI DARIPADA IMAM BESAR Ibr 4:14-10:39
Ibr 4:14-5:14 | Lebih tinggi daripada Harun |
Ibr 6:1-20 | Peringatan dan imbauan |
Lebih tinggi daripada Melkisedek:
Ibr 7:1-10 | Kebesaran Melkisedek |
Ibr 7:11-19 | Keimaman yang baru |
Ibr 7:20-25 | Keimaman yang tetap |
Ibr 7:26-28 | Putra Allah yang sempurna |
Ibr 8:1-13 | Perjanjian yang unggul |
Pengorbanan yang terbaik:
Ibr 9:1-10 | Keterbatasan yang lama |
Ibr 9:11-28 | Kesempurnaan yang baru |
Ibr 10:1-18 | Tubuh Kristus |
Ibr 10:19-39 | Imbauan dan peringatan |
[5] KEHIDUPAN IMAN Ibr 11:1-13:17
Ibr 11:1-3 | Definisi iman |
Ibr 11:4-22 | Dari Habel sampai Keluaran |
Ibr 11:23-31 | Dari Mesir sampai Kanaan |
Ibr 11:32-38 | Hakim-hakim, raja-raja dan nabi-nabi |
Ibr 11:39-40 | Hari depan yang lebih baik |
Ibr 12:1-2 | Contoh: lihat pada Yesus |
Ibr 12:3-11 | Hidup sebagai keluarga Allah |
Ibr 12:25-29 | Peringatan |
Ibr 12:12-24 | Kekudusan: bukan suatu pilihan tambahan |
Ibr 13:1-6 | Kekudusan dalam praktek |
Ibr 13:7-17 | Kepemimpinan dan kemuridan |
[6] KESIMPULAN Ibr 13:18-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi