Teks -- 1 Korintus 2:1 (TB)

2:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: 1Kor 2:1 - AKU TIDAK DATANG ... DENGAN HIKMAT.

Nas : 1Kor 2:1

Isi khotbah Paulus tidak berdasarkan "hikmat" manusia yang paling mutakhir, baik yang ada dalam dunia maupun dalam gereja. Sebaliknya, dia memusatkan beritanya pada kebenaran inti dari Injil (penebusan melalui Kristus) dan pada kuasa Roh Kudus

(lihat cat. --> 1Kor 2:4 berikutnya).

[atau ref. 1Kor 2:4]

Ia sangat sadar akan keterbatasan manusiawinya, ketidakcakapan pribadinya, dan ketakutan serta rasa gemetar dalam dirinya. Oleh karenanya, ia tidak bersandar pada dirinya, melainkan pada beritanya dan pada Roh (ayat 1Kor 2:4). Hal ini mengakibatkan suatu keyakinan (pertunjukan) dari karya dan kekuatan Roh yang lebih besar.

BIS: 1Kor 2:1 - rencana Allah yang belum diketahui oleh dunia

rencana Allah yang belum diketahui oleh dunia: beberapa naskah kuno: kesaksian mengenai Allah.

Jerusalem: 1Kor 2:1 - kesaksian Allah

Var: rahasia Allah. Kesaksian Allah ialah kesaksian yang diberikan Allah melalui pewartaan tentang Yesus Kristus.

Ende: 1Kor 2:1 - Kesaksian Allah

ialah wahju Allah jang dimaklumkan sebagai kebenaran mutlak, lagi dibenarkan dan diperkuat oleh pernjataan-pernjataan adjaib.

Ref. Silang FULL: 1Kor 2:1 - dengan hikmat

· dengan hikmat: 1Kor 2:4,13; 1Kor 1:17

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): 1Kor 2:1 - Dan saya, saudara-saudara, ketika saya datang kepada kalian // tidak dengan kebijaksanaan kata-kata // datang bukan dengan keunggulan ucapan, atau kebijaksanaan // menyatakan kepada kalian kesaksian Tuhan.

Dan saya, saudara-saudara, ketika saya datang kepada kalian,.... Kisah yang diberikan oleh rasul tentang dirinya ini terjadi, baik karena apa yang telah ia katakan di bagian akhir bab sebelumnya, mengenai pilihan yang Tuhan buat dari hal-hal yang bodoh, lemah, rendah, dan terhina di dunia, serta pemanggilan-Nya kepada mereka oleh kasih karunia-Nya untuk bersekutu dengan orang-orang kudus secara bersama, dan oleh karena itu ia menyesuaikan pelayanannya kepada mereka, dan khususnya kepada pelayanan firman, yang ia sendiri adalah contoh dan teladan; atau karena apa yang telah ia nyatakan dalam 1Kor 1:17 dari bab yang sama, bahwa ia diutus untuk memberitakan Injil,

tidak dengan kebijaksanaan kata-kata; yang di sini ia tegaskan kembali, dan menyatakan dengan sesuai, bahwa ketika ia pertama kali datang ke Korintus, ia

datang bukan dengan keunggulan ucapan, atau kebijaksanaan; karena walaupun ia tidak hanya terampil dalam ilmu Yahudi, dibesarkan di kaki Gamaliel; tetapi juga memiliki pemahaman yang baik tentang sastra Yunani, dan mampu, dalam kesempatan yang tepat, untuk mengutip pujangga Yunani, seperti yang dilakukannya dengan Aratus, Kis 17:28 dan Menander, Tit 1:12, dan dengan demikian, jika ia mau, dapat menghiasi pidatonya dengan bahasa yang megah, dengan bunga-bunga retorika, dan kefasihan orang-orang Yunani; namun ia tidak memilih gaya yang tinggi dan berbunga-bunga, yang sangat terasa dari kebijaksanaan dan seni manusia; karena subjek yang ia bahas tidak memerlukan pakaian seperti itu, atau kata-kata besar yang menyombongkan diri, atau gaya bombastis untuk mempercantiknya, dan mendapatkan pujian serta persetujuan dari manusia: karena apa yang ia sampaikan adalah hal-hal yang jelas dan faktual, yang dibuktikan oleh Tuhan sendiri,

menyatakan kepada kalian kesaksian Tuhan; yaitu, Injil, yang memberikan kesaksian tentang kasih, kasih karunia, dan belas kasihan Tuhan, kebaikan-Nya dan niat baik-Nya kepada anak-anak manusia, dengan memberikan dan mengutus Putra-Nya yang tunggal untuk menjadi Juruselamat dan Penebus mereka; dan di mana Tuhan memberikan kesaksian tentang Putra-Nya, tentang anak-Nya, keilahian-Nya, perantaraan-Nya, inkarnasi-Nya, ketaatan-Nya, penderitaan-Nya, dan kematian-Nya, tentang kebangkitan-Nya, pengangkatan-Nya ke surga, duduk di sebelah kanan-Nya, perantaraan-Nya untuk umat-Nya, dan kedatangan-Nya yang kedua untuk mengadili, serta kehidupan kekal dan keselamatan melalui-Nya. Semua hal ini adalah fakta, dan bergantung pada kesaksian Tuhan, yang lebih besar daripada kesaksian manusia, tidak memerlukan seni atau oratori manusia untuk merekomendasikannya: sudah cukup dengan kata-kata yang jelas, dan bahasa yang mudah, untuk menyatakannya, dengan bukti yang mendukungnya. Salinan Aleksandria, dan beberapa lainnya, membaca, "misteri" Tuhan: dan demikian juga versi Suriah רזא דאלהא, "misteri Tuhan" salah satu salinan Stephens membacanya, "misteri Kristus"; dan versi Latin Vulgata, "kesaksian Kristus".