Teks -- Kisah Para Rasul 27:6 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ende -> Kis 27:6
Ende: Kis 27:6 - Paulus sudah lampau Jang dimaksudkan ialah satu-satunja hari puasa resmi
orang Jahudi, jang djatuhnja sekitar 24 Sept. Pelajaran di Laut-Tengah sebelah
Timur biasanja ber...
Jang dimaksudkan ialah satu-satunja hari puasa resmi orang Jahudi, jang djatuhnja sekitar 24 Sept. Pelajaran di Laut-Tengah sebelah Timur biasanja berbahaja mulai 14 Sept. sampai bulan April.
Ref. Silang FULL -> Kis 27:6
Ref. Silang FULL: Kis 27:6 - sebuah kapal // ke Italia · sebuah kapal: Kis 28:11
· ke Italia: Kis 27:1; Kis 18:2; 25:12,25
· sebuah kapal: Kis 28:11
· ke Italia: Kis 27:1; Kis 18:2; 25:12,25
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 27:1-11
Matthew Henry: Kis 27:1-11 - Perjalanan Paulus Menuju Roma
Seluruh pasal ini menceritakan perjalanan Paulus menuju Roma, sewaktu dikirim ke sana oleh wali negeri Festus sebagai tahanan, setelah ia meminta ...
- Seluruh pasal ini menceritakan perjalanan Paulus menuju Roma, sewaktu dikirim ke sana oleh wali negeri Festus sebagai tahanan, setelah ia meminta naik banding kepada Kaisar.
- I. Pada awalnya, perjalanannya cukup baik, tenang, dan lancar(ay. Kis 27:1-8).
- II. Paulus memberi tahu para awak kapal akan datangnya badai, tetapi tidak berhasil membuat mereka tetap tinggal di tempat (ay. Kis 27:9-11).
- III. Sementara meneruskan perjalanan, mereka diamuk oleh angin badai yang ganas, yang begitu membuat mereka kesusahan sehingga tidak ada lagi yang bisa mereka harapkan selain terdampar (ay. Kis 27:12-20).
- IV. Paulus meyakinkan mereka bahwa meskipun mereka tidak mau mendengar sarannya untuk tidak menantang bahaya ini, namun, oleh pemeliharaan Allah yang baik, mereka akan dibawa dengan selamat, dan tak seorang pun akan binasa (ay. Kis 27:21-26).
- V. Akhirnya di tengah malam mereka terdampar di sebuah pulau, yang ternyata adalah Malta. Kemudian mereka dihadapkan pada bahaya yang tidak terbayangkan, tetapi mereka dikuatkan oleh nasihat Paulus yang menyuruh agar para awak kapal tetap di kapal, dan disemangati oleh penghiburannya untuk makan, dan menjadi berbesar hati (ay. Kis 27:27-36).
- VI. Nyawa mereka nyaris terenggut, ketika mereka dekat pantai, setelah kapal itu karam. Tetapi pada akhirnya semua orang secara menakjubkan diselamatkan (ay. Kis 27:37-44).
Perjalanan Paulus Menuju Roma ( Kis 27:1-11)
- Tidak tampak berapa lama sesudah pembicaraannya dengan Agripa, Paulus dikirim ke Roma, untuk menindaklanjuti permohonan naik bandingnya kepada Kaisar. Tetapi ada kemungkinan bahwa itu terjadi segera sesudah mereka mendapat kesempatan pertama yang nyaman untuk ke sana. Sementara itu, Paulus tengah berada di antara sahabat-sahabatnya di Kaisarea. Mereka menjadi penghiburan bagi dia, dan dia menjadi berkat bagi mereka. Tetapi di sini kita diberi tahu,
- I. Bagaimana Paulus dikirim dengan kapal ke Italia: sebuah perjalanan yang panjang, tetapi tidak ada cara lain. Ia sudah minta naik banding kepada Kaisar, dan kepada Kaisarlah ia harus pergi: Diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, sebab untuk pergi ke Roma, mereka harus lewat jalur laut, sangat jauh kalau lewat jalur darat. Karena itulah, pada waktu dinubuatkan tentang penaklukan bangsa Romawi atas bangsa Yahudi, dikatakan (Bil. 24:24), kapal-kapal akan datang dari pantai orang Kitim, yaitu Italia, dan akan menindas Heber, yaitu orang-orang Ibrani. Sudah diputuskan oleh kebijaksanaan Allah, sebelum diputuskan oleh rencana Festus, bahwa Paulus harus pergi ke Roma. Sebab, apa pun yang direncanakan manusia, Allah mempunyai pekerjaan untuk dilakukan Paulus di sana. Sekarang di sini kita diberi tahu,
- 1. Siapa yang diserahi tugas untuk menjaga dia, yakni seorang perwira yang bernama Yulius, pasukan Agustus, sama seperti Kornelius berasal dari pasukan, atau legion, Italia (10:1). Ia mempunyai prajurit-prajurit di bawahnya, untuk menjaga Paulus, supaya ia tidak kabur, dan juga untuk melindungi dia, supaya orang tidak berbuat jahat kepadanya.
- 2. Dari pelabuhan mana Paulus berangkat: mereka naik kapal dari Adramitium (ay. Kis 27:2), sebuah pelabuhan di Afrika. Dari situ kapal ini mengangkut barang-barang dari Afrika, dan tampaknya, berlayar menuju Siria, di mana barang-barang itu dijual dengan harga bagus.
- 3. Siapa saja yang menemaninya dalam perjalanan ini. Ada beberapa tahanan yang diserahkan untuk dijaga oleh perwira yang sama. Mereka ini mungkin sudah minta naik banding juga kepada Kaisar. Atau, karena suatu alasan, mereka dipindahkan ke Roma, untuk diadili di sana, atau diperiksa sebagai saksi melawan beberapa tahanan di sana. Mungkin juga ada beberapa penjahat terkenal, seperti Barabas, yang karena besarnya kejahatan mereka dibawa ke hadapan kaisar sendiri. Paulus ditempatkan bersama-sama dengan orang-orang ini, seperti Kristus ditempatkan bersama-sama dengan para pencuri yang disalibkan bersama Dia. Dan Paulus terpaksa berbagi nasib dengan mereka dalam perjalanan ini. Kita juga mendapati dalam pasal ini (ay. Kis 27:42) bahwa demi mereka ia rela dibunuh, tetapi juga demi dia mereka diselamatkan. Perhatikanlah, bukan hal baru apabila orang yang tidak bersalah terhitung di antara para penjahat. Tetapi ada juga beberapa temannya di situ yang berlayar bersama dia, khususnya Lukas, penulis kitab ini, sebab ia menempatkan dirinya bersama-sama dengan mereka sepanjang perjalanan ini, kami berlayar ke Italia, dan, kami bertolak (ay. Kis 27:2). Aristarkhus, seorang dari Tesalonika, disebutkan secara khusus, sebagai kawan seperjalanan Paulus pada waktu itu. Dr. Lightfoot berpendapat bahwa Trofimus dari Efesus juga pergi bersama-sama dengan Paulus, tetapi kemudian Paulus meninggalkan dia yang sedang dalam keadaan sakit di Miletus (2Tim. 4:20), ketika ia melewati pantai-pantai Asia yang disebutkan di sini (ay. Kis 27:2), dan bahwa di tempat itu juga ia meninggalkan Timotius. Paulus sungguh merasa terhibur di kelilingi oleh beberapa temannya dalam perjalanan yang membosankan ini. Dengan mereka ia bisa bebas berbicara, meskipun ada juga kawan-kawan seperjalanan di sekelilingnya yang begitu bersifat duniawi dan cemar. Orang yang berlayar jauh di lautan biasanya seolah-olah harus singgah sebagai orang asing di Mesekh dan Kedar. Dan mereka perlu bersikap bijak, supaya mereka bisa berbuat kebajikan kepada sekumpulan kawan yang jahat, bisa menjadikan kawanan itu lebih baik, atau setidak-tidaknya, tidak menjadi lebih buruk karena mereka.
- II. Ke arah mana mereka pergi, dan tempat-tempat apa saja yang mereka singgahi, yang secara khusus dicatat untuk meneguhkan kebenaran cerita ini kepada orang-orang yang hidup pada waktu itu. Selain itu, dengan menyebutkan nama-nama tempat, mereka juga ingin bercerita berdasarkan pengalaman sendiri bahwa mereka pernah singgah di tempat ini dan itu.
- 1. Mereka singgah di Sidon, tidak jauh dari tempat mereka naik kapal. Di sanalah mereka tiba keesokan harinya. Dan apa yang bisa diamati di sini adalah, bahwa seorang perwira yang bernama Yulius memperlakukan Paulus dengan luar biasa ramah. Ada kemungkinan bahwa Yulius mengetahui masalah Paulus, dan Yulius merupakan salah seorang dari kepala-kepala pasukan, atau orang-orang yang terkemuka, yang mendengar Paulus membela perkaranya sendiri di hadapan Agripa (25:23), yang yakin akan ketidakbersalahannya dan menolak kejahatan yang telah diperbuat terhadapnya. Oleh sebab itu, walaupun Paulus diserahkan kepadanya sebagai tahanan, ia memperlakukan Paulus sebagai teman, sebagai cendekiawan, sebagai orang terhormat, dan sebagai orang yang mempunyai kepentingan di sorga. Ia memperbolehkannya, selama kapal tertambat di Sidon untuk suatu urusan, mengunjungi sahabat-sahabatnya di sana, supaya mereka melengkapkan keperluannya (KJV: untuk menyegarkan diri – pen.). Dan sungguh Paulus merasa disegarkan kembali dengan kesempatan ini. Yulius dalam hal ini memberikan contoh kepada para penguasa untuk menghormati orang-orang yang mereka tahu pantas dihormati, dan untuk menggunakan kekuasaan mereka guna membuat perubahan. Seorang Yusuf, atau seorang Paulus, tidak pantas diperlakukan sebagai tahanan biasa. Allah dalam hal ini membesarkan hati orang-orang yang menderita bagi Dia untuk berharap pada-Nya. Sebab bahkan orang-orang yang paling tidak mereka sangka sekalipun sanggup diubahkan-Nya sehingga mau berteman dengan mereka. Ia sanggup membuat mereka dikasihani, bahkan dihargai dan disanjung, sekalipun di mata semua orang yang menawan mereka (Mzm. 106:46). Itu juga merupakan bukti kesetiaan Paulus. Ia tidak berusaha kabur, yang bisa saja dilakukannya dengan mudah. Sebaliknya, karena boleh keluar dengan jaminan kehormatan, ia dengan setia kembali ke penjara. Jika perwira itu bersikap begitu ramah terhadap Paulus sehingga ia mempercayai perkataannya, maka Paulus pun bersikap begitu adil dan jujur terhadap perwira itu sehingga ia memegang perkataannya sendiri.
- 2. Mereka berlayar dari situ menyusur pantai Siprus (ay. Kis 27:4). Andaikan anginnya tenang, mereka pasti sudah langsung melaut, dan meninggalkan Siprus di sebelah kanan mereka. Akan tetapi, karena angin tidak bersahabat, mereka terpaksa berlayar dengan angin sakal, dan dengan demikian seolah-olah mengitari pulau itu, dan meninggalkannya dari sebelah kiri. Para pelaut harus melakukan apa saja sebisa mereka, apabila tidak bisa melakukan apa yang mereka mau, dan memanfaatkan sebaik-baiknya angin apa yang bertiup, ke arah mana pun itu. Begitu pula halnya kita semua dalam perjalanan mengarungi lautan dunia ini. Sekalipun ada angin menghadang di depan, kita tetap harus maju semampu kita.
- 3. Di pelabuhan yang disebut Mira, mereka pindah kapal. Karena kapal yang mereka naiki sebelumnya, ada kemungkinan, berlayar hanya sampai di situ, mereka naik sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia (ay. Kis 27:5-6). Pada waktu itu Aleksandria merupakan kota utama Mesir, dan ada hubungan dagang yang erat antara kota itu dan Italia. Dari Aleksandria orang-orang membawa jagung ke Roma. Dan barang-barang dari Hindia Timur dan Persia yang mereka impor dari Laut Merah, diekspor ke seluruh bagian Laut Tengah, terutama Italia. Kapal-kapal Aleksandria juga mendapat perlakuan khusus di pelabuhan-pelabuhan Italia. Mereka tidak harus menurunkan layar, seperti kapal-kapal lain, ketika berlabuh.
- 4. Dengan susah payah mereka sampai di Pelabuhan Indah, pelabuhan di pulau Kreta (ay. Kis 27:7-8). Mereka berlayar selama beberapa hari dengan perlahan-lahan, karena dihambat atau dihadang angin. Masih butuh waktu yang lama bagi mereka untuk sampai di Knidus, sebuah pelabuhan Karia. Dan sekarang mereka terpaksa menyusuri pantai Kreta, seperti sebelumnya mereka menyusuri pantai Siprus. Banyak kesulitan yang mereka hadapi ketika melewati Salmone, sebuah tanjung di pantai timur pulau Kreta. Meskipun pada saat itu lautnya tidak bergelombang, perjalanannya sangat membosankan. Oleh pemeliharaan ilahi, ada banyak orang tidak mundur dalam menjalankan urusan mereka, namun mereka hanya berlayar perlahan-lahan, dan tidak maju-maju sambil memanfaatkan pemeliharaan ilahi yang menguntungkan itu. Begitu juga, ada banyak orang Kristen yang baik berkeluh kesah dalam perkara-perkara yang menyangkut jiwa mereka, mereka tidak beranjak dari tempat mereka dan menuju ke sorga, tetapi terus bertahan di atas tanah pijakan mereka itu. Mereka maju tetapi dengan banyak perhentian dan istirahat, dan diombang-ambingkan angin dalam waktu yang lama. Amatilah, tempat yang mereka datangi disebut Pelabuhan Indah. Para pelancong berkata bahwa pelabuhan itu dikenal dengan nama yang sama sampai sekarang, dan bahwa nama itu cocok dengan suasana dan pemandangan di sana yang menyenangkan. Namun,
- (1) Itu bukan pelabuhan yang mereka tuju. Pelabuhan itu indah, tetapi bukan pelabuhan mereka. Betapapun menyenangkannya keadaan kita di dunia ini, kita harus ingat bahwa kita belum sampai di rumah, dan oleh sebab itu kita harus bangkit dan beranjak pergi. Sebab, meskipun indah, itu bukanlah pelabuhan kesukaan mereka (Mzm. 107:30).
- (2) Pelabuhan itu tidak baik untuk tinggal di situ selama musim dingin, demikianlah yang dikatakan (ay. Kis 27:12). Pemandangannya indah, tetapi rentan terhadap cuaca buruk. Perhatikanlah, pelabuhan yang indah bukanlah pelabuhan yang aman. Bahkan, di mana ada kesenangan terbesar, boleh jadi di situ ada bahaya terbesar.
- III. Nasihat apa yang diberikan Paulus kepada mereka mengenai perjalanan yang masih ada di depan mereka. Ia menasihati mereka untuk tetap tinggal di tempat selama musim dingin, dan jangan berpikir untuk pergi ke mana pun sampai cuaca berubah menjadi lebih baik.
- 1. Itu waktu yang buruk untuk berlayar. Mereka sudah kehilangan banyak waktu selama bergumul melawan angin sakal. Berlayar pada waktu itu berbahaya, karena waktu puasa sudah lampau, maksudnya, waktu puasa tahunan orang-orang Yahudi, pada hari penebusan, yang jatuh pada hari kesepuluh di bulan ketujuh, hari untuk merendahkan diri dengan berpuasa. Jadi waktu itu kira-kira tanggal 20 September menurut kalender kita. Puasa tahunan itu dijalankan dengan sangat khidmat. Tetapi (anehnya), tentang pelaksanaannya, kita tidak pernah melihatnya disebutkan di seluruh sejarah Kitab Suci, kecuali memang itulah yang dimaksudkan di sini, dengan cukup menyebutkan musim di tahun itu. Bulan September tanggal 20an dianggap sebagai waktu yang buruk untuk berlayar oleh para awak kapal, sama seperti waktu-waktu lain. Mereka mengeluhkan angin-angin yang kencang pada musim itu. Itulah waktu yang diambil para pelaut yang sedang kesusahan ini untuk berlayar. Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau. Mereka bukan saja sudah kehilangan waktu, melainkan juga kesempatan.
- 2. Paulus mengingatkan mereka akan hal itu, dan memberi tahu mereka akan bahaya yang mengancam (ay. Kis 27:10): “Aku lihat” (entah melalui pemberitahuan dari Allah, atau dengan melihat tekad mereka yang keras untuk meneruskan perjalanan kendati dengan cuaca yang berbahaya itu) – “bahwa pelayaran kita akan mendatangkan kesukaran-kesukaran dan kerugian besar. Kalian yang punya barang-barang di kapal kemungkinan akan kehilangan barang-barang itu, dan sungguh suatu mujizat belas kasihan jika nyawa kita tidak menjadi korban.” Ada beberapa orang baik di kapal itu, tetapi ada lebih banyak lagi orang jahat. Tetapi dalam keadaan ini, segala sesuatu sama bagi sekalian, dan nasib orang sama: baik orang yang benar maupun orang yang fasik. Jika kedua-duanya berada di kapal yang sama, mereka berada dalam bahaya yang sama.
- 3. Mereka tidak mau menuruti nasihat Paulus dalam hal ini (ay. Kis 27:11). Mereka menganggap dia sok tahu karena mengusulkan sesuatu dalam hal pelayaran, suatu bidang yang tidak dikuasainya. Dan perwira yang dipercaya untuk memutuskan hal ini, meskipun ia sendiri seorang penumpang, namun, sebagai orang yang berwenang, memutuskan untuk tidak mengindahkan usulan Paulus. Itu dilakukannya sekalipun mungkin ia sendiri tidak lebih sering berlayar daripada Paulus, tidak pula lebih mengenal lautan ini. Sementara Paulus sudah menanam Injil di Kreta (Tit. 1:5), dan mengenal beberapa bagian dari pulau itu dengan cukup baik. Tetapi perwira itu lebih memperhatikan pendapat juru mudi dan nakhoda daripada pendapat Paulus, sebab biasanya keahlian orang dalam bidang pekerjaannya sendiri harus dihargai. Tetapi orang seperti Paulus, yang begitu mengenal Sorga, seharusnya lebih diperhatikan dalam memberi saran tentang pelayaran daripada pelayar-pelayar yang termashyur sekalipun. Perhatikanlah, orang yang lebih ingin menuruti hikmat manusia daripada wahyu ilahi tidak sadar bahaya apa yang akan mengancam mereka. Perwira itu memperlakukan Paulus dengan sangat ramah (ay. Kis 27:3), namun tidak mau mendengar nasihatnya. Perhatikanlah, banyak orang menunjukkan penghormatan kepada hamba-hamba Tuhan yang baik, namun tidak mau menuruti nasihat mereka (Yeh. 33:31).
SH: Kis 27:1-13 - Arti Allah beserta kita (Sabtu, 19 Agustus 2000) Arti Allah beserta kita
Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya
harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribad...
Arti Allah beserta kita
Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribadi kita. Karena itu kita sering berpikir bahwa jika Allah beserta kita maka tidak akan ada masalah yang akan menghadang. Apalagi jika di dalam pergumulan kita yakin bahwa kita sedang menjalankan kehendak-Nya, kita malah cenderung menuntut Allah bekerja sebagai pembantu kita yang mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semua persiapan selesai maka kita tinggal melakukan tugas saja.
Apakah benar demikian? Tidak! Ketika keputusan dikeluarkan bahwa Paulus pergi ke Itali, kesempatan Paulus untuk bersaksi di Roma terbuka dan ini berarti kehendak Tuhan terjadi (Kis. 23:11). Namun Paulus harus berlayar ke Roma bersama-sama orang-orang tahanan yang kasar dan liar. Mereka biasanya adalah orang-orang yang akan dihukum mati dengan cara bertarung dengan binatang buas di Roma. Paulus disamakan dengan mereka walaupun ia bukan seorang tahanan. Bayangkan bagaimana perasaannya. Lalu ia pun harus berpindah dari satu kapal ke kapal yang lain (6). Sementara itu alam sangat tidak berpihak kepadanya sehingga perjalanan menjadi jauh lebih lambat. Mereka pun terpaksa harus melanjutkan pelayaran walaupun ramalan cuaca tidak mendukung (7-9,12). Di samping itu, di dalam hatinya Paulus masih harus 'berperang' melawan 'kekuatiran' akan adanya badai karena peringatannya tidak dipedulikan oleh orang-orang lain (9-11).
Allah memberikan kesempatan kepada Paulus untuk ikut berjuang menuju Roma dengan menanggung hal-hal yang dapat ia tanggung seperti kelelahan, ketidaknyamanan, kesulitan, kekuatiran, terhina, dan tekanan mental. Itu adalah anugerah karena dengan mengalami peristiwa-peristiwa itu, Paulus diberikan hak untuk 'bermegah' karena ikut berjuang agar dapat bersaksi di Roma. Namun demikian Allah memahami bahwa ada hal-hal yang tidak dapat Paulus tanggung sendiri. Karena itu Ia menyediakan seluruh keperluan perjalanan Paulus dan teman-temannya (3).
Renungkan: Jika dalam memberitakan Injil dan pelayanan yang adalah kehendak Allah, Kristen masih menemui kesulitan bahkan halangan, berbahagialah, sebab Allah masih memberikan anugerah kepada kita untuk berjuang dan bermegah dalam perjuangan kita, sementara itu Allah tetap bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan.
SH: Kis 27:1-13 - Berani bicara yang benar (Senin, 17 September 2007) Berani bicara yang benar
Berlayar di musim dingin memang tidak aman, karena akan menghadapi
banyak aral melintang, misalnya angin dan badai. Itu...
Berani bicara yang benar
Berlayar di musim dingin memang tidak aman, karena akan menghadapi banyak aral melintang, misalnya angin dan badai. Itu dialami oleh Paulus dalam perjalanannya ke Roma. Perjalanan kapal yang ditumpangi Paulus mengalami kelambatan karena kondisi angin dan cuaca yang buruk (4-8). Entah kapan mereka akan tiba di Roma.
Paulus memiliki pengalaman dalam perjalanan laut saat ia mengabarkan Injil ke berbagai tempat. Ia juga pernah mengalami kecelakaan di laut (2Kor. 11:25). Bisa dimaklumi bila ia dapat memperkirakan bahaya yang akan mengancam perjalanan mereka. Tentu saja Paulus tidak bisa diam saja melihat semua itu. Kemudian ia memperingatkan awak kapal untuk tidak melanjutkan perjalanan (10). Tentu saja para awak kapal sulit mempercayai saran seorang tahanan yang tidak punya pengalaman sebagai pelaut (11). Namun waktu akan membuktikan bahwa saran Paulus benar adanya.
Sebelumnya kita melihat Paulus sebagai pemberita Injil yang pemberani. Dia tidak akan segan untuk mewartakan Injil kepada siapa pun dan di mana pun dia berada. Paulus telah menerima anugerah Injil, hidup di dalam anugerah itu, dan tahu akibat yang akan diterima orang yang tidak menerima anugerah itu. Oleh sebab itu, bibirnya tak pernah bisa berhenti membicarakan Injil kepada orang lain. Dalam nas ini, kita masih melihat Paulus yang tidak sungkan untuk berbicara dan menyampaikan hal yang benar. Hanya saja topik yang dibicarakannya kali ini berkaitan dengan masalah pelayaran dan cuaca. Meski tahu bahwa ia bukan ahlinya, namun pengalaman dan pemahamannya membuat dia tidak menutup mulutnya. Ia tahu dampak yang akan dialami orang banyak bila ia diam saja.
Banyak orang takut bicara hal yang benar karena tahu risiko yang akan ditanggung bila ia membuka mulutnya. Hendaknya kita belajar dari Paulus. Beranilah menyuarakan pendapat yang benar, meski akhirnya ditolak. Terutama bila hal itu berkaitan dengan kepentingan orang banyak.
SH: Kis 27:1-13 - Bukan hanya kepentingan diri (Kamis, 14 Agustus 2014) Bukan hanya kepentingan diri
Ada stasiun televisi yang menyiarkan program prakiraan cuaca setiap hari. Tentu prakiraan cuaca itu berasal dari sumber ...
Bukan hanya kepentingan diri
Ada stasiun televisi yang menyiarkan program prakiraan cuaca setiap hari. Tentu prakiraan cuaca itu berasal dari sumber yang bisa dipercaya, yang memantau cuaca berdasarkan ilmu dan teknologi tertentu. Maka tak mengherankan bila seorang seperti Paulus, tidak dipercaya untuk membuat prakiraan cuaca.
Yulius, perwira pasukan kaisar Roma, memperlakukan Paulus dengan ramah (3). Ini mungkin karena Paulus berbeda dari tahanan lain, ia adalah warga negara Roma yang ingin bertemu kaisar. Saat itu mereka dalam pelayaran menuju Italia (1). Berlayar dalam musim dingin memang tidak aman karena kemungkinan adanya badai sangat besar. Sebab itu, mereka harus melewatkan musim dingin dengan tinggal di sebuah kota dan pelayaran baru dilanjutkan setelah musim dingin berlalu.
Nakhoda dan jurumudi kapal yang lebih berpengalaman dalam berlayar memutuskan untuk meninggalkan Pelabuhan Indah dan melanjutkan pelayaran ke Feniks, kota pelabuhan berikutnya yang dapat mereka singgahi. Keputusan itu diambil karena Pelabuhan Indah bukan tempat yang ideal untuk ditinggali selama musim dingin (12).
Akan tetapi, Paulus memiliki pendapat berbeda, Ia menyarankan agar mereka tetap tinggal di Pelabuhan Indah karena melanjutkan perjalanan dalam cuaca seperti itu akan berisiko sangat besar, termasuk risiko nyawa mereka (9)! Apakah pendapat Paulus ini didengar? Dalam hal ini, tentu tidak mengherankan bila Yulius, sang perwira lebih mau mendengarkan saran nakhoda dan jurumudi kapal (11). Menurut para awal kapal, lebih baik berupaya keras untuk mencapai kota Feniks. Dan keputusan ini kelak akan mereka sesali dikemudian hari.
Seperti telah dinyatakan kepadanya, Paulus tahu bahwa ia akan selamat sampai di Roma. Meski demikian, ia peduli kepada orang lain dalam kapal itu, para tahanan yang mungkin dalam kondisi terbelenggu sehingga tak bisa menyelamatkan diri bila terjadi kecelakaan. Dalam hal ini kita melihat teladan Paulus, yang tidak hanya memikirkan diri sendiri dan berani berbicara bagi kepentingan orang lain.
SH: Kis 27:1-13 - Tuhan Pasti Menolong (Senin, 11 Maret 2019) Tuhan Pasti Menolong
Kehidupan ini berjalan dinamis dan penuh kejutan. Ada banyak hal tak terduga dapat terjadi, baik hal menyenangkan ataupun menyed...
Tuhan Pasti Menolong
Kehidupan ini berjalan dinamis dan penuh kejutan. Ada banyak hal tak terduga dapat terjadi, baik hal menyenangkan ataupun menyedihkan. Dalam kondisi senang, kita sering kali merasa tidak membutuhkan pertolongan siapa pun. Namun kala kesulitan menyapa, hati kita berteriak, "Dari mana datangnya pertolonganku?"
Selama Paulus sebagai tahanan, Tuhan menyediakan banyak orang untuk menjadi penolongnya. Pertama, Lukas, sebagai rekan sekerja Paulus. Ia adalah saksi mata dari perjalanan sekaligus penulis Kisah Para Rasul. Kedua, Aristarkhus, yaitu seorang yang setia dalam melayani Tuhan (2). Besar kemungkinan, dia mendampingi Paulus ketika berstatus sebagai budak. Dalam kitab Kolose, Paulus menyebutnya sebagai rekan sepenjara (Kol.4:10). Ketiga, Yulius, seorang perwira dari pasukan Kaisar (1). Ia ramah memperlakukan Paulus. Bahkan, ia memperbolehkan Paulus mengunjungi sahabat-sahabatnya (3). Ia mematuhi perintah wali negeri agar Paulus menerima tahanan ringan. Yulius juga mengizinkan para sahabatnya untuk melayani dia (24:23). Keempat, jemaat Tuhan di kota Sidon (3). Perjumpaan dengan para sahabat seperjuangan dalam iman adalah sukacita tersendiri bagi Paulus. Ia dapat berjumpa sekaligus memenuhi kebutuhannya selama dalam perjalanan.
Tuhan setia menolong dan memelihara umat-Nya. Dia memakai banyak orang untuk menolong Paulus. Tuhan menggunakan rekan sekerja, jemaat, bahkan orang yang tidak percaya sebagai perpanjangan tangan-Nya. Hal yang sama masih dilakukan Tuhan pada zaman ini bagi kehidupan anak-anak-Nya.
Hidup ini memang keras. Bahkan, kita sering diterornya dengan kecemasan dan ketakutan. Kita kerap gamang serta khawatir saat menatap hari esok. Komentar John Piper tentang kondisi ini sangat meneduhkan. Ia berkata, "Saya tahu suara Tuhan. Saya telah melihat tangan Tuhan. Jika Tuhan adalah penolong saya, mengapa saya harus takut?"
Doa: Kami bersyukur karena Engkau adalah penolong kami. [MUL]
Utley -> Kis 27:1-8
Utley: Kis 27:1-8 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 27:1-81 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepa...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 27:1-8
1 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar. 2 Kami naik ke sebuah kapal dari Adramitium yang akan berangkat ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Asia, lalu kami bertolak. Aristarkhus, seorang Makedonia dari Tesalonika, menyertai kami. 3 Pada keesokan harinya kami singgah di Sidon. Yulius memperlakukan Paulus dengan ramah dan memperbolehkannya mengunjungi sahabat-sahabatnya, supaya mereka melengkapkan keperluannya. 4 Oleh karena angin sakal kami berlayar dari situ menyusur pantai Siprus. 5 Dan setelah mengarungi laut di depan Kilikia dan Pamfilia, sampailah kami di Mira, di daerah Likia. 6 Di situ perwira kami menemukan sebuah kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia. Ia memindahkan kami ke kapal itu 7 Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik, kami menyusur pantai Kreta melewati tanjung Salmone. 8 Sesudah kami dengan susah payah melewati tanjung itu, sampailah kami di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah, dekat kota Lasea.
Kis 27:1 "Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia" Festus mengutus mereka pada saat yang berbahaya untuk berlayar. "Kami" mengacu pada Paulus dan Lukas (mungkinan orang lain). Kebanyakan bagian "kami" dari Kisah Para Rasul memiliki komponen berlayar (lih.Kis 16:10-17; 20:5-15; 21:1-18; 27:1-28:16).
□ "beberapa orang tahanan lain" Kami tidak tahu apa-apa tentang mereka kecuali bahwa mereka adalah tahanan kekaisaran yang sedang menuju ke Roma.
□ "perwira" Orang ini selalu diceritakan dari segi positif di PB (lih.Mat 8; Luk 7; 23:47, Kis 10; dan persidangan Paulus, 21-28).
□ "dari pasukan kaisar" Mereka berpikir untuk menjadi kurir resmi antara Roma dan Provinsi (lih.W. M Ramsay, St. Paul the Traveler and Roman Citizen, hal 315, 348), tapi ini hanya dugaan yang tidak didokumentasikan di hadapan Kaisar Hadran (tahun 117-138 Masehi).
Kis 27:2 "kapal dari Adramitium" Ini adalah kapal pantai kecil yang berhenti di setiap pelabuhan. Pelabuhan utama kapal ini adalah pelabuhan di perbatasan Misia di Asia kecil. Ini adalah tahap pertama dari perjalanan yang panjang dan berbahaya menuju ke Roma.
□ "Aristarkhus" Rumahnya di Tesalonika, mungkin ia dalam perjalanan kembali ke rumah (lih.Kis 19:29; 20:4; Kol 4:10; Filem 1:24).Dia juga mungkin disertai oleh Sekundas (lih.Kis 20:04 dan beberapa manuskrip Yunani barat dari ayat ini).
Kis 27:3 "Sidon" Ini adalah kota Feniks sekitar enam puluh tujuh mil utara Kaisarea. Sidon adalah ibu kota kuno Feniks, tapi sudah lama dibayangi oleh Tirus.
- NASB "dengan ramah"
- NKJV, NRSV "ramah"
- TEV "dengan baik"
- NJB "dengan penuh perhatian"
Ini adalah istilah gabungan dari kata "cinta" (philos) dan "kemanusiaan" (anthr∩pos). Istilah ini digunakan dua kali dalam Kisah Para Rasul, kata benda dalam Kis 28:2 (lih.Tit 3:4) dan kata keterangan di Kis 27:3. Yulius adalah orang yang penuh kasih (agak mengejutkan bagi seorang prajurit Romawi). Dia mungkin sudah mendengar tentang kasus Paulus.
□ "sahabat-sahabatnya" Ini mungkin merujuk kepada orang-orang Kristen di sana. Yulius percaya pada Paulus, tapi mungkin seorang penjaga Romawi ikut pergi bersamanya.
□ "melengkapkan keperluannya" teks tidak menjelaskan secara spesifik perhatian apa yang dibutuhkan (emosional, fisik, keuangan).
Kis 27:4 "menyusur pantai Siprus" Ini adalah frasa yang membingungkan karena membuat pembaca berbahasa Inggris berpikir "sebelah selatan Siprus", namun pada kenyataannya, itu berarti utara. Nama-nama lain yang disebutkan adalah di pantai selatan dan barat Turki modern.
Kis 27:6 "kapal dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia" Ini adalah kapal yang lebih besar (276 penumpang ditambah sejumlah besar muatan gandum) dari Mesir dalam perjalanan ke Roma. Kaum modern tahu tentang kapal besar ini dari gambar-gambar di dinding Pompeii dan dari tulisan-tulisan Lucian, sekitar tahun 150 Masehi. Myra adalah pelabuhan utama untuk kapal pengangkut gandum yang besar ini.
Kis 27:7 "Knidus" adalah kota maritim yang merdeka di pantai barat daya provinsi Romawi di Asia. Kebanyakan kapal Roma menggunakan pelabuhan ini (lih.Thucydides, Hist. 8,35). Kota ini memiliki dua pelabuhan karena terletak di semenanjung.
□ "Salmone" Ini adalah sebuah kota di ujung timur pulau Kreta. Karena waktu bertahun-tahun mereka mencoba untuk bekerja ke arah barat dengan cara berlayar dekat pulau itu.
Kis 27:8 "Pelabuhan Indah" Ini adalah sebuah teluk dekat kota Lasea di selatan Kreta. Ini bukanlah pelabuhan, tapi sebuah teluk. Pasti sulit untuk tinggal di sini sepanjang musim dingin.
TFTWMS -> Kis 27:4-8
TFTWMS: Kis 27:4-8 - Oleh Karena Angin Sakal "OLEH KARENA ANGIN SAKAL" (Kis 27:4-8)
Dari Sidon, "oleh karena angin sakal kami berlayar ... [di bawah lindungan pulau] 17Siprus"...
"OLEH KARENA ANGIN SAKAL" (Kis 27:4-8)
Dari Sidon, "oleh karena angin sakal kami berlayar ... [di bawah lindungan pulau] 17Siprus" (ay. 4). Dalam musim panas angin umumnya bertiup dari barat, akibatnya mereka tidak bisa berlayar langsung ke Laut Tengah.18Karena kapal itu tidak dirancang untuk berlayar melawan angin (ay. 15), maka mereka berlayar ke utara mengelilingi pulau Siprus agar sedikit banyak mereka bisa dilindungi oleh pulau itu.
Paulus sedang menuju Roma sesuai dengan tujuan Allah yang telah dinyatakan, namun begitu ia menghadapi angin sakal. Fakta bahwa hidup Anda sudah dipersembahkan untuk kehendak Allah tidak berarti hari-hari Anda akan selalu cerah tanpa ada rintangan. Sebagaimana telah diketahui oleh para musafir kehidupan yang berpengalaman, "angin sakal" akan selalu bertiup dari waktu ke waktu.
Sewaktu mereka melayari Siprus utara, mereka melewati beberapa tempat yang sudah dikenal baik oleh Paulus: Mereka berlayar "... [di sepanjang pantai] Kilikia [dimana Tarsus, kampung halaman Paulus, berada] dan Pamfilia [dimana ia dan Barnabas pernah mendarat di situ pada perjalanan misionari pertama (13:13)]"19(ay. 5a). Setelah kira-kira dua minggu pelayaran,20mereka mendarat "di Mira, di daerah Likia" (ay. 5b), sebuah propinsi di barat daya Asia Minor.
Mira adalah sebuah pelabuhan utama yang dilalui kapal-kapal pengangkut gandum yang berlayar dari Mesir ke Roma.21Di situ kepala pasukan itu bisa menemukan "... sebuah kapal dari Aleksandria22yang hendak berlayar ke Italia" (ay. 6a) yang bermuatan gandum (ay. 38). Kapal gandum ini sangat besar23(kapal ini bisa menampung 276 orang24[ay. 37] di luar barang muatannya sendiri). Kapal-kapal seperti ini banyak yang dibuat di bawah kontrak dengan pemerintah Roma, dimana seorang wakil Roma, seperti Yulius, akan diberi status khusus. Karena masih berharap untuk mencapai Roma pada bulan Oktober, maka kepala pasukan itu memindahkan setiap orang ke kapal yang lebih besar (ay. 6b).
Mereka berlayar ke barat menyusuri pantai Asia Minor. Namun kondisi tidak bertambah baik; nyatanya cuaca malah memburuk. "Selama beberapa hari berlayar,"25mereka "hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah" mereka "mendekati Knidus" (ay. 7a) di ujung selatan propinsi Roma di Asia. Mereka berharap untuk berlayar menyeberangi laut Yunani (Akhaya), namun "angin tetap tidak baik [untuk mengizinkan mereka berlayar lebih jauh]" (ay. 7b).
Pernahkah Anda memiliki hari-hari "sulit" ketika tak satupun berjalan seperti yang Anda rencanakan? Beberapa orang di dalam kapal gandum dari Aleksandria itu bisa bersimpati kepada Anda.
Lagi, perlindungan dari sebuah pulau dicari—kali ini dari pulau Kreta,26yang beberapa kilometer ke arah selatan. Setelah pelayaran yang sulit selama beberapa hari lagi, mereka lalu mengelilingi Tanjung Salmone di ujung timur pulau itu dan mulai ke barat menyusuri garis pantai bagian selatan, "... [di bawah lindungan pulau]27
Kreta" (ay. 7c). Setelah bergerak "di sepanjang pantai dengan susah payah" (ay. 8a;NIV), akhirnya mereka "sampai ... di sebuah tempat bernama Pelabuhan Indah"28 (ay. 8b)—sebuah pelabuhan yang terletak di separuh jalan ke pulau itu. Di situ mereka membuang sauh, dan dari hari ke hari dengan tidak sabar mereka menunggu angin berubah arah.
Jika Anda pernah harus "menangguhkan"29rencana Anda dan menunggu datangnya keadaan yang lebih baik, Anda tentu bisa merasakan perasaan frustasi mereka.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) PELAYARAN DALAM LAUT KEHIDUPAN (27:1-21)
Pasal 27 Kitab Kisah adalah pasal yang luar biasa. Pasal itu merinci kisah pelayaran beberapa minggu yang be...
PELAYARAN DALAM LAUT KEHIDUPAN (27:1-21)
Pasal 27 Kitab Kisah adalah pasal yang luar biasa. Pasal itu merinci kisah pelayaran beberapa minggu yang berubah menjadi berbulan-bulan—suatu petualangan menegangkan yang dipenuhi oleh amuk lautan, kapal karam, dan nyaris merenggut nyawa.1
Apakah tujuan Lukas dalam mencantumkan kisah ini? Lukas menyukai kisah yang bagus, namun pembenaran itu tampaknya jauh dari memadai bagi seorang penulis yang biasanya pelit dalam kata-kata. Jawabannya mungkin bisa ditemukan dalam tujuan utama Lukas di bagian terakhir kitab itu: memberitahu kita bagaimana Paulus mencapai Roma. Di bawah tema "Bagaimana Paulus Mencapai Roma" terdapat tema lain, yaitu: "Bagaimana Iblis Berusaha Mencegah Paulus Agar Tidak Mencapai Roma."
Ketika Paulus menyurati jemaat Tesalonika, ia berkata, "Tetapi kami, saudara-saudara, ... sungguh-sungguh, dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu. Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu—aku, Paulus, malahan lebih dari sekali,— tetapi Iblis telah mencegah kami" (1Tesalonika 2:17, 18; huruf miring oleh saya). Selama ini Paulus sudah dihalang-halangi untuk pergi ke Tesalonika oleh orang-orang Yahudi yang berhati dengki, keadaan yang tidak mendukung, dan jarak yang jauh—namun ia paham bahwa semua itu semata-mata alat yang dipakai oleh Iblis.
Jika Iblis tidak ingin Paulus kembali ke Tesalonika, betapa lebihnya lagi ia tidak ingin rasul itu mencapai Roma! Jika Paulus mencapai Roma, ia akan memakai kota kekaisaran itu sebagai pangkalan untuk menyebarkan injil ke seluruh dunia—dan Iblis tidak bisa menoleransi hal itu! Kita sudah melihat setan memakai setiap cara yang tersedia untuk mencegah Paulus memenuhi impiannya untuk "melihat Roma" (Kisah 19:21): para pembuat keonaran dari Asia, para prajurit yang bingung, para pemimpin Yahudi yang tak bermoral, para pembunuh yang nekat, para gubernur Roma yang tidak tegas. Namun begitu, Allah selalu bersama Paulus di sepanjang semua permasalahan itu. Yang dicegah adalah setan, bukan Paulus. Di atas kehebatan pelbagai upaya Iblis (mungkin saya harus katakan keburukan Iblis), rasul itu tetap sedang dalam perjalanannya ke Roma (27:1).
Apakah Iblis mengaku kalah? Tidak pernah! Sebaliknya, amarahnya tampak telah mencapai takaran yang sangat luas. Dalam pasal 27 dan bagian pertama pasal 28, kita akan melihat setan mengupayakan apa saja— segalanya—untuk mencegah Paulus menyelesaikan perjalanannya: orang-orang yang bodoh, kapal yang mudah pecah, dan kemarahan alam 2(angin topan, gelombang yang menggelora, beting yang berbahaya, bahkan ular berbisa)! Bagaimanakah Paulus bisa selamat dari serangan yang gencar itu? Dengan cara yang sama saat ia menahan serangan Iblis di Yerusalem dan Kaisarea: melalui perlindungan pemeliharaan Allah dan melalui imannya kepada Allah!
Para penafsir sangat senang memperhatikan bahwa "dalam pasal 27 kita melihat sisi lain Paulus," seakan-akan itulah tujuan Lukas menceritakan kisah itu. Memang benar bahwa kita melihat Paulus dalam peranan yang berbeda: sebagai pemimpin di antara orang-orang (non-Kristen). Namun begitu, penekanan Lukas bukanlah tentang Paulus, melainkan tentang Allahnya Paulus. Seperti yang akan kita lihat, Lukas membuat jelas bahwa secara manusiawi adalah mustahil bagi kapal itu untuk selamat dari serangan badai; Allah perlu turun tangan. Inti kisah itu terdapat dalam ayat 23 sampai 25, ketika Paulus bicara kepada sesamanya penumpang kapal: ... tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milik-Nya, berdiri di sisiku, dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.
Lukas punya tujuan ganda dalam menulis pasal 27: (1) untuk menunjukkan bagaimana Allah bekerja terus dalam kehidupan Paulus, dan dengan begitu (2) menunjukkan bahwa kekuatan neraka bahkan belum pernah bisa (dan tidak bisa) menghentikan rencana dan tujuan Allah. Apakah hal ini terkait dengan kita? Sudah tentu. Iblis berusaha terus untuk menghancurkan kita dan mengalahkan tujuan Allah untuk hidup kita (1Petrus 5:8). Kita masing-masing perlu pertolongan Allah untuk tetap hidup. Pasal 27 bisa membuat kita percaya diri saat menghadapi badai kehidupan kita sendiri.
Ketika saya bicara tentang "badai kehidupan," janganlah salah pahami saya. Lukas tidak sedang bicara secara kiasan saat ia menulis tentang badai mengerikan yang mencampakkan kapal niaga yang menuju Italia itu; gelombang itu nyata, bahaya itu juga benar-benar ada.
Namun demikian, hanya ada beberapa penafsir yang menolak untuk membuat satu atau dua perbandingan antara perjalanan Paulus ke Roma dan perjalanan kita sendiri di sepanjang kehidupan ini. Perjalanan itu nyaris seperti halnya Lukas sedang menulis versinya sendiri tentang pelayaran Pilgrim's Progress (Kemajuan Ziarah).3
Seraya saya membawa Anda ke sepanjang pasal 27, saya ingin Anda menikmatinya sebagai suatu petualangan yang menyenangkan. Pada saat yang sama, saya ingin Anda melihat beberapa persamaan dengan pengalaman hidup Anda sendiri.4Seperti perjalanan Paulus, sebagian besar kehidupan kita memiliki hari-hari yang baik dan buruk—dan hal yang tak terduga bisa terjadi kapan saja!
Dalam pelajaran ini, kita akan menyoroti "angin sakal" dan badai itu, sehingga kita bisa mengenali pelbagai persoalan Paulus. Selanjutnya, kita akan mempelajari kesimpulan dramatis pasal 27, sehingga kita bisa menghargai hikmat Allah.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 27:1-21)
Betapa menyedihkan bahkan aneh mengakhiri pelajaran kita di tempat ini: "Putuslah segala harapan kami untuk dapat menye...
KESIMPULAN (KIS 27:1-21)
Betapa menyedihkan bahkan aneh mengakhiri pelajaran kita di tempat ini: "Putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami" (ay. 20c).
Nanti kita akan melihat bagaimana Allah memulihkan harapan dan menyelamatkan mereka. Untuk sekarang ini, kita perlu bergumul dengan perasaan keputusasaan yang bisa timbul saat kita diterjang badai kehidupan hari lepas hari.
Dalam pikiran seperti itu kita sering menjerit, "Mengapa? Tuhan, mengapa Engkau mengizinkan adanya badai ini?" Dengan melihat sepintas terlebih dulu akhir kisah kita ini, kita bisa memberi beberapa jawaban mengenai mengapa Allah mengizinkan Paulus berakhir dalam badai. Selamat dari hantaman badai mungkin membuat iman Paulus lebih kuat. Ia punya ungkapan dramatis lain lagi bahwa Allah menjaga milik-Nya.
Selanjutnya, badai itu memberi Paulus kesempatan yang tidak akan ia miliki jika terjadi sebaliknya. Sebagai contoh, ia punya kesempatan untuk menunjukkan keyakinannya kepada Tuhan. (Orang-orang yang tak percaya selalu mengawasi untuk melihat bagaimana Anda bereaksi terhadap badai itu.) Paulus bahkan punya kesempatan untuk memberitahu 273 orang penyembah berhala tentang Allah sejati! Mungkin—setelah semuanya selamat tiba di pantai—mereka bahkan siap mendengarkan tentang Yesus. Pada akhirnya, badai itu bermanfaat bagi Paulus dan yang lainnya. Namun begitu, simaklah ungkapan "akhirnya." Sewaktu badai itu sedang mengganas, pelbagai manfaat itu tidak terlihat jelas. Begitu juga halnya, ketika pencobaan membanjiri diri kita, kadang kala sulit untuk melihat bagaimana mungkin kebaikan bisa timbul dari kesulitan kita.
Apakah yang akan kita lakukan ketika kita dihanyutkan hingga tunduk oleh badai itu? Lakukanlah seperti yang Paulus lakukan (ay. 24): Berdoalah seperti Anda belum pernah berdoa sebelumnya (Filipi 4:6; Yakobus 5:13)— dan percayalah kepada Tuhan yang lebih tahu tentang pelbagai badai dibandingkan yang akan pernah kita ketahui (2Korintus 1:9, 10; 2Timotius 1:12).
Izinkan saya menutup pelajaran ini dengan kisah tentang orang yang belajar mempercayai Tuhan: Dalam 1873, seorang pengusaha dari Chicago, Horatio G. Spafford, memutuskan untuk membawa keluarganya berlibur ke Eropa. Ia memesan tiket kapal dari sebuah pelayaran Perancis, namun pada detik-detik terakhir kegiatan bisnis mencegah dia pergi. Ia lalu menaikkan isteri dan empat anak perempuannya ke atas kapal itu, sambil berencana untuk bergabung dengan mereka nanti di Eropa. Pada 22 Nopember, kapal itu ditabrak oleh kapal lain. Dalam waktu dua belas menit, kapal itu tenggelam ke dasar laut, membunuh 206 orang termasuk empat anak perempuan Spafford. Sembilan hari kemudian, ketika orang-orang yang selamat tiba di London, isterinya menelegram dia dengan empat kata: "hanya aku yang selamat." Dengan segera ia membeli tiket kapal lain yang berlayar ke London untuk menyusul isterinya. Suatu malam kapten kapal memanggil dia ke dalam kabinnya. Kapten itu berkata, "Saya ingin katakan kepada Anda bahwa kita hampir berada di atas tempat dimana kapal yang ditumpangi anak-anak perempuan Anda tenggelam." Spafford kembali ke kamarnya. Di situ, dalam "lembah bayang-bayang maut," ia menulis sebuah lagu yang telah menghibur kita selama dua abad:
Ketika kedamaian bak sungai menyertai jalanku, Ketika dukacita bak lautan berombak menggulung; Apapun nasibku. Engkau telah mengajariku berkata, "Selamatlah, selamatlah jiwaku."49 Apapun nasib Anda, ketika "dukacita bak lautan berombak menggulung," saya berdoa semoga Anda akan mampu berkata " Selamatlah jiwaku."50
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Peta hampir tidak bisa dipisahkan dari pengajaran pelajaran ini dan pelajaran berikutnya. Perbesarlah peta perjalanan Paulus ke Roma (lihat halaman 230) di atas papan tulis atau selembar karton lebar untuk membantu para pendengar Anda mengikuti perjalanan itu.
PERJALANAN PAULUS KE ROMA
Setelah diselamatkan oleh para prajurit Romawi dari gerombolan orang Yahudi (Kisah 21), Paulus lalu ditahan di ð Yerusalem dan kemudian dipindahkan ke Ý Kaisarea. Di situ, Feliks memeriksa kasus Paulus namun tidak pernah memberi keputusan (Kisah 24). Dua tahun kemudian, ketika Festus menggantikan Feliks, Paulus membuka kasusnya kembali (25:1-10). Ketika Festus memutuskan untuk menyerahkan Paulus kepada bangsa Yahudi, Paulus pun naik banding kepada Kaisar (25:11). Selama penantiannya untuk diberangkatkan ke Roma, Paulus berkesempatan bicara kepada raja Agripa II tentang pemenjaraannya karena Kristus (Kisah 26). Paulus dan rombongannya (termasuk Lukas) berangkat ke Roma dari Þ Sidon, di bawah pengawalan bersenjata (27:1-3). Mereka berganti kapal di Mira di daerah Likia (27:5, 6). Dalam cuaca buruk, kapal itu tiba di Pelabuhan Indah, di kepulauan þ Kreta, dimana para pengarung lautan itu bernaung di situ hingga September—akhir dari musim berlayar yang aman. Mereka mencoba mencapai Feniks untuk bernaung selama musim dingin, dengan berlindung pada pulau Kauda (27:16); namun mereka terseret ke tengah laut (27:17). ¾ Setelah membuang muatan mereka dan peralatan kapal ke laut (27:18, 19), mereka akhirnya bisa merapat ke pulau ª Malta (27:41). Meskipun kapal itu hancur, namun semua penumpangnya selamat (27:44). Di Malta, Paulus tetap hidup meski dipagut ular berbisa (28:3-5) dan meluangkan waktunya selama tiga bulan di situ untuk menyembuhkan orang sakit (28:8-11). Ketika musim berlayar tiba kembali, rombongan itu memperoleh kapal baru dan berlayar ke Sirakusa (28:12). Setelah tiga hari di situ, mereka meneruskan perlayarannya ke Regium dan º Putioli, salah satu pelabuhan besar kekaisaran Romawi. Di situ Paulus dan rekan-rekannya diizinkan tinggal selama tujuh hari bersama umat Kristen setempat. Setelah itu mereka menempuh pelayaran sejauh 160 kilometer ke Roma. ý Paulus terhibur oleh penyambutan yang ia terima di sepanjang perjalanan itu. Di æ Roma, Paulus dijaga dan di tempatkan di sebuah rumah sewaan selama dua tahun. Selama masa itu, ia memiliki kebebasan yang lumayan untuk menerima para tamu dan memberitakan injil (28:30, 31).
MENJADI ANGGOTA GEREJA TUHAN
T: Bagaimanakah orang-orang abad pertama menjadi anggota gereja Tuhan, dan bagaimanakah kita di zaman sekarang menjadi anggota gereja-Nya?
J: Gereja adalah tubuh orang-orang yang diselamatkan oleh darah Kristus. Oleh sebab itu, gereja hanya terdiri dari orang-orang yang sebelumnya adalah orang berdosa, sesat, yang lalu memanfaatkan kasih karunia Allah. Oleh sebab itu, anak-anak bayi tidak memerlukan gereja. Anak-anak bayi dan anak-anak kecil adalah selamat ; mereka tidak perlu diselamatkan (Matius 18:3). Namun jika orang sudah cukup dewasa untuk mengenali dosa sebagai pemberontakan melawan Allah, maka ia sudah berdosa (Roma 3:23) dan memerlukan keselamatan. Kristus mati untuk menyelamatkan orang berdosa (1 Korintus 15:3), namun apakah yang orang berdosa harus lakukan untuk memanfaatkan apa yang Kristus telah perbuat? Pertama ia perlu belajar tentang Kristus (Yohanes 6:45; Matius 28:18-20). Pelajaran itu bisa menimbulkan iman di hatinya (Roma 10:17) dan kepercayaan kepada Kristus yang menyebabkan dia mengakui Yesus di hadapan orang lain (Roma 10:9, 10). Iman ini seharusnya menimbulkan pertobatan (Kisah 2:37, 38) dan membimbing dia kepada baptisan (Markus 16:16), yang merupakan penguburan (Roma 6:3, 4) dalam air (Kisah 10:47). Pada hari gereja didirikan, orang-orang yang melaksanakan hal-hal itu telah ditambahkan Tuhan ke dalam gereja-Nya (Kisah 2:38, 41, 47). Dalam 1 Korintus 12:13, Paulus menekankan bahwa mereka yang dibimbing oleh Roh adalah "dibaptiskan ke dalam satu tubuh," yang adalah gereja (Kolose 1:18). Karena gereja merupakan tubuh orang yang diselamatkan, maka apa yang membuat seseorang menjadi anggota gereja adalah apa yang menyelamatkan dia, dan apa yang menyelamatkan dia adalah apa yang menjadikan dia anggota gereja itu!
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kajilah pelajaran ini dan yang berikutnya dengan peta "Perjalanan Paulus Ke Roma" di tangan.
2 Karena banyak nas (khu...
Catatan Akhir:
- 1 Kajilah pelajaran ini dan yang berikutnya dengan peta "Perjalanan Paulus Ke Roma" di tangan.
- 2 Karena banyak nas (khususnya dalam Mazmur) yang menekankan bahwa Allah adalah Allah alam (termasuk badai), maka pelajaran ini bisa mencakup pembahasan tentang filsafat peranan Allah dan Iblis dalam bencana alam. Menurut Kitab Ayub, Allah mengizinkan bencana alam dengan maksud untuk membuat kita lebih baik, sementara Iblis memakainya untuk mencoba menghancurkan kita secara jasmani dan rohani. Meskipun ini tampaknya bukan saat atau tempat yang tepat bagi masalah rumit seperti itu, namun bersiap diri bagi pelbagai pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan adalah bijaksana. Poin kunci yang mungkin bisa dibuat adalah bahwa pasal 27 menggambarkan kebenaran 1 Korintus 10:13 (dan juga Kitab Ayub) bahwa Allah membatasi apa yang Iblis bisa lakukan-dan Allah selalu menyediakan sebuah "jalan ke luar" yang bisa kita terima atau tolak.
- 3 Pilgrim's Progress adalah karya John Bunyan yang bersifat kiasan yang ditulis pada tahu 1600an, yang menggambarkan tokoh utamanya berziarah dari Kota Kehancuran ke Kota Sorgawi.
- 4 Seraya kita menyelusuri teks ini dalam pelajaran ini (dan tiga pelajaran berikutnya), saya dengan singkat akan memberikan banyak persamaan dengan kehidupan. Persamaan-persamaan yang bisa (dan harus) dikembangkan dan diaplikasikan adalah yang secara langsung bicara tentang kebutuhan para pendengar yang hadir.
- 5 Tahun 59 M. cocok dengan kronologi yang selama ini kita tetapkan (dalam kaitannya dengan keberangkatan Feliks dan kedatangan Festus di Palestina). Tanggal itu juga setuju dengan "puasa" (Hari Pendamaian), yang begitu terlambat datangnya dalam tahun dimana pelayaran sangat berbahaya. Lihat catatan tentang ayat 9 di halaman 221. Bulan Agustus ditetapkan dengan cara bergerak mundur mulai dari ayat 9.
- 6 Seorang kepala pasukan membawahi seratus orang (meskipun yang menemani perjalanan Yulius diragukan sebanyak itu). Sepasukan adalah satu resimen antara 600 sampai 1000 orang. Bandingkanlah hal ini dengan 10:1, dan lihat catatan di pada buku "Kisah Para Rasul, Bagian II."
- 7 Para pakar bergumul dengan bagaimana Lukas dan Aristarkus diizinkan menemani Paulus. Beberapa orang yakin bahwa Lukas dan Aristarkus dengan sukarela menjadi budak Paulus sehingga mereka bisa pergi bersama dia. Yang lainnya menduga bahwa Lukas ikut kapal itu sebagai dokter kapal, sementara Aristarkus sebagai pelayan Paulus. Jalan keluarnya mungkin begitu jelas sehingga tidak terlihat: Lukas dan Aristarkus sepertinya cukup membayar untuk bisa naik kapal itu. Untuk berlayar dengan kapal kargo (21:3) para penumpang dimintai bayaran. Di dalam dua kapal dari Aleksandria yang ke atasnya kepala pasukan itu belakangan memindahkan para tawanannya (27:6; 28:11), tentunya terdapat para penumpang yang juga membayar (27:37).
- 8 Apakah Aristarkus salah satu dari mereka? Sepertinya tidak mungkin. Belakangan Paulus mengacukan Aristarkus sebagai "temanku sepenjara" (Kolose 4:10); ia mungkin ikut ditangkap juga dan kemudian naik banding kepada Kaisar. Namun begitu, dalam teks kita Aristarkus tampaknya berbeda dari "beberapa orang tahanan lain." Sebenarnya kita tidak bisa memastikan apakah istilah "temanku sepenjara" dalam Kolose 4:10 berarti Aristarkus telah ikut ditangkap atau semata-mata mengacu kepada pengurungan yang dilakukan sendiri supaya ia bisa melayani Paulus (lihat Filemon 24 yang ditulis pada waktu yang sama dengan surat Kolose). Bahkan jika Aristarkus belakangan menjadi seorang tawanan di Roma, kita tidak bisa memastikan bahwa saat mereka berlayar ke Roma ia adalah seorang tawanan.
- 9 Kata Yunani di sini adalah hetero. Kata Yunani homo artinya "yang lain dari jenis yang sama."
- 10 Ini akan menjelaskan keputusan yang belakangan dibuat oleh para penjaga mereka; lihat catatan tentang ayat 42 di halaman 244.
- 11 John Pollock, The Apostle: A Life of Paul (Wheaton, Ill.: Scripture Press Publications, 1985), 274. Ini akan menjelaskan mengapa Yulius yang meskipun "hanya" seorang kepala pasukan, memiliki otoritas yang cukup besar di dalam kapal itu.
- 12 Raja Agripa mungkin masih berada di Kaisarea dan bisa diikutkan dalam kata "mereka" di ayat 1.
- 13 Mereka mungkin meninggalkan Kaisarea yang menjadi pelabuhan utama Palestina dan kota dimana Paulus selama ini dipenjarakan selama dua tahun.
- 14 Adramitium adalah sebuah kota yang terletak di pantai barat propinsi Asia, tidak jauh dari Troas. Ini mungkin sebuah kendaraan pantai yang sedang pulang ke pelabuhan pangkalannya.
- 15 Lukas memakai istilah medis dalam perkataan "melengkapkan keperluannya [menerima perawatan]." Apakah istilah itu sekedar ungkapan yang Lukas biasa gunakan-atau apakah Paulus membutuhkan penanganan medis diluar yang Lukas bisa berikan di dalam kapal?
- 16 Saat kita mempertimbangkan bahwa gereja di Sidon sepertinya berdiri oleh sebab Paulus telah mencerai-beraikan umat Kristen ke luar Yerusalem (8:1-4; 11:19), sekali lagi kita melihat kemurahan hati umat Kristen. Lihat catatan tentang kunjungan Paulus sebelumnya ke Tirus dan Ptolemais di halaman 9 dan 10 pada buku ini.
- 17 Teks Yunani hanya menulis "kami berlayar di bawah" (KJV). Istilah pelayaran "ke lambung [kapal]" (lihat NIV). "Lambung [kapal]" artinya "sisi kapal yang terlindung dari terpaan angin."
- 18 Dua tahun sebelumnya, angin barat menolong Paulus mempercepat pelayarannya menyeberangi Laut Tengah saat ia dalam perjalanan menuju Yerusalem (lihat catatan tentang Kisah 21:2-4 ). Kini, ia dan yang lainnya berniat pergi ke arah yang berlawanan, dan angin barat "menghalangi" jalan yang ingin mereka tempuh.
- 19 Ada kemungkinan saat mereka menyusuri pantai itu mereka berkali-kali merapat untuk melakukan bisnis.
- 20 Berlayar menyusuri pantai dari Sidon ke Mira biasanya butuh waktu 10 sampai 15 hari. Naskah Roma menambahkan bahwa sejauh itu pelayaran itu sudah berlangsung 14 hari.
- 21 Karena kapal itu tidak dapat berlayar melawan angin barat, maka mereka akan lebih dulu berlayar ke utara ke Mira dan dari situ baru berlayar ke Italia.
- 22 Pangkalan kapal ini adalah Aleksandria, Mesir. Mesir merupakan pemasok utama gandum ke Roma. Dalam 28:11 kita akan menjumpai kapal dari Aleksandria lainnya.
- 23 Seorang sejarawan kuno bercerita tentang kapal semacam itu yang ukurannya 55 m x 14 m x 13 m. Josephus menulis tentang kapal lain yang sejenis yang bisa mengangkut 600 orang diluar barang muatannya sendiri.
- 24 Beberapa naskah menulis 76, namun sebagian besar naskah menulis 276.
- 25 Jarak dari Mira ke Knidus sekitar 274 kilometer. "Selama beberapa hari berlayar" itu kemungkinan sekitar 10 sampai 15 hari.
- 26 Orang-orang Kreta pernah ada yang hadir pada Hari Pentakosta (Kisah 2:11); beberapa mungkin telah menjadi orang Kristen. Belakangan Paulus bekerja di Kreta (Titus 1:5). Dalam era Alkitab, reputasi Kreta tidaklah baik (Titus 1:12).
- 27 Lagi, teks Yunani di sini menulis "kami berlayar di bawah" (lihat catatan kaki 17).
- 28 Saya menyukai nama: "Pelabuhan Indah." Beberapa penerapan tentang "pelbagai pelabuhan indah" bisa diterapkan di dalam kehidupan kita-yaitu pada waktu dan tempat istirahat sejenak dari "angin sakal" yang menerpa.
- 29 Jika kata "menangguhkan" tidak familiar, maka kata itu bisa diganti dengan ungkapan setempat yang bermakna waktu menunggu.
- 30 Lihat catatan tentang ayat 20 di halaman 226 dan 227.
- 31 Fakta bahwa "waktu puasa sudah lampau" memperkuat tahun itu sebagai tahun 59 M. Waktu tibanya Hari Pendamaian ditentukan oleh bentuk bulan. Dalam tahun-tahun beberapa saat sebelum dan sesudah 59 M., hari perayaan itu jatuh jauh lebih awal, yang artinya tidak akan cocok dengan ramalan Paulus tentang bencana ini jika mereka melanjutkan pelayaran.
- 32 Kata Yunani yang diterjemahkan "pimpinan" bisa menunjukkan kepemilikan kapal itu (lihat KJV dan NIV). Pemilik kapal sering kali berfungsi sebagai pimpinan/kapten kapal.
- 33 Kita tidak tahu bagaimana ia mendengar berita itu. Mungkin ia bagian dari rapat itu. Mungkin berita itu disiarkan ke seluruh kapal. Karena belakangan ia menunjukkan bahwa protesnya itu ditujukan kepada semua orang yang berada di dalam kapal (ay. 21), maka ia mungkin mendengar pengumuman yang berisi respon atas protesnya terhadap semua orang yang mendengarkan berita itu.
- 34 William Barclay, The Acts of the Apostles, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1976), 182.
- 35 Ini agak mengejutkan. Jika saya pernah mengalami tiga kali kecelakaan pesawat terbang, maka akan sulit untuk meminta saya naik pesawat terbang lagi!
- 36 Pada suatu kesempatan Allah tentunya pernah mengumumkan akan menurunkan bencana dan kemudian merubah hasilnya oleh karena doa (untuk contoh, lihat Bilangan 14:11-24).
- 37 Apakah ini merupakan suara mayoritas dalam rapat atau suara mayoritas dalam kapal itu? Karena belakangan Paulus tampaknya menegur semua orang di dalam kapal itu (ay. 21), maka mereka yang pegang pimpinan mungkin sudah menanyakan pendapat setiap orang tentang keputusan untuk berlayar ke Feniks dan mereka didukung oleh mayoritas penumpang.
- 38 Istilah Yunani di sini bersifat mendua, namun istilah itu tidak perlu kita risaukan. Poin Lukas adalah bahwa pelabuhan itu terlindung dari terjangan angin.
- 39 "Euraquilo" adalah kata cangkokan yang menggabungkan kata Yunani "angin timur" dengan kata Latin "angin utara." KJV memberi ejaan yang berbeda atas kata itu, namun maknanya sama.
- 40 Kata Yunani yang diterjemahkan "topan" adalah bentuk kata yang darinya kita dapat kata "topan."
- 41 Sekoci itu akan tenggelam atau hancur berkeping-keping jika dibiarkan terapung-apung di laut, dan sekoci itu nanti mungkin diperlukan untuk mencapai pantai. Saat ditarik, sebagian sekoci itu mungkin sudah tenggelam.
- 42 Kita tidak tahu dengan pasti ke arah mana tali-tali itu diikatkan atau metode apa yang dipakai untuk melingkari lambung kapal itu, namun ada banyak kemungkinan yang sangat menarik.
- 43 Sebelum mereka mendarat, mereka dihanyutkan ke barat sejauh 80 kilometer. Beting Sirtis jauh lebih dekat ke arah selatan.
- 44 Kata Yunani yang diterjemahkan "menurunkan layar" bisa memiliki banyak arti. Kata itulah yang dipakai dalam ayat 19: "... alat-alat kapal" (lihat catatan kaki 47 di bawah). Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai makna kata itu dalam ayat 17. Beberapa orang mengira bahwa para pelaut itu menurunkan layar utama (KJV, NEB), sebab hal itu merupakan kebiasaan baku pada waktu badai datang.
- 45 "Tutuplah palka kapal rapat-rapat" adalah istilah pelayaran yang artinya "tutup dan amankan seluruh geladak yang terbuka [dengan lembaran-lembaran papan]." Sebagai bahasa kiasan, perkataan itu artinya "buatlah segalanya seaman mungkin."
- 46 Beberapa naskah menulis "dengan tangan kami sendiri" (lihat KJV), namun sebagian besar naskah menulis "dengan tangan mereka sendiri."
- 47 Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani yang diterjemahkan "alat" kadang-kadang dipakai untuk mengacukan alat perabot sebuah rumah (Matius 12:29; Markus 3:27; dll.). Selain melempar alat-alat lain ke luar kapal, saya juga bisa melihat para awak kapal itu membuang meja, kursi, dan peti ke dalam laut.
- 48 Orrin Root, ed., Standard Bible Commentary: Acts (Cincinnati, Ohio: Standard Publishing Co., 1966), 196.
- 49 H.G. Spafford, "It Is Well With My Soul." Dikutip dengan seizin ACU Press, Abilene, Texas.
- 50 Jika pelajaran ini dipakai sebagai materi khotbah, haruslah ditekankan bahwa badai bisa juga menerpa orang percaya dan tidak percaya. Para pendengar bisa didorong untuk menjadi orang Kristen saat mereka tahu bahwa dalam musim penuh badai orang percaya punya sumber perlindungan yang tidak dipunyai oleh orang tidak percaya.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi