
Teks -- 1 Timotius 2:9 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: 1Tim 2:9 - HENDAKNYA PEREMPUAN ... BERDANDAN DENGAN PANTAS.
Nas : 1Tim 2:9
Allah menghendaki wanita Kristen berdandan dengan pantas dan sopan.
1) Kata "pantas" (Yun. _aidos_) mengandung arti merasa malu...
Nas : 1Tim 2:9
Allah menghendaki wanita Kristen berdandan dengan pantas dan sopan.
- 1) Kata "pantas" (Yun. _aidos_) mengandung arti merasa malu bila menampakkan bagian tubuh. Kata ini meliputi penolakan untuk berdandan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian kepada tubuh dan melewati batas-batas kesenonohan yang patut. Sumber kesenonohan seseorang terletak di dalam sifat atau batin. Dengan kata lain, kesenonohan adalah manifestasi lahir dari kemurnian batin.
- 2) Berdandan secara tidak pantas yang mungkin menggairahkan keinginan
yang tidak suci merupakan kesalahan yang sama besarnya dengan keinginan
mesum yang terangsang. Tidak ada aktivitas atau keadaan yang membenarkan
hal berpakaian secara tidak pantas yang akan memperlihatkan tubuh
sehingga merangsang hawa nafsu dalam orang lain (bd. Gal 5:13;
Ef 4:27; Tit 2:11-12;
lihat cat. --> Mat 5:28).
[atau ref. Mat 5:28]
- 3) Adalah suatu kesaksian yang menyedihkan jikalau gereja mengabaikan standar alkitabiah untuk berdandan dengan pantas dan malah menerima mode duniawi. Pada dewasa ini yang serba membolehkan di bidang seksual, gereja harus bertindak dan berdandan berbeda dari masyarakat yang bobrok yang mengabaikan dan mencemoohkan keinginan Roh untuk kesenonohan, kemurnian, dan pengekangan yang saleh (bd. Rom 12:1-2).
Ende -> 1Tim 2:9-12
Ende: 1Tim 2:9-12 - -- Untuk mengerti sikap dan maksud Paulus dalam fasal ini hendaklah diperhatikan,
bahwa peringatannja disini hanja mengenai sikap dan kelakuan wanita dal...
Untuk mengerti sikap dan maksud Paulus dalam fasal ini hendaklah diperhatikan, bahwa peringatannja disini hanja mengenai sikap dan kelakuan wanita dalam perkumpulan ibadat jang resmi.
Ref. Silang FULL -> 1Tim 2:9

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 2:9-15
Matthew Henry: 1Tim 2:9-15 - Perintah Paulus kepada Kaum Perempuan Perintah Paulus kepada Kaum Perempuan (2:9-15)
I. Di sini ada perintah, bahwa perempuan yang memeluk agama Kristen haruslah sederhana, tenang,...
Perintah Paulus kepada Kaum Perempuan (2:9-15)
- I. Di sini ada perintah, bahwa perempuan yang memeluk agama Kristen haruslah sederhana, tenang, berdiam diri, dan patuh, seperti yang sudah sepatutnya mereka lakukan sebagai orang Kristen.
- 1. Mereka harus sangat sederhana dalam berpakaian, jangan ingin tampil mencolok, gemerlap, atau mewah (kita bisa tahu keangkuhan isi pikiran seseorang dari kebiasaannya yang gemerlap dan mewah), karena mereka memiliki perhiasan yang lebih baik yang harus mereka kenakan sendiri, yaitu perbuatan baik. Perhatikanlah, perbuatan baik adalah perhiasan terbaik. Perbuatan baik ini, di mata Allah, mahal harganya. Mereka yang mengaku saleh haruslah, dalam berpakaian, dan juga hal-hal lain, bertindak sesuai dengan pengakuan iman mereka. Daripada membelanjakan uang untuk pakaian-pakaian bagus, mereka harus menggunakannya untuk kepentingan ibadah dan amal, yang pantas disebut perbuatan baik.
- 2. Perempuan harus mempelajari kaidah-kaidah agama, harus belajar dari Kristus, dan mempelajari Kitab Suci. Mereka tidak boleh berpikir bahwa keperempuanan mereka memberi mereka alasan untuk tidak mempelajari apa yang penting untuk keselamatan.
- 3. Mereka harus berdiam diri, patuh, dan tunduk, dan tidak merebut kekuasaan. Alasan yang diberikan adalah karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa keluar daripadanya, untuk menunjukkan kepatuhan dan kebergantungan Hawa pada Adam. Dan bahwa Hawa dijadikan untuk Adam, untuk menjadi penolong yang sepadan baginya. Dan sebagaimana Hawa diciptakan belakangan, yang merupakan satu alasan mengapa ia harus tunduk, demikian pula ia yang pertama-tama melanggar, dan itu alasan yang lain. Bukan Adam yang tergoda, yaitu bukan dia yang pertama kali tergoda. Ular tidak langsung berusaha memperdaya Adam, tetapi perempuanlah yang pertama-tama melanggar (2Kor. 11:3). Dan ini merupakan bagian dari hukuman itu, engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu (Kej. 3:16). Tetapi sungguh kata-kata yang menghibur (ay. 15) bahwa perempuan yang terus bertekun akan diselamatkan karena melahirkan anak, atau dengan melahirkan anak. Dan, Mesias, yang lahir dari rahim seorang perempuan, akan meremukkan kepala si ular (Kej. 3:15). Atau hukuman yang dikenakan pada mereka karena dosa tidak akan menjadi penghalang bagi diterimanya mereka oleh Kristus, asal mereka bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
- II. Di sini amatilah,
- 1. Luasnya kaidah-kaidah Kekristenan. Kaidah-kaidah itu menjangkau bukan hanya laki-laki, melainkan juga perempuan, bukan hanya pribadi mereka, melainkan juga pakaian mereka, yang harus sederhana, sesuai jenis kelamin mereka. Dan kaidah-kaidah itu juga menjangkau perilaku luar mereka, yang harus berdiam diri, dengan segala kepatuhan.
- 2. Perempuan harus menunjukkan perilaku hidup yang saleh, begitu juga dengan laki-laki. Sebab mereka dibaptis, dan dengan demikian terikat untuk melatih diri dalam kesalehan. Dan, ini merupakan kehormatan bagi kaum perempuan, bahwa banyak dari mereka adalah orang-orang Kristen yang terkemuka pada zaman para rasul, seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul.
- 3. Karena perempuan lebih condong berlebihan dalam berpakaian, maka mereka lebih perlu diingatkan akan hal ini.
- 4. Perhiasan terbaik untuk mereka yang memeluk hidup saleh adalah perbuatan baik.
- 5. Menurut Paulus, perempuan harus belajar, dan tidak diperbolehkan mengajar di depan umum di dalam jemaat. Sebab mengajar adalah jabatan yang memiliki kuasa, dan perempuan tidak boleh merebut kekuasaan atas laki-laki, tetapi harus berdiam diri. Akan tetapi, kendati dengan larangan ini, perempuan yang baik dapat dan harus mengajarkan kaidah-kaidah agama kepada anak-anaknya di rumah. Sejak dari kecil, Timotius sudah mengenal Kitab Suci. Dan siapa yang harus mengajarnya kalau bukan ibu dan neneknya? (2Tim. 3:15). Akwila dan istrinya, Priskila, menjelaskan Jalan Allah kepada Apolos secara lebih sempurna. Tetapi mereka melakukannya secara pribadi, sebab mereka membawa dia ke rumah mereka (Kis. 18:26).
- 6. Di sini ada dua alasan yang sangat baik mengapa laki-laki berkuasa atas perempuan, dan perempuan harus tunduk pada laki-laki (ay. 13-14). Adam yang pertama-tama dijadikan, kemudian barulah Hawa. Perempuan diciptakan untuk laki-laki, dan bukan laki-laki untuk perempuan (1Kor. 11: 9). Kemudian perempuan tergoda, dan menyeret laki-laki ke dalam pelanggaran.
- 7. Meskipun kesusahan dan bahaya melahirkan anak sangatlah banyak dan besar, sebab merupakan bagian dari hukuman yang dijatuhkan kepada kaum perempuan karena pelanggaran Hawa, namun di sini ada hal yang akan sangat menyokong dan membesarkan hati perempuan: Tetapi perempuan akan diselamatkan, dst. Walaupun merasa kesakitan, ia akan melahirkan, dan akan menjadi ibu yang hidup bagi anak-anak yang hidup. Asalkan dengan ketentuan ini, bahwa mereka tetap bertekun dalam iman, kasih, dan kekudusan dengan segala kesederhanaan. Dan perempuan, ketika akan melahirkan anak, harus memegang erat janji ini dengan iman untuk menopang mereka pada saat-saat yang dibutuhkan.
SH -> 1Tim 2:8-15; 1Tim 2:8-15
SH: 1Tim 2:8-15 - Ibadah yang pantas (Rabu, 29 November 2006) Ibadah yang pantas
Apakah jemaat masih bisa beribadah bila ada kubu-kubu yang saling
bermusuhan di antara mereka? Kalau kita jujur dengan diri
...
Ibadah yang pantas
Apakah jemaat masih bisa beribadah bila ada kubu-kubu yang saling
bermusuhan di antara mereka? Kalau kita jujur dengan diri
sendiri, jawabannya tentu, bisa saja! Dan kenyataannya, kondisi
seperti inilah yang kerap kita alami.
Realitas ini pun terjadi di tengah jemaat yang dilayani Timotius. Jemaat dikacaukan oleh ajaran-ajaran lain (lih. 1:3, 6:3), yang buahnya adalah silat kata, curiga, pertengkaran, dll. Tak hanya itu, berbagai ajaran lain itu menuntut penerapan yang tak sejalan dengan pemberitaan Injil, misalnya larangan untuk kawin, larangan untuk makan makanan yang baik (4:3-4), dll. Efek lain dari ajaran-ajaran tersebut adalah kekacauan yang timbul di dalam ibadah. Kaum laki-laki beribadah tanpa merasa risi bila beberapa saat sebelumnya mereka saling berselisih (8). Kaum wanita mendapatkan sorotan lebih tajam. Mereka memamer-mamerkan perhiasan mereka pada saat beribadah. Parahnya, sebagian dari mereka bahkan berupaya merebut posisi pengajaran dari para pengajar jemaat dan dengan demikian malah menyebarluaskan ajaran yang tidak sehat (12, bdk. 2Tim. 3:16).
Paulus memberikan koreksi yang tegas dan drastis untuk mengatasi permasalahan ini. Misalnya, kaum wanita diminta untuk berhenti mengajar, bukan cuma berhenti mengajar laki-laki! Inilah makna yang diusung oleh susunan kata dalam bahasa Yunani nas ini sebagaimana tercermin dalam Alkitab Terjemahan Baru. Perbandingan dengan Tit. 2:3-5 menuntun kita untuk memahami teks ini secara kontekstual. Mereka tidak boleh menempatkan diri sebagai otoritas yang mengatasi pria, apalagi bila ini didasari pada ajaran yang salah. Paulus mengutip Kejadian 2 untuk mengingatkan mereka kembali kepada apa yang dikatakan oleh firman. Semua ini dimaksudkan untuk membawa jemaat, baik pria maupun wanita, kembali kepada kerendahan hati sebagai unsur vital bagi terlaksananya ibadah yang berkenan bagi Tuhan.
Renungkan: Perselisihan dan penonjolan diri di antara kita adalah \'musuh\' ibadah kita.

SH: 1Tim 2:8-15 - Hidup dan beribadah dengan layak. (Senin, 10 Juni 2002) Hidup dan beribadah dengan layak. Bertolak dari nasihat Paulus kepada Timotius dan jemaat dalam melakukan tugas menaikkan permohonan, doa syafaat, dan...
Hidup dan beribadah dengan layak.
Bertolak dari nasihat Paulus kepada Timotius dan jemaat dalam melakukan tugas menaikkan permohonan, doa syafaat, dan ucapan syukur (ayat 1), Paulus kini membahas masalah sikap yang pantas dalam ibadah, terutama bagi kaum laki-laki dan perempuan. Semuanya harus dilakukan dengan cara yang tidak mencemarkan kesaksian jemaat.
Ada banyak perdebatan mengenai bagaimana menafsirkan ayat-ayat yang membahas kaum perempuan. Untuk itu, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan, 1Tim. 2:8-15 paling baik ditafsirkan sebagai bagian yang ditujukan kepada kondisi khusus yang dialami pada waktu itu oleh jemaat Efesus, dan Timotius sebagai gembala jemaat. Para pengajar sesat (lih. ps. 1) rupanya memanfaatkan ketidaktahuan para jemaat perempuan di Efesus. Akibat pengajaran mereka, tindakan para perempuan ini menjadi batu sandungan bagi lingkungan sekitar (ayat 9-10), dan menimbulkan masalah di dalam jemaat (ayat 11-12). Situasi ini menuntut Paulus bertindak.
Para laki-laki dituntut untuk hidup dalam kasih persaudaraan (ayat 8). Amarah dan perselisihan akan menjadi batu sandungan, dan mencemarkan doa mereka (menadahkan tangan adalah sikap doa yang lazim pada masa itu). Bagi kaum perempuan, mengingat peliknya situasi, Paulus menegaskan beberapa hal. Pertama, perempuan hendaknya berdandan dengan pantas. Ayat ini tidak bermaksud untuk melarang kaum perempuan untuk mengenakan perhiasan apa pun. Yang perlu diperhatikan adalah, bahwa rincian hiasan di ay. 9, waktu itu di Efesus, biasa mencirikan para pelacur. Kedua, mengingat apa yang telah terjadi, para perempuan diwajibkan untuk belajar kembali dengan patuh (ayat 11). Juga tidak lagi mengajar, apalagi memaksa untuk mengambil alih otoritas pengajaran karena merasa diri benar (ayat 11-12).
Renungkan: Ibadah dan kehidupan jemaat tidak boleh seperti kelas yang bising karena para murid menyanyi dan beraktivitas sesuka hatinya. Tiap-tiap pribadi dalam jemaat haruslah hidup dan beribadah dengan cara yang layak dan bertanggung jawab di hadapan Tuhan dan sesama, sehingga menjadi paduan orkes yang harmonis, indah, dan menarik hati orang yang mendengarkannya.
Utley -> 1Tim 2:8-15
Utley: 1Tim 2:8-15 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 2:8-158 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa m...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 2:8-15
8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. 9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, 10 tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah. 11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. 12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. 13 Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. 14 Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. 15 Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.
1Tim 2:8 "Oleh karena itu, saya ingin orang-orang di setiap tempat untuk berdoa" Sebagaimana Paulus menegaskan kehormatan dan kepantasan dalam kehidupan publik (lih. 1Tim 2:1-7), demikian juga, dalam penyembahan (lih. 1Kor 11; 12; 13; 14) ). Frasa "di mana-mana" ini mungkin merujuk pada gereja rumah di dalam atau di dekat Efesus. Doa yang dapat diterima didefinisikan dalam tiga cara di ayat 1Tim 2:8.
- 1. menadahkan tangan yang suci
- 2. tanpa marah
- 3. tanpa perselisihan
Kualifikasi-kualifikasi ini dengan jelas menunjukkan bahwa Paulus sedang berbicara kepada orang-orang percaya yang setia dan tidak termasuk guru-guru palsu, para pembicara pengganti mereka (mungkin para janda muda), dan para pengikut mereka.
Paulus menggunakan frasa ini, "di mana-mana," cukup sering (lih. 1Kor 1:2; 2Kor 2:14; 1Tes 1:8; 1Tim 2:8). Ini mungkin merupakan singgungan PL kepada Mal 1:11, yang menubuatkan penyembahan Mesias di seluruh dunia. Ini akan sesuai dengan penggunaan berulang kata "semua" dalam 1Tim 2:1-7.
□ "menadahkan tangan yang suci" Ini adalah posisi normal dari doa Yahudi. Ini mengamanatkan bahwa kata-kata dan kehidupan orang percaya seharusnya sesuai (lih. Yak 4:8).
□ "tanpa marah" Ini adalah istilah Yunani orgē, yang berarti "oposisi yang tetap" (lih. Mat 5:23-24; 6:15). Kemarahan pada orang lain sungguh mempengaruhi hubungan kita dengan Allah (lih. Mat 5:21-24; Mr 11:25; 1Yoh 2:9,11; 4:20-21).
- NASB "perselisihan"
- NKJV "meragukan"
- NRSV, TEV,
- NJB "argumen"
Para filsuf Yunani menggunakan istilah ini untuk sebuah sesi pengajaran atau dialog. Dalam PB ini memiliki konotasi negatif (lih. Mat 15:19; Mr 7:21). Di sini, ini merujuk bisa pada konteks dari ajaran atau perilaku guru- guru palsu yang tidak pantas, marah, dan mengganggu.
\=
Lihat topik khusus DOA, TAK TERBATAS, NAMUN TERBATAS 1TIM 2:9
- NASB "demikian juga"
- NKJV "dengan cara"
- NRSV, TEV "juga"
- NJB "secara sama"
Ini menunjukkan bahwa konteksnya adalah "bagaimana pria dan wanita seharusnya terlibat dalam ibadah umum" (yaitu, gereja-gereja rumah, lih. 1Kor 11; 12; 13; 14). Ada sebuah diskusi yang bagus tentang kata ini di karya F. F. Bruce, Jawaban Atas Pertanyaan-pertanyaan, hal 114-115.
□ "hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas," Pakaian mengungkapkan hati dan pikiran. Orang-orang percaya perlu berpakaian dengan tepat, tidak hanya di gereja tapi di semua tempat dan setiap waktu karena mereka adalah orang Kristen. Penekanan dari bagian ini tidak hanya pada penampilan luar, tetapi juga pada kesalehan (lih. 1Tim 2:10; 1Pet 3:3,4). Di setiap area kehidupan, orang percaya adalah terang dunia dan garam dunia (lih. Mat 5:13-16). Kita harus ingat siapa yang kita wakili!
Namun demikian, ini tidak menyiratkan bahwa orang beriman harus memakai pakaian yang menjemukan. Kita harus berpakaian sedemikian agar tidak menonjol dalam masyarakat manapun yang orang percaya hidup. Berpakaianlah secara rapi, bersih, modis, tapi yang terpenting adalah berjiwa Kristen.
□ "sederhana" Lihat catatan lengkap di 1Tim 3:2.
□ "rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal," Ini menyiratkan bahwa setidaknya persentase orang percaya relatif kaya. Gaya rambut Yahudi dan Romawi di zaman itu sangat rumit, boros, dan mahal. Rupanya wanita Kristen diindoktrinasi menuju keduniawian atau kebebasan pribadi (mungkin terjebak dalam gerakan kebebasan wanita, yang telah dimulai di budaya Romawi, lih. 1Kor 11:2-16). Ini mungkin mencerminkan eksklusivisme dari para guru palsu yang mencari orang kaya, berpengaruh, dan intelektual.
1Tim 2:10 "berdandan dengan perbuatan baik," Orang-orang yang beriman harus ingat bahwa mereka tidak diselamatkan oleh perbuatan baik, tetapi untuk perbuatan baik (lih. Ef 2:8-10; Tit 3:8; Yak 2:14-26). Hidup kita memberi kredibilitas terhadap pernyataan iman kita, yang merupakan penegasan dari keseluruhan kitab Yakobus Yak 1 Yohanes.
Dalam konteks ini, "perbuatan baik" berhubungan dengan harapan-harapan budaya domestik normal (lih. 1Tim 5:10; Tit 2:5).
□ "seperti yang layak bagi perempuan membuat suatu klaim kesalehan (TB:yang beribadah)." Ini jelas membatasi konteks pada wanita yang diselamatkan. Ini bukan pedoman umum bagi masyarakat. Gaun yang tepat untuk anak-anak Allah adalah kesalehan. Keindahan bukankah suatu pakaian tertentu, tapi suatu hati yang berubah. Wanita yang benar-benar cantik dan menarik adalah wanita yang saleh (di semua bidang kehidupan mereka).
1Tim 2:11 "perempuan" Ini bisa merujuk pada semua wanita atau istri Kristen (lihat terjemahan Charles B. Williams, "wanita yang sudah menikah" dalam 1Tim 2:11 dan). Konteksnya harus memperjelas maksud yang diinginkan si penulis.
□ "menerima ajaran" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE IMPERATIVE. Awalnya ini sepertinya sangat negatif, tapi (1) wanita tidak bisa mempelajari Hukum Taurat di Yudaisme atau bersekolah di dunia Yunani-Romawi.
Jadi, dalam suatu pemgertian ini adalah sebuah langkah positif terhadap wanita yang dilatih dalam firman Tuhan, (2) teks ini harus dilihat dalam terang para guru palsu yang menargetkan perempuan (lih. 1Tim 5:13; Kis 20:30; 2Tim 3:5-9; Tit 1:11). Ada kemungkinan bahwa beberapa wanita telah menjadi pembicara pengganti dari para guru palsu dalam ibadah umum di gereja rumah (Gordon Fee, New International Biblical Commentary, jilid 13).
□ "dengan seluruh ketaatan" Ini juga nampaknya negatif untuk zaman kita, tapi marilah kita ingat
- 1. Istilah "penyerahan" ini digunakan untuk Yesus. Dia tunduk kepada Bapa (lih. 1Kor 15:28); Dia tunduk kepada orang tua duniawi-Nya (lih. 1Tes 5:21). Dengan kata lain, Dia memenuhi kewajiban sosial dan tugas-tugas religius yang diharapkan dengan sikap yang benar
- 2. "Menjadi tunduk" adalah kehendak Tuhan bagi semua orang percaya (Ef 5:21). Ini adalah satu dari lima PRESENT PARTICIPLES yang menjelaskan apa artinya "dipenuhi dengan Roh" (lih. Ef 5:18)
- 3. Dalam bagian yang sama di Efesus Paulus menggunakan tiga contoh domestik untuk menunjukkan penyerahan bersama di dalam rumah (1) istri kepada suami; (2) anak-anak kepada orang tua; Dan (3) budak rumah kepada majikan. Bagian positif yang radikal dari konteks ini (Ef 5:18-6:9) adalah bahwa Paulus membatasi kuasa dari orang-orang di dalam masyarakat yang memiliki semua kekuatan (yaitu, suami, orang tua, dan tuan). Pada zamannya, tulisan-tulisan Paulus tentang wanita, anak-anak, dan budak ini sangatlah sangat positif
- 4. Paulus tidak menyerang perbudakan sebagai suatu masalah karena dia tahu itu adalah sebuah isu yang akan menghancurkan keefektifan gereja dan kesaksiannya dalam periode sejarah tersebut. Menurut saya hal yang sama berlaku untuk status sosial wanita. Paulus menegaskan kesetaraan rohani mereka (lih. Gal 3:28; Kol 3:11), bakat mereka (lih. 1Kor 12:7-13), dan peran mereka dalam menyebarkan Injil (lih. Rom 16). Tapi dia tahu bahwa wanita dalam peran kepemimpinan akan (1) disalahpahami karena penyembahan kesuburan dan (2) ditolak oleh masyarakat yang hampir secara eksklusif patriarkis, masyarakat yang didominasi laki-laki.
1Tim 2:12 "memerintah laki-laki;" KATA KERJA authenteō ini hanya digunakan di sini dalam PB. Ini didefinisikan sebagai "orang yang bertindak atas otoritasnya sendiri" (authentēs, tuan) atau "orang yang mendominasi." Lihat pembahasan di Moulton dan Milligan, Kosakata dari Perjanjian Yunani, hal. 91. Apakah ini berarti bahwa perempuan dapat berada dalam kepemimpinan jika mereka tidak mendominasi? Konteks langsungnya tidak mendukung hal ini dengan frase yang ditambahkan "hendaklah ia berdiam diri" (lih. 1Kor 14:34). Pernyataan Paulus tentang wanita dalam peran tunduk ini tidak dapat dijelaskan dengan penggunaan hapax legomenon ini. Ini harus ditangani dari perspektif budaya. Tuhan memilih untuk mengungkapkan diriNya ke dalam lingkungan budaya yang spesifik. Segala sesuatu dalam budaya itu bukanlah kehendak Tuhan bagi semua orang percaya di semua budaya di segala zaman (lihat Gordon Fee, Injil dan Roh dan Cara Membaca Alkitab untuk Mendapat Semua Manfaatnya, hlm. 83-86). Kebenaran dan kuasa Injil secara radikal mengubah budaya manusia (yaitu perbudakan, dominasi laki-laki). Kesombongan, dominasi eksploitatif itu jahat entah dari pria atau wanita. Ada dua hal ekstrem yang harus dihindari: (1) wanita tidak dapat berbuat apa-apa (budaya Timur Dekat Kuno) dan (2) wanita dapat melakukan apapun (individualisme barat modern). Orang-orang percaya (pria dan wanita) melayani dalam budaya mereka untuk memaksimalkan penginjilan dan pemuridan, bukan agenda pribadi!
Lihat topik khusus PEREMPUAN DALAM ALKITAB
1Tim 2:13-15 Argumen Paulus dalam konteks ini terkait secara teologis dengan Kej 3. Hal ini juga terkait dengan ekses guru-guru palsu (lih. 1Tim 1:3-11; 4:1-5; 5:11-13 ). Paulus menggunakan Kej 3 untuk membuat analogi bahwa sebagaimana Hawa dirayu oleh ular untuk jatuh dalam dosa, pemberontakan, dan kemandirian, demikian juga beberapa wanita yang ditipu oleh guru-guru palsu (lih. 1Tim 5:13; 2Tim 3:6-9).
Konsekuensi Kejatuhan ini berhubungan langsung dengan ketaatan dan keinginan wanita terhadap suaminya (lih. Kej 3:16). Tindakannya yang independen inilah yang merupakan isu teologisnya. Apakah ini masih tetap ada sampai sekarang? Apakah Injil benar-benar telah menyingkirkan semua aspek Kejatuhan Kej 3? Apakah budaya modern kita dengan pemimpin wanita yang terlatih dan cakap meniadakan pernyataan Paulus yang jelas tersebut? Lihat Topik Khusus pada awal 1Tim 2:12.
1Tim 2:14 "jatuh ke dalam dosa" Ada dua konsekuensi yang diberikan kepada Hawa karena pelanggarannya: (1) rasa sakit saat melahirkan dan (2) tunduk kepada suaminya. Kalimat BENTUK KATA KERJA ITU SEMPURNA, yang menyiratkan bahwa ini masih berlaku. Yesus meresmikan zaman baru, namun orang percaya juga masih hidup di zaman lama.
1Tim 2:15 "Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak," Ini adalah perikop yang sangat sulit dan sangt terlibat. Ini mungkin adalah yang paling sulit dalam semua tulisan Paulus. Kita perlu ingat
- 1. hubungannya dengan Kej 3:13,16
- 2. ajaran-ajaran dari guru-guru palsu
- 3. kontras (yaitu "Tapi"), yang berhubungan dengan penipuan guru-guru palsu
Istilah "dipelihara" atau "diselamatkan" ini dapat dikaitkan dengan pembebasan fisik dari pengalaman melahirkan (bandingkan Versi Standar Amerika Baru), yang tampaknya didukung oleh penggunaan kata dalam 1Tim 4:16 karena penyalahgunaan dari guru-guru palsu (beberapa di antaranya rupanya menganjurkan selibat sebagai status yang unggul secara rohani, lih. 1Tim 4:3), atau dalam pengertian eskatologis spiritual yang membentuk sebagian besar penggunaan PB-nya.
Satu interpretasi baru didasarkan pada detail tata bahasa Yunani di mana DEFINITE ARTICLE nya dalam frasa "karena melahirkan," mungkin merujuk pada inkarnasi Yesus Kristus:
- 1. konteks ini berhubungan dengan Kej 3:15
- 2. PREPOSISI dia dapat diterjemahkan "dengan cara"
- 3. ada sebuah DEFINITE ARTICLE dengan "kelahiran anak"
- 4. baik bentuk TUNGGAL dan JAMAK nya digunakan untuk "wanita ... mereka"
Jadi, Hawa menjadi wakil dari semua wanita yang diselamatkan oleh janji Allah akan sebuah kelahiran khusus (yaitu, Yesus, yang secara teologis sama dengan tipologi Adam-Kristus dalam Rom 5:12-21; 1Kor 15:21-22,44-48; Fili 2:6-7).
Konteks langsungnya tampaknya menekankan bahwa wanita sebagai ibu rumah tangga adalah harapan masyarakat di zaman Paulus, dan untuk sebagian besar masyarakat, kuno dan modern. Keselamatan wanita tidak berasal dari kepemimpinan dalam ibadah umum atau kebebasan budaya yang tak terduga.
Sebenarnya itu tidak berasal dari peran sosial yang diharapkan juga, tapi melalui iman dan buah-buahnya (lih. 1Tim 2:15b). Keselamatan ada di dalam dan melalui Kristus. Wanita saleh mempercayai Dia dan tidak berusaha menarik perhatian yang tidak semestinya pada diri mereka sendiri. Namun demikian, dalam budaya kita, "perhatian yang tidak semestinya" terjadi saat wanita dibatasi. Sebagaimana orang yang hilang akan dimatikan oleh wanita Kristen yang terlalu aktif di abad pertama, orang-orang yang hilang saat ini dimatikan oleh seksisme dan legalisme yang sepertinya Kristen. Tujuannya selalu penginjilan dan pemuridan, bukan kebebasan pribadi atau preferensi pribadi (lih. 1Kor 9:19-23).
□ "asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala pengekangan diri (TB: kesederhanaan)." Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berarti tindakan kontingen potensial. Kontingensinya adalah keberlanjutan wanita yang percaya dalam iman, cinta, kesucian, dan pengekangan diri. Lihat Topik Khusus: Ketekunan pada 2Tim 2:11.
Untuk "pengekangan diri" lihat catatan lengkap di 1Tim 3:2.
Galilah -> 1Tim 2:8-15
Galilah: 1Tim 2:8-15 - Kelakuan dalam Jemaat 1Timotius 2:8-15 Sub Tema: Kelakuan dalam Jemaat
Oleh karena itu saya ingin supaya laki-laki di setiap tempat mengangkat tangan yang suci dalam doa...
1Timotius 2:8-15 Sub Tema: Kelakuan dalam Jemaat
Oleh karena itu saya ingin supaya laki-laki di setiap tempat mengangkat tangan yang suci dalam doa, tanpa amarah dan perselisihan.Demikian juga para perempuan seharusnya berdandan dengan pakaian yang pantas, dengan kesopanan dan pengendalian diri, bukan dengan kelabang (di rambut) dan emas, atau mutiara, atau pakaian yang mahal, melainkan dengan yang pantas bagi perempuan yang mengaku pengabdian kepada Allah, yaitu dengan perbuatan baik.Seorang perempuan harus belajar dengan tenang hati, dalam penuh ketundukan, tetapi saya tidak mengizinkan seorang perempuan mengajar atau berotoritas atas seorang laki-laki, melainkan untuk menjadi tenang, karena Adam lebih dulu dibentuk, baru Hawa, dan bukan Adam yang ditipu, melainkan perempuan itu yang ditipu sehingga menjadi orang berdosa, tetapi dia akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal mereka bertekun dalam iman dan kasih dan kekudusandengan pengendalian diri.
ay. 8 Ayat 8-10 berbicara mengenai kelakuan dan sikap yang mengganggu jemaat dan Paulus menantang pertama-tama kaum Adam di ay. 8, lalu kaum Hawa di 9-10. Setelah itu, dia beralih sedikit dan berbicara mengenai peran seorang perempuan di dalam kumpulan orang percaya.
Oleh karena itu saya ingin supaya laki-laki di setiap tempat – Kata boulomai (saya ingin) tidak hanya menyatakan kehendak Paulus, tetapi menjadi cara halus untuk mendorong.119 Jadi, frase boulomai oun (Oleh karena itu saya ingin) berarti sama dengan parakalo oun (Jadi …saya mendorong) di 2:1.120 Paulus bicara dengan otoritasnya sebagai rasul, di ayat yang ia bicarakan tadi. Kata aner (laki-laki) sering digunakan untuk membedakan gender atau lawanan jenis. Jadi di ayat delapan ini, Paulus berbicara secara khusus kepada kaum Adam, dan menantang mereka, lalu di bagian berikutnya, Paulus berbicara secara khusus kepada kaum Hawa.
Frasa panti topo (setiap tempat) boleh berkaitan dengan setiap macam ibadah yang diadakan oleh setiap kumpulan jemaat di Efesus, atau boleh juga bicara mengenai kumpulan orang percaya di mana saja. Walaupun surat ini berkaitan dengan jemaat di Efesus, di mana Timotius melayani, ayat ini masih terikat pada pembahasan tadi di mana Paulus beberapa kali menggunakan kata ganti pas (semua/setiap) (2:1, 4, 6) untuk bicara mengenai pelayanan pada orang non Yahudi, sehingga di ayat ini, mungkin lebih baik kita mengikuti alur pikiran di bagian tersebut dan sadar bahwa isi bagian berikut ini ditujukan kepada semua orang.121 Lihat 1 Kor 14:33-38 dan membandingkan bahasa yang digunakan.
Mengangkat tangan yang suci dalam doa – Sifat yang terus menerus122 menunjukkan gaya hidup. Ini bukan perintah untuk kita mengangkat tangan apabila kita berdoa – Orang Yahudi dan orang Kristen pada waktu itu sering mengangkat tangan ketika mereka berdoa – Yang di tegaskan di ayat ini adalah orang yang berdoa kepada Tuhan perlu mempunyai tingkah laku yang sesuai dengan pengakuannya. Jadi tangan yang suci adalah gambaran yang secara kiasan yang berarti gaya hidup yang suci.
Tanpa amarah dan perselisihan – Kedua kata ini menjelaskan arti dari tangan suci tadi. Rupanya ada kebiasaan muncul di antara orang percaya di Efesus, secara khusus kaum Adam, berselisih di ibadah, bahkan dalam doa mereka, yang mungkin dipakai untuk saling ‘mengoreksi’. Menarik untuk diperhatikan, di 1 Tim 6:3-5, di mana dijelaskan bahwa pengajar sesat yang memulai kebiasaan ini. Selain itu, bahwa ajaran lain mengakibatkan perselisihan di antara orang percaya di Galatia (Gal 5:15, 20, 26).
ay. 9 Demikian juga para perempuan – Sama seperti kita perhatikan di ayat tadi yang Paulus sampaikan terhadap kaum Adam, kata gyne (perempuan) bicara secara khusus mengenai kaum Hawa. Frasa penghubung hosautos kai (demikian juga) mengikat bagian ini pada apa yang Paulus inginkan di ayat sebelumnya. Jadi boleh berbunyi saya ingin juga…
Seharusnya berdandan – Kata kosmeo (berdandan) adalah sumber dari kata kosmetik, dan berkaitan dengan proses mempercantik/menghias. Dalam hal ini adalah mengenai baju, perhiasan, ataupun karakter seseorang. Kata ini bersifat terus menerus,123 mendorong supaya mereka terus seperti itu.
Dengan pakaian yang pantas – Kata katastole (pakaian) yang Paulus gunakan mengacu kepada pakaian secara literal, atau juga sifat yang indah dari seseorang, jadi bagian ini sedikit sulit ditafsirkan yang mana yang bicara mengenai hati dan mana yang mengenai baju. Mungkin lebih baik kita menafsirkan secara harafiah, sehingga baju yang menjadi fokus kita, tetapi sadar juga bahwa baju yang dipakai mencerminkan hati orang. Kalau seseorang memakai baju yang tidak sopan dan membuat orang lain tersandung, hal itu adalah akibat dari pola pikir yang kurang sehat atau belum sadar. Kata kosmio (pantas) berarti terhormat/mulia/bijaksana, yaitu baju yang tidak membuat orang lain tersandung dan cocok untuk situasi.
Dengan kesopanan dan pengendalian diri – Kata aidos (kesopanan) menggambarkan orang yang ‘tahu malu’, yaitu mereka yang tidak berani melakukan sesuatu yang tidak pantas. Kata sofrosyne berarti pengendalian diri/terkendali/tidak berlebihan. Kata ini juga boleh dipakai dalam arti menjaga diri secara seksual.124
Bukan dengan kelabang (di rambut) dan emas, atau mutiara – Perempuan yang kaya dan mau berfoya-foya sering membuat kelabangan di rambut dan menghiasinya dengan emas, atau mutiara supaya sangat mengesankan.125 Orang melakukannya untuk memamerkan kekayaan mereka dan mempermalukan orang lain. Hal tersebut juga dikaitkan dengan kelakuan tidak pantas.126 Jadi jelas ayat ini tidak melarang orang memakai kelabangan di rambut, melainkan untuk menentang orang kaya yang suka pamer.
Atau pakaian yang mahal – Kata polyteles membawa arti sangat mahal. Kata ini digunakan berkaitan dengan minyak narwastu di Mar 14:3 dan mutiara di Mat 13:46. Jadi klausa ini tidak bicara mengenai baju yang bermutu, yang agak mahal, tetapi tahan lama, melainkan baju yang sangat-sangat mahal, yang hanya menarik perhatian kepada kekayaan pemiliknya.127
ay. 10 Melainkan dengan yang pantas bagi perempuan – Kata alla (melainkan) menyatakan kontras yang tegas. Kata prepo (pantas) berbeda dari kata yang dipakai di ayat tadi, tetapi artinya sangat mirip – cocok/pantas/baik – Sifatnya terus menerus,128 yaitu selalu pantas.
Yang mengaku pengabdian kepada Allah – Kata epanggelomai (mengaku) biasanya berarti janji atau janji yang diumumkan.129 Sifatnya terus menerus dan menekankan bahwa dia sendiri mengaku,130 jadi perempuan ini harus terus menerus berpegang pada pengakuan pribadi tersebut. Kata theosebia (pengabdian kepada Allah) menarik karena hanya dipakai satu kali di Perjanjian Baru. Kata ini dibuat dari dua kata, theos (Allah) dan eusebia yang berarti kesalehan (sering diterjemahkan ibadah di TB), jadi theosebia menggambarkan dia sebagai orang yang mengaku percaya, tetapi juga menekankan hubungan dan komitmen pribadi kepada Allah.131
Yaitu dengan perbuatan baik – Klausa ini masih terikat pada kata kerja berdandan tadi, jadi di sini sangat jelas mempunyai arti kiasan, di mana perbuatan baiklah yang membuat mereka cantik, bukan gaya yang berlebihan. Pikiran ini sangat mirip dengan apa yang dikatakan Petrus:
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 1 Pet 3:3-4(TB)
Frasa erga agatha (perbuatan baik) merupakan suatu tema penting dalam surat-surat pastoral (1 Tim 2:10, 3:1, 5:10, 11, 25, 2 Tim 2:21, 3:17, 4:5, 14, 18, Tit 2:14, 3:1, 8, 14)132, bukan sebagai jalan keselamatan, tetapi sebagai gaya hidup yang berpadanan dengan pengakuan kita terhadap pribadi Allah. Jadi maksud Paulus di sini adalah, kalau seorang perempuan mengaku bahwa dia mempunyai hubungan pribadi dengan Allah, dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang menyombongkan diri, menghina orang miskin, atau membuat saudaranya dalam Kristus tersandung. Yang seharusnya mengalir dari hati yang mengasihi Allah adalah kelakuan yang sesuai dengan kehendak Allah. Lihat Yoh 14:15, 21, Gal 5:25, Efe 4:17-5:1, dll.
ay. 11 Seorang perempuan harus belajar dengan tenang hati – Seperti diperhatikan tadi, Paulus mulai beralih sedikit di ayat ini, ia berbicara mengenai peran dan sikap yang diharapkan pada seorang perempuan dalam jemaat. Ayat ini tidak mulai dengan kata penghubung, jadi mengalir dari topik kaum Hawa, tanpa hubungan erat. Kata perempuan (gyne) bersifat tunggal dan tata bahasanya menunjukkan bahwa Paulus bermaksud bicara mengenai para perempuan secara umum, sama seperti di 9 dan 12.133 Kata manthano (belajar) adalah perintah yang bersifat terus menerus,134 berarti dia perlu selalu belajar seperti ini. Tetapi tekanan bukanlah pada kata belajar, melainkan pada sifatnya dalam mendengarkan Firman Tuhan, yaitu dengan tenang hati. Kata hesykhia boleh berarti ketenangan hati, atau gaya hidup yang tenang, yaitu tidak menarik perhatian negatif (2 Tes 3:12), atau juga boleh juga berkaitan dengan perhatian yang diberikan, yaitu tidak ribut, karena sangat mau mendengar (Kis 22:2).135 Artinya dalam konteks ini agak sulit ditafsirkan. Kalau dibandingkan dengan 1 Kor 14:33-35 mungkin harus disimpulkan bahwa artinya diam, walaupun kata lain, sigan (diam) dipakai di sana. Tetapi apakah maksudnya begitu kalau kita perhatikan 1 Kor 11:5, di mana seorang perempuan diberi kebebasan untuk berdoa di jemaat? Apakah sifat diam di 1 Kor 14 hanya berkaitan dengan larangan untuk seorang perempuan ikut mengkritik ungkapan nabi? Mungkin lebih masuk akal kalau begitu, supaya tidak dianggap bahwa Paulus dengan begitu cepat bertolak belakang dengan apa yang baru dikatakannya. Mungkin lebih baik kita menyimpulkan bahwa kata ini berkaitan dengan sikap tenang yang mengakibatkan seorang perempuan rindu mendengar dan tidak bersaing untuk bicara.136 Sikap ini sesuai dengan ayat-ayat berikut. Perempuan ini puas dengan perannya, tenang di hati karena Allah yang menciptakan dia begitu dan Dialah yang mengatur TubuhNya.137
Dalam penuh ketundukan – Sifat ini terikat pada kata kerja belajar juga. Jadi seorang perempuan belajar dengan tenang hati dan juga dengan penuh ketundukan (pase hypotage), yaitu bukan hanya tunduk karena terpaksa, atau hanya berpura-pura. Penuh ketundukan menggambarkan hati yang 100% siap menerima ajaran. Ketundukan sering muncul di Perjanjian Baru. Orang percaya harus tunduk kepada pemerintah (Rom 13:1-7), kepada sesama orang percaya (Efe 5:21), seorang istri perlu tunduk kepada suaminya (Efe 5:22), anak-anak perlu tunduk kepada orang tua (1 Tim 3:3), dll. Yang seharusnya membuat kita terkagum adalah ketundukan Kristus kepada BapaNya, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:1-11). Di situ kita lihat bahwaketundukan tidak menyebabkan seseorang menjadi lebih hina atau dipandang remeh, karena ketundukan Kristus tersebut mengakibatkan kemuliaan dan puji-pujian kepadaNya melimpah-limpah. Dalam banyak budaya ketundukan membawa dampak negatif bagi status seseorang, tetapi dalam budaya Allah:
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Mat 20:26b-28 (TB)
Jadi seorang perempuan yang mendengarkan pengajaran Firman Tuhan dengan hati yang tenang dan penuh ketundukan, bisa yakin bahwa sifat tersebut sangat indah di mata Allah dan tentu menyenangkan hati-Nya karena mengikuti jejak-jejak kaki Yesus. Lihat juga 1 Pet 3:1-7.
Sedikit membingungkan apakah maksudnya ketundukan kepada suaminya di kumpulan jemaat, atau kepada para pemimpin yang mengajar Firman Tuhan. Mungkin lebih masuk akal kalau maksudnya ketundukan kepada pengajar Firman Tuhan, karena berkaitan dengan sikap pada waktu belajar. Tidak berarti seorang pengajar mengambil alih otoritas suami dalam keluarganya, karena bagian ini berkaitan dengan kumpulan jemaat. Lihat 1 Kor 11:3 – Pemimpin jemaat tidak disebutkan.
ay. 12 Tetapi saya tidak mengizinkan seorang perempuan mengajar – Adalah larangan berotoritas138, bukan sekedar pendapat Paulus. Sering kali kalau dia menggunakan kata saya, dia melakukannya untuk menggarisbawahi otoritasnya.139 Ada banyak contoh di surat-suratnya, jadi kita melihat di surat-surat pastoral saja – 11, 20, 2:1, 8, 5:21, 6:13-14, 2 Tim 1:6, 2:7, Tit 1:5, 3:8.140 Jadi sangat jelas bahwa Paulus bicara dengan otoritasnya sebagai rasul. Kata mengizinkan ini bersifat terus menerus,141 berarti Paulus tidak hanya bicara tentang situasi yang dialami oleh Timotius di Efesus, dia menyatakan kebiasaannya. Lihat hal yang sama di 1 Kor 14:33-34, seperti kita perhatikan tadi. Kita akan melihat dasar dari kebiasaan ini di ayat-ayat berikut. Kata didasko berarti mengajar secara umum, tetapi dalam konteks ini maksudnya tentu pengajaran Firman Tuhan di jemaat. Larangan ini tidak bermaksud melarang pengajaran di sekolah, atau pengajaran pada anak (2 Tim 1:5, 3:14-15142) dan perempuan lain (Tit 2:3-4). Tidak juga berarti seorang perempuan harus diam dalam pembahasan rohani di luar dari ibadah (Kis 18:26). Kemampuan untuk mengajar di jemaat adalah satu syarat bagi seorang penatua (1 Tim 3:2). Penting kita perhatikan bahwa pengajar-pengajar sesat yang Paulus sebutkan di surat-surat ini adalah laki-laki semua (1:19-20, 2 Tim 1:15), jadi larangan ini bukanlah reaksi karena ada perempuan yang mengajar salah di Efesus.143
Atau berotoritas atas seorang laki-laki – Kata oude (atau) penting diperhatikan di ayat ini, karena menyatakan bahwa ada dua larangan (mengajar dan berotoritas), bukan hanya satu. Ada tafsiran yang mengatakan bahwa seorang perempuan dilarang mengajar dengan otoritas/otoriter, tetapi kata oude tidak dipakai seperti itu. Klause ini harus dimengerti sebagai larangan yang kedua, yaitu dia tidak boleh mempunyai otoritas di atas laki-laki di kumpulan jemaat. Kata authenteo boleh berarti otoritas atau juga otoriter, tetapi kalau ada dua kata yang terikat dengan kata penghubung oude, dua-duanya harus positif atau negatif, tidak boleh berbeda. Jadi harus dipilih apakah maksudnya mengajar atau mempunyai otoritas (positif), atau mengajar (salah)atau (menjadi)otoriter (negatif). Yang paling cocok secara linguistis adalah mengajar atau mempunyai otoritas, karena literalnya tentu begitu dan juga konteksnya berkaitan dengan jati diri seorang perempuan secara umum, bukanlah suatu ‘situasi’ di Efesus.144
Melainkan untuk menjadi tenang – Kata alla (melainkan) menunjukkan kebalikan dari yang diharapkan, jadi daripada mengajar dan berotoritas, seorang perempuan diharapkan mempunyai ketenangan hati yang berarti dia tidak rasa harus menonjolkan diri. Lihat juga penjelasan pada ay. 11, karena kata hesykhia lagi.
ay. 13 Karena Adam lebih dulu dibentuk, baru Hawa – Kata gar (karena) menghubungkan ay. 11-12 dengan ayat-ayat berikut dan menyatakan ay. 13 & 14 sebagai dasar bagi larangan tadi. Dasar pertama untuk larangan-larangan tadi adalah urutan dari penciptaan Adam dan Hawa. Kata plasso (dibentuk) mengingatkan kita kepada Kejadian 2145, di mana Adam dibentuk dari debu (2:7), lalu Hawa dibuat dari tulang rusuk Adam dan diberikan kepadaNya sebagai penolong yang sepadan (2:18-23). Lihat juga 8-12. Ada yang berkata bahwa ketundukan seperti ini adalah akibat dari kejatuhan manusia, tetapi isi ayat ini tidak demikian. Sebelum ada kejatuhan manusia, ketika dunia masih “sungguh amat baik” (Kej 1:31), Hawa diharapkan tunduk kepada suaminya. Jadi ayat ini dengan sangat jelas, menegaskan bahwa ketundukan seorang perempuanbukanlah soal budaya, melainkan urutan Allah dalam penciptaanNya. Jelas juga di Efesus 5:22-24. Seperti sudah diperhatikan dia ay. 11, hal ini tidak berarti kaum Hawa tidak sederajat dengan kaum Adam, tetapi hanya bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang berbeda. Lihat Gal 3:25-29. Kata protos boleh berarti pertama, atau utama, tetapi karena berkaitan dengan waktu di sini, lebih baik diterjemahkan pertama/lebih dulu. Hal ini juga boleh dikaitkan dengan pengajaran mengenai status, warisan dan tanggung jawab bagi anak sulung di Alkitab.
ay. 14 Dan bukan Adam yang ditipu – Kata kai (dan) mengikat kedua pikiran di 13 dan 14 dan menandai isi ayat ini sebagai dasar yang kedua untuk kedua larangan di ay. 12, yaitu peristiwa di Kejadian 3. Kata apatao (ditipu) juga dipakai di LXX Kej 3, di mana Hawa ditipu oleh Iblis. Lihat juga 3. Dengan demikian, sangat jelas bahwa Adam berdosa juga dan ikut makan buah terlarang itu, dan sebenarnya dosanya lebih serius, karena dia tidak ditipu. Jadi ayat ini tidak bicara mengenai keseriusan dari dosa Hawa. Sekali lagi kita melihat bahwa urutannya yang ditekankan, sehingga kita perlu bertanya apa yang menjadi dosa pertama. Ingat bahwa dalam penipuannya, Iblis mempertanyakan kebaikan Allah sehingga Hawa mulai percaya bahwa Allah tidak baik, baru dia makan. Hal yang berikut yang harus diperhatikan adalah Adam makan karena dia “mendengarkan perkataan istrimu dan memakan…” (Kej 3:17). Jadi menurut urutan dari peristiwa ini, dosa pertama terjadi karena Hawa ditipu. Kita melihat di Rom 5:12 bahwa Adam, sebagai pemimpin, menanggung dosa tersebut,146 tetapi di 1 Timotius, Paulus bermaksud menunjukkan urutannya dan menekankan bahwa Hawa yang ditipu dan bukan Adam.
Melainkan perempuan itu yang ditipu sehingga menjadi orang berdosa – Frasa he gyne (perempuan itu) muncul di sini karena dipakai mengenai Hawa di Kejadian 3. Kata exapatao adalah kata buatan dari apatao tadi dan awalan ek/ex yang berarti ke luar. Kata ini lebih menekankan bahwa dia ditipu sepenuhnya.147 Klausa en parabasei gegonen boleh berarti jatuh dalam dosa atau menjadi orang berdosa. Agak sulit menentukan yang mana dimaksudkan dan artinya beda tipis. Mungkin menjadi orang berdosa lebih jelas kalau berkaitan dengan diri Hawa, yaitu dia menjadi orang berdosa pertama. Kata menjadi bersifat perfek, menggambarkan sesuatu yang secara tuntas telah terjadi, tetapi dampaknya ditekankan, yaitu dia secara tuntas menjadi orang berdosa.148 Bagian ini tidak berkata bahwa kaum Hawa secara umum lebih mudah ditipu, ataupun bahwa mereka tidak mampu mengajar. Kalau kita mengikuti isi dari ayat-ayat saja, kita harus menyimpulkan bahwa pengaturan tugas-tugas dalam kumpulan jemaat tidak hanya dibuat secara praktis saja, atau menurut kebiasaan budaya. Allah ingin supaya kita mengingat sejarah bersama juga. Dengan demikian, pengaturan tersebut adalah ingatan saja dan tidak berkaitan dengan status di hadapan Allah atau kemampuan seseorang.
ay. 15 Tetapi dia akan diselamatkan karena melahirkan anak – Ada yang berpikir bahwa kata dia, yang ada pada imbuhan sama akan diselamatkan, berkaitan dengan Hawa, tetapi kebanyakan tafsiran menganggap bahwa maksudnya seorang perempuan.149 Masuk akal melihat kaitannya dengan mereka di klausa berikut, bahwa maksudnya perempuan secara umum. Biasanya kalau Paulus menggunakan kata sozo (selamat), maksudnya selamat dari maut, tetapi apakah Paulus, yang menulis Efesus 2:8-9 mau berkata bahwa seorang perempuan diselamatkan melalui kelahiran anak? Tentu tidak! Kata ini juga boleh membawa arti selamat dari penyakit (Mat 9:21-22), atau juga selamat dari bahaya (Mat 8:25, 18), tetapi apakah kelahiran menjadi sumber keamanan dan kesembuhan? Tidak juga. Penting untuk kita perhatikan bahwa keselamatan rohani boleh dibicarakan berkaitan dengan (A). Kenyataan yang sudah ada pada kita saat kita percaya (Yoh 5:24), (B). Pengalaman di mana kita merasakan secara nyata semua kekayaan dari keselamatan ketika kita masih di dunia ini (Filipi 2:12-13150) dan (C). Keselamatan terakhir yang digenapi pada zaman terakhir (1 Pet 1:5). Penggunaan B yang paling cocok di sini,151 yaitu seorang perempuan tidak akan menikmati dan menggali semua kekayaan dari keselamatannya, kalau dia melupakan jenis kelaminnya dan mengejar peran laki-laki, karena dengan berbuat demikian, dia menolak kehendak Allah. (1 Tim 2:12) Tetapi kalau dia siap menjalankan perannya dan menjadi puas sebagai seorang perempuan, dia akan menikmati dan merasakan keselamatannya, sehingga menjadi makin lama, makin kudus. Lihat juga maksud menyelamatkan di 1 Tim 4:16. Kata teknogonia biasanya berkaitan dengan proses dan pengalaman seorang ibu dalam melahirkan anak, bukan pada anak yang dilahirkan, sehingga istilah ini tidak bermaksud bicara mengenai kelahiran Kristus, karena fokusnya ada pada yang melahirkan, bukan yang dilahirkan.152
Asal mereka bertekun dalam iman dan kasih dan kekudusan dengan pengendalian diri – Melihat makna dari ayat tadi, kita tidak heran bahwa Paulus rasa perlu menghilangkan kebingungan di klausa ini. Bukan peran seorang perempuan yang paling penting dalam pengalamannya akan keselamatan, melainkan imannya, kasihnya, kekudusannya dan pengendalian diri. Jadi seorang perempuan perlu bertekun dalam hal-hal penting ini: Iman (pistis) di sini tentu berkaitan dengan fokus sehari-harinya kepada Kristus.153 Kita tidak hanya percaya apa yang Kristus lakukan di kayu salib pada saat kita percaya. Hal ini sangat penting dalam pengalaman kita sehari-hari. Kita hidup oleh iman, bukan supaya menjadi selamat, karena itu sudah terjadi, melainkan untuk kita mengalaminya dan menjalankannya setiap saat. Dia juga bertekun dalam kasih. Kata agape berkaitan dengan kasih yang bersumber dalam kekuatan Roh Kudus, bukanlah ‘kasih’ yang mogok. Dia bertekun juga dalam kekudusan yang praktis, yaitu tidak hidup munafik. Dan yang terakhir dia dapat menahan diri. Suatu sifat yang sudah kita lihat di ay. 9. Jadi yang digambarkan di sini adalah sifat-sifat yang dasar bagi orang percaya secara umum, bukan hanya bagi kaum Hawa. Lihat kemiripan 12. Orang yang sungguh percaya tentu menikmati keselamatan yang makin lama makin berarti dan berdampak.
- Apakah ada pertengkaran di antara para laki-laki di dalam jemaat? Apakah pertikaian itu begitu halus, sehingga didengar dalam khotbah, atau doa?
- Kecantikan saudara yang perempuan terdapat dari mana? Dari gaya dan penampilan luar, atau dari hati yang tunduk kepada Allah dan puas di dalam dirimu?
- Apakah saudara puas sebagai seorang perempuan, atau ada rasa terganggu di hati dengan peran para pria sebagai pemimpin? Siapa yang menentukannya?
- Apakah saudara merasakan ketenangan hati?
- Apakah ketundukan saudara datang dari dalam, atau hanya paksaan saja?
- Apakah rasa lebih terikat pada peran yang ditentukan oleh budaya, atau dari Allah?
- Apakah saudara mengerti dasar peranmu sebagaimana dijelaskan Roh Kudus di bagian ini?
- Apa cita-citamu sebagai seorang perempuan yang mengasihi Yesus? Apakah hal itu sesuai dengan bagian Firman Tuhan ini?
- Apakah saudara giat dalam pelayanan yang diberikan di Firman Tuhan?
- Periksalah hatimu. Apakah menikmati keselamatanmu, atau hidup munafik?
Topik Teologia -> 1Tim 2:9
Topik Teologia: 1Tim 2:9 - -- Umat Manusia: Wanita
Wanita dan Peranannya Dalam Agama
Wanita Dalam Jemaat yang Mula-mula
Wanita-wanita Menyembah Allah
...
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Jemaat yang Mula-mula
- Wanita-wanita Menyembah Allah
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Diperintahkan
- Paulus Memerintahkan untuk Hidup Berbuat Kebaikan
TFTWMS: 1Tim 2:9-15 - Perilaku Perempuan Kristen PERILAKU PEREMPUAN KRISTEN (1 Timotius 2:9-15)
Nas yang akan kita pelajari ini tidak kontroversial selama seribu sembilan ratus tahun pertama keberad...
PERILAKU PEREMPUAN KRISTEN (1 Timotius 2:9-15)
Nas yang akan kita pelajari ini tidak kontroversial selama seribu sembilan ratus tahun pertama keberadaan agama Kristen. Sekarang ini, bagaimanapun, nas ini sangat kontroversial. Menurut John R. W. Stott, "ini mungkin adalah ayat-ayat yang paling kontroversial dalam Surat-surat Pastoral."59Oleh karena itu, kita harus mendekati ayat-ayat itu dengan hati-hati. Setiap masalah yang melibatkan hampir 50 persen populasi planet ini harus menjadi kepedulian seorang komentator.60
Alasan bagi kontroversi di seputar nas itu bukan karena itu sulit dipahami.61Kebanyakan komentator sepakat terhadap pesan utamanya. Masalahnya adalah mereka tidak menyukai pesan itu. Seorang penulis menyebut nas itu "salah satu nas [Perjanjian Baru] yang paling menyinggung kepekaan orang zaman kini."62
Beberapa orang menganggap pesan Paulus tidak relevan untuk zaman modern.63
Mereka yakin bahwa Paulus sedang menangani masalah lokal dan bahwa instruksinya itu tidak pernah dimaksudkan untuk diterapkan pada gereja-gereja di mana saja, bahkan pada zamannya. Yang lain percaya bahwa Paulus hanya sedang memperkuat kebiasaan pada zaman itu tentang keunggulan laki-laki, kebiasaan yang telah banyak berubah di banyak belahan dunia.
Kita telah menyebutkan bahwa teks itu menunjukkan bahwa kata-kata Paulus itu tidak dimaksudkan semata-mata untuk jemaat di Efesus. Dalam 2:8, ia menulis, "aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa" (huruf miring ditambahkan). Biasanya, ketika Paulus berkata "di mana-mana" (ejn panti« to÷pw, en panti topō),64yang ia maksudkan "di mana saja" (lihat NIV)—dan tidak ada alasan untuk menafsirkan ungkapan ini di sini sebagai sesuatu yang lain. Walter L. Liefeld menulis mengenai terminologi 1 Timotius 1:8, "[Itu] mengingatkan [kita] kepada 'sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus' dalam 1 Korintus 14:34.… Fakta ini harus kita mengingatkan kita terhadap asumsi apa saja bahwa instruksi Paulus dalam nas kita itu hanya berlaku untuk gereja di Efesus."65
Paulus tidak sekadar menekankan kebiasaan pada zamannya. Ketika ia memberikan alasan untuk instruksinya itu, ia tidak mengacu kepada adat istiadat abad pertama. Sebaliknya, ia mengacu kepada peristiwa yang telah terjadi setidaknya empat ribu tahun sebelumnya, terhadap Adam dan Hawa (2:13, 14).
Ketika kita mempelajari teks ini, mari kita bersihkan pikiran kita sedapat mungkin dari konsep-konsep yang telah terbentuk sebelumnya dan dari pelbagai prasangka. Kita tidak akan bertanya, "Apakah yang dipercaya oleh sebagian besar orang tentang ayat-ayat ini?" atau "Seperti apakah konsensus orang-orang berpendidikan?" atau bahkan "Seperti apakah preferensi Anda atau saya?" Sebaliknya, kita harus bertanya, "Apakah yang Paulus katakan tentang kaum perempuan dalam ibadah umum? Apakah yang akan Paulus inginkan untuk kita pelajari tentang peran perempuan dalam latar belakang ini?"

TFTWMS: 1Tim 2:9 - Pakaian Kaum Perempuan Pakaian Kaum Perempuan (1 Timotius 2:9)
9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambut...
Pakaian Kaum Perempuan (1 Timotius 2:9)
9 Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal.
Ayat 9. Karena Paulus berfokus pada karakter, maka beberapa orang akan terkejut sebab arahannya yang pertama berkaitan dengan pakaian perempuan dalam ibadah. Namun begitu, cara orang berpakaian dapat menceritakan banyak hal tentang karakter mereka.
Ayat ini diawali dengan kata Demikian juga (wJsau÷twß, hōsautōs). Paulus telah memberikan instruksi kepada kaum laki-laki; sekarang, dengan cara yang sama, ia memberikan instruksi kepada kaum perempuan. Ia menulis, [aku ingin66kaum perempuan; NASB] berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,. "Kaum perempuan" adalah dari bentuk jamak dari gunh÷ (gunē), yang menunjukkan "seorang perempuan dewasa."67
Perlu dicatat bahwa Paulus tidak berkata, "Aku ingin kaum perempuan mengenakan pakaian yang pantas." Sebaliknya ia berkata, "Aku ingin kaum perempuan merias diri mereka dengan pakaian yang pantas." "Merias/mendandani" adalah dari kosme÷w (kosmeō),68yang didefinisikan sebagai "menyebabkan [sesuatu] memiliki tampilan yang menarik melalui dekorasi."69Kata "pantas" (ko÷smioß, kosmios) dalam ungkapan itu berasal dari akar kata yang sama. Hendriksen menerjemahkan kalimat itu seperti ini: "Kaum perempuan [harus] merias diri mereka dengan pakaian yang indah."70Paulus tidak sedang memerintahkan kaum perempuan untuk mengenakan pakaian yang menjemukan. Sebenarnya, ia menunjukkan bahwa tidak masalah bagi seorang perempuan untuk tampil menarik. Alkitab NEB menulis "berpakaian dengan cara yang menarik" (lihat Tit. 2:10).
Paulus memang berkeras bahwa pakaian perempuan harus jangan bersifat menggoda atau pamer. Selain kata "pantas," ia menggunakan istilah "sederhana" dan "hati-hati/sopan." Sulit untuk membedakan antara kata-kata deskriptif yang Paulus gunakan itu. Ini terbukti dari perbandingan terjemahan. Misalnya, posisi kata "sederhana" dan "secara sederhana" bervariasi di antara banyak versi.
Terlepas dari sifat tumpang tindih makna-makna itu, beberapa catatan tentang kata-kata itu diberikan di sini. Dalam Alkitab NASB, aijdw÷ß (aidōs) diterjemahkan "secara sederhana."71Kamus Walter Bauer mengatakan, "Istilah ini mengungkapkan.… sikap hormat terhadap konvensi" dan kemudian mencantumkan satu contoh: "kesederhanaan kaum perempuan."72Mari kita pertimbangkan ungkapan "sikap hormat terhadap konvensi." Konvensi adalah "penggunaan secara umum atau kebiasaan," "sebuah praktik yang diterima atau disetujui."73Itu adalah kesepakatan umum di dalam masyarakat mana saja kita berada." Dalam kasus ini, kata itu mengacu kepada kesepakatan umum mengenai pakaian kaum perempuan. Paulus tidak sedang menyarankan agar seorang perempuan Kristen harus dipandu oleh keputusan masyarakat tentang pakaian apa yang dianggap terhormat (lihat Rom. 12:2), namun ia sedang menunjukkan bahwa seorang perempuan Kristen harus jangan mengenakan apa saja yang dianggap buruk oleh masyarakat. Dalam hal ini, ia harus memiliki "sikap hormat terhadap konvensi." Kota Efesus memiliki banyak pelacur yang penampilannya kurang ajar dan menggoda. Kaum perempuan Kristen harus jangan berpakaian seperti "perempuan jalanan."
"Hati-hati/sopan" adalah dari swfrosu÷nh (sōphrosunē), yang berarti sesuai dengan "praktik tentang … penilaian yang baik, moderat, pengendalian diri."74Beberapa pakaian ada yang pantas untuk ibadah, dan ada yang tidak pantas. Setiap perempuan Kristen harus mempraktikkan penilaian yang baik tentang apa yang ia kenakan. (Begitu juga seharusnya setiap laki-laki.)
Melanjutkan pemikirannya, Paulus memberikan empat contoh "riasan" yang tidak pantas: "rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal." Intsruksi Paulus itu mengingatkan kita kepada arahan Petrus yang diberikan kepada para isteri yang suaminya bukan orang percaya:
Perhiasanmu janganlah secara lahiriah [belaka]75, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah (1 Pet. 3:3, 4).
Secara umum disepakati bahwa larangan Petrus itu tidak mutlak. Sebaliknya, Petrus sedang membedakan riasan lahiriah dengan riasan batiniah, dengan menekankan bahwa yang terakhir adalah jauh lebih penting. Perbedaan dan penekanan yang sama dapat dilihat dalam kata-kata Paulus.
Paulus pertama-tama berkata, "Rambutnya jangan berkepang-kepang." Yang ia maksudkan bukan kepangan rambut sederhana anak perempuan sekolah, tapi kepangan rambut yang rumit dari masyarakat Romawi. Rambut itu disasak tinggi dan dihiasi dengan pelbagai permata yang mahal. "Mereka bersedia membayar lebih untuk membuat rambut itu mempesona.… Kepangan, pada zaman itu, sering melambangkan kekayaan. Kepangan itu merupakan barang mewah!"76Alkitab NEB menulis "tidak dengan gaya rambut yang berlagak."
Lalu Paulus menambahkan, "Tidak dengan … emas atau mutiara atau pakaian yang mahal" (NASB). Sekali lagi, latar belakangnya adalah pameran kekayaan yang berlebihan dalam masyarakat Romawi. Plinius yang Tua menggambarkan pemborosan semacam itu dengan contoh tentang Lollia Paulina, yang menjadi istri ketiga kaisar Kaligula. Bahkan saat ia menghadiri perjamuan biasa, ia "ditutupi dengan untaian zamrud dan mutiara dan berkilauan di seluruh kepala, rambut, telinga, leher dan jari-jarinya, jumlah totalnya senilai 40.000.000 sestertium [sekitar 100 milyar rupiah]."77
Kemungkinan besar, kebanyakan perempuan Kristen di Efesus tidak memiliki kemewahan yang Paulus sebutkan, namun beberapa orang di jemaat itu adalah orang kaya (lihat 6:9, 10, 17-19). Kata-kata Paulus itu kemungkinan besar ditujukan kepada perempuan Kristen kaya yang menggunakan perhimpunan sebagai kesempatan untuk memamerkan kekayaan mereka. Seharusnya tidak perlu ada penekanan bahwa perhimpunan ibadah adalah untuk memuliakan Allah, bukan memuliakan diri sendiri; tapi rupanya hal itu perlu ditekankan di Efesus.
Sebelum meninggalkan ayat 9, kita harus mencatat bahwa gaya selalu berubah. Di zaman Paulus, masalahnya adalah berpakaian secara berlebihan. Di beberapa bagian dunia sekarang ini, masalahnya adalah berpakaian secara berkekurangan—atau mengenakan pakaian ketat sehingga hanya menimbulkan khayalan. Tidak peduli berapa banyak mode berubah, seorang perempuan akan selalu dapat menemukan pakaian yang dianggap paling "pantas" dan "sopan." Paulus berkata, pada dasarnya, "Itu adalah jenis pakaian yang kamu harus kenakan saat kamu datang untuk beribadah."78
Beberapa perempuan muda mungkin belum yakin tentang apa itu "pantas" dan "sopan." Dalam suratnya kepada Titus, Paulus menginstruksikan kaum perempuan yang lebih tua untuk mengajar kaum perempuan yang lebih muda (Tit. 2:3-5). Ini dengan anggapan bahwa perempuan muda itu bersedia untuk diajar. Jika perempuan yang lebih muda itu memiliki pertanyaan tentang pakaian yang pantas, ia harus bicara dengan perempuan Kristen yang lebih tua dan dewasa yang ia hormati.

TFTWMS: 1Tim 2:8-15 - Pola Untuk Kaum Pria Dan Wanita POLA UNTUK KAUM PRIA DAN WANITA (1 Timotius 2:8-15)
PRILAKU KAUM PRIA (AY. 8)
Pentingnya doa masih ditekankan dalam konteks ini, Paulus ingin kaum pr...
POLA UNTUK KAUM PRIA DAN WANITA (1 Timotius 2:8-15)
PRILAKU KAUM PRIA (AY. 8)
Pentingnya doa masih ditekankan dalam konteks ini, Paulus ingin kaum pria18berdoa ("dimana-mana"; 2:8). Sudah tentu, maksud Paulus dalam surat itu bukan untuk melenyapkan hak kaum wanita untuk berdoa pada tempat-tempat tertentu, melainkan untuk mendorong kaum pria untuk siap sedia berdoa di mana saja. Pelbagai pembahasan yang menarik pernah dilakukan tentang berdoa pada pelayanan umum ketika seorang pemimpin keagamaan dari suatu kelompok lain hadir di situ. Bolehkah orang berbakti dalam kelompok keagamaan yang lain dan menerima undangan untuk "memimpin doa"? Apa yang orang ucapkan di dalam doa dan bagaimana orang mengucapkannya bisa jadi selalu perlu diuji dengan kebenaran dan hikmat yang dari atas, dan kita harus bersikap hati-hati supaya pengaruh kita tidak mendukung kesalahan atau sistem yang salah; namun Paulus menjawab pertanyaan itu ketika ia mengungkapkan suatu keinginan yang dibimbing Roh bahwa kaum pria diminta berdoa di mana saja.
Paulus berdoa di dalam penjara, didengarkan oleh orang-orang jahat yang sinis (Kisah 16:24, 25). Kita diminta untuk mendoakan mereka yang menganiaya kita (Matius 5:44). Kita diminta untuk saling mendoakan (Yakobus 5:16-18). Kita harus selalu mengucap syukur atas segala sesuatu (Efesus 5:20). Kita harus "tetap berdoa" (1Tesalonika 5:17). Oleh sebab itu, tidak heran bahwa Paulus meminta kaum pria untuk berdoa dimana-mana!
Yang menjadi perhatian utama Paulus adalah karakter dan prilaku kaum pria yang berdoa. Paulus meminta kaum pria untuk menadahkan "tangan yang suci." Orang Yahudi sering berdoa dengan posisi seperti itu. Keadaannya adalah seperti yang Allah inginkan—"tangan yang suci."
Orang laki-laki dengan "tangan yang suci"19memiliki kesadaran akan Allah (seperti yang Yusuf lakukan) kemana saja ia pergi. (Kejadian 39:9; Mazmur 18:20-24; Ayub 1:1, 8; 2:3; Mazmur 33:1; Amsal 11:3, 6, 11, 20). Di sini Paulus tidak sedang lebih menekankan posisi berdoa dibandingkan cium kudus sebagai cara memberi salam dalam Roma 16:16. Sebaliknya, penekanannya adalah bahwa doa kita, salam kita, dan hidup kita haruslah suci!
Meskipun berdoa itu harus "dengan tangan yang suci," namun doa itu memiliki dua "tanpa." Pertama, doa harus "tanpa marah."20Setelah bicara tentang "tangan yang suci," dalam peringatan itu Paulus memakai kata yang terkait dengan "mengulurkan tangan." Tetap mengendali-kan tangan adalah hal yang serius dalam situasi apa saja, khususnya dimana tekanan dan hawa nafsu bersatu! Kedua, doa kita harus "tanpa perselisihan." 21Orang Kristen harus tidak boleh menghasut perselisihan. Cukup banyak kesalahan yang akan kita hadapi di dalam dan di luar kerajaan tanpa kita menambahkan percekcokan yang tidak perlu. (Lihat Matius 22:15-22, 46; Lukas 23:39, 40; Yohanes 8:1-6.)
Malam-malam yang mengganggu tidur dan bantal-bantal yang ternoda air mata bisa dihindarkan jika semua saudara mau mempelajari nasihat Paulus seperti yang diberikan di sini dan di dalam Roma 14:16-19.
PRILAKU KAUM WANITA (AY. 9, 10)
Selanjutnya, Paulus memberi pengarahan khusus bagi kaum wanita. Semua wanita—bukan hanya wanita yang ada dalam Kristus—akan merasakan manfaat dari memperhatikan pelbagai pengarahan yang Paulus berikan kepada Timotius untuk dibagi dengan lawan jenisnya. Ciri-ciri ini akan menandai kaum wanita sebagai kaum yang berbeda dalam pakaian dan prilaku di dalam dunia kehidupan yang kendor nilainya dan hawa nafsu yang tidak terkendali.
Nas yang sederhana ini menyinggung tentang pakaian wanita, sikapnya, tindakannya, dan hubungannya dengan kaum pria. Semua itu diakhiri dengan sifat-sifat mulia bagi kaum wanita, dengan mengetahui bagaimana mereka bisa diselamatkan.
Pakaiannya
Tuhan ingin kaum wanita "merias22dirinya" dengan pantas. Pernyataan sederhana ini berisi empat pelajaran: (1) Allah ingin kecantikan dan daya tarik kaum wanita dirawat dan diberi perhatian. (2) Kecantikan dan daya tarik—secara moral dan spiritual—harus bisa dikenali sebagian melalui pakaian kaum wanita. (3) Kaum wanita harus mendandani dirinya—yaitu, menyiapkan diri, bersiap diri. Peraturan ini akan menghilangkan bentuk penampilan diri mereka yang berantakan, tidak rapi dan tidak terawat. (4) Kaum wanita harus memilih pakaian yang sopan, rapi, baik, dan layak. Konteks ayat ini mengungkapkan adanya kesalahan dalam cara merias diri pada era Paulus dan Timotius dimana "rambutnya berkepang-kepang, memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal."23
Jelas sekali, pelbagai pernyataan tentang pakaian ini merupakan masalah yang bersifat relatif dan berbeda dari zaman ke zaman dan dari satu budaya ke budaya lainnya. Awalnya, Adam dan Hawa tidak mengenakan pakaian dan tidak merasa malu (Kejadian 2:25). Allah menciptakan mereka seperti itu, dan keadaan itu memang baik (Kejadian 1:26, 27, 31). Setelah mereka memberontak, Allah membuat pakaian dan mengenakan mereka pakaian, yang juga baik (Kejadian 3:21).
Dalam era Paulus sesuatu bisa disebut "pakaian yang sopan," dan hal yang sama itu tetap benar untuk di segala zaman. Setiap wanita yang berusaha menyukakan Allah harus memastikan bahwa ia berdandan dengan pantas seperti itu.
Namun begitu, harus dihindarkan adanya sikap ekstrim yang terlalu berlebihan dan terlalu kurang.24Terlalu banyak emas, terlalu banyak mutiara, dan pakaian yang terlalu mahal tidak cocok dengan kaum wanita yang memiliki "kesalehan."25Berpakaian terlalu minim atau berpakaian dengan sangat ketat sehingga mendorong kaum pria untuk memandangi wanita itu dengan nafsu birahi tidak bisa memenuhi norma-norma "baik" atau "layak" (lihat Matius 5:27, 28). Hai kaum wanita, yang Paulus atur atau katakan di sini bukan hanya tentang pakaian atau penampilan Anda, tetapi bahkan sikap Anda dalam mengenakan pakaian itu.
Sikapnya
Kunci sebenarnya untuk kaum wanita yang ingin mengenakan pakaian yang benar adalah dengan mengenakannya bersama sifat-sifat batiniah "kesopanan dan kesederhanaan" (2:9).
Betapa kaya dan berharganya sifat batiniah "kesopanan"26ini. Jadi inilah medan ujian yang bersifat pribadi bagi seorang saudari Kristen. Ia bisa mencegah terjadinya hal memalukan dengan bersikap hati-hati dalam berpakaian (lihat 2Samuel 11:2). Instruksi ini meminta saudari itu untuk menyadari kemurnian diri dan mendidik dirinya sendiri mengenai pakaian yang sopan di dalam budayanya. Sikap yang tepat akan menyebabkan dia sungguh-sungguh bertindak hati-hati relatif terhadap pakaian apa saja yang bisa mempermalukan dirinya.
Sifat yang diperlukan untuk mempertahankan norma alkitabiah yang Paulus berikan adalah "kehati-hatian."27 Kata ini mengandung kekuatan pengendalian diri yang melekat di dalamnya. Dalam konteks ini, kata itu meminta supaya saudari itu memperhatikan pakaiannya. Allah sendiri memperhatikannya! Bagi saudari yang punya penguasaan diri, masalah ini tidak akan dianggap enteng, diabaikan, atau dianggap tak berarti. Mereka yang tidak peduli telah sering mengundang kejahatan dan penderitaan ke atas diri mereka sendiri. Wanita muda (atau tua) yang berkata, "Apa yang aku pakai bukan urusan orang lain!" telah melupakan Tuhan!
Dua sifat ini, kesopanan dan kehati-hatian, merupakan kunci sebenarnya untuk memutuskan jenis pakaian yang layak. Para penginjil yang ingin menolong kaum wanita dalam masalah ini haruslah memastikan bahwa kedua ciri-ciri itu diajarkan dan dikembangkan di dalam diri setiap wanita Kristen. Maka barulah pakaian secara alami akan dipilih untuk menampilkan citra yang baik dan patut.
Tindakannya
Biarlah daya tarik sejati seorang wanita terbentuk melalui "pekerjaan baik" (2:10; Efesus 2:10). Dalam 1Timotius 5:9, 10, Paulus memberi instruksi tambahan tentang apa yang tercakup dalam pekerjaan baik itu bagi para saudari dalam Kristus. Ada banyak cara dimana wanita-wanita saleh pernah melayani dan harus melayani (lihat Kisah 5:12-16; 9:36-41; Roma 16:1-5; Filipi 4:2, 3). Selama ini kaum pria sering langsung tertarik dengan kecantikan wanita, namun pria telah menemukan daya tarik yang langgeng di dalam kehidupan dan perbuatan baik seorang "penolong" yang Allah rancang (Kejadian 2:20).
KETUNDUKAN KAUM WANITA (AY. 11-14)
Seraya kita memikirkan hubungan wanita dengan kaum pria, di sini ada kasus lain dimana ketundukan menghasilkan pemuliaan (lihat Efesus 5:22; 1Petrus 3:1-6; Matius 20:26-28). Dalam ayat 11 sampai 14 Paulus mengetengahkan suatu tujuan dan pedoman.
Tujuannya adalah "wanita harus belajar"28(NIV). Marilah kita simak dengan cermat sifat progresif perkataan Paulus tersebut. Ia ingin kaum wanita belajar, maju, dan memiliki pengetahuan. Agama Kristen sebagai suatu sistem telah mengangkat dan melindungi kaum wanita pada setiap zaman dan budaya, dengan memelopori kemajuan mereka—bukan dengan norma-norma kemanusiaan, tetapi dengan moral, etika, dan kemajuan akademis.
Pedoman untuk pembelajaran itu adalah bahwa ia melakukannya "dengan senyap dan penuh kepatuhan" (2:11; NIV). 29Bila digabungkan, kedua konsep itu menunjukkan bahwa Paulus sedang berupaya untuk melindungi kaum wanita dari suasana pergunjingan, penolakan, perbantahan. Untuk belajar atau bersikap patuh dalam suasana semacam itu adalah mungkin sekali. Oleh sebab itu, jika manusia condong untuk mengemukakan pelbagai gagasannya dengan kekuatan lisan yang kuat atau respon yang reaktif, maka wanita akan memperoleh kekuatan, martabatnya yang paling agung, dan pikiran yang damai dengan bersikap tunduk dan senyap. (Lihat Roma 12:20, 21.) Wanita yang bicara lantang, banyak omong, tidak akan bisa mengajar atau belajar dengan efektif.
Penting untuk mengetahui alasan Paulus memberi sifat "kepatuhan" atau "ketundukan"30(KJV) sebagai bagian dari tuntunan wanita. Ini tidak untuk membeda-bedakan martabat seseorang atau manusia. Apakah kita memandang rendah Yesus karena Ia menundukkan diri-Nya sendiri kepada dan untuk umat manusia? (Lihat Matius 20:26-28; Yohanes 13:2-17.)
Wanita harus tunduk (1) kepada kaum pria (1Korintus 11:3), (2) kepada suaminya (Efesus 5:22; 1Petrus 3:1-6), dan (3) di dalam gereja (1Korintus 14:34, 35). Pada akhirnya, marilah kita hindari ayunan apa saja yang menuju ke sisi yang ekstrim. Kunci dalam segala hubungan ini adalah wanita harus bersikap tunduk. Simaklah susunan "tidak/tetapi" yang dengannya Paulus membatasi pernyataannya dalam 1Korintus 14:34, 35:
Perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. [Tetapi] mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat. (Huruf miring oleh saya.)
Apakah nas ini menyatakan bahwa wanita harus berdiam diri di sepanjang waktu di dalam pertemuan jemaat? Jika wanita mutlak tidak boleh bicara dan harus berdiam diri, lalu bagaimana ia bisa memuji? Memuji jelas sekali merupakan "[bicara] seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani" (Efesus 5:19). Jika situasinya selalu "tidak diperbolehkan [bagi wanita] untuk berbicara [dalam pertemuan jemaat]" (1Korintus 14:35), maka ia pun tidak boleh memuji.
Jika wanita diizinkan untuk memuji di dalam pertemuan-pertemuan jemaat sebab ia bersikap tunduk (prinsip yang Paulus ajarkan dalam konteks itu), bolehkah ia bicara dengan mengakui imannya kepada Kristus sambil ia tetap bersikap tunduk selama pelayanan jemaat berlangsung? Bolehkah ia mengakui dosa-dosanya? Bolehkah ia menjawab, sebagai contoh, jika seseorang yang membuat pengumuman bertanya kepadanya bagaimana keadaan anggota yang sakit (menjawab dalam semangat pelayanan dan ketundukan)? Jika ada kumpulan pria dan wanita seperti pada waktu kelas Alkitab kaum wanita, bolehkah seorang penatua yang memberi pengumuman menanyakan waktu yang tepat kepada seorang saudari di tengah-tengah pendengar itu, yang artinya membolehkan saudari itu untuk bicara dalam perhimpunan itu (dengan sikap tunduk)?
Jawaban terhadap pelbagai pertanyaan itu memberi gambaran bahwa, dalam konteks 1Korintus 14, penekanan Paulus tentang sikap wanita yang "berdiam diri" atau "tidak boleh bicara" secara khusus berkaitan dengan satu bidang: Wanita itu harus tetap dalam sikap tunduk. Di situ dan di situ saja kata "berdiam diri" dan "tidak boleh bicara" berlaku.
Sambil mempertahankan semangat ketundukan ini, Paulus menambahkan, "Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; [tetapi] hendaklah ia berdiam diri." (Lihat catatan akhir 23 tentang susunan "tidak/tetapi.") Paulus tidak sedang menyangkal ajaran Alkitab, atau menentang dirinya sendiri relatif terhadap bolehnya kaum wanita mengajar dalam bidang dan cara tertentu (lihat Titus 2:3-5; Kisah 18:24-26; 21:9; Efesus 6:1; 1Timotius 5:14). Kaum wanita boleh mengajar, tetapi harus melakukannya dalam terang bersikap tunduk (menghindari untuk bersikap "memperlihat-kan otoritas"31).
Peran ketundukan wanita dijelaskan lebih jauh oleh Paulus dari dua kejadian kuno: (1) susunan penciptaan— laki-laki lebih dulu dibentuk, baru kemudian Hawa (Kejadian 1:2); (2) susunan pemberontakan menentang Allah— perempuan lebih dulu jatuh (Kejadian 3:6-16). Kita tidak bisa membantah lebih jauh pelbagai peristiwa yang menyebabkan perempuan itu tunduk, seperti halnya kita tidak bisa mempertanyakan ketelanjangan kedua manusia itu pada awalnya, yang kemudian diubah oleh Allah yang mengenakan mereka pakaian setelah kejatuhan mereka. Allah yang mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri sendiri, telah melihat adanya kebajikan dan nilai dalam membuat kaum wanita melayani dengan cara itu. (Lihat Yohanes 2:25; Lukas 12:2; Wahyu 2:13; Ayub 42:1, 2.)
KEHORMATAN BAGI KAUM WANITA (AY. 15)
Paulus melepaskan dirinya dari semua orang yang akan mencap dia sebagai anti kaum wanita: Ia menekankan bahwa Allah membentuk wanita dengan cara yang unik dimana Juruselamat datang ke dunia melalui dia. Ayat 15 berkata, "Tetapi [kaum] perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak [-anak], asal … [mereka] bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan." Dengan begitu perempuan itu—dan semua umat manusia—bisa diselamatkan dengan "melahirkan anak."
Simaklah apa yang nas ini tidak ajarkan. Nas ini tidak mengajarkan bahwa kemampuan untuk melahirkan anak adalah penting bagi keselamatan. Bagaimana jadinya hal ini bagi wanita yang tidak kawin atau wanita yang kawin tetapi yang suaminya tidak bisa memberi keturunan? Bagaimana dengan wanita yang, karena kondisi fisiknya sendiri, tidak bisa punya anak? Bagaimana dengan anak gadis yang mati sebelum ia bisa menikah? Keselamatan wanita tidak tergantung pada kemampuannya untuk melahirkan anak.
Keselamatan seorang ibu juga tidak tergantung pada kesetiaan anak-anaknya, seperti yang disimpulkan oleh beberapa orang dari ungkapan "asal ia bertekun dalam iman." Pernyataan bahwa keselamatan wanita ditentukan oleh kesetiaan keturunannya melanggar banyak nas (sebagai contoh Wahyu 20:11-13). Bapak dan ibu sama-sama bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka (lihat Efesus 6:1-4).
Roma 14:12 dan 2Korintus 5:10 menunjukkan bahwa setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. Kesetiaan seorang anak tidak bisa menanggung ibu dan bapaknya. Matius 10:35-37 dan Lukas 12:51-53 menyatakan bahwa beberapa orang akan taat dan yang lainnya tidak akan taat. Jika orang tua mereka tidak taat tetapi anak-anak mereka taat, bisakah orang tua itu diselamatkan atas dasar anak-anak mereka hidup "dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan"? Sudah tentu tidak.
Untuk alasan tersebut, kita bisa melihat bahwa kata "mereka" tidak mengacu kepada anak-anak. Jika seseorang berkata, "Kata 'mereka' itu tidak bisa diacukan kepada perempuan itu sebab Paulus berkata 'perempuan' (tunggal) sementara kata 'mereka' adalah jamak," maka saya akan jawab bahwa atas dasar itu kata "mereka" itu juga tidak bisa mengacu kepada keturunannya sebab Paulus memakai istilah "melahirkan anaknya" 32 (tunggal), bukannya "melahirkan anak-anaknya" (jamak).
Lalu, kepada siapakah kata "mereka" itu mengacu? Kata "mereka" dalam ayat 15 harus mengacu kepada kaum wanita secara umum, yang bisa diselamatkan dengan bertekun "dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan [kesopanan; RSV]." Pada poin ini Paulus meringkas apa yang ia perkenalkan dalam ayat 9, dimana ia memakai kata "[kaum] perempuan" (jamak).
Bagaimanakah ungkapan "diselamatkan karena melahirkan anak" itu diterapkan? Hal ini bisa menjadi sulit seandainya bukan untuk konteks itu. Paulus memperkenalkan Hawa untuk membahas peraturan ketundukan. Ia melanjutkan dengan mengamati bahwa kejatuhan Hawa dan hal memalukan yang terjadi di dalam taman itu merupakan tanda noda bagi wanita, lalu kemuliaan dan keagungan wanita terlihat dalam diri Maria, bunda Tuhan, sebagai tanda hormat dan pujian bagi dia. Dengan melahirkan anak—bukan melahirkan "seorang" anak, tetapi "melahirkan anak-anak"—Penebus itu dilahirkan (Galatia 4:4). Ini merupakan sesuatu yang laki-laki, kepada siapa wanita itu tunduk, tidak bisa lakukan. Melalui wanita datanglah Kristus kecil, Orang yang diutus untuk menjadi Juruselamat dunia (Yohanes 4:14).
Oleh sebab itu, keselamatan kaum wanita tidak tergantung pada melahirkan anak, tetapi pada fakta penting ini bahwa satu anak, Yesus Kristus Anak Allah, dilahirkan oleh wanita dari Roh Kudus (Lukas 1:30-35; Matius 1:18-23; Kejadian 3:15; Galatia 4:4). Jika menyerah kepada godaan dan dosa merupakan hal yang memalukan wanita, maka kelahiran Juruselamat dari wanita merupakan kemuliaannya. Jika wanitalah yang mendatangkan dosa ke atas umat manusia, maka wanita jugalah yang mendatangkan Juruselamat!33
Oleh sebab itu, wanita maupun pria, harus melihat kepada Kristus dan perjanjian-Nya. Di dalam Dia ada keselamatan jika mereka bertekun dalam sifat-sifat baik ini:
( 1 ) "iman"—untuk kekuatan dan keselamatan; Ibrani 11:1; Efesus 6:16; 1Yohanes 5:4;
( 2 ) "kasih"—untuk pelayanan penuh pengorbanan; Yohanes 15:13; 1Yohanes 3:16-18;
( 3 ) "pengudusan" 34—untuk menopang pelayanan;
( 4 ) "ketenangan"—untuk mengendalikan diri dalam pelayanan.
Seorang saudari yang tinggal dan melayani dengan norma yang luhur akan mengenakan dengan baik nama "Kristen" (1Petrus 4:14-16).
Betapa pasal 2 ini mengetengahkan tantangan tentang kehidupan yang Allah inginkan untuk kita jalani! Seperti halnya Timotius, kita harus memegang "iman dan hati nurani yang murni" (1:19). Pasal ini dimulai dengan permohonan penuh doa agar kita mengetahui bahwa Allah ingin semua manusia diselamatkan, dan Paulus menutupnya dengan ringkasan yang menyentuh hati tentang bagaimana semua manusia dapat diselamatkan!
Pasal 3 dengan indahnya mengungkapkan rencana Allah untuk memasok kita dengan kepemimpinan kaum pria dewasa. Kita membutuhkan kepemimpinan seperti itu untuk menolong kita menjalankan kehidupan yang diminta dalam perjanjian kekal Tuhan!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Apakah Alasan Bagi Ajaran Paulus? (1 Timotius 2:8-15)
Mengapa Paulus percaya bahwa ia perlu menuliskan kata-kata yang kuat dalam 2:8-15? Dalam mempel...
Apakah Alasan Bagi Ajaran Paulus? (1 Timotius 2:8-15)
Mengapa Paulus percaya bahwa ia perlu menuliskan kata-kata yang kuat dalam 2:8-15? Dalam mempelajari ayat-ayat ini, kita berpendapat bahwa kata-katanya tentang pakaian mungkin menunjukkan bahwa perempuan-perempuan Kristen yang kaya sedang menggunakan pelayanan ibadah untuk memamerkan perhiasan mereka. Mengenai pembatasan Paulus terhadap kaum perempuan untuk tidak memimpin dalam ibadah, kita mengacu kepada unsur-unsur kepemimpinan perempuan yang kuat dalam kehidupan beragama di Efesus yang mungkin telah mempengaruhi beberapa perempuan di dalam jemaat itu. Kita juga mencatat bagaimana beberapa penulis saat ini telah salah menafsirkan dan menyalahgunakan bahasa dalam Galatia 3:28 ("tidak ada laki-laki atau perempuan"); adalah memungkinkan bahwa kaum perempuan di Efesus juga menyimpangkan ajaran ini.
Terus terang, kita tidak tahu apa yang mendorong pernyataan Paulus itu (selain Roh Kudus), tetapi tidak ada salahnya untuk berspekulasi mengapa Paulus menulis seperti yang ia tulis. Namun begitu, spekulasi itu menjadi sangat salah ketika seorang penulis menyimpulkan, "Dan segera setelah situasi itu [apa pun situasi yang penulis itu ciptakan] teratasi, kata-kata Paulus itu dibatalkan dan tidak salah bagi seorang perempuan untuk berkhotbah dan memerintah laki-laki dalam ibadah." Mari kita berhenti dan memikirkan itu. Banyak, jika tidak sebagian besar, dari ajaran terilham dalam Perjanjian Baru adalah untuk merespons situasi khusus yang negatif. Itu tidak berarti bahwa, ketika situasinya sudah terkoreksi, ajaran-ajaran itu dibatalkan dan tidak berlaku lagi.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) KEHIDUPAN YANG HARUS DIHAYATI (1 TIMOTIUS 2)
"Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita" (1Timotius 2:3).
Firman A...
KEHIDUPAN YANG HARUS DIHAYATI (1 TIMOTIUS 2)
"Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita" (1Timotius 2:3).
Firman Allah dengan kuasa penyelamatannya yang besar, merancang gaya hidup untuk kaum pria dan wanita. Sewajarnya, jika Allah punya keinginan agar orang yang paling berdosa diselamatkan, dan menetapkan dia bagi pelayanan-Nya (1:12-16), maka Allah juga ingin semua manusia diselamatkan (2Petrus 3:9). Rencana Allah yang besar dan luas itu meminta manusia untuk berdoa (2:1, 2),1menyediakan seorang Pengantara dan bahan berita (2:3-7), dan mengetengahkan gaya hidup yang menantang bagi kaum pria dan wanita (2:8-15).
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS 2 DALAM PELAYANAN IBADAH
Seraya kita mulai meneliti 1 Timotius pasal dua, kita perlu menetapkan bahwa latar belakangnya adalah ibadah u...
1 TIMOTIUS 2 DALAM PELAYANAN IBADAH
Seraya kita mulai meneliti 1 Timotius pasal dua, kita perlu menetapkan bahwa latar belakangnya adalah ibadah umum. Bertumpuk-tumpuk komentari oleh berbagai penulis telah dirujuk untuk studi ini—berbagai sumber daya mulai dari satu ujung spektrum teologis hingga ujung lainnya, dengan hampir semua hal berada di tengah-tengahnya. Terlepas dari perbedaan mereka, masing-masing berisi judul seperti ini untuk pasal 2: "Ibadah Umum."
Di antara argumen yang diberikan oleh para penulis yang berbeda untuk kesimpulan ini adalah sebagai berikut:
Berdoa dengan tangan terangkat adalah kebiasaan dalam doa umum.
Instruksi Paulus tentang mendoakan para penguasa adalah pengingat tentang kontroversi Yahudi mengenai berdoa untuk para penguasa kafir dalam ibadah umum.
Jika nas itu bukan tentang ibadah umum, maka nas itu akan berisi larangan bagi perempuan untuk berdoa di mana saja, bahkan di rumahnya sendiri.
Ayat 11 dan 12 paralel dengan 1Korintus 14:34, 35, yang secara jelas mengacu kepada ibadah umum (lihat 1 Korintus 14:23). Memahami bahwa topik pasal itu adalah tentang ibadah umum tidak akan menyelesaikan setiap kontroversi, tapi setidaknya akan memberi kita pijakan awal untuk diskusi.
Mengajar di ibadah umum selalu diperlukan. Ibadah pribadi tentu saja sangat berharga, namun ibadah umum mengikat gereja itu bersama. Selanjutnya, ibadah umum adalah sisi gereja yang dapat dilihat oleh dunia. Instruksi tentang masalah itu jelas dibutuhkan di Efesus.
Pasal 2 dapat dibagi hampir secara sama rata menjadi dua bagian (2:1-7, 8-15), masing-masing ditandai dengan kata Yunani ou™n (oun), diterjemahkan "kemudian" (2:1; NASB) dan "oleh karena itu" (2:8). Paulus memulai dengan sebuah nasihat untuk berdoa bagi "semua orang" (2:1-7). Ia kemudian bicara tentang tanggung jawab kaum laki-laki untuk berdoa dalam ibadah (2:8) dan perilaku kaum perempuan selama ibadah (2:9-15).
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Keagungan wawasan Allah terbukti ketika Paulus sebanyak enam kali memakai kata "semua" dalam ayat 1 sampai 6. Tujuan dan...
Catatan Akhir:
- 1 Keagungan wawasan Allah terbukti ketika Paulus sebanyak enam kali memakai kata "semua" dalam ayat 1 sampai 6. Tujuan dan pandangan Allah itu mendorong kita untuk berdoa bagi semua manusia, mengupayakan kehidupan dari semua kesalehan dan kesungguhan, sebab Allah ingin semua manusia diselamatkan dan mengenal kebenaran, sebab Ia memberi Anak-Nya sebagai tebusan bagi semua orang!
- 2 Permohonan (Yun.: deesis)-"tidak cukup, meminta, permohonan yang mendesak … permintaan, permohonan" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 158); "secara konteks, tentang doa yang memohon dengan sangat bantuan Allah dalam beberapa masalah tertentu" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. And rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 126).
- 3 Doa (Yun.: proseuchomai)-"mempersembahkan doa atau janji kepada Allah" (Robinson, 628).
- 4 Pengantara (Yun.: enteuxis)-"jatuh ke dalam dengan, bertemu dengan; musyawarah … permohonan yang mendesak … konferensi atau percakapan … permohonan" (Thayer, 218).
- 5 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 66.
- 6 Ucapan syukur (Yun.: eucharistia)-"kebersyukuran … dengan segala ucapan terima kasih … berlimpah dengan ucapan syukur … memperbanyak ucapan syukur, 2Korintus 4:15" (Walter Bauer, A Greek- English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 328-29).
- 7 Barclay, 68.
- 8 Tenteram (Yun.: eremos)- "tenang, sepi" (Robinson, 326).
- 9 Tenang (Yun.: esuchazo)-"hening, istirahat … seperti tempat atau orang dalam kedamaian … beristirahat dari pekerjaan atau tindakan … memiliki kedamaian seseorang, ditenangkan" (Robinson, 327).
- 10 Kesungguhan (Yun.: semnotes)-"… hormat atau takzim, martabat, kesungguhan, keagungan, kesucian … hormat … kemurnian" (Thayer, 573).
- 11 Barclay, 71.
- 12 Pengantara (Yun.: mesiteuo)-"bertindak sebagai mediator, antara pihak-pihak yang bersengketa atau yang punya persetujuan … untuk menyelesaikan sesuatu dengan menempatkan diri di tengah-tengah dua belah pihak, … jadi mesiteuo datang untuk menandakan adanya janji diri sendiri, memberi kepastian" (Thayer, 401).
- 13 Semoga pelbagai kekeliruan yang beberapa orang buat relatif terhadap Maria tidak pernah mengurangi pelbagai manfaat mulia yang bisa kita miliki di hadapan Allah sebab kita benar-benar memiliki Seorang Pengantara itu (Yohanes 14:1-6; 16:23, 24; 1Yohanes 2:1-3). Betapa indahnya apa yang Kristus telah perbuat untuk kita. "Berdasarkan asal-usulnya, kata itu semata-mata menunjukkan seseorang yang berdiri 'di tengah-tengah' … Kristus adalah Orang yang dengan sukarela telah berdiri di antara Allah yang dilanggar dan orang berdosa yang melanggar, dengan maksud untuk menanggung ke atas diri-Nya sendiri murka Allah yang patut orang berdosa terima, dengan begitu ia membebaskan orang berdosa … keseluruhan konteks bicara tentang keselamatan (ayat 4), dan tentang Kristus sebagai tebusan (lihat ayat 6). Suatu penjelasan yang luar biasa terdapat dalam Galatia 3:13, 'Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena [atau atas] kita.' Dalam nas itu Juruselamat digambarkan sebagai berdiri di atas kita, yaitu, antara kita dan kutuk hukum Taurat, sehingga kutuk itu jatuh ke atas Dia, dan kita selamat. Namun begitu … konsep Pengantara bahkan … lebih luas. Dalam kapasitas ini Kristus bukan hanya memulihkan orang berdosa kepada hubungan legal yang benar terhadap Allah, tetapi Ia juga membawa mereka kepada 'pengetahuan akan kebenaran' (ayat 4); dan menyebabkan kesaksian kebenaran yang mulia ini terbebankan ke atas mereka (ayat 6). Karena itu, Ia menegakkan dan mengungkapkan kedamaian untuk umat manusia, meyakinkan mereka untuk menerima berita baik tersebut. Ia berdiri terbuka sebagai Pengantara dalam makna ganda ini" (William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus [London: The Banner of Truth Trust, 1964], 97-98).
- 14 Fakta bahwa kata kerja yang diterjemahkan "penetapan" (Yun.: etethen, dari tithemi) itu dalam bentuk passive voice, mengandung arti bahwa pekerjaan mulia ini diletakkan ke atas Paulus. Ia tidak mengambil sendiri pekerjaan itu. Kecuali Allah menugaskan atau memberi kita pekerjaan itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa (lihat Efesus 2:10; Yohanes 15:5; Filipi 2:12, 13).
- 15 Pemberita injil (Yun.: kerux)-"pemberita, utusan, memiliki otoritas umum, yang membawa berita resmi dari para raja, para hakim, para pangeran, para komadan tentara, atau orang yang memberikan panggilan atau tuntutan umum, dan melakukan tugas-tugas lain yang beragam … duta besar Allah, dan pemberita atau proklamator firman ilahi" (Thayer, 346).
- 16 Rasul (Yun.: apostolos)-"delegasi, utusan, orang yang diutus dengan membawa perintah" (Thayer, 68).
- 17 Selama ini kepentingan Kristus sudah rusak parah karena beberapa orang telah mempersiapkan dirinya dengan baik sekali untuk memberitakan berita baik yang menyentuh perasaan manusia, namun mereka tidak berserah diri kepada otoritas Tuhan (lihat Lukas 6:46; menimbulkan tindakan yang tidak terkendali), sementara yang lainnya dilatih dengan baik sekali namun tidak pernah menggairahkan siapa saja dengan mengungkapkan tindakan dan perasaan yang diperlukan (membuat para siswa sadar tetapi tidak punya kecenderungan yang cukup untuk peduli melakukan penginjilan yang penuh gairah sehingga orang lain akan mengetahui). Legalisme dan subyektivisme sering bisa ditelusuri hingga sampai pada prilaku utusan yang membawa berita baik itu. Legalisme bisa membuat orang menjadi keras tetapi tidak riang maupun saleh. Subyektivisme bisa merangsang semangat, tetapi tidak menyerahkannya ke dalam standar Tuhan, menghasilkan air mata atau sensasi sejenak tetapi bukan perubahan hidup yang nyata oleh kebenaran! Semoga Allah menolong kita untuk memiliki lebih banyak pemberita injil yang seimbang dimana Yesus hidup di dalam mereka dan Paulus tercermin di dalam pelayanan mereka.
- 18 Kata khusus "kaum pria" (Yun.: aner) sudah pasti dipakai di sini untuk dikaitkan dengan jenis kelamin pria (ketimbang istilah umum anthropos ) untuk membedakan dengan kaum wanita (gunaikas) dalam ayat 9. Aner dijabarkan oleh Thayer sebagai mengacu kepada jenis kelamin, membedakan pria dari wanita, baik (a) sebagai seorang pria (Kisah 8:12; 17:12; 1Timotius 2:12 atau (b) sebagai seorang suami-Matius 1:16; Markus 10:2; Yohanes 4:16; Roma 7:2; 1Korintus 7:2 (Thayer, 45). Namun begitu, Thayer menambahkan bahwa kata itu bisa "membedakan seorang pria dewasa dari seorang anak laki-laki- Matius 14:21; 15:38," dengan menambahkan 1Korintus 13:11; Efesus 4:13; Yakobus 3:2. Selanjutnya Thayer memberi daftar beberapa nas dimana kata itu secara jelas terkait dengan kaum pria dan wanita (lihat Matius 14:35; Lukas 11:31; Yakobus 1:20). Oleh sebab itu, orang cenderung melangkah terlalu jauh ketika sebuah argumentasi dibangun di atas ayat ini dan kata dalam ayat itu membuktikan bahwa kaum wanita tidak boleh memimpin doa. Jika kata itu membuktikan kaum wanita tidak boleh memimpin doa, maka mereka tidak bisa memimpin doa "dimana saja." Sesungguhnya Paulus tidak menulis, "memimpin doa." Ia hanya menyatakan "" proseuchesthai tous andras en panti topo " (kaum pria berdoa dimana-mana). Jika andras dipaksakan untuk berarti hanya kaum pria yang bisa memimpin doa (Paulus tidak mencantumkan kata hanya), maka hanya kaum pria yang boleh berdoa, titik, secara total melenyapkan kaum wanita dari kegiatan berdoa. Gagasan seperti itu jelas antialkitabiah, dan memajukan doktrin bilik pengakuan dosa antara rohaniawan dan orang awam dimana hanya kaum pria yang mendengarkan dan menaikkan permohonan untuk orang lain. Kitab Suci mengajarkan bahwa satu kelompok wanita boleh saja berhimpun untuk beribadah dan belajar (Kisah 16:13-14). Kaum wanita dalam Kristus sudah tentu boleh berdoa (Kisah 12:5, 12; 21:5; 1Korintus 11:5; Lukas 2:36-38). Mereka memiliki Pengantara yang sama seperti yang kaum pria miliki (simaklah dalam 1Timotius 2:5 Paulus benar-benar memakai kata anthropos-istilah umum). Faktor kunci tentang kaum wanita "memimpin doa" adalah sama dengan masalah yang terkait dengan wanita yang melayani sebagai pemberita injil atau penatua. Persoalan dalam setiap kasus itu adalah bahwa kaum wanita tidak bisa tetap bersikap tunduk sambil melayani (yang akan dibahas dan dikembangkan lebih jauh dalam ayat 11 sampai 15). Ada beberapa tempat, seperti dalam perhimpunan pria dan wanita, dimana kaum wanita tidak boleh "memimpin doa"-suatu istilah yang kini kita ciptakan-dan bersikap tunduk. Fakta itu menjelaskan alasan pemakaian kata andras oleh Paulus, karena ia menambahkan ungkapan preposisi "dimana-mana." Namun begitu, dalam ayat ini Paulus tertarik dalam hal menolong kaum pria, bukan dalam hal meletakkan peraturan tentang kehidupan berdoa kaum wanita!
- 19 Suci (Yun.: hosios)-"… murni … benar, disesuaikan dengan Allah dan hukum-hukum-Nya … alim, saleh, berhati-hati dalam segala tugas terhadap Allah" (Robinson, 520); "… menyukakan Allah … melayani Allah dengan maksud yang suci dan tanpa noda .…" (Arndt and Gingrich, 589).
- 20 Marah (Yun.: orge)-"berusaha memperoleh … karakter atau keadaan sebagai akibat dari dorongan keinginan … bentuk gejolak pikiran yang kejam, kejengkelan, kemarahan, kegusaran, … termasuk keinginan balas dendam, hukuman" (Robinson, 514).
- 21 Perselisihan (Yun.: dialogismos)-"sengaja, menanyakan tentang apa yang benar … kebimbangan, keraguan" (Thayer, 139); "… menyiratkan niat jahat" (G. Abbott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1948], 109); "… pikiran jahat … hakim yang mengeluarkan keputusan jahat … argumentasi" (Arndt and Gingrich, 185).
- 22 Merias (Yun.: kosmeo)-"menyusun, mengatur, membuat siap, menyiapkan … menghias, berdandan … teratur baik, layak, sederhana … tentang pria yang hidup dengan prilaku yang baik, kehidupan yang teratur baik .…" (Thayer, 356); "… membuat cantik atau menarik secara rohani, agama, moral … Berdandan, melakukan pujian kepada" (Arndt and Gingrich, 446).
- 23 Mahal (Yun.: poluteles)-"berharga … memerlukan pengeluaran yang besar, sangat mahal … sangat baik, atau nilai yang melebihi" (Thayer, 530). Pernyataan negatif tentang rambut yang dikepang-kepang, emas, atau mutiara harus jangan dipahami sebagai larangan mutlak terhadap rambut berkepang atau emas atau mutiara mana saja. Simaklah dengan cermat ungkapan yang Paulus gunakan. Itu merupakan gaya bahasa ketimuran dimana suatu perbandingan dibuat bersama dengan suatu larangan ("jangan") dan penegasan (yang mengikuti "tetapi"). Kata keterangan "jangan" dipakai untuk menolak, sementara konjungsi "tetapi" dipakai untuk meneguhkan. Sesuatu ditolak (namun tidak untuk dipahami dalam pengertian mutlak) dengan maksud untuk meneguhkan apa yang mengikuti konjungsi itu. Ketika konstruksi itu dipakai, jika orang memahami larangan itu dalam pengertian mutlak, maka ia akan berayun ke satu sisi yang ekstrim. Sebagai contoh, saya bisa berkata, "Saya tidak pulang ke rumah, tetapi saya pergi ke kelas." Akankah Anda menyimpulkan bahwa saya tidak pernah pulang ke rumah? Saya menolak yang satu dengan maksud untuk menekankan yang lain. Ketidakpulangan saya bukanlah dalam pengertian yang mutlak meskipun bahasanya sendiri bersifat mutlak. Simaklah bentuk bicara ini dalam nas-nas seperti Yohanes 6:27; 1Korintus 1:17; 1Petrus 3:3, 4; Roma 12:2; Matius 6:19, 20, maupun 1Timotius 2:9-13. Relatif terhadap beberapa nas ini orang telah merespon dengan tafsiran yang mengarah kepada sisi esktrim dengan menolak menyimpan uang di dalam bank (jangan menyimpan harta di bumi), beberapa macam asketikisme (jangan serupa dengan dunia ini), atau menolak baptisan sebagai unsur penting untuk diselamatkan (sebab Paulus diutus bukan untuk membaptis). Pola penyalahgunaan ini telah dikaitkan dengan 1Korintus 14:34, yang akan dibahas dengan ayat 11 sampai 15 dari konteks ini. Dalam nas ini (2:9, 10), Paulus sedang mendorong kaum wanita untuk merias diri mereka dengan sifat mulia daripada dengan pakaian yang mahal, dengan penguasaan diri berstandar tinggi dan bijaksana daripada dengan mutiara atau minyak wangi. Utamakanlah hal utama. Jalanilah kehidupan yang seimbang bagi kemuliaan Allah.
- 24 Bisakah adat-istiadat membantu menentukan jenis pakaian yang sopan? Bisakah pakaian tertentu bersifat sopan dalam suatu zaman dan tidak sopan pada zaman lainnya? Bisakah pakaian tertentu bersifat sopan dalam satu negara (atau satu wilayah suatu negara) dan tidak sopan dalam negara lain. Bisakah beberapa pakaian bersifat sopan bagi suatu kesempatan dan tidak sopan untuk kesempatan lain? Inilah pertanyaan yang penting: Apakah di depan umum ada beberapa jenis pakaian yang selalu terlihat sopan dan jenis lainnya tidak sopan? Haruskah orang Kristen mengenakan pakaian yang meragukan (1Tesalonika 5:21, 22)?
- 25 Kesalehan (Yun.: theosebeia)-"… sikap hormat untuk Allah, kesalehan, agama" (Arndt and Gingrich, 358).
- 26 Kesopanan (Yun.: aidos)-"… perasaan malu … rasa hormat .… Sering dikatakan bahwa [sikap] mendahului dan mencegah tindakan yang memalukan … [sikap] akan selalu mencegah pria baik dari tindakan yang tidak pantas" (Thayer, 14).
- 27 Kehati-hatian (Yun.: sophrosune)-"kesehatan pikiran, perasaan baik, kesehatan jiwa … kendali diri, ketenangan" (Abbott-Smith, 438).
- 28 Belajar (Yun.: manthano )-"… meningkatkan pengetahun seseorang … dikaruniai pengetahuan tentang Kristus … mendengarkan, diberitahu, … belajar lewat kebiasaan dan praktik" (Thayer, 388-89).
- 29 Simaklah dengan cermat pelbagai definisi berikut ini mengenai "dengan tenang" (Yun.: hesuchia )-"… ketenangan: gambaran kehidupan seseorang yang tinggal di rumah melakukan pekerjaannya, dan tidak suka ikut campur urusan orang lain .… Diam" (Thayer, 281); "… tenang, keheningan, istirahat … kehidupan yang tenang … keheningan" (Robinson, 327); "Mempertahankan keadaan diam, dengan fokus yang tepat ke atas sikap yang terlibat-tidak berkata apa-apa, tetap diam" (Johannes P. Louw and Eugene A. Nida, Greek-English Lexicon of the New Testament [New York: United Bible Societies, 1989, (33, 119]), 2:402.
- 30 Ketundukan (Yun.: hupotasso)-"mengatur di bawah, menempatkan lebih rendah; … menundukkan diri, menaati; tunduk di bawah kendali seseorang; menuruti teguran atau nasihat seseorang" (Thayer, 645).
- 31 Memperlihatkan otoritas (Yun.: authenteo)-"punya otoritas atas … 1Timotius 2:12" (Robinson, 106). Karena dalam beberapa contoh wanita boleh mengajar, bisakah ia memiliki "kuasa" (atau otoritas) atas pria, atau haruskah kata "tidak" dalam kasus itu bersifat mutlak? Bolehkah wanita dengan membagi kebenaran membimbing pria (lihat Kisah 18:24-26)? Bolehkah wanita menjawab pertanyaan di dalam kelas Alkitab dan atas dasar kebenaran mengarahkan pikiran pria? Bolehkah wanita mengarahkan para tamu (termasuk kaum pria) ke meja sehingga mereka bisa duduk di tempat yang tepat? Bolehkah orang memberi pengarahan kepada orang lain dan orang itu masih dalam sikap tunduk? Kitab Suci melarang wanita menjadi penginjil (oleh karena sifat pekerjaan tersebut [Titus 1:5; 2Timotius 4:2-5; 1Timotius 1:3-5]) dan melarang dia menjadi penatua (atau bishop, oleh karena pelbagai persyaratan dan sifat pekerjaan tersebut [1Timotius 3:2; Titus 1:5-9; 1Tesalonika 5:12; Ibrani 13:17]). Namun begitu, marilah kita bersikap hati-hati untuk tidak mematikan kaum wanita dari pelbagai pekerjaan baik yang Tuhan ingin mereka kerjakan.
- 32 Melahirkan anaknya (Yun.: dia tes teknogonias)- genitive, feminine
- 33 Pandangan ini ditegaskan dalam buku karangan Victor Hoven, The New Testament Epistles (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1959), 90, dan Charles J. Ellicott, Ellicott's Commentaries on The Epistles of Saint Paul, vol. 2, Philippians, Colossians, Philemon, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus (Philadelphia: Warren F. Draper, 1868), 54.
- 34 Pengudusan (Yun.: agiasmos)- "pentahbisan" (Thayer, 6).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (N...
Catatan Akhir:
- 1 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 62.
- 2 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 213.
- 3 Dalam latar belakang 2:1, proseuchē mencakup aspek doa apa saja yang tidak tercakup oleh tiga kata lain itu, seperti pengakuan dosa-dosa kita.
- 4 Bauer, 878.
- 5 Ibid., 339-40. Dalam latar belakang lainnya, enteuxis dapat menjadi "doa" pada umumnya (4:5); tapi dalam 2:1, penekanannya adalah pada jenis doa tertentu.
- 6 Lihat Kisah Para Rasul 19:23-41.
- 7 Bauer, 81.
- 8 Ibid., 79.
- 9 Ungkapan "semua pembesar" dapat membuat kita memikirkan cakupan yang luas tentang berbagai tokoh berkuasa, termasuk guru sekolah dan yang lainnya; tapi yang kemungkinan besar Paulus maksudkan adalah para penguasa sipil.
- 10 Bauer, 439.
- 11 Ibid., 440-41.
- 12 Don DeWelt, Paul's Letters to Timothy and Titus, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1961), 49.
- 13 Vine, Unger, and White, 272.
- 14 Bauer, 412.
- 15 Walter W. Wessel and George W. Knight III, Notes on 1 and 2 Timothy, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1837.
- 16 Bauer, 919.
- 17 Mengenai kata "baik," lihat komentar tentang 1:8.
- 18 Bauer, 109.
- 19 "Allah Juruselamat kita" adalah konsep Perjanjian Lama umum, tetapi itu jarang ditemukan dalam Perjanjian Baru. Ungkapan khusus "Allah Juruselamat kita" terutama muncul dalam 1 Timotius dan Titus (1 Tim. 1:1; 2:3; Tit. 1:3; 2:10; 3:4).
- 20 Bauer, 982-83.
- 21 Ibid., 447.
- 22 Vine, Unger, White, 348.
- 23 Kemungkinan besar, perbedaan itu disengaja: Guru-guru palsu hanya membagi "pengetahuan khusus mereka" dengan beberapa orang pilihan.
- 24 Pernyataan tentang "Allah yang esa" ini berbeda dengan pendapat yang belakangan dalam satu cabang Gnostikisme yang menganut kepercayaan kepada dua Allah: Allah yang lebih rendah dalam Perjanjian Lama dan Allah yang unggul dalam Perjanjian Baru.
- 25 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 62.
- 26 Vine, Unger, and White, 400; William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 97.
- 27 Bauer, 634.
- 28 Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary (San Francisco: Harper & Row, 1984), 29.
- 29 David Lipscomb and J. W. Shepherd, A Commentary on the New Testament Epistles, vol. 5 (Nashville: Gospel Advocate Co., 1942), 140. Beberapa orang tidak percaya bahwa teks itu mengajarkan bahwa Yesus masih seorang manusia. Namun begitu, semua setuju bahwa perjalanan Yesus sebagai manusia secara unik mempersiapkan Dia untuk pekerjaan-Nya sebagai mediator kita.
- 30 Lutron menunjukkan "harta yang hilang" (dari lu÷w, luō, "hilang").
- 31 Bauer, 87.
- 32 Ibid., 1030.
- 33 Perlunya tebusan dijelaskan dalam David L. Roper, Romans 1-7: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2013), 226-35, 251-53.
- 34 Dalam satu pengertian, Kristus telah mati untuk semua orang (1 Pet. 3:18). Dalam pengertian lain, Ia mati bagi mereka yang menerima pengorbanan-Nya (Efe. 5:25), karena inilah satu-satunya kelompok orang yang akan memperoleh manfaat dari kematian-Nya.
- 35 Mengenai kata "kesaksian" ( martu÷rion, marturion), lihat komentar tentang 2 Tim. 1:8.
- 36 Mengenai ungkapan "pada waktu yang tepat," lihat komentar tentang Tit. 1:3.
- 37 Bauer, 1003-4.
- 38 Ibid., 543.
- 39 Dalam beberapa hal, pekerjaan dan tanggung jawab seorang bentara adalah mirip dengan seorang duta besar (lihat Efe. 6:20).
- 40 Mengenai kata apostolos , lihat komentar tentang 1:1.
- 41 Bauer, 276.
- 42 "Oleh karena itu" dapat mengacu kembali kepada 2:7-kepada tugas Paulus sebagai pemberita injil, rasul, dan guru. Sebagai seorang bentara yang ditunjuk Allah, Paulus akan segera mengeluarkan perintah.
- 43 Bauer, 182.
- 44 J. N. D. Kelly, The Pastoral Epistles, Harper's New Testament Commentaries (San Francisco: Harper & Row, 1960), 65.
- 45 Bauer, 79.
- 46 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 92.
- 47 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 21.
- 48 Hendriksen, 105. Apakah Paulus sedang mengatakan bahwa kaum perempuan harus jangan berdoa selama ibadah umum? Tidak, tapi ia ingin mereka seperti Hana, yang bicara dalam hatinya (1 Sam. 1:13).
- 49 Kelly, 66.
- 50 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 46.
- 51 Pengecualian adalah ketika seseorang "berdoa" dengan sikap acuh tak acuh yang tercermin dalam bahasa tubuhnya.
- 52 Beberapa penulis menarik garis paralel dengan Roma 16:16. Penekanan pada bagian pertama ayat itu tidak pada ciuman, yang merupakan cara umum memberi salam, tetapi pada "kesucian" ciuman itu; itu harus tulus dan tidak munafik.
- 53 Paul Leslie Garber, "Hand," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:610.
- 54 Bauer, 728.
- 55 Orang yang berdoa tidak dapat sempurna, karena kita semua berdosa (1 Yoh. 1:8, 10) tapi ia memang perlu memiliki hasrat yang membara untuk menyukakan Allah. Itu termasuk berpaling kepada Dia dalam penyesalan ketika ia berdosa (1 Yoh. 1:9).
- 56 Bauer, 720.
- 57 Vine, Unger, and White, 26.
- 58 Bauer, 232-33.
- 59 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 74.
- 60 Kaum perempuan sekarang ini membentuk 49,6 persen populasi dunia (diakses December 5, 2016, http://data.world bank.org/indicator/SP.POP. TOTL.FE.ZS).
- 61 Satunya pusat debat penafsiran yang signifikan tentang bahasa kurang jelas dari ayat 15.
- 62 Luke Timothy Johnson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Knox Preaching Guides (Atlanta: John Knox Press, 1987), 62.
- 63 Para penulis yang sama tidak percaya bahwa 1 Timotius 3 dan nas-nas yang terkait memberi kita pola yang ditetapkan oleh Allah untuk kepemimpinan gereja sekarang ini.
- 64 Lihat 1 Kor. 1:2; 2 Kor. 2:14; 1 Tes. 1:8.
- 65 Liefeld, 93.
- 66 "Aku ingin" telah ditambahkan oleh penerjemah. itu dipasok dari 2:8.
- 67 Bauer, 208-9.
- 68 Dari kata Yunani inilah timbul kata "kosmetik."
- 69 Bauer, 560.
- 70 Hendriksen, 105.
- 71 Dalam sejumlah terjemahan, kosmios adalah kata yang diterjemahkan "sopan" atau "dengan sopan" (lihat KJV; NKJV; NIV).
- 72 Bauer, 25.
- 73 The American Heritage Dictionary , 5th ed. (2012), s.v. "convention."
- 74 Bauer, 987.
- 75 Kata "belaka" ditambahkan oleh penerjemah karena ini arti ini jelas terlihat dari konteksnya.
- 76 Hendriksen, 107.
- 77 Pliny Natural History 9.58.
- 78 Kita harus peduli tentang mengenakan pakaian yang sesuai di manapun kita berada, tetapi penekanan dalam teks ini adalah pada pakaian yang sesuai dalam ibadah.
- 79 Bauer, 861.
- 80 Ibid., 356; Vine, Unger, and White, 490-91.
- 81 Bauer, 452.
- 82 Hal-hal lain bisa saja ditambahkan, seperti halnya kata-kata mereka (lihat 5:13).
- 83 Dalam 1 Korintus 14, kata untuk "gereja" ( ejkklhsi÷a, ekklēsia) mengacu pada "perhimpunan … Kristen"(Bauer, 303). Kata-kata jemaat "berkumpul" dan kamu "berkumpul" muncul dalam ayat 23 dan 26 dari pasal itu.
- 84 Bauer, 384-85.
- 85 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 570.
- 86 Vine, Unger, and White, 619; Bauer, 241.
- 87 Nama Priskila dicantumkan lebih dulu, yang beberapa orang yakini sebagai petunjuk bahwa ia memegang pimpinan dalam instruksi ini.
- 88 Nubuat adalah salah satu karunia mujizatiah dari zaman Perjanjian Baru (1 Kor. 12:10), yang diberikan melalui penumpangan tangan rasul-rasul (Kisah 8:18).
- 89 Raymond C. Kelcy, First Corinthians, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1967), 50.
- 90 Pembacaan Kitab Suci secara terbuka disertakan dalam petunjuk Paulus tentang pemberitaan injil (4:13).
- 91 Di zaman dulu, beberapa orang menggunakan ungkapan KJV "merebut kekuasaan" dalam ayat 12 dan menegaskan bahwa jika seorang laki-laki meminta seorang perempuan untuk mengajar di dalam perhimpunan itu, maka perempuan itu tidak "merebut" kekuasaannya. Teks Yunani hanya berbunyi "memiliki otoritas" atau "memerintah"; tidak ada implikasi atau siratan tentang "merebut." Tidak ada manusia yang memiliki hak untuk membolehkan apa yang rasul Paulus, melalui pengilhaman, tidak bolehkan.
- 92 Bauer, 150.
- 93 Ibid., 1041.
- 94 Vine, Unger, and White, 606.
- 95 Bauer, 1041.
- 96 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 217.
- 97 Dari nas-nas lain, kita tahu bahwa seorang perempuan harus melakukan hal-hal lain di dalam ibadah, seperti menyanyi (Efe. 5:19) dan mengambil bagian Perjamuan Tuhan (1 Kor. 11:23-34); tetapi instruksi Paulus di sini berkaitan dengan bagian pengajaran/khotbah dari pelayanan ibadah.
- 98 Beberapa terjemahan memulai kalimat itu dengan kata "marilah," yang mungkin meninggalkan kesan bahwa alur tindakan itu bersifat pilihan.
- 99 Bauer, 440. "Dengan tenang" (hēsuchia) berhubungan dengan kata "tenang" ( hJsu÷cioß, hēsuchios) dalam 2:2.
- 100 Ibid., 615.
- 101 Banyak komentator telah mencatat bahwa ini adalah salah satu berkat dari dari agama Kristen. Orang Yahudi tidak mengizinkan perempuan mempelajari Taurat, tetapi agama Kristen memberikan kaum laki-laki dan kaum perempuan hak istimewa untuk mempelajari Firman Allah.
- 102 Bruce Morton, Deceiving Winds (Nashville: 21st Century Christian, 2009), 199.
- 103 Patut dicatat bahwa Paulus menerima semua peristiwa ini sebagai sejarah.
- 104 Dari sudut pandang kita, Adam bahkan lebih bersalah karena ia telah berbuat dosa dengan kesadaran penuh bahwa ia sedang tidak menaati Allah.
- 105 Kesimpulan yang disesalkan yang dibuat oleh beberapa komentator di masa lalu adalah bahwa kisah kejatuhan manusia dalam dosa membuktikan bahwa kaum perempuan lebih mudah ditipu dan karena itu tidak layak bagi peran kepemimpinan.
- 106 Pengecualian bagi hal ini adalah para penulis yang menyiratkan Paulus sedang mengatakan bahwa semua perempuan hanya berguna karena melahirkan anak.
- 107 Bauer, 982-83.
- 108 Kata Yunani "melahirkan anak" ( teknogoni÷aß, teknogonias) berbentuk genitive case.
- 109 D. F. Hudson, Teach Yourself New Testament Greek (London: English Universities Press, 1960), 106; itu sama dengan mengatakan "oleh, lewat, melalui" (Bauer, 224).
- 110 Hudson, 106; Bauer, 223.
- 111 Dave Miller, "The Role of Women in the Church," Spiritual Sword 24, no. 1 (October 1992): 23.
- 112 Avon Malone, "An Exegetical and Devotional Commentary: 1 Timothy 2:11-15," in The Preacher's Periodical 3 (March 1983): 32. Malone mengilustrasikan maksudnya dengan menulis bahwa perintah "beritakanlah firman" (2 Tim. 4:2) dapat dipahami sebagai puncak dari peran pengkhotbah, terlepas dari fakta bahwa seorang pengkhotbah berbuat lebih banyak daripada itu.
- 113 Kata "bertekun" adalah dari kata kerja Yunani jamak ( mei÷nwsin, meinōsin), yang meminta subjek jamak juga ("mereka").
- 114 Bauer, 630-31.
- 115 Lihat 1 Tim. 1:5.
- 116 Kata-kata "tidak suci" (1 Tim 1:9; NASB) dan "suci" (1 Tim 2:8) berasal dari kata yang berbeda: o¢sioß (hosios).
- 117 Bauer, 9-10.
- 118 Vine, Unger, and White, 307.
- 119 Bauer, 987.122
- 120 Disadur dari Wayne E. Shaw, Pastoral Epistles, Solid Foundation Sermon Starters (Cincinnati: Standard Publishing Co., 1999), 19-20.
- 121 Nas-nas kunci lainnya tentang orang Kristen dan pemerintahan sipil mencakup Roma 13:1-7 dan 1 Petrus 2:13-17.
- 122 Stott, 62.
- 123 "Ia/dia/nya" digunakan dalam ayat ini secara umum. Beberapa negara memiliki pemimpin perempuan.
- 124 Pax Romana (kedamaian Romawi) di zaman Perjanjian Baru membolehkan para misionaris melakukan perjalanan secara bebas ke seluruh dunia yang beradab.
- 125 Misalnya, orang Kristen abad pertama yang menjadi budak tetap menjadi budak dan memiliki tanggung jawab tertentu kepada tuannya yang diberikan olrh Allah (Efe. 6:5-8; 1 Tim. 6:1, 2).
- 126 T. R. Applebury, Studies in First Corinthians, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1963), 205.
- 127 J. D. Thomas, First Corinthians, The Way of Life (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1984), 35.
- 128 Kelly, 70. Kelly sedang mengutip dari Irenaeus Against Heresies 1.24.2.
- 129 Kelcy, 50.
- 130 W. E. Vine, 1 Corinthians (London: Oliphants, 1951), 147.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi