
Teks -- 1 Timotius 1:5 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 1Tim 1:5
Full Life: 1Tim 1:5 - TUJUAN NASIHAT ITU.
Nas : 1Tim 1:5
Tujuan utama dari semua pengarahan dalam Firman Allah bukanlah
pengetahuan mengenai Alkitab, melainkan perubahan moral dalam batin y...
Nas : 1Tim 1:5
Tujuan utama dari semua pengarahan dalam Firman Allah bukanlah pengetahuan mengenai Alkitab, melainkan perubahan moral dalam batin yang terungkap dalam kasih, kesucian hati, hati nurani yang murni, dan iman yang tidak munafik
(lihat cat. --> Kis 24:16
[atau ref. Kis 24:16]
mengenai hati nurani yang murni;
lihat art. PENDALAMAN ALKITAB BAGI ORANG KRISTEN).
Dua fakta penting harus diingat mengenai kebenaran ini.
- 1) Konsep alkitabiah mengenai mengajar dan belajar bukan sekadar memberi pengetahuan tentang Alkitab atau menyediakan diri secara akademis. Tujuan utamanya adalah menghasilkan kekudusan dan gaya hidup yang benar, selaras dengan cara Allah (bd. 2Tim 1:13).
- 2) Orang yang mengajarkan Firman Allah haruslah seseorang yang hidupnya meneladani ketekunan dalam kebenaran, iman, dan kesucian (1Tim 3:1-13).
Ref. Silang FULL -> 1Tim 1:5

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Tim 1:5-11
Matthew Henry: 1Tim 1:5-11 - Timotius Diingatkan akan Tanggung Jawabnya Timotius Diingatkan akan Tanggung Jawabnya (1:5-11)
Di sini Rasul Paulus memberi petunjuk kepada Timotius cara melindungi diri dari guru-guru yang ...
Timotius Diingatkan akan Tanggung Jawabnya (1:5-11)
- Di sini Rasul Paulus memberi petunjuk kepada Timotius cara melindungi diri dari guru-guru yang ingin memasukkan ajaran Yudaisme atau agama Yahudi, atau orang-orang lain yang ingin mencampurkan dongeng-dongeng serta silsilah yang tiada putus-putusnya dengan Injil. Ia menunjukkan kegunaan Taurat dan kemuliaan Injil.
- I. Rasul Paulus menunjukkan tujuan dan kegunaan Taurat, yaitu dimaksudkan untuk memajukan kasih, karena kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Rm. 13:10).
- 1. Tujuan dari nasihat ini ialah kemurahan hati atau kasih (Rm. 13:8). Tujuan dan maksud utama dari hukum ilahi itu adalah untuk mengajak kita supaya memiliki kasih kepada Allah dan kasih satu sama lain. Apa pun yang cenderung melemahkan baik kasih kita kepada Allah atau kasih kita terhadap sesama saudara cenderung menggagalkan tujuan perintah itu. Dan sudah pasti bahwa Injil, yang mengharuskan kita mengasihi musuh-musuh kita dan berbuat baik kepada orang yang membenci kita (Luk. 6:27) tidak dimaksudkan untuk mengesampingkan atau menggantikan sebuah perintah yang tujuan utamanya adalah kasih. Jauh dari itu, sehingga di samping itu kita juga diberi tahu bahwa sekalipun kita memiliki semua keuntungan dan tidak memiliki kasih, maka kita hanyalah gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (1Kor. 13:1). Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yoh. 13:35). Itulah sebabnya orang-orang yang membanggakan pengetahuan mereka mengenai hukum Taurat, namun hanya menggunakannya sebagai kedok penyamaran untuk mengganggu pemberitaan Injil belaka (dengan berpura-pura giat untuk hukum Taurat, padahal memecah belah jemaat dan membingungkan mereka), telah menggagalkan apa yang sebenarnya menjadi tujuan perintah itu, yaitu kasih, kasih yang timbul dari hati yang suci, hati yang dimurnikan oleh iman, dimurnikan dari perasaan yang rusak. Supaya kita dapat menjaga hati yang kudus, hati kita harus dibersihkan dari semua kasih yang penuh dosa. Kasih kita harus timbul dari hati nurani yang murni, terjaga tanpa pelanggaran. Yang memenuhi tujuan perintah itu adalah mereka yang berhati-hati menjaga hati nuraninya tetap murni, berdasarkan kepercayaan yang sungguh akan kebenaran firman Allah yang menyertai tujuan itu, yang di sini disebut iman yang tulus ikhlas. Di sini kita membaca mengenai hal-hal yang sejalan dengan kasih karunia yang mulia itu. Jumlahnya ada tiga, yaitu,
- (1) Hati yang suci. Di sanalah kasih itu harus berdiam, dan dari sanalah ia harus muncul.
- (2) Hati nurani yang murni, yang di dalamnya kita harus melatih diri kita setiap hari, supaya kita tidak saja dapat memperoleh kasih itu, tetapi juga supaya kita dapat menjaganya dengan baik (Kis. 24;16).
- (3) Iman yang tulus ikhlas juga harus menyertai kasih itu, sebab itu adalah kasih tanpa kepura-puraan. Iman yang bekerja dengan tulus ikhlas haruslah bersifat asli dan tulus. Nah, sebagian orang yang berpura-pura menjadi pengajar hukum Taurat telah menyimpang dari tujuan perintah yang sebenarnya. Mereka menjadi orang-orang yang suka berbantah-bantah, namun hal yang mereka perbantahkan terbukti mendatangkan pertengkaran yang sia-sia. Mereka berlagak seperti pengajar, tetapi mereka mengajarkan sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerti. Jika jemaat dirusakkan oleh pengajar-pengajar seperti itu, maka kita tidak perlu menganggapnya aneh, sebab sejak semula kita sudah melihat hal-hal seperti itu memang terjadi. Amatilah,
- [1] Ketika seseorang, khususnya para pelayan Tuhan, menyimpang dari hukum utama, yaitu kasih, yang merupakan tujuan dari perintah itu, maka mereka akan berbalik kepada omongan yang sia-sia. Ketika seseorang kehilangan tujuannya, maka tidak heran jika setiap langkah yang ia ambil akan membawanya menyimpang dari jalannya.
- [2] Omongan yang sembarangan, terutama yang mengenai agama, adalah sia-sia. Itu tidak mendatangkan keuntungan dan sama sekali tidak berguna bagi segala yang baik, serta sangat merugikan dan menyakitkan. Meskipun begitu, masih banyak orang beragama dengan omongan yang sia-sia.
- [3] Mereka yang banyak bicara secara sia-sia sangat bangga dan sangat bernafsu untuk menjadi pengajar bagi orang-orang lain. Mereka mengingini (yaitu, berlagak memiliki) jabatan sebagai seorang pengajar.
- [4] Sangatlah umum terjadi bahwa banyak orang menyusup ke dalam jabatan pelayanan sementara mereka sebenarnya sangat bodoh mengenai hal-hal yang akan mereka bicarakan. Mereka tidak mengerti apa yang mereka katakan dan apa yang mereka tegaskan. Dan, dengan kebodohan seperti inilah, tidak diragukan lagi, mereka mendidik para pendengar mereka!
- 2. Kegunaan hukum Taurat (ay. 8), Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan. Orang-orang Yahudi menggunakannya secara tidak benar, sebagai alat untuk memecah belah jemaat, sebagai topeng untuk menutupi perlawanan mereka yang jahat terhadap Injil Kristus. Mereka memakainya sebagai alat pembenaran, dan dengan demikian menggunakannya secara tidak benar. Itulah sebabnya kita tidak boleh mengabaikan hukum Taurat, tetapi menggunakannya secara benar dan tepat untuk mencegah dosa. Penyalahgunaan hukum Taurat yang dilakukan oleh sejumlah orang tidak menghilangkan kegunaannya. Tetapi ketika suatu ketetapan ilahi telah disalahgunakan, maka kembalikanlah ketetapan itu kepada penggunaannya yang benar dan buanglah apa yang telah disalahgunakan, sebab hukum Taurat itu masih sangat berguna sebagai peraturan hidup. Meskipun kita tidak berada di bawah hukum Taurat sebagai perjanjian yang menghendaki usaha manusia, namun hukum itu baik untuk mengajar kita apakah dosa itu dan apakah kewajiban itu. Hukum Taurat tidak dibuat untuk orang benar, artinya, hukum itu tidak dibuat untuk orang-orang yang mematuhinya, sebab jika kita dapat mematuhi hukum Taurat, maka kebenaran akan datang karena meakukan hukum Taurat (Gal. 3:21). Tetapi hukum Taurat itu dibuat untuk orang-orang jahat, untuk mencegah mereka, untuk menegur mereka, dan untuk menghentikan kejahatan dan kecemaran. Kasih karunia Allah itulah yang mengubah hati manusia, tetapi kengerian hukum Taurat dapat digunakan untuk mengikat tangan mereka dan mengekang lidah mereka. Seorang yang benar tidak mengingini pembatasan yang diperlukan oleh orang-orang jahat. Atau setidaknya hukum Taurat itu tidak dibuat terutama atau pada dasarnya untuk orang benar, tetapi untuk orang-orang berdosa dari segala jenis, baik dalam ukuran besar atau kecil (ay. 9-10). Di dalam daftar hitam orang-orang berdosa ini, secara khusus Rasul Paulus menunjukkan kepada loh batu yang kedua, yaitu kewajiban-kewajiban yang harus kita lakukan kepada sesama kita. Terhadap hukum yang kelima dan keenam, pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya. Terhadap hukum yang ketujuh, bagi orang cabul dan pemburit. Terhadap hukum yang kedelapan, bagi penculik. Terhadap hukum yang kesembilan, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah. Kemudian ia menutupnya dengan kalimat ini, dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat. Beberapa orang memahaminya sebagai pelembagaan kekuasaan di dalam pengadilan sipil untuk membuat peraturan dan hukum bagi para pendosa yang jahat seperti yang telah diperincikan itu, dan untuk menjaga agar peraturan dan hukum tersebut benar-benar ditegakkan.
- II. Rasul Paulus menunjukkan kemuliaan dan kasih karunia dari Injil. Ungkapan-ungkapan Rasul Paulus dalam menggambarkan suatu hal sangatlah menarik hati dan penting. Sering kali setiap ungkapan terdiri dari sebuah kalimat, seperti dalam ay. 11, yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan mahabahagia. Karena itu marilah kita belajar,
- 1. Untuk memanggil Allah sebagai Allah yang mahabahagia, berbahagia tanpa batas di dalam menikmati Diri-Nya dan kesempurnaan Diri-Nya Sendiri.
- 2. Untuk menyebut Injil sebagai Injil yang mulia, sebab memang begitulah Injil itu adanya. Banyak kemuliaan Allah tampak dalam karya penciptaan dan pemeliharaan-Nya, tetapi lebih banyak lagi di dalam Injil, di mana kemuliaan itu bercahaya pada wajah Yesus Kristus. Rasul Paulus menganggap sebagai suatu kehormatan besar yang dianugerahkan kepadanya, dan sebagai sebuah anugerah besar yang dikaruniakan kepadanya, bahwa Injil yang mulia itu dipercayakan kepadanya. Yaitu, pemberitaannya, sebab tugas untuk menyampaikannya tidak dipercayakan kepada sembarangan manusia atau sekelompok manusia begitu saja di dunia ini. Penetapan syarat-syarat keselamatan di dalam Injil Kristus adalah pekerjaan Allah sendiri, namun pemberitaan tentang keselamatan itu kepada dunia dipercayakan kepada para rasul dan pelayan-pelayan Tuhan. Perhatikan baik-baik di sini,
- (1) Pelayanan itu adalah sebuah kepercayaan, sebab Injil diserahkan kepada rasul ini. Rasul adalah jabatan kepercayaan dan juga kuasa. Jabatan rasul lebih besar derajatnya dari pada jabatan pelayan Tuhan. Karena itulah para pelayan Tuhan disebut juga sebagai hamba-hamba (1Kor. 4:1)
- (2) Pelayanan itu adalah sebuah kepercayaan yang mulia, karena Injil yang dipercayakan kepada mereka adalah Injil yang mulia. Kepercayaan ini adalah kepercayaan yang teramat penting. Kemuliaan Allah sangat banyak terkait di dalamnya. Ya Tuhan, betapa besarnya kepercayaan yang diserahkan kepada kami! Betapa banyak kasih karunia yang kami perlukan, supaya didapati setia di dalam kepercayaan yang besar ini!
SH -> 1Tim 1:1-11; 1Tim 1:3-11
SH: 1Tim 1:1-11 - Dasar menentukan ajaran dan tindakan. (Kamis, 6 Juni 2002) Dasar menentukan ajaran dan tindakan. Bagian pembuka surat Paulus ini memperlihatkan satu penekanan penting. Paulus mengingatkan kembali Timotius bahw...
Dasar menentukan ajaran dan tindakan.
Bagian pembuka surat Paulus ini memperlihatkan satu penekanan penting. Paulus mengingatkan kembali Timotius bahwa dirinya menjadi rasul, bukan karena kehendaknya pribadi, tetapi karena perintah Allah (ayat 1:1). Ia memberitakan Injil karena Injil itu telah dipercayakan Allah kepadanya (ayat 11). Penegasan ini bukanlah suatu bentuk kesombongan rohani, tetapi bertujuan untuk menunjukkan perbedaan antara dasar panggilan dari mereka yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, dan mereka yang tidak. Karena itu, Timotius, sebagai anak Paulus yang sah dalam iman (ayat 2), harus memperhatikan hal ini.
Penegasan tadi menjadi penting ketika Paulus menulis tentang para pengajar ajaran sesat. Mereka disebut Paulus sebagai "orang-orang tertentu … (yang) mengajarkan ajaran lain" (ayat 3), yang "sesat dalam omongan yang sia-sia" (ayat 6). Mereka "sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya" (ayat 4). Orang-orang ini mengajarkan bahwa orang Kristen bukan Yahudi tetap harus mengikuti peraturan keagamaan Yahudi. Kelihatannya, sebagian dari mereka adalah mantan rekan-rekan sepelayanan Paulus. Paulus juga menunjukkan bahwa mereka "hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan … dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan" (ayat 7).
Kontras ini juga tampak dalam tujuan dan akibat pelayanan. Pengajaran dan pemaksaan yang dilakukan para pengajar ini menghasilkan persoalan, dan bukan "tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman" (ayat 4). Sementara Paulus menunjukkan, bahwa tujuan pemberian nasihat oleh seorang pelayan Tuhan sejati adalah untuk menimbulkan kasih dari "hati yang suci, hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas" (ayat 5). Pengajaran seorang pengajar yang benar juga tidak bertentangan dengan ajaran sehat yang didasarkan pada Injil Allah (ayat 11).
Renungkan: Menjadi pemimpin dan pengajar di dalam komunitas orang percaya harus berawal pada panggilan Ilahi, memiliki kesungguhan untuk berpegang pada ajaran yang sehat, dan memenuhi syarat-syarat kehidupan terpuji, jika tidak ingin jatuh ke dalam kesesatan dan menjadi batu sandungan bagi gereja.

SH: 1Tim 1:3-11 - Ganyang kesia-siaan! (Minggu, 26 November 2006) Ganyang kesia-siaan!
Bahasa ganyang ala dunia politik tahun 60-an ini rasa-rasanya cocok
bila dijadikan judul renungan bagi nas ini. Gaya pembaha...
Ganyang kesia-siaan!
Bahasa ganyang ala dunia politik tahun 60-an ini rasa-rasanya cocok
bila dijadikan judul renungan bagi nas ini. Gaya pembahasan
Paulus yang melingkar-lingkar bagai spiral ini sedikit sulit
diikuti: mulai dari konteks ketika Paulus menyuruh Timotius pergi
ke Efesus untuk menasihati jemaat (3-4), lalu pindah kepada
tujuan nasihat itu (5), lalu pindah lagi ke deskripsi para
pengajar kesia-siaan (6-7), dan akhirnya tiba pada tujuan dan
`ketepatgunaan\' Hukum Taurat (8-11), yaitu membuktikan
keberdosaan manusia.
Gaya tulisan ini memang ciri khas surat-surat Pastoral. Benang merah yang menyatukan pusaran-pusaran kata ini adalah tujuan pelayanan Paulus dan Timotius untuk menegakkan dasar ajaran sehat, yang membuahkan "tertib hidup keselamatan" (4). Artinya, pelayanan orang Kristen, khususnya para pemimpin jemaat, dalam mewujudkan dan menaati kehendak Allah mendasarkan diri pada otoritas yang diberikan-Nya. Sebab itu, kesia-siaan dalam berbagai bentuknya (4b, 6-7) harus disingkirkan dari jemaat karena buahnya adalah perpecahan, percekcokan, dst.
Bagaimana cara mengganyang/menghancurkan kesia-siaan itu? Pertama, adanya nasihat yang benar, yang bila ditaati akan membuahkan kasih persaudaraan dalam iman, bukan perpecahan dan perselisihan (bdk. 1Tim. 6:4-5). Nasihat ini lazimnya diberikan oleh pemimpin jemaat kepada umat. Kita perlu merindukan suasana kepemimpinan jemaat yang bercirikan nasihat penuh kasih, bukan sekadar taktik menjatuhkan. Kedua, adanya pemahaman yang benar tentang berita Injil sejati, bukan hanya isi doktrinalnya, tetapi juga implikasi praktis dalam kehidupan pribadi dan berjemaat. Keduanya harus ada karena "tertib hidup keselamatan" tak berguna alias tumpul, dan justru jadi lahan subur bagi ajaran yang "sia-sia" bila salah satu ditiadakan.
Renungkan: Bila saudara kita mengajarkan hal-hal yang salah, ganyanglah ajarannya, tetapi kasihi dan doakan orangnya.
Utley -> 1Tim 1:3-7
Utley: 1Tim 1:3-7 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 1:3-73 Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 1Tim 1:3-7
3 Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain 4 ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman (NASB: bukannya melanjutkan pemerintahan Allah). 5 Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. 6 Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. 7 Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan.
1Tim 1:3 "Efesus"
- 1. Ini adalah kota terbesar di provinsi Romawi Asia Kecil. Ini bukan ibukota, meski gubernur Romawi tinggal di sana. Ini adalah pusat perdagangan karena pelabuhan alamnya yang sangat bagus.
- 2. Ini adalah kota yang bebas, yang memungkinkannya memiliki pemerintahan daerah sendiri dan banyak kebebasan politik, termasuk tidak adanya garnisun tentara Romawi.
- 3. Ini adalah satu-satunya kota yang diizinkan menyelenggarakan pertndingan Olimpiade Asia dua tahunan.
- 4. Ini adalah situs dari Kuil Artemis (Diana dalam bahasa Latin), yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia pada masanya. Itu berukuran 425 kaki kali 220 kaki dengan 127 kolom yang tingginya 60 kaki, yang dilapisi dengan emas (lihat Sej. Nas oleh Pliny 36:95dst). Citra Artemis dianggap sebagai meteor yang menyerupai sosok wanita berpayudara banyak. Ini berarti bahwa ada banyak pelacur kultus yang ada di kota ini (lihat Kis 19). Ini adalah kota yang sangat multikultural dan tidak bermoral.
- 5. Paulus menghabiskan waktu lebih dari tiga tahun di kota ini (lih. Kis 18:1; 20:13). Dia tinggal di sana lebih lama dari di tempat lainnya.
- 6. Tradisi menegaskan bahwa ini menjadi rumah dari Rasul Yohanes setelah kematian Maria di Palestina.
- 7. Paulus dan Timotius pasti telah pergi ke sini bersama-sama setelah Paulus dibebaskan dari pemenjaraan Romawi di Roma. Ini adalah informasi geografis pertama tentang perjalanan misionaris Paulus yang keempat. Perhatikan bahwa dia telah pindah ke Makedonia.
- 8. Eusebius (sejarawan gereja abad ketiga) menghubungkan tradisi bahwa Timotius kemudian dilempari batu di Efesus karena berargumen dengan para pengikut Diana.
□ "dan" Ini adalah sebuah hina (klausa tujuan), yang berarti "agar supaya" (1Tim 1:10,18,20; 2:2).
□ "menasihatkan" Ini adalah sebuah istilah militer "memberikan perintah tegas" (lih. 1Tim 1:5,18; 4:11; 5:7; 6:13,17). Paulus mengarahkan Timotius sebagai utusan Apostoliknya.
□ "orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain" Biasanya Paulus, seperti semua penulis abad pertama, akan mencakup doa syukur, sebuah kutipan yang diharapkan dari surat-surat Yunani.
Namun demikian, baik dalam situasi Galatia maupun 1 Timotius (yaitu, menentang guru palsu) menuntut penyimpangan dari pola normal. Ada banyak spekulasi akademis modern tentang guru-guru palsu ini. Mereka tampaknya menggabungkan aspek pemikiran Yahudi dan Yunani (seperti guru palsu Kolose). Dalam konteks ini (1Tim 1:3-4) mereka dicirikan oleh
- 1. doktrin aneh
- 2. perhatian pada mitos-mitos
- 3. perhatian pada silsilah yang tak ada habisnya
- 4. sekedar merupakan spekulasi
Beberapa komentator menghubungkan ini dengan Gnostisisme aeon atau ruang kemalaikatan (plērōma) di antara seorang dewa tinggi yag baik dan dewa / malaikat yang lebih rendah, mana yang paling kecil membentuk / menjadikan materi yang jahat. Lihat Topik Khusus: Gnostik di Tit 1:1.
Elemen Yahudinya tampak jelas di:
- 1. "guru-guru Taurat" (1Tim 1:7-10)
- 2. "Mitos-mitos Yahudi" (Tit 1:14; 2Tim 4:4)
- 3. "perselisihan tentang Hukum Taurat" (Tit 3:9)
- 4. "orang-orang yang disunat" (Tit 1:10)
Ini adalah sebuah PRESENT INFINITIVE dari istilah majemuk heteros (jenis lain yang berbeda) ditambah didakalin (hal yang diajarkan). KATA SIFAT heteros juga digunakan untuk menggambarkan pengajaran yang tidak tepat dalam Kis 17:21; 2Kor 11:4; dan Gal 1:6-7; 1Tim 6:3 adalah paralel yang baik.
Dalam Komentari Alkitab Internasional Baru, hal. Xiv, salah satu komentator favorit saya, Gordon Fee, menegaskan bahwa ayat ini sangat penting dalam menafsirkan tujuan dari 1 Timotius. Menurutnya ini bukanlah terutama berfungsi sebagai "manual disiplin gereja," tapi sanggahan terhadap guru / guru palsu (dan saya setuju).
1: 4 "ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya" Karena rujukan kepada Hukum Yahudi (1Tim 1:7-10 dan Tit 3:9b), kepada penyunatan (Tit 1:10), dan mitos-mitos Yahudi Titus (1Tim 1:14 dan dalam 2Tim 4:4), nampak jelas bahwa ajaran-ajaran ini bersifat Yahudi. Ada kemungkinan bahwa ini menunjuk pada asal usul spekulatif dari Mesias (bandingkan Tit 3:9a).
Irenaeus dan Tertullian berpikir bahwa Paulus secara profetik berbicara kepada ajaran Gnostisisme dikemudian hari aeons atau tingkatan malaikat di antara dewa yang kudus dan dewa yang lebih rendah (atau Elohim/malaikat) yang membentuk materi. Gnostisisme adalah sebuah sistem pemikiran yang dikenal dari tulisan- tulisan dari pertengahan abad kedua. Lihat Topik Khusus: Gnostik di Tit 1:1. Dari tulisan-tulisan ini kita tahu daftar luas mereka tentang tingkatan malaikat di antara dewa yang tinggi dan baik dan makhluk spiritual yang lebih rendah. Namun demikian, daftar Gnostik ini tidak pernah dicirikan dalam literatur Kristen, Yahudi, atau Gnostik kontemporer dengan istilah "mitos" atau "silsilah."
Subjek dari Gnostisisme telah sangat maju karena penemuan-penemuan arkeologis teks Gnostik seperti Nag Hammadi. Tulisan-tulisan ini sekarang tersedia dalam bahasa Inggris, Perpustakaan Nag Hammadi oleh James M. Robinson dan Richard Smith.
- NASB "yang menimbulkan spekulasi belaka"
- NKJV "yang menyebabkan perselisihan"
- NRSV "yang mempromosikan spekulasi"
- TEV "yang hanya menghasilkan persoalan belaka"
- NJB "hanya menumbuhkan keraguan"
Sangatlah mungkin untuk menjadi begitu terlibat dalam studi Kekristenan secara akademis sehingga kita lupa mengapa kita mempelajari firman Tuhan (bandingkan Tit 3:8; Mat 28:19-20). Hanya karena sebuah teks bisa berarti ini atau itu tidaklah berarti sedemikian itu. Periksalah latar belakang sejarah dan konteks yang lebih luas.
Inilah tepatnya alasan mengapa Pietisme berkembang keluar dari tradisi Reformasi. Baik pikiran maupun hati harus tunduk dan diberi energi oleh Roh Allah.
- NASB "bukannya melanjutkan pemerintahan Allah"
- NKJV "bukannya pembangunan yang saleh"
- NRSV "bukannya pelatihan ilahi"
- TEV "mereka tidak melayani rencana Tuhan"
- NJB "alih-alih meneruskan rencana Tuhan"
Ini adalah istilah untuk "manajer rumah tangga" (oikonomian, yang ditemukan di MSS א, A, D2, F, G) yang digunakan untuk pengelolaan orang percaya atas berita Injil. Ini menunjuk pada rencana kasih Allah untuk keselamatan seluruh umat manusia melalui iman dalam Kristus (lih. Kej 3:15; 2Kor 5:21; Ef 2:8-10; 2:11-3:13). Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00265\\ RENCANA PENEBUSAN KEKAL YHWH
\+ di 1Tim 4:10.
Kata "Pembangunan" NKJV (oikodomēn) mengikuti MS D * dan teks Yunani yang digunakan oleh Irenaeus dan teks Latin yang digunakan oleh Theodore. UBS4 memberi "manajer rumah tangga" sebuah peringkat "A" (pasti).
NET Bible memberi 1Tim 2:3-6; 2Tim 1:9-10 dan Tit 3:4-7 sebagai elemen-elemen teologis dari rencana penebusan kekal Allah (hal 2176)
Lihat topik khusus MEMPERBAIKI
□ "dalam iman" Ada perbedaan nyata antara "mitos," "silsilah," "spekulasi," dan iman. Iman didasarkan pada kebenaran sejarah dari Injil, bukan teori-teori. Iman berasal dari janji-janji Allah (lih. Gal 3:14,16,17,18,21,22,29), bukan kelebihan filosofis manusia (lih. 1Kor 1:18-31). Yang satu didasarkan pada wahyu, yang lainnya pada spekulasi manusia. Yang satu menghormati Tuhan dan yang lainnya memperbesar pemikir manusia.
Ini tidak dimaksudkan untuk mendepresiasi keahlian ilahi, tapi untuk membedakan wahyu ilahi dari akal, spekulasi, dan penemuan dari manusia. Orang-orang percaya dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan "pikiran" mereka (lih. Pengutipan Yesus akas Ul 6:5 dalam Mat 22:36-37; Mr 12:28-30; Luk 10:27) dan untuk menyampaikan kebenaran ini kepada anak-anak mereka (Ul 6:7,20-25).
1Tim 1:5 "kasih yang timbul dari hati yang suci" Tujuan dari tuduhan Paulus kepada orang-orang percaya dalam 1Tim 1:5 ini memiliki tiga kali lipat komponen.
- 1. Kasih yang timbul dari hati yang suci
- 2. Kasih yang timbul dari suatu hati nurani yang baik
- 3. Kasih yang timbul dari suatu iman yang tulus.
Dalam bahasa Ibrani "hati" digunakan sebagai tempat kedudukan intelek, emosi, dan kehendak (lih. Ul 6:5-6). Itu berarti mewakili keseluruhan orang.
□ "hati nurani yang murni" Tidak ada padanan PL untuk istilah Yunani "hati nurani" kecuali istilah Ibrani "payudara" yang menyiratkan pengetahuan tentang diri berikut motifnya. Aslinya istilah Yunani ini merujuk pada kesadaran yang berkaitan dengan kelima indera. Itu akhirnya digunakan untuk indera batin (lih. Rom 2:15). Paulus menggunakan istilah ini dua kali dalam pengadilannya di Kisah Para Rasul (lih. Kis 23:1; 24:16). Ini merujuk pada perasaannya bahwa dia tidak secara sengaja melanggar kewajiban apapun yang diharapkan terhadap Tuhan (lih. 1Kor 4:4).
Hati nurani adalah pemahaman yang berkembang tentang motif dan tindakan orang percaya berdasarkan pada (1) pandangan dunia alkitabiah; (2) Roh yang berdiam; Dan (3) pengetahuan tentang firman Allah. Hal ini dimungkinkan oleh penerimaan Injil secara pribadi.
Paulus menggunakan istilah ini dua kali di dalam pasal 1Tim 1, sekali dalam kaitannya dengan perasaannya yang dikembangkan sendiri terhadap kehendak Allah (lih. 1Tim 1:5) dan sekali sehubungan dengan penolakan yang disengaja terhadap guru-guru palsu (bandingkan Tit 1:15), termasuk Hymenaeus dan Alexander (lih 1 Tim1Tim 1:19). Guru-guru palsu ini telah menyaring hati nurani mereka (lih. 1Tim 4:2).
□ "iman yang tulus ikhlas" Paulus menggunakan KATA SIFAT ini tiga kali dalam tulisannya untuk menggambarkan (1) iman (lih. 1Tim 1:5; 2Tim 1:5) dan (2) kasih (lih.2Kor 6:6 dan juga 1Pet 1:22). Ini memiliki konotasi asli, nyata, atau tulus yang berlawanan dengan "tiruan" yang menggambarkan guru-guru palsu (lih. 1Tim 1:19-20).
1Tim 1:6-7 Ayat-ayat ini selanjutnya menandai para guru palsu dalam kategori-kategori yang sangat Yahudi
- 1. mereka menyimpang dari tujuan ajaran-ajaran etis (lih. 1Tim 1:5)
- 2. mereka menyimpang kepada
- a. "Diskusi tanpa hasil" (NASB)
- b. "Omongan Sia-sia" (NKJV)
- c. "Pembicaraan tanpa arti" (NRSV)
- d. "Spekulasi kosong" (NJB)
- 3. mereka ingin menjadi guru Hukum
- 4. mereka tidak mengerti Hukum
- 5. mereka membuat pernyataan dengan percaya diri tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti
- 6. ayat 1Tim 1:9c-10 tampaknya mencerminkan Sepuluh Perintah Allah
Tragedi guru-guru palsu adalah kalau bukan
- 1. Kebutaan spiritual mereka, yang sering diungkapkan dengan ketidaktulusan
- 2. Penolakan mereka secara sengaja atas terang, bukan sekedar kelalaian
- 3. Mereka membawa orang lain ke dalam kesalahan dan kehancuran
Galilah -> 1Tim 1:3-7
Galilah: 1Tim 1:3-7 - Pengajar sesat perlu ditegur 1Timotius 1:3-20 Tema: Masalah Pengajar Sesat
1Timotius 1:3-7 Sub Tema: Pengajar sesat perlu ditegur
Seperti saya desakkan kepada kamu, ketika sa...
1Timotius 1:3-20 Tema: Masalah Pengajar Sesat
1Timotius 1:3-7 Sub Tema: Pengajar sesat perlu ditegur
Seperti saya desakkan kepada kamu, ketika saya pergi ke Makedonia, tetaplah di Efesus, supaya kamu dapat menyuruh orang-orang tertentu agar mereka tidak mengajarkan ajaran lain, ataupun berpegang pada mitos-mitos dan silsilah-silsilah yang tidak berakhiryang mengakibatkan spekulasidan tidak (mengerjakan) rencana Allah yang adalah oleh iman.Tetapi tujuan dari perintah kita adalah kasih, dari hati yang sucidan hati nurani yang baik dan iman yang tidak munafik.Beberapa orang sudah beralih daripadanya dan menyimpang ke dalam omongan yang kosong.Mereka ingin menjadi pengajar Hukum Taurat, tanpa mengerti apa yang mereka katakan ataupun mengenai apa yang mereka tegaskan dengan begitu yakin.
ay. 3 Seperti saya desakkan kepada kamu – Kata parakaleo sering digunakan sebagai semacam seruan berotoritas, tetapi juga berarti membesarkan hati, menghibur, mendorong. Dalam konteks ini, di mana ada situasi yang perlu perhatian Timotius, mendorong atau mendesak adalah kata yang paling cocok. Kata desakkan, tetaplah dan menyuruh bersifat masa lalu,26 berkaitan dengan pembicaraan yang Paulus sebutkan sebelumnya.
Ketika saya pergi ke Makedonia – Seperti kita lihat di Pendahuluan, perjalanan ini tidak ada di Kisah Para Rasul, jadi kemungkinan besar terjadi sesudah Paulus dilepaskan dari penjara dan beberapa waktu sebelum dia ditangkap lagi. Tidak dikatakan di mana mereka bertemu. Kemungkinan besar tidak di Efesus, karena bahasa di 3:14 memberi kesan bahwa dia berharap datang ke Efesus, tidak balik ke situ. Di Kis 20:17 Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus di Miletus, mungkin karena jika dia ke Efesus, dia dihalangi. Mungkin sama di sini. Paulus suka ke Efesus, tetapi perlu berkunjung ke Makedonia, dan dia tahu kalau dirinya ke Efesus, Paulus akan tinggal lama. Jadi mungkin lebih baik mereka bertemu di Miletus saja. Yang cukup menarik di sini bahwa Paulus sangat yakin bahwa dia tidak akan bertemu dengan penatua-penatua dari Efesus lagi di Kis 20:25, tetapi di 1 Tim 3:14 dia berencana datang ke sana. Mungkin perkataannya di Miletus hanya berkaitan dengan para penatua itu, yang mungkin tidak ada pada waktu dia balik ke Efesus.27
Tetaplah di Efesus – Sebenarnya klausa ini, pada bentuknya, bukan perintah,28 tetapi oleh karena Paulus mulai kalimat dengan frasa seperti saya desakkan dan tidak ada perintah terkait, ahli-ahli menganggap bahwa tetaplah perlu dimengerti sebagai perintah. Jadi mungkin Paulus mengingatkan Timotius mengenai perintah yang diucapkan dulunya.29
Supaya kamu dapat menyuruh orang-orang tertentu – Jelas bahwa tujuannya adalah untuk meluruskan masalah di Efesus, di mana ada beberapa orang yang menyebarkan ajaran sesat. Kata paranggello berarti perintah yang tegas/berotoritas.30 Kalau dipakai dengan kata me (tidak), perintah ini boleh diterjemahkan melarang.31 Jadi berbunyi Supaya kamu dapat melarangorang-orang tertentu mengajarkan ajaran lain… Sering kali kita rasa kaku kalau orang mengajarkan sesuatu yang salah, dan mungkin mau menjaga perasaan mereka, tetapi Paulus bicara tegas kalau orang tersebut menyesatkan orang-orang percaya (Gal 1:8-9, 5:7-12, 1 Tim 6:2-5, dll.). Kita harus berani juga, karena ajaran yang salah bukan hal sepele. Kata tis (beberapa orang/orang-orang tertentu) tidak menentukan siapa-siapa yang dimaksudkan, tetapi tentu berkaitan dengan Himeneus dan Aleksander (1:20) dan mungkin beberapa orang lain.
Agar mereka tidak mengajarkan ajaran lain – Kata heterodidaskaleo adalah kata buatan dari kata heteros (lain) dan didasko (mengajar). Kata ini sangat langka, sehingga ada yang berpikir bahwa mungkin Paulus yang menciptakannya. 32 Terdapat juga di 6:3. Sifat terus menerus menunjukkan akan kebiasaan mereka yang seperti itu.33 Kita tidak perlu kejam kepada orang yang sewaktu-waktu bicara salah dengan tidak sengaja (Yak 3:1-2), tetapi bukan itu yang dimaksudkan di sini. Timotius harus menegur orang-orang yang sengaja membengkokkan ajaran yang benar dan terus menerus melakukannya.
ay. 4 Ataupun memberi perhatian pada mitos-mitos dan silsilah-silsilah yang tidak berakhir – Kata prosekho (memberi perhatian) hanya dipakai Paulus di surat-surat Pastoral (lima kali) dan walaupun boleh berarti berpegang, dalam bentuk tata bahasa ini34 berkaitan dengan perhatian yang diberikan kepada seorang pembicara, atau apa yang dikatakannya (Kis 8:6, 10. 1135). Dipakai mengenai ajaran sesat di (4, 1 Tim 4:1, Tit 1:14). Jadi kata ini berkaitan dengan komitmen yang kuat kepada sesuatu. Sifat terus menerus menyatakan kebiasaan begitu.36
Kata mythos berarti mitos/dongeng dan di sini kemungkinan besar bicara mengenai beberapa sumber sejarah Yahudi yang banyak menambahkan informasi tidak asli pada sejarah yang tercatat di PL.37 Lihat juga 1 Tim 4:7, 2 Tim 4:4, Tit 1:14. Silsilah-silsilah (genealogia) terkait, karena sumber-sumber sejarah tersebut juga mengembangkan silsilah PL. Menarik untuk diperhatikan bahwa contoh Paulus ini tidak berkaitan dengan ajaran yang ‘jahat’ menurut ukuran manusia, melainkan ajaran yang tidak ada dasar Firman Tuhan, membuang banyak waktu dan tidak membangun orang dalam iman. Kata aperantos berarti tidak berakhir dan boleh terkait pada silsilah saja atau pada silsilah dan mitos. Memang tidak terlalu berdampak. Maksud Paulus sudah jelas : mereka membuang banyak waktu dengan mengajarkan hal-hal yang tidak menguatkan jemaat.38
Ada yang berpikir bahwa ajaran sesat yang muncul di Efesus pada waktu itu adalahGnostisisme. Memang ada beberapa ciri khas yang nantinya dilihat dalam aliran tersebut, yaitu tubuh (Sarks - Daging) manusia bersifat jahat, sehingga ada banyak larangan (1 Tim 4:3). Mereka juga disebut ‘Pengetahuan’ (1 Tim 6:20) (Bs Yunani = Gnosis). Masalahnya adalah gerakan tersebut baru berkembang dalam semua ciri-ciri khasnya pada abad berikutnya. Jadi kalau kita memperhatikan unsur-unsur tersebut di sini, harus dimengerti bahwa bukan Gnostisisme yang dilihat pada abad yang kedua, seperti yang dimaksudkan di sini, melainkan beberapa dari benihnya yang masih belum berkembang terlalu jauh.39
Yang mengakibatkan spekulasi – Mengakibatkan (parekho) bersifat terus menerus, menunjukkan bahwa selalu begitu. Kata ekzetesis (spekulasi) adalah kata tegas yang membawa makna spekulasi yang tidak berguna atau debat yang hanya membuat orang panas hati. Sekali lagi kita harus bertanya, apa gunanya??
Dan tidak (mengerjakan) rencana Allah – Kata oikonomia agak sulit dimengerti dalam konteks ini. Secara harfiah artinya pengelolaan rumah tangga, tetapi secara arti kiasan berkaitan dengan tugas yang dipercayakan ataupun rencana keselamatan Allah.40 Mungkin rencana keselamatan Allah yang dimaksudkan di sini adalah juga berkaitan dengan kesetiaan pelayan-pelayanNya di dalamnya. Kalau orang percaya menyibukkan diri dengan ajaran yang tidak berguna, gereja tidak mungkin berkembang dan Injil tentu tidak disebarkan. Orang seperti ini membangun dengan “kayu, rumput kering, atau jerami” (1 Kor 3:12).
Yang adalah oleh iman – Klausa ini menguatkan pandangan bahwa oikonomia berkaitan dengan rencana keselamatan Allah, yang jelas adalah oleh iman. Lihat Gal 2:15-16, Efe 2:8-9
ay. 5 Tetapi tujuan dari perintah kita adalah kasih – Kata de (tetapi) menyambung ayat ini dengan yang tadi, menunjukkan kontras antara akibat ‘pelayanan’ para penyesat, dengan apa yang diharapkan menjadi dampak dari teguran yang Timotius sampaikan. Kata Perintah (paranggelia – Kata benda) adalah sama dengan menyuruh (paranggello – Kata kerja) tadi, dan tentu berkaitan dengan teguran pada orang yang mengajar salah. Menarik bahwa beberapa versi bahasa Inggris menerjemahkannya perintah kita/kami.41 Kalau boleh begitu, ada kesan kerja tim antara Paulus dengan letnannya, di mana dianggap bahwa mereka berdua yang bicara. Harus diperhatikan bahwa tujuan Paulus bukanlah untuk memaksakan otoritasnya, atau otoritas Timotius. Yang dia rindukan adalah supaya rintangan dari pertumbuhan rohani, yaitu dihilangkannya ajaran yang tidak membangun, dan dengan demikian Roh Kudus mulai berbuah lagi di dalam hati jemaat. Buah utamaNya adalah kasih (Gal 5:22, 13), kedua perintah utama berkaitan dengan kasih (Mat 22:37-39), sifat yang menandai orang sebagai pengikut Kristus adalah kasih (Yoh 13:35, 1 Kor 13:1-3, 1 Yoh 4:20) – Dan sifat yang paling cepat menjadi hilang kalau orang kehilangan fokus dalam iman mereka, adalah kasih (Wah 2:4 ditulis mengenai gereja di Efesus ini). Kata agape tidak berkaitan dengan perasaan, melainkan keputusan untuk menunjukkan kasih.42 Kata ini sering disebut kasih Kristen, atau kasih tanpa syarat.
Dari hati yang suci – Kata preposisi ek (dari) terikat pada ketiga sifat berikut ini, yang menandai tiga sumber dari kasih tersebut. Kata kardia (jantung) sering digunakan dalam maksud diri orang yang sebenarnya, di hadapan Allah (1 Pet 3:4).43 Kata katharos berarti murni/bersih/suci. Tentu suci yang dimaksudkan, karena berkaitan dengan kondisi rohani orang. Ketiga sifat ini menunjukkan bahwa orang hidup terbuka pada Roh Kudus. Orang ini tidak mengeraskan hatinya terhadap Roh, sehingga tidak ada dosa yang berakar lama di hati, karena dia terus terdorong untuk mengaku dan menanggalkannya. (Rom 8:13)
Dan hati nurani yang baik – Kata syneidesis berarti hati nurani/hati kecil, yang mengingatkan orang kalau dia bersalah. Kata ini muncul empat kali di 1 Timotius; di sini berkaitan dengan hati nurani yang baik, di 1 Tim 1:19 menjelaskan bahwa orang dapat menolak hati nurani yang baik, ketentuan bagi seorang diaken di 3:9, lalu di 4:2 kita melihat bahwa orang dapat membuat hati nurani mereka menjadi tebal – Kata kausteriazo berarti terluka hangus (4:2), jadi tidak lagi peka.44 Penting untuk kita sadari bahwa hati nurani tidak identik dengan bisikan Roh Kudus, karena hati nurani ada pada setiap manusia, bukan hanya ada pada orang percaya. Hati nurani diprogramkan oleh budaya seseorang, sehingga mereka merasa bersalah kalau melanggar budaya, walaupun hal tersebut tidak melanggar Firman Tuhan. Apabila orang menjadi percaya, Roh Kudus, yang mendiaminya, membongkar ketentuan-ketentuan lama di hati nurani dan menggantinya dengan nilai-nilai Firman Tuhan (kalau dibaca), sehingga hati nurani orang berfungsi sesuai kehendak Allah. Kata agathos, secara harfiah berarti baik, tetapi dalam konteks moralitas bisa diterjemahkan murni.
Dan iman yang tidak munafik – Kata buatan, anhypokritos dibuat dari awalan an (tidak) dan hypokritos adalah kata sumber daripada kata hypocrite (orang munafik) dalam bahasa Inggris. Iman seperti ini adalah iman yang percaya kepada Allah secara tulus ikhlas dan tidak berpura-pura.
ay. 6 Beberapa orang – Kata tis lagi, seperti di 1:3, jadi dia terus bicara tidak langsung.
Sudah beralih daripadanya – Kata astokheo secara harfiah berarti luput dari sasaran, sehingga sering dipakai dalam arti berangkat/beralih/menyimpang. Sifat masa lalu menunjukkan bahwa hal ini sudah terjadi.45 Daripadanya (hos) bersifat jamak, terkait dengan ketiga sifat di ayat tadi. Lihat juga 1:19. Klausa pertama ini menggambarkan apa yang mereka tolak, sedangkan klausa berikut bicara mengenai apa yang mereka cari.
Dan menyimpang ke dalam omongan yang kosong – Kata ektrepo (menyimpang) digunakan dalam filsafat Yunani pada waktu itu untuk menggambarkan orang yang menukar sesuatu yang baik/berharga dengan sesuatu yang kurang baik.46 Tentu begitu dengan orang-orang ini, karena mereka menolak Firman yang berkuasa dan merangkul omongan yang kosong/sia-sia. Bentuk kata kerja ini menggarisbawahi bahwa mereka sendiri yang menyimpang.47 Kata mataiologia (omongan yang kosong/sia-sia/bodoh) hanya dipakai di sini, tetapi dalam bentuk lain ada juga di Tit 1:10.48 Kata ini juga digunakan dalam filsafat Yunani pada abad yang kedua sebelum Masehi dan menggambarkan diskusi yang tidak ada tujuan atau pokok yang layak dibicarakan, sehingga dianggap bodoh dan sia-sia.49
ay. 7 Mereka ingin menjadi pengajar Hukum Taurat – Kata thelo (ingin) bersifat terus menerus di masa kini, sama seperti menjadi, tanpa mengerti, katakan dan tegaskan dengan begitu yakin. Jadi Paulus bicara mengenai situasi yang sedang berkembang dan tindakan yang bukan sekali saja. Kita melihat lagi bahwa mereka ini berlatar-belakang Yahudi, tetapi mereka berbeda dari kalangan sunat di Galatia, yang mendorong orang untuk mentaati Hukum Taurat supaya selamat. Para pengajar ini mengajar Perjanjian Lama beserta ketentuan-ketentuannya dengan cara penafsiran dan penyampaian yang tidak membangun jemaat. Lihat penjelasan di ay. 4.
Tanpa mengerti apa yang mereka katakan – Kata noeo berarti memikirkan/mengerti.50 Maksud Paulus di sini tentu sok tahu, yaitu mereka mencari nama dengan menyampaikan banyak penafsiran yang ‘menarik’, tanpa mengerti arti yang sebenarnya.
Ataupun mengenai apa yang mereka tegaskan dengan begitu yakin – Kata diabebaioomai berarti menegaskan dengan yakin. Kata ini tidak selalu negatif, karena Titus didorong untuk menegaskan dengan yakin ketentuan-ketentuan di surat yang Paulus kirimkan kepadanya (Tit 3:8). Jadi masalahnya bukan bahwa para pengajar ini terlalu tegas, melainkan bahwa mereka tidak mengerti Firman Tuhan, sehingga apa yang mereka tegaskan, ternyata salah.
- Apakah ada tugas sulit yang perlu saudara lakukan, seperti yang Timotius lakukan?
- Apakah Roh Kudus bersinar melalui saudara, sehingga ada kasih yang meluap kepada orang lain?
- Apakah ternyata saudara menghalangi Roh Kudus, sehingga hatimu tidak suci, hati nuranimu menjadi tumpul dan imanmu berpura-pura?
- Bagaimana caranya gereja saudara mencegah pengajaran yang salah?
- Kalau saudara bertugas sebagai pengajar/pengkhotbah, apakah isi dari pengajaranmu memang membangun, atau hanya menarik perhatian pada ‘hikmat’mu?
- Kalau belajar Firman Tuhan, apakah saudara rindu diubahkan, atau hanya mencari hal yang ‘menarik’?
- Apakah saudara bekerja keras supaya menafsirkan Firman Tuhan dengan akurat?
Topik Teologia -> 1Tim 1:5
Topik Teologia: 1Tim 1:5 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Pengudusan
Pengudu...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Pengudusan
- Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
- Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
TFTWMS -> 1Tim 1:3-7; 1Tim 1:3-7
TFTWMS: 1Tim 1:3-7 - Pelajaran 1: Pentingnya Ajaran Yang Sehat PELAJARAN 1: PENTINGNYA AJARAN YANG SEHAT (1 Timotius 1:3-7)
FIRMAN ALLAH DISALAHGUNAKAN (AY. 3, 4)
Dengan adanya penyalahgunaan injil yang mulia ole...
PELAJARAN 1: PENTINGNYA AJARAN YANG SEHAT (1 Timotius 1:3-7)
FIRMAN ALLAH DISALAHGUNAKAN (AY. 3, 4)
Dengan adanya penyalahgunaan injil yang mulia oleh orang-orang di sekitar dia, tidak heran kalau Paulus lalu memerintahkan Timotius untuk memastikan bahwa dirinya tidak menolak Firman Allah sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa orang (1:18-20). Paulus punya wewenang untuk memerintah Timotius seperti itu sebab ia seorang rasul Kristus.1Paulus telah dipilih "menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita" (1:1) untuk mengajarkan injil yang akan menebus kita dari masa lalu kita yang berdosa (Roma 3:23; Efesus 2:1-6). Pengajarannya akan membuka masa depan yang gemilang untuk kita (Kolose 1:24-28).
Menurut ayat 2, Timotius, sebagai anak yang sah di dalam iman, telah diberi tiga manfaat ilahi: (1) Ia telah diberi "kasih karunia" untuk menguatkan dia atas pelayanan yang sangat besar yang harus ia jalankan (2Timotius 2:1), sehingga ia bisa bertumbuh dan melayani melebihi kekuatannya sendiri.2(2) Ia diberi "rahmat"3atas kesalahannya sambil ia menjalankan tanggung jawab yang banyak sekali yang terdapat di dalam pekerjaannya (Ibrani 4:16; Efesus 2:4-9). (3) Ia diberi "kedamaian," stabilitas batiniah yang membuat orang mampu berdiri tegak dan melayani terlepas dari pelbagai keadaan lahiriahnya. Paulus, sebagai seorang tawanan, telah memperlihatkan cara seorang penginjil mengalahkan kekuatiran. (Lihat Filipi 4:4-7.)4Renungkanlah tiga manfaat yang Paulus tekankan kepada Timotius itu. Sesungguhnya, Firman Allah yang telah ia sampaikan kepada para penginjil merupakan kekuatan yang bisa mengubah kehidupan bila diterapkan ke atas pelbagai kejadian dan pengalaman yang dihadapi orang Kristen. Jika terjadi penyalahgunaan Kitab Suci, pengijil yang siap siaga itu harus mengajar5para penyalah guna itu untuk "jangan mengajarkan ajaran lain [aneh]" (1:3).
"Ajaran yang aneh" ini bisa berbentuk dongeng6yang diadopsi sebagai kebenaran sebab hal itulah yang ingin orang dengar (2Timotius 4:3, 4). Pola seperti itu merupakan masalah juga bagi orang-orang Yahudi di era Paulus dan Timotius, namun pola itu bisa berkaitan dengan apa saja yang akhirnya menjadi tuntutan manusia "yang berpaling dari kebenaran" (Titus 1:14). Hal ini bisa berkaitan dengan "silsilah yang tiada putus-putusnya" atau "apa yang sudah selalu kita kerjakan." Salah satu persoalan dalam era Paulus adalah pemakaian sejarah masa lalu bangsa Yahudi untuk membantu mengembangkan agama Yahudi dan kebanggaan nasional, yang mengarah kepada prasangka terhadap bangsa non-Yahudi (lihat Matius 3:1, 7-10; Kisah 15:1-31; Markus 7:8-13). Persoalan itu menimbulkan "pertengkaran mengenai hukum Taurat" (Titus 3:9-11).
Pertengkaran bisa "menghasilkan persoalan belaka [spekulasi], dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman" (ay. 4; lihat 6:4, 20; 2Timotius 2:16, 23; 4:4; Galatia 2:11-3:9). Spekulasi7bisa menimbulkan pertanyaan tajam dan perselisihan, namun tidak ada niat baik yang timbul darinya! Dua contoh menyolok tentang jenis tindakan ini bisa ditemukan dengan membandingkan Markus 14:53-59 dengan Kisah 6:8-14 dan Markus 15:22-24 dengan Kisah 7:57-60. Yang satu berakhir dengan penyaliban Yesus, yang satunya lagi membuat Stefanus mati dirajam batu! Kematian rohani telah menimpa banyak orang oleh karena prilaku ini (Matius 7:20). Semoga setiap penginjil diberkati dengan hikmat untuk menolong mengatasi perselisihan yang memecah-belah.
FIRMAN ALLAH DITERAPKAN (AY. 5)
Pengajaran Allah bisa membuat indah manusia dan penginjil bila pikiran kita tidak diarahkan kepada kebodohan manusia tetapi kepada pengaturan, atau "dispensasi"8(ASV) Allah. Buah pikiran yang indah ini berkembang menjadi kenyataan lewat analisa karakter lima langkah yang Paulus berikan:
(1) Pemikiran seseorang harus didasarkan "pada iman." 9Iman merupakan lingkungan dimana orang melayani dan juga sumber yang dengannya orang laki-laki atau perempuan melayani (lihat 2Korintus 5:7; Kisah 6:7).
(2) Pemikiran seseorang harus dimotivasi dan didominasi oleh kasih (1Yohanes 4:19; 2Korintus 5:14, 15; Yohanes 13:34, 35; 1Petrus 1:22).
(3) Pemikiran seseorang harus berasal dari hati yang murni (lihat Titus 1:15, 16; 1Yohanes 3:3). Pemikiran itu akan selamanya mengakhiri bentuk keegoisan apa saja, pencarian kekuasaan, dan sikap irihati oleh para pemberita injil.
(4) Pemikiran seseorang harus berasal dari hati nurani yang murni (Kisah 23:1). Paulus merupakan bukti tentang pelbagai hal luar biasa yang Allah bisa kerjakan melalui orang-orang yang mau datang kepada Dia dengan hati nurani yang murni.
(5) Pemikiran seseorang harus dicirikan oleh iman yang tulus ikhlas (2Timotius 1:5; Yakobus 2:17). Meskipun iman merupakan sumber, atau dasar, di atas mana ciri itu dibangun, namun iman itu juga merupakan keyakinan pribadi yang dibangun dari sumber tersebut. Di sini tidak ada kepura-puraan atau penipuan untuk memperlihatkan penampilan munafik yang bisa menipu beberapa orang dan mengecewakan yang lainnya. Ketika iman itu timbul oleh karena mendengar perjanjian Kristus (bukan dongeng), betapa indahnya memandang iman seperti itu (Roma 10:15-17)!
FIRMAN ALLAH DISALAHGUNAKAN (AY. 6, 7)
Guru-guru yang jahat, penipu, kadang-kadang menyalahgunakan dan menyalahterapkan Firman Allah.
Jiwa-jiwa ini "tidak sampai pada tujuan."10Orang bahkan bisa saja mempelajari isi Kitab Suci dan masih tidak sampai kepada Juruselamat (lihat Yohanes 5:39, 40).
Manusia dalam Kristus masih perlu menguji dirinya sendiri apakah ia tegak atau tidak tegak "di dalam iman" (2Korintus 13:5). Menurut konteks ini, penyimpangan itu terjadi ketika umat Allah meninggalkan kasih dari hati yang murni, meninggalkan hati nurani yang murni, dan mulai memalsukan iman mereka (1:5, 6).
Kesulitan pasti timbul bilamana orang Kristen berpaling ke "dalam omongan yang sia-sia."11Jenis orang dalam Titus 1:10 digambarkan oleh Robinson sebagai "pembual"12dan oleh Thayer digambarkan sebagai "tukang omong yang tak berguna, orang yang membicarakan hal-hal yang kosong dan tak masuk akal."13Sudah tidak terhitung jumlah kehilangan waktu dan kekacauan yang terjadi akibat dari pembicaraan yang bodoh atas pelbagai masalah yang hanya samar-samar terkait dengan Kitab Suci. Sudah tentu, setan pasti merasa senang ketika saudara-saudara menyerahkan "langkah terbaik" mereka untuk dia!
Kesulitan ganda timbul ketika para pembual itu tidak mengerti Firman Allah namun masih "secara mutlak mereka kemukakan" 14tentang apa yang mereka tidak pahami. Terlalu sering saudara-saudara dalam kategori ini menjadi yang paling bergairah sejak masuk ke dalam Kristus, dengan menekankan beberapa "persoalan," "kesukaan," atau "cita-cita yang baru ditemukan" atas biaya kematian-iman anggota lainnya. Mereka bisa membiakkan perselisihan yang memecah-belah tubuh Tuhan.
Di dalam pengajaran palsu terkandung dua persoalan yang berbahaya dan merusak. Pertama, orang yang diperdaya mampu bergerak dengan semangat yang sangat luar biasa. Paulus sendiri merupakan contoh dari kebenaran ini. Kedua, beberapa orang akan mempercayai pelbagai penegasan palsu yang dibuat secara meyakinkan (Roma 16:17, 18). Petrus berkata bahwa jika siapa saja diseret oleh pengajaran yang hampa dan congkak setelah "oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, … maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula" (2Petrus 2:18-20; lihat Wahyu 2:4, 5; 3:14-18).
Setelah berabad-abad selalu saja ada murid-murid yang dikacaukan dan jemaat-jemaat yang dibingungkan, kita perlu berhenti sejenak dan bertanya, "Apakah yang membuat saudara-saudara tersebut berpaling kepada pengajaran yang tidak alkitabiah?" William Barclay mengamati ada lima karakteristik orang yang membuat kekacauan. 15
Pertama, guru palsu didorong oleh keinginan untuk sesuatu yang baru (beberapa hal baru seperti halnya perubahan dari "cara-cara tradisi lama kita"). Kita boleh saja memutus hubungan dengan beberapa tradisi, namun penting untuk diketahui bahwa di dalam prosesnya itu orang yang mendorong perubahan jangan sampai meninggalkan kebenaran. (Lihat Kisah 17:21.) Kita harus jangan sampai "membakar rumah untuk mengusir tikus." Kedua, guru palsu mengutamakan pikiran dalam spekulasi, bukan Kitab Suci (lihat Matius 7:8-13; Roma 1:21-25).
Ketiga, guru palsu bertindak dengan perkataan ketimbang perbuatan (atau pelayanan; Matius 23:1-4; 1Timotius 6:4, 5).
Keempat, guru palsu digerakkan oleh kesombongan ketimbang oleh kerendahan hati (lihat 1Timotius 1:7; 2Tesalonika 2:2-4, 9-11; Matius 16:21-23 dengan 1Petrus 5:5-7).
Kelima, guru palsu bersalah atas dogmatisme tanpa pengetahuan (1Timotius 1:7; Roma 10:1-3; 2Petrus 2:17-19; 3Yohanes 9, 10).
Meskipun tidak seorang pun yang akan mengikuti semua lima tindakan di atas, namun sudah banyak saudara yang menderita oleh sebab beberapa anggota tersangkut dalam satu atau lebih tindakan di atas, yang mengejarnya dengan kesetiaan setan.
Untuk menjaga jiwa kita, maka kita masing-masing harus dengan jujur menanyakan diri kita sendiri, apakah kita mudah jatuh ke dalam tindakan apa saja dari lima tindakan tersebut. Marilah kita "Ujilah segala sesuatu" (1Tesalonika 5:21) dan "memegang teguh firman itu" yang dengannya kita diselamatkan (1Korintus 15:2).

TFTWMS: 1Tim 1:3-7 - Menghadapi Guru-guru Palsu Menghadapi Guru-Guru Palsu (1 Timotius 1:3-7)
3 Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engk...
Menghadapi Guru-Guru Palsu (1 Timotius 1:3-7)
3 Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain 4 ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman. 5 Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. 6 Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. 7 Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan.
Masalah utama gereja di Efesus adalah ajaran palsu, "ajaran yang tidak sehat." Bagaimanakah Paulus memberitahu Timotius untuk menghadapi masalah ini? Petunjuk awal Paulus memberikan pijakan untuk semua arahannya mengenai masalah ini.
Ayat 3. Kita dapat meringkas perintah awal Paulus tentang ajaran palsu seperti ini: "Waspadalah terhadapnya; dan, ketika kamu mendeteksinya, tanganilah! Jangan anggap itu akan hilang dengan sendirinya."
Paulus memberitahu Timotius, Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal13di Efesus. Akar dari istilah yang diterjemahkan "mendesak" (parakale÷w, parakaleō) berarti "mendesak dengan kuat."14Timotius mungkin akan lebih suka berpergian dengan temannya. Mungkin ia tidak suka menghadapi permasalahan di Efesus. Apa pun alasannya, Paulus merasa perlu memberi dorongan yang kuat kepada Timotius untuk tinggal di Efesus.
Bagaimanakah ceritanya Paulus dan Timotius dapat berkumpul bersama di Efesus? Meski jawaban atas pertanyaan ini tidak pasti, namun pemeriksaan atas informasi yang melatarbelanginya adalah berguna. Saat Paulus dipenjarakan di Roma, ia menyurati orang-orang Kristen di Filipi bahwa ia mengutus Timotius supaya ia tahu tentang keadaan mereka (Flp. 2:19). Filipi terletak di Makedonia. Sekitar pada waktu yang sama, ia memberitahu seorang saudara di Kolose15bahwa ia bermaksud untuk mengunjungi dia segera (Filem. 22). Kolose tidak berada jauh dari Efesus. Rekonstruksi yang masuk akal adalah bahwa Paulus mengutus Timotius dari Roma ke Filipi (seperti yang ia rencanakan) dengan instruksi untuk memberitahu dia kabar terbaru tentang jemaat itu sesegera mungkin. Lalu, ketika Paulus dibebaskan dari penjara, ia pergi ke Kolose (seperti yang ia rencanakan). Setelah berkunjung ke sana, ia pergi ke Efesus yang tidak jauh dari sana, di mana ia sebelumnya pernah menginjil. Di sanalah Timotius bergabung dengan dia. Setelah mendengar laporan Timotius tentang gereja di Filipi, Paulus merasa perlu untuk pergi ke Makedonia untuk menolong mereka (lihat Filipi 2:19, 23, 24). Karena masih banyak hal yang harus dilakukan di Efesus, Paulus lalu meninggalkan Timotius di Efesus untuk menyelesaikan apa yang ia telah mulai.
Bagaimanapun urutan persisnya peristiwa-peristiwa itu, tantangan Timotius ada di kota metropolis Efesus. Itu adalah ibu kota provinsi Romawi di Asia, "salah satu ibukota paling penting dari dunia kuno."16Efesus ini bukan hanya menjadi pusat perdagangan di bagian dunia itu, tetapi kota itu juga terkenal sebagai kediaman kuil Artemis (Diana), salah satu dari"Tujuh Keajaiban Dunia."
Timotius menghadapi tantangan di tempat itu; kota itu dipenuhi dengan kegelapan rohani dan takhayul. Dengan menggunakan bahasa perumpamaan Yesus tentang penabur (Luk. 8:4-15), penduduk Atena dapat digolongkan sebagai tanah di pinggir jalan, Korintus sebagai tanah berbatu, dan Efesus sebagai tanah bersemak duri. Pertumbuhan yang berduri dan gulma beracun dari semua jenis ajaran dan praktik palsu berkembang di Efesus—semuanya dari filsafat Yunani hingga okultisme pagan.17
Banyak nas di dalam Perjanjian Baru menyinggung Efesus dan jemaat di sana. Kecuali Korintus, lebih banyak ruang dikhususkan untuk gereja di kota itu daripada kota lainnya.18Nas ini berlimpah dengan acuan kepada medan pertempuran rohani yang adalah Efesus.
Paulus secara singkat mengunjungi kota ini pada akhir misi keduanya (Kisah 18:18-21). Pada perjalanan ketiganya, ia kembali ke Efesus, bekerja di kota itu selama hampir tiga tahun (Kisah 19:8, 10, 22; 20:31). Ketika kita membaca tentang pelayanan Paulus di sana, kemenonjolan praktik okultisme terlihat jelas sekali (Kisah 19:18, 19). Yang juga jelas terlihat adalah sikap kebencian yang sengit dari orang-orang Yahudi (Kisah 19:8, 9) dan permusuhan yang mematikan dari para penyembah Artemis (Kisah 19: 23-41).
Belakangan, ketika Paulus dalam perjalanan ke Yerusalem, ia berhenti di Miletus dan bicara kepada para penatua dari gereja di Efesus (Kisah 20:17-38). Ia memperingatkan mereka tentang guru-guru palsu yang akan muncul, yang "tidak akan menyayangkan kawanan itu" (Kisah 20:28-31). Masih belakangan, ketika Paulus dipenjarakan di Roma, ia menulis sepucuk surat kepada gereja di Efesus. Di dalamnya, ia menggambarkan pertempuran rohani yang berkecamuk di alam semesta: "Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efe. 6:12). Ia menghimbau saudara-saudara itu untuk "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah," sehingga mereka akan "dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis" (Efesus 6:11).
Seperti telah dicatat, ketika Paulus dibebaskan dari pemenjaraannya yang pertama di Roma, ia ternyata mengunjungi kembali gereja di Efesus dan meninggalkan Timotius di sana. Dalam surat pertama rasul itu kepada Timotius, bahasa konflik sekali lagi terlihat jelas (1:18; 6:12). Timotius mungkin masih berada di Efesus ketika Paulus menulis suratnya yang kedua kepada dia. Dalam surat itu, Paulus memasukkan peringatan yang keras tentang kemurtadan yang sedang mendekat (2 Tim. 3:1-9; 4:3, 4).
Paulus memberitahu Timotius untuk tetap di Efesus agar ia dapat menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain. Kata yang diterjemahkan "menasihatkan" (paragge÷llw, parangellō) tidak hanya berarti "mengajar." Sebaliknya, kata itu mengandung gagasan "memberi pesan, perintah."19Alkitab KJV menggunakan "arahan"; Alkitab NIV menggunakan "perintah." Bentuk kata benda dari kata itu "secara ketat digunakan tentang perintah yang diterima dari atasan dan diteruskan kepada orang lain."20Tugas Timotius tidak hanya memberikan saran. Sebagai wakil rasul, ia harus bicara dengan otoritas.
Ungkapan "orang-orang tertentu" menunjukkan bahwa seluruh jemaat itu belum terbawa ke dalam kesalahan itu. Paulus memberitahu Timotius untuk memerintahkan beberapa orang "jangan mengajarkan ajaran lain." "Ajaran lain" diterjemahkan dari kata majemuk Yunani (didaskali÷a, didaskalia) yang menggabungkan "lain" atau "berbeda" (e¢teroß, heteros) dengan "doktrin" atau "ajaran" (didaskali÷a, didaskalia). "Ajaran lain" yang sedang diajarkan di Efesus itu berbeda dengan ajaran Paulus yang terilham.
Ayat 4. Timotius harus memerintahkan guru-guru ini untuk tidak sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya. Istilah ini kemungkinan mengacu kepada dongeng-dongeng rabi berdasarkan silsilah Perjanjian Lama. Sumber lain dari dongeng-dongeng Yahudi adalah penyimbolikan kisah-kisah Perjanjian Lama. Orang-orang Yahudi di Alexandria, Mesir, menggunakan penyimbolikan untuk mengakomodasikan Kitab Suci Perjanjian Lama terhadap filsafat Yunani.21Bagi mereka, penyimbolikan adalah alat untuk menghilangkan atau menafsir ulang apa yang mereka anggap anthropomorfisme22yang memalukan dan perilaku cabul.23Para pemberi simbol percaya bahwa metode ini mengungkapkan "makna rohani yang lebih dalam dan lebih luhur." Seperti disebutkan sebelumnya, ini merupakan penerapan secara eisegesis bukan exegesis.
Apa pun sifat sebenarnya dari "dongeng-dongeng" yang ada di dalam pikiran Paulus, guru-guru palsu itu terobsesi dengan mereka. Timotius harus mengarahkan orang-orang Kristen agar tidak "sibuk dengan" hal-hal itu. Terjemahan alternatif untuk "sibuk dengan" adalah "mengasyikan diri dengan" (NRSV). Guru-guru palsu itu telah mengasyikan diri mereka dengan "dongeng-dongeng isapan jempol" (1 Timotius 2 Pet. 1:16; KJV) dan "silsilah yang tak ada habisnya." Obsesi ini perlu dihentikan karena dongeng-dongeng khayalan itu menimbulkan spekulasi belaka,24ketimbang memajukan administrasi Allah (NASB).
Kata Yunani yang diterjemahkan "administrasi" (oijkonomi÷a, oikonomia) sulit untuk diterjemahkan. Dengan menggabungkan gagasan "rumah" (oi™koß, oikos) dan "mengatur" (ne÷mw, nemō), itu menunjukkan pekerjaan seorang manajer rumah tangga, pelayan (Luk. 16:2-4).25Berkenaan dengan rumah Allah, gereja (1 Tim. 3:15), istilah itu mencakup pengaturan ilahi, yang kekal bagi keselamatan manusia (Efe. 3:9; Kol. 1:25).26Alih-alih memajukan rencana dan tujuan Allah bagi penebusan umat manusia, ajaran tentang dongeng-dongeng itu malah mengurangi pesan keselamatan.
Ungkapan penutup ayat 4—dengan iman—bukan sekedar ungkapan tambahan. Guru-guru palsu percaya bahwa tujuan Allah dicapai dengan mencapai apa yang mereka sebut "pengetahuan." Paulus sedang menandai garis pertempuran saat ia menyatakan rencana Allah harus dikembangkan "dengan iman." Paulus memerintahkan Timotius untuk jangan mengabaikan ajaran palsu. Sebaliknya, ia harus menghadapi guru-guru palsu itu dan menuntut mereka untuk berhenti mengajarkan ajaran-ajaran palsu mereka. Mereka perlu "dibungkam" (Tit 1:11). Jika mereka tidak mau mendengarkan perwakilan rasul yang telah ditunjuk, mereka harus ditegur di muka umum (1 Tim. 5:2027). Jika itu tidak berpengaruh, mereka harus didisiplinkan oleh gereja dengan mengucilkan mereka (1 Tim. 1:20; Tit. 3:10).
Ayat 5. Kata-kata Paulus berikutnya kepada Timotius dimulai, Tujuan nasihat itu ialah.… Kata yang diterjemahkan "nasihat" (paraggeli÷a, parangelia) adalah bentuk kata benda dari kata kerja yang diterjemahkan "menasihatkan" dalam ayat 3. Alkitab KJV menggunakan "perintah," sementara Alkitab NIV juga menulis "perintah." Itu mungkin terkait dengan instruksi yang Timotius harus sampaikan kepada guru-guru palsu itu.28
Kata Yunani untuk "tujuan" (te÷loß, telos) pada dasarnya berarti "akhir" (lihat ASV). Dalam nas ini, itu mengacu kepada akhir "yang ke arahnya sebuah gerakan sedang diarahkan …, tujuan, hasil."29Itu dapat juga diterjemahkan sebagai "sasaran" (NRSV). Apakah tujuan atau sasaran itu? Setelah kata-kata pembukaan dari Paulus, kita mungkin mengharapkan dia untuk mengatakan, "Tujuan instruksi kita adalah untuk memberangus guru-guru palsu" atau "Tujuan instruksi kita adalah untuk melindungi gereja." Mungkin kita terkejut bahwa Paulus mengatakan tujuan instruksi mereka itu adalah kasih. Guru-guru palsu memang perlu dibungkam, dan gereja perlu dilindungi; tapi tujuan utama Paulus adalah menghasilkan dan mempromosikan kasih.
Kata khas Perjanjian Baru untuk "kasih," ajga÷ph (agapē), adalah kata yang digunakan di sini (lihat 1:14; 2:15; 4:12; 6:11).30Agapē bukan perasaan semata. Sebaliknya, ini adalah gambaran yang kuat tentang sifat Allah (1Yoh. 4:8) dan penyediaan yang tidak egois untuk orang lain (1Yoh. 3:17), bahkan para musuh (Mat. 5:44). Ronald A. Ward menulis, "Kasih dalam pengertian Kristen secara teologis dimotivasi (1 Yoh. 4:10f, 19), secara praktik diperlihatkan (Luk. 10:25-37; 1 Kor. 13:4-7) dan secara emosi dirasakan (1 Kor. 13:3)."31
Ketika Paulus berkata, "Tujuan dari instruksi kita adalah kasih," ini berbeda dengan filosofi guru-guru palsu itu. Instruksi mereka menghasilkan "spekulasi" (1:4) dan "omongan yang sia-sia" (1:6), dan hal itu mempromosikan "intelektualisme tanpa kasih."32Instruksi Paulus menimbulkan kasih sejati, membawa orang lebih dekat kepada Allah dan kepada satu sama lain..
Kata-kata Paulus itu berisi tantangan bagi Timotius. Ketika pengkhotbah muda itu menghadapi guru-guru yang mengajarkan kesalahan, tujuannya adalah bukan untuk mempermalukan mereka atau memenangkan perdebatan. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk menghasilkan kasih.
Hal apa sajakah yang terlibat dalam memiliki agapē sebagai tujuan? Beginilah cara Paulus memperluas tantangan dalam ayat 5: kasih Kristen harus timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Dalam nas ini, "hati" (kardi÷a, kardia) adalah "pusat dan sumber seluruh kehidupan batin," termasuk intelek, emosi, dan kehendak.33Inti utama kepribadian seseorang harus "murni" (kaqaro÷ß, katharos) atau "bersih" (NEB). Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Mat. 5:8). Tanpa kemurnian hati, kehidupan yang saleh dan karakter mulia adalah mustahil (lihat Mrk. 7:21, 22).
"Hati nurani" (sunei÷dhsiß, suneidēsis) adalah pengetahuan di dalam diri sendiri. Kata majemuk ini menggabungkan su÷n (sun, "dengan") dan oi™da (oida, "tahu"). Itu adalah "kemampuan batin untuk membedakan yang benar dan yang salah."34Istilah ini sering digunakan dalam surat-surat Paulus kepada Timotius dan Titus (1:5, 19; 3:9; 4:2; 2 Tim. 1:3; Tit. 1:15). Kata sifat "baik [murni; TB]" (ajgaqo÷ß, agathos) menggambarkan apa yang "'baik' dalam karakter" dan "bermanfaat dalam efeknya."35Hati nurani yang baik adalah yang berfungsi sebagaimana yang Tuhan inginkan36dan yang bebas dari rasa bersalah. Itu timbul dari upaya tulus seseorang untuk melakukan hal yang benar, plus berpaling kepada Tuhan dalam penyesalan dan doa ketika bersalah karena dosa.
Yang ketiga dari trio sifat yang tak terpisahkan dari Paulus adalah "iman yang tulus ikhlas." Mengenai respons manusia kepada Tuhan, tidak ada yang lebih penting bagi Paulus selain iman (pi÷stiß, pistis). Kata ini ditemukan lebih dari tiga puluh kali dalam tiga surat yang pendek itu. Kata itu digunakan dengan beragam nuansa makna, tetapi intinya adalah "kepercayaan" dan "keyakinan"37kepada Allah dan penyediaan-Nya— tidak percaya dan yakin kepada diri sendiri, tapi kepada Tuhan dan kepada pengorbanan Yesus.
Jenis iman yang dibutuhkan adalah iman yang "tulus ikhlas." Kata yang diterjemahkan "tulus ikhlas" (ajnupo÷kritoß, anupokritos) menempelkan kata negatif (an, an) kepada gagasan menjadi "munafik" (uJpokrith÷ß, hupokritēs). Dalam dunia berbahasa Yunani, hupokritēs adalah sebutan bagi seorang aktor karena aktor berpura-pura menjadi seseorang yang bukan dirinya. Anupokritos berarti "tanpa sandiwara," "tanpa pura-pura, murni, ikhlas"38(lihat 2 Tim. 1:5). Guru-guru palsu berpura-pura memiliki iman kepada Allah dan Yesus, namun Paulus mengatakan bahwa mereka hanya sedang bersandiwara.
Kasih yang kita harus miliki adalah "dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas." "Dari" adalah terjemahan dari preposisi Yunani ejk (ek), yang berarti "dari." Orang tidak dapat menyendok minuman air yang berkilau, menyegarkan dari aliran air yang tercemar. Agar air itu terasa nikmat dan menyehatkan, sungai itu harus tidak tercemar. Agar kasih kita menjadi seperti yang Allah inginkan, kasih itu harus keluar dari hati yang murni, diarahkan oleh hati nurani yang baik, dan diberi makan oleh iman yang tulus ikhlas. Masing-masing dari sifat rohani ini menambahkan kasih kita.
Ayat 6. Paulus memulai alur pemikiran yang mungkin dapat diringkas sebagai "Tetap terinformasi!" Seorang guru perlu mengetahui apa yang ia sedang coba untuk ajarkan. Sampai kita memahami pesan kita, kita harus tetap diam.
Paulus mengatakan hal ini tentang guru-guru palsu di Efesus: Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu [hal-hal ini; NASB] dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia. "Hal-hal ini" mengacu kepada ajaran kitab suci yang menghasilkan "hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas" (1:5). Orang-orang yang sedang dibahas ini "tersesat" dari jenis ajaran sehat ini. "Tidak sampai" adalah dari istilah yang unik bagi surat-surat Paulus kepada Timotius: ajstoce÷w (astocheō); dengan menggunakan gagasan tentang "tanda" (sto÷coß, stochos), dinegatifkan oleh a (a),39secara harfiah itu berarti "meleset."40Karena guru-guru ini tidak sedang membidik ke target Paulus, maka mereka tidak pernah mengenai target itu! Mereka telah menyimpang kepada "omongan yang sia-sia" (mataiologi÷a, mataiologia). Kata ini terdiri dari "kosong" (ma÷taioß, mataios) dan "bicara" (lo÷goß, logos).41Berpaling kepada "omong kosong" menimbulkan pertikaian dan kontroversi ketimbang "buah Roh" (Gal. 5:22, 23).
Ayat 7. Dakwaan Paulus berlanjut dengan kata-kata ini: hendak menjadi pengajar hukum Taurat. "Pengajar hukum Taurat" adalah dari kata Yunani (nomodida÷skaloi, nomodidaskaloi) yang menggabungkan "hukum" (no÷moß, nomos) dengan "guru" (dida÷skaloi, didaskaloi). Yang Paulus maksudkan adalah hukum Musa (lihat komentar tentang 1:8). Dari ayat-ayat ini (terutama silsilah), guru-guru palsu itu telah menyusun dongeng-dongeng aneh mereka.
Orang-orang ini ambisius tapi tidak memenuhi syarat. Paulus berkata, tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan. Mungkin mereka itu berpakaian bagus, percaya kepada diri sendiri, dan bicara dengan nada orang berpendidikan ketika mereka menyampaikan kisah-kisah mereka yang sangat mengada-ada dan filsafat-filsafat yang berbelit-belit. Mereka mungkin saja adalah orator yang mengesankan, tapi yang mereka ajarkan adalah "omongan yang kosong" (6:20).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Ti...
Penulis : Paulus
Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang
Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Tujuan
Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
- (1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
- (2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
- (3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai
Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
- (2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
- (3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
- (4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Full Life: 1 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(1Tim 1:1-20)
I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5)
A. Pentingnya Doa
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(1Tim 1:1-20) - I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja
(1Tim 2:1-4:5) - A. Pentingnya Doa
(1Tim 2:1-8) - B. Perilaku Wanita yang Sopan
(1Tim 2:9-15) - C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat
(1Tim 3:1-7) - 1. Pribadi
- a. Tak Bercacat
(1Tim 3:2) - b. Dapat Menahan Diri
(1Tim 3:2) - c. Bijaksana
(1Tim 3:2) - d. Sopan
(1Tim 3:2) - e. Suka Memberi Tumpangan
(1Tim 3:2) - f. Cakap Mengajar
(1Tim 3:2) - g. Bukan Peminum
(1Tim 3:3) - h. Bukan Pemarah
(1Tim 3:3) - i. Peramah
(1Tim 3:3) - j. Pendamai
(1Tim 3:3) - k. Bukan Hamba Uang
(1Tim 3:3) - m. Mempunyai Nama Baik
(1Tim 3:7) - l. Jangan Orang Baru Bertobat
(1Tim 3:6) - 2. Keluarga
- a. Suami dari Satu Istri
(1Tim 3:2) - b. Kepala Keluarga yang Baik
(1Tim 3:4-5) - c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya
(1Tim 3:4) - D. Syarat-syarat bagi Diaken
(1Tim 3:8-12) - 1. Pribadi
- a. Orang Terhormat
(1Tim 3:8) - b. Jangan Bercabang Lidah
(1Tim 3:8) - c. Jangan Penggemar Anggur
(1Tim 3:8) - d. Jangan Serakah
(1Tim 3:8) - e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani
yang Suci
(1Tim 3:9) - f. Diuji dan Tak Bercacat
(1Tim 3:10) - 2. Keluarga
- E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin
(1Tim 3:13-4:5) - II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius
(1Tim 4:6-6:19) - A. Kehidupan Pribadinya
(1Tim 4:6-16) - B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja
(1Tim 5:1-6:19) - 1. Orang yang Tua dan Orang Muda
(1Tim 5:1) - 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda
(1Tim 5:2) - 3. Janda-Janda
(1Tim 5:3-16) - 4. Penatua dan Calon Penatua
(1Tim 5:17-25) - 5. Budak-Budak
(1Tim 6:1-2) - 6. Guru-Guru Palsu
(1Tim 6:3-10)
Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri
(1Tim 6:11-16) - 7. Orang-Orang Kaya
(1Tim 6:17-19) - Penutup
(1Tim 6:20-21)
Matthew Henry: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada...
- Sejauh ini surat-surat kerasulan Paulus selalu ditujukan kepada jemaat-jemaat, tetapi sekarang menyusul beberapa surat yang diperuntukkan kepada orang-orang tertentu. Dua pucuk surat kepada Timotius, satu untuk Titus, dan satu lagi untuk Filemon, dan ketiganya adalah pelayan-pelayan Tuhan. Timotius dan Titus adalah pemberita Injil, suatu jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jabatan rasul, sebagaimana tertulis di dalam surat Efesus 4:11, baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala. Tugas dan pekerjaan mereka banyak samanya dengan para rasul, yaitu untuk menanam bakal-bakal jemaat, dan mengairi jemaat-jemaat yang sudah ditanam itu, dan sesuai dengan tugas-tugas itu, mereka selalu melakukan perjalanan keliling, seperti yang dilakukan oleh Timotius. Timotius pertama kali dipertobatkan oleh Rasul Paulus, dan itulah sebabnya ia menyapa Timotius sebagai anaknya yang sah di dalam iman. Kita membaca mengenai pertobatannya di dalam Kisah Para Rasul 16:3. Tujuan dari kedua surat kepada Timotius adalah untuk mengarahkan dia bagaimana melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemberita Injil di Efesus, tempat ia berada pada saat itu. Paulus menyuruh dia ke sana supaya tinggal di situ untuk beberapa waktu guna menyempurnakan pekerjaan baik yang telah dimulai Paulus di sana. Adapun tugas penggembalaan jemaat sehari-hari, telah dipercayakan Paulus dengan sangat khidmat kepada para penilik jemaat, seperti tampak dalam Kisah Para Rasul 20:28, di mana ia memerintahkan para penilik, jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Galilah: 1 Timotius (Garis Besar)
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani...
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang mau menangani Firman Tuhan dengan sebaik-baiknya. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Sangat disarankan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.571 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense berkaitan dengan waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi.
Contoh: “Kemarin dia belajar.”
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Misalnya “Kemarin, sementara dia sedang belajar…”
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga berkaitan dengan apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Misalnya “Dia sudah belajar (memiliki kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)”
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Misalnya “Dia sedang belajar.”
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Misalnya “Dia akan/mau belajar.”
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Misalnya “Saya mengasihi Yesus.”
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Misalnya Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku.
Contohnya:Saya yang selalu cuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Misalnya “Saya akan makan.”
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Misalnya “Makan!”
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Misalnya “Saya memasak supaya kamu bisa makan.”
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Misalnya “Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.”
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Misalnya “Makan, itu baik.”
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti tertentu (perjamuan kudus) sedangkan di ayat 46, tanpa artikel, berbicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Contoh: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Contoh: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Contoh: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Contoh: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif (Berkaitan dengan harapan)
Contoh: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat.
Aorist Aktif Indikatif
Contoh: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Contoh: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Contoh: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Contoh: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Contoh: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Contoh: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Contoh: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
2 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
3 Van Neste, Hal. 2321.
4 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
5 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
6 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52. Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
7 J. B. Polhill, Acts, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2125.
8 Menurut naskah-naskah Kisah Para Rasul yang terlestari di wilayah Barat dari dunia kuno itu, Paulus mengajar dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, yaitu jam tidur siang di Efesus. Walaupun tidak ada bukti lain dari sejarah bahwa hal ini terjadi, ada cukup banyak ahli alkitab dari kalangan injili yang percaya bahwa itu benar. Hal ini cukup masuk akal karena tentu si Tiranus menggunakan rumah kuliahnya sendiri pada jam kerja dan kalau Paulus melayani jam istirahat, dia juga ada waktu pagi untuk bekerja. (Kis 20:34)
9 Wayne Grudem, Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994. Hal 91.
10 J. B. Polhill, Acts. Broadman & Holman Publishers. Nashville, 1992. Jilid. 26, hal. 401.
11 Yohanes melayani di sana, sesudah Timotius.
12 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
13 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
14 Knight, Hal. 57.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 61.
17 Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995. Hal. 9.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Jil. 4, Hal. 145.
19 Knight, Hal. 62.
20 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata gnesios.
21 Knight, Hal. 63.
22 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
23 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
24 Knight, Hal. 66.
25 Knight, Hal. 68.
26 Aoris
27 Mounce, Hal. 17.
28 Aoris Aktif Infinitif
29 Kebanyakan versi bahasa Inggris menerjemahkannya begitu, termasuk: ESV, NASV, NIV & NKJV.
30 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paranggello.
31 Knight, Hal. 72.
32 Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. p. 42.
33 Present Aktif Infinitif
34 Terikat pada kata datif.
35 TB di ayat 6 menerjemahkannya menerima dan di ayat 10 dan ayat 11 mengikutinya, artinya seharusnya mendengarkan, dalam arti asyik mendengar. Jadi boleh berarti mereka mengejar dia, tetapi supaya menerima ajarannya. Lihat Friberg, Friberg & Miller, kata prosekho.
36 Present Aktif Infinitif
37 Contoh: Buku Yobel-Yobel (The Book of Jubilees), yang ditulis dalam abad pertama sebelum masehi, dan Sejarah Alktab Filo (The Biblical Antiquities of Philo), yang ditulis 70 Masehi.
38 Stott, Hal. 43.
39 Lihat Stott, Hal. 45, Knight, Hal 74, Lea & Griffin, Hal 67, dll.
40 Arichea & Hatton, Hal. 17.
41 ESV, NASV.
42 Friberg, Friberg & Miller, kata agape.
43 Knight, Hal. 77.
44 Lihat penjelasan lebih mendetil di 4:2.
45 Aoris Aktif Partisip
46 Arichea & Hatton, Hal. 19.
47 Kadang-kadang kata kerja Aoris Pasif menjadi cara halus untuk mengkomunikasikan suara Medium, yaitu bahwa mereka sendiri menyimpang. Lihat Knight, Hal 79.
48 Mounce, Hal. 46.
49 Arichea & Hatton, Hal. 19.
50 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
51 Perfek Aktif Indikatif
52 Knight, Hal. 80.
53 Present Medium Subjunktif
54 Perfek Aktif Partisip
55 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata keimai.
56 Arichea & Hatton, Hal. 23.
57 Ibid, Hal. 23.
58 Ibid, Hal. 23.
59 Mounce, Hal. 37.
60 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anosios.
61 Mounce, Hal. 37.
62 Ibid, Hal. 46.
63 Memukul didukung oleh Mounce, Hal. 46. Membunuh didukung oleh Arichea & Hatton, Hal. 24.
64 Knight, Hal. 85.
65 Ibid, Hal. 85.
66 Arichea & Hatton, Hal. 25.
67 Mounce, Hal. 40.
68 Ibid, Hal. 40.
69 Knight, Hal. 88.
70 Guthrie, Hal. 76.
71 Present Aktif Indikatif
72 Sifat Aoris
73 Aoris Medium Indikatif (Menganggap) dan Aoris Medium Partisip (Mengangkat).
74 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
75 Present Aktif Partisip
76 Ibid, lihat kata blasfemos.
77 Arichea & Hatton, Hal. 30.
78 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hybristes.
79 Arichea & Hatton, Hal. 30.
80 Van Neste, Hal. 2326.
81 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata meta.
82 Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933. 1 Ti 1:15.
83 Lea & Griffin, Hal. 75.
84 Robertson, 1 Ti 1:15.
85 Present Aktif Indikatif
86 “Aku telah ada” (TB) kurang akurat dan sebenarnya mengikuti alkitab Saksi Yehova. Ego Eimi (Akulah Aku) di sana Kristus tentu menyebut diriNya Yahweh. Itu sebabnya para pendengar langsung mau membunuh Dia (Yoh 8:59).
87 UBS dan NA27
88 Lihat Knight, Hal. 105. Lea dan Griffin Hal. 77. Mounce, Hal. 60. Dll.
89 Lea dan Griffin Hal. 77.
90 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata doxa.
91 Ibid, lihat kata amen.
92 Stott, Hal. 56.
93 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paratithemi.
94 Present Medium Indikatif
95 https://en.wikipedia.org/wiki/Chapters_and_verses_of_the_Bible
96 Guthrie, Hal. 81.
97 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apotheo.
98 Aoris Medium Partisip
99 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paideuo.
100 Present Pasif Infinitif
101 Arichea & Hatton, Hal. 45.
102 Ibid, Hal. 45.
103 MacArthur, Hal. 1862.
104 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hyperokhe.
105 Mounce, Hal. 83. Lihat juga MacArthur, Hal. 1862.
106 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata thelo.
107 Ibid, lihat kata erkhomai.
108 Knight, Hal. 120.
109 Lea dan Griffin Hal. 89.
110 Ada yang menganggap bahwa bagian ini bicara mengenai Israel saja, tetapi jelas dari ayat Rom 9:24 bahwa orang percaya non-Yahudi, secara individu, dimaksudkan juga.
111 Mounce, Hal. 87.
112 Arichea & Hatton, Hal. 50.
113 Aorist Aktif Partisip.
114 Knight, Hal. 121-122.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
116 Mounce, Hal. 92.
117 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Lihat penjelasan di 1 Tim 2:7.
118 A. T. Robertson. Lihat penjelasan di 2:7.
119 Arichea & Hatton, Hal. 54.
120 Mounce, Hal. 106.
121 Lock, Hal. 30.
122 Present Aktif Partisip
123 Present Aktif Infinitif
124 Mounce, Hal. 113.
125 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 96.
126 Mounce, Hal. 115.
127 Ibid, Hal. 114.
128 Present Aktif Indikatif.
129 Knight, Hal. 136.
130 Present Medium Partisip.
131 Knight, Hal. 136.
132 Daftaran referensi ini diambil dari Mounce, Hal. 115.
133 Wallace, Hal. 253-254
134 Present Aktif Imperatif
135 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hesykhia.
136 Ceslas Spicq, The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994. Jil 2, Hal. 179
137 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 98.
138 A. T. Robertson. Word Pictures of the New Testament, Broadman Press, Nashville, 1930. Lihat komentar di 2:12.
139 Mounce, Hal. 121.
140 Daftaran ini terdapat di Mounce, Hal. 121. Ada yang jauh lebih janjang di sana berkaitan dengan semua surat Paulus.
141 Present Aktif Indikatif
142 Kata orang di ayat 2 Tim 3:14 bersifat jamak, jadi berkaitan dengan ibunya dan neneknya, bukan Paulus.
143 Ada beberapa tafsiran akhir-akhir ini yang berusaha mengubahkan makna dari ayat ini dengan menegaskan bahwa ada situasi di Efesus, di mana beberapa perempuan mengajar ajaran sesat, sehingga Paulus bicara secara khusus pada mereka. Akan tetapi tidak ada bukti dari sejarah yang mendukung teori mereka, ataupun informasi dari surat ini. Jadi kita terpaksa menerima saja ajaran ini, karena sangat jelas isinya.
144 Ada diskusi yang sangat teliti di Mounce, Hal. 120-130. William Mounce adalah ahli Bahasa Yunani yang mungkin paling terkenal bagi generasi sekarang, dan penelitiannya sangat jelas.
145 Kata plasso dipakai di versi PL Bahasa Yunani, LXX. Lihat Knight, Hal. 143.
146 Thomas R, Schreiner, Romans, ESV Study Bible, CrossWay Bibles, Illinois, 2008. Hal. 2166.
147 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata exapatao.
148 Knight, Hal. 144.
149 Arichea & Hatton, Hal. 62.
150 Ayat ini tidak bermaksud mengajar bahwa orang harus meraih keselamatannya, melainkan bahwa dia hidup sesuai dengan kenyataan bahwa dia sudah diselamatkan. Rasa takutnya bukanlah ketakutan karena mungkin dia ditolak, melainkan bahwa dia takut akan kuasa Allah, yang sedang bekerja di dalam dirinya. Lihat Melick, R. R. Philippians, Colossians, Philemon. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1991. Jil. 32, Hal. 110.
151 Van Neste, Hal. 2328
152 Mounce, Hal. 145.
153 Ibid, Hal. 147.
154 Arichea & Hatton, Hal. 64.
155 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pistos.
156 Present Medium Indikatif
157 Di sana , kata rasul, nabi, pemberita injil dan gembala mempunyai artikel, tetapi pengajar tidak. Itu sebabnya disimpulkan bahwa gembala/pengajar menggambarkan satu jabatan.
158 Informasi ini terdapat di kamus: en.wikipedia.org/wiki/Pandita
159 Mounce, Hal. 33.
160 Present Aktif Indikatif
161 Present Aktif Infinitif
162 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 109.
163 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata sofron.
164 Ibid, lihat kata kosmios.
165 Arichea & Hatton, Hal. 67.
166 Mounce, Hal. 175
167 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paroinos.
168 Arichea & Hatton, Hal. 67-68.
169 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata plektes.
170 Ibid, lihat kata epieikes.
171 Mounce, Hal. 176.
172 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
173 Mounce, Hal. 178.
174 Present Medium Partisip
175 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 112.
176 Knight, Hal. 161.
177 Ibid, Hal. 162.
178 Mounce, Hal. 180.
179 Lihat: Shade, W. Robert III and Nicholls, Bruce. J. Acts, Asia Bible Commentary Series, Asia Theological Association, Singapore. 2007. Hal. 298.
180 Knight, Hal. 163.
181 Present Aktif Infinitif
182 Knight, Hal. 165.
183 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oneidismos.
184 Kita lihat dari ayat 1 Kor 9:23 ke atas bahwa bagian ini berkaitan dengan pelayanannya, sehingga ditolak, yang secara harfiah berarti diskwalifikasi berkaitan dengan upahnya, bukan jiwanya. Lihat juga 1 Kor 3:10-15 yang sangat jelas dalam hal itu.
185 Spicq, Hal. 244.
186 MacArthur, Hal. 1865.
187 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katharos.
188 Present Aktif Imperatif
189 Mounce, Hal. 201.
190 Knight, Hal. 170.
191 Present Aktif Partisip
192 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anegkletos.
193 Van Neste, Hal. 2330
194 Knight, Hal. 172.
195 Aoris Aktif Partisip
196 Present Medium Indikatif
197 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bathmos.
198 Mounce, Hal. 205.
199 Tidak mempunyai artikel.
200 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 119.
201 Mounce, Hal. 206.
202 MacArthur, Hal. 1865.
203 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata bradyno.
204 Mounce, Hal. 219.
205 Knight, Hal. 178.
206 Mounce, Hal. 219.
207 Disebut refleksif, yaitu bicara bagaimana orang mengatur diri (berlaku) dalam suatu konteks.
208 Knight, Hal. 179.
209 Mounce, Hal. 220.
210 Silva, lihat kata ekklesia.
211 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ekklesia.
212 Daftaran ayat ini dipinjam dari Mounce, Hal. 222.
213 Mounce, Hal. 222.
214 LXX adalah terjemahan PL dalam Bahasa Yunani.
215 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hedraioma.
216 Kedua kata tersebut tidak mempunyai artikel, jadi harus ada suatu/sebuah.
217 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eusebeia.
218 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata homologoumenos.
219 Aoris Pasif Indikatif
220 Daftaran ayat dipinjam dari Mounce, Hal. 227.
221 Silva, kata sarks.
222 Biasanya Paulus menggunakannya dalam arti dibuat benar di hadapan Allah.
223 Daftaran ayat dipinjam dari Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
224 Walaupun bukan kutipan langsung, bagian ini mengikut dengan cukup dekat Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 185.
225 Mounce, Hal. 229.
226 Kalau membandingkan dengan versi lain, dari Bahasa Inggris ESV, NASB, NIV, NLT, KJV dan HCSB semua menerjemahkannya seen (dilihat). BIS juga menggunakan dilihat.
227 Lock, Hal. 46.
228 Mempunyai artikel. Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi cukup mirip dengan arti ini/itu.
229 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhetos.
230 Present Aktif Indikatif
231 Mounce, Hal. 234.
232 Tidak ada artikel dalam Bahasa Indonesia, tetapi dalam konteks ini mungkin kataini memadai.
233 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. Buku 1. Hal. 385-386.
234 Pembahasan ini dipinjam dari tafsiran Galilah: Surat Galatia, penjelasan di Gal 5:4.
235 Arichea & Hatton, Hal. 89.
236 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prosekho. Tata bahasa: Partisip terikat pada datif dari roh-roh dan juga datif pada ajaran.
237 Gundry, Hal. 106.
238 Mounce, Hal. 237.
239 Knight, Hal. 189.
240 Penggunaan ini disebut instrumental (memperalat). Lihat J.W. Wenham, Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996. Hal. 45-46.
241 Silva, Hal. 561-563.
242 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 129. Lihat juga Robertson, penjelasan di 1 Tim 4:2.
243 Perfek Pasif Partisip
244 Knight, Hal. 189.
245 Robertson, penjelasan di 4:3.
246 Keragu-raguannya dengan pernikahan di 1 Kor 7 berkaitan dengan “waktu darurat” (7:26) yang mereka hadapi. Masa penganiayaan sangat sulit untuk orang berkeluarga.
247 Perfek Aktif Partisip
248 Present Pasif Partisip
249 Present Medium Partisip
250 Future Medium Indikatif
251 Present Pasif Partisip
252 Mounce, Hal. 249.
253 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakoloutheo.
254 Perfek Aktif Indikatif
255 D. Edmond Hiebert, First Timothy, Moody, Chicago. 1957. Hal. 81
256 Present Medium Imperatif
257 Mounce, Hal. 250.
258 Mounce, Hal. 250.
259 Present Aktif Imperatif.
260 Knight, Hal. 198.
261 Mounce, Hal. 252.
262 Present Aktif Indikatif
263 Present Aktif Partisip
264 Pengecualian satu-satunya terdapat di Kis 23:21 (bersumpah).
265 Mounce, Hal. 254.
266 TB berbunyi hidup yang saleh, tetapi Bahasa asli berbunyi zoe (kehidupan) kai (dan) eusebia (pengabdian), berkaitan dengan hidup kita, baik jasmani, maupun rohani.
267 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
268 Ibid, lihat kata agonizomai.
269 Perfek Aktif Indikatif
270 Mounce, Hal. 256.
271 Present Aktif Imperatif
272 Present Aktif Imperatif
273 Knight, Hal. 205.
274 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katafroneo.
275 Present Medium Imperatif
276 Mounce, Hal. 259.
277 Mounce, Hal. 259.
278 Knight, Hal. 206.
279 Arichea & Hatton, Hal. 104.
280 Present Aktif Imperatif
281 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 138.
282 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anagnosis.
283 Mounce, Hal. 261.
284 BIS lebih akurat di 2 Tim 2:15. “Hendaklah engkau berusaha sungguh-sungguhsupaya diakui oleh Allah sebagai orang yang layak bekerja bagi-Nya. Berusahalah supaya engkau tidak malu mengenai pekerjaanmu, melainkan mengajarkan dengan tepatajaran-ajaran benar dari Allah.”
285 Present Aktif Imperatif
286 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ameleo.
287 Mounce, Hal. 261.
288 Knight, Hal. 210.
289 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epekho.
290 Present Aktif Imperatif
291 Future Aktif Indikatif
292 Mounce, Hal. 265.
293 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 145.
294 Aoris Aktif Subjunktif
295 Robertson, 1 Tim 5:1.
296 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata parakaleo.
297 MacArthur, Hal.1868.
298 Mounce, Hal. 270.
299 Mounce, Hal. 278.
300 Ibid, Hal. 280.
301 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata protos.
302 Present Aktif Imperatif
303 Mounce, Hal. 280.
304 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apodidomi.
305 Present Aktif Infinitif
306 Present Aktif Indikatif
307 Knight, Hal. 218.
308 Perfek Pasif Partisip
309 Perfek Aktif Indikatif
310 Robertson, 1 Tim 5:5.
311 Present Aktif Indikatif
312 Arichea & Hatton, Hal. 45.
313 Mounce, Hal. 282.
314 Ibid, Hal. 282.
315 Knight, Hal. 219.
316 Perfek Aktif Indikatif
317 Ibid, Hal. 219.
318 Ibid, Hal. 219.
319 Present Aktif Imperatif
320 Kata eimi dalam bentuk Present Aktif Subjunktif
321 Mounce, Hal. 284.
322 Present Aktif Subjunktif
323 Mounce, Hal. 286.
324 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pronoeo.
325 Ibid, lihat kata malista.
326 Perfek Medium Indikatif
327 Present Aktif Indikatif
328 Present Aktif Imperatif
329 Mounce, Hal. 286.
330 Knight, Hal. 223.
331 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 150.
332 Aoris Aktif Indikatif
333 Arichea & Hatton, Hal. 118.
334 Present Pasif Partisip
335 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata eparkeo.
336 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epakoloutheo.
337 Ibid, lihat kata paraiteomai.
338 Mounce, Hal. 289.
339 Ibid, Hal. 289.
340 Knight, Hal. 226.
341 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastreniao.
342 Van Neste, Hal. 2332.
343 Knight, Hal. 226.
344 Present Medium Partisip
345 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata flyaros.
346 Ibid, lihat kata periergos.
347 Present Aktif Partisip
348 Mounce, Hal. 294.
349 Ibid, Hal. 295.
350 Present Medium Indikatif
351 Knight, Hal. 229.
352 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata ektrepo.
353 Mounce, Hal. 297.
354 LAI sedunia.
355 Bruce Metzger. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 574.
356 Mounce, Hal. 298.
357 Present Aktif Imperatif
358 Present Pasif Imperatif
359 Di Kis 20:28 kata kerja menggembalakan dipakai sebagai tujuan mengapa seseorang dijadikan penilik.
360 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata prohistemi.
361 Van Neste, Hal. 2333.
362 Perfek Aktif Partisip
363 Knight, Hal. 232.
364 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kalos.
365 Present Pasif Imperatif
366 Mounce, Hal. 309.
367 ESV, NASV, NIV, NLT, HCSB, KJV, lalu TB, BIS, TSI.
368 Mounce, Hal. 310.
369 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logos.
370 Knight, Hal. 233.
371 Ibid, Hal. 233.
372 Present Aktif Indikatif
373 Mounce, Hal. 310.
374 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paradekhomai.
375 Present Medium Imperatif
376 Ibid, lihat kata martys.
377 Mounce, Hal. 313.
378 Present Aktif Imperatif
379 Knight, Hal. 237.
380 Present Aktif Subjunktif
381 Present Medium Indikatif
382 Arichea & Hatton, Hal. 130.
383 Knight, Hal. 237.
384 Frase malaikat-malaikat pilihan hanya ada di sini saja.
385 Robertson, 1 Tim 5:21.
386 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata fylasso.
387 Ibid, lihat kata prokrima.
388 Ibid, lihat kata prosklisis.
389 Present Aktif Imperatif
390 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata koinoneo.
391 Present Aktif Imperatif
392 Present Aktif Imperatif
393 Mounce, Hal. 319.
394 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata khraomai.
395 Present Medium Imperatif
396 MacArthur, Hal. 1870.
397 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal 158.
398 Present Aktif Indikatif
399 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata krisis.
400 Knight, Hal. 241.
401 Ibid, Hal. 240-241.
402 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dunamai.
403 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson, Nashville, 1995. Hal. 33.
404 Kebanyakan informasi mengenai budak ini terdapat di: Judge, E. A. Dalam New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996. Hal. 1113
405 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata zygos.
406 https://en.wikipedia.org/wiki/Gettysburg_Address
407 Present Medium Imperatif
408 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hegeomai.
409 Knight, Hal. 246.
410 Ibid, Hal. 246.
411 Present Pasif Subjunktif
412 Present Aktif Imperatif
413 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mallon.
414 Knight, Hal. 246.
415 Present Aktif Imperatif
416 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata antilambano.
417 Mounce, Hal. 329.
418 Knight, Hal. 247.
419 Mounce, Hal. 337.
420 Arichea & Hatton, Hal. 142.
421 Knight, Hal. 250.
422 Berlagak tahu (TB), tetapi BIS/BMK menerjemahkannya angkuh dan TSI sombong.
423 Knight, Hal. 251.
424 Lock, Hal. 39.
425 Perfek Pasif Indikatif
426 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata epistamai.
427 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noseo.
428 Ibid, lihat kata zetesis.
429 Mounce, Hal. 338.
430 Lock, Hal. 68.
431 Present Medium Indikatif
432 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 166.
433 Mounce, Hal. 339.
434 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata diaparatribe.
435 Ibid, lihat kata diaftheiro.
436 Perfek Pasif Partisip
437 Perfek Pasif Partisip
438 Ibid, lihat kata apostereo.
439 Knight, Hal. 252.
440 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata nomizo.
441 Knight, Hal. 252.
442 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata porismos.
443 Present Aktif Infinitif
444 Mounce, Hal. 340.
445 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata autarkeia.
446 Aoris Aktif Indikatif
447 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tis.
448 Mounce, Hal. 343.
449 Present Aktif Partisip
450 Knight, Hal. 254-255
451 Future Pasif Indikatif
452 Mounce, Hal. 343.
453 Knight, Hal. 255.
454 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata boulomai.
455 MacArthur, Hal. 1871.
456 Present Medium Partisip
457 Arichea & Hatton, Hal. 149.
458 Present Aktif Indikatif
459 Mounce, Hal. 344-45.
460 Mounce, Hal. 345.
461 Knight, Hal. 256.
462 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata blabepos.
463 Ibid, lihat kata bythizo.
464 Mounce, Hal. 345.
465 Knight, Hal. 256.
466 Kata itu dipakai karena artikel digunakan dalam bs Yunani, menandai orang tertentu. Tidak ada artikel dalam bs Indonesia, tetapi kata ini/itu adalah paling dekat. Lihat Knight, Hal. 256.
467 Knight, Hal. 257.
468 Lihat catatan kaki 468 mengenai artikel. Kalau artikel tidak ada, harus ada suatu, sebuah, yaitu tidak bicara secara tentu.
469 Mounce, Hal. 346.
470 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata rhiza.
471 Knight, Hal. 258.
472 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata orego.
473 Aorist Pasif Indikatif
474 Lihat catatan kaki 468 & 469. Artikel agak mirip dengan ini/itu sehingga menunjukkan iman yang tertentu, bukan iman secara umum.
475 Knight, Hal. 258.
476 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata peripeipo.
477 Aoris Aktif Indikatif.
478 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata odyne.
479 Mounce, Hal. 351.
480 Knight, Hal. 260.
481 Ibid, Hal. 260.
482 MacArthur, Hal. 1871.
483 Van Neste, Hal. 2334.
484 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata feugo.
485 Present Aktif Imperatif
486 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dioko.
487 Present Aktif Imperatif
488 Ibid, lihat kata dikaiosyne.
489 Mounce, Hal. 354.
490 Thomas D. Lea and Hayne P. Griffin, Jr. Hal. 172.
491 Knight, Hal. 262.
492 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
493 Arichea & Hatton, Hal. 153.
494 Mounce, Hal. 354.
495 Ibid, Hal. 355.
496 Present Medium Imperatif
497 Arichea & Hatton, Hal. 154. Dalam Friberg, Friberg & Miller, kata epilambanomai, mereka tentukan 1 Tim 6:12 sebagai contoh di mana kata ini seharusnya diterjemahkan mengalami. Lihat Stott juga, Hal. 157.
498 MacArthur, Hal. 1871
499 Aoris Medium Imperatif
500 Mounce, Hal. 356.
501 Aoris Pasif Indikatif
502 Aoris Aktif Indikatif
503 Arichea & Hatton, Hal. 155.
504 Friberg, Friberg & Miller, kata zoogoneo.
505 Stott, Hal. 158.
506 Present Aktif Partisip
507 Mounce, Hal. 357.
508 Knight, Hal. 266.
509 Arichea & Hatton, Hal. 156.
510 Knight, Hal. 266.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
512 Aoris Aktif Infinitif
513 Mounce, Hal. 359.
514 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
515 Mounce, Hal. 360.
516 Friberg, Friberg & Miller, kata deiknymi.
517 Future Aktif Indikatif
518 Mounce, Hal. 361.
519 Arichea & Hatton, Hal. 158.
520 Guthrie, Hal. 131.
521 Friberg, Friberg & Miller, kata kyrios.
522 Knight, Hal. 269.
523 Friberg, Friberg & Miller, kata oikeo.
524 Walaupun berkaitan dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, ayat ini memberi contoh saja, bahwa cahaya kemuliaan Allah membuat manusia, bahkan manusia yang paling kudus, mau pingsan.
525 Aoris Aktif Indikatif
526 Knight, Hal. 270.
527 Present Pasif Indikatif
528 Knight, Hal. 271.
529 Friberg, Friberg & Miller, kata time.
530 Mounce, Hal. 363.
531 Knight, Hal. 271.
532 Mounce, Hal. 366.
533 Present Aktif Imperatif
534 Mounce, Hal. 366.
535 Knight, Hal. 272.
536 Present Aktif Infinitif
537 Perfek Aktif Infinitif
538 Friberg, Friberg & Miller, kata adelotes.
539 Knight, Hal. 272-273.
540 Friberg, Friberg & Miller, kata parekho.
541 Present Aktif Partisip
542 Knight, Hal. 273.
543 Friberg, Friberg & Miller, kata apolausis.
544 Mounce, Hal. 367.
545 Friberg, Friberg & Miller, kata agathoergeo.
546 Present Aktif Infinitif
547 Present Aktif Infinitif
548 Present Aktif Infinitif
549 Friberg, Friberg & Miller, kata eumetadotos.
550 Knight, Hal. 274.
551 Friberg, Friberg & Miller, kata apothesaurizo.
552 Arichea & Hatton, Hal. 162.
553 Knight, Hal. 276.
554 Arichea & Hatton, Hal. 163.
555 Aoris Aktif Imperatif
556 Robertson, di 1 Tim 6:20.
557 Knight, Hal. 276.
558 Friberg, Friberg & Miller, kata paratheke.
559 Mounce, Hal. 371. Knight, Hal. 276.
560 Present Medium Partisip
561 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
562 Ibid, kata antithesis.
563 Friberg, Friberg & Miller, kata pseudonymos.
564 Mounce, Hal. 372.
565 Friberg, Friberg & Miller, kata epanggellomai.
566 Mounce, Hal. 372.
567 Artikel tidak ada dalam bahasa Indonesia, tetapi fungsinya agak seperti ini/itu yang menandai sesuatu tertentu.
568 Arichea & Hatton, Hal. 165.
569 Friberg, Friberg & Miller, kata astokheo.
570 Aoris Aktif Indikatif
571 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Di...
GALILAH
Surat 1 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 1 Timotius
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Bung Kecil
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan.Harap tidak dibacakan di ibadah jemaat, karena bahan ini dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan harfiah yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan harfiah ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab berkaitan dengan peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengertiKonteks Sejarah. Langkah ini meliputi: meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Salah pengertian paling sering terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau berkaitan dengan penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurutKonteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, tetapi Dia juga ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus adaPenerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1...
Pendahuluan 1 Timotius
Surat 1 Timotius adalah surat pertama dari kumpulan surat yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya dari surat-surat lain yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat. Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat ini bersifat sangat praktis, berkaitan dengan pengaturan jemaat dan juga terkesan sangat akrab karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak bimbing rohani dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu membahas tentang topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul Paulus, dan dengan jelas mengerti Injil dan ajaran dasar. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya, pada tahun 1800an. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat lemah dan bersumber dalam falsafah suatu gerakan yang pada waktu itu meragukan keaslian dari banyak kitab. Sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya 1800 tahun kemudian. Bahasa yang digunakan di surat ini adalah bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.1
Oleh karena peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalam 1 Timotius tidak ada di Kisah Para Rasul, yaitu tidak dikatakan bahwa nantinya Paulus datang ke Makedonia lagi, ataupun mengutus Timotius ke Efesus (1 Tim 1:3), ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa surat ini ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.2 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah pemerintahan kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.3 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjarah, dan kali itu, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan menjadi martir (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya4 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Umur Timotius diperkirakan menurut 1 Tim 4:12, di mana dia disebut muda. Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahun berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Diutus ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Diutus ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga membawa Timotius menjadi percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Timotius sering dianggap sebagai seorang penakut, hanya karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat muda, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, yang tentu sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas yang amat sulit ini kepadanya, dan Paulus bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau kita membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya. Dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.5 Timotius bukan seorang penakut!6 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius itu, berkaitan dengan kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami berbagai “benturan” dan “hempasan” dalam pelayanan yang demikian berat dan secara khusus banyak berjuang menghadapi dan menangani pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Seperti kita lihat, Timotius didesak Paulus, supaya tetap di Efesus dan menyuruh pengajar sesat untuk berhenti dari kelakuan mereka (1 Tim 1:3). Memang bukan Paulus yang menanam gereja di Efesus, melainkan Priskila dan Akwila, yang dia antar ke sana.( Kis 18:18-21) Hal ini terjadi di perjalanan misi yang kedua. Waktu Paulus kembali, pada perjalanan misi berikut, dia menetap di Efesus selama tiga tahun.( Kis 20:31) Hal ini terjadi pada tahun 52-55 Masehi.7 Jelas di Kisah Para Rasul sembilan belas bahwa Paulus, konsisten dengan kebiasaannya, mulai pelayanannya di rumah ibadat Yahudi dulu (Kis 19:8), tetapi oleh karena ada penganiayaan di sana, dia ke luar dan berpusat di Rumah Kuliah Tiranus.8 Di situ dia bersedia mengajar setiap hari sampai “semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.”( Kis 19:10) Jadi rupanya sebelum kedatangan Paulus, Priskila dan Akwila masih bergabung di rumah ibadat Yahudi, serta orang-orang percaya lain, tetapi karena Paulus bicara dengan begitu berani, penolakan orang ikut menjadi semakin keras, sehingga orang percaya tidak lagi bebas beribadah di antara teman-teman sebangsa.
Jelas juga bahwa pelayanan Paulus ini sangat luas pengaruhnya, sehingga “semua penduduk Asia mendengar” (Kis 19:10). Jadi walaupun Paulus tetap di Efesus, orang yang dia muridkan memberitakan Injil di seluruh Asia.
Menarik untuk dicermati, Lukas mengatakan bahwa Paulus melayani di Efesus selama dua tahun di pasal sembilan belas (19:10) lalu mengutip perkataan Paulus di pasal dua puluh bahwa masa itu berlangsung tiga tahun (20:31). Dalam hal ini harus disadari bahwa penulis-penulis Alkitab sering menggunakan perhitungan kasar.9 Jadi kalau dua tahun tersebut berkaitan dengan ketika di Rumah Kuliah Tiranus dan bicara mengenai waktu yang sedikit lebih, lalu dihitung tiga bulan di mana Paulus melayani di rumah ibadat Yahudi, lalu menambah “beberapa lama” dari Kis 19:22, perhitungan kasar boleh sampai di tiga tahun.10 Jadi boleh disimpulkan bahwa Paulus menjadi sangat akrab dengan jemaat ini dan pelayanannya di sana membawa perubahan besar, baik dari segi lokasi dan gaya beribadah, maupun dari segi penyebar-luasan Injil di Asia.
Sebelum dipenjarakan dan dibawa ke Roma, Paulus bertemu dengan para penatua dari Efesus dan, antara lain, memperingati bahwa tentu akan ada penyesat-penyesat yang masuk ke dalam gereja mereka, bahkan akan ada yang muncul dari dalam (Kis 20:29-30). Rupanya hal ini yang kemudian terjadi, sehingga Timotius diperlukan di sana.
Memang gereja ini mempunyai posisi yang sangat istimewa dibanding dengan gereja-gereja lain: Mereka dilayani oleh dua rasul, yaitu Paulus dan nanti Yohanes11 dan juga dibantu oleh empat tokoh Perjanjian Baru yang cukup menonjol, yaitu Timotius, Apolos (Kis 18:24-26), Priskila dan Akwila (Kis 18:19). Mereka menerima satu surat dan juga surat Satu Korintus ditulis di sana. Akan tetapi, walaupun mereka menerima begitu banyak pelayanan yang bermutu, mereka ditegur dengan berat di kitab Wahyu, bahkan diancam oleh Kristus karena mereka “meninggalkan kasih…yang semula”. (Wahyu 2:1-7) Hal ini perlu menjadi pelajaran untuk kita. Walaupun menerima pelajaran dan pengajar bermutu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana orang setempat meresponinya.
Jerusalem: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat
penggembalaan, sebab hamp...
SURAT PERTAMA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Tiga surat Paulus -- jang terachir -- biasanja disebut surat-surat penggembalaan, sebab hampir melulu berisi petundjuk-petundjuk bagaimana dua wakilnja harus "menggembalakan", jaitu memimpin umat-umat dan menjusun badan pimpinan bagi tiap-tiap umat. Ketiga surat itu ialah I Tim.; Tit. dan 11 Tim.
Walaupun dialamatkan kepada tokoh-tokoh pribadi, namun tentu dimaksudkan untuk disimpan dan mendjadi pedoman jang lebih umum. Memang pada achir abad pertama dan diawal abad kedua telah tersiar sampai di Roma dan Siria. Ketiga Surat ini merupakan sekelompok tersendiri diantara surat-surat Paulus, mengenai isi dan bahasanja. Sebab isinja terdiri dari ketentuan-ketentuan mengenai tata- tertib dari pemimpinan umat-umat, jaitu bersifat hukum Geredja, maka dengan sendirinja gaja bahasa tenang dan sederhana. Bahan-bahan baru pula menimbulkan dan membutuhkan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan baru, sehingga sudah sewadjarnja, bahwa dalam surat-surat ini kita bertemu dengan banjak perkataan dan ungkapan, jang tidak pernah digunakan Paulus dalam surat-surat perdjuangan, atu jang ditulis dalam tahanan di Roma. Untuk mengerti baik surat-surat ini perlu kita mengetahui waktu dan keadaan, dalam mana surat-surat ini ditulis. Pasti ditulis sesudah Paulus dibebaskan dari tahanan jang pertama.
Tentang riwajat hidup Paulus sesudah pembebasannja itu hanja sedikit jang kita ketahui, dan itu sebagian berdasarkan dugaan pula.
B.S. Klemens dari Roma menulis kira-kira dalam tahun 95, bahwa Paulus telah menjiarkan Indjil sampai keudjung Barat. Dari itu dapat diduga bahwa sesudah dibebaskan dalam tahun 63, Paulus dahulu pergi ke Spanjol, menurut rentjana jang diutjapkannja dalam Rom. 15:24. Untuk mendapat suatu pandangan atas hidupnja selandjutnja kita punjai hanja satu sumber, ialah ketiga surat tersebut. Dan didalamnja terdapat hanja beberapa pegangan jang pasti, jang harus ditambah dan dihubungkan dengan dugaan pula.
Agak pasti bahwa ia datang ke Asia-Ketjil (Efesus) dalam tahun 64, mengundjungi umat-umat disitu, lalu umat-umat di Masedonia dan Achaja sampai ke Korintus. Waktu itu atau barangkali sudah lebib dahulu ia pergi kepulau Kreta djuga, dan disana ditinggalkannja Titus untuk melandjutkan pekerdjaannja dipulau itu. Sekembali di Efesus ditinggalkannja Timoteus sebagai wakilnja disitu, dan ia sendiri pergi melalui Korintus dan Masedonia sampai di Nikopolis dalam wilajah Epirus. Pada perdjalanan ini, barangkali di Korintus, ia menulis surat kepada Titus, dan minta supaja. ia datang ke Nikopolis; dan satu surat lain lagi kepada Timoteus ke Efesus, jaitu I Tim. Selama musim dingin Paulus menetap di Nikopolis, jaitu rupanja pergi melalui Masedonia ke Efesus kembali dan mengundjungi sekurang-kurangnja Miletus dan Troas. Diduga bahwa di Efesus ia ditangkap lalu dibawa ke Roma. Dalam tahanan jang kedua di Roma itu, jang djauh lebih berat daripada jang pertama, dan berachir dengan mati martir, ia menulis 11 Tim., dan dalam surat itu ia minta supaja Timoteus datang ke Roma selekas mungkin.
Nilai-nilai ketiga surat penggembalaan ini besar bagi seluruh Geredja. Dalam ligkungan sedjarah Geredja dia merupakan dokumen-dokumen jang resmi tentang perkembangan hidup keagamaan dan susunan hierarki di Geredja purba. Tetapi nilai-nilai jang terutama ialah, bahwa dia mendjadi suatu pedoman jang rapat berdasarkan asas-asas Indjil, serta diilhamkan oleh Roh Kudus, bagi pemimpin Geredja umum, dan bagi masing-masing gembala. djiwa suatu tjermin untuk mengudji sifat-sifat kegembalaan dirinja sendiri dan pekerdjaannja. Dan bagi pembatja pribadi faedahnja tidak sedikit djuga. Ia melihat adjaran-adjaran Indjil dalam hubungan-hubungan baru, dan sebab itu segi-segi baru padanja, jang memberi pengertian dan adjakan-adjakan baru untuk praktek hidup. Lagipula djiwa dan semangat kerasulan Paulus jang tidak mengendur sampai pada achir hidupnia, seperti kelihatan dalam surat-surat ini, dan memuntjak dalam utjapannja dalam Il Tim. 4:6-8, tentu sadja berkesan pada tiap-tiap pembatja sampai memperkuat dan menghidupkan semangat keagamaannja.
Tentang pribadi Timoteus
Pertemuan pertama Paulus dengan Timoteus diberitakan dalam Kis. Ras. 16:2-3. la segera mengikuti Paulus pada perdjalanannja jang kedua. Tentu sebagai muridnja, tetapi pada perdjalanan ini, di Masedonia, ia djuga sudah tampil sebagai pembantu. Pada waktu Paulus terpaksa meninggalkan Masedonia, Timoteus dan Silas tinggal disitu dan kemudian dikirim kembali ke Masedonia, Timoteus chususnja ke Tesalonika (Kis. Ras. 16:40; 17:14; 1 Tes. 3:1). Dari tahun 53 sampai 56 ia tinggal bersama dengan Paulus di Efesus. Dari sana ia diutus ke Masedonia (Kis. Ras.19:22), lalu ia ke Korintus (I Kor. 4:17 dan 16:10 sld.). Kemudian ia bersama dengan Paulus di Masedonia Pula (II Kor. 1:1). Lalu di Korintus kembali (Rom. 16:21). Ia menemani Paulus pada perdjalanan ke Jerusalem dan dalam tahanan Paulus jang pertama di Roma. Dari sana Paulus bermaksud mengutusnja ke Pilipi (Pil. 2:19). Menurut Ibr. 13:23 iapun untuk sementara dipendjarakan di Roma. Barangkali dalam tahanan bersama dengan Paulus. Sesudah pembebasan Paulus di Roma Timoteus mengikutinja ke Timur, dan pada perkundjungan Paulus di Efesus, ia tinggalkan Timoteus sebagai wakilnja disitu.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Sasaran Pengkhotbah (1 Timotius 1:5)
Pertama Timotius 1:5 dapat menjadi dasar khotbah tekstual tentang "Sasaran Pengkhotbah" (1) Sasarannya...
Sasaran Pengkhotbah (1 Timotius 1:5)
Pertama Timotius 1:5 dapat menjadi dasar khotbah tekstual tentang "Sasaran Pengkhotbah" (1) Sasarannya: kasih. (2) Sumbernya: hati yang murni, hati nurani yang baik, dan iman yang tulus.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Lima Ciri-Ciri Pengacau (1 Timotius 1:3-7)
Sebuah jemaat mungkin saja mengalami perbedaan pendapat antara dua orang anggota yang berpikir secara berb...
Lima Ciri-Ciri Pengacau (1 Timotius 1:3-7)
Sebuah jemaat mungkin saja mengalami perbedaan pendapat antara dua orang anggota yang berpikir secara berbeda; tetapi dalam 1:3-7, Paulus menggambarkan lima ciri-ciri dari ajaran bidah yang berbahaya yang menimbulkan masalah bagi gereja tanpa alasan:
Ia didorong oleh keinginan terhadap hal-hal baru.
Ia meninggikan pikiran dengan mengorbankan hati. Ia menangani dengan argumen ketimbang tindakan.
Ia digerakkan oleh arogansi bukan oleh kerendahan hati.
Ia bersalah atas dogmatisme tanpa pengetahuan.155
Kewaspadaan Terhadap Ajaran Palsu (1:3-7)
Dalam 1:3-7, Paulus menginstruksikan Timotius tentang bagaimana menangani ajaran palsu. Arahannya itu dapat diringkas dengan tiga nasihat, yang berlaku bagi kita sekarang ini.
Tetap waspada! (1:3, 4). Sadarilah bahwa kesalahan itu ada, dan jangan ragu-ragu untuk mengeksposnya.
Tetap fokus! (1:5). Jangan pernah lupa bahwa tujuan Anda secara keseluruhan haruslah menghasilkan kasih, bahkan ketika berhadapan dengan kesalahan.
Tetap terinformasi! (1:6, 7). Ketahuilah apa yang Anda ajarkan, dan ajarkanlah apa yang Anda tahu. Berurusan dengan kesalahan tidak pernah mudah. Jika Timotius diintimidasi, kita dapat memahami alasannya. Kita harus berdoa memohon bantuan Allah ketika kita menghadapi kesalahan.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) MENGAJAR FIRMAN ALLAH DENGAN SETIA (1 Timotius 1)
Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya en...
MENGAJAR FIRMAN ALLAH DENGAN SETIA (1 Timotius 1)
Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain, .…" (1Timotius 1:3, 4).
Paulus menyurati Timotius tentang Firman Allah— Sumbernya, kecukupannya, dan kuasanya yang menyelamatkan. Ia ingin Timotius memahami pentingnya ajaran yang sehat (1:3-7) dan mampu mengenali serta menentang penyalahgunaan Firman itu dalam bentuk apa saja (1:7-11). Ia menulis tentang penyediaan Allah untuk menebus orang berdosa (1:12-17) dan menekankan bahwa Allah meminta keputusan dari kita masing-masing (1:18-20).
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) PASAL 1 TERLIBAT DALAM PERTEMPURAN ROHANI
Surat pertama Paulus kepada Timotius dimulai dengan salam hangat kepada "anakku yang sah di dalam im...
PASAL 1 TERLIBAT DALAM PERTEMPURAN ROHANI
Surat pertama Paulus kepada Timotius dimulai dengan salam hangat kepada "anakku yang sah di dalam iman" (1:1, 2). Setelah ini, rasul itu memperingatkan anak didiknya itu terhadap guru-guru palsu yang menyalahgunakan hukum Musa (1:3-7). Ia mengkontraskan penyalahgunaan mereka atas hukum Taurat dengan penilaian yang benar tentang nilai dan tujuan hukum itu untuk orang Kristen (1:8-11). Kemudian Paulus menyoroti kuasa injil Kristus dengan bersaksi tentang perbedaan menakjubkan yang hukum itu telah buat dalam hidupnya sendiri. Yesus telah menunjukkan belas kasihan dengan menyelamatkan dia, meski ia sudah menjadi "penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas" (1:12-17). Di akhir pasal 1, Paulus menugaskan Timotius untuk "memperjuangkan perjuangan yang baik"—yaitu, perjuangan iman (1:18-20). Ia menyemangati dia untuk jangan menyerah.
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) 1 TIMOTIUS: PENGANTAR
William D. Poe menyatakan, "Hal paling penting yang membuat generasi muda beradab adalah generasi tua yang baik."1Da...
1 TIMOTIUS: PENGANTAR
William D. Poe menyatakan, "Hal paling penting yang membuat generasi muda beradab adalah generasi tua yang baik."1Dalam cara yang sama, obat kuat sejati yang terbaik untuk membuat para penginjil muda hidup saleh dan kuat adalah berita terilham dari seorang rasul yang sudah berusia senja! Sewaktu Timotius menerima surat pertama dari Paulus, ia tentunya membaca surat itu berulang-ulang. Penginjil mana saja yang ingin secara baik mengetengahkan Orang yang dalam surat itu digambarkan sebagai "Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan" akan bijaksana bila melakukannya seperti yang Timotius lakukan. Inilah berita sorgawi untuk para penginjil yang masih hidup dalam dunia yang setiap hari harus berurusan dengan orang-orang yang menghadapi kekekalan di sorga atau neraka. Ia tidak akan membiarkan sifat penugasan atau besarnya tujuan membuat ia lalai untuk belajar dan melayani. Setiap penginjil perlu berujar bersama pemazmur, "Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak" (Mazmur 119:72).
TUJUANNYA
Tujuan surat pertama Paulus kepada Timotius adalah untuk membantu penginjil muda itu mempertahankan ajaran yang sehat dengan cara "terdidik dalam soal-soal pokok iman" (4:6; lihat juga Yudas 3). Paulus memerintahkan dia untuk mendesak orang-orang tertentu "agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain, ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya" (1:3b, 4a). Timotius harus menjauhi "takhayul dan dongeng nenek-nenek tua" (4:7) dan menolak siapa saja yang "tidak menurut perkataan sehat" (6:3).
Epistle ini tidak saja berhubungan dengan bicaranya seseorang, tetapi juga jalannya seseorang. Surat ini ditulis untuk membimbing penginjil dalam "bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran" (3:14, 15).
Dalam epistle ini Paulus memasukkan juga peringatan serius tentang orang-orang yang akan jatuh dari iman Kristen. Beberapa bahkan telah "menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka" (1:18-20). Secara khusus, beberapa perempuan telah memungkiri kesetiaan mereka yang semula (5:12). Beberapa orang-oleh karena omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan-telah "menyimpang dari iman" (6:20, 21). Menurut Paulus, di waktu-waktu kemudian akan ada orang yang akan murtad.
Oleh sebab itu, semua penginjil didorong, bersama Timotius, untuk "[memelihara] apa yang telah dipercayakan kepadamu" (6:20), dengan menjadi anak yang "sah di dalam iman" (1:2). Semua itu merupakan isi epistle yang memperkaya, praktis, dan penuh kuasa bagi para penginjil."2
PENERIMANYA
Apakah yang kita ketahui tentang penginjil muda yang disurati oleh Paulus ini? Paulus menggambarkan dia sebagai "anakku yang sah di dalam iman" (1:2) dan "anakku yang kekasih" (2Timotius 1:2). Pelbagai ungkapan Paulus yang penuh kasih dan yang terkait dengan iman ini, memperkenalkan kita kepada salah seorang rekan sekerja Paulus yang paling terkasih. "Timotius adalah orang yang sangat luar biasa "Karakternya merupakan perpaduan antara keramahan dan kesetiaan "Paulus mengasihi Timotius dan memuji sifat-sifat pribadinya yang luar biasa."3
TANGGAL DAN TEMPAT PENULISANNYA
Untuk menjawab pertanyaan tentang kapan dan dimana surat ini ditulis, maka yang paling baik sepertinya dengan memuat kisah sisa hidup dan perjalanan Paulus, dari saat ia menulis surat ini sampai ia wafat. Kehidupan Paulus yang dicatat oleh Lukas dalam kitab Kisah tidak ada yang cocok dengan pelbagai rencana perjalanan yang telah disinggung oleh Paulus di dalam dua suratnya kepada Timotius dan suratnya kepada Titus. Merrill C. Tenney 4memberikan suatu perbandingan yang baik sekali tentang pola perjalanan Paulus dalam kitab Kisah dengan pelbagai kejadian yang disinggung di dalam surat-suratnya kepada Timotius dan Titus. Menurut kitab Kisah, Paulus tidak mungkin meninggalkan Timotius di dekat Efesus ketika ia sedang dalam perjalanan ke Makedonia (1:3; lihat Kisah 20:4-6). Dalam Filemon ayat 24 Demas disebut sebagai teman sekerja, namun oleh 2Timotius 4:10 ia dikatakan telah meninggalkan Paulus. Dalam catatan Lukas di kitab Kisah, Paulus tidak pergi ke Kreta, namun menurut Titus 1:5, Kreta menjadi pola perjalanan Paulus. Tenney mengetengahkan perbandingan tambahan yang menarik. Theodor Zahn melontarkan pertanyaan: "Bagaimana bisa Paulus berkata bahwa ia telah menyelesaikan perjalanannya jika ia terus-menerus tetap berada di Roma" di dalam penjara (seperti dalam Kisah 28), ketika ia masih ingin sekali pergi ke Spanyol (lihat Roma 15:24-28; 2Timotius 4:7, 8)?5
Semua potongan kisah itu akan menyatu dan jelas jika kita mengakui satu peristiwa ini: bahwa Paulus dibebaskan dari penjara setelah tulisan Lukas dalam kitab Kisah berakhir. Kemudian, barulah mungkin bagi dia untuk melanjutkan dan menyelesaikan perjalanannya sebelum dipenjarakan lagi di Roma, dimana ia benar-benar mengakhiri persinggahannya di muka bumi ini.
Survei berikut ini merupakan upaya untuk menelusuri pola perjalanan Paulus, dimulai dengan pemenjaraannya yang pertama oleh bangsa Romawi dan berlanjut sampai saat menjelang ajalnya. Catatan terliham ini tidak menyebutkan setiap tempat. Oleh sebab itu, informasi ini diberikan untuk menyatukan bagian yang kita miliki melalui pengilhaman, namun dengan kesadaran penuh bahwa pelbagai upaya "pengisian" ini bersumber dari manusia belaka dan bisa salah.
Dibebaskannya Paulus dari penjara tidak berlawanan dengan isi Kitab Suci mana saja. Lukas tidak mengatakan bahwa kitab Kisah terus berlanjut sampai akhir hayat Paulus (Kisah 28:30, 31). Paulus memperlihatkan antisipasinya bahwa ia akan dibebaskan (lihat Filipi 2:24). Ia bahkan bertindak lebih jauh dengan meminta Filemon mempersiapkan tempat penginapan untuk dia (Filemon 22). Kemanakah Paulus pergi ketika ia dibebaskan? Daftar berikut ini merupakan upaya untuk menyatukan bersama pelbagai peristiwa tersebut.
- 1. Begitu Paulus tahu apa yang akan terjadi ke atas dirinya, ia lalu mengirim Timotius ke Filipi (Filipi 2:19-23).
- 2. Paulus dibebaskan dan melaksanakan rencana perjalanannya ke Asia Kecil dan Makedonia. Ketika ia meninggalkan Roma, Paulus tiba di Kreta, dimana ia meninggalkan Titus di situ (Titus 1:5).
- 3. Melanjutkan perjalanannya, ia pergi ke Asia Kecil untuk mengunjungi Filemon dan mendamaikan dia dengan Onesimus (Filemon 10-22). Ini terjadi di Kolose (Kolose 4:9). Paulus bisa dengan mudah melintasi Miletus (dekat Efesus) dalam perjalanannya ke Kolose.
- 4. Paulus kembali ke Miletus, dimana ia bertemu Timotius (yang telah pergi ke Filipi atas permintaan Paulus), dan Paulus melanjutkan ke Efesus (mungkin mampir di Troas dalam perjalanan itu). Oleh karena Kisah 20:25, maka Paulus dianggap menjumpai Timotius di Miletus (ketimbang di Efesus). Sebelumnya Paulus menyatakan kepada para penatua dari Efesus (yang menemui dia di Miletus), "Aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi." Pendapat bahwa Paulus tidak pergi ke Efesus adalah lebih mungkin daripada pendapat bahwa ia pergi namun dicegah oleh waktu atau keadaan untuk bisa menjumpai penatua mana saja di situ. Paulus menerima berita dari Timotius (Filipi 2:19-24) dan bergerak menuju Filipi, mendorong Timotius untuk kembali ke Efesus dan tinggal di situ. Tidak seperti Titus 1:5, 1Timotius 1:3 tidak menyatakan bahwa Paulus meninggalkan Timotius di situ dengan maksud untuk menyelesaikan pekerjaan di Efesus.
- 5. Sewaktu di Makedonia, Paulus menulis 1Timotius, berharap untuk segera kembali ke wilayah Efesus, namun ia sadar bahwa ia mungkin akan datang terlambat (3:14, 15; 4:13).
- 6. Belakangan, Paulus menyurati Titus dari Makedonia (sepertinya dari Filipi) dan telah merubah rencana perjalanannya. Ia ingin Titus bergabung dengan dia di Nikopolis (di Epirus, terletak di pantai timur Laut Ionia), dimana Paulus telah memutuskan untuk tinggal selama musim dingin. Ia berjanji (atau setidaknya berharap) untuk mengutus Artemas atau Tikhikus (Efesus 6:21, 22; Kolose 4:7, 8) untuk menyelesaikan pekerjaan di Kreta (Titus 3:12).
- 7. Bukti eksternal yang penting menyiratkan bahwa Paulus melanjutkan perjalanannya ke Spanyol, seperti yang ia cita-citakan. (Lihat Roma 15:24, 28.)6
- 8. Menurut bukti yang diberikan itu, Paulus kembali ke Asia Kecil setelah pergi ke Spanyol, mampir di Korintus dan meninggalkan Erastus di situ. Lalu, ia pergi ke Troas (2Timotius 4:13, 20), meninggalkan kitab-kitab dan jubahnya di rumah Karpus. Dari situ, ia sepertinya pergi ke Miletus, dimana Trofimus ditinggalkan dalam keadaan sakit (2Timotius 4:20).
- 9. Di suatu tempat antara Miletus dan Roma, Paulus ditangkap lagi dan mengalami pemenjaraan yang singkat namun kejam (2Timotius 1:16, 17; 2:9; 4:14-18). Ia mengantisipasi bahwa akhir hidupnya sudah dekat (2Timotius 4:6-8). Karena kesepian, ia mengharap Timotius bisa menjenguk dia sebelum musim dingin tiba (2Timotius 4:9-11, 21). Meskipun ia sangat menyadari kesulitan pada keadaan fisiknya, namun semangatnya di dalam dada tetap dipenuhi keyakinan (2Timotius 4:18; lihat 2Korintus 4:16-5:1; Filipi 1:21, 23).
Tanggal penulisan 1Timotius (oleh karena data-data di atas) pada umumnya ditempatkan pada tahun 63 atau 64 M., dengan epistle Titus ditulis tidak lama setelah itu. Kedua surat itu ditulis dari suatu tempat di Makedonia.
TEMANYA
Di bawah pelbagai judul, enam pasal dari 1Timotius itu berisi beberapa acuan kepada Firman Allah ("firman Allah"; "kebenaran"; "Kitab Suci"). Di dalamnya tercakup juga beberapa tugas, dorongan khusus, dan pelbagai perintah yang Timotius harus perhatikan. Penekanan yang kuat terhadap pelayanan yang Timotius harus berikan dan pemakaian Kitab Suci sebagai pandunya membentuk suatu kombinasi yang menjelaskan tema untuk kajian ini: Kehidupan penginjil bersama Firman Allah yang mahamencukupi.
Karena Firman ini merupakan perjanjian yang kekal (Ibrani 13:20, 21) dari Allah yang ingin semua manusia diselamatkan (2:3, 4), dan karena rencana ilahi ini harus dicapai melalui para penginjil yang memberitakan Firman tersebut (4:13-16; 1Korintus 1:21), maka 1Timotius ini merupakan suatu berita yang untuk direnungkan oleh setiap penginjil dan setiap orang. Isi berita ini tepat waktunya dan bertahan sepanjang waktu bagi semua orang yang mau dengan setia hidup dalam keluarga Allah, yang merupakan "jemaat dari Allah yang hidup" (3:14, 15). Epistle ini merupakan berita tentang bagaimana orang Kristen harus hidup bagi Tuannya (4:6-16).
Dalam jenis pengkajian apa saja, yang sangat penting sekali adalah mengetahui pelbagai arti dari nama-nama acuan yang benar-nama-nama orang, tempat, dan benda-yang digunakan oleh si penulis. Pengetahuan itu merupakan kerangka di sekitar mana cerita atau perintah dibangun. Dalam pengkajian Alkitab, pengetahuan itu tidak kurang pentingnya dibandingkan dengan bidang pengkajian lain mana saja. Sebelum kita mempelajari surat 1Timotius, marilah kita mempelajari nama-nama orang, tempat, dan pelbagai konsep yang sering disebut dalam surat tersebut.
NAMA-NAMA ORANG DI DALAM 1 TIMOTIUS
Timotius "Kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau" (1:2).
Timotius merupakan seorang murid, sahabat, dan teman sekerja Paulus yang sangat dihormati selama 15 tahun atau lebih. Di dalam dua surat itu, Paulus mengacukan Timotius sebagai "anakku yang sah di dalam iman" (1:2), "anakku" (1:18; 2Timotius 2:1), dan "anakku yang kekasih" (2Timotius 1:2). Namanya muncul sebanyak enam kali dalam kitab Kisah.7Ia merupakan orang pertama yang disebut sebagai "murid tertentu" yang berada di Listra ketika Paulus dan Silas tiba di situ pada Perjalanan Misionari Yang Kedua (Kisah 16:1). Sejak saat itu Timotius mulai berpergian bersama Paulus dan Silas.
Timotius adalah orang Yahudi, anak laki-laki dari seorang ibu Yahudi, dan bahwa ayahnya merupakan orang non-Yahudi telah diketahui secara luas. Oleh sebab itu, ia tentunya tidak akan punya kebebasan untuk bekerja di tengah-tengah orang Yahudi seandainya dirinya tidak disunat berdasarkan perjanjian dengan Abraham (Kejadian 17). Paulus menyunatkan pemuda Yahudi Kristen itu- bukan untuk alasan keagamaan, melainkan untuk pelbagai alasan etnis.8
Sewaktu Paulus harus meninggalkan wilayah Tesalonika dan Berea. Timotius tetap tinggal di situ bersama Silas, kedua orang itu direncanakan untuk menjumpai Paulus di Atena tidak lama kemudian (Kisah 17:14, 15). Ketika mereka tidak bisa tiba di Atena sesuai rencana, Paulus merasa susah, namun ia tetap meneruskan perjalanan ke Korintus, dimana kedua orang muda itu akhirnya datang untuk menghibur Paulus mengenai keadaan pelbagai jemaat yang ada di Makedonia (Kisah 18:5). Belakangan, Timotius bersama Erastus diutus pergi dari Efesus ke Makedonia (Kisah 19:22). Setelah itu, Timotius bergabung bersama Paulus di Yunani.
Suatu persekongkolan jahat untuk menentang Paulus terkuak pada saat keberangkatannya melalui laut menuju Palestina sudah di depan mata. Oleh sebab itu, Timotius bersama dengan yang lainnya diutus lebih dulu, menyeberangi Laut Aegea menuju Troas. Di Troas itulah rombongan itu bersatu kembali bersama Paulus (Kisah 20:4-6).
Paulus sangat memuji Timotius di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi: Ia menulis, "Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu" (Filipi 2:20).
Pada minggu-minggu-jika tidak pada hari-hari- terakhir kehidupan Paulus, keinginannya yang paling besar adalah ingin melihat Timotius tiba di Roma. Timotius diminta membawa serta beberapa barang milik Paulus dan untuk menerima pelbagai instruksi untuk masa akan datang (2Timotius 4:13).
Himeneus Dan Aleksander
"Di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat" (1:20).
Di Efesus terdapat banyak guru palsu. Paulus menyerahkan mereka kepada Iblis. Mereka dikucilkan dari persekutuan "supaya jera mereka menghujat." Himeneus disebut juga di dalam 2Timotius 2:17, 18 dalam kaitannya dengan Filetus, karena mengajarkan bahwa kebangkitan sudah terjadi.
Adam Dan Hawa
"Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa" (2:13).
Adam diciptakan sebelum Hawa. Oleh sebab itu, ia punya prioritas dalam kepemimpinan, dan Hawa berada di bawah kepemimpinannya. Memang dimaksudkan bahwa pada umumnya kaum Hawa harus berada di bawah kepemimpinan dan perlindungan kaum Adam.
Pontius Pilatus
"Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu" (6:13).
Ia adalah wali negeri Palestina pada masa pemerintahan kaisar Tiberius. Ia telah mendengar Yesus mengakui keilahian-Nya dan sebagai raja (Yohanes18:35-37), pada waktu yang sama Yesus menolak untuk memusuhi pemerintahan sipil. Paulus menamakan pengakuan Yesus ini sebagai "ikrar yang benar," dan mempercayakan pengakuan itu kepada para pengikut Yesus.
NAMA-NAMA TEMPAT DI DALAM 1 TIMOTIUS
"Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain" (1:3).
Efesus
Efesus adalah kota dimana Timotius menerima dua surat dari Paulus. Kota ini punya nilai ekonomi yang sangat penting. Meskipun sebenarnya terletak beberapa kilometer dari pantai, Efesus berfungsi sebagai salah satu pelabuhan laut paling besar dalam dunia kuno. Efesus terletak dimana Sungai Cayster bermuara ke Laut Aegea. Lalu lintas laut bisa mencapai kota itu melalui Sungai Cayster.
Ada tiga jalan besar utama yang bertemu di Efesus: 1. jalan dari Lembah Efrat yang melintasi Kolose dan Laodikia, 2. jalan dari Galatia yang melintasi Sardis, dan 3. jalan dari Lembah Berkelok menuju selatan.
Efesus juga memiliki nilai politik yang penting. Efesus merupakan "kota bebas" Romawi, artinya tidak ada bala tentara yang ditempatkan di situ, dan kota itu secara umum bersifat otonom. Kota itu sangat dimuliakan sehingga dijuluki "Metropolis Tertinggi Asia." Efesus memiliki para hakimnya sendiri yang disebut strategoi, dan komisi kota yang dipilih yang disebut Boule. Perhimpunan rakyatnya disebut dengan ekklesia- yang secara kebetulan, kata itu dalam Perjanjian Baru diterjemahkan "gereja." Namun begitu dalam ayat terakhir Kisah 19, kata itu diterjemahkan "perkumpulan," dimana kumpulan orang banyak itu dibubarkan oleh panitera kota .
Efesus disebut sebagai "kota pengadilan," artinya pelbagai kasus hukum yang penting yang pernah diserahkan kepada gubernur diadili di situ. Juga, pertandingan Pan-Ionian diadakan di Efesus pada setiap bulan Mei. Pertandingan itu diatur dan dibiayai oleh para pejabat propinsi (negara bagian) yang dikenal sebagai "Para Pimpinan Asia."
Sebagian besar orang tahu bahwa Efesus memiliki nilai keagamaan yang sangat penting. Mulai dari awal sejarah, sebuah kuil telah ditemukan di situ. Pendiri kuil yang pertama di kota itu tidak diketahui. Kuil terbesar kedua didirikan oleh kota-kota Asia lainnya, dibantu oleh Kroesus, raja yang luar biasa kayanya yang menguasai wilayah yang disebut Lidia. Kuil yang kedua ini dibakar pada malam Aleksander yang Agung dilahirkan, sekitar 356 S.M. Kuil yang ketiga adalah yang kita kenal lewat Alkitab. Kuil itu dipersembahkan kepada dewi Yunani, Artemis, yang oleh bangsa Romawi dikenal sebagai Diana. Dalam sejarah sekular, kuil ini dkenang sebagai salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Kuil Artemis ini tentunya telah sangat mengesankan manusia bahkan untuk manusia zaman kini, yang terbiasa dengan pelbagai bangunan besar. Kuil itu ditopang oleh 127 pilar, setiap pilar merupakan pemberian seorang raja. Tiga puluh enam dari pilar itu dibumbuhi pelbagai ukiran atau dilapisi dengan pelbagai metal dan batu yang berharga. Bangunan itu sendiri panjangnya 129,5 meter, lebarnya 67 meter, dan tingginya 18 meter! Atapnya terbuat dari kayu aras, dan pintu-pintunya dari kayu sanobar. Kedua jenis kayu itu terkenal bernilai tinggi dan tahan lapuk.
Di dalam kuil yang megah itu terdapat satu patung yang dianggap oleh para penyembah berhala sebagai Artemis. Patung itu katanya jatuh dari langit, dan digambarkan sebagai berwarna hitam, jadi patung itu kemungkinan sebuah meteorit. Bentuknya seperti orang berjongkok yang dipenuhi dengan bentuk bulatan-bulatan yang menonjol (gelembung-gelembung di dalam meteorit?). Karena Artemis merupakan dewi kesuburan, maka orang banyak itu menganggap "gelembung-gelembung" itu sebagai payudara yang banyak. Satu tangan patung itu dikatakan memegang pentungan, sedangkan tangan satunya lagi memegang trisula, dan bagian dasar patung itu diukir dengan tulisan-tulisan yang aneh dan rahasia.
Akan sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya Kuil Artemis itu bagi kehidupan di Efesus. Kuil itu merupakan tempat untuk ibadah dan tempat suaka (yaitu, para penjahat yang dapat melarikan diri ke kuil itu tanpa dicegah tidak bisa ditangkap di situ). Selain itu, tempat itu berfungsi sebagai tempat yang aman untuk menyimpan barang-barang berharga, hampir seperti sebuah bank moderen. Bagaimanapun juga, jika para dewa itu tidak bisa melindungi harta milik seseorang, siapakah yang bisa? Dalam kasus Efesus, kuil itu juga merupakan tempat perdagangan. Karena percaya akan membawa keberuntungan, maka orang-orang itu membeli salinan "Surat-Surat Efesus" yang terkenal itu yang terukir pada pondasi yang menopang patung Artemis itu.
Efesus merupakan salah satu kota di dunia yang sangat percaya takhyul. Di kota itu okultisme berakar dalam, ada begitu banyak pelaku ilmu gaib di antara penduduk kota itu (Kisah 10:18-20).
Pekerjaan Timotius sudah pasti akan dipengaruhi oleh karakter penduduk Efesus itu. Mereka dikenal di seluruh Asia sebagai orang-orang yang plin-plan, asusila, dan percaya takhyul. Heraklitus, si "filsuf penangis," seorang penduduk kota itu, berkata bahwa ia tidak pernah tersenyum oleh sebab sifat buruk Efesus. Ia berkata bahwa tabiat kuil itu terdapat dalam diri binatang buas dan penduduk Efesus hanya cocok untuk ditenggelamkan.
Gereja Efesus berdiri ketika Paulus, Akwila, dan Priskila mampir di Efesus dalam perjalanan mereka ke Palestina dari Korintus, sekitar 53 atau 54 M. Di situ Paulus mendebat orang-orang Yahudi di dalam sinagoga (Kisah 18:18-21). Belakangan, anggota gereja itu tampaknya lebih banyak terdiri dari orang non-Yahudi daripada orang Yahudi.
Sewaktu Paulus kembali lagi ke Efesus sekitar lima tahun kemudian, ia mendapatkan lusinan murid yang telah dibaptis dengan cara yang tidak benar. Ia lalu mengajar apa yang mereka belum ketahui dan menyelamkan mereka kembali ke dalam air (Kisah 19:1-5). Pada perjalanan misionari ini (perjalanannya yang ketiga), Paulus memberitakan injil di dalam sinagoga selama tiga bulan. Ketika timbul perlawanan yang sengit, ia mengajar selama dua tahun di Aula (atau sekolah) Tiranus (Kisah 19:9, 10).
Pentingnya Paulus terlibat di dalam pekerjaan di Efesus ditunjukkan oleh lamanya ia tinggal di situ. Selain itu, ia membuat pernyataan ini ketika menyurati jemaat Korintus dari Efesus: "... banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting,"." (1Korintus 16:9). Keefektifan injil di kota itu ditunjukkan oleh fakta bahwa semua orang percaya di Efesus membakar sekaligus buku-buku ilmu sihir senilai lima puluh ribu uang perak (sekitar 70 juta rupiah) (Kisah 19:18-20).
Ketika Paulus pergi ke Yerusalem untuk terakhir kalinya, sekitar 58 M., ia meminta para penatua gereja Efesus menemui dia di Miletus supaya ia bisa mengingatkan mereka tentang pelbagai peristiwa yang akan datang dan untuk mengucapkan salam perpisahan. Ia pernah bekerja di situ selama tiga tahun, dan para penatua itu sangat berarti bagi dia. Mereka berdoa dan menangis bersama-sama sebelum keberangkatannya (Kisah 20:17-38).
Tiga puluh tahun setelah surat pertama itu ditulis kepada jemaat Efesus, satu surat lagi dikirimkan kepada mereka sebagai bagian dari Wahyu Yohanes. Surat itu memberitahukan apa yang masih tersisa di dalam jemaat Efesus dan mengungkapkan bahwa dedikasi gereja yang dulunya penuh semangat itu entah bagaimana kini telah berkurang (Wahyu 2:1-7).
Makedonia
Disinggung secara singkat, Makedonia merupakan propinsi dari mana Paulus menulis surat kepada Titus dan surat pertama kepada Timotius (1:3).
PELBAGAI KONSEP YANG SERING DISINGGUNG DI DALAM 1, 2 TIMOTIUS DAN TITUS
Kasih karunia
Kasih karunia adalah kebaikan hati yang tidak layak, tidak patut, tidak pantas kita terima yang Allah tunjukkan kepada seluruh manusia hanya oleh karena kasih-Nya untuk mereka, membuat keselamatan mereka menjadi mungkin. Kasih karunia sering disebut dalam surat Paulus kepada para penginjil yang lebih muda (1Timotius 1:2; 1:14; 6:21; 2Timotius 1:2; 1:9; 2:1; 4:22; Titus 1:4; 2:11; 3:7, 15). Keselamatan, yang oleh kasih karunia, begitu mendominasi pikiran Paulus sehingga dalam surat-surat itu ia lebih banyak mengacukan Allah dan Kristus sebagai "Juruselamat" dibandingkan dalam gabungan surat-suratnya yang lain (total ada 10 acuan, 6 di antaranya terdapat dalam tiga pasal kitab Titus).
Perbuatan Baik
Paulus membuat 13 acuan kepada perbuatan baik di dalam tiga suratnya itu; 7 acuan muncul dalam dua surat kepada Timotius (1Timotius 2:10; 5:10 [dua kali]; 5:25; 6:18; 2Timotius 2:21; 3:17). Meskipun orang Kristen diselamatkan bukan karena mereka baik atau mereka telah melakukan pekerjaan baik, namun mereka didorong untuk mengupayakan kebaikan dan untuk terlibat di dalam pekerjaan baik tanpa gagal. Melakukan kebaikan adalah untuk meneladani Yesus. Paulus juga sering memakai kata "baik" dalam kaitannya dengan bidang lainnya- sebagai contoh, "hati nurani yang murni [baik]" (1Timotius 1:5, 19; Ibrani 13:18), "perjuangan yang baik" (1Timotius 1:18; 6:12; 2Timotius 4:7), "pelayan yang baik" (1Timotius 4:16), dan "ikrar yang benar [baik]" (1Timotius 6:12, 13).
Raja Dan Kerajaan
Mungkin karena melihat bagaimana Kaisar mengklaim otoritas atas segala aspek kehidupan warganegaranya, Paulus lalu dengan seringnya dan dengan penuh kuasa bicara tentang Yesus sebagai "Raja" dan "Raja atas segala raja" (1Timotius 1:17; 6:15) dan mengacukan "kerajaan"-Nya (2Timotius 4:1, 18) sebagai tujuan dan nilai kehidupan yang tertinggi. Ia tidak pernah menyerang para penguasa sipil (lihat Titus 3:1); sebaliknya, ia mendorong untuk mendoakan para penguasa itu (1Timotius 2:1, 2). Pada sisi lainnya, ia memisahkan sisi sekular dan sisi spiritual, sehingga orang Kristen bisa mengerti bahwa Kristus saja yang harus memerintah di dalam dan atas mereka.
Orang Muda
Paulus ingin orang-orang muda yang telah ia latih mengerti bagaimana orang akan memandang rendah pekerjaan mereka oleh karena mereka masih muda. Mereka ada dalam bahaya sebab pekerjaan mereka tidak dipandang serius sebagaimana pekerjaan yang mungkin dilakukan oleh pekerja yang lebih tua (1Timotius 4:12). Cara mereka mengatasi sikap pengabaian seperti itu akan sangat penting sekali. Paulus memberitahu mereka untuk hidup dan bicara sedemikian rupa sehingga prilaku mereka akan mendatangkan rasa hormat bahkan dari para pengecam mereka yang paling memusuhi mereka (2Timotius 4:1-5; Titus 2:15).
Kristologi
Kristologi Paulus dalam surat-suratnya itu tidak mungkin bisa disalahpahami. Kristus adalah satu-satunya Allah. Ia adalah Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia. Ia adalah Raja atas segala raja. Ia adalah Tuan atas segala tuan. Ia adalah Tuhan (1Timotius 1:17; 6:14-16; 2Timotius 4:17, 18). Begitu banyaknya pengajaran untuk mereka yang menyangkal identitas Kristus bersama Allah "Yehovah"! Ajaran itu merupakan kesalahan yang fatal dan tragis. Kristus saja Tuhan.
GARIS BESAR 1 TIMOTIUS ED SANDERS
Pasal 1
I . Mengajarkan kasih dari hati yang murni, hati nurani yang baik, dan iman yang tulus
- A . Timotius harus memperjuangkan perjuangan yang baik (1:18).
- B . Kesalahan Himeneus dan Aleksander
Pasal 2
II. Mencari kehidupan yang sentosa dan tenang dalam Kristus dengan melaksanakan secara benar peranan dan fungsi sebagai pria dan wanita.
- A . Orang Kristen harus mendoakan para penguasa (2:1-3).
- B . Kaum pria harus memimpin doa umum di tengah-tengah pendengar campuran.
- C . Kaum wanita harus berdandan dengan pantas dan menjalani kehidupan dengan sopan dan sederhana (2:9-15).
Pasal 3
III. Memperlengkapi gereja dengan para penilik dan para pelayan untuk mengarahkan dan membantu pelayanan.
- A . Para penilik itu haruslah kaum pria berkeluarga yang memenuhi syarat dengan benar.
- B . Para diaken juga haruslah kaum pria berkeluarga yang memenuhi syarat dengan baik (3:8-10, 12, 13).
- C . Kaum wanita haruslah hidup terhormat untuk mendukung para suami mereka dalam menjalankan tugas yang mereka emban (3:11).
Pasal 4
IV. Kemurtadan diramalkan
- A . Hal ini digambarkan dengan timbulnya asketikisme atau hidup berpantang (4:1-5).
- B . Timotius harus mencegah kemurtadan yang lebih parah dengan menjadi teladan yang sangat baik atau guru yang tak kenal lelah (4:6-16).
Pasal 5
V. Timotius diarahkan bagaimana memperlakukan dirinya sendiri dan orang lain dengan benar:
- A . Pria Kristen yang lebih tua (5:1)
- B . Pria Kristen yang lebih muda (5:1)
- C . Perempuan Kristen yang lebih tua (5:2)
- D . Perempuan Kristen yang lebih muda (5:2)
- E . Para janda (5:3-16)
- F . Para penatua (para penilik; 7:17-22)
- G . Dirinya sendiri, memperhatikan kesehatannya yang lemah (5:23)
- H . Segala macam orang berdosa, karena tahu bahwa upah dari Allah adalah pasti, bahkan jika datangnya terlambat (5:24, 25)
Pasal 6
VI. Pelbagai nasihat terakhir
AYAT-AYAT KUNCI DI DALAM 1 TIMOTIUS BERSAMA DENGAN PELBAGAI TOPIK
Pasal 1: 5 Kasih; 12,13 Paulus, Pendosa Yang Diselamatkan; 15 Kristus Dan Orang Berdosa; 17 Allah, Sang Raja; 20 Guru-Guru Palsu
Pasal 2: 1,2 Doa Untuk Semua Orang; 5 Kristus, Sang Pengantara; 8 Doa Oleh Semua Orang Kristen; 11,12 Kepatuhan Kaum Wanita
Pasal 3: 1 Kepemimpinan Di Dalam Gereja; 8,9 Komitmen; 16 Kesalehan
Pasal 4: 1-3 Ajaran Palsu; 8,9 Latihan Rohani; 12 Menjadi Teladan; Pengajaran
Pasal 5: 3 Para Janda; 8 Mencukupi Kebutuhan Sendiri; 14 Para Janda Yang Masih Muda; 17 Kehormatan Ganda Untuk Para Penatua
Pasal 6: 1 Para Hamba Dan Para Tuan; 6 Kesalehan; 7 Kepemilikan; 10 Cinta Uang; 12 Ketekunan; 15 Kristus Sang Penguasa
1 TIMOTIUS DALAM SATU KALIMAT
Timotius ditinggalkan di Efesus dan tidak lama kemudian ia menerima surat dari Paulus yang memerintahkan dia untuk (1) mengoreksi para guru palsu, (2) mengajarkan peranan dan fungsi yang benar dari kaum pria dan wanita, (3) menetapkan kaum pria yang memenuhi syarat untuk menjabat sebagai para penatua dan diaken, (4) menentang asketikisme dan hidup bermewah-mewah, (5) memastikan bahwa semua orang Kristen dihormati dan didorong secara benar (khususnya para janda dan para penatua), dan (6) memberikan beberapa nasihat umum.
Catatan Akhir:
- 1 Albert M. Wells, Jr., Inspiring Quotations (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1988), 222.
- 2 Pola memberi label 1dan 2Timotius dan Titus sebagai "epistle pastoral" sangatlah disayangkan. Menurut pengertian kita, baik Timotius maupun Titus tidak pernah melayani sebagai seorang pastor (atau penilik, penatua). Meskipun banyak prinsip kepastoran merembes pada kitab-kitab itu, beberapa kekacauan organisasi telah ditimbulkan oleh Paul Anton (1726) dan Thomas Aquinas (1274) ketika mereka menonjolkan istilah "pastor" dan "kepastoran"; mengidentifikasikan Timotius dan Titus sebagai pastor. Paulus menulis epistle itu kepada Timotius dan Titus yang merupakan para penginjil (1Timotius 1:2; 2Timotius 4:5). Seluruh pengajaran Perjanjian Baru mengaitkan pastor, atau gembala (Yun.: poimen), dengan para penilik jemaat atau para penatua (lihat Kisah 20:17, 28; 1Petrus 5:1-3; Titus 1:5-7). Sebenarnya, posisi seorang penginjil (pengkhotbah) ditulis secara khusus, terpisah dari pastor (Efesus 4:11). Oleh sebab itu, satu-satunya alasan untuk mengaitkan epistle-epistle ini dengan istilah "pastor" akan berupa ini bahwa di dalam epistle itu Paulus membuat daftar pelbagai persyaratan bagi para penilik atau para penatua, ditambah dengan beberapa pengarahan tentang bagaimana para anggota harus mengaitkan tugas mereka (1Timotius 3:1-12; 5:17-22; Titus 1:5-11). Oleh sebab itu, epistle ini secara unik merupakan epistle terilham untuk para penginjil.
- 3 William Hendriksen, A Commentary on 1 & 2Timotius & Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 33-34.
- 4 Merrill C. Tenney, New Testament Survey (London: Inter-Varsity Fellowship, 1961), 332-33.
- 5 Theodor Zahn, Introduction to the New Testament (Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1909), 2:10.
- 6 Sekitar 95 M. Clement dari Roma menulis sepucuk surat kepada jemaat Korintus dimana dalam bagian 5 ia menyatakan, "Marilah kita tampilkan teladan mulia yang menjadi milik generasi kita. Oleh karena iri hati dan dengki "para soko guru Gereja yang paling saleh dianiaya "Paulus dengan teladannya memperlihatkan nilai daya tahan yang sabar. Setelah itu ia tujuh kali dibelenggu "menginjil di wilayah Timur dan Barat, "setelah mengajarkan kebenaran ke seluruh dunia dan setelah mencapai batas terjauh wilayah Barat" (J. B. Lightfoot, The Apostolic Fathers [London:Macmillan and Co., 1891; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1967], 15). Informasi tambahan terdapat dalam The Muratorian Canon, Eusebius, Chrysostom, Jerome in Hendriksen, 27; dan William Barclay, The Letters to Tomothy, Titus and Philemon , The Dailey Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 14.
- 7 Timotius disebut 19 kali pada kesempatan lain di dalam Perjanjian Baru.
- 8 Beberapa orang telah menuduh Paulus bersikap plin-plan sebab sebelumnya ia menolak untuk menyunat Titus namun ia menyunat Timotius. Titus adalah orang non-Yahudi. Perjanjian sunat dengan Abraham tidak mengikat sunat Yahudi itu ke atas orang non-Yahudi, sebab Allah membuat perjanjian itu dengan dan untuk bangsa Ibrani saja. Injil Kristen tidak meminta seorang pun untuk disunat. Oleh sebab itu, tidak ada dasar di atas mana siapa saja bisa meminta Titus untuk mematuhi ritual sunat itu. Ini merupakan bukti utama untuk menentang legalisme. Menunjukkan bahwa Paulus menyunat Timotius bukanlah argumentasi yang untuk dibantah. Sunat mengandung makna keagamaan maupun etnis. Meskipun bagi Titus kedua hal itu tidak berlaku; namun bagi Timotius, sunat bisa mengandung makna etnis. Dipandang dalam terang ini, apa yang kelihatannya seperti sikap Paulus yang bertentangan sesungguhnya merupakan sikap yang konsisten.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR
PENDENGARNYA
Kita akan segera membaca sepucuk surat dari Paulus, "rasul Kristus Yesus" (1:1), kepada seorang teman yang kekasih...
PENGANTAR
PENDENGARNYA
Kita akan segera membaca sepucuk surat dari Paulus, "rasul Kristus Yesus" (1:1), kepada seorang teman yang kekasih. Sebenarnya, si penerima surat itu boleh jadi seorang teman Paulus yang paling dekat. Surat itu adalah 1 Timotius. Surat itu ditujukan kepada Timotius, "anakku yang sah di dalam iman"(1:2) dan penuh dengan kehangatan dan ungkapan kepedulian.
Namun begitu, surat itu sendiri menunjukkan bahwa itu ditulis untuk orang lain juga. Misalnya, dalam ucapan syukur penutup-"Kasih karunia menyertai kamu" (6:21)-menggunakan "kamu" bentuk jamak. Alkitab AB menulis "Kasih karunia "menyertai kamu sekalian"(huruf miring ditambahkan). Juga, isi surat itu menunjukkan bahwa Paulus menginginkan Timotius untuk menyampaikan isi surat itu kepada gereja di Efesus. Salah satu contohnya adalah bagaimana Paulus mengidentifikasikan dirinya dalam kalimat pembukaan: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus" (1:1). Timotius tidak perlu diyakinkan atau diingatkan tentang otoritas kerasulan Paulus, namun mungkin beberapa orang Kristen di Efesus perlu. (Untuk informasi lebih lanjut tentang Efesus, lihat komentar tentang 1:3).
Beberapa orang berpendapat bahwa 1 Timotius sifatnya "pribadi, tetapi tidak tersendiri."1Ketika Timotius melakukan instruksi Paulus, tidak sulit untuk membayangkan dia membacakan ayat-ayat yang berkaitan dengan jemaat di Efesus dan berkata, "Aku hanya melakukan apa yang Paulus perintahkan untuk kulakukan."
PENULISNYA
Siapakah yang menulis 1 dan 2 Timotius dan Titus? Bagi kita yang menerima pengilhaman Kitab Suci (2 Tim. 3:16, 17), pertanyaan ini tidak menimbulkan masalah. Semua tiga surat itu dikaitkan dengan Paulus, rasul itu (1:1; 2 Tim. 1:1; Tit 1: 1); bagi kita, hal itu sudah menjawab pertanyaan tersebut. Selanjutnya, kepengarangan Paulus telah diterima oleh "bapak-bapak gereja" mula-mula, diawali dengan Clement dari Roma (90an M.) sampai Origene (210-250 M.).2J. W. Roberts menulis, Hampir tidak ada satu kitab di dalam kanon yang lebih banyak dikutip oleh para penulis Kristen mula-mula yang berawal dengan Clement dari Roma (sekitar tahu 96 M.) "Kitab-kitab itu tercakup di dalam semua terjemahan Perjanjian Baru mula-mula."Tidak ada sarjana yang pernah mempertanyakan masuknya surat-surat ini ke dalam Alkitab sebagai produksi asli Paulus sampai munculnya rasionalisme di zaman modern.3
Seperti apakah argumen orang-orang yang menolak Paulus sebagai penulisnya? Terlepas dari banyaknya bukti internal dan eksternal bahwa Paulus menulis surat-surat itu, dalam lingkungan teologi sekarang ini sangat populer untuk menyangkal bahwa ia adalah pengarangnya. Dalam sebuah buku yang ditulis untuk teolog muda, Luke Timothy Johnson mengacu kepada "pendapat ilmiah yang tersebar luas bahwa surat-surat pastoral itu [tiga surat kepada pengkhotbah Timotius dan Titus] ditulis bukan oleh Paulus, tetapi oleh para anggota sekolah Paulus yang muncul belakangan."4Ia kemudian berkata, "Oleh karena itu, saya berasumsi bahwa para pembaca saya mungkin menganggap surat-surat ini sebagai produksi yang ditulis dengan nama samaran dari sekolah Paulus yang ditulis bertahun-tahun setelah kematian Paulus."5
Alasan-alasan apa sajakah yang diberikan oleh "para pakar" ini untuk menolak Paulus sebagai penulisnya? Orang perlu melihat ke tempat lain untuk diskusi yang menyeluruh tentang pelbagai argumen mereka,6namun berikut ini adalah ringkasan pelbagai argumen yang lebih populer. Kita harus ingat bahwa beban pembuktian ada pada mereka yang berkeras bahwa Paulus bukan orang yang menulis tiga suratnya itu.
Argumen linguistik. William Barclay mengatakan bahwa "argumen yang paling mengesankan" adalah cara kosa kata dan gaya tata bahasa yang berbeda dari surat-surat lain yang ditulis oleh Paulus.7Mengenai kosakata, diketahui bahwa tiga surat itu menggunakan kata-kata baru dan bahwa kata-kata yang digunakan oleh Paulus dalam surat-surat lainnya tidak terdapat dalam tulisan-tulisan ini.8Itu benar, tetapi juga benar bahwa kosa kata Paulus bervariasi di antara surat-suratnya yang tidak terbantahkan. Roberts menulis, "Perbedaan ini [dalam kosakata] telah dibesar-besarkan. Berdasarkan jumlah sebenarnya perbedaan itu tidak lebih besar daripada total deviasi kosakata Paulus yang ditemukan dalam Surat-surat Tesalonika."9Mengenai gaya, ada pendapat bahwa tiga surat kepada Timotius dan Titus itu berbeda dari gaya Paulus seperti yang terlihat dalam surat-suratnya kepada gereja di Roma , Efesus, dan lain-lainnya.
Sejumlah penjelasan dapat menjelaskan perbedaan dalam kosa kata dan gaya:
Perbedaan pendengar. Kecuali tulisan kepada Filemon, surat-surat Paulus lainnya ditulis kepada jemaat-jemaat, sementara ketiga surat ini ditulis kepada orang-orang tertentu. Secara umum, surat-surat itu memiliki nada yang lebih personal.
Perbedaan pendekatan. Berbeda dengan surat-surat yang ditulis kepada jemaat-jemaat, ketiga surat ini ditulis kepada penerima tertentu untuk menasihati mereka tentang bagaimana menangani masalah tertentu.
Perbedaan dalam pokok persoalan. Paulus membahas ibadah, kepemimpinan, para janda, dan pelbagai persoalan lain yang tidak dibahas secara rinci dalam surat-surat lainnya.
Perbedaan waktu. Paulus bukan lagi penginjil muda yang berapi-api. Ia "Paulus, yang sudah menjadi tua,"10memikirkan masa depan Firman Allah dan gereja Allah.11
Di bidang agama, saya telah menulis komentari, buku khotbah, sejarah (tentang Gerakan Pemulihan), dan buku tentang pengajaran Alkitab (terutama tentang topik alat bantu peraga). Buku-buku ini bervariasi dalam isi, pendekatan, pokok persoalan, kosa-kata, dan sebagainya. Jika pendekatan "ilmiah" yang digunakan untuk mendiskreditkan kepenulisan Paulus itu diterapkan kepada tulisan-tulisan saya, maka dapatlah "dibuktikan" bahwa David Roper yang menulis komentari tidak menulis buku-buku khotbah dan David Roper yang menulis buku sejarah tidak menulis buku tentang pengajaran Alkitab.
Sebenarnya, bukti berdasarkan kosa kata dan gaya dalam tiga surat itu tidak cukup untuk membuat pernyataan yang pasti guna melawan kepengarangan Paulus. Dalam salinan Alkitab NASB saya, tiga surat itu hanya menyita sembilan halaman dan menggunakan beberapa ratus kata Inggris yang berbeda. Kita tidak dapat mengetahui jumlah kata dalam rata-rata kosa kata di zaman Paulus, tapi sekarang ini diperkirakan bahwa orang yang berpendidikan memiliki 20.000 sampai 35.000 kata dalam kosa katanya.12Paulus berpendidikan tinggi; ia tidak diragukan lagi memiliki ribuan kata yang siap ia gunakan. Mengatakan bahwa ia menggunakan kata-kata tertentu dalam satu surat dan kata-kata yang berbeda dalam dalam surat yang lain bukanlah bukti bahwa ia tidak menulis kedua surat itu.
William Hendriksen benar ketika ia menulis, "Dalam setiap surat Paulus menggunakan kata-kata (yang diilhamkan oleh Roh) yang ia butuhkan untuk mengungkapkan pemikiran (yang diilhamkan oleh Roh) mengenai masalah tertentu dengan yang ia sedang tangani."13
Argumen sejarah. Barclay menyatakan, "Mungkin kesulitan paling jelas dari surat-surat Pastoral itu adalah bahwa surat-surat itu menunjukkan keterlibatan Paulus dalam pelbagai kegiatan yang tidak memiliki ruang dalam hidupnya seperti yang kita ketahui dari kitab Kisah Para Rasul."14
Argumen ini membuat beberapa dugaan. Pertama, itu menduga bahwa semua perjalanan dan aktivitas Paulus dicatat dalam Kisah Para Rasul, yang sebenarnya tidak demikian. Misalnya, kapankah ia mengalami tiga kali karam kapal yang disebutkan dalam 2 Korintus 11:25?15
Kedua, argumen ini menduga bahwa Paulus dinyatakan bersalah dan langsung dieksekusi setelah Kisah Para Rasul berakhir, dugaan yang tanpa bukti sejarah. Sebaliknya, ada perbedaan yang tajam antara harapannya untuk dibebaskan yang ditemukan di dalam surat-surat yang ditulis selama pemenjaraan dalam Kisah Para Rasul (Kisah 28:30; Fil. 1:25; 2:24; Filem. 22) dan harapannya untuk mati dalam kaitannya dengan pemenjaraannya dalam 2 Timotius (2 Tim. 2:9; 4:6-8). Penjelasan yang paling sederhana untuk perbedaan itu adalah kebenaran dari tradisi yang kuat dalam gereja mula-mula bahwa Paulus dibebaskan dari pemenjaraan pertamanya dan ia pergi ke sana ke mari dengan ekstensifnya sebelum pemenjarannya yang kedua di Roma (di mana ia menulis 2 Timotius).16J. N. D. Kelly menulis, "Teori tentang pemenjaraan Romawi yang kedua tampaknya kokoh."Jika itu sungguh terjadi, maka anggapan bagi sulitnya mencari ruang untuk [menuliskan surat-surat] Pastoral dalam karir Paulus langsung lenyap."17
Argumen teologis. Argumen ini pada dasarnya mengatakan bahwa, karena 1 dan 2 Timotius dan Titus bukan risalah teologis seperti kitab Roma, maka bukan Paulus yang sudah menulis tiga surat itu. Argumen itu mengabaikan fakta bahwa surat-surat yang sedang dibahas ini ditulis pada waktu yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda dibandingkan dengan surat-surat yang di dalamnya Paulus mengembangkan tema-tema doktrin utama. Namun begitu, meski surat-surat itu bukan tulisan tentang doktrin, namun mereka tidak mengabaikan masalah teologi penting dari Paulus. Akan sulit untuk menemukan ungkapan yang lebih baik tentang tema-tema dasar Kristen daripada yang ditemukan dalam 1 Timotius 3:16 dan 2 Timotius 2:11-13. Contoh lain tentang topik-topik akrab oleh Paulus itu meliputi sebagai berikut:
Keselamatan adalah oleh kasih karunia (1:14; 2 Tim. 1:9; Tit. 3:5). Kristus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa (1:15). Kita harus percaya kepada Dia (2 Tim. 1:12). Kristus adalah Pengantara kita (2:5). Semua yang kita lakukan harus menjadi kemuliaan Allah (6:16; 2 Tim. 4:18).
Satu pertanyaan lagi harus dipertimbangkan: Mengenai orang-orang yang menolak kepengarangan Paulus atas 1 dan 2 Timotius dan Titus, berupa apakah teori mereka tentang asal mula surat-surat ini? Mereka berspekulasi bahwa orang lain menulis kitab-kitab itu (pengarang dengan nama samaran, mungkin di abad kedua) dan melampirkan nama Paulus untuk membuat kitab-kitab itu lebih memiliki kuasa. Beberapa orang berpendapat bahwa penulis ini menyertakan catatan pribadi dari tulisan-tulisan rasul itu yang telah lama hilang untuk memberikan cita rasa asli pada naskah itu. Di antara pelbagai kelemahan lainnya, teori ini gagal mempertimbangkan pertimbangan utama gereja mula-mula mengenai kitab-kitab itu yang harus disertakan dalam kanon: keaslian yang tidak diragukan lagi. Teori itu juga mencoba untuk menunjukkan topik-topik di dalam surat-surat itu yang menjadi ciri khas abad kedua-dan tidak berhasil. John R. W. Stott menulis,
Kasus kepengarangan dengan nama samaran adalah tidak memuaskan. Keyakinan dapat diterimanya tindakan pseudepigrafi dengan niat baik, bahkan secara jelas tidak berniat buruk, adalah tidak memiliki bukti. Hal itu juga menimbulkan pertanyaan moral yang serius tentang praktik penipuan yang disengaja.18
Bersama dengan banyak sarjana lainnya, Stott tiba pada kesimpulan ini:
Kasus bagi kepengarangan Paulus atas surat-surat Pastoral masih berdiri tegak. Baik klaim internal maupun saksi-[saksi] eksternal adalah kuat, substansial dan kokoh."Kasus yang menentang kepengarangan Paulus mudah dibantah. Tumpukan argumen itu "semuanya dapat dijawab. Mereka tidak cukup untuk menjatuhkan kasus kepengarangan Paulus.19
LATAR BELAKANG DAN TANGGALNYA
Ketika kita membaca surat itu, kita merasakan adanya arus terpendam yang mendesak. Paulus sedang pada tahapan apa yang beberapa orang sebut sebagai "perjalanan misinya yang keempat." Pada akhir perjalanan misinya yang ketiga, ia ditangkap di Yerusalem. Dari Palestina, ia dikirim ke Roma. Sewaktu dipenjarakan di Roma,20ia menulis "surat-surat penjara" (lihat Efe. 6:20; Fil. 1:13; Kol. 4:18;. Filem. 1). Surat-surat itu menunjukkan bahwa ia mengantisipasi untuk dibebaskan (Fil. 1:25-27; 2:24; Filem. 22). Terbukti, itu terjadi. Paulus lalu melakukan perjalanan ke mana-mana sampai ia dipenjara lagi di Roma dan dieksekusi.
Latar belakang 1 Timotius dan Titus adalah apa yang disebut "perjalanan misi yang keempat," sementara latar belakang 2 Timotius adalah penahanan Paulus yang kedua di Roma-sesaat sebelum kematiannya. Kita tidak dapat merekonstruksi rencana perjalanan Paulus selama masa ini secara pasti, namun ketiga surat itu menyebutkan berbagai lokasi: Efesus, Makedonia, Pulau Kreta, Nikopolis, Mile tus, Troas, dan Korintus (1:3; 2 Tim. 4:13, 20; Tit. 1:5; 3:12). Paulus mungkin juga telah melakukan perjalanan ke Spanyol selama periode ini (lihat Rom. 15:24, 28).
Paulus mungkin dibebaskan dari penjara setelah Lukas selesai menulis Kisah Para Rasul pada akhir 62 M. atau awal 63 M.21Kemudian, menurut sejarawan gereja Eusebius, ia dieksekusi sekitar tahun 67 M.22Ini akan menempatkan penulisan surat-surat Paulus kepada Timotius dan Titus di antara tanggal-tanggal itu. Orang memperkirakan tanggal penulisan 1 Timotius dan Titus adalah tahun 63 M., atau 64 M., dengan 2 Timotius ditulis beberapa saat sebelum kematian rasul itu pada tahun 67 M.
Perasaan urgensi menjadi ciri khas semua surat Paulus. Ia adalah orang yang digerakkan-digerakkan oleh rasa syukur yang dalam kepada Ia yang telah mengasihi dia dan menyelamatkan dia (1:12-17), ditambah dengan perhatian yang sangat besar untuk orang lain yang sesat seperti ia dahulu (Rom. 9:1-3). Dalam surat-surat terakhir Paulus, urgensi itu semakin intensif. Ia sadar akan kematiannya. Sesaat sebelum pembebasannya dari hukuman penjara pertamanya di Roma, ia mengidentifikasi dirinya sebagai "Paulus, yang sudah menjadi tua" (Filem. 9).23"Kepedulian[nya] terhadap semua gereja" (2 Kor. 11:28; NASB) tidak diragukan lagi semakin dalam. Akan seperti apakah gereja itu setelah ia dan rasul-rasul lainnya mati? Ketika ia menyurati Timotius dan Titus, ia tidak hanya membahas tentang pelbagai tantangan rohani saat itu, tapi ia juga mempersiapkan para pengkhotbah itu untuk melanjutkan pekerjaan itu setelah ia tidak ada.
TUJUANNYA
Paulus tidak suka "membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain," menurut Roma 15:20. Ia lebih merupakan pemrakarsa gereja daripada pembangun gereja. Namun begitu, itu tidak berarti ia mendirikan jemaat-jemaat dan kemudian terus berpindah tanpa mempedulikan kelompok-kelompok yang masih muda dan belum berpengalaman itu (lihat 2 Kor. 11:28). Ia terus mendoakan mereka (Fil. 1:3, 4; 1 Tes. 1:2). Ia menyurati mereka (seperti 1 dan 2 Korintus, Galatia, dan Efesus). Ia mengunjungi mereka (Kisah 14:21-23; 15:36, 41). Ia mengirim utusan kepada mereka-seperti Timotius dan Titus (Fil. 2:19; 2 Kor. 12:18).
Memastikan bahwa sebuah jemaat tetap kuat dan sehat adalah sebuah tugas yang tidak pernah selesai. Orang tidak dapat mendirikan sebuah jemaat, tetap bersamanya sampai memiliki para penatua dan guru-guru, dan kemudian mengira bahwa jemaat itu akan selalu kuat dan setia. Jemaat di Efesus adalah contoh yang menggambarkan dengan baik maksud itu. Paulus bekerja di sana hampir tiga tahun (Kisah 20:31). Ia belakangan memberikan tugas khusus kepada para penatua itu (Kisah 20:17-35). Selagi dipenjara di Roma, ia menyurati mereka (jemaat Efesus). Semua usaha ini tidak berarti pekerjaan itu sudah selesai. Ketika Paulus dibebaskan, salah satu tempat yang ia datangi adalah Efesus. Lalu, saat ia yakin bahwa ia harus pergi ke Makedonia, ia menugaskan Timotius untuk tetap tinggal dan bekerja dengan gereja di sana (1:3).
Memerintahkan Timotius Dan Titus Sebagai Gembala?
Satu hal yang perlu kita bahas adalah ungkapan yang sering digunakan untuk mengidentifikasi 1 dan 2 Timotius dan Titus: "Surat-surat Pastoral." Ungkapan ini, yang digunakan dalam kaitannya dengan tiga surat itu sebagai satu kelompok, berasal dari abad kedelapan belas. Pada tahun 1703, D. N. Berdot menggunakan julukan itu, yang kemudian dipopulerkan dalam serangkaian ceramah oleh Paul Anton pada 1726.24
Orang-orang ini dan para penulis selanjutnya menggunakan istilah itu karena mereka menganggap Timotius dan Titus sebagai "Pastor" (gembala) jemaat itu.
Namun begitu, Timotius dan Titus bukan "pastor" jemaat lokal itu. "Pastor" adalah bahasa Latin untuk "gembala"25Bentuk kata kerja dari kata Yunani yang diterjemahkan "pastor"/"gembala" digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk pekerjaan penatua/ penilik (Kisah 20:17, 28 ; 1 Pet. 5:1, 2). "Pastor" adalah salah satu julukan bagi seorang penatua/penilik; itu bukan gelar Alkitabiah bagi seorang pengkhotbah atau seorang penginjil.
Seseorang mungkin saja keberatan sebab banyak tanggung jawab yang diberikan kepada Timotius adalah tugas-tugas penggembalaan-termasuk "memberi makan," melindungi, dan umumnya merawat "kawanan domba" di Efesus. Ini memang benar, tetapi ini juga benar bahwa semua orang Kristen harus terlibat dalam tugas-tugas penggembalaan untuk membantu dan memperkuat sesamanya orang Kristen;26ini tidak menjadikan mereka "gembala/pastor" sebuah jemaat lokal. Begitu juga halnya, keterlibatan Timotius dalam kegiatan penggembalaan tidak menjadikan dia seorang pastor. Ia adalah seorang penginjil, dan tugas utama seorang penginjil adalah "memberitakan firman" (2 Tim. 4:2, 5).
Beberapa orang mengerti bahwa Timotius dan Titus bukan pastor namun tetap percaya bahwa sebutan "Surat-surat Pastoral" adalah tepat karena kualifikasi untuk pastor (penatua/penilik) ditemukan dalam surat-surat itu (3:1-7; Tit. 1:5-9). Juga, surat Paulus yang pertama kepada Timotius mencakup petunjuk-petunjuk tambahan mengenai pimpinan gereja (5:17-25). Namun begitu, ayat-ayat yang berurusan dengan pastor/ penatua/penilik hanya berisi sekitar 10 persen dari materi dalam surat-surat itu.27Hal ini sepertinya merupakan alasan yang tidak memadai untuk mencap isi surat-surat itu sebagai "pastoral."
Yang lain lagi mengerti bahwa Timotius dan Titus bukan gembala; tapi, karena "Surat-surat Pastoral" merupakan nama yang sudah diterima secara umum untuk surat-surat itu, mereka menggunakan nama itu sebagai istilah kemudahan. Jika istilah tertentu diperlukan untuk mengidentifikasi tiga surat itu, mungkin lebih baik untuk menganggap mereka sebagai "Surat-surat Penginjilan." Mungkin yang terbaik adalah hanya mengidentifikasi mereka sebagai "surat-surat Paulus kepada Timotius dan Titus."
Untuk Menunjukkan Kepada Timotius Dan Titus Bagaimana Bersikap Di Dalam Gereja?
Jika Paulus tidak menulis surat untuk memberi instruksi "penggembalaan" kepada para pengkhotbah muda itu, mengapa ia menyurati mereka? Untuk saat ini, kita akan membatasi diskusi kita dengan alasan ia menulis surat yang kita sebut "1 Timotius." Paulus menyampaikan maksudnya hampir bagian tengah kitab itu:
Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. (3:14, 15; huruf miring ditambahkan).
Beberapa nas teologis yang hebat ditemukan dalam surat itu (lihat 3:16), namun 1 Timotius pada dasarnya bukan kitab teologi. Sebaliknya, itu adalah kitab praktis tentang bagaimana kita harus berperilaku di dalam gereja. Beberapa orang tidak peduli dengan surat itu oleh karena hal ini. Mereka lebih suka secara hati-hati memikirkan argumen-argumen doktrin seperti yang terdapat dalam kitab Roma atau Efesus. Kita bersyukur atas pemikiran terilham Paulus tentang tema-tema teologis dalam beberapa suratnya- kita juga membutuhkan instruksi praktis. Tentang melakukan kegiatan gereja, kita membutuhkan arahan terilham yang berlaku bagi kehidupan kita sehari-hari.
ANALISIS ISINYA
Petunjuk Paulus tentang bagaimana bersikap di dalam gereja dapat dibagi menjadi dua kategori yang diambil dari 1 Timotius 4:16: "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (huruf miring ditambahkan). Kategorinya disarankan oleh kata "dirimu" (Timotius) dan "semua orang yang mendengarmu" (para anggota gereja di Efesus). Instruksi Paulus kepada Timotius dapat dibagi bersifat "pribadi" (pedoman pribadi untuk rekan kerjanya) dan "praktis" (hal-hal praktis mengenai jemaat itu secara keseluruhan).
Satu petunjuk yang bersifat pribadi ditemukan dalam 1 Timotius 4:12: "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." Satu contoh hal-hal praktis yang mempengaruhi gereja secara keseluruhan ditemukan dalam 1 Timotius 5:16: "Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu mereka yang benar-benar janda."
Dalam satu pengertian, keseluruhan 1 Timotius bersifat pribadi karena semuanya ditujukan kepada Timotius mengenai apa yang perlu ia lakukan. Selanjutnya, ada tumpang tindih antara nasihat yang bersifat pribadi kepada Timotius dan petunjuk yang mempengaruhi seluruh jemaat. Misalnya, satu nas tentang penatua (5:17-25) mencakup catatan pribadi (5:23). Juga, ajaran tentang uang dan kekayaan (6:6-10, 17-19) diinterupsi oleh segmen pribadi (6:11-16). Namun begitu, mengingat isinya sebagai bersifat "pribadi" dan "praktis" mungkin bermanfaat bagi kita dalam pelajaran kita.
GARIS BESARNYA
Kita dapat mengambil keuntungan dari melihat surat 1 Timotius secara keseluruhan. Dalam garis besar berikut ini, bagian-bagian itu dibagi menjadi "pribadi" dan "praktis." Bagian-bagian praktis (topik-topik yang mempengaruhi keseluruhan jemaat) muncul dalam huruf miring. Penting untuk diingat bahwa bagian-bagian itu tumpang tindih.
I. PASAL 1
II. PASAL 2
- A. Ibadah Umum (2: 1-15)
- 1. Kaum Laki-Laki (2: 1-8)
- 2. Kaum Perempuan (2: 9-15)
III. PASAL 3
IV. PASAL 4
V. PASAL 5
- A. Pribadi (berkaitan dengan kelompok usia yang berbeda) (5:1, 2)
- B. Para janda (5:3-16)
- C. Para Penatua (2) (5:17-22)
- D. Pribadi ("tubuhmu sering lemah") (5:23)
- E. Para Penatua (3) (5:24, 25)
VI. PASAL 6
- A. Para Hamba (6:1, 2)
- B. Ajaran Palsu (3) (6:3-5)
- C. Uang (1): Mereka Yang Ingin Kaya (6:6-10)
- D. Pribadi ("rebutlah hidup yang kekal") (6:11-16)
- E. Uang (2): Kepada Orang-Orang Kaya (6:17-19)
- F. Pribadi ("peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu)" (6:20, 21)
Dalam mempertimbangkan garis besar 1 Timotius, kita harus memperhatikan dengan cermat bagian-bagian "Ajaran Palsu." Topik tentang ajaran palsu meliputi seluruh surat itu. Garis besar itu menunjukkan tiga bagian utama tentang tema ini. Komentar-komentar terkait yang lebih pendek tercakup di dalam bagian lain. Seperti yang akan kita lihat, guru-guru palsu di Efesus telah membelokkan kebenaran. Mereka telah membelot dari iman (1:6; 4:1; lihat 2 Tim. 2:18). Mereka memuntahkan kebohongan, obrolan yang fasik, mitos, dan omong kosong (1:4, 5; 4:2, 7; 6:3-5; 2 Tim. 2:16; 4:3, 4; Tit. 1:10, 11; 3:9 ).
Saat bersiap untuk mempelajari sebuah kitab di dalam Alkitab, sangat membantu untuk melihat bagaimana kitab itu berawal dan berakhir. Seringkali kita dapat menemukan tema kuncinya. Dale Hartman membandingkan poin-poin awal dan akhir ini dengan ujung tiang jemuran. Dengan membayangkan tali atau kawat yang membentang dari satu tiang jemuran ke tiang lainnya, ia mengusulkan bahwa semua topik kitab itu dapat digantung pada tali itu.28Mari kita lihat kata-kata pembukaan dari isi 1 Timotius. Itu dimulai dengan sebuah peringatan tentang ajaran palsu:
Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman (1:3, 4).
Kitab itu diakhiri dengan sebuah peringatan mengenai ajaran palsu:
Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu! (6:20, 21).
"Ajaran palsu" adalah tali jemuran kiasan yang padanya topik-topik lain dalam surat itu dapat digantungkan. Ketika kita mempelajari beragam masalah, kita akan sering mencatat bagaimana keseluruhan tema ajaran palsu berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan masing-masing dari tema-tema itu.
Berupa apakah ajaran palsu ini? Jika saya harus meringkas sifat ajaran ini, saya akan menggambarkannya sebagai gado-gado kepura-puraan yang terdiri dari Yudaisme yang menyimpang dengan sejumput filosofi Yunani yang mematikan dan mistikisme Oriental- dan sedikit Kekristenan yang ditambahkan. Itu merupakan hidangan berbahaya yang disajikan sebagai pesta intelektual dan spiritual.
Betapa sebuah tantangan yang Paulus berikan kepada Timotius: untuk menghadapi dan memerangi guru-guru dan ajaran-ajaran palsu di Efesus! Pada saat yang sama, ia harus mengerjakan banyak tantangan lain yang melibatkan ibadah umum dan kepemimpinan gereja. Analogi yang terlintas dalam pikiran kita adalah tentang orang yang mencoba melakukan perbaikan besar pada sebuah rumah "di tengah badai!
Tambahan terhadap upaya ini adalah fakta bahwa dalam semua tanggung jawab Timotius itu, ia akan berurusan dengan banyak orang. Dengan beberapa orang, ia akan harus bersikap tegas (1:3; 5:20; 6:12). Dengan beberapa lainnya, ia harus bersikap lembut (5:1, 2; lihat 2 Tim. 2:24-26). Tantangannya adalah tantangan yang kita semua hadapi dalam hubungan kita: melakukan kebaikan sebanyak mungkin dan melukai sedikit mungkin.
Membangun sebuah jemaat agar tetap kuat adalah tugas yang tidak pernah selesai. Dalam pelajaran kita tentang surat ini, kita akan mencatat apa yang Paulus perintahkan kepada Timotius untuk dilakukan untuk menguatkan gereja di Efesus.
Kita akan mendekati pelajaran ini dengan asumsi dan komitmen. Asumsinya adalah bahwa 1 Timotius adalah Firman Allah yang, "diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2 Tim. 3:16). Komitmennya adalah kita melakukan yang terbaik untuk memahami (1) apa yang teks itu katakan kepada Timotius dan (2) apa yang dikatakan teks itu kepada kita. Allah bermaksud agar Firman-Nya itu "dipelajari dengan serius, dipahami dengan menyeluruh, dan diterapkan dengan setia."29
TEMA DALAM 1, 2 TIMOTIUS DAN TITUS
"Ajaran Yang Sehat"
Perhatian utama Paulus dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus adalah bahwa kebenaran dilindungi, dipelihara, dan dipraktikkan. Satu istilah kunci dalam surat-surat itu adalah "sehat." Paulus menggunakan ungkapan "sehat dalam iman" dan "sehat dalam pemberitaan" (Tit 2: 2, 8), namun secara khusus ia bicara tentang "ajaran yang sehat" dan "perkataan yang sehat" (6:3; 2 Tim. 4:3; Tit. 1:9; 2:1).30
Kata Yunani yang diterjemahkan "sehat" (uJgiai÷nw, hugiainō) adalah sumber dari istilah bahasa Inggris "hygiene," yang secara harfiah berarti "menjadi sehat," "dalam kesehatan fisik yang baik." Digunakan secara kiasan, kata itu berarti "sehat atau bebas dari kesalahan, benar."31Jika kita padukan arti harfiah dan kiasan itu,"ajaran yang sehat" adalah ajaran yang bebas dari kesalahan dan meningkatkan kesehatan rohani. Dalam 2 Timotius 4:3, Alkitab NEB menulis "pengajaran yang bermanfaat." Satu terjemahan menulis "ajaran yang menyehatkan."32
Sebaliknya, kita harus berhati-hati terhadap "ajaran yang tidak sehat": ajaran yang mengandung kesalahan, ajaran yang mempromosikan penyakit rohani. Dalam 1 Timotius 6:4 (NASB), Paulus bicara tentang orang yang "memiliki ketertarikan yang tidak sehat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kontroversial." "Tidak sehat" diterjemahkan dari kata kerja Yunani nose÷w (noseō), yang berarti "sakit, lemah." Kata benda terkait no÷soß (nosos) mengacu secara harfiah kepada "penyakit fisik, penyakit, kelemahan" dan secara kiasan kepada "penyakit moral, penyakit."33Alkitab NIV menerjemahkan noseō sebagai "tidak sehat" (dalam frasa "ketertarikan yang tidak sehat").
Ketika Paulus merinci tanggung jawab Timotius di Efesus, pada bagian atas daftar nya itu adalah menangani ajaran yang tidak benar dan tidak sehat: "Tetaplah di Efesus sehingga kamu dapat menasihatkan orang-orang tertentu untuk tidak mengajarkan ajaran-ajaran asing" (1:3; NASB; huruf miring ditambahkan) .
Penanganan ajaran palsu adalah tema yang muncul berulang kali dalam ketiga surat itu, sehingga kita akan mendapatkan manfaat dalam membahas "ajaran-ajaran asing" di Efesus sebelum mulai menganalisis teks tersebut ayat demi ayat.
Peringatan Terhadap "Ajaran-Ajaran Asing"
Perintah Paulus untuk "menasihatkan orang-orang tertentu untuk tidak mengajarkan ajaran-ajaran asing" dalam 1:3 mengandaikan bahwa di sana "sudah ada standar yang diakui tentang ajaran Kristen."34Dalam surat Paulus yang kedua kepada Timotius, ia menulis, "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat" (2 Tim. 1:13; huruf miring ditambahkan).
Paulus telah dipercayakan dengan pesan kebenaran (menurut Tit. 1: 3), yang telah ia teruskan kepada Timotius (6:20; 2 Tim. 1:14), yang kemudian Timotius percayakan kepada orang lain (2 Tim. 2:2).Kebenaran itu berharga. Kebenaran tidak boleh diremehkan. Oleh sebab itu, Paulus tidak dapat dan tidak akan mentoleransi kesalahan. Ia memberitahu gereja Galatia, "Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia!" (Galatia 1:9).
Peringatan: Jiwa akan sesat! Mengenai guru-guru palsu yang sedang dibahas, Paulus memperingatkan bahwa "Perkataan mereka menjalar seperti penyakit gangren" (2 Tim. 2:17; NASB). Ia menggunakan kata transliterasi Yunani (ga÷ggraina, gangraina) yang menggambarkan "gangren, kanker"35-"'penyakit yang menggerogoti,' menyebarkan kebusukan dan menimbulkan penyiksaan [kematian]."36Alkitab AB menulis "ajaran mereka [akan memakan; itu] akan memakan jalan itu seperti kanker atau menyebar seperti gangren." Pernahkah Anda mengenal seseorang yang anggota badannya harus diamputasi untuk menghentikan penyebaran gangren? Pernahkah Anda duduk di samping tempat tidur seseorang yang sedang digerogoti oleh kanker? Jika pernah, Anda memahami kejelasan istilah Paulus itu.
Peringatan: Iman akan terganggu! Ajaran palsu di gereja-gereja di Efesus dan Kreta, tempat Titus ditinggalkan oleh Paulus, telah menimbulkan "dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan" (6:4, 5). Ajaran itu telah "merusak iman" orang-orang Kristen (2 Tim. 2:18), "mengacaukan banyak keluarga" (Tit. 1:11). Paulus tidak menganggap pesan dari guru-guru palsu itu "hanya sebuah perbedaan cara pandang dalam melihat sesuatu" atau "sebuah jalur spiritual alternatif." Itu adalah ajaran palsu, pesan itu mengandung kanker yang "mengacaukan orang yang mendengarnya" (2 Tim. 2:14).
Peringatan: Injil tidak akan diberitakan! Salah satu kekuatiran utama Paulus adalah cara ajaran palsu itu mengalihkan perhatian orang dari injil. Ajaran palsu itu "tidak berguna" (2 Tim. 2:14), "bodoh," "tidak berguna dan sia-sia belaka" (Tit. 3:9). Itu "menghasilkan persoalan belaka" ketimbang memajukan pekerjaan Tuhan (1:4). Ajaran palsu itu juga menyebabkan manusia berbalik kepada "omongan yang sia-sia" (1:6). Waktu yang dihabiskan untuk mengajarkannya atau melawannya adalah waktu yang dapat dihabiskan untuk mengajarkan injil, menyelamatkan jiwa, dan menguatkan orang-orang Kristen. Itu adalah bagian dari strategi setan (lihat 2 Tim. 2:26) yang dirancang untuk menjauhkan perhatian dari injil.
Paulus menginginkan Timotius-dan semua orang Kristen-untuk mengetahui bahwa ajaran palsu itu jauh dari "tidak bersalah." Ajaran palsu dapat menghancurkan jiwa, jemaat, atau persaudaraan (lihat Tit. 1:11). Masing-masing dari kita harus memutuskan untuk tetap tinggal bersama Firman dan bertekad melakukan apa yang Firman tulis (2 Tim. 4:2; Tit. 1:9).
Mengidentifikasi Ajaran Yang Tidak Sehat
Apakah bentuk ajaran yang tidak sehat yang Timotius harus hadapi? Teks itu tidak memberikan jawaban yang rinci terhadap pertanyaan itu, namun ada beberapa indikasi tentang kesalahan yang sedang diajarkan. Tampaknya itu merupakan gabungan antara Yudaisme yang menyimpang, filsafat Yunani, mistikisme Oriental, dan agama Kristen yang sesat.
Yudaisme yang menyimpang. Yudaisme yang menyimpang tampaknya menonjol dalam "ajaran-ajaran lain." Timotius diberitahu untuk "menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya" (1:3, 4). Dalam 1:6, 7, Paulus bicara tentang "beberapa orang" (pastinya sama dengan "orang-orang tertentu" dari 1:3) yang ingin "menjadi pengajar hukum Taurat" (huruf miring ditambahkan). Ia kemudian mengidentifikasi "hukum Taurat itu" dengan mencantumkan dosa-dosa yang berkaitan dengan Sepuluh Perintah (1:9, 10).
Dalam surat Paulus kepada Titus, rasul itu juga memberikan peringatan tentang guru-guru palsu. Ia berkata, "Sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat [Yahudi]" (Tit. 1:10; huruf miring ditambahkan). Paulus mendesak Titus untuk tidak mengindahkan "dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia" (1:14; huruf miring ditambahkan). Banyak, mungkin sebagian besar, guru-guru palsu di Kreta memiliki latar belakang Yahudi.37
Sebelumnya, guru-guru Yudaisme38telah mengganggu gereja-gereja dengan mengajar orang-orang bukan Yahudi bahwa mereka tidak dapat diselamatkan kecuali mereka "disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa" (Kisah 15:1). Paulus telah menghadapi ajaran palsu itu secara langsung. Ia menulis dalam Galatia 5:6 bahwa "Bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih" (lihat 1 Kor. 7:19; Gal. 6:15). Namun begitu, fokus pada masalah sunat ternyata telah berkurang- setidaknya di Efesus. Masalah orang Yahudi saat itunya ada hubungannya dengan "mitos" dan "silsilah" (1:4).39
Perjanjian Lama penuh dengan silsilah. Silsilah ini penting dalam menetapkan hak atas tanah bagi suku-suku tersebut. Silsilah itu juga digunakan untuk menentukan tugas-tugas keimamatan dan keturunan raja. Bagi banyak orang Yahudi, silsilah itu berfungsi untuk tujuan silsilah sekuler sekarang ini: untuk menetapkan warisan seseorang. Silsilah adalah penting bagi orang Yahudi untuk menentukan siapa mereka.40
Silsilah ini membuat para rabi terpesona; mereka secara khusus tertarik terhadap individu-individu yang tentang mereka hanya sedikit atau tidak ada yang diketahui. Mereka akan membuat sebuah cerita yang rumit mengenai siapa orang itu dan apa yang telah dilakukannya. Rincian ini "yang disulam pada catatan yang terilham" sudah biasa terjadi di sinagoga-sinagoga dan "kemudian disimpan dalam bentuk tertulis dalam bagianTalmud yang dikenal sebagai Haggadah."41
Sebuah contoh tentang bagaimana silsilah diperlakukan ditemukan dalam buku apokrifa Yobel.42Dalam karya ini, yang mungkin bertanggal abad kedua atau pertama S. M., penulis itu memperluas dan merevisi Kitab Kejadian dan pasal-pasal awal Keluaran. Ia menciptakan nama-nama untuk isteri para leluhur dari Adam hingga Terah. Ia menciptakan cerita tentang para leluhur. Ia mengklaim bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa sorga, bahwa baik manusia dan binatang berbicara bahasa Ibrani di taman Eden, tetapi itu menjadi bahasa yang dilupakan sampai para malaikat mengajarkannya kepada Abraham. Buku itu berisi mitos-mitos lain: Dikatakan bahwa Sabat disucikan oleh penghulu malaikat, malaikat-malaikat disunat, dan Yakub tidak pernah menipu siapa saja.43
Motivasi untuk jenis produk aneh ini mungkin termasuk yang berikut: (1) menetapkan bahwa tradisi keagamaan orang Yahudi sudah selalu dipraktikkan, bahkan dari awal, dan (2) menyajikan nenek moyang orang Yahudi dalam terang yang menguntungkan dan dengan demikian menunjukkan bahwa Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi umat-Nya karena kelayakan mereka. Mengenai teks Alkitab, penulis materi jenis ini melibatkan eisegesis bukan exegesis. Eisegesis berarti membacakan gagasan orang itu sendiri ke dalam44teks itu, sementara exegesis berarti mengambil pesan Allah dari45teks.
Seseorang mungkin menjawab, "Tapi dongeng ini dan silsilah berkaitan dengan Perjanjian Lama. Orang Kristen adalah bagian dari perjanjian baru Kristus. Mengapa dongeng dan silsilah Yahudi memiliki dampak pada jemaat seperti yang di Efesus?" Pada waktu itu, satu-satunya Kitab Suci yang tersedia untuk sebagian besar orang Kristen adalah kitab-kitab Perjanjian Lama. (Ini akan berlangsung beberapa waktu sebelum semua kitab terilham Perjanjian Baru ditulis, disalin, didistribusikan, dan akhirnya dikumpulkan bersama.) Oleh karena itu, banyak ajaran dalam gereja Tuhan secara alami dimulai dengan nas atau cerita Perjanjian Lama. Ini menyediakan pembukaan yang sempurna untuk pengantar pelbagai mitos dari rabi dan legenda.
Yang lain mungkin bertanya, "Tapi apa bahayanya? Dongeng-dongeng itu pastinya hanya angan-angan tinggi yang tidak berbahaya." Ajaran dongeng-dongeng itu menimbulkan apa yang Paulus sebut "omongan yang sia-sia" (1:6). Selanjutnya, dongeng itu menunjukkan sikap tidak hormat terhadap Firman Allah. Pada dasarnya, mereka yang menciptakan dongeng-dongeng itu sedang menyatakan bahwa kehendak Allah yang diungkapkan tidak cukup46dan perlu dilengkapi dengan imajinasi manusia. Selanjutnya lagi, jika tidak salah bagi seseorang untuk merevisi dan menambah isi Kitab palsu dikaitkan dengan tokoh terkenal Perjanjian Lama, sementara yang lainnya ditulis untuk menghormati orang-orang semacam itu. Suci, maka tidak salah juga bagi siapa saja untuk melakukannya;47maka kekudusan Kitab Suci akan hancur. Dongeng memang berbahaya.
Unsur-Unsur Lainnya. Meski ajaran palsu di Efesus memiliki komponen Yahudi yang kuat, namun unsur-unsur lain juga hadir. Ketika Paulus memperingatkan Timotius tentang kemurtadan yang akan datang (4:1-5; 2 Tim. 3:1-5), ia menyiratkan bahwa beberapa orang sudah memberitakan ajaran-ajaran palsu yang disebutkan (2 Tim. 3:5, 6). Dengan mengingat hal itu, mari kita perhatikan salah satu kesalahan ajaran yang disebutkan dalam 1 Timotius 4:3: melarang orang kawin. Mereka yang menuruti hukum Perjanjian Lama tidak akan pernah menganjurkan ajaran itu (Kej. 1:27, 28; 2:24). Sekali lagi, dalam 2 Timotius 2:18, Paulus bicara tentang guru-guru palsu yang telah "menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung." Penganut ketat hukum Yahudi (seperti orang-orang Farisi) sangat percaya kepada tubuh kebangkitan (Kisah 23:8). Kita lalu harus bertanya, sumber kesalahan apakah yang akan menghalangi perkawinan dan menyangkal kebangkitan tubuh?
Satu sumber yang mungkin adalah "pra-gnostikisme." Gnostikisme adalah "salah satu bidah paling berbahaya dari dua abad pertama gereja."48Istilah "gnostikisme" diambil dari kata Yunani untuk "pengetahuan": gnwvsiß (gnosis). Gnosis diterjemahka "pengetahuan" di penghujung 1 Timotius: "Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan" (6:20). Kaum Gnostik mengklaim bahwa mereka memiliki "pengetahuan" yang tidak tersedia bagi orang lain. Mungkin Paulus mengkhawatirkan bentuk awal Gnostikisme ketika ia menyurati orang-orang Kristen di Kolose (Kol. 2:8, 18-23), sebuah kota yang terletak tidak jauh dari Efesus (sekitar 200 kilometer). Belakangan, mungkin ketika ia tinggal di Efesus, Yohanes menyinggung salah satu kesalahan yang lebih membahayakan dari abad pertama: klaim bahwa Kristus tidak datang dalam daging (1 Yoh. 4:1-3; 2 Yoh. 7; lihat Yoh. 1:14), yang mungkin saja sudah menjadi bagian dari permulaan Gnostikisme.
Menurut ajaran Gnostik, Kristus tidak dapat sudah datang dalam daging karena materi (termasuk daging) pada dasarnya jahat, sebuah konsep yang diambil dari filsafat Yunani. Di antara hasil dari konsep yang salah ini adalah jenis asketisme. Para pertapa mengatakan bahwa daging adalah jahat dan segala sesuatu yang menyenangkan harus disangkal. Oleh karena itu, pada abad kedua, pendukung terkemuka Gnostikisme tidak menganjurkan perkawinan dan memiliki anak.49Ia dan yang lainnya mengajarkan bahwa, karena tubuh adalah jahat (menurut teori ini), maka kebangkitan tubuh tidak dapat terbayangkan. Mereka percaya hanya kepada kebangkitan rohani:50kebangkitan rohani yang setiap orang alami di masa lalu, ketika dibangkitkan dari air baptisan untuk hidup dalam hidup yang baru (Rom 6:3-6). (Lihat Untuk Kajian Lebih Lanjut: Bentuk Awal Gnostikisme, dalam pelajaran ini.)
Mistikisme Oriental kemungkinan besar juga adalah bagian dari campuran ajaran di Efesus, karena kota itu adalah salah satu pusat okultisme dunia kuno. "Dari semua kota Yunani-Romawi kuno, Efesus "pastinya adalah yang paling ramah terhadap penyihir, dukun, dan segala macam penipu."51"Okult" berarti "tersembunyi" dan mengacu kepada misteri atau pengetahuan yang rahasia atau tersembunyi. Pikiran orang-orang di Efesus itu sudah di pra-kondisikan untuk menerima konsep "pengetahuan yang tersembunyi."
Dengan mengambil petunjuk yang kita miliki dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus, kita dapat menyimpulkan bahwa orang Kristen dari latar belakang Yahudi telah menambahkan sedikit filsafat Yunani dan mistiskisme Oriental untuk membentuk jenis ajaran "Kristen" mereka sendiri. Ini mereka sajikan sebagai "pengetahuan" yang tersedia hanya untuk mereka dan murid-murid mereka.
Seperti apapun sifat ajaran mereka itu jadinya, guru-guru palsu di gereja di Efesus adalah arogan. Mereka mengatakan, pada dasarnya, "Yang paling penting adalah pengetahuan. Kami memiliki pengetahuan yang bahkan tidak dimiliki oleh Paulus. Itu adalah pengetahuan untuk beberapa orang pilihan-dan kamu harus datang kepada kami untuk mendapatkan pengetahuan ini." Paulus menyebut mereka "berlagak tahu" (6:4) dan mencap ajaran mereka sebagai "pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut 'pengetahuan'"(6:20; huruf miring ditambahkan).
Paulus tidak perlu bersikap lebih spesifik mengenai "ajaran tidak sehat" di Efesus. Ia tahu ajaran itu, Timotius tahu ajaran itu, dan orang yang setia dalam gereja di Efesus tahu ajaran itu. Kita tidak tahu, tapi hal itu justru membuat lebih mudah untuk menarik penerapan mengenai ajaran palsu sekarang ini:
Ajaran apa saja yang menambahkan Firman Allah-seperti yang dilakuka "dongeng-dongeng" (1:4)-adalah ajaran yang tidak sehat.
Ajaran apa saja yang mengurangi Firman Allah-seperti yang dilakukan ajaran bahwa "kebangkitan" telah berlangsung (2 Tim. 2:18)-adalah ajaran yang tidak sehat.
Ajaran apa saja yang mengalihkan perhatian dari rencana Allah bagi keselamatan kita (1:4, 15)-seperti yang dilakukan oleh "ajaran lain" dari 1:3-adalah ajaran yang tidak sehat.
Ajaran apa saja yang menimbulkan "dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan" (6:4, 5)-seperti yang dilakukan oleh "ajaran lain" dari 1:3-adalah ajaran yang tidak sehat.
Paulus memahami daya tarik ajaran seperti itu. Banyak orang merasa senang untuk "memuaskan keinginan telinganya" (2 Tim. 4:3), mereka yang lebih peduli dengan apa yang baru daripada dengan apa yang benar. Ia dengan kuat mendesak Timotius untuk menjaga kebenaran yang dipercayakan kepada dia (6:20), untuk "memberitakan firman" (2 Tim. 4:2), dan untuk menasihati guru-guru palsu "agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain" (1 Tim. 1:3). Kita tidak berani melakukan kurang daripada itu sekarang ini.
UNTUK KAJIAN LEBIH LANJUT: BENTUK AWAL GNOSTIKISME
"Gnostikisme" merupakan istilah umum untuk sejumlah ajaran sesat filosofis yang berkembang subur di dalam gereja pada abad kedua dan ketiga. Namanya berasal dari kata Yunani untuk "pengetahuan": gnwvsiß (gnosis). Daya tarik utamanya adalah untuk mereka yang menganggap diri mereka intelek. Karena tidak mau menerima hal-hal dengan iman, mereka meninggikan alasan dan spekulasi. Kaum Gnostik mengaku sebagai kelompok elit, para filsuf bijak yang kepada mereka pengetahuan rahasia diungkapkan sehingga umat manusia lainnya tidak pernah dapat mengetahui.
Sekolah pemikiran Gnostik yang mungkin menjadi ancaman yang lebih besar terhadap gereja abad kedua dibandingkan yang lainnya adalah Marcionisme. Marcion mulai mengajar di Roma sekitar tahun 140. Ia sebenarnya dikucilkan oleh "bapak-bapak gereja" dan kembali ke Asia Kecil, di mana ia terus memimpin banyak jemaat. Kita pada dasarnya mengetahui ajaran Marcion dari risalah sebanyak lima buku oleh Tertullian yang berjudul Against Marcion, yang ditulis sekitar tahun 208.
Sekolah-sekolah pemikiran Gnostik agak berbeda, tapi konsep intinya adalah bahwa roh sepenuhnya baik sedangkan materi sepenuhnya jahat. Akibat yang ditimbulkan dari konsep yang menyimpang ini adalah dua pendekatan yang sepenuhnya berlawanan tentang bagaimana memperlakukan tubuh. Pendekatan yang satu adalah pertapaan yang tidak wajar: tekad untuk menyangkal kedagingan apa saja dan semuanya yang menyenangkan, bahkan dengan menyiksa tubuh. Pendekatan yang lain adalah percabulan yang mengejutkan yang didasarkan pada pemikiran ini: "Biarkan jiwa itu pergi dengan sayap pemikiran rohani, sementara tubuh memanjakan keinginan dagingnya."
Salah satu kesimpulan yang lebih mengerikan dari konsep itu bahwa materi sepenuhnya jahat adalah dugaan bahwa Kristus belum-tidak dapat-datang dalam daging. Beberapa orang Gnostik mengajarkan bahwa tubuh Kristus itu ilusi semata (Docetisme) sementara yang lain mengajarkan bahwa Ia masuk ke dalam tubuh kedagingan Yesus pada saat baptisan-Nya dan pergi sebelum kematian-Nya (Cerinthianisme). Kesalahan yang terakhir ini ditentang oleh Yohanes dalam Yohanes 1:14; 1 Yohanes 4:2; dan 2 Yohanes 7.
Ajaran bidat yang dibahas dalam Perjanjian Baru adalah bentuk awal dari Gnostikisme, bukan sistem yang berkembang secara rumit dari abad kedua dan ketiga. Sejumlah kitab Perjanjian Baru menunjukkan bahwa "pra-Gnostikisme" ini sudah menginfeksi pemikiran beberapa orang Kristen (misalnya, lihat Kol. 2:21-23). Pertama dan Kedua Timotius dan Titus termasuk dalam kitab-kitab itu.
Kita harus berhati-hati, bagaimanapun, untuk tidak terlalu menekankan kontribusi yang dibuat oleh filsafat Gnostik kepada ajaran palsu yang Timotius dan Titus hadapi. Beberapa orang menyatakan bahwa 1 dan 2 Timotius dan Titus ditulis pada abad kedua khususnya untuk memerangi Gnostikisme (dengan melekatkan nama Paulus untuk membuat dokumen itu lebih berotoritas). Misalnya, kaum Gnostik menciptakan kisah yang tidak masuk akal tentang Allah yang menciptakan satu makhluk (diidentifikasi sebagai emanasi, sebuah aeon, atau malaikat) yang menciptakan makhluk lain, yang menciptakan makhluk lain lagi, dan seterusnya. Setelah ciptaan itu mencapai jumlah yang tak terhitung, orang Gnostik mengatakan, salah satu emanasi/aeon/malaikat itu berada cukup jauh dari Allah yang kudus sehingga ia menciptakan bumi jahat (materi). Makhluk-makhluk yang beragam dalam urutan itu diberi nama dan disembah (lihat Kol. 2:18). Beberapa orang yang berkeras menentang kepengarangan Paulus untuk surat-surat kepada Timotius dan Titus berpendapat bahwa yang ada di dalam pikiran penulis itu adalah serangkaian makhluk ini ketika ia menyebut "silsilah."
Bukti internal dan eksternal yang kuat memihak kepada rasul Paulus sebagai penulisnya. Selanjutnya, dalam suratnya kepada Titus, Paulus secara pasti mengaitka "dongeng" dan "silsilah" dengan ajaran "orang Yahudi" dan "hukum Taurat" (Tit. 1:14; 3:9). (Kata "silsilah" tidak pernah digunakan dalam tulisan-tulisan Gnostik untuk rangkaian emanasi.) Guru-guru palsu yang dikecam dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus bukanlah orang Gnostik; sebaliknya, mereka itu orang "Kristen" yang berlatar belakang Yahudi yang meminjam pelbagai aspek ajaran mereka yang aneh dari sana dan sini, termasuk beberapa konsep Gnostik.
Pemahaman tertentu atas pemikiran Gnostik dapat membantu kita dalam memahami latar belakang untuk beberapa ayat dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus, selama kita tidak mengacaukan itu dengan ajaran palsu yang dikecam oleh Paulus.
PELBAGAI ISTILAH YUNANI DALAM 1, 2 TIMOTIUS DAN TITUS
Banyak catatan dalam komentari ini menyebutkan bahwa kata Yunani dapat juga ditemukan dalam nas lain. Tujuan dari catatan ini adalah untuk menunjukkan bahwa, jika Anda menginginkan informasi tambahan tentang kata Yunani, itu biasanya dapat ditemukan dalam komentar tentang nas lain.
Catatan Akhir:
- 1 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 16.
- 2 Seorang penulis awal, Marcion yang bidah, menolak tiga surat itu. William Hendriksen mencatat bahwa Marcion "memberitakan asketisme yang ketat [dan] menolak keabsahan perkawinan."Orang bidah tidak menyukai tulisan yang secara langsung atau tidak langsung mengecam bidahnya atau bidah yang agak mirip" " (William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary [Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965], 4). See 1 Tim. 4:3, 4.
- 3 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 5.
- 4 Luke Timothy Johnson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Knox Preaching Guides (Atlanta: John Knox Press, 1987), 1.
- 5 Ibid., 3-4.
- 6 Salah satu sumber tersebut adalah Hendriksen, 4-33.
- 7 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 8.
- 8 Banyak dari fokus itu berpusat pada Titus 2. Untuk diskusi panjang yang menolak argumen terhadap kepengarangan Paulus, lihat Hendriksen, 377-81.
- 9 Roberts, 5 .
- 10 Ini adalah cara Paulus menggambarkan dirinya dalam Filemon 9. Surat kepada Filemon ditulis sebelum 1 dan 2 Timotius dan Titus.
- 11 Beberapa orang telah menyarankan bahwa mungkin juga telah ada amanuensis (juru tulis, sekretaris) yang berbeda, yang mempengaruhi bagaimana pikiran diungkapkan. Yang secara jelas terlihat adalah praktik Paulus untuk mendiktekan surat-suratnya kepadaseorang juru tulis dan kemudian mengakhiri surat itu dengan catatan tulisan tangan yang otentik (lihat 2 Tes. 3:17). Paulus mungkin saja telah menggunakan juru tulis yang berbeda dari yang digunakan ketika ia menulis surat-suratnya yang lain. Ia bahkan mungkin telah menulis surat ini dengan tangannya sendiri. (Bahkan jika ada dari pelbagai kemungkinan ini terjadi, itu harus dipahami bahwa teks yang dihasilkan itu adalah apa yang secara persis Allah inginkan.)
- 12 Robert Lane Greene, "Vocabulary Size: Lexical Facts," The Economist (http://www.economist.com/blogs/ johnson /2013 /05 /vocabularysize; Internet, accessed 21 October, 2016).
- 13 Hendriksen, 8.
- 14 Barclay, 9.
- 15 Kedua Korintus ditulis sebelum pelayaran Paulus ke Roma (dan oleh sebab itu sebelum kapalnya yang karam dalam perjalanan ke Roma dilaporkan dalam Kisah 27:39-44).
- 16 Eusebius Ecclesiastical History 2.22.1-2. 10.
- 17 J. N. D. Kelly, The Pastoral Epistles, Harper's New Testament Commentaries (San Francisco: Harper & Row, 1960),
- 18 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timothy & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 33-34.
- 19 Ibid., 33.
- 20 Selama "pemenjaraan" Romanya yang pertama, Paulus benar-benar di bawah tahanan rumah dan dirantaikan kepada seorang prajurit (Kisah 28:16, 20, 30).
- 21 David L. Roper, Acts 1-14, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 12-13.
- 22 Eusebius Ecclesiastical History 2.25.
- 23 Kebanyakan terkaan tentang usia Paulus pada saat ini jatuh dalam rentang usia 60-an atau 70-an. Itu akan sudah menjadi usia lanjut pada zaman dan waktu itu.
- 24 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 17.
- 25 Dalam NASB, kata "pastor" hanya muncul dalam Efesus 4:11. Di tempat lain di dalam Perjanjian Baru, kata Yunani yang mendasari ( poi÷mhn, poimēn) selalu diterjemahkan "gembala." Kata itu tidak pernah muncul dalam 1 dan 2 Timotius dan Titus.
- 26 Nas tentang "satu sama lain" dalam Perjanjian Baru adalah bukti yang cukup tentang hal ini (misalnya, lihat Rom. 12:10; 14:19; 15:14; 1 Kor. 12:25;. 1 Tes. 5:11, 15; Ibr. 3:13; 10:24).
- 27 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 147.
- 28 Dale Hartman telah sering menggunakan analogi ini dalam mengajar di gereja Kristus Eastside di Midwest City, Oklahoma.
- 29 Barton, Veerman, and Wilson, 17.
- 30 Dalam Alkitab NASB, frasa Yunani yang diterjemahkan "doktrin yang sehat" juga diterjemahkan "ajaran yang sehat" dalam 1 Timotius 1:10. Sekali lagi, Paulus menyebut tentang "sehat dalam iman" dalam Titus 1:13, yang pada dasarnya adalah sama dengan sehat dalam ajaran.
- 31 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 1023.
- 32 Joseph Bryant Rotherham, The Emphasised Bible: A New Translation, vol. 4, Matthew-Revelation (Cincinnati: Standard Publishing Co., 1897), 219.
- 33 Bauer, 678-79.
- 34 Guthrie, 67.
- 35 Bauer, 186.
- 36 W. E. Vine, Merrill F. Unger, William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 261.
- 37 Secara umum diasumsikan bahwa ajaran palsu di Kreta mirip dengan, jika tidak persis sama dengan, yang di Efesus. Pulau Kreta terletak di barat-daya Efesus.
- 38 Ini adalah orang-orangYahudi yang telah menjadi Kristen, tetapi mencoba untuk mengikatkan hukum Perjanjian Lama pada orang Kristen bukan Yahudi. Menurut Kisah Para Rasul 15:5, beberapa (mungkin semua) adalah orang-orang Farisi.
- 39 Beberapa orang percaya silsilah itu berkaitan dengan teori-teori Gnostik, tetapi konteksnya menunjukkan bahwa silsilah itu silsilah Yahudi. (Lihat Untuk Kajian Lebih Lanjut: Bentuk Awal Gnostikisme, dalam pelajaran ini.)
- 40 Silsilah tidak bertujuan demikian dalam agama Kristen. Tuhan tidak peduli siapa kakek buyut seorang Kristen. Satu-satunya silsilah dalam Perjanjian Baru adalah silsilah Yesus, yang meneguhkan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan.
- 41 Hendriksen, 59.
- 42 Buku-buku "Apokrifa" adalah tulisan-tulisan non-kanon yang dianggap tidak terilhami oleh orang-orang Yahudi. Lebih khusus lagi, Yobel dikelompokkan dengan kitab-kitab "Pseudepigrafa." Beberapa di antaranya secara
- 43 Hendriksen, 59.
- 44 Kata preposisi Yunani eijß (eis) berarti "ke dalam."
- 45 Kata preposisi Yunani ejx (ex), atau ejk (ek), berarti "keluar dari."
- 46 Paulus membahas pertanyaan tentang kecukupan Kitab Suci dalam 2 Timotius 3:16, 17.
- 47 "Allah tidak membedakan orang" (Kisah 10:34).
- 48 Donald W. Burdick, Notes on 1, 2, 3 John, The NIV Study Bible, ed. Kenneth Barker (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1985), 1906.
- 49 Lihat komentar tentang 2:15; 4:3.
- 50 Lihat komentar tentang 2 Tim. 2:18.
- 51 Bruce M. Metzger, "St. Paul and the Magicians," Princeton Seminary Bulletin 38, no. 1 (June 1944): 27.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 sehat (Yun.: hugaino)-"…sehat, baik,…teguh, murni, benar dalam kaitannya dengan doktrin dan kehidupan Kristiani…tidak t...
Catatan Akhir:
- 1 sehat (Yun.: hugaino)-"…sehat, baik,…teguh, murni, benar dalam kaitannya dengan doktrin dan kehidupan Kristiani…tidak tercemar" (Robinson, 736).
- 2 orang durhaka (Yun.: anomos)-"digunakan untuk orang non-Yahudi, 1Korintus 9:21, tanpa adanya kesan "kejahatan" (Thayer, 48).
- 3 orang lalim; tidak taat (Yun.: anupotaktos)-"tidak bisa ditundukkan untuk dikendalikan…tidak mau patuh, keras kepala" (Thayer, 52).
- 4 orang fasik (Yun.: asebes)-"tidak punya rasa takut yang penuh hormat terhadap Allah…tidak bertuhan" (Thayer, 79).
- 5 orang berdosa (Yun.: amartolos)-"…setia kepada dosa…sangat berdosa, khususnya jahat" (Thayer, 31).
- 6 orang tak beragama (Yun.: anosios)- "…jahat…perselisihan yang keterlaluan…siksaan yang mengerikan dan jahat" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 71-72).
- 7 orang cabul (Yun.: pornos)-"orang yang melacurkan tubuhnya kepada nafsu orang lain dengan bayaran, pelacur laki-laki…seorang laki-laki yang melakukan hubungan seksual secara tidak syah, seorang pesundal" (Thayer, 532).
- 8 pemburit (Yun.: arsenokoites)-"arsen = laki-laki; koite = tempat tidur; orang yang tidur dengan orang laki-laki dengan cara seperti tidur dengan seorang perempuan, sodomi" (Thayer, 75).
- 9 penculik (Yun.: andrapodistes )-"penjual budak, penculik,…orang yang dengan tepat mereduksi kemerdekaan manusia menjadi budak…yang mencuri budak orang lain dan menjual budak tersebut" (Thayer, 43).
- 10 pendusta (Yun.: pseustes )-"…orang yang bohong, pendusta, penipu…juga guru palsu, penipu yang piawai…orang yang berbohong kepada Allah, seorang rasul, orang jahat, Roma 3:4" (Robinson, 792).
- 11 orang makan sumpah (Yun.: epiorkos)-"tentang sumpah, ikrar yang palsu…orang yang makan sumpah, orang yang bersumpah palsu" (G. Abbott-Smith, A Manual Greek Lexicon of the New Testament [Edinburgh, Scotland: T.
- 1 Di dalam Perjanjian Baru terdapat tiga susunan nama para rasul: (1) Rasul Allah, Yesus Kristus (Ibrani 3:1); (2) rasul-rasul Kristus (Matius 10:2-4; Kisah 1:26; Galatia 2:8; 1Korintus 15:7-10); (3) rasul-rasul jemaat, seperti dalam 2Korintus 8:23; Kisah 14:14. Dalam kasus terakhir, beberapa kaum pria dipilih oleh jemaat untuk berfungsi seperti rasul, menjadi para utusan jemaat, atau apostoloi, untuk pelayanan atau kesempatan itu. Hal ini harus dianggap sebagai tanggung jawab pekerjaan ketimbang suatu jabatan. Kata Yunani untuk "rasul," apostolos, artinya "seorang delegasi, utusan, orang yang diutus dengan membawa perintah" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 68). Dalam setiap kasus, orang yang melaksanakan pelayanan ini bicara berdasarkan otoritas orang yang mengutus dia (lihat Lukas 10:16; Yohanes 13:20).
- 2 Simaklah 2Petrus 3:18 dan 2Korintus 8:1-3, 7, dimana kita melihat kasih karunia yang diberikan dalam jemaat membantu kita untuk berkelimpahan dalam sukacita, bahkan di hadapan penderitaan. Bahkan orang yang sangat melarat bisa melakukan pemberian yang dermawan. Kasih karunia Allah membantu kita untuk berkelimpahan dalam iman, pengetahuan, ketulusan, dan kasih. Betapa menakjubkan manfaat yang bisa diberikan oleh sifat-sifat itu kepada penginjil di dalam pekerjaannya! (Lihat definisi kata charis oleh Thayer dalam catatan akhir 17.)
- 3 Rahmat ini (Yun.: eleos) artinya "kebaikan hati atau niat baik terhadap orang yang sengsara dan teraniaya, ditambah dengan keinginan untuk melegakan mereka" (Thayer, 203). Betapa berharganya sifat ini ketika orang harus menghadapi jiwa-jiwa duniawi!
- 4 Kata Yunani untuk damai sejahtera, eirene, artinya "keadaan jiwa yang sentosa yang dijamin keselamatannya melalui Kristus, dan tidak ada yang ditakutkan dari Allah dan mencukupkan diri dengan rejeki duniawinya, apapan bentuknya: Roma 8:6" (Thayer, 182).
- 5 Kata Yunani untuk "mengajar," parangelia, artinya "… untuk menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lain … untuk menyatakan, mengumumkan … untuk memerintahkan, mengatur, menuntut" (Thayer, 479). Simaklah dalamnya makna yang terkandung dalam kata itu dalam tingkatan yang dipakai: Berbahagialah penginjil yang hanya perlu "mengumumkan" berita Allah-dan hal itu akan melenyapkan pelbagai doktrin dan pernyataan yang berbeda. Namun begitu, jika diperlukan, penginjil itu harus memberi perintah, mengatur, dan menuntut guru palsu untuk berhenti mengajar. Bagaimanapun juga, jiwa manusia ada dalam bahaya jika guru palsu itu tetap bersikeras mengajarkan doktrin yang berbeda (Galatia 1:6-9).
- 6 Dongeng (Yun.: muthos )-"isapan jempol, kebohongan" (Thayer, 419).
- 7 Spekulasi (Yun.: ekzetesis)-"investigasi … penyelidikan yang tak kentara … perselisihan" (Thayer, 195).
- 8 Dispensasi (Yun.: oikonomos)-"manajemen" (Thayer, 440-41).
- 9 Pada iman (Yun.: en pistei )-Di sini dative case mengetengahkan iman sebagai pribadi yang menjadi sumber dispensasi atau manajemen Allah (H. E. Dana and J. R. Mantey, A Manual Grammar of the Greek New Testament [New York: Macmillan Co., 1948], 84).
- 10 Tidak sampai pada tujuan (Yun.: astocheo)-"meleset dari sasaran…salah" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 103).
- 11 Omongan yang sia-sia (Yun.: mataiologia)-"… tong kosong nyaring bunyinya" (Robinson, 446). Titus memakai bentuk mataiologos.
- 12 Robinson, 446.
- 13 Thayer, 392.
- 14 Secara mutlak mereka kemukakan (Yun .: diabebaioomai)-"… untuk membuat kokoh; oleh karena itu untuk menegaskan dengan kuat" (Robinson, 168).
- 15 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. (Philadelphia: Westminster Press, 1960), 36-37.
- 16 Pokok pikiran yang indah dan bersifat tekhnis adalah bahwa istilah Yunani untuk kata mempercayai ada dalam bentuk passive voice (epistuthen), yang menekankan bahwa kepercayaan itu diberikan kepada Paulus; Paulus tidak mengusahakannya atau layak menerimanya. Kasih karunia Allahlah yang memberikan pelayanan yang mulia itu kepada Paulus.
- 17 Manfaat (Yun.: charis )-"yang menghasilkan sukacita, kesenangan, kegembiraan, kebaikan, pesona, keindahan … mengenai kebaikan penuh rahmat Allah, yang memakai pengaruh kudus-Nya ke atas jiwa manusia, yang memalingkan mereka kepada Kristus, menjaga, menguatkan, meningkatkan mereka dalam iman, pengetahuan, kasih sayang Kristiani, dan yang menghidupkan mereka untuk melakukan pelbagai kebajikan Kristiani" (Thayer, 666).
- 18 Yang manakah yang lebih baik, menjadi penganiaya atau yang dianiaya? Apakah kelihatannya lebih baik menang sebagai pelaku kejahatan, atau menderita karena melakukan perbuatan baik tidak melakukan kejahatan? (Lihat 1Petrus 3:15-18; 2:20-24; Roma 12:20, 21.)
- 19 Memampukan (Yun.: endunamoo)-"untuk membuat kuat" (Thayer, 214).
- 20 Menganggap setia (Gk.: hegeomai)-"… menjadi pemimpin, mengatur, memerintah, punya kuasa atas … memimpin dalam pengertian pengaruh, pegang kendali dalam menasehati … amat sangat menghormati seseorang, 1Tesalonika 5:13" (Thayer, 276).
- 21 Kata ini menekankan kontrol dan keyakinan Tuhan (Galatia 1:15-24) dan memperlihatkan kepatuhan Paulus (Kisah 22:10). Faktor-faktor tersebut akan membuat penginjil menjadi rendah hati, sambil mengimbanginya dengan keberanian dan keyakinan (2Korintus 3:12; 2 Timotius 4:17, 18). Semoga Allah memberi kita lebih banyak penginjil yang telah dewasa dalam hal mengetahui "Aku adalah seorang penghutang" (Roma 1:14; KJV), pada saat yang sama sadar bahwa "… kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita .…" (Roma 8:35-39).
- 22 Menetapkan (Yun.: themenas)-"mendirikan, meletakkan, menempatkan…membeberkan rencana … untuk melaksanakan maksud seseorang" (Thayer, 622-23). Penggunaan middle voice participle di sini menekankan bagaimana Allah bekerja di dalam hidup kita (lihat catatan akhir 23).
- 23 Ungkapan Paulus di sini menekankan tiga fakta penting: (1) bahwa dalam pikiran Allah ada rencana untuk kita (lihat Yeremia 1:5; Efesus 1:3-7; Galatia 1:15-24); (2) bahwa Allah menempatkan kita ke dalam pelayanan-Nya (atau bertindak ke atas kita); (3) bahwa kita harus bersyukur dan yakin sambil kita melayani di bawah posisi penyediaan-Nya, membolehkan kehendak-Nya terjadi (Matius 26:38-44; 1Korintus 12:18; 2Korintus 2:14-17; Filipi 2:12, 13; Efesus 1:22, 23).
- 24 Penyerang (Yun.: hubristes )-"orang yang biadab, sombong, berbahaya" (Robinson, 736); "orang yang, didorong oleh kesombongan, menimbun kata-kata yang menghina ke atas orang lain atau melakukan beberapa tindakan salah yang memalukan" (Thayer, 633-34). Paulus pernah memiliki semangat superior seperti itu, dengan meminta orang-orang yang dikejarnya untuk menyerahkan diri secara menyakitkan.
- 25 Apa yang membuat orang berdosa tergugah adalah istilah "ketabahan" ini! (Gk.: makrothumia, "kesabaran, ketahanan, keteguhan, kesetiaan, ketekunan, … seperti terlihat dalam menanggung pelbagai persoalan dan penyakit … lambat dalam membalas kesalahan; simaklah bentuk kata benda, makrothumeo, "bersikap panjang semangat, tidak kecut hati … bersabar dalam menanggung pelbagai penderitaan dan aniaya dari orang lain; bersikap lembut dan lambat dalam membalas … lambat untuk marah, lambat untuk menghukum" [Thayer, 387]).
- 26 William Barclay, New Testament Words (London: SCM Press, 1964), 196-97. Simaklah Roma 12:19-21.
- 27 Hati nurani yang murni (Yun.: suneidesis)-"jiwa yang sadar akan adanya dosa … jiwa yang bisa membedakan antara apa yang baik dan buruk secara moral, terdorong untuk melakukan yang baik dan menghindari yang buruk, menghargai yang baik, mencela yang buruk" (Thayer, 602-3).
- 28 Kata Yunani yang artinya membuang adalah apotheo, "mendorong jauh, menolak … menjauhkan dari diri sendiri, .…" (Thayer, 70). Susunan tata bahasa Yunani (aposamenoi) adalah 1 aorist, middle participle. Fakta bahwa kata itu dalam middle voice berarti merupakan tindakan untuk menjatuhkan diri. Tidak ada orang lain yang melakukannya, meskipun pengaruh luar bisa saja ikut terlibat. Para penginjil yang cenderung menyalahkan saudara-saudara, penatua-penatua, atau "waktu" atas kegagalan mereka dalam memberitakan pelbagai ketetapan Allah, perlu menyimak bahwa catatan terilham dalam kasus-kasus ini melemparkan kesalahan itu kepada orang-orang itu sendiri. Fakta bahwa kata itu dalam aorist tense menunjukkan maksud perbuatan itu. Orang bisa membuang hati nuraninya yang murni atau imannya-yang dibangun lewat pelayanan setia selamabertahun-tahun-hanya dengan satu tindakan bodoh!
- 29 Jason Michaels, The Devil Is Alive and Well and Living in America Today (New York: Award Books, 1974), 25.
- 30 Inilah contoh dimana pemberita injil bisa bersalah melakukan penghujatan. Beberapa orang telah meninggalkan jejak-jejak penghukuman, sindiran, fitnah, c ap, dan tuduhan tanpa dasar yang bisa melukai nama baik orang lain, dengan menjadikan mereka bisa dikenakan tuduhan tersebut! Baik itu berupa penyimpangan doktrin atau serangan pribadi tanpa fakta, para penghujat itu memalukan gereja Tuhan.
- 31 Kata Yunani yang diterjemahkan "supaya jera," paideuthosin, muncul dalam bentuk subjunctive passive.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 1 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill...
Catatan Akhir:
- 1 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), ix.
- 2 K. H. Rengstorf, "apóstolos," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel and Gerhard Friedrich, trans. and abr. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 70.
- 3 Pengharapan Alkitab ( ejlpi÷ß, elpis) adalah "melihat ke depan kepada [sesuatu] dengan … percaya diri" (Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker [Chicago: University of Chicago Press, 2000], 319).
- 4 Beberapa orang berpendapat bahwa nama itu berarti "orang yang dihormati Allah."
- 5 William Barclay, The Letters to Timotius, Titus, and Philemon, rev. ed., The Daily Study Bible (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 21.
- 6 Ini bukan karena Paulus percaya sunat memiliki makna rohani bagi orang Kristen (Gal. 5:6). Pada kesempatan lain, ia menolak untuk menyunat Titus (Yunani) (Gal. 2:3, 5). Seperti yang disarankan, Paulus menyunat Timotius sebagai kebijaksanaan untuk memudahkan pekerjaan mereka dengan orang-orang Yahudi.
- 7 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timotius, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 19.
- 8 Bauer, 202.
- 9 Ibid., 287.
- 10 Kamus Bauer mendefinisikan charis sebagai "sifat dermawan terhadap seseorang satu, kemurahan hati, kasih karunia, … niat baik"-"bukan …kewajiban"(Ibid., 1079).
- 11 Ibid., 316.
- 12 Bandingkan Gal. 1:3 dan 6:16; Efe. 2:4 dan 2:5; 1 Tim. 1:13 dan 1:14; Tit. 3:5 dan 3:7. Lihat Ibr. 4:16.
- 13 "Tinggal" adalah dari prosme÷nw (prosmenō), kata majemuk yang terdiri dari pro÷ß (pros, "dengan") dan me÷nw (menō, "tetap").
- 14 Bauer, 765. Bandingkanlah bagaimana parakaleo digunakan dalam 2 Timotius 4:2.
- 15 Saudara itu adalah Filemon. Perbandingan antara Kitab Kolose dan Kitab Filemon menunjukkan bahwa Filemon tinggal di atau dekat Kolose. (Bandingkan Kol. 4:7-9 dengan Filem. 10 dan Kol. 4:17 dengan Filem. 2.)
- 16 Charles R. Erdman, The Pastoral Epistles of Paul (Philadelphia: Westminster Press, 1923), 16.
- 17 Okultisme di Efesus dibahas dalam David L. Roper, Acts 15-28, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 183-85.
- 18 Lihat Kisah Para Rasul 18; 19 dan Kitab Efesus. Selain itu, salah satu surat kepada ketujuh gereja di Asia itu ditujukan kepada jemaat di Efesus (Why. 2:1-7).
- 19 Bauer, 760.
- 20 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 96.
- 21 Mereka mengikuti jejak para filsuf Yunani yang telah menggunakan penyimbolan untuk menafsirkan mitologi Yunani.
- 22 Sebuah antropomorfisme menggunakan terminologi manusia dalam pengertian akomodatif untuk menggambarkan Allah (misalnya, "tangan Tuhan").
- 23 Roy B. Zuck, Basic Bible Interpretation (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1991), 30-31.
- 24 "Spekulasi belaka" adalah dari ejkzh÷thsiß (ekzētēsis), yang mengacu kepada "spekulasi yang tidak berguna" (Bauer, 303).
- 25 Ibid., 697.
- 26 Ibid., 697-98.
- 27 Pertama Timotius 5:20 pada dasarnya tentang penatua yang berdosa, tetapi penerapan umumnya dapat dibuat.
- 28 Beberapa orang percaya "instruksi" di sini meliputi semua arahan yang Paulus berikan kepada Timotius.
- 29 Bauer, 998.
- 30 Satu-satunya kesempatan lain kata Yunani itu digunakan untuk "cinta" dalam 1 Timotius adalah ketika kata majemuk yang menerjemahkan "cinta uang" muncul (3:3; 6:10).
- 31 Ronald A. Ward, Commentary on 1 & 2 Timotius & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 31.
- 32 A. M. Renwick, "Gnosticism," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:487.
- 33 Bauer, 508. Ketika "hati" dikontraskan dengan "pikiran" (untuk contoh, Mat. 22:37), penekanannya adalah pada emosi. Dalam nas ini, "hati" meliputi emosi dan intelek.
- 34 Ibid., 967.
- 35 Vine, Unger, and White, 273; Bauer, 4.
- 36 Hati nurani hanya sebaik pendidikan yang ia sudah terima. Hati nurani yang "baik" adalah yang telah diarahkan secara tepat.
- 37 Bauer, 818.
- 38 Ibid., 91.
- 39 Vine, Unger, and White, 205.
- 40 Bauer, 146.
- 41 Ibid., 621.
- 42 Vine, Unger, and White, 346 (huruf miring ditambahkan).
- 43 Dalam Roma 3:10-18, Paulus mengutip dari Mazmur dan Yesaya dan kemudian menyatakan, "Segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat …"(3:19).
- 44 Bauer, 504.
- 45 Dalam konteks 2 Timotius 3:16, 17, "Kitab Suci" berarti Perjanjian Baru (lihat 2 Tim. 3:15); namun begitu, Perjanjian Baru juga adalah "Kitab Suci" (lihat 2 Pet. 3:15, 16).
- 46 Bauer menggunakan istilah "saleh" dalam mendefinisikan dikaios. (Bauer, 246.)
- 47 Pandangan lain berpendapat bahwa Paulus menggunakan istilah "benar" bagi mereka yang membenarkan diri sendiri (seperti, guru-guru palsu), yang merasa tidak membutuhkan bimbingan rohani. Yesus menggunakan istilah itu dengan cara yang sama dalam Lukas 5:32 (lihat Luk. 18:9).
- 48 Dalam arti yang absolut, tidak ada orang yang sepenuhnya benar (Roma 3:10), jadi ini adalah "benar relatif." (Lihat studi tentang "kebenaran" dalam David L. Roper, Romans 1-7: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary [Searcy, Ark.: Resource Publications, 2013], 87-89.)
- 49 Lihat Rom. 1:28-31; 13:13; 1 Kor. 5:11; 6:9, 10; Gal. 5:19-21; Efe. 5:5; Kol. 3:5.
- 50 Hupotasso adalah kata majemuk Yunani yang menggabungkan uJpo÷ (hupo , "bawah") dan ta÷ssw (tassō , "perintah, mengatur"). Ini berarti "mengatur di bawah" atau "bawahan."
- 51 Bauer, 91; Vine, Unger, and White, 173, 653.
- 52 Barclay, 37.
- 53 W. Foerster, "asebḗs," in Theological Dictionary of the New Testament, 1012-13; Bauer, 141; Vine, Unger, and White, 651.
- 54 Bauer, 51; Vine, Unger, and White, 578.
- 55 Untuk kata "suci," lihat komentar tentang 2:8.
- 56 Bauer, 86.
- 57 Ibid., 173.
- 58 Richard Chenevix Trench, Synonyms of the New Testament (Marshallton, Del.: The National Foundation for Christian Education, n.d.), 227.
- 59 Bauer, 789, 649.
- 60 Henry George Liddell and Robert Scott, A Greek -English Lexicon , 9th ed., rev. and aug. Henry Stuart Jones and Roderick McKenzie (Oxford: Clarendon Press, 1968), 72.
- 61 Umumnya diakui bahwa ini tidak termasuk pembelaan diri atau keadaan meringankan lainnya yang diakui oleh hukum.
- 62 Bauer, 855.
- 63 Dalam hal ini, koitē ("tempat tidur") digunakan sebagai eufemisme untuk "keterlibatan dalam hubungan seksual" (Ibid., 554).
- 64 Ibid., 135.
- 65 A. T. Hanson, The Pastoral Epistles, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 59; Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 72.
- 66 Bauer, 135.
- 67 John R. W. Stott, Guard the Truth: The Message of 1 Timotius & Titus, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 49, n. 53.
- 68 R. K. Harrison, "Kidnapers," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1986), 3:13.
- 69 Kata Yunaninya terdiri dari ajnh÷r (anēr, "laki-laki") dan pou÷ß (pous, "kaki"). Satu idenya adalah bahwa konotasinya didasarkan pada kata kerja yang terkait, yang mungkin berarti "menangkap dengan kaki," yaitu, "memperbudak(Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul [New York: Harper & Brothers, 1931], 562). Usulan lain membuat istilah itu sama dengan tetra÷poda (tetrapoda), sebuah kata yang berarti "quadruped" ( "binatang berkaki empat"). Dalam kasus ini, itu adalah pengingat yang jelas bahwa "binatang berkaki empat dan seorang manusia berbeda hanya dalam jumlah kaki mereka" (James Hope Moulton and George Milligan, The Vocabulary of the Greek Testament [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1930], 40).
- 70 Bauer, 76.
- 71 Ibid., 376.
- 72 Vine, Unger, and White, 253.
- 73 William Hendriksen, Exposition of The Pastoral Epistles, New Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1965), 56, 71.
- 74 Penjelasan yang baik tentang apa yang hukum Allah dapat lakukan diberikan dalam Barton, Veerman, dan Wilson, 26-27.
- 75 " Gospel" berasal dari istilah Inggris Kuno yang menggabungkan "good [baik]" dan "spell [mantera]"; itu berarti "good news [kabar baik]." Kata Yunani eujagge÷lion (euangelion) adalah dari eu (eu, "baik") dan bentuk kata benda dari ajnagge÷llw (anangellō, "mengumumkan"), memberi pengertian tentang " pengumuman yang baik"atau "kabar baik."
- 76 Ada pertanyaan apakah kata "mulia" itu memodifikasi "injil" atau "Allah" dalam teks Yunaninya. Yang manapun, ajaran ayat ini tidak terpengaruh banyak oleh hal itu.
- 77 Ungkapan "Allah yang maha bahagia" ditemukan dalam Alkitab hanya di sini, meski frasa "Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia," muncul dalam 1 Timotius 6:15. Untuk "bahagia" ( maka÷rioß, makarios), lihat komentar tentang 6:15.
- 78 Ungkapan "Yesus Kristus," yang lebih umum dalam Perjanjian Baru, hanya ditemukan enam kali dalam tiga surat itu.
- 79 Nas-nas lain menulis "Tuhan kita Yesus Kristus" (1 Tim. 6:3, 14).
- 80 Diakonia berhubungan dengan kata untuk "diakon" ( dia÷konoß, diakonos) dalam 1 Timotius 3:8-13.
- 81 Bauer, 820.
- 82 Kata majemuk endunamoō terdiri dari ejn (en) dan dunamo÷w (dunamoō). Bentuk kata benda yang terkait du÷namiß (dunamis) dapat diterjemahkan "kekuatan." Itu adalah sumber kata "dinamit."
- 83 Bauer, 333.
- 84 Contohnya, Tuhan "telah mendampingi … dan menguatkan" Paulus ketika semua orang lain meninggalkan dia selama pembelaannya yang pertama (2 Tim. 4:16, 17).
- 85 Bauer, 178.
- 86 Vine, Unger, and White, 468.
- 87 Bauer, 1022.
- 88 Stott, 51. Definisi ini sesuai dengan suatu gangguan. Kata bahasa Inggris "hubris," yang berasal dari bahasa Yunani, berarti "kebanggaan atau arogansi yang berlebihan."
- 89 Barclay, 45.
- 90 Untuk istilah "belas kasihan," lihat komentar tentang 1:2.
- 91 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 161.
- 92 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 33-34.
- 93 Implikasinya adalah bahwa ia juga hidup sebagai orang yang tidak bertobat.
- 94 Dosa yang dilakukan dalam kebodohan masih butuh pertobatan (lihat Kisah 3:17, 19).
- 95 Untuk istilah "rahmat" dan "kasih karunia," lihat komentar tentang 1:2.
- 96 Lihat G. Delling, "pleonázō," in Theological Dictionary of the New Testament, 864.
- 97 Untuk contoh lain kata "hiper" yang digunakan oleh Paulus, lihat 2 Kor. 12:7; Fil. 4:7; 1 Tes. 3:10; 5:13; 2 Tes. 1: 3.
- 98 Bauer, 1034 (huruf miring ditambahkan).
- 99 Vine, Unger, and White, 6. Alkitab NIV menulis "Kasih karunia Tuhan kita dicurahkan ke atas aku secara berlimpah" (huruf miring ditambahkan).
- 100 Teks Yunaninya tidak memiliki kata sandang pasti ( "the" dalam bahasa Inggris) (lihat KJV). Penyisipan kata sandang pasti itu tidak mengubah arti ayat itu.
- 101 Mungkin sulit bagi beberapa orang untuk memikirkan iman sebagai suatu berkat, karena percaya adalah sesuatu yang kita lakukan. Kita harus ingat bahwa semua hal baik datang dari Allah (Yak. 1:17). Dalam hal ini, Allah memberi kita kapasitas untuk percaya dan pesan injil yang menghasilkan iman (Rom. 10:17).
- 102 Bauer, 820.
- 103 Alkitab KJV mengatakan bahwa itu adalah "layak diterima sepenuhnya."
- 104 Bauer, 892-94.
- 105 Kata ganti orang "Aku" ( ejgw, egō) ditambahkan kepada kata kerja inklusif "Aku adalah" ( eijmi, eimi), memberikan penekanan pada "Aku."
- 106 Yesus mengajarkan bahwa orang yang sadar bahwa ia telah diampuni banyak akan mengasihi banyak, sementara orang yang mengira ia hanya punya sedikit dosa untuk diampuni akan mengasihi sedikit (Luk. 7:47).
- 107 Biasanya, semakin bersih seseorang, semakin benar-benar sadar ia akan kotoran.
- 108 Bauer, 1042.
- 109 Itu adalah kebalikan dari "mudah marah."
- 110 Bauer, 612.
- 111 Ibid., 817.
- 112 Ibid., 627-28.
- 113 Perilaku ini adalah khas milik Paulus (Rom. 11:36; 16:27; Gal. 1:5; Efe. 3:21; Fil. 4:20; 1 Tim. 6:15, 16).
- 114 Beberapa orang percaya bahwa Paulus sedang bicara tentang Raja Yesus dalam 1:17. Bandingkan Wahyu 19:16, yang sedang menggambarkan Yesus.
- 115 Vine, Unger, and White, 19; Bauer, 32.
- 116 Bauer, 155.
- 117 Vine, Unger, and White, 331.
- 118 Bauer, 94-95.
- 119 Lihat Yoh. 1:18; 1 Yoh. 4:12. Nas-nas yang bicara tentang orang-orang yang "melihat" Allah memberitahu kesempatan ketika orang-orang melihat manifestasi Allah dan/atau kemuliaan-Nya, tapi tidak ada orang secaar jasmani telah melihat atau dapat melihat Allah itu sendiri.
- 120 KJV menulis "satu-satunya Allah yang berhikmat," terminologi yang ditemukan dalam Roma 16:27.
- 121 Konsep "selama-lamanya" tidak dapat diekspresikan dalam bahasa manusia. Orang zaman dulu menganggapnya sebagai satu zaman ke zaman lain ke zaman lain lagi dan ke zaman lain, membentang hingga ke zaman yang tidak diketahui.
- 122 Sudah menjadi khas Paulus untuk menyimpang dari tema terkait dan akhirnya kembali lagi kepada topik awalnya. Ini dapat diilustrasikan dengan membaca ayat 1 sampai 7 dan kemudian melompat ke ayat 18 untuk melanjutkan pembacaan.
- 123 Alkitab NASB menulis "anak" dalam 1:2 dan "anak laki-laki" dalam 1:18, namun kata Yunani yang sama ( te÷knon, teknon) ditemukan dalam kedua tempat itu.
- 124 Bentuk kata kerja ( paragge÷llw, parangellō) ditemukan dalam ayat 3. Lihat komentar tentang 1:3, 5.
- 125 Vine, Unger, and White, 96.
- 126 Guthrie, 77.
- 127 Beberapa orang percaya bahwa perintah itu mengacu kepada ayat pertama pasal berikutnya, namun pengulangan kata parangelia dari ayat 5 meninggalkan kesan bahwa kata-kata Paulus dalam ayat 18 menunjuk ke belakang, bukan ke depan.
- 128 Ward, 40.
- 129 Robertson, 565.
- 130 Kata Yunani yang berbeda digunakan untuk "memperjuangan" dalam 6:12, namun tujuan utama kata itu adalah sama dengan yang digunakan dalam 1:18.
- 131 Bauer, 504.
- 132 Ibid., 420-21; Vine, Unger, and White, 306.
- 133 Alkitab NLT menulis "melekat kepada."
- 134 Mengenai "hati nurani yang baik," lihat komentar tentang 1:5.
- 135 W. Grundmann, "agathós," dalam Theological Dictionary of the New Testament, 3.
- 136 Para komentator dan para penerjemah terpecah atas apakah Himeneus dan Aleksander dalam 1:20 telah menolak iman dan hati nurani yang baik atau hanya hati nurani yang baik. Dalam teks Yunani, "yang" ( h¢n, hēn) berbentuk tunggal; sehingga Paulus mungkin sedang berfokus pada hati nurani-tetapi menyertakan iman memang merubah sedikit pesan itu.
- 137 Bahasa Inggris memiliki dua "voice": aktif (subjek melakukan sesuatu) dan pasif (sesuatu dilakukan kepada subjek). Selain dua voice ini, bahasa Yunani juga memiliki middle voice (subjek melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri).
- 138 Ini khas Paulus. Dalam 2 Timotius 2:3-6, ia menggunakan tiga metafora yang berbeda dalam empat ayat. Karena ingin mempertahankan metafora militer, beberapa penulis. pada dasarnya, telah berkata, :di sini Paulus beralih ke cabang lain militer: dari angkatan darat ke angkatan laut."
- 139 Beberapa orang lebih menyukai gambaran tentang kapten sebuah kapal layar kuno yang mengabaikan arahan pilotnya.
- 140 Naus berada di belakang kata Inggris "nautical " dan kata Indonesia "nautika."
- 141 Bauer, 666; Vine, Unger, and White, 571-72.
- 142 Mungkin ia sedang mengajarkan bahwa kebangkitan dari baptisan kepada kehidupan baru (Rom. 6:3-6). Adalah satu-satunya kebangkitan (lihat komentar tentang 2 Tim. 2:17, 18).
- 143 Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary (San Francisco: Harper & Row, 1984), 23.
- 144 Dalam Yohanes 12:31, Iblis disebut "penghulu dunia ini."
- 145 Vine, Unger, and White, 361. Untuk paideu÷w (paideuō), lihat komentar tentang Tit. 2:12.
- 146 Bauer, 749.
- 147 Banyak komentator percaya bahwa 2 Korintus 2:4-11 merupakan catatan lanjutan bagi 1 Korintus 5.
- 148 Untuk informasi tambahan tentang disiplin gereja, lihat komentar tentang Tit. 3:10, 11.
- 149 Demarest, 153.
- 150 T. R. Applebury, Studies in First Corinthians, Bible Study Textbook (Joplin, Mo.: College Press, 1963), 292.
- 151 W. E. Vine, 1 Corinthians (London: Oliphants, 1951), 232.
- 152 Albert Barnes, Notes on the New Testament: 1 Corinthians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1949), 331.
- 153 Kenneth L. Chafin, 1, 2 Corinthians, The Communicator's Commentary (Waco, Tex.: Word Books, 1985), 195.
- 154 Fakta bahwa banyak orang yang menganggap Timotius penakut tercermin di sana-sini dalam komentar tentang 1 dan 2 Timotius.
- 155 Barclay, 31-32.
- 156 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 210.
- 157 Jack P. Scholfield, "Saved, Saved!" Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994). Kita dapat membayangkan Paulus menggemakan kata-kata itu: Aku diselamatkan, diselamatkan, diselamatkan!"
- 158 Lihat Yoh. 13:15; 1 Kor. 10:6, 11; 11:1; Fil. 3:17; Yak. 5:10; 1 Pet. 2:21.
- 159 Sumber utama pelajaran ini adalah Harold Hazelip, "The Sure Sayings," Discipleship, The 20th Century Sermons Series (Abilene, Tex.: Bib¬lical Research Press, 1977), 126-33, and Leon Barnes, "The Faithful Sayings," Truth for Today 6 (June 1985): 48, 51.
- 160 Beragam bentuk kata itu diterjemahkan "orang berdosa," "orang-orang berdosa," dan "orang penuh dosa."
- 161 Lihat Kisah Para Rasul 6; 14:23; 15; 20; 1 Kor. 12; 1 Tes. 5:12, 13; Heb. 13:17; 1 Pet. 5:1, 2.
- 162 Alkitab KJV menulis "bishop," yang merupakan bentuk episkopos yang di-Inggriskan.
- 163 Istilah-istilah ini dapat juga diterjemahkan "presbiter" dan "pastor."
- 164 Barclay, 51.
- 165 Ini, tentu saja, tidak meniadakan ajaran Alkitab tentang pemutusan persekutuan. Paulus berkata bahwa orang-orang dalam jemaat itu yang berdosa harus ditegur di hadapan semua orang (5:20), tetapi tidak sebelum dilakukan upaya untuk membuat orang berdosa itu bertobat (lihat Tit. 3:10).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah
menjadi kawan dan pemb
SURAT PAULUS YANG PERTAMA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama \\Kepada Timotius\\, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran faham Yahudi dan faham bukan Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa semesta alam sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan mentaati peraturan- peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan- makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat. Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
Isi
- Pendahuluan
1Tim 1:1-2 - Petunjuk-petunjuk mengenai jemaat dan para pengurusnya
1Tim 1:3-3:16 - Petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pekerjaannya
1Tim 4:1-6:21
Ajaran: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran
Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti isi Kitab I Timotius dan melakukan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan mereka.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 63 Masehi.
Penerima : Seorang pendeta muda yang bernama Timotius, di kota Efesus. (Dan juga semua jemaat Kristen di dunia). Keadaan di jemaat Efesus: ada orang yang menjadi guru, tetapi tidak tahu Firman Allah. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitab. Kehidupan rohani yang tidak bertumbuh. Juga ada persoalan-persoalan pribadi dan persoalan kepemimpinan dalam ibadah jemaat.
Isi Kitab: Kitab I Timotius terbagi atas 6 pasal. Kitab ini ditulis untuk meminta Timotius tetap tinggal di Efesus, agar Timotius menasehati orang-orang tertentu yang mengajarkan ajaran lain, dan membicarakan dongeng-dongeng yang justru membawa masalah bagi jemaat (/TB 1Tim
1:3-4). Tujuan khusus, ialah Paulus hendak menguatkan iman Timotius karena mungkin banyak orang tidak mau mendengarkan Timotius. Mereka itu adalah orang-orang yang mau menjadi pemimpin tetapi sebenarnya tidak mengenal Firman Allah.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Timotius
Pasal 1 (1Tim 1:1-20).
Pengajaran tentang tugas seorang pendeta jemaat setempat
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 1:1-2. _Tanyakan_: Siapakah yang memerintahkan Rasul Paulus untuk memberitakan Injil? Siapakah yang memerintahkan saudara untuk memberitakan Injil?
- Bacalah pasal 1Tim 1:3-10. _Tanyakan_: Apakah yang harus dikerjakan oleh Timotius (tugas- tugas yang harus ia laksanakan)? Apakah saudara seorang pendeta? Bagaimanakah caranya Timotius menghadapi pengajar-pengajar sesat? Bagaimanakah caranya saudara menghadapi pengajaran-pengajaran yang sesat?
Pasal 2 (1Tim 2:1-15).
Pengajaran tentang ibadah jemaat dan sikap di dalam beribadah
Dalam bagian ini dijelaskan mengenai isi doa anggota jemaat dan bagaimana sikap laki-laki ketika beribadah dan bagaimana sikap seorang perempuan di dalam ibadah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 2:1-7. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki. Allah dari doa anggota jemaat? Apakah isi doa jemaat yang diperintahkan dalam ayat-ayat itu?
- Bacalah pasal 1Tim 2:8-15. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap seorang laki-laki ketika beribadah kepada Allah? Bagaimanakah sikap seorang wanita ketika beribadah dalam kebaktian? Apakah perhiasan yang indah di hadapan Tuhan?
Pasal 3 (1Tim 3:1-16).
Pengajaran tentang syarat-syarat pekerja-pekerja gereja (Penatua/diaken)
Dalam bagian ini Rasul Paulus memberikan syarat-syarat seseorang yang akan dipilih menjadi pekerja-pekerja gereja, penatua, dan diaken. Tetapi walaupun demikian syarat-syarat ini juga merupakan pembuktian kedewasaan rohani setiap orang Kristen.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 3:1-7. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat seorang penilik jemaat dan apakah hal itu ada pada saudara.
- Bacalah pasal 1Tim 3:8-13. _Tanyakan_: Sebutkanlah dengan lengkap semua syarat untuk menjadi seorang diaken dan apakah hal itu sudah ada pada saudara.
Pasal 4-6 (1Tim 4:1-6:21).
Pengajaran tentang kehidupan seorang hamba Tuhan dan setiap orang Kristen
Dalam bagian ini dijelaskan bahwa seorang hamba Tuhan haruslah menjadi seorang hamba Tuhan Yesus Kristus yang baik, yaitu tekun dalam mengajar dan setia kepada kebenaran Firman Allah. Dan kehidupannya haruslah dapat menjadi teladan setiap orang, khususnya dalam pergaulannya dengan semua anggota jemaat.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Tim 4:1-16. _Tanyakan_: Apakah yang dikatakan oleh Roh Kudus pada hari kemudian? Lihat ayat 1-4 (1Tim 4:1-4). Apakah yang diperintahkan dalam ayat 11-12? (1Tim 4:11-12) Apakah hal itu sudah saudara lakukan?
- Bacalah pasal 1Tim 5:1-16. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap seorang janda?
- Bacalah pasal 1Tim 5:17-24. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap terhadap penatua-penatua yang baik? (lihat ayat 17; 1Tim 5:17) Bagaimanakah sikap terhadap tuduhan yang dijatuhkan orang lain kepada seorang penatua?
- Bacalah pasal 1Tim 6:2-10. _Tanyakan_: Apakah nasehat tentang bersilat lidah? Apakah akibat daripada memburu uang? (lihat ayat 10; 1Tim 6:10).
- Apakah akhir kitab ini? (Bacakan pasal 1Tim 6:19-20).
II. Kesimpulan
Dalam I Timotius diajarkan dengan jelas akan kehidupan dari setiap orang Kristen dalam melayani jemaat atau Gereja, baik ia seorang pendeta, penatua, maupun anggota jemaat biasa. Ada empat hal penting yang Rasul Paulus ingatkan kepada Timotius:
- _Larilah_ dari pertengkaran/pertentangan dan cinta akan uang.
- _Carilah_ buah-buah Roh.
- _Lawanlah_ ajaran sesat dengan iman yang teguh.
- _Peliharalah_ Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, denga melaksanakannya dalam sukacita.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab I Timotius?
- Apakah jabatan Timotius?
- Bagaimanakah keadaan jemaat saudara? Apakah jemaat saudara suda menuruti Firman Allah yang ada dalam I Timotius?
- Sudahkah saudara mengajarkan/berusaha melakukan syarat-syarat atau tanda tanda orang Kristen yang dewasa dalam rohani? (lihat pasal 1Tim 3:1-13).
Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, s
Buku pegangan untuk para pemimpin Kristen
SURAT PENGGEMBALAAN.
Tiga pucuk surat, I dan II Timotius serta Titus, dikenal sebagai surat penggembalaan, sebab sebagian besar isinya merupakan nasihat yang diberikan oleh seorang gembala yang dewasa kepada orang-orang yang lebih muda yang untuk gilir berikutnya akan membimbing orang-orang lain untuk memikul tugas penggembalaan jemaat.
TIMOTIUS.
Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi. Ia bertobat pada usia kurang lebih lima belas tahun, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya, Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2). Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira tujuh puluh tahun dengan rekannya yang lebih muda. Setelah pemenjaraan Paulus yang pertama, ia mengunjungi beberapa tempat antara lain Efesus, dan karena tidak dapat lama berada di sana ia meninggalkan Timotius untuk memikul pelayanan di sana. Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus. Sifatnya agak pemalu dan peka. Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat. Ayat kunci kitab ini adalah 1Ti 3:15. Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen. Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
CIRI-CIRI KHUSUS.
Ada beberapa kata dan frasa yang hanya terdapat dalam surat-surat penggembalaan, seperti 'Allah Juruselamatku' (1Tim 1:1; 2:3; 4:10; Tit 1:3; 2:10, 13; 3:4) dan petunjuk-petunjuk pada 'peribahasa' yang perlu mendapat perhatian khusus (1Tim 1:15; 3:1; 4:9, 10; 2Tim 2:11-13; Tit 3:8). Surat-surat penggembalaan ini senantiasa menjadi sumber pembangkit semangat dan nasihat praktis bagi para pekerja Kristen.
Pesan dan Penerapan
1. Gereja harus diperingatkan terhadap ajaran sesat.o Ajaran sesat sudah merupakan ancaman sejak permulaan (13-7) dan seringkali
sangat erat hubungannya dengan tingkah laku yang salah. 1Ti 1:8-11
o Kehidupan yang diubahkan oleh kasih karunia Allah merupakan jawaban yang
paling efektif. 1Ti 1:12-17
o Guru-guru palsu perlu didisiplin. 1Ti 1:20
2. Pentingnya doa.
o Doa harus melibatkan semua orang. 1Ti 2:1
o Doa untuk para penguasa merupakan prioritas. 1Ti 2:2
o Doa harus didukung dengan hidup yang sesuai. 1Ti 2:8-10
3. Petunjuk-petunjuk untuk para penilik jemaat.
o Penilik jemaat harus orang yang tak bercacat dalam masyarakat dan kehidupan
keluarganya terhormat. 1Ti 3:1-7
o Para diaken harus memiliki moral yang tak bercela dan memenuhi persyaratan
rohani. 1Ti 3:8-13
4. Seorang pendeta harus...
o Memiliki kearifan rohani. 1Ti 4:1-5
o Memberi petunjuk yang jelas tentang ajaran sesat. 1Ti 4:6, 7
o Memperhatikan nilai kesalehan. 1Ti 4:8-10
o Menjadi teladan bagi jemaat. 1Ti 4:11-15
o Mengatur prioritas yang tepat. 1Ti 4:16
o Berhati-hati memperlakukan orang lain.1Ti 5:1-22
o Menyiagakan kesehatan yang baik. 1Ti 5:23
5. Pesan terakhir.
o Praktislah dalam pengajaran. 1Ti 6:1, 2
o Jauhilah ketamakan akan harta. 1Ti 6:6-10
o Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar. 1Ti 6:12
o Bertekunlah dalam panggilan. 1Ti 6:20
Tema-tema Kunci
1. Ajaran sesat.
Perjanjian Baru penuh dengan peringatan terhadap ajaran sesat. Dunia dewasa ini sedang ditantang oleh berbagai macam 'isme' dan 'ideologi'. Dalam zaman yang mudah bertoleransi ini, peringatan para rasul perlu mendapatkan perhatian yang serius. Ketulusan saja tidak cukup: kita harus 'menguji roh-roh itu' (1 Yoh. 4:1). Perhatikan berbagai petunjuk dalam Perjanjian Baru tentang guru-guru palsu - (misalnya, Kis 20:28-30; Mat 24:4, 5, 23, 24; 2Yoh 1:7-11). Kegagalan untuk mengerti siapa dan apa yang dilakukan oleh Kristus merupakan akar dari hampir semua ajaran palsu - mengenai hal ini - lihat 1Timotius 3:16.
2. Doa.
Seringkali doa-doa kita hanya terbatas untuk lingkungan keluarga dekat saja, tetapi di sini kita didorong untuk berdoa jauh lebih luas lagi. Para penguasa harus mendapat tempat yang istimewa dalam doa-doa kita. Perlu juga diingat bahwa penguasa pada masa itu adalah Kaisar Nero! Di dalam doa kita berhubungan langsung dengan Allah, tetapi jika doa-doa kita ingin berhasil maka doa-doa itu harus didukung dengan kehidupan yang 98 sepadan. Tangan yang kita angkat untuk berdoa haruslah 'tangan-tangan yang kudus'. Perhatikanlah sikap praktis dan cara-cara untuk memastikan bahwa doa-doa kita tidak menjadi picik. Kapan kita terakhir berdoa untuk para pemimpin pemerintah kita?
3. Kepemimpinan.
Jika gereja ingin memuliakan Allah, maka gereja itu harus mempunyai pola kepemimpinan yang benar. Perhatikan persyaratan rohani dan moral yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Perhatikan juga bahaya mengangkat petobat baru untuk menduduki posisi yang menuntut tanggung jawab (1Tim 3:6). Bandingkan persyaratan bagi para penatua dan diaken. Perhatikan penekanan pada kehidupan rumah tangga yang baik dan juga pada reputasi pemimpin itu dalam dunia sekuler. Apakah kelemahan gereja merupakan sebagian pencerminan dari kepemimpinannya? Apakah kita cukup berhati-hati dalam memastikan bahwa para pemimpin itu memenuhi persyaratan yang dituntut dalam Perjanjian Baru? Apakah metode pengangkatan pemimpin gereja kita cukup mampu untuk menetapkan orang-orang yang tepat?
Garis Besar Intisari: 1 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2Salam
1Ti 1:3-11Peringatan yang tepat waktu
1Ti 1:12-17Kesaksian pribadi
1Ti 1:18-20Tug
[1] PERLUNYA PENGAJARAN YANG BENAR 1Ti 1:1-20
1Ti 1:1-2 | Salam |
1Ti 1:3-11 | Peringatan yang tepat waktu |
1Ti 1:12-17 | Kesaksian pribadi |
1Ti 1:18-20 | Tugas yang serius |
[2] PERLUNYA DOA 1Ti 2:1-15
1Ti 2:1-8 | Orang Kristen yang berdoa |
1Ti 2:9-15 | Pelayanan kaum wanita |
[3] PERLUNYA KEPEMIMPINAN YANG BAIK 1Ti 3:1-16
Syarat-syarat yang diperlukan dari seorang pemimpin Kristen.
[4] PERLUNYA KEARIFAN ROHANI 1Ti 4:1-16
1Ti 4:1-6 | Untuk memberi peringatan kepada orang lain |
1Ti 4:7-16 | Untuk melatih disiplin diri |
[5] PERLUNYA PETUNJUK-PETUNJUK PRAKTIS 1Ti 5:1-25
Bagaimana menghadapi berbagai kelompok yang berbeda.
[6] PERLUNYA SIKAP-SIKAP YANG BENAR 1Ti 6:1-21
1Ti 6:1, 2 | Di pihak hamba |
1Ti 6:3-21 | Berbagai petunjuk |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi