Statistik	28 pasal, 1.007 yat, 24. 250 kata
Penulis	Lukas; lihat Lukas 1.
Tema	Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui Kuasa Roh Kudus; Pekerjaan dilanjutkan Roh Kudus.
Waktu	Sekitar 63 T.M.
Tempat	Mungkin di Roma (cf. File 24; 2Tim 4:11).
Kata Kunci	Saksi-Saksi.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Roh Kudus

Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).

Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --

1. (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
2. (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.

Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.

Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.

Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:

1. (1) keempat Injil dan
2. (2) surat-surat Paulus.

Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.

1. Pendahuluan
   (Kis 1:1-11)
   
2. I. Pencurahan Roh Kudus
   (Kis 1:12-2:41)
   
1. A. Persiapan untuk Perjanjian
   (Kis 1:12-26)
   
2. B. Hari Pentakosta
   (Kis 2:1-41)
   
3. II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
   (Kis 2:42-8:1a)
   
1. A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
   (Kis 2:42-47)
   
2. B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
   (Kis 3:1-4:31)
   
3. C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
   (Kis 4:32-5:11)
   
4. D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
   (Kis 5:12-42)
   
5. E. Pemilihan Tujuh Diaken
   (Kis 6:1-7)
   
6. F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
   (Kis 6:8-8:1)
   
4. III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
   (Kis 8:1-9:31)
   
1. A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
   (Kis 8:1-4)
   
2. B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
   (Kis 8:5-40)
   
3. C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
   (Kis 9:1-31)
   
5. IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
   (Kis 9:32-12:25)
   
1. A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
   (Kis 9:32-43)
   
2. B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
   (Kis 10:1-48)
   
3. C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
   (Kis 11:1-18)
   
4. D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
   (Kis 11:19-30)
   
5. E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
   (Kis 12:1-23)
   
6. F. Ringkasan Perkembangan Gereja
   (Kis 12:24-25)
   
6. V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
   (Kis 13:1-14:28)
   
1. A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
   (Kis 13:1-3)
   
2. B. Wilayah Tertentu Diinjili
   (Kis 13:4-14:28)
   
7. VI. Sidang di Yerusalem
   (Kis 15:1-35)
   
8. VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
   (Kis 15:36-18:22)
   
1. A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
   (Kis 15:36-40)
   
2. B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
   (Kis 15:41-16:5)
   
3. C. Penginjilan Wilayah Baru
   (Kis 16:6-18:21)
   
4. D. Kembali ke Antiokhia di Siria
   (Kis 18:22)
   
9. VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
   (Kis 18:23-21:16)
   
1. A. Dalam Perjalanan ke Efesus
   (Kis 18:23)
   Sisipan: Pelayanan Apolos
   (Kis 18:24-28)
   
2. B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
   (Kis 19:1-41)
   
3. C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
   (Kis 20:1-5)
   
4. D. Kembali ke Yerusalem
   (Kis 20:6-21:16)
   
10. IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
    (Kis 21:17-28:31)
    
1. A. Di Yerusalem
   (Kis 21:17-23:35)
   
2. B. Di Kaisarea
   (Kis 24:1-26:32)
   
3. C. Menuju ke Roma
   (Kis 27:1-28:15)
   
4. D. Di Roma
   (Kis 28:16-31)
   

Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.

1. (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
2. (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.

Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.

1. Bersaksi.
Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).

2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.

3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.

Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.

Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya

1. (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
2. (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
3. (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).

Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.

Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).

Sembilan ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
2. (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
3. (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
4. (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
5. (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
6. (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
7. (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
8. (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
9. (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

Prinsip Hermeneutis

Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"\). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"\). [atau ref. Kis 7:44]

Pembelaan Petrus

Petrus mempertahankan pelayanannya kepada orang-orang bukan Yahudi. Sebutan "orang Kristen" pertama kali muncul di Antiokhia.

11:1 Petrus, dituduh melayani orang-orang non-Yahudi.
11:5 membela dirinya;
11:18 dan diterima.
11:19 Injil disebarkan ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia, Barnabas diutus untuk menguatkan mereka.
11:26 Para murid untuk pertama kalinya disebut Kristen.
11:27 Mereka mengirim bantuan kepada saudara-saudara di Yudea pada masa kelaparan.

Petrus mempertanggungjawabkan baptisan Kornelius di Yerusalem (11:1-18)
Barnabas dan Saulus ke Antiokhia (11:19-30)

Yesus, Roh Kudus, Petrus, malaikat, Yohanes, Stefanus, Barnabas, Saulus, Agabus, Kaisar.

Agabus, Allah, Antiokhia, Barnabas, Fenisia, Injil, Kaisarea, Kirene, Klaudius, Kristus, Petrus, Roh Kudus, Saulus, Simon, Siprus, Stefanus, Tarsus, Tuhan, Yahudi, Yerusalem, Yesus, Yohanes, Yope, Yudea, Yunani

Ketika orang-orang Kristen pergi memberitakan Injil, dan dimana Firman Allah mengakar, tangan Tuhan menyertainya untuk memberikan tanda kebaikan kehendak-Nya dan bukti dari pekerjaan-Nya di antara mereka melalui Roh Kudus.

ay. 26. Sebutan "Kristen"

Dalam Kisah Para Rasul pasal 11, para rasul dan saudara-saudara seiman di Yudea mendengar bahwa orang-orang bukan Yahudi juga menerima firman Allah. Ketika Petrus kembali ke Yerusalem, orang-orang yang bersunat mempertanyakan mengapa ia makan bersama orang-orang tidak bersunat. Petrus menjelaskan penglihatan yang ia terima dari Tuhan, bahwa tidak ada yang haram atau najis. Kemudian, Petrus menerima undangan untuk pergi ke rumah seorang bukan Yahudi di Kaisarea dan memberitakan Injil kepada mereka. Roh Kudus turun atas mereka, seperti yang terjadi pada awalnya kepada orang-orang Yahudi. Ketika saudara-saudara seiman mendengar hal ini, mereka memuji Allah karena pertobatan orang-orang bukan Yahudi. Kemudian, berita tentang penganiayaan terhadap Stefanus menyebar ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia. Beberapa orang Siprus dan Kirene datang ke Antiokhia dan memberitakan tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang Helenis. Banyak orang yang menjadi percaya dan jemaat di Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia. Barnabas membawa Saulus ke Antiokhia dan mereka mengajar banyak orang selama setahun. Di Antiokhia, murid-murid pertama kali disebut "orang Kristen". Pada waktu itu, seorang nabi bernama Agabus meramalkan kelaparan yang akan terjadi di seluruh dunia, dan para murid memutuskan untuk mengirim sumbangan kepada saudara-saudara seiman di Yudea melalui tangan Barnabas dan Saulus.

Kitab Kisah Para Rasul adalah bagian dari Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Pasal 11 berisi tentang pengalaman Petrus di rumah Kornelius, seorang perwira Romawi yang tak bersunat.

Secara historis, pasal ini terjadi setelah Kornelius menerima penglihatan dari Allah yang menyuruhnya untuk mengundang Petrus ke rumahnya. Pada saat itu, umat Kristen masih terbatas pada orang Yahudi dan mereka belum menyadari bahwa Injil juga ditujukan untuk bangsa-bangsa lain.

Dalam konteks budaya, orang Yahudi pada masa itu memiliki tradisi dan hukum yang ketat mengenai makanan dan pergaulan dengan orang bukan Yahudi. Mereka menganggap orang bukan Yahudi sebagai "najis" dan tidak boleh bersentuhan dengan mereka.

Dalam konteks literatur, pasal ini merupakan bagian dari narasi yang menggambarkan perluasan Injil ke bangsa-bangsa non-Yahudi. Ini adalah salah satu momen penting dalam sejarah gereja awal yang menunjukkan bahwa Injil adalah untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Yahudi.

Secara teologis, pasal ini menunjukkan bahwa Allah tidak memandang perbedaan ras atau budaya dalam menerima orang ke dalam Kerajaan-Nya. Pengalaman Petrus dengan Kornelius menjadi titik balik dalam pemahaman gereja tentang inklusivitas Injil.

Sebelum pasal 11, dalam pasal 10, Kornelius menerima penglihatan dari Allah dan diutus untuk mencari Petrus. Petrus juga menerima penglihatan dari Allah yang mengubah pandangannya tentang makanan yang dianggap najis. Petrus kemudian pergi ke rumah Kornelius dan memberitakan Injil kepada Kornelius dan keluarganya. Mereka semua menerima Roh Kudus dan dibaptis. Pasal 11 melanjutkan cerita ini dengan menjelaskan bagaimana Petrus menjelaskan pengalamannya kepada gereja di Yerusalem dan bagaimana mereka akhirnya menerima perluasan Injil ke bangsa-bangsa non-Yahudi.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal 11:

1. Penerimaan orang-orang bukan Yahudi (ayat 1-3)
- Para rasul dan saudara-saudara seiman di Yudea mendengar bahwa orang-orang bukan Yahudi juga menerima firman Allah (ayat 1).
- Terjadi perselisihan pendapat antara Petrus dan orang-orang yang bersunat mengenai makan bersama orang-orang bukan Yahudi (ayat 2-3).

2. Penglihatan Petrus tentang makanan yang dihalalkan (ayat 4-10)
- Petrus menerima penglihatan tentang kain yang turun dari langit dengan berbagai binatang di dalamnya (ayat 5-6).
- Suara dari langit memerintahkan Petrus untuk memakan binatang-binatang tersebut (ayat 7-9).
- Penglihatan ini mengajarkan Petrus bahwa tidak ada yang haram atau najis yang telah diberkati oleh Allah (ayat 9).

3. Kedatangan tiga orang dari Kaisarea (ayat 11-14)
- Tiga orang diutus untuk mengundang Petrus ke rumah seorang bukan Yahudi di Kaisarea (ayat 12).
- Petrus dan saudara-saudara seiman pergi bersama mereka dan masuk ke rumah orang tersebut (ayat 12-14).

4. Baptisan Roh Kudus bagi orang-orang bukan Yahudi (ayat 15-18)
- Roh Kudus turun atas orang-orang bukan Yahudi yang mendengarkan firman Tuhan (ayat 15-16).
- Petrus mengingat perkataan Tuhan bahwa orang-orang bukan Yahudi juga dapat dibaptis dengan Roh Kudus (ayat 16).
- Orang-orang Yahudi yang mendengar hal ini memuji Allah karena pertobatan orang-orang bukan Yahudi (ayat 18).

5. Penyebaran penginjilan ke Antiokhia (ayat 19-21)
- Orang-orang yang tercerai-berai karena penganiayaan terhadap Stefanus menyebar hingga ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia (ayat 19).
- Beberapa orang dari Siprus dan Kirene memberitakan tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang Helenis di Antiokhia (ayat 20).
- Banyak orang yang menjadi percaya dan jemaat di Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia (ayat 21).

6. Kedatangan Barnabas dan Saulus ke Antiokhia (ayat 22-26)
- Barnabas melihat kasih karunia Allah di Antiokhia dan mengajak mereka untuk tetap setia kepada Tuhan (ayat 23).
- Barnabas mencari Saulus dan membawanya ke Antiokhia, mereka mengajar banyak orang selama setahun (ayat 25-26).

7. Nama "orang Kristen" pertama kali disebutkan (ayat 26)
- Murid-murid di Antiokhia pertama kali disebut "orang Kristen" (ayat 26).

8. Ramalan tentang kelaparan dan sumbangan bagi saudara-saudara di Yudea (ayat 27-30)
- Agabus meramalkan kelaparan yang akan terjadi di seluruh dunia (ayat 28).
- Para murid memutuskan untuk mengirim sumbangan kepada saudara-saudara di Yudea melalui tangan Barnabas dan Saulus (ayat 29-30).

Referensi: Kisah Para Rasul 11:1-30

Orang-orang:
- Para rasul
- Saudara-saudara seiman di Yudea
- Petrus
- Orang-orang yang bersunat
- Tiga orang yang diutus dari Kaisarea
- Simon yang disebut Petrus
- Orang-orang yang tercerai-berai karena penganiayaan terhadap Stefanus
- Orang-orang Siprus dan Kirene
- Orang-orang Helenis
- Orang-orang yang menjadi percaya di Antiokhia
- Jemaat di Yerusalem
- Barnabas
- Saulus
- Para nabi yang turun dari Yerusalem
- Agabus

Lokasi:
- Yudea
- Yerusalem
- Yope
- Kaisarea
- Fenisia
- Siprus
- Antiokhia
- Tarsus

Kata kunci dalam Kitab "Kisah Para Rasul" pasal 11 adalah sebagai berikut:

1. Orang-orang bukan Yahudi: Pasal ini mengisahkan tentang penerimaan orang-orang bukan Yahudi terhadap firman Allah dan bagaimana para rasul dan saudara-saudara seiman yang ada di Yudea meresponsnya.

2. Petrus: Petrus adalah salah satu rasul yang naik ke Yerusalem dan menghadapi perselisihan pendapat dengan orang-orang yang bersunat terkait makan bersama orang-orang bukan Yahudi.

3. Penglihatan Petrus: Petrus menceritakan penglihatan yang diterimanya di kota Yope, di mana ia melihat sebuah penglihatan tentang binatang-binatang yang dianggap haram oleh hukum Yahudi.

4. Tiga orang yang diutus: Petrus menerima kunjungan tiga orang yang diutus dari Kaisarea, yang kemudian membawanya ke rumah seorang bukan Yahudi.

5. Roh Kudus: Roh Kudus turun atas orang-orang bukan Yahudi yang mendengarkan firman Tuhan, menunjukkan bahwa Allah memberikan karunia yang sama kepada mereka seperti yang diberikan kepada orang-orang Yahudi.

6. Penganiayaan terhadap Stefanus: Pasal ini juga menyebutkan tentang penganiayaan yang terjadi terhadap Stefanus dan penyebaran orang-orang yang tercerai-berai ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia.

7. Barnabas dan Saulus: Barnabas dikirim ke Antiokhia oleh jemaat di Yerusalem dan kemudian mencari Saulus. Mereka berdua mengajar banyak orang di Antiokhia selama setahun.

8. Orang Kristen: Di Antiokhia, murid-murid pertama kali disebut "orang Kristen", menunjukkan identifikasi mereka sebagai pengikut Kristus.

9. Agabus: Salah satu nabi yang turun dari Yerusalem, bernama Agabus, meramalkan kelaparan yang hebat di seluruh dunia.

10. Sumbangan kepada saudara-saudara seiman: Para murid memutuskan untuk mengirim sumbangan kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea melalui tangan Barnabas dan Saulus.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait dengan Kisah Para Rasul Pasal 11:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman Petrus tentang penglihatan dan perintah Allah untuk makan dengan orang-orang bukan Yahudi?
2. Bagaimana reaksi Petrus terhadap perintah Allah tersebut? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan ketaatan Petrus?
3. Mengapa Roh Kudus turun atas orang-orang bukan Yahudi yang mendengarkan firman Tuhan? Apa artinya bagi kita sebagai orang percaya?
4. Bagaimana reaksi para rasul dan saudara-saudara seiman ketika mereka mendengar bahwa orang-orang bukan Yahudi menerima firman Allah? Apa yang dapat kita pelajari dari reaksi mereka?
5. Mengapa orang-orang Kristen di Antiokhia pertama kali disebut "orang Kristen"? Apa arti dan implikasinya bagi kita sebagai orang percaya?
6. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan tindakan Barnabas dalam membawa Saulus ke Antiokhia?
7. Mengapa para murid memutuskan untuk mengirim sumbangan kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap mereka dalam memberikan sumbangan?

Hal-hal menarik terkait dengan Kisah Para Rasul Pasal 11:

1. Penglihatan Petrus tentang kain turun dari langit dan perintah Allah untuk makan dengan orang-orang bukan Yahudi menunjukkan bahwa Allah tidak memandang perbedaan ras atau budaya dalam memberikan keselamatan.
2. Reaksi para rasul dan saudara-saudara seiman yang awalnya skeptis terhadap penerimaan orang-orang bukan Yahudi menunjukkan pentingnya pemahaman dan pengajaran yang benar tentang kehendak Allah.
3. Penyebaran berita tentang Yesus oleh orang-orang Siprus dan Kirene kepada orang-orang Helenis menunjukkan pentingnya misi dan pelayanan di antara orang-orang yang berbeda budaya dan bahasa.
4. Kedatangan Barnabas dan Saulus ke Antiokhia serta pengajaran mereka yang intensif menunjukkan pentingnya penggembalaan dan pengajaran yang kokoh dalam pertumbuhan jemaat.
5. Pengiriman sumbangan kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea menunjukkan pentingnya solidaritas dan dukungan antar gereja-gereja dalam menghadapi kesulitan.

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kisah Para Rasul Pasal 11.

Dari pasal 11 Kitab Kisah Para Rasul, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup:

1. Penerimaan orang-orang bukan Yahudi: Pasal ini mengajarkan tentang penerimaan dan inklusivitas dalam iman Kristen. Kita diajak untuk melihat bahwa Allah tidak memandang suku, ras, atau latar belakang budaya seseorang, tetapi Dia menerima semua orang yang percaya kepada-Nya.

2. Pentingnya mendengarkan dan memahami: Petrus menjelaskan penglihatannya kepada orang-orang yang bersunat yang memiliki keraguan. Ini mengajarkan kita untuk mendengarkan dengan teliti dan memahami sebelum membuat penilaian atau mengambil tindakan.

3. Ketaatan terhadap panggilan Roh Kudus: Petrus dan saudara-saudara seiman pergi bersama dengan tiga orang yang diutus dari Kaisarea, meskipun mereka awalnya ragu. Ini mengajarkan kita untuk taat dan mengikuti panggilan Roh Kudus dalam hidup kita.

4. Keselamatan tersedia bagi semua orang: Pasal ini menunjukkan bahwa keselamatan dalam Kristus tidak terbatas pada satu kelompok etnis atau budaya tertentu. Allah memberikan pertobatan kepada orang-orang bukan Yahudi yang percaya kepada-Nya.

Doa terkait pasal ini:

Tuhan yang Mahakuasa,
Terima kasih atas kasih karunia-Mu yang meluas kepada semua orang yang percaya kepada-Mu. Bantu kami untuk memiliki hati yang terbuka dan menerima semua orang tanpa memandang latar belakang mereka. Ajarkan kami untuk mendengarkan dengan teliti dan memahami sebelum membuat penilaian. Bimbing kami untuk taat dan mengikuti panggilan Roh Kudus dalam hidup kami. Terima kasih karena keselamatan tersedia bagi semua orang yang percaya kepada-Mu. Amin.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kisah Para Rasul Pasal 11 :

1. What (Apa):
- Petrus menjelaskan pengalaman penglihatannya tentang binatang-binatang yang dianggap haram dan najis.
- Petrus menerima perintah dari Roh Kudus untuk pergi bersama tiga orang yang diutus dari Kaisarea.
- Petrus dan keenam saudara seiman masuk ke rumah orang yang diutus dari Kaisarea.
- Orang yang diutus dari Kaisarea menceritakan penglihatannya tentang malaikat yang menyuruhnya memanggil Petrus.

2. Who (Siapa):
- Para rasul dan saudara-saudara seiman yang ada di Yudea.
- Petrus.
- Orang-orang yang bersunat yang berselisih pendapat dengan Petrus.
- Tiga orang yang diutus dari Kaisarea.
- Orang-orang yang tinggal di rumah orang yang diutus dari Kaisarea.
- Roh Kudus.
- Tuhan Yesus Kristus.
- Orang-orang yang menjadi percaya di Antiokhia.
- Barnabas.
- Saulus.
- Para nabi yang turun dari Yerusalem.
- Agabus.

3. Where (Dimana):
- Yudea.
- Yerusalem.
- Yope.
- Kaisarea.
- Antiokhia.
- Tarsus.

4. When (Kapan):
- Ketika Petrus naik ke Yerusalem setelah orang-orang bukan Yahudi menerima firman Allah.
- Ketika Petrus sedang berdoa di Yope dan menerima penglihatan.
- Ketika tiga orang diutus dari Kaisarea datang ke rumah Petrus.
- Ketika Barnabas pergi ke Tarsus untuk mencari Saulus.
- Ketika para nabi turun dari Yerusalem ke Antiokhia dan Agabus meramalkan kelaparan.

5. Why (Mengapa):
- Para rasul dan saudara-saudara seiman di Yudea mendengar bahwa orang-orang bukan Yahudi juga menerima firman Allah.
- Orang-orang yang bersunat berselisih pendapat dengan Petrus karena ia pergi kepada orang-orang tidak bersunat dan makan bersama mereka.
- Petrus menjelaskan penglihatannya untuk menunjukkan bahwa Allah tidak menganggap haram atau najis apa yang telah Ia tahirkan.
- Roh Kudus turun atas orang-orang bukan Yahudi di Antiokhia untuk menunjukkan bahwa mereka juga menerima karunia yang sama seperti orang-orang Yahudi setelah mereka percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
- Barnabas pergi mencari Saulus untuk membantu mengajar banyak orang di Antiokhia.

6. How (Bagaimana):
- Petrus menjelaskan secara urut penglihatannya kepada orang-orang yang bersunat.
- Petrus dan keenam saudara seiman masuk ke rumah orang yang diutus dari Kaisarea.
- Orang yang diutus dari Kaisarea menceritakan penglihatannya kepada Petrus.
- Roh Kudus turun atas orang-orang bukan Yahudi di Antiokhia saat Petrus mulai berkata-kata.
- Para murid mengirim sumbangan kepada saudara-saudara seiman yang tinggal di Yudea melalui tangan Barnabas dan Saulus.