Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 14 No. 1 Tahun 1999 >  PROKLAMASI KRISTUS KEPADA {YUNANI} > 
VI. PENJELASAN ATAU KOMENTAR TERHADAP KATA ATAU FRASA 

Ayat 19

{yunani}. Ayat 20 melokasikan "roh-roh" ini "dalam jaman Nuh," yaitu dalam periode sebelum datangnya bencana banjir atas bumi. Berkenaan dengan ini, ada tiga jawaban utama yang dikemukakan oleh para peneliti tentang siapakah "roh-roh" ini, yaitu: (1) jiwa-jiwa dari seluruh manusia yang binasa dalam bencana air bah;95 (2) "anak-anak Allah" yang berperilaku menyimpang dengan "puteri-puteri manusia" dalam Kej 6:2, yang dipahami dalam tradisi Yahudi dan Kristen sebagai "malaikat-malaikat jatuh" (the fallen angels);96 dan (3) "roh-roh jahat" atau "keturunan-keturunan" para malaikat yang jatuh.97 Di sini perlu digarisbawahi bahwa, mengingat kemiripan-kemiripan antara ay. 19-20a ini dengan tradisi-tradisi Yahudi tentang tokoh Henokh, khususnya I Henokh, mungkin sekali pikiran dan bahasa penulis 1 Petrus dalam bagian ini banyak dipengaruhi oleh tradisi tersebut.98

Pilihan (1) menghadapi banyak persoalan. Pertama, jika penulis I Petrus memaksudkannya untuk jiwa-jiwa dari manusia-manusia yang telah binasa dalam bencana air bah, seharusnya dia menuliskan "kepada roh-roh dari mereka yang tidak taat," dan bukan "kepada roh-roh yang tidak taat."99 Kedua, istilah {yunani} ("roh" dalam bentuk jamak) hanya sekali digunakan dalam seluruh PB untuk manusia-manusia (Ibr 12:23), dan itu pun disertai dengan bentuk genitive {yunani}, "(roh-roh) dari orang-orang benar," yang memberikan kualifikasi kepadanya.100 Dalam I Henokh. sekalipun digunakan untuk jiwa-jiwa dari mereka yang telah mati, istilah {yunani} juga selalu disertai dengan bentuk genitive (mis. I Henokh 22:3, 9, 12, 13),101 atau dalam kaitan erat dengan frasa-frasa sebelumnya yang juga memberikan kualifikasi (mis. 22:6, 13).102 Di sisi lain, {yunani} digunakan berulang kali dalam PB untuk makhluk-makhluk supraalami, khususnya roh-roh jahat yang dihadapi oleh Yesus dalam pelayanan-Nya (mis., "roh-roh" [tanpa kualifikasi] dalam Mat 8:16; Luk 10:20; "roh-roh najis" dalam Mat 10:1; Mrk 1:27; 3:11, 5:13; 6:7; Luk 4:36; 6:18; Kis 5:16; "roh-roh jahat" dalam Mat 12:45; Luk 7:21; 8:2; Kis 19:12-13; dsb.).103 Hal yang sama juga dijumpai dalam literatur intertestamental.104 Yang terakhir, penting dicatat bahwa, selain di sini, hanya dalam Why 18:2 kata ini dihubungkan dengan {yunani}, dan bahwa di sana pun kata ini digunakan untuk "roh najis" ({yunani}) bukan menunjuk kepada makhluk manusia.105

Pilihan (2) adalah mungkin, walaupun bukannya tanpa masalah sama sekali. Dalam I Henokh, sekalipun "anak-anak Allah" yang merusak ras manusia (Kej 6:1-4) biasanya disebut sebagai "malaikat-malaikat" (mis. 6:2; bdk. Yud 6; 2Ptr 2:4) atau "pengintai-pengintai" (mis. 12:2,4), bukan sebagai "roh-roh,"106 Henokh sendiri mengingatkan mereka, bahwa sebelum mencemarkan diri sendiri, mereka adalah "rohani (Yun.: roh-roh), memiliki hidup kekal" di dalam sorga (15:4,6,7).107 Selain itu, sekalipun frasa {yunani} tidak digunakan dalam fragmen Yunani dari I Henokh, terdapat banyak acuan: kepada malaikat-malaikat jatuh yang "diikat" atau dilemparkan ke dalam suatu "rumah tahanan" (bdk. 10:4-6, 12-14; 13:1; 14:5; 18:14-16; 21:6,10).108 Dengan demikian, {yunani} dalam 1 Petrus 3:19 tampaknya menunjuk kepada kelompok yang sama dengan Yudas 6 dan 2 Petrus 2:4, yaitu "malaikat-malaikat jatuh."109

Pilihan (3) jugalah mungkin., Dalam I Henokh 15:8-10 dijumpai pernyataan tentang "roh-roh jahat" sebagai keturunan-keturunan tidak langsung dari hubungan antara malaikat-malaikat dan puteri-puteri manusia dari generasi sebelum bencana air bah. Hubungan itu menghasilkan "raksasa-raksasa" (bdk. Kej 6:4 versi LXX), dan dari "raksasa-raksasa" itu datanglah "roh-roh jahat" atau setan-setan, yang mengganggu umat manusia secara terus menerus.110 Jika tradisi ini yang melekat dalam benak penulis 1 Petrus, mungkin sekali dia mengenali mereka sebagai roh-roh jahat atau najis yang juga dijumpai dalam tradisi Injil, serta yang aktif bekerja di dalam dunia sampai dengan zamannya. Dalam hal ini, {yunani} dalam 1 Petrus 3:19 lebih tepat diartikan sebagai "tempat berlindung" (bdk. Why 18:2) daripada "penjara."111 Mengenai di manakah lokasi "tempat berlindung" ini, penulis 1 Petrus sama sekali tidak memberikan petunjuk; tampaknya masalah ini bukanlah perhatian utamanya.112

{yunani}, "memproklamasikan." Sekalipun istilah {yunani} merupakan istilah khas PB bagi proklamasi Yesus akan Kerajaan Allah113 atau proklamasi para murid-Nya akan kabar baik tentang kematian dan kebangkitan-Nya, dalam 1 Petrus istilah {yunani}-lah yang digunakan (1 Ptr 1:12, 25; 4:6).114 Istilah {yunani} sendiri tidak hanya memiliki arti khusus "memberitakan Injil," tetapi juga arti umum "memproklamasikan" atau "mengumumkan".115 Dalam 1 Petrus, kata ini hanya muncul di sini,116 dan artinya jelas berkaitan langsung dengan obyek pemberitaan, yaitu "roh-roh dalam penjara." Jika mereka adalah para malaikat jatuh, proklamasi Kristus kepada mereka yang dinyatakan telah ditawan "dengan belenggu abadi dalam kekelaman sampai hari besar penghakiman" (Yud 6) -- mungkin sekali merupakan pemberitahuan bahwa kebinasaan akhir mereka sudah dekat (bdk. 1 Ptr 4:5,7,17-18).117 Jika mereka adalah roh-roh jahat yang sedang aktif bekerja dalam zaman penulis 1 Petrus, sebagaimana dalam zaman Yesus, proklamasi itu bertujuan "menjinakkan" atau "menundukkan" mereka.118 Dalam kaitan dengan 1 Ptr 3:22, di mana dinyatakan bahwa "malaikat-malaikat, kuasa-kuasa, dan kekuatan-kekuatan telah ditaklukkan kepada-Nya," tampaknya tafsiran terakhir inilah yang paling tepat (bdk. Flp 2:10).119

Ayat 20a

{yunani}, "(roh-roh dalam tempat berlindung) yang tidak taat. Dalam bagian-bagian lain dari 1 Petrus, kata kerja ini digunakan untuk musuh-musuh Kristus dan orang-orang Kristen pada zamannya (bdk. 2:8; 3:1; 4:17).120 Mungkin sekali penggunaannya dalam ay. 20a ini bukanlah kebetulan, tetapi menunjukkan kaitan erat dalam pikiran penulis 1 Petrus antara "roh-roh yang tidak taat" dan oposisi "daging dan darah" yang sedang dihadapi olehnya dan para pembacanya.121 Jika demikian, dan mengingat bahwa "roh-roh yang tidak taat itu" menunjuk kepada roh-roh jahat yang beraksi di tengah-tengah umat manusia pada zaman Nuh,122 jelas bahwa bagi penulis 1 Petrus "roh-roh yang tidak taat itu" juga berdiri di balik sepak terjang orang-orang yang tidak percaya terhadap orang-orang Kristen.123 Sama seperti pada zaman Nuh dahulu, sekarang pun mereka aktif bekerja dalam dunia (bdk. Ef 2:2).

{yunani}, "dahulu." Sebagaimana dalam 3:5, tampaknya partikel ini digunakan untuk menunjuk kepada suatu periode dalam sejarah alkitabiah demi maksud ilustratif.124 Jika demikian, partikel ini mengindikasikan bahwa apa yang dinyatakan dalam ay. 20a merupakan contoh ketidaktaatan "roh-roh dalam penjara." Tentang alasan mengapa zaman Nuh yang dijadikan contoh, Simon J. Kistemaker menyatakan: "There is no other time in history in which the contrast between faith and unbelief obedience and disobedience, was as pronounced as in the days of Noah."125

{yunani}, "(kesabaran Allah) menanti sambil berharap." Kata ini, dengan subyek {yunani}, "kesabaran Allah," menyatakan bukan hasrat Allah untuk menghukum, tetapi harapan-Nya agar manusia bertobat dan berdamai dengan-Nya.126

{yunani}, "kesabaran Allah." Frasa ini menunjuk secara langsung kepada "zaman Nuh," dan mungkin sekali secara khusus kepada periode waktu antara dosa para malaikat (Kej 6:1-4) dan datangnya bencana air bah alas dunia (Kej 7:11),127 yang dikemukakan dalam Kej 6:3 sebagai 120 tahun.128 Dalam 2 Petrus, kata ini digunakan untuk menyatakan betapa panjang sabarnya Allah dengan menunda datangnya "hari Tuhan" yaitu hari penghukuman, demi orang-orang fasik beroleh kesempatan untuk bertobat (3:9; bdk. Rm 2:4; Kis 17:30).129



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA