Topik : Kehadiran/Keanggotaan

26 Juli 2003

Tanpa Gereja

Nats : Marilah kita saling memperhatikan .... Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita (Ibrani 10:24,25)
Bacaan : Ibrani 10:19-25

Tidak pernah tertulis dalam Alkitab bahwa supaya selamat, nama kita harus tercantum dalam daftar keanggotaan gereja. Namun, bukan berarti bergabung dengan orang-orang beriman lain dalam gereja setempat tidak penting bagi pertumbuhan rohani kita. Dengan bersekutu secara teratur dalam ibadah dan pengajaran, kita meneguhkan kasih kepada sesama, pekerjaan baik, dan tanggung jawab bersama (Ibrani 10:24,25).

Beberapa saat yang lalu saya membaca sebuah artikel menarik yang membandingkan seorang kristiani tanpa gereja dengan ...

o seorang murid yang tidak mau pergi sekolah
o seorang tentara tanpa pasukan
o seorang warga negara yang tidak mau memberikan suara
o seorang pelaut tanpa kapal
o seorang anak tanpa keluarga
o seorang pemain drum tanpa band
o seorang pemain bola tanpa regu
o seekor lebah madu tanpa sarang
o seorang ilmuwan yang tidak membagikan penemuannya dengan rekan-rekannya

Jika Anda merasa telah mengabaikan salah satu pemberian Allah terbesar untuk pertumbuhan rohani Anda, maka carilah sebuah gereja yang mempercayai dan mengajarkan firman Allah, dan mulailah menghadirinya dengan setia. Luangkan waktu untuk mengenal jemaat lain dan biarkan mereka mengenal Anda. Mohon supaya Allah membantu Anda mencari cara untuk melayani orang lain.

Jangan menjadi orang kristiani tanpa gereja --Richard De Haan

16 Desember 2003

Mengapa ke Gereja?

Nats : Marilah kita saling memerhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita (Ibrani 10:24,25)
Bacaan : Ibrani 10:19-25

Dalam surat kepada editor sebuah surat kabar Inggris, seseorang mengeluh bahwa ia tidak menemukan alasan untuk pergi ke gereja setiap Minggu. "Selama 30 tahun terakhir ini, saya telah menghadiri kebaktian cukup teratur," tulisnya, "dan selama itu ... saya telah mendengarkan tidak kurang dari 3.000 khotbah. Namun, yang mengejutkan, saya tidak dapat mengingat satu pun dari khotbah-khotbah itu. Saya berpikir mungkin lebih bermanfaat bila waktu sang pendeta digunakan untuk mengerjakan hal lain saja."

Surat itu menimbulkan reaksi dari banyak orang. Berikut ini adalah sebuah tanggapan yang paling mengena: "Saya telah menikah selama 30 tahun. Selama itu saya telah makan sebanyak 32.850 kali -- sebagian besar hasil masakan istri saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa saya tidak dapat mengingat satu pun dari menu makanan itu. Namun, saya memperoleh gizi dari setiap hidangan tersebut. Saya pikir, tanpa makanan-makanan tersebut, mungkin saya telah mati kelaparan sejak dahulu."

Alkitab menegaskan pentingnya pergi ke gereja, dan satu-satunya nasihat untuk melakukan hal ini muncul dalam topik tentang bahaya yang timbul apabila menjauhkan diri dari pertemuan ibadah (Ibrani 10:25). Kita memerlukan bantuan untuk menjaga iman dan pengharapan kita dari keguncangan (ayat 23), dan untuk mengasihi serta melakukan pekerjaan baik (ayat 24). Sebagaimana makanan jasmani membuat kita tetap hidup dan kuat, demikian juga makanan rohani yang bergizi dari pengajaran dan persekutuan, sangat penting bagi kita untuk tetap hidup --Dennis De Haan

6 Juli 2008

Tak Mampu

Nats : Tetapi jawab-Nya, "Kamu harus memberi mereka makan!" (Markus 6:37)
Bacaan : Markus 6:36-44

Bayangkan jika sebelum memulai segala pelayanannya, Ibu Teresa datang ke gereja Anda dan memaparkan programnya untuk menolong begitu banyak jiwa di India. Bagaimana respons Anda? Tertarik? Tertantang? Atau, Anda merasa bahwa itu adalah pekerjaan yang tak mungkin diwujudkan? Pada awalnya, memang banyak orang menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ibu Teresa adalah sesuatu yang mustahil. Namun, kini dunia dapat melihat dan merasakan buah pelayanan yang ia lakukan. Pelayanannya telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Dalam Alkitab, Tuhan Yesus menantang murid-murid untuk melakukan sesuatu di luar batas kemampuan mereka, yaitu memberi makan lima ribu orang laki-laki-belum termasuk perempuan dan anak-anak, yang biasanya berjumlah lebih banyak (ayat 44). Bagi para murid, ini sesuatu yang mustahil! Yang masuk akal bagi mereka adalah meminta orang-orang itu mencari makan sendiri-sendiri (ayat 36). Akan sangat berat jika mereka yang harus menyediakannya (ayat 37). Namun, Yesus membukakan pikiran mereka, bahwa Dia dapat melakukan apa yang bagi mereka tak masuk akal. Ya, di dalam Tuhan, kita dapat melakukan perkara besar, betapa pun "kecilnya" kita. Inilah yang harus kita percayai!

Dalam melakukan perkara yang besar di dalam Tuhan, kita harus ingat bahwa itu bukan urusan kita sendiri, sebab Tuhan akan terlibat langsung. Kita hanya alat yang terbatas, tetapi saat kita mengizinkan Tuhan bekerja, maka Dia akan menolong sehingga kita sanggup melakukan hal-hal yang bahkan di luar batas kemampuan kita -RY



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA