Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 101 - 120 dari 157 ayat untuk Terbantunlah engkau AND book:[40 TO 66] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.26) (Luk 1:28) (full: ENGKAU YANG DIKARUNIAI. )

Nas : Luk 1:28

Sekalipun Maria dikaruniai melebihi semua wanita dalam hal dipilihnya sebagai ibu Yesus, para penulis PB tidak pernah menyatakan bahwa ia harus disembah, atau harus diberi gelar-gelar khusus atau kita harus berdoa kepadanya. Maria layak kita hormati, tetapi hanya Anaknyalah yang layak menerima penyembahan kita.

  1. 1) Perhatikan bahwa Maria dipilih karena ia telah mendapat kasih karunia di mata Allah (bd. Kej 6:8). Hidupnya yang sederhana dan saleh begitu menyenangkan hati Allah sehingga Ia telah memilihnya untuk tugas yang paling penting ini (bd. 2Tim 2:21).
  2. 2) Berkat Maria tidak hanya mendatangkan sukacita yang besar bagi dirinya tetapi juga banyak penderitaan dan kepedihan (lih. Luk 2:35), sebab Anaknya akan ditolak dan disalibkan. Di dunia ini, panggilan Allah akan selalu meliputi berkat dan penderitaan, sukacita dan dukacita, keberhasilan dan kekecewaan.
(0.26) (Yoh 8:11) (full: AKUPUN TIDAK MENGHUKUM ENGKAU. )

Nas : Yoh 8:11

Sikap Yesus ini menunjukkan tujuan-Nya dalam menebus umat manusia (Yoh 3:16). Dia tidak menghukum wanita tersebut sebagai orang yang tidak layak diampuni, tetapi menghadapinya dengan lembut dan kesabaran supaya menuntunnya kepada pertobatan. Bagi dia keselamatan akan tersedia jikalau meninggalkan "kehidupan berdosa", yaitu tinggalkan perzinaan dan kembali kepada suaminya (bd. Luk 7:47).

  1. 1) Akan tetapi, merupakan penghujatan bila memakai kata-kata ini untuk beranggapan bahwa Yesus menganggap remeh dosa perzinaan dan kesedihan yang disebabkannya baik untuk orang-tua maupun anak-anak.
  2. 2) Yang ditawarkan Yesus kepada wanita ini adalah keselamatan dan jalan ke luar dari kehidupan berdosa. Hukuman-Nya menantikan wanita itu kalau dia menolak untuk bertobat dan masuk ke dalam kerajaan Allah (Rom 2:1-10).
(0.26) (Rm 1:25) (full: DUSTA. )

Nas : Rom 1:25

"Dusta" adalah perkataan Iblis, bapa segala dusta (Yoh 8:44); "kamu akan menjadi seperti Allah" (Kej 3:5).

  1. 1) Percaya dusta itu berarti menolak "kebenaran Allah" dan terlibat dalam pemujaan berhala (Kej 3:5; Kol 3:5;

    lihat cat. --> 2Tes 2:11).

    [atau ref. 2Tes 2:11]

  2. 2) Kecenderungan kuat manusia untuk mempercayai dusta dan memuja diri sendiri adalah alasan Alkitab berkali-kali mengingatkan tentang kesombongan. "Engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: 'Aku adalah Allah'" (Yeh 28:2; bd. Ams 6:17; 8:13; 16:18; 1Tim 3:6; Yak 4:6; 1Yoh 2:16).
(0.26) (Rm 9:22) (full: BENDA-BENDA KEMURKAAN-NYA ... BENDA-BENDA BELAS KASIHAN-NYA. )

Nas : Rom 9:22-23

Frasa "benda-benda kemurkaan-Nya" menunjuk kepada mereka yang dipersiapkan untuk kebinasaan kekal. Orang menjadi tujuan kemurkaan karena tindakan berdosa dan pemberontakan, sebagaimana dikatakan Paulus sebelumnya, "Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka" (Rom 2:5). Akan tetapi, benda-benda kemurkaan ini masih dapat bertobat, berbalik kepada Allah, dan menerima belas kasihan-Nya. Frasa "benda-benda belas kasihan-Nya" menunjuk kepada mereka, Yahudi atau bukan, yang percaya dan mengikuti Yesus (ayat Rom 9:24-33).

(0.26) (Why 2:6) (full: ENGKAU MEMBENCI SEGALA PERBUATAN PENGIKUT-PENGIKUT NIKOLAUS, YANG JUGA KUBENCI. )

Nas : Wahy 2:6

Pengikut-pengikut Nikolaus ini (bd. ayat Wahy 2:15) barangkali menyatakan, seperti pengajaran Bileam

(lihat cat. --> Wahy 2:14),

[atau ref. Wahy 2:14]

bahwa percabulan tidak akan mempengaruhi keselamatan seorang dalam Kristus. Dengan jelas PB menyatakan hal yang sebaliknya bahwa orang sedemikian tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah (1Kor 6:9-10). Allah membenci aliran sesat yang mengajarkan bahwa kita dapat tetap selamat sekalipun pada saat yang sama kita hidup dalam percabulan. Membenci apa yang dibenci Allah merupakan ciri khas orang-orang yang setia kepada Kristus (Mazm 139:21; Ams 8:13;

lihat cat. --> Yoh 3:19).

[atau ref. Yoh 3:19]

(0.26) (Mrk 1:24) (jerusalem: Apa urusanMu dengan kami) Bdk Yoh 2:4+
(0.26) (Yoh 20:17) (jerusalem: janganlah engkau memegang Aku) Maria tersungkur pada kaki Yesus dan memelukNya. Bdk Mat 28:9
(0.26) (Mat 10:34) (sh: Memilih Kristus tidak sia-sia (Selasa, 25 Januari 2005))
Memilih Kristus tidak sia-sia

Sekilas tampak, perkataan Kristus membawa kontradiksi. Ia yang adalah Raja Damai mengatakan bahwa kedatangan-Nya bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Kedatangan Kristus memang membawa damai, damai antara manusia dengan Allah dan damai di antara sesama manusia yang percaya kepada-Nya. Namun demikian ada hal yang tak dapat dielakkan. Kedatangan Kristus ternyata membawa pertentangan antara Kristus dengan anti Kristus, antara orang yang percaya kepada-Nya dan yang tidak, antara gelap dan terang. Pertentangan ini dapat terjadi bahkan di antara orang-orang yang tinggal dalam satu rumah atau antara orang-orang yang memiliki pertalian darah. Bila mengikut Kristus membuat orang terpisah dari keluarganya, itulah harga yang harus ditanggungnya. Bila berdiri di atas kebenaran Kristus membuat seseorang dimusuhi keluarganya, itulah salib yang mesti dipikulnya. Kristus menuntut diri-Nya diprioritaskan lebih daripada sanak keluarga (ayat 37-38). Ini memang tidak mudah! Akan tetapi, Ia menjanjikan bahwa pilihan itu tidak sia-sia. Pilihan itu menunjukkan kesejatian iman orang tersebut (ayat 39).

Kristus memberikan penghiburan kepada para murid. Pekabaran Injil tidak akan sia-sia. Ada orang-orang yang akan menyambut mereka, menerima Kristus untuk diselamatkan. Itulah upah pelayanan mereka. Sukacita yang didapat jauh melebihi penderitaan memikul salib (ayat 40-42).

Kini pikul salib bisa berwujud ditolak keluarga dan masyarakat. Tidak mustahil kita ditekan, diintimidasi, malah dipecat oleh pimpinan tempat kita bekerja karena mempraktikkan prinsip iman kita. Namun, semua itu tidak perlu menyurutkan tekad kita mengikut Dia. Karena Dia akan menyambut kita sebagai hamba yang setia. Juga karena sukacita melihat mereka yang kita menangkan oleh kesaksian kita.

Doa: Tuhan, kuatkan kami agar segala bentuk penderitaan dan konsekuensi yang harus kami tanggung demi Engkau tidak membuat kami menyangkal Engkau.

(0.26) (Mrk 14:66) (sh: Harapan dan motivasi (Rabu, 16 April 2003))
Harapan dan motivasi

Masih hangat di hati kita ucapan Petrus "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau" (Mrk. 14:31). Tetapi pada malam yang sama, hanya selang beberapa jam, di hadapan pengadilan agama Yahudi Petrus menyangkal bahkan bersumpah bahwa ia sama sekali tidak mengenal Yesus. Petrus memilih untuk menyelamatkan dirinya sendiri daripada menderita bersama Kristus.

Petrus tidak siap untuk menerima kenyataan bahwa Yesus harus menderita. Selain itu, sikap Yesus menyerahkan diri tanpa suatu perlawanan apa pun membuat Petrus yang dijuluki batu karang itu hancur berantakan. Petrus yang gagah berani itu tiba-tiba menjadi seorang penakut. Kokok ayam mengingatkan Petrus akan perkataan Yesus, ia menangis. Suatu tangisan penyesalan.

Mungkin kita mengatakan bahwa Petrus tidak memiliki pendirian yang teguh. Ia mudah berubah-ubah. Perubahan sikap yang demikian tidak hanya dialami oleh Petrus tetapi juga dialami oleh orang beriman dalam perjalanan mengikut Yesus. Ada orang yang mengikut Yesus dengan pemahaman yang keliru. Ada orang yang mengikut Yesus dengan harapan bahwa hidupnya senang dan selalu sukses. Kedua hal tersebut merupakan pemicu bagi ketidak-siapan umat Tuhan mengalami penderitaan. Artinya, orang dengan pemahaman seperti itu melupakan konsekuensi menjadi pengikut Yesus yaitu bukan hanya senang tetapi juga harus rela menderita. Tuhan menghendaki agar umat-Nya memiliki sikap iman yang teguh dalam menghadapi berbagai tantangan, pencobaan dan penderitaan. Kalaupun karena kelemahan umat Tuhan jatuh, Ia mengangkat umat- Nya dari kejatuhan sebab tangan Tuhan selalu terulur untuk mengangkat umat-Nya kembali.

Renungkan: Menjadi seorang murid harus memiliki pendirian dan iman yang teguh, apalagi dalam menghadapi tantangan dan cobaan.

(0.26) (Luk 1:26) (sh: Tidak mengerti namun percaya (Rabu, 24 Desember 2003))
Tidak mengerti namun percaya

Bangsa Yahudi hidup di bawah ketentuan tradisi atau budaya yang sangat ketat dan ekstrim. Salah satunya adalah tidak diperkenankannya hubungan seks di luar nikah, dengan alasan apa pun. Jika itu terjadi maka perempuan yang mengandung akan diusir, bahkan dibuang untuk diasingkan. Ironisnya lagi, perempuan itu dikeluarkan dari ikatan keluarga. Kenyataan ini sempat membuat Maria kuatir karena ia mengandung tanpa pernah berhubungan seks dengan tunangannya.

Sekali lagi, berbeda dengan respons Zakharia. Maria dengan penuh hormat menerima kenyataan tersebut. Itu dikarenakan utusan Tuhan, malaikat Gabriel yang mengunjungi dirinya. Tujuan Gabriel adalah mempersiapkan Maria menjadi alat Allah untuk kelahiran Juruselamat, Yesus. Sebenarnya bagi Maria itu adalah kehormatan besar, karena pada masanya ada kerinduan besar bagi para perempuan di Israel untuk menjadi ibu bagi Mesias (bdk. 1:42). Allah menjatuhkan pilihan-Nya kepada perempuan Maria. Hal itu dinyatakan dengan terus terang oleh Gabriel melalui salamnya “Salam, engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (ayat 28). Hanya saja pemilihan itu memakai cara yang sulit dimengerti dan bahkan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di kalangan Yahudi yang sangat memperhatikan kesucian keluarga. Potensi itu digambarkan di Injil Matius, justru oleh sikap calon suaminya sendiri, Yusuf (Mat. 1:19).

Namun, berbeda dari Zakharia yang ketidakmengertiannya itu membuahkan sikap tidak percaya, Maria justru belajar menerima hal yang sulit itu. Dikarenakan imannya kepada Tuhan ia menerima risiko kehancuran hubungannya dengan Yusuf. Lagipula, Elisabet isteri Zakharia yang juga mengalami kuasa Allah yang ajaib itu, memberikan kekuatan kepada Maria untuk menerima hal sulit itu.

Renungkan: Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Maka orang-orang yang dipilih-Nya dan dipakai-Nya juga harus berani mengatakan, “Ya Tuhan ku percaya, jadilah padaku sekehendak-Mu!”

(0.26) (1Tim 4:11) (sh: Bertekun (Sabtu, 15 Juni 2002))
Bertekun

Seorang pelayan seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya. Untuk itu, ketekunan menjadi kata kunci yang harus Timotius cermati dan perhatikan. Ia tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain. Karena itu, ia perlu menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya (ayat 12). Timotius juga diminta untuk tetap bertekun dalam pembacaan dan pengajaran nas-nas Kitab Suci di antara jemaatnya (ayat 13), tidak lalai dalam mempergunakan karunia yang Tuhan berikan padanya (ayat 14), dan sungguh-sungguh membiarkan hidupnya dikuasai oleh hal-hal yang baik tersebut, sehingga kemajuannya nyata bagi orang-orang di sekitarnya (ayat 15). Timotius juga harus mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya (ayat 1 6). K esemuanya itu harus dilakukannya dalam ketekunan (ayat 16). Singkatnya, Timotius harus memperhatikan semua aspek di dalam kehidupannya.

Akibat yang ditimbulkan dari semua ini adalah "engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (ayat 16). Melalui karya pelayanan Timotius dan melalui ketekunan Timotius di dalam melakukan hal-hal di atas tadi, Allah bekerja untuk menyelamatkan orang-orang yang mendengarkannya, dan juga diri Timotius sendiri.

Sebagai pelayan Tuhan, Timotius harus sungguh-sungguh memperhatikan hidupnya, mengusahakan hal-hal yang sempurna bagi Allah dalam ketekunan. Semua ini bertujuan tidak hanya agar orang tidak menganggap rendah diri Timotius karena umurnya, tetapi terutama demi terlaksananya panggilan Allah bagi Timotius (lih. 14).

Renungkan: Melayani Tuhan bukan hanya berarti menyisihkan sebagian waktu yang dikhususkan untuk Tuhan, tetapi, seperti yang pernah diajarkan rasul Paulus, mempersembahkan seluruh tubuh atau hidup kita (Rm. 12:1). Ketekunan kita sangat diperlukan di dalam mewujudkan semua hal tadi kehidupan kita sebagai pelayan-pelayan-Nya.

(0.26) (2Tim 3:10) (sh: Berpegang pada kebenaran (Sabtu, 31 Agustus 2002))
Berpegang pada kebenaran

Kembali Paulus memberikan kontras di sini dengan frasa "Tetapi, engkau ...." Paulus menasihati Timotius agar mengambil rute kehidupan yang bertolak-belakang dengan para pengajar sesat. Timotius didorong untuk mengikuti teladan hidupnya, yang setia dan senantiasa menantikan kedatangan Tuhan Yesus. Timotius perlu meneladani pengajaran dan kesalehannya. Ia juga perlu memiliki cara pikir seperti Paulus, memiliki niat untuk melayani Tuhan dengan daya tahan yang dilandasi kasih. Bukan hanya menasihati secara abstrak, Paulus kemudian mengingatkan Timotius tentang apa yang dialaminya sendiri di Antiokhia ketika ia dan Barnabas diusir, di Ikonium, ketika akan dilempari batu oleh masyarakat, dan di Listra, ketika ia dan Barnabas mula-mula disembah, tetapi lalu dilempari batu sampai hampir mati - namun Allah menyelamatkannya. Semua orang, termasuk Timotius, yang berketetapan untuk menjadi saleh akan mengalami penganiayaan. Mereka harus sadar akan hal itu.

Untuk kedua kalinya muncul frasa "Tetapi, engkau ..." (ayat 14). Timotius sekarang didorong untuk berpegang teguh pada keyakinan yang dimilikinya sejak muda. Ia telah belajar dari Lois dan Eunike tentang iman kepada Kristus. Ia telah belajar dari Paulus. Ia juga telah belajar dari Perjanjian Lama dan Injil. Semua sumber tersebut membawa Timotius kepada pemahaman yang benar tentang keselamatan di dalam Kristus. Paulus menyatakan bahwa "segala tulisan" merupakan embusan nafas Allah, artinya keluar dari mulut Allah sendiri. Yang dimaksud "segala tulisan" di sini adalah PL ditambah dengan pesan-pesan Injil Kristus yang telah Timotius terima, baik secara tulisan maupun tulisan. Segala tulisan itu menolong orang-orang percaya untuk mendapatkan pengajaran yang benar, menghardik ajaran sesat, mengoreksi kehidupan moral yang keliru, dan menolong orang untuk hidup dalam kesalehan. Tujuan Paulus mengemukakan ini adalah agar Timotius setia dalam pelayanannya dan dipersiapkan untuk pekerjaan baik: mengabarkan Injil Kristus dengan tekun.

Renungkan: Teladanilah mereka yang patut diteladani dan berpeganglah pada Alkitab. Itulah rahasia pelayanan yang sukses.

(0.23) (Mat 1:18) (sh: Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama (Senin, 25 Desember 2000))
Hati bagi Allah dan belas kasihan bagi sesama

Yusuf adalah salah seorang tokoh Alkitab yang mempunyai karakter mengagumkan. Mengikuti tradisi orang Yahudi, ia telah bertunangan yang akan mengikatnya menuju pernikahan. Banyak ahli Alkitab mengasumsikan bahwa Yusuf adalah seorang yang sudah cukup umur.

Sesudah bertunangan, Maria tinggal bersama orang tuanya sampai cukup usia untuk menikah, kemudian pindah ke rumah Yusuf. Ketika Yusuf mengetahui Maria hamil, ia memperlihatkan belas kasihan yang luar biasa. Ia tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum meskipun hatinya sakit dan telah dikhianati, ia bermaksud menceraikan istrinya diam-diam. Matius menyebut Yusuf sebagai orang yang benar (19: terjemahan yang lebih tepat daripada tulus hati). Mengapa? Menurut hukum Taurat, hukuman untuk perzinahan adalah dilempari batu hingga mati. Apakah tindakan Yusuf terhadap Maria dapat dikatakan benar? Tidakkah ia benar jika menuntut Maria dihukum sesuai dengan hukum Taurat? Jawabannya terletak pada fakta bahwa `benar' dalam Perjanjian Lama adalah sesuai dengan hati Allah dan hukum-Nya. Bahkan Saul pun menyadari bahwa kemurahan hati lebih mendemonstrasikan kebenaran daripada kaku mengikuti hukum yang berlaku ketika ia menangis kepada Daud, `Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu (ISam. 24:18). Yusuf menerapkan prinsip ini. Meskipun ia menganggap Maria sudah memperlakukan dia tidak baik, ia tetap akan memperlakukan Maria dengan baik. Karena itu secara rohani dan jasmani, Yusuf adalah anak Daud yang sejati (Mat. 1:20).

Perjanjian Baru tidak banyak berbicara tentang Yusuf kecuali yang tercatat dalam kitab ini. Yusuf adalah seorang manusia seperti nenek moyangnya - yaitu Daud - yang mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang besar untuk sesamanya.

Renungkan: Tidak menjadi masalah seberapa tenarkah Anda di lingkungan keluarga dan masyarakat, namun jika kata-kata Matius tentang Yusuf dapat diterapkan dalam hidup kita, secara rohani kita sudah menjadi `orang besar`. Pada hari Natal ini apa yang akan Anda lakukan untuk mengekspresikan bahwa Anda mempunyai hati untuk Allah dan belas kasihan yang dalam bagi sesama?

(0.22) (Mat 16:18) (ende: Engkaulah Petrus)

Jesus memakai bahasa Aramea dan sebenarnja menjebutnja Kefa artinja bukit batu (tjadas). Sebab itu Jesus sebenarnja bersabda: Engkau bukit batu, dan diatas bukit batu ini Aku akan mendirikan geredjaKu. Terdjemahan "Kefa" dalam bahasa Junani ialah "Petros", dalam bahasa Latin mendjadi Petrus. Bdl. Yoh 1:42. Paulus gemar menggunakan nama Aramea dalam bentuk Junani "Kefas". Demikian dalam Gal 1:18; 2:9; 2:14; 1Ko 3:22 dan1Ko 9:5.

(0.22) (Mat 26:39) (full: BIARLAH CAWAN INI LALU. )

Nas : Mat 26:39

Yang dimaksudkan oleh Yesus dengan "cawan ini" telah menjadi pokok pembahasan yang panjang lebar.

  1. 1) Belum tentu Kristus sedang berdoa agar dibebaskan dari kematian jasmaniah, karena Ia sudah membulatkan tekad untuk mati karena dosa manusia (bd. Mr 10:33-34; Luk 9:51; Yoh 12:24,27; Ibr 10:5-9).
  2. 2) Lebih besar kemungkinannya Ia sedang berdoa agar dibebaskan dari hukuman perpisahan dari Allah, hukuman yang tertinggi atas dosa. Kristus berdoa agar kematian jasmani-Nya dapat diterima sebagai harga tebusan yang penuh bagi dosa-dosa umat manusia. Akan tetapi, Ia tetap memohon, "tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki". Lalu Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mengalami kematian jasmani dan pemisahan rohani dari Bapa-Nya di sorga agar dapat menyediakan keselamatan kita (bd. Mat 27:46). Doa-Nya itu "didengarkan" karena Bapa-Nya menguatkan Dia untuk meminum cawan yang sudah ditetapkan (lih. Ibr 5:7).
(0.22) (Yoh 6:40) (full: KEHENDAK BAPA-KU. )

Nas : Yoh 6:40

Penting sekali untuk mengerti hubungan di antara kehendak Bapa dengan tanggung jawab manusia.

  1. 1) Bukan kehendak Allah bahwa seorang beriman jatuh dari kasih karunia (bd. Gal 5:4) dan dengan demikian terpisah dari Allah; juga bukan kehendak-Nya jikalau ada orang binasa (2Pet 3:9) atau gagal datang kepada kebenaran dan diselamatkan (1Tim 2:4).
  2. 2) Akan tetapi, ada perbedaan besar di antara kehendak Allah yang sempurna dengan kehendak-Nya yang mengizinkan

    (lihat art. KEHENDAK ALLAH).

    Dia tidak meniadakan tanggung jawab manusia untuk bertobat dan percaya sekalipun itu berarti kehendak-Nya yang sempurna tidak tercapai

    (lihat cat. --> Luk 19:41

    [atau ref. Luk 19:41]

    mengenai Yesus menangisi Yerusalem).
  3. 3) Keinginan Allah bahwa orang beriman akan dibangkitkan pada akhir zaman tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab untuk menaati dan mendengarkan suara-Nya serta mengikuti-Nya (Yoh 10:27; 14:21). Pada malam Dia dikhianati, Yesus mengakui bahwa Dia melindungi murid-murid-Nya dan "memelihara mereka dalam nama ... yang telah Engkau berikan kepada-Ku; ... tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain daripada dia yang telah ditentukan untuk binasa" (Yoh 17:12).
(0.22) (Yoh 21:15) (full: APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU? )

Nas : Yoh 21:15

Pertanyaan terpenting yang pernah dihadapi Petrus ialah apakah ia mempunyai kasih yang mengabdi bagi Tuhan-Nya.

  1. 1) Dua kata Yunani dipakai di sini untuk "kasih". Yang pertama, _agapao_ berarti kasih yang rasional dan bertujuan, terutama dari pikiran dan kehendak. Yang kedua, _phileo_ melibatkan perasaan kasih yang hangat yang lazim dari emosi, jadi suatu kasih yang lebih pribadi dan penuh perasaan. Melalui kedua kata ini Yesus menunjukkan bahwa kasih Petrus jangan hanya dari kehendak saja namun juga dari hati, kasih yang timbul baik dari maksud maupun dari hubungan pribadi.
  2. 2) Pertanyaan Yesus kepada Petrus adalah pertanyaan yang penting untuk semua orang percaya. Kita semua harus memiliki kasih pribadi dari hati bagi Yesus dan pengabdian kepada-Nya (Yoh 14:15; 16:27; Mat 10:37; Luk 7:47; 1Kor 16:22; 2Kor 5:14; Gal 5:6; Ef 6:24; Yak 1:12; 1Pet 1:8; Wahy 2:4).
(0.22) (1Tim 5:22) (full: JANGANLAH ENGKAU TERBURU-BURU MENUMPANGKAN TANGAN. )

Nas : 1Tim 5:22

Paulus menegaskan beberapa hal mengenai pelantikan seorang penatua (bd. 1Tim 4:14; Kis 6:6).

  1. 1) Tidak seorang pun yang boleh dilantik dengan terburu-buru untuk jabatan ini. Artinya, sikap hati-hati yang pantas dan garis pedoman alkitabiah harus ditaati dan dilaksanakan

    (lihat cat. --> Tit 1:5;

    [atau ref. Tit 1:5]

    lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

  2. 2) Melantik seseorang sebagai penatua adalah pernyataan umum kepada gereja bahwa kehidupan orang itu telah memenuhi syarat Allah dalam hal menekuni kesalehan seperti yang terdapat di 1Tim 3:1-7. Dengan kata lain, orang yang hendak dilantik kepada suatu jabatan kepemimpinan harus terkenal setia terhadap Tuhan selama mereka menjadi orang Kristen
  3. 3) Suatu jemaat yang melantik atau menetapkan seseorang kepada jabatan kepemimpinan di dalam gereja dengan terburu-buru, yaitu dengan mengabaikan garis pedoman Allah, menyebabkan jemaat itu "terbawa-bawa" dalam dosa orang itu. Nasihat Paulus untuk "jaga kemurniaan dirimu", berarti menolak untuk terlibat dalam memilih atau melantik orang yang tidak layak untuk jabatan sebagai gembala.
(0.22) (Why 2:20) (full: ENGKAU MEMBIARKAN WANITA IZEBEL, YANG MENYEBUT DIRINYA NABIAH. )

Nas : Wahy 2:20

Suatu dosa yang umum dalam jemaat di Tiatira adalah kecenderungan untuk membiarkan dosa, ketidakbenaran atau ajaran yang tidak alkitabiah dalam diri para pemimpinnya (ayat Wahy 2:14,20).

  1. 1) Yohanes menyebut seorang tertentu dengan nama Izebel, sebuah nama yang diperoleh dari Izebel di PL dan yang sinonim dengan penyembahan berhala dan penganiayaan (1Raj 16:31; 19:1-3; 21:1-15;

    lihat cat. --> 1Raj 21:25).

    [atau ref. 1Raj 21:25]

    Barangkali beberapa orang di Tiatira menerima guru-guru palsu karena mereka mengaku bahwa mereka berbicara bagi Allah dan karena mereka menunjukkan kharisma, keberhasilan dan pengaruh yang besar. Kristus mengecam dosa sikap toleransi ini.
  2. 2) Kita harus menolak semua orang yang lebih mengutamakan perkataan mereka sendiri dari penyataan alkitabiah

    (lihat cat. --> 1Kor 14:29)

    [atau ref. 1Kor 14:29]

    dan yang menyatakan bahwa Allah menerima siapapun dalam jemaat yang melakukan percabulan dan turut serta dalam kesenangan jahat dari dunia ini. Beberapa orang dalam jemaat akan sering membiarkan ajaran sesat semacam itu karena ketidakacuhan, persahabatan pribadi atau takut akan pertentangan, atau karena menginginkan kedamaian, keharmonisan, kemajuan pribadi atau uang. Allah akan menghancurkan jemaat semacam itu beserta para pemimpinnya (ayat Wahy 2:20-23;

    lihat cat. --> Luk 17:3).

    [atau ref. Luk 17:3-4]

(0.22) (Mat 2:13) (sh: Kejutan di balik kehormatan. (Jumat, 26 Desember 1997))
Kejutan di balik kehormatan.

Yusuf dan Maria tidak pernah bermimpi menerima kehormatan menjadi orang tua Anak Allah, Mesias sudah lama ditunggu-tunggu. Maria dikejutkan karena harus hamil sebelum menikah. Yusuf pun tak kurang terkejut atas kehamilan tunangannya. Mereka dikejutkan oleh kunjungan para majusi. Muncul kejutan lagi. Mereka harus ke luar negeri, di malam hari dengan segala ketergesaan. Peristiwa kejutan ironis yang berkebalikan dari peristiwa keluar dari Mesir. Dulu umat Israel diselamatkan dari Mesir, kini Juruselamat dunia harus mengungsi ke Mesir karena kejahatan raja Israel. Natal yang asli bukan saja semarak nyanyian malaikat, tetapi juga sesak ratapan para ibu yang bayi-bayinya dibantai.

Persiapan dan penyediaan ilahi. Manusia terkejut diperhadapkan perbuatan besar Allah. Lebih-lebih peristiwa Natal yang telah Tuhan siapkan dan sediakan sejak kekekalan, dengan mengatur perjalanan sejarah seisi dunia. Tatkala Yusuf dan Maria harus mengungsi, timbul masalah. Bagaimana bekal dan keamanan bagi kedua orang dan bayi tak berdaya ke tanah asing? Allah menyediakan banyak bekal! Dia memimpin para majusi sebagai pemeliharaan-Nya.

Doa: Terima kasih Tuhan Engkau perhatikan kebutuhan sementara dan kebutuhan kekalku.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA