(0.01) | (Ayb 1:1) |
(full:
) Penulis : Tidak Dikenal Tema : Mengapa Orang Benar Menderita ? Tanggal Penulisan: Tidak Pasti Latar Belakang Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair dalam PL: "hikmat" karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia; "syair" karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini berdasarkan seorang tokoh sejarah yang nyata (lih. Yeh 14:14,20) dan suatu peristiwa sejarah yang nyata (lih. Yak 5:11). Tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini ialah "tanah Us" (Ayub 1:1) yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tenggara Laut Mati atau di sebelah utara Arabia (bd. Rat 4:21); jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani. Dua tanggal penting hendaknya dipertimbangkan berhubungan dengan kitab Ayub:
Beberapa fakta menunjukkan bahwa Ayub sendiri hidup sekitar zaman Abraham (2000 SM) atau sebelumnya. Fakta-fakta yang paling penting ialah:
Ada tiga pandangan utama mengenai tanggal kitab ini ditulis. Kitab ini mungkin disusun
Penulis yang tidak dikenal, jikalau bukan Ayub sendiri, pastilah memiliki sumber-sumber lisan atau tertulis yang terinci dari zaman Ayub, yang dipakainya di bawah dorongan dan ilham ilahi untuk menulis kitab ini sebagaimana adanya sekarang. Beberapa bagian dari kitab ini pasti telah diberikan melalui penyataan langsung dari Allah (mis. Ayub 1:6--2:10). Tujuan Kitab Ayub menggumuli pertanyaan abadi, "Jikalau Allah itu adil dan penuh kasih, mengapa diizinkan-Nya orang yang sungguh-sungguh benar seperti Ayub (Ayub 1:1,18) menderita demikian hebat?" Ketika menggumuli soal ini, penulis mengemukakan kebenaran-kebenaran berikut.
Survai Terdapat lima bagian tertentu di dalam struktur kitab Ayub:
Dalam pasal ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">1 (Ayub 1:1-22) Ayub diperkenalkan sebagai seorang benar yang takut akan Allah (Ayub 1:1,8) dan terkaya dari semua orang di sebelah Timur (Ayub 1:3). Keadaan hidupnya mendadak berubah oleh serangkaian musibah besar yang memusnahkan harta milik, anak-anak, dan kesehatannya (Ayub 1:13-22; Ayub 2:7-10). Ayub bingung sama sekali, karena tidak menyadari bahwa dirinya terlibat dalam pertentangan di antara Allah dan Iblis (Ayub 1:6-12; Ayub 2:1-6). Ketiga teman Ayub -- Elifas, Bildad, dan Zofar -- datang untuk menghibur Ayub, tetapi akhirnya berdebat dengannya mengenai penyebab terjadinya penderitaan itu. Mereka bersikeras bahwa karena Allah itu adil, penderitaan Ayub pasti merupakan hukuman atas dosa-dosa tersembunyi dan satu-satunya jalan keluar baginya adalah bertobat. Ayub menolak jawaban mereka, menegaskan ketidakbersalahannya dan mengaku ketidakmampuannya untuk memahami (pasal ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">3-31; Ayub 3:1--31:40). Elihu mengemukakan sudut pandang yang lain, yaitu penderitaan Ayub menyangkut maksud penebusan Allah untuk lebih memurnikan Ayub (pasal ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">32-37; Ayub 32:1--37:24). Pada akhirnya semua terdiam, termasuk Ayub, ketika Allah sendiri berbicara kepada Ayub mengenai hikmat dan kuasa-Nya selaku Pencipta. Ayub mengakui ketidaktahuan dan ketidakberartian dirinya dengan penuh penyesalan dan rendah hati (pasal ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">38-41; Ayub 38:1--41:25). Ketika Ayub bertobat dari berbantah dengan Yang Mahakuasa (Ayub 40:1-4,8; Ayub 42:5-6) dan berdoa bagi teman-temannya yang telah sangat melukai hatinya (Ayub 42:8,10), ia dibebaskan dari pencobaan berat itu dan dipulihkan dua kali lipat (Ayub 42:10); Ayub juga dibenarkan ketika Allah berkata bahwa Ayub telah "berkata benar tentang Aku" (Ayub 42:7). Kehidupan Ayub kemudian hari lebih diberkati daripada sebelum penderitaan itu (Ayub 42:12-17). Sekalipun Allah tidak pernah memberikan pemahaman filosofis kepada Ayub mengenai penyebab penderitaannya, pembaca memperoleh perspektif yang penting ini dari prolog. Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai kitab ini.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Penebus yang diakui Ayub (Ayub 19:25-27), perantara yang didambakannya (Ayub 9:32-33), dan jawaban kepada semua pertanyaan dan keperluan yang mendalam, semuanya menemui penggenapannya di dalam Yesus Kristus. Yesus sepenuhnya manunggal dengan penderitaan manusia (bd. Ibr 4:15-16; Ibr 5:8) sebagai Penebus, perantara, hikmat, penyembuh, terang, dan hidup yang ditetapkan Allah. Roh nubuat mengenai kedatangan Kristus terungkap paling jelas dalam Ayub 19:25-27. Ayub dua kali disebutkan dalam PB:
Kitab Ayub melukiskan dengan jelas kebenaran PB bahwa ketika orang percaya mengalami penganiayaan atau ujian penderitaan yang berat, mereka harus tetap teguh di dalam iman dan terus mempercayakan diri mereka kepada Dia yang menghakimi dengan adil, sama seperti yang dilakukan Yesus ketika Ia menderita (bd. 1Pet 2:23). Ayub 1:6--2:10 merupakan gambaran paling jelas mengenai musuh kita sebagaimana dinyatakan dalam 1Pet 5:8-9. |
(0.01) | (Ayb 2:3) |
(full: MENCELAKAKANNYA TANPA ALASAN.
) Nas : Ayub 2:3 Ayub, penderita yang tak bersalah, melambangkan Yesus Kristus dan semua orang percaya yang benar di bawah perjanjian baru.
|
(0.01) | (Ayb 12:13) |
(full: PADA ALLAHLAH HIKMAT DAN KEKUATAN.
) Nas : Ayub 12:13 Kita harus percaya bahwa Allah itu bijaksana dan berkuasa sehingga cara-cara-Nya menghadapi kita itulah yang terbaik dan yang paling tepat untuk mencapai yang paling baik bagi kita (bd. Ayub 9:4; 36:5; Yes 40:26,28; Dan 2:20; Rom 16:25,27; lihat cat. --> Rom 8:28). [atau ref. Rom 8:28]
|
(0.01) | (Mzm 25:4) |
(full: BERITAHUKANLAH JALAN-JALAN-MU KEPADAKU.
) Nas : Mazm 25:4 Seperti Musa (Kel 33:13), pemazmur sangat ingin mengetahui jalan-jalan Allah. Orang percaya mungkin mengetahui sesuatu tentang perbuatan Allah (mis. keselamatan, mukjizat; bd. Mazm 103:7), tetapi tidak pernah sungguh-sungguh mengenal Allah atau memahami jalan-jalan-Nya (yaitu, prinsip-prinsip hikmat yang dengannya Ia bekerja di dalam kita dan menuntun kita). Prinsip-prinsip dasar untuk mengetahui jalan-jalan Allah dalam mazmur ini adalah sebagai berikut:
|
(0.01) | (Mat 6:9) |
(full: KARENA ITU BERDOALAH DEMIKIAN.
) Nas : Mat 6:9 Dengan contoh doa ini, Kristus menunjukkan apa saja yang harus menjadi pokok doa orang Kristen. Ada enam permohonan dalam doa itu: tiga yang pertama berkaitan dengan kekudusan dan kehendak Allah; tiga sisanya berkaitan dengan kebutuhan kita sehari-hari. Singkatnya doa ini tidak berarti bahwa kita harus berdoa secara singkat saja mengenai kebutuhan kita. Kristus kadang-kadang berdoa sepanjang malam (Luk 6:12). |
(0.01) | (Mat 25:1) |
(full: PERUMPAMAAN SEPULUH GADIS.
) Nas : Mat 25:1 Perumpamaan mengenai sepuluh gadis ini menekankan bahwa semua orang percaya harus senantiasa memperhatikan keadaan rohani mereka sendiri mengingat Kristus bisa datang pada saat yang tidak diketahui dan tidak diduga. Mereka harus bertekun dalam iman supaya bila hari dan jam itu tiba mereka akan diterima oleh Tuhan yang kembali (ayat Mat 25:10). Kelalaian untuk memelihara hubungan pribadi dengan Tuhan pada saat kedatangan-Nya kembali berarti akan dikucilkan dari kehadiran dan kerajaan-Nya.
|
(0.01) | (Mat 26:57) |
(full: MENANGKAP YESUS.
) Nas : Mat 26:57 Suatu penyelidikan terhadap peristiwa-peristiwa dari penangkapan Yesus sampai pada penyaliban-Nya dapat sangat bermanfaat. Urutannya adalah sebagai berikut:
|
(0.01) | (Yoh 1:12) |
(full: MENERIMA ... PERCAYA.
) Nas : Yoh 1:12 Ayat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana iman yang menyelamatkan adalah baik suatu tindakan tunggal maupun suatu sikap yang berlangsung seumur hidup.
|
(0.01) | (Yoh 3:16) |
(full: BEGITU BESAR KASIH ALLAH AKAN DUNIA INI.
) Nas : Yoh 3:16 Ayat ini mengungkapkan isi hati dan tujuan Allah.
|
(0.01) | (Yoh 14:16) |
(full: AKU AKAN MINTA KEPADA BAPA.
) Nas : Yoh 14:16 Yesus akan meminta kepada Bapa untuk memberi sang Penghibur hanya kepada mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Dia dan menaati Firman-Nya. Dalam ayat Yoh 14:15 Yesus menggunakan bentuk masa kini ("jikalau kamu mengasihi Aku"), yang menekankan sikap mengasihi dan taat yang berkesinambungan. |
(0.01) | (1Tim 3:3) |
(full: BUKAN PEMINUM.
) Nas : 1Tim 3:3 Frasa ini (Yun. _me paroinon_, dari _me_, berarti "tidak" dan _paroinos_, kata majemuk yang berarti "pada, dengan, dekat anggur") yang diterjemahkan harfiah "tidak dekat atau dengan anggur," "tidak bersama dengan anggur". Di sini Alkitab menuntut bahwa seorang penilik jemaat tidak boleh "duduk di samping anggur" atau "dengan anggur". Dengan kata lain, ia tidak boleh minum anggur yang memabukkan, tergoda atau terbujuk olehnya, atau "makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk" (Mat 24:49).
|
(0.01) | (2Tim 1:15) |
(full: SEMUA MEREKA ... BERPALING DARIPADAKU.
) Nas : 2Tim 1:15 Inilah salah satu saat yang paling menyedihkan dalam kehidupan Paulus. Dia berada dalam penjara di Roma tanpa harapan akan bebas lagi. Dia sedang menderita karena Injil yang begitu dicintainya dan yang untuknya dia sebentar lagi akan mati (2Tim 4:6-7). Pada saat ini juga dia dan Injilnya ditinggalkan oleh begitu banyak orang sehingga ia berkata, "semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling daripadaku".
|
(0.01) | (Why 20:14) |
(full: LAUTAN API.
) Nas : Wahy 20:14 Alkitab melukiskan gambaran yang dahsyat sekali mengenai nasib akhir orang-orang terhilang.
|
(0.01) | (Yos 3:1) | (jerusalem) Kisah mengenai penyerbuan sungai Yordan dan masuknya Israel ke negeri Kanaan ini agak sejalan dengan kisah mengenai keluaran Israel dari tanah Mesir, sebagaimana digarisbawahi penggubah sendiri, bdk Yos 3:7; 4:14,23; Tuhan menghentikan arus sungai Yordan, Yos 3:7-4:18; sama seperti Ia mengeringkan Laut Teberau, Kel 14:5-31; tabut perjanjian merintis jalan bagi umat, Yos 3:6-17; 4:10-11, sama seperti tiang awan atau tiang api mendahului umat di Laut Teberau, Kel 13:21-22; 14:19-20. Dalam penyebrangan sungai Yordan, Yos 3:7; 4:14, Yosua berperan sama seperti Musa dalam penyeberangan Laut Teberau. Penggubah Yosua berpendapat umat bersunat waktu keluar dari negeri Mesir, dan sekarang keturunan mereka disunat juga, Yos 5:2-9. Selama di gurun umat diberi makan manna, Kel 16 tetapi waktu umat masuk ke negeri Kanaan manna berhenti turun, Yos 5:12. Setelah menyeberang sungai Yordan umat merayakan Paskah di Gilgal, Yos 5:10, sama seperti mereka merayakan Paskah sebelum keluar dari Mesir dan menyeberang Laut Teberau, Kel 12:1-28; 13:3-10. Keselamatan tsb antara peristiwa-peristiwa pada awal keluaran dengan peristiwa-peristiwa pada akhir menyebabkan bahwa mujizat air (yang berhenti mengalir) pada penyeberangan sungai Yordan diberi imbalannya dengan menciptakan mujizat serupa (terbelahnya air Laut Teberau) pada awal keluaran juga, Kel 14+. Oleh karena penderitaan dan kebangkitan Yesus secara rohani mengulangi peristiwa-peristiwa keluaran, bdk 1Ko 10:1 maka Yosua yang menyelesaikan peristiwa-peristiwa di tingkat Perjanjian Lama, oleh para pujangga Gereja diartikan sebagai pra-lambang Kristus, lebih-lebih karena nama Yosua sama dengan nama Yesus. |
(0.01) | (1Sam 8:1) | (jerusalem) Kisah tentang terbentuknya pemerintahan berupa kerajaan di Israel ini memberitakan sebuah kejadian yang memutuskan perjanjian di Silo sudah hancur dan persatuan bangsa terancam oleh karena tekanan dari pihak orang Filistin semakin menghebat. Dengan mengulang tawaran yang pernah disampaikan kepada Gideon, Hak 8:22 dst, dan percobaan yang diadakan Abimelekh, Hak 9:1 dst, sebagian dari bangsa Israel menurut seorang raja "seperti ada pada bangsa-bangsa lain", padahal sebagian lainnya menentang usul itu karena berpendapat bahwa Tuhan sendiri, satu-satunya Penguasa di Israel, akan membangkitkan pemimpin-pemimpin manakala diperlukan, seperti dahulu diperbuatNya pada zaman para hakim. Tetapi kurang tepat kiranya berkata tentang "Kisah yang berhaluan anti-monarki" (dari kalangan mereka yang melawan lembaga kerajaan), (bab 1Sa 8; 10:17-24; 12)dan tentang "Kisah yang berhaluan monarki" (dari kalangan pendukung lembaga kerajaan), 1Sa 9:1-10:16:11. Memang ada dua macam tradisi yang berasal dari dua tempat kudus. Tetapi kedua tradisi itu sehaluan mengenai peranan kenegaraan dan keagamaan Samuel. Adapun jasa Samuel yang terbesar adalah: Ia memenangkan suatu lembaga kerajaan yang mempertahankan hak-hak Allah atas bangsa Israel. Cita-cita itu tercapai dalam pemerintahan Daud, setelah usaha Saul mengalami kegagalan. Kepercayaan Daud yang luhur berhasil mempersatukan segikeagamaan dan segi keduniaan yang ada pada lembaga kerajaan di Israel. Sebagai negara Daud tidak melalaikan kewajibannya sebagai orang yang diurapi Tuhan. Selanjutnya cita-cita itu tidak lagi tercapai oleh para pengganti Daud dalam jabatan raja. Maka Daudlah yang tetap lambang raja di masa mendatang, ialah "Orang yang diurapi oleh Tuhan", Mesias. Melalui Dialah Allah mengerjakan keselamatan umatNya. |
(0.01) | (Est 1:1) |
(jerusalem) KITAB-KITAB TOBIT, YUDIT DAN ESTER PENGANTAR Dalam terjemahan Latin, Vulgata, tiga kitab, yakni Tobit (Latin:Tobit), Yudit dan Ester ditentukan sesudah kitab-kitab sejarah. Beberapa naskah penting yang memuat terjemahan Yunani (Septuaginta) mengikuti urutan yang sama. Tetapi naskah-naskah Yunani lain menempatkan kitab-kitab itu sesudah kitab-kitab Kebijaksanaan (Hikmat). Ketiga kitab tersebut merupakan sebuah kelompok kecil yang ada banyak ciri khas padanya. 1. TEKS ketiga kitab itu adalah kurang pasti dan kurang terjamin. Kitab Tobit aslinya ditulis dalam bahasa Semit (Ibrani atau Aram). Tetapi teks asli itu sudah hilang Hieronimus menterjemahkan sebuah teks yang memakai bahasa "Khaldea" (Aram) dan terjemahan ini tercantum dalam Vulgata. Tetapi teks yang dipakai Hieronimus untuk menterjemahkannya itu juga tidak kita miliki lagi. Tetapi dalam sebuah gua didekat Qumran ditemukan kembali beberapa kepingan dari empat naskah kitab Tobit yang memakai bahasa Aram dan dari satu naskah yang memakai bahasa Ibrani. Terjemahan Yunani, Siria dan Latin masing-masing mewakili satu dari empat resensi yang tersedia (resensi = teks kitab yang pada umumnya sama, tetapi dengan perbedaan lebih kurang besar). Dua dari keempat resensi adalah paling penting. Yang satu terdapat dalam naskah (kodeks) Vaticanus (B) serta naskah Alexandrianus (A) dan yang lain tersimpan dalam naskah (kodeks) Sinaiticus (S) serta dalam terjemahan Latin kuno. Resensi yang kedua inilah yang sesuai dengan teks yang terdapat dalam kepingan-kepingan dari naskah-naskah yang diketemukan di Qumran. Maka resensi inilah yang nampaknya paling tua usianya. Terjemahan kami uji (pada umumnya) menuruti resensi yang terdapat dalam naskah S. Teks Ibrani asli dari kitab Yudit juga hilang. Memang dalam abad-abad pertengahan beredarlah beberapa teks dalam bahasa Ibrani. Tetapi boleh disangsikan apakah teks itu betul-betul teks Ibrani yang asli. Ada tiga teks Yudit dalam bahasa Yunani yang cukup berbeda satu sama lain. Selebihnya terjemahan Latin (Vulgata) juga menyajikan sebuah teks yang berbeda dengan semua teks Yunani. Rupa-rupanya Hieronimus hanya memperbaiki suatu terjemahan Latin kuno berdasarkan sebuah parafrase Yudit yang memakai bahasa Aram. Kitab Ester ada dua bentuknya, yaitu bentuk pendek dalam bahasa Ibrani (termasuk Alkitab Ibrani) dan bentuk lebih panjang yang disajikan terjemahan Yunani itu sendiri ada dua resensi. Resensi yang satu umumnya dipakai dan terdapat dalam naskah-naskah Septuaginta. Tetapi beberapa naskah Yunani memuat suatu resensi lain yang agak menyimpang dan dikerjakan oleh Lusianus dari Antiokhia. Terjemahan Yunani menambah beberapa bagian pada kitan Ester Ibrani, yakni mimpi Mordekhai yang ditempatkan paling dahulu dan tafsiran mimpi itu yang terdapat sesudah Tob ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">10:3; dua maklumat raja Ahasyweros yang ditempatkan sesudah Tob 3:13 dan Tob 8:12; doa Mordekhai dan doa Ester yang ditaruh sesudah Tob 4:17; suatu ceritera lebih panjang mengenai Ester yang menghadap raja Ahasyweros ditempatkan sesudah Tob 5:1(2) dan mengganti teks Ibrani: suatu kata penutup mengenai dikerjakan terjemahan Yunani ditaruh pada akhir seluruh kitab. Hieronimus menterjemahkan tambahan-tambahan itu, tetapi semua ditempatkan pada akhir terjemahannya yang menurut naskah Ibrani (Vulg 10:4-16:26). Dalam terjemahan ini teladan Hieronimus dituruti, sehingga semua tambahan Yunani itu terdapat pada akhir terjemahan menurut naskah Ibrani. 2. Ketiga kitab itu baru di zaman belakangan masuk ke dalam DAFTAR KITAB SUCI. Kitab Yudit dan kitab Tobit tidak tercantum dalam Alkitab Ibrani dan tidak diterima sebagai Kitab Suci oleh gereja-gereja Reformasi. Maka kitab-kitab itu disebut "Deuterokanonik" atau, dalam peristilah gereja-gereja reformasi: Apokrip. Baru di zaman para Bapa Gereja kitab-kitab itu umum diterima sebagai kitab-kitab suci dan itupun dengan agak banyak keberatan dari pihak beberapa orang. Namun demikian sejak dahulu kala kitab-kitab itu dibaca dipakai. Karenanya dicantumkan juga dalam daftar resmi kitab-kitab suci, di sebelah barat sejak sinode di Roma (th 382 Mas.) dan di sebelah timur sejak konsili Konstantinopolis "in Trullo" (th 692). Bagian-bagian tambahan pada kitab Ester juga disebut "Deuterokanonik"(Apokrip) dan menempuh sejarah sama dengan sejarah kitab Tobit dan Yudit. Dalam abad pertama tarikh Mas. para rabi Yahudi berselisih pendapat apakah kitab Ester (Ibrani) termasuk Kitab Suci atau tidak. Tetapi kemudian dari itu kitab itu sangat dihargai oleh orang-orang Yahudi. 3. GAYA SASTERA ketiga kitab itu pada umumnya sama juga. Baik sejarah maupun ilmu bumi diperlakukan dengan bebas sekali. Menurut kitab Tobit, maka Tobit ayah Tobia, di masa mudanya masih mengalami terpecahnya kerajaan Israel setelah Salomo mangkat (th 931, Tob ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">1:4); ia diangkat ke pembuangan bersama suku Naftali (th 734, Tob 1:5, 10) dan anaknya. Tobia, baru meninggal setelah kota Ninive hancur (th 612, Tob 14:15); seluruhnya 300 tahun lebih. Kitab Tobit menyebut Sanherib sebagai pengganti langsung raja Salmaneser, Tob 1:15, dengan tidak berkata apa-apa tentang raja Sargon yang mengganti Salmaneser. Jarak antara kota Ragai yang terletak dipegunungan dan kota Ekbatana yang letaknya di tengah dataran, menurut Tob 5:6 adalah dua hari perjalanan jauhnya, padahal kedua kota itu terpisah dengan jarak 300 km dan selebihnya kota Ekbatana, yang terletak di ketinggian 2000 m lebih tinggi dari Ragai. Unsur-unsur historis Kitab Ester memang lebih tepat. Keterangan-keterangan mengenai kota susan cukup kena. Demikianpun halnya dengan apa yang diceriterakan mengenai beberapa adat Persia. Raja Ahasyweros dengan nama Yunaninya Kserkses cukup dikenal. Wataknya seperti digambarkan kitab Ester cocok dengan apa yang dikatakan Herodotor tentang raja itu. Akan tetapi penetapan yang bermaksud membinasakan orang-orang Yahudi dan ditandatangani raja Ahasyweros kurang sesuai dengan politik toleran wangsa Akhemedes. Dan apa yang sama sekali tidak masuk akan ialah: Raja mengizinkan bawahan-bawahannya sendiri dimusnahkan; dan 75.000 orang Persia membiarkan dirinya dibunuh tanpa perlawanan. Di waktu peristiwa yang diceriterakan Ester terjadi permaisuri raja Persia sesungguhnya bernama Amestris dan ilmu sejarah tidak tahu-menahu tentang seorang permaisuri yang bernama Wasti atau Ester. Seandainya Mordekhai benar-benar diangkat ke pembuangan di zaman raja Nebukadnezar, Est 2:6, maka di masa pemerintahan Ahasyweros ia berumur lebih kurang 150 tahun. Khususnya kitab Yudit ternyata tidak menghiraukan sejarah atau ilmu bumi. Peristiwa yang diceriterakan terjadi di zaman pemerintahan "Nebukadnezar" yang merajai orang-orang Asyur di Ninive, Ydt ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">1:1, padahal Nebukadnezar sesungguhnya raja Babel waktu Ninive sudah dimusnahkan oleh ayah Nebukadnezar, yaitu Nabopolasar, Selebihnya kembalinya Israel dari pembuangan di zaman pemerintahan Koresy, raja Persia, dikisahkan sebagai suatu kejadian di masa yang lampau, Ydt ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">4:3; 5:19. Nama Holofernes dan Bagoas memang nama-nama Persia, tetapi ada juga beberapa ayat dalam kitab Yudit yang dengan jelas menyinggung adat-istiadat Yunani, Ydt ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">3:7-8; 15:13. Jalan yang ditempuh tentara Holofernes, Ydt 2:21-28, menjadi suatu teka-teki bagi para ahli ilmu bumi. Setelah Holofernes tiba di daerah Samaria, diharapkan ceritera menjadi lebih tepat. Dan memanglah nama-nama tempat menjadi banyak. Akan tetapi kebanyakan nama tidak dikenal dan bunyinya agak aneh sedikit. Bahkan letaknya kota Betulia yang menjadi pusat ceritera tidak dapat ditentukan tempatnya di peta negeri Palestina, walaupun keterangan-keterangan yang diberi Yudit tentang tempat letaknya kota itu nampak sangat terperinci. Sikap yang tidak ambil pusing mengenai sejarah dan ilmu bumi itu hanya dapat dipahami kalau para pengarang Kitab Tobit, Ester dan Yudit memang tidak bermaksud menulis buku sejarah, tetapi sesuatu yang lain. Mungkin titik-tolak ceritera-ceritera mereka adalah peristiwa-peristiwa yang sungguh pernah terjadi. Tetapi mustahillah menentukan peristiwa-peristiwa manakah yang menjadi landasan ceritera-ceritera itu. Ceritera-ceritera sendiri memang diciptakan oleh pengarang-pengarang dengan maksud menyampaikan suatu pengajaran kepada para pembaca. Maka pentinglah menentukan maksud masing-masing kitab dan menyimpulkan ajarannya. Adapun KITAB TOBIT adalah sebuah kisah keluarga. Tobit yang bertempat tinggal di kota Ninive adalah seorang suku Naftali yang masuk pembuangan. Ia seorang saleh yang taat hukum Taurat dan suka beramal, tetapi telah menjadi buta. Di kota Ekbatana ada seseorang sanak-saudara Tobit yang bernama Raguel dan mempunyai seorang anak perempuan. Sara namanya. Sara mengalami bahwa tujuh suaminya berturut-turut mati terbunuh oleh setan Asmodeus pada malam hari mereka menikah dengan Sara. Baik Tobit maupun Sara memanjatkan doa kepada Allah, supaya Ia sudi mencabut nyawa mereka. Tetapi Allah membuat kemalangan mereka menjadi sukacita besar. Allah mengutus malaikat Rafael yang mengantar Tobia , anak Tobit, kepada Raguel. Tobia diberiNya Sara sebagai isteri dan obat yang dapat menyembuhkan mata Tobit, ayahnya. Kisah yang mengharukan itu mau membina. Perhatian khusus diberikan kepada kewajiban mengubur mayat dan memberi sedekah; dengan cara menarik peranan keluarga yang baik terungkap dan keluhuran perkawinan ditonjolkan perkawinan sebagai yang diidam-idamkan kitab Tobit sesungguhnya perkawinan Kristen sebelum agama Kristen di bumi. Malaikat Rafael sebagai alat Allah baik menyingkapkan maupun menyembunyikan karya Allah. Kitab Tobit mengajak para pembaca, supaya melihat penyelenggaraan ilahi yang berkarya dalam hidup sehari-hari dan betapa dekatnya Allah yang penuh belas kasihan. Kitab Tobit berlatar belakang beberapa kisah dan ceritera yang terdapat dalam Kitab Suci. Ceritera-ceritera mengenai para bapa bangsa yang terdapat dalam Kejadian cukup besar pengaruhnya. Ditinjau dari segi seni sastra menduduki tempat antara kitab Ayub dan Ester, antara Zakharia dan Daniel. Kecuali itu ada persamaan antara Tobit dan suatu karangan yang di zaman dahulu sangat laris dan yang berjudul: Hikmat Akhikar, bdk Tob ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">1:22; 2:10; 11:18; 14:10. Karangan itu sekurang-kurangnya dalam abad ke lima seb. Mas. sudah dikenal. Kitab Tobit sendiri agaknya ditulis di sekitar th 200 seb. Mas. dan barangkali di Palestina dengan memakai bahasa Aram. KITAB YUDIT menceritakan bagaimana umat terpilih mengalahkan seorang musuh berkat tindakan seorang perempuan. Bangsa yahudi yang kerdil berhadapan dengan tentara raksasa yang dikepalai Holofernes. Panglima raja Nebukadnezar itu telah diberi tugas menaklukan seluruh bumi kepada raja Nubukadnezar dan memusnahkan setiap ibadah kecuali ibadah kepada raja. Orang-orang Yahudi terkepung di kota Betulia. Mereka menderita kekurangan air dan hampir mau menyerah saja. Pada saat yang gawat itu muncullah Yudit. Ia seorang janda yang cantik, bijak, saleh dan teguh hati. Berturut-turut Yudit dapat mengalahkan ketawanan hati saudara- saudara sebangsa dan bala tentara Asyur. Para pemimpin kota Betulia ditegurnya karena kurang percaya kepada Allah. Lalu ia berdoa, bersoleh, meninggalkan kota Betulia dan membiarkan dirinya dibawa menghadap panglima musuh, Holofernes. Dengan cerdiknya Yudit berhasil membujuk dan menipu panglima itu. Ketika seorang diri dengan pejuang yang berpengalaman tetapi kini mabuk itu Yudit memenggal kepada Holofernes. Tentara Asyur mendapat tahu tentang kejadian itu, lalu terkejut dan gugup melarikan diri. Orang-orang Yahudi habis-habis merampasi perkemahan tentara musuh. Mereka memuji-muji Yudit dan pergi ke Yerusalem untuk mengadakan ibadah syukur atas kemenangan yang gemilang itu. Agaknya pengarang Yudit dengan sengaja mengacaukan peristiwa-peristiwa sejarah, agar supaya pembaca kisahnya jangan terpikat pada konteks historis, tetapi memusatkan perhatiannya kepada drama keagamaan yang dipentaskah dan pada akhir drama itu. Susunan kisah sangat halus dan lancar. Contoh-contoh seni sastera yang serupa ditemukan dalam sastera Apokaliptik. Holofernes, hamba Nebukadnezar, melambangkan kejahatan: Yudit, yang namanya berarti "Wanita Yahudi", mengibaratkan pihak Allah yang disamakan dengan pihak umat-Nya. Umat Allah dimusnahkan, tetapi Allah mengurniakan kemenangan dengan perantaraan seorang perempuan yang lemah. Maka umat kudus kembali ke Yerusalem. Ada kesamaan antara kitab Yudit dan Daniel, Yeheskiel dan Yoel. Peristiwa terjadi di dataran Yizree, dekat megindo atau Harmagedon, tempat menurut kitab Wahyu akan berlangsung pertempuran eskatologis, Why 16:16. Kemenangan yang diperoleh Yudit merupakan balasan atas doanya serta ketelitiannya dlam melakukan hukum-hukum tentang ketahiran seperti yang ditentukan hukum Taurat. Namun demikian kisah Yudit mempunyai ciri universil. Sebab keselamatan Yerusalem terjamin oleh apa yang terjadi di Betulia yang terletak di daerah orang-orang Samaria yang dimusuhi oleh kalangan para saleh dalam agama Yahudi yang picik. Makna keagamaan bentrokan yang dikisahkan Yudit dengan tepat diungkapkan oleh Ahior, orang Amon, Ydt 5:5-21, yang akhirnya bertobat kepada Allah sejati, Ydt ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">14:5-10. Kitab Yudit dikarang di Palestina, kira-kira di pertengahan abad ke-2 seb. Mas. waktu semangat kebangsaan dan keagamaan hangat-hangat sebagai hasil pemberontakan para Makabe. Sama seperti kitab Yudit, demikian KITAB ESTER menceriterakan bagaimana umat terpilih dibebaskan dari musuhnya dengan perantaraan seorang perempuan. Orang- orang Yahudi yang tinggal di negeri Persia terancam kebinasaan karena dibenci oleh perdana menteri. Haman, yang sangat berkuasa. Mereka diselamatkan oleh tindakan Ester, seorang pemudi sebangsa yang telah menjadi permaisuri di istana raja dan yang dibimbing oleh pamannya, Mordekhai. Tindakan Ester berhasil baik, lalu keadaan terbalik: Haman disulakan. Moedekhai menjadi perdana menteri dan orang-orang Yahudi menumpas musuh-musuh mereka. Sebagai kenangan akan kemenangan itu ditetapkan hari raya Purim yang setiap tahun wajib dirayakan orang-orang Yahudi. Kisah kitab Ester menggambarkan kebenciannya yang dialami orang-orang Yahudi di zaman dahulu oleh karena ciri khas cara hidup mereka yang bertentangan dengan hukum raja (bandingkan penganiayaan yang dialami bangsa Yahudi di zaman Antiokhus IV Epifanes). Rasa kebangsaan yang tebal dibangkitkan pada bangsa yahudi justru sebagai suatu cara untuk membela diri. Rasa kebangsaan tebal yang tampil dalam kitab Ester belum tahu akan sikap hati yang dibawa oleh wahyu Kristus, Kecuali itu, gaya sastera kitab itu perlu diperhatikan juga. Persekongkolan dan tipu muslihat dalam mahligai raja serta pembunuhan masal yang diceriterakan Ester hanya bermaksud secara dramatis mengungkapkan suatu ajaran yang tidak lain kecuali ajaran keagamaan. Tindakan Mordekhai dan Ester yang membawa keselamatan itu mengingatkan kepada kisah mengenai Daniel dan lebih- lebih lagi kepada kisah tentang Yusuf, yang dianiaya lalu dimuliakan demi keselamatan bangsanya. Dalam kisah mengenai Yusuf sebagaimana tercantum dalam Kejadian itu Allah tidak memperlihatkan kekuasaanNya. Namun Dialah yang memimpin jalannya peristiwa. Dan demikianpun halnya dalam kitab Ester yang berbahasa Ibrani. Kitab itu bahkan tidak sampai menyebut nama Allah. namun penyelenggaraan ilahi membimbing babak demi babak drama umat Israel. Para pelaku drama itu insaf akan bimbingan itu. Mereka dengan sebulat hati percaya pada Allah yang melaksanakan rencana penyelamatanNya, kalaupun manusia yang menjadi pelaksana rencana itu kerap kali mengecewakan. Sehubungan dengan itu perlu dibaca Est 4:13-17, yang menjadi kunci seluruh kitab. Bagian-bagian tambahan yang ditulis dalam bahasa Yunani mempunyai ciri keagamaan yang lebih nyata. Tetapi tambahan- tambahan ini hanya dengan jelas mengungkapkan apa yang disarankan oleh pengarang Ibrani. Terjemahan Yunani kitab Ester sudah ada dalam thun 144 (atau 78) seb. Mas. Terjemahan itu dikirim kepada orang-orang Yahudi di negeri Mesir dengan maksud memperkenalkan hari raya Purim (Ester tambahan Yunani pada akhir kitab). Kitab Ester Ibrani dikarang lebih dahulu. Menurut 2Mak 15:36 orang-orang Yahudi di Palestina sudah merayakan "Hari(raya) Mordekhai" dalam tahun 160 seb. Mas. Ini membuktikan bahwa kisah Ester dan barangkali kitabnya sudah dikenal pada waktu itu. Maka kitab Ester mungkin dikarang di pertengahan abad ke-2 seb. Mas. bagaimana hubungan sebenarnya antara kitab Ester dan Hari raya Purim tidak jelas. Sebab Est 9:20-32 barangkali suatu tambahan, oleh karena gaya bahasa bagian ini berbeda dengan gaya bahasa seluruh kitab. Asal asul hari raya Purim juga tidak jelas. Mungkin kitab Ester baru di kemudian hari dihubungkan dengan hari raya itu (2Mak 15:36 tidak menyebut hari raya Purim, tetapi Hari Mordekhai) dengan maksud memberi dasar historis kepada perayaan itu. KITAB-KITAB MAKABE PENGANTAR Kedua kitab Makabe tidak termasuk ke dalam daftar kitab-kitab suci Ibrani. tetapi oleh Gereja katolik diterima sebagai Kitab Suci (Deuterokanonik), sedangkan gereja-gereja Reformasi tidak menerimanya. isi kedua kitab Makabe ialah: Perjuangan bangsa Yahudi melawan pemerintah wangsa Seleukos di Siria guna merbut kemerdekaan di bidang agama dan politik. Jahudi kedua kitab itu (Makabe) berasal dari gelar "Makabe" yang diberikan kepada pahlawan utama dalam sejarah perjuangan tsb, yaitu Yudas, 1Mak 2:4, lalu kepada saudara-saudaranya. Pendahuluan KITAB MAKABE YANG PERTAMA, 1-2, memperkenalkan lawan-lawan yang berhadapan maka dalam sejarah yang mau diceritakan, yaitu, di satu pihak kebudayaan Yunani yang bersemarak dan jaya, yang didukung oleh sekelompok orang Yahudi; di lain pihak perlawanan dari pihak kesadaran kebangsaan Yahudi yang taat kepada hukum Taurat dan menjunjung tinggi Bait Allah. Dengan perkataan lain: yang berhadapan maka ialah: di satu pihak Antiokhus, Epifanes, raja Siria, yang mencerminkan Bait Allah dan dengan mengamuk menganiaya agama Yahudi: di lain pihak Matatias yang mengumumkan perang suci. Bagian inti IMakabe terdiri atas tiga bagian. Masing-masing bagian mengisahkan usaha seorang dari ketiga anak laki-laki Matatias yang berturut-turut memimpin perjuangan bangsa Yahudi. Yudas Makabe (yhn 166-160 seb. Mas), Mak ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">3:1-9:22, berkali-kali berhasil mengalahkan panglima-panglima yang diutus raja Antiokhus. Yudas dapat mentahirkan Bait Allah dan memperoleh bagi bangsanya kebebasan untuk hidup sesuai dengan adat-istiadat nenek moyang. Di mana pemerintahan raja Demetrius I kegiatan Yudas terlambat oleh persekongkolan Imam Besar, Alkimus. Tetapi Yudas tetap jaya dalam perang. Panglima Nikanor yang bermaksud menghancurkan Bait Allah dapat dikalahkan dan ditewaskan oleh Yudas. Dengan maksud memperkuat kedudukannya terhadap Siria. Yudas berusaha bersekutu dengan orang-orang Roma. Akhirnya Yudas sendiri gugur di medan perang ia diganti adiknya. Yonatan (thn 160-142 seb. Mas.). Mak 9:23-12:53. Sekarang catur politik diutamakan dari perang. Dengan cerdik Yonatan memanfaatkan perebutan takhta yang pada waktu itu timbul di negara Siria. Oleh raja saingan, yaitu Aleksander Balas, Yonatan diangkat menjadi Imam Besar. Pengantar itu kemudian disahkan oleh raja Demetrius II, lalu diteguhkan juga oleh raja Antiokhus VI. Yonatan berusaha perjanjian persahabatan dengan bangsa Sparta dan Roma. wilayah kekuasaannya semakin meluas. Waktu perdamaian di dalam negeri nampaknya terjamin, Yonatan secara kotor dibunuh oleh Trifon yang juga membunuh Antiokhus VI yang masih muda. Kakak Yonatan, yaitu Simon (thn 142-134 seb. Mas.), mak 13:1-16:24 berpihak kepada raja Demetrius II yang baru saja berhasil merebut kekuasaan sebagai raja Siria. Maka oleh Demetrius II dankemudian oleh Antiokhus VII diakui sebagai Imam Besar, panglima dan penguasa orang-orang Yahudi. Dengan demikian otonomi politik sudah terwujud. Gelar-gelar tsb. semua disahkan oleh sebuah penetapan rakyat Yahudi. Perjanjian persahabatan dengan orang-orang Roma dibaharui lagi. Sudah tibalah masa perdamaian dan kesejahteraan. Tetapi raja Antiokhus VII berubah haluan dan mulai memerangi orang-orang Yahudi. Simon beserta dua anaknya dibunuh oleh menantunya sendiri yang menyangka tindakannya itu berkenan di hati raja. Kisah kitab I Makabe meliputi 40 tahun lamanya, mulai dengan awal pemerintahan raja Antiokhus Epifanes, thn 175 seb. Mas., sampai dengan kematian Simon serta permulaan masa pemerintahan Yohanes Hirkanus, thn 134 seb. Mas. Kitab I Makabe ditulis dalam bahasa Ibrani, tetapi sampai kepada kita dalam terjemahan Yunaninya. Penulis adalah seorang Yahudi tinggal di Palestina. Ia mengarang karyanya sesudah thn 134 seb. Mas., tetapi sebelum Yerusalem direbut oleh Pompeius, panglima Roma, dalam thn 64 seb. Mas. bagaimana penutup kitab, 1Mak 16:23-24, menyarankan, bahwa 1 Makabe selesai dikarang pada akhir masa pemerintahan Yohanes hirkanus, bahkan mungkin sekali segera setelah Yohanes Hirkus meninggal, di sekitar thn 100 seb. Mas. Sebagai dokumen sejarah kitab 1 Makabe sangat berharga untuk mengenal zaman itu. Hanya perlu diperhatikan jenis sasteranya yang meniru gaya sastera tawarikh Israel dahulu. Pun pula maksud pengarang perlu diperhatikan. Sebab, walaupun penulis 1 Makabe dengan panjang lebar menceritakan peperangan dan catur politik, maupun tujuan utamanya ialah mengisahkan sejarah keagamaan. Kemalangan yang menimpa bangsanya diartikan oleh penulis sebagai hukuman atas dosa; kemenangan-kemenangan para pejuang Yahudi selalu dihubungkan dengan Allah yang kemenangan-kemenangan mereka. Kitab 1 Makabe dikarang oleh seorang Yahudi yang sungguh-sungguh dijiwai Imannya dan yakin, bahwa justru Iman itulah yang menjadi taruhan dalam bentrok antara pengaruh peradaban kafir dan adat-istiadat nenek moyang Yahudi. Penulis sangat memusuhi kebudayaan Yunani dan mengagumi pahlwan-pahlawan yang berjuang demi untuk hukum Taurat dan Bait Allah, lalu berhasil memperoleh kebebasan agama bagi bangsa mereka dan juga kemerdekaan politiknya. Pengarang 1 Makabe mencatat peristiwa-peristiwa perang yang menyelamatkan agama dan bangsa Yahudi sebagai penerus Wahyu Ilahi. KITAB MAKABE YANG KEDUA bukanlah lanjutan 1 Makabe. Isi 2 Makabe memang sebagiannya sejalan dengan isi 1 Makabe. Tetapi ia mulai sejarahnya lebih dahulu dengan mengisahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir pemerintahan raja. Seleukus IV, pendahulu Antiokhus Epifanes. Dan hanya melanjutkan kisahnya sampai kekalahan panglima Nikanor sebelum Yudas Makabe tewas di medan perang. Dengan demikian kisah 2Makabe hanya meliputi lima belas tahun dari kisah yang disajikan 1 Makabe, yaitu tahun-tahun yang diuraikan dalam 1 Makabe 1-7. Jenis sastera 2 Makabe sangat berbeda dengan jenis sastera 1 Makabe, 2 Makabe langsung ditulis dalam bahasa Yunani dan memperkenalkan diri sebagai ringkasan sebuah karya besar yang dikarang oleh seseorang yang bernama Yason dari Kirene, 2Makabe 2:19-32. Di muka kisahnya pengarang 2 Makabe menempatkan dua pucuk surat yang dikirim orang-orang Yahudi di Yerusalem kepada orang-orang Yahudi di perantauan, 2Makabe 1:1-2:18. Gaya bahasa 2 Makabe meniru-niru sastrawan Yunani di zaman itu, tetapi peniruannya kurang berhasil. Bahasa 2 Makabe kadang- kadang berlebih-lebihan. Gaya bahasa semacam itu lebih sesuai dengan ahli pidato dari pada dengan seorang penulis sejarah. Namun demikian ternyata, bahwa penulis 2 Makabe melebihi pengarang 1 Makabe dalam hal pengetahuan tentang lembaga- lembaga yunani dan tokoh-tokoh yang berperan di zaman yang diceritakannya. Tujuan pengarang 2 Makabe ialah menyenangkan dan membina, 2Mak 2:25; 15:39, melalui ceritera-ceritera mengenai perang kemerdekaan yang dipimpin oleh Yudas Makabe, didukung oleh penampakan-penampakan sorgawi dan dimenangkan berkat Allah yang turun tangan dalam jalannya peristiwa-peristiwa, 2Mak 2:19-22. Bahkan penganiayaan diartikan oleh penulis sebagai bukti belas-kasihan Tuhan yang memperbaiki umat Israel sebelum dosanya memuncak tak tersembuhkan, 2Mak 6;12- 17. Pengarang 2 Makabe menulis kitabnya bagi orang-orang yahudi di Aleksandria. Maksudnya membangkitkan semangat persatuan mereka dengan saudara-saudara di Palestina. Ia ingin menarik perhatian mereka kepada hal-ihwal Bait Allah yang merupakan pusat hidup keagamaan menurut hukum Taurat, tetapi menjadi rasa benci bangsa-bangsa lain. Maksud-tujuan penulis 2 Makabe itu nampak dalam susunan kitabnya. Setelah disajikan kisah mengenai Heliodorus,2Mak 3:1-40, dengan maksud menekankan kesucian Bait Allah yang tidak terganggu-gugat, maka bagian pertama kitab, 2 Mak 4:1-10:8, Berakhir dengan kematian ngeri pengejaran yang mencerminkan Bait Allah, yaitu raja Antiokhus Epifanes, dan ditetapkannya hari raya Pentahiran Bait Allah. bagian kedua, 2Mak 10:9-15:36juga berakhir dengan kematian seorang musuh Bait Allah yang lain, yakni Nikanor yang mengancam Bait Allah, dan ditetapkannya hari peringatan yang lain. Sesuai dengan maksud-tujuan itupun kedua puncuk surat yang ditempatkan pada bagian permulaan kitab 2Mak 1:1- 2:18. Kedua surat itu merupajan suatu undangan yang dialamatkan kepada orang- orang Yahudi di Mesir, supaya mereka turut merayakan hari raya Pentahiran Bait Allah (atau: Pentahbisan Bait Allah). Oleh karena peristiwa terakhir yang dilaporkan ialah kematian Nikanor, maka karya Yason dari Kirene yang diikhtisarkan 2 Makabe, agaknya dikarang tidak lama sesudah thn 160 seb. Mas. Andaikan peringkas sendiri - hal ini memang diperdebatkan para ahli - menempatkan kedua surat pembukaan di muka ringkasan karya Yason sebagai surat pengantar, maka tahun penyusunan ikhtisar itu (ialah 2 Makabe) dapat ditanggalkan pada thn 124 seb. Mas,. sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam 2Mak 1:10a. Nilai historis 2 Makabe jangan terlalu diremehkan. Sudah barang tentu pembuat ikhtisar (atau seorang redaktur) tidak segan menampung juga cerita-cerita apokrip, seperti yang terdapat dalam 2Mak 1:10b-ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">2:18, dan tidak segan pula penyalin cerita-cerita ajaib seperti cerita tentang Heliodorus, 3, dan cerita- cerita hebat-hebat seperti kisah mengenai kemartiran Eleazar, 2Mak 6:18-31, dan ketujuh orang bersaudara serta ibu mereka, 9, yang semua dipetik dari karya Yason. Cerita-cerita itu memang mendukung (dan dimaksudkan demikian juga) pikiran-pikiran keagamaan yang mau dipaparkan penulis 2 Makabe. Namun demikian, menurut garis-garis besarnya, kisah 2 Makabe sesuai dengan 1 Makabe. Kesesuaian itu menjamin nilai historis kejadian-kejadian yang diceritakan oleh kedua sumber yang tidak bergantung satu sama lain itu. Ada satu peristiwa penting dimana 2 Makabe tidak sesuai dengan 1 Makabe, 1Mak 6:1-13 menempatkan pentahiran Bait Allah sebelum kematian Antiokhus Epifanes, sedangkan 2Mak 9:1-29 menempatkan peristiwa itu sesudah kematian raja itu. Tetapi dalam hal ini 2 Makabe ternyata benar dan 1 Makabe keliru. Baru-baru ini ditemukan sebuah papan yang ditulisi khronologi kerajaan "Babel" dan papan itu membenarkan 2 Makabe. Menurut papan itu Antiokhus Epifanes meninggal dalam bulan Oktober-Nopember thn 164 seb. Mas., jadi sebelum pentahiran Bait Allah yang diadakan dalam bulan Desember. Mengenai peristiwa-peristiwa yang hanya dikisahkan dalam 2 Makabe, tidak perlu diragukan keterangan-keterangan yang tercantum dalam bab 4 tentang tahun-tahun yang mendahului perampasan Bait Allah oleh Antiokhus Epifanes. Lebih-lebih peringkas (2 Makabe) dari pada Yason dari Kirene yang bertanggung jawab atas dicampur- adukkannya beberapa hal, yaitu: Penulis memiliki sepucuk surat dari Antiokhus V, 2Mak 11:22-26, lalu dalam 2Mak 11:1-12:9 dideretkannya beberapa surat lain dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada akhir zaman pemerintahan Antiokhus Epifanes, yang seharusnya ditempatkan dalam bab 8-9. Sehubungan dengan ajarannya, 2 Makabe penting oleh karena membenarkan kepercayaan bahwa orang-orang mati akan dibangkitkan, 2Mak 7:9; 14:46; bahwa orang mendapat balasan di alam baka, 2Mak 6:26, dan bahwa arwah orang yang meninggal dapat didoakan, 2Mak 12:41-46. Iapun membicarakan jasa para martir, 2Mak 6:18-7:41, dan pengantaraan orang kudus, 2Mak 15:12-16. Semua hal itu tidak diuraikan dengan jelas dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain. Dan justru itulah yang membenarkan Gereja Katolik dalam memasukkan 2 Makabe ke dalam daftar kitab-kitab Suci. Sistem urutan dalam waktu (khronologi) yang dituruti masing-masing kitab Makabe dapat kita kenal dengan lebih baik berkat papan tsb. yang baru-baru ini ditemukan. Papan (kepingan-kepingan) itu ditulis dengan huruf-huruf yang berupa paku. Ia memuat sebagai dari daftar raja-raja wangsa Seleukus. Atas dasar itu dapat ditetapkan tahun mangkatnya Antiokhus Epifanes. Menjadi jelas pula, bahwa 1 Makabe menuruti tarikh Makedonia (Yunani) yang mulai dengan bulan Oktober thn 312 seb. Mas. Sebaliknya 2 Makabe menuruti tarikh Yahudi yang sangat berdekatan dengan tarikh Babel. Tarikh ini mulai dengan bulan Nisan (3 April) thn 311 seb. Mas. Tetapi ada dua kekecualian: dalam 1 Makabe peristiwa-peristiwa yang menyangkut Bait Allah dan sejarah bangsa Yahudi ditanggalkan menurut tarikh Babel-Yahudi (1Mak 1:54; 2:70; 4:52; 9:3, 54; 10:21; 13:41, 51; 14:27; 16:14); sebaliknya, surat-surat yangdikutip 2Mak 11 ditanggalkan menurut tarikh Makedonia dan hal ini memang masuk akan juga. Adapun TEKS kedua kitab Makabe tersimpan dalam tiga buah naskah yang bertuliskan huruf-huruf besar (unciales), yaitu kodeks Sinaiticus, kodeks Alexandrinus dan kodeks Venetus. Ada pula l.k. tiga puluh naskah yang bertuliskan huruf-huruf kecil/miring (minusculae). hanya sayanglah, dalam kodeks Sinaiticus (yang paling baik) bagian yang memuat 2 Makabe sudah hilang lenyap. Naskah-naskah minusculae yang memuat teks-saduran Lukianus (thn 300 Mas) kadang-kadang menyajikan sebuah teks yang lebih tua dari pada yang terdapat dalam naskah-naskah besar tsb. Teks itu sama dengan yang terdapat dalam Antiquitates Judaicae, ialah sebuah karya sejarahnya Yahudi, Flanius Yosefus. Flavius Yosefus biasanya mengikuti sejarah sebagaimana disajikan 1 Makabe dan sama sekali tidak memperhatikan cerita-cerita yang tercantum dalam 2 Makabe. Adapun terjemahan Latin kuno (Vetus Latina) berlatar-belakang sebuah teks Yunani yang hilang juga. Kerap kali teks terjemahan Latin itu lebih baik dari pada teks Yunani yang terdapat dalam naskah-naskah Yunani yang kita kenal. Terjemahan Latin (Vulgata) bukan karya Hieronimus, tetapi karya seorang lain, sebab Hieronimus tidak menganggap kitab- kitab Makabe sebagai Kitab Suci. KITAB-KITAB KEBIJAKSANAAN PENGANTAR Lima kitab dalam Perjanjian Lama, yaitu kitab Ayub, Amsal, Pengkhotbah, Bin Sirakh dan Kebijaksanaan Salomo, diberi judul bersama: "Kitab-kitab Kebijaksanaan" atrau "Kitab-kitab Hikmat". Kitab Mazmur dan Kidung Agung secara kurang tepat dicantumkan dalam kelompok kitab-kitab ini. Kitab-kitab Kebijaksanaan itu mencerminkan suatu alam pikiran yang juga dijumpai dalam bagian-bagian tertentu Kitab Tobit dan kitab Barukh. Kesusasteraan "Hikmat" semacam itu berkembang di seluruh dunia Timur dahulu. Bangsa Mesir sepanjang sejarahnya menghasilkan karya-karya kebijaksanaan. Sejak zaman bangsa Sumer di negeri Mesopotamia ada pengarang yang menciptakan pepatah- pepatah, dongeng-dongeng dan juga syair-syair yang bertemakan penderitaan dan yang boleh dibandingkan dengan kitab Ayub. Aliran kebijaksanaan yang berkembang di Mesopotamia itu juga menyusup ke negeri Kanaan. Di Ras Syamra ditemukan kembali tulisan-tulisan kebijaksanaan yang memakai bahasa Akkad. Dari kalangan- kalangan yang berbahasa Aram berasallah "Hikmat Ahikar", yang dikarang di negeri Asyur, lalu diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa kuno. Maka kebijaksanaan itu mempunyai sifat internasional. Ini kurang memperhatikan masalah keagamaan, lebih bertemakan hal keduniawian. Diterangkan olehnya nasib perorangan, tetapi bukan melalui pemikiran ilmu filsafat sesuai dengan kebiasaan orang-oran Yunani, melainkan berdasarkan pelbagai pengalaman. Hikmat itu tidak lain kecuali peri kehidupan yang baik, sebagaimana layak bagi orang yang berpendidikan. Hikmat itu mengajar manusia, bagaimana menyesuaikan diri dengan tata tertib alam semesta dan memberi petunjuk tentang cara orang mencapai kebahagiaan dan mendapat sukses. Tetapi oleh karena tidak senantiasa demikian halnya, maka pengalaman sedih itu membenarkan sikap pesimis dan muram yang diuraikan beberapa karya kebijaksanaan, baik yang digubah di negeri Mesir maupun di negeri Mesopotamia. Hikmat-kebijaksanaan semacam itu juga dikenal orang-orang Israel. Untuk memuji- muji hikmat raja Salomo, alkitab menegaskan bahwa kebijaksanaan raja itu melebihi kebijaksanaan Bani Timur dan orang-orang Mesir, 1Raj 4:30. Dalam Yer 49:7; Bar 3:22-23; Ob 8, disebelah orang bijak dari negeri Arab dan bangsa Edom. Memang Ayub serta ketiga sahabatnya yang berhikmat, berkediaman di negeri Edom. Pengarang kitab Tobit mengenal "Hikmat Ahikar", sedangkan Ams 22:17-23:11 jelas dan kuat-kuat terpengaruh oleh petuah-petuah Amenemope dari negeri Mesir. Sejumlah mazmur dipertalikan dengan Heman dan Etan, yaitu dua orang bijak dari negeri Kanaan menurut 1Raj 4:31. Kitab Amsal memuat perkataan Agur, Ams 30:1-14, dan perkataan Lemuel, Ams 31:1-9, yang berasal dari Masa, yaitu sebuah suku yang hidup di bagian utara negeri Arab, Kej 25:14. Tidak mengherankan bahwa karya-karya hikmat pertama yang dikarang di Israel tidak lain kecuali kumpulan-kumpulan sejumlah besar pepatah yang serupa dengan yang lazim di luar Israel. Sebab karya-karya itu berasal dari daerah yang sama. Bagian-bagian tertua dalam kitab Amsam seluruhnya berisikan patokan-patokan kebijaksanaan manusia. Kecuali kitab Bin Sirakh dan kitab Kebijaksanaan Salomo, yang dua-duanya dikarang di kemudian hari, kitab-kitab Kebijaksanaan tidak menyinggung tema-tema yang biasa muncul dalam Perjanjian Lama, yakni: Hukum Taurat, perjanjian pemilihan, keselamatan. Para bijak di Israel tidak menyibukkan diri dengan sejarah atau masa dengan bangsanya. Sama seperti rekan- rekan mereka di daerah Timur mereka memperhatikan nasib manusia perorangan. Hanya mereka merenungkannya dalam terang sorgawi, yaitu dalam cahaya agama Yahwe. Walaupun sama asalnya dan banyak persamaannya dengan karya bangsa-bangsa lain, namun karya para bijak di Israel berbeda secara hakiki. Dan perbedaan yang mengutamakan bijak di Israel dari rekan-rekannya diluar negeri itu semakin jelas dalam perkembangan Wahyu. Hikmat yang diperlawankan dengan kebodohan di Israel menjadi kebenaran, yang lawannya ialah ketidak-benaran atau takwa yang berlawanan dengan kefasikan. Memang hikmat sejati ialah takwa dan takwa tidak lain adalah kesalehan. Kalau hikmat bangsa-bangsa Timur lain boleh dikatakan kemanusiaan, maka hikmat Israelboleh disebut peri kemanusiaan yang bertakwa. Tetapi mutu keagamaan hikmat itu mekar sedikit demi sedikit. Istilah Ibrani "hokmah" mempunyai banyak arti. Dapat berarti ketangkasan atau keahlian dalam salah satu kejuruan, kebijaksanaan dalam utusan politik, kecerdikan dan malahan kelicikan, "know how" dan ilmu sihir. Hikmat manusiawi dapat dipakai untuk hal- hal yang baik dan yang jahat. Justru karena sifat hikmat yang tidak menentu itu, maka para nabi suka mengecam para bijaksana, seperti misalnya Yes 5:21; 29:14; Yer 8:9. Sifat yang mendua itupun menjadi sebab mengapa begitu lama orang tidak berkata tentang hikmat Allah, walaupun Dialah yang menganugerahkannya kepada manusia dan walaupun di kota Ugarit hikmat sudah dipandang sebagai sifat yang dimiliki ilah utama, yakni El Baru dalam tulisan-tulisan sehabis masa pembuangan dikatakan bahwa hanya Allahlah yang berhikmat, bahwa kebijaksanaan bersifat transenden. Dalam karya penciptaan Allah menusia dapat menatap hikmat itu, tetapi tidak sanggup menyelaminya, Ayb 28:38-39; Sir 1:1-10; 16:24 dst; ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">42:15- 43:33, dll. Dalam bagian pembukaan kitab Amsal yang panjang, Ams 1-9. Hikmat Allah bertitah sebagai pribadi; Ia berada dalam Allah sejak awal-mulanya dan bergiat bersama denganNya dalam penciptaan, lih terutama Ams 8:22-31. Dalam Ayb 28 ditanyakan bahwa Hikmat itu berbeda dengan Allah, satu-satunya yang tahu di mana Hikmat itu menyembunyikan diri. Tetapi dalam Sir 24 Hikmat itu sendiri menyebut dirinya sebagai yang berasal dari mulut Yang Mahatinggi; Ia bertempat tinggal di sorga, lalu diutus oleh Allah kepada umat Israel. Menurut Keb 7:22-8:1 hikmat itu ialah"pancaran murni dari kemuliaan Yang Mahakuasa" dan "gambar kebaikanNya". Dengan demikian maka hikmat sebagai sifat Allah menjadi terpisah dari padaNya dan mempribadi. Dalam terang kepercayaan. Perjanjian Lama ungkapan-ungkapan yang begitu tajam itu bukan hanya sarana sastera yang memperorangkan sifat ilahi, tetapi dengan tetap mengurung rahasia keterangan-keterangan itu menyiapkan pernyataan tentang adanya diri-diri ilahi. Sama seperti Hikmat itu, demikian Logos yang disebut oleh Yohanes, sekaligus berada di dalam Allah dan di luar. Semua keterangan yang penting itu membenarkan Paulus dalam memberi Kristus gelar "Hikmat Allah", 1Kor 1:24. Oleh karena para bijaksana terutama sibuk dengan nasib masing-masing manusia, maka masalah pembalasan menjadi persoalan yang mahapenting bagi mereka. Justru di kalangan mereka dan berkat pemikirannya ajaran mengenai pembalasan itu berkembang maju. Dalam bagian-bagian kitab Amsal yang tertua, hikmat, artinya: kelakuan benar, dengan sendirinya menghasilkan kebahagiaan; sedangkan kebodohan, ialah kefasikan, memang membawa kehancuran. Begitulah Allah mengganjar orang yang baik dan menghukum yang jahat. Pendirian yang sama masih terdapat dalam bagian pembukaan kitab Amsal, Keb 3:33-35; 9:6 dan 18. Ajaran itu menjadi dasar pengajaran kebijaksanaan dan berupa kesimpulan yang diambil dari dunia yang dibimbing oleh Allah yang berhikmat dan adil. Ajaran itu dianggap berdasarkan pengalaman. Tetapi justru pengalaman itulah yang sering kali menyangkal benarnya ajaran tersebut. Hal ini secara dramatis diuraikan dalam kitab Ayub, di mana ketiga sabahat Ayub membela pendirian tradisionil itu. Tetapi atas persoalan yang diajukan oleh orang bertakwa yang menderita tidak ada jawaban yang memuaskan hati selama dipertahankannya ajaran tentang pembahasan di dunia. Dalam persoalan itu tidak ada jalan ke luar, kecuali dengan kepercayaan menyerah kepada Allah. Meskipun nadanya berbeda, kitab Pengkhotbah tidak memberi pemecahan persoalan itu secara lain. Juga Pengkhotbah menegaskan bahwa jawaban yang lazim tidak memuaskan. Ia menolak kemungkinan meminta pertanggungan jawab dari Allah atau menuntut kebahagiaan sebagai hak pribadi. Kitab Bin Sirakhpun mempertahankan pendirian yang sama. Yesus bin Sirakh memang memuji kebahagiaan orang yang berhikmat, Keb ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">14:20-15:10, tetapi ia juga dihantui oleh pemikiran akan kematian: ia tahu bahwa segala-galanya bergantung pada saat terakhir itu. Maka ia menegaskan "Mudah bagi Tuhan pada hari terakhir membalas manusia tingkah-lakunya", Keb 11;26, bdk Keb ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">1:13; 7:36; 28:6; 41:9. Dalam kitab Bin Sirakh ini sudahmulai terasa ajaran tentang "nasib terakhir". Hanya ajaran itu belum juga sampai diungkapkan dengan jelas. Tidak lama sesudahnya. Dan 12:2 akan menguraikan kepercayaan akan suatu pembalasan sesudah kematian: Dalam kitab Daniel kepercayaan itu terkait pada kepercayaan akan kebangkitan orang mati. Ini sesuai dengan alam pikiran Ibrani, yang tidak tahu-menahu tentang jiwa yang dapat hidup terus, setelah terpisah dari badan. Dalam pemikiran Yahudi dikota Aleksandria perkembangannya lebih kurang sejalan, hanya lebih maju selangkah. Berkat filsafah Plato dan teorinya tentang jiwa yang tidak dapat mati maka pemikiran Ibrani dibebaskan dari belenggu-belenggunya. Kitab Kebijaksanaan Salomo dapat berkata bahwa "Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan". Sesudah kematiannya jiwa orang beriman dekat pada Allah, menikmati kebahagiaannya yang tidak ada kesudahannya, sedangkan orang jahat akan menerima hukumannya, Keb ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">3:1-12. Demikian akhirnya terpecahkan persoalan besar yang merepotkan para bijak bangsa Israel. Bentuk sastera kebijaksanaan yang paling sederhana dan paling kuno ialah "masyal". Inilah (dalam bentuk jamak) judul kitab yang kita sebut kitab Amsal. Kata Indonesia-Arab ini (mufradnya: misal) pada pokoknya sama dengan kata Ibrani itu. Sebuah "masyal" ialah suatu ungkapan jitu yang mencari perhatian, suatu peribahasa rakyat, pepatah atau petuah. Dalam bagian-bagian kitab Amsal yang tentu hanya terdapat peribahasa-peribahasa pendek saja. tetapi kemudian "masyal" itu berkembang menjadi perumpamaan atau kiasan, uraian dan risalat. Perkembangan yang sudah terasa dalam bagian-bagian pendek yang ditambahkan pada kitab Amsal dan terlebih dalam bagian pembukaannya, Ams 1-9, ini, dengan cepat berkembang dalam kitab-kitab Kebijaksanaan yang berikut. Memang kitab Ayub dan kitab Kebijaksanaan Salomo merupakan karya sastera yang besar. Dengan menembus segala bentuk sastera, bahkan yang paling sederhana sekalipun, orang harus mencari asal-usul hikmat itu dalam hidup kekeluargaan dan kesukaan. Pengalaman-pengalaman mengenai dunia dan manusia yang turun-temurun terkumpul akhirnya terungkap dalam bentuk petuah dan peribahasa yang lazim di kalangan kaum tani, dalam wejangan-wejangan pendek yang bertujuan membina akhlak dan menjadi patokan bagi kelakuan yang baik. Demikian asal-usul perumusan hukum adat yang pertama, yang kadang-kadang isi dan bukan saja bentuknya mengingatkan pepatah-pepatah kebijaksanaan itu. Hikmat kerakyatan itu berkembang terus sejalan dengan terbentuknya kumpulan petuah kebijaksanaan. Hikmat kerakyatan itu berkembang terus sejalan dengan terbentuknya kumpulan petuah kebijaksanaan. Hikmat kerakyatan misalnya mencetuskan pepatah-pepatah yang terdapat dalam 1 Sam 24:14; 1 Raj 20:11, dan dongeng-dongeng dalam Hak 9:8-15 dan 2Raj 14:9. Malahan para nabipun tidak segan memanfaatkan kebijaksanaan rakyat itu, Yes 28:24-28; Yer 17:5-11. Pendeknya pepatah-pepatah yang mudah dapat dihafal itu menjadi pengajaran lisan. Ayah atau ibu mengajarkan kepada anak, Ams 1:8; 4:1; 31:1; Sir 3:1. Para guru kebijaksanaan akan menyapa anak didiknya sebagai "anakku", sebab para bijaksana memang memimpin sekolah, Sir 51:23; bdk Ams 7:1 dst; ia+telah+bersungguh-sungguh&tab=notes" ver="">9:1 dst. Hikmat manjadi urusan khusus golongan terdidik, dan golongan itu oleh karenanya juga pandai menulis. Para bijaksana dan para penulis dalam Yer 8;8-9 tampil berdampingan. Sir 38:24-39:11 memuji para penulis yang mendapat kesempatan untuk memperoleh hikmat, sampai memperlawankan para penulis denganpara tukang dan pekerja. Dari kalangan para penulis yang berhikmat berasallah pegawai-pegawai raja dan justru terutama di istana raja berkembanglah kebijaksanaan itu. Semuanya itu juga dijumpai di negeri-negeri Timur yang lain, seperti di negeri Mesir atau Mesopotamia, di mana hikmat dibina dan berkembang. Satu dari kumpulan-kumpulan amsal salomo yang terdapat dalam kitab Amsal memang disusun oleh "pegawai- pegawai Hizkia, raja Yehuda", Ams 25:1. Tetapi para bijaksana bukan hanya pengumpul pepatah-pepatah yang sudah tersedia;mereka juga menciptakan dan menuliskannya. Dua karya sastera yang barangkali dikerjakan di istana Salomo, yaitu riwayat Yusuf dan kisah mengenai penggantian takhta Daud, boleh dianggap sebagai karya kebijaksanaan. Kalangan para berhikmat cukup berbeda dengan kalangan-kalangan yang menghasilkan karanga-karangan para imam dan kitab para nabi. Yer 18:18 memang menyebut tiga macam golongan, yaitu: para imam, para bijaksana dan para nabi. Berbeda-beda pula apa yang menyibukkan ketiga golongan itu. Para bijaksana itu tidak begitu memperhatikan ibadat dan tidak begitu tergerak hatinya oleh kemalangan- kemalangan yang melanda bangsa mereka dan mereka juga tidak tertarik kepada pengharapan yang menyemangati bangsa Israel. Tetapi mulai dari masa pembuangan ketiga golongan tersebut saling bertemu dan bercampur. Bagian pembukaan kitab Amsal bernada kenabian; Bin Sirakh, Sir 44-49, dan kitab Kebijaksanaan Salomo, Sal 10-19, dengan panjang lebar merenungkan sejarah kudus; Bin Sirakh menjunjung tinggi imamat, menaruh minat besar kepada ibadat dan akhirnya ia menyamakan Hikmat dengan hukum Taurat, Sir 24:23-34. Inilah persekutuan antara penulis (yang berhikmat) dengan ahli Kitab, seperti yang kita jumpai di masa pewartaan Injil. Penggabungan hikmat dengan hukum Taurat itu dalam Perjanjian Lama merupakan akhir suatu perkembangan yang menempuh perjalanan yang makan banyak waktu. Pada awal perkembangan itu ditemukan raja Salomo. Dalam hal inipun ada kesamaan antara bangsa Israel dan dunia Timur pada umumnya. Ada dua tulisan hikmat Mesir yang dikatakan berupa pengajaran yang pernah diberikan oleh seorang Firaun kepada puteranya. Mulai dengan 1Raj 4:29-34, bdk 1Raj 3:9-12, 28; 10:1-9, sampai dengan Sir 47:12-17, raja Salomo dipuji sebagai orang berhikmat yang paling besar di Israel. Dengan dialah dihubungkan kedua kumpulan pepatah-pepatah yang paling penting dan tertua dalam kitab Amsal, 10-22 dan 25-29. Inipun sebabnya mengapa seluruh kitab Amsal diberi judul: Amsal-amsal Salomo bin Daud, Ams 1:1 Nama Salomo itu juga dicantumkan pada kitab Pengkhotbah, kitab Kebijaksanaan Salomo dan kitab Kidung Agung. Seluruh pengajaran hikmat- kebijaksanaan yang tahap demi tahap disampaikan kepada umat terpilih mempersiapkan penyataan Hikmat yang telah menjadi daging Hanya "yang ada di sini lebih dari pada Salomo", Mat 12:42. |
(0.01) | (Mzm 45:1) | (jerusalem: Nyanyian pada waktu pernikahan raja) Mazmur ini nampaknya sebuah lagu pernikahan raja. Barangkali aselinya diciptakan untuk pernikahan salah seorang raja Israel, misalnya Salomo, Yerobeam II atau Ahab (yang memang menikah dengan seorang puteri Tirus, 1Ra 16:31). Tetapi baik tradisi Yahudi maupun tradisi Kristen mengartikan nyanyian ini secara rohani. Ia mengenai "pernikahan" Allah dengan umatNya dan "pernikahan" Raja-Mesias dengan jemaatNya, bdk Yes 62:5; Yeh 16:8-13, dll. Bagian pertama, Maz 45:3-10, tertuju kepada raja yang sebagai wakil Allah memiliki sifat-sifat Tuhan sendiri, Maz 145:12-13, dll, dan sifat-sifat Imanuel, raja yang dicita-citakan, Yes 9:5-6. Bagian kedua, Maz 45:11-17, tertuju kepada permaisuri. Maz 45:17 dapat juga mengenai raja. Sayanglah naskah Ibrani mengalami banyak kerusakan, sehingga sukar diterjemahkan. |
(0.01) | (Pkh 7:8) | (jerusalem) Bagian ini berbicara tentang pembalasan. Hukum Taurat sudah merumuskan prinsip pembalasan kolektip: kalau umat Israel setia pada Allah, maka ia menjadi bahagia; kalau tidak setia, umat didatangi kemalangan, bdk Ula 7:12 dst; Ula 11:26-28; 28:1-68; Ima 26. Prinsip kolektip itu oleh para berhikmat dialihkan kepada nasib masing-masing orang secara perorangan. Allah membalas setiap orang sesuai dengan perbuatan-perbuatannya, Maz 62:12+. Mereka menyimpulkan bahwa nasib manusia di dunia sini sesuai dengan kelakuannya, baik atau buruk. Kalau dikatakan bahwa kesimpulan itu tidak sesuai dengan pengalaman, maka para berhikmat menjawab: Kebahagiaan dan kesejahteraan orang fasik hanya semu saja, sedangkan kemalangan orang benar hanya sebentar. Penderitaan ini a.l. terungkap dalam Maz 37 dan dianut oleh ketiga sahabat Ayub. Pengkhotbah tidak menyetujui ajaran itu. Jawaban tradisionil atas masalah kesejahteraan orang fasik, Pengk 7:8, ditanggapi dengan keraguan, Pengk 7:9-12. Sebaik-baiknya orang menerima saja nasib seada-adanya tanpa mau menjelaskannya Pengk 7:13-15. Kalau bahkan hidup dan mati terbagi-bagi dengan kurang tepat, Pengk 7:15, maka tidak ada gunanya berdaya-upaya melampaui batas, Pengk 7:16-18. Nama baikpun tidak berdasar, Pengk 7:19-22. Kenyataan tidak dapat dipahami dan merupakan sebuah rahasia tak terselami, Pengk 7:23 dst (Pengk 7:26-28 adalah sebuah sisipan yang mengungkapkan rasa curiga terhadap perempuan). Orang tidak dapat meluputkan diri dari nasibnya (raja juga tidak terluput)Pengk 8:1-9. Dan mini membuat manusia merasa jemu, Pengk 8:10-14. Maka kesimpulannya: nikmatilah hidup sedapat-dapatnya, Pengk 8:15; bdk Pengk 2:24+. |
(0.01) | (Yes 11:2) | (jerusalem: Roh TUHAN) Roh TUHAN atau roh kudusNya, Yes 42:1; 61:1 dst; Yes 63:10-13; Maz 51:13; Wis 1:5; 9:17, ialah "nafasNya' (kata Ibrani ruah memang berarti: nafas, hembusan, angin, roh) berkarya dalam segenap sejarah yang dikisahkan Alkitab. Sebelum penciptaan roh itu melayang-layang di atas permukaan samudera purba, Kej 1:2; ia memberikan hayat kepada semua makhluk, Maz 104:29-30; 33:6; Kej 2:7; bdk Yes 37:5-6,9-10. Roh Tuhan membangkitkan para Hakim, Hak 3:10; 6:34; 11:29, dan raja Saul, 1Sa 11:6. Roh itu memberi para ahli kepandaiannya, Kel 31:3; 35:31, dan memimpin hakim dalam memutuskan hukum, Bil 11:17. Roh itu mengaruniakan hikmat kepada Yusuf, Kej 41:38. Terutama roh Tuhan menginspirasikan para nabi, Bil 11:17 (Musa), Yes 10:25-26; 24:2; 1Sa 10:6,10; 19:20; 2Sa 23:2 (Daud); 2Ra 2:9 (Elia); Mik 3:8; Yes 48:16; 61:1; Zak 7:12; 2Ta 15:1; 20:14; 24:20, sedangkan nabi-nabi gadungan menurut rohnya (bisikan hati) sendiri, Yeh 13:3; bdk Dan 4:8,18; 5:11-12+; Yes 11 ini menyatakan bahwa roh kenabian itu dikurniakan kepada Mesias. Nabi Yoel, Yoe 2:28-29, menubuatkan bahwa di zaman terakhir roh Tuhan dikurniakan kepada semua orang, bdk Kis 2:16-18. Sebagaimana halnya dengan pengajaran mengenai hikmat Allah, bdk Ams 8:22+; Wis 7:22+, demikianpun pengajaran Alkitab tentang roh Tuhan diperkembangkan sampai selesai dalam Perjanjian Baru, bdk Yoh 1:33+; Yoh 14:16+; Yoh 14:26+; Kis 1:8+; Kis 1:2+; Rom 5:5+. |
(0.01) | (Mat 10:2) | (jerusalem) daftar keduabelas rasul (kata Yunani "apostolos" berarti: utusan), bdk Mar 3:14+; dan Luk 6:13+, dalam Perjanjian Baru disajikan sampai empat kali (Matius,, Lukas, Kisah Para Rasul) dengan perbedaan-perbedaan. Daftar itu terdiri atas tiga kelompok masing-masing memuat empat nama. Nama pertama dalam masing-masing kelompok selalu sama; Petrus, Filipus, Yakobus anak Alfeus. Tetapi dalam masing-masing kelompok urutan nama-nama lain dapat berbeda. Dalam kelompok pertama, yaitu kelompok murid yang paling berdekatan dengan Yesus, Matius dan Lukas mendekatkan satu sama lain orang yang bersaudara: Petrus serta Andreas, dan Yakobus serta Yohanes. Tetapi dalam Markus dan Kisah Para Rasul Andreas ditempatkan paling akhir, sedangkan kedua anak Zebedeus diajukan oleh karena bersama dengan Petrus menjadi murid Yesus yang terkarib, bdk Mar 5:37+. Kemudian, yaitu dalam Kisah Para Rasul, Yakobus anak Zebedeus ditempatkan sesudah adiknya Yohanes yang sudah menjadi lebih penting pada umat Kristen, bdk Kis 1:13; Kis 12:2+ dan sudah terasa dalam Luk 8:51+; Luk 9:28. Dalam kelompok yang kedua - agaknya orang itu lebih berdekatan dengan orang-orang bukan Yahudi - Matius ditempatkan paling akhir dalam daftar Matius dan Kisah Para Rasul dan hanya dalam Matius disebut "pemungut cukai". Adapun kelompok ketiga ia paling "Yahudi". Dalam urutan nama dalam kelompok itu Tadeus (Lebeus) dari daftar Matius dan Markus (kalau orang itu sama dengan Yudas (anak) Yakobus yang disebut Lukas dan Kisah Para Rasul) ditempatkan paling akhir dalam daftar Lukas dan Kisah Para Rasul. "Simon orang Zelot" dalam Lukas dan Kisah Para Rasul hanya terjemahan Yunani dari "Simon orang Kanaan" yang disebut Matius dan Markus (dalam teks Yunani; terjemahan Indonesia pakai: orang Zelot). Yudas Iskariot "yang menghianati Dia" selalu ditempatkan paling akhir, Gelar "Iskariot" kerap diartikan sebagai "orang Keriot" (sebuah kota di kawasan Yuda, Yos 15:25), tetapi barang kali gelar itu diambil dari bahasa Aram, "syeqarya", artinya: pembohong, munafik. |