Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 1 Tahun 1996 > 
PANDANGAN ALKITAB TENTANG PELAYANAN KAUM AWAM 
Penulis: Tan Giok Lie829

Pelayanan kaum awam adalah topik yang populer dalam banyak artikel dan bukti, bahkan tema dalam khotbah-khotbah.823 Lebih dari itu, Strauch824 menyatakan bahwa akhir-akhir ini perihal kaum awam ini telah menjadi pokok bahasan di mana-mana. Namun demikian, terdapat pula kesalahpahaman dalam kaitannya dengan teologia kaum awam. Istilah "awam" sering ditafsirkan salah. Orang-orang awam sering dianggap sama dengan "orang-orang yang tidak profesional", yaitu orang-orang yang dibedakan dari mereka yang terlatih khusus atau ahli. Dalam organisasi keagamaan, orang awam sering dianggap "orang-orang percaya biasa" yang dibedakan dari "para hamba Tuhan."825

Konsep ini menyebabkan terbaginya umat Allah ke dalam dua tingkatan yaitu "tingkatan elit dari para hamba Tuhan yang melaksanakan fungsi sebagai tokoh agama masyarakat dan tingkatan umum yang terdiri dari orang biasa yang tidak bermutu."826 Pembagian ini timbul akibat peniruan pola kepemimpinan Yunani - Romawi, yang sistem administrasi pemerintahannya dibagi dua: "kaum 'kieros' atau para pejabat dan kaum 'laos' atau warga negara yang tidak tahu apa-apa yaitu yang tidak berpendidikan."827 Kalau pola ini diterapkan pada pelayanan Gereja akan menyebabkan pembagian yang mengurangi partisipasi penuh dari semua orang Kristen dalam pelayanan dan juga akan menghambat pertumbuhan rohani atau proses kedewasaan.828

 KONSEP KAUM AWAM DALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU

Untuk menghindari timbulnya dikotomi dan mengembangkan suatu teologia kaum awam yang benar, istilah "awam" harus dijabarkan dengan landasan penggunaan istilah yang sesuai dengan maksud Alkitab, istilah "awam" diambil dari kata sifat dalam bahasa Latin laicus yang sama artinya dengan kata sifat dalam bahasa Yunani laikos yang berarti "milik atau kepunyaan bangsa itu." Bentuk kata bendanya adalah Laos, yang menyatakan suatu konsep yang signifikan dalam Alkitab.830 Dalam Septuaginta, kata laos muncul 2000 kali dan dalam Perjanjian Baru 140 kali.831

Dalam beberapa perikop utama Perjanjian Lama (Kel 19:4-7; Ul 4; 7:6-12), kata laos umumnya mengacu pada bangsa Israel. Hal ini "memberi kesan khusus pada suatu bangsa karena asal usulnya dan ketetapan Allah dalam anugerah pemilihanNya. Bangsa Israel memahaminya sebagai 'laos theou' atau umat Allah."832

Secara teologis, hal ini menunjukkan bahwa bangsa Israel sebagai suatu bangsa yang dipisahkan dari bangsa-bangsa lain di dunia karena pilihan Allah atas mereka menjadi umat kepunyaanNya (Ul 7:6). Mereka menerima posisi yang khusus dan istimewa sebagai umat Allah.833 Namun, umat Allah dipilih bukan hanya untuk menerima keistimewaan posisi melainkan juga keistimewaan pelayanan. Bucy lebih jauh menjelaskan: "Bangsa Israel secara keseluruhan adalah 'milik Allah,' yang dipilih bukan untuk keistimewaan semata melainkan untuk keistimewaan pelayanan. Perhatikan juga bahwa hakekat pelayanan ini diwujudkan dalam hubungan secara langsung dengan klaim Allah atas 'seluruh bumi.' Israel dipanggil 'di antara semua bangsa' untuk melayani sebagai suatu 'imamat rajani dan bangsa yang kudus' kepada semua kerajaan dan bangsa di dunia."834 Singkatnya, umat Allah dipanggil untuk memenuhi misi penyelamatan Allah bagi pendamaian di dunia ini.835

Lain halnya dalam Perjanjian Baru. Umat Allah mengacu pada baik bangsa Israel maupun bangsa-bangsa kafir.836 Dalam hal ini, Kraemer menegaskan bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah Yahwe menginginkan Israel menjadi umatNya yang kudus yang sepenuhnya adalah kepunyaan Allah, yang telah memilih mereka. Hal ini berlaku sama terhadap Gereja.837

1 Petrus 2:9 menyatakan bahwa Gereja disebut "bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri." Secara khusus, dalam I Petrus 2:5 Gereja digambarkan sebagai `batu hidup,' untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa Gereja terdiri dari orang-orang percaya yang disebut 'imamat.' Kata Yunani untuk imamat ialah hierateuma yang menunjuk pada suatu komunitas orang-orang yang melayani sebagai imam.838 Sebab itu, Gereja merupakan sebuah komunitas imam atau imamat orang percaya yang dibentuk melalui Yesus Kristus, imam besar dari suatu perjanjian yang baru, yaitu yang telah mengorbankan diriNya untuk penebusan dan penyempurnaan orang percaya satu kali untuk selama-lamanya (Ibr 9:15; 10:10,14). Maka, semua orang percaya dapat mempersembahkan korban kepada Allah secara langsung melalui Kristus.

Dalam hal ini, Kung839 menyatakan:

Jika berlaku bahwa semua orang percaya dapat memberikan persembahan melalui Kristus, maka semua orang percaya berfungsi sebagai imam, dalam arti fungsi imam yang benar-benar baru, yang dapat dilakukan melalui Kristus, satu-satunya imam besar dan pengantara. Dengan dihilangkannya suatu golongan imam yang sifatnya istimewa yang diganti dengan suatu imamat dari seorang imam besar yang baru dan kekal, maka konsekuensi yang kedengaran janggal namun logis adalah kenyataan bahwa semua orang percaya termasuk dalam imamat yang universal.840

 HAKEKAT GEREJA

Sebenarnya, konsep imamat orang percaya didasarkan pada hakekat Gereja itu sendiri karena secara hakiki Gereja adalah umat Allah, tubuh Kristus, rumah rohani, bait Roh Kudus.841 Konsep ini dijabarkan lebih luas demikian:

 GEREJA ADALAH UMAT ALLAH

Arti Gereja sebagai umat Allah ialah bahwa semua anggotanya memiliki kesejajaran/persamaan status yang fundamental. Tidak ada istilah yang disebut kelas atau golongan dalam lingkup persekutuan para anggota jemaat karena semuanya merupakan orang terpilih, orang kudus, para murid, dan saudara seiman.842 Tidak ada perbedaan di antara para anggota jemaat843 dan tidak ada warga jemaat kelas dua di dalam keluarga Allah.844 Dalam hal persamaan status, umat Allah "ditingkatkan derajatnya ke derajat keagungan yang sejati yaitu sebagai hamba Yesus Kristus."845 secara tegas, Gibbs dan Morton846 menegaskan "doktrin kaum awam yang benar sebagai umat Allah dalam kerjasama semua anggotanya, tidak memperkenankan adanya pembagian kelas utama atau kelas kedua atau kelas-kelas lainnya".847

 GEREJA ADALAH TUBUH KRISTUS

Hubungan yang erat antara para anggota persekutuan Kristen (Rom 12:4-8; 1 Kor 12:12) merupakan ciri dari suatu tubuh yang terdiri dari anggota-anggota yang saling bergantung yang merupakan bagian dari tubuh secara keseluruhan.848 semua anggota tubuh Kristus adalah penting dan masing-masing memainkan peranan yang signifikan. Masing-masing mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting pula. Semua saling melayani dalam kasih dan sukacita.849

 GEREJA ADALAH RUMAH ATAU BAIT ROHANI

Gereja adalah rumah atau bait rohani yang secara implisit berarti bahwa semua orang percaya didiami Roh (Kis 2). Akibatnya, semua orang Kristen ditopang, dipimpin, dan diajar oleh Roh, dan mereka patut hidup oleh Roh.850

Baik dalam 1 Kor 3:16 maupun Ef 2:22, Paulus menekankan bahwa Roh Allah tinggal di dalam hati orang percaya. Mereka adalah bait Allah yang kudus. Konsep bait Allah di dunia sama dengan konsep komunitas Kristen, yang dapat terwujud hanya melalui Yesus Kristus. Melalui Dialah bait yang suci diganti dengan umat yang suci -- bangsa yang kudus.851

 GEREJA ADALAH BAIT ROH KUDUS

Bila Gereja disebut bait Roh Kudus, ini berarti bahwa setiap anggotanya adalah sebuah bait yang didiami oleh Roh Kudus. Sesuai dengan gambaran ini, bait ini dibangun dengan "batu hidup - batu penjuru, yaitu Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dari antara orang mati dan kemudian membangun batu-batu hidup yang terdiri dari orang-orang yang setia. Gambaran ini memperkenalkan gambaran selanjutnya tentang bait dari suatu imamat (I Pet 2:4)."852 Konsep ini tidak berlaku bagi suatu imamat yang resmi yang terdiri dari segolongan orang Kristen secara khusus, tetapi berlaku bagi semua orang percaya. "Seluruh umat, yang dipenuhi oleh Roh Kristus, menjadi suatu imamat yang dipisahkan; semua orang percaya adalah imam."853

 TEOLOGIA IMAMAT ORANG PERCAYA

Konsep imamat orang percaya, yang didasarkan pada hakekat Gereja itu sendiri, dapat dengan mudah menjadi suatu slogan teologis yang kosong belaka bagi orang Kristen apabila teologianya tidak mengandung isi yang konkret, praktis, dan signifikan.854 Isi teologia imamat orang percaya meliputi:

1. Akses langsung kepada Allah

Akses kepada Allah yaitu menghampiriNya di baitNya yang maha kudus dimungkinkan hanya oleh pengorbanan kematian Yesus Kristus. Sebab itu, akses langsung ini terbuka bagi semua orang yang beriman kepada Kristus (Rom 5:2), yang dibaptis dalam diriNya (Rom 6:1-11), dan yang telah menerima RohNya (Ef 2:18).856 Lebih jauh Ogden mengatakan:

Semua orang percaya mempunyai akses langsung kepada Allah melalui Yesus Kristus ... Kita semua adalah imam-imam yang melayani secara langsung di hadapan Allah. Yesus Kristus, yang adalah imam besar agung satu-satunya telah membuka jalan kepada Allah dengan mempersembahkan diriNya sebagai korban bagi dosa kita, dan Ia duduk di sebelah kanan Allah untuk memanjatkan doa-doa syafaat bagi kita secara terus menerus. Suatu golongan imam yang khusus yang berfungsi untuk mewakili dalam hubungan kita kepada Allah dan sebaliknya Allah kepada kita, tidak lagi dibutuhkan. Kita semua sudah terserap masuk ke dalam imamat orang percaya dimana kita mewakili diri kita sendiri di hadapan Allah melalui pengantara kita, Yesus Kristus.857

2. Persembahan rohani

Terlihat jelas sekali di dalam Perjanjian Baru bahwa orang-orang percaya yang berstatus imam dinasihati untuk mempersembahkan persembahan rohani kepada Allah melalui Yesus Kristus (Rom 12:1). Nelson mengungkapkan bahwa persembahan rohani diwujudkan dalam tingkah laku yang baik (1Pet 2:15; 3:1-2, 4:19), dan sikap tunduk yang tidak mementingkan diri sendiri (1Pet 2:13-14, 18; 3:1, 5-6; 5:5-6).858 Kung menggambarkan persembahan rohani sebagai doa, pujian dan syukur, buah-buah pertobatan, iman dan kasih.859 Pada dasarnya, "persembahan rohani bukanlah sesuatu yang ditambahkan pada kematian imam besar yang baru demi penebusan umat Allah, karena persembahanNya itu sempurna sehingga tidak membutuhkan pelengkap lagi. Persembahan rohani lebih merupakan tanggapan kita terhadap karya penebusanNya, puji dan syukur, pengakuan dosa pribadi dan pelayanan kasih yang seluruhnya dilakukan melalui Dia.860

3. Pemberitaan Firman Allah

1 Petrus 2:9 menyatakan bahwa semua orang percaya mengemban suatu tugas keimaman yang sama untuk memberitakan Injil. Tugas ini berkaitan erat dengan panggilan Allah untuk menjadi wakilNya di dunia ini sebagai suatu umat yang telah ditebus dan wajib mengampuni melalui iman dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Dengan kata lain, Allah telah memanggil keluar suatu bangsa yang kudus untuk mengemban amanatNya di dunia yaitu dengan melaksanakan pelayanan pendamaian (2Kor 5:19; Yoh 3:16, 17:18). Pemberitaan Injil merupakan persembahan korban khusus imamat yang dilakukan gereja. Oleh karena itu, semua orang percaya haruslah menjadi pembawa jiwa sebab "penginjilan adalah tugas seorang Kristen yang diberikan secara merata kepada setiap anggota Tubuh Kristus."861

4. Pelayanan baptisan dan perjamuan kudus

Dalam upaya memberitakan Firman Allah secara efektif oleh semua orang Kristen, ada dua tindakan yang paling penting untuk dipertimbangkan: baptisan dan perjamuan kudus. Kedua tindakan ini haruslah dijalankan karena setiap orang Kristen diberikan kuasa untuk membaptiskan (Mat 28:19); dan "setiap orang Kristen pada dasarnya diberikan kuasa untuk mengambil bagian secara aktif dalam perjamuan eskatologis sebagai peringatan akan Tuhan, pengucapan syukur, dan persekutuan suatu perjanjian (Luk 22:19)"862

5. Fungsi penginjilan.855

Menurut konteks Perjanjian Lama, pelayanan keimaman bangsa Israel adalah menjadi wakil Allah kepada dunia dan dunia kepada Allah. "Umat Allah ini dipanggil, ditetapkan, dan diberi amanat untuk melakukan pelayanan penginjilan."863 Sejajar dengan konteks Perjanjian Lama, pelayanan keimaman Gereja dimulai dari ibadah komunitas, khususnya dalam perjamuan kudus, kemudian berkembang keluar yaitu ke dunia. Di atas semuanya ini, pelayanan diberikan kepada setiap individu dalam komunitas orang percaya dan, bersamaan dengan itu, kepada orang lain di dunia. Mendasari pelayanan ini, "imamat orang percaya bukan hanya merupakan hubungan pribadi antara seseorang dengan Allahnya ... Ibadah imamat ini harus pula berkembang dari ibadah dalam lingkup komunitas orang percaya pada lingkup ibadah dalam dunia sekuler sehari-hari."864

Sehubungan dengan pelayanan keimaman di dalam komunitas dan dunia ini, doktrin imamat orang percaya jelas sekali menunjukkan bahwa setiap orang percaya dipanggil Allah untuk pelayanan dan misi.865 Kung setuju bahwa secara implisit imamat orang percaya merupakan suatu panggilan kepada orang-orang percaya yang setia untuk memberikan kesaksian tentang Allah dan kehendakNya di dunia dan untuk mempersembahkan kehidupan mereka setiap hari dalam pelayanan kepada dunia ini.866 Dalam hal ini, orang-orang awam menerima tanggung jawab utama untuk melakukan pelayanan Allah di dunia.867 Dozier menandaskan bahwa orang-orang awamlah yang harus menjadi agen-agen kunci dalam pelayanan pendamaian di dunia, mereka harus mempersembahkan diri mereka dalam pelayanan pengorbanan bagi dunia yang baginya Kristus telah mati.868 Orang-orang awam adalah umat Allah yang telah menerima keselamatan sebagai anugerah yang patut dinikmati dan sebagai suatu tugas yang harus dilaksanakan.869 Ini adalah makna panggilan ilahi untuk hidup berdasarkan keselamatan dari Allah. Inilah panggilanNya:

Umat Allah yang dari bait suci membawa kesucian ke dunia sekular. 'Bangsa yang kudus' membawa kekudusan ... dengan ketaatan kepada Allah yang menciptakan dunia bagi diriNya. Hakekat dan ruang lingkup panggilan ini bersifat gamblang di dalam pernyataannya bahwa hal itu merupakan panggilan semua orang percaya. Setiap anggota dari umat Allah berada dalam panggilan Allah, dan masing-masing bertanggung jawab atas responnya terhadap panggilan itu ... Panggilan merupakan pahala sekaligus tugas bagi seluruh umat Allah, untuk dinikmati dan dipraktekkan dalam suatu kawasan daerah yang konkret dimana setiap anggota tinggal.870

Untuk menyimpulkan teologia imamat orang percaya, jelaslah bahwa hal ini bukan merupakan suatu slogan teologis semata atau suatu ungkapan kosong, melainkan merupakan suatu realita yang sungguh berarti dan konkret.871 Dengan tegas, Strautch menyatakan semua orang Kristen sejati memiliki kebenaran dari Allah yang berdasar pada perjanjian yang baru, yang dimateraikan dengan darah Kristus. Jadi, semua adalah imam yang sejajar. Semua disucikan oleh darah Yesus Kristus. Semua didiami oleh Roh Kudus sehingga semua diidentifikasikan sebagai anggota tubuh Kristus; diberikan karunia untuk saling melayani.872

 IMPLIKASI TERHADAP PELAYANAN GEREJA

Pada dasarnya, umat Allah meliputi seluruh komunitas Kristen sebagai imamat rajani. Jadi semua orang percaya adalah imam873 Richards menantang orang Kristen untuk mengabdikan diri sepenuhnya terhadap ajaran Alkitab bahwa setiap orang. Kristen adalah "imam".874 Implikasinya ialah bahwa "semua orang percaya harus melakukan pelayanan, tidak hanya para rasul atau para pemimpin utama. Perjanjian Baru menyinggung bahwa sebagian orang Kristen dipanggil secara khusus untuk melayani jemaat di dunia, namun semua dipanggil untuk melayani Kristus di dunia."875

Seiring dengan fungsi imam semua orang percaya, pelayanan yang dibagikan merupakan gaya kepemimpinan yang tepat dalam pelayanan kaum awam. Pelayanan semacam ini sesuai dengan model yang alkitabiah misalnya contoh dalam Efesus 4:11-13. Rasul Paulus mengatakan bahwa sebagian orang percaya dipanggil menjadi rasul, nabi, gembala dan pengajar untuk melakukan peranan pelengkap sehingga semua orang percaya dimampukan untuk berfungsi dalam pelayanan. Ogden mencatat bahwa pelayanan melengkapi ini adalah suatu pendekatan mendasar bagi praktek pelayanan yang dilakukan oleh para pendeta. Peranan melengkapi baik pria maupun wanita bagi pelayanan adalah tepat dalam hubungannya dengan umat Allah.876 Namun, peranan ini menunjukkan suatu perbedaan antara golongan hamba Tuhan dengan kaum awam yang sifatnya fungsional saja dan bukan secara kualitatif.877

Untuk menekankan pentingnya konsep melengkapi, Ogden menyajikan suatu studi yang cermat terhadap istilah asli bahasa Yunani:

Artios - akar kata dari katartismos (Ef 4:12) dapat diterjemahkan sebagai kata sifat yang berfungsi sebagai predikat. ('ia sempurna'). Artios mengungkapkan tujuan pelengkapan yaitu kepada setiap murid atau tubuh Kristus secara menyeluruh. Kata ini mencakup serangkaian makna seperti cocok, lengkap, penuh, bekerja secara tepat, memenuhi syarat, cocok dalam situasi tertentu, mampu. 'Katartismos' sebagai kata yang dikenal dalam bentuk participle hanya digunakan dalam Ef 4:12 dan dapat diterjemahkan 'mempersiapkan' atau 'memperlengkapi.'55)

Stedman mengungkapkan bahwa tugas akhir Gereja tidak bisa dilaksanakan hanya oleh golongan tertentu seperti hamba Tuhan atau orang awam yang telah dilatih secara khusus dan profesional. Tugas ini haruslah diemban oleh semua orang Kristen (Ef 4:11-12). Allah telah memilih sebagian orang untuk menjadi rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, dan gembala-gembala pengajar untuk memperlengkapi umatNya bagi pekerjaan pelayanan dan bagi pembangunan komunitas Kristen.878

Tujuan akhir memperlengkapi ialah kedewasaan setiap anggota jemaat dan jemaat secara keseluruhan. Kedewasaan adalah konsep utama dari kehidupan Kristen. Efesus 4:1-16 mengartikan kedewasaan sebagai "kerendahan hati dalam berhubungan" bukan "aktualisasi diri." sebagai "hubungan saling bergantung," bukan "hubungan independen."879 "Apabila para pemimpin memperlengkapi orang-orang kudus untuk melayani orang lain, tubuh Kristus akan bertumbuh dewasa dan merefleksikan Kristus sendiri."880



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA