
Teks -- Roma 9:20 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Rm 5:1--11:36; Rm 9:1--11:36
Jerusalem: Rm 5:1--11:36 - -- Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk...
Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).

Jerusalem: Rm 9:1--11:36 - -- Bab 9-11 Dalam menguraikan pembenaran melalui iman pikiran Paulus diarahkan kepada pembenaran Abraham, 4. Demikianpun uraian mengenai keselamatan yang...
Bab 9-11 Dalam menguraikan pembenaran melalui iman pikiran Paulus diarahkan kepada pembenaran Abraham, 4. Demikianpun uraian mengenai keselamatan yang dalam Roh Kudus dikurniakan oleh kasih Allah memaksa Paulus untuk memperbincangkan, bab 9-11, masalah Israel yang tidak setia, meskipun sudah diberi janji keselamatan. Jadi bab-bab itu tidak berkata tentang masalah "takdir" masing-masing orang, yang "ditakdirkan" untuk kemuliaan atau bahkan untuk iman. Bab-bab ini menguraikan tentang peranan Israel dalam sejarah, sebab hanya soal itulah yang disodorkan oleh apa yang dikatakan Perjanjian Lama.
Ref. Silang FULL -> Rm 9:20
Ref. Silang FULL: Rm 9:20 - membantah Allah // yang membentuknya // aku demikian · membantah Allah: Ayub 1:22; 9:12; 39:35
· yang membentuknya: Yes 64:8; Yer 18:6
· aku demikian: Yes 29:16; 45:9; 10:15
· membantah Allah: Ayub 1:22; 9:12; 39:35
· yang membentuknya: Yes 64:8; Yer 18:6
· aku demikian: Yes 29:16; 45:9; 10:15
Defender (ID) -> Rm 9:20
Defender (ID): Rm 9:20 - Mengapa Kita tidak memiliki hak untuk bertanya kepada Tuhan: "Mengapa?" Ingatlah bahwa Dia menjawab seruan Job untuk pemahaman hanya dengan mengingatkan Job t...
Kita tidak memiliki hak untuk bertanya kepada Tuhan: "Mengapa?" Ingatlah bahwa Dia menjawab seruan Job untuk pemahaman hanya dengan mengingatkan Job tentang fakta penciptaan (Ayub 38-41). Sebagai Pengrajin Agung kita, Dia memiliki hak untuk membuat wadah tanah liat-Nya baik untuk kehormatan maupun sandal (Rom 9:21). Kita yang telah ditebus oleh kasih karunia-Nya harus bersyukur bahwa Dia memilih kita bahkan sebelum dunia dimulai (Eph 1:3, Eph 1:4; 2Ti 1:9), yakin bahwa Dia - dengan cara apapun yang Dia pilih - sedang mempersiapkan "wadah-wadah kasih karunia" (Rom 9:23) untuk menerima manifestasi penuh dari kemuliaan-Nya di masa yang akan datang (Eph 2:10). Kenyataan bahwa pikiran terbatas kita tidak dapat memahami operasi bersamaan dari pemilihan ilahi dan tanggung jawab manusia tidak relevan. Baik Kitab Suci maupun pengalaman manusia menunjukkan bahwa keduanya benar. Kita harus beristirahat dalam kenyataan itu dan bertindak berdasarkan hal itu."

kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Ref. Silang BIS -> Rm 9:20
Ref. Silang TB -> Rm 9:20
Hagelberg: Rm 9:20 - -- 9:20 Bukan! Hai manusia, kamu siapa, yang membantah Allah? Tidak mungkin yang dibentuk akan berkata kepada yang membentuknya, "Mengapa aku kaubuat ...
9:20 Bukan! Hai manusia, kamu siapa, yang membantah Allah? Tidak mungkin yang dibentuk akan berkata kepada yang membentuknya, "Mengapa aku kaubuat seperti ini?"
Dengan pengkalimatan yang sangat keras, Paulus menegur orang yang mengemukakan pertanyaan yang dikutip dalam 9:19 di atas. Dia tidak boleh lupa diri, dia hanya manusia saja, dan bukan Allah. Daripada menjawab pertanyaan itu, Rasul Paulus menolak hak manusia untuk bertanya seperti itu.
Pada nats ini teolog-teolog mengharapkan jawaban pada masalah hubungan antara kedaulatan Allah dan "kehendak manusia yang bebas" ("man's free will") atau pertangunganjawab manusia, tetapi Paulus hanya menolak pertanyaan ini. Seolah-olah Paulus berkata, "Dialah Allah, dan kamu manusia, maka dari pada menyusun teologi atau filsafat, lebih baik kamu menyembah Dia, dan tidak berusaha untuk menegur Dia!"

Hagelberg: Rm 9:6-29 - -- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
Kehidupan beberapa tokoh Israel dan beberapa kutipan dari Perjanj...
2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
Kehidupan beberapa tokoh Israel dan beberapa kutipan dari Perjanjian Lama menjadi bukti bahwa Allah memilih mereka yang percaya Israel atau bukan Israel untuk menerima janjiNya.
Rupanya bangsa Israel, yang telah dianugerahi dengan keistimewaan yang didaftarkan di atas, sudah ditinggalkan. Tidakkah itu berarti bahwa janji Allah telah gagal? Tanggapan Rasul Paulus terhadap pertanyaan itu tegas. Dia berkata...

Hagelberg: Rm 9:20 - -- 9:20 Bukan! Hai manusia, kamu siapa, yang membantah Allah? Tidak mungkin yang dibentuk akan berkata kepada yang membentuknya, "Mengapa aku kaubuat ...
9:20 Bukan! Hai manusia, kamu siapa, yang membantah Allah? Tidak mungkin yang dibentuk akan berkata kepada yang membentuknya, "Mengapa aku kaubuat seperti ini?"
Dengan pengkalimatan yang sangat keras, Paulus menegur orang yang mengemukakan pertanyaan yang dikutip dalam 9:19 di atas. Dia tidak boleh lupa diri, dia hanya manusia saja, dan bukan Allah. Daripada menjawab pertanyaan itu, Rasul Paulus menolak hak manusia untuk bertanya seperti itu.
Pada nats ini teolog-teolog mengharapkan jawaban pada masalah hubungan antara kedaulatan Allah dan "kehendak manusia yang bebas" ("man's free will") atau pertangunganjawab manusia, tetapi Paulus hanya menolak pertanyaan ini. Seolah-olah Paulus berkata, "Dialah Allah, dan kamu manusia, maka dari pada menyusun teologi atau filsafat, lebih baik kamu menyembah Dia, dan tidak berusaha untuk menegur Dia!"

Hagelberg: Rm 9:1--11:36 - -- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9:1-11:36
Bangsa yang dipilih oleh Allah tidak mau dibenarkan sebagai bangsa, te...
C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9:1-11:36
Bangsa yang dipilih oleh Allah tidak mau dibenarkan sebagai bangsa, tetapi pada zaman Ini ada pribadi-pribadi yang dibenarkan, dan pada akhir zaman seluruh Israel akan dibenarkan, dan janji Allah kepada Abraham akan digenapi.
Menurut banyak penafsir, Rasul Paulus menyelesaikan pokok yang diuraikan sejak pasal 1 pada akhir pasal 8. Menurut mereka, pasal 9-11 menguraikan suatu pokok baru, yang tidak berkaitan dengan pasal 1-8. Mereka berkata bahwa Paulus melanjutkan surat ini bukan untuk memperkembangkan pokok itu, tetapi untuk menyatakan beban hatinya mengenai keadaan rohani bangsa Israel, bangsanya sendiri. Menurut pengertian mereka, pasal 9-11 hanya merupakan sisipan saja, dan Surat Roma tidak memiliki kesatuan.
Tetapi kalau kita percaya bahwa Surat Roma merupakan ilham dari Allah dengan bentuk yang sempurna, maka kita menolak pendapat tersebut, dan kita mengamati Surat Roma untuk mengerti susunannya.
Pada akhir pasal 8 Paulus berkata bahwa tidak ada sesuatupun yang "dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Tetapi bagaimana dengan bangsa Israel? Justru pada waktu kita menikmati kegenapan janji Allah, mereka yang diberi janji-janji itu berada dalam murka Allah. Seolah-olah Allah sendiri tidak setia pada janjiNya. Kalau Allah tidak setia, apa gunanya seluruh diskusi Paulus dalam Roma 1-8? Oleh karena masalah ini, maka Paulus harus menjelaskan tiga hal:556 1. Tuhan Allah yang memberi janji-janji tersebut juga telah menentukan bahwa janji Allah dikhususkan kepada orang yang beriman (9:6-29). 2. Bangsa Israel bertanggung jawab atas penolakannya, karena Israel mau membenarkan dirinya, dan tidak mau dibenarkan karena iman (9:30-10:21). 3. Walaupun zaman ini bangsa Israel ditolak sebagai bangsa, tetapi akan tiba suatu hari di mana seluruh bangsa Israel akan diselamatkan (11:1-36).
Pada waktu pasal 9-11 dipelajari, yang harus dimengerti adalah bahwa memilih bangsa dan memilih pribadi tidak sama. Dalam pasal 1-8 Paulus membicarakan bagaimana individu-individu dipilih dan dibenarkan. Individu yang dipilih tidak mungkin dipisahkan dari kasih Allah, dan tidak mungkin dia masuk neraka. Dalam pasal 9-11 Paulus membicarakan bagaimana bangsa Israel dipilih. Kalau sebuah bangsa dipilih, itu tidak berarti bahwa setiap individu dari bangsa itu akan juga dipilih dan dibenarkan. Kalau sebuah bangsa dipilih maka akan tiba suatu hari di mana seluruh angkatan itu, yaitu setiap warga yang hidup dari bangsa itu, akan dibenarkan oleh iman. Setiap mereka yang masih hidup pada hari itu akan percaya, karena pembenaran harus melalui iman. Tidak ada kontradiksi antara apa yang Paulus katakan mengenai individu yang dipilih, sehingga mereka percaya dan dibenarkan, dan apa yang dia katakan mengenai bangsa Israel yang dipilih.
Pada dasarnya, istilah "Israel" dalam Surat Roma menunjuk pada keturunan jasmani dari Abraham, Ishak, dan Yakub. Memang teolog-teolog tertentu mau memberi definisi yang lain, yaitu bahwa di sana-sini dalam Surat Roma kata "Israel" menunjuk pada jemaat Kristen. Sebaiknya definisi itu diuji. Untuk menguji definisi tersebut, bacalah Roma pasal 9-11, dan gantilah istilah "Israel" dengan istilah "jemaat" di mana perlu. Bukankah nats ini dikacaukan? Cranfield557 berkata bahwa tafsiran itu, yaitu bahwa Allah telah menterlantarkan bangsa Israel, dan menggantikannya dengan jemaat Kristen, adalah "buruk dan tidak Alkitabiah". Dia melanjutkan dengan berkata, "Tiga pasal ini dengan tegas melarang kita mengatakan bahwa jemaat menggantikan bangsa Yahudi untuk selama-lamanya."
Sekali lagi, dalam bagian yang berikut Rasul Paulus akan menjelaskan bahwa keadaan rohani bangsa Israel, bangsa yang dipilih Allah, tidak bertentangan dengan apa yang telah diuraikan dalam pasal 1-8. Sebenarnya tiga pasal yang berikut menguatkan ajaran Rasul Paulus, karena dia menjelaskan bahwa Israel yang sekarang ini mengejar kebenaran melalui perbuatan, yaitu Israel yang pada umumnya menolak kebenaran melalui iman, akan dibenarkan juga, dan itupun melalui iman! Ajaran Rasul Paulus dikuatkan, karena ajaran tersebut didasari pada kemurahan Allah.558 Kita dipilih dan dibenarkan, bukan oleh karena sesuatu yang baik dalam hati kita. Demikian juga Israel dipilih, dan akan dibenarkan, bukan oleh karena sesuatu yang baik dalam mereka, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan Allah.
Dengan demikian ajaran Rasul Paulus mengenai kemurahan Allah dikuatkan dalam tiga pasal ini di mana dia menjelaskan bahwa pada suatu hari akan datang seluruh bangsa Israel yang hidup, yang akan percaya dan akan dibenarkan.

Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
Gill (ID) -> Rm 9:20
Gill (ID): Rm 9:20 - Tidak, tetapi hai manusia, siapakah engkau yang membalas terhadap Tuhan // apakah benda yang dibentuk, berkata kepada dia yang membentuknya, mengapa Engkau menjadikan aku seperti ini Tidak, tetapi hai manusia, siapakah engkau yang membalas terhadap Tuhan?.... Atau "menjawab kembali kepada Tuhan": beberapa orang telah begitu lemah d...
Tidak, tetapi hai manusia, siapakah engkau yang membalas terhadap Tuhan?.... Atau "menjawab kembali kepada Tuhan": beberapa orang telah begitu lemah dan jahat sehingga mengusulkan, bahwa rasul menghadapi suatu keberatan yang tidak dapat dia jawab, atau tidak dapat memberikan solusi yang adil, dan karena itu ia mengambil cara seperti itu: tetapi ketika berbagai hal yang dijawab oleh rasul dipertimbangkan, akan terlihat bahwa dia telah mengambil cara yang paling bijaksana untuk membungkam orang yang berani tersebut, dan bahwa ia dengan jelas membebaskan Tuhan dari tuduhan kekejaman dan ketidakpuasan. Dan dia menjawab "pertama", dengan mengingatkan makhluk sombong itu tentang siapa dirinya; "tidak, tetapi hai manusia, siapakah engkau?" dan seterusnya. Engkau adalah manusia, dan bukan Tuhan; makhluk, dan bukan Pencipta; dan tidak boleh mengharapkan bahwa Dia, Penciptamu, akan memberi pertanggungjawaban tentang urusannya kepadamu, atau alasan mengapa Dia melakukan hal ini atau itu. Engkau hanyalah manusia, yang dalam keadaan terbaiknya adalah kesia-siaan, karena bisa berubah; engkau adalah makhluk berdosa yang jatuh, dan layak menerima murka dan ketidakpuasan Tuhan karena dosamu, beraníkah kau membukakan mulutmu melawan-Nya? Engkau adalah manusia yang malang, bodoh, dan tidak mengerti, terlahir seperti anak keledai liar, tanpa pemahaman, dan akankah kau berani menghadapi, mengarahkan, atau memberi nasihat kepada Yang Mahatinggi, atau memberi tahu-Nya apa yang pantas untuk dilakukan, atau tidak dilakukan? "Selanjutnya", rasul menjawab, dengan menunjukkan kebodohan dan kegilaan-nya, dalam menjawab kepada Tuhan. Berbicara kepada Tuhan atas nama diri sendiri di hadapan takhta anugerah, dengan cara yang paling sumur, untuk setiap belas kasihan atau perlakuan baik yang diinginkan, adalah sebuah hak istimewa yang tinggi, dan merupakan kerendahan hati yang luar biasa dari Tuhan untuk mengizinkannya; dan ketika seorang pria, seorang yang baik, mengambil tanggung jawab untuk memohon kepada Tuhan atas behalf orang lain, dari suatu bangsa yang jahat, suatu bangsa yang berdosa, ia seharusnya menjadikan contoh dan perilaku Abraham di hadapannya, yang dalam keadaan serupa mengakui dirinya hanyalah debu dan abu, dan lebih dari sekali memohon, agar Tuhan tidak marah pada permohonannya; tetapi bagi seorang pria untuk menjawab kembali kepada Tuhan, yang seharusnya tidak dilakukan seorang hamba kepada tuannya, untuk memperdebatkan suatu hal dengan Tuhan, untuk berdebat tentang suatu masalah dengan-Nya, adalah contoh tertinggi dari kesombongan dan keberanian: "celakalah dia yang bertengkar dengan penciptanya, biarkan pecahan tembikar bertengkar dengan pecahan tembikar di bumi", Isa 45:9, dengan yang setara, dengan manusia seperti dirinya, tetapi jangan biarkan seorang pun berani untuk "bertengkar dengan Tuhan"; jika ia melakukannya, "ia tidak dapat menjawab Dia satu dari seribu", Job 9:3; karena "Dia bijaksana dalam hati", dalam membentuk semua nasihat, tujuan, dan keputusan-Nya; "dan kuat dalam kekuatan", untuk melaksanakannya; "siapa yang telah mengeraskan dirinya melawan-Nya dan telah berhasil?" Job 9:4. Cara lain yang diambil rasul dalam menjawab keberatan adalah, dengan menunjukkan absurditas makhluk yang berdebat dengan Tuhan tentang ciptaannya, dan keadaan di mana ia diciptakan:
apakah benda yang dibentuk, berkata kepada dia yang membentuknya, mengapa Engkau menjadikan aku seperti ini? rujukan dimiliki oleh Isa 45:9; Kini, seperti halnya akan sangat tidak masuk akal bagi tanah liat, jika ia bisa berbicara, untuk mengatakan kepada pembentuknya, mengapa Engkau menempatkanku dalam bentuk dan wujud seperti ini atau itu? Atau bagi setiap karya tangan untuk mengatakan kepada pembuatnya, ia tidak memiliki tangan, tidak memiliki kepala, tidak memiliki pertimbangan dan keterampilan; atau bagi seorang anak untuk mengatakan kepada orang tuanya, apa yang engkau lahirkan, atau apa yang telah engkau hasilkan? Begitu absurd dan tidak masuk akalnya, bagi siapa pun untuk mengatakan kepada Tuhan, mengapa Engkau telah menetapkan aku untuk tujuan dan maksud tertentu, dan telah membawa aku ke dalam keberadaan dengan cara seperti ini, dan di bawah keadaan seperti ini? Ada sebuah kisah dalam Talmud n, yang mungkin relevan disampaikan di sini;
"terjadi kepada R. Eleazar ben Simeon, dari Migdal Gedur, bahwa dia pergi dari rumah majikannya, dan dia sedang menunggangi keledai, dan bepergian di tepi laut, dan ketika dia sangat bergembira, dan hatinya terangkat karena dia telah belajar banyak dari hukum, ada seorang pria yang sangat cacat bergabung dengannya, dan berkata kepadanya, semoga damai atasmu Rabbi; tetapi dia tidak membalas salam kepadanya, melainkan berkata kepadanya "Raca", betapa buruknya rupa orang itu! mungkin semua tetanggamu sama cacat denganmu; dia menjawab kepadanya, aku tidak tahu, tetapi pergilah dan katakan,

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 9:14-24
SH: Rm 9:14-29 - Kedaulatan dan kemurahan Allah (Kamis, 3 Mei 2012) Kedaulatan dan kemurahan Allah
Judul: Kedaulatan dan kemurahan Allah
Berbicara tentang Allah yang tela...

SH: Rm 9:19-29 - Kedaulatan Allah. (Jumat, 5 Juni 1998) Kedaulatan Allah.
Kedaulatan Allah. Pertanyaan rasul Paulus mewakili unek-unek kita tatkala berpikir t...

SH: Rm 9:19-29 - Karena kasih karunia (Senin, 12 April 2010) Karena kasih karunia
Judul: Karena kasih karunia
Masalah pilihan Allah selalu mengundang pertanyaan me...

SH: Rm 9:19-29 - Yang Dibentuk dan Yang Membentuk (Jumat, 4 November 2016) Yang Dibentuk dan Yang Membentuk
Dalam Roma 9:18, Paulus menyataka...

SH: Rm 9:19-33 - Kedaulatan kasih Allah (Selasa, 1 Agustus 2006) Kedaulatan kasih Allah
Judul: Kedaulatan kasih Allah
Membicarakan tentang doktrin pilihan memang ...

SH: Rm 9:1-29 - Peduli terhadap Keselamatan Bangsa (Rabu, 6 Juli 2022) Peduli terhadap Keselamatan Bangsa
Apakah Anda mencintai bangsa dan negeri Anda? Jika ya, apa kira-kira yang Alla...
Utley -> Rm 9:19-26
TFTWMS -> Rm 9:19-21; Rm 9:14-29
TFTWMS: Rm 9:19-21 - Konsisten Dengan Pribadinya Konsisten Dengan Pribadinya (Roma 9:19-21)
19 Sekarang kamu akan be...

TFTWMS: Rm 9:14-29 - Kesia-siaan Menyalahkan Allah KESIA-SIAAN MENYALAHKAN ALLAH (Roma 9:14-29)
Dalam ...
Constable (ID): Rm 9:1--11:36 - --V. PEMBENARAN ATAU PEMBELAAN KEADILAN ALLAH pasal 9--11
Sebuah masalah utama mengenai keadilan Allah muncu...

