Teks -- Mazmur 39:1 (TB)

Doa minta tolong

39:1 Untuk pemimpin biduan. Untuk Yedutun. Mazmur Daud. (#39-#2) Pikirku: "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang selama orang fasik masih ada di depanku."

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: Mzm 39:1-13 - AKU HENDAK MENJAGA DIRI.

Nas : Mazm 39:2-14

Mazmur ini melanjutkan tema Mazmur Mazm 38:1-23 karena pemazmur masih menderita hukuman berat dari Allah. Ia menyadari bahwa Tuhanlah yang menyebabkan penderitaan itu, "Aku remuk karena serangan tangan-Mu" (ayat Mazm 39:11). Ia ingin tahu berapa lama dirinya akan hidup dan berapa lama ia harus menderita hukuman langsung semacam itu dari Allah. Ia berdoa agar dirinya tidak mati terpisah dari Allah dan kemurahan-Nya (ayat Mazm 39:13-14).

Jerusalem: Mzm 39:1-13 - Doa minta tolong

Ini ratapan berdekatan dengan Maz 88. Nada Maz 39 ini agak pesimis. Pendoa tidak mengharapkan banyak dari Tuhan. Pendirian pesajak berdekatan dengan pendirian kitab Pengkhotbah. Ia merasa sedih hati menyaksikan kesejahteraan kaum fasik dan kefanaan hidup manusia, Maz 39:2-7; dalam tekanan batinnya ia menyerah saja kepada Tuhan dan memohon belas kasihanNya, Maz 39:7-13.

Jerusalem: Mzm 39:1 - Untuk Yedutun

Maksudnya kurang jelas. Barangkali: teruntuk bagi pemimpin kelompok penyanyi yang bersangkutan dengan Yedutun yang disebut dalam 1Ta 16:41; 25:3; 2Ta 5:12.

Jerusalem: Mzm 39:1 - Pikirku

Mula-mula pemazmur tertimpa kemalangan (penyakit?) tidak mau mengeluarkan isi hatinya, kalau-kalau berkata sesuatu yang tidak baik terhadap Allah, atau kalau-kalau musuh-musuhnya bergirang hati mendengar tentang sengsaranya. Tetapi tekanan batin semakin menghebat. semakin panas, sehingga akhirnya (dalam sajak ini) pemazmur angkat bicara juga, Maz 39:2-4

Jerusalem: Mzm 39:1 - diri

Harafiah: jalan-jalanku, artinya: kelakuan pada umumnya, sehingga boleh diterjemahkan dengan: diri.

Ende: Mzm 39:1-13

Seorang jang menderita karena dosanja berkeluh-kesah dalam lagu ratap ini. Keadaan dan deritanja menghebat lagi dengan melihat bagaimana seteru²nja bergirang-hati. Ia insaf, bahwa hidupnja fana sadja dan bahwa selajaknjalah deritanja akan hukuman. Namun dengan kepertjajaan ia bermohon, agar Allah meringankan sengsaranja dan mengampuni kesalahannja.

Ende: Mzm 39:1-2

Mula² pengarang tak mau mengeluarkan isi-hatinja jang ragu² dan marah karena musuh² jang bergembira itu, agar supaja dalam deritanja djangan mengutjapkan hal jang bukan² terhadap Allah. Tetapi berdiam diri itu menghebatkan sadja sengsaranja, hingga sekarang toh berbitjara.

Ende: Mzm 39:1 - djalanku

ialah kelakuan.

Ref. Silang FULL: Mzm 39:1 - menjaga diri // aku berdosa // menahan mulutku

· menjaga diri: 1Raj 2:4; Mazm 119:9,59; Ams 20:11

· aku berdosa: Ayub 1:22; [Lihat FULL. Ayub 1:22]; Mazm 34:14; Yak 3:2

· menahan mulutku: Ayub 6:24; [Lihat FULL. Ayub 6:24]; Yak 1:26

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Mzm 39:1 - Saya berkata // Saya akan memperhatikan jalan-jalanku // agar saya tidak berbuat dosa dengan lidahku // Saya akan menjaga mulutku dengan kekang // sementara orang jahat ada di hadapanku

Aku berkata,.... Yaitu, di dalam hatinya; dia berniat dan memutuskan dalam dirinya untuk melakukan seperti berikut; dan dia mungkin mengungkapkannya dengan mulutnya, dan dengan demikian tujuannya menjadi sebuah janji;

Aku akan memperhatikan jalan-jalanku; seperti seharusnya dilakukan oleh setiap orang baik; yaitu, terhadap semua tindakannya, perilakunya, dan perbincangannya: adalah wajar baginya untuk memperhatikan jalan mana yang dia lalui; bahwa itu adalah jalan-jalan Allah, yang dia arahkan kepadanya; bahwa itu adalah jalan-jalan Kristus, yang telah dia tinggalkan sebagai contoh untuk diikuti; dan bahwa itu sesuai dengan firman Allah; bahwa dia berjalan dalam Kristus, jalan keselamatan, dan dengan iman kepadanya; bahwa dia memilih dan berjalan dalam jalan kebenaran, dan bukan kesalahan; dan dalam segala hal, perintah-perintah dan ketetapan Tuhan tanpa cela; serta dalam jalan kekudusan, di mana, meskipun mereka bodoh, mereka tidak akan tersesat: dan juga perlu bagi dia untuk memastikan bahwa dia tidak melakukan apapun, baik dengan menerima kesalahan, atau terjerumus dalam immoralitas, yang membuat jalan-jalan Allah, dan Kristus, dan kebenaran, dicela, dihujat dan dihina; dan bahwa dia tidak menyimpang dari jalan-jalan ini, atau terjatuh, tersandung, dan jatuh di dalamnya;

bahwa aku tidak berbuat dosa dengan lidahku; yang merupakan dunia kejahatan, dan memiliki banyak keburukan yang terkait dengannya; tidak hanya di antara orang-orang kafir, tetapi juga di antara pengaku agama; yang seharusnya memperhatikan agar mereka tidak berbuat dosa dengan itu, dengan berbohong satu sama lain, dengan ungkapan marah dan penuh emosi, dengan komunikasi yang merusak, ketidaksopanan, pembicaraan bodoh, dan lelucon, yang tidak pantas; dengan berbisik, membicarakan orang lain, menggunjing, dan dengan perkataan jahat satu sama lain: khususnya ada keburukan lidah, yang dapat dialami para orang kudus di bawah penyediaan yang menyakitkan, dan tampaknya terutama ditujukan di sini; seperti ungkapan penuh iri terhadap kemakmuran orang lain; kata-kata ketidaksabaran di tengah penderitaan mereka sendiri, dan keluhan terhadap tindakan Tuhan atas mereka; hal-hal seperti ini yang dinyatakan oleh pemazmur, dalam dirinya, untuk dijaga; untuk itu dia bermaksud mengambil cara berikut;

Aku akan menjaga mulutku dengan kekang: yaitu, menjaga lidahnya, yang merupakan anggota yang tidak tertib, dan harus dijaga dengan gigi dan kekang, seperti kuda yang tidak tertib; lihat Jam 1:26;

sementara orang jahat ada di hadapanku; atau "melawan aku" ^t; yang berarti baik saat Ahithophel dan Absalom berkonspirasi dan memberontak melawannya, dan Shimei mengutuknya, di mana dia bertindak dengan sangat diam, tenang, dan sabar; lihat 2Sa 15:25; atau saat dia memiliki keadaan makmur orang-orang jahat dalam pandangannya, dan merenungkannya; atau lebih tepatnya, ketika salah satu dari mereka datang mengunjunginya dalam penderitaannya, dia bertekad untuk sepenuhnya diam, agar mereka tidak memiliki kesempatan untuk bersukacita atas dirinya, atau mencemoohnya, dan jalan Allah yang baik: dan memang adalah wajar bagi umat Allah untuk selalu waspada, ketika mereka berada di hadapan orang jahat; dan berhati-hati dengan apa yang mereka ucapkan dengan bibir mereka, yang mengawasi kata-kata mereka untuk mempergunakan terhadap mereka, dan agama yang mereka akui.