
Teks -- Kisah Para Rasul 4:8 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Kis 4:8
Full Life: Kis 4:8 - PETRUS, PENUH DENGAN ROH KUDUS.
Nas : Kis 4:8
Petrus menerima kepenuhan Roh yang baru yang mendatangkan ilham,
hikmat, dan keberanian untuk memberitakan kebenaran Allah. Secara te...
Nas : Kis 4:8
Petrus menerima kepenuhan Roh yang baru yang mendatangkan ilham, hikmat, dan keberanian untuk memberitakan kebenaran Allah. Secara teologis sangatlah penting bahwa kepenuhan dengan Roh bukanlah suatu pengalaman yang terjadi sekali saja, melainkan pengalaman yang terjadi berkali-kali. Peristiwa ini merupakan penggenapan janji Yesus dalam Luk 12:11-12; peristiwa lain tentang kepenuhan ulang terdapat juga dalam Kis 7:55 dan Kis 13:9.
Ref. Silang FULL -> Kis 4:8

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kis 4:5-14
Matthew Henry: Kis 4:5-14 - Petrus dan Yohanes Diadili di hadapan Sanhedrin Petrus dan Yohanes Diadili di hadapan Sanhedrin ( Kis 4:5-14)
Di sini diceritakan tentang sidang yang mengadili Petrus dan Yohanes di hadapan par...
Petrus dan Yohanes Diadili di hadapan Sanhedrin ( Kis 4:5-14)
- Di sini diceritakan tentang sidang yang mengadili Petrus dan Yohanes di hadapan para hakim pengadilan agama karena mereka telah menyampaikan khotbah perihal Yesus Kristus dan mengadakan mujizat dalam nama-Nya. Hal ini dituduhkan kepada mereka sebagai suatu kejahatan, hal yang merupakan pelayanan terbaik yang bisa mereka berikan kepada Allah dan juga manusia.
- I. Di sini terlihat suasana di pengadilan. Sepertinya ini pengadilan luar biasa, yang sengaja diadakan untuk perkara ini. Amatilah,
- 1. Waktu ketika sidang dibuka (ay. Kis 4:5) – Pada keesokan harinya – bukan di malam hari, seperti ketika Kristus diadili di hadapan mereka. Tampaknya mereka tidak begitu berapi-api menyampaikan dakwaan seperti dulu. Memang ada baiknya apabila mereka mulai bersikap sedikit lunak. Mereka menangguhkan sidang sampai keesokan harinya, tetapi tidak lebih lama dari itu, sebab mereka sudah tidak sabar hendak membungkam rasul-rasul dan tidak ingin kehilangan waktu.
- 2. Tempat sidang diadakan – di Yerusalem (ay. Kis 4:6). Kristus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa di sanalah mereka akan mengalami penderitaan sama seperti yang sebelum itu dialami-Nya di tempat itu di hadapan mereka. Sepertinya hal itu memperparah dosa mereka yang mengadili Dia itu, bahwa di Yerusalem, tempat begitu banyak orang menantikan penebusan yang belum datang, justru terdapat lebih banyak lagi yang menolaknya ketika penebusan itu benar-benar sudah datang. Bagaimana mungkin kota yang setia itu telah berubah menjadi seperti pelacur! (Mat. 23:37). Saat melihat keadaan Yerusalem di masa depanlah Kristus menangisi kota itu.
- 3. Para hakim di pengadilan.
- (1) Watak mereka secara umum: mereka adalah pemimpin-pemimpin, tua-tua dan ahli-ahli Taurat (ay. Kis 4:5). Para ahli Taurat adalah orang-orang yang terpelajar. Mereka datang untuk berbantah-bantah dengan para rasul dan ingin menyangkal pengajaran mereka. Para pemimpin dan tua-tua itu orang-orang yang berkuasa, yang apabila tidak sanggup membantah para rasul, berpikir bahwa mereka bisa menemukan satu atau lain cara untuk membungkam mereka. Seandainya Injil bukan berasal dari Allah, Injil itu juga tidak akan dapat berhasil maju, karena pengetahuan dan kekuatan dunia melawannya, baik melalui kelompok para ahli Taurat maupun pengadilan yang dipimpin para tua-tua.
- (2) Di antara mereka terdapat sejumlah nama yang paling berpengaruh. Di sini kita lihat nama Hanas dan Kayafas kedua pemimpin dalam perkara penganiayaan ini. Hanas adalah pemimpin Mahkamah Agama, sedangkan Kayafas adalah imam besar (walaupun di sini Hanas juga dipanggil demikian), merangkap ketua gedung pengadilan. Sepertinya Hanas dan Kayafas memegang jabatan sebagai imam besar secara bergantian dari tahun ke tahun. Kedua orang inilah yang paling bersemangat menentang Kristus. Ketika itu Kayafaslah yang menjadi imam besar, dan sekarang Hanas yang memegang jabatan itu. Bagaimanapun, keduanya sama-sama memusuhi Kristus dan Injil-Nya. Orang menduga bahwa Yohanes adalah anak Hanas. Disebutkan oleh Yosefus bahwa Aleksander merupakan seorang tokoh besar di masa itu. Kemudian masih ada beberapa orang seperti itu yang termasuk keturunan Imam Besar, yang karena bergantung padanya dan mengharapkan sesuatu darinya, pasti setuju dengan apa yang dikatakannya serta berpihak kepadanya melawan para rasul. Hubungan dekat dengan orang-orang besar, dan ini tidak baik, telah menjadi perangkap bagi banyak orang.
- II. Kedua tahanan itu dikenai dakwaan (ay. Kis 4:7).
- 1. Mereka dibawa ke pengadilan. Mereka menempatkan rasul-rasul itu di tengah-tengah, sebab biasanya orang-orang di dalam Mahkamah Agama duduk dalam lingkaran, dan orang yang berurusan dengan pengadilan berdiri atau duduk di tengah-tengah mereka (Luk. 2:46), demikianlah menurut Dr. Lightfoot. Dengan demikian, yang tertulis di Kitab Suci itu pun digenapi, gerombolan penjahat mengepung aku (Mzm. 22:17). Mereka mengelilingi aku seperti lebah (Mzm. 118:12). Mereka duduk di tiap sisi.
- 2. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada rasul-rasul itu adalah, “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu? Dengan wewenang apakah kamu melakukan hal-hal ini?” (pertanyaan sama yang pernah mereka ajukan kepada Guru mereka, Mat. 21:23), “Siapa yang mengutus-Mu memberitakan pengajaran seperti ini dan memberi-Mu kuasa melakukan mujizat seperti ini? Engkau tidak menerima jaminan atau izin dari kami, dan oleh sebab itu harus menjelaskan kepada kami dari mana engkau memperoleh jaminanmu itu.” Ada yang berpendapat bahwa pertanyaan itu didasarkan atas anggapan yang bodoh bahwa hanya dengan menyebutkan beberapa nama, orang bisa mengadakan keajaiban seperti dalam pasal 19:13. Para pengusir setan Yahudi memanfaatkan nama Yesus. Sekarang para imam ingin tahu nama siapa yang digunakan rasul-rasul itu untuk menyembuhkan orang, dan oleh karenanya, nama siapa yang mereka gunakan untuk melanjutkan pemberitaan Injil mereka. Mereka tahu betul bahwa rasul-rasul ini memberitakan tentang Yesus dan kebangkitan dari antara orang mati, serta penyembuhan orang sakit di dalam nama Yesus (ay. Kis 4:2). Meskipun begitu, mereka tetap bertanya untuk mengganggu mereka dan mencobai mereka kalau-kalau ada suatu perkara kejahatan bisa dicari dari mereka.
- III. Alasan yang disampaikan Petrus dan Yohanes. Ini bukan dengan tujuan untuk membersihkan nama dan mengamankan diri sendiri, melainkan untuk meninggikan nama dan kehormatan Guru mereka, yang telah memberitahukan kepada mereka bahwa dengan dibawa ke hadapan para penguasa dan raja, mereka akan memperoleh kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang tanpa cara tadi tidak akan dapat mereka jumpai. Hal ini akan menjadi suatu kesaksian bagi mereka (Mrk. 13:19). Amatilah,
- 1. Oleh siapa alasan itu dikemukakan: alasan ini disampaikan kepada mereka oleh Roh Kudus, yang dalam kejadian ini semakin tampak dalam diri Petrus. Dengan maksud yang kudus mereka mengabaikan keselamatan diri sendiri dan bersedia memberitakan Kristus seperti yang pernah diperintahkan-Nya kepada mereka untuk dilakukan bila ada dalam keadaan seperti ini. Ketika mereka mengikuti petunjuk-Nya ini, saat itu Kristus menggenapi janji-Nya, bahwa Roh Kudus akan mengaruniakan kepada mereka pada saat itu juga apa yang harus mereka katakan. Para pendukung Kristus yang setia tidak akan pernah kekurangan pengarahan dari-Nya (Mrk. 13:11).
- 2. Kepada siapa alasan itu ditujukan: Petrus yang sampai saat itu masih merupakan pembicara utama, menghadapi para hakim pengadilan itu dan menyebut mereka pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua Israel. Kefasikan orang-orang yang berkuasa tidak membebaskan mereka dari kekuasaan mereka, tetapi pertimbangan terhadap kuasa yang dipercayakan kepada mereka itu seharusnya berhasil membebaskan mereka dari kefasikan mereka. “Kalian adalah pemimpin dan tua-tua, yang seharusnya mengetahui lebih banyak perihal tanda-tanda zaman dibanding orang lain dan tidak menentang hal yang seharusnya kalian terima dan majukan melalui kewajiban kedudukan kalian, yakni hal kerajaan Sang Mesias. Kalian adalah para pemimpin dan tua-tua Israel, umat Allah, dan jika kalian menyesatkan mereka dan membuat mereka melakukan kesalahan, maka banyaklah yang harus kalian pertanggungjawabkan.”
- 3. Apa sebenarnya alasan itu: pernyataan yang khidmat.
- (1) Bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah dalam nama Yesus Kristus, yang merupakan jawaban langsung atas pertanyaan yang diajukan pihak pengadilan kepada mereka (ay. Kis 4:9-10), “Jika kami sekarang harus diperiksa, dipanggil dengan tuduhan sebagai penjahat, begitulah makna kata itu, karena suatu kebajikan (seperti yang akan diakui oleh siapa pun) kepada seorang sakit – jika memang inilah dasar dari perjanjiannya, maka inilah isi tuduhan itu – jika kami diberi pertanyaan, dengan kuasa manakah, atau oleh siapakah, orang itu disembuhkan, kami siap dengan jawaban yang sama yang kami telah berikan juga kepada semua orang (3:16). Kami akan mengulangnya di hadapanmu, sebagai hal yang akan kami pertahankan. Ketahuilah oleh kamu sekalian, yang berpura-pura tidak tahu tentang hal ini, dan tidak saja kepada kalian, tetapi kepada seluruh umat Israel, sebab mereka semua ingin mengetahuinya, bahwa dalam nama Yesus Kristus, nama yang indah, berkuasa, dan hidup itu, nama di atas segala nama, bahkan di dalam Dia yang dengan penuh kebencian kalian sebut Yesus dari Nazaret itu, yang telah kamu salibkan, baik oleh para penguasa maupun rakyat, dan yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati serta ditinggikan dalam kehormatan dan kuasa, bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu, sebagai peringatan akan kuasa Tuhan Yesus.” Di sini,
- [1] Ia membenarkan apa yang telah diperbuatnya bersama rekannya itu dalam menyembuhkan orang lumpuh itu. Ini adalah suatu kebajikan, perbuatan baik kepada orang yang tadinya mengemis karena tidak bisa bekerja mencari nafkah. Juga suatu kebajikan terhadap Bait Allah dan orang-orang yang masuk ke situ untuk bersembahyang, karena sekarang mereka sudah terbebas dari suara berisik yang dibuat oleh pengemis biasa ini. “Sekarang, jika kami harus mempertanggungjawabkan kebajikan ini, tidak ada alasan bagi kami untuk merasa malu (1Ptr. 2:20; 4:14, 16). Biarlah mereka yang membawa kami ke dalam masalah menjadi malu.” Perhatikanlah, bukanlah hal baru lagi bagi orang-orang baik untuk mengalami penderitaan karena berbuat baik. Bene agere et male pati vere Christianum est – Berbuat baik dan menderita penghukuman adalah bagian orang Kristen.
- [2] Petrus mengalihkan semua pujian dan kemuliaan dari kebajikan ini kepada Yesus Kristus. “Oleh Dia-lah, bukan oleh kuasa kami sendiri, orang ini disembuhkan.” Kedua rasul ini tidak mencari perhatian bagi diri sendiri, atau memuji diri sendiri melalui mujizat ini supaya dinilai baik oleh pengadilan. Sebaliknya, “Biarlah Tuhan sendiri yang ditinggikan, tidak peduli apa pun jadinya dengan diri kami.”
- [3] Ia justru mendakwa hakim-hakim itu, bahwa merekalah yang telah membunuh Yesus ini, “Dia-lah yang telah kamu salibkan, dan coba kita lihat bagaimana kalian akan menjawabnya.” Tujuannya adalah untuk menuntun mereka percaya kepada Kristus (sebab hanya itulah yang menjadi tujuannya). Ia berusaha keras menginsafkan mereka akan dosa, akan dosa yang dari antara semua dosa lain, menurut perkiraan orang pasti akan sangat mengejutkan mereka, yaitu bahwa merekalah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Kristus. Terserah bagaimana tanggapan mereka, Petrus tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menyampaikan hal itu kepada mereka.
- [4] Petrus membuktikan kebenaran kebangkitan Kristus sebagai kesaksiannya yang paling kuat untuk melawan para penganiayanya. “Mereka menyalibkan Yesus, tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Mereka mengambil nyawa-Nya, tetapi Allah mengembalikan nyawa-Nya kepada-Nya. Perlawanan kalian terhadap kepentingan-Nya tidak akan berhasil.” Ia mengatakan kepada mereka bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan karena malunya, mereka tidak mampu membantah dia dengan anggapan bodoh yang mereka tanamkan di benak orang-orang, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya.
- [5] Ia memberitakan semua ini di hadapan semua orang yang hadir, supaya mereka nanti mengulangi pernyataan itu kepada semua tetangga mereka. Tanpa takut menanggung akibatnya, ia memerintahkan kepada berbagai kalangan, mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah, supaya memperhatikan hal itu. Katanya, “Ketahuilah oleh kamu sekalian yang saat ini hadir di sini, dan hal ini juga akan diberitahukan kepada seluruh umat Israel, di mana pun mereka tercerai-berai, tidak peduli sekuat apa pun kalian berusaha membungkam dan mencegah pemberitaannya. Sama seperti yang diketahui Allah atas segala ilah, begitu jugalah Israel akan tahu, seluruh Israel akan tahu, bahwa semua mujizat diadakan dalam nama Yesus, tidak dengan mengulang-ulangnya bagaikan mantra, tetapi dengan memercayainya sebagai pewahyuan ilahi yang mengungkapkan kasih karunia dan kehendak baik-Nya kepada manusia.”
- (2) Bahwa nama Yesus ini, yang dengan kuasa-Nya mereka bertindak, adalah satu-satunya nama yang dapat menyelamatkan kita semua. Dari sini Petrus mengalihkan pembicaraan untuk menunjukkan bahwa ia tidak ingin membentuk sekte atau golongan tertentu melalui pengajaran yang mereka sampaikan dan mujizat yang mereka adakan itu. Pengajaran ini bukan dari golongan tertentu yang boleh diikuti atau dijauhi orang sesuka hati seperti yang dilakukan orang dengan sekte-sekte para filsuf dan orang-orang Yahudi. Pengajaran yang disampaikannya itu adalah penetapan ilahi yang kudus, yang dengan ini disahkan dan ditegaskan. Semua orang sangat perlu tunduk dan memenuhi persyaratannya. Bukanlah hal yang biasa-biasa saja melainkan teramat penting bahwa orang percaya kepada nama ini dan berseru kepadanya.
- [1] Kita berutang budi kepada nama-Nya sebagai kewajiban kita kepada Allah, dan untuk memenuhi rancangan-Nya (ay. Kis 4:11), “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, oleh kamu, pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua Israel, yang seharusnya menjadi tukang bangunan jemaat, yang mengaku-ngaku seperti itu, sebab jemaat adalah bangunan Allah. Di sini sebuah batu ditawarkan kepadamu untuk diletakkan di tempat utama bangunan itu, untuk menjadi tiang utama yang dapat menopang seluruh bangunan. Tetapi kamu telah menyia-nyiakan, menolak, dan tidak mau menggunakannya. Kamu membuangnya sebagai benda yang tidak ada gunanya selain sebagai batu pijakan. Tetapi batu ini sekarang telah menjadi batu penjuru. Allah telah membangkitkan Yesus yang kamu tolak itu, dan dengan mendudukkan-Nya di sebelah kanan-Nya, Ia telah dijadikan batu penjuru dan batu utama, pusat dari seluruh kesatuan dan sumber kekuatan.” Boleh jadi di sini Petrus memilih mengutip kata-kata tadi karena Kristus sendiri telah menggunakannya untuk menjawab tuntutan para imam kepala dan tua-tua perihal kuasa-Nya, tidak lama sebelum itu (Mat. 21:42). Kitab Suci merupakan senjata ampuh yang sudah teruji dalam menghadapi pertentangan rohani kita. Oleh karena itu, biarlah kita tetap berpegang padanya.
- [2] Kita berutang budi kepada nama Yesus demi kepentingan kita sendiri. Kita akan binasa jika tidak berlindung di dalam nama ini dan menjadikannya tempat pelarian dan menara kita yang kuat. Sebab kita tidak dapat diselamatkan selain oleh Yesus Kristus, dan jika kita tidak diselamatkan selamanya, kita akan binasa selamanya (ay. Kis 4:12). Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun selain di dalam Dia. Sama seperti tidak ada nama lain yang dapat menyembuhkan tubuh yang sakit, tidak ada nama lain juga yang dapat menyelamatkan jiwa-jiwa berdosa. “Oleh Dia, dan hanya oleh Dia, dengan menerima dan memeluk ajaran-Nya, keselamatan dapat diharapkan oleh semua orang. Sebab di dunia ini tidak ada satu pun agama lain, bahkan yang diajarkan Musa sekalipun, yang dapat memberikan keselamatan kepada mereka yang sekarang tidak datang untuk menerimanya, saat keselamatan itu diberitakan.” Demikianlah yang dikatakan oleh Dr. Hammond. Amatilah di sini,
- pertama, keselamatan kita adalah urusan kita yang paling utama dan harus berada paling dekat dengan hati kita. Keselamatan itu adalah pertolongan kita dari murka dan kutuk, serta pemulihan bagi kita untuk mendapatkan perkenanan dan berkat Allah.
- Kedua, keselamatan kita tidak terletak di dalam diri kita sendiri, ataupun dapat diperoleh melalui jasa atau kekuatan kita sendiri. Kita dapat menghancurkan diri sendiri, tetapi tidak dapat menyelamatkan diri sendiri.
- Ketiga, di antara umat manusia ada banyak nama yang mengaku-ngaku dapat menyelamatkan, tetapi sebenarnya tidak. Banyak lembaga agama yang mengaku-ngaku dapat mengadakan perdamaian dan hubungan antara Allah dan manusia, tetapi tidak mampu melakukannya.
- Keempat, Hanya melalui Kristus dan nama-Nyalah segala kebaikan yang perlu bagi keselamatan kita dapat diharapkan dari Allah, dan supaya semua amal bakti kita dapat diterima Allah. Inilah kehormatan yang ada di dalam nama Kristus, yaitu bahwa nama itu sajalah satu-satunya nama yang melaluinya kita akan diselamatkan, satu-satunya nama yang harus kita panggil saat kita datang dengan semua permohonan kita kepada Allah. Nama ini telah ditetapkan. Allah sendirilah yang telah menetapkannya, dan ini adalah keuntungan tak terhingga yang diberikan dengan cuma-cuma kepada kita. Nama itu diberikan di bawah kolong langit. Kristus tidak hanya memiliki nama yang agung di sorga, tetapi juga nama yang agung di bawah kolong langit. Ia memiliki segala kuasa baik di dunia atas maupun dunia bawah. Nama itu diberikan kepada manusia, yang membutuhkan keselamatan, manusia yang akan binasa. Kita dapat diselamatkan oleh nama-Nya, yakni TUHAN keadilan kita, dan kita tidak dapat diselamatkan oleh nama lain. Seberapa jauh mereka yang tidak mengenal atau tidak percaya kepada Kristus bisa mendapat perkenanan Allah dan bisa hidup dengan terang yang mereka dapatkan, itu bukanlah urusan kita untuk menentukannya. Tetapi satu hal kita tahu, bahwa perkenanan apa pun yang dapat menyelamatkan dan yang bisa diterima orang adalah karena Kristus dan demi Dia semata. Jadi tetap saja, keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia. Aku menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku (Yes. 45:4).
- IV. Bagaimana pengadilan ini dipojokkan oleh Petrus dan Yohanes melalui pembelaan mereka itu (ay. Kis 4:13-14). Sekarang janji yang diberikan Kristus itu digenapi, bahwa Ia akan memberi mereka kata-kata hikmat, sehingga mereka tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawan mereka.
- 1. Para imam tidak mampu membantah bahwa kesembuhan orang lumpuh itu merupakan kebajikan sekaligus mujizat. Orang itu berdiri di sana bersama Petrus dan Yohanes, siap membuktikan kebenaran kesembuhan itu bila diberi kesempatan, dan mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya (ay. Kis 4:14), atau menyangkal dan meremehkannya. Untung saja kejadian itu tidak terjadi pada hari Sabat, kalau tidak mereka akan mempunyai alasan untuk menentangnya.
- 2. Dengan seluruh kemegahan dan kekuasaan mereka pun para imam itu tidak sanggup mengalahkan Petrus dan Yohanes. Kesembuhan orang lumpuh itu bukanlah mujizat yang kecil, mengingat betapa para imam ini merupakan musuh besar nama Kristus (cukup untuk membuat gemetar siapa pun yang mendukung Dia). Juga mengingat betapa kecil hati dan pengecutnya sikap para murid itu sebagai pendukung-Nya belum lama berselang, khususnya Petrus, yang menyangkali Dia karena takut kepada seorang hamba perempuan. Namun, sekarang mereka bisa melihat keberanian Petrus dan Yohanes (ay. Kis 4:13). Boleh jadi ada sesuatu yang luar biasa dan sangat mengagumkan dalam perilaku mereka. Mereka tidak saja tampak sama sekali tidak takut terhadap para pemimpin itu, tetapi juga berani dan menakutkan bagi orang-orang itu. Mereka memancarkan keagungan dari wajah mereka, cahaya dari mata mereka, dan wibawa, kalau bukan sesuatu yang menimbulkan kengerian dalam suara mereka. Mereka meneguhkan hati seperti keteguhan gunung batu, seperti sang nabi (Yes. 50:7; Yeh. 3:9). Keberanian para pengikut setia Kristus sering kali membingungkan para penganiaya mereka yang bengis. Sekarang,
- (1) Kita diberi tahu di sini tentang apa yang membuat para imam itu semakin terheran-heran. Mereka mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar. Mereka bertanya, baik kepada kedua rasul itu sendiri maupun kepada sesama mereka, atau orang lain, dan mendapati bahwa keduanya berasal dari kalangan miskin, lahir di Galilea, dibesarkan sebagai nelayan, tidak pernah memperoleh pendidikan di sekolah, tidak pernah duduk di bangku sekolah tinggi, tidak pernah belajar pada salah satu rabi, dan tidak pernah bicara di hadapan sidang pengadilan, pertemuan, ataupun sekolah tinggi. Tidak, bahkan seandainya saat itu ada orang yang berbicara tentang filsafat, matematika, atau politik dengan mereka, ia akan mendapati bahwa mereka sama sekali tidak tahu apa pun tentang hal-hal itu. Sekalipun begitu, bila berbicara tentang Mesias dan kerajaan-Nya, mereka mampu membicarakannya dengan begitu jelas, terang, dan meyakinkan, dengan mengutip Kitab Suci Perjanjian Lama yang berhubungan, sehingga hakim yang paling terpelajar pun tidak mampu membantah mereka atau berdebat dengan mereka. Rasul-rasul itu adalah orang biasa yang tidak terpelajar – idiōtai, orang-orang biasa, orang-orang yang tidak punya kedudukan atau pekerjaan yang dikenal orang banyak. Oleh sebab itu para imam heran melihat keduanya bisa memiliki pernyataan-pernyataan yang sedemikian hebat itu. Di mata mereka, kedua rasul itu hanyalah orang-orang bodoh (itulah makna kata itu sebenarnya). Mereka memandang rendah kedua rasul itu seolah-olah keduanya hanyalah orang biasa belaka dan tidak berharap banyak dari mereka. Sikap ini membuat mereka bertanya-tanya dan ingin tahu kebebasan seperti apa yang dimiliki kedua orang itu.
- (2) Kita diberi tahu apa yang membuat keheranan mereka itu surut: mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Boleh jadi mereka sendiri pernah melihat keduanya bersama Dia di Bait Allah, dan sekarang mereka teringat bahwa mereka pernah melihat kedua rasul itu. Atau, mungkin juga beberapa pelayan atau orang-orang di sekitar mereka melaporkan hal itu kepada mereka, sebab mereka sendiri tidak mau dianggap memperhatikan orang-orang dengan kedudukan rendah seperti itu. Namun, ketika mereka mengenali keduanya sebagai pengikut Yesus, pernah bergaul akrab dengan-Nya, menyertai Dia, dan terlatih di bawah pengawasan-Nya, mereka pun tahu harus menghubungkan keberanian itu kepada siapa. Bahkan, keberanian mereka dalam hal-hal ilahi sebenarnya sudah cukup untuk menunjukkan dari siapa mereka memperoleh pendidikan mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang menjadi pengikut Yesus, yang bergaul akrab dan bersekutu dengan-Nya, mendengarkan perkataan-Nya, berdoa di dalam nama-Nya, dan memperingati kematian serta kebangkitan-Nya, harus menjaga perilaku mereka dalam segala hal, supaya orang-orang yang bergaul dengan mereka bisa mengenal mereka sebagai pengikut Yesus. Hal inilah yang membuat mereka begitu suci, sorgawi, rohani, dan bersukacita. Hal ini telah meninggikan mereka jauh di atas dunia ini, dan mengisi mereka dengan perkara lain. Orang bisa tahu bahwa mereka telah berada di gunung itu, karena cahaya yang memancar dari wajah mereka.
SH: Kis 4:1-12 - Kuasa memberitakan Injil (Jumat, 12 Juni 2009) Kuasa memberitakan Injil
Apa yang menjadi daya dorong begitu kuat bagi anak-anak Tuhan untuk
memberitakan Injil dengan berani, bahkan bila harus ...
Kuasa memberitakan Injil
Apa yang menjadi daya dorong begitu kuat bagi anak-anak Tuhan untuk
memberitakan Injil dengan berani, bahkan bila harus menghadapi
risiko dianiaya? Roh Kudus yang ada di dalam diri mereka (ayat
8)!
Oleh dorongan Roh Kudus, Petrus telah mendemonstrasikan kuasa kebangkitan Yesus melalui penyembuhan seorang lumpuh. Kuasa yang sama memampukan Petrus untuk berkhotbah bahwa Yesuslah penggenapan PL untuk keselamatan umat manusia. Di hadapan Mahkamah Agama yang marah karena pemberitaannya yang dianggap provokatif, sekali lagi Roh Kuduslah yang berperan di dalam Petrus (ayat 8).
Kuasa Roh Kudus bukan sekadar dorongan emosional. Kuasa itu bekerja memberi kesaksian akan kuasa Kristus yang dahsyat dan nyata. Orang banyak yang percaya oleh pemberitaan Petrus adalah bukti nyata kuasa tersebut (ayat 4). Kuasa yang sama memampukan Petrus \'membela\' pelayanan dan khotbahnya dengan baik. Ia menyatakan bahwa yang ia lakukan adalah hal yang baik, yang tak dapat digugat secara hukum (ayat 9). Tidak ada yang salah dengan menyembuhkan orang sakit dan mengkhotbahkan sumber kesembuhan tersebut. Petrus konsisten dengan khotbah sebelum ini, yaitu bahwa Yesus, yang orang Yahudi salibkan tetapi yang Allah bangkitkan, adalah sumber kesembuhan orang lumpuh itu (ayat 10). Petrus mengutip Mzm. 118:22 sebagai dasar firman yang menegaskan pilihan Allah atas Yesus sebagai Juruselamat manusia. Bahkan dengan tegas ia mengatakan bahwa Yesuslah Juruselamat satu-satunya (ayat 12).
Gereja dipanggil untuk memberi kesaksian tentang Yesus bukan dengan kekuatan dan hikmat sendiri. Roh Kudus akan memakai tiap anak Tuhan yang memperlengkapi diri dengan kebenaran firman Tuhan dan yang mau taat pada pimpinan-Nya. Jangan pernah digentarkan oleh kuasa manusia manapun yang mau menghalangi tugas pemberitaan Injil, karena kuasa-Nya nyata. Akan ada orang-orang yang dimenangkan kepada Kristus lewat pemberitaan Injil yang kita lakukan.

SH: Kis 4:1-12 - Kuasa versus amarah. (Sabtu, 14 Juni 2003) Kuasa versus amarah.
Sangat menarik jika kita mau membaca Lukas dan Kisah Para Rasul
sebagai suatu karya tulis yang besar. Apalagi mengamati
...
Kuasa versus amarah.
Sangat menarik jika kita mau membaca Lukas dan Kisah Para Rasul
sebagai suatu karya tulis yang besar. Apalagi mengamati
perkembangan, perpindahan bahkan kontras dari berbagai tema dan
tokoh di dalamnya.
Contohnya adalah Petrus. Sebelum ini, pembaca bertemu dengan Petrus yang ketakutan dan akhirnya menyangkali Yesus ketika ia menghadapi tuduhan secara berturut-turut oleh tiga orang di rumah Imam Besar (Luk. 22:54-62). Kini, setelah Pentakosta, Petrus bersama-sama dengan Yohanes menghadapi amarah para pembesar keagamaan Yahudi (ayat 1-2) dengan suatu seruan pemberitaan Injil yang tidak malu-malu dan berani. Di dalam sidang yang sama yang telah menghukum Yesus dengan hukuman mati (Luk. 22:63-71), Petrus memperhadapkan para pemimpin Yahudi kepada suatu fakta yang tidak dapat ditolak. Mereka tidak dapat menyangkal bahwa si lumpuh memang telah disembuhkan. Petrus menyatakan bahwa jika mereka mengakui kesembuhan si lumpuh, seharusnya mereka mengakui juga kebenaran kesaksian Petrus yang menyatakan bahwa si lumpuh disembuhkan karena kuasa Nama Yesus (ayat 9-10). Tidak hanya itu, sesuai dengan nas PL, Yesus Sang Mesias yang telah mereka tolak itu justru adalah bagian terpenting dari bangunan yang sedang didirikan Allah, yaitu umat-Nya (bdk. Luk. 20:17). Yang terutama adalah, hanya di dalam nama Yesus Kristus sajalah manusia dapat diselamatkan (ayat 12). Keyakinan Petrus dan Yohanes yang didasarkan pada tuntunan Roh Kudus (ayat 8) inilah yang menjadi dasar dari tindakan, perkataan dan keberanian mereka. Keberanian ini tidak sia-sia, karena kesaksian mereka berbuah demi kemuliaan Tuhan (ayat 4).
Renungkan: Kristen menjadi berani bukan karena bakat ataupun pemotivasian psikologis, tetapi karena Roh Kudus. Keberanian dalam Roh itu akan memampukan bersaksi dan bertindak dalam ketaatan.

SH: Kis 4:1-22 - Menghadapi ancaman dan tekanan. (Jumat, 28 Mei 1999) Menghadapi ancaman dan tekanan.
Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus
dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancam...
Menghadapi ancaman dan tekanan.
Akibat dari kesaksian dan pengajaran tentang Allah, kini Petrus
dan Yohanes harus menghadapi tekanan dan ancaman dari para
pemimpin agama dan penguasa wilayah setempat. Mereka berdua
ditangkap, bukan karena berbuat jahat, tetapi memberitakan Injil.
Meskipun demikian, mereka tidak gentar. Bahkan kehadiran mereka di
antara para pemimpin agama itu; mereka manfaatkan sebagai
kesempatan untuk bersaksi bahwa keselamatan hanya ada di dalam
Yesus Kristus yang telah disalibkan dan dibangkitkan Allah dari
antara orang mati.
Gereja bersaksi. Petrus dan Yohanes bukanlah orang-orang terpelajar, tetapi memiliki keberanian dan hikmat luar biasa untuk bersaksi. Bahkan larangan dan ancaman tidak menghalangi semangat iman mereka untuk menyaksikan bahwa: "Tak ada nama lain selain Dia, Yesus Kristus!" Semangat bersaksi Petrus dan Yohanes hendaklah juga mengobarkan semangat Gereja masa kini. Meskipun berada di bawah tekanan dan ancaman, Gereja harus terus bersaksi. Allah pasti memberikan kekuatan, keberanian dan hikmat luar biasa bagi mereka yang mengobarkan kebenaran Injil.
Renungkan: Ketika bersaksi atau menyuarakan kebenaran, pernahkah kita merasa takut karena ancaman dari penguasa?
Utley -> Kis 4:5-12
Utley: Kis 4:5-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:5-125 Pada keesokan harinya, Pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan siding di Yerusalem; ...
NASKAH NASB (UPDATED): Kis 4:5-12
5 Pada keesokan harinya, Pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan siding di Yerusalem; 6 dengan Imam Besar Hanas dan kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. 7 Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" 8 Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, 9 jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, 10 maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati – bahwa oleh karena nama itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. 11 Yesus adalah BATU YANG DIBUANG oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri -, namun ia TELAH MENJADI BATU PENJURU. 12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."
Kis 4:5 "Pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat" Sanhedrin (yaitu dewan, Kis 5:21, dari wilayah Yerusalem; Dewan tua-tua, Kis 22:5) adalah terdiri dari tujuh puluh pemimpin Yahudi. Itu adalah badan politik tertinggi/badan keagaamaan (yang diperbolehkan Roma) dalam Yudaisme pada zaman Yesus. Konsep ini dimulai (yaitu tradisi Yahudi) oleh Ezra dan "orang-orang dari Sinagoga Besar" ini. Biasanya diidentifikasi dalam Perjanjian Baru dengan frase, "para ahli Taurat, tua-tua dan Pemimpin-pemimpin Yahudi" (lih. Luk 23:13; Kis 3:17; 4:5,8; 13:27).
Kis 4:6 "Annas" Dalam bahasa Yunani namanya adalah Hanas; Yosepus menyebutnya Hannanos. Nama tersebut tampaknya berasal dari bahasa Ibrani "berbelas kasihan" atau "baik budi" (h~n~n).
Dalam PL jabatan imam besar adalah seumur hidup dan berada dalam garis keturunan Harun. Namun, Roma telah mengubah jabatan ini menjadi saluran politik, dibeli oleh keluarga Lewi. Imam besar mengawasi dan menjalankan perdagangan di Pengadilan Wanita. Pembersihan bait suci oleh Yesus membuat keluarga ini geram.
Menurut Flavius Josephus, Hannas adalah Imam Besar sejak 6-14 Masehi. Ia diangkat oleh Quirinius, gubernur Syria dan disingkirkan oleh Valerius Gratus. Kerabatnya (5 putra Kis 1 cucu) menyokongnya. Kayafas (18-36 Masehi), menantunya laki-laki (lih. Yoh 18:13), adalah penerus langsungnya. Hanas adalah kekuatan nyata di belakang kedudukan tersebut. Yohanes menggambarkan dia sebagai orang pertama kepada siapa Yesus di tangkap (lih. Kis 18:13,19-22).
□ "Kayafas" Dia diangkat imam oleh Valerius Gratus, prokurator dari Yudea (lih. MS D, >I∩nathas, lih. NEB, NJB) sejak 18-36 masehi.
□ "Yohanes" Ini mungkin merujuk kepada Yonatan, yang dikatakan kepada kita oleh Josephus, salah satu putra Hanas yang menjadi Imam besar pada 36 Masehi setelah kayafas. Namun, UBS4 memiliki >I∩anns (yaitu Yohanes) sebagai rating (tertentu); bahkan REB kembali kepada Yohanes.
□ "Aleksander" Tidak ada yang diketahui mengenai orang ini, tapi dia, seperti Yohanes, kemungkinan adalah anggota keluarga Hanas atau anggota terkemuka kelompok Saduki.
Kis 4:7 "Saat mereka dihadapkan kepada sidang itu" para anggota Sanhedrin duduk membentuk setengah lingkaran di panggung.
□ "Mereka mulai diperiksa" ini adalah IMPERFECT TENSE, yang berarti baik (1) tindakan berkelanjutan di masa lalu atau (2) permulaan tindakan.
□ "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah" Mereka menyindir dengan mengatakan bahwa kesembuhan itu dilakukan dengan kekuatan sihir (lih. Kis 19:13). Mereka mencoba tipuan yang sama seperti pada Yesus (lih. Luk 11:14-26; Mr 3:20-30). Mereka tidak dapat menyangkal mujizat sehingga mereka berusaha untuk menentang metodenya atau sumber kuasa tersebut.
Kis 4:8 "Penuh dengan Roh Kudus" Roh Kudus adalah sumber hikmat dan keberanian bagi para Rasul (lih. Luk 12:11-12; 21:12-15) Ingat ini adalah orang yang sama yang hanya dalam beberapa hari sebelumnya telah menyangkal Tuhan karena ketakutan (lih. Kis 4:13). Perhatikan bahwa Petrus "dipenuhi" (cf. Kis 2:4; 4:8,31). Hal ini menunjukan bahwa itu adalah pengalaman yang berulang (lih. Ef 5:18). Lihat catatan lengkap di Kis 2:4; 3:10.
Kis 4:9 "Jika" Ini adalah kalimat FIRST CLASS CONDITIONAL yang diasumsikan benar untuk kepentingan penulis.
□ "Jika kami sekarang harus diperiksa" secara harfiah istilah Yunani ini berarti "diperiksa oleh pengadilan" (lih. Kis 12:19; 24:8; 28:18; Luk 23:14). Istilah ini digunakan orang Yahudi Berea dalam memeriksa Alkitab untuk melihat apakah Paulus menafsirkan secara akurat bagi mereka (lih. Kis 17:11).
□ "Karena suatu kebajikan kepada seorang sakit" Petrus menyatakan persidangan ini tidak tepat dan bertentangan dengan kondisi keadaan lingkungan dimana saat itu sedang terjadi mujizat kesembuhan dan anugerah luar biasa. Justru seharusnya mereja memuji Allah!
□ "Telah disembuhkan" ini adalah PERFECT PASSIVE INDICATIVE, berarti kesehatan sempurna dan pemulihan kakinya.
Kis 4:10 "Maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel" ini adalah PERFECT ACTIVE IMPERATIVE . Roh Kudus telah membuat Petrus berani. Dia tidak takut dengan ketetapan peradilan. Para pemimpin ini tidak bisa terus menguburkan Kristus dan mereka tidak dapat menyangkali orang yang telah disembuhkan berdiri di depan mereka!.
□ "Bahwa dalam nama Yesus Kristus Orang Nazaret" Petrus mengambil pertanyaan mereka dan menjawab secara khusus bagaimana Mujizat terjadi. Lihat Topik Khusus: Yesus orang Nazaret di Kis 2:22.
□ "Yang telah kamu salibkan" Ini adalah kebenaran yang nyata. Mereka memprovokasi kematianNya. Perhatikan "oleh kamu" dalam ayat Kis 4:11, yang juga menyatakan rasa bersalah mereka.
□ "Yang telah dibangkitkan Allah" Perjanjian Baru menegaskan bahwa ketiga pribadi dalam Tritunggal itu aktif dalam kebangkitan Yesus: (1) Roh, Rom 8:11; (2) Yesus, Yoh 2:19-22; 10:17-18; dan (3) Bapa, Kisah
Para Rasul Kis 2:24,32; 3:15,26; 4:10; 5:30; 10:40; 13:30,33,34,37; 17:31; Rom 6:4,9. Ini merupakan konfirmasi kebenaran kehidupan dan pengajaran Yesus tentang Allah dan juga penerimaan penuh Bapa tentang pertukaran kematian Yesus. Ini adalah aspek utama dari Kerygma (yaitu khotbah di bukit dalam Kisah para rasul).
□ "Orang ini berdiri sekarang" Ini adalah permainan kata "berdiri". Orang lumpuh itu bangkit dan berdiri di hadapan mereka.
Kis 4:11 Ini adalah kutipan dari Mazm 118:22, tetapi bukan dari naskah Masoretic atau Septuaginta (lih. Ef 2:20; 1Pet 2:4ff). Yesus menggunakan ini untuk menyatakan diriNya dalam Mr 12:10 dan Luk 20:17, diambil dari Septuaginta. Ini berarti penggenapan nubuat Perjanjian Lama Mesias yang ditolak yang telah menjadi jantung rencana kekal Allah bagi penebusan Israel dan dunia. Ini adalah pernyataan yang mengejutkan bagi para pemimpin Yahudi (lih. 1Tim 2:5).
- NASB "Kepala Batu penjuru"
- NKJV "Kepala batu penjuru"
- NRSV, NJB "Batu penjuru"
- TEV "batu… yang paling penting dari semua"
Kis 4:12 "Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga". Ini merupakan pernyataan DOUBLE NEGATIVE yang kuat. Tidak ada keselamatan di dalam Abraham atau Musa (lih. Yoh 14:6; 1Tim 2:5). Sebuah pernyataan yang mengejutkan! Hal ini sangat sempit namun juga sangat jelas, Yesus percaya bahwa hanya melalui hubungan pribadi dengan diriNya manusia dapat mengenal Allah. Petrus dengan berani menyatakannya kepada para pemimpin elit Yahudi. Hal ini sering disebut sebagai skandal eksklusif kekristenan. Tidak ada jalan tengah di sini. Pernyataan ini benar atau Kekristenan itu palsu!
□ "di bawah kolong lngit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia". Partisip "telah diberikan" adalah PERFECT PASSIVE. Allah telah menetapkan ini! Yesus adalah jawaban-Nya (Allah) terhadap kebutuhan spiritual umat manusia. Tidak ada Rencana B! Buku yang bagus mengenai pernyataan eksklusif kekristenan lihat H. A. Netland, Dissonant Voices: Religious Pluralism and the Question of Truth.
□ "di antara manusia" Menunjukkan unsur universal (lih. Yoh 3:16; 1Tim 2:5; 2Pet 3:9
□ "yang olehnya kita dapat diselamatkan" Frase ini memiliki dua kata kerja.
- 1. dei, PRESENT ACTIVE INDICATIVE, "kita harus"
- 2. sōthēnai, AORIST PASSIVE INFINITIVE dari sōzō, "diselamatkan"
Kata "selamat" memiliki dua arti di PB.
- 1. Pembebasan fisik (pengertian di PL, lih. Mat 9:22; Mr 6:56; Luk 1:71; 6:9; 7:50; Kis 27:20,31; Yak 1:21; 2:14; 4:12; 5:20)
- 2. Keselamatan secara roh (penggunaan di PB, lih. Luk 19:10; Kis 2:21,40,47; 11:14; 15:11; 16:30-31)
Orang lumpuh mengalami keduanya. Para pemimpin agama perlu percaya Yesus sebagai satu-satunya harapan mereka untuk penerimaan dan pengampunan! Manusia harus diselamatkan dan Yesus adalah satu-satunya jalan untuk mencapainya. Kutipan PL dalam ayat Kis 4:12 menunjukkan Ia selalu melakukan rencana Allah (lih. Yes 8:14-15; 28:14-19; 52:13-53:12).
Topik Teologia -> Kis 4:8
Topik Teologia: Kis 4:8 - -- Roh Kudus
Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Se...
- Roh Kudus
- Roh Kudus dalam Diri Orang-orang Percaya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Ramah Terhadap Orang Lain
- Teladan Keramahtamahan: Petrus
- Gereja
- Organisasi dan Jabatan Gereja
- Para Pelayan Umum
- Kualifikasi Pemimpin
- Ima 10:3-11 Ima 21:5-6 Yos 1:8 1Sa 2:35 2Ta 6:41 Ezr 7:10 Yes 52:11 Yer 1:7-8 Yer 3:14-15 Yer 20:8-9 Mal 2:6-7 Mat 10:16-25 Mat 20:25-28 Mat 23:8-11 Luk 12:42-44 Luk 24:49 Yoh 10:2-5,11-16 Yoh 13:13-17 Yoh 17:15-20 Kis 4:8,31 Rom 2:21-23 1Ko 2:2 1Ko 3:5-9 1Ko 4:1-2,10-13 1Ko 9:16-23 2Ko 2:15-17 2Ko 4:1-11 2Ko 6:3-10 Gal 6:17 1Te 2:3-12 1Ti 6:11-14 2Ti 1:13-14 2Ti 2:1-7,15,20-26 2Ti 3:14 Tit 2:1,7-8 Yak 3:13 1Pe 4:10-11
TFTWMS -> Kis 4:7-8; Kis 4:8-14
TFTWMS: Kis 4:7-8 - Jangan Mengikuti Permainan Iblis JANGAN MENGIKUTI PERMAINAN IBLIS (Kis 4:7, 8)
Ayat 5 mengatakan bahwa "pada keesokan harinya" para anggota Sidang "berkumpul" di ...
JANGAN MENGIKUTI PERMAINAN IBLIS (Kis 4:7, 8)
Ayat 5 mengatakan bahwa "pada keesokan harinya" para anggota Sidang "berkumpul" di Yerusalem. Ketika mereka telah menempatkan rasul-rasul itu di tengah-tengah ruangan, mereka mulai menanyai mereka, "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" (ay. 7). Bayangkanlah Anda adalah salah seorang dari rasul-rasul itu. Di sekeliling Anda, duduk dalam posisi setengah lingkaran, adalah tujuh puluh satu hakim32yang memakai jubah berwarna kusam dengan wajah bersikap memusuhi. Di seberang mereka ada beberapa orang lain yang sama menentangnya. 33Di setiap sisi terdapat petugas pengadilan. Di tengah-tengah ruangan, pusat semua rasa kebencian, berdiri tiga orang—Anda, seorang rasul yang lain, dan laki-laki yang telah disembuhkan. 34Anda menyapu ruangan itu dengan pandangan Anda untuk mencari satu wajah yang bersahabat, satu saja—dan Anda tidak dapat menemukannya. Lalu Anda ingat bahwa ini adalah kelompok yang sama yang telah menghukum mati Yesus! Situasinya telah diperhitungkan untuk mengintimidasi rasul-rasul itu. Saya sudah pasti merasa terintimidasi!
Ketika sidang formal ini dimulai, kita memiliki perasaan bahwa kita sedang melihat suatu pengulangan atas apa yang telah terjadi sebelumnya. Pengadilan itu seharusnya dimulai dengan pembacaan tuduhan secara resmi. Sebaliknya, sidang itu dimulai dengan sebuah pertanyaan samar-samar: "Mereka mulai menanyakan, 'Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?'" 35Mengacu kepada apakah perkataan "demikian itu": penyembuhan, pemberitaan, atau hal lainnya? Juri yang termasyhur itu tidak memiliki alasan yang sah untuk menangkap rasul-rasul itu (ay. 21), dan mereka berharap Petrus dan Yohanes akan memberikan jawaban ngawur yang akan memberi mereka alasan untuk menghukum rasul-rasul itu. Dimanakah kita sebelumnya pernah menemukan prosedur ini? Dalam "pengadilan" Yesus! (Lukas 22:66-71). Pada "pengadilan" Petrus dan Yohanes, kita memiliki wajah-wajah yang sama, prasangka yang sama, kemunafikan yang sama, alur pertanyaan yang sama! Para pemimpin Yahudi itu sedang mengharapkan adanya benang kusut yang dapat mereka urai untuk melenyapkan pengaruh rasul-rasul itu!36
Meskipun pertanyaan itu terkesan samar-samar, namun pertanyaan itu memiliki tiga jebakan yang potensial. Pertama mereka bertanya, "Dengan kuasa ... kamu bertindak demikian itu?" Kata "kuasa" adalah terjemahan dari kata Yunani yang juga diterjemahkan sebagai "mujizat-mujizat" 37dan dapat diterjemahkan sebagai "kuasa mujizatiah." Berdasarkan Taurat Musa, sihir merupakan pelanggaran besar. Jika rasul-rasul itu mengatakan apa saja yang akan menunjukkan mereka melakukan sihir, maka mereka dapat dihukum mati.
Selanjutnya, Sidang itu bertanya, "Dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" "Nama" digunakan dalam pengertian "otoritas."38Beberapa hari sebelum penyaliban-Nya, orang-orang yang sama menemui Yesus dan bertanya, "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberi kuasa itu kepada-Mu?" (Matius 21:23). Sekarang mereka menanyai rasul-rasul itu dengan pertanyaan yang sama. Dalam kedua kasus itu, mereka menyiratkan, "Kami ini satu-satunya yang berkuasa. Betapa beraninya kalian bersikap seakan-akan kalian berkuasa!" Mereka berharap rasul-rasul itu akan mengutip beberapa sumber otoritas yang tidak sah.
Jebakan yang ketiga adalah yang paling halus—dan yang paling mematikan. Dalam terjemahan bahasa Inggris [dan Indonesia] jebakan itu tidak kentara. Dalam naskah aslinya, kata "kamu" diletakkan diakhir kalimat sebagai penekanan. Bila Anda membaca kalimat itu, maka kata "kamu" harus ditekankan: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Dengan kata lain, "Lihatlah kepada kami dan lihatlah ke diri kalian. Menurut kalian siapakah kalian ini yang berani menantang kami dan otoritas kami?" Mereka menganggap rasul-rasul itu sebagai "orang biasa yang tidak terpelajar" (ay. 13). Ada nada sinis di dalam suara mereka saat mereka menginterogasi Petrus dan Yohanes. Pertanyaan dan cara mereka ditanyai dirancang untuk memancing meledaknya amarah rasul-rasul itu. Para pemimpin itu bersandar pada amsal "Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi" (Amsal 10:19).
Ketika Iblis menyusahkan Anda, ia ingin Anda bermain menurut aturannya. Ia ingin Anda bereaksi sama; ia ingin Anda membalas kejahatan dengan kejahatan. Jika ia dapat membuat Anda bermain menurut aturannya, ia sudah memenangkan perlombaan itu!
Jika saya yang berdiri di situ, perasaan saya akan terpukul dan sakit. Saya mungkin dikendalikan oleh Sidang itu dan membiarkan amarah mengontrol lidah saya. Bagaimanapun, simaklah cara Petrus menjawab: "Maka jawab Petrus, ... ; 'Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, ....'" (ay. 8). Perkataan "pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua" adalah cara yang penuh hormat untuk menyapa kumpulan itu. Seorang penulis menerjemahkan perkataan itu seperti ini, "Para pemimpin yang terhormat dan para pemimpin bangsa kita."39Saat Petrus memulai pembelannya, ia bersikap sopan! "Pedang Roh akan menusuk cukup dalam tanpa perlu membubuhi garam ke dalamnya."40Kita harus bersikap sopan kepada semua orang, bukan karena mereka itu pantas disopani, tetapi karena kita berusaha menjadi sebagaimana kita seharusnya!
Lain kali Iblis menyusahkan Anda, Anda mungkin tergoda untuk menjadi sama bengis dan bencinya seperti orang-orang yang menindas Anda. Bagaimanapun, Yesus telah mengatakan untuk memberikan pipi lainnya (Matius 5:39). Jangan biarkan Iblis menipu Anda untuk bermain menurut aturannya!

TFTWMS: Kis 4:8-14 - Lupakanlah Kepentingan Pribadi Anda 12 LUPAKANLAH KEPENTINGAN PRIBADI ANDA (Kis 4:8-14)
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita memulai sebuah kajian bertopik "Ketika Iblis Menyusahk...
12 LUPAKANLAH KEPENTINGAN PRIBADI ANDA (Kis 4:8-14)
Dalam pelajaran kita sebelumnya, kita memulai sebuah kajian bertopik "Ketika Iblis Menyusahkan Anda." Dari ayat 1 sampai 7, kita mengusulkan ini: (1) Jangan Terkejut, (2) Jangan Melempar Handuk, (3) Jangan Mengikuti Permainan Iblis. Dalam ayat 8 sampai 14, kita mempunyai pembelaan Petrus di hadapan Sidang. Ada satu prinsip yang bercahaya di dalam seluruh perkataan Petrus: Petrus lebih peduli dengan Kristus dan injil daripada dengan dirinya sendiri.
ROH
Saat Petrus memulai pembelaannya, ia "penuh dengan Roh Kudus" (ay. 8a). Sewaktu Yesus mengingatkan para murid-Nya tentang pemenjaraan, Ia berkata, "Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu" (Lukas 21:14, 15).1Saya tidak tahu bagaimana Petrus menghabiskan malam harinya di dalam penjara itu,2tetapi saya tahu ia tidak menghabiskan malam harinya itu untuk mempersiapkan pembelaannya. "Penuh dengan Roh Kudus" berarti ia ada di bawah kendali Roh. Roh Yesus 3akan berbicara kepada Sanhedrin melalui dia.
PERSOALAN
Pertanyaan yang ditanyakan oleh Sidang ("Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?") boleh jadi tidak jelas maksudnya, tetapi pertanyaan itu mendukung tujuan Petrus secara sempurna, sebab pertanyaan itu membolehkan dia membuka persoalan. Di bawah bimbingan Roh, ia mengartikan perkataan "demikian itu" mengacu kepada kasus penyembuhan. "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua," kata Petrus, "... kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit4dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan" (ay. 8b, 9). Sewaktu Petrus berkata "orang itu," kemungkinan ia meletakkan tangannya ke atas bahu orang itu yang dahulunya lumpuh yang berdiri di samping mereka (ay. 14). Keadaan saat itu sungguh lucu! Petrus menyadari! Sidang itu pun menyadari!
JURUSELAMAT
Secara tidak langsung, rasul itu kemudian berkata, "Jika kalian benar-benar tertarik tentang siapa yang telah menyembuhkan dia, maka saya akan katakan kepada kalian." Mereka telah menanyakan, "Dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?" Petrus lalu mengumumkan bahwa orang itu telah disembuhkan dalam nama Yesus:
Maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel,5bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati—bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu (ay. 10; huruf miring oleh saya).
Petrus tidak peduli dengan nyawanya sendiri. Jika Anda peduli dengan keselamatan pribadi Anda, maka Anda tidak akan berani menuding-nuding kelompok orang yang paling berkuasa dalam bangsa itu dan menuduh mereka telah menyalibkan Mesias! Apakah yang Petrus pedulikan pada waktu itu? Ia peduli dengan nama Yesus!
Ketika Iblis menyusahkan kita, kita perlu mengingatkan diri sendiri tentang hal ini: Apa yang menimpa kita tidaklah penting, tetapi apa yang menimpa kepentingan Tuhan adalah yang paling penting!6
Simaklah pernyataan berani Petrus bahwa "Allah membangkitkan [Yesus] dari antara orang mati." Ingatlah bahwa bagian yang membuat orang-orang Saduki itu sangat marah adalah ketika rasul-rasul itu "memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati" (ay. 2). Petrus tidak menghindar dari pelbagai masalah kontroversial—khususnya bila para pendengarnya itu perlu mengetahui hal itu!
BATU PENJURU
Petrus belumlah selesai dengan pelbagai tuduhannya. Nelayan "biasa yang tidak terpelajar" ini sekarang memiliki keberanian mengutip isi Kitab Suci yang ditujukan kepada para Teolog: "Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan—yaitu kamu sendiri— namun ia telah menjadi batu penjuru" (ay. 11). Petrus mengutip Mazmur 118:22, yang merupakan salah satu acuan paling awal tentang mesias.7Petrus mengkhususkan nubuatan itu untuk mereka dengan menambahkan kata "kamu": "Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan—yaitu kamu sendiri." "Tukang-tukang bangunan" tidaklah mengacu kepada mereka yang memaku atau mengaduk semen dan pasir. Kata itu mengacu kepada mereka yang bertanggung jawab atas konstruksi bangunan: arsitek, kontraktor, pengawas, mandor. Yang Petrus tuding adalah para arsitek kebijaksanaan bangsa Yahudi. "Kalian para pemimpin," katanya, "adalah orang-orang yang menolak Mesias!"
Mereka menolak Mesias karena mereka mempunyai konsep yang salah tentang Dia: Mereka mengira Mesias akan datang dengan kemegahan dan perayaan, memiliki kekuatan militer yang hebat, dan mengusir bangsa Romawi dari tanah Palestina. Mereka mengira Ia akan memerintah di atas takhta Daud di kota Yerusalem dan segala berkat akan mengalir melalui tanah Palestina. Ketika Yesus datang, Ia merupakan kebalikan dari perkiraan mereka tentang Mesias yang seharusnya—oleh sebab itu mereka menolak Dia. Ia yang mereka tolak, telah Allah jadikan sebagai "batu penjuru" untuk karya ilahi-Nya!
Batu penjuru adalah bagian sebuah bangunan yang paling penting di zaman itu. Batu itu penting untuk konstruksi. Batu itulah yang menyempurnakan pondasi dan menentukan ukuran dan arah susunan bangunan lainnya.8Orang-orang Yahudi menyisakan sebuah ruang terbuka untuk batu penjuru (di dasarkan pada perkiraan mereka tentang Mesias yang seharusnya); namun sewaktu Yesus datang, Ia tidak sesuai dengan ruang yang disisakan itu! Prasangka dan gagasan-gagasan yang telah diyakini sebelumnya adalah benar-benar musuh yang mematikan bagi kebenaran!
KESELAMATAN
Petrus telah melancarkan beberapa pukulan beruntun yang menohok Sidang. Tetapi ia masih menyisahkan pukulan KO untuk penghabisan: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (ay. 12). Alkitab Bahasa Yunani memiliki permainan kata-kata yang tidak terungkap dalam Alkitab bahasa Indonesia [dan Inggris]. "Kata "keselamatan" dan "diselamatkan" di ayat 12 berasal dari kata akar yang sama dengan kata "disembuhkan" di ayat 9. Sama seperti Yesus adalah satu-satunya Orang yang dapat membuat pengemis itu sehat secara jasmani, Ia pun adalah satu-satunya Orang yang dapat membuat umat manusia sehat secara rohani!9
"Keselamatan tidak ada di dalam siapapun"? Pernyataan itu terdengar kampungan tetapi benar. Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:610)! Petrus mengumandangkan pikiran tersebut. Para pendengarnya menganggap diri mereka diselamatkan karena mereka adalah keturunan Abraham dan karena mereka memiliki Taurat Musa. Pada intinya Petrus berkata, "Kalian tidak dapat diselamatkan melalui Abraham atau Musa! Kalian hanya dapat diselamatkan melalui nama Yesus!" Dunia keagamaan pada zaman kini menyatakan bahwa selama Anda menjadi orang baik, Anda bisa masuk sorga dengan ribuan cara yang berbeda. Sekali lagi Petrus akan berkata, "Tidak! Anda hanya dapat diselamatkan melalui nama Yesus!" Berdasarkan kodratnya, kebenaran memang selalu sempit.11
Simaklah kata "kita": "yang olehnya kita dapat diselamatkan." Petrus kemungkinan memberi tanda dengan tangannya bahwa yang dimaksudkan adalah ia sendiri, Yohanes, laki-laki yang telah disembuhkan, Sidang, dan orang lain yang hadir di situ. "Jika ada dari kita—nelayan, pengemis, imam, pemimpin, ahli Taurat, petugas pengadilan, atau siapa saja—mau diselamatkan," ia menekankan, "penyelamatan itu akan melalui Yesus Kristus!"
Petrus sedang mengatakan bahwa para pendengarnya yang agamis itu adalah sesat. Petrus juga sedang mengatakan bahwa Allah memberi kesempatan lagi kepada kelompok itu. Sebagaimana laki-laki lumpuh itu telah disembuhkan secara jasmani, maka para anggota Sidang itu pun dapat diselamatkan secara rohani. Belum terlalu terlambat; menolak dan menyalibkan Yesus bukanlah "dosa yang tidak dapat diampuni." Jika mereka sekarang ini dapat menerima Dia sebagai Mesias, maka mereka masih dapat diselamatkan! Allah adalah Allah yang penuh kasih karunia.
KEBISUAN
Perkataan Petrus itu membuat Sidang itu membisu! "Ketika sidang itu melihat keberanian [NASB "percaya diri," NIV "keteguhan hati"]12Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka" (ay. 13a). "Orang biasa yang tidak terpelajar" artinya rasul-rasul itu tidak mempunyai pendidikan formal (khususnya, pendidikan bagi seorang Rabi) dan tidak mempunyai jabatan formal.13 Dalam lingkaran keagamaan yang diakui, Petrus dan Yohanes itu bukanlah siapa-siapa! Bagaimana bisa mereka berbicara dengan otoritas dan keyakinan seperti itu? Bagaimana bisa mereka membuat tujuh puluh satu orang terpelajar itu bungkam seribu bahasa? Jawabannya datang dari Sidang itu: Mereka "mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus" (ay. 13b). Perkataan itu tidak berarti mereka itu sebelumnya tidak mengenal siapa Petrus dan Yohanes itu,14tidak juga menyiratkan bahwa Sidang itu untuk pertama kalinya menyadari bahwa orang-orang itu adalah murid-murid Yesus. Agaknya, tiba-tiba Sidang itu menyadari bagaimana Petrus dan Yohanes mampu berbicara secara berani dan yakin. Kedua orang itu dapat berbicara seperti itu sebab mereka telah "bersama Yesus"! Sidang itu melihat "apa yang dapat dilakukan [oleh orang-orang ini] karena mereka bersama Yesus!" (Living Bible). Kenangan yang menyakitkan pasti muncul selagi para anggota Sidang itu teringat perang kata-kata dengan Yesus di masa lalu. Yesus juga tidak mempunyai pendidikan formal (simak Yohanes 7:15), namun begitu setiap kali mereka melibatkan Dia dalam perdebatan teologis, mereka kalah.15Mereka mengira masa-masa yang memalukan itu telah berlalu, tetapi di sini Yesus menjadi berlipat ganda—bukan hanya satu orang, tetapi banyak orang yang dapat mengikat mereka tak berdaya seperti yang Yesus pernah lakukan! Betapa malunya mereka!
Ketika Iblis menyusahkan kita, segera terbukti apakah kita ada "bersama Yesus" atau tidak. Jika seluruh pikiran kita dipusatkan untuk kepentingan pribadi, maka kita ini belum meneguk semangat Dia yang "mengosongkan diri-Nya sendiri," dan "merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati" (Filipi 2:7, 8). Jika rasa takut menguasai pikiran kita, maka kita belum pernah sama sekali mempelajari apa yang Ia maksudkan sewaktu Ia berkata, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku" (Yohanes 14:1). Kita mungkin tidak "dipenuhi dengan" suatu manifestasi mujizatiah dari Roh sebagaimana Petrus dan Yohanes; tetapi jika kita sadar bahwa Roh Allah ada bersama kita untuk menolong kita,16 dan jika kita setia kepada Yesus sebagaimana para rasul, maka kita juga dapat melawan serangan gencar iblis dengan keteguhan hati dan percaya diri (Yakobus 4:7).
Setelah Petrus selesai berbicara, timbul jedah yang menyakitkan. "Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya" (ay. 14). Mereka menyadari bahwa mujizat telah terjadi (ay. 16). Dengan bukti bernilai A berdiri di hadapan mereka, "tidak sepatah kata pun mereka dapat katakan" (NIV).
Fakta bahwa "mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya" merupakan kesaksian yang sangat kuat bagi realitas Kebangkitan. Lihat kembali dasar pikiran utama Petrus di ayat 10: (1) Mereka yang duduk dalam Sidang telah menyalibkan Yesus; (2) Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati; (3) Yesus yang dibangkitkan itu telah menyembuhkan laki-laki yang berdiri di hadapan mereka. Para anggota Sidang tidak dapat menyangkal peranan mereka dalam penyaliban Yesus; mereka juga tidak dapat menyangkal bahwa laki-laki itu telah disembuhkan. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat menyangkal bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati!
Gerakan agama Kristen pada waktu itu masih muda dan rentan. Untuk menghancurkan gerakan itu para musuh itu semata-mata hanya harus membuktikan bahwa Yesus tidak dibangkitkan dari antara orang mati. Yang mereka perlu lakukan adalah menampilkan jasad Yesus, atau paling tidak memberikan penjelasan yang masuk akal tentang apa yang telah terjadi atas jasad itu.17Mereka tidak dapat melakukannya. Di zaman kini beberapa orang masih berusaha mencari-cari alasan bahwa Kebangkitan itu tidak terjadi. Jika hal itu dapat dilakukan, maka hal itu pasti akan sudah dilakukan oleh orang-orang skeptis yang hidup pada waktu dan tempat Kebangkitan itu pertama kali diberitakan. Bagaimanapun, mereka itu membisu seribu kata!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulis...
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh KudusTanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama "Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu, kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
- (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
- (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja. Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
- (1) keempat Injil dan
- (2) surat-surat Paulus.
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis 16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
- (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
- (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah (Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa untuk menjadi saksi-Nya
- (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),
- (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
- (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja, bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4). Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman, "mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
- (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
- (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31), ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis 16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
- (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab PB lainnya.
- (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh; kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
- (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
- (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
- (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
- (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejani.
- (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Full Life: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Kis 1:1-11)
I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41)
A. Persiapan untuk Perjanjian
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Kis 1:1-11) - I. Pencurahan Roh Kudus
(Kis 1:12-2:41) - A. Persiapan untuk Perjanjian
(Kis 1:12-26) - B. Hari Pentakosta
(Kis 2:1-41) - II. Hari-Hari Permulaan Gereja di Yerusalem
(Kis 2:42-8:1a) - A. Ciri-Ciri Gereja Rasuli Setelah Pencurahan Roh Kudus
(Kis 2:42-47) - B. Mukjizat Menakjubkan dan Dampak-Dampaknya
(Kis 3:1-4:31) - C. Percobaan yang Berkelanjutan Dalam Hal Saling Membagi
(Kis 4:32-5:11) - D. Kesembuhan-Kesembuhan Lebih Lanjut dan Perlawanan Para Pemimpin Agama
(Kis 5:12-42) - E. Pemilihan Tujuh Diaken
(Kis 6:1-7) - F. Stefanus: Syahid Kristen yang Pertama
(Kis 6:8-8:1) - III.Penganiayaan Menghasilkan Pengembangan
(Kis 8:1-9:31) - A. Orang Kristen Tersebar di Seluruh Yudea dan Samaria
(Kis 8:1-4) - B. Filipus: Pelayanan Seorang Penginjil
(Kis 8:5-40) - C. Saulus dari Tarsus: Pertobatan Seorang Penganiaya
(Kis 9:1-31) - IV. Kekristenan Mulai Tersebar di Kalangan Orang Bukan Yahudi
(Kis 9:32-12:25) - A. Pelayanan Petrus di Lida dan Yope
(Kis 9:32-43) - B. Pelayanan Petrus di Kaisarea
(Kis 10:1-48) - C. Laporan Petrus kepada Gereja di Yerusalem dan Tindakannya Disetujui
(Kis 11:1-18) - D. Antiokhia: Gereja Bukan Yahudi yang Pertama
(Kis 11:19-30) - E. Penganiayaan di Bawah Herodes Agripa I
(Kis 12:1-23) - F. Ringkasan Perkembangan Gereja
(Kis 12:24-25) - V. Perjalanan Misi Pertama Paulus
(Kis 13:1-14:28) - A. Paulus dan Barnabas Diutus oleh Gereja di Antiokhia
(Kis 13:1-3) - B. Wilayah Tertentu Diinjili
(Kis 13:4-14:28) - VI. Sidang di Yerusalem
(Kis 15:1-35) - VII.Perjalanan Misi Kedua Paulus
(Kis 15:36-18:22) - A. Pertentangan Paulus dengan Barnabas
(Kis 15:36-40) - B. Wilayah Lama Dikunjungi Kembali
(Kis 15:41-16:5) - C. Penginjilan Wilayah Baru
(Kis 16:6-18:21) - D. Kembali ke Antiokhia di Siria
(Kis 18:22) - VIII.Perjalanan Misi Ketiga Paulus
(Kis 18:23-21:16) - A. Dalam Perjalanan ke Efesus
(Kis 18:23)
Sisipan: Pelayanan Apolos
(Kis 18:24-28) - B. Pelayanan yang Panjang di Efesus
(Kis 19:1-41) - C. Ke Makedonia, Yunani dan Kembali ke Makedonia
(Kis 20:1-5) - D. Kembali ke Yerusalem
(Kis 20:6-21:16) - IX. Penangkapan Paulus dan Pelayanannya Dalam Penjara
(Kis 21:17-28:31) - A. Di Yerusalem
(Kis 21:17-23:35) - B. Di Kaisarea
(Kis 24:1-26:32) - C. Menuju ke Roma
(Kis 27:1-28:15) - D. Di Roma
(Kis 28:16-31)
Matthew Henry: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita ...
- Dengan rasa puas hati yang melimpah kita sudah menyaksikan bagaimana dasar agama kita yang kudus dibangun di atas sejarah Juruselamat kita yang terberkati itu, yang adalah Sang Pendiri Agung dari agama kita itu. Sejarah itu disampaikan dan dicatat oleh empat penulis yang diilhami Roh Kudus, yang semuanya setuju dengan kebenaran yang suci ini dan bukti-buktinya yang tak terbantahkan, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Di atas batu karang inilah jemaat Kristen dibangun. Bagaimana jemaat itu mulai dibangun di atas batu karang ini, itulah yang selanjutnya akan disampaikan dalam kitab ini, yang ada di hadapan kita sekarang. Dan mengenai hal ini kita hanya mempunyai kesaksian dari satu saksi. Sebab kejadian-kejadian nyata tentang Kristus jauh lebih penting untuk disampaikan dan dibuktikan secara penuh daripada kejadian-kejadian nyata tentang para rasul. Seandainya Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya baik, mungkin kita akan mempunyai Kitab Kisah Para Rasul dalam jumlah yang sama banyak dengan Kitab-kitab Injil yang kita miliki. Bahkan, mungkin kita akan mempunyai lebih banyak lagi kitab Injil. Akan tetapi, karena takut akan terlalu membebani dunia (Yoh. 21:25), maka apa yang ada pada kita sudah cukup untuk memenuhi tujuan, kalau kita mau memanfaatkannya. Sejarah kitab ini (yang selalu diterima sebagai bagian dari kanon suci) dapat dipandang,
- I. Sebagai tindakan menengok ke belakang pada kitab-kitab Injil sebelumnya, dengan menerangkannya, dan membantu meneguhkan iman kita padanya. Janji-janji yang ada di sana kita dapati di sini sedang ditepati, terutama janji-janji agung tentang turunnya Roh Kudus, dan pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan, baik pada diri para rasul maupun dengan para rasul. Di sini dalam beberapa hari kita mendapati para rasul sudah menjadi orang-orang yang sangat berbeda dibandingkan ketika mereka terakhir kali diceritakan dalam Injil. Tidak lagi mereka lemah otak dan kecut hati, tetapi sanggup mengatakan apa yang sebelumnya tidak sanggup mereka tanggung (Yoh. 16:12). Mereka kini berani seperti singa dalam menghadapi kesusahan-kesusahan yang sebelumnya untuk membayangkannya saja mereka sudah gemetar seperti domba. Para rasul membuat firman sanggup meruntuhkan benteng-benteng Iblis, padahal sebelumnya firman itu seakan-akan diberitakan dengan sia-sia. Mandat yang di dalam Injil diberikan kepada para rasul, di sini kita dapati sedang dijalankan. Dan kuasa-kuasa yang di sana dikaruniakan kepada mereka, di sini kita dapati sedang dikerahkan dalam mujizat-mujizat yang diadakan pada tubuh orang. Ada mujizat belas kasihan, yang memulihkan tubuh orang sakit menjadi sehat, dan tubuh yang mati menjadi hidup. Ada mujizat penghakiman, yang membuat para pemberontak menjadi buta atau mati. Dan ada mujizat-mujizat jauh lebih besar yang dilakukan terhadap pikiran orang, dengan memberi mereka karunia-karunia rohani, baik untuk memahami maupun menyampaikan. Dan semua ini untuk memenuhi tujuan-tujuan Kristus, dan melaksanakan janji-janji-Nya, yang kita dapati di dalam Injil. Bukti-bukti kebangkitan Kristus yang ada pada bagian akhir kitab-kitab Injil, di sini diteguhkan dengan melimpah, bukan hanya melalui kesaksian yang tetap dan tak gentar dari orang-orang yang berjumpa dengan-Nya sesudah Ia bangkit, melainkan juga melalui pekerjaan Roh bersama kesaksian itu untuk mempertobatkan banyak orang supaya beriman kepada Kristus. Sebelumnya semua murid Kristus meninggalkan Dia, dan salah satunya mengkhianati Dia. Dan kalau bukan karena kebangkitan-Nya, mereka tidak akan berkumpul bersama-sama lagi, tetapi pasti akan terpencar untuk seterusnya. Namun oleh kebangkitan itu mereka dimampukan untuk mengakui Dia dengan ketetapan hati yang lebih lagi daripada sebelum-sebelumnya, dengan menantang belenggu dan maut. Dan pekerjaan Roh bersama kesaksian itu, yang mempertobatkan banyak orang, adalah sesuai dengan perkataan Kristus sendiri, bahwa kebangkitan-Nya, tanda Nabi Yunus itu, yang disimpan untuk saat terakhir, akan menjadi bukti yang paling meyakinkan bahwa tugas perutusan-Nya sungguh berasal dari Allah. Kristus sudah memberi tahu para murid-Nya bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya, dan kitab ini menggambarkan mereka yang tengah bersaksi bagi-Nya, bahwa mereka harus menjadi penjala manusia, dan di sini kita mendapati mereka menjaring banyak orang dalam jala Injil. Juga bahwa mereka harus menjadi terang dunia, dan di sini kita mendapati dunia diterangi oleh mereka. Tetapi hari itu, kuasa dari tempat tinggi yang penampakan pertamanya kita ketahui dalam Injil, di sini kita dapati bersinar semakin terang. Biji gandum, yang di sana jatuh ke tanah, di sini tumbuh dan berbuah banyak. Biji sesawi di sana sudah menjadi pohon besar di sini. Dan Kerajaan Sorga, yang di sana sudah dekat, di sini didirikan. Nubuatan-nubuatan Kristus tentang penganiayaan besar-besaran yang akan menimpa para pemberita Injil (walaupun tidak dapat dibayangkan bahwa ajaran yang begitu patut diterima sepenuhnya justru menjumpai banyak perlawanan) kita dapati di sini digenapi secara melimpah. Juga bahwa kepastian-kepastian yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat dukungan dan penghiburan yang luar biasa dalam penderitaan mereka. Bagian akhir dari sejarah Perjanjian Lama meneguhkan janji-janji yang dibuat kepada para bapa leluhur di bagian awalnya (seperti yang tampak dari pengakuan Salomo yang terkenal dan khidmat itu, yang terdengar seperti tanda terima lunas, 1Raj. 8:56, dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi). Demikian pula halnya, bagian akhir dari sejarah Perjanjian Baru ini secara persis menggenapi perkataan Kristus di bagian awalnya. Dan dengan begitu, kedua perjanjian itu meneguhkan dan menggambarkan satu sama lain.
- II. Sejarah Kitab Para Rasul ini juga dapat dipandang sebagai tindakan menatap ke depan pada surat-surat kerasulan sesudahnya, yang merupakan penjelasan Injil, dan membukakan rahasia-rahasia kematian dan kebangkitan Kristus, yang sejarahnya kita dapati dalam kitab-kitab Injil. Kitab Kisah Para Rasul ini merupakan pengantar pada surat-surat kerasulan itu, dan merupakan kunci untuknya, seperti sejarah Daud merupakan kunci untuk mazmur-mazmurnya. Kita adalah anggota-anggota jemaat Kristen, kemah Allah yang ada di tengah-tengah manusia itu, dan merupakan kehormatan dan hak istimewa bagi kita bahwa kita termasuk anggota-anggotanya. Nah, kitab ini memberi kita penjelasan tentang dibangunnya dan berdirinya kemah itu. Keempat kitab Injil menunjukkan kepada kita bagaimana dasar dari rumah itu diletakkan, sementara kitab ini menunjukkan kepada kita bagaimana bangunan atasnya mulai didirikan,
- 1. Di antara orang-orang Yahudi dan Samaria, yang kisahnya kita dapati di bagian awal kitab ini.
- 2. Di antara bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang kisahnya kita dapati di bagian akhir kitab ini. Dari situ, dan untuk seterusnya sampai ke zaman kita, kita mendapati jemaat Kristen hidup dalam pengakuan iman kepada Kristus sebagai Anak Allah dan Juruselamat dunia. Pengakuan itu dapat dilihat semua orang, dan dibuat oleh murid-murid-Nya yang sudah dibaptis. Mereka ini bergabung dalam persekutuan-persekutuan Kristen, mengadakan pertemuan-pertemuan ibadah secara teratur, mendengarkan ajaran para rasul, dan berkumpul bersama-sama untuk berdoa dan memecahkan roti, di bawah bimbingan dan pimpinan orang-orang yang memberi diri untuk berdoa dan melayani firman. Dan mereka mengadakan persekutuan-persekutuan rohani dengan semua orang di segala tempat yang melakukan hal serupa. Dalam tubuh inilah kita sekarang berada di dunia ini, sebagai anggota-anggotanya. Dan, bagi kepuasan dan kehormatan kita yang besar, dalam kitab ini kita mendapati kemunculan dan asal-usul jemaat Kristen, yang sangat jauh berbeda dari jemaat Yahudi, dan didirikan di atas kehancurannya. Tetapi tak dapat disangkal bahwa jemaat itu berasal dari Allah, dan bukan dari manusia. Betapa dengan yakin dan terhibur kita bisa melanjutkan pengakuan iman Kristen kita, dan berpegang teguh padanya, sejauh kita mendapatinya sesuai dengan contoh di atas gunung ini, yang harus kita jadikan teladan dan batasan dalam hidup beriman!
- Ada dua hal lagi yang harus dicermati mengenai kitab ini:
- (1) Penulisnya. Kitab ini ditulis oleh Lukas, yang menulis kitab ketiga dari empat kitab Injil, yang disebut dengan namanya. Dan Lukas juga (seperti yang ditunjukkan oleh cendekiawan Dr. Whitby) besar kemungkinan merupakan salah satu dari tujuh puluh murid, yang diberi tugas (Luk. 10:1, dst.) yang sedikit lebih rendah daripada tugas kedua belas rasul. Lukas ini adalah kawan setia Rasul Paulus dalam segala pelayanan dan penderitaannya. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku (2Tim. 4:11). Kita bisa mengetahui hal ini berdasarkan gaya penulisannya di bagian akhir kitab ini ketika dia sedang bersama Paulus. Sebab di situ ia menulis, kami ber buat ini dan itu, seperti pada pasal Kisah 16:10 dan 20:6, dan seterusnya sampai akhir kitab. Ia ada bersama Rasul Paulus dalam perjalanannya yang berbahaya ke Roma, ketika Rasul Paulus dibawa ke sana sebagai tahanan. Ia ada bersama Rasul Paulus ketika dari penjaranya di sana Rasul Paulus menulis surat-suratnya kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon, yang dalam keduanya nama Timotius disebutkan. Dan tampak bahwa Lukas menulis sejarah ini ketika ia masih ada bersama Rasul Paulus di Roma, selama Rasul Paulus menjadi tahanan di sana, dan membantu dia. Sebab sejarah ini ditutup dengan Rasul Paulus yang memberitakan Injil di sana dalam rumah yang disewanya sendiri.
- (2) Judulnya: Kisah Para Rasul (KJV: Tindakan Para Rasul – pen.). Tindakan Para Rasul yang kudus, begitu judulnya dalam kitab-kitab berbahasa Yunani pada umumnya, dan itulah sebutan mereka, bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai rasul-rasul yang kudus (Why. 18:20, KJV). Ada satu naskah yang memberinya judul, Tindakan Para Rasul oleh Lukas Penulis Injil.
- [1] Kitab ini adalah sejarah para rasul. Tetapi di dalamnya ada juga sejarah Stefanus, Barnabas, dan beberapa orang lain yang bisa dipandang sebagai rasul, yang walaupun bukan termasuk salah satu dari kedua belas rasul, namun dikaruniai Roh yang sama, dan mengerjakan pekerjaan yang sama. Dan, dari antara mereka yang merupakan para rasul, hanya sejarah Petrus dan Paulus yang dicatat di sini (dan Paulus sekarang termasuk dua belas rasul). Petrus adalah rasul untuk orang-orang bersunat, dan Paulus rasul untuk bangsa-bangsa bukan-Yahudi (Gal. 2:7). Tetapi ini sudah cukup untuk menjadi contoh dari apa yang dilakukan mereka yang lain di tempat-tempat lain, dalam menjalankan mandat mereka, sebab tak seorang pun dari mereka hanya berpangku tangan. Dan seperti halnya kita harus memandang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab Injil mengenai Kristus itu sudah cukup, karena Sang Hikmat Tak Terbatas memandangnya demikian, begitu pula halnya di sini mengenai apa yang disampaikan tentang para rasul dan pekerjaan mereka. Sebab hal-hal lain yang dikatakan kepada kita dari tradisi tentang berbagai pekerjaan dan penderitaan para rasul, dan jemaat-jemaat yang mereka tanam, secara keseluruhan masih meragukan dan tidak pasti, dan menurut saya sama sekali tidak bisa kita jadikan dasar yang memuaskan untuk membangun apa pun. Yang berasal dari Kitab Suci dasarnya adalah emas, perak, dan batu permata, sedangkan yang berasal dari tradisi dasarnya adalah kayu, rumput kering, jerami.
- [2] Kitab ini disebut tindakan atau perbuatan para rasul. Gesta apostolorum, hal-hal yang dilakukan para rasul, begitu menurut sebagian orang. Praxeis – penerapan mereka terhadap pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan kepada mereka oleh Guru mereka. Para rasul adalah orang-orang yang giat. Dan walaupun mujizat-mujizat yang mereka adakan dilakukan dengan kata-kata, namun itu pantas disebut sebagai tindakan mereka. Mereka berkata-kata, atau lebih tepatnya Roh berfirman melalui mereka, maka semuanya jadi. Sejarah ini dipenuhi dengan berbagai khotbah dan penderitaan mereka. Tetapi begitu kerasnya mereka bekerja memberitakan firman, dan betapa dengan rela mereka membuka diri pada penderitaan, dan begitu besar apa yang mereka capai melalui khotbah dan penderitaan itu, sehingga semuanya itu dengan baik dapat disebut sebagai tindakan-tindakan mereka.
Jerusalem: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "...
KISAH PARA RASUL
PENGANTAR
Injil ketiga dan Kisah para Rasul aslinya merupakan hanya satu karya saja, yang sekarang kiranya dapat diberi judul: "Sejarah awal mula agama Kristen". Sekitar th. 150 Mas. umat kristen menghendaki keempat injil dikumpulkan menjadi satu buah Kitab. Maka karya asli satu itu dibagikan dan dipisahkan menjadi dua. Boleh jadi judul "Kisah Para Rasul" atau "Kisah Beberapa Rasul" ditambahkan, sesuai dengan kelaziman dalam kesusasteraan Ke-Yunanian di zaman itu. Terkenallah di masa itu "Kisah (Yunaninya: perbuatan-perbuatan) Hanibal" atau "Kisah (perbuatan-perbuatan) Aleksander" dsb. Hubungan asli antara kedua Kitab Perjanjian Baru tersebut ditampilkan oleh prakata kedua kitab itu dan oleh persamaan sasteranya. Baik prakata Kisah Para Rasul maupun prakata injil ketiga ditunjukan kepada seseorang yang bernama Teofilus (bdk Luk 1:1-4 dan Kis 1:1), sedangkan prakata Kis menyebutkan injil ketiga itu sebagai "buku yang pertama" dan melanjutkan pokok cerita injil dengan meringkaskan kejadian-kejadian yang terakhir (penampakan-penampakan Kristus yang telah dibangkitkan serta pengangkatanNya ke sorga), yang digabungkan dengan sambungan cerita selanjutnya. Bahasanyapun erat-erat menghubungkan Kis dengan Luk. Tidak hanya ciri-ciri bahasanya (perbendaharaan kata, tata bahasa dan gaya bahasa) ditemukan dalam seluruh Kis, sehingga merupakan sebuah kesatuan literer, tetapi juga dalam injil ketiga. Maka tidak dapat diragukan bahwa pengarang yang sama menggubah kedua kitab tersebut.
Tradisi Gereja sepakat dalam menyebutkan nama pengarang itu sebagai Lukas. Baik dahulu maupun sekarang belum juga dapat secara sungguh-sungguh disebutkan nama orang lain selain dari Lukas. Sudah sekitar th. 175 Mas. semua jemaat sependapat dalam hal ini, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah dokumen dari Roma yang disebut sebagai "Kanon Muratorius, oleh kesaksian yang diberikan dalam Prakata Anti- Markos, dalam karya Ireneus, Klemens, Origenes dari Aleksandria dan Tertualinus. Semua sehati dalam menyebutkan nama Lukas sebagai pengarang kitab Kis. Pendapat tersebut dikuatkan oleh petunjuk-petunjuk yang diketemukan dalam kitab Kis dan Luk sendiri. Ternyata pengarangnya seorang Kristen dari zaman para rasul, seorang Yahudi yang berkebudayaan ke-Yunanian atau bahkan seorang Yunani berpendidikan, yang mengetahui cukup banyak mengenai ilmu kedokteran dan mengenal Kitab Suci dalam terjemahan Yunaninya, yakni Septuaginta serta adat- kebiasaan Yahudi. Pengarang terutama nampak sebagai teman seperjalanan Paulus. Hal ini dibuktikan oleh cerita-cerita yang termuat dalam bagian kedua Kis. Di sana pengarang menggunakan kata ganti diri pertama jamak (kami), sehingga kelihatan ikut serta dalam hal ihwal yang diceritakannya. Kesemuanya itu hanya sesuai dengan Lukas dari antara semua teman seperjalanan Paulus: menurut tradisi lama 4:10-14); diperkenalkan oleh Paulus sebagai seorang teman yang karib yang menyertainya selama kedua penahanannya di Roma (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Lukas kiranya menemani Paulus dalam perjalanan yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:6 dst; barangkali juga 2Kor 8:18); kalau Lukas tidak turut disebutkan dalam daftar-daftar nama, seperti yang termuat dalam Kis 20:4, maka sebabnya kiranya ialah: Lukas sendirilah yang menuliskannya.
Dalam tradisi lama tidak ditemukan petunjuk-petunjuk pasti sehubungan dengan waktu dan tempat Lukas menuliskan karyanya (di negeri Yunani selatan setelah Paulus meninggal? di kota Roma, sebelum perkara Paulus diselesaikan oleh pengadilan?). Maka kita harus bersandar pada isi karya itu sendiri. Karya Lukas berakhir dengan penahanan Paulus di Roma tahun 61-63. Sehubungan dengan itu dalam Kis 28:30+ disebutkan jangka waktu dua tahun. Ini merupakan jangka waktu yang ditentukan oleh hukum, sehingga habis waktu itu sebuah perkara pengadilan dihentikan, bila tidak ada sesuatu bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan. Maka boleh jadi bagian Kis ini ditulis setelah Paulus dibebaskan dalam th. 63. Ini rupanya harus diterima atas dasar pertimbangan sebagai berikut: umumnya disetujui bahwa injil Mrk dikarang sekitar tahun 64; Injil Lukas apa lagi Kis pasti dikarang sesudah Mrk; maka haruslah Luk dan Kis dikarang sesudah tahun 64. Ada sejumlah ahli yang mengemukakan tahun 80-100 sebagai waktu Luk dan Kis dikarang. Hal ini memanglah tidak mustahil juga. Hanya sudah diaktan bahwa tidak ada petunjuk pasti yang memaksa kita menunda waktu dituliskannya Luk sampai sesudah tahun 70 Mas. Dan hal yang sama harus dikatakan sehubungan dengan Kis.
Tetapi menentukan waktu tepat merupakan hal yang kurang penting. Sebab nilai utama Kis terletak dalam kenyataan bahwa kitab ini dikarang oleh seseorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan sebagian besar dari peristiwa yang diceritakannya; sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disaksikannya sendiri, pengarang menimba dari sumber-sumber lain yang melimpah. Lukas dengan teliti mengumpulkan bahan yang melimpah dari berbagai sumber yang cukup luas dan terperinci. Ini sudah dinyatakan dalam prakata untuk seluruh karyanya (Luk 1:1-4). Penyelidikan karyanya hanya meneguhkan keterangan Lukas itu. Meskipun Lukas dengan saksama mengolah bahannya, hingga di mana-mana nampak kepribadiannya sendiri dan karyanya sungguh sebuah kesatuan juga ditinjau dari segi sastra, namun toh penggunaan sumber-sumber (tertulis) dengan mudah dapat ditunjuk. Ajaran yang disajikan berubah-ubah sesuai dengan situasi-situasi kongkrit dan kadang-kadang memberikan kesan ketuaannya. Kecuali itu bahasa sendiri berubah- ubah: ada bahasa Yunani yang baik sekali; yakni bilamana Lukas sendiri menulis hanya bergantung pada dirinya sendiri atua mengambil bahannya dari buku catatannya sendiri mengenai perjalanannya; tetapi bahasa Yunaninya menjadi berbau bahasa Semit, kurang lancar dan bahkan salah, bila Lukas menceritakan tentang awal-mula jemaat di Yerusalem. Boleh jadi dalam hal ini Lukas dengan sengaja meniru bahasa suci dari Septuaginta, tetapi lebih sering ia mau menghormati berita-berita yang disampaikan kepadanya dalam bahasa Aram, sehingga sesedikit mungkin merubahnya. Ini jelas nampak dalam injil Lukas kalau dibandingkan dengan sumber-sumber yang dipergunakan, yakni injil Markus, dan sumber-sumber yang dipakai baik oleh Lukas maupun oleh Matius. Yang sama kiranya terjadi dalam Kis, meskipun di sini orang tidak dapat membandingkan tulisan Lukas dengan sumber-sumbernya. Namun demikian orang sudah berusaha merekonstruksikan sumber-sumber Kis. Sementara ahli membayangkan sebuah teks menyeluruh dalam bahasa Aram, atas dasar penyelidikan seluruh bagian pertama Kis (1-15:35). Hipotesa ini terlalu kaku, oleh karena tidak memperhatikan kerja Lukas sendiri dalam mengolah sumber-sumbernya, sebagai yang nampak dalam bab-bab Kis tersebut. Sumber-sumber Lukas sebenarnya bermacam-macam dan berkeping- keping. Bahkan tidak pasti juga, kalau-kalau sumber-sumber itu berupa tulisan, meskipun kadang-kadang kiranya mesti diterima. Bagaimanapun juga halnya dengan pembedaan terperinci yang selalu sukar dan tidak pasti, orang dengan mudah dapat menggali beberapa tradisi utama yang dikumpulkan Lukas. Ada sejumlah tradisi mengenai jemaat purba di kota Yerusalem (1-5), kemudian transaksi yang bercerita tentang karya beberapa tokoh khusus, seperti Petrus (TB Kis 9:32-11:18; 12) dan Filipus (TB Kis 8:4-40). Yang terakhir ini mungkin sendiri memberikan informasi kepada Lukas yang berjumpa dengan Filipus di kota Kaisarea (TB Kis 21:8). Jemaat di kota Antiokia kiranya menjadi asal-usul cerita-cerita yang mengisahkan bagaimana pendirian jemaat itu disiapkan dan diwujudkan oleh gerakan orang-orang Yahudi yang berbudaya Yunani (TB Kis 6:1-8:3; 11:19-30; 13:1-3).
Sudah barang tentu Paulus sendiri memberitahu Lukas tentang pertobatannya dan perjalanannya untuk mewartakan Injil kepada orang bukan Yahudi (TB Kis 9:1- 30; 13:4-14:28; 15:36 dst). Sehubungan dengan perjalanan- perjalanan Paulus yang terakhir Lukas juga menggunakan catatan-catatan pribadinya. Mungkin sekali ia hanya menyalin catatan-catatan itu di bagian Kis, tempat ia berkata "kami" dan tempat paling padat ditemukan ciri-ciri bahasa yang bercirikan khas bahasa Lukas (Kis 11:28; 16:10-17; 20:5-21:18; 27:1-28:16). Bahan melimpah yang dikumpulkan itu oleh Lukas disusun dengan mahirnya menjadi kesatuan yang menderetkan macam-macam unsur yang dihubungkan dengan pertolongan semacam "pengulangan" karya ciptaan Lukas sendiri, misalnya Kis 6:7; 9:31; 12:24 dll.
Kesegaran sumbernya dan rasa hormat yang dipakai Lukas mengolah bahannya menjamin nilai historis Kis. Sudah barang tentu usaha yang sukar untuk menghubungkan sutu sama lain unsur-unsur sumber yang bermacam-ragam mengakibatkan, bahwa kadang-kadang apa yang terjadi kemudian ditempatkan dahulu dan peristiwa-peristiwa yang sama diceritakan sampai dua kali atau peristiwa- peristiwa yang aslinya tersendiri dijadikan satu. Misalnya apa yang dikisahkan dalam bab 12 pasti terjadi sebelum Barnabas dan Paulus mengunjungi kota Yerusalem, seperti diceritakan dalam 11:30 dan 12:25, seandainya kunjungan itu tidak harus disamakan dengan yang diceritakan dalam bab 15. Tidak mustahil juga bahwa "konsili di Yerusalem (15) sesunggguhnya mempersatukan perdebatan tersendiri (bdk catatan). Tetapi perubah dan pengolahan kecil tersebut tidak mengurangi nilai keseluruhan Misalnya: sangat mengherankan bahwa Lukas tanpa menggunakan surat-surat Paulus mengisahkan kegiatan Paulus dalam mewartakan Injil begitu rupa, sehingga menurut garis-garis besarnya sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus sendiri, bahkan dalam suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia, asal diperhatikan juga apa yang dikatakan di muka. Sehubungan dengan peristiwa- peristiwa yang lebih dahulu memanglah kita tidak dapat membandingkannya dengan berita-berita lain. Tetapi kejadian-kejadian yang dikisahkan adalah wajar sekali, sedangkan Lukas ternyata mempunyai rasa hormat yang besar terhadap sumber-sumbernya. Maka juga cerita-cerita itu menyajikan hal-hal terperinci dan segar, yang sesuai dengan keadaan. Terutama orang ragu-ragu mengenai wejangan- wejangan yang tercantum dalam Kis. Ada yang mengatakan bahwa wejangan-wejangan itu adalah ciptaan Lukas sendiri, meskipun dibawakan oleh tokoh-tokoh tertentu dalam kisahnya. Cara semacam itu sangat lazim di antara sejarawan zaman itu. Tetapi betapa besarpun bakat Lukas, sukarlah menerima bahwa seseorang yang berkebudayaan Yunani sesudah empat puluh tahun masih mampu menciptakan pidato- pidato yang begitu berbau ketuaan dan Yahudi, seperti misalnya wejangan-wejangan Petrus atau Stefanus. Tidak dapat tidak Lukas mempunyai mempunyai bahan-bahan yang sudah tersedia. Ini tidak mengherankan sedikitpun mengingat bahwa pewartaan purba terdiri atas beberapa pokok utama yang didukung dengan argumen yang sudah menjadi tradisionil dan yang dengan rumusan tetap dihafalkan. Ada kumpulan ayat- ayat Kitab Suci untuk orang-orang Yahudi; pemikiran-pemikiran filsafat populer bagi orang-orang Yunani; dan untuk semua ada pewartaan hakiki (kerygma) mengenai Kristus, yang wafat dan bangkit, disertai dengan ajakan untuk bertobat dan menerima baptis. Lukas kiranya baik melalui tradisi maupun melalui pengalaman pribadi mengenal kerangka pewartaan Kristen semula. Dan atas dasar ini dan dengan perasaan halusnya ia dapat menyusunnya dalam wejangan-wejangan tersebut suatu ajaran yang nilainya tinggi dan unggul kepentingannya.
Kebenaran obyektip Kis diserang oleh pihak lain lagi. Orang mempersoalkan maksud-tujuan Kis. Pengikut-pengikut F.Ch. Baur berpendapat bahwa Kis merupakan sebuah tulisan yang dikarang dalam abad 2 dengan maksud memperdamaikan dua aliran yang sulit bertentangan. Aliran satu ialah pengikut-pengikut Petrus, sedangkan yang lain menganut Paulus. Hanya saja hipotesa ini terlalu menunda waktu dituliskannya Kis. Kecuali itu hipotesa itu berdasar pada sebuah filsafat tentang sejarah, yakni filsafat Hegel, dan bukanlah pada penafsiran Kitab Suci. Memanglah dewasa ini hipotesa yang radikal itu tidak mendapat pendukung lagi. Tetapi masih sering kali dikatakan bahwa Kis sesungguhnya berupa sebuah pembelaan, sehingga pasti membengkokkan dan memalsukan kejadian-kejadian dan kebenaran. Lukas, menurut pendapat tersebut mau membela Paulus di hadapan para pejabat Roma untuk meyakinkan mereka bahwa Paulus tidak beruat salah sedikitpun terhadap negara. Ini sesungguhnya hanya satu segi dari kitab Kis dan orang tidak boleh menganggap sebagai maksud kurang jujur apa-apa yang sebenarnya merupakan keyakinan tulus-ikhlas dan yang berdasar. Memanglah Lukas menekankan bahwa pertentangan antara Paulus dan orang-orang Yahudi bersifat keagamaan belaka, dan iapun menonjolkan kesetiaan dan ketaatan Paulus terhadap negara Roma serta kewibawaannya. Tetapi inipun seluruhnya sesuai dengan kebenaran historis dan Lukas sepenuh-penuhnya berhak menarik pengajaran itu dari kejadian-kejadian. Kecuali itu perlu diulangi lagi, bahwa maksud khusus itu bukan seluruh maksud- tujuan karya Lukas. Karya itu sekali-kali bukan sebuah pembelaan yang ingin diajukan kepada pengadilan Roma. Maksud utama Kis ialah mengisahkan awal-mula agama kristen demi sejarah itu sendiri.
Untuk meyakinkan diri tentang itu cukuplah orang menyelidiki susunan Kis. Maka nampaklah bahwa kitab itu hanya memperlihatkan bagaimana perkataan Yesus yang ditempatkan pada awal kisah terlaksana. Sabda Yesus: "Kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ke ujung bumi" (TB Kis 1:8). Mula-mula kepercayaan Kristen berakat kuat-kuat di Yerusalem, tempat jemaat pertama bertambah karunia dan jumlahnya (1-5). Tidak lama kemudian kepercayaan itu mulai merambat, hal mana dipersiapkan oleh semangat universalis yang menjiwai orang-orang Yahudi berbudaya Yunani yang masuk Kristen dan oleh pengusiran mereka setelah Stefanus mati sahid (TB Kis 6:1-8:3). Iman Kristen sampai di daerah Samaria (TB Kis 8:4-25) dan juga di daerah di sebelah selatan dan timur Yerusalem hingga ke pantai dan kota Kaisarea (TB Kis 8:26-40; 9:32-11:18). Dalam pada itu cerita tentang pertobatan Paulus memberitahu kita bahwa di kota Damsyik sudah ada orang-orang Kristen dan begitu pewartaan Injil di daerah Kilikia sudah dipersiapkan juga (TB Kis 9:1-30). Ulangan seperti tercantum dalam 9:31 (yang masih menyebutkan daerah Galilea) menonjolkan bagaimana iman Kristen meluas. Kemudian kota Antiokhialah yang menerima Kabar Gembira (TB Kis 11:19-26). Selanjutnya kota itu menjadi pusat pewartaan sementara memupuk hubungan baik dengan Yerusalem, tempat dimusyawarahkan soal-soal utama mengenai pewartaan injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi (TB Kis 11:27-30; 15:1-35). Sebab memanglah sudah tiba saatnya Injil dibawa juga kepada mereka. Setelah Kornelius masuk menjadi Kristen dan Petrus dipenjarakan di Yerusalem, maka rasul itu berangkat entah kemana (12). Selanjutnya Pauluslah yang memainkan peranan penting dalam kisah Lukas. Sebelum konsili di Yerusalem Paulus sudah pergi ke pulau Siprus dan ke daratan Asia Kecil (13-14). Sesudahnya Paulus berlayar ke daerah Makedonia dan Yunani (15:36 - 18:22; 18:23-21:17). Paulus selalu kembali ke Yerusalem dan penahananya di kota itu, lalu penahanannya di kota Kaisarea (TB Kis 21:18-26:32) memberi Paulus kesempatan membiarkan diri sebagai tawanan, meskipun tetap sebagai pewarta Injil lalu dibawa ke Roma tempat ia dengan terbelenggu mewartakan Kristus (27-28). Dilihat dari Yerusalem maka ibu kota kerajaan Roma itu sungguh-sungguh merupakan "ujung bumi". Maka Lukas boleh mengakhiri kitabnya.
Boleh jadi orang menyesal, bahwa Lukas tidak menceritakan apa-apa tentang karya rasul-rasul lain dan tidak pula tentang pendirian beberapa jemaat penting, seperti misalnya di kota Aleksandria, atau malahan di kota Roma sendiri. Sudah pasti bahwa di kota itu iman Kristen sudah tertanam sebelum Paulus tiba (lihat surat kepada jemaat di Roma, yang ditulis Paulus selama perjalanannya yang ketiga). Juga tentang karya Petrus di luar Palestina tidak dikatakan apa-apa. Pauluslah yang menduduki tempat yang menyolok dalam kisah Lukas, sehingga dalam bagian kedua Kis hanya Paulus saja yang masih berperan. Tetapi justru oleh karena Lukas berdiam diri dan meninggalkan banyak soal, maka kita mendapat jaminan yang paling baik bagi apa yang dikisahkannya. Ia tidak menceritakan apa- apa, kecuali kalau ia mengetahuinya baik oleh karena menyaksikan sendiri maupun karena mendapat dari sumber-sumber yang nilainya dapat diawasi. Kecuali itu Kis bukanlah sebuah kitab ilmu sejarah yang utuh lengkap, melainkan sebuah penjelasan mengenai daya perambat rohani yang terkandung dalam agama Kristen. Serta ajaran teologis yang dapat ditarik Lukas dari kejadian-kejadian yang diketahuinya mempunyai nilai universil yang tidak dapat diganti dan yang membuat karyanya berharga tinggi.
Sumbangan di bidang ajaran adalah berganda. Iman akan Kristus yang menjadi dasar pewartaan rasuli disajikan dengan pemerincian yang semakin tumbuh. Mula-mula iman akan Kristus itu berpusatkan pada kejayaan manusia Yesus yang telah menjadi Kurios berkat kebangkitanNya (TB Kis 2:22-36), kemudian oleh Paulus Yesus diberi gelar "Anak Allah" (TB Kis 9:20). Berkat wejangan-wejangan yang tercantum dalam Kis kita mengenal ayat-ayat utama dari Kitab Suci yang digunakan umat berkat pimpinan Roh Kudus sebagai sarana untuk merumuskan ajaran mengenai Kristus dan sebagai pembuktian bagi orang-orang Yahudi. Baiklah diperhatikan khususnya apa yang dikatakan tentang Yesus sebagai Hamba Allah (TB Kis 3:13, 26; 4:27, 30; 8:32-33) dan sebagai Musa yang baru (3:22 dst; 7:20 dst). Kebangkitan Yesus dibuktikan dengan Mzm 16:8-11 (Kis 2:24-32; 13:34-37). Sejarah umat terpilih menjadi peringatan bagi orang-orang Yahudi, supaya jangan menentang kasih karunia Allah (7:2-53; 13:16-41). Di hadapan orang-orang bukan Yahudi disodorkan dalil-dalil yang diambil dari ajaran tentang Allah yang lebih umum (TB Kis 14:15-17; 17:22-31). Tetapi para rasul pertama-tama "saksi" (TB Kis 1:8+) dan Lukas meringkas pemberitaan mereka (TB Kis 2:22+) dan bercerita tentang "tanda-tanda" ajaib yang mereka lakukan. Persoalan paling gawat bagi Gereja yang baru lahir ini ialah: bagaimana orang-orang bukan Yahudi dapat menolong keselamatan. Tentang persoalan itu Kis memberi keterangan yang jitu: para saudara di Yerusalem terpimpin oleh Yakobus tetap setia pada hukum Taurat Yahudi (TB Kis 15:1, 5; 21:20) dst. Sebaliknya, orang-orang "ke-Yunanian" yang juru bicaranya yalah Stefanus merasa perlu melepaskan ibadat dalam Bait Allah. Petrus dan terutama Paulus dalam konsili di Yerusalem memenangkan asas bahwa hanya iman akan Kristus menyelamatkan, sehingga tak perlu orang-orang bukan Yahudi menepati hukum Taurat dan bersunat. Namun demikian tetap benar bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi, sebagaimana dinyatakan oleh Lukas juga. Paulus selalu terlebih dahulu menghadapi orang-orang Yahudi. Baru setelah ditolak oleh kaum sebangsanya ia pergi kepada orang-orang bukan Yahudi (TB Kis 13:5+). Mengenai cara hidup jemaat-jemaat purba Kis juga memberi informasi yang sangat berharga: tentang jemaat muda di Yerusalem yang bersembahyang dan yang yang angggota-anggotanya membagi-bagikan harta miliknya; tentang caranya orang dibaptis dan tentang baptisan dalam Roh Kudus (TB Kis 1:5+); tentang Ekaristi yang dirayakan (TB Kis 2:42+); permulaan penyusunan sebuah jemaat sebagai organisasi, yang mempunyai nabi-nabi" dan "pengajar-pengajar" (TB Kis 13:1+), ataupun "penatua" yang mengepalai jemaat di Yeruslem (TB Kis 11:30) dan yang oleh Paulus diangkat pada semua jemaat yang didirikannya (TB Kis 14:23). Kesemuanya itu dinaungi, dibimbing dan dijiwai oleh embusan tak kelihatan dari Roh Kudus. Dalam injilnya Lukas sudah menekankan peranan Roh Kudus itu (Luk 4:1+) dan dalam Kis ia terus memperlihatkan bahwa Roh Kudus itulah yang berkarya dalam perambatan Gereja (Kis 1:8+), sehingga Kis dapat diberi judul "Injil Roh Kudus". Itulah sebabnya maka karya Lukas itu penuh dengan kegembiraan rohani dan gejala-gejala adikodrati yang hanya mengherankan mereka yang tidak sampai memahami peristiwa tunggal itu, ialah lahirnya agama Kristen. Pada kekayaan ajaran tersebut masih perlu ditambahkan berita-berita tentang sekian banyak kejadian kongkrit yang hanya kita ketahui berkat Kis: kehalusan budi dan jiwa, yang digunakan Lukas untuk menggambarkan tokoh-tokoh kisahnya: adegan-adegan lucu dan menarik hati seperti pidato Paulus di hadapan raja Agripa (26) dan bagian-bagian yang mengharukan hati seperti pidato perpisahan Paulus kepada para penatua jemaat di Efesus (TB Kis 20:17-38). Mengingat kesemuanya itu niscaya orang sependapat dalam menilai kitab yang jenisnya tunggal dalam Perjanjian Baru ini sebagai sebuah karangan yang penuh harta kekayaan. Seandainya tidak ada, maka pengetahuan kita tentang awal-mula agama Kristen sangat kurang.
Sama dengan teks seluruh Perjanjian Baru, teks Kis juga sampai kepada kita dengan macam-macam varian mengenai hal-hal kecil-kecil. Tetapi dalam teks Kis terdapat lebih banyak kelainan dalam apa yang disebutkan sebagai "teks Barat" (dalam naskah Bezae, dalam terjemahan kuno ke dalam bahasa Latin dan Siria dan pada beberapa pujangga Gereja dahulu). Dan varian-varian itu layak diberi perhatian. Di samping sejumlah kerusakan yang mudah menyusup ke dalam sebuah teks populer yang kurang bersih dari resensi Aleksandria, terdapatlah dalam teks Barat tersebut sejumlah tambahan konkrit dan khas yang barangkali asli juga. Varian-varian teks Barat yang paling penting dimuat dalam catatan-catatan terjemahan ini.
Ende: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini
be...
KISAH RASUL-RASUL
KATA PENGANTAR
Tentang isi dan maksud karangan ini umumnja
Mula-mula sebagai landjutan langsung dari "Indjil ketiga" karangan ini beredar sebagai satu dengannja. Baru pada pertengahan abad kedua, ketika keempat karangan Indjil digabungkan mendjadi satu buku, karangan ini dipisahkan dari padanja dan diberi djudul tersendiri.
Djudul itu ialah: "Perbuatan-perbuatan Para Rasul", jang kemudian mendapat bentuk "Kisah Rasul-rasul" djuga, seperti jang kita pakai. Tetapi hanja dua Rasul jang dikisahkan "perbuatan-perbuatannja" dan itupun djauh dari lengkap. Rasul-rasul jang lain hanja disebut namanja, atau seperti mengenai Joanes dan Jakobus terdapat satu dua tjatatan sadja, sedangkan ada pembantu-pembantu Rasul- rasul jang agak luas diberitakan peranannja.
Dalam bagian pertama bab 1-12, Petrus adalah tokoh utama dan dalam bagian kedua, bab 13-28 Paulus. Dalam bagian kedua ini kita hanja satu kali lagi bertemu dengan Petrus, jaitu dalam bab 15 sebagai ketua sidang Rasul-rasul di Jerusalem.
Lukas bukan bermaksud menulis suatu riwajat hidup atau djasa-djasa kedua Rasul itu, dan bukan pula suatu buku sedjarah jang agak lengkap, teliti dan teratur, melainkan hanja sekedar menggambarkan perkembangan pesat umat Kristus jang ia kenal dan jang perkembangannja sebagian disaksikannja sendiri. Umat Kristus jang dikenalnja, ialah umat induk di Jerusalem dan sekitarnja, dan terutama perkembangan diantara kaum penjembah dewa-dewa dikota Antiochia di Siria, tempat asalnja, dan kearah Barat sampai ke Roma, jang mendjadi wilajah kerdjanja sendiri. Dan untuk menggambarkan itu Lukas memilih dari bahan-bahan jang tersedia baginja, hanja beberapa kedjadian dan kenjataan jang terasa penting olehnja atau jang dialaminja sendiri. Kita berterima kasih kepada Lukas, dan bersjukur kepada Rob Kudus jang mengilhaminja, atas pemilihan bahan itu dan usaha menjusunnja. Biarpun gambarannja tidak utuh, tetapi tjukup bersisi sebagai pokok perenungan bagi kita, sehingga dengan djalan penjelidikan dan perenungan, kita dapat membentuk suatu pandangan jang lebih utuh bagi diri kita sendiri. Dan itu dapat ditjapai lebih sempuma, kalau kita serentak dengan Kis. Ras. membatja dan membahas surat-surat Paulus dan Rasul-rasul jang lain.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan tahap terachir dari djalan penjelamatan
Tahap terachir dari djalan penjelamatan, ialah perwudjudan keselamatan abadi dalam seluruh umat manusia. Kis. Ras. memang hanja dapat memberitakan permulaan perwudjudan itu, sebab sedjarah penjelamatan itu masih berdjalan dan akan berdjalan sampai pada acbir zaman.
Perwudjudan itu tersendiri bagi seluruh umat manusia oleh Kurban Jesus disalib. Oleh darah Jesus dosa pokok terhapus, perdamaian Allah dengan bangsa manusia terpulih, djalan untuk mendekati Allah terbuka. Dengan Kurban Jesus disalib itu dan kebangkitannja djalan penjelamatan sudah pada puntjaknja: keselamatan abadi sudah terwudjud sampai semua manusia dapat memperoleh bagian dalamnja. Tetapi untuk memperoleh bagian dalamnja, perlu tiap-tiap manusia menempuh djalan penjelamatan sendiri. la harus memenuhi sjarat-sjarat tertentu untuk mendapat pengampunan dosa dan untuk dianugerahi hidup abadi itu. Perlu Pula ada orang Jang berwenang untuk menerangkan apakah arti dan hakekatnja hidup abadi itu, dan menundjukkan djalan penjelamatan kepadanja, lagipun memimpinnja pada djalan itu. Tugas memperkenalkan hidup abadi dan djalan kearahnja, serta melaksanakan pemimpinan itu, lagi kuasa untuk menjampaikan hidup abadi itu, diserahkan oleh Jesus kepada Para RasulNja dan kepada seluruh umat sebagaimana tersimpul dalam amanat Jesus terachir :"KepadaKu diserahkan segala kuasa disurga dan dibumi, maka pergilah kamu dan buatlah segala bangsa mendjadi muridku, dengan mempermandikan mereka pada nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepada kamu. Mt. 28:19-20.
Kisah Rasul-rasul meriwajatkan pelaksanaan amanat Jesus jang terachir kepada para RasulNja
Buatlah segala bangsa mendjadi muridKu. Tentu sadja pertama-tama dengan pemakluman Indjil. Tetapi untuk mentjapai "segala bangsa" sampai keudjung bumi (Kis. Ras. 1:8), perlu organisasi jang luas sekali dan teratur rapih. Jesus sendiri mendasarkannja dengan membentuk satu umat ketjil, terdiri dari keduabelas Rasul dan sekelompok murid-murid, dengan Petrus sebagai pemimpinnja. memang ketjil sebagai bidji sesawi, tetapi jang akan subur bertumbuh mendjadi pohon jang dahan-dahan dan ranting-rantingnja menaungi seluruh dunia. Dan segera sesudah Pentekosta umat ketjil mulai berkembang pesat, Rasul-rasul pergi bertebaran kesegala djurusan; dan muntjul pengadjar-pengadjar Indjil dan nabi- nabi, jang diilhami dan didorong oleh Roh Kudus, untuk pergi kemana-mana sebagai pembantu-pembantu para Rasul. Selain kedjurusan Timur dan Selatan, jang tidak diberitakan dalam karangan ini, dalam waktu 30 tahun, kearah Utara dan Barat, Indjil telah tersebar disegala kota jang agak besar, diseluruh Asia-Ketjil, Masedonia dan Achaja, sampai di Roma.
Dengan mempermandikan mereka. Baru dengan menerima Permandian para tjalon mendjadi murid Jesus jang sedjati, jaitu dibersihkan dari dosa (Kis, Ras. 12:16; lbr. 10:22; 1 Kor. 6:11; Rom. 6:1-14); lahir baru (Jo. 3:5), mendjadi anak Allah dan menjerupai Kristus (Gal. 3:26-27), dipersatukan dengan Kristus (Rom. 6:3), diresapi dengan Roh Kudus (I Kor. 12:13) dan dikuduskan (I Kor. 6:11; Ef. 5:26). Dengan ringkas; didalam dan oleh Permandian, keselamatan abadi atau hidup abadi itu diperwudjudkan dalam masing-masing manusia jang pertjaja. Lazim dikatakan bahwa semua itu terdjadi setjara sakramentil. Artinja ada upatjara tertentu jang pada pokoknja ditetapkan oleh Jesus sendiri dengan djaminan, bahwa ketika upatjara itu dilangsungkan pada seorang jang pertjaja, dosanja dihapus dan hidup abadi dianugerahkan kepadanja oleh Allah. Karena upatjara jang kelihatan itu, berhubung dengan djaminan tersebut diatas, orang jang dipermandikan dapat pertjaja dengan penuh kejakinan, bahwa mereka mempunjai keadaan jang baru itu. Dan karena keadaan jang baru itu terdjamin, maka iapun diterima sebagai anggota umat, jaitu masuk Keradjaan Allah jang kelihatan.
Dan adjarkanlah mereka melaksanakan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. "Murid-murid" Jesus jang baru dipermandikan belum segera adalah pengikut Jesus jang sempurna. Hidup baru itu harus dipelihara dan bertumbuh, pengetahuan akan adjaran-adjaran Jesus harus diperluas dan pengertian diperdalam; mereka harus beladjar mewudjudkan tjita-tjita Indjil.
Pesan"adjarkanlah mereka" merangkum petugasan jang luas dan berat. Dapat
dikatakan tugas itu merupakan penggembalaan jang dimaksud Jesus dalam Jo.
Ada upatjara-upatjara lain lagi jang berwudjud sakramentil. Dengan penumpangan tangan alas orang jang telah dipermandikan, Rasul-rasul menurunkan Roh Kudus atas mereka setjara njata. (8:17-19; 9:12,17; 19:6). Disini kita ingat akan Sakramen Krisma (Penguat).
Dengan penumpangan tangannja pula, Rasul-rasul (atau pengganti mereka) memberi kekuasaan jang tertentu kepada para "diakon" (6:6) dan orang tua-tua (presbiter, episkopos): II Tim. 1:6; 1 Tim. 4:14; 5:22; Kis. Ras. 13:3. Apakah penumpangan tangan ini merupakan Sakramen Imamat, tidak djelas. Tetapi djika tidak, siapakah jang "Memetjahkan Roti" bagi umat-umat jang djarang sekali dikundjungi seorang Rasul? Dari I Kor. 11:17-34 terang pula bahwa di Korintus Ekaristi biasa dirajakan djuga kalau Paulus tidak ada.
Bahwa orang tua-tua mempunjai kuasa memberi Sakramen-sokramen tjukup njata pula dari Jak. 5:14-16. Dan disitu terang djuga, bahwa dewasa itu Sakramen urapan orang-orang sakit sudah lazim.
Supaja penggembalaan lantjar, Rasul-rasul mengatur pemimpinan umat-umat dengan mengadakan suatu hirarki. Rasul-rasul tetap memegang putjuk pimpinan. Petrus selalu bertindak dan diakui sebagai ketua Para Rasul dan kepala Geredja. Dalam tiap-tiap umat, Rasul-rasul menentukan suatu badan pimpinan, jang anggota- nggotanja disebut orang tua-tua, para presbiter atau episkopos. Terdapat Pula pengadjar-pengadjar resmi dalam umat-umat. Ketudjuh "diakon" (6:6) kemudian kita temui sebagai pengadjar.
Umat Kisah Rasul-rasul adalah umat Kristus
Rasul-rasul jang disebut namanja dalam 1:13 dan sedang menunggu kedatangan Roh Kudus, lagi sesudah menerimaNja segera mulai memaklumkan Indjil, adalah jang sama dengan mereka jang mula-mula dipilih oleh Jesus dan dua tiga tahun setjara istimewa dididik olehnja. Inti pemakluman mereka tetap peri hal Jesus: bahwa la sungguh Mesias sebab segala nubuat para nabi ditepati padanja, bahwa Ia disalibkan dan dibangkitkan kembali menurut rentjana Allah jang njata dalam Kitab Kudus, dan bahwa la satu-satunja penjelamat bagi semua orang. Dan jang mereka kerdjakan tak lain selain memenuhi amanat Jesus, sebagaimana telah dipaparkan diatas tadi. Mereka selalu insjaf bahwa mereka bekerdja melulu sebagai petugas Jesus, memaklumkan Indjil Jesus Kristus (5:12; 8:5; 11:2 dll), menjembuhkan orang-orang sakit dengan nama Jesus (3:6; 4:10), mempermandikan orang masuk umat atas nama Jesus (2:38 dan lain-lain). Mereka dilarang mengadjar ,dengan" nama Jesus (4:18). Mereka gembira sebab didera demi nama Jesus (5:41). Jesus kadang-kadang sendiri djuga bertindak seperti dalam peristiwa bertobatnja Paulus dan dengan mengangkat dia mendjadi Rasul. Dan diluar Palestina Para anggota umat oleh orang-orang Junani disebut "kristianoi", artinja penganut Kristus.
Umat dipimpin oleh Roh Kudus
Umat tahu, bahwa Jesus jang duduk dalam kemuliaannja disebelah kanan Allah tetap kepala umat, dan tetap ada serta dengan mereka (Mt. 28:20) sebagai penjelenggara utama. Sebab itu mereka gemar menamakannja "Tuhan kita". Tetapi umat tahu djuga bahwa Jesus telah menjerahkan pelaksanaan penjelenggaraan itu kepada Roh Kudus, dan bahwa pelahsanaan itu didjalankan dalam kesatuan paham dan kehendak jang sempurna dengan Jesus. Mereka mengetahui itu dari sabda Jesus dalam Jo. 14:26 dan 15:26-27, dan kepentingan penjelenggaraan Roh Kudus, mereka chususnja mengerti dari Jo. 16:7-15, dimana Jesus bersabda: Baik bagimu Aku pergi, sebab kalau Aku tidak pergi, Penolong itu (Roh Kudus) tidak datang kepadamu". Umat ketjil jang dibentuk Jesus sendiri disuruh menantikan kedatangan Roh Kudus di Jerusalem. Sabda Jesus: Kamu akan menerima kekuatan Roh Kudus jang akan turun atas kamu, supaja kamu akan memberi kesaksian tentang Aku di Jerusalem, diseluruh Judea dan Samaria, dan sampai diudjung bumi" (Kis. Ras. 1:8).
Dan pada pagi hari Pentekosta Roh Kudus tiba-tiba turun atas mereka. la menampakkan kedatangannja dengan tanda-tanda jang njata. Dengan njala-njala api jang mela.mbangkan penerangan akal-budi, pemurnian hati dari unsur-unsur jang tidak tulen, dan pengobaran semangat; lagi dengan deru badai jang hebat sebagai lambang kekuatan, jang dirasakan tetapi tidak kelihatan. Dan semua jang duduk dalam ruangan itu "dipenuhi" dengan Roh Kudus, jaitu dengan pengertian, kekuatan dan semangat jang njata. Rasul-rasul bukan lagi murid jang ragu-ragu, melainkan jang sudah dewasa dengan kedewasaan Kristus, penuh pengertian tentang hakekat dan tudjuan Keradjaan Allah, insjaf akan tugas dan tanggung-djawabnja, penuh semangat tanpa takut-takut dan berani mengurbankan dirinja. Adjaib Pula bagaimana dalam waktu jang singkat sekali, tiga ribu orang mendapat pengertian dan digerakkan hatinja sampai dapat dipermandikan. Segala jang terdjadi pada hari Pentekosta itu kita namakan: Mukdjizat Pentekosta.
Dan mukdjizat Pentekosta itu dilandjutkan. Umumnja setjara batiniah. Terus- menerus Roh Kudus memberi ilham, menggerakkan hati, memperkuat kehendak, memberi pimpinan, terutama kepada Para Rasul dan pembantu-pembantu mereka, tetapi djuga kepada para beriman pribadi. Tetapi supaja mereka lebih insjaf dan untuk memperkuat kejakinannja, Roh Kudus sering bertindak setjara njata djuga. Kalau dikatakan bahwa Petrus, Stefanus, Barnabas dan Paulus berbitjara "penuh dengan Roh Kudus", hal itu berarti bahwa kepenuhan itu tampak dalam isi dan gaja pembitjaraannja (4:8; 7:55; 11:22; 15:9). Demikian djuga dimana diberitakan, bahwa umat sedang berkumpul dan berdoa tiba-tiba dipenuhi Roh Kudus (14:31;10:44; 15:52). Roh Kudus memimpin setjara njata. Roh Kudus "berkata" kepada Pilipus (8:29). Pilipus dilenjapkan oleh Roh Kudus (8:59). Agabus didorong oleh Roh Kudus (11:28). Roh Kudus bersabda kepada Petrus (10:19). Roh Kudus berkata: "Sendirikanlah Barnabas dan Saulus untuk tugas jang telah Kutentukan baginja"(15:2). Mereka berangkat atas suruhan Roh Kudus (13:4). Paulus dihalangi oleh Roh Kudus pergi ke Asia (16:6) dan tidak diizinkan ke Bitinia (16:7). Keinsjafan akan peranan Roh Kudus jang mutlak itu terang pula, dimana Petrus berkata kepada Ananias dan Safira, bahwa mereka bukan membohongi dan mentjobai manusia melainkan Roh Kudus (5:3,9). Kesadaran akan kesatuan kerdja antara Rasul-rasul dan Roh Kudus djelas Pula dalam utjapan 5:32 jakni: "kami adalah saksi bersama dengan Roh Kudus". Lebih lagi dan setjara resmi, dalam rumusan surat Sidang Rasul-rasul di Jerusalem kepada umat di Antiochia: ,Roh Kudus dan kami telah memutuskan...." (15:28).
Suatu kesimpulan
Kisah Rasul-rasul bersifat buku sedjarah, jang terlebih bermaksud meriwajatkan dan menggambarkan perkembangan lahiriah umat dan berhubungan dengan itu penjelenggaraan Roh Kudus jang njata. Tetapi didalam umat muda, dan terus sampai pada hari ini, terdapat Pula penjelenggaraan Roh Kudus jang tidak njata, dan lebih hakiki dan penting lagi, jaitu penjelenggaraan kehidupan Ilahi didalam batin tiap-tiap anak Allah. Roh Kuduslah jang mentjiptakan kehidupan itu didalam Para anak Allah, lalu tetap hidup didalam mereka. la memelihara, menumbuhkan, memperkuat dan menjuburkan hidup itu dalam kerdja sama bersama anak Allah itu sendiri. Demikian dihasilkan buah-buah untuk kehidupan abadi.
Penjelenggaraan Roh Kudus jang serba batiniah ini chususnja dinjatakan dan dibitjarakan oleh Paulus dalam surat-suratnja. Dalam surat-surat Paulus itu kita saksikan djuga perkembangan pengertian dan praktek hidup keagamaan, jaitu hidup rohani dalam umat-umat, sebagai perwudjudan adjaran-adjaran Indjil. Sebab itu Kisah Rasul-rasul dan surat-surat Paulus, beserta surat-surat Rasul-rasul jang lain dan Wahju Joanes saling melengkapi, dan bersama-sama memberi gambaran jang tjukup utuh dari perwudjudan dan perkembangan "Geredja" purba.
Nilai-nilai Kisah Rasul-rasul bagi kita pribadi
1. Bagi pembatja-pembatja surat-surat Paulus, Kis. Ras. penting sebagai merupakan latar belakang surat-surat itu. Banjak bahagian didalam surat-surat itu sukar dimengerti tanpa riwajat dan gambaran-gambaran jang terdapat dalam karangan Lukas itu.
2. Kisah Rasul-rasul sanggup Pula meneguhkan kejakinan dan memperkuat serta
menghidupkan iman kita. Kita diperingatkan didalamnja, bagaimana djalan
penjelamatan jang mulai dengan terpanggilnja Abraham, lalu makin lama makin naik
tinggi sepandjang Perdjandjian Lama, dan mentjapai puntjaknja dalam Indjil dan
chususnja dalam Kurban Jesus disalib serta kebangkitannja, lalu pada tingkatan
itu langsung diteruskan dalam umat purba sampai dizaman kita. Dalam membatja
Kis. Ras. kita saksikan, bahwa Geredja kita benar-benar dibangunkan diatas
"dasar Rasul-rasul dan Para Nabi, sedangkan Jesus adalah batu sendinja". (
Kita lihat djuga bahwa unsur-unsur hakiki agama kita, pokok hirarki dan suasana keagamaan sebagai perwudjudan Indjil, jang sekarang kita hajati pada taraf perkembangan jang lebih tinggi dan utuh, sudah ada dan hidup dalam umat purba itu.
3. Dan jang paling penting ialah: Kisah Rasul-rasul sebagai karangan jang diilhamkan oleh Roh Kudus dimaksudkan mendjadi buku renungan bagi Geredja dikemudian hari, djuga bagi kita masing-masing, untuk menginsjafkan kita, bahwa pengaruh Roh Kudus didalam Geredja Kudus dimasa ini masih ada djuga. Chususnja kenjataan-kenjataan peristiwa Pentekosta, tetapi djuga seluruh penjelenggaraan Roh Kudus jang njata dizaman Rasul-rasul, dapat dan harus mejakinkan kita, bahwa dan bagaimana Roh Kudus memimpin dan mendjiwai Geredja sekarang djuga. Kita mengerti, bahwa tanda-tanda jang njata perlu bagi umat muda untuk membina dan meneguhkan iman, jang bukan segera mendjadi darah daging mereka; tetapi kemudian tidak perlu lagi, sebab iman telah tjukup didasarkan pada pernjataan Kitab Kudus, mengenai hal ini chususnja pada pernjataan-pernjataan Kisah Rasul-rasul bersama surat-surat Paulus dan surat-surat para Rasul-rasul jang lain. Sebab itu penting sekali kitapun memperteguhkan dan menghidupkan iman kita dengan merenungkan apa jang ditulis bagi kita dalam Kisah Rasul-rasul dan Surat-surat Rasul-rasul itu, sampai kita jakin dan isnjaf benar-benar akan pimpinan agung Roh Kudus dalam Geredja, sehingga kita pertjaja akan kebenaran urusan-urusan dan keputusan-keputusan resmi dari pimpinan Geredja dan menerimanja tanpa sjarat serta melaksanakannja dengan rendah hati. Lagi pula supaja kita tetap insjaf, bahwa Roh Kudus hidup dalam batin kita masing-masing sebagai pokok dan pentjipta hidup atas kodrati (hidup abadi) kita. Kalau kita saksikan dan renungkan, bagaimana Roh Kudus mendjiwai setjara njata orang-orang beriman dimasa purba, maka dapat kita bajangkan bagaimana Roh Kudus djuga mendjiwai kita, setjara tidak njata kepada pantjaindera, tetapi tjukup njata bagi mata kepertjajaan jang berintuisi. Perenungan jang demikian tentu mempererat dan menghidupkan hubungan kita dengan Roh Kudus dalam beribadat kepadanja dan berdoa meminta pengertian, kekuatan hati dan pimpinan. Hal itu memang mahapenting bagi kita.
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (KIS 4:8-14)
Selama pembelaannya dalam ayat 8 sampai 14, Petrus meninggikan Kristus dalam setiap perkataannya dan juga dalam sepak terjang...
KESIMPULAN (KIS 4:8-14)
Selama pembelaannya dalam ayat 8 sampai 14, Petrus meninggikan Kristus dalam setiap perkataannya dan juga dalam sepak terjangnya. Saya tidak dapat memikirkan adanya sebuah format yang lebih baik untuk diikuti ketika iblis menyusahkan kita.
CATATAN ALAT BANTU PERAGA
Penolakan akan Yesus sebagai batu penjuru utama dapat digambarkan dengan membuat sketsa kasar sebuah bangunan yang memiliki ruangan berbentuk aneh yang diperuntukan bagi batu penjuru, Ruangan berbentuk aneh itu menggambarkan kesalahan konsep bangsa Yahudi tentang Mesias. Pada satu sisi buatlah sketsa sebuah batu penjuru yang bentuknya normal. Batu ini menggambarkan Yesus. Perhatikanlah bahwa batu penjuru itu tidak akan sesuai dengan bentuk ruangan itu. Jadi batu itu ditolak. (Cara lain untuk mengilustrasikan poin ini adalah dengan memakai pepatah lama: "Anda tidak dapat dengan pas memasukken pasak bersegi empat ke dalam lubang yang bulat." Buatlah sebuah lubang bulat pada sebatang kayu. Lalu buatlah sebuah pasak bersegi empat yang berdiameter sama dengan lubang bulat itu. Lubang bulat itu menggambarkan kesalahan konsep bangsa Yahudi tentang Mesias, sedangkan pasak bersegi empat menggambarkan Yesus.)
TFTWMS: Kisah Para Rasul (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Lihat juga Lukas 12:11, 12; Matius 10:17-20. Simaklah bahwa ini merupakan sebuah janji kepada para rasul, bukan kepada semua pengk...
Catatan Akhir:
- 1 Lihat juga Lukas 12:11, 12; Matius 10:17-20. Simaklah bahwa ini merupakan sebuah janji kepada para rasul, bukan kepada semua pengkhotbah. Anda dan saya harus "mempersiapkan diri sebelumnya."
- 2 Sebagaimana yang belakangan dilakukan oleh Paulus dan Silas, maka Petrus dan Yohanes kemungkinan menghabiskan waktu malam hari mereka dengan: berdoa dan menyanyikan pujian kepada Allah (16:25).
- 3 Lihat 16:7. Ini merupakan cara lain untuk menyapa Roh Kudus.
- 4 NIV menulis "suatu sikap kebaikan hati yang ditujukan kepada orang yang lumpuh"!
- 5 Pada intinya ia berkata, "Saya ingin dunia mengetahui!"
- 6 Kadang-kadang, kepentingan kita dan kepentingan kerajaan terkait bersama. Kita tidak boleh terlalu mempedulikan apa yang menimpa kita kecuali fitnah terhadap kita sangat merendahkan nama Yesus!
- 7 Dalam Markus 12:10 Yesus menerapkan nas itu ke atas diri-Nya sendiri. Dalam konteks aslinya, batu penjuru yang ditolak itu boleh jadi mengacu kepada Israel-yang ditolak oleh bangsa-bangsa lain, tetapi dipakai oleh Allah. Sebagaimana sering terjadi, Israel tidak memenuhi pelbagai tujuan Allah, tetapi hal itu diserahkan kepada Mesias untuk membuat pelbagai tujuan itu terlaksana dengan baik. Dalam pengertian yang paling dalam, nas itu dahulu dan sekarang dikenal sebagai sebuah nubuatan kemesiasan.
- 8 Mereka tidak mempunyai teknologi dan peralatan seperti yang kita miliki sekarang. Cara kita membangun gedung pada zaman kini, batu (bata atau sepotong kayu) di sudut tidaklah sepenting di masa lalu, akibatnya ilustrasi tersebut di zaman kini tidak memiliki dampak yang sama seperti di zaman dulu. Oleh sebab itu, beberapa terjemahan (seperti NESB) menulis "key stone (batu kunci) atau sesuatu yang serupa itu untuk mengungkapkan gagasan tersebut. Kebanyakan dari kita dapat memahami apa yang akan terjadi jika sebuah susunan batu kehilangan batu kunci (batu inti)!
- 9 Dalam catatan khotbah yang akan datang, kata-kata ini sebagian besar saya terapkan kepada dunia keagamaan secara umum yang mengira kita dapat diselamatkan dengan berbagai cara lain. Bagaimanapun, Richard Rogers telah memperlihatkan bahwa kata-kata itu cocok diterapkan ke atas gereja (Richard Rogers, "The First Opposition," Pelajaran yang dikhotbahkan di Sunset church of Christ, Lubbock, Texas, n. d. Jika kita tidak hati-hati, maka kita akan tergantung pada program-program kita dan kemampuan manusia untuk memperbaharui hidup orang yang sesat, daripada tergantung kepada Kristus!
- 10 Dalam konstruksi bahasa Yunani ada penekanan pada kata: jalan, kebenaran, hidup.
- 11 Dua tambah dua akan selalu sama dengan empat. Tidak akan pernah sama dengan lima. Itulah betapa sempitnya kebenaran itu.
- 12 Keberanian merupakan ciri dari pembicaraan umum para rasul (9:27, 28; 13:46; 14:3; 18:26; 19:8; 26:26). Ini merupakan faktor lain dari "rahasia" pertumbuhan gereja mula-mula.
- 13 Pendidikan formal memang memiliki nilai, tetapi gelar tidak pernah menjadi bagian penting dalam kesetiaan memberitakan Firman Allah. Gereja-gereja Kristus di Amerika, khususnya di bagian Selatan, sebagian besar dibangun oleh para petani dan pedagang yang memiliki sedikit atau sama sekali tidak berpendidikan formal, tetapi yang memiliki keinginan yang menggelora untuk memberitakan Firman Allah.
- 14 Yohanes mengenal Kayafas secara pribadi (Yohanes 18:15, 16).
- 15 Simaklah Matius 21:23-27; 22:15-46. Sebelumnya Petrus dan Yohanes telah melihat sebuah pengulangan tentang bagaimana Sidang itu telah memperlakukan Yesus. Sekarang Sidang itu juga melihat sebuah pengulangan tentang bagaimana Yesus pernah menghadapi mereka.
- 16 Lihat catatan tentang Kisah 2:38 dalam seri pelajaran ini.
- 17 Penting untuk dicatat bahwa Sidang itu tidak mengulang kembali cerita lucu bahwa mereka yang berjaga-jaga itu ketiduran dan murid-murid itu mencuri jasad Yesus (Matius 28:11-15). Cerita itu memang berhasil dijadikan desas-desus, tetapi jika saja Sidang itu mengetengahkan kembali cerita itu sebagai sebuah bukti legal, maka Petrus akan sudah "menggantung mereka di tiang gantungan mereka sendiri" (band. Ester 7:10)-sebab jika para prajurit itu benar-benar telah ketiduran sewaktu sedang bertugas, maka mereka akan dihukum mati, bukannya diberi hadiah (band. 12:19; 16:27).
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh
Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah
KISAH RASUL-RASUL
PENGANTAR
Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas. Tujuan utama Kisah Rasul-rasul ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut Yesus - dengan pimpinan Roh Allah - menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama Yahudi.
Kisah Rasul-rasul bisa dibagi dalam tiga bagian. Di dalam ketiga bagian itu nampak meluasnya wilayah di mana Kabar Baik tentang Yesus disiarkan dan gereja didirikan:
- (1) permulaan pergerakan Kristen di Yerusalem setelah Yesus terangkat naik ke surga;
- (2) perluasan ke daerah-daerah lain di Palestina; dan
- (3) perluasan yang lebih besar lagi ke negeri-negeri di sekitar Laut Tengah sampai sejauh Roma.
Satu hal yang khas dan penting dalam buku Kisah Rasul-rasul ini ialah pekerjaan Roh Allah yang datang dengan kuasa ke atas orang-orang percaya di Yerusalem pada hari Pentakosta. Di dalam seluruh peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam buku ini nyatalah bahwa Roh Allah itu terus-menerus memimpin dan menguatkan gereja beserta pemimpin-pemimpinnya. Berita yang diajarkan oleh agama Kristen pada masa-masa permulaan ini diringkaskan dalam sejumlah khotbah. Peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam buku ini menunjukkan pula betapa berkuasanya berita itu di dalam kehidupan orang-orang Kristen dan di dalam ikatan persaudaraan gereja.
Isi
- Persiapan untuk pemberitaan
Kis 1:1-26 - a. Perintah yang terakhir dan janji dari Tuhan Yesus
Kis 1:1-14 - b. Pengganti Yudas
Kis 1:15-26 - Pemberitaan di Yerusalem
Kis 2:1-8:3 - Pemberitaan di Yudea dan Samaria
Kis 8:4-12:25 - Pelayanan Paulus
Kis 13:1-28:31 - a. Perjalanan pertama untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 13:1-14:28 - b. Musyawarah di Yerusalem
Kis 15:1-35 - c. Perjalanan kedua untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 15:36-18:22 - d. Perjalanan ketiga untuk penyebaran Kabar Baik
Kis 18:23-21:16 - e. Paulus sebagai tahanan di Yerusalem, Kaisarea, dan Roma
Kis 21:17-28:31
Ajaran: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya
di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bagaimana Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia, dan betapa besar Kasih Karunia Allah kepada bangsa-bangsa di dunia.
Pendahuluan
Penulis : Lukas.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Seorang yang bernama Theofilus (Kis 1:1). (Dan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Para Rasul terbagi atas 28 pasal. Di dalam Kitab ini terdapat sejarah berdirinya Gereja Kristen, khotbah-khotbah para Rasul, penganiayaan terhadap umat Kristen, penginjilan kepada bangsa-bangsa lain, serta permulaan adanya sebutan Kristen.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Kisah Para Rasul
Pasal 1-5 (Kis 1:1-5:42).
Pengajaran tentang kelahiran gereja Tuhan Yesus pertama kali
Bagian ini menceritakan tentang amanat Tuhan Yesus yang diberikan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Sorga. Dan tentang orang-orang percaya setelah mendengar khotbah Rasul Petrus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 1:8; 2:1-3,36-41. Nats ini menyatakan perkataan Tuhan Yesus bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa setelah menerima Roh Kudus, dan perkataan Tuhan Yesus itu digenapi ketika Para Rasul berkumpul di Yerusalem. _Tanyakan_: Apakah saudara yakin sudah menerima Roh Kudus dan memiliki kuasa-Nya? Kalau sudah apakah yang harus saudara perbuat?
- Bacalah pasal Kis 2:41-47; 4:32-37.
Nats ini menceritakan kehidupan orang-orang percaya pada abad pertama penuh dengan kasih terhadap sesama dan ketekunan dalam beribadah kepada Allah. _Tanyakan_: Bagaimanakah sifat saudara terhadap anggota gereja yang lain? Apakah saudara rajin ke Gereja, baca Alkitab dan berdoa?
Pasal 6-12 (Kis 6:1-12:25).
Pengajaran tentang perkembangan gereja yang berada dalam penganiayaan terhadap orang-orang percaya
Orang-orang percaya di kota Yerusalem mengalami penganiayaan dari orang- orang Yahudi, sehingga mereka melarikan diri ke penjuru dunia. Tetapi di dalam segala penderitaan dan penganiayaan itu mereka tetap memberitakan Injil Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 7:54-60; 8:1-4. Nats-nats ini menceritakan bagaimana beratnya penderitaan dan aniaya yang dialami oleh orang-orang percaya, tetapi walaupun di dalam penderitaan dan aniaya itu mereka tetap setia beribadah dan memberitakan Injil. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap saudara kalau saudara diancam setelah masuk Kristen?
- Bacalah pasal Kis 9:1-22. Nats ini menceritakan tentang Saulus (Paulus) yang adalah seorang penganiaya orang-orang percaya, mengalami pertobatan dan akhirnya menjadi Rasul. Ini mengajarkan bahwa kuasa Tuhan Yesus dapat mengubah kehidupan seseorang yang sangat jahat sekalipun. _Tanyakan_: Sudahkah kehidupan saudara diubah oleh Tuhan Yesus menjadi kehidupan yang benar?
Pasal 13-15 (Kis 13:1-15:41).
Pengajaran tentang jemaat (gereja) setempat yang menginjil
Bagian ini menjelaskan tentang kehidupan orang-orang percaya di kota Antiokhia, dan sebutan Kristen pertama kali diberikan kepada murid-murid Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Kis 11:23-26. _Tanyakan_: Mengapa orang-orang percaya di Antiokhia disebut Kristen?
- Bacalah pasal Kis 13:1-6.
Nats ini menceritakan tentang jemaat Antiokhia, yang mengirimkan penginjil-penginjil kepada bangsa-bangsa lain karena taat pada Roh Kudus. Ini mengajarkan pada setiap gereja untuk mempunyai beban penginjilan pada setiap orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
_Tanyakan_: Apakah di gereja saudara mempunyai beban penginjilan?
Pasal 16-28 (Kis 16:1-28:31).
Pengajaran tentang nama Tuhan Yesus diberitakan ke seluruh dunia
Dalam bagian ini, dijelaskan bagaimana Kasih Karunia Allah yang ada dalam Tuhan Yesus, diberitakan pada setiap suku bangsa, baik yang menjadi rakyat biasa, maupun yang menjadi tentara dan orang-orang istana.
Pendalaman
Bacalah pasal Kis 23:11. Ayat ini menyatakan tentang perkataan Tuhan Yesus kepada Paulus untuk bersaksi dengan penuh keberanian di kota Roma. Ini juga mengajarkan pada setiap orang Kristen tetap mempunyai keberanian untuk bersaksi kepada setiap orang.
_Tanyakan_: Sudahkah saudara bersaksi dengan berani kepada setiap orang?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Kisah Para Rasul dapatlah diketahui bahwa perkembangan Gereja Tuhan Yesus dan Kasih Karunia Allah yang diberikan pada setiap bangsa mendapat tantangan dari kuasa dunia dan orang-orang yang tidak mau mengenal Allah. Tetapi melalui Kemahakuasaan-Nya, Tuhan Yesus mengalahkan semua kuasa dunia itu, dan Gereja tetap bertumbuh.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Kisah Para Rasul?
- Dengan kuasa apakah Rasul Paulus berkhotbah Yerusalem?
- Bagaimanakah kehidupan orang percaya pada abad pertama?
- Bagaimanakah beban penginjilan di jemaat Antiokhia?
- Dari manakah datangnya keberanian Rasul Paulus untuk bersaksi?
Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Ku
Kisah tentang gereja yang bersaksi
SIAPAKAH YANG MENULIS KITAB INI?
Kitab ini ditulis oleh tabib Lukas. Kitab ini boleh juga diberi judul Kisah Roh Kudus, karena menceritakan apa yang terjadi setelah Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Lukas, satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang bukan orang Yahudi, menulis Kisah para Rasul sebagai kelanjutan dari tulisan sebelumnya yakni Injil yang memakai namanya.
APAKAH ISI KITAB INI?
12 pasal pertama terutama meliput kegiatan rasul Petrus, sementara pasal-pasal selanjutnya sebagian besar tentang pekerjaan rasul Paulus. Yesus telah mengatakan kepada para murid-Nya bahwa apabila Roh Kudus turun ke atas mereka, mereka akan menjadi saksi-saksi-Nya. Kitab Kisah para Rasul memperlihatkan bagaimana hal ini digenapi. Dari kitab Kisah para Rasul, kita banyak sekali belajar tentang gereja mula-mula, suka dan dukanya, kemenangan dan kesusahannya, tetapi yang terpenting ialah perkembangan gereja yang dalam jangka waktu beberapa tahun sudah dibangun di seluruh dunia yang telah beradab. Kita tahu bahwa tabib Lukas adalah seorang sejarawan yang cermat dan kita boleh yakin bahwa dalam kitab ini kita memperoleh catatan yang benar tentang kekristenan yang mula-mula.
APA CIRI-CIRI UTAMANYA?
Kata 'saksi' dipakai lebih dari 30 kali, mengingatkan kita bahwa gereja yang sejati adalah gereja yang bersaksi dan setiap Kristen dipanggil untuk menjadi saksi. Sungguh menakjubkan bahwa hanya dalam satu generasi, orang-orang Kristen mula-mula ini telah mengabarkan Injil ke seluruh dunia yang sudah beradab. Kisah para Rasul merupakan buku pedoman misi yang terbaik yang pernah ditulis. Kisah para Rasul berakhir dengan tiba-tiba - seolah-olah tidak selesai. Suatu cara mengakhiri yang tepat, karena gereja yang bersaksi harus terus maju sampai Kristus datang kembali. Kitab-kitab Injil memperlihatkan apa yang mulai dilakukan oleh Kristus ketika Ia ada di dunia dan Kisah para Rasul menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selanjutnya oleh Roh-Nya yang kudus melalui murid-murid-Nya. Kitab ini dimulai dengan pemberitaan Injil di Yerusalem, ibu kota agama bangsa Yahudi; diakhiri dengan pemberitaan Injil di kota Roma, ibu kota dari dunia yang beradab pada waktu itu.
KAPAN KITAB INI DITULIS?
Hampir dapat dipastikan bahwa tabib Lukas menulis Kisah para Rasul pada awal atau pertengahan tahun enam puluhan abad pertama - pada akhir masa dua tahun hukuman penjara rasul Paulus di Roma. Kitab itu mencakup masa dari pendirian gereja di Yerusalem sampai masa hukuman penjara rasul Paulus di Roma - yaitu kurang lebih tiga puluh tahun
Pesan
1. Gereja menanti dan menerIma kuasa Roh Kudus.o Amanat agung diulangi. Kis 1:8
o Tuhan yang bangkit naik ke surga. Kis 1:9
o Para rasul berdoa. Kis 1:14
o Roh yang dijanjikan diberikan. Kis 2:4
o Disusul dengan khotbah yang penuh kuasa. Kis 2:37
2. Gereja mempertunjukkan persekutuan Kristen.
o Dalam kehidupan bersama. Kis 2:44; 4:32
o Dalam ibadah bersama. Kis 2:46
3. Gereja segera mengalami baik kemenangan maupun kesusahan.
o Penyembuhan orang lumpuh. Kis 3:2
o Penipuan Ananias dan Safira. Kis 5:1
4. Gereja mengangkat 'para pejabat' yang pertama -'Kelompok Tujuh Orang' (Kis 6:3).
5. Martir pertama gereja - Stefanus (Kis 7:60).
6. Gereja menerima seorang petobat baru yang luar biasa - Saulus dari Tarsus (Kis 9:1-19).
7. Gereja membuktikan kuasa doa.
o Persekutuan doa yang membuka pintu penjara. Kis 12:5
8. Gereja mengadakan sidangnya yang pertama yang di dalamnya kebebasan orang
bukan Yahudi dilindungi (Kis 15:19).
Penerapan
1.Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita apa yang harus dilaksanakan oleh gereja Perjanjian Baru:
o Pengajaran
o Persekutuan
o Pemecahan roti
o Kebaktian (doa-doa)
2. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya persekutuan Kristen itu:
o Saling berbagi hidup dan memperhatikan
3. Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya pekerjaan misi dilaksanakan:
o Oleh setiap orang yang dipanggil oleh Allah - bukan suatu golongan elit tertentu
o Di bawah pimpinan Roh Kudus
o Mengunjungi tempat-tempat yang strategis
4. Kisah para Rasul mengingatkan kita bahwa Kristen yang sungguh-sungguh sekalipun, kadang-kadang berbeda pendapat dan berpisah.
o Paulus dan Barnabas mengambil sikap yang berbeda terhadap Yohanes Markus ketika ia meninggalkan mereka, tetapi perbedaan ini kemudian dipulihkan.
5. Kisah para Rasul memperkenalkan kita kepada para pemimpin pertama yang diangkat dalam gereja Kristen dan memberitahukan kepada kita apa persyaratan mereka.
Tema-tema Kunci
1. Bersaksi.Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi 'saksi' berhubungan dengan kata 'martir'.
Kisah para Rasul menunjukkan kepada kita betapa tinggi harga yang harus dibayar
dalam bersaksi - Stefanus harus membayar dengan nyawanya dan kesaksian Petrus
dan Paulus menyebabkan mereka dipenjarakan.
Carilah ayat-ayat lain yang mengandung kata' saksi'. Bandingkan siksaan yang
diterima oleh Stefanus dengan kematian Kristus di kayu salib (Luk. 23:34; Kis. 7:60).
2. Pertobatan.
Kisah para Rasul mencatat sejumlah peristiwa pertobatan yang unik. Keempat
contoh di bawah ini memperlihatkan bagaimana Allah membawa laki-laki dan
perempuan kepadaNya dengan berbagai cara: O Sida-sida dari Etiopia yang dibawa
kepada Kristus melalui pembacaan Kitab Suci (Kis 8:30).
o Saulus dari Tarsus, yang hidupnya berubah secara tiba-tiba dan dramatis (Kis 9:1-19).
o Lidia, wanita yang taat beribadah, yang telah siap menerima Injil (Kis 16:14).
o Kepala penjara Filipi yang mencari keselamatan karena didorong oleh rasa takut
(Kis 16:29, 30).
Carilah ayat-ayat yang berhubungan dengan keempat pertobatan di atas serta
bandingkanlah cara-cara yang Allah pakai waktu itu dan sekarang untuk membawa
orang kepada-Nya.
3.Tim penginjilan.
Kita melihat di dalam Kisah para Rasul pola kerja misionaris. Paulus tidak saja
menetapkan tempat-tempat yang strategis dan berusaha menyebarkan kabar baik di
daerah sekelilingnya, tetapi ia juga mempunyai rekan penolong.
Perhatikanlah kampanye Paulus yang berbeda-beda dalam perjalanan misionarisnya
yang tercatat dalam Kisah para Rasul.
Garis Besar Intisari: Kisah Para Rasul (Pendahuluan Kitab) [1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11Janji tentang Roh Kudus
Kis 1:12-14Para murid yang menanti
Kis 1:15-2
[1] PENGANTAR Kis 1:1-26
Masa empat puluh hari dan sesudahnya:
Kis 1:1-11 | Janji tentang Roh Kudus |
Kis 1:12-14 | Para murid yang menanti |
Kis 1:15-26 | Penggantian Yudas |
[2] BERSAKSI DI YERUSALEM Kis 2:1-7:60
Kis 2:1-47 | Kuasa diberikan dan khotbah penuh kuasa |
Kis 3:1-26 | Mukjizat pertama yang dicatat dalam gereja mula-mula |
Kis 4:1-31 | Timbulnya kaum oposisi |
Kis 4:32-5:16 | Berkat dan cela |
Kis 5:17-42 | Lebih menaati Allah daripada manusia |
Kis 6:1-7:60 | Martir Kristen pertama |
[3] BERSAKSI DI SAMARIA Kis 8
[4] BERSAKSI DI TEMPAT YANG LEBIH JAUH Kis 9:1-13:3
Kis 9 | Pertobatan yang luar biasa |
Kis 10:1-11:30 | Mata Petrus terbuka |
Kis 12:1-2 | 5 Petrus ditangkap |
Kis 13:1-3 | Paulus dan Barnabas diutus |
[5] BERSAKSI SAMPAI KE UJUNG DUNIA Kis 13:4-28:31
Kis 13:4-15:35 | Perjalanan misionaris yang pertama |
o Siprus (Kis 13:4-12)
o Perga (Kis 13:13)
o Pisidia Antiokhia (Kis 13:14-52)
o Ikonium (Kis 14:1-6)
o Listra (Kis 14:6-20)
o Derbe (Kis 14:20-21)
o Sidang di Yerusalem (Kis 15:1-35)
Kis 15:36-18:22 | Perjalanan misionaris yang kedua |
o Paulus dan Barnabas berpisah (Kis 15:36-41)
o Paulus mengunjungi Listra (Kis 16:1-3)
o Berbagai kota di Asia Kecil (Kis 16:4-11)
o Filipi (Kis 16:12-40)
o Tesalonika (Kis 17:1-9)
o Berea (Kis 17:10-14)
o Atena(Kis 17:15-34)
o Korintus (Kis 18:1-17)
o Kembali ke Antiokhia
Kis 18:23-21:17 | Perjalanan misionaris yang ketiga |
o Paulus mengunjungi Efesus (Kis 18:23-19:40)
o Berangkat ke Yerusalem (Kis 20:1-16)
o Berpidato di depan para penatua di Efesus (Kis 20:17-38)
o dan akhirnya tiba di Yerusalem (Kis 21:1-17)
Kis 21:18-28:3 | Paulus berhadapan dengan para penguasa |
o Didakwa dan ditangkap (Kis 21:18-40)
o Membela diri (Kis 22-26)
o Dalam perjalanan ke Roma (Kis 27:1-28:15)
o Paulus masih berkhotbah (Kis 28:16-31)
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi