Teks -- Ibrani 7:24 (TB)

7:24 Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Ende: Ibr 7:24 - Takkan beralih

jaitu tidak mungkin diturunkan atau dipindahkan kepada seorang pengganti.

Ref. Silang FULL: Ibr 7:24 - selama-lamanya, imamat-Nya

· selama-lamanya, imamat-Nya: Ibr 7:28

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Hagelberg: Ibr 7:1--10:18

C. Imam yang lebih baik dengan Pelayanan yang lebih baik (7:1-10:18)

Inti dari bagian ini ialah: Imam Besar yang kita punya adalah sangat mulia.

Ayat terakhir dari pasal 6 menyebut peraturan Melkisedek, dan kata-kata itu menjadi suatu peralihan untuk bagian ini di mana Yesus dikaitkan dengan Melkisedek. Kejadian 14 merupakan latar belakang dari diskusi ini.

Hagelberg: Ibr 5:1--10:39

III. Bagian Kedua: Anak/Imam Allah (pasal 5:1-10:39)

Bagian yang pertama sudah menguraikan kepada kita dua kebenaran. 1) bahwa Yesus, yang ditahbiskan sebagai Raja oleh Allah, memiliki suatu posisi dan masa depan yang sangat mulia, dan 2) bahwa kita yang mengikuti Dia dengan setia akan menikmati suatu kemenangan/warisan yang mulia. Di dalam bagian itu Yesus direnungkan terutama sebagai Raja kita yang merintis kemenangan. Di dalam bagian yang kedua ini Yesus akan direnungkan terutama sebagai Imam Besar kita. Bukannya unsur ini tidak ada di dalam bagian pertama. Ada juga unsur ini (2:17, 3:1-6, dan 4:14-16), tetapi tidak menonjol sebagai tema utama. Sekarang, di dalam bagian kedua ini, peranan Yesus sebagai Imam Besar kita akan direnungkan, dan, sama dengan apa yang ada dalam bagian pertama, beberapa peringatan akan disisipkan di dalam renungan ini.

Pada hakekatnya bagian ini (pasal 5-10) berkata bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, yang layak, yang lebih baik, dan yang menjadi dasar yang kuat bagi pahala kita, maka kita harus mendekati Tuhan Allah kita.

Gill (ID): Ibr 7:24 - Tetapi orang ini, karena ia terus-menerus ada // memiliki imamat yang tidak dapat berubah

Tetapi orang ini, karena ia terus-menerus ada,.... Meskipun ia telah mati, kematian tidak melarangnya untuk terus ada, seperti halnya dengan orang lain; ia tidak dipaksa untuk mati, ia mati secara sukarela; dan ia hanya terus berada di bawah kuasa kematian untuk waktu yang singkat; selain itu, kematiannya adalah bagian dari jabatan imamatnya: sehingga ia tidak hanya terus dalam sifat ilahinya, yang masih memiliki sifat manusia yang bersatu dengannya, tetapi ia juga terus dalam jabatannya sebagai seorang imam, dan dengan cepat bangkit dari kematian; dan kekuatan pengorbanannya selalu ada, dan dia sendiri hidup selamanya sebagai seorang pengantara: oleh karena itu ia

memiliki imamat yang tidak dapat berubah; yang tidak akan pernah ketinggalan zaman, dan tidak akan digantikan oleh yang lain; dan tidak pula akan berpindah dari dirinya kepada orang lain, karena itu tidak perlu, mengingat ia hidup, dan tidak ada yang lain yang cukup untuk itu; dan adalah ketidakadilan untuk memindahkannya kepada orang lain; kemuliaannya adalah miliknya; dan ini adalah hal yang menghibur bagi para orang suci, bahwa ia duduk sebagai imam di atas takhtanya, dan bahwa imamatnya selalu berlanjut.