Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Flp 2:19
Full Life: Flp 2:19 - TIMOTIUS.
Nas : Fili 2:19
Timotius menjadi teladan yang baik tentang bagaimana seharusnya
keadaan seorang hamba dan utusan Allah (2Tim 3:15), seorang hamba
K...
Nas : Fili 2:19
Timotius menjadi teladan yang baik tentang bagaimana seharusnya keadaan seorang hamba dan utusan Allah (2Tim 3:15), seorang hamba Kristus yang layak. Dialah pelajar Firman Allah yang berhasrat dan taat (1Tes 3:2), seorang dengan reputasi yang baik (Kis 16:2), yang kekasih dan yang setia (1Kor 4:17), sungguh-sungguh memperhatikan orang lain (ayat Fili 2:20), dapat dipercayai (2Tim 4:9,21), dan setia kepada Paulus serta Injil (ayat Fili 2:22; Rom 16:21).
Ref. Silang FULL -> Flp 2:19
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Flp 2:19-30
Matthew Henry: Flp 2:19-30 - Pujian untuk Timotius dan Epafroditus Pujian untuk Timotius dan Epafroditus (2:19-30)
Secara khusus Paulus berbicara tentang dua orang pelayan Tuhan yang baik. Sekalipun dia sendiri ada...
Pujian untuk Timotius dan Epafroditus (2:19-30)
- Secara khusus Paulus berbicara tentang dua orang pelayan Tuhan yang baik. Sekalipun dia sendiri adalah seorang rasul besar, dan telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua, namun ia menyempatkan diri untuk berbicara dengan penuh hormat mengenai mereka yang jauh lebih rendah kedudukannya daripada dia.
- I. Paulus berbicara tentang Timotius, yang ia rencanakan untuk diutus kepada jemaat Filipi, supaya ia bisa mengetahui keadaan mereka. Lihatlah bagaimana Paulus peduli terhadap para jemaat, dan betapa ia terhibur apabila mereka dalam keadaan baik. Ia merasa menderita ketika sudah beberapa lama tidak mendengar kabar mereka, sehingga berniat mengutus Timotius untuk mencari tahu dan membawa kabar untuknya. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan aku dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu. Sebaliknya, Timotius memiliki karakter yang sedemikian. Tidak diragukan lagi, ada banyak pelayan Tuhan yang baik, yang memperhatikan jiwa orang-orang yang mereka injili. Namun tidak ada yang sebanding dengan Timotius, seorang dengan roh yang unggul dan berhati lembut. Yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu (KJV: Yang secara alami memperhatikan kepentinganmu – pen.). Perhatikan, sangat baik bagi kita apabila kewajiban kita menjadi sesuatu yang kita kerjakan secara alami. Timotius dikenal sebagai anak rohani Paulus yang mulia, dan ia hidup dengan roh yang sama dan jejak langkah yang sama. Secara alami, artinya, tulus, dan bukan hanya berpura-pura. Dengan hati yang rela dan pandangan yang lurus, sangat selaras dengan isi pikiran Paulus. Perhatikan,
- 1. Merupakan kewajiban para pelayan Tuhan untuk memperhatikan kepentingan jemaat mereka dan peduli terhadap kesejahteraan jemaat. Sebab bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri (2Kor. 12:14).
- 2. Jarang sekali untuk menemukan seseorang yang melakukannya secara alami, yaitu orang yang sangat luar biasa dan berbeda di antara saudara-saudaranya. Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus (ay. 21). Apakah Paulus terlalu terburu-buru dalam mengatakan hal ini, seperti Daud yang berkata, bahwa semua manusia pembohong? (Mzm. 116:11) Apakah sejak semula sudah begitu lazimnya kebobrokan di antara para pelayan Tuhan, sehingga tidak ada satu pun di antara mereka yang memedulikan kepentingan jemaat mereka? Kita tidak boleh mengartikannya demikian. Maksud Paulus adalah secara umum. Semua, artinya sebagian besar, atau semua, jika dibandingkan dengan Timotius. Perhatikan, mencari kepentingan kita sendiri sampai-sampai mengabaikan Yesus Kristus adalah dosa yang sangat besar, dan sangat lazim terjadi di kalangan orang Kristen dan para pelayan Tuhan. Banyak yang lebih memilih kehormatan, kenyamanan, dan keamanan mereka sendiri daripada kebenaran, kekudusan, dan kewajiban. Mereka lebih memilih hal-hal yang menyenangkan dan mendatangkan nama baik bagi mereka, daripada perkara-perkara tentang kerajaan Kristus, kehormatan, dan kepentingan-Nya di dunia. Namun Timotius sama sekali tidak seperti itu. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji (ay. 22). Ia adalah seorang yang telah teruji, telah menunaikan tugas pelayanannya (2Tim. 4:5), dan setia dalam segala perkara yang terjadi padanya. Semua jemaat yang dikenal olehnya mengetahui bukti mengenai dirinya. Ia adalah seorang yang sangat baik, sebagaimana tampaknya, dan melayani Kristus dengan cara sedemikian hingga berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia (Rm. 14:18). “Kamu tidak hanya mengetahui namanya dan wajahnya, tetapi juga bukti mengenai dirinya, dan telah mengalami kasih dan kesetiaannya selama ia melayani kalian,” bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Ia adalah asisten Paulus di berbagai tempat di mana Paulus memberitakan Injil. Ia melayani bersama Paulus di dalam Injil, dengan segala hormat sebagaimana wajib diberikan oleh seorang anak kepada bapanya, dan dengan segenap kasih dan kegembiraan yang dapat dilakukan seorang anak kepada bapanya. Pelayanan mereka bersama disertai dengan sikap hormat yang besar di satu pihak, dan kelembutan serta kebaikan di pihak yang lain. Ini sungguh sebuah teladan yang mengagumkan bagaimana pelayan Tuhan yang lebih tua dan lebih muda dipersatukan di dalam pelayanan yang sama. Paulus berencana mengutus Timotius segera: Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku (ay. 23). Saat itu Paulus adalah seorang tawanan, dan tidak tahu apa yang akan terjadi. Namun, sesuai dengan apa yang ternyata terjadi, Paulus mengutus Timotius. Bahkan, ia berharap untuk datang sendiri (ay. 24). Tetapi dalam Tuhan aku percaya, bahwa aku sendiri pun akan segera datang. Paulus berharap supaya dia akan segera dibebaskan, dan dapat mengunjungi mereka. Paulus menginginkan kebebasannya, bukan supaya ia dapat bersenang-senang, melainkan supaya ia dapat berbuat baik. Dalam Tuhan aku percaya. Ia mengungkapkan pengharapan dan keyakinannya bahwa ia akan berjumpa dengan mereka, sambil dengan penuh kerendahan hati bergantung dan tunduk pada kehendak ilahi. (Lihat Kis. 18:21; 1Kor. 4:19; Yak. 4:15; dan Ibr. 6:3).
- II. Paulus berbicara mengenai Epafroditus, yang disebutnya sebagai saudaranya, dan teman sekerja serta teman seperjuangannya, saudaranya di dalam Kristus, kepada siapa ia menaruh kasih yang besar. Epafroditus adalah rekan sekerja Paulus dan bersama-sama menderita bagi Injil, yang tunduk pada pekerjaan dan kesukaran yang sama dengan dirinya. Epafroditus merupakan utusan jemaat Filipi, yang tadinya mereka utus kepada Paulus, mungkin untuk meminta nasihat kepadanya tentang beberapa persoalan mengenai jemaat mereka, atau untuk membawakan hadiah dari mereka untuk menolong Paulus, karena Paulus menambahkan, yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku. Agaknya Epafroditus adalah orang yang sama dengan yang disebut Epafras (Kol. 4:12). Ia sungguh rindu untuk datang kepada jemaat Filipi, dan Paulus mau supaya ia melakukannya. Tampaknya,
- 1. Epafroditus dulu menderita sakit. Mereka mendengar bahwa ia sakit (ay. 26). Dan memang benar ia sakit dan nyaris mati (ay. 27). Penyakit adalah kemalangan yang umum menimpa semua orang, termasuk orang-orang baik dan para pelayan Tuhan. Namun, mengapa Rasul Paulus tidak menyembuhkan dia, padahal Paulus dianugerahi kuasa untuk menyembuhkan penyakit, dan juga membangkitkan orang mati? (Kis. 20:10). Mungkin ini karena karunia tersebut bertujuan untuk menjadi tanda bagi orang lain, dan untuk menegaskan kebenaran Injil, sehingga tidak perlu dipraktikkan di antara sesama pelayan Tuhan. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh (Mrk. 16:17-18). Mungkin juga mereka tidak memiliki kuasa itu setiap saat, dan tidak dapat menggunakannya sesuka hati, kecuali hanya sewaktu ada tujuan besar yang hendak dicapai melalui karunia tersebut, dan sewaktu Allah memandang tepat untuk hal itu. Ini terkecuali bagi Kristus, yang memiliki Roh tidak terbatas.
- 2. Jemaat Filipi saat itu sangat sedih mendengar bahwa Epafroditus sakit. Mereka sangat tertekan, seperti halnya Paulus, ketika mendengar kabar tentang hal itu. Sebab tampaknya, Epafroditus adalah orang yang sangat mereka hormati dan kasihi, dan dianggap cocok dipilih untuk diutus kepada Rasul Paulus.
- 3. Allah berkenan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan Epafroditus. Tetapi Allah mengasihani dia (ay. 27). Rasul Paulus mengakui bahwa itu merupakan belas kasihan yang luar biasa bagi dirinya sendiri, dan juga bagi Epafroditus dan yang lain. Meskipun ketika itu jemaat diberkati dengan karunia-karunia yang luar biasa, mereka bahkan masih dapat kehilangan seorang pelayan yang baik. Paulus sangat tersentuh ketika memikirkan suatu kehilangan yang begitu besar: supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah, artinya, “Supaya jangan selain dukacitaku sendiri karena dipenjara, aku berdukacita karena kematiannya.” Atau, mungkin pelayan Tuhan yang baik lainnya juga ada yang baru saja meninggal, sehingga membuat ia sangat bersedih. Dan apabila Epafroditus mati sekarang, itu akan membuat ia bersedih lagi, dan bertambah-tambah dukacitanya.
- 4. Epafroditus ingin mengunjungi jemaat di Filipi, supaya ia dapat terhibur oleh orang-orang yang berdukacita untuknya ketika dia sakit. Supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita pula (ay. 28), supaya kamu sendiri dapat melihat betapa pulih kesehatannya, dan karena itu betapa kamu harus mengucap syukur dan bersukacita mengenai keadaannya.” Epafroditus sendiri merasa senang dapat menghibur mereka dengan kehadiran seorang sahabat yang terkasih.
- 5. Paulus minta mereka untuk menunjukkan penghargaan dan kasih kepada Epafroditus. “Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. Pandanglah orang-orang yang seperti ini berharga, yang menyala-nyala dan setia, dan kiranya mereka sangat dikasihi dan dihormati. Tunjukkanlah sukacita dan rasa hormatmu dengan segala ungkapan kasih yang terdalam dan kata-kata yang baik.” Agaknya Epafroditus ditimpa penyakit ketika sedang melakukan pekerjaan Allah: Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayanan mereka kepada dia. Rasul Paulus tidak menyalahkan Epafroditus karena bersikap gegabah dan membahayakan nyawanya, tetapi justru beranggapan bahwa jemaat harus lebih lagi mengasihi Epafroditus karenanya. Perhatikan,
- (1) Barangsiapa sungguh-sungguh mengasihi Kristus, dan tulus dalam mengurus kepentingan kerajaan-Nya, akan menganggap sangat pantas bagi mereka untuk membahayakan kesehatan dan hidup mereka demi melayani Dia dan membangun jemaat-Nya.
- (2) Jemaat harus menerima Epafroditus dengan sukacita, sebagai orang yang baru sembuh dari sakit. Sungguh mengharukan bila kita memikirkan segala rahmat dikembalikan lagi kepada kita setelah bahaya disingkirkan dari kita, dan pada saat itu, segala rahmat itu akan lebih dihargai dan dimanfaatkan. Apa yang diberikan kepada kita sebagai jawaban doa haruslah diterima dengan rasa syukur dan sukacita yang besar.
SH: Flp 2:19--3:1 - Memberi yang terbaik. (Kamis, 29 Oktober 1998) Memberi yang terbaik.
Dalam ps. 2:1-11, Paulus mengajar jemaat untuk hidup memperhatikan orang lain. Kini ia sendiri menerapkan nasehatnya itu dengan...
Memberi yang terbaik.
Dalam ps.
Hasil pemuridan. Timotius dan Epafroditus adalah dua pelayan Tuhan yang memiliki kualitas sangat mirip dengan kualitas diri dan pelayanan Paulus. Mereka sedia menderita, memberi perhatian besar kepada kesejahteraan dan kemajuan iman jemaat, tidak mementingkan diri sendiri. Gereja masa kini sangat memerlukan kualitas aktivis semacam mereka. Bagaimana mungkin kita memiliki pekerja gereja macam itu, bila tidak ada hamba Tuhan yang sedia memberikan waktu untuk membina?
Renungkan: Apakah Anda mempunyai beban doa, beban pelayanan kepada orang lain?
SH: Flp 2:19-30 - Kualifikasi pelayan Kristus (Sabtu, 29 Mei 2004) Kualifikasi pelayan Kristus
Setelah berbicara tentang hidupnya yang seolah semakin mendekati
garis akhir (ayat 17), Paulus mulai memikirkan siap...
Kualifikasi pelayan Kristus
Setelah berbicara tentang hidupnya yang seolah semakin mendekati garis akhir (ayat 17), Paulus mulai memikirkan siapa yang akan meneruskan pekerjaan pelayanannya. Seperti tertulis pada makam John Wesley "Allah menguburkan hamba-Nya dan meneruskan pekerjaan-Nya". Pekerjaan Tuhan akan terus berlanjut selama langit dan bumi belum lenyap.
Paulus tidak mempercayakan tugas tersebut kepada sembarang orang. Dia memiliki kualifikasi tertentu bagi seorang rekan kerja. Melalui dua rekan kerja Paulus, yaitu Timotius dan Epafroditus, kita dapat mempelajari kualifikasi itu. Pertama, sehati dan sepikir (ayat 20). Ini penting, sebab Paulus telah membangun dengan kualitas yang tinggi. Seorang penerus harus memiliki pikiran yang sama, jika tidak demikian pekerjaan yang telah dibangun lambat laun akan hancur karena kontradiksi yang terjadi di dalam.
Kedua,kesungguhan dan ketulusan memperhatikan kepentingan jemaat dan bukan kepentingannya sendiri (ayat 20-21). Di sini sekali lagi penyangkalan diri dan pengorbanan merupakan syarat bagi seorang hamba Tuhan. Ketiga, kesetiaan. Ini berarti konsistensi, ketekunan, tahan uji. Kesetiaan adalah kerelaan untuk tetap tinggal bersama sekalipun segala sesuatu berjalan tidak baik. Timotius tidak meninggalkan Paulus di saat-saat sulit.
Keempat, terlibat dalam pelayanan Injil. Ini bahkan adalah panggilan setiap orang percaya. Kelima, memiliki kerinduan yang lahir dari kasih kepada jemaat (ayat 26). Keenam, berani mempertaruhkan jiwanya (ayat 30) dan ketujuh, melengkapkan apa yang masih kurang dalam pelayanan yang telah dikerjakan. Inilah kualifikasi yang ditulis oleh Paulus bagi penerus pekerjaannya.
Tekadku: Saya mau menjadi pelayan Tuhan. Tolong Tuhan, agar saya selalu melatih diri meneladani Kristus supaya layak menjadi hamba-Mu.
SH: Flp 2:19-24 - Bersedia dimuridkan? (Selasa, 4 September 2012) Bersedia dimuridkan?
Adalah menarik untuk melihat proses pemuridan yang dilakukan oleh Paulus kepada Timotius. Hasil proses pemuridan yang dilakukan ...
Bersedia dimuridkan?
Adalah menarik untuk melihat proses pemuridan yang dilakukan oleh Paulus kepada Timotius. Hasil proses pemuridan yang dilakukan oleh Paulus adalah tiga karakter emas yang dimiliki oleh Timotius.
Pertama, Timotius memiliki kesatuan pikiran dan kesatuan hati dengan gurunya, Paulus. Timotius adalah seorang murid yang bukan saja menyerap pengetahuan yang dimiliki Paulus, tetapi juga menyelami isi hati Paulus. Pemuridan seperti ini bukan saja merupakan proses transfer dari otak ke otak, tetapi juga transformasi dari hati ke hati. Timotius memiliki komitmen untuk sepikiran dan sehati dengan bapak rohaninya. Kualitas seperti ini menurut Paulus tidak dimiliki oleh yang lain (20a).
Kedua, Timotius tidak mementingkan diri sendiri, melainkan mengutamakan kepentingan Kristus dan kepentingan orang lain (20b-21). Kesehatian Timotius dengan Paulus adalah di dalam mengutamakan Kristus dan jemaat yang mereka layani, termasuk dalam situasi yang sulit sekalipun. Di dalam hal ini, proses pemuridan sudah melampaui transfer pengetahuan semata. Yang terjadi di dalam proses ini adalah Timotius mengikuti teladan (imitasi) yang dilakukan oleh Paulusm, sementara Paulus meneladani Kristus.
Ketiga, Timotius adalah seorang yang penuh dengan kesetiaan (22). Kualitas seperti ini juga sangat langka, khususnya di tengah situasi sulit. Di dalam tekanan, banyak orang memikirkan keselamatan diri sendiri bahkan tidak jarang dengan mengurbankan orang lain. Namun, Timotius menunjukkan sikap berbeda dengan menunjukkan kesetiaan kepada Paulus, gurunya, sekalipun Paulus berada dalam penjara. Risiko yang besar pasti akan ditanggung Timotius. Tampak di sini bahwa pemuridan yang dilakukan Paulus telah berhasil menjadikan Timotius sebagai murid yang setia. Itu dilakukan bukan dengan indoktrinasi, tetapi melalui teladan hidup Paulus. Itulah pemuridan yang sesungguhnya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda seperti Timotius dan Paulus yang bersedia memberi diri dimuridkan oleh Kristus?
SH: Flp 2:19--3:1 - Delegasi (Kamis, 6 Agustus 2020) Delegasi
Timotius dan Epafroditus diutus Paulus ke jemaat di Filipi sebagai perwakilannya karena ia sedang berada dalam penjara. Kondisi ini sesunggu...
Delegasi
Timotius dan Epafroditus diutus Paulus ke jemaat di Filipi sebagai perwakilannya karena ia sedang berada dalam penjara. Kondisi ini sesungguhnya bisa menimbulkan dukacita bagi jemaat di Filipi. Namun, Paulus tidak ingin mereka bersedih. Oleh karena itulah, ia mengutus Timotius dan Epafroditus untuk memberi penguatan sehingga mereka bisa bersukacita dan terus hidup setia kepada Tuhan.
Dalam mengutus delegasi, Paulus menetapkan kriteria bagi siapa yang dianggapnya mampu mewakili dirinya. Timotius adalah orang yang paling dekat dengannya. Ia setia, tulus, dan giat memberitakan Injil. Ia mengerjakan semuanya dengan hati yang bersih dan tidak mencari keuntungan pribadi. Visi dan misinya, seperti Paulus, adalah untuk memuliakan Kristus Yesus.
Epafroditus pun diutus untuk kembali agar jemaat di Filipi mendengar langsung darinya tentang keadaan Paulus dalam penjara. Epafroditus memang utusan jemaat di Filipi untuk melayani Paulus selama dalam penjara. Epafroditus melakukan tugasnya dengan sangat baik.
Pendelegasian oleh Paulus dilakukan dengan pertimbangan yang baik.
Paulus melakukan semua itu dengan semangat tunduk kepada Kristus, bukan berdasarkan keinginan sendiri. Walaupun demikian, pendelegasian itu tidak membuat Paulus menjadi tidak peduli kepada jemaat Filipi. Ia tetap berharap bisa datang ke sana, apabila perkaranya sudah selesai.
Pemberitaan Injil ternyata harus melibatkan orang lain dalam kerja sama. Kita bisa saja mendelegasikan tugas kepada orang yang dianggap mampu. Dengan demikian, penyebaran Injil bisa dikerjakan dengan efektif dan efisien. Namun, jika hendak memilih delegasi, kita tidak boleh melakukannya dengan sembarangan. Dalam hal ini pun, kita harus bersikap taat dan tunduk kepada kehendak Tuhan.
Kita harus mendengarkan kehendak-Nya dengan saksama. Maka siapa pun yang diutus, mari kita hidup sebagai delegasi Kristus yang terus memberitakan Injil di dunia ini. Kita menjalani hidup mulia dengan menonjolkan sifat-sifat ilahi. [DSY]
Utley -> Flp 2:19--3:1
Utley: Flp 2:19--3:1 - --NASKAH NASB (UPDATED): Fili 2:19-3:119 Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar ten...
NASKAH NASB (UPDATED): Fili 2:19-3:1
19 Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. 20 Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; 21 sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. 22 Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. 23 Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku; 24 tetapi dalam Tuhan aku percaya, bahwa aku sendiripun akan segera datang. 25 Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus kepadamu, yaitu saudaraku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku, yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku. 26 Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian dan susah juga hatinya, sebab kamu mendengar bahwa ia sakit. 27 Memang benar ia sakit dan nyaris mati, tetapi Allah mengasihani dia, dan bukan hanya dia saja, melainkan aku juga, supaya dukacitaku jangan bertambah-tambah. 28 Itulah sebabnya aku lebih cepat mengirimkan dia, supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku. 29 Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orang-orang seperti dia. 30 Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku. Fili 3:1 Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. (3 #1 b) Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.
Fili 2:19 "Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan" Paulus tahu hidup dan rencananya bukan miliknya, tetapi dikendalikan oleh kehendak Allah (lih. ay. Fili 2:24; 1Kor 4:19; Yak 4:13-17)
□ "supaya tenang juga hatiku" Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE SUBJUNCTIVE. Istilah ini digunakan dalam pengertian suatu "perpisahan" dan "selamat jalan" dan telah ditemukan di makam-makam kuno. Ini adalah satu- satunya penggunaannya di PB dan tampaknya digunakan dalam arti "memberi semangat" (NRSV).
- NASB "satu roh"
- NKJV "yang… sepikir"
- NRSV "seperti dia"
- TEV "yang berbagi perasaan saya"
- NJB "peduli setulusnya untuk kesejahteraanmu"
Ini secara harfiah adalah "sejiwa" (isopsuchos). Ini menunjukkan bahwa Timotius memiliki kasih yang sama bagi gereja Filipi seperti Paulus. Sebuah majemuk yang serupa "sepikir" (sumpsuchos) digunakan dalam Fili 2:2.
- NASB, NRSV "yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu"
- NKJV "yang akan setulusnya peduli akan keadaanmu"
- TEV "yang benar-benar peduli tentang kamu"
- NJB "peduli setulusnya untuk kesejahteraanmu"
Awalnya istilah ini berarti "lahir secara sah," tapi kemudian digunakan secara metafora untuk "asli." Istilah "peduli" muncul dalam Fili 4:6 dan berarti "cemas" dan memiliki konotasi negatif. Dalam ayat ini memiliki konotasi positif.
Fili 2:21 Tidak jelas siapa yang dimaksud oleh Paulus, tetapi ia jelas memaksudkan rekan-rekannya dalam pelayanan. Hal ini mungkin terkait dengan para pengkhotbah yang cemburu dalam gereja Roma (lih. Fili 1:14-17). Orang lain melihatnya sebagai terkait dengan guru-guru palsu di pasal Fili 3. Namun demikian, ini tampaknya tidak biasa karena Paulus tidak akan menyebut mereka sebagai "para pengkhotbah Kristus" (lih. Fili 1:15). Sebuah contoh yang baik dari jenis prioritas campuran yang dirujuk oleh Paulus dapat dilihat dalam Demas (lih. 2Tim 4:10). Mementingkan diri, telah dan masih menjadi masalah yang berulang (lih. 1Kor 10:24; 13:5, Fili 2:4).
Fili 2:22 "kesetiaannya telah teruji" Istilah ini digunakan dalam pengujian koin atau logam mulia untuk membuktikan keaslian mereka. Timotius telah bersama dengan Paulus di Filipi seperti yang tercatat dalam Kis 16; 20. Dia dikenal baik oleh gereja ini dan iasungguh-sungguh mengasihi mereka.
□ "sama seperti seorang anak menolong bapanya" Inilah cara Paulus menunjuk pada pembantu yang baik, loyal, dan setia (lih. Tit 1:4). Namun demikian, dalam kasus Timotius, ini juga berarti orang yang bertobat (lih. 1Tim 1:2; 2Tim 1:2).
Fili 2:23 "sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku" Paulus mengharapkan beberapa kabar tentang kasus hukumnya segera, tapi ia masih tidak yakin apakah ia akan dihukum mati atau dapat kembali dan mengunjungi mereka. Urutan surat-surat penjara Paulus tampaknya menjadi: (1) Kolose, Efesus, dan Filemon di awal proses pengadilan dan (2) Filipi menjelang kesimpulan dari kasus ini.
Fili 2:24 "aku percaya" Ini adalah sebuah PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang digunakan dalam arti "yakinlah atau percayalah" (lih. 2Kor 2:3; Ibr 13:18). Keyakinan Paulus adalah dalam Tuhan (ay. Fili 2:24), dalam Roh (Fili 1:19 b), dan dalam doa-doa mereka (Fili 1:19 a). Paulus jauh lebih memiliki keyakinan untuk dibebaskan dari penjara dalam buku ini daripada di Kolose atau Efesus.
Fili 2:25 "kuanggap" Ini adalah beberapa EPISTOLARY AORIST. Paulus menulis seolah-olah ia sudah melakukannya.
□ "perlu" Ini adalah kata Yunani yang sangat kuat (lih. Kis 1:24; 13:46; 2Kor 9:5; Ibr 8:3). Kata ini ditempatkan pertama dalam kalimat untuk penekanan.
□ "Epafroditus" Namanya terkait dengan dewi Afrodit. Dia tidak sama dengan Epafras yang disebutkan dalam Kol 1:7; 4:12; Filem 1:23, meskipun Epafras adalah singkatan dari Epafroditus.
□ "saudaraku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku," Paulus melihat orang ini sebagai rekan dekat. Rupanya ia telah dikirim oleh orang-orang Filipi untuk membawa persembahan uang kepada Paulus di penjara dan untuk tetap tinggal dan membantu dia. Sementara di sana, ia menjadi sakit parah (ay. Fili 2:27). Paulus mengembalikannya ke gereja asalnya dan mengungkapkan syukur-Nya kepada mereka karena telah mengirimnya. Paulus tidak mau gereja tersebut menjadi marah karena dia telah terlalu cepat kembali.
□ "yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku." "Utusan" adalah istilah "rasul" yang berarti "yang diutus." Di sini, ia digunakan dalam pengertian non-teknisnya (lih. Fili 4:18; 2Kor 8:23). Ingat kontekslah yang menentukan arti kata, bukan leksikon / kamus.
Fili 2:26 "Karena ia sangat rindu kepada kamu sekalian" Ini adalah istilah yang kuat yang digunakan bagi kerinduan Paulus untuk melihat jemaat ini seperti dalam Fili 1:8; 4:1. Epafroditus merasa rindu serta sakit secara fisik.
- NASB, NKJV,NRSV "tertekan"
- TEV "susah"
- NJB "mengkhawatirkan"
Istilah ini dapat berarti "rindu kampung halaman" dari satu penggunaan yang ditemukan dalam papirus bahasa Yunani Koine yang ditemukan di Mesir. Di sini ini menggambarkan penderitaan mental atas laporan penyakit fisiknya yang mencapai gereja Filipi. Istilah yang sama digunakan untuk penderitaan Yesus di Getsemani (lih. Mat 26:37; Mr 14:33).
Fili 2:27 "ia sakit dan nyaris mati" Tampaknya Paulus tidak mampu untuk menyembuhkan dia (lih. ay. Fili 2:30). Sulitlah untuk menentukan kapan dan bagaimana para Rasul menggunakan karunia penyembuhan dan mengapa mereka tidak dapat melakukannya pada beberapa kesempatan (lih. 2Kor 12; 2Tim 4:20). Penyembuhan tidaklah otomatis. Apakah para pengkhotbah modern yang mengklaim bahwa Allah menginginkan semua untuk disembuhkan benar- benar percaya bahwa Rasul Paulus tidak memiliki cukup iman pada kesempatan ini? Iman bukanlah kunci untuk kesembuhan Illahi, tetapi kehendak dan rencana Allah untuk orang yang disembuhkan tersebut.
Paulus ingin orang Filipi tahu bahwa Epafroditus benar-benar dan sakit parah. Mungkin beberapa orang di gereja di Filipi akan marah ketika ia pulang lebih awal (lih. ay. 28-30).
Fili 2:30 "mempertaruhkan jiwanya" Ini merupakan sebuah AORIST MIDDLE PARTICIPLE yang secara harfiah berarti "berjudi." Ini pasti menunjuk pada sakitnya. Paulus menggunakan istilah Yunani "jiwa" (psychē) untuk merujuk pada kehidupan Epafroditus. Alkitab tidak mengikuti konsep Yunani bahwa manusia memiliki "jiwa abadi", tetapi konsep Ibrani yang manusia adalah "jiwa yang hidup" (lih. Kej 2:7). Tubuh fisik adalah batas luar dari keberadaan duniawi kita. Manusia berhubungan dengan planet ini seperti binatang, tetapi mereka juga berhubungan dengan Tuhan. Manusia, bagaimanapun, adalah satu kesatuan, bukan suatu dikotomi atau trikotomi (lih. 1Tes 5:23; Ibr 4:12). Kesatuan ini dibahas dalam PB dalam cara pengkontrasan:
- 1. manusia lama—manusia baru
- 2. eksternal—internal
- 3. zaman sekarang—zaman yang akan datang
- 4. daging—roh
- 5. hidup kebangkitan—hari kebangkitan
Berhati-hatilah dari teologi asal comot yang mengambil satu atau dua ayat keluar dari konteks sastra mereka dan menegaskan bahwa mereka adalah "kunci" untuk menafsirkan seluruh Alkitab. Jika kunci interpretatif terhadap Kitab Suci adalah kemanusiaan yg dibagi atas tiga bagian (tubuh, jiwa, roh) maka mana bagian pengajaran yang jelas dari Yesus atau Paulus? Siapapun dapat memilih sebuah ayat tersendiri dan mengklaimnya sebagai kunci. Ini akan menyiratkan bahwa kebenaran Allah tidak ditulis secara jelas untuk orang biasa, tetapi hanya untuk sekelompok elite dengan pengetahuan rahasia ayat "kunci" atau perspektif ini (Gnostisisme). Pendekatan interpretasi ini adalah wabah di Kekristenan modern.
- NASB "untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananmu kepadaku"
- NKJV "untuk memasok apa yang kurang dalam pelayananmu kepadaku"
- NRSV "untuk menebus layanan yang tidak bisa kamu berikan kepadaku"
- TEV "supaya memberikan kepadaku bantuan yang kamu sendiri tidak bisa berikan"
- NJB "untuk melakukan tugas kepadaku yang tidak bisa kamu lakukan sendiri"
Dalam bahasa Inggris ini terdengar agak negatif, namun demikian, ini adalah sebuah ungkapan Yunani yang menunjukkan kurangnya kesempatan tetapi dengan suatu keinginan yang positif (lih. Fili 4:10; Rom 1:10).
Fili 3:1 "akhirnya" Ini harfiahnya adalah "untuk sisanya" (loipon). Paulus sering menggunakan istilah ini untuk membuat transisi ke pokok bahasan baru, biasanya pada akhir surat (lih. 2Kor 13:11; Ef 6:10; 1Tes 4:8; 2Tes 3:1). Ada kecenderungan baru dalam penafsiran PB yang disebut "chiasim" yang berusaha untuk membedakan jenis garis besar yang terbalik (mis. A, B, C, B, A). Pola paralelisme ini diketahui dari PL dan banyak orang menegaskan bahwa itu juga umum dalam pemikiran Yunani. Sering penutupan dari Paulus tampaknya untuk memperkenalkan
kebenaran tengah dari paralelisme terstruktur ini.
□ "Bersukacita dalam Tuhan" Ini adalah tema berulang. Bersukacita dalam penderitaan, bersukacita dalam keselamatan, bersukacita di dalam Dia!
□ "Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu." Kebenaran Utama harus diulang untuk penekanan, dampak, dan ingatan. Paulus pasti telah mengatakan hal-hal ini kepada mereka secara lisan sementara di Filipi dan mungkin telah menuliskannya kepada mereka dalam surat sebelumnya.
Topik Teologia -> Flp 2:19
Topik Teologia: Flp 2:19 - -- Pengudusan
Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Pengudusan dan Anak
Kita Menjalani Hidup dalam Kristus
Kita Berharap...
TFTWMS -> Flp 2:19-24
TFTWMS: Flp 2:19-24 - Laki-laki Yang Peduli LAKI-LAKI YANG PEDULI (Filipi 2:19-24)
Orangnya
Paulus pertama-tama berbicara tentang Timotius (ay. 19). Tidak ada orang yang lebih istimewa bagi Pau...
LAKI-LAKI YANG PEDULI (Filipi 2:19-24)
Orangnya
Paulus pertama-tama berbicara tentang Timotius (ay. 19). Tidak ada orang yang lebih istimewa bagi Paulus selain Timotius. Penginjil muda ini disebut dalam pelbagai suratnya lebih dari dua puluh lima kali. Paulus mungkin telah mengkristenkan Timotius ketika ia masih remaja (lihat 1 Korintus 4:17) dan kemudian direkrut untuk bepergian bersama dia dalam pelbagai perjalanan misionarinya (Kisah 16:1-4). Sekarang Timotius dengan Paulus berada di Roma (Filipi 1:1), membantu pekerjaannya.
Mengenai Timotius, Paulus menulis bahwa jemaat Filipi sudah tahu 'kesetiaannya telah teruji' (2:22a). Timotius pernah berada di Filipi beberapa kali. (Lihat Kisah 16:1, 3, 12; 19:22; 20:3, 4; 2 Korintus 1:1; 2:13; Filipi 2:19-24. Filipi adalah 'kota < Makedonia'; Kisah 16:12.) Umat Kristen di Filipi mengenal dan menghormati dia. Paulus mengatakan bahwa mereka tahu bahwa Timotius melayani bersama dia 'sama seperti seorang anak menolong bapanya' (Filipi 2:22). Timotius adalah anak Paulus dalam iman (1 Korintus 4:17; 1 Timotius 1:2; 2 Timotius 1:2; 2:1). Mereka telah melayani secara berdampingan selama bertahun-tahun, dan penginjil muda itu sudah menjadi buah hati Paulus.
Rencananya
Paulus sekarang berencana untuk mengirim rekan sekerjanya itu kepada jemaat Filipi: 'Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu' (2:19 a). Ini tidak akan menjadi pertama kalinya Timotius dikirim oleh Paulus sebagai wakilnya (lihat 1 Korintus 4:17; 16:10, 11; 1 Tesalonika 3:6).
Paulus memiliki dua alasan untuk mengirim Timotius kepada jemaat Filipi. Pertama, Timotius bisa melaporkan hasil dari pengadilan Paulus: 'Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku' (Filipi 2:23). Paulus berharap untuk dibebaskan: 'Tetapi dalam Tuhan aku percaya, bahwa aku sendiripun akan segera datang' (ay. 24). Namun demikian, ia mengerti bahwa hal ini belumlah pasti (1:20). Ia kemudian membatasi rencananya itu dengan perkataan 'dalam Tuhan' (2:19, 24). Semuanya berada di tangan Allah dan tunduk kepada kehendak-Nya.
Paulus juga mengirim Timotius sehingga ia bisa membawa kembali laporan tentang jemaat Filipi: '< kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu'(ay. 19). Paulus berharap berita tentang jemaat Filipi akan berupa berita yang memberi dorongan—dan itulah yang ia beritahukan kepada mereka. Salah satu pahlawan khotbah saya, Cluvis Rhodes, biasa berkata, 'Orang-orang adalah hampir sebaik yang Anda harapkan.'
Kepribadiannya
Mengapakah Paulus memilih Timotius untuk tugas penting ini? Ia menulis, 'Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu' (ay. 20). Kata Yunani yang diterjemahkan 'sehati dan sepikir' (isopsuchon) adalah kata majemuk yang menggabungkan kata untuk 'setara' (iso) dengan kata untuk 'jiwa' (psuche). Artinya menjadi 'sejiwa' 'jiwa yang serupa.' Alkitab KJV menulis 'pemikiran yang serupa.' Menemukan seorang teman atau rekan kerja yang 'sejiwa' adalah hal istimewa. Saya teringat kepada Daud dan Jonathan: 'Berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri' (1 Samuel 18:1). Dalam Filipi 2:20 ungkapan 'sehati dan sepikir' berarti Timotius memiliki kasih dan kepedulian yang sama terhadap jemaat Filipi seperti yang Paulus miliki. Apakah 'laki-laki sejati' memiliki emosi? Apakah 'laki-laki sejati' peduli? Menurut Paulus, mereka punya emosi dan peduli!
Beberapa orang bertanya-tanya mengapa Paulus berkata bahwa 'tak ada seorang padaku, < yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan' kepentingan jemaat Filipi. Dari waktu ke waktu, beberapa rekan kerja yang lain bekerja bersama Paulus di Roma—termasuk Lukas, Yohanes Markus, Tikhikus, dan Epafras (Kisah 27:1; 28:14-16; Efesus 6:21; Kolose 1:7, 8; 4:7 , 8, 12, 14; Filemon 23, 24). Paulus tentunya tidak menuduh orang-orang itu sebagai orang-orang yang tidak peduli. Mungkin tidak ada satu pun dari orang-orang itu yang berada di kota itu ketika Paulus menyurati jemaat Filipi; mereka pasti telah dikirim ke medan misi lainnya. Tentu saja, beberapa pemberita Firman lainnya yang setia tinggal di Roma (lihat Filipi 1:14-16); bagaimana tentang ini? Mungkin yang Paulus maksudkan adalah, pada saat ia menulis surat itu, ia tidak tahu 'ada orang lain' yang memenuhi syarat untuk pergi, yang bisa melakukan perjalanan seperti itu, dan yang juga bersedia untuk pergi.
Dengan cara apa pun orang menafsirkan perkataan rasul itu, perkataan itu merupakan dukungan yang bersinar atas Timotius—dan dakwaan bagi umat Kristen yang dahulu dan sekarang. Dwight Pentecost menulis, Inilah orang-orang kudus yang harus diajar. Tidak seorang pun peduli. Inilah hati orang-orang yang terluka yang perlu dibebat. Tidak seorang pun peduli. Inilah orang-orang yang harus digapai untuk Kristus. Tidak seorang pun peduli. Inilah anak-anak yang harus diajar dan dilatih dan dibimbing dalam segala hal tentang Tuhan, dan tidak seorang pun peduli.2
Mengapakah orang Kristen di Roma tidak peduli terhadap jemaat Filipi? Mengapakah mereka yang memenuhi syarat tidak mau melakukan perjalanan ke Filipi? Paulus melanjutkan, 'Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus' (ay. 21). ketika umat orang Kristen di Roma disibukkan dengan kehidupan mereka sehari-hari, sebuah koloni kecil Romawi yang berjarak 1.125 kilometer jauhnya akan punya sedikit daya tarik bagi mereka. Jika kebutuhan di Filipi disebutkan, saya bisa membayangkan beberapa orang menjawab, 'Mengapa kita harus peduli terhadap Filipi? Kita punya lebih banyak kebutuhan di sini yang tidak pernah dapat kita penuhi!' Roh semacam ini telah menghambat semangat penginjilan dan pekerjaan misi di seluruh dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, pikiran yang egois akan menjadi semakin sempit:
- • 'Mengapa saya harus peduli terhadap dunia ketika ada banyak kebutuhan di negara saya?'
- • 'Mengapa saya harus peduli terhadap negara saya ketika ada banyak kebutuhan di kota tempat saya tinggal?'
- • 'Mengapa saya harus pedui terhadap kota tempat saya tinggal jika ada banyak kebutuhan di dalam jemaat yang saya menjadi anggotanya?'
- • 'Mengapa saya harus peduli terhadap anggota lain dari jemaat saya ketika saya memiliki begitu banyak kebutuhan?'
Tidak ada sama sekali yang sudah lebih menghambat kemajuan injil daripada sikap yang digambarkan oleh Paulus: 'Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus.' Saya membaca sebuah tulisan pada bagian depan gedung gereja: 'YESUS ONLY' (YESUS SAJA). Sebuah badai menerbangkan tiga huruf pertama dari tulisan itu sehingga kemudian terbaca 'US ONLY' (KITA SAJA).3Sayangnya, kata-kata itu menggambarkan keadaan beberapa dari kita. Paulus memberi kita tantangan ini: 'Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain' (1 Korintus 10:24). Ini adalah tantangan yang ia sendiri berusaha untuk ia penuhi: Ia tidak mencari 'kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat' (1 Korintus 10:33). Hari ini, kita memerlukan kaum laki-laki—dan kaum wanita—yang peduli, yang tergerak oleh kebutuhan orang-orang di dalam negeri dan di luar negeri, dan yang bersedia untuk melakukan apa saja semampu mereka untuk meringankan kebutuhan tersebut. Ketika saya dahulu menjadi misionaris, saya berbicara dengan banyak calon misionaris yang minat pribadinya telah mencegah mereka untuk membuat impian mereka menjadi kenyataan dalam melakukan pekerjaan misi.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Filipi (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi d...
Penulis : Paulus
Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus
Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang
Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1--9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
Tujuan
Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai
Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
- (1) _Keputusasaan_ mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
- (2) benih-benih _perpecahan_ di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
- (3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai
- (1) sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
- (2) kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
- (3) nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
- (2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
- (3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
- (4) Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
- (5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).
Full Life: Filipi (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Fili 1:1-11)
A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2)
B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat F...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Fili 1:1-11) - A. Salam Kristen
(Fili 1:1-2) - B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi
(Fili 1:3-11) - I. Keadaan Paulus Sekarang Ini
(Fili 1:12-26) - A. Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan
(Fili 1:12-14) - B. Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan
(Fili 1:15-18) - C. Kerelaannya untuk Hidup atau Mati
(Fili 1:19-26) - II. Hal-Hal yang Penting bagi Gereja
(Fili 1:27-4:9) - A. Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi
(Fili 1:27-2:18) - 1. Supaya Tetap Setia
(Fili 1:27-30) - 2. Supaya Bersatu
(Fili 2:1-2) - 3. Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan
(Fili 2:3-11) - 4. Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela
(Fili 2:12-18) - B. Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja
(Fili 2:19-30) - 1. Timotius
(Fili 2:19-24) - 2. Epafroditus
(Fili 2:25-30) - C. Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu
(Fili 3:1-21) - 1. Sunat Palsu Lawan Sunat Benar
(Fili 3:1-16) - 2. Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani
(Fili 3:17-21) - D. Nasihat Akhir Paulus
(Fili 4:1-9) - 1. Kemantapan dan Kerukunan
(Fili 4:1-3) - 2. Sukacita dan Kelemahlembutan
(Fili 4:4-5) - 3. Kebebasan dari Kekhawatiran
(Fili 4:6-7) - 4. Pengendalian Pikiran dan Kehendak
(Fili 4:8-9) - Penutup
(Fili 4:10-23) - A. Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima
(Fili 4:10-20) - B. Salam Akhir dan Doa Berkat
(Fili 4:21-23)
Matthew Henry: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari n...
- Filipi adalah sebuah kota utama di kawasan barat Makedonia, prōtē tēs meridos tēs Makedonias polis (Kis. 16:12). Nama kota ini diambil dari nama Filipus, raja terkenal dari Makedonia, yang memperbaiki dan memperindah kota itu, dan di kemudian hari dijadikan sebagai salah satu wilayah jajahan Romawi. Tidak jauh dari kota ini terletak Campi Philippici, tempat luar biasa yang menjadi terkenal sebagai ajang pertempuran antara Julius Caesar dan Pompei Agung, dan juga antara Agustus dan Antonius di satu pihak melawan Cassius dan Brutus di pihak lain. Namun, bagi orang-orang Kristen, kota itu menjadi kota yang paling istimewa karena surat kerasulan ini, yang ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia menjadi tahanan penjara di kota Roma pada tahun 62 Masehi. Tampaknya Rasul Paulus menaruh kebaikan hati yang khusus bagi jemaat di Filipi ini, di mana ia sendiri telah menjadi alat dalam menanam benih-benih untuk membangun jemaat. Walaupun ia harus memelihara semua jemaat, menurut surat ini, namun ia memiliki kepedulian khusus, bagaikan seorang bapa yang lemah lembut, bagi jemaat ini. Bagi orang-orang yang kepada mereka Allah telah mengutus kita untuk melakukan suatu pekerjaan baik, kita harus giat dan sepenuhnya terlibat dalam mengusahakan yang lebih baik lagi. Rasul Paulus menganggap mereka seperti anak-anaknya sendiri, dan setelah memperanakkan mereka melalui Injil itu, ia sangat ingin untuk mengasuh dan merawat mereka dengan Injil yang sama pula.
- I. Rasul Paulus telah dipanggil dengan cara yang luar biasa untuk memberitakan Injil di Filipi (Kis. 16:9). Ketika itu ia mendapat penglihatan pada waktu malam, ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!” Ia melihat bahwa Allah berjalan di hadapannya, dan menjadi terdorong untuk menggunakan segala macam sarana untuk melaksanakan pekerjaan baik yang telah dimulai di antara mereka, serta membangun di atas dasar yang telah diletakkan.
- II. Di Filipi Rasul Paulus harus menghadapi kesukaran yang luar biasa. Ia disesah dan dilemparkan ke dalam penjara (Kis. 16:23- 24). Namun, ia tidak mengurangi kebaikannya kepada tempat itu karena kesukaran yang ia jumpai di sana. Kita tidak boleh mengurangi kasih kita kepada sahabat-sahabat kita karena perlakuan buruk yang ditimpakan oleh musuh kepada kita.
- III. Pada mulanya jemaat di sana sangat kecil. Dimulai dengan Lidia yang bertobat dan percaya, kemudian si kepala penjara, dan beberapa orang lagi. Walaupun demikian, hal itu tidak mengecilkan hati sang rasul. Jika yang baik tidak dapat dilakukan terlebih dahulu, hal itu dapat dilakukan kemudian, dan pekerjaan terakhir akan menjadi lebih berlimpah-limpah. Kita tidak boleh berkecil hati melihat permulaan yang kecil.
- IV. Tampaknya, dari banyak bagian di dalam surat kerasulan ini, dapat dilihat bahwa jemaat Filipi bertumbuh menjadi jemaat yang berhasil, dan khususnya para saudara di sana menjadi sangat baik kepada Rasul Paulus. Ia telah menuai harta duniawi mereka, dan mengembalikannya dengan harta rohani. Ia mengakui telah menerima pemberian yang dikirimkan kepadanya (4:18), sementara pada waktu itu tidak ada satu pun jemaat lain yang mengadakan pembicaraan mengenai memberi dan menerima (4:15). Di dalam surat kerasulan ini ia memberikan kepada mereka upah nabi dan rasul, yang jauh lebih berharga daripada beribu-ribu emas dan perak.
Jerusalem: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2
seb. Kr. didjadikan ...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT PILIPI
KATA PENGANTAR
Pilipi, sebuah kota dagang di Masedonia, oleh Kaisar Agustus dalam tahun 4-2 seb. Kr. didjadikan suatu kolonisasi Romawi bagi bekas pradjurit jang berdjasa, dan 10 tahun kemudian diangkat mendjadi kota otonom, artinja langsung dibawah kuasa Kaisar.
Dizaman Paulus penduduk sebagian besar terdiri dari keluarga-keluarga bekas pradjurit Romawi, jang lain orang Masedonia asli dan Junani. Golongan Jahudi rupanja sangat ketjil, sebab tidak mempunjai sinagoge. Paulus tiba disitu pada perdjalanannja jang kedua dalam tahun 50 atau 51. Tentang kedatangan, pekerdjaan dan nasibnja disitu batjalah Kis. Ras. 16:1-40. Meskipun Paulus tidak lama tinggal disitu (Kis. Ras. 16:12), namun ia berhasil meletakkan dasar jang kukuh untuk umat disitu. Dari 16:40, dimana "kami" tiba-tiba diganti dengan "mereka" dan hal jang sama dalam 20:6, agak terang bahwa Lukas tinggal di Pilipi, dan tentu untuk melandjutkan pekerdjaan Paulus.
Paulus mengundjungi umat itu lagi sekurang-kurangnja dua kali, jaitu pada achir perdjalanannja jang ketiga. Lih. II Kor. 2:13 dan 7:5-7 lagi Kis. Ras. 20:1-6.
Sebagaimana njata dari isi dan suasana. surat hubungan Paulus dengan umat Pilipi sangat erat dan mesra. Buktinja pula, bahwa umat ini satu-satunja jang memberi (mengirim) sokongan kepada Paulus, dan Paulus menerimanja, walaupun itu berlawanan dengan pendiriannja jang umum, jang kita kenal dari I Kor. 9:1-23 dan II Kor. 11:7-12, dimana ia djuga menjatakan sebab-sebabnja. Tentu mengenai umat Pilipi ia tidak mengehawatirkan akibat-akibat jang mungkin merugikan kewibawaan dan pengaruh kerasulannja. Alasan untuk menulis surat ini adalah penerimaan sokongan pula. Umat telah mengutus seorang bernama Apofroditus untuk mengantarkan sedjumlah uang agak besar baginja dalam pendjara. Apofroditus tinggal beberapa lama, tentu untuk membantu Paulus, tetapi ia djatuh sakit sampai hampir meninggal. la sembuh kembali, tetapi kabar tentang sakitnja telah sampai di Pilipi dan sangat menggelisahkan umat. Mendengar itu ia ingin pulang selekas mungkin.
Kesempatan perginja Apofroditus digunakan Paulus untuk menulis surat ini. Memang untuk menjatakan perasaan terima kasih kepada umat jang baik hati terhadapnja itu. Tetapi bertentangan sekali dengan djiwa Paulus, mendjadikan kepentingan-kepentingan dirinja sendiri dari pusat minatnja. Ia memandang sokongan umat itu semata-mata sebagai suatu persembahan kepada Allah guna pemakluman Indjil.
Memang surat ini sangat bertjorak pribadi, sebagai suatu pertjakapan dari hati kehati, tetapi Paulus bukan lagi Rasul Paulus, kalau ia tidak mengisinja dengan djiwa Indjil sepenuh-penuhnja, dan memberi adjaran-adjaran jang penting. Dan itu dibuatnja sampai surat inipun bernilai tinggi sekali untuk seluruh Geredja pada segala abad, bagi kita pribadi djuga.
la tidak memberi uraian-uraian tentang isi dan pengertian suatu adjaran pokok. Adjaran-adjaran jang diberikannja melulu mengenai praktek hidup.
Pengadjaran jang agak luas, ialah peringatan dan dorongan, supaja umat tetap bersatu dalam tjinta-kasih berdasarkan roh dan sikap kerendahan hati. Itu chususnja dalam 1:27--2:11. Ditengah pengadjaran itu, sebagai pusatnja, terdapat madah-pudjian jang indah sekali, atas tjinta Kristus kepada kita, jang karena tjintanja itu merendahkan dirinja sampai mati disalib (2:6-11). Patutlah madah ini tetap berkumandang dalam telinga kita, mendjadi pendorong untuk membalas tjinta itu, chususnja dengan meneladan tjontoh Jesus itu dengan tjinta kasih jang rela berkurban terhadap sesama kita.
Satu peringatan jang luas pula meliputi seluruh bab 5. Isi dan maksudnja supaja umat waspada terhadap andjuran-andjuran palsu jang mungkin sampai keumat Pilipi djuga.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) "BEBERAPA LAKI-LAKI YANG BAIK"
Filipi 2:19-30
Korps Marinir AS (cabang dari angkatan bersenjata AS) memasang iklan bahwa mereka sedang menc...
"BEBERAPA LAKI-LAKI YANG BAIK"
Filipi 2:19-30
Korps Marinir AS (cabang dari angkatan bersenjata AS) memasang iklan bahwa mereka sedang mencari 'beberapa laki-laki yang baik'. Pencarian 'beberapa laki-laki yang baik' tidak berawal atau berakhir pada cabang militer ini. Ada cerita tentang seorang filsuf kuno yang berjalan berkeliling pada siang hari bolong dengan lentera menyala, mengintip di sana-sini. Ketika ditanya apa yang ia lakukan, ia menjawab, 'Saya mencari orang yang jujur.'1Tuhan memberitahu nabi Yehezkiel, 'Aku mencari < seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya' (Yehezkiel 22:30). Sebagai orang yang telah bekerja dengan gereja Tuhan selama lebih dari lima puluh tahun, saya percaya bahwa salah satu kebutuhan mendesak kita adalah 'beberapa orang laki-laki yang baik.' (Kaum perempuan juga sangat penting; namun begitu karena kehendak Allah laki-laki harus memimpin di dalam gereja Tuhan, maka kadang-kadang perlu untuk mengesankan ke atas kaum laki-laki Kristen tanggung jawab besar yang Allah letakkan ke atas mereka.) Dalam Filipi 2:19-30, kita membaca tentang dua laki-laki yang baik: Timotius dan Epafroditus.
Dalam teks yang sejauh ini sudah kita liput, Paulus menyebutkan beberapa kali bahwa ia mungkin akan mati. Ia bicara tentang hidupnya yang 'sedang dicurahkan sebagai korban minuman' (2:17; NASB). Ia menyadari bahwa kemungkinan ini akan membuat para pembacanya merasa sangat sedih, sehingga ia ingin menghibur mereka. Salah satu cara yang ia lakukan adalah dengan memberitahu mereka rencana untuk mengutus dua orang laki-laki yang baik kepada mereka—satu segera diutus (Epafroditus) dan yang satunya lagi segera menyusul (Timotius). Dalam menguraikan rencananya, rasul itu mengomentari karakter dua rekan kerjanya itu. Dari pendapatnya itu, kita belajar tentang jenis laki-laki yang Allah dapat gunakan dalam pelayanan-Nya.
Kita kadang-kadang mendengar ungkapan 'laki-laki sejati'—seringkali dengan persyaratan kualifikasinya: 'Laki-laki sejati melakukan ini' atau 'Laki-laki sejati tidak akan melakukan itu.' Definisi dunia tentang 'laki-laki sejati' berbeda dari satu negara ke negara lainnya. Definisi itu bahkan bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya dalam suatu negara dan bervariasi dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan. Terlepas dari di mana Anda tinggal, kriteria dunia tentang apa yang diperlukan untuk membuat 'laki-laki sejati' adalah tidak sama dengan kriteria Allah. Dalam pelajaran ini, kita akan belajar bahwa Allah sedang mencari 'beberapa laki-laki yang baik' yang peduli dan yang berani.
TFTWMS: Filipi (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN(Filipi 2:19-30)
Dalam menulis kepada jemaat Filipi, Paulus menyatakan perlunya sikap tidak mementingkan diri sendiri (2:3, 4). Lalu ia mem...
KESIMPULAN(Filipi 2:19-30)
Dalam menulis kepada jemaat Filipi, Paulus menyatakan perlunya sikap tidak mementingkan diri sendiri (2:3, 4). Lalu ia memberi contoh utama tentang sikap tidak mementingkan diri sendiri itu: Yesus (2:5-8). Selanjutnya, ia memberi contoh dua manusia dengan 'pikiran Kristus': Timotius dan Epafroditus. Betapa laki-laki yang luar biasa; betapa laki-laki yang baik; betapa suatu teladan yang luar biasa bagi kita!
Di masa lalu, sudah menjadi hal biasa untuk melihat pamflet yang berbunyi, 'Dibutuhkan Laki-Laki.' (Hari ini, jenis pamflet ini bersifat lebih umum: 'Dibutuhkan Bantuan.') Kata-kata 'Dibutuhkan Laki-Laki' diikuti dengan gambaran pekerjaan yang untuknya mereka dibutuhkan. Kaum Laki-Laki—dan kaum perempuan—masih 'dibutuhkan': orang Kristen seperti Timotius yang sangat peduli terhadap orang lain dan orang Kristen seperti Epafroditus yang berani melayani Tuhan bahkan dengan mempertatuhkan nyawanya sendiri!
TFTWMS: Filipi (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Diogenes the Cynic (c. 400-c. 325 B.C.), dikutip dalam John Bartlett, Bartlett's Familiar Quotations, 16th ed., ed. Justin Ka...
Catatan Akhir:
- 1 Diogenes the Cynic (c. 400-c. 325 B.C.), dikutip dalam John Bartlett, Bartlett's Familiar Quotations, 16th ed., ed. Justin Kaplan (Boston: Little, Brown, and Co., 1992), 77.
- 2 J. Dwight Pentecost, The Joy of Living: A Study of Philippians (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1973), 109.
- 3 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 82.
- 4 John F. Walvoord, Philippians: Triumph in Christ, Everyman's Bible Commentary (Chicago: Moody Press, 1971), 71
- 5 William Barclay, The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians, rev. ed., The Daily Study Bible Series (Philadelphia: Westminster Press, 1975), 49.
- 6 Pat Edwin Harrell, The Letter of Paul to the Philippians, The Living Word Commentary series, ed. Everett Ferguson (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 110.
- 7 Barclay, 48.
- 8 James M. Tolle, Notes on Philippians (San Fernando, Calif.: Tolle Publications, 1972), 47.
- 9 Avon Malone, Press to the Prize (Nashville: 20th Century Christian, 1991), 70, n69.
- 10 Satu cerita tentang kisah ini terdapat dalam Charles R. Swindoll, Laugh Again (Dallas: Word Publishing, 1992), 120-21.
- 11 Tolle, 44.
- 12 Earl F. Palmer, Integrity in a World of Pretense: Insights from the Book of Philippians (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1992), 118.
- 13 Tolle, 46. See Ephesians 6:2; 1 Timothy 5:17; 6:1; Hebrews 12:9; 1 Peter 2:17; 3:1-7.
- 14 Charles R. Erdman, The Epistle of Paul to the Philippians (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1983), 105.
- 15 Palmer, 117.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Filipi (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi
terletak di Makedonia,
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI FILIPI
PENGANTAR
Jemaat di Filipi adalah jemaat pertama yang didirikan Paulus di Eropa. Filipi terletak di Makedonia, sebuah provinsi kerajaan Roma. Surat \\Paulus Kepada Jemaat di Filipi\\ ini ditulis ketika Paulus berada di penjara. Hatinya pada saat itu cemas karena ada pekerja-pekerja Kristen yang menentangnya. Juga karena di dalam jemaat di Filipi itu ada orang-orang yang mengajarkan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Meskipun demikian surat Paulus ini bernada gembira dan penuh harapan. Apa sebabnya demikian? Tidak lain hanyalah karena Paulus percaya sekali kepada Kristus.
Paulus menulis surat ini karena pertama-tama ia mau mengucap terima kasih kepada jemaat di Filipi atas pemberian yang telah diterimanya dari mereka ketika ia berada dalam kesukaran. Dan dalam kesempatan ini pula ia ingin memberi dorongan kepada mereka supaya mereka berani dan tabah dalam menghadapi kesukaran. Ia minta dengan sangat supaya mereka rendah hati seperti Yesus, dan tidak dikuasai oleh perasaan angkuh dan mementingkan diri sendiri. Ia mengingatkan mereka bahwa hanya karena rahmat Allah sajalah, Allah membuat mereka bersatu dengan Kristus berdasarkan percaya mereka kepada-Nya, bukan karena mereka taat menjalankan upacara-upacara agama yang ditentukan dalam hukum agama Yahudi. Selanjutnya Paulus menulis juga tentang kegembiraan dan sejahtera yang diberikan Allah kepada orang-orang yang hidup bersatu dengan Kristus.
Ciri khas surat ini ialah tekanannya pada kegembiraan, keteguhan hati, kesatuan, dan ketabahan orang Kristen dalam mempertahankan percayanya kepada Kristus dan dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen. Surat ini menunjukkan juga betapa cintanya Paulus kepada jemaat di Filipi itu.
Isi
- Pendahuluan
Filipi 1:1-11 - Keadaan Paulus sendiri
Filipi 1:12-26 - Kehidupan orang Kristen
Filipi 1:27-2:18 - Rencana untuk Timotius dan Epafroditus
Filipi 2:19-30 - Peringatan terhadap musuh-musuh dari luar dan dari dalam
Filipi 3:1-4:9 - Paulus dan kawan-kawannya di Filipi
Filipi 4:10-20 - Penutup
Filipi 4:21-23
Ajaran: Filipi (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan
kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga In
Tujuan
Supaya orang Kristen mengerti pentingnya pemeliharaan terhadap persekutuan dan kesatuan dengan Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, sehingga Injil dapat disebarluaskan.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Filipi. (Dan juga semua orang percaya di seluruh dunia).
Isi Kitab: Kitab Filipi terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas ajaran Rasul Paulus tentang kesukacitaan hidup di dalam Tuhan Yesus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Filipi
Pasal 1 (Fili 1:1-30).
Pengajaran bahwa Kristus adalah hidup orang percaya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menyatakan bahwa seluruh hidupnya adalah untuk memberitakan Injil, baik melalui perkataan maupun melalui perbuatan/sikap hidup.
Pendalaman
- Bacalah pasal Fili 1:21-22. _Tanyakan_: Apakah arti hidup bagi Rasul Paulus? Dan bagaimanakah dengan saudara?
- Bacalah pasal Fili 1:27. _Tanyakan_: Apakah perintah Rasul Paulus untuk hidup berbuah?
Pasal 2 (Fili 2:1-30).
Pengajaran tentang kehidupan Kristus merupakan teladan bagi kehidupan orang Kristen
Dalam bagian ini, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kerendahan hati, kelemahlembutan, kasih, kesabaran dsb. dari sikap hidup Tuhan Yesus, merupakan teladan bagi hidup segenap orang Kristen.
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 2:1-4,11. _Tanyakan_: Apakah yang ada di dalam Tuhan Yesus? Mengapakah Tuhan Yesus dipermuliakan?
Pasal 3 (Fili 3:1-21).
Pengajaran tentang pengenalan akan Kristus sebagai kebahagiaan bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah pasal Fili 3:1-11. _Tanyakan_: Apakah yang dikehendaki oleh Rasul Paulus dalam ayat 10 (Fili 3:10)? Apakah yang diperoleh dari mengenal Kristus ayat 11 (Fili 3:11)?
Pasal 4 (Fili 4:1-23).
Pengajaran tentang Kristus sebagai pendamaian bagi kehidupan orang Kristen
Pendalaman
Bacalah ayat (Fili 4:1-4,8-9). _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan oleh Rasul Paulus dalam ayat 2 (Fili 4:2)? Apakah yang harus dilakukan oleh orang Kristen menurut ayat 8-9 (Fili 4:8-9)?
II. Kesimpulan
Dalam Kitab Filipi, Rasul Paulus mengajarkan bahwa kehidupan yang bersukacita senantiasa ada di dalam Tuhan Yesus, walaupun di dalam kesulitan dan kesusahan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Filipi?
- Apakah pokok pengajaran Kitab Filipi?
- Kehidupan siapakah yang harus menjadi teladan bagi orang Kristen?
Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap set
Sepucuk surat ucapan terima kasih
KOTA FILIPI.
Filipi adalah koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang tetap setia kepada Roma. Filipi adalah sebuah kota besar, pusat kegiatan dagang yang ramai, tetapi tidak terkenal karena standar moral penduduknya.
SURAT FILIPI.
Jelas bahwa Paulus menulis dari dalam penjara (Fili 1:12) boleh jadi di Roma, dan bila demikian surat ini ditulis antara tahun 61 dan 63 M. Beberapa orang beranggapan bahwa surat ini ditulis dari Efesus, berarti 10 tahun lebih awal dari anggapan pertama. Pada dasarnya surat ini merupakan surat'ucapan terima kasih' yang dikirim melalui Epafroditus untuk gereja di Filipi atas pemberian yang telah mereka kirimkan. Surat ini datang dari Paulus dan kawannya, Timotius.
GEREJA DI FILIPI.
Paulus dipakai Tuhan sebagai pendiri gereja di Filipi. Di sana ia bertemu dengan kelompok wanita yang sedang berbakti di tepi sebuah sungai dan salah satu dari mereka, bernama Lidia, menyambut Injil (Kis 16:14). Tak lama kemudian Paulus dan Silas digiring ke muka pengadilan dengan tuduhan yang dibuat-buat, dipukuli dan dijebloskan ke dalam penjara. Pada tengah malam, sementara mereka berdoa dan memuji Allah, terjadilah gempa bumi dahsyat yang menggoncangkan penjara sampai ke fondasinya. Pengawal penjara yang menyadari bahwa para tawanan dapat melepaskan diri, hampir saja bunuh diri. Paulus menghalangi niatnya dan orang itu menangis memohon pertolongan sambil berkata "Tuan-tuan apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" (Kis 16:30). Setelah mengetahui jalan keselamatan, bukan hanya pengawal penjara itu saja, tetapi seluruh keluarganya pun bertobat dan dibaptis.
CIRI-CIRI UTAMA.
Rupanya rasul Paulus mempunyai kasih yang istimewa terhadap gereja di Filipi. Orang Kristen di sana menjadi sumber sukacita besar dan dorongan baginya (Fili 1:3-5). Nada sukacita dan gembira mengalir dalam seluruh isi surat. Dalam pasal ketiga Paulus membuat suatu perbandingan dengan menuliskan pada satu sisi hal-hal yang paling dihargainya sebelum ia menjadi Kristen dan pada sisi lain apa yang kini menjadi kesukaannya sebagai seorang Kristen. Jelaslah bahwa ia telah mendapat keuntungan yang lebih besar daripada kerugiannya karena penyerahannya kepada Kristus.
Pesan
1. Hal-hal yang harus disyukuri:o persekutuan dalam Injil. Fili 1:5, 7
o kemampuan mengatasi situasi sulit. Fili 1:12
o khotbah penginjilan walaupun motivasinya beragam. Fili 1:15-18
2. Hal-hal yang perlu didoakan:
o untuk kasih yang melimpah. Fili 1:9
o untuk pilihan yang benar. Fili 1:10
o untuk kehidupan yang memuliakan Allah. Fili 1:11
3. Sikap yang harus dimiliki:
o tidak mementingkan diri sendiri. Fili 2:4
o keinginan untuk melayani. Fili 2:7
o keinginan untuk berkorban. Fili 2:8
4. Nilai-nilai yang harus diperbarui:
o latar belakang agama. Fili 3:5
o ketulusan yang nyata. Fili 3:6
o kehidupan moral. Fili 3:6
5. Kemuliaan harus disambut: Fili 3:20, 21
6. Pelajaran untuk dipelajari:
o hidup dalam keserasian. Fili 4:2
o selalu bersukacita. Fili 4:4
o mengatasi kekuatiran. Fili 4:6
o berpikir positif. Fili 4:8
o selalu merasa cukup. Fili 4:11
o percaya kepada Allah. Fili 4:19
Penerapan
Jemaat Filipi mengajar kita...
1. Seperti apa seharusnya orang Kristen.o penuh kasih
o sanggup menilai benar-salah
o jujur
o siap bekerja sama
o penuh sukacita
o rendah hati
o puas
o berpusatkan Kristus
2. Seperti apa seharusnya pemimpin-pemimpin Kristen.
o penuh perhatian
o rela berkorban
o tidak mengeluh
o praktis
o penuh terima kasih
3. Tentang orang yang dapat kita teladani.
o Timotius - seorang anak rohani yang berharga
o Epafroditus - seorang pembawa pesan yang simpatik
o Euodia dan Sintikhe - wanita-wanita yang sedang berselisih
Tema-tema Kunci
1. Sukacita.
Kata itu menjadi lebih berkesan ketika kita tahu bahwa orang yang mengatakan "bersukacita selalu", menulisnya dari dalam penjara! Mudah untuk kelihatan bersukacita ketika keadaan di luar menggembirakan. Namun, Kristen harus tahu rahasia sukacita hati yang dalam dan menetap, yang tidak terpengaruh oleh keadaan luar. Sukacita itu dijanjikan sendiri oleh Yesus kepada para pengikut-Nya (Yoh 15:11). Telusuri tema tentang sukacita dalam seluruh surat dan berikan pendapat tentang alasan utama dari sukacita Rasul Paulus terhadap gereja di Filipi.
2. Keserupaan dengan Kristus.
Filipi 2:5-11 boleh jadi merupakan bagian dari lagu pujian dalam gereja mula-mula. Ini juga merupakan salah satu perikop tentang Kristologi yang terkenal dalam Perjanjian Baru. Perikop ini menelusuri langkah-langkah yang diambil oleh Putra Allah dalam memberikan keselamatan kepada kita. Namun juga, merupakan teladan yang harus kita ikuti. Kita harus mempunyai sikap mental seperti Kristus, dengan kata lain, tahu mengorbankan diri. Paulus sering menulis tentang mencontoh Kristus dan bahkan mencotoh dia sendiri (Efe 5:1; 1Kor 4:16; 11:1; Fili 3:17). Haruskah kita mampu membuat orang meneladani kita?
3. Nilai-nilai
Pertobatan bagi Paulus berarti perubahan pandangan secara total -- hal-hal yang dahulunya sangat dihargai sekarang tidak berarti sama sekali. Bagi Paulus hal yang dibanggakannya ialah pendidikan agama yang diterimanya sejak kecil. Bagi orang lain kebanggaan itu bisa status sosial, latar belakang pendidikan dan keadaan keuangan mereka. Kristus mengarahkan pandangan kita kepada hal yang lebih tinggi dan mengingatkan kita akan kewargaan kita di surga. Tuhan kita sendiri banyak membicarakan hal ini.
Pelajarilah ajaran Tuhan kita tentang harta duniawi (Luk 12:15; Mat 6:19-21, 33). Apakah ini yang menjadi penyebab mengapa orang kaya susah menjadi Kristen? (Mar 10:23, 24).
4. Kepuasan.
Paulus memberikan kesan bahwa ia telah belajar untuk mencukupkan diri dan mungkin hal itu bukan pelajaran yang mudah baginya. Ia pernah berkata, "...ibadah disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar" (1Tim 6:6).
Lihat 2Korintus 11:24-28 dan renungkan pernyataan Paulus sehubungan dengan pengalamannya itu. Pikirkan bagaimana Paulus belajar tentang kepuasan.
Garis Besar Intisari: Filipi (Pendahuluan Kitab) [1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul Paulus
Fili 1:1, 2mengirim salam
Fili 1:3-7menyampaikan terima kasih
Fil
[1] SUKACITA DALAM PENDERITAAN Fili 1:1-30
Di sini kita membaca Rasul PaulusFili 1:1, 2 | mengirim salam |
Fili 1:3-7 | menyampaikan terima kasih |
Fili 1:8-11 | berdoa |
Fili 1:12-14 | berkemenangkan |
Fili 1:15-26 | mempercayai |
Fili 1:27-30 | menantang |
[2] SUKACITA DALAM PELAYANAN Fili 2:1-30
Paulus memberikan kepada kita beberapa nasihat praktis tentang pelayanan Kristen
Fili 2:1-4 | hidup bersama dalam keharmonisan |
Fili 2:5-11 | meneladani Kristus |
Fili 2:12, 13 | mempertahankan keselamatan |
Fili 2:14-18 | berhenti mengeluh |
Fili 2:19-30 | menghormati pelayan-pelayan Tuhan |
Timotius (Fili 2:19-24) | |
Epafroditus (Fili 2:25-30) |
[3] SUKACITA DI DALAM KRISTUS Fili 3:1-21
Fili 3:1-11 | Yang dulu dibanggakan dianggap sampah |
Fili 3:12-16 | Perlombaan yang belum selesai |
Fili 3:17-21 | Kewargaan yang harus dijunjung tinggi |
[4] SUKACITA DALAM KEPUASAN Fili 4:1-20
Fili 4:1-4 | Sumber sukacita |
Fili 4:5-9 | Rahasia sukacita |
Fili 4:10-20 | Pemberian sukacita |
Fili 4:21-23 | Salam perpisahan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi