Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Gal 2:10
Full Life: Gal 2:10 - MENGINGAT ORANG-ORANG MISKIN.
Nas : Gal 2:10
Tema yang disebut berkali-kali dalam Alkitab adalah pentingnya
menolong orang miskin (Kel 23:10-11; Ul 15:7-11; Yer 22:16; Am 2:6-7;...
Nas : Gal 2:10
Tema yang disebut berkali-kali dalam Alkitab adalah pentingnya menolong orang miskin (Kel 23:10-11; Ul 15:7-11; Yer 22:16; Am 2:6-7; Mat 6:2-4; Yoh 13:29). Di sekitar kita senantiasa akan ada orang yang memerlukan bantuan. Orang miskin, khususnya "kawan-kawan kita seiman" (Gal 6:10) memerlukan bantuan jasmaniah dan doa kita
(lihat art. PEMELIHARAAN ORANG MISKIN DAN MELARAT).
BIS -> Gal 2:10
justru senang: atau telah sungguh-sungguh.
Ende -> Gal 2:10
Ende: Gal 2:10 - Kaum miskin Orang Galatia sudah tahu, siapa jang dimaksudkan, jaitu orang-orang
miskin didalam umat-induk di Jerusalem. Pendermaan itu terutama dianggap sebagai
t...
Orang Galatia sudah tahu, siapa jang dimaksudkan, jaitu orang-orang miskin didalam umat-induk di Jerusalem. Pendermaan itu terutama dianggap sebagai tanda persatuan antara sekalian umat dan chususnja dengan umat induk itu. Maksud itu sangat ditekankan Paulus dalam mengandjurkan pendermaan itu. Batjalah 2Ko 9:13-14.
Ref. Silang FULL -> Gal 2:10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 2:1-10
Matthew Henry: Gal 2:1-10 - Perjalanan Rasul Paulus ke Yerusalem; Keputusan dan Keteguhannya
Di dalam pasal ini Rasul Paulus melanjutkan penjelasan yang telah ia mulai pada pasal sebelumnya mengenai hubungan kehidupan serta sikap dan perb...
- Di dalam pasal ini Rasul Paulus melanjutkan penjelasan yang telah ia mulai pada pasal sebelumnya mengenai hubungan kehidupan serta sikap dan perbuatannya di masa lalu. Dan, dengan menunjukkan beberapa peristiwa yang pernah terjadi antara dirinya dan rasul-rasul lain, ia membuat jelas bahwa ia tidak berutang budi kepada mereka, baik atas pengetahuannya tentang Injil maupun atas wewenangnya sebagai seorang rasul, sebagaimana yang disebut-sebut secara tidak langsung oleh musuh-musuhnya. Bahkan sebaliknya, ia memperoleh pengakuan dan persetujuan dari para rasul itu sendiri sebagai orang yang memiliki tugas pengutusan yang sama dengan mereka di dalam jabatan kerasulan itu.
- I. Secara khusus Rasul Paulus memberi tahu mereka mengenai perjalanan lain yang pernah ia lakukan ke Yerusalem bertahun-tahun sesudah perjalanan sebelumnya, serta bagaimana ia bersikap dan bertindak pada saat itu (ay. 1-10).
- II. Rasul Paulus memberikan penjelasan mengenai pertemuan lain dengan Rasul Petrus di Antiokhia, dan bagaimana ia merasa wajib untuk menentang Petrus di sana. Dari pokok persoalan yang dituliskan itu, ia melanjutkan penulisannya mengenai ajaran agung pembenaran oleh iman di dalam Kristus, tanpa perlu melakukan hukum Taurat, yang merupakan pokok utama yang hendak ia teguhkan dalam surat kerasulan ini, dan yang ia uraikan secara lebih luas lagi di dalam dua pasal berikutnya.
Perjalanan Rasul Paulus ke Yerusalem; Keputusan dan Keteguhannya (2:1-10)
- Dari penjelasan yang diberikan sendiri oleh Rasul Paulus di dalam pasal ini, tampaknya, sejak pertama kali pemberitaan dan penanaman benih-benih Kekristenan dilakukan, sudah terjadi perbedaan pemahaman di antara orang-orang Kristen yang tadinya berasal dari bangsa Yahudi dan mereka yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Banyak di antara mereka yang tadinya berasal dari orang-orang Yahudi tetap mempertahankan rasa hormat terhadap hukum keupacaraan, serta berusaha keras menjaga kehormatannya. Sebaliknya, orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain tidak menaruh perhatian terhadap hukum Musa, tetapi menerima Kekristenan yang murni sebagai agama yang sesuai dengan akal sehat dan bulat hati untuk memandangnya demikian. Rasul Petrus ditetapkan menjadi rasul untuk orang-orang Yahudi, tetapi hukum keupacaraan, walaupun telah mati bersama Kristus, namun masih belum dikuburkan, dan ia membiarkan adanya pandangan untuk tetap memelihara hukum itu. Sebaliknya, Rasul Paulus ditetapkan menjadi rasul bagi bangsa-bangsa lain, dan walaupun ia adalah seorang Ibrani asli, namun ia berpaut pada Kekristenan yang murni. Nah, di dalam pasal ini ia ingin memberitahukan kepada kita apa yang terjadi di antara dia dan rasul-rasul lainnya, khususnya di antara dirinya dan Rasul Petrus setelah itu. Di dalam ayat-ayat di atas, ia memberitahukan kepada kita mengenai perjalanan lainnya dan tentang peristiwa yang terjadi di antara dirinya dan rasul-rasul lain yang ada di sana (ay. 1-10). Di sini ia menjelaskan kepada kita,
- I. Keadaan-keadaan yang berkaitan dengan perjalanannya ke sana. Khususnya mengenai,
- 1. Waktu kunjungan itu, yaitu setelah lewat empat belas tahun sesudah kunjungan sebelumnya (disebutkan dalam pasal 1:18), atau sebagaimana yang dipahami orang-orang lain, yaitu sejak pertobatannya atau sejak kematian Kristus. Semua itu menunjukkan betapa besarnya kebaikan Allah, bagaimana seorang yang begitu berguna dipelihara bertahun-tahun di dalam pekerjaan-Nya. Ketidakhadirannya bersama mereka yang begitu lama, membuktikan bahwa ia tidak bergantung pada rasul-rasul lain, tetapi memiliki wewenang dan kekuasaan yang setara dengan mereka. Selama waktu itu ia telah bekerja memberitakan Injil dan menyebarkan ajaran Kristen yang murni, tanpa dipermasalahkan oleh rasul-rasul mengenai pengajarannya, yang akan terjadi kalau dia menjadi bawahan mereka dan pengajarannya tidak disetujui oleh mereka.
- 2. Teman-teman yang menyertainya. Ia pergi dengan Barnabas, dan Titus pun dibawanya juga. Apabila perjalanan yang dibicarakan di sini sama dengan perjalanan yang dicatat di dalam Kisah Para Rasul 15 (seperti yang banyak diperkirakan orang), maka kita memiliki alasan yang jelas mengapa Barnabas pergi bersamanya. Ia memang ditunjuk oleh orang-orang Kristen di Antiokhia untuk menemani Paulus dan supaya ia dapat turut terlibat dalam perkara yang sedang ditangani Paulus. Namun, tidak tampak bahwa Titus juga ditugaskan untuk tugas yang sama bersamanya, maka alasan utama mengapa Paulus mengajak Titus pergi bersamanya adalah untuk membiarkan orang-orang di Yerusalem melihat, bahwa ia tidak merasa malu atau takut untuk mengakui ajaran yang senantiasa ia beritakan. Sebab, walaupun pada saat itu Titus telah menjadi pemeluk iman Kristen dan bahkan juga menjadi pemberita iman itu, namun menurut kelahirannya, ia adalah orang yang berasal dari bangsa-bangsa lain dan tidak bersunat. Itulah sebabnya, dengan mengikutsertakan Titus sebagai teman seperjalanan, hal itu memperlihatkan bahwa ajaran dan pengamalan ajaran mereka sama. Dan sebagaimana ia telah memberitakan tidak perlunya sunat dan menjalankan hukum Musa, begitu jugalah ia siap mengakui dan bergaul dengan orang-orang yang tidak bersunat.
- 3. Dengan alasan itu, yang bersumber dari penyataan ilahi yang telah ia terima mengenai hal itu, Ia pergi berdasarkan suatu penyataan. Bukan dengan alasan yang berasal dari pemikirannya sendiri, dan juga tidak berdasarkan undangan untuk hadir di sana, melainkan oleh perintah dan petunjuk khusus dari sorga. Itu adalah hak istimewa yang sering dikaruniakan kepada Rasul Paulus ini, bahwa ia sering berada di bawah pimpinan ilahi di dalam semua gerakan dan usahanya. Meskipun kita tidak memiliki alasan untuk berharap dapat mengalami hal seperti itu, namun seharusnya hal ini dapat mengajar kita, supaya di dalam setiap usaha dan upaya kita, sedapat mungkin kita mampu melihat jalan yang terang di hadapan kita serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada bimbingan penyelenggaraan ilahi.
- II. Rasul Paulus memberi penjelasan kepada kita mengenai sikap dan tindakannya ketika ia berada di Yerusalem, yang darinya tampak bahwa ia tidaklah lebih rendah dibandingkan rasul-rasul lainnya, sementara wewenang dan kecakapannya di dalam setiap hal setara dengan mereka. Secara khusus ia memberitahukan kepada kita,
- 1. Bahwa di sana ia membentangkan Injil yang dia beritakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi – dalam percakapan tersendiri ... dan seterusnya. Di sini kita dapat mengamati kesetiaan dan kehati-hatian rasul besar kita ini.
- (1) Kesetiaannya di dalam memberi penjelasan yang bebas dan jujur mengenai ajaran yang telah ia beritakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan yang masih tetap ia beritakan, yaitu mengenai Kekristenan yang murni, bebas dari semua campur aduk ajaran agama Yahudi. Ia tahu bahwa ajaran Kristen ini tidak akan diterima oleh banyak orang yang ada di sana, namun ia tidak merasa takut untuk mengakuinya. Sebaliknya dengan cara yang bebas dan bersahabat ia membentangkan pengajaran itu di hadapan mereka, dan membiarkan mereka menilai apakah pengajaran itu merupakan Injil yang murni dari Kristus atau tidak. Sekalipun begitu,
- (2) Ia tetap berlaku bijak dan hati-hati dalam melakukan semuanya itu, sebab ia khawatir jangan sampai menyinggung orang lain. Ia memilih untuk melakukan percakapan tersendiri dari pada berbicara di depan umum, dan kepada mereka yang terpandang, yakni kepada rasul-rasul itu sendiri, atau pemimpin-pemimpin di antara orang-orang Kristen Yahudi, dari pada berbicara secara terbuka dan sembarangan di hadapan semua orang. Sebab, ketika ia tiba di Yerusalem, ada beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat (Kis. 21:20). Alasan yang mendasari sikap kehati-hatiannya ini adalah, supaya jangan dengan percuma ia berusaha atau telah berusaha. Supaya jangan sampai ia membangkitkan perlawanan terhadap dirinya, sehingga keberhasilan yang telah ia capai dari pekerjaannya di masa lalu akan dihancurkan atau kegunaannya akan terhalang di masa depan. Sebab tidak ada yang lebih dapat menghalangi kemajuan Injil selain perbedaan pendapat mengenai pengajarannya, khususnya ketika perbedaan itu menyulut pertengkaran dan perbantahan di antara para pemeluknya, seperti yang biasa mereka lakukan. Dan itulah sebabnya, untuk menghindari kemarahan, ia menganggap bahwa cara paling aman adalah menyampaikannya dalam percakapan pribadi kepada mereka, dan tidak dilakukan di depan umum kepada seluruh jemaat. Sikap dan perbuatan rasul ini dapat mengajar kita semua, khususnya para pelayan Tuhan, betapa perlunya mereka memiliki sikap kehati-hatian, serta harus menggunakannya dengan sangat cermat di setiap saat, sejauh itu sejalan dengan kesetiaan mereka.
- 2. Bahwa dalam hidupnya sehari-hari dengan tegas Rasul Paulus menaati ajaran Kristen yang telah ia beritakan. Ia adalah seorang yang teguh hati dan selalu menaati asas-asas yang diyakininya. Itulah sebabnya, walaupun ia berjalan bersama Titus, yang adalah seorang Yunani, ia tidak mengizinkan Titus disunat, karena ia tidak mau mengkhianati ajaran Kristus, sebagaimana yang telah ia beritakan kepada bangsa-bangsa lain. Tampaknya, para rasul sama sekali tidak mendesak mengenai hal ini. Sebab, walaupun mereka membiarkan adanya penyunatan di antara orang-orang Yahudi yang telah bertobat dan percaya kepada Injil, tetapi mereka tidak membebankannya atas bangsa-bangsa lain. Namun, ada orang-orang lain yang berusaha membebankan hal itu, yaitu yang disebut di sini sebagai saudara-saudara palsu oleh Rasul Paulus. Mengenai saudara-saudara palsu itu, ia memberitahukan kepada kita bahwa mereka menyusup masuk, artinya masuk dengan diam-diam ke dalam jemaat, atau ke dalam kumpulan orang-orang percaya, dan bahwa tujuan mereka menyelundup ke dalam hanyalah untuk menghadang kebebasan orang-orang percaya, yang telah mereka miliki di dalam Kristus Yesus, atau untuk melihat apakah Rasul Paulus membela kebebasan itu terhadap hukum keupacaraan, sebagaimana yang telah ia ajarkan sebagai ajaran Injil dan sebut-sebut sebagai hak istimewa orang-orang yang telah memeluk agama Kristen. Rancangan saudara-saudara palsu itu adalah supaya dengan jalan itu dapat memperhambakan orang-orang percaya itu, yang dapat terlaksana, jika mereka dapat mencapai tujuan mereka ini. Sebab, seandainya mereka berhasil membujuk Paulus dan rasul-rasul lainnya untuk mewajibkan Titus disunatkan, maka dengan mudah pula mereka dapat memaksakan sunat ke atas bangsa-bangsa lain, dan dengan demikian dapat memperhambakan mereka di bawah hukum Musa. Namun, melihat rancangan mereka, Rasul Paulus sama sekali tidak mau menyerah kepada mereka. Sesaat pun ia tidak mau mundur dan takluk kepada mereka, tidak dalam hal yang satu ini. Alasannya adalah, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada mereka, supaya orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain, dan khususnya orang-orang Galatia, dapat memiliki Injil itu tetap murni dan utuh, dan tidak menjadi rusak dengan campuran ajaran agama Yahudi, yang dapat saja terjadi seandainya ia menyerah di dalam hal ini. Pada masa itu, sunat merupakan hal yang biasa saja dan dalam beberapa perkara dapat dilakukan tanpa menjadi berdosa, dan karena itu kita mendapati Rasul Paulus sendiri kadang-kadang mengizinkannya, seperti yang terjadi pada Timotius (Kis. 16:3). Akan tetapi, jika sunat itu sampai dipaksakan sebagai suatu keharusan, maka sekali ia menyetujuinya, kemungkinan besar akan berkembang menjadi suatu pemaksaan yang bersifat wajib seperti itu. Ia menaruh perhatian besar atas kemurnian dan kebebasan Injil, dan tidak mau tunduk kepada pemaksaan seperti itu. Ia tidak akan mau menyerah kepada mereka yang masih berpegang pada tata upacara hukum Musa, sebaliknya ia akan berdiri teguh dalam kebebasan yang dengannya Kristus telah membebaskan kita. Sikap dan tindakan Rasul Paulus ini memberikan kesempatan kepada kita untuk menjalankan apa saja yang sah menurut hukum, tetapi jika hal itu tidak dapat dilakukan tanpa mengkhianati kebenaran, atau menyerahkan kebebasan Injil, maka hal itu harus ditolak.
- 3. Bahwa, walaupun ia berbicara dengan rasul-rasul lain itu, ia tidak menerima tambahan pengetahuan atau kuasa apa pun dari mereka (ay. 6). Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu, yang ia maksudkan adalah rasul-rasul lain itu, khususnya Yakobus, Petrus, dan Yohanes, yang kemudian ia sebutkan menurut nama mereka (ay. 9). Mengenai hal ini, ia mengakui bahwa sepatutnyalah mereka dihormati oleh semua orang, bahwa mereka dipandang (dan tepat juga) sebagai sokoguru jemaat, yang tidak saja menjadi hiasan, tetapi juga sebagai tiang penopang. Untuk beberapa pertimbangan, tampaknya mereka memiliki kelebihan dibandingkan dengan dirinya, yaitu bahwa mereka sudah melihat Kristus di dalam daging, sementara dia tidak, dan bahwa mereka menjadi rasul-rasul sebelum dia, ya, bahkan ketika itu ia malah terus menjadi seorang penganiaya. Namun, sekarang, bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting baginya. Siapa mereka dahulu tidak mempengaruhi keberadaannya sebagai seorang rasul yang setara dengan mereka, sebab Allah tidak memandang muka menurut keunggulan lahiriah seperti itu. Sebagaimana Allah telah memanggil mereka untuk menerima jabatan ini, begitu jugalah Dia memiliki kebebasan untuk menetapkan orang lain sebagai memenuhi syarat untuk jabatan itu, dan mempekerjakan mereka di dalamnya. Di sini telah terbukti bahwa Ia telah berbuat seperti itu, sebab mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadanya. Mereka tidak memberitahukan apa-apa kepadanya, selain apa yang telah ia ketahui sebelumnya melalui pewahyuan. Mereka juga tidak dapat menolak pengajaran yang ia sampaikan kepada mereka, ketika tampak bagi mereka bahwa ia sama sekali tidak lebih rendah dibandingkan mereka, tetapi sama-sama dipanggil sebagai rasul dan memenuhi syarat sebagai seorang rasul sama seperti mereka.
- 4. Pokok persoalan di dalam pembicaraan ini adalah bahwa rasul-rasul lain itu sangat yakin akan pengutusan dan wewenangnya yang berasal dari Allah, dan sesuai dengan itu mereka mengakuinya sebagai sesama rasul (ay. 7-10). Mereka tidak saja merasa puas dengan pengajarannya, tetapi mereka juga melihat ada kuasa ilahi yang menyertainya, baik di dalam pemberitaan Injil maupun di dalam mengerjakan mujizat-mujizat untuk meneguhkan pengajarannya, karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadanya untuk orang-orang yang tidak bersunat. Oleh karena itu, dengan tepat mereka menyimpulkan bahwa kepada Rasul Paulus dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat. Itulah sebabnya setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadanya (bahwa ia diberikan kehormatan dan jabatan rasul sama seperti mereka), mereka berjabat tangan dengan dia dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, sebagai tanda untuk mengakui kesetaraan mereka berdua dengan para rasul itu. Kemudian mereka sepakat bahwa mereka berdua harus pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat, sementara rasul-rasul lain akan terus memberitakan Injil kepada orang-orang yang bersunat. Mereka menganggap keputusan untuk memisahkan pekerjaan itu sesuai dengan kehendak Kristus dan paling berguna bagi kepentingan Kekristenan. Dengan demikian, pertemuan ini berakhir dengan penuh kerukunan dan permufakatan. Mereka menyetujui pengajaran maupun sikap serta tindakan Rasul Paulus. Mereka sangat puas dengan dia dan dengan sepenuh hati menerimanya sebagai seorang rasul Kristus. Mereka tidak menambahkan apa-apa lagi, hanya mereka berdua harus tetap mengingat orang-orang miskin, yang juga sesuai dengan pemikiran Rasul Paulus sendiri, dan memang itulah yang sungguh-sungguh ia usahakan untuk melakukannya. Pada masa itu, orang-orang Kristen di Yudea menderita kemiskinan dan kesulitan besar, dan karena belas kasihan dan keprihatinan rasul-rasul ini, mereka mempercayakan masalah mereka ini kepada Rasul Paulus, supaya ia dapat memanfaatkan keterlibatannya dengan jemaat bangsa-bangsa lain untuk mendapatkan bantuan bagi orang-orang miskin ini. Permintaan mereka ini sangat pantas, sebab jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka (Rm. 15:27). Ia sangat siap untuk melibatkan diri di dalam hal itu, dengan jalan itu ia menunjukkan wataknya yang murah hati dan berpikiran luas. Betapa siapnya ia untuk mengakui orang-orang Yahudi yang telah menjadi percaya sebagai saudara-saudara, walaupun banyak dari mereka hampir tidak mau bersikap demikian kepada para petobat dari bangsa-bangsa lain. Tidak ada alasan baginya mengapa ia tidak mau berusaha meringankan dan menolong orang-orang itu. Dalam hal ini, ia memberikan kepada kita sebuah teladan yang luar biasa mengenai kemurahan hati kristiani, serta mengajarkan kepada kita bahwa kita seharusnya tidak menutup diri kepada orang-orang yang seperasaan dengan kita, tetapi selalu siap untuk mengulurkan tangan kepada semua orang yang kita pandang sebagai murid-murid Kristus.
SH: Gal 2:1-10 - Gereja sejati mendukung PI (Senin, 6 Juni 2005) Gereja sejati mendukung PI
Misi pengabaran Injil adalah tugas gereja. Itu sebabnya, setiap
badan misi harus bekerja sama dengan gereja. Sebalikn...
Gereja sejati mendukung PI
Misi pengabaran Injil adalah tugas gereja. Itu sebabnya, setiap
badan misi harus bekerja sama dengan gereja. Sebaliknya, gereja
harus mendukung upaya pribadi-pribadi Kristen dalam menyaksikan
Kristus kepada orang lain.
Sejak pertobatannya, Paulus sudah giat mengabarkan Injil, terutama kepada bangsa-bangsa nonyahudi. Ia telah menghasilkan banyak petobat baru dan banyak gereja selama belasan tahun. Namun, Paulus sadar bahwa pengabaran Injil bukan tugas pribadi semata-mata melainkan tugas gereja. Itu sebabnya, ia berkunjung ke Yerusalem untuk mendapatkan dukungan dari gereja dan tokoh-tokoh Kristen di sana, "supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha" (ayat 2). Maksudnya agar gereja yang terdiri dari orang-orang nonyahudi (Antiokhia) disambut ke dalam persekutuan dengan gereja Yerusalem. Paulus konsisten dengan tugas pengabaran Injil dan dengan tegas menolak upaya memasukkan unsur-unsur budaya Yahudi yang pada hakikatnya membelenggu kebebasan yang dihasilkan Injil sejati (ayat 4-5). Injil harus kontekstual dengan masyarakat di mana Injil itu diberitakan. Itu sebabnya ia membawa Titus yang tidak bersunat sebagai bukti hasil pelayanannya itu (ayat 3). Reaksi gereja di Yerusalem menggembirakan. Para pemimpin gereja terbuka melihat panggilan pelayanan Paulus kepada bangsa-bangsa nonyahudi sama seperti panggilan pelayanan Petrus untuk bangsa Yahudi (ayat 6-8). Gereja mendukung penuh pengabaran Injil kontekstual Paulus (ayat 9).
Tugas gereja bukan menghalang-halangi, sebaliknya mendukung, memperlengkapi, dan mengutus umat Tuhan untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa di dunia ini. Injil sejati harus diberitakan tanpa embel-embel atau muatan budaya lain yang hanya akan menghambat iman sejati
Doakan: Agar Tuhan menggerakkan gereja-gereja yang belum menjadikan misi sebagai prioritas utama program kerja mereka menjadi agen-agen penyalur kuasa dan kasih Allah kepada dunia ini.
SH: Gal 2:1-10 - Antara kualitas dan jabatan (Senin, 22 Agustus 2011) Antara kualitas dan jabatan
Semua orang ingin diakui sesuai dengan posisi atau jabatan yang dia sandang, walaupun posisi atau jabatan itu didapat buk...
Antara kualitas dan jabatan
Semua orang ingin diakui sesuai dengan posisi atau jabatan yang dia sandang, walaupun posisi atau jabatan itu didapat bukan karena sebuah prestasi. Padahal seharusnya prestasi atau kualitas kerjalah yang menentukan siapa kita dan apa posisi kita seharusnya. Paulus memperjuangkan pengakuan atas kerasulannya tidak berdasarkan posisinya sebagai rasul, tetapi berdasarkan kualitas pelayanannya (Gal. 1:17). Bagi Paulus, pada dasarnya pengakuan akan posisinya sebagai rasul bukan hal yang terpenting (6), melainkan pemberitaan Injil Kristuslah yang terpenting (4-5). Paulus menyadari bahwa pengakuan Kristus terhadap kerasulannya jauh lebih tinggi atau lebih sah dibandingkan pengakuan yang diberikan oleh manusia (2). Rasul Paulus sangat yakin bahwa pelayanan yang dia lakukan sesungguhnya berasal dari Kristus sendiri. Dan hal inilah yang membuat Rasul Paulus tidak mudah mundur dari pelayanan, walaupun pengakuan akan jabatan kerasulannya masih diperdebatkan oleh kaum Yahudi yang memperjuangkan legalitas hukum sunat (5). Lagi pula pelayanan yang dia kerjakan bagi orang-orang yang tidak bersunat membuahkan banyak hasil, dan buah tersebut secara otomatis meneguhkan posisi kerasulannya dihadapan rasul-rasul lainnya (7-8).
Selain itu Paulus menjaga kualitas pemberitaan Injil kebenaran Allah. Ia menempatkan posisi Injil diatas segala peraturan manusia yang mengikat sehingga ia mengabaikan desakan agar hukum sunat diberlakukan bagi orang-orang nonYahudi yang percaya (3-5). Padahal rasul-rasul saja tidak memaksa Paulus memberlakukan hukum sunat di antara orang percaya nonYahudi (6). Bagi Paulus, kualitas kebenaran Injil harus menjadi patokan moral dan iman bagi setiap orang percaya. Paulus mempertahankan kualitas dalam pelayanannya. Ia tidak terpancing desakan orang. Ia berpendirian teguh dan mempertahankan kualitas dan kemurnian Injil kebenaran. Karena bagi Paulus, kualitas adalah yang utama. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda mengejar kualitas atau hanya sekadar posisi?
SH: Gal 2:1-10 - Pelayanan Holistis (Senin, 9 September 2019) Pelayanan Holistis
Tradisi mudik biasanya terjadi ketika menjelang hari raya agama. Tiap-tiap orang ingin merayakannya bersama dengan keluarga di kam...
Pelayanan Holistis
Tradisi mudik biasanya terjadi ketika menjelang hari raya agama. Tiap-tiap orang ingin merayakannya bersama dengan keluarga di kampung halaman.
Paulus pun ternyata pernah melakukannya, walaupun tidak dalam rangka hari raya. Setelah lewat empat belas tahun, ia bersama Barnabas dan Titus pulang ke Yerusalem (1). Di sana, ia tidak lupa memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa yang bukan Yahudi.
Saat itu, jemaat Galatia sedang mempersoalkan perkara sunat dan tidak bersunat. Padahal, posisi Paulus terhadap isu ini sudah jelas, yaitu ia sudah tidak punya keberatan dengan mereka yang tidak bersunat. Sunat atau tidak bersunat, bagi Paulus, sama sekali tidak berpengaruh pada anugerah keselamatan. Hal itu dibuktikannya dengan membawa Titus, yaitu seorang Yunani yang tidak bersunat dalam pelayanannya (2-3).
Tidak hanya itu, Paulus juga menghadapi masalah lain, yaitu saudara-saudara palsu yang menyusup masuk ke dalam jemaat untuk menghadang pemberitaan Injil (4). Di hadapan itu semua, Paulus tidak gentar, malah kian giat memberitakan Injil tanpa rasa takut (4-5).
Dalam pemberitaan Injil, Paulus tidak tunduk kepada berkelompok orang yang berusaha menghalanginya. Ia sama sekali tidak memandang kasta. Semua orang, baik mereka yang terpandang atau tidak, adalah setara di hadapan Tuhan. Ini sejalan dengan prinsip teologis yang dianut Paulus bahwa Allah tidak memandang muka (6).
Dalam mengakhiri suratnya, Paulus mengingatkan betapa pentingnya pelayanan kepada orang miskin dan yatim piatu. Itulah yang menjadi komitmen yang harus mereka laksanakan (10).
Kita bisa melihat bahwa dimensi pelayanan Paulus begitu luas, mulai dari perkara ajaran teologis sampai ke pelayanan diakonia bagi orang-orang miskin. Teladannya adalah pelayanan yang dikerjakan Paulus itu bersifat holistis (menyeluruh). Bagaimana dengan pekerjaan pelayanan yang sedang kita kerjakan sekarang?
Doa: Tuhan, ajari kami agar mampu mengerjakan pelayanan secara menyeluruh. [JJ]
Utley -> Gal 2:1-10
Utley: Gal 2:1-10 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 2:1-101 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga. 2 A...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 2:1-10
1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga. 2 Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi — dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang — , supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha. 3 Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. 4 Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. 5 Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu. 6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu — bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka — bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. 7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat 8 — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. 9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; 10 hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
Gal 2:1 "setelah lewat empat belas tahun," Masa empat belas tahun ini telah menjadi pokok bahasan dari banyak perselisihan ilmiah. Periode waktu ini mungkin bisa berhubungan dengan
- 1. Pertobatan Paulus (lih. Gal 1:15-16)
- 2. waktu Paulus di Arabia (lih. Gal 1:17)
- 3. kunjungan pertamanya ke Yerusalem (lih. Gal 1:18)
Unsur waktu hanya signifikan untuk menunjukkan bagaimana tertunda dan sporadisnya kunjungan dan kontaknya dengan para Rasul di Yerusalem.
□ "aku pergi pula ke Yerusalem" "Pula" menyiratkan kunjungan yang kedua atau yang selanjutnya. Waktu tepatnya tidak pasti, karena dalam Kisah Para Rasul tercatat ada lima kunjungan ke Yerusalem yang berbeda oleh Paulus. Dua yang terakhir adalah terlalu terlambat untuk merujuk pada konteks ini, tetapi yang mana dari tiga lainnya yang ia maksudkan tidaklah pasti. Saya pribadi percaya Gal 2 berhubungan dengan Kis 15 karena dalam kedua kasus tersebut Barnabas hadir, materi pokok bahasannya adalah sama, dan baik Petrus maupun Yakobus disebutkan namanya. Selain spekulasi penulis ini, para sarjana lain yang ulung seperti F. F. Bruce dalam Rangkaian Kementari Internasional Baru dan Richard Longenecker dalam Seri Komentari Alkitabiah Firman percaya bahwa Gal 2 berhubungan dengan kunjungan kelaparan yang dicatat dalam 30.
Frasa "pergi (naik) ke Yerusalem" adalah bersifat teologis. Sebuah referensi yang berlawanan terdapat dalam Kis 11:27 ketika mereka pergi "turun ke Antiokhia." Yerusalem, karena merupakan kota suci, dianggap "naik" dari segala arah.
□ "dengan Barnabas" Kis 4:6 memberikan informasi bahwa Barnabas adalah seorang Lewi dari Siprus yang bernama Yusuf. Murid-murid menjulukinya Barnabas yang artinya "anak pendorong." Dia adalah orang pertama yang menerima pertobatan Paulus (lih. Kis 11:24). Dia jelas merupakan seorang pemimpin di Gereja Yerusalem (lih. Kis 11:22) seperti juga Silas (lih. Kis 15:22). Ia pergi ke Tarsus dan mencari Saulus untuk memintanya untuk membantu pekerjaan di Antiokia (lih. Kis 11:19-27). Ia adalah rekan penginjilan dari Paulus pada perjalanan penginjilannya yang pertama (lih. 1Kor 9:6). Lihat Topik Khusus pada Gal 2:13.
□ "Tituspun kubawa juga" adalah Titus salah satu pembantu setia Paulus (lih. 2Kor 8:23). Ia memakainya di tempat-tempat yang sangat sulit seperti Korintus dan Kreta. Dia adalah seorang kafir sepenuhnya, dan bukan setengah Yahudi sebagaimana Timotius. Gereja Yerusalem tidak menuntut Paulus untuk menyunatkan dia (lih. Kis 15). Anehnya, Titus tidak pernah disebutkan namanya dalam Kisah Para Rasul. Sir William Ramsay dan A. T. Robertson berspekulasi bahwa Titus adalah saudara dari Lukas, yang menjelaskan tidak adanya penyebutan spesifik tentang dia (suatu tindakan kerendahan hati keluarga), tapi ini tidak berdasar. Martin Luther berspekulasi bahwa Paulus membawa Titus bersama dengan dia ke Yerusalem sebagai kasus uji. Yang lain mengatakan bahwa ia membawa Titus bersama, tetapi hanya dikemudian hari Paulus menyadari arti pentingnya kegagalan Gereja Yerusalem untuk menuntut bahwa Titus harus disunat karena ia adalah seorang Yunani murni (lih. ay. Gal 2:3).
Gal 2:2 "Aku pergi berdasarkan suatu penyataan" Jika seseorang menganggap bahwa Kis 15 adalah latar belakangnya, Kis 15:2 menghasilkan suatu ketidaksesuaian. Namun demikian, telah diduga sebelumnya bahwa wahyu tersebut datang dari salah satu dari lima nabi di Antiokhia yang menyampaikannya kepada gereja. Kemudian jemaat di Antiokhia meneruskannya kepada Paulus yaitu kebutuhannya untuk suatu kunjungan ke Yerusalem.
□ "Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi" Ini sangat signifikan dalam hubungannya dengan ay. Gal 2:3-5. Mengapa Paulus membentangkan Injilnya di hadapan para Rasul? (1) Apakah ia menginginkan mereka untuk setuju dengan dia dan menegaskan Injil-nya? atau (2) Apakah ia sedang bereaksi terhadap kehadiran guru-guru palsu? Kemungkinan yang terakhir paling cocok dengan tanda kurung selain dari ay. Gal 2:4,5. Sesi pelaporan ini tampaknya memparaleli Kis 15:12.
- NASB, "tapi saya melakukannya secara pribadi kepada mereka yang berreputasi"
- NKJV "tapi secara pribadi kepada mereka yang berreputasi"
- NRSV "(dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang)"
- TEV "Dalam pertemuan pribadi dengan para pemimpin"
- NJB "dan secara pribadi aku letak dihadapan orang-orang yang terkemuka"
Membaca Kis 15 pertama-tama untuk menemukan pertemuan pribadi ini menimbulkan kesulitan. Namun, Kis 15:2 b dan ay. Gal 2:6 bisa merujuk pada pertemuan dari kepemimpinan puncak. Paulus mungkin telah menemui para pimpinan ini terlebih dahulu untuk tujuan mendapatkan pendengaran yang lebih baik daripada pertemuan dengan seluruh jemaat yang mungkin sebelumnya telah disusupi oleh kaum Yudais (orang-orang yang menuntut bahwa seseorang harus menjadi seorang Yahudi sebelum seseorang tersebut bisa diselamatkan).
Beberapa ahli telah mengusulkan dalam beberapa tahun terakhir, kemungkinan karena penekanan yang berlebihan dari teolog-teolog Tübingen dari Jerman, bahwa ada ketegangan antara Paulus dan para rasul di Yerusalem. Beberapa orang menyatakan bahwa tiga frase Paulus yang tidak biasa yang merujuk kepada para pemimpin Yerusalem yang ditemukan di Gal 2:2,6 (dua kali), Kis 9 agak seolah-olah bersifat meremehkan. Frasa-frasa ini dapat dilihat secara merendahkan dengan tiga pandangan dalam pikiran.
- 1. Mereka menekankan penekanan yang berlebihan dari guru-guru palsu tentang Dua Belas Rasul asli dalam usaha mereka untuk merendahkan Paulus, bukannya Paulus punya ketegangan pribadi dengan Dua Belas Rasul tersebut.
- 2. Mungkin Paulus kecewa dengan tindakan beberapa Rasul seperti dalam Kis 8:1, di mana mereka tidak benar-benar memahami misi dunia Gereja, atau dalam penarik dirian Petrus yang memalukan dari meja persekutuan dengan orang kafir karena kedatangan beberapa orang dari Yerusalem dalam Gal 2:11-14.
- 3. Ungkapan-ungkapan ini mungkin tidak merujuk kepada para Rasul, tetapi kepada para pemimpin lain dari gereja yang mengklaim otoritas atau mereka hanya merujuk pada beberapa dari para Rasul.
- NASB, TEV "karena takut bahwa aku mungkin sedang menjalankan, atau telah menjalankan, sia-sia"
- NKJV "jangan sampai dengan cara apapun saya menjalankan, atau telah menjalankan, sia-sia"
- NRSV "supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha"
- NJB "karena takut jalan yang sedang kuambil atau telah kuambil tidak akan diizinkan"
Ini jelas tidak menunjuk pada Paulus yang mencari penegasan teologis dari para pemimpin Yerusalem karena ini akan menjadi berlawanan dengan keseluruhan konteks. Tapi di sini, kepraktisan dari upaya penginjilan ke antara bangsa-bangsalah yang dipertaruhkan (lih. 2Kor 7:14; 9:9) dan Paulus berharap dan berdoa untuk sebuah konsensus yang kemudian akan diterimanya. Paulus menyatakan kekhawatiran serupa di mana saja (lih. Fili 2:16; 1Tes 3:5).
Gal 2:3 "Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya" Bahkan dengan artinya yang lugas ini, ada pertanyaan tentang:
1. Suatu variasi naskah dalam ayat Gal 2:5 di mana kata "tidak" diabaikan dalam keluarga naskah kuno barat, khususnya naskah kuno D
2. Kerancuan dari ayat Gal 2:4 yang telah menyebabkan beberapa orang untuk mengatakan bahwa Paulus menyunat Titus, bukan karena paksaan tetapi untuk menunjukkan kebebasannya
Namun demikian, ini merusak seluruh struktur argumen Paulus. Paulus sudah diserang, tampaknya karena menyunatkan Timotius (lih. Kis 16:3), yang setengah-Yahudi, tetapi dia tidak mau, biar sekejap, untuk menyerah untuk menyunatkan Titus. Pada kenyataannya masalahnya sebenarnya bukanlah sunat (lih. Rom 2:28-29 dan Gal 6:15), Tapi bagaimana seorang manusia menjadi benar dengan Allah. Dalam Galatia Paulus mengkontraskan cara berorientasi pada hasil kerja dari orang Yahudi dan Yudais dengan cara berorientasi kasih karunia dari Injil Yesus.
- NASB "Tapi itu karena saudara-saudara palsu... diam-diam dibawa masuk"
- NKJV "Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk"
- NRSV "Tetapi karena orang percaya yang palsu diam-diam dibawa masuk"
- TEV "telah berpura-pura menjadi saudara dan bergabung dengan kelompok"
- NJB "Pertanyaan itu muncul hanya karena beberapa yang bukan benar-benar anggota persaudaraan telah menyusup diam-diam"
Saudara-saudara yang palsu ini disebutkan di tempat-tempat lain (lih. Kis 15:1,5; 2Kor 11:13,26 dan 1Tes 2:14-16). Bentuk KATA KERJA nya adalah PASIF, yang menyiratkan bahwa mereka diselundupkan oleh seseorang, kemungkinan
- 1. orang Yahudi yang tidak percaya
- 2. sebuah sekte Yahudi percaya yang disebut Yudais
- 3. Setan sendiri
Istilah "saudara-saudara palsu" ini (pseudadelphous) mirip dengan kata majemuk yang digunakan dalam 2Pet 2:1 untuk menunjuk "kepemimpinan palsu" (pseudoprophētai dan pseudodidaskaloi). Penggunaan istilah ini dalam bahasa Yunani Koine umumnya menunjuk pada pengkhianat di dalam kota yang membiarkan musuh untuk menyelinap ke dalam kota dan menyelidiki pertahanannya.
Masalah lain dalam penafsiran adalah mengenai tempat dari pengkhianatan. Apakah saudara-saudara palsu tersebut menyelinap kedalam:
- 1. Gereja di Yerusalem
- 2. Dewan / Konsili Yerusalem
- 3. Gereja di Antiokhia
Pada penafsiran hal kecil ini, kepastiannya adalah mustahil dan oleh karena itu, dogmatisme tidaklah beralasan.
□ "untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita" Penekanan Paulus pada kebebasan dalam Kristus merupakan hal yang terpenting (lih. Kis 13:39; Gal 5:1,13). Dalam konteks ini, kebebasan dari tata cara dan peraturan Yahudi lah yang dimaksud, sebuah konsep yang diperluas dalam pasal-pasal berikut. Penting untuk dicatat bahwa kita adalah benar- benar bebas di dalam Kristus, tetapi kebebasan kita tersebut tidak dimaksudkan sebagai surat ijin untuk berbuat dosa (lih. Rom 14:1-15:13 dan 1Kor 8; 9; 10). Ketegangan dialektis antara kebebasan dan tanggung jawab, yang melekat dalam Injil ini, diilustrasikan dalam penekanan Paulus atas "tanggung jawab" kepada jemaat di Korintus, tetapi pada "kebebasan" bagi jemaa di Galatia. Keduanya benar! Keduanya harus dilakukan secara seimbang!
Gal 2:5 "Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka" "Kita" harus mengacu pada Paulus dan Barnabas. Metreka bersepakat dalam oposisi mereka terhadap persyaratan bahwa semua orang bukan Yahudi harus disunat (dan menjadi bertanggung jawab kepada Hukum Musa) setelah pertobatan mereka.
Kata "tidak" ada di dalam naskah P46, א, B, C, D1, F, dan G (UBS4 memberikan pencantumannya peringkat "A"). Kata ini hilang hanya dalam pemeriksa naskah abad keenam D2dan Versi Latin Kuno. Alasan bahwa Paulus menekankan untuk saling berserah satu sama lain dalam Ef 5:21 namun kukuh berdiri melawan pengajuan dalam hal ini adalah karena ia percaya bahwa "saudara-saudara palsu" ini bukan benar-benar Kristen. Paulus menegaskan keyakinannya bahwa mereka yang mendasarkan status kebenaran mereka dengan Allah atas usaha mereka sendiri bukanlah orang Kristen sejati (lih. Gal 1:8,9; 5:2-12, Rom 10:2-5; dan 1Tes 2:14-16). Pertanyaan pentingnya, kemudian, adalah "pada siapa mereka mendasarkan kepercayaan mereka: diri sendiri atau Kristus?"
□ "agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu" Bukanlah masalah yang kecil, argumen ini adalah dasar untuk melanjutkan misi non-Yahudi. Kebenaran adalah sebuah kata PB yang begitu penting. Lihat Topik Khusus berikut.
- NASB "Tapi dari mereka yang berreputasi tinggi"
- NKJV "Tapi dari mereka yang tampaknya adalah sesuatu--apa pun mereka itu"
- NRSV "Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu"
- TEV "Tapi mereka yang tampaknya seperti pemimpin"
- NJB "orang-orang yang diakui sebagai pemimpin"
Frasa ini bisa menunjuk pada: (1) beberapa dari Dua Belas Rasul, atau (2) pemimpin-pemimpin tertentu dalam jemaat Yerusalem. Maksud Paulus adalah bahwa oposisi mereka tidak mempengaruhi panggilan, tugas dan Injil yang diberikan oleh Tuhan. Namun demikian, F. F. Bruce yang mengutip Yosefus dalam Perang Orang Yahudi, 3,453; 4.141,159 menggambarkan bahwa kata "tampaknya" ini tidak selalu digunakan untuk merendahkan.
□ "Allah tidak memandang muka" Metafora peradilan PL ini (lih. Ul 10:17; 2Taw 19:7) aslinya berarti "mengangkat wajah" (lih. Im 19:15; Ul 1:17; 16:19; Kis 10:34). Paulus menyinggung pada praktek hakim yang membuat keputusan berdasarkan favoritisme atau status khusus dari terdakwa. Allah tidak meemandang bulu (lih. Rom 2:11; Ef 6:9; Kol 3:25; 1Pet 1:17).
- NASB, NRSV "tidak berkontribusi apa-apa kepada saya"
- NKJV "tidak menambah apa-apa pada saya"
- TEV "tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku"
- NJB "tidak mempunyai tambahan apapun pada Kabar Baik saat saya khotbahkan"
Berikut adalah penegasan sentral Paulus akan kemerdekaan ("kepada ku" dikedepankan untuk penekanan), baik untuk dirinya sendiri dan bagi Injil-Nya, dari otoritas Dua Belas Rasul atau Gereja Induk di Yerusalem. Ini bukan penghinaan terhadap ke Dua Belas Rasul atau para pemimpin Gereja Yerusalem, tetapi penekanan pada sifat Illahi dari panggilan dan wahyu Paulus.
Gal 2:7 "Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat" Sebuah pandangan Ke-Paulus-an yang utama, ia terus membangun pada konteks yang dimulai pada Gal 1:10. Ketika para pemimpin Yerusalem melihat dan mendengar Paulus, mereka meneguhkan bahwa Allah telah memanggil dan memilih dia. "Mereka" ini menunjuk pada para Rasul yang disebutkan dalam ay. Gal 2:9. "Kepadaku telah dipercayakan" adalah sebuah bentuk PERFECT PASSIVE VERBAL, yang menekankan peran Paulus secara terus-menerus sebagai pelayan Injil dengan cara panggilan Allah dan diperlengkapi melalui Roh (lih. 1Kor 9:17; 1Tes 2:4; 1Tim 1:11; Tit 1:3). Bagian-bagian lain lebih jauh lagi mendukung panggilan Paulus menjadi Rasul bagi bangsa-bangsa (lih. Kis 9:15; Rom 1:5; 11:13; 15:16; Gal 1:16;Ef 3:8; 1Tim 2:7; 2Tim 4:17).
□ "sama seperti kepada Petrus" Penggunaan istilah "Petrus" dalam ay. Gal 2:7,8 adalah agak tidak lazim dalam Galatia. Dalam semua kutipan lainnya oleh Paulus dalam Galatia dimana Petrus disebutkan, ia disebut "Kefas," yaitu bahasa Aram untuk "batu," (lih. Gal 1:18; 2:9,11,14). Namun demikian, "Petrus" tampaknya sungguh-sungguh asli di sini, dan ke dua nama ini identik.
Gal 2:8 Satu lagi tanda kurung di dalam struktur gramatikal ayat Gal 2:1-10 yang kompleks, ini mungkin menunjuk bisa kepada geografi atau sebuah komunitas etnis (lih. ay. Gal 2:9d). Baik Petrus dan Paulus memiliki tugas Illahi!
Gal 2:9 "Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan" "Sokoguru" ini adalah ketiga pemimpin gereja Kristen di Yerusalem. Gelar sebutan ini digunakan dalam kaitannya dengan "Rasul" oleh Klemens dari Roma (menulis di AD 95) dan Ignatius. Ini juga digunakan secara positif dalam Wahy 3:12. Mungkin frase ini berasal dari penggunaan para rabi akan istilah untuk menggambarkan Abraham dan Musa. Paulus sekali lagi mendukung klaimnya bahwa bukan saja dia bersifat independen, tetapi setidaknya beberapa dari para Rasul (Petrus dan Yohanes, bagian dari lingkaran dalam Yesus) mengakui otoritas yang diberikan Tuhan dan menegaskan dia dengan tangan kanan persekutuan. "Yakobus" ini bukanlah salah satu dari keDua Belas murid, tetapi adalah saudara tiri Yesus dan pemimpin dari gereja Yerusalem (lih. Kis 15).
Frasa, "yang dipandang sebagai sokoguru," ini bukanlah suatu penilaian yang negatif, tetapi mungkin sebuah rujukan pada tuduhan guru-guru palsu terhadap Paulus. Dalam konteks ini Paulus tidak ingin mengecilkan ke tiga pemimpin tersebut, tetapi menonjolkan fakta bahwa mereka mengakui secara publik dan pelayanannya dan pelayanan Barnabas!
□ "kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku," KATA KERJAnya adalah sebuah AORIST PASSIVE PARTICIPLE. Lihat catatan pada Gal 1:15 tentang hubungan antara "kasih karunia" dan "Roh."
□ "Yakobus" Lihat Topik Khusus di bawah ini.
"persekutuan" Lihat Topik Khusus berikut.
□ "supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat" Frasa ini menunjuk terutama pada geografi, bukan ras. Ada bangsa-bangsa lain di Palestina dan bangsa Yahudi di luar Palestina. Banyak dari gereja Paulus adalah suatu campuran dari keduanya karena ketika ia datang ke sebuah kota baru, dia pergi terlebh dahulu ke sinagoga untuk berkhotbah.
Gal 2:10 "hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin" Paulus pertama-tama diperkenalkan pada konsep suatu persembahan khusus bagi orang-orang miskin di Yerusalem oleh gereja di Antiokhia (lih. Kis 11:27-30). Ia mengembangkan ini menjadi suatu proyek bagi gereja-gereja non-Yahudi (lih. Kis 24:17; 1Kor 16:1-2; 2Kor 8:9; dan Rom 15:25-27). Jika Gal 2 berparalel dengan Kis 15, maka menjelaskan mengapa penetapan- penetapan persekutuan lain dari Kis 15:23-29 tidak disebutkan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu banyak orang telah melihat ayat ini sebagai sebuah argumen untuk membuat kunjungan ini sama waktunya dengan Kis 11:27-30.
Galilah -> Gal 2:1-10
Galilah: Gal 2:1-10 - Injil Anugerah Didukung oleh Para Rasul Galatia 2:1-10 Sub Tema: Injil Anugerah Didukung oleh Para Rasul
Kemudian, setelah lewat empat belas tahun, saya naik lagi ke Yerusalem dengan Barna...
Galatia 2:1-10 Sub Tema: Injil Anugerah Didukung oleh Para Rasul
Kemudian, setelah lewat empat belas tahun, saya naik lagi ke Yerusalem dengan Barnabas dan saya juga membawa Titus. Saya naik ke sana berdasarkan suatu wahyu, dan saya membentangkan kepada mereka injil yang saya beritakan kepada bangsa-bangsa –secara pribadi saja, kepada mereka yang terpandang, jangan-jangan dengan percuma saya sedang berlari atau telah berlari – Akan tetapi walaupun Titus, yang ada bersama saya, adalah orang Yunani, dia tidak terpaksa disunatkan – Tetapi hal ini muncul karena saudara-saudara palsu, yang diselundup masuk, yang menyusup untuk memata-matai kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, yaitu untuk memperbudak kita. Tetapi sesaatpun kami tidak menyerah dan takluk kepada mereka, supaya kebenaran injil tetap terpelihara bagi kalian –Dan dari mereka yang dianggap penting itu (siapa mereka dulu tidak penting bagi saya, Allah tidak memandang muka manusia), mereka yang terpandang itu tidak memberi masukan apa-apa kepada saya, melainkan, sebaliknya, ketika melihat bahwa kepada saya telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat,
sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat –karena Ia yang bekerja melalui Petrus dalam pelayanan rasulinya kepada yang tidak bersunat, bekerja juga melalui saya kepada bangsa-bangsa – dan setelah mengerti akan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dianggap sebagai sokoguru jemaat, mereka memberi kepada saya dan Barnabas tangan kanan persekutuan supaya kami pergi ke bangsa-bangsa dan mereka kepada orang-orang yang bersunat. Mereka hanya minta bahwa kami tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh saya ingin perbuat.
ay. 1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun – Di surat Galatia, tidak disinggung sedikitpun Sidang di Yerusalem, atau surat yang dibawa Paulus dan Barnabas, dan rupanya soal sunat belum diselesaikan, jadi lebih masuk akal kalau kita menganggap bahwa Paulus ke Yerusalem 14 tahun sesudah dia percaya, berkaitan dengan sumbangan pada orang miskin yang diceritakan di Kisah Para Rasul 11:29-30.63
Saya naik lagi ke Yerusalem - Lihat Gal 1:17-18
ay. 2 Saya naik ke sana berdasarkan suatu wahyu– Kata apokalypsis adalah nama kitab Wahyu di teks asli. Berarti sesuatu yang dibukakan. Lihat juga 1:12.
Bangsa-bangsa –Kata ethnos lagi. Lihat 1:16.
Membentangkan – Kata anatithemi berarti membukakan,atau membentangkan.64 Paulus sengaja membukakan isi Injil yang dia sampaikan kepada para rasul ini dan mencari pertimbangan mereka. Jangan kita berpikir bahwa Paulus meragukan wahyu yang dia terima. (1:16) Kita sudah perhatikan bahwa rasul ini sangat yakin akan isi Injilnya. Masalanya adalah ada potensi untuk gereja Yahudi dan gereja non-Yahudi mengalami pertentangan, yang tentu menghancurkan usaha Paulus di banyak tempat, bahkan mengancam Tubuh Kristus. Hal itulah yang membuat dia takut.
Secara pribadi saja – Ada yang menyimpulkan bahwa ada dua pertemuan di mana Paulus membentangkan Injilnya, yaitu satu yang tertutup dan satu yang terbuka, tetapi kesimpulan itu tidak ada dasar di teks. Lebih baik kita perhatikan bahwa pendapat para rasul yang dicari supaya ada kesatuan – Pendapat orang lain tidak penting dan barangkali mengakibatkan masalah.
Kepada yang terpandang – Kata dokeo berarti dianggap.65 Paulus menggunakannya empat kali di bagian ini: Ayat 2 “yang terpandang”, dua kali di ay. 6 “yang dianggap ‘sesuatu’ (penting)” dan “yang terpandang” dan di ay. 9 “dianggap sebagai sokoguru”. Sering kali ada kesan bahwa Paulus menganggap enteng para rasul ini, tetapi sebenarnya tidak begitu. Ingat bahwa Paulus dituduh menerima Injilnya dari manusia, jadi dalam konteks ini dia membandingkan rasul-rasul ini dengan Allah sebagai sumber daripada Injil, jadi dia tentu menganggap mereka tidak penting kalau dibanding dengan Dia. Paulus ini juga sering meremehkan diri supaya hanya Allah ditinggikan. (1, 15:8-10)
Percuma – Kata kenos berarti kosong, tetapi dalam konteks usaha berarti percuma atau sia-sia, yaitu hasil yang diharapkan ternyata kosong.
Sedang berlari atau telah berlari – Walaupun kata trekho berarti berlari, itu sering digunakan untuk menggambarkan usaha, yang dalam konteks ini menyangkut pelayanan. Paulus sering menggambarkan pelayanan sebagai perlombaan. (Contoh: Kis 20:24, 1 Kor 9:24-27, 2 Tim 4:6-7) Kata tersebut digunakan dua kali di ay. 2, pertama menyangkut pelayanan yang sedangdibuat,66 tetapi dalam bentuk contoh (jangan-jangan), dan kali yang kedua bicara masa lampau, mengenai pelayanan yang sudah dia buat.67 Bayangkan kehancuran yang terjadi pada hasil pelayanannya, kalau ternyata para rasul tidak setuju dengan Injilnya!
ay. 3 Akan tetapi – Kata alla digunakan di sini, menunjukkan kontras yang tegas.
Titus – Orang ini adalah sangat penting dalam pelayanan Paulus dan sebenarnya dianggap anak rohaninya sebelum Timotius. Dia rupanya melayani di Korintus dan Kreta. (Kalau mau membaca lebih banyak mengenai Titus, lihat di: 2 Kor 2:13, 7:6-14, 8:6-23, 12:18, 2 Tim 4:10, Tit 1:4) Satu hal yang membingungkan adalah mengapa orang yang begitu dihargai ini tidak disebut dalam Kisah Para Rasul. Ada yang menganggap bahwa Titus ini adalah saudara Lukas. Memang jelas mengapa dia tidak disebut kalau begitu, tetapi tidak ada bukti satu pun untuk mendasari kesimpulan tersebut.
Ada yang membandingkan Titus dengan Timotius dan bertanya mengapa sampai Titus tidak disunatkan sedangkan Timotius bersedia. Ada dua perbedaan yang penting dimengerti: 1. Ibu dari Timotius adalah orang Yahudi, jadi mau tidak mau, Timotius selalu akan diseret ke dalam dunia Yahudi dan orang tentu bertanya apakah dia disunat. Titus tidak demikian. 2. Pada awalnya ketika Paulus membawa Titus ke Yerusalem, masih ditanyakan apakah orang harus disunatkan baru menjadi selamat. (Kis 15:1, 5) Kalau Titus dipaksa disunatkan dalam situasi itu, menjadi sangat jelas pada semua bahwa Paulus menyerah dan mengaku bahwa Hukum Taurat perlu ditaati baru orang menjadi selamat. Jadi sangat jelas mengapa Paulus menolak desakan dari mata-mata yang masuk, yaitu karena dia memperjuangkan Injil. (Gal 2:5)
Disunatkan – Sifat masa lampau umum68 lebih baik diterjemahkan disunatkan saja, tidak menyunatkan diri (TB).
ay. 4 Saudara-saudara palsu, yang diselundup masuk – Frase ini agak sulit diterjemahkan. Saudara-saudara palsu adalah satu kata benda dan frase yangdiselundup masuk adalah kata sifat daripadanya. Saudara-saudara palsu ini digambarkan sebagai barang selundupan.
Memata-matai – Kata kataskopeo adalah kata buatan dari kata (dengan teliti/total atau melawan) dan skopeo (melihat), yang berarti memata-matai. Jadi pertemuan ini diharapkan menjadi konteks aman untuk Paulus bicara dengan para rasul, tetapi ada ‘musuh di dalam selimut’.
Memperbudak – Kata katadouloo, seperti kata tadi menggunakan awalan kata (dalam konteks ini berarti total) dengan kata doulos yang berarti hamba/budak. Artinya menghambakandan membudakkan secara total.69 Sudah jelas bahwa orang-orang ini bukan orang percaya, tetapi mereka mau merusakkan Injil yang Paulus sampaikan sehingga orang terpaku lagi pada Hukum Taurat, yang tidak bisa menyelamatkan. (Lihat diskusi di pendahuluan mengenai jalan keselamatan di Perjanjian Lama) Ada banyak saudara palsu di masa kini yang berniat begitu dan reaksi kita perlu sama dengan reaksi Paulus di ayat lima – Injil perlu dipelihara supaya tetap murni dan tidak ditambahkan dengan syarat-syarat manusia.
ay. 5 Sesaatpun – Kata hora berarti jam, tetapi sering kali membawa arti saat. Jadi yang mau disampaikan adalah Paulus tidak mengalah sedikitpun.
Menyerah – Sifat menyatakan fakta70 bahwa mereka memang tidak menyerah.
Takluk – Kata hypotage agak lebih tegas daripada tunduk, jadi lebih baik takluk.
Terpelihara – Kata diameno berarti tetap ada dan juga tidak diubahkan. Dalam konteks ini, bahaya yang mereka alami adalah perubahan pada Injil yang benar.71
ay. 6 Dari – Kata apo berarti dari dan bicara mengenai apa yang dia dapat dari mereka, yaitu mereka tidak menambah pada Injil yang Paulus beritakan.
Mereka yang dianggap penting itu - Lit: Mereka yang dianggap sesuatu – Kata tis bersifat netral dan dalam konteks ini membawa makna bahwa orang-orang ini, yaitu Petrus, Yohannes dan Yakobus, dianggap berarti. Ungkapan ini memang mengurangi kepentingan manusia, tetapi tidak meremehkan bapak-bapak tersebut.
Siapa mereka dulu tidak penting bagi saya – Lit: Apa mereka dulu, tidak membuat perbedaan bagi saya. Hal ini menyangkut status mereka di masa lalu, kemungkinan besar sebagai pengikut Yesus. Itu sebabnya TB menerjemahkannya kedudukan. Boleh juga kalau orang macam apa. Sekali lagi kita harus ingat bahwa Paulus membandingkan manusia dengan Allah sebagai sumber Injil. Dia tidak bermaksud menghancurkan para rasul ini.
Memberi masukan – Kata prosanatithemi boleh berarti menambahkan, tetapi berkaitan dengan pembahasan, artinya masukan/nasehat. Kita akan melihat di ay. 10 bahwa Injilnya tidak diubahkan sedikitpun dan masukan yang dia terima tidak berkaitan dengan Injil yang dia bentangkan pada mereka.
ay. 7 Melainkan sebaliknya - Frase ini membuat kontras yang cukup tegas, menggunakan kata alla (melainkan/tetapi/sebaliknya) dan juga kata enantion (sebaliknya). Jelas sekali para rasulberpihak dengan Paulus, bukan dengan orang-orang yang legalis di Galatia.
Dipercayakan – Sifat menjelaskan bahwa pelayanan ini dipercayakan secara tuntas kepada Paulus di masa lalu dengan dampak-dampak yang dilihat di masa kini,72 yaitu Paulus melayani berdasarkan peristiwa itu, dan para rasul mengakuinya.
Pemberitaan Injil – Lit: Injil. Dalam bahasa Yunani tidak perlu kata pemberitaan, tetapi yang dimaksudkan adalah pelayanan pemberitaan Injil.
Sama seperti kepada Petrus – Mungkin sekarang kita tidak terlalu memikirkan pentingnya ungkapan ini, tetapi pada waktu itu memang cukup mengagetkan. Ingat bahwa Paulus belum terlalu dikenal pada awalnya, lalu melakukan pelayanan yang dipertanyakan orang, tetapi di sini dia disamakan dengan Petrus, yang disebut sebagai ‘batu karang’ jemaat. (Mat 16:18)
ay. 8 Karena Ia yang bekerja melalui Petrus – Keputusan yang mereka ambil untuk mengakui pelayanan Paulus sebagai sepenting dengan pelayanan Petrus berdasarkan fakta bahwa Paulus digunakan Allah, sama seperti Petrus.
Bekerja – Kata energeo, walaupun berarti tenaga dalam bahasa Inggris, lebih tepat diterjemahkan bekerja karena muatannya tidak sama dalam bahasa asli. Kata ini dipakai dua kali di ay. 8. Tidak perlu kata telah (TB) di sini karena Aorist73 tidak terlalu menekankan.
Pelayanan rasuli – Kata apostole adalah kata benda yang secara literal berarti kerasulan,74 menyangkut pelayanan dan otoritas yang dipercayakan kepada Petrus.
Bangsa-bangsa – Kata ethne berarti bangsa-bangsa dan selalu bicara mengenai orang yang bukan Yahudi.
ay. 9 Mengerti – Kata ginosko berarti tahu/mengerti.
Sokoguru – Kata stylos berarti tiang penopang/sokoguru, tetapi secara figuratif menggambarkan orang berwibawa.75
Tangan kanan persekutuan – Memberi tangan kanan di abad pertama Masehi berarti berjabat tangan dalam konteks persetujuan, bukan hanya sekedar menyapa. Jadi peristiwa ini sangat bermakna – Rasul-rasul di Yerusalem menerima Paulus dan Barnabas sebagai sesama rasul, dan buat persetujuan akan masa depan pelayanan mereka masing-masing.
Bangsa-bangsa – Kata ethne di sini lagi, bukan frase orang tidak bersunat.
ay. 10 Mereka hanya minta bahwa kami tetap mengingat orang-orang miskin – Lit: …hanya bahwa kami tetap mengingat orang-orang miskin. Memang tidak ada mereka minta di ay. 10, tetapi dimengerti dalam kaitannya dengan ayat enam yang bicara masukan. Jadi maknanya pasti menyangkut masukan. (Lihat penjelasan di ay. 6)
- Injil kasih karunia yang ada pada kita, sudah diberi langsung melalui wahyu dari Allah, sudah diyakini oleh Paulus dan rasul-rasul termasuk adik Kristus sendiri: Apakah saudara begitu yakin bahwa Injil ini benar?
- Apakah kita siap berjuang supaya memelihara kebenaran Injil kasih karunia kalau ada yang bilang itu tidak cukup?
- Melihat Allah bekerja untuk membela injilNya, apakah saudara akan berani menghadapi orang yang mau merusakkannya? Allah mampu!
- Apakah kita juga melayani orang miskin?
Topik Teologia -> Gal 2:10
Topik Teologia: Gal 2:10 - -- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab Terhadap Sesama
Menyenangkan Orang Lain (Altruisme)
1Ko 10:24 ...
TFTWMS -> Gal 2:1-10
TFTWMS: Gal 2:1-10 - Pertemuan Paulus Dengan Sokoguru Jerusalem PERTEMUAN PAULUS DENGAN SOKOGURU JERUSALEM (Galatia 2:1-10)
1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas d...
PERTEMUAN PAULUS DENGAN SOKOGURU JERUSALEM (Galatia 2:1-10)
1 Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga. 2 Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi—dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang—,supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha. 3 Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. 4 Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. 5 Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu. 6 Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu— bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka—bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. 7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat 8—karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. 9 Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; 10 hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
Ayat 1. Pada titik ini, urutan kronologis pelbagai peristiwa itu menjadi sulit bagi kita. Masalah ini muncul ketika ada upaya yang dilakukan untuk menyelaraskan catatan Lukas dalam Kisah Para Rasul dengan kronologi yang Paulus berikan di sini. Berbagai usulan yang berbeda untuk mengharmoniskan keduanya telah dilakukan. Harus diingat bahwa kedua catatan tersebut tidak harus sepakat dalam segala hal, sebagaimana kesaksian dua orang saksi dalam gelar pengadilan tidak harus sepakat secara persis. Berbagai penulis (atau saksi) menceritakan kembali pelbagai peristiwa yang sama yang sering kali menekankan rincian yang berbeda ketika masing-masing berusaha untuk mengungkapkan tujuan yang ada dalam pikirannya.
Paulus menulis, Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem. 1Satu pertanyaan dalam kronologi Paulus itu berkaitan dengan titik awal untuk menghitung "empat belas tahun" itu. Apakah Paulus memulainya dari titik pertobatannya kepada Kristus di Damsyik (Kisah 9:1-19a), atau apakah ia mulai dari titik perjalanan pertamanya ke Yerusalem yang terjadi tiga tahun setelah perubahan hidupnya (1:18; Kisah 9:26)? Secara kontekstual, kelihatannya "empat belas tahun" itu setelah kunjungan pertamanya (1:18-24). Namun begitu, "empat belas tahun" setelah perubahan hidupnya (1:11-17) lebih cocok dengan kronologi peristiwa dalam Perjanjian Baru.
Pertanyaan lainnya mempersoalkan perjalanan Yerusalem yang manakah dalam Kisah Para Rasul yang diacukan dalam 2:1. Satu pendapat adalah bahwa itu adalah perjalanan yang Paulus lakukan untuk membantu meringankan bencana kelaparan (Kisah 11:27-30). Pandangan lain yang menonjol adalah bahwa ini adalah perjalanan yang ia lakukan untuk berpartisipasi dalam sidang Yerusalem (Kisah 15:1-29). Para pendukung pandangan yang kedua ini berpendapat bahwa Paulus dalam Galatia 2 tidak menceritakan kunjungannya ke Yerusalem untuk meringankan bencana kelaparan karena hal itu tidak penting untuk tujuan teologisnya. (Lihat Untuk Kajian Lebih Lanjut: Perjalanan Ke Yerusalem Dalam Galatia 2:1 Mengacu Kepada Perjalanan Yang Mana Dalam Kisah Para Rasul? dalam pelajaran ini).
Pada perjalanan yang disebutkan dalam 2:1, Paulus pergi bersama Barnabas. Barnabas adalah seorang Kristen Yahudi yang melayani bersama Paulus dalam menginjili orang-orang bukan Yahudi.2Ia menemani Paulus pada kunjungannya ke Yerusalem dalam Kisah Para Rasul 11:30 dan 15:2. Penyebutan Barnabas di sini mendukung Teori Galatia Selatan, karena Barnabas telah melakukan perjalanan bersama Paulus dalam perjalanan misi yang pertama, mendirikan gereja-gereja di wilayah selatan Galatia (Kisah 13; 14). Orang-orang percaya di Galatia pasti sudah mengenal baik Barnabas. Namun, Paulus dan Barnabas berpisah jalan pada awal perjalanan kedua karena pandangan yang berbeda tentang Yohanes Markus (Kisah 15:36-41). Kisah Para Rasul tidak memberi bukti Barnabas pernah bekerja di wilayah Galatia utara.
Paulus juga membawa Titus bersama dia ke Yerusalem. Orang ini adalah seorang Kristen non-Yahudi, misionaris aktif, dan teman dekat Paulus.3Satu fakta yang tak dapat dijelaskan mengenai Titus adalah bahwa namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul. Barnabas dan Titus mungkin telah melayani sebagai "dua saksi" Paulus dalam pertemuan pribadi yang dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya.4
Ayat 2. Ketika Paulus mengatakan bahwa [ia] pergi ke Yerusalem berdasarkan suatu penyataan, ia tidak menentukan jenis "penyataan (ajpoka÷luyiß, apokalupsis) apakah yang ia telah terima. Ada beberapa kemungkinan: (1) Ia menerima penglihatan langsung dari Allah, seperti yang ia terima dalam beberapa kesempatan di sepanjang karir kerasulannya (Kisah 9:3-7; 16:9; 18:9, 10; 23:11). (2) Penyataan itu datang dengan cara lain tertentu melalui Roh Kudus (Kisah 13:1, 2; 16:6, 7; 20:22, 23; 21:4). (3) Satu malaikat bicara kepada dia (Kisah 27:23, 24). (4) Seorang nabi, seperti Agabus, memberikan penyataan itu kepada Paulus (Kisah 11:27, 28; 21:10, 11). Intinya adalah bahwa Paulus melakukan perjalanan ke Yerusalem ini karena Allah telah memanggil dia, bukan karena ia telah dipanggil oleh para pemimpin gereja di sana.
Selagi Paulus berada di Yerusalem, kepada mereka [ia] bentangkan Injil yang ia telah beritakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ini adalah injil yang ia telah beritakan sejak perubahan hidupnya, injil yang telah diterima oleh orang-orang Kristen di Galatia (1:6-9). Inti pesan ini adalah kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus Kristus (1:1, 4; 3:1; 1 Kor. 15:3, 4). Ia telah memberitakan injil ini di luar Israel setidaknya selama empat belas tahun (2:1).
Paulus membentangkan injil yang ia beritakan dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang. Beberapa orang menggunakan rincian ini sebagai bukti untuk mengidentifikasi perjalanan tersebut sebagai perjalanan Paulus dan Barnabas ke Yerusalem untuk meringankan bencana kelaparan. (Kisah 11:29, 30), karena perjalanan untuk sidang Yerusalem bersifat umum (Kisah 15:1-29). Tentu saja, ada kemungkinan bahwa dalam percakapan tersendiri itu terjadi sebelum sidang umum yang digambarkan dalam catatan Lukas dalam Kisah 15.
"Mereka yang terpandang" mengacu kepada para pemimpin gereja Yerusalem yang sangat dihormati, terutama oleh lawan-lawan Paulus (lihat komentar tentang 2:6, 9). Istilah Yunani oiJ dokouvnteß (hoi dokountes)5muncul dalam tulisan Josephus sebagai identifikasi orang-orang yang sangat terhormat dalam komunitas.6J. B. Lightfoot percaya bahwa Paulus sedang menggunakan istilah itu secara ironis, seperti ketika ia menyebut "rasul-rasul yang tak ada taranya" (atau "rasul-rasul super"; NIV) dalam 2 Korintus 11:5 dan 12:11.7Jika ironi apa saja digunakan, maka itu untuk menegur cara guru-guru Yudaisme meninggikan orang-orang ini; bahasa itu pastinya tidak dimaksudkan sebagai sikap untuk mengecilkan pribadi dirinya terhadap orang-orang itu sendiri.
Paulus membentangkan injil yang ia beritakan kepada orang-orang ini supaya jangan dengan percuma [ia] berusaha atau telah berusaha. Apakah pernyataan ini berarti bahwa ia mempertanyakan legitimasi injil yang telah ia beritakan selama bertahun-tahun? Gagasan ini tampaknya tidak masuk akal mengingat komentar kuat Paulus tentang satu injil yang benar dalam 1:6-9. Lalu, apakah yang ia maksudkan dengan kata-kata ini?
Kerasulan Paulus kepada bangsa-bangsa lain tidak bergantung pada rasul-rasul yang lain dan apa yang mereka pikirkan tentang pemberitaannya (1:11, 12). Meski demikian, ia sadar bahwa penting bagi semua rasul untuk bersatu dalam kesaksian dan doktrin mereka. Jika tidak, ketegangan mungkin dapat mengakibatkan timbulnya satu injil bagi orang Yahudi dan satu lagi untuk bangsa-bangsa lain. Ini akan menghasilkan perpecahan dan mengkompromikan salah satu aspek paling penting dari iman, kesatuan gereja Kristus (lihat 3:28). Rasul Paulus tidak mau melihat tubuh Tuhan terbagi menjadi gereja Yahudi dan gereja non-Yahudi.
Petrus dan gereja di Yerusalem tidak sepenuhnya memahami konsep praktik persekutuan yang tanpa batas dengan orang-orang bukan Yahudi. Kasus itu telah menimbulkan penglihatan khusus bagi Petrus (Kisah 10; 11) dan sidang khusus bagi para rasul dan para tua-tua Yerusalem (Kisah 15:1-29) untuk sepenuhnya yakin bahwa Tuhan menginginkan injil itu untuk semua bangsa (Mat. 28:18-20; Mrk. 16:15, 16; Luk. 24:47). Tampaknya mereka akhirnya mengerti pesan yang sejak awal telah jelas bagi Paulus. Namun begitu, bagi banyak orang Kristen Yahudi, integrasi dengan orang-orang bukan Yahudi di gereja tetap menjadi masalah selama bertahun-tahun yang akan datang. Surat Paulus kepada gereja Galatia adalah bukti nyata dari pelbagai kesulitan yang telah timbul.
Konflik antara orang Yahudi dan bukan Yahudi kemungkinan merupakan tantangan paling serius yang dihadapi gereja di pertengahan abad pertama Masehi. Konflik itu berpotensi menghancurkan seluruh jemaat, yang banyak darinya didirikan oleh kerajinan dan kerja keras Paulus. Ia tidak ingin usaha misinya, yang untuk itu ia sangat menderita, menjadi "berlari … sia-sia" (Flp. 2:16; 1 Tes. 3:5; lihat 1 Kor. 15:58; 2 Kor. 6: 1; NASB). Paulus sering menggunakan gambaran atletik dari pelbagai pertandingan Yunani, seperti "berlari," untuk menyifatkan pelayanannya dan juga kehidupan Kristen (5:7; 1 Kor. 9:24-27; Flp. 3:14; 2 Tim. 2:5; 4:7, 8).
Meski kesaksian Paulus sepenuhnya disertifikasi oleh penglihatan khusus tentang Kristus yang telah bangkit di jalan menuju Damsyik, namun ia ingin memastikan bahwa ia, rasul-rasul yang lain, dan para pemimpin Yerusalem bersatu dalam pemahaman mereka tentang misi kepada orang-orang bukan Yahudi. Ia yakin bahwa perpecahan di dalam gereja harus dihindari agar gereja dapat disatukan dalam praktik dan karenanya bersatu dalam pandangan mata dunia (Yoh. 17:11, 20, 21).
Ayat 3. Ketika Paulus bertemu dengan para pemimpin Yerusalem, Titus rekan kerjanya yang hadir bersama dia, tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya. Ini adalah penyebutan pertama tentang sunat, yang menjadi pokok pembicaraan dalam surat Galatia. Rasul Paulus menggunakan contoh rekan kerjanya yang bukan Yahudi itu untuk menggambarkan maksudnya. Mereka yang dihormati sebagai pemimpin di Yerusalem tidak menuntut Titus untuk disunat. Sebagai orang Kristen bukan Yahudi, ia tidak punya alasan untuk menjalani prosedur pembedahan yang sudah menjadi hal penting bagi orang Ibrani selama dua ribu tahun, yang berawal dari zaman Abraham (Kej. 17:9-14, 23-27).
Istilah Yunani ( ¢Ellhn, Hellēn) yang digunakan untuk menggambarkan Titus mengacu kepada orang bukan Yahudi yang dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani (Rom. 1:16; 2:9, 10). Ini berlawanan dengan kata ¢Ellhnisth÷ß (Hellēnistēs), yang mengacu kepada orang Yahudi berbahasa Yunani (Kisah 6:1; 9:29).
Pendapat Paulus tentang Titus tampaknya berlawanan dengan situasi yang diriwayatkan oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul 16:1-3, di mana Timotius, rekan kerja lain Paulus, disunat oleh rasul itu. Namun demikian, tindakan itu merupakan masalah kemanfaatan, karena ibu Timotius adalah orang Yahudi dan ayahnya orang Yunani. Karena ayahnya bukan orang Yahudi, maka Timotius tidak pernah disunat. Paulus percaya bahwa mereka akan diterima dengan lebih baik dalam pekerjaan misi mereka jika Timotius muda itu bersedia untuk disunat. Titus, di sisi lain, tidak memiliki akar Yahudi, sehingga tidak ada alasan yang sah untuk melakukan prosedur itu. Penyunatan Timotius tidak ada hubungannya dengan keselamatan kekalnya.
Ayat 4. Paulus mengaitkan seluruh kontroversi itu kepada saudara-saudara palsu, sebutan yang mengacu kepada guru-guru Yudaisme (2 Kor. 11:26). Orang-orang ini, yang memiliki akar mereka pada sekte orang-orang Farisi, berpendapat bahwa orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan mematuhi Hukum Taurat untuk dapat diselamatkan (Kisah 15:1, 5). Mereka mengatakan orang-orang bukan Yahudi harus menjadi mualaf Yahudi untuk menjadi orang Kristen. Rupanya, guru-guru Yudaisme ini memikirkan cara untuk memurnikan orang-orang bukan Yahudi, dan mereka memandang hukum Taurat sebagai kekuatan pengendali yang positif. Selain itu, mereka tidak ingin orang-orang Kristen Yahudi dikecam oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya karena bersekutu dengan orang-orang bukan Yahudi yang tidak disunat. Bagi Paulus, guru-guru Yudaisme ini adalah "saudara-saudara palsu" karena mereka tidak mau menerima orang Kristen bukan Yahudi yang tidak disunat ke dalam persekutuan. Dengan cara ini, mereka "menyangkal keuniversalan injil."8
Beberapa "saudara-saudara palsu" itu telah menyusup, setelah menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan yang dinikmati oleh umat Kristen bukan Yahudi. Bahasa ini dapat mengacu kepada guru-guru Yudaisme yang masuk ke dalam jemaat-jemaat yang sebagian besar anggotanya adalah orang-orang bukan Yahudi di Antiokhia dan Galatia dan mencoba untuk mempengaruhi umat itu dengan pesan mereka tentang mematuhi hukum Taurat. Kemungkinan yang lebih mungkin adalah bahwa hal itu menggambarkan guru-guru Yudaisme yang telah masuk ke dalam pertemuan pribadi mereka di Yerusalem. "Menyusup" (parei÷saktoß, pareisaktos) memiliki kaitan dengan kata dalam 2 Petrus 2:1 untuk "guru-guru palsu" yang "[secara diam-diam] memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan" ke dalam jemaat-jemaat setempat. Menurut Ben Witherington III, pareisaktos adalah "bahasa militer yang belakangan digunakan dalam retorika politik."9"Menghadang" menyiratkan niat bermusuhan dari mereka yang melakukan mata-mata (lihat 2 Sam. 10:3; 1 Taw. 19:3). Orang-orang ini "seperti agen-agen dan konspirator yang menyamar."10
Kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus menunjuk kepada kuasa untuk hidup suci yang diberikan oleh perjanjian baru, terpisah dari hukum Taurat (Efe 2:14, 15; Kol. 2:13, 14). Guru-guru Yudaisme itu ingin merebut kebebasan itu, dengan membawa orang-orang percaya ke bawah perhambaan hukum Taurat. "Kebebasan," "kemerdekaan," dan "merdeka" adalah kata-kata kunci dalam kitab Galatia, yang totalnya mencapai sebelas kali.11Kata-kata Indonesia itu menerjemahkan kata benda Yunani ejleuqeri÷a (eleutheria) dan kata sifat ejleu÷qeroß (eleutheros).
Meski Yesus telah memberikan Amanat Agung yang melibatkan pembuatan "murid-murid dari semua bangsa" (Mat. 28:19) dan Petrus telah mengucapkan janji keselamatan kepada "semua orang yang jauh" (Kisah 2:39), namun tindakan untuk menjangkau orang-orang bukan Yahudi tidak terjadi secara cepat atau secara alami. Perlu sebuah penglihatan mujizatiah untuk meyakinkan Petrus bahwa ia sendiri yang memberitakan injil kepada Kornelius, seorang perwira Romawi, dan keluarganya (Kisah 10:9-16). Setelah ini, beberapa orang Kristen Yahudi di Yerusalem sangat mengecam Petrus karena menjalin persekutuan makan sehidangan dengan orang-orang bukan Yahudi (Kisah 11:1-3). Setelah ia menjelaskan tindakannya, mereka lalu memuji Allah, karena sadar bahwa "kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup" (Kisah 11:18). Peristiwa ini menghasilkan perubahan hidup sejumlah besar bangsa-bangsa lain di Antiokhia. Ketika berita tentang respons mereka itu sampai di Yerusalem, gereja tersebut mengirim Barnabas ke Antiokhia untuk mengajar dan mendorong para mualaf baru itu. Barnabas pergi ke Tarsus dan membawa Paulus kembali ke Antiokhia, di mana kedua orang itu mengajar sejumlah besar orang, menurut Kisah Para Rasul 11:19-26. Usaha ini diikuti oleh perjalanan misi yang pertama, di mana Paulus dan Barnabas terus menjangkau banyak orang bukan Yahudi dengan injil Kristus (Kisah 14:27). Tampaknya orang-orang bukan Yahudi merespons pesan tersebut dengan sangat cepat sehingga beberapa orang Yahudi takut kehilangan kendali atas gereja itu.
Ketika orang-orang Yahudi menjadi orang percaya kepada Yesus sebagai Mesias, mereka tidak berhenti menjadi orang Yahudi. Banyak, bahkan Paulus, yang terus mempraktikkan beberapa kebiasaan Yahudi. Kisah Para Rasul 21:20 mengatakan bahwa "ribuan" orang Yahudi yang percaya di Yerusalem "rajin memelihara hukum Taurat." Mengikatkan hukum Taurat barangkali adalah cara beberapa orang Kristen Yahudi ini berpikir bahwa mereka dapat mengendalikan orang percaya bukan Yahudi. Beberapa bahkan mengajar orang bukan Yahudi bahwa jika mereka tidak "disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa," mereka tidak dapat "diselamatkan" (Kisah 15:1).
Ayat 5. Paulus, yang "bagi semua orang … telah menjadi segala-galanya … karena Injil" (1 Kor. 9:22, 23) dan bersedia melepaskan haknya demi saudara yang lebih lemah (1 Kor. 8:13), tidak akan menyerah kepada legalisme.12Dalam konteks ini, Paulus berjuang bagi orang Kristen bukan Yahudi, bukan untuk haknya sendiri. Ia dan rekan-rekannya tidak mau mundur dan tunduk kepada guru-guru Yudaisme sesaatpun. "Sesaatpun" (w¢ra, hōra) digunakan di sini untuk periode waktu yang singkat; beberapa versi menulis "sesaat" (NIV; NRSV; ESV) atau "untuk sesaat" (NJB; REB). Paulus tidak ingin mengatakan atau melakukan sesuatu yang akan membahayakan iman para pembacanya. Ia ingin kebenaran Injil dapat tinggal dengan mereka.
Dalam beberapa naskah kuno muncul teks yang berbeda, yang menunjukkan bahwa Titus sebenarnya disunat pada saat imannya melemah. Bacaan ini sangat diragukan, karena hal itu akan menghancurkan keseluruhan argumen yang Paulus sedang buat.13Bagaimanapun, rasul itu menggunakan Titus, seorang Kristen bukan Yahudi yang tidak disunat, sebagai model peran yang dapat ditiru oleh para pembacanya yang bukan Yahudi.
Ayat 6. Sekali lagi, Paulus menyebut tentang mereka yang dianggap terpandang (lihat 2:2), meski nama orang-orang ini tidak semuanya disebutkan sampai 2:9. Alkitab NIV menyebut kelompok ini sebagai "orang-orang yang sangat dihormati." Paulus sedang mengatakan bahwa mereka ini adalah pemimpin terhormat di gereja Yerusalem.
Komentar yang sepertinya berada dalam tanda kurung bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku tidak boleh ditafsirkan sebagai berarti Paulus tidak mengasihi atau menghargai saudara-saudara ini. Guru-guru Yudaisme itu telah meninggikan orang-orang ini dan merendahkan Paulus; namun begitu, semua pemimpin gereja ini memiliki kedudukan yang sama.
Sisa pernyataan dalam tanda pisah em itu, Allah tidak memandang muka, dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai "Allah tidak menerima [atau 'merestui'] wajah manusia." Dalam Perjanjian Lama, ungkapan "mengangkat wajah" berarti "menunjukkan kebaikan." Allah tidak berat sebelah; Ia tidak menunjukkan sikap pilih kasih (Luk. 20:21; Kisah 10:34; Rom. 2:11; Efe. 6:9; Kol. 3:25; 1 Pet. 1:17). Menurut F. F. Bruce, dalam konteks ini ungkapan itu berarti "Allah tidak mendukung sahabat atau kerabat dari Yesus historis di atas seseorang, seperti Paulus, yang menerima tugas kerasulannya belakangan."14Paulus sedang mengatakan bahwa para pemimpin gereja itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepada pemberitaannya. Ia telah menerima injil melalui wahyu ilahi, bukan dari manusia (1:11, 12).
Ayat 7. Petrus, salah satu dari orang-orang yang "dianggap terpandang," disebut namanya dalam ayat ini. Paulus menekankan bahwa baik ia dan Petrus memiliki pelayanan yang dipercayakan kepada mereka oleh Tuhan (lihat 1 Tes. 2:4). Mereka memberitakan injil yang sama (1 Kor. 15:3, 4, 11) dalam dua ladang yang berbeda.
Paulus telah ditugaskan untuk memberitakan Injil untuk orang-orang tak bersunat— yaitu, kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Ketika Kristus menampakkan diri kepada dia di jalan menuju Damsyik, Ia memanggil dia untuk menjadi seorang rasul bagi bangsa-bangsa lain (Kisah 26:16-18; lihat 9:15, 16). Ini tidak berarti bahwa Paulus mengabaikan orang Yahudi. Faktanya, strategi misinya adalah memberitakan Kristus terlebih dulu di sinagoga ketika ia tiba di sebuah kota baru (Kisah 13-19). Dengan cara ini, ia memberitakan injil "pertama-tama [kepada] orang Yahudi" (Rom.1:16). Namun begitu, Paulus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memberitakan pesan itu kepada orang-orang bukan Yahudi.
Di sisi lain, Petrus telah dipercayakan untuk memberitakan injil [kepada] orang-orang bersunat—yaitu, kepada orang-orang Yahudi. Ia telah menyampaikan khotbah injil pertama di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kisah 2) dan ia telah mendapat kesuksesan besar di Yerusalem dan Yudea. Namun begitu, penekanan Petrus pada orang-orang Yahudi tidak mencegah dia untuk melayani orang-orang bukan Yahudi.
Sebenarnya, ia telah membuka pintu bagi orang-orang bukan Yahudi untuk menjadi bagian gereja dengan memberitakan injil kepada Kornelius dan keluarganya (Kisah 10), dan ia terus memberitakan injil kepada orang-orang bukan Yahudi di sepanjang pelayanannya (lihat 1 Kor. 1:12; 3:22; 1 Pet. 1:1, 14, 18).
Ayat 8. Dalam Alkitab NASB, ayat ini ditempatkan sebagai pernyataan dalam tanda kurung: (Karena Ia yang secara efektif telah bekerja untuk Petrus dalam kerasulannya bagi orang-orang bersunat secara efektif juga bekerja untuk aku bagi orang-orang yang tidak bersunat). Intinya adalah bahwa Allah yang sama sedang memberdayakan pelayanan kerasulan Petrus ("untuk orang bersunat," yaitu orang-orang Yahudi) dan Paulus ("kepada orang-orang bukan Yahudi"). Allah telah memberikan satu pesan kepada kedua orang itu, beserta dengan kuasa untuk meneguhkan pemberitaan mereka dengan tanda-tanda mujizatiah. Jika Allah adalah sumber kekuatan di balik apa yang kedua orang itu sedang lakukan, siapakah yang dapat mengecam Paulus? Kata Yunani untuk "secara efektif bekerja" (ejnerge÷w, energeō) berada di balik kata bahasa Indonesia "energi." Kata untuk "kerasulan" (ajpostolh, apostolē), yang berarti jabatan rasul, muncul empat kali dalam Perjanjian Baru (2:8; Kisah 1:25; Rom. 1:5; 1 Kor. 9:2).
Ayat 9. Paulus sekali lagi mengacu kepada orang-orang yang terpandang (lihat 2:2, 6); ia mencantumkan mereka sebagai Yakobus, Kefas dan Yohanes. "Yakobus, saudara Tuhan" disebut namanya dalam 1:19. Di sini ia disebut "Yakobus"; pada kesempatan ini, tidak perlu lagi membedakan dia dari Yakobus saudara Yohanes, yang telah menjadi martir (Kisah 12:1, 2). "Kefas," salah satu dari dua belas rasul, diacukan dalam Galatia 1:18. Ia disinggung dalam ayat-ayat sebelumnya (2:7, 8), walaupun yang diberikan adalah nama Yunaninya, "Petrus," bukan nama Aramnya "Kefas." "Yohanes," juga salah satu dari Dua Belas rasul, melengkapi tiga serangkai itu.
Bruce berspekulasi bahwa dari orang-orang lingkar dalam Yesus yang tercatat dalam Injil—Petrus, Yakobus, dan Yohanes (Mrk. 5:37; 9:2; 14:33)—awalnya adalah sokoguru di gereja Yerusalem. Namun begitu, karena Yakobus saudara Yohanes telah dibunuh, kedudukannya sebagai sokoguru (bukan sebagai rasul) digantikan oleh Yakobus saudara Tuhan. Kemungkinan lain adalah bahwa Yakobus yang terakhir ini sudah menjadi pemimpin sejak awal, jadi pada awalnya ada empat sokoguru.15
Dalam 1:18, 19, nama Petrus mendahului Yakobus; tapi, dalam konteks ini, Yakobus disebutkan lebih dulu. Mungkin, dalam tahun-tahun yang memisahkan pelbagai peristiwa yang tercatat dalam nas-nas ini (lihat 2:1), Yakobus telah menjadi lebih berpengaruh daripada Petrus di gereja Yerusalem (Kisah 15:13; 21:18). Ini bisa terjadi oleh karena waktu yang Petrus luangkan di luar Yerusalem dan Yudea (Kisah 8:14; 9:32, 43; 10:24).16
Terlepas dari apa alasannya, ketiga orang itu dianggap sebagai "sokoguru." Kata Yunani di sini, stuvloß (stulos), sering muncul dalam LXX untuk pilar-pilar yang digunakan dalam membangun Kemah dan bait suci. Itu adalah metafora umum bagi individu-individu yang memberi stabilitas dan dukungan kepada institusi tertentu (lihat Why. 3:12). Menurut Lightfoot, "pilar-pilar" juga merupakan ungkapan yang orang-orang Yahudi biasa gunakan untuk mengacukan "guru-guru besar hukum Taurat."17
Dalam pertemuan pribadi mereka, Yakobus, Kefas, dan Yohanes mengakui pekerjaan baik yang Paulus dan Barnabas lakukan. Mereka mengakui kasih karunia yang dianugerahkan kepada Paulus—yaitu, bagaimana Allah telah mempercayakan kepada dia dengan pelayanan kepada bangsa-bangsa lain (lihat 1:15, 16)—dan mereka berjabat tangan dengan [Paulus] dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan. Menjabat tangan kanan adalah praktik umum di kalangan orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, menunjukkan persahabatan dan penerimaan.18R. Alan Cole menyatakan bahwa fakta orang-orang ini "berjabat tangan kanan … pastinya telah menjadi pukulan telak bagi guru-guru Yudaisme."19
Ayat 10. Ketika mereka memberikan dukungan mereka bagi misi untuk orang-orang bukan Yahudi, Yakobus, Kefas, dan Yohanes meminta agar Paulus dan Barnabas mengingat orang-orang miskin. Itu satu-satunya permintaan mereka; tidak ada persyaratan yang dibuat bagi orang Kristen bukan Yahudi untuk mematuhi hukum Taurat atau melakukan sunat. "Miskin" (dari ptwco֧, ptochos) dalam konteks ini pada dasarnya mengacu kepada para anggota yang miskin dari gereja Yerusalem.20Paulus mengatakan bahwa menolong orang miskin memang itulah yang sungguh-sungguh ia sedang usahakan untuk [di]lakukan.
Alkitab NIV menerjemahkan bagian pertama ayat itu, "Yang mereka minta adalah bahwa kami harus terus mengingat orang-orang miskin" (huruf miring ditambahkan).
Terjemahan ini akan secara khusus tepat jika pertemuan Paulus dengan para sokoguru Yerusalem terjadi saat kunjungan untuk meringankan bencana kelaparan (Kisah 11:27-30). Jika ini benar, Paulus dan Barnabas sedang mengingat mereka yang sedang kekurangan pada saat itu, dan mereka didesak untuk melanjutkan semangat itu.
Belakangan, dalam perjalanan misinya yang ketiga, Paulus mengumpulkan sumbangan dari gereja-gereja non-Yahudi bagi orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (lihat Kisah 24:17; 1 Kor. 16:1-4; 2 Kor. 8; 9). Rasul Paulus pernah mengutip Yesus berkata, "Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kisah 20:35). Ia juga menjelaskan bahwa, karena orang-orang bukan Yahudi telah menerima berkat rohani dari orang-orang Yahudi, maka tidak salah bagi orang-orang bukan Yahudi untuk membantu orang-orang Yahudi secara materi (Rom. 15:26, 27). Melalui perhatiannya kepada orang-orang miskin—terutama kepada orang-orang Kristen yang miskin— Paulus mempraktikkan nasihatnya sendiri: "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman" (6:10).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 2
RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (BAGIAN 2)
Dalam pasal 2, Paulus melanjutkan pembelaannya atas injil yang ia beritakan. Dalam 2:...
PASAL 2
RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (BAGIAN 2)
Dalam pasal 2, Paulus melanjutkan pembelaannya atas injil yang ia beritakan. Dalam 2:1-10 ia menceritakan bagaimana ia bertemu dengan para pemimpin utama di gereja di Yerusalem untuk meneguhkan apa yang telah diwahyukan mengenai masalah sunat dan keselamatan. Ia beralih dari sidang Yerusalem kepada tegurannya kepada Petrus ketika ia berkunjung ke Antiokhia dalam 2:11-21, dengan menggunakan kedua episode ini sebagai bukti tambahan bahwa ia telah memberitakan injil sejati.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) Karakter Barnabas, Bagian 1 (Galatia 2:1-10, 13)
Barnabas dikenang sebagai teman perjalanan Paulus, tapi ia sering mendapat sedikit perhatian. Pertim...
Karakter Barnabas, Bagian 1 (Galatia 2:1-10, 13)
Barnabas dikenang sebagai teman perjalanan Paulus, tapi ia sering mendapat sedikit perhatian. Pertimbangkanlah sifat-sifat positif yang ia miliki yang dapat mengilhami kita untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan kita.
Ia adalah "Anak Penyemangat." Namanya yang sebenarnya adalah Yusuf, tetapi para rasul menjuluki dia "Barnabas," yang berarti "Anak Penyemangat" (Kisah 4:36; NASB). Kata Yunani yang diterjemahkan "penyemangat" (para/klhsiß, paraklēsis) dapat juga diterjemahkan "penghiburan" (KJV) atau "nasihat" (NEB). Dalam catatan sejarah oleh Lukas tentang gereja mula-mula, ia memilih Barnabas yang memiliki sifat penghiburan, dorongan, dan nasihat. Jelasnya, ada sesuatu tentang dia yang sangat mengesankan para rasul berkaitan dengan kerohaniannya.
Ungkapan "anak" adalah ungkapan Yahudi yang tampaknya sudah sangat intensif. Orang itu seolah-olah dilahirkan dari objek itu (dalam hal ini, "penghiburan"), memiliki sifat khas itu sepenuhnya. Contoh lain dari ungkapan ini dalam Perjanjian Baru mencakup "anak-anak durhaka" (Efe. 2:2), "orang neraka" (Mat. 23:15), "Anak-anak Guruh" (Mrk. 3:17), " Anak-anak terang "(Luk. 16:8), dan "anak-anak kebangkitan" (Luk. 20:36; NASB). Sifat khas Barnabas adalah mendorong orang lain untuk mengikut Tuhan; ia sibuk membina orang lain ketimbang menghancurkan mereka.
Ia murah hati (Kisah 4:37). Kepedulian Barnabas terhadap orang lain terbukti dari sumbangannya yang murah hati kepada gereja. Lukas melaporkan bahwa ia "menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul" (Kisah 4:37). Barnabas adalah teladan sejati dalam hal kemurahan hati yang menginspirasi dan menguatkan gereja mula-mula untuk memancarkan jenis terang yang Yesus katakan. Orang lain mau tidak mau harus melihat perbuatan baik mereka dan "memuliakan Bapa yang ada di sorga" (Mat. 5:16).
Barnabas terkenal dengan kemurahan hatinya, yang sangat berbeda dengan kebalikannya—dosa ketamakan atau keserakahan. Dalam Kolose 3:5, Paulus mencantumkan "keserakahan" di antara daftar dosa yang umum menimpa manusia, yang orang Kristen harus matikan. Paulus menyamakan keserakahan ini dengan "penyembahan berhala." Pencarian kekayaan dapat menjadi tujuan hidup yang sedemikian penting dan menjadi basis keamanan yang mengalahkan iman yang sangat mendasar yang hanya menjadi milik Allah. Di tempat lain, Paulus memperingatkan bahwa "mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (1 Tim. 6:9). Barnabas bukan orang seperti itu. Sebaliknya, ia adalah teladan tentang kemurahan hati.
Ia pemberani. Barnabas adalah orang yang berani, yang dapat dilihat dari interaksinya dengan Saulus dari Tarsus setelah pertobatannya yang radikal. Setelah dengan susah payah lolos dari kematian di Damsyik, Saulus berusaha tanpa hasil untuk bergabung dengan lingkaran orang-orang kudus di Yerusalem.
Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawa [Saulus] kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus (Kisah 9:26, 27).
Kita tidak diberitahu secara langsung keadaan di bawah mana Barnabas pertama kali bertemu Saulus. Namun begitu, kita diberitahu bahwa semua orang takut untuk berdekatan dengan Saulus. Ini akan membuktikan fakta bahwa Barnabas adalah orang yang berani. Ketakutan orang lain terhadap Saulus tidak berdasar. Awal pasal ini mengatakan bahwa "berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan" (Kisah 9:1). Tanggapan Ananias ketika ia ditugaskan untuk mendekati Saulus dengan membawa pesan keselamatan juga menunjukkan adanya bahaya yang ia rasakan (Kisah 9:13, 14). Bagaimanapun, Saulus telah memenjarakan orang-orang Kristen, memberi dukungan agar mereka harus dihukum mati, mengejar mereka di kota-kota asing, dan mencoba untuk memaksa mereka menghujat nama Yesus (Kisah 26:9-11).
Tidak diragukan lagi, dibutuhkan keberanian yang cukup bagi Barnabas untuk mengambil risiko ini. Ia tidak hanya menunjukkan keberanian, ia juga hidup sesuai dengan julukan yang diberikan oleh para rasul kepada dia, "Anak Penghiburan." Paulus sekarang menjadi pengkhianat yang dibenci oleh orang-orang Yahudi dan juga dijauhi oleh murid-murid Tuhan. Ia pasti sangat merasa kesepian dan butuh penghiburan yang Barnabas bawa dengan menjadi pengantara bagi dia dengan gereja Yerusalem.
Ia dapat dipercaya. Sebagai hasil penganiayaan terhadap gereja di Yerusalem, orang-orang Kristen tersebar ke daerah-daerah lain di Palestina dan sekitarnya. Ke mana pun mereka pergi, mereka membagikan injil Kristus dengan orang lain. Setelah pertobatan pertama orang-orang bukan Yahudi di rumah Kornelius, beberapa "orang Siprus dan orang Kirene … tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan." Hasilnya adalah "tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan" (Kisah 11:20, 21) .
Ketika gereja Yerusalem mendengar tentang sejumlah besar orang yang telah percaya kepada Kristus, mereka lalu mengutus Barnabas ke Antiokhia (Kisah 11:22). Mereka tidak diragukan lagi memilih Barnabas karena ia dapat dipercaya. Tampaknya, ia diutus dengan otoritas penuh dari gereja Yerusalem, ia berfungsi sebagai mata dan telinga mereka. Sejauh yang dicatat, tidak ada orang lain yang diutus bersama dia untuk memperkuat penilaiannya terhadap situasi di Antiokhia. Selain itu, ia tidak kembali ke Yerusalem untuk melapor secara lisan kepada mereka tentang situasinya. Para pemimpin gereja Yerusalem percaya kepada Barnabas untuk dengan benar menilai situasinya dan meresponsnya. "Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan" (Kisah 11:23).40
Karakter Barnabas, Bagian 2 (Galatia 2:1-10, 13)
Meski dibayang-bayangi oleh rasul untuk bangsa-bangsa lain (Paulus), Barnabas adalah orang Kristen yang luar biasa dalam kualifikasinya sendiri. Pertimbangkanlah ciri-ciri dari karakter yang ia miliki.
Ia adalah "orang baik." Seraya Lukas melanjutkan ceritanya, ia menggambarkan Barnabas sebagai "orang baik" (Kisah 11:24). Meski sangat umum bagi kita untuk mengatakan bahwa seseorang adalah "orang baik," namun hal itu sangat jarang terjadi dalam Kitab Suci. Dalam Perjanjian Baru, Barnabas dan Yusuf dari Arimatea (Luk. 23:50) adalah satu-satunya murid yang secara pribadi digambarkan dengan kata sifat "baik" (ajgaqo/ß, agathos). Dalam surat Galatia, bentuk kata benda ini, "kebaikan," diberikan sebagai buah Roh (5:22).
Ia "penuh dengan Roh Kudus dan iman." Selain menjadi "orang baik," Barnabas juga digambarkan sebagai "penuh dengan Roh Kudus dan iman" (Kisah 11:24). Aktivitas Roh Kudus dalam kehidupan Barnabas dapat ditelusuri kembali kepada Kisah Para Rasul 4. Pada waktu gereja mula-mula memiliki risiko yang cukup besar untuk dicampakkan oleh perlawanan para penguasa Yahudi, Roh Kudus secara kuat ikut campur dalam merespons doa para murid: "Mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani" (Kisah 4:31). Namun begitu, karya Roh Kudus melangkah jauh melampaui kesaksian verbal para murid itu, dengan kekuatan yang sama, sebab jemaat itu juga memiliki kesatuan dan kemurahan Roh (Kisah 4:32-35). Pada titik itu, kita diperkenalkan kepada Barnabas, "Anak Penghiburan," yang menjual ladangnya dan menyumbangkan hasilnya kepada gereja. Pastinya, ia memiliki karunia rohani dalam memberi dan menasihati (Rom. 12:8). Sebagai tambahan, Barnabas belakangan dicantumkan di antara "beberapa nabi dan pengajar" di Antiokhia (Kisah 13:1); Nubuat dan pengajaran juga merupakan karunia Roh (Rom. 12:6, 7; 1 Kor. 12:10, 29).
Ia suka menginjil. Setelah Barnabas tiba di Antiokhia dan menyemangati gereja di sana, teks itu mengatakan bahwa "sejumlah orang dibawa kepada Tuhan" (Kisah 11:24). Kemudian Barnabas pergi ke Tarsus untuk mencari Saulus. Ia membawa dia kembali ke Antiokhia, di mana kedua orang itu terlibat dalam pelayanan pengajaran yang luar biasa "selama satu tahun penuh." Pada masa inilah "murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen" (Kisah 11:25, 26).
Barnabas menunjukkan penilaian yang baik dalam memilih Saulus sebagai rekan kerja untuk berbagi tanggung jawab besar dalam penginjilan dan untuk menguatkan iman para mualaf muda bukan Yahudi ini. Saulus memiliki latar belakang yang unik sebab ia memiliki pelatihan akademis dalam iman Israel serta panggilan khusus dan pengilhaman ilahi untuk memberitakan rahasia injil Kristus yang dalam. Di mana lagikah Barnabas dapat menemukan orang dengan kualitas yang lebih baik?
Ia rendah hati. Sangat mudah untuk melupakan bahwa belakangan, ketika Paulus menjadi lebih menonjol daripada dua orang itu, Barnabaslah yang pertama kali mengenali potensi Paulus yang tak tertandingi dan memilih dia sebagai rekannya untuk usaha besar mereka dalam memberitakan injil—dan bukan sebaliknya. Meski begitu, Barnabas dengan senang hati melayani di sisi Paulus dalam perjalanan misi pertama, mendirikan gereja-gereja Galatia. Ketika keduanya terlibat dalam pertikaian yang tajam, hal itu tidak melibatkan ego mereka. Sebaliknya, Barnabas ingin memberi Yohanes Markus—orang yang meninggalkan mereka pada perjalanan pertama (Kisah 13:13)—kesempatan lain. Paulus, bagaimanapun, tidak ingin membawa dia dalam perjalanan kedua. Jadi kedua orang itu berpisah jalah, tapi keduanya terus bekerja untuk kepentingan Kristus (Kisah 15:36-41).
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Untuk ketiga kalinya, kata "Kemudian" (e¡peita, epeita) muncul dalam lingkup singkat dalam bagian ini dari surat itu (l...
Catatan Akhir:
- 1 Untuk ketiga kalinya, kata "Kemudian" (e¡peita, epeita) muncul dalam lingkup singkat dalam bagian ini dari surat itu (lihat 1:18, 21) ketika Paulus membela kerasulannya.
- 2 Lihat Kisah Para Rasul 4:36, 37; 9:27; 11:22-30; 13:1-14:28; 15:2-4, 12, 22, 36-41.
- 3 ihat 2 Kor. 2:13; 7:6, 7, 13-15; 8:6, 16, 17, 23; 12:18; 2 Tim. 4:10; Tit. 1:4, 5.
- 4 Carolyn Osiek, Galatians, New Testament Message (Wilmington, Del.: Michael Glazier, 1980), 19.
- 5 Ini adalah bentuk yang ditemukan dalam 2:6b, 9, sedangkan bentuk-bentuk yang serupa ditemukan dalam 2:2, 6a.
- 6 Josephus Wars 3.9.8; 4.3.4, 9.
- 7 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 108; Ignatius Polycarp 3.1; Plato Apology 41E; Georgias 472A; Xenophon Cyropaedia 7.1.41.
- 8 Richard N. Longenecker, Galatians, Word Biblical Commentary, vol. 41 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 51.
- 9 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paul's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 136. See Polybius Histories 1.18.3; 2.7.8; Plutarch Moralia 261B.
- 10 Ibid.
- 11 Lihat 2:4; 3:28; 4:22, 23, 26, 30, 31; 5:1 [dua kali], 13 [dua kali].
- 12 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 56.
- 13 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 522-23. See Tertullian Against Marcion 5.3; Irenaeus Against Heresies 3.13.3.
- 14 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 118.
- 15 Ibid., 123.
- 16 Beberapa naskah Barat membalik urutannya, menempatkan Peter pada permulaan daftar itu. (Metzger, 523.)
- 17 Lightfoot, 109. Lihat Talmud Berakoth 28b.
- 18 Josephus Antiquities 18.9.3; 20.3.2; Wars 6.6.1, 4; 6.8.2; Tacitus Histories 1.54; 2.8; Diodorus Siculus Library of History 16.43.3.
- 19 R. Alan Cole, The Epistle of Paul to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 69.
- 20 Nama sebuah sekte Kristen Yahudi yang muncul belakangan, Ebionit, berarti "orang miskin." (Bruce, 126.)
- 21 Kata Yunani crhmati÷zw (chrēmatizō) mungkin berarti bahwa mereka "disebut secara ilahi" oleh nama ini. "Kristen" adalah nama yang dipilih oleh Allah.
- 22 Untuk peta Antiokhia, yang menunjukkan bagian Sungai Orontes yang membelah kota itu dan membentuk sebuah pulau, lihat Glanville Downey, "Antioch (Syrian)," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:143.
- 23 Ibid., 1:142.
- 24 Cole, 73.
- 25 Dalam beberapa contoh, Josephus menggunakan istilah itu dengan arti "dihukum." (Josephus Wars 1.32.3; 2.8.6, 7.5.6; 7.8.6.)
- 26 Witherington, 154. See Polybius Histories 1.16.10; 6.40.14; 7.17.1; Plutarch Demetrius 47.4.
- 27 Robert L. Johnson, The Letter of Paul to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 63.
- 28 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 976. Lihat Polybius Histories 3.52.6; Plutarch Caius Marius 14.8; Josephus Wars 1.29.1; 5.7.4.
- 29 Leon Morris, Galatians: Paul's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 81.
- 30 Cole, 77.
- 31 Lihat Josephus Wars 2.17.10; Ignatius Magnesians 10.3.
- 32 Paulus membahas lebih lengkap poin-poin ini dalam Roma 1-3.
- 33 Longenecker, 90.
- 34 Bruce, 142.
- 35 Johnson, 72.
- 36 Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:31, "tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut." Namun begitu, dalam konteks itu, pernyataan tersebut melibatkan lebih daripada sekedar mati terhadap dosa; itu mencakup berbagai bahaya yang Paulus alami sebagai rasul Kristus (lihat 2 Kor. 1:8-10; 11:23-28).
- 37 Witherington, 192.
- 38 Bauer, 490.
- 39 Alkitab NASB menambahkan "saudara-saudara" sebagai subjek dalam Kisah Para Rasul 15:2.
- 40 Contoh lain tentang Barnabas yang dapat dipercaya muncul dalam Kisah Para Rasul 11:27-30. Dalam teks itu, saudara-saudara di Antiokhia memilih dia, bersama dengan Saulus, untuk mengirimkan dana yang mereka kirimkan kepada para penatua Yerusalem untuk meringankan bencana kelaparan.
- 41 Lihat Rom. 14:10, 11; 1 Pet. 4:17, 18; Why. 20:11-15; 22:12.
- 42 Ini sama sekali tidak mengurangi kata-kata Yesus dalam Yohanes 5:24: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Kata 'penghakiman' dalam nas ini adalah kri/siß (krisis), yang memiliki banyak makna, termasuk 'hukuman' atau 'kutukan.' Kita harus jangan pernah menafsirkan (atau menerjemahkan) Kitab Suci dengan cara seperti itu seperti mengadu satu nas dengan nas lainnya. Sebagaimana dicatat, semua akan berdiri di hadapan Allah pada "akhir zaman" (hari penghakiman); tetapi orang beriman, meski ia akan diikutkan dalam proses penghakiman ini, tidak akan dihukum, karena ia dengan iman akan sudah meninggalkan kematian menuju kehidupan (Yoh. 3:16-19, 36).
- 43 Dalam Wahyu 12:17, kata-kata itu dapat diterjemahkan "kesaksian yang diucapkan oleh Yesus" (J. W. Roberts, The Revelation to John (the Apocalypse) , The Living Word Commentary [Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1974], 106).
- 44 Sebagai contoh, dua rahasia lainnya dijelaskan dalam 1 Korintus 15:51 dan Efesus 5:32.
- 45 Lihat Ula. 1:17; 2 Taw. 19:7; Efe. 6:9; Kol. 3:25; Yak. 2:1, 9.
- 46 Paul tidak menganggap statusnya sebagai rasul berada di bawah pengaruh Petrus atau yang lainnya yang lebih dulu di dalam Tuhan (2:6-9). Dalam 2 Korintus 11:5, ia lebih tegas lagi: "Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu" (atau "rasul-rasul super"; NIV).
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi