Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 41:1-13
Jerusalem: Mzm 41:1-13 - Doa minta penyembuhan Doa ini adalah doa seseorang yang sakit keras. Setelah prinsip umum ditetapkan, Maz 41:2-4, pemazmur mengaku dosanya yang menurut keyakinannya menyeba...
Doa ini adalah doa seseorang yang sakit keras. Setelah prinsip umum ditetapkan, Maz 41:2-4, pemazmur mengaku dosanya yang menurut keyakinannya menyebabkan penyakitnya, Maz 41:5. lalu ia menceritakan sikap munafik musuh-musuhnya yang bergembira atas kemalangan pemazmur yang mereka katakan selayaknya menimpa pendoa; bahkan sahabat-sahabat tidak setia lagi, Maz 41:6-10. Maka pemazmur memanjatkan permohonannya kepada Tuhan, satu-satunya kepercayaannya, Maz 41:11-13.
Ende -> Mzm 41:1-13
Seorang jang kena sakit keras mengutjapkan permohonannja dalam mazmur ini.
Ref. Silang FULL -> Mzm 41:10
Ref. Silang FULL: Mzm 41:10 - Tuhan, kasihanilah // dan tegakkanlah // mengadakan pembalasan · Tuhan, kasihanilah: Mazm 41:5
· dan tegakkanlah: Mazm 3:4; 9:14
· mengadakan pembalasan: 2Sam 3:39; 2Sam 3:39
· Tuhan, kasihanilah: Mazm 41:5
· dan tegakkanlah: Mazm 3:4; 9:14
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 41:5-13
Matthew Henry: Mzm 41:5-13 - Keluhan-keluhan Daud tentang Musuh-musuhnya; Penghiburan bagi Daud di dalam Allah Keluhan-keluhan Daud tentang Musuh-musuhnya; Penghiburan bagi Daud di dalam Allah (41:6-14)
Daud sering mengeluh tentang perlakuan kurang ajar musuh-...
Keluhan-keluhan Daud tentang Musuh-musuhnya; Penghiburan bagi Daud di dalam Allah (41:6-14)
Daud sering mengeluh tentang perlakuan kurang ajar musuh-musuhnya terhadap dia ketika dia sedang sakit. Perbuatan mereka itu sangat biadab, sehingga sangat menyedihkan baginya. Memang mereka belum sampai pada puncak kejahatan masa kini dengan meracuni makanan dan minumannya, atau memberi dia sesuatu untuk membuat dia sakit, namun mereka menghina dia ketika sedang sakit (ay. 5): Musuhku mengatakan yang jahat tentang aku, dengan maksud untuk menjatuhkan semangatnya, merusak nama baiknya, supaya tenggelamlah kepentingannya. Marilah kita cermati,- I. Bagaimana perlakuan musuh-musuhnya terhadap dia.
- 1. Mereka mengharapkan kematiannya: Bilakah ia mati, dan namanya hilang lenyap bersamanya? Hal yang dia miliki hanyalah kehidupan yang tidak menyenangkan, namun mereka iri padanya karena kehidupannya itu. Tetapi hidupnya memang hidup yang berguna. Dilihat dari sudut mana pun dia adalah kebanggaan dan berkat terbesar bagi negerinya, namun tampaknya ada beberapa orang yang merasa muak dengan dia, seperti orang-orang Yahudi terhadap Paulus dan berteriak, Enyahkan orang ini dari muka bumi. Kita tidak boleh mengharapkan kematian siapa pun. Mengharapkan kematian orang yang berjasa, oleh karena jasanya, adalah sikap yang mengandung bisa si ular tua. Mereka iri terhadap namanya dan kehormatan yang dia menangkan, dan sangat yakin bahwa jika dia meninggal, namanya itu akan terkubur di dalam tanah bersama dia. Tetapi lihatlah betapa mereka telah salah sangka: setelah melayani orang-orang sezamannya dia memang meninggal (Kis. 13:36), tetapi apakah namanya hilang lenyap? Tidak. Namanya tetap hidup dan harum sampai hari ini dalam tulisan-tulisan suci, dan akan tetap demikian sampai akhir zaman, karena kenangan kepada orang benar pada saat ini dan akan datang, mendatangkan berkat.
- 2. Mereka mengumpulkan segala sesuatu yang bisa mereka gunakan untuk mencela dia (ay. 7): Orang yang datang menjenguk (biasanya menjenguk orang sakit selalu dianggap sebagai bagian dari kebaikan kepada sesama) “berkata dusta, artinya, ia pura-pura bersahabat, seakan-akan tujuannya adalah untuk ikut berdukacita bersamaku dan untuk menghibur aku. Dia memberi tahu aku bahwa dia sangat sedih melihat aku sakit parah, dan berharap supaya aku sembuh, tetapi semua perkataannya itu hanya basa-basi saja, penuh kepalsuan.” Pada masa kini kita suka mengeluh, dan memang pantaslah demikian, atas kurangnya ketulusan di zaman kita ini, atas hampir tidak adanya lagi persahabatan sejati di antara manusia. Namun, tampak di sini keadaan di zaman dulu pun tidak lebih baik daripada sekarang. Teman-teman Daud semuanya memuji-muji dia, namun di dalam hati mereka tidak ada rasa kasih baginya seperti yang mereka katakan. Masih ada lagi yang lebih buruk dari itu. Ada maksud jahat tertentu mengapa mereka datang menjenguk dia, yaitu supaya mereka dapat membuat teguran-teguran yang menyakitkan hati atas segala hal yang dia katakan atau lakukan. Sesudah itu mereka lalu menceritakannya sesuka hati mereka kepada orang lain, dengan ditambahi komentar-komentar mereka sendiri, untuk membuat dia dibenci atau ditertawakan: Hatinya penuh kejahatan, merancang yang jahat dengan segala sesuatu. Ketika berada di antara teman-temannya dan menceritakan sesuatu kepada mereka, mereka akan menceritakannya lagi kepada orang lain. Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia! (Yer. 20:10). Jika dia mengaduh tentang penyakitnya, mereka akan mencela dia sebagai orang cengeng. Jika dia tidak mengeluh sama sekali, mereka akan mencela dia sebagai orang yang bodoh. Jika dia berdoa, atau memberikan nasihat yang baik bagi mereka, maka mereka akan mengolok-olok dia sok suci. Jika dia diam saja ketika orang-orang jahat ada di hadapannya, mereka akan mengatakan bahwa dia sudah melupakan agamanya saat sakit. Demikianlah, tidak ada yang dapat menahan lagi orang-orang yang sudah sedemikian berniat melakukan kejahatan.
- 3. Mereka berharap supaya dia tidak akan pernah dapat sembuh dari penyakitnya, ataupun menghilangkan rasa benci orang yang telah mereka lekatkan kepadanya. Mereka berbisik-bisik bersama-sama tentang dia (ay. 7), mengatakan ke telinga satu sama lain dengan sembunyi-sembunyi, karena malu untuk mengatakannya terang-terangan, atau karena mereka tahu kalau mereka katakan secara terbuka pasti akan dibantah. Pengumpat (kjv: penggunjing – pen.) dan pemfitnah digolongkan sebagai orang-orang berdosa yang paling jahat (Rm. 1:30). Mereka berbisik-bisik, supaya rencana mereka melawan dia tidak dapat terungkap dan lalu digagalkan. Kata orang, jarang ada bisik-bisik yang tidak diikuti kebohongan atau kejahatan. Orang-orang yang berbisik-bisik itu merencanakan yang jahat terhadap Daud. Dengan mengatai bahwa dia akan segera mati, mereka merencanakan bagaimana menghentikan semua langkah yang telah dia rancang untuk kebaikan orang banyak, mencegah langkah-langkah tersebut dilanjutkan, dan meniadakan semua yang sudah dia kerjakan sampai saat itu. Daud menyebut tindakan ini sebagai merancangkan yang jahat terhadap dia. Dan mereka tidak ragu-ragu bahwa mereka akan berhasil dengan tujuan mereka: Penyakit jahanam (sesuatu yang disebabkan oleh Belial), kata mereka, telah menimpa dia. Mereka berharap celaan yang direcoki ke dalam namanya itu akan menghancurkan dia dengan segera sampai membinasakannya, dan dengan begitu berhasillah mereka. Mereka mengikuti sebuah peribahasa masa kini, Fortiter calumniari, aliquid adhærebit – Lemparkanlah fitnah sebanyak-banyaknya, maka pasti akan ada yang mengena. “Penyakit yang sekarang sedang dideritanya pasti akan menewaskan dia, karena penyakit itu merupakan hukuman atas suatu kejahatan yang sangat besar, yang tidak akan disesalinya. Penyakit ini membuktikan bahwa dia orang dursila (kjv: anak Belial – pen.).” Atau, “Penyakit itu disebabkan oleh Setan yang disebut Belial,” si jahat (2 Kor. 6:15). “Itu adalah,” (menurut istilah bebas beberapa orang) “sebuah penyakit jahanam, dan karena itu pasti menimpa diadengan segera. Sekali ia berbaring, sekali penyakit anehnya berhasil memaksanya tetap berbaring, dia takkan bangun-bangun lagi. Kita akan bebas dari dia, dan membagikan barang rampasan yang dia peroleh sebagai raja.” Kita tidak perlu merasa heran jika, ketika orang-orang baik sakit, ada orang-orang yang takut karenanya, yang membuat dunia tidak layak bagi orang-orang baik ini (Why. 11:10).
- 4. Ada satu orang tertentu, yang tadinya sudah sangat dia percayai, namun bergabung dengan musuh-musuhnya, dan sikapnya terhadap dia sama kejamnya dengan mereka (ay. 9): Bahkan sahabat karibku. Mungkin yang dia maksud adalah Ahitofel, yang adalah sahabat karibnya dan perdana menteri negara tersebut, yang dia percayai sebagai orang yang kesetiaannya kepadanya tidak tergoyahkan, yang nasihat-nasihatnya sangat dia andalkan dalam menghadapi musuh-musuhnya, dan yang makan rotinya, artinya orang yang sangat akrab dengannya dan dia undang untuk duduk makan dengannya. Bahkan lebih dari itu, orang itu sudah dia hidupi dan dia beri mata pencaharian, dan karena itu berutang setia kepadanya, baik dalam hal berterima kasih maupun dalam hal kepentingan. Orang-orang yang mempunyai hubungan dengan raja merasa tidak patut bagi mereka melihat raja kena cela (Ezr. 4:14), apalagi sampai mempermalukan dia. Namun orang kepercayaan Daud yang hina dan tidak dapat dipercaya ini sudah melupakan semua roti yang pernah dimakannya, dan mengangkat tumitnya terhadap dia yang sudah mengangkat kehormatannya. Orang ini bukan hanya meninggalkannya, namun juga menghina, melawan, dan berusaha menggantikan dia. Orang-orang seperti ini sungguh tidak perlu diberi hati dan dipercayai. Dan kita tidak perlu merasa heran jika kita menerima penganiayaan dari orang-orang seperti itu. Daud mengalaminya, dan Anak Daud juga, karena di sini, di dalam Roh, Daud berbicara tentang Yudas sang pengkhianat. Juruselamat kita sendiri kemudian menjelaskan dengan terang apa yang dinubuatkan Daud ini, dengan memberikan roti kepada Yudas, supaya genaplah Kitab Suci. Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku (Yoh. 13:18, 26). Lebih dari itu, bukankah kita sendiri bersikap tidak setia dan tidak tulus seperti itu terhadap Allah? Kita makan roti-Nya setiap hari, namun mengangkat tumit kita terhadap-Nya, seperti Yesyurun, yang menjadi gemuk dan menendang ke belakang (Ul. 32:15).
- II. Bagaimana Daud menanggung sikap musuh-musuhnya yang kurang ajar dan dengki terhadap dia?
- 1. Dia berdoa kepada Allah supaya mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dia tidak mengatakan apa-apa kepada mereka, namun menyerahkan dirinya kepada Allah: Ya TUHAN, kasihanilah aku, karena mereka sungguh keji (ay. 10). Dia berdoa tentang penghinaan musuh-musuhnya, TUHAN, kasihanilah aku, karena ini adalah doa yang cocok untuk setiap perkara. Di dalam belas kasihan Allah terdapat penyembuhan bagi setiap kesedihan, “Mereka berusaha keras menjatuhkan aku, namun, TUHAN, tegakkanlah aku dari ranjang penderitaan ini, yang darinya aku tidak akan pernah bangkit lagi, menurut sangka mereka. Tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka, supaya aku dapat membalas kejahatan mereka dengan kebaikan” (demikianlah menurut beberapa orang) karena itulah yang biasanya diperbuat Daud (Mzm. 7:5; 35:13). Orang yang baik akan berharap bisa mendapat kesempatan untuk menunjukkan bahwa dia tidak menyimpan perasaan benci terhadap mereka yang telah menyakiti dia, dan bersedia melakukan hal-hal yang baik bagi mereka. Atau bisa saja orang berkata, “Bahwa, sebagai raja, aku akan menjadikan mereka sasaran kemarahanku yang sudah sepantasnya, mengusir mereka dari istana, dan melarang mereka duduk makan bersamaku nanti,” dan tindakan keadilan seperti ini perlu sebagai peringatan untuk yang lain. Mungkin di dalam doa ini terbungkus sebuah nubuat tentang pemuliaan Kristus, yang dibangkitkan oleh Allah, supaya Dia dapat menjadi pembalas yang adil untuk segala kejahatan yang dilakukan terhadap Dia dan umat-Nya, terutama oleh bangsa Yahudi, yang mengalami kehancuran menyeluruh tidak lama sesudah itu.
- 2. Dia meyakinkan dirinya bahwa mereka akan kecewa (ay. 11): “Dengan demikian aku tahu, bahwa Engkau berkenan kepadaku dan terhadap kepentinganku, yakni apabila musuhku tidak bersorak-sorai karena aku.” Mereka mengharapkan kematiannya, namun ternyata dia sembuh karena belas kasihan Allah. Bahkan, selain sembuh, dia malah merasa terhibur lagi dengan hal-hal berikut:
- (1) Bahwa kesembuhannya itu mendatangkan kekecewaan bagi lawan-lawannya. Mereka akan sangat kecewa dan malu. Tidak perlu menggunakan kekecewaan mereka untuk memarahi mereka, mereka akan kesal sendiri karenanya. Perhatikanlah, walaupun kita tidak boleh merasa senang atas kejatuhan musuh-musuh kita, kita boleh merasa senang atas kegagalan rancangan-rancangan mereka yang melawan kita.
- (2) Bahwa itu akan menjadi tanda perkenan Allah baginya. Sebuah bukti pasti bahwa Dia memang berkenan kepadanya, dan akan terus demikian. Perhatikanlah, jika kita dapat mengenali perkenan Allah bagi kita dalam setiap tindakan belas kasihan apa saja, baik itu pribadi maupun umum, maka itu akan membuat kita merasakan melimpahnya dan manisnya perkenan-Nya bagi kita itu.
- 3. Dia bergantung kepada Allah, yang telah melepaskan dia sedemikian rupa dari banyak perbuatan jahat, yang menyelamatkan dia, sehingga dia masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga, seperti yang dikatakan Paulus yang terberkati itu (2 Tim. 4:18). “Mengenai aku, karena sesungguhnya Engkau berkenan kepadaku, maka sebagai buah dari perkenan-Mu itu, dan untuk membuatku pantas menerima perkenan-Mu terus, Engkau menopang aku dalam ketulusanku. Dan, untuk menopang aku Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu, Engkau mengarahkan pandangan-Mu kepadaku selamanya.” Atau, “Karena oleh anugerah-Mu Engkau menopang aku dalam ketulusanku, aku tahu bahwa dalam kemuliaan-Mu Engkau akan membuat aku tegak di hadapan-Mu.”
- Perhatikanlah:
- (1) Kapan pun nama baik kita tercemar, yang harus menjadi kepedulian utama kita adalah ketulusan (integritas) kita. Saat kita menjaga ketulusan (integritas) kita, maka dengan riang hati kita bisa berserah kepada Allah untuk mengamankan nama baik kita. Daud mengetahui bahwa, jika dia dapat bertekun saja di dalam ketulusannya, maka dia tidak perlu takut musuh-musuhnya akan menang atas dia.
- (2) Orang terbaik di dunia hanya dapat mempertahankan ketulusan atau integritasnya selama Allah menopang dia di dalam ketulusannya itu. Karena, oleh anugerah-Nya sajalah kita ada sebagaimana adanya kita. Jika kita dibiarkan sendiri, maka kita bukan hanya akan jatuh terperosok, melainkan meninggalkan ketulusan.
- (3) Penghiburan terbesar kita adalah, bahwa betapa pun lemahnya kita, Allah sanggup menopang kita dalam ketulusan kita. Namun, Dia akan menopang kita kalau kita mau berserah dan percaya kepada Dia untuk menjaga ketulusan kita itu.
- (4) Jika anugerah Allah tidak memelihara kita terus-menerus, kita tidak akan dapat bertahan dalam ketulusan kita. Mata-Nya selalu tertuju kepada kita, jika tidak, kita akan segera mulai terpisah dari-Nya.
- (5) Orang-orang yang ditopang Allah dalam ketulusan mereka akan dibuat-Nya tegak di hadapan-Nya untuk selama-lamanya. Mereka akan dibuatnya bahagia dengan melihat Dia dan berada bersama-Nya. Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
- 4. Mazmur ini ditutup dengan sebuah pujian atau pujaan bagi Allah sebagai TUHAN, Allah Israel (ay. 14). Tidak pasti apakah ayat ini berkaitan khusus dengan mazmur ini saja atau ditambahkan sebagai penutup seluruh buku pertama Mazmur, yang berakhir di sini (penutup yang serupa ditambahkan kepada pasal 72, 89, dan 106). Jika ayat penutup ini hanya untuk mazmur yang terakhir ini saja, maka ini mengajar kita, bahwa jika kita memiliki pengharapan yang disertai iman atas pemeliharaan-Nya melalui anugerah-Nya yang membawa kepada kemuliaan, maka selayaknya hati kita penuh dengan sukacita dan mulut kita dengan pujian untuk selama-lamanya. Bila ayat penutup itu menyimpulkan seluruh Kitab Mazmur yang pertama, maka ini mengajar kita untuk mengakui Allah yang Omega sebagai yang Alfa, dan untuk mengakui Dia sebagai Yang Akhir dari permulaan segala pekerjaan yang baik. Kita diajar,
- (1) Untuk memberi kemuliaan kepada Allah sebagai TUHAN Allah Israel, Allah yang memiliki kovenan dengan umatnya, yang melakukan hal-hal besar dan baik untuk mereka, dan yang memiliki lebih banyak dan lebih baik lagi dalam persediaan-Nya.
- (2) Untuk memberi Dia kemuliaan sebagai Allah yang kekal, yang baik keberadaan-Nya maupun kemuliaan-Nya telah ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya.
- (3) Untuk memberi kemuliaan kepada Dia dengan sepenuh hati dan kasih, seperti yang ditandai dengan meterai ganda pada ayat penutup – Amin, ya amin. Hendaklah demikian sekarang, hendaklah demikian sampai selama-lamanya. Kita mengucapkan Amin untuk ini, dan baiklah semua yang lain mengucapkan Aminjuga.
SH: Mzm 41:1-13 - Jawaban dalam belas kasihan Tuhan (Sabtu, 11 Agustus 2001) Jawaban dalam belas kasihan Tuhan
Mazmur ini merupakan bagian dari ritual permohonan kesembuhan
di Bait Allah, yang diadopsi dari pergumulan Daud ke...
Jawaban dalam belas kasihan Tuhan
Mazmur ini merupakan bagian dari ritual permohonan kesembuhan di Bait Allah, yang diadopsi dari pergumulan Daud ketika menghadapi pengkhianatan di waktu sakit. Penghiburan tak kunjung melegakannya, sebaliknya dusta dan kejahatan datang menimpanya. Hal ini bukan hanya dilakukan oleh para musuh dan pembencinya ataupun mereka yang datang menjenguknya, tetapi juga oleh para sahabat karib yang dipercayainya yang juga "mengangkat tumit" terhadapnya (ayat 6-10).
Di tengah pergumulan seperti ini, ia terkucil dalam
ketidakberdayaannya, namun memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidaklah
sama dengan para sahabat yang mengkhianatinya, Ia akan memberikan
belas kasihan, berkenan kepadanya, dan menopang dirinya (ayat
Renungkan: Keyakinan akan belas kasihan Tuhan adalah dasar bagi Kristen yang hidup berkemenangan dan penuh ucapan syukur. Inilah daya yang memampukan kita menerobos segala kebimbangan dan ketidakmengertian kita dalam menghadapi berbagai pergumulan sebagai orang benar.
SH: Mzm 41:1-13 - Andalkan kemampuan Allah. (Jumat, 11 Juli 2003) Andalkan kemampuan Allah.
Ungkapan mazmur ini adalah ungkapan yang pernah diucapkan Yesus
dalam salah satu ucapan-Nya, Khotbah di Bukit. Dikatak...
Andalkan kemampuan Allah.
Ungkapan mazmur ini adalah ungkapan yang pernah diucapkan Yesus dalam salah satu ucapan-Nya, Khotbah di Bukit. Dikatakan bahwa yang berbahagia ialah mereka yang "lemah lembut, murah hati, membawa damai" (Mat. 5:5,7,9). Sayangnya, dalam zaman modern ini semakin jarang berjumpa dengan manusia dengan sifat tersebut. Yang banyak dijumpai adalah orang-orang yang brutal cenderung mementingkan diri sendiri, dan menyebarkan kekejaman.
Harus kita sadari bahwa memiliki kemampuan sifat seperti demikian tidaklah dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan kemampuan manusia sendiri. Mengapa? Karena sifat-sifat tersebut jelas-jelas adalah sifat-sifat Allah sendiri. Untuk dapat memiliki sifat-sifat demikian, persyaratan utama yang harus kita tempuh adalah memiliki hubungan intim dengan Allah. Hal ini memungkinkan kita memiliki sifat indah tersebut.
Jika kita selalu memiliki kerinduan belajar dari Tuhan, dan selalu menjadikan kurban keselamatan-Nya dan kehadiran-Nya sebagai sumber pengharapan kita, serta menjadikan teladan-Nya sebagai model, kita pasti akan memiliki sifat-sifat indah tersebut. Kita harus mengetahui bahwa orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memang sepatutnya memiliki kualitas sifat pilihan dan tidak sekadar sama seperti manusia biasa.
Ungkapan pemazmur ini memberikan pelajaran buat kita, orang-orang Kristen masa kini yaitu bahwa sebagai pengikut Kristus kita bisa dan harus bisa memiliki sifat-sifat demikian bila bila kita bergantung penuh kepada Tuhan. Kristen adalah orang-orang yang hidup karena belas kasih dan kebaikan Tuhan. Patutlah kebaikan- Nya itu mengalir terus dalam sikap kita kepada semua orang.
Renungkan: Kristen yang dari hari ke hari hidup karena dikasihani Allah, pasti juga berbelas kasihan kepada sesama manusia.
SH: Mzm 41:1-13 - Yang lemah dikuatkan (Sabtu 9 Agustus 2008) Yang lemah dikuatkan
Doa seperti apa yang didengar Tuhan? Tentu bukan doa yang semata-mata
meminta-minta demi kepentingan diri sendiri. Apalagi ...
Yang lemah dikuatkan
Doa seperti apa yang didengar Tuhan? Tentu bukan doa yang semata-mata meminta-minta demi kepentingan diri sendiri. Apalagi doa yang berisikan klaim-klaim janji Allah, seakan-akan Allah berhutang kepada kita untuk mengabulkan doa kita. Mazmur ini mengajar dan mengajak kita berdoa secara tepat.
Doa yang Tuhan dengar adalah doa yang datang dari kerendahan hati. Salah satu wujud kerendahan hati adalah memiliki sikap peduli pada orang yang lemah (ayat 2a). Sikap itu muncul karena ia sendiri sadar bahwa dirinya penuh kelemahan dan butuh pertolongan juga. Doa orang yang seperti ini pasti diperkenan Tuhan. Sikap seperti ini menyatakan keterbukaan untuk menerima tangan pengasihan Tuhan yang siap menolong dia.
Sikap rendah hati ini juga ditunjukkan pemazmur dalam bagian selanjutnya (ayat 5-10). Di hadapan Tuhan ia menyadari dosa-dosanya. Ia mengakui bahwa ia tak sanggup menghadapi para musuh yang merencanakan kecelakaannya dan yang menertawakan penyakitnya. Sangat mungkin mereka menghinanya dengan mengatakan bahwa ia sakit karena Tuhan menulahinya. Yang lebih menyakitkan adalah ketika sahabat karib sendiri mengkhianatinya (ayat 10).
Dengan penuh keberanian, pemazmur meminta pertolongan Tuhan agar ia sanggup menghadapi para musuhnya. Keberanian itu bukan muncul dari kesombongan, sebaliknya dari sikap yang rendah hati dan tulus (ayat 13). Dengan kata lain, pemazmur percaya bahwa Tuhan melihat motivasi hatinya dan berkenan kepada dia.
Mazmur ini ditutup dengan suatu pujian (ayat 14), yang sekaligus menutup rangkaian buku pertama mazmur-mazmur (ayat 1-41). Rangkaian mazmur yang didominasi permohonan ini ditutup dengan satu kesimpulan, bahwa Tuhan berkenan mendengar dan menjawab doa yang tulus dan dipanjatkan dalam kerendahan hati. Orang-orang seperti itulah yang akan mendapatkan pertolongan Tuhan pada waktunya.
SH: Mzm 41:1-13 - Belajar hidup dalam kebenaran (Minggu, 18 Desember 2011) Belajar hidup dalam kebenaran
Mazmur 41 adalah penutup dari buku I (1-41) kitab Mazmur. Mazmur 1 membuka dan Mazmur 41 menutup dengan "Berbahagialah ...
Belajar hidup dalam kebenaran
Mazmur 41 adalah penutup dari buku I (1-41) kitab Mazmur. Mazmur 1 membuka dan Mazmur 41 menutup dengan "Berbahagialah orang..." (1:1; 41:2). Mazmur 41 menyimpulkan buku yang berisikan aneka ragam doa dengan pelajaran hikmat. Doa orang benar didengar dan dijawab, kejahatan orang fasik mendapatkan balasan setimpal (11).
Pemamur mulai mengajar dengan pernyataan 'yang berbahagia adalah orang yang peduli terhadap mereka yang lemah' (2a). Orang sedemikian akan mengalami dipedulikan Tuhan saat ia sendiri lemah (1b-3). Pemazmur memakai contoh dirinya (5-10). Ia pernah sakit karena berdosa kepada Tuhan. Sakitnya sangat parah sehingga banyak orang percaya ia tidak akan sembuh. Orang-orang yang membenci dia akan memanfaatkan situasi sakitnya untuk menekan dia. Mereka menggosipkan dirinya bahwa Tuhan telah meninggalkannya, maka ia pasti akan mati. Teman dekatnya ikut-ikutan menghujat. Tak ada yang percaya dia akan sembuh dari sakitnya.
Ternyata, Tuhan mendengar seruan pemazmur dan menyembuhkan dirinya (11-13). Tindakan Tuhan itu membuat pemazmur bisa membalas kejahatan para musuhnya. Pembalasan yang dia maksud bukanlah pembalasan dendam, melainkan keadilan Allah ditegakkan. Orang benar mendapat berkat kehidupan, sedangkan orang fasik menerima ganjaran setimpal. Suatu pembelajaran hidup yang sangat berharga. Mazmur ini ditutup dengan doksologi atau puji-pujian bagi Tuhan (14), sekaligus sebagai penutup buku I kitab Mazmur.
Bentuk penderitaan yang dialami orang percaya bisa beraneka ragam. Mulai dari sakit penyakit, usaha bangkrut, putus cinta, kemelut rumah tangga, dsb. Namun, janji Tuhan tetap sama dan bisa diandalkan. Orang benar tetap ada dalam pemeliharaan-Nya. Maka, saat Anda menderita, carilah Tuhan, nantikan pertolongan-Nya dan naikkan syukur kepada-Nya.
SH: Mzm 41:1-13 - Selama Tuhan Masih Beserta (Minggu, 25 Oktober 2015) Selama Tuhan Masih Beserta
Penderitaan karena sakit penyakit dan pengkhianatan orang terdekat merupakan dua penderitaan yang tidak mudah dijalani. Da...
Selama Tuhan Masih Beserta
Penderitaan karena sakit penyakit dan pengkhianatan orang terdekat merupakan dua penderitaan yang tidak mudah dijalani. Dalam mazmur ini, Daud mengalami keduanya secara bersamaan. Terkait penderitaannya karena sakit, Daud tetap percaya Tuhan "membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya" (4). Meski sakit, ia masih bisa berharap kesembuhan dari Tuhan. Sakit fisiknya masih tidak seberapa dibandingkan sakit hati yang ia rasakan karena orang-orang di sekitarnya.
Daud mengalami hal itu saat orang datang menjenguknya, tetapi hati mereka penuh dusta dan kejahatan (7-9). Ia ungkapkan perasaan itu lewat kalimat, "sahabat karib yang kupercayai...telah mengangkat tumitnya terhadap aku" (10). Mereka mengira Daud tidak akan selamat dari sakit jasmaninya (9) dan tidak akan bangkit lagi, karena kejahatan dan pengkhianatan yang dialaminya (6). Tidak demikian yang terjadi, meski situasi hidupnya belum berubah.
Walau sakit penyakit dan pengkhianatan masih ia alami, tetapi Daud berserah penuh kepada Tuhan: "Tuhan kasihanilah aku, sembuhkanlah aku..." (5); "...ya Tuhan, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku..." (11). Bagi Daud, tidak jadi soal seberapa parah sakit penyakit yang ia alami, seberapa besar kejahatan yang dirancangkan oleh musuh-musuhnya, dan seberapa menusuk pengkhianatan yang dilakukan oleh sahabat karibnya. Selama Tuhan masih besertanya, Daud tahu bahwa ia masih punya penolong yang setia, sehingga ia dengan iman dapat berkata, "Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Terpujilah Tuhan, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin" (13-14).
Jangan takut apa yang terjadi dalam hidup kita. Selama Tuhan masih beserta kita, tidak ada sesuatu pun yang dapat menjatuhkan kita. Jalanilah hidup dalam ketulusan dan kepercayaan kepada Tuhan, maka Ia akan menegakkan langkah kakimu. [MF]
SH: Mzm 41:1-13 - Allah Telah Menyembuhkanku (Rabu, 16 Oktober 2019) Allah Telah Menyembuhkanku
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap penyakit. Kita semua pernah mengalaminya. Sejak bayi hingga menjadi...
Allah Telah Menyembuhkanku
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap penyakit. Kita semua pernah mengalaminya. Sejak bayi hingga menjadi tua, tidak terhitung banyaknya penyakit yang pernah kita alami, dari penyakit ringan, seperti flu sampai penyakit berat dan kronis, seperti kanker. Cara dan sikap orang-orang pun berbeda dalam menghadapi penyakit. Ada yang menganggapnya biasa; ada yang berjuang untuk sembuh; tetapi ada juga yang pasrah.
Dalam bacaan kita, pemazmur juga sedang sakit. Entah penyakit apa, namun tampaknya bukanlah penyakit ringan. Parahnya, orang-orang justru menginginkan kematiannya dari penyakit itu (6). Para pembencinya menyusun rencana jahat terhadapnya (8), bahkan sahabat karibnya menghina dan melawannya (10). Penulis mazmur merasakan dan mengakui bahwa penyakitnya begitu berat (jahanam) (9).
Bagaimana sikap pemazmur dan caranya menghadapi penyakit? Ia tidak mengingkari bahwa dirinya sedang sakit dan butuh pertolongan. Namun mula-mula, ia menyerukan dirinya untuk berbahagia (2). Karena, ia percaya Tuhan pasti akan melindungi, memelihara nyawanya (3), dan menyembuhkan penyakitnya (4). Lalu dengan jujur, ia mengakui dosanya dan memohon belas kasihan Tuhan (5). Ia menutup mazmurnya dengan pujian kepada Allah (14) seolah-olah Allah telah menyembuhkannya.
Adakah hari ini kita sedang menderita sakit penyakit? Berat maupun ringan, tetap saja itu sangat mengganggu aktivitas kita. Kita menjadi tidak bisa maksimal melakukan apa pun. Untungnya, Tuhan memberi kita akal budi sehingga dengan begitu kita berusaha untuk sembuh. Caranya bisa dengan menemui dokter, meminum obat, dan beristirahat. Tuhan juga memberi kita iman. Dengan iman inilah, kita percaya bahwa hanya dengan campur tangan Tuhan kita dapat sembuh. Dokter dan obat hanyalah alat di tangan-Nya untuk menyembuhkan kita.
Doa: Tuhan, aku percaya dalam tangan-Mu ada kesembuhan. [IT]
Utley -> Mzm 41:10-12
Utley: Mzm 41:10-12 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 41:10-1210(41-11)Tetapi Engkau, ya TUHAN, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terha...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 41:10-12
10(41-11)Tetapi Engkau, ya TUHAN, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka. 11(41-12)Dengan demikian aku tahu, bahwa Engkau berkenan kepadaku, apabila musuhku tidak bersorak-sorai karena aku. 12(41-13)Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya.
Mazm 41:10-12 Dalam ayat Mazm 41:4 ada dua permintaan (imperatif).
- 1. kasihanilah aku - BDB 335, KB 334, Qal IMPERATIVE
- 2. tegakkanlah aku (nephesh, lihat catatan pada Mazm 3:2) - BDB 950, KB 1272, Qal IMPERATIVE
Sekarang dalam bait berikutnya ada dua IMPERATIVES dan sebuah COHORTATIVE.
- 1. sama seperti # 1 di atas, Mazm 41:4
- 2. tegakkanlah aku - BDB 877, KB 1086, Hiphil IMPERATIVE (permintaan yang sama, KATA KERJA berbeda tetapi paralel dari # 2 di atas), 41:4
- 3. maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka - BDB 1022, KB 1.532 Piel COHORTATIVE, pemazmur ingin menjadi instrumen keadilan YHWH
Penyembuhan akan menjadi bukti nyata bahwa YHWH telah mendengar dan menjawab doa-doanya. Bukanlah hanya manifestasi nyata dari YHWH yang membuat pemazmur bersukacita tetapi
- 1. itu adalah tanda YHWH senang (BDB 342, KB 339, Qal PERFECT) dengan dia
- 2. YHWH telah menegakkan (BDB 1069, KB 1751, Qal PERFECT, lih. Mazm 63:8) integritasnya (BDB 1070), yang berarti tidak bersalah (lih. Mazm 25:21; 101:2; Ams 10:9; 19:1; 20:7; 28:6)
- 3. YHWH menetapkan dia (BDB 662, KB 714, Hiphil IMPERFECT dengan waw) di hadirat-Nya (yaitu, tabernakel / bait suci, lih. Mazm 16:11; 23:6; 27:4-6) selamanya (lihat Topik Khusus pada Mazm 9:5).
Topik Teologia -> Mzm 41:10
Topik Teologia: Mzm 41:10 - -- Pengudusan
Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
Pengudusan dan Bapa
Pemeliharaan Allah bagi Kehidupan yang Suci
Alla...
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pengudusan dan Bapa
- Pemeliharaan Allah bagi Kehidupan yang Suci
- Allah Membebaskan dari Si Jahat
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
- Berdoa kepada Allah
- Unsur-unsur Doa
- Permohonan
- Permohonan untuk Rahmat dan Anugerah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.