Teks -- 2 Samuel 22:7 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 2Sam 22:1-51
Jerusalem: 2Sam 22:1-51 - -- Nyanyian ini adalah sama dengan Maz 8, kecuali beberapa perbedaan kecil. Lihat catatan-catatan pada Maz 18. Nyanyian ini memang tua usianya, tetapi ti...
Ende -> 2Sam 21:1--24:25; 2Sam 22:1-51
Ende: 2Sam 21:1--24:25 - -- Fasal2 ini bertjorak tambahan. Didalamnja terdapat beberapa peristiwa jang
terdjadi waktu pemerintahan Dawud. Si penjusun Kitab Sjemuel, tidak tahu di...
Fasal2 ini bertjorak tambahan. Didalamnja terdapat beberapa peristiwa jang terdjadi waktu pemerintahan Dawud. Si penjusun Kitab Sjemuel, tidak tahu dimana harus ditaruh dan karena itu dibubuhi disini sadja. Kisah diteruskan oleh Kitab I Radja.
Ende: 2Sam 22:1-51 - -- Njanjian ini terdapat djuga dalam Kitab Mazmur, jakni Mazmur 18(Maz 18)
(lihat tjatatan disana): meskipun dengan agak banjak perbedaan. Rupanja jang
a...
Ref. Silang FULL -> 2Sam 22:7
Ref. Silang FULL: 2Sam 22:7 - dalam kesesakan // aku berseru · dalam kesesakan: Kej 35:3; Hak 2:15; Hak 2:15; 2Taw 15:4; Mazm 4:2; 77:3; 120:1; Yes 26:16
· aku berseru: Mazm 34:7,16; 116:4
· dalam kesesakan: Kej 35:3; Hak 2:15; [Lihat FULL. Hak 2:15]; 2Taw 15:4; Mazm 4:2; 77:3; 120:1; Yes 26:16
· aku berseru: Mazm 34:7,16; 116:4
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Sam 22:2-51
Matthew Henry: 2Sam 22:2-51 - Nyanyian Syukur Daud Nyanyian Syukur Daud (22:2-51)
Mari kita amati dalam nyanyian pujian ini,
I. Betapa Daud memuja Allah, dan memuliakan Dia atas kesempurnaan-...
Nyanyian Syukur Daud (22:2-51)
- Mari kita amati dalam nyanyian pujian ini,
- I. Betapa Daud memuja Allah, dan memuliakan Dia atas kesempurnaan-kesempurnaan-Nya yang tak terbatas. Tiada yang lain seperti Dia, atau siapa pun yang dapat dibandingan dengan Dia (ay. 32): Siapakah Allah selain dari TUHAN? Semua yang lain yang disembah sebagai allah adalah palsu dan jadi-jadian. Tidak ada yang dapat diandalkan selain Dia. Siapakah gunung batu selain dari Allah kita? Semua gunung batu yang lain mati, tetapi TUHAN hidup! (ay. 47). Para allah lain mengecewakan penyembah-penyembah mereka pada saat yang paling dibutuhkan. Tetapi adapun Allah, jalan-Nya sempurna (ay. 31). Manusia memulai dengan kebaikan, namun tidak mengakhiri dengan kebaikan pula. Mereka berjanji, namun tidak ditepati. Tetapi Allah akan menyelesaikan pekerjaan-Nya, dan perkataan-Nya teruji serta dapat kita percaya.
- II. Betapa Daud bersorak-sorai atas perkenanan yang diperolehnya pada Allah ini, dan hubungannya dengan Dia, yang diletakkannya sebagai dasar dari semua kebaikan yang telah diterimanya dari Dia: Ia adalah Allahku. Sebagai Allah yang demikianlah Daud berseru kepada-Nya (ay. 7), dan melekat kepada-Nya (ay. 22). “Dan, jika Dia Allahku, maka Dia juga bukit batuku” (ay. 2), yaitu, “tempat pengungsianku yang kuat (ay. 33), gunung batu yang di bawahnya aku berlindung, bagiku Ia seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus, gunung batu yang di atasnya aku membangun pengharapanku,” (ay. 3). Apa pun kekuatan dan penopangku, Allah gunung batukulah yang membuatnya demikian. Bahkan, Ia adalah Allah gunung batu keselamatanku (ay. 47): kekuatanku yang menyelamatkan ada di dalam Dia dan dari Dia. Daud sering kali bersembunyi di dalam gunung batu (1Sam. 24:3), tetapi Allah adalah tempat persembunyiannya yang utama. “Ia adalah kubu pertahananku, yang di dalamnya aku aman dan merasa demikian. Ia menaraku yang tinggi, atau kota bentengku, yang di dalamya aku berada di luar jangkauan kejahatan yang nyata. Ia menara keselamatan (ay. 51, KJV), yang tidak akan pernah dapat dikepung atau digempur, ataupun diruntuhkan. Keselamatan itu sendiri menyelamatkanku. Adakah aku sedang berada dalam kesusahan? Ia adalah pembebasku. Adakah aku dihantam atau diserang? Ia adalah perisaiku. Adakah aku dikejar? Ia adalah tempat pelarianku. Adakah aku tertindas? Ia adalah Juruselamatku, yang menyelamatkanku dari tangan orang-orang yang ingin menghancurkanku. Bahkan, Ia adalah tanduk keselamatanku, yang olehnya aku dilindungi dengan kuat, dan musuh-musuhku dihalau dengan kuat pula.” Kristus dikatakan sebagai tanduk keselamatan di dalam keturunan Daud (Luk. 1:69). “Adakah aku berbeban berat dan akan segera tenggelam? TUHAN adalah sandaran bagiku (ay. 19), yang menopang aku. Adakah aku berada di dalam gelap, kemalaman, dan tersesat? Engkaulah pelitaku, ya TUHAN! Engkau akan menunjukkan jalanku, dan menghalau kegelapanku,” (ay. 29). Apabila kita dengan sungguh-sungguh menjadikan TUHAN sebagai Allah kita, maka Ia akan menjadi semuanya ini, dan masih banyak lagi, bagi kita, semua yang kita butuhkan dan dapat kita inginkan.
- III. Bagaimana Daud memanfaatkan perkenanan yang diperolehnya pada Allah. Jika Dia menjadi milikku,
- 1. Kepada Dialah aku akan percaya (ay. 3, KJV), yaitu, “Aku akan menyerahkan diriku kepada bimbingan-Nya dan kemudian bergantung pada kuasa, hikmat, dan kebaikan-Nya, untuk memimpin aku dengan baik.”
- 2. Kepada-Nya aku akan berseru, sebab Dia layak dipuji (ay. 4, KJV). Sesuatu yang layak dipuji yang kita dapati di dalam Allah haruslah mendorong kita untuk berdoa kepada-Nya dan memuliakan-Nya.
- 3. Aku mau menyanyikan syukur bagi-Nya (ay. 50), dan menyanyikannya di hadapan semua orang. Pada waktu Daud berada di antara orang-orang kafir, dia tidak akan takut ataupun malu untuk mengakui kewajiban-kewajibannya kepada Allah Israel.
- IV. Cerita yang lengkap dan panjang lebar disimpan Daud bagi dirinya sendiri, sementara kepada orang lain ia menceritakan perkara-perkara besar dan baik yang telah dilakukan Allah baginya. Hal ini menghabiskan sebagian besar dari nyanyian pujian ini. Ia memuliakan Allah atas segala kelepasan dan keberhasilannya, dengan menunjukkan baik bahaya-bahaya yang darinya ia telah dilepaskan maupun kekuasaan yang kepadanya ia telah diangkat.
- 1. Daud mengagungkan keselamatan-keselamatan besar yang telah dikerjakan Allah baginya. Allah kadang-kadang membawa umat-Nya ke dalam berbagai kesukaran dan bahaya yang sangat besar, supaya Ia memperoleh kehormatan dengan menyelamatkan mereka dan supaya mereka beroleh penghiburan dengan diselamatkan oleh-Nya. Daud mengakui, Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan (ay. 3), dari pada musuhku (ay. 4), dari musuhku yang gagah, maksudnya Saul, yang akan menjadi terlalu tangguh baginya seandainya Allah tidak menolongnya (ay. 18). Engkau telah memberiku perisai keselamatan-Mu (ay. 36). Untuk mengagungkan keselamatan itu, Daud mencermati,
- (1) Bahwa dirinya telah dilepaskan dari bahaya dan ancaman yang sangat besar. Orang bangkit melawan dia (ay. 40, 49), yang membencinya (ay. 41), seorang penindas (ay. 49, KJV) yaitu Saul, yang penuh kebencian dalam rancangan-rancangannya melawan dia dan gigih dalam mengejarnya. Hal ini diungkapkan secara kiasan (ay. 5-6). Ia dikelilingi oleh kematian dari segala sisi, terancam akan kewalahan, dan tidak melihat jalan keluar. Begitu deras gelora-gelora maut menerjangnya, begitu kuat tali dan perangkap maut membelit dirinya, sehingga dia tidak dapat menolong dirinya sendiri, sama halnya seperti seorang yang berada di dalam kuburan. Banjir Belial, si jahanam itu, dan antek-anteknya yang jahanam, membuatnya takut. Ia gemetar melihat bukan hanya bumi, melainkan juga maut dan dunia orang mati mengangkat senjata melawan dirinya.
- (2) Bahwa kelepasan Daud adalah sebuah jawaban doa (ay. 7). Ia di sini telah meninggalkan kepada kita sebuah teladan yang baik, ketika kita berada di dalam kesesakan, untuk berseru kepada Allah dengan permohonan yang tak putus-putusnya, seperti anak-anak yang ketakutan berseru kepada orangtua mereka. Ia juga telah memberi kita dorongan yang besar untuk berbuat demikian, sebab dia mendapati Allah siap menjawab doa dari bait-Nya di sorga, di mana Ia senantiasa dilayani dan dipuja.
- (3) Bahwa Allah telah menampakkan diri secara istimewa dan luar biasa bagi dia dan melawan musuh-musuhnya. Ungkapan-ungkapan ini dipinjam dari turunnya keagungan ilahi di atas gunung Sinai (ay. 8-9, dst.). Kita tidak menemukan bahwa di dalam pertempuran-pertempuran Daud, Allah berperang baginya dengan guntur seperti pada zaman Samuel, atau dengan hujan es seperti pada zaman Yosua, atau dengan bintang-bintang dari peredarannya seperti pada zaman Debora. Tetapi kiasan-kiasan yang luhur ini dipakai,
- [1] Untuk menggambarkan kemuliaan Allah, yang dinyatakan dalam kelepasan Daud. Hikmat dan kuasa Allah, kebaikan dan kesetiaan-Nya, keadilan dan kekudusan-Nya, dan pemerintahan-Nya yang berdaulat atas semua makhluk ciptaan dan segala rancangan manusia, yang tampil demi Daud, menyingkapkan kemuliaan Allah kepada mata iman dengan cara yang sama jelas dan terangnya seperti perantaraan mujizat bagi mata inderawi.
- [2] Untuk menggambarkan murka Allah terhadap musuh-musuh Daud, sebab Allah begitu mendukung kepentingannya sehingga Ia memperlihatkan diri-Nya sebagai musuh bagi semua musuhnya. Kemarahan-Nya digambarkan dengan asap yang membubung dari hidung-Nya, api yang menjilat keluar dari mulut-Nya (ay. 9), bara api yang menyala (ay. 13), dan panah-panah (ay. 15). Siapakah yang mengenal kekuatan dan kengerian murka-Nya?
- [3] Untuk menggambarkan kekacauan luar biasa yang dialami musuh-musuh Daud, dan kekejutan yang menimpa mereka. Seakan-akan bumi bergoncang dan alas-alas dunia tersingkap (ay. 8, 16). Siapakah yang dapat tahan di hadapan Allah ketika Ia murka?
- [4] Untuk menunjukkan betapa Allah siap untuk menolong Daud: Ia mengendarai kerub, lalu terbang (ay. 11). Allah bergegas untuk menolongnya, dan datang kepadanya dengan memberikan kelegaan yang tepat pada waktunya, meskipun Ia tampak ada di kejauhan. Namun demikian, Ia adalah Allah yang menyembunyikan diri (Yes. 45:15), sebab Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi pondok-Nya (ay. 12), untuk membuat tercengang musuh-musuh-Nya dan melindungi umat-Nya sendiri.
- (4) Bahwa Allah menyatakan perkenanan dan kebaikan-Nya secara khusus kepada Daud dalam kelepasan-kelepasan ini (ay. 20): Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. Kelepasan itu datang bukan dari penyelenggaraan ilahi secara umum, melainkan dari kasih di dalam kovenan. Dalam hal ini Daud diperlakukan sebagai orang kesayangan. Demikianlah yang dipahami Daud melalui anugerah dan penghiburan ilahi yang disampaikan kepada jiwanya dengan semua kelepasan ini, dan persekutuan yang dimilikinya dengan Allah di dalamnya. Dalam hal ini Daud merupakan perlambang akan Kristus, yang dipegang oleh Allah karena Ia berkenan kepada-Nya (Yes. 42:1-2).
- 2. Daud mengagungkan keberhasilan luar biasa yang telah dimahkotakan Allah kepadanya. Allah tidak hanya menjaga-nya, tetapi juga membuatnya berhasil. Daud diberkati,
- (1) Dengan kebebasan dan kelapangan. Ia dibawa ke tempat lapang (ay. 20), di mana dia mempunyai ruang untuk berkembang, dan langkahnya diberikan tempat lapang, agar dia mempunyai ruang untuk bergerak (ay. 37), sebab tidak lagi terdesak dan terkurung.
- (2) Dengan keahlian berperang, kekuatan, dan ketangkasan. Meskipun dibesarkan dengan memegang tongkat gembala, dia dilatih dengan baik dalam seni perang dan diperlengkapi untuk menghadapi medan yang keras dan bahaya perang. Allah, karena telah memanggilnya untuk bertempur bagi-Nya, melengkapi dan melayakkannya untuk melakukan tugas itu. Allah telah membuatnya sangat terampil (Ia mengajar tanganku berperang, ay. 35. Dan keterampilan ini sama baiknya seperti kekuatan, sebab dikatakan selanjutnya, “sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga,” bukan dengan kekuatan biasa melainkan terlebih dengan ketangkasan). Allah juga telah membuatnya sangat kuat dan gagah berani. Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang (ay. 40). Ia memuliakan Allah atas segala keberanian dan kemampuannya untuk melakukan tugas itu. Allah telah membuatnya dapat bergerak dengan sangat cepat: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit (ay. 34), yang sangat menguntungkan ketika hendak menyerang ataupun mundur.
- (3) Dengan kemenangan atas musuh-musuhnya, bukan hanya atas Saul dan Absalom, melainkan juga atas orang Filistin, orang Moab, bani Amon, orang Aram, dan bangsa-bangsa lain di sekelilingnya, yang telah ditaklukkannya dan dibuatnya membayar upeti kepada Israel. Kemenangan-kemenangannya yang menakjubkan digambarkan di sini (ay. 38-43). Itu adalah kemenangan-kemenangan yang cepat dan tuntas, Aku tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan (ay. 38). Musuh-musuh Israel diremukkan, dipunahkan, dihabisi, rebah di bawah kakinya, diinjak-injak, dibuat tidak sanggup untuk bangkit, dan leher mereka diserahkan pada belas kasihannya. Mereka berteriak kepada langit dan bumi untuk meminta tolong, namun sia-sia. Tidak ada yang menyelamatkan, tidak ada yang berani tampil untuk menolong mereka. Allah tidak menjawab mereka, karena mereka tidak berada di pihak-Nya, tidak pula mereka berseru kepada-Nya sampai keadaan mereka sudah menjadi sangat parah. Karena ditinggalkan seperti itu, maka mereka menjadi mangsa yang empuk bagi pedang Daud yang adil dan berjaya, sehingga dia menggiling mereka halus-halus seperti debu tanah, yang diserakkan oleh angin dan diinjak-injak oleh kaki semua orang.
- (4) Dengan diangkat kepada kehormatan dan kekuasaan. Untuk hal inilah Daud diurapi sebelum kesusahannya dimulai, dan pada akhirnya, post tot discrimina rerum – sesudah semua bahaya dan malapetaka yang menimpanya, dia memperoleh kemenangan. Allah membuat jalannya rata (ay. 33), memberinya keberhasilan dalam semua usahanya, dan membuatnya berdiri di bukit (ay. 34), yang menyatakan baik keamanan maupun martabat. Kelembutan Allah, anugerah dan kasih setia-Nya, telah membuatnya besar (ay. 36), memberinya harta berlimpah, dan wewenang yang besar, serta nama seperti yang dimiliki oleh para pembesar di bumi. Ia dipelihara untuk menjadi kepala bangsa-bangsa bukan Yahudi (ay. 44). Segala pemeliharaan istimewa terhadapnya menunjukkan bahwa dia dirancang dan dijaga untuk sesuatu yang besar, yaitu untuk memerintah atas seluruh Israel, kendati dengan adanya perbantahan bangsanya, sehingga mereka yang tidak dikenalnya menjadi hambanya, yaitu banyak bangsa yang berada di tempat yang sangat jauh. Dengan demikian, dia telah ditinggikan, sampai setinggi takhta, mengatasi mereka yang bangkit melawannya (ay. 49).
- V. Renungan-renungan menghibur yang dibuat Daud tentang kelurusan hatinya sendiri, yang telah diakui dan disaksikan Allah dengan penuh rahmat melalui semua kelepasan yang menakjubkan itu (ay. 21-25). Yang terutama dimaksudkan Daud adalah kelurusan hatinya dalam kaitannya dengan Saul dan Isyboset, Absalom dan Seba, serta orang-orang yang menentangnya naik takhta atau berusaha menggulingkannya dari takhta. Mereka memberikan tuduhan palsu kepadanya dan menjelek-jelekkan dia, tetapi hati nuraninya bersaksi baginya bahwa dia bukanlah seorang yang terdorong hasrat untuk berkuasa, seorang yang penuh kepalsuan dan berlumuran darah, sebagaimana mereka menyebutnya. Bahwa dia tidak pernah mengambil tindakan yang sembunyi-sembunyi dan melawan hukum untuk mengamankan atau mengangkat dirinya sendiri. Sebaliknya, dalam seluruh perilakunya ia tetap menjalankan kewajibannya. Dan bahwa dalam seluruh tindak tanduknya, untuk sebagian besar, ia menghayati agama dengan penuh kesungguhan, sehingga dia dapat menerima perkenanan-perkenanan Allah kepadanya sebagai upah atas kebajikannya, bukan karena utang, melainkan karena anugerah. Allah telah mengganjarnya, bukan karena kebajikannya, seakan-akan kebajikan itu merupakan jasa yang pantut mendapat imbalan dari tangan Allah, melainkan sesuai dengan kebajikannya, yang sangat berkenan pada Allah dan yang kepadanya mata-Nya tertuju. Hati nurani Daud bersaksi baginya,
- 1. Bahwa Daud telah menjadikan firman Allah sebagai pedoman hidupnya, dan tetap berpegang padanya (ay. 23). Di mana pun dia berada, segala hukum Allah ada di depannya sebagai pembimbingnya. Ke mana pun dia pergi, dia selalu membawa serta agamanya. Dan walaupun dia dipaksa untuk meninggalkan negerinya, dan seolah-olah diusir untuk beribadah kepada allah-allah lain, namun berkenaan dengan ketetapan-ketetapan Allah, dia tidak menyimpang darinya, tetapi tetap berpegang pada jalan Tuhan dan berjalan di dalamnya.
- 2. Bahwa Daud dengan hati-hati telah menghindari jalan pintas dosa. Ia tidak menjauhkan diri dari Allahnya seperti orang fasik. Ia tidak bisa tidak berkata bahwa dia memang telah mengambil langkah yang salah, namun dia tidak meninggalkan Allah, atau lari dari jalan-Nya. Daud tidak dapat menyatakan dirinya terbebas dari dosa-dosa yang diperbuat karena kelemahan, tetapi anugerah Allah telah menjaganya dari dosa-dosa yang diperbuat karena kelancangan. Sekalipun begitu, ada kalanya ia menjauhkan diri dari Allahnya karena lemah. Melalui hal inilah tampak bahwa dia berlaku tidak bercela di hadapan Allah, atau kepada Allah, dalam pandangan-Nya, dan dengan mata yang tertuju kepada-Nya, yaitu bahwa dia menjaga diri terhadap kesalahan, bukan hanya dari dosa khusus dengan membunuh Saul ketika ia berkuasa melakukannya, melainkan juga, secara umum, dia takut akan dosa dan berjaga-jaga terhadapnya, serta berkata dan berbuat berdasarkan tuntunan hati nuraninya. Perkara Uria adalah sebuah pengecualian (1Raj. 15:5), seperti perkara yang menjadi pengecualian dalam tabiat raja Hizkia (2Taw. 32:31). Perhatikanlah, menjaga diri dengan hati-hati terhadap kesalahan adalah salah satu bukti terbaik dari kelurusan hati kita. Dan apabila hati nurani kita bersaksi bagi kita bahwa kita telah berbuat benar, maka itu akan menjadi sukacita yang begitu besar hingga tidak hanya akan mengurangi kesedihan atas suatu penderitaan, tetapi juga menambah penghiburan atas suatu kemujuran. Daud merenungkan kemenangan-kemenangannya atas kesalahannya sendiri dengan penghiburan yang lebih besar daripada ia merenungkan penaklukannya atas Goliat dan seluruh tentara Filistin yang tidak bersunat. Dan kesaksian hatinya sendiri atas perilakunya yang tidak bercela merupakan nada yang lebih manis, walaupun tanpa suara, daripada nada orang-orang yang bernyanyi, Daud telah mengalahkan musuh berlaksa-laksa. Apabila seorang yang besar adalah juga seorang yang baik, maka kebaikannya akan jauh lebih memuaskan dirinya daripada kebesarannya. Hendaklah kebaikan ditunjukkan kepada orang yang berlaku tidak bercela, maka perilakunya yang tidak bercela itu akan mempermanis kebaikan itu, akan membuat kebaikan itu berlipat ganda.
- VI. Berbagai pengharapan yang menghibur yang dimiliki Daud akan perkenanan Allah lebih lanjut. Sama seperti dia menoleh ke belakang dengan hati yang senang, demikian pula halnya ketika dia menatap ke depan. Dan ia meyakinkan dirinya sendiri akan kebaikan yang disediakan Allah bagi semua orang kudus, bagi dirinya sendiri dan juga bagi keturunannya.
- 1. Bagi semua orang baik (ay. 26-28). Sama seperti Allah telah beperkara dengannya menurut perilakunya yang tidak bercela, demikian pula Ia akan beperkara dengan semua orang lain. Daud mengambil kesempatan di sini untuk meletakkan aturan-aturan yang sudah ditetapkan tentang cara Allah berurusan dengan anak-anak manusia:
- (1) Bahwa Allah akan berlaku baik kepada orang-orang yang hatinya tidak bercela. Sebagaimana perlakuan kita terhadap Allah, demikian pula Ia akan berlaku terhadap kita.
- [1] Belas kasih dan anugerah Allah akan menjadi sukacita bagi orang-orang yang pemurah dan penyayang. Bahkan orang yang pemurah membutuhkan kemurahan, dan mereka akan memperolehnya.
- [2] Tindakan Allah yang tidak bercela, keadilan, dan kesetiaan-Nya, akan menjadi sukacita bagi orang-orang yang berlaku tidak bercela, adil, dan setia, baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.
- [3] Kemurnian dan kekudusan Allah akan menjadi sukacita bagi orang-orang yang murni dan kudus, yang karenanya akan mengucap syukur pada waktu mereka mengingatnya. Dan, jika di antara orang-orang yang baik ini ada yang tertindas, maka Allah akan menyelamatkan mereka, entah dari kesengsaraan mereka, atau melalui dan sesudah kesengsaraan itu. Sebaliknya,
- (2) Bahwa orang-orang yang menyimpang ke jalan yang bengkok akan dienyahkan-Nya bersama-sama orang-orang yang melakukan kejahatan, seperti yang dikatakan Daud dalam mazmur lain. Terhadap orang yang bengkok Ia akan berlaku belat-belit. Dan orang-orang yang diperlakukan dengan belat-belit oleh Allah pasti akan digagalkan. Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya! Allah akan menentang orang-orang yang berjalan menentang-Nya, dan tidak senang dengan mereka yang tidak senang dengan-Nya. Adapun orang-orang yang tinggi hati, mata-Nya melawan mereka, seolah-olah menandai mereka, untuk dijatuhkan. Sebab Ia menentang orang yang congkak.
- 2. Bagi dirinya sendiri. Daud sudah dapat melihat bahwa penaklukan dan kerajaannya akan masih diperluas lagi (ay. 45-46). Bahkan orang-orang asing, yang akan mendengar berita kemenangannya dan tanda-tanda kehadiran Allah bersamanya, akan diliputi ketakutan akan dia, akan dipaksa tunduk kepadanya, meskipun dengan berpura-pura, dan akan menjadi taat kepadanya. Keberhasilan-keberhasilan yang telah dia peroleh di pandangnya sebagai tanda akan keberhasilan yang lebih banyak lagi dan sarana untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar lagi. Siapakah yang berani melawan dia yang telah mengalahkan begitu banyak musuh? Demikian pula halnya, Anak Daud maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan (Why. 6:2). Injil-Nya, yang telah menang, makin lama akan makin menang.
- 3. Bagi keturunannya: Allah menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya (ay. 51), bukan hanya kepada Daud sendiri, melainkan juga kepada keturunannya untuk selamanya. Daud sendiri adalah orang yang diurapi Allah, bukan seorang perebut kekuasaan, melainkan dipanggil sebagaimana mestinya untuk memerintah dan dilayakkan untuk tugas itu. Oleh karena itu, dia tidak ragu bahwa Allah akan menunjukkan belas kasih-Nya kepada dia, kasih setia yang telah dijanjikan-Nya tidak akan diambil daripadanya ataupun daripada keturunannya (7:15-16). Kepada janji itulah Daud berpegang, dengan mata yang tertuju kepada Kristus, yang merupakan satu-satunya keturunannya untuk selamanya, yang takhta dan kerajaan-Nya terus ada, dan akan tetap ada sampai selamanya, sedangkan keturunan dan keluarga Daud sudah lama punah sejak saat itu (lih. Mzm. 89:29-30). Demikianlah segala sukacita dan pengharapannya berpuncak pada sang Penebus yang agung, dan begitu pula seharusnya dengan segala sukacita dan pengharapan kita.
SH: 2Sam 22:1-20 - Ketika diambang maut. (Jumat, 17 Juli 1998) Ketika diambang maut.
Perjalanan hidup Daud bagaikan berjalan ditepi jurang maut. Beberapa kali nyawanya terancam. Betapa tak enaknya kehilangan rasa...
Ketika diambang maut.
Perjalanan hidup Daud bagaikan berjalan ditepi jurang maut. Beberapa kali nyawanya terancam. Betapa tak enaknya kehilangan rasa aman seperti itu. Mengapa Tuhan tak memberikan jalan mudah baginya Bukankah Daud mengemban tugas dari Tuhan? Pertanyaan seperti itu mungkin tak akan pernah terjawab. Tetapi Daud tetap berseru kepada Tuhan. Hal ini mengungkapkan dua dimensi iman: percaya tetapi juga mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Pernyataan ini mungkin sudah sedemikian sering kita dengar, namun tak mudah bukan? Kita sering terlalu yakin bahwa Tuhan akan mampu melindungi kita, lalu kita mencari jalan keluar dengan cara kita sendiri. Tak sepenuhnya bergantung kepada Tuhan.
Semakin kenal semakin mantap. Semakin berat perjalanan, semakin bertubi-tubi penderitaan. Hal ini membuat Daud semakin yakin bahwa sesungguhnya hanya Tuhan yang membuatnya bertahan. "Tuhan adalah sandaran bagiku", begitulah ungkapan imannya. Bila Tuhan mengizinkan ada kerikil-kerikil tajam di perjalanan hidup kita, tak lain agar kita makin erat menyerahkan tangan kita dalam genggaman tangan Tuhan supaya langkah ini tidak tergelincir.
Doa: Tolonglah kami terus memandang Engkau ditengah kekelaman hidup sekalipun
SH: 2Sam 22:1-30 - Terpujilah Tuhan (Minggu, 17 Oktober 2010) Terpujilah Tuhan
Mazmur ucapan syukur Daud kepada Allah ini intinya disimpulkan dalam ayat 4: "Terpujilah Tuhan, seruku; maka akupun selamat dari pad...
Terpujilah Tuhan
Mazmur ucapan syukur Daud kepada Allah ini intinya disimpulkan dalam ayat 4: "Terpujilah Tuhan, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku." Tidak mengherankan sebutan Allah sebagai "gunung batu" (3, 32, 47 [2x]) dan kata "selamat/meyelamatkan/keselamatan" (3 [2x], 4, 28, 36, 42, 47), merupakan kata kunci yang berulang kali muncul dalam keseluruhan mazmur ini.
Kata "musuhku" di ayat 4 lebih tepat diterjemahkan musuh-musuhku. Pernyataan umum tentang penyelamatan Tuhan dalam ayat 4 ini dijabarkan dalam ayat 5-20. Kita dapat melihat betapa Allah menyelamatkan pemazmur dengan menunjukkan murka dan kedahsyatan-Nya.
Apa alasan Tuhan menyelamatkan Daud? Karena "Ia berkenan kepadaku" (20) dan "Tuhan memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku" (21). Selain itu, ia hidup dengan mengikuti jalan dan hukum Tuhan (22-23) serta berlaku tidak bercela di hadapan Tuhan (24). Pada dasarnya Daud mengklaim bahwa ia mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Tuhan, karena ia telah dengan setia menjalankan ketetapan Tuhan dan menjauhi kesalahan. Namun di balik itu, Daud dapat melakukan kebenaran karena Allah yang menjadi pelitanya dan menyinari dia dalam kegelapan (29).
Pengakuan ini bukan menandakan bahwa Daud tidak pernah berdosa. Ia telah melakukan perzinaan dan pembunuhan yang mengerikan. Namun Daud tetap disebut sebagai orang benar karena ia telah menyesali dan bertobat atas dosa-dosanya. Daud mengerti bahwa perlindungan dan pemeliharaan Tuhan atas dia adalah bukti bahwa ia telah dibenarkan di hadapan Tuhan dan sedang menjalankan hidup yang benar. Karena Tuhan akan memberkati umat-Nya yang taat dan mengutuk umat-Nya yang tidak taat (Im. 26; Ul. 28).
Sebab itu marilah kita bertekun dan taat melaksanakan perintah Tuhan. Ingatlah bahwa Allah itu setia, maka kita pun harus setia. Peliharalah hidup benar sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan.
SH: 2Sam 22:1-51 - Hitung berkat Tuhan satu persatu (Senin, 14 Juli 2014) Hitung berkat Tuhan satu persatu
Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Banyak penafsir mengidentikkan kitab Mazmur sebagai Mazmur Daud. Mazmur Da...
Hitung berkat Tuhan satu persatu
Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Banyak penafsir mengidentikkan kitab Mazmur sebagai Mazmur Daud. Mazmur Daud lahir dari pengenalannya akan Allah yang diteguhkan oleh pengalamannya berjalan bersama Allah.
Nyanyian Daud pada perikop ini mirip sekali dengan Mazmur 18, yang diberi judul sebagai nyanyian Daud kepada Tuhan saat dilepaskan dari para musuhnya, termasuk Saul. Mazmur Syukur ini ditulis pada masa tua Daud, yang mencoba menghitung berkat-berkat perlindungan yang diberikan Tuhan kepadanya, satu per satu.
Pengalaman Daud ditolong oleh Tuhan diungkapkan secara inti pada ayat 7 "...dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, ... Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, ..." Paparan yang luar biasa, dimulai dari gambaran Allah sebagai Gunung Batu yang tak goyah, tempat perlindungan dari bahaya, termasuk alam maut (2-6). Pertolongan Allah kemudian dipaparkan sebagai tindakan aktif secara kosmik menyelamatkan hamba-Nya (8-20). Allah mengendalikan alam ini untuk melindungi hamba-Nya dari para musuh.
Dari dasar karakter Allah ini, Daud kemudian berpaling melihat diri sendiri. Ia sadar perkenan Allah kepada dirinya, semata anugerah. Maka, ia pun merespons anugerah itu dengan menjaga hidup berkenan kepada-Nya (21-30), sehingga ia berani berharap dan bersandar kepada-Nya. Mazmur ini mengungkapkan bagaimana Allah sendiri yang menuntun, memperlengkapi, dan mengajar Daud berperang mengalahkan musuh-musuhnya, yang adalah musuh-musuh Tuhan (31-49). Sehingga Daud bisa menutup mazmurnya dengan ungkapan syukur yang keluar dari hati yang terdalam (50-51).
Fungsi mazmur ini bagi Daud ialah berterima kasih kepada Tuhan sehingga beroleh hati bijaksana. Juga agar beroleh kekuatan dalam menapaki kehidupan. Selain itu, bersaksi supaya orang yang mendengarkan atau melantunkan mazmur ini dapat memperoleh kekuatan hidup. Hitung berkat Tuhan satu persatu, maka kita akan memperoleh kekuatan hidup bagi diri sendiri dan memberikan kekuatan hidup bagi yang lain!
SH: 2Sam 22:1-51 - Pertolongan Allah Nyata (Selasa, 25 Februari 2020) Pertolongan Allah Nyata
Pernahkah Anda berada di dalam sebuah perahu kecil yang berlayar berjam-jam di samudera yang luas? Gelombang ombak bergulung ...
Pertolongan Allah Nyata
Pernahkah Anda berada di dalam sebuah perahu kecil yang berlayar berjam-jam di samudera yang luas? Gelombang ombak bergulung dan terlihat lebih tinggi dari perahu, mengombang-ambingkan perahu kecil yang membuat jantung berdegup kencang, seolah-olah menempatkan kita dekat dengan kematian.
Daud mempunyai pengalaman dekat dengan kematian yang serupa. Bukan sekali atau dua kali, Daud mengalami berbagai ancaman kematian, yang digambarkannya seperti "gelora-gelora maut, ... tali dunia orang mati yang membelit, dan perangkap maut yang terpasang" (5-6). Jika kita mengenang masa hidupnya, dia adalah gembala muda yang biasa bertarung dengan binatang buas, yang melumpuhkan Goliat yang sangat ditakuti orang. Ia harus menghadapi Saul yang begitu beringas ingin membunuhnya. Dalam kesehariannya, ia bertempur di garis depan pertempuran, bahkan harus melarikan diri dari pemberontakan yang dilakukan Absalom anaknya.
Dalam masa-masa sulit seperti itu, ia berseru kepada Tuhan dan menjadikan Allah sebagai tempat pengungsian, sandaran, dan perlindungannya (50). Kesempurnaan karya Allah dan kemurnian firman-Nya menjadi penuntun dan perlindungan yang sempurna bagi Daud (29, 31). Allah telah melepaskan dan menyelamatkannya (7b-20; 33-46). Sebab itu, Daud ingin menyanyikan syukur kepada Tuhan, untuk setiap karya dan pertolongan-Nya (47-51).
Nas ini mengajarkan kepada kita bagaimana ancaman kehidupan adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari dan bisa datang kapan saja dengan beragam cara. Namun, pengalaman Daud juga memperlihatkan bahwa karya dan pertolongan Allah nyata dalam hidupnya. Allah senantiasa menolong dengan cara-Nya yang ajaib dan tidak pernah membiarkan kita digulung maut, jika kita datang kepada-Nya dan berseru kepada-Nya dan menjadikan firman-Nya sebagai pelita.
Doa: Sesungguhnya Engkaulah perlindungan kami dan kepada-Mu saja kami berharap dan berlindung. [MKD]
Topik Teologia -> 2Sam 22:7
Topik Teologia: 2Sam 22:7 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Antropomorfisme untuk Allah
Telinga
2Sa 22:7 2Ra 19:28 2Ta 7:15 Neh 1:6 Maz 34:16...
- Allah yang Berpribadi
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Berkomunikasi dengan Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Sa...
Penulis : Tidak dikenal
Tema : Pemerintahan Daud
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Karena Kitab 1 dan 2 Samuel pada mulanya menjadi satu kitab dalam PL Ibrani, latar belakang 2 Samuel dibahas secara lebih terinci pada permulaan 1 Samuel (Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037). Perlu diperhatikan di sini bahwa jikalau 1 Samuel meliputi sejarah selama hampir satu abad, dari kelahiran Samuel hingga kematian Saul (sekitar tahun 1105-1010 SM), maka 2 Samuel hanya mencatat pemerintahan Daud, suatu masa yang lamanya 40 tahun (sekitar 1010-970 SM).
Tujuan
2 Samuel melanjutkan sejarah yang bersifat nubuat dari sifat teokratis kerajaan Israel. Kitab ini secara mendalam mengilustrasikan dari kehidupan pribadi dan pemerintahan Daud syarat-syarat perjanjian sebagaimana dikemukakan Musa dalam kitab Ulangan: ketaatan pada perjanjian menghasilkan berkat-berkat Allah; pengabaian hukum Allah mengakibatkan kutukan dan hukuman (lih. Ul 27:1--30:20).
Survai
Catatan lengkap dari kehidupan Daud terbentang dari 1Sam 16:1 hingga 1Raj 2:11. 2 Samuel dimulai dengan kematian Saul dan pengurapan Daud di Hebron sebagai raja atas Yehuda selama tujuh setengah tahun (pasal 1-4; 2Sam 1:1--4:12). Sisa kitab ini memusatkan perhatian pada 33 tahun berikutnya dalam kehidupan Daud sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem (pasal 5-24; 2Sam 5:1--24:25). Titik peralihan dari kitab ini dan juga dari kehidupan Daud ialah perzinaannya dengan Batsyeba dan pembunuhan Uria (pasal 11; 2Sam 11:1-27). Sebelum lembaran gelap ini, Daud melambangkan sebagian besar cita-cita seorang raja teokratis. Di bawah perkenan, hikmat, dan pengurapan Allah, Daud
- (1) merebut Yerusalem dari suku Yebus dan menjadikannya ibu kota Israel (pasal 5; 2Sam 5:1-25),
- (2) membawa kembali tabut perjanjian ke Yerusalem di tengah-tengah sukacita dan perayaan yang besar (pasal 6; 2Sam 6:1-23), dan
- (3) menaklukkan musuh-musuh Israel, dimulai dengan bangsa Filistin (pasal 8-10; 2Sam 8:1--10:27); lalu "makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan, Allah semesta alam, menyertainya" (2Sam 5:10). Kepemimpinannya yang kuat menarik banyak "orang perkasa" dan membangkitkan kesetiaan yang mendalam. Daud sadar bahwa Allah telah menempatkan dirinya sebagai raja atas Israel, dan dengan terus terang ia mengakui kepemimpinan Allah atas dirinya dan bangsa Israel. Allah berjanji melalui nubuat bahwa seorang keturunan Daud akan duduk di takhtanya, yang akan menggenapi secara sempurna peranan seorang raja teokratis (2Sam 7:12-17; bd. Yes 9:5-6; Yes 11:1-5; Yer 23:5-6; Yer 33:14-16).
Akan tetapi, setelah dosa perzinaan dan pembunuhan tragis yang dilakukan oleh Daud, maka kehancuran dan pemberontakan moral melanda keluarganya (pasal 12-17; 2Sam 12:1--17:29) dan seluruh bangsa itu (pasal 18-20; 2Sam 18:1--20:26); berkat nasional yang demikian besar diubah menjadi hukuman nasional. Sekalipun Daud dengan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami rahmat pengampunan Allah (2Sam 12:13; bd. Mazm 51:1-21), akibat-akibat pelanggarannya itu terus berlanjut hingga akhir hidupnya bahkan hingga sesudah itu (bd. 2Sam 12:7-12). Sekalipun demikian, Allah tidak menolak Daud sebagai raja, sebagaimana Dia menolak Saul (bd. 1Sam 15:23). Sesungguhnya, hati Daud yang merindukan Allah (lih. mazmur-mazmur gubahannya), dan kebenciannya akan segala bentuk penyembahan berhala menjadikannya teladan dan tolok ukur bagi semua raja Israel yang kemudian (bd. 2Raj 18:3; 2Raj 22:2). 2 Samuel diakhiri dengan pembelian tempat pengirikan Arauna oleh Daud yang kemudian menjadi tempat didirikannya Bait Suci (2Sam 24:18-25).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai 2 Samuel.
- (1) 2 Samuel mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pemerintahan Daud selama 40 tahun, termasuk perebutan Yerusalem dari suku Yebus dan penetapannya sebagai pusat politik dan keagamaan Israel. Hidupnya ada di tengah-tengah kurun waktu kehidupan Abraham dengan Yesus Kristus.
- (2) Titik pusat kitab ini (pasal 11; 2Sam 11:1-27) yang sangat penting mencatat dosa Daud yang tragis yang melibatkan Batsyeba dan suaminya Uria. Nabi yang mencatat sejarah kitab ini menekankan bahwa sekalipun perzinaan dan pembunuhan oleh Daud telah dilakukan dengan diam-diam, dosa itu dihukum secara terang-terangan oleh Allah pada setiap tingkatan kehidupan Daud -- pribadi, keluarga, dan nasional.
- (3) Hal ini menyatakan sebuah prinsip kepemimpinan yang penting dan abadi dalam kerajaan Allah: makin besar perkenan dan urapan Allah atas hidup sang pemimpin, makin besar pula hukuman Allah apabila ia melanggar kepercayaan Allah dengan melakukan pelanggaran moral atau etis. Sekalipun di dalam Alkitab Daud dipuji sebagai orang yang berkenan kepada hati Allah, perkenan Allah berubah menjadi hukuman dan berkat-berkat-Nya berubah menjadi kutukan setelah Daud berbuat dosa, sebagaimana tercantum dalam peringatan Musa kepada Israel (bd. Ul 28:1-31).
- (4) Pasal-pasal yang menggambarkan dampak-dampak beriak yang terus-menerus dari dosa atas keluarga dan seluruh negeri itu (pasal 12-21; 2Sam 12:1--21:22) menunjukkan betapa terikatnya kesejahteraan seluruh bangsa dengan keadaan rohani dan moral pemimpinnya.
- (5) Kitab ini menyoroti pelajaran moral abadi bahwa keberhasilan dan kemakmuran sering mendatangkan kelemahan moral, yang akhirnya menimbulkan kegagalan moral. Kehidupan dan pemerintahan Daud yang mengagumkan secara tragis tercemar dengan perzinaan dan pembunuhan ketika ia mencapai puncak keberhasilan dan kuasa sebagai raja.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pemerintahan Daud sebagai raja dalam pasal 1-10 (2Sam 1:1--10:19) melambangkan Raja Mesias. Penetapan Yerusalem sebagai kota kudus, karunia pemberian Allah akan perjanjian Daud, dan penerimaannya akan janji nubuat bahwa kerajaannya akan menjadi kerajaan kekal, semua menunjuk ke depan kepada "Anak Daud" terakhir, Yesus Kristus, dan kerajaan-Nya yang sekarang dan yang akan datang sebagaimana dinyatakan dalam PB (bd. Yes 9:7; Mat 21:9; Mat 22:45; Luk 1:32-33). Untuk keterangan selanjutnya tentang penerapan PB sehubungan dengan Daud Lihat "PENDAHULUAN 1SAMUEL" 08037.
Full Life: 2 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19)
A. Keberhasilan Politik Daud
...
Garis Besar
- I. Keberhasilan Daud yang Luar Biasa Sebagai Raja
(2Sam 1:1-10:19) - A. Keberhasilan Politik Daud
(2Sam 1:1-5:25) - 1. Daud Meratapi Wafatnya Saul dan Yonatan
(2Sam 1:1-27) - 2. Tahun-Tahun Daud Menjadi Raja Yehuda
(2Sam 2:1-4:12) - 3. Daud Dinobatkan Raja atas Seluruh Israel
(2Sam 5:1-5) - 4. Daud Menaklukkan Yerusalem dan Menjadikannya Pusat Pemerintahan
(2Sam 5:6-10) - 5. Daud Meluaskan Kerajaan
(2Sam 5:11-25) - B. Keberhasilan Rohani Daud
(2Sam 6:1-7:29) - 1. Daud Menetapkan Yerusalem Sebagai Pusat Keagamaan
(2Sam 6:1-23) - 2. Daud Ingin Mendirikan Rumah untuk Allah
(2Sam 7:1-3) - 3. Perjanjian Allah dengan Daud
(2Sam 7:4-17) - 4. Tanggapan Daud
(2Sam 7:18-29) - C. Keberhasilan Militer Daud
(2Sam 8:1-10:19) - 1. Berbagai Kemenangan Daud atas Orang Filistin, Moab, Zoba, Aram,
dan Edom (2Sam 8:1-12) - 2. Pemerintahan Daud yang Adil di Yerusalem
(2Sam 8:13-9:13) - 3. Kemenangan Daud atas Bangsa Amon
(2Sam 10:1-19) - II. Pelanggaran Daud yang Memalukan Sebagai Raja
(2Sam 11:1-12:14) - A. Perzinaan Daud dengan Batsyeba
(2Sam 11:1-5) - B. Pembunuhan Uria oleh Daud dan Usaha untuk Menyembunyikan Perbuatannya
(2Sam 11:6-27) - C. Kesalahan dan Hukuman Daud Dinyatakan oleh Nabi Natan
(2Sam 12:1-14) - III.Tahun-Tahun Daud Menuai Akibat-Akibat Dosa
(2Sam 12:15-20:26) - A. Hukuman atas Rumah Tangga Daud: Kebejatan dan Kematian
(2Sam 12:15-15:6) - 1. Kematian Anak Perzinaannya
(2Sam 12:15-25) - 2. Kesetiaan Yoab
(2Sam 12:26-31) - 3. Amnon Memperkosa Tamar, Adik Tirinya
(2Sam 13:1-20) - 4. Absalom Membunuh Amnon Sebagai Balas Dendam
(2Sam 13:21-36) - 5. Pelarian, Kepulangan, dan Penipuan Absalom
(2Sam 13:37-15:6) - B. Hukuman atas Kerajaan Daud: Pemberontakan dan Pembunuhan
(2Sam 15:7-20:26) - 1. Pemberontakan Absalom
(2Sam 15:7-12) - 2. Daud Melarikan Diri dari Yerusalem Dalam Keadaan Malu
(2Sam 15:13-16:14) - 3. Absalom Memerintah di Yerusalem
(2Sam 16:15-17:29) - 4. Absalom Dikalahkan dan Dibunuh
(2Sam 18:1-32) - 5. Ratapan Daud dan Teguran Yoab
(2Sam 18:33-19:8) - 6. Daud Dipulihkan Sebagai Raja
(2Sam 19:9-43) - 7. Pemberontakan dan Pembunuhan Syeba
(2Sam 20:1-26) - IV. Tahun-Tahun Terakhir Daud Sebagai Raja
(2Sam 21:1-24:25) - A. Bencana Kelaparan Selama Tiga Tahun
(2Sam 21:1-14) - B. Peperangan dengan Bangsa Filistin
(2Sam 21:15-22) - C. Mazmur Pujian Daud
(2Sam 22:1-51) - D. Kata-Kata Terakhir Daud
(2Sam 23:1-7) - E. Orang-Orang Perkasa Daud
(2Sam 23:8-39) - F. Sensus Daud dan Tulah Allah
(2Sam 24:1-17) - G. Syafaat Daud dan Kemurahan Allah
(2Sam 24:18-25)
Matthew Henry: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerint...
- Kitab ini berkisah tentang riwayat pemerintahan raja Daud. Di dalam kitab sebelumnya, kita telah membaca mengenai ditetapkannya Daud untuk memerintah atas Israel serta pergumulan-pergumulannya dengan Saul, yang pada akhirnya berakhir dengan kematian orang yang menindasnya. Kitab ini diawali dengan naiknya Daud ke atas takhta, kemudian sepenuhnya diisi oleh perkara-perkara pemerintahannya selama empat puluh tahun berkuasa. Itulah sebabnya kitab ini di dalam Alkitab Septuaginta diberi judul Kitab Ketiga dari Raja-raja. Di dalamnya tertulis rupa-rupa kemenangan dan permasalahan Daud.
- I. Kemenangan-kemenangan Daud atas kaum keluarga Saul (ps. 1-4), atas orang Yebus dan orang Filistin (ps. 5), pada saat pengangkutan tabut Allah (ps. 6-7), dan atas bangsa-bangsa sekeliling yang menentang dirinya (ps. 8-10). Sampai sejauh ini, jalannya riwayat Daud selaras dengan apa yang kita harapkan dari pribadinya dan dengan pilihan yang telah dijatuhkan atasnya. Akan tetapi, Daud mempunyai sisi gelapnya sendiri.
- II. Kita mendapati berbagai permasalahan yang dihadapi Daud, rupa-rupa penyebabnya, dan dosanya di dalam perkara Uria (ps. 11-12). Kemudian permasalahan-permasalahan itu sendiri yang muncul akibat dosa Amnon (ps. 13), pemberontakan Absalom (ps. 14-19), dan pemberontakan Seba (ps. 20), serta penyakit sampar di Israel akibat Daud menghitung jumlah rakyat (ps. 24), di samping kelaparan yang menimpa orang Gibeon (ps. 21). Kita mendapati nyanyian Daud (ps. 22), dan perkataan terakhirnya serta pahlawan-pahlawan yang mengiringinya (ps. 23). Ada banyak hal di dalam riwayat Daud yang sangat berguna untuk memberi kita pelajaran. Akan tetapi, mengenai sang pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam sejarah itu, meskipun dalam berbagai peristiwa ia di sini terlihat sangat hebat, dan sangat baik hati, dan sungguh-sungguh menjadi kesayangan sorga, harus diakui bahwa kehormatannya bersinar lebih terang di dalam mazmur-mazmur gubahannya daripada di dalam riwayat dirinya.
Ende: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
BIS: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat
sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di seb
II SAMUEL
PENGANTAR
Buku II Samuel adalah sambungan dari Buku I Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4 2Sam 1:1-4:12), kemudian atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24 2Sam 5:1-24:25). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segera melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan rela menerima hukuman dari Allah.
Hidup dan prestasi Daud sangat dikagumi oleh rakyat Israel. Di zaman-zaman kemudian, bilamana ada musibah nasional, dan rakyat merindukan seorang raja, maka yang diinginkan ialah seorang "putra Daud". Artinya, seorang keturunan Daud yang akan bertindak seperti dia.
Isi
- Pemerintahan Daud atas Yehuda
2Sam 1:1-4:12 - Pemerintahan Daud atas seluruh Israel
2Sam 5:1-24:25 - a. Tahun-tahun pertama
2Sam 5:1-10:19 - b. Daud dan Batsyeba
2Sam 11:1-12:25 - c. Musibah dan kesulitan-kesulitan
2Sam 12:26-20:26 - d. Tahun-tahun kemudian
2Sam 21:1-24:25
Ajaran: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan
Tujuan
Lihat I Samuel 07097.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab ini terbagi atas 24 pasal yang menjelaskan tentang Kerajaan Israel di bawah pemerintahan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Samuel
Pasal 1-10 (2Sam 1:1-10:19).
Kemenangan-kemenangan Raja Daud
Ketika Daud mendengar berita kematian Saul, ia sangat sedih sekali. Kemudian bangsa Yehuda mengakui dia sebagai raja, sedang keluarga Saul mengangkat Isyboset sebagai raja sehingga terjadi perang antara keluarga Saul dan keluarga Daud, tetapi karena Tuhan berkenan akan Daud maka Daud menang dan menjadi raja atas seluruh Israel (pasal 2Sam 5:1-12). Kemudian, nabi Natan menyampaikan janji Tuhan kepada Daud bahwa Allah menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang kekal dan anak Daud akan mendirikan Bait Allah.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Sam 1:11-16. Apakah sebabnya Daud sedih? Dan apakah sebabnya Daud tidak mau melawan Saul?
- Bacalah pasal 2Sam 8:15. Bagaimanakah pemerintahannya Daud?
Pasal 11-20 (2Sam 11:1-20:26).
Kesusahan-kesusahan Raja Daud Daud berbuat dosa yaitu berzinah dengan Betsyeba dan membunuh Uria, suami Betsyeba itu, akibatnya nabi Natan menegur Daud dan mulai terjadi kekacauan dalam istana Daud.
Pendalaman
- Apakah tanggapan Daud sebagai raja ketika ia ditegu karena perbuatan dosanya (2Sam 12:9-14)? Dan apakah akibat dosa itu?
- Apakah kesusahan demi kesusahan yang datang dalam keluarg Daud disebabkan dosanya membunuh Uria dan berzinah denga istri Uria?
Pasal 21-24 (2Sam 21:1-24:25).
Keterangan akhir Pasal 21-22; 2Sam 21:1-22:51mengenai nasib anak-anak Saul dan peperangan antara bangsa Filistin dan Israel serta Mazmur karangan Daud. Pasal 23; 2Sam 23:1-39kata-kata terakhir dari Daud dan akhirnya pasal 24; 2Sam 24:1-25tentang gambaran hukum Tuhan terhadap Daud.
II. Kesimpulan/penerapan
- Allah memilih Daud menjadi raja bukan karena ketampanan, ata kegagahannya, tetapi karena ketulusan hatinya kepada Allah.
- Melalui kejatuhan Daud ke dalam dosa, mengajarkan bahwa Allah mengampun dosa orang yang mau bertobat. Tetapi akibat dosa itu sendiri harus teta diterima seseorang yang hidup di dunia ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Mengapa Allah memilih Daud untuk menggantikan Saul?
- Apakah kesan yang saudara dapati dari mempelajari kehidupan Daud?
- Apakah akibat dosa yang Daud perbuat?
Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUDII Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagala
Keluarga Daud
GARIS KETURUNAN DAUD
II Samuel seringkali dianggap sebagai Sejarah Kehidupan Daud. Di dalamnya kita baca tentang keberhasilan, kegagalan dan dosa-dosa Daud, khususnya mengenai liku-liku dan perjuangan hidup yang harus dialaminya. Namun, terselip dalam kisah ini suatu janji yang kemudian digenapi di dalam Kristus. Daud bukan saja pilihan Allah pada waktu itu; dia menjadi awal garis keluarga yang akan membawa kepada Sang Penebus sendiri.
MUSUH-MUSUH DAUD
Daud mempunyai karunia besar untuk menjadi pemimpin pasukan militer. Dia menarik "orang-orang perkasa" yang kegagahannya menjadi legenda di zaman mereka. Pada saat ia sudah menguasai seluruh bangsa Israel, ia mengkonsolidasikan kerajaannya dengan mengalahkan negara-negara tetangga yang susah dikendalikan dengan melancarkan serangkaian serangan (2Sa 8:1-14; 10:1-9; 11:1; 12:26-31). Tindakan ini melindungi daerah kekuasaannya dari serangan musuh dan memberinya kekuasaan atas daerah yang lebih luas daripada yang pernah ada sebelumnya.
PEMERINTAHAN DAUD
Sekali-sekali kita membaca siapa yang berkuasa dalam pemerintahan Raja Daud (2Sa 8:15-18; 20:23-26). Kemampuan Absalom untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat (2Sa 15:1-6) menunjukkan bahwa Daud bukanlah orang yang dapat memerintah dengan baik. Walaupun Daud dapat mendorong timbulnya kesetiaan yang sungguh-sungguh, tetapi kenyataan bahwa Absalom dapat menimbulkan perang saudara berarti ada kemungkinan bahwa pada waktu raja mulai tua, ia kehilangan kontrol dalam banyak hal. Sensus yang diadakannya dianggap sebagai suatu kekeliruan sebab hal itu boleh jadi dihubungkan dengan rencana kerja paksa (2Sa 24:1-10), sesuatu yang kemudian dieksploitasi secara kejam oleh anaknya, Salomo.
MASALAH RUMAH TANGGA DAUD
Poligami tidak dilarang dalam Perjanjian Lama, tetapi kisah kehidupan rumah tangga Daud menunjukkan kejelekan-kejelekannya. Pada masa itu mempunyai banyak istri dan gundik serta keluarga besar merupakan simbol status. Namun, keluarga semacam itu dapat menimbulkan bahaya. Setiap anak merupakan calon pewaris takhta, dan jika anak itu keras kepala, ia menjadi ancaman bagi sang ayah. Di samping itu, Daud bukanlah orang-tua yang terbaik. Dia gagal mendisiplin anak-anaknya dan sebagai akibatnya ia harus menanggung derita.
Pesan
1. Kesetiaan Daud.o Daud digambarkan sebagai orang yang dilindungi dan dipatuhi oleh pasukannya yang rela mengorbankan jiwa bilamana diperlukan. Dia betul-betul adil dalam mengambil keputusan dan selalu ingin melakukan yang terbaik dalam setiap keadaan. Ia akan menghukum orang bersalah dan memberi anugerah kepada yang berhak menerimanya. Di samping itu, ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan mengerti kesedihan mereka. 2Sa 1:11-27; 3:36; 4:9-12; 15:21; 18:3; 23:13-17.
Apa yang dilakukannya terhadap Mefiboset, anak Saul, yang dapat menjadi musuhnya dan yang oleh rezim lain mungkin sudah dibinasakan, mencerminkan kemurahan Allah terhadap kita. 2Sa 9:1-13
o Daud semata-mata percaya kepada Allah dan bergantung kepada-Nya, dan ini merupakan kunci dari semua keberhasilan yang ia peroleh. Daud selalu berdoa dan memohon pimpinan Tuhan. Selain itu, kita juga melihat bahwa ia secara terbuka menaikkan puji-pujian dan menunjukkan sukacitanya di dalam Tuhan tanpa mempedulikan apa yang akan dikatakan orang lain mengenai dirinya. Daud adalah seorang yang penuh terima kasih, yang selalu menyatakan dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dengan bebas sambil bersaksi bahwa dia adalah dia oleh karena anugerah Allah. 2Sa 2:1; 5:19,23-25; 6:14-23; 15:31; 21:1; 22:1-51.
o Daud mau menerima kelemahan-kelemahannya sendiri dengan rendah hati. Bahkan, pada waktu ia bersalah ia segera menyesali kesalahannya dan meluruskan hubungannya dengan Allah, menerima hukuman Allah tanpa mengeluh. 2Sa 12:13, 15-23; 15:25,26; 16:10-12; 24:10,14,24.
2. Kesalahan-kesalahan Daud.
o Kendati ia adil, Daud sering menemukan kesukaran dalam mendisiplin orang lain. Ia membiarkan Yoab secara terang-terangan melakukan pembunuhan. Ia membiarkan perkosaan Amnon terhadap saudara perempuannya, dan ia berlaku lunak terhadap Absalom sampai tampak seperti orang kehilangan akal. 2Sa 3:28,29; 13:21, 23-39; 18:4,5,32,33; 19:1-4.
o Ia menyerah pada godaan, menyalahgunakan wewenangnya seperti apa yang mungkin dilakukan oleh raja kafir pada masa itu. Lebih dari itu, sebagai usaha untuk menutupi perzinahannya dengan Batyeba ia malah menambah dosanya dengan pembunuhan. 2Sa 11:1-27.
o Ia melalaikan kewajibannya dan membiarkan segala sesuatu mengalami kemerosotan, sehingga ia membuka dirinya terhadap kecaman pedas. 2Sa 15:1-4.
Penerapan
1. Allah memberi kemakmuran dan perlindungan
Mereka yang percaya kepada Allah dan mencari kehendak Allah dalam hidup mereka boleh menyerahkan segala masalah mereka kepada-Nya. Ia siap untuk memberi petunjuk dan menjadi tempat berlindung di kala susah dan memimpin umat-Nya "ke tempat yang lebih lapang". Rencana-Nya mungkin memakan waktu lama sebelum menjadi kenyataan, tetapi Ia telah berjanji akan menyertai kita sampai pada akhirnya.
2. Kita semua rawan terhadap pencobaan
Sifat manusia masih sama sejak dulu hingga kini. Setan menggoda kita melalui apa yang kita lihat dan rasakan, tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menyerah. Kita harus ingat akan kewajiban kita terhadap Allah dan taat kepada-Nya, daripada menyerah pada keinginan diri sendiri.
3. Bagaimana halnya dengan keluarga kita
Tidak ada gunanya sukses dalam masyarakat jika kehidupan keluarga kita tidak berkenan kepada Allah. Tempat pertama kita membuktikan kasih-Nya adalah di dalam rumah sendiri dan dalam hubungan kekeluargaan. Kasih yang sejati berarti disiplin dan ketaatan. Dengan demikian orang tua adalah ayah dan ibu yang sejati bagi anak-anak mereka, dan anak-anak adalah putra dan putri yang sejati bagi orang tua.
4. Meluruskan hubungan dengan Allah
Pada waktu kita berdosa dan sadar akan kebodohan kita, tidak ada gunanya untuk menutupi jejak kita. Yang harus kita lakukan ialah mengakui kesalahan kita dan memohon pengampunan serta menerima hukuman apa pun yang akan dikirimkan Allah kepada kita. Dalam hal ini perlu juga kita ingat bahwa segala sukses dan kemenangan yang telah kita capai bukan merupakan jaminan untuk tidak dapat gagal di masa yang akan datang. Usia bukanlah jaminan terhadap segala cobaan. Kenyataannya, usia malah dapat membawa godaan-godaan baru.
Tema-tema Kunci
1. Anak Daud
Perjanjian Allah dengan Daud, yang kita sebut "perjanjian Daud", ialah bahwa semua raja Israel akan dilahirkan dari keturunannya (2Sa 7:11-16; 23:5). Berdasarkan hal ini, maka bangsa Yahudi pada masa Yesus mencari-cari seorang Penebus -- yaitu "yang diurapi" -- yang akan menggenapi semua gambaran yang ideal mengenai seorang raja sebagai keturunan Daud. Lihatlah bagaimana hal ini digenapi dalam Perjanjian Baru. Mat 1:1,17; Luk 1:32,33,69; Mar 10:47,48; Mat 9:27; 15:22; 21:9; Mar 11:10; Mat 22:41-45; Kis 13:22,23; Rom 1:3; Wah 3:7; 5:5; 22:16.
2. Allah Daud
Daud berhutang atas segala sesuatu yang dimilikinya kepada Allah, yang sifat-sifat-Nya menyinari seluruh pasal dalam kitab ini dalam berbagai cara. Perhatikan secara khusus mengenai ungkapan yang berbeda-beda tentang kesucian Allah (2Sa 6:6,7; 12:1-14; 24:1), dan bacalah semua pasal tersebut, yang sebagian besar isinya bercerita tentang Dia (2Sa 7:5-29; 22:1-23:7). Tulislah dengan cara bagaimana Allah digambarkan dan bagaimana seharusnya tanggapan kita terhadap-Nya.
3. Pengkhianatan
Terdapat banyak hal tentang sifat jahat manusia dalam buku ini. Perhatikan bagaimana pasukan, keluarga dan bawahan Daud ini, semuanya telah mengecewakan dia, menunjukkan sifat terburuk manusia. Mungkin dikarenakan banyak kali Daud tidak tahu siapa yang dapat dipercayainya, yang membuat ia memupuk iman sedemikian rupa kepada Allah yang sepenuhnya dapat dipercaya (2Sa 7:28; 22:1-3, 26, 31, 32, 47).
Garis Besar Intisari: 2 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16Anugerah yang tidak diduga-duga
2Sa 1:17-27Kejatuhan si penguasa!
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS
[1] BERITA BURUK TENTANG SAUL 2Sa 1:1-27
2Sa 1:1-16 | Anugerah yang tidak diduga-duga |
2Sa 1:17-27 | Kejatuhan si penguasa! |
[2] PEMERINTAHAN DAUD ATAS YEHUDA 2Sa 2:1-4:12
2Sa 2:1-7 | Sambutan di Hebron |
2Sa 2:8-32 | Pertempuran yang membawa kepahitan |
2Sa 3:1-39 | Yoab membalas dendam |
2Sa 4:1-12 | Kematian tragis seorang raja yang lemah |
[3] KERAJAAN DIPERSATUKAN 2Sa 5:1-9:13
2Sa 5:1 | -5 Raja atas seluruh Israel |
2Sa 5:6-16 | Daud merebut Yerusalem |
2Sa 5:17-25 | Pembalasan terhadap orang Filistin |
2Sa 6:1-23 | Peti Perjanjian dibawa ke Yerusalem |
2Sa 7:1-29 | Kasih Allah kepada Daud |
2Sa 8:1-14 | Kemenangan di mana-mana |
2Sa 8:15-18 | Sistem pemerintahan Israel |
2Sa 9:1-13 | Kemurahan hati Daud |
[4] KEMENANGAN DAN KEKALAHAN YANG MEMALUKAN 2Sa 10:1-12:31
2Sa 10:1-19 | Pelajaran bagi orang Amon |
2Sa 11:1-27 | Daud kalah atas dirinya sendiri |
2Sa 12:1-31 | Kenyataan bagi seorang raja |
[5] PERANG SAUDARA 2Sa 13:1-20:26
2Sa 13:1-39 | Kebodohan Amnon dan pembalasan Absalom |
2Sa 14:1-15:12 | Permulaan bencana |
2Sa 15:13-16:14 | Daud terpaksa mengungsi |
2Sa 16:15-17:29 | Taktik menunda-nunda |
2Sa 18:1-19:43 | Absalom terbunuh; kekuasaan Daud dipulihkan |
2Sa 20:1-26 | Pemberontakan Seba |
[6] ORANG GIBEON DAN FILISTIN 2Sa 21:1-22
[7] KESAKSIAN DAUD 2Sa 22:1-23:7
2Sa 22:1-51 | Tuhan adalah gunung batuku |
2Sa 23:1-7 | Apa sebenarnya arti pemerintahan |
[8 ]PAHLAWAN-PAHLAWAN DAUD YANG PERKASA 2Sa 23:8-39
[9] DAUD MENGADAKAN SENSUS 2Sa 24:1-25
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi