Teks -- Kejadian 25:29 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ref. Silang FULL -> Kej 25:29
Ref. Silang FULL: Kej 25:29 - sedang memasak // dari padang · sedang memasak: 2Raj 4:38-40
· dari padang: Kej 25:27; Kej 25:27
· sedang memasak: 2Raj 4:38-40
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Kej 25:29-34
Matthew Henry: Kej 25:29-34 - Esau Menjual Hak Kesulungannya Esau Menjual Hak Kesulungannya (Kejadian 25:29-34)
Di sini kita mendapati tawar-menawar yang terjadi antara Yakub dan Esau tentang hak kesulungan, ...
Esau Menjual Hak Kesulungannya (Kejadian 25:29-34)
- Di sini kita mendapati tawar-menawar yang terjadi antara Yakub dan Esau tentang hak kesulungan, yang merupakan milik Esau melalui pemeliharaan, tetapi menjadi milik Yakub melalui perjanjian. Hak kesulungan merupakan hak istimewa rohani, termasuk di dalamnya keunggulan martabat dan keunggulan kuasa, dan juga bagian dua kali lipat (49:3). Tampaknya hak kesulungan itu sungguh luar biasa sehingga disertai pula dengan berkat, dan pewarisan janji. Sekarang lihatlah,
- I. Keinginan yang saleh dari Yakub untuk mendapat hak kesulungan, namun ia berusaha memperolehnya dengan cara-cara yang menyimpang, yang tidak sesuai dengan sifatnya sebagai orang yang tenang. Bukan karena kesombongan atau hasrat ia mendambakan hak kesulungan itu, melainkan dengan mata yang tertuju pada berkat-berkat rohani, yang sudah dikenalnya dengan baik di dalam kemahnya, sementara Esau sudah kehilangan rasa untuk mencari berkat-berkat rohani itu akibat terlalu banyak berada di padang. Untuk maksud rohani ini, Yakub pantas dipuji, bahwa dengan sungguh-sungguh ia mendambakan karunia-karunia yang terbaik. Namun, dalam hal ini ia tidak bisa dibenarkan, bahwa ia mengambil keuntungan dari kebutuhan kakaknya yang mendesak, untuk mengajukan tawaran yang sangat sulit kepadanya (ay. 31): Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu. Mungkin sebelumnya sudah ada perbincangan di antara mereka mengenai perkara ini, dan jika demikian maka hal itu tidak begitu mengejutkan Esau sebagaimana yang tampak di sini. Dan, ada kemungkinan, Esau kadang-kadang membicarakan hak kesulungan dan segala sesuatu yang menyertainya dengan nada remeh, yang mendorong Yakub untuk mengajukan usulan ini kepadanya. Dan, jika memang demikian, Yakub, dalam kadar tertentu, bisa dimaafkan dalam apa yang diperbuatnya untuk mencapai maksudnya. Perhatikanlah, orang yang tenang, yang berperilaku sederhana, yang menunjukkan ketulusan yang saleh, dan yang tidak memiliki hikmat duniawi, sering kali didapati paling bijak dari semua orang dalam perkara yang menyangkut jiwa dan kehidupan kekal mereka. Orang yang benar-benar bijak adalah mereka yang bijak dalam perkara yang menyangkut dunia lain. Hikmat Yakub tampak dalam dua hal:
- 1. Ia memilih waktu yang paling tepat, dengan memanfaatkan kesempatan ketika kesempatan itu menawarkan diri, dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja.
- 2. Setelah membuat penawaran itu, ia memastikannya, dan membuatnya diteguhkan oleh sumpah Esau: Bersumpahlah dahulu kepadaku (ay. 33). Ia menangkap Esau ketika Esau dalam keadaan sadar akan apa yang dilakukannya, dan tidak mau memberinya kekuatan untuk menarik kembali kata-katanya. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya kita memastikan terlebih dahulu segala sesuatunya.
- II. Perbuatan Esau yang dengan cemar menyepelekan hak kesulungan itu, dan tindakannya yang bodoh dalam menjualnya. Ia disebut Esau yang bernafsu rendah karena itu (Ibr. 12:16), sebab ia menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan, sesuap makanan yang mahal yang pernah dimakan sejak buah terlarang. Dan ia hidup untuk menyesalinya, namun semuanya sudah terlambat. Tidak pernah penawaran yang begitu bodoh dibuat seperti penawaran yang sekarang dibuat Esau ini. Padahal, ia menilai dirinya berdasarkan kebijakannya, dan terkenal sebagai orang pandai, dan mungkin sudah sering kali mengejek adiknya Yakub sebagai orang yang lemah dan polos. Perhatikanlah, ada orang yang bijak dalam hal-hal remeh, namun bodoh dalam hal-hal penting. Mereka menjadi pemburu-pemburu yang pandai yang bisa mengakali orang lain dan menjerat orang itu ke dalam perangkap mereka, namun mereka sendiri tertipu oleh tipu daya Iblis dan menjadi tawanannya untuk menuruti kehendaknya. Lagi pula, Allah sering kali memilih apa yang dianggap bodoh di mata dunia, dan dengan berbuat demikian mempermalukan apa yang dianggap bijak. Yakub yang polos mengakali Esau yang pandai. Cermatilah contoh-contoh dari kebodohan Esau.
- 1. Nafsu makannya sangat besar (ay. 29-30). Yakub yang malang sudah makan malam dengan sedikit roti dan masakan kacang merah (ay. 29). Dan ia memakannya sambil duduk puas, tanpa daging buruan, ketika Esau datang dari berburu, dengan lapar dan lelah, dan mungkin tanpa membawa tangkapan apa-apa. Dan sekarang masakan kacang merah Yakub lebih menarik mata Esau daripada segala hasil buruannya selama ini. Berikanlah kepadaku (ujarnya) sedikit dari yang merah-merah itu, seperti dalam bahasa aslinya. Warna masakan itu cocok dengan warnanya sendiri (ay. 25), dan, sebagai cela baginya untuk hal ini, setelah itu ia senantiasa dipanggil Edom, merah. Bahkan, tampaknya, ia begitu lelah sehingga ia tidak bisa makan sendiri, atau menyuruh seorang hamba di dekatnya untuk membantu dia, tetapi meminta adiknya untuk menyuapi dia. Perhatikanlah,
- (1) Orang-orang yang kecanduan bersenang-senang berarti berlelah untuk yang sia-sia (Hab. 2:13). Padahal mereka sebenarnya bisa melakukan urusan yang teramat diperlukan dan mendapat keuntungan yang sangat besar hanya dengan menghabiskan setengah dari susah payah mereka dan hanya dengan menempuh setengah dari bahaya-bahaya yang mengancam mereka selama ini dalam mengejar-ngejar kesenangan mereka yang bodoh itu.
- (2) Orang yang bekerja dengan tenang akan dicukupi kebutuhannya secara lebih tetap dan menghibur daripada orang yang berburu dengan ribut-ribut. Roti tidak selalu diberikan kepada orang berhikmat, tetapi bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan berbuat baik, pastilah mereka akan diberi makan, diberi makan dengan roti setiap hari. Tidak seperti Esau, yang di satu waktu mengalami kelimpahan, di waktu lain mengalami kelelahan.
- (3) Pemuasan hawa nafsu adalah sesuatu yang menghancurkan beribu-ribu jiwa yang berharga. Tentu saja, jika Esau lapar dan lelah, ia bisa mendapatkan semangkuk makanan yang lebih murah daripada harus kehilangan hak kesulungannya. Tetapi entah kenapa, ia senang dengan warna masakan ini, dan tidak bisa menahan diri untuk mendapat kepuasan dari makanan itu walaupun sedikit saja dan dengan harga berapa pun. Tak pernah ada kebaikan yang timbul, apabila hati manusia menuruti pandangan matanya (Ayb. 31:7), dan apabila mereka melayani perut mereka sendiri. Oleh sebab itu, janganlah engkau melihat kepada anggur, atau seperti Esau, kepada masakan, apabila merah warnanya, apabila warnanya seperti itu di dalam cawan, di dalam mangkuk, yang teramat menggoda selera (Ams. 23:31). Apabila kita bertekad untuk menyangkal diri, maka kita akan menghancurkan kekuatan-kekuatan dari sebagian besar godaan.
- 2. Dalihnya sangat lemah (ay. 32): Sebentar lagi aku akan mati. Seandainya memang begitu, apakah tidak ada hal lain yang bisa membantu mempertahankan hidupnya selain masakan ini? Seandainya kelaparan tengah melanda negeri ini (26:1), seperti yang diduga Dr. Lightfoot, kita tidak bisa menduga bahwa Ishak begitu miskin, atau Ribka mengurusi keluarga dengan begitu buruk. Sebaliknya, sangat mungkinlah bahwa Esau diberi persediaan makanan yang cukup, dengan cara-cara lain, dan bisa saja menjaga hak kesulungannya. Namun yang terjadi, nafsu makannya menguasai dia. Ia sedang sangat ingin makan, dan tidak ada apa pun yang bisa menyenangkannya kecuali yang merah-merah ini, masakan yang merah ini, dan, sebagai alasan untuk menutupi keinginannya, ia berpura-pura bahwa sebentar lagi ia akan mati. Jika keadaannya memang demikian, bukankah lebih baik bagi dia untuk mati dengan hormat daripada hidup dengan hina, mati dengan berkat daripada hidup dengan kutuk? Hak kesulungan adalah pelambang dari hak-hak istimewa rohani, hak-hak istimewa milik jemaat anak-anak sulung. Esau sekarang sedang diuji bagaimana ia akan menghargai hak-hak itu, dan ia menunjukkan dirinya sebagai orang yang hanya memperhatikan kesusahan-kesusahan sekarang. Kalau ia sudah mendapat kelegaan dari semua kesusahan itu, maka ia tidak peduli dengan hak kesulungannya. Lebih berpendirian Nabot, yang lebih memilih kehilangan nyawanya daripada menjual kebun anggurnya, sebab bagiannya di Kanaan duniawi menandakan bagiannya di Kanaan sorgawi (1Raj. 21:3).
- (1) Seandainya kita melihat hak kesulungan Esau hanya sebagai keuntungan sementara di dunia ini, maka apa yang dikatakannya memang mengandung sedikit banyak kebenaran, yaitu, bahwa penghiburan-penghiburan duniawi yang kita rasakan, bahkan yang paling kita senangi, tidak akan bermanfaat sedikit pun bagi kita pada saat maut datang menjemput (Mzm. 49:7-9). Semua penghiburan itu tidak akan menyingkirkan hantaman maut, atau meredakan nyeri dan menghilangkan sengatnya: tetapi Esau, yang ditentukan untuk menjadi orang terhormat, seharusnya mempunyai jiwa yang lebih besar dan lebih mulia daripada menjual kehormatan yang sedemikian bernilai dengan harga yang begitu murah.
- (2) Tetapi, karena hak kesulungan itu bersifat rohani, sikapnya yang meremehkan hak itu merupakan kecemaran yang luar biasa besar yang bisa dibayangkan. Perhatikanlah, adalah suatu kebodohan yang menjijikkan apabila kita melepaskan bagian kita di dalam Allah, Kristus, dan sorga, demi kekayaan, kehormatan, dan kesenangan dunia ini. Itu merupakan suatu tawaran yang buruk seperti orang yang menjual hak kesulungannya demi semangkuk sup.
- 3. Pertobatan tersembunyi dari matanya (ay. 34): Ia makan dan minum, menyenangkan langit-langit mulutnya, memuaskan nafsu makannya, memberi selamat pada dirinya sendiri karena sudah mendapat makanan yang baik, lalu sambil tak acuh bangun dan pergi, tanpa sedikit pun merenungkan tawaran buruk yang sudah dibuatnya, atau menunjukkan penyesalan apa pun. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungannya. Ia sama sekali tidak menggunakan sarana apa pun untuk mencabut kembali tawaran itu, tidak mengadu pada bapaknya tentang hal itu, atau mengusulkan kepada adiknya untuk menyelesaikan perkara itu baik-baik. Tetapi tawaran yang dibuat oleh karena kebutuhannya yang mendesak (bila memang begitu keadaannya) diteguhkan oleh kecemarannya ex post facto– setelah diambil tindakan. Dan dengan sikapnya selanjutnya yang mengabaikan dan meremehkan perkara itu, ia seolah-olah menerima akibatnya, dan dengan membenarkan dirinya sendiri dalam apa yang telah diperbuatnya, ia menjadikan tawaran itu tidak dapat dibatalkan lagi. Perhatikanlah, orang menjadi hancur bukan karena berbuat salah, melainkan terlebih karena mereka melakukan kesalahan dan tidak bertobat darinya. Mereka melakukan kesalahan dan bersikukuh dengan kesalahan itu.
SH: Kej 25:27-34 - Dua sikap berbeda dan konsekuensinya (Jumat, 18 Juni 2010) Dua sikap berbeda dan konsekuensinya
Apa yang merupakan keputusan kekal dalam hikmat dan kedaulatan Ilahi mengambil bentuk nyata dalam sikap, pilihan...
Dua sikap berbeda dan konsekuensinya
Apa yang merupakan keputusan kekal dalam hikmat dan kedaulatan Ilahi mengambil bentuk nyata dalam sikap, pilihan, dan konsekuensi pengalaman hidup manusia. Inilah kesimpulan setelah mempelajari kisah Esau dan Yakub.
Sejak dalam kandungan Ribka keduanya sudah saling melawan. Karena kesakitan dan menderita, Ribka sampai bertanya petunjuk Tuhan. Jawaban Tuhan bukan menjelaskan tentang keadaan kandungan Ribka, melainkan menubuatkan munculnya dua bangsa besar yang saling bertolakan. Nubuat itu tidak lazim baik dari segi manusia maupun dari segi aturan Allah sendiri. Dari segi manusia lebih logis menyimpulkan bahwa Esau yang tipe petualang yang akan jadi penakluk. Namun dalam nubuat ini justru Yakub yang tipe anak mama yang justru dinubuatkan akan menundukkan Esau. Hal itu sudah tercermin dari bagaimana Yakub memegangi kaki Esau ketika keduanya keluar dari kandungan.
Garis hidup mereka menurut Paulus (Rm. 9:12 dst.) telah ditetapkan Allah. Sebab dalam kenyataan hidup keduanya, memang terlihat dua macam sikap berbeda dalam mengapresiasi perkara-perkara rohani. Si petualang berorientasi pada kekinian, digerakkan oleh hasrat sensual sehingga cenderung berpikir pendek. Sebaliknya si anak mama menjadi tipe orang yang berpikiran panjang, mengaitkan hal temporal dengan prinsip-prinsip kekal. Masing-masing ada plus minus, tak satu pun lebih sempurna. Terlepas dari kelemahan Yakub yang memanfaatkan kesempitan untuk mendapatkan kesem-patan rencana jangka panjang, ia ternyata mengapresiasi hak kesulungan lebih tinggi. Sedangkan Esau, yang secara formal adalah pemegang hak kesulungan, justru meremehkan berkat penting itu. Maka terjadilah barter yang tidak adil, hak kesulungan terbang karena semangkuk sop kacang merah.
Baik kelebihan maupun kekurangan kita, janganlah membuat kita mengabaikan waris kekal Ilahi dalam Kristus. Mari berhati-hati memilih dan bersikap dalam keseharian kita kini, sebab itu berkonsekuensi kekal!
SH: Kej 25:19-34 - Bukan meniadakan (Senin, 15 Agustus 2011) Bukan meniadakan
Banyak orang menganggap bahwa jika Allah sudah menetapkan sesuatu, manusia tidak perlu bertanggung jawab atas hal itu. Namun nas har...
Bukan meniadakan
Banyak orang menganggap bahwa jika Allah sudah menetapkan sesuatu, manusia tidak perlu bertanggung jawab atas hal itu. Namun nas hari ini menunjukkan, walau ketetapan Allah pasti terjadi, kita tetap memiliki tanggung jawab.
Waktu Ribka mengandung kedua anak kembarnya, Allah bernubuat bahwa "anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda" (Kej. 25:23). Karena Allah adalah Allah yang berdaulat maka ini berarti bahwa walaupun Yakub adalah anak yang muda, tetapi dialah yang mendapatkan hak kesulungan.
Esau dan Yakub kemudian tumbuh dewasa. Suatu kali Esau kelaparan dan meminta masakan kacang merah milik Yakub. Sebagai imbalan, Yakub meminta hak kesulungan Esau (29-31). Yakub sangat serius hingga ia meminta Esau untuk bersumpah (33).
Yang menarik, walaupun tindakan Esau sebenarnya menggenapi apa yang telah dinubuatkan Allah, Alkitab mencatat bahwa Esau dikecam karena memandang enteng hak kesulungan (34). Mengapa Esau dianggap bersalah, padahal ia menggenapi apa yang telah ditetapkan Allah? Ternyata ketetapan Allah tidak menihilkan tanggung jawab manusia. Allah kita adalah Allah yang berdaulat maka setiap orang pasti akan menggenapi apa yang telah Dia rencanakan. Namun orang yang menggenapi rencana Allah tersebut tetap bertanggung jawab atas perbuatannya.
Esau memandang ringan hak kesulungannya berarti ia memandang ringan perjanjian Allah dengan Abraham dan Ishak yang akan diwariskan kepada keturunan Ishak yang memiliki hak kesulungan. Ini menunjukkan bahwa ia tidak percaya terhadap perjanjian Allah itu. Sebab itu ia dikecam. Ia bertindak atas kehendaknya sendiri, untuk itu ia harus bertanggung jawab.
Kisah ini merupakan peringatan bagi kita untuk secara sadar bertanggung jawab atas setiap perbuatan kita. Jangan mengira bahwa karena segala sesuatu yang di muka bumi ini terjadi atas kehendak Allah, maka kita mengalihkan tanggung jawab atas perbuatan salah kita kepada Allah. Ingatlah bahwa ketetapan Allah bukan meniadakan tanggung jawab manusia (bnd. Luk. 22:22).
SH: Kej 25:19-34 - Menjaga Persaudaraan (Sabtu, 23 Juni 2018) Menjaga Persaudaraan
Ada kelompok etnik tertentu yang menekankan pentingnya persaudaraan berdasarkan marga atau fam. Ada juga suku yang sangat meneka...
Menjaga Persaudaraan
Ada kelompok etnik tertentu yang menekankan pentingnya persaudaraan berdasarkan marga atau fam. Ada juga suku yang sangat menekankan persaudaraan komunal, yaitu persaudaraan dengan orang-orang yang ada dalam komunitasnya, baik itu ikatan sedarah maupun bukan. Untuk menjaga solidaritas dan keutuhan kebersamaan, penyatuan diri dalam komunitas merupakan hal utama.
Dalam kisah ini, kita melihat suatu kenyataan bahwa Esau dan Yakub tidak akur. Bagaimapun juga keduanya dilahirkan dari ibu yang sama, yaitu Ribka. Ketidakcocokan di antara mereka masih dapat dimaklumi karena pada dasarnya manusia itu beragam dan berbeda, baik secara sifat, watak, kepribadian, pola pikir, hobi, dan lainnya. Hal ini pun tampak pada diri Esau dan Yakub. Esau suka berburu, bertualang, dan menggembara. Sedangkan Yakub lebih suka diam di rumah, memasak, dan membantu ibunya. Sebenarnya berbeda itu indah. Namun, disayangkan bahwa perbedaan itu membuat Esau dan Yakub tidak rukun.
Ketidakharmonisan mereka bukan hanya pada masalah gaya (style), tetapi juga soal ambisi dan persaingan. Contohnya mengenai berbagi makanan. Yakub adalah pribadi yang perhitungan dan ambisius. Saat Esau meminta semangkuk sop kacang merah, Yakub memanfaatkan momen itu untuk melakukan tawar-menawar soal hak kesulungan. Di sini Yakub memahami keuntungan yang terkandung dalam hak kesulungan dan hak waris janji Allah. Sedangkan Esau adalah pribadi yang cuek, menggampangkan segala sesuatu, dan kurang bertanggung jawab. Ia tidak terlalu peduli dengan kekudusan hak kesulungan. Semua ini bisa terjadi karena perilaku orangtua mereka yang tebang pilih dalam hal mengasihi anaknya. Keluarga pun pecah.
Kisah keluarga Ishak dan Ribka merupakan contoh konkret dan peringatan bagi kita. Sebagai orangtua sepatutnya kita bijak mendidik anak-anak agar saling mengasihi dalam persaudaraan dan perbedaan, bukan saling bersaing satu sama lain. Sebab dalam perbedaan terdapat berkat Allah. [KA]
Baca Gali Alkitab 8
Baru saja Abraham menikmati berkat Tuhan berupa putra tunggal yang akan menjadi ahli warisnya, Tuhan sudah datang menuntut Abraham untuk mempersembahkannya kembali kepada Dia. Satu hal yang penting untuk disimak, yaitu bahwa tuntutan ini adalah suatu ujian (mencoba=menguji) bagi kesetiaan Abraham kepada-Nya. Janganlah curiga bahwa Allah sedang mempermainkan Abraham, atau bahwa Ia senang menyiksa anak-anak-Nya sendiri. Kita tidak tahu isi hati Abraham secara eksplisit. Namun surat Ibrani memberitahu kita bahwa oleh iman Abraham rela mempersembahkan Ishak, oleh karena ia percaya Allah sanggup membangkitkan orang mati (Ibr. 11:19).
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa perintah Allah kepada Abraham (2)?
2. Apa tujuan Allah menyuruh Abraham melakukan hal tersebut (1)?
3. Bagaimana respons Abraham terhadap perintah Allah (3, 9-10)?
4. Apa pesan Abram kepada dua bujangnya (5)?
5. Apa jawaban Abram kepada Ishak, anaknya (8)?
6. Menurut Anda mengapa Abraham bisa merespons seperti itu?
7. Bagaimana respons Allah terhadap ketaatan Abraham? (11-13;16-18).
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa itu iman Kristen?
2. Mengapa ketaatan menjadi prioritas utama bagi Allah?
Apa respons Anda?
1. Ketika Anda taat melakukan segala hukum Allah dan kehidupan Anda diberkati oleh Tuhan, ungkapan syukur seperti apa yang ingin Anda naikkan kepada Allah?
Pokok Doa:
Agar umat Allah belajar menaati perintah Allah dari hal terkecil sampai yang terbesar.
Utley -> Kej 25:27-34
Utley: Kej 25:27-34 - --NASKAH NASB (UPDATED): Kej 25:27-3427 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di p...
NASKAH NASB (UPDATED): Kej 25:27-34
27 Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. 28 Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub. 29 Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. 30 Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. 31 Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." 32 Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" 33 Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. 34 Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Kej 25:27 "Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah." Fokus dari bagian ini adalah bahwa mereka sangat berbeda dalam kepribadiannya. Esau suka berada jauh dari rumah, Yakub suka berada di rumah. Yakub adalah orang yang memenuhi harapan normal dari seorang tokoh nenek moyang yang nomaden.
Istilah "tenang" ini (NKJV "ringan"; NRSV TEV dan "tenang") sebenarnya adalah "lengkap" (BDB 1020). Di sini, sepertinya ini berarti lengkap, normal, atau pemimpin nomaden yang lazim. KATA SIFAT yang sama ini digunakan untuk menggambarkan integritas Ayub (lih. Kej 1:1,8; 2:3; 8:20; 9:20,21,22, perhatikan juga Mazm 37:37, Ams 29:10) .
Kej 25:28 "Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan," Ishak adalah seorang individu yang tenang dan damai, dan kemungkinan anaknya, Esau, adalah semua yang bukan sifatnya. Adalah mengejutkan bahwa Esau adalah favoritnya, padahal jelas-jelas dia tahu tentang firman ilahi dari Kej 25:23.
□ "tetapi Ribka kasih kepada Yakub" Favoritisme ini akan menyebabkan masalah-masalah besar dalam keluarga tersebut seperti yang selalu terjadi. Tapi, sepertinya Ribka mencoba untuk berpegang pada janji ilahi dari Kej 25:23.
Kej 25:29 Orang bertanya-tanya apakah peristiwa ini telah direncanakan sebelumnya dan telah diulangi. Apakah Yakub mencari kesempatan seperti ini? Penggunaan istilah "dimasak" ini (har. "direbus," BDB 267, KB 268, Hiphil IMPERFECT) mungkin merupakan suatu petunjuk. Istilah ini umumnya berarti menganggap memiliki hak yang secara hukum bukan hak mereka (NIDOTTE, vol. 1, hal. 1094).
Ternyata makanan ini disiapkan agak jauh dari perkemahan utama. Makanan ini disebut
- 1. "Sup," Kej 25:29, BDB 268, sepanci kacang rebus, lih. 2Raj 4:38
- 2. "barang merah," Kej 25:30, BDB 10
- 3. "Sup miju-miju," Kej 25:34, BDB 727, lih. 2Sam 17:28; 23:11; Yeh 4:9
Kej 25:30 "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah" Ini adalah sebuah istilah yang kuat untuk "makan." Secara harfiah berarti "menelan/meneguk" (BDB 542, KB 533, Hiphil IMPERATIVE). Tentunya, Esau tidak berada pada titik kelaparan, tapi ia lelah (BDB 746, lih. Ul 25:18; Hak 8:4-5). Ini adalah yang pertama dari beberapa petunjuk yang menunjukkan bahwa Esau adalah bukan orang jahat, tetapi orang yang berpikiran sekuler (lihat Kata-kata Keras Alkitab, hal 347-348). Hal-hal iman dan tanggung jawab kehidupan rumah sama sekali tidak menjadi perhatiannya.
Kej 25:31,33 Yakub berkata, " "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu… Bersumpahlah dahulu kepadaku"
- 1. "Juallah," BDB 569, KB 581, Qal IMPERATIVE
- 2. "Bersumpahlah," BDB 989, KB 1396, Niphal IMPERATIVE
Jelaslah bahwa Yakub mengambil keuntungan dari kelemahan Esau. Pertanyaannya adalah, apakah itu karena (1) nubuat (lih. Kej 25:23), (2) kesejahteraan keluarga, atau (3) kepentingan diri sendiri?
Kej 25:32 "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Ini telah ditafsirkan pada dasarnya dalam tiga cara yang berbeda: (1) suatu keberlebihan, (2) bahwa ia benar-benar mengharapkan untuk mati (BDB 559, KB 562, Qal INFINITIVE) pada usia muda, atau (3) satu contoh lain dari kurangnya kepeduliannya terhadap hal-hal rohani. Dari tablet Nuzi dari periode yang sama kita memahami bahwa transfer hak kesulungan itu dimungkinkan secara hukum. Kita juga melihat bahwa hal itu pasti umum terjadi karena dilarang dalam Ul 21:15-17. Di kemudian hari, Ruben akan digantikan oleh Yehuda. Yakub mungkin telah mengikuti perintah ilahi Kej 25:23 dengan suatu cara yang tidak tepat. Sulitlah untuk membaca pikiran Yakub dalam catatan tersebut karena ia sering tampil sebagai seorang yang tulus tapi manipulatif.
Kej 25:34 Ayat ini menggambarkan tindakan-tindakan Esau yang mungkin sebagai suatu cara untuk menggambarkan kepribadian soliter dan anti-sosialnya.
- 1. "Ia makan," BDB 37, KB 46, Qal IMPERFECT
- 2. "Ia minum," BDB 1059, KB 1667, Qal IMPERFECT
- 3. "Ia berdiri," BDB877, KB 1086, Qal IMPERFECT
- 4. "Ia pergi," BDB 229, KB 246, Qal IMPERFECT
- 5. "Ia memandang ringan hak kesulungan," BDB 102, KB 117, Qal IMPERFECT
□ "Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu." KATA KERJA ini (BDB 102, KB 117, Qal IMPERFECT) menunjukkan "melihat sebagai tidak berharga" atau bahkan "melihat dengan jijik." Para rabi menggambarkan Esau sebagai seorang yang sangat jahat. Ibr 12:16 menunjukkan dia sebagai orang yang tidak dewasa rohani. Dia menganggap enteng kehidupan rohani dan keluarganya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Kejadian (Pendahuluan Kitab) Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian La...
Penulis : Musa
Tema : Permulaan
Tanggal Penulisan: + 1445 -- 1405 SM
Latar Belakang
Kejadian cocok sebagai kitab Perjanjian Lama yang pertama dan sebagai pendahuluan yang hakiki dari seluruh Alkitab. Judul kitab ini di dalam bahasa Ibrani diambil dari kata pertamanya, _bereshith_ ("pada mulanya"). Nama "Kejadian" merupakan terjemahan judul Ibrani itu ke bahasa Yunani dan berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu." Kejadian merupakan "kitab permulaan."
Penulisnya tidak disebutkan dalam kitab ini. Akan tetapi, kesaksian lain dalam Alkitab menunjukkan bahwa Musa merupakan penulis seluruh Pentateukh (yaitu, kelima kitab PL pertama) dan oleh karenanya juga Kejadian (mis. 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 6:18; Neh 13:1; Dan 9:11-13; Mal 4:4; Mr 12:26; Luk 16:29,31; Yoh 7:19-23; Kis 26:22; 1Kor 9:9; 2Kor 3:15). Demikian pula para penulis Yahudi kuno dan para bapa gereja semuanya menyatakan bahwa Musa menjadi penulis/penyusun Kejadian. Karena seluruh sejarah dalam Kejadian terjadi sebelum kehidupan Musa, peranannya dalam menulis Kejadian adalah menyusun, di bawah pengilhaman Roh Kudus, semua catatan lisan dan tulisan yang ada sejak Adam hingga wafatnya Yusuf yang sekarang menjadi isi Kejadian. Yang mungkin merupakan petunjuk dipakainya catatan-catatan sejarah oleh Musa ketika menulis Kejadian ialah bahwa terdapat 11 kali pemakaian "Demikianlah riwayat" atau "Iniliah keturunan" (Ibr. 'elleh toledoth' ) yang dapat diterjemahkan "inilah sejarah oleh" (lih. Kej 2:4; Kej 5:1; Kej 6:9; Kej 10:1; Kej 11:10,27; Kej 25:12,19; Kej 36:1,9; Kej 37:2).
Kejadian mencatat penciptaan, permulaan sejarah manusia, dan asal mula umat Ibrani dan perjanjian Allah dengan mereka melalui Abraham dan leluhur lainnya dengan tepat. Ketepatan sejarahnya selaku Alkitab yang terilham dipastikan dalam PB oleh Tuhan Yesus (Mat 19:4-6; Mat 24:37-39; Luk 11:51; Luk 17:26-32; Yoh 7:21-23; Yoh 8:56-58) dan para rasul (Rom 4:1-25; 1Kor 15:21-22,45-47; 2Kor 11:3; Gal 3:8; Gal 4:22-24,28; 1Tim 2:13-14; Ibr 11:4-22; 2Pet 3:4-6; Yud 1:7,11). Sejarah Kejadian masih diperkuat oleh berbagai penemuan purbakala pada zaman modern. Musa dipersiapkan secara luar biasa melalui pendidikan (Kis 7:22) dan oleh Allah untuk menulis kitab pertama yang unik dalam Alkitab.
Tujuan
Kejadian menyediakan suatu landasan hakiki bagi Pentateukh dan semua penyataan Alkitabiah selanjutnya. Kejadian memelihara satu-satunya catatan yang dapat dipercaya mengenai awal alam semesta, umat manusia, perkawinan, dosa, kota-kota, bahasa-bahasa, bangsa-bangsa, Israel dan sejarah penebusan. Kejadian ditulis sesuai dengan tujuan Allah untuk memberikan umat perjanjian-Nya suatu pemahaman mendasar tentang diri-Nya, ciptaan, umat manusia, kejatuhan, kematian, penghakiman, perjanjian, dan janji penebusan melalui keturunan Abraham.
Survai
Kejadian dengan sendirinya terbagi atas dua bagian utama.
- (1) Pasal 1-11 (Kej 1:1--11:32) memberi suatu pandangan luas mengenai permulaan manusia dari Adam hingga Abraham dan berpusat pada lima peristiwa yang sangat penting.
- (a) Penciptaan: Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk Adam dan Hawa yang ditempatkan-Nya di taman Eden (pasal 1-2; Kej 1:1--2:25).
- (b) Kejatuhan: Melalui pelanggaran mereka, Adam dan Hawa memasukkan kutukan dosa dan kematian ke dalam sejarah manusia (pasal 3; Kej 3:1-24).
- (c) Kain dan Habel: Tragedi ini menggerakkan dua arus utama dalam sejarah: peradaban humanistik dan kaum sisa yang tertebus (pasal 4-5; Kej 4:1--5:32).
- (d) Air bah: Dunia purbakala telah demikian jahat pada waktu angkatan Nuh sehingga Allah memusnahkannya dengan suatu banjir universal, hanya menyelamatkan Nuh yang benar dan keluarganya sebagai sisa (pasal 6-10; Kej 6:1--10:32).
- (e) Menara Babel: Ketika dunia pasca-air bah bersatu dalam penyembahan berhala dan pemberontakan, Allah membubarkan persatuan mereka dengan mengacaukan bahasa dan kebudayaan serta dengan menyebarkan umat manusia ke seluruh penjuru dunia (pasal 11; Kej 11:1-32).
- (2) Pasal 12-50 (Kej 12:1--50:26) mencatat permulaan umat Ibrani dan memusatkan perhatian kepada kesinambungan tujuan penebusan Allah melalui empat bapa leluhur besar -- Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf. Panggilan Allah kepada Abraham (pasal 12; Kej 12:1-20) dan perlakuan-Nya terhadap Abraham dan keturunannya dalam kaitan dengan perjanjian-Nya merupakan awal yang sangat penting dari pelaksanaan maksud Allah tentang seorang Penebus dan penebusan dalam sejarah. Kitab Kejadian berakhir dengan kematian Yusuf dan perbudakan yang akan datang di Mesir.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Kejadian.
- (1) Kejadian adalah kitab pertama yang ditulis (mungkin kecuali Ayub), dan mencatat permulaan sejarah manusia, dosa, bangsa Ibrani, dan penebusan.
- (2) Sejarah dalam Kejadian meliputi jangka waktu yang lebih lama dari seluruh sisa Alkitab, dimulai dengan pasangan manusia pertama, berkembang hingga sejarah dunia pra-air bah, dan kemudian menyempit lagi pada sejarah bangsa Ibrani sebagai arus penebusan yang dirunut sepanjang sisa PL.
- (3) Kejadian menyatakan bahwa alam semesta dan hidup di bumi ini adalah jelas karya Allah dan bukan suatu proses lepas dari alam. Lima puluh kali dalam pasal 1-2 (Kej 1:1--2:25) Allah menjadi subyek dari kata kerja yang menunjukkan apa yang dilakukan-Nya selaku Pencipta.
- (4) Kejadian mengisahkan berbagai peristiwa perdana -- pernikahan pertama, keluarga pertama, kelahiran pertama, dosa pertama, pembunuhan pertama, tokoh poligami pertama, alat-alat musik pertama, janji penebusan pertama, dan sebagainya.
- (5) Perjanjian Allah dengan Abraham, yang dimulai dengan panggilannya (Kej 12:1-3), diresmikan dalam pasal 15 (Kej 15:1-21) dan disahkan dalam pasal 17 (Kej 17:1-27), merupakan inti dari seluruh Alkitab.
- (6) Hanya Kejadian menerangkan asal mula kedua belas suku Israel.
- (7) Kejadian menyatakan bagaimana keturunan Abraham akhirnya tinggal di Mesir (selama 430 tahun) dan demikian menyiapkan untuk keluaran, peristiwa penebusan yang utama dalam PL.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kejadian menyatakan sejarah nubuat penebusan dan seorang Penebus yang akan datang melalui benih wanita (Kej 3:15), melalui keturunan Set (Kej 4:25-26), melalui keturunan Sem (Kej 9:26-27), dan melalui keturunan Abraham (Kej 12:3). PB menerapkan Kej 12:3 langsung pada persediaan Allah untuk penebusan di dalam Yesus Kristus (Gal 3:16,29). Banyak tokoh dan peristiwa dari Kejadian disebut dalam PB berkaitan dengan iman dan kebenaran (mis. Rom 4:1; Ibr 11:1-22), penghakiman oleh Allah (mis. Luk 17:26-29,32; 2Pet 3:6; Yud 1:7,11), dan pribadi Kristus (mis. Mat 1:1; Yoh 8:58; Ibr 7:1).
Full Life: Kejadian (Garis Besar) Garis Besar
I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26)
A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Ke...
Garis Besar
- I. Permulaan Sejarah Manusia
(Kej 1:1-11:26) - A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan
(Kej 1:1-2:25) - 1. Ringkasan Seluruh Penciptaan
(Kej 1:1-2:4) - 2. Kisah Penciptaan Adam dan Hawa yang Lebih Lengkap
(Kej 2:5-25) - B. Asal Mula Dosa
(Kej 3:1-24) - 1. Pencobaan dan Kejatuhan
(Kej 3:1-6) - 2. Dampak-Dampak Kejatuhan
(Kej 3:7-24) - C. Asal Mula Peradaban
(Kej 4:1-5:32) - 1. Kain: Kebudayaan Kafir
(Kej 4:1-24) - 2. Set: Kaum Sisa yang Benar
(Kej 4:25-26) - 3. Sejarah Silsilah Bapa Leluhur Pra-Air Bah
(Kej 5:1-32) - D. Air Bah: Hukuman Allah Atas Peradaban Purba
(Kej 6:1-8:19) - 1. Kebejatan Universal
(Kej 6:1-8,11-12) - 2. Nuh: Persiapan untuk Menyelamatkan Kaum Sisa yang Benar
(Kej 6:9-22) - 3. Beberapa Pengarahan Terakhir dan Air Bah
(Kej 7:1-8:19) - E. Permulaan Baru bagi Manusia
(Kej 8:20-11:26) - 1. Keturunan Nuh
(Kej 8:20-10:32; dan khususnya Sem, Kej 11:10-26) - 2. Menara Babel
(Kej 11:1-9) - 3. Hubungan Keluarga Antara Sem dengan Abraham
(Kej 11:10-26) - II. Permulaan Bangsa Ibrani
(Kej 11:27-50:26) - A. Abraham
(Kej 11:27-25:18) - 1. Latar Belakang Keluarga Abram
(Kej 11:27-32) - 2. Panggilan dan Perjalanan Iman Abram
(Kej 12:1-14:24) - 3. Perjanjian Allah yang Resmi dengan Abram
(Kej 15:1-21) - 4. Hagar dan Ismael
(Kej 16:1-16) - 5. Perjanjian dengan Abraham Dimeterai dengan Nama Baru dan Sunat
(Kej 17:1-27) - 6. Janji Abraham dan Tragedi Lot
(Kej 18:1-19:38) - 7. Abraham dan Abimelekh
(Kej 20:1-18) - 8. Abraham dan Ishak, Anak Perjanjian
(Kej 21:1-24:67) - 9. Keturunan Abraham
(Kej 25:1-18) - B. Ishak
(Kej 25:19-28:9) - 1. Kelahiran Esau dan Yakub
(Kej 25:19-26) - 2. Esau Menjual Hak Kesulungannya
(Kej 25:27-34) - 3. Ishak, Ribka, dan Abimelekh II
(Kej 26:1-17) - 4. Sengketa Mengenai Sumber Air dan Perpindahan ke Bersyeba
(Kej 26:18-33) - 5. Ishak Memberkati Anak-Anaknya
(Kej 26:34-28:9) - C. Yakub
(Kej 28:10-37:2) - 1. Mimpi dan Perjalanan Yakub
(Kej 28:10-22) - 2. Yakub dengan Laban di Haran
(Kej 29:1-31:55) - 3. Yakub dan Esau Berdamai Kembali
(Kej 32:1-33:17) - 4. Yakub Kembali ke Tanah Perjanjian
(Kej 33:18-35:20) - 5. Keturunan Yakub dan Esau
(Kej 35:21-37:2) - D. Yusuf
(Kej 37:2-50:26) - 1. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Kanaan
(Kej 37:2-36) - 2. Yehuda dan Tamar
(Kej 38:1-30) - 3. Ujian dan Kenaikan Pangkat Yusuf di Mesir
(Kej 39:1-41:57) - 4. Yusuf dan Saudara-Saudaranya di Mesir
(Kej 42:1-45:28) - 5. Ayah dan Saudara-Saudara Yusuf Pindah ke Mesir
(Kej 46:1-47:26) - 6. Hari-Hari dan Nubuat-Nubuat Terakhir Yusuf dan Kematiannya
(Kej 47:27-50:14) - 7. Ringkasan Yusuf
(Kej 50:15-26)
Matthew Henry: Kejadian (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab...
- Di hadapan kita sekarang ada Kitab Suci, atau buku, sebab itulah arti kitab. Kita menyebutnya Alkitab, untuk menunjukkan keunggulannya. Sebab kitab ini adalah kitab terbaik yang pernah ditulis dan yang tiada bandingannya, kitab segala kitab, yang bersinar seperti matahari dalam cakrawala pembelajaran. Buku-buku lain yang berharga dan berguna, seperti halnya bulan dan bintang, meminjam cahaya mereka darinya. Kita menyebutnya Kitab Suci, sebab kitab itu ditulis oleh orang-orang suci, dan digubah oleh Roh Kudus. Kitab itu secara sempurna bebas dari segala kesalahan dan niat jahat. Tujuannya yang nyata-nyata bisa disaksikan oleh pikiran adalah memajukan kekudusan di tengah-tengah manusia. Perkara-perkara besar dari hukum dan Injil Allah di sini dituliskan untuk kita, agar semua perkara itu bisa diringkas dalam kepastian yang lebih besar, agar bisa menyebar lebih luas, bertahan lebih lama, dan bisa diteruskan ke tempat-tempat yang jauh dan masa-masa ke depan dengan lebih murni dan utuh daripada yang mungkin dilakukan melalui laporan mulut dan tradisi. Karena itu, sangat besarlah pertanggungjawaban kita jika sampai perkara-perkara yang perlu untuk damai sejahtera kita ini, setelah diserahkan kepada kita dalam hitam di atas putih seperti itu, kita abaikan begitu saja sebagai perkara yang aneh dan asing (Hos. 8:12). Naskah-naskah atau tulisan-tulisan dari beberapa penulis yang terilhami, mulai dari Musa sampai Rasul Yohanes, digabung bersama-sama dalam Alkitab yang terberkati ini. Di dalam tulisan-tulisan ini cahaya ilahi bersinar secara perlahan-lahan, seperti cahaya pagi, sampai seluruh kumpulan suci ini menjadi lengkap seperti sekarang ini. Syukur kepada Allah, sekarang kita memilikinya di tangan kita, dan tulisan-tulisan itu membuat hari benar-benar cerah, sebagaimana yang kita harapkan terjadi di sisi seberang sorga ini. Setiap bagiannya adalah baik, tetapi semua bagian secara keseluruhan amatlah baik. Inilah pelita yang bercahaya di tempat yang gelap itu (2Ptr. 1:19), dan tanpa Alkitab, dunia ini menjadi tempat yang gelap.
- Di hadapan kita ada bagian dari Alkitab yang kita sebut Perjanjian Lama, yang berisi berbagai perbuatan dan segala kenangan tentang jemaat Allah mulai dari penciptaan sampai mendekatnya kedatangan Kristus dalam rupa daging, yang kira-kira empat ribu tahun lamanya. Kebenaran-kebenaran yang diwahyukan pada waktu itu, hukum-hukum yang ditetapkan pada waktu itu, ibadah-ibadah yang dijalankan pada waktu itu, nubuatan-nubuatan yang diberikan pada waktu itu, dan peristiwa-peristiwa yang menyangkut jemaat khusus itu, pengetahuan tentang semuanya ini disimpan bagi kita sejauh itu dipandang sesuai oleh Allah. Kitab ini disebut perjanjian, atau wasiat (diatheke), sebab kitab itu merupakan pernyataan tetap akan kehendak Allah berkenaan dengan manusia dalam bentuk persetujuan, dan akan berlaku apabila si pemberi wasiat sudah mati, Anak Domba yang telah disembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8). Kitab ini disebut Perjanjian Lama, dalam hubungannya dengan Perjanjian Baru, yang tidak membatalkan dan menggantikannya, tetapi memahkotai dan menyempurnakannya, dengan mendatangkan pengharapan yang lebih baik itu, yang diperlambangkan dan dinubuatkan di dalamnya. Perjanjian Lama masih tetap mulia, walaupun Perjanjian Baru jauh melampauinya dalam kemuliaan (2Kor. 3:9).
- Di hadapan kita ada bagian dari Perjanjian Lama itu yang kita sebut Pentateukh, atau kelima kitab Musa, hamba Tuhan yang mengungguli semua nabi lain itu, dan yang memperlambangkan Sang Nabi Besar itu. Kitab-kitab Perjanjian Lama ini dibagi oleh Juruselamat kita ke dalam hukum, kitab-kitab para nabi, dan mazmur, atau hagiograf (tulisan-tulisan – pen.), dan kelima kitab ini adalah hukum. Sebab, kelima-limanya tidak saja berisi hukum-hukum yang diberikan kepada Israel, dalam empat kitab terakhir, tetapi juga hukum-hukum yang diberikan kepada Adam, kepada Nuh, dan kepada Abraham, dalam kitab pertama. Kelima kitab ini, sejauh yang kita ketahui, adalah kitab-kitab pertama yang pernah ditulis. Sebab, tidak disebutkan sedikit pun tentang tulisan lain dalam seluruh Kitab Kejadian, tidak pula sampai Allah menyuruh Musa untuk menulis (Kel. 17:14). Dan sebagian orang berpendapat bahwa Musa sendiri tidak pernah belajar menulis sampai Allah menunjukkan kepadanya salinan tulisan-Nya dalam Sepuluh Perintah Allah pada loh-loh batu. Bagaimanapun juga, kita yakin bahwa kelima kitab ini adalah tulisan-tulisan paling kuno yang masih ada sekarang, dan oleh sebab itu yang paling baik dalam memberi kita penjelasan yang memuaskan tentang perkara-perkara yang paling kuno.
- Di hadapan kita ada kitab yang pertama dan terpanjang dari kelima kitab itu, yang kita sebut Kejadian, yang ditulis, menurut sebagian orang, ketika Musa berada di Midian, untuk mengajar dan menghibur saudara-saudaranya yang menderita di Mesir. Tetapi saya lebih berpendapat bahwa ia menulisnya di padang gurun, setelah ia berada di gunung bersama Allah, di mana, ada kemungkinan, ia menerima pengajaran-pengajaran secara penuh dan khusus untuk menuliskannya. Dan, sama seperti Musa membentuk Kemah Suci, demikian pula ia membentuk bangunan yang lebih unggul dan lebih bertahan lama untuk kitab ini, persis seperti rancangan yang ditunjukkan kepadanya di gunung. Rancangan yang diperolehnya di gunung itu lebih baik dalam memastikan kebenaran segala perkara yang termuat di sini daripada yang bisa dipastikan di dalam tradisi-tradisi lain yang kemungkinan diteruskan dari Adam ke Metusalah, dari Metusalah ke Sem, dari Sem ke Abraham, dan seterusnya sampai kepada keluarga Yakub. Kejadian atau Genesis adalah nama yang dipinjam dari bahasa Yunani. Kata itu berarti asal-usul, atau silsilah. Tepatlah kitab ini disebut demikian, sebab kitab ini adalah sejarah asal-usul, mengenai penciptaan dunia, masuknya dosa dan maut ke dalamnya, penemuan-penemuan berbagai keterampilan, munculnya bangsa-bangsa, dan terutama penanaman jemaat Allah, dan keadaannya pada masa-masa awal. Kitab ini juga merupakan sejarah keturunan, yakni keturunan Adam, Nuh, Abraham, dan seterusnya. Ini silsilah tanpa akhir, tetapi berguna. Permulaan Perjanjian Baru juga disebut Kejadian (Mat. 1:1), Biblos geneseos, kitab kejadian, atau silsilah, dari Yesus Kristus. Terpujilah Allah untuk kitab Perjanjian Baru itu, yang menunjukkan kepada kita obat penyembuh, sementara kitab Perjanjian Lama ini membuka luka kita. Tuhan, bukakanlah mata kami, agar kami dapat melihat perkara-perkara yang ajaib baik dari Taurat-Mu maupun dari Injil-Mu!