Statistik	16 pasal, 433 ayat, 9.447 kata
Penulis	Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tema	Kebenaran Allah telah Dinyatakan; Dibenarkan oleh Iman.
Waktu	Sekitar tahun 57
Tempat	Korintus (Rom 15:25-32; Kis 19:21; 20:1-3)
Kata Kunci	Kebenaran.
Kristus Di Alkitab	Dialah yang membenarkan kita

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

1. Pendahuluan
   (Rom 1:1-17)
   
2. I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
   (Rom 1:18-3:20)
   
1. A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
   (Rom 1:18-32)
   
2. B. Kebutuhan Orang Yahudi
   (Rom 2:1-3:8)
   
3. C. Kebutuhan Semua Orang
   (Rom 3:9-20)
   
3. II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
   (Rom 3:21-5:21)
   
1. A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
   (Rom 3:21-31)
   
2. B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
   (Rom 4:1-25)
   
3. C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
   (Rom 5:1-11)
   
4. D. Adam dan Kristus Dibandingkan
   (Rom 5:12-21)
   
1. 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
   
2. 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
   
4. III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
   (Rom 6:1-8:39)
   
1. A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
   (Rom 6:1-23)
   
1. 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
   (Rom 6:1-14)
   
2. 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
   (Rom 6:15-23)
   
2. B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
   (Rom 7:1-25)
   
3. C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
   (Rom 8:1-39)
   
5. IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
   (Rom 9:1-11:36)
   
1. A. Persoalan Penolakan Israel
   (Rom 9:1-10:21)
   
2. B. Kemenangan Rencana Allah
   (Rom 11:1-36)
   
6. V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
   (Rom 12:1-15:13)
   
1. A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
   (Rom 12:1-2)
   
2. B. Orang Percaya dan Masyarakat
   (Rom 12:3-21)
   
3. C. Orang Percaya dan Pemerintah
   (Rom 13:1-7)
   
4. D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
   (Rom 13:8-15:13)
   
7. Penutup
   (Rom 15:14-16:27)
   

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
2. (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.

2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.

3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.

4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.

5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

Tujuh ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
2. (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
3. (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
4. (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
5. (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
1. (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
2. (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
6. (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
7. (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).

Panggilan Bangsa yang tidak mengenal Allah

Perjanjian dengan Israel tidak disingkirkan oleh Injil. Hak istimewa rangkap-tujuh bangsa Israel. Kebutaan orang Israel dan belas kasih Allah kepada orang bukan Yahudi.

9:1 Paulus bersedih untuk orang Yahudi.
9:7 Tidak semua keturunan Abraham adalah keturunan perjanjian.
9:18 Kedaulatan Allah.
9:25 Panggilan untuk orang non-Yahudi dan penolakan orang Yahudi telah dinubuatkan.
9:32 Penyebab batu sandungan orang Yahudi.

Pilihan atas Israel (9:1-29)
Keselamatan bangsa-bangsa lain dan kesesatan orang Israel (9:30--10:3)

Allah, Kristus, Roh Kudus, Abraham, Sara, Ishak, Musa, Firaun, Paulus, Ribka, Yesya.

Abraham, Allah, Esau, Firaun, Gomora, Hosea, Ishak, Israel, Kitab Suci, Kristus, Mesias, Musa, Ribka, Roh Kudus, Sara, Sion, Sodom, Taurat, Tuhan, Yahudi, Yakub, Yesaya

Allah mutlak berdaulat dalam menentukan anak-anak manusia berkenaan dengan keadaan kekal mereka. Dia membagikan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa memberi kita alasan-Nya, namun kita bisa yakin bahwa Dia adalah hakim yang cakap. Orang bukan Yahudi diijinkan oleh Dia, melalui jalan pintas percaya kepada Kristus, untuk mencapai apa yang telah lama "dicari dengan susah payah"

ay. 33. Menyedihkan bahwa batu dasar menjadi batu sandungan, dan batu karang keselamatan menjadi batu karang pelanggaran, namun sebagaimana Dia kepada orang Yahudi, demikianlah Dia juga kepada orang banyak. Mereka yang percaya, bagaimanapun, tidak akan mendapat malu, karena pengharapan mereka di dalam Dia tidak akan pernah mengecewakan.

Dalam pasal ke-9 dari Kitab Roma, rasul Paulus menyatakan dukacitanya yang besar karena banyak orang Israel yang tidak percaya kepada Kristus. Meskipun mereka adalah keturunan Abraham dan memiliki janji-janji Allah, bukan semua orang Israel adalah milik Israel. Paulus menjelaskan bahwa anak-anak Allah adalah mereka yang dipilih oleh Allah melalui iman, bukan melalui perbuatan. Allah memiliki kuasa untuk memilih siapa yang akan menerima belas kasih-Nya. Paulus juga mengutip nubuat-nubuat dari kitab-kitab suci yang menunjukkan bahwa orang-orang bukan Yahudi juga dapat memperoleh kebenaran melalui iman. Bangsa Israel yang mencari kebenaran melalui hukum Taurat tidak berhasil karena mereka mencarinya dengan berdasarkan perbuatan, bukan iman.

Latar belakang dari pasal ke-9 dalam Kitab Roma adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 57-58 Masehi. Pada saat itu, Roma adalah ibu kota Kekaisaran Romawi yang luas dan beragam. Gereja di Roma terdiri dari orang-orang Yahudi dan non-Yahudi yang telah menerima iman Kristen.

Konteks Budaya:
Masyarakat Romawi pada waktu itu didominasi oleh budaya Romawi yang kuat. Mereka memiliki sistem hukum yang kompleks, hierarki sosial yang ketat, dan banyak dewa-dewa yang mereka sembah. Orang-orang Yahudi di Roma hidup dalam komunitas mereka sendiri dengan tradisi dan kepercayaan mereka.

Konteks Literatur:
Roma adalah salah satu karya terbesar dari Rasul Paulus dan merupakan surat yang ditujukan untuk mengajarkan dan memperkuat iman orang-orang Kristen di Roma. Surat ini berisi ajaran teologis yang mendalam dan praktis mengenai iman, kasih, dan hidup dalam Kristus.

Konteks Teologis:
Pasal 9 dalam Kitab Roma membahas tentang pilihan Allah dalam menyelamatkan orang-orang. Rasul Paulus menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa penuh untuk memilih siapa yang akan menerima kasih karunia-Nya. Ia menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi semata-mata anugerah Allah.

Ayat-ayat sebelumnya:
Sebelum pasal 9, Rasul Paulus membahas tentang pentingnya iman dalam hidup orang percaya. Ia menjelaskan bahwa iman adalah cara untuk dibenarkan di hadapan Allah, bukan perbuatan baik atau kepatuhan hukum. Paulus juga mengajarkan tentang pentingnya hidup dalam Roh dan bukan dalam daging.

Dengan demikian, pasal 9 dalam Kitab Roma menghadirkan pemahaman tentang pilihan Allah dalam menyelamatkan orang-orang dan menekankan pentingnya iman dalam hidup orang percaya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Roma pasal 9:

1. Kesedihan Paulus atas keadaan orang-orang Israel (ayat 1-5)
- Paulus mengungkapkan dukacitanya yang besar dan penderitaan yang tiada henti dalam hatinya karena orang-orang Israel.
- Ayat referensi: Roma 9:1-5

2. Keturunan Israel bukanlah semua orang Israel (ayat 6-8)
- Paulus menjelaskan bahwa tidak semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel.
- Ayat referensi: Roma 9:6-8

3. Anak-anak Allah adalah keturunan perjanjian (ayat 8-13)
- Paulus menjelaskan bahwa anak-anak Allah bukanlah anak-anak secara daging, tetapi anak-anak perjanjian.
- Ayat referensi: Roma 9:8-13

4. Allah memiliki kuasa untuk memilih (ayat 14-18)
- Paulus menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa untuk berbelas kasih kepada siapa yang Dia kehendaki dan mengeraskan hati siapa pun yang Dia kehendaki.
- Ayat referensi: Roma 9:14-18

5. Allah memiliki kuasa untuk menunjukkan kemuliaan-Nya (ayat 19-24)
- Paulus menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa untuk menunjukkan kemuliaan-Nya melalui alat-alat murka dan belas kasihan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
- Ayat referensi: Roma 9:19-24

6. Orang bukan Yahudi juga dapat memperoleh kebenaran (ayat 25-33)
- Paulus menjelaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang tidak mencari kebenaran telah memperoleh kebenaran melalui iman, sedangkan bangsa Israel yang mencari hukum Taurat tidak berhasil mencapai hukum Taurat itu.
- Ayat referensi: Roma 9:25-33

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Kristus: Merujuk kepada Yesus Kristus, Mesias yang dijanjikan.
- Saudara-saudaraku: Merujuk kepada orang-orang Israel, kaum sebangsa Paulus secara jasmani.
- Orang-orang Israel: Merujuk kepada bangsa Israel, keturunan bapa-bapa leluhur, yang memiliki hak adopsi, kemuliaan, perjanjian-perjanjian, pemberian Hukum Taurat, ibadah, serta janji-janji.
- Abraham: Leluhur bangsa Israel, yang juga disebut sebagai bapa dari banyak bangsa.
- Ishak: Anak Abraham dan Sara, yang menjadi leluhur bangsa Israel.
- Yakub: Anak Ishak, yang juga dikenal sebagai Israel, dan menjadi leluhur dari suku-suku Israel.
- Esau: Saudara kembar Yakub, yang menjadi leluhur dari suku-suku bangsa lain di luar Israel.
- Musa: Nabi dan pemimpin bangsa Israel pada masa keluar dari perbudakan di Mesir.
- Firaun: Raja Mesir pada masa keluar dari perbudakan, yang menolak membebaskan bangsa Israel.
- Manusia: Merujuk kepada umat manusia secara umum.
- Tukang tembikar: Seorang pembuat tembikar yang menggunakan tanah liat untuk membuat berbagai macam bejana.
- Hosea: Nabi yang hidup pada zaman Kerajaan Israel Utara, yang menulis kitab yang juga bernama Hosea.
- Yesaya: Nabi yang hidup pada zaman Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda, yang menulis kitab yang juga bernama Yesaya.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Roma: Kota di Italia, tempat gereja yang dituju oleh surat ini.

Kata kunci dalam Kitab Roma pasal 9 adalah sebagai berikut:

1. Kebenaran dalam Kristus: Paulus menyatakan bahwa ia mengatakan kebenaran dalam Kristus, yang menunjukkan pentingnya iman dalam mencapai kebenaran.

2. Dukacita dan penderitaan: Paulus mengungkapkan bahwa hatinya penuh dengan dukacita dan penderitaan yang tiada henti karena keadaan orang-orang Israel.

3. Orang-orang Israel: Paulus menyebutkan bahwa orang-orang Israel memiliki hak adopsi, kemuliaan, perjanjian-perjanjian, pemberian Hukum Taurat, ibadah, serta janji-janji.

4. Anak-anak perjanjian: Paulus menjelaskan bahwa bukan anak-anak secara daging yang menjadi anak-anak Allah, melainkan anak-anak perjanjian saja yang terhitung sebagai keturunan.

5. Belas kasih Allah: Paulus menekankan bahwa belas kasih Allah tidak tergantung pada kehendak atau kerja keras manusia, melainkan pada Allah yang memiliki belas kasih.

6. Murka dan belas kasihan Allah: Paulus menggambarkan bahwa Allah menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya dengan kesabaran yang besar, tetapi juga menunjukkan belas kasihan-Nya kepada mereka yang dipanggil-Nya.

7. Bangsa-bangsa bukan Yahudi: Paulus menyatakan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi yang tidak mencari kebenaran, telah memperoleh kebenaran oleh iman.

8. Bangsa Israel: Paulus menjelaskan bahwa bangsa Israel yang mencari Hukum Taurat tidak berhasil mencapai hukum Taurat itu karena mereka tidak mencarinya dengan iman, melainkan dengan berdasar pada perbuatan.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari perasaan dukacita dan penderitaan yang dirasakan oleh rasul Paulus dalam hatinya?
2. Mengapa Paulus merasa begitu berat hati dan berharap dirinya terkutuk demi keselamatan saudara-saudaranya yang merupakan orang Israel?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang hubungan antara keturunan Israel dan janji-janji Allah kepada mereka?
4. Mengapa Paulus mengutip pernyataan Allah kepada Musa dan Firaun untuk menjelaskan bahwa Allah memiliki kuasa dan belas kasih yang tidak tergantung pada kehendak manusia?
5. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi persepsi kita tentang keadilan Allah?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana pandanganmu tentang peran iman dan perbuatan dalam mencari kebenaran? Apakah ada bahaya dalam mencari kebenaran hanya berdasarkan perbuatan?
2. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi cara kita melihat orang-orang yang belum mengenal Kristus?
3. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat memberikan penghiburan dan harapan bagi orang-orang yang merasa terabaikan atau tidak layak?
4. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi cara kita berdoa dan berinteraksi dengan orang-orang yang belum mengenal Kristus?
5. Bagaimana pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya dapat mempengaruhi cara kita melihat dan merespons penderitaan dan kesulitan dalam hidup kita?

Hal menarik terkait Kitab Roma pasal 9:
1. Pasal 9 ini membahas tentang pilihan Allah terhadap bangsa Israel dan bagaimana hal ini berkaitan dengan rencana keselamatan-Nya.
2. Paulus menekankan bahwa bukan semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel, tetapi hanya mereka yang menjadi anak-anak perjanjian yang terhitung sebagai keturunan.
3. Paulus menggunakan contoh Ishak dan Esau untuk menunjukkan bahwa pilihan Allah tidak tergantung pada perbuatan manusia, tetapi pada panggilan-Nya.
4. Pengajaran Paulus tentang pilihan Allah dan belas kasih-Nya menunjukkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi anugerah Allah yang diberikan melalui iman.
5. Pasal ini juga menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa penuh untuk menentukan siapa yang Dia kehendaki dan untuk menyatakan belas kasih-Nya kepada siapa yang Dia mau.

Dalam pasal 9 dari Kitab Roma, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Kebenaran dalam Kristus: Paulus mengatakan bahwa ia mengatakan kebenaran dalam Kristus dan tidak berbohong. Kita juga harus hidup dalam kebenaran dan mengikuti ajaran Kristus dalam segala hal.

2. Dukacita dan penderitaan: Paulus mengungkapkan bahwa hatinya penuh dengan dukacita dan penderitaan yang tiada henti. Ini mengajarkan kita bahwa hidup sebagai orang percaya tidak selalu mudah, tetapi kita harus tetap teguh dalam iman dan mengandalkan Tuhan dalam segala situasi.

3. Anak-anak Allah: Paulus menjelaskan bahwa bukan semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel, tetapi hanya anak-anak perjanjian yang terhitung sebagai keturunan. Ini mengajarkan kita bahwa menjadi anak-anak Allah bukanlah hanya masalah keturunan fisik, tetapi melibatkan iman dan hubungan pribadi dengan Kristus.

4. Belas kasih Allah: Paulus menekankan bahwa belas kasih Allah tidak tergantung pada kehendak atau kerja keras manusia, tetapi pada Allah yang memiliki belas kasih. Ini mengajarkan kita bahwa keselamatan kita bukan karena usaha kita sendiri, tetapi karena anugerah dan belas kasih Allah semata.

5. Kehendak Allah: Paulus menegaskan bahwa kita sebagai manusia tidak memiliki hak untuk berbantah dengan Allah. Kita harus mengakui bahwa Allah adalah Sang Pencipta dan memiliki kuasa penuh atas hidup kita. Kita harus tunduk dan patuh kepada kehendak-Nya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon kepada Tuhan agar kita hidup dalam kebenaran dan tidak berbohong.

2. Memohon kepada Tuhan agar kita tetap teguh dalam iman dan mengandalkan-Nya dalam segala situasi dukacita dan penderitaan.

3. Memohon kepada Tuhan agar kita dapat mengerti dan mengalami hubungan pribadi dengan-Nya sebagai anak-anak-Nya.

4. Memohon kepada Tuhan agar kita selalu menghargai dan mengandalkan belas kasih-Nya yang tidak tergantung pada usaha kita sendiri.

5. Memohon kepada Tuhan agar kita tunduk dan patuh kepada kehendak-Nya dalam hidup kita.

Semoga ini dapat membantu dan memberkati hidupmu dalam memahami dan menerapkan ajaran dari pasal 9 Kitab Roma.

Berikut adalah hasil analisis menggunakan 5W+1H dari Kitab Roma Pasal 9 :

1. What (Apa):
- Pasal 9 Kitab Roma membahas tentang dukacita dan penderitaan yang dirasakan oleh rasul Paulus terhadap bangsa Israel.
- Pasal ini juga menjelaskan tentang pilihan Allah terhadap keturunan Israel dan bagaimana hal ini berkaitan dengan rencana keselamatan-Nya.

2. Who (Siapa):
- Penulis pasal ini adalah rasul Paulus.
- Pasal ini ditujukan kepada jemaat di Roma dan semua orang yang membaca surat ini.

3. Where (Dimana):
- Pasal ini ditulis oleh rasul Paulus dari tempat yang tidak disebutkan secara spesifik, tetapi ditujukan kepada jemaat di Roma.

4. When (Kapan):
- Pasal ini ditulis oleh rasul Paulus pada masa awal gereja, sekitar tahun 57-58 Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk menjelaskan mengapa sebagian besar bangsa Israel tidak menerima Yesus sebagai Mesias dan bagaimana hal ini sesuai dengan rencana Allah.

6. How (Bagaimana):
- Rasul Paulus mengungkapkan dukacitanya yang besar dan penderitaan yang tiada hentinya dalam hatinya terkait dengan ketidakpercayaan sebagian besar bangsa Israel terhadap Yesus sebagai Mesias.
- Paulus menjelaskan bahwa bukan semua orang dari keturunan Israel adalah milik Israel, tetapi hanya mereka yang menjadi anak-anak perjanjian yang terhitung sebagai keturunan.
- Paulus juga menekankan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari perbuatan manusia, tetapi karena belas kasih dan panggilan Allah.
- Pasal ini juga menunjukkan bahwa Allah memiliki kuasa untuk memilih siapa yang Dia kehendaki dan menunjukkan belas kasih-Nya kepada siapa yang Dia inginkan.

Semoga analisis ini membantu Anda dalam memahami isi dari Kitab Roma Pasal 9.