(0.12) | (Yoh 19:16) |
(sh: Disalibkan (Jumat, 29 Maret 2002)) DisalibkanPuncak pengorbanan Yesus terjadi pada penyaliban. Semua orang zaman itu tahu bahwa itulah hukuman mati paling ngeri dan paling menyiksa. Untuk zaman ini, kita punya kata tepat: hukuman secara biadab. Yohanes tidak sampai hati melukiskan seluruh adegan penyiksaan yang Yesus harus tanggung. Cukup dengan melukiskan bahwa Yesus memikul salib-Nya lalu dihukum mati di antara para penjahat. Kemudian adegan lain menunjukkan penghinaan: para prajurit yang merampas jubah-Nya, Ia diberi minum anggur asam, dan lambung-Nya ditikam. Seandainya Dia belum mati menjelang hari sabat, kaki-Nya akan dipatahkan agar memaksa-Nya mati. Sungguh kematian yang mengerikan. Namun, justru di tengah pekatnya penderitaan dan kejahatanlah sinar kemuliaan anugerah Allah terpancar dengan amat indahnya. Pertama, dalam tiga bahasa yang mewakili dunia waktu itu, Yesus diakui sebagai Raja. Maksud tindakan itu tentu adalah untuk menghina Yesus dan menghina orang Yahudi. Tetapi, ini justru memperlihatkan prinsip kerajaan Allah: kekuatan di dalam kelemahan, kemenangan melalui kekalahan, kemuliaan di dalam keaiban tak terperikan. Kedua, kasih tak terperikan. Dapat kita bayangkan betapa hancur hati wanita yang pernah mengandung Yesus. Yesus melupakan penderitaan-Nya dan memperhatikan penderitaan ibu-Nya. Sekaligus dalam perhatian-Nya itu tegas ucapan dari seorang yang kini berada dalam posisi Juruselamat dunia, juga Juruselamat Maria. Ketiga, puncak dari hukuman tersebut adalah kematian Yesus. Dua hal penting ditegaskan Yohanes. Ia berseru, “Sudah genap”, lalu menyerahkan nyawa-Nya: suatu kematian di dalam rencana Allah, kematian yang adalah kemenangan dari hidup, dan kematian dari kematian itu sendiri. Akhirnya, puncak dari kematian Yesus itu adalah bahwa tulang-tulang-Nya tidak dipatahkan. Kemudian ketika lambung-Nya ditusuk, keluarlah air dan darah, tanda bahwa Ia sungguh sudah mati. Bagian terakhir ini mungkin dipakai Yohanes menjadi lambang bahwa dari kematian-Nya mengalir air pengudusan dan darah penebusan untuk orang beriman. Renungkan: Apakah tindakan konkret kita hari ini untuk menunjukkan bahwa hari ini adalah hari kemurahan Tuhan? Paling tidak Anda bisa mendoakan dan menunjukkan kasih kepada orang-orang yang memusuhi Anda! |
(0.12) | (Kis 18:1) |
(sh: Pelayanan Kosmopolitan (Selasa, 20 Juni 2000)) Pelayanan KosmopolitanAlkitab mencatat hanya ada satu kota yang membuat Paulus begitu
takut dan gentar untuk memberitakan Injil yakni Korintus ( Beberapa faktor pendukung bagi pelayanan di kota kosmopolitan adalah: tempat yang strategis dan tidak kaku merupakan faktor pendukung pertama. Walaupun Paulus mula-mula memberitakan firman di rumah ibadat, ketika diusir oleh orang-orang Yahudi ia memilih rumah pribadi sebagai tempat memberitakan firman (6-8), agar dapat dilakukan pembicaraan dan pengajaran secara lebih intensif. Konsentrasi penuh dari pelayan Tuhan merupakan faktor pendukung yang kedua. Artinya seorang pelayan Tuhan jangan sampai dipusingkan dengan kondisi ekonominya. Memang dikatakan bahwa Paulus pun bekerja membuat tenda, namun setelah Timotius dan Silas datang membawa bantuan dari orang-orang Makedonia, Paulus berhenti bekerja dan memberitakan firman penuh waktu, tidak hanya pada hari Sabat (4-5). Untuk mengadakan faktor ini maka perlu dibangun jaringan-jaringan kerja kristen yang memperhatikan, mengusahakan, dan mendistribusikan dana-dana kepada mereka (5). Faktor pendukung ketiga adalah metode yang tepat bagi penduduk kosmopolitan. Paulus membicarakan (dalam NIV: reasoned) dan meyakinkan orang-orang Korintus (4, 13), kedua kegiatan itu disebut sebagai apologetika. Selain itu Paulus juga memberikan kesaksian (5). Faktor pendukung terakhir adalah peran pemerintah. Paulus tidak melakukan aktifitas pelayanannya secara ilegal. Galio mengakui hal itu dan ini sangat membantu pelayanannya (14). Jika pemerintah lepas tangan dalam masalah agama, maka ada kemungkinan pintu penyiksaan bagi Kristen terbuka lebar seperti yang dialami Sostenes (1Kor. 1:1). Renungkan: Sebagai Kristen, manakah diantara faktor pendukung di atas yang dapat Anda sediakan bagi pelayan Tuhan di kota kosmopolitan? Langkah apa yang dapat Anda ambil? |
(0.12) | (Kol 1:17) |
(sh: Penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia (Kamis, 5 Juli 2001)) Penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusiaTidak dapat dipungkiri bahwa ada orang-orang dari aliran atau golongan tertentu yang meyakini bahwa Yesus Kristus ada dalam dunia sejak Dia dilahirkan. Dan mereka tidak segan untuk menyebarkan keyakinan tersebut agar diyakini juga oleh orang-orang di luar aliran atau golongan mereka. Seperti orang-orang dari aliran Gnostik, yang terus menyebarkan keyakinan-keyakinan itu kepada jemaat Kolose. Namun, tentu saja keyakinan ini berbeda dengan yang seharusnya diyakini oleh jemaat Kolose, yaitu bahwa Yesus Kristus ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Bahkan sebelum Adam diciptakan, Kristus sudah ada. Dalam rangka memperteguh iman jemaat Kolose, Paulus menegaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dan diyakini kebenarannya yaitu bahwa: (ayat 1) Yesus bukan saja pelaku penciptaan sejak awal dan tujuan penciptaan pada akhirnya, melainkan di antara yang pertama (Alfa) dan yang terakhir (Omega), Dialah yang menguasai seluruh dunia, karena Dialah penguasa waktu dan zaman dalam sejarah manusia. (ayat 2) Yesus adalah kepala tubuh (= jemaat). Artinya, jemaat harus hidup dan bergerak hanya di dalam Dia. Tanpa Dia jemaat tidak dapat memikirkan kebenaran, tidak dapat bertindak benar. (ayat 3) Yesus yang karena kebangkitan-Nya tetap hidup untuk selama-lamanya, dan membuktikan bahwa Ia telah menaklukkan setiap kuasa yang menentang. (ayat 4) tidak ada yang lain dalam kehidupan ataupun dalam kematian yang dapat mengalahkan-Nya. Paulus mengungkapkan kepada kita empat fakta penting mengenai Yesus Kristus yang harus selalu kita yakini dan imani dalam hidup bergereja. Harus diakui bahwa Yesus sebagai Kepala Gereja memiliki relasi khusus dengan jemaat, maka jemaat mendapatkan perlakuan khusus di hadapan-Nya. Renungkan: Dia adalah Tuhan yang hidup, Dia adalah sumber dan dasar Gereja, Dialah yang terus-menerus menjadi pemandu Gereja, Dialah Tuhan segala sesuatu melalui kemenangan-Nya atas kematian. Gereja Tuhan harus menyadari bahwa Dialah yang harus menjadi pusat ibadah, pemberitaan firman, penyembahan, persekutuan, pengakuan dosa, ucapan syukur, dan doa permohonan. Tiada “pusat” lain yang coba menggeser Sang Kepala Gereja |
(0.12) | (1Tim 6:2) |
(sh: Ciri ajaran sesat dari sisi uang (Rabu, 19 Juni 2002)) Ciri ajaran sesat dari sisi uangKembali Paulus mengingatkan Timotius untuk berhati-hati terhadap orang yang membawa ajaran yang "lain" (ayat 3). Di sini Paulus menggarisbawahi karakter lainnya dari para pengajar sesat ini. Selain ajaran mereka yang bertentangan dengan perkataan Tuhan Yesus (ayat 3), mereka juga sok tahu, senang dengan "mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, ... (ayat 4) serta percekcokan (ayat 5). Mereka "tidak lagi berpikiran sehat dan … kehilangan kebenaran" (ayat 5). Terakhir, mereka mempunyai motivasi yang sangat materialistis (ayat 5b-10). Mereka menganggap ibadah sebagai sumber keuntungan (ayat 5b). Sebagai kontras, Paulus memberikan gambaran tentang arti ibadah yang benar. Ibadah, yang artinya lebih menunjuk pada cara hidup Kristen yang berdasarkan perkataan Tuhan Yesus dan ajaran yang benar (ayat 3), memberi keuntungan yang besar bila disertai dengan rasa cukup, "Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah" (ayat 8). Keuntungan ini sempat disinggung Paulus pada 4:7-8. Tidak seperti mereka yang terpengaruh oleh ajaran sesat itu sehingga menjadi sangat bersemangat dalam mencari kekayaan sehingga terjatuh ke dalam pencobaan dan "berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan" (ayat 9). Tidak hanya kebinasaan dalam kekekalan yang menjadi akibatnya, tetapi pada kehidupan kini dan di sini. Orang-orang yang cinta uang telah "menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" (ayat 10b). Hal yang paling menyedihkan adalah bila para pengajar seperti ini telah membuat anggota jemaat menyeleweng dan menyimpang dari iman dan ibad ah yang sejati (bdk. 10c). Semuanya karena "cinta uang adalah akar dari segala kejahatan" (ayat 10a). Renungkan: Banyak agama dan kepercayaan di dunia ini mengajarkan bahwa manusia beribadah agar Tuhan melimpahinya dengan berbagai berkat materi. Bahkan, kekayaan adalah balasan yang wajib diberikan oleh Tuhan kepada mereka yang beribadah. Pemahaman seperti ini tidaklah alkitabiah. Kristen memandang kekayaan sebagai berkat Allah yang mencukupkan kita (lih. 6:17b), tidak lebih, dan bukan tujuan utama hidup. |
(0.12) | (3Yoh 1:1) |
(sh: Dukacita seorang gembala jemaat (Sabtu, 8 Desember 2001)) Dukacita seorang gembala jemaatAjaran sesat mengakibatkan perpecahan dalam jemaat. Ini dialami oleh jemaat penerima surat 2 dan 3 Yohanes. Meskipun demikian, sang penatua bersukacita karena mendengar bahwa dalam kondisi memprihatinkan ini, ada anggota-anggota jemaat yang setia pada kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Gayus adalah salah satu dari mereka. Siapakah Gayus? Perjanjian Baru menyebutkan tiga orang bernama Gayus: (a) Gayus dari Korintus, yang dibaptis oleh Paulus (Rm. 16:23; 1Kor. 1:14) dan menurut tradisi menjadi Uskup (Penilik Jemaat) Tesalonika yang pertama; (b) Gayus dari Makedonia, teman seperjalanan Paulus yang ditangkap dalam kerusuhan di Efesus (Kis. 19:29); (c) Gayus dari Derbe, yang mengikuti Paulus dalam perjalanannya terakhir melalui Makedonia (Kis. 20:4). Karena tidak ada kepastian Gayus yang mana yang menerima surat ini, maka disimpulkan bahwa Gayus di sini adalah seorang pemimpin di salah satu jemaat asuhan Yohanes. Dalam ungkapan sukacitanya, sang penatua menyebutkan kata "sukacita" dua kali (ayat 3, 4). Beberapa saudara, yang mungkin baru kembali dari kunjungan ke jemaat Gayus, memberikan kesaksian bahwa Gayus "hidup dalam kebenaran" (ayat 3). Maksudnya, Gayus setia pada kebenaran yang dikenalnya dalam Kristus. Bentuk kata kerja yang dipakai di sini menyatakan kesinambungan: Gayus "selalu hidup dalam kebenaran". Penulis mengasihi Gayus (dan jemaat) juga "dalam kebenaran" (ayat 1). Tema kembar ini saling melengkapi: mengenal kebenaran dibuktikan dengan saling mengasihi, dan saling mengasihi dimungkinkan karena mengenal kebenaran. Dua tema ini sangat menonjol dalam surat-surat Yohanes. Mendengar bahwa "anak-anakku hidup dalam kebenaran" membawa sukacita besar bagi sang Penatua (ayat 4). Istilah "anak-anakku" mengungkapkan kasih kebapaan Yohanes terhadap anak-anak rohaninya dan hubungan yang dekat diantara mereka. Renungkan: Dalam berbagai krisis yang harus dihadapi seorang pemimpin Kristen, kesaksian iman dari mereka yang dipimpin menjadi sumber sukacita yang menyejukkan hati. Bagikanlah kesaksian iman Anda. agar pemerintah kita selalu sadar akan sumber kekuasaan mereka, sehingga mereka bisa menjalankan roda pemerintahan berlandaskan takut akan Tuhan. |
(0.10) | (Mzm 35:1) |
(full: BERPERANGLAH MELAWAN ORANG YANG BERPERANG MELAWAN AKU.
) Nas : Mazm 35:1-38 Mazmur ini disebut mazmur kutukan yang artinya pemazmur berdoa agar Allah mendatangkan hukuman atas musuh-musuh umat-Nya dan menggulingkan orang fasik (lih. pasal Mazm 35:1-28; 69:1-37; 109:1-31; 137:1-9; dan Neh 6:14; 13:29; Yer 15:15; 17:18; Gal 5:12; 2Tim 4:14; Wahy 6:10). Walaupun orang percaya diperintahkan untuk mengampuni musuh-musuh mereka (Luk 23:34) dan mendoakan keselamatan mereka (Mat 5:39,44), akan tiba saatnya bila kita harus berdoa agar kejahatan dihentikan dan keadilan diberlakukan bagi mereka yang tidak bersalah. Kita harus amat memperhatikan korban-korban kekerasan, penindasan, dan kejahatan. Selanjutnya dapat dikatakan mengenai mazmur kutukan ini:
|
(0.10) | (Mat 24:3) |
(full: PERCAKAPAN DI BUKIT ZAITUN.
) Nas : Mat 24:3-25:46 Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Yesus memberikan kepada mereka:
|
(0.10) | (Rm 1:18) |
(full: MURKA ALLAH.
) Nas : Rom 1:18 Murka (Yun. _orge_) Allah adalah ungkapan tentang kebenaran dan kasih-Nya (lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH). Itu adalah kemarahan pribadi dan reaksi Allah yang tetap terhadap segala dosa (Yeh 7:8-9; Ef 5:6; Wahy 19:15), yang dibangkitkan oleh kelakuan jahat orang-orang (Kel 4:14; Bil 12:1-9; 2Sam 6:6-7) dan bangsa-bangsa (Yes 10:5; 13:3; Yer 50:13; Yeh 30:15) dan oleh ketidaksetiaan umat Allah (Bil 25:3; 32:10-13; Ul 29:24-28).
|
(0.10) | (1Tim 4:1) |
(full: ADA ORANG YANG AKAN MURTAD.
) Nas : 1Tim 4:1 Roh Kudus dengan jelas telah menyatakan bahwa di waktu kemudian akan muncul kemurtadan dari iman pribadi terhadap Kristus (lihat art. KEMURTADAN PRIBADI) dan kebenaran Alkitab (bd. 2Tes 2:3; Yud 1:3-4).
|
(0.10) | (Why 17:1) |
(full: BERKATA KEPADAKU.
) Nas : Wahy 17:1 Pasal Wahy 7:1-18:24 melukiskan kejatuhan Babel yang besar.
|
(0.10) | (Mat 5:3) | (jerusalem: Berbahagialah) Ucapan selamat bahagia seperti yang dipakai Matius ini oleh Perjanjian Lama kadang-kadang dipakai sehubungan dengan orang yang saleh, yang berhikmat dan yang sejahtera, Maz 1:1-2; Maz 33:12; Maz 127:5; Ams 3:3; Sir 31:8; dll. Sama seperti para nabi Yesus mengatakan bahwa juga orang miskin yang mengambil bagian dalam kebahagiaan itu. Ketiga ucapan bahagia yang pertama, Mat 5:3-5; Luk 6:20-21+, mengatakan bahwa orang yang dianggap malang dan terkutuk sebenarnya berbahagia karena layak menerima berkat Kerajaan. Ucapan-ucapan bahagia yang menyusul lebih-lebih mengenai akhlak manusia. Ucapan-ucapan bahagia Yesus yang lain, Mat 11:6; Mat 13:16; Mat 16:17; Mat 24:46; Luk 11:27-28, dll. Lihat juga Luk 1:45; Wah 1;3; Wah 14:13, dll |
(0.08) | (Why 20:4) |
(full: TAKHTA-TAKHTA DAN ORANG-ORANG YANG DUDUK DI ATASNYA.
) Nas : Wahy 20:4 Mereka yang duduk di atas takhta-takhta itu barangkali adalah pemenang-pemenang dari semua jemaat sepanjang masa (bd. lihat cat. --> Wahy 2:7), [atau ref. Wahy 2:7] mungkin termasuk orang kudus PL (lih. Yeh 37:11-14; Ef 2:14-22; 3:6; Ibr 11:39-40). Mereka yang dihidupkan setelah kedatangan Kristus kembali disebut sebagai orang-orang setia yang mati selama masa kesengsaraan (Wahy 6:9; 12:17). Yohanes tidak menyebut kebangkitan orang kudus gereja yang telah mati, karena hal ini terjadi ketika Kristus memindahkan jemaat-Nya dari bumi dan mengangkatnya ke sorga (yaitu, keangkatan gereja; lihat cat. --> Yoh 14:3; lihat cat. --> 1Kor 15:51; [atau ref. Yoh 14:3; 1Kor 15:51] lihat art. KEANGKATAN GEREJA). |
(0.08) | (Rm 5:2) | (jerusalem: kasih karunia ini) Ialah hidup dalam persahabatan dengan Allah, "keadaan berahmat" |
(0.08) | (Rm 7:5) |
(jerusalem: daging) 1) Arti pertama kata "daging", ialah unsur jasmaniah pada manusia, 1Ko 15:39; bdk Luk 24:39; Wah 17:16; 19:18, dan lawannya ialah roh, Rom 1:9+, daging ialah tubuh yang dapat diamati dengan pancaindera, Kol 2:1,5, khususnya tubuh sebagai alat persatuan seksuil, 1Ko 6:16; 7:18; Efe 5:29,31; bdk Mat 19:5 dsj; Yoh 1:13; Yud 7, yang melandasi hubungan keluarga, famili, dst, serta hak waris, Rom 4:1; 9:3,5; 11:14; bdk Ibr 12:9. Dengan demikian kata "daging" dipergunakan sama seperti kata Ibrani "basar" dalam Kitab Suci untuk menonjolkan segi kelemahan dan fana pada manusia, Rom 6:19; 2Ko 7:5; 12:7; Gal 4:13 dst; bdk Mat 26:41 dsj, dan mengungkapkan kecilnya manusia di hadapan Allah, Rom 3:20 dan Gal 2:16; 1Ko 1:29; bdk Mat 24:22 dsj; Luk 3:6; Yoh 17:2; Kis 2:17; 1Pe 1:24. Maka untuk memperlawankan tata kodrat dan tata kasih-karunia dipergunakan ungkapan "menurut daging", 1Ko 1:26; 2Ko 1:17; Efe 6:5; Kol 3:22; bdk File 16; Yoh 8:15, "daging dan darah", 1Ko 15:50; Gal 1:16; Efe 6:12; Ibr 2:14; bdk Mat 16:17, "kedagingan" (terj: duniawi), Rom 15:27; 1Ko 3:1,3; 9:11; |