Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk sumpah setia AND book:54 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Tim 6:12) (ende: Berlombalah)

Seperti sering sekali Paulus gemar mengambil kiasan-kiasan dari dunia olah-raga, demikian disini pula. Timoteus harus bersemangat besar dan mentjurahkan seluruh tenaganja, untuk memenuhi dengan setia kewadjiban-kewadjibannja dan mengatasi segala saingan dan rintangan dari para pelawan Indjil murni. Dengan demikian ia dapat merebut kedjuaraan abadi. Bdl. 1Ko 9:25; Kol 1:29 dan 1Ti 4:12 lagi 2Ti 1-6. "Pengakuan jang indah". Itu dapat ditafsirkan sebagai pengakuan iman ketika dipermandikan, tetapi lebih baik sebagai ikrar (sumpah) kesetiaan, ketika ia ditahbiskan uskup oleh Paulus. Ingatlah 1Ti 1:18 dan bdl. 2Ti 1:6.

(0.85) (1Tim 5:9) (bis: hanya satu kali kawin)

hanya satu kali kawin: atau setia kepada suaminya.

(0.77) (1Tim 1:18) (full: SESUAI DENGAN APA YANG TELAH DINUBUATKAN. )

Nas : 1Tim 1:18

Rupanya nubuat tentang kehendak Allah untuk pelayanan Timotius dalam gereja telah disampaikan

(lihat cat. --> 1Kor 14:29;

[atau ref. 1Kor 14:29]

lihat art. KARUNIA-KARUNIA ROHANI ORANG PERCAYA).

Paulus menasihatkan Timotius agar tetap setia terhadap kehendak Allah yang dinyatakan untuk hidupnya. Selaku gembala dan penilik gereja, dia harus tetap setia kepada iman rasuli dan berjuang melawan ajaran palsu yang mulai menyusup ke dalam gereja.

(0.74) (1Tim 4:2) (ende: Kemunafikan)

Kesalehan luarbiasa dan memang hebat orang-orang tersebut mengagumkan orang-orang jang dangkal pikirannja, sehingga mereka mendjadi penganut. Mereka melarang dan menghina perkawinan dan menjuruh berpantang dari djenis-djenis makanan, seperti tidak makan daging dan minum anggur. Itu memang suatu adjaran palsu jang diilham oleh setan, dan kesalehan jang menjolok mata itu sebenarnja kesalehan pura-pura sadja.

(0.74) (1Tim 1:3) (full: JANGAN MENGAJARKAN AJARAN LAIN. )

Nas : 1Tim 1:3

Tujuh tahun sebelum Paulus menulis surat ini, dia sudah memperingatkan para pemimpin jemaat di Efesus bahwa guru-guru palsu akan berusaha untuk memutarbalikkan amanat sejati Kristus

(lihat cat. --> Kis 20:29).

[atau ref. Kis 20:29]

Kini karena hal itu sudah terjadi, Paulus menasihatkan Timotius untuk menghadapinya dengan tegas. Gembala sidang yang muda ini tidak boleh berkompromi dengan ajaran palsu yang mencemarkan hukum Taurat dan Injil. Dengan setia ia harus memperjuangkan perjuangan yang baik terhadap mereka (ayat 1Tim 1:18) dengan memberitakan iman yang asli sebagaimana diajarkan oleh Kristus dan rasul-rasul (2Tim 1:13-14).

(0.74) (1Tim 5:22) (full: JANGANLAH ENGKAU TERBURU-BURU MENUMPANGKAN TANGAN. )

Nas : 1Tim 5:22

Paulus menegaskan beberapa hal mengenai pelantikan seorang penatua (bd. 1Tim 4:14; Kis 6:6).

  1. 1) Tidak seorang pun yang boleh dilantik dengan terburu-buru untuk jabatan ini. Artinya, sikap hati-hati yang pantas dan garis pedoman alkitabiah harus ditaati dan dilaksanakan

    (lihat cat. --> Tit 1:5;

    [atau ref. Tit 1:5]

    lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

  2. 2) Melantik seseorang sebagai penatua adalah pernyataan umum kepada gereja bahwa kehidupan orang itu telah memenuhi syarat Allah dalam hal menekuni kesalehan seperti yang terdapat di 1Tim 3:1-7. Dengan kata lain, orang yang hendak dilantik kepada suatu jabatan kepemimpinan harus terkenal setia terhadap Tuhan selama mereka menjadi orang Kristen
  3. 3) Suatu jemaat yang melantik atau menetapkan seseorang kepada jabatan kepemimpinan di dalam gereja dengan terburu-buru, yaitu dengan mengabaikan garis pedoman Allah, menyebabkan jemaat itu "terbawa-bawa" dalam dosa orang itu. Nasihat Paulus untuk "jaga kemurniaan dirimu", berarti menolak untuk terlibat dalam memilih atau melantik orang yang tidak layak untuk jabatan sebagai gembala.
(0.73) (1Tim 2:15) (full: PEREMPUAN AKAN DISELAMATKAN KARENA MELAHIRKAN ANAK. )

Nas : 1Tim 2:15

Paulus mengatakan bahwa wanita pada umumnya akan diselamatkan oleh iman kepada Allah dan dengan menerima tugas yang telah ditetapkan oleh Pencipta mereka.

  1. 1) Kedudukan tertinggi dan martabat sejati wanita ialah sebagai istri dan ibu yang saleh. Tidak ada sukacita, kesenangan batin, berkat, atau kehormatan lebih tinggi yang dapat diperolehnya sebagai istri dan ibu Kristen, selain dengan melahirkan anak-anak (1Tim 5:14), mengasihi mereka (Tit 2:4), membesarkan mereka sehingga hidup bagi Kristus untuk memuliakan Allah (bd. 2Tim 1:5; 3:14-15;

    lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK),

    dan dia tetap setia kepada Juruselamatnya (ayat 1Tim 2:15).
  2. 2) Kehormatan dan martabat melahirkan anak jangan diremehkan oleh orang Kristen. Kemampuan melahirkan anak dari Marialah yang menjadi saluran keselamatan bagi umat manusia (Kej 3:15; Mat 1:18-25).
  3. 3) Masyarakat, kebudayaan, dan gereja yang merendahkan atau menolak maksud Allah untuk wanita, dan dengan demikian menurunkan nilai keluarga, rumah tangga, dan ibu Kristen akan semakin banyak mengalami kehancuran dalam pernikahan, keluarga, dan masyarakat

    (lihat cat. --> 2Tim 3:3).

    [atau ref. 2Tim 3:3]

  4. 4) Pernyataan Paulus kepada wanita Kristen bukan bermaksud merendahkan martabat wanita yang tidak menikah atau tidak bisa mempunyai anak. Iman, kasih, dan kekudusan wanita demikian dapat setingkat dengan wanita yang berkeluarga

    (lihat cat. --> 1Kor 7:34).

    [atau ref. 1Kor 7:34]

(0.73) (1Tim 1:12) (sh: Kasih karunia melahirkan syukur (Jumat, 7 Juni 2002))
Kasih karunia melahirkan syukur

Salah satu kualitas yang sering dijumpai pada tokoh-tokoh besar adalah kesadarannya yang tajam akan kelemahannya sendiri, dan tidak malu untuk mengakui kelemahan tersebut. Kualitas ini jugalah yang kita jumpai pada diri Paulus. Sebagai salah seorang rasul yang terkemuka, Paulus, yang dulunya bernama Saulus, mau mengakui latar belakang kelabunya. Ia pernah menjadi seorang ganas dan penganiaya jemaat Allah. Namun, Paulus tidak pernah berusaha menutup-nutupi hal ini. Nas ini hanyalah salah satu dari beberapa bagian suratnya, yang secara blak-blakan menyaksikan masa lalunya yang kelam (bdk. Gal. 1).

Namun, ada hal lain yang perlu disimak dan dicermati dengan lebih mendalam. Di dalam nas ini, Paulus terus mengedepankan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatnya. Pengakuan atas masa lalu yang kelam tidak diikuti dengan membanggakan diri atas perubahan yang telah terjadi. Paulus mengakui bahwa Kristus Yesuslah yang menguatkannya, yang menganggapnya setia, serta memberikannya kepercayaan untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan (ayat 12). Paulus mengakui bahwa semua yang terjadi semata-mata karena kasih karunia Tuhan itu telah dikaruniakan dengan limpah (ayat 13). Paulus mengakui bahwa Yesus telah mengasihani dirinya sebagai orang yang paling berdosa, dan telah menunjukkan kesabarannya (ayat 16).

Ada ungkapan yang mengatakan: 'Gratia' (anugerah) selalu melahirkan 'Gratitude' (syukur). Inilah yang dilakukan Paulus. Setiap kali Paulus mengenang kembali jalan hidupnya, maka selalu akan timbul dalam hatinya penuh syukur, suatu doksologi/puji-pujian kepada Allah (ayat 17).

Renungkan: Makin lama seseorang menjadi Kristen, makin besar kemungkinan datangnya godaan untuk menganggap keselamatan dan kasih karunia Tuhan sebagai upah yang pantas atas kesediaan orang itu mengikut Tuhan. Anggapan ini adalah penghinaan bagi kasih karunia dan anugerah Tuhan. Seharusnya, rentang waktu itu membuat Kristen makin hari makin takjub, makin bersyukur dan makin bertekad untuk melayani Allahnya.

(0.73) (1Tim 1:18) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Sabtu, 8 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat 1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat 1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat 1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat 18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat 18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat 1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. 1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.73) (1Tim 2:1) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Minggu, 9 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat 1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat 1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat 1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat 18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat 18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat 1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. 1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA