Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 26 ayat untuk sebagian lain AND book:[40 TO 66] AND book:54 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Tim 4:11) (sh: Bertekun (Sabtu, 15 Juni 2002))
Bertekun

Seorang pelayan seperti Timotius harus dapat mengatasi segala sesuatu yang berpotensi untuk menyulitkan, mencemarkan, menghalangi, bahkan menggagalkan pelayanan yang dilakukannya. Untuk itu, ketekunan menjadi kata kunci yang harus Timotius cermati dan perhatikan. Ia tidak boleh membiarkan umurnya menjadi perintang bagi dirinya atau batu sandungan bagi orang lain. Karena itu, ia perlu menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, dan kesuciannya (ayat 12). Timotius juga diminta untuk tetap bertekun dalam pembacaan dan pengajaran nas-nas Kitab Suci di antara jemaatnya (ayat 13), tidak lalai dalam mempergunakan karunia yang Tuhan berikan padanya (ayat 14), dan sungguh-sungguh membiarkan hidupnya dikuasai oleh hal-hal yang baik tersebut, sehingga kemajuannya nyata bagi orang-orang di sekitarnya (ayat 15). Timotius juga harus mengawasi dirinya sendiri dan ajarannya (ayat 1 6). K esemuanya itu harus dilakukannya dalam ketekunan (ayat 16). Singkatnya, Timotius harus memperhatikan semua aspek di dalam kehidupannya.

Akibat yang ditimbulkan dari semua ini adalah "engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau" (ayat 16). Melalui karya pelayanan Timotius dan melalui ketekunan Timotius di dalam melakukan hal-hal di atas tadi, Allah bekerja untuk menyelamatkan orang-orang yang mendengarkannya, dan juga diri Timotius sendiri.

Sebagai pelayan Tuhan, Timotius harus sungguh-sungguh memperhatikan hidupnya, mengusahakan hal-hal yang sempurna bagi Allah dalam ketekunan. Semua ini bertujuan tidak hanya agar orang tidak menganggap rendah diri Timotius karena umurnya, tetapi terutama demi terlaksananya panggilan Allah bagi Timotius (lih. 14).

Renungkan: Melayani Tuhan bukan hanya berarti menyisihkan sebagian waktu yang dikhususkan untuk Tuhan, tetapi, seperti yang pernah diajarkan rasul Paulus, mempersembahkan seluruh tubuh atau hidup kita (Rm. 12:1). Ketekunan kita sangat diperlukan di dalam mewujudkan semua hal tadi kehidupan kita sebagai pelayan-pelayan-Nya.

(0.99) (1Tim 1:1) (sh: Dasar menentukan ajaran dan tindakan (Kamis, 6 Juni 2002))
Dasar menentukan ajaran dan tindakan

Bagian pembuka surat Paulus ini memperlihatkan satu penekanan penting. Paulus mengingatkan kembali Timotius bahwa dirinya menjadi rasul, bukan karena kehendaknya pribadi, tetapi karena perintah Allah (ayat 1:1). Ia memberitakan Injil karena Injil itu telah dipercayakan Allah kepadanya (ayat 11). Penegasan ini bukanlah suatu bentuk kesombongan rohani, tetapi bertujuan untuk menunjukkan perbedaan antara dasar panggilan dari mereka yang sungguh-sungguh melayani Tuhan, dan mereka yang tidak. Karena itu, Timotius, sebagai anak Paulus yang sah dalam iman (ayat 2), harus memperhatikan hal ini.

Penegasan tadi menjadi penting ketika Paulus menulis tentang para pengajar ajaran sesat. Mereka disebut Paulus sebagai "orang-orang tertentu … (yang) mengajarkan ajaran lain" (ayat 3), yang "sesat dalam omongan yang sia-sia" (ayat 6). Mereka "sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya" (ayat 4). Orang-orang ini mengajarkan bahwa orang Kristen bukan Yahudi tetap harus mengikuti peraturan keagamaan Yahudi. Kelihatannya, sebagian dari mereka adalah mantan rekan-rekan sepelayanan Paulus. Paulus juga menunjukkan bahwa mereka "hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan … dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan" (ayat 7).

Kontras ini juga tampak dalam tujuan dan akibat pelayanan. Pengajaran dan pemaksaan yang dilakukan para pengajar ini menghasilkan persoalan, dan bukan "tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman" (ayat 4). Sementara Paulus menunjukkan, bahwa tujuan pemberian nasihat oleh seorang pelayan Tuhan sejati adalah untuk menimbulkan kasih dari "hati yang suci, hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas" (ayat 5). Pengajaran seorang pengajar yang benar juga tidak bertentangan dengan ajaran sehat yang didasarkan pada Injil Allah (ayat 11).

Renungkan: Menjadi pemimpin dan pengajar di dalam komunitas orang percaya harus berawal pada panggilan Ilahi, memiliki kesungguhan untuk berpegang pada ajaran yang sehat, dan memenuhi syarat-syarat kehidupan terpuji, jika tidak ingin jatuh ke dalam kesesatan dan menjadi batu sandungan bagi gereja.

(0.94) (1Tim 6:2) (jerusalem: yang kekasih) Terjemahan lain: yang dikasihi Allah.
(0.92) (1Tim 5:17) (jerusalem: dihormati dua kali lipat) Terjemahan lain: diganjar dua kali lipat.
(0.90) (1Tim 6:9) (jerusalem: jerat) Sejumlah naskah menambah: (jerat) Iblis
(0.88) (1Tim 6:12) (jerusalem: engkau ikrarkan ikrar yang benar) Terjemahan lain: engkau ucapkan pengakuan (iman) yang mulia. Peristiwa manakah dalam kehidupan Timotius yang disinggung di sini tidak diketahui (baptisan? pentahbisan?).
(0.87) (1Tim 5:9) (ende: Didaftarkan sebagai djanda)

Rupanja dewasa itu terdapat didalam umat-umat suatu serikat djanda-djanda jang bertugas istimewa, misalnja mengadjar anak-anak dan kaum pemudi,merawat orang sakit, mengurus pendermaan bagi orang miskin dan lain-lain. Rupanja mereka digelari "djanda", sebanding dengan gelaran "suster" dewasa ini. Mereka barangkali bermartabat "diakon wanita", jang kemudian dinamakan "diakonisa". Dari 1Ti 5:12 dapat diduga, bahwa mereka berkaul.

(0.86) (1Tim 1:8) (ende: Hukum)

Pengadjar-pengadjar jang diketjam tadi antara lain mengadjukan penganut hukum taurat djuga. Tentang pendirian Paulus mengenai nilai-nilai hukum itu batjalah Gal 2,3 dan Gal 5; Rom 3 dan selandjutnja. Bdl. pula Tit 3:9 dan 2Ti 2:23-24.

(0.85) (1Tim 5:20) (full: KAUTEGOR DI DEPAN SEMUA ORANG. )

Nas : 1Tim 5:20

Firman Allah memberi berbagai prinsip dan pedoman berkaitan dengan pelaksanaan disiplin terhadap penatua atau gembala (ayat 1Tim 5:20-22). Karena para penatua yang saleh perlu sekali bagi gereja, tindakan-tindakan berikut harus diambil bila seorang gembala atau pekerja gereja berbuat dosa dan dosa itu telah dibuktikan (ayat 1Tim 5:19).

  1. 1) Seorang penatua tidak boleh menutupi atau berdiam diri tentang dosa yang dilakukan penatua lain. Penatua yang bersalah itu harus "ditegor" dan didisiplin. Dosanya harus disingkapkan "di depan semua orang", supaya penatua yang lain "takut" dan tidak mau berbuat dosa.
  2. 2) Paulus mengingatkan bahwa tindakan disiplin harus dilaksanakan tanpa pilih kasih atau tanpa memihak sebab sekali kelak semua akan berdiri "di hadapan Allah, Yesus Kristus, dan malaikat-malaikat pilihan" (ayat 1Tim 5:21).
(0.85) (1Tim 6:11) (ende: Petugas jang dipilih oleh Allah)

Aslinja "manusia Allah".

Itu suatu ungkapan lazim dalam Perdjandjian Lama, dan telah mendjadi suatu gelaran bagi para nabi dan orang lain jang bertugas menjampaikan sabda Allah kepada umum, dan memperdjuangkan kepentingan-kepentingan Allah terhadap orang-orang jang melalaikan atau menentangnja. Terdjemahan "manusia Allah" terasa sama sekali tidak mengesankan maksud dan tjorak arti asli. Kami sangka terdjemahan jang kami pilih dapat mendekatinja.

(0.85) (1Tim 1:1) (jerusalem: perintah Allah) Var: janji Allah
(0.85) (1Tim 2:9) (full: HENDAKNYA PEREMPUAN ... BERDANDAN DENGAN PANTAS. )

Nas : 1Tim 2:9

Allah menghendaki wanita Kristen berdandan dengan pantas dan sopan.

  1. 1) Kata "pantas" (Yun. _aidos_) mengandung arti merasa malu bila menampakkan bagian tubuh. Kata ini meliputi penolakan untuk berdandan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian kepada tubuh dan melewati batas-batas kesenonohan yang patut. Sumber kesenonohan seseorang terletak di dalam sifat atau batin. Dengan kata lain, kesenonohan adalah manifestasi lahir dari kemurnian batin.
  2. 2) Berdandan secara tidak pantas yang mungkin menggairahkan keinginan yang tidak suci merupakan kesalahan yang sama besarnya dengan keinginan mesum yang terangsang. Tidak ada aktivitas atau keadaan yang membenarkan hal berpakaian secara tidak pantas yang akan memperlihatkan tubuh sehingga merangsang hawa nafsu dalam orang lain (bd. Gal 5:13; Ef 4:27; Tit 2:11-12;

    lihat cat. --> Mat 5:28).

    [atau ref. Mat 5:28]

  3. 3) Adalah suatu kesaksian yang menyedihkan jikalau gereja mengabaikan standar alkitabiah untuk berdandan dengan pantas dan malah menerima mode duniawi. Pada dewasa ini yang serba membolehkan di bidang seksual, gereja harus bertindak dan berdandan berbeda dari masyarakat yang bobrok yang mengabaikan dan mencemoohkan keinginan Roh untuk kesenonohan, kemurnian, dan pengekangan yang saleh (bd. Rom 12:1-2).
(0.85) (1Tim 5:3) (sh: Para janda dalam kehidupan jemaat (Senin, 17 Juni 2002))
Para janda dalam kehidupan jemaat

Perjanjian Lama telah mengajarkan bahwa umat Allah harus memperhatikan para janda (mis. Ul. 24:19). Prinsip itu tetap berlaku pada masa gereja Perjanjian Baru. Gereja waktu itu, walaupun dalam keadaan yang sulit, tetap mempunyai kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan mereka yang hidup berkekurangan.

Tetapi, masalah timbul. Tidak semua janda layak menerima bantuan jemaat yang jumlahnya terbatas itu. Beberapa janda masih mempunyai sanak saudara yang sebenarnya masih mampu untuk menanggung mereka (ayat 4-8). Lainnya masih cukup muda dan masih dapat menghidupi diri, entah secara mandiri ataupun dengan kembali berkeluarga (ayat 11-14). Lainnya lagi cukup kaya (ayat 6). Jika mereka tetap ikut menerima bantuan, maka banyak janda lain yang "benar-benar janda" (ayat 1), yang "ditinggalkan seorang diri" (ayat 5) dan betul-betul hidup berkekurangan, malah tidak menerima bantuan. Selain masalah ini, Timotius juga harus membereskan masalah dari keteraturan hidup berjemaat karena beberapa dari antara para janda itu hidup tidak disiplin (ayat 12-14), dan beberapa bahkan telah "tersesat mengikuti Iblis" (ayat 15).

Tuntunan yang diberikan Paulus kepada Timotius ini memberikan beberapa pengajaran penting tentang kehidupan berjemaat. Pertama, suatu jemaat/komunitas Kristen harus memperhatikan sesama saudara/i yang hidup berkekurangan (mis. para janda). Harus ada kebijakan dan langkah yang jelas dan dapat dilaksanakan. Kedua, tidak teraturnya perhatian jemaat terhadap pelayanan diakonia seperti ini akan memberikan "alasan bagi lawan untuk memburuk-burukkan nama kita" (ayat 14). Ini akan berpengaruh pada kesaksian jemaat bagi orang-orang lain. Terakhir, Paulus menunjukkan bahwa mereka yang berkekurangan juga punya kontribusi bagi kehidupan jemaat sebagaimana yang lainnya. Walaupun mereka dibantu, mereka tetap punya peranan dalam kehidupan jemaat yang saling melayani (ayat 9).

Renungkan: Beri penilaian secara jujur tentang keterlibatan Anda di jemaat Anda dengan dan bagi sesama anggota lain yang berkekurangan.

(0.85) (1Tim 1:20) (full: KUSERAHKAN KEPADA IBLIS. )

Nas : 1Tim 1:20

Tindakan Paulus mungkin berarti bahwa kedua orang tersebut dikucilkan dari gereja. Keselamatan dan persatuan dengan tubuh Kristus (gereja) melindungi kita dari kuasa Iblis. Pada pihak lain, dikucilkan dari gereja, membuka kehidupan seseorang kepada serangan Iblis yang merusak (bd. Ayub 2:6-7; 1Kor 5:5; Wahy 2:22). Disiplin gereja berfungsi untuk membawa orang kepada pertobatan, iman sejati, dan keselamatan dalam Kristus

(lihat cat. --> 1Kor 5:5).

[atau ref. 1Kor 5:5]

(0.85) (1Tim 6:20) (jerusalem: apa yang telah dipercayakan kepadamu) Yunani: paratheke; Latin: depositum. Ialah "depositum fidei", ajaran berdasarkan Injil melalui tradisi, bdk 1Ti 1:11. Ini sebuah gagasan penting dalam surat-surat pastoral, 2Ti 1:12,14 Isinya ialah "iman" (obyektip), 1Ti 4:6; 2Ti 1:13; Tit 1:9, atau tradisi, 2Te 2:15+; 2Te 3:6. Gagasan itu berasal dari hukum dan menekankan bahwa orang yang kepadanya dipercayakan iman dan tradisi itu wajib memeliharanya, lalu secara utuh menyerahkannya kepada orang lain. Bdk Wah 2:25; 3:11: "Peganglah apa yang ada padamu".
(0.84) (1Tim 1:3) (full: JANGAN MENGAJARKAN AJARAN LAIN. )

Nas : 1Tim 1:3

Tujuh tahun sebelum Paulus menulis surat ini, dia sudah memperingatkan para pemimpin jemaat di Efesus bahwa guru-guru palsu akan berusaha untuk memutarbalikkan amanat sejati Kristus

(lihat cat. --> Kis 20:29).

[atau ref. Kis 20:29]

Kini karena hal itu sudah terjadi, Paulus menasihatkan Timotius untuk menghadapinya dengan tegas. Gembala sidang yang muda ini tidak boleh berkompromi dengan ajaran palsu yang mencemarkan hukum Taurat dan Injil. Dengan setia ia harus memperjuangkan perjuangan yang baik terhadap mereka (ayat 1Tim 1:18) dengan memberitakan iman yang asli sebagaimana diajarkan oleh Kristus dan rasul-rasul (2Tim 1:13-14).

(0.84) (1Tim 6:4) (jerusalem: mencari-cari soal) Dipertentangkan satu sama lain: mencari Allah hal mana dalam Perjanjian Lama menyimpulkan sikap kaum beriman terhadap Allah, Ula 4:29; Maz 27:8; Yer 29:13-14, dll dan oleh Perjanjian Baru terus dijunjung tinggi, Mat 6:33; 7:7-8; Kis 17:27, dll, dan mencari-cari soal-soal halus dengan kurang pantas dan dengan tidak ada habis-habisnya. Ini merupakan suatu "penyakit" bagi "ajaran sehat", 1Ti 6:3; 1:10+, dan keinginan tahu yang seolah-olah mau melampaui rahasia iman, bdk 2Yo 9. Bdk 1Ti 1:4; 2Ti 2:16,23; Tit 3:9.
(0.84) (1Tim 6:16) (full: DIALAH SATU-SATUNYA YANG TIDAK TAKLUK KEPADA MAUT. )

Nas : 1Tim 6:16

Kata-kata ini mengungkapkan kemahatinggian Allah. Allah berbeda dan tidak bergantung pada ciptaan-Nya -- apakah itu manusia, malaikat, roh, ataupun hal fisik atau materiel (Kel 24:9-18; Yes 6:1-3; 40:12-26; Yes 55:8-9; Yeh 1:1-22).

  1. 1) Janganlah Allah ditempatkan setingkat dengan manusia atau salah satu makhluk lain yang diciptakan-Nya. Wujud-Nya dan keberadaan-Nya itu dalam suatu dunia yang lain sama sekali. Ia berdiam dalam keberadaan yang sempurna dan murni, jauh di atas ciptaan-Nya. Ia tidak merupakan bagian dari ciptaan-Nya, demikian pula ciptaan-Nya tidak merupakan bagian dari diri-Nya. Lagi pula, orang percaya bukanlah Allah dan takkan pernah menjadi "allah". Kita selalu akan menjadi mahkluk yang terbatas dan bergantung kepada-Nya, di akhirat pun demikian.
  2. 2) Walaupun ada perbedaan yang radikal di antara Allah dan seluruh dunia, Allah juga hadir dan aktif di seluruh dunia. Ia berdiam dan menyatakan diri-Nya di dalam umat-Nya yang bertobat dari dosa mereka serta hidup oleh iman pada Kristus (Kel 33:17-23; Yes 57:15;

    lihat cat. --> Mat 10:31;

    lihat cat. --> Rom 8:28;

    lihat cat. --> Gal 2:20;

    [atau ref. Mat 10:31; Rom 8:28; Gal 2:20]

    lihat art. SIFAT-SIFAT KHAS ALLAH).

(0.84) (1Tim 5:17) (sh: Sikap terhadap para penatua (Selasa, 18 Juni 2002))
Sikap terhadap para penatua

Kelompok selanjutnya yang disebutkan Paulus dalam nasihatnya kepada Timotius adalah kepada para penatua. Paulus memberikan arahan tentang bagaimana seharusnya Timotius bersikap dalam menangani kondisi-kondisi yang mungkin terjadi di tengah-tengah jemaatnya, saat ia melayani bersama para penatua.

Para penatua patut menerima penghormatan yang pantas. Salah satu bentuk penghormatan itu dinyatakan dengan firman dari Tuhan Yesus, "seorang pekerja patut mendapatkan upahnya" (ayat 18). Masalah penghidupan dari seorang penatua yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar perlu mendapatkan perhatian dari jemaat. Kemudian, para penatua perlu dilindungi dari tuduhan-tuduhan tanpa dukungan keterangan saksi (ayat 19).

Walaupun begitu, tidak berarti ketegasan dan disiplin bagi para penatua diberlakukan secara longgar. Justru sebaliknya, Timotius harus menegur para penatua yang berbuat dosa di depan semua jemaat (ayat 20). Ia harus bertindak dalam segala sesuatu tanpa prasangka dan tanpa memihak (ayat 21). Dosa adalah dosa. Tidak boleh ada kompromi terhadap hal ini. Timotius juga harus bersikap hati-hati di dalam menetapkan dan mengangkat seseorang bagi suatu bentuk pelayanan. Jika tidak, Timotius punya andil dalam dosa yang timbul sebagai akibatnya (ayat 22).

Setelah diselingi tentang nasihat yang bersifat pribadi (ayat 23), Paulus beralih kepada kelompok lain: jemaat dari kalangan budak. Nasihat Paulus yang disampaikan kepada Timotius ini didasarkan pada satu prinsip, bahwa hidup sebagai seorang budak pun dapat dijalani secara Kristen sehingga membawa kemuliaan bagi nama Allah (ayat 6, bdk. 1Kor. 7:20-22). Dalam bagian ini, Paulus menunjuk pada satu godaan yang dapat timbul: tidak lagi segan kepada para pemilik budak yang juga Kristen. Persaudaraan yang saling mengasihi dalam Kristus seharusnya makin bertambah kuat, apa pun latar belakang masing-masing.

Renungkan: Hidup berjemaat berarti hidup saling menghormati dalam kasih dan saling menjaga yang lain agar jangan terpeleset ke dalam dosa.

(0.84) (1Tim 5:22) (full: JANGANLAH ENGKAU TERBURU-BURU MENUMPANGKAN TANGAN. )

Nas : 1Tim 5:22

Paulus menegaskan beberapa hal mengenai pelantikan seorang penatua (bd. 1Tim 4:14; Kis 6:6).

  1. 1) Tidak seorang pun yang boleh dilantik dengan terburu-buru untuk jabatan ini. Artinya, sikap hati-hati yang pantas dan garis pedoman alkitabiah harus ditaati dan dilaksanakan

    (lihat cat. --> Tit 1:5;

    [atau ref. Tit 1:5]

    lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

  2. 2) Melantik seseorang sebagai penatua adalah pernyataan umum kepada gereja bahwa kehidupan orang itu telah memenuhi syarat Allah dalam hal menekuni kesalehan seperti yang terdapat di 1Tim 3:1-7. Dengan kata lain, orang yang hendak dilantik kepada suatu jabatan kepemimpinan harus terkenal setia terhadap Tuhan selama mereka menjadi orang Kristen
  3. 3) Suatu jemaat yang melantik atau menetapkan seseorang kepada jabatan kepemimpinan di dalam gereja dengan terburu-buru, yaitu dengan mengabaikan garis pedoman Allah, menyebabkan jemaat itu "terbawa-bawa" dalam dosa orang itu. Nasihat Paulus untuk "jaga kemurniaan dirimu", berarti menolak untuk terlibat dalam memilih atau melantik orang yang tidak layak untuk jabatan sebagai gembala.


TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA