Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 112 ayat untuk berjuang (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.16) (Yud 1:3) (full: IMAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA ORANG-ORANG KUDUS. )

Nas : Yud 1:3

Mereka yang setia kepada Kristus diberikan tugas yang sangat serius untuk "mempertahankan iman" yang disampaikan Allah kepada para rasul dan orang kudus (Fili 1:27; bd. 1Tim 1:18-19; 6:12).

  1. 1) "Iman itu" terdiri atas Injil yang diberitakan Kristus dan para rasul. Iman itu merupakan kebenaran yang sudah kokoh dan tidak bisa berubah, diberikan oleh Roh Kudus dan diungkapkan dalam PB. Akan tetapi, "iman itu" bukan sekadar kebenaran objektif saja. Iman juga adalah cara hidup yang harus dijalankan dalam kasih dan kemurnian (Kol 1:9-11; 1Tim 1:5). Itulah suatu kerajaan yang datang dengan kuasa untuk membaptiskan semua orang percaya di dalam Roh Kudus

    (lihat art. KERAJAAN ALLAH; dan

    lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS),

    supaya mereka dapat memberitakan Injil kepada semua bangsa (Mr 16:15-17;

    lihat cat. --> 1Tes 1:5)

    [atau ref. 1Tes 1:5]

    dengan tanda-tanda dan mukjizat serta karunia Roh (lih. Kis 2:22; Kis 14:3; Rom 15:19;

    lihat cat. --> Ibr 2:4;

    [atau ref. Ibr 2:4]

    lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

  2. 2) Kata "berjuang" (Yun. _epagonizomai_) menggambarkan pertempuran yang harus diikuti oleh seorang percaya yang setia dalam rangka mempertahankan iman. Kata ini secara harfiah artinya "bergumul", "menderita", "di bawah tekanan besar", atau "berjuang dalam pertempuran". Kita harus mengerahkan segala tenaga kita untuk mempertahankan Firman Allah dan iman PB, sekalipun itu menuntut pengorbanan besar. Kita harus menyangkal diri dan, apabila perlu, bersiap mati syahid demi Injil (bd. 2Tim 4:7).
  3. 3) Memperjuangkan iman berarti
    1. (a) berhadapan langsung dengan mereka di dalam gereja yang menyangkal kekuasaan Alkitab atau memutarbalikkan iman yang sejati sebagaimana disampaikan oleh Kristus dan para rasul, dan
    2. (b) memberitakannya sebagai kebenaran yang menebus semua orang

      (lihat cat. --> Yoh 5:47;

      [atau ref. Yoh 5:47]

      lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).

      Mereka yang setia kepada Kristus dan iman PB sepenuhnya sama sekali tidak boleh membiarkan beritanya dilemahkan dengan mengurangi kekuasaannya, memutarbalikkan kebenarannya atau menjadikan kuasa dan janjinya itu tidak penting.
(0.16) (Kis 27:1) (sh: Arti Allah beserta kita (Sabtu, 19 Agustus 2000))
Arti Allah beserta kita

Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribadi kita. Karena itu kita sering berpikir bahwa jika Allah beserta kita maka tidak akan ada masalah yang akan menghadang. Apalagi jika di dalam pergumulan kita yakin bahwa kita sedang menjalankan kehendak-Nya, kita malah cenderung menuntut Allah bekerja sebagai pembantu kita yang mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semua persiapan selesai maka kita tinggal melakukan tugas saja.

Apakah benar demikian? Tidak! Ketika keputusan dikeluarkan bahwa Paulus pergi ke Itali, kesempatan Paulus untuk bersaksi di Roma terbuka dan ini berarti kehendak Tuhan terjadi (Kis. 23:11). Namun Paulus harus berlayar ke Roma bersama-sama orang-orang tahanan yang kasar dan liar. Mereka biasanya adalah orang-orang yang akan dihukum mati dengan cara bertarung dengan binatang buas di Roma. Paulus disamakan dengan mereka walaupun ia bukan seorang tahanan. Bayangkan bagaimana perasaannya. Lalu ia pun harus berpindah dari satu kapal ke kapal yang lain (6). Sementara itu alam sangat tidak berpihak kepadanya sehingga perjalanan menjadi jauh lebih lambat. Mereka pun terpaksa harus melanjutkan pelayaran walaupun ramalan cuaca tidak mendukung (7-9,12). Di samping itu, di dalam hatinya Paulus masih harus 'berperang' melawan 'kekuatiran' akan adanya badai karena peringatannya tidak dipedulikan oleh orang-orang lain (9-11).

Allah memberikan kesempatan kepada Paulus untuk ikut berjuang menuju Roma dengan menanggung hal-hal yang dapat ia tanggung seperti kelelahan, ketidaknyamanan, kesulitan, kekuatiran, terhina, dan tekanan mental. Itu adalah anugerah karena dengan mengalami peristiwa-peristiwa itu, Paulus diberikan hak untuk 'bermegah' karena ikut berjuang agar dapat bersaksi di Roma. Namun demikian Allah memahami bahwa ada hal-hal yang tidak dapat Paulus tanggung sendiri. Karena itu Ia menyediakan seluruh keperluan perjalanan Paulus dan teman-temannya (3).

Renungkan: Jika dalam memberitakan Injil dan pelayanan yang adalah kehendak Allah, Kristen masih menemui kesulitan bahkan halangan, berbahagialah, sebab Allah masih memberikan anugerah kepada kita untuk berjuang dan bermegah dalam perjuangan kita, sementara itu Allah tetap bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan.

(0.16) (Flp 1:16) (full: MEMBELA INJIL. )

Nas : Fili 1:16

Allah memberi tugas yang penting kepada Paulus untuk membela isi Injil seperti yang ditegaskan di dalam Alkitab. Demikian pula, semua orang percaya dipanggil untuk membela kebenaran alkitabiah dan melawan mereka yang akan memutarbalikkan iman (ayat Fili 1:27);

lihat cat. --> Gal 1:9;

lihat cat. --> Yud 1:3;

[atau ref. Gal 1:9; Yud 1:3]

lihat art. KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN GEREJA).

Perkataan Paulus mungkin kedengaran aneh bagi para hamba Tuhan dewasa ini yang tidak merasa perlu untuk "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3).

(0.16) (1Yoh 2:4) (full: TIDAK MENURUTI PERINTAH-NYA. )

Nas : 1Yoh 2:4

Yohanes sedang berjuang melawan suatu salah pengertian tentang doktrin kasih karunia dan keselamatan. Dia menentang guru aliran antinomisme, yang mengajarkan bahwa meninggalkan kehidupan yang berdosa menjadi sesuatu yang tidak diwajibkan bagi orang percaya.

  1. 1) Mereka menyatakan bahwa seorang dapat "mengenal" Allah dalam hubungan penyelamatan yang sah, tetapi pada saat yang sama mengabaikan kehendak dan perintah Allah sehingga tidak menaati-Nya

    (lihat cat. --> Yoh 17:3).

    [atau ref. Yoh 17:3]

  2. 2) Mereka yang menuntut hal semacam ini dinyatakan pendusta oleh Yohanes dan kebenaran Allah tidak ada di dalam diri mereka. Usaha untuk dibenarkan oleh iman pada Kristus tanpa suatu komitmen untuk mengikuti Dia pasti gagal.
(0.16) (Hak 2:20) (jerusalem) Menurut keterangan yang tercantum dalam Hak 2:11-15 (bdk juga Hak 2:3) bangsa-bangsa asing dibiarkan Allah di negeri Kanaan untuk menghukum ketidaksetiaan Israel. Di sini bangsa-bangsa itu menjadi alat di tangan Tuhan untuk mencobai kesetiaan umatNya, Hak 2:22-23; 3:1 dan Hak 4. Sisipan yang terdapat dalam Hak 3:2 masih menyajikan keterangan lain: maksud tinggalnya bangsa-bangsa itu ialah mempertahankan semangat berjuang. Keterangan-keterangan lain lagi disajikan dalam Kel 23:29 dan Ula 7:22, yaitu: tanah tidak boleh dibiarkan kepada binatang-binatang liar. Wis 12:3-22 menjelaskan bahwa Allah mau memberikan kepada bangsa-bangsa itu kesempatan untuk bertobat.
(0.16) (Mzm 149:1) (jerusalem: Nyanyian kemenangan bagi orang Israel) Ini kidung merupakan nyanyian syukur yang dinyanyikan umat dalam ibadat syukuran atas kemenangan yang diperolehnya. Sesudah pembukaan berupa ajakan, Maz 149:1-3, dikemukakan alasan mengapa umat patut bersyukur, yaitu kemenangan atas musuh, Maz 149:4-5. Tetapi umat Israel perlu berjuang terus untuk melakukan pembalasan Tuhan pada raja-raja dan bangsa-bangsa lain, Maz 149:6-9. Kidung nasional ini agaknya berasal dari zaman Yunani, sebab serupa sedikit dengan Neh 4:11,18; 2Ma 15:27, tetapi ia melayangkan pandangan ke penghakiman terakhir di mana umat Israel berperan sebagai alat keadilan ilahi, bdk Yes 61:2 dst; Zak 9:13 dst.
(0.16) (Rm 13:11) (jerusalem: keadaan waktu sekarang) Pertimbangan ini adalah sebuah dasar ajaran akhlak Paulus. Keadaan waktu sekarang (Yunani: kairos) kiranya menunjuk zaman terakhir, yang oleh Kitab Suci disebut "hari-hari akhir". Zaman itu sudah dibuka oleh kematian dan kebangkitan Kristus dan berlangsung selama Gereja berjuang dan sepanjang "hari penyelamatan", 2Ko 6:2+; zaman itu diperlawankan dengan zaman dahulu, dan tidak hanya oleh karena merupakan lanjutan zaman dahulu itu, tetapi terutama karena cirinya yang berbeda. Orang Kristen sekarang sudah menjadi "anak-anak siang", 1Te 5:5, yang telah dilepaskan dari dunia jahat sekarang ini, Gal 1:4, dan dari kuasa kegelapan, dan mengambil bagian dalam Kerajaan Allah serta AnakNya, Kol 1:13. Orang Kristen sudah menjadi warga negara Sorga, Fili 3:20. "Keadaan" yang begitu baru itu menguasai seluruh akhlak Kristen, bdk Rom 6:3 dst.
(0.15) (Ul 1:19) (sh: Antara ketakutan dan kemarahan (Rabu, 23 April 2003))
Antara ketakutan dan kemarahan

Ketika manusia menghadapi suatu keadaan yang tidak mengenakkan, yang menyerang dirinya, bisa timbul dua macam reaksi. Reaksi pertama adalah marah. Reaksi kedua adalah ketakutan. Ketakutan dan kemarahan menjadi emosi yang terus-menerus hadir bergantian dalam hidup manusia -- bahkan dalam hidup sebuah bangsa.

Musa mengingatkan bangsa Israel tentang perjalanan mereka dari Gunung Sinai (Horeb) sampai ke Kadesy. Mereka telah hadir di sana. Allah sebenarnya sudah memberikan tanah itu kepada mereka. Namun, Allah menginginkan agar mereka berjuang dengan kekuatan militer mereka, bersama dengan kemenangan yang akan Allah anugerahkan dengan pasti bagi mereka.

Musa sudah mengingatkan mereka agar jangan takut, jangan khawatir. Namun, kelihatannya bangsa Israel tetap tidak percaya. Mereka ingin mengutus agen-agen rahasia untuk memata-matai keadaan. Musa menyetujui rencana itu -- dan mungkin sekali karena itulah Tuhan menjadi marah kepadanya (ayat 37). Maksud Musa adalah baik, ia ingin agar laporan dari para mata-mata itu berkenaan dengan rute dan keadaan di tanah perjanjian memberikan semangat bagi bangsa Israel untuk pergi berjuang. Namun, mereka menjadi sangat takut karena ada orang-orang raksasa dan pertahanan yang mencengangkan. Musa waktu itu sudah mengingatkan mereka lagi akan sejarah pembebasan dari Mesir, bagaimana Tuhan telah menolong mereka dengan tangan-Nya yang kuat. Mereka tetap takut, dan menjadi marah kepada Tuhan. Allah pun marah. Ia tidak mengizinkan semua orang berusia dua puluh tahun ke atas, kecuali Kaleb (dan Yosua) untuk masuk ke dalam tanah perjanjian. Mereka harus kembali ke padang gurun untuk mati!

Renungkan: Tujukan kemarahan dan ketakutan Anda kepada objek yang benar. Takutlah kepada Allah, dan marahlah terhadap kejahatan!

(0.15) (Ayb 16:1) (sh: Kebenaran di atas kenyataan (Senin, 29 Juli 2002))
Kebenaran di atas kenyataan

Sekali lagi kita membaca teriakan Ayub yang memilukan, "Semangatku patah, umurku telah habis, dan bagiku tersedia kuburan" (ayat 17:1,11). Hidup Ayub tidak selalu penuh penderitaan, bahkan di masa lampau ia pernah mencicipi kehidupan yang baik, (ayat 16:12) tetapi kemudian semuanya lenyap (ayat 14,15). Kita semua merindukan ketenteraman dan kesejahteraan; kehilangan kedua hal ini akan membuat kita kehilangan keseimbangan hidup. Sekuat-kuatnya kita, niscaya kita akan terhuyung-huyung dan kehilangan pegangan. Kita tidak dapat melihat secercah sinar, kita hanya mampu memandang malam yang kelam.

Dietrich Bonhoeffer, seorang pendeta berkebangsaan Jerman yang terkenal dengan bukunya, The Cost of Discipleship, pernah berjalan "terhuyung-huyung" dalam kegelapan hidup karena menentang kekejaman Hitler. Ia ditangkap dan pada akhirnya dihukum gantung, meski ia bukan orang Yahudi. Di penjara, orang hanya mengenalnya sebagai seseorang yang tegar. Namun, dengan jujur ia mengakui bahwa di dalam sukmanya, ia gelisah dan tidak tenteram. Ia berjuang untuk tegar, namun ia pun dapat terguncang.

Ayub pun berupaya keras untuk tetap berharap walau berharap telah menjadi sebuah perjuangan, bukan lagi penghiburan. Ia berseru, "Meskipun begitu orang yang benar tetap pada jalannya dan orang yang bersih tangannya bertambah-tambah kuat" (ayat 17:9). Saya tidak tahu apakah itu yang Ayub alami - bertambah kuat- namun itulah yang ia proklamasikan sebagai pernyataan imannya. Ia menolak untuk mengubah kebenaran menjadi serupa dengan kenyataan. Bagi Ayub, kebenaran tetap kebenaran kendati tidak sesuai dengan kenyataan.

Dalam mengarungi laut penderitaan, kita harus berjuang keras untuk tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan walau kenyataan terlihat berbeda. Firman Tuhan adalah sauh yang menancap di dasar laut sehingga sebesar apa pun ombak bergulung di permukaan, perahu kehidupan kita tidak akan terseret oleh ombak yang menggunung.

Renungkan: Kita tidak selalu dapat memahami kenyataan hidup, tetapi kita selalu dapat mempercayai kebenaran firman-Nya.

(0.15) (Ibr 2:5) (sh: Anugerah Keselamatan (Minggu, 3 Oktober 1999))
Anugerah Keselamatan

Kerelaan Yesus yang seketika lamanya menjadi lebih rendah dari malaikat dan bahkan menjadi sama dengan manusia, menderita, dan mati bukanlah suatu kekalahan! Tindakan Yesus ini justru adalah suatu kemenangan besar sepanjang sejarah alam. Ia mati namun bangkit lagi. Maut pun ditaklukkan-Nya. Semua ini semata-mata demi meneguhkan kuasa-Nya atas seluruh alam ciptaan termasuk maut, dan demi mewujudkan rencana-Nya yaitu agar manusia menerima anugerah keselamatan.

Membuktikan kebenaran Injil. Kebenaran Injil dibuktikan Allah sendiri melalui Yesus Kristus yang diutus secara khusus ke dalam dunia. Yesus Kristus bukan hanya lebih tinggi dari para malaikat dan makhluk ciptaan lainnya. Ia juga lebih berkuasa atas segala kuasa jahat, yaitu Iblis dan maut. Kematian-Nya mematahkan maut dan Iblis; sebab Ia bangkit dari kematian. Maut tak dapat mempecudangi-Nya. Selanjutnya Allah mengutus Roh Kudus-Nya ke dalam setiap rasul dan hamba-hamba-Nya untuk memberitakan Injil-Nya dengan kuasa Ilahi-Nya. Di dalam Kristus terletak pengharapan kemenangan atas si jahat dan keselamatan yang kekal.

Perjuangan Kristus. Mengorbankan harga diri dan nyawa, Yesus Kristus "habis- habisan" berjuang demi membuktikan kebenaran Injil dan menganugerahkan keselamatan bagi manusia. Karenanya, Kristen pun harus "habis-habisan" juga bagi Yesus Kristus. Artinya, kita harus menjadi pengikut Kristus secara utuh dan menyeluruh. Menjadi Kristen dalam hati, pikiran, dan perkataan. Menjadi Kristen di rumah, Kristen di kantor, Kristen di masyarakat, dan Kristen di negara.

Renungkan: Menjadi Kristen harus berani menembus batas-batas ras, suku, etnis, dan golongan dengan sikap bijaksana dan terpuji.

Doa: Ya Tuhan, jadikan aku Kristen yang militan agar aku dapat menjadi Kristen yang sungguh dan berjuang "habis-habisan" demi kemuliaan-Mu. Tolonglah aku ya Tuhan.

(0.13) (2Raj 2:1) (sh: Suksesi yang berhasil (Senin, 15 Mei 2000))
Suksesi yang berhasil

Masalah suksesi kepemimpinan baik di dalaminstitusi sekuler maupun rohani merupakan peristiwa yang sangat penting. Karena kelanjutan hidup, misi, dan visi institusi itu terletak di tangan pemimpin pengganti. Peran, tugas, dan tanggung jawab seorang pemimpin memang sangatlah vital. Bagaimana gereja melakukan regenerasi agar kelangsungan misi dan visi gereja tetap terjamin? Suksesi dari Elia dan Elisa dapat memberikan model yang baik bagi gereja.

Pembangunan iman bangsa Israel harus berlanjut. Konflik yang terjadi antara Allah yang diwakili oleh Elia dan kuasa iblis yang diwakili oleh raja-raja Israel akan terus berlanjut. Karena itu diperlukan seorang nabi pengganti Elia yang mempunyai kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas Allah dalam misi pembangunan iman bangsa Israel.

Elisa merupakan figur yang tepat sebagai pengganti Elia karena ia mempunyai kualifikasi sebagai berikut: Ia adalah seorang yang setia dan gigih berjuang. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk tetap mengikuti Elia kemana pun Elia disuruh pergi oleh Tuhan, walaupun Elia telah berulangkali menyuruhnya pergi. Kesetiaan kepada Tuhan dan kegigihan untuk berjuang diperlukan karena Elisa akan menghadapi berbagai godaan dan ancaman. Tanpa karakter demikian, sulit bagi Elisa untuk menjalankan fungsinya. Elisa adalah saksi mata ketika Elia diangkat ke surga. Peristiwa itu merupakan penyataan Allah yang luar biasa yang meneguhkan Elisa bahwa Allahlah yang memilih dan mengutusnya untuk menggantikan Elia. Ini merupakan bukti legitimasi dari Allah yang diterima oleh Elisa. Di samping itu Elisa pun terbukti mempunyai kompetensi seperti Elia ketika ia membuat mukjizat seperti yang dilakukan Elia. Semua ini karena Roh Allah ada padanya. Di samping legitimasi dari Allah, Elisa pun mendapatkan legitimasi dari rekan-rekan nabi yang lain.

Renungkan: Karakter, legitimasi dari Allah, kompetensi, dan legitimasi dari rekan sekerjanya merupakan kualifikasi seorang pemimpin yang tidak boleh dibolak-balik urutannya. Dua hal pertama menekankan siapa calon pemimpin itu di hadapan Allah dan yang ketiga menekankan apa yang ia punyai untuk melakukan tugasnya. Yang terakhir adalah siapa mereka di hadapan rekan-rekan sekerja lainnya. Bila urutan ini dibolak-balik, maka dapat dipastikan bahwa peran dan fungsi pemimpin itu tidak akan berjalan maksimal. Bagaimana gereja memilih para pemimpinnya?

(0.13) (Mzm 52:1) (sh: Meneladani kebingungan Daud (Kamis, 23 Agustus 2001))
Meneladani kebingungan Daud

Daud sedang dalam keadaan yang sangat genting (ayat 2 bdk. 1Sam. 22:9-10). Tindakan Doeg berpotensi untuk menghancurkan masa depan serta membahayakan keselamatan jiwa Daud. Namun ia tidak mengeluh. Sebaliknya ia justru bingung melihat Doeg yang bangga dengan kejahatannya terhadap orang yang dikasihi Allah (ayat 3-6) sebab tindakannya itu akan mendatangkan cemoohan serta kehancuran bagi diri Doeg (ayat 7-9).

Apa yang dapat dipelajari dari kebingungan Daud? Kebingungan Daud mendemonstrasikan keyakinannya yang tidak tergoyahkan dalam segala situasi tentang siapa dirinya dihadapan Allah dan siapa Allah bagi dirinya (ayat 3). Karena itu ia mampu untuk selalu berorientasi pada masa yang akan datang dimana Allah akan merobohkan ... Ia akan merebut ... (ayat 7). Kebingungan Daud juga memperlihatkan bahwa ia memahami realita kehidupan yaitu meskipun ia adalah seseorang yang dikasihi dan diurapi oleh Allah, ia tidak terbebas dari berbagai masalah maupun persoalan hidup.

Ia juga dengan yakin mengidentifikasikan dirinya sebagai pohon zaitun yang menghijau (ayat 10). Ini sangat mengagumkan. Pohon zaitun adalah pohon yang memerlukan waktu yang lama untuk bertumbuh. Pohon ini melambangkan keindahan, kekuatan, kedamaian, kelimpahan, bahkan berkat ilahi. Pengidentifikasiannya memperlihatkan kerohanian Daud yang dewasa dan kepribadiannya yang matang. Ia yakin tidak ada kekuatan apa pun yang akan mengubah rencana Allah bagi dirinya (ayat 10) namun ia tidak mengharapkan jalan pintas sebaliknya ia siap berjuang dan bekerja keras untuk merealisasikan rencana Allah bagi dirinya. Keyakinan yang luar biasa inilah yang mendorong Daud untuk bersyukur dan bersaksi akan kesetiaan dan kemuliaan Tuhan senantiasa tanpa tergantung pada situasi maupun keadaan (ayat 11).

Renungkan: Tekanan dan ancaman yang dialami oleh Daud mungkin sudah atau suatu saat akan kita alami. Namun hendaknya kita dapat bingung seperti Daud sebab bukankah kita adalah orang-orang yang dikasihi Allah, karena Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk kita. Tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghancurkan kita atau rencana Allah bagi hidup kita, maka bersiaplah senantiasa dan berjuang bagi perealisasian rencana-Nya dalam kehidupan kita.

(0.12) (Kej 3:16) (full: SUSAH PAYAHMU ... AKAN KUBUAT SANGAT BANYAK. )

Nas : Kej 3:16-19

Hukuman yang dikenakan pada laki-laki dan wanita (ayat Kej 3:16-19), dan juga efek dosa atas alam, dimaksudkan untuk mengingatkan umat manusia tentang akibat-akibat mengerikan dari dosa dan menyebabkan mereka bergantung pada Allah dalam iman dan ketaatan. Allah bermaksud agar keadaan umat manusia dewasa ini bersifat memulihkan.

  1. 1) Usaha Hawa untuk membebaskan diri dari Allah dan bertindak terlepas dari suaminya dihalangi karena rasa berahi kepada suami. Tertariknya Hawa kepada Adam dan kepemimpinannya akan mendatangkan kesulitan dan penderitaan bersama dengan sukacita dan berkat (bd. Kej 1:26-27; 1Kor 11:7-9; Ef 5:22-25; 1Tim 2:11-14).
  2. 2) Karena kutukan Allah atas alam, Adam dan Hawa akan menderita secara jasmani, bekerja membanting tulang, berjuang dengan susah payah, dan akhirnya mati, baik mereka maupun keturunan mereka.
(0.12) (Yoh 11:33) (full: MASYGULLAH HATI-NYA. )

Nas : Yoh 11:33

Ayat ini menunjukkan hati dan perasaan Yesus ketika menyaksikan dukacita dan penderitaan yang diakibatkan oleh kejahatan di dunia ini.

  1. 1) Kata-kata ini (Yun. _embrimaomai_) menggambarkan emosi yang sangat dalam dan meliputi kemarahan. Yesus menjadi sedih dan geram melihat semua penderitaan karena dosa, Iblis dan kematian. Jiwa-Nya bukan dipenuhi ketidakpedulian tetapi penuh kemarahan terhadap kejahatan, sementara Dia berjuang untuk keselamatan umat manusia

    (lihat cat. --> Yoh 11:35;

    lihat cat. --> Mat 23:13;

    [atau ref. Yoh 11:35; Mat 23:13]

    juga lih. Mat 21:12-13; Mr 11:15,17; Luk 19:45-46; Yoh 2:14-16).
  2. 2) Salah satu tanda tertentu bahwa Allah bekerja dalam kehidupan kita ialah bahwa kita mulai menyadari berapa banyak kesengsaraan, kesedihan, dan penderitaan disebabkan oleh dosa dalam dunia ini (bd. Kej 3:16-19; Rom 5:12). Belas kasihan untuk yang menderita dan kebencian terhadap dosa akan tumbuh dalam hati kita bila kita memperhatikannya. Tidak mungkin kita merasa senang dengan dosa

    (lihat cat. --> Rom 1:32;

    lihat cat. --> 2Tes 2:12;

    lihat cat. --> Ibr 1:9).

    [atau ref. Rom 1:32; 2Tes 2:12; Ibr 1:9]

(0.12) (Kis 7:2) (full: HAI SAUDARA-SAUDARA DAN BAPA-BAPA, DENGARKANLAH. )

Nas : Kis 7:2-53

Khotbah Stefanus di depan mahkamah Sanhedrin adalah pembelaan iman seperti yang diberitakan oleh Kristus dan para rasul. Stefanus merupakan pelopor bagi semua orang yang membela iman alkitabiah terhadap mereka yang menentang atau memutarbalikkan ajaran Kristiani, dan dialah syahid yang pertama karena alasan itu. Yesus membenarkan tindakan Stefanus dengan menghormatinya di hadapan Allah Bapa di sorga

(lihat cat. --> Kis 7:55).

[atau ref. Kis 7:55]

Kasih Stefanus akan kebenaran serta kesediaannya untuk mengorbankan hidupnya guna mempertahankan kebenaran itu sangat bertentangan dengan mereka yang kurang perhatikan untuk "berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus" (Yud 1:3) dan mereka yang atas nama kasih, hubungan baik, dan toleransi, tidak merasa perlu untuk menentang para guru palsu dan pemutar balik kemurnian Injil hasil karya kematian Kristus

(lihat cat. --> Gal 1:9;

[atau ref. Gal 1:9]

lihat art. PENILIK JEMAAT DAN KEWAJIBANNYA).

(0.12) (Yud 1:20) (full: BANGUNLAH DIRIMU SENDIRI. )

Nas : Yud 1:20

Orang percaya harus mempertahankan dan menyebarluaskan iman serta melawan ajaran palsu dengan empat cara.

  1. 1) Dengan membangun diri kita sendiri di dalam iman kita yang paling kudus itu. Iman kudus ialah penyataan PB yang disampaikan kepada kita oleh Kristus dan para rasul (ayat Yud 1:3). Hal ini menuntut agar kita mempelajari Firman Allah dan mempunyai ketetapan teguh untuk berusaha mengetahui kebenaran dan ajaran Alkitab (bd. Kis 2:42; Kis 20:27; 2Tim 2:15; Ibr 5:12).
  2. 2) Dengan berdoa dalam Roh. Kita harus berdoa dengan kemampuan yang diberikan Roh Kudus, yaitu dengan memohon Roh Kudus untuk mengilhami, menuntun, menguasai, memelihara, dan menolong kita untuk berjuang dalam doa kita

    (lihat cat. --> Rom 8:26;

    [atau ref. Rom 8:26]

    bd. Gal 4:6; Ef 6:18). Berdoa dalam Roh termasuk berdoa dengan pikiran kita dan berdoa dengan roh kita

    (lihat cat. --> 1Kor 14:15).

    [atau ref. 1Kor 14:15]

  3. 3) Dengan tetap tinggal dalam lingkaran kasih Allah kepada kita. Ini termasuk ketaatan yang setia kepada Allah dan Firman-Nya (Yoh 15:9-10).
  4. 4) Dengan merindukan dan menantikan kedatangan Tuhan dan kemuliaan abadi yang menyertai kedatangan-Nya

    (lihat cat. --> Yoh 14:2).

    [atau ref. Yoh 14:2]

(0.12) (Mzm 110:1) (jerusalem: Penobatan raja-imam) Mazmur kerajaan yang serupa dengan Maz 2+. ini agak sukar dimengerti secara terperinci, sebab naskah Ibrani agak rusak. Agaknya lagi ini aselinya dipakai dalam upacara pelantikan raja (yang sekaligus imam). Meskipun sementara ahli berpendapat bahwa mazmur ini berasal dari zaman belakangan, namun kiranya lebih baik dianggap sebagai kuno sekali, bahkan dari zaman raja Daud. Dalam tradisi Yahudi dan Kristen (mazmur ini banyak dikutip dalam Perjanjian Baru) dihubungkan dengan Raja-Mesias. Raja itu tidak mendapat kekuasaannya dan martabatnya dari manusia, tetapi langsung diangkat oleh Allah, Maz 110:1,4; tertolong oleh Tuhan Raja-Mesias berjuang dan menang, Maz 110:2-3,5-7.
(0.12) (Why 12:1) (jerusalem) Bab 12-14 Bagian ini melanjutkan penggambaran persiapan akhir dunia. Dengan cara dan gambar-gambar lain bagian ini melukiskan perjuangan yang kini berlangsung antara Naga dan Anak Domba. Bab 12 mencampurkan unsur-unsur dari dua penglihatan yang berbeda, yaitu: perjuangan Naga melawan Perempuan serta keturunannya, Wah 12:1-6 dan Wah 12:13-17; perjuangan Mikhael melawan Naga, Wah 12:7-12.
(0.12) (Kel 40:1) (sh: Pendiri Kemah Suci. (Senin, 29 September 1997))
Pendiri Kemah Suci.

Untuk membangun kemah suci yang agung sekaligus rumit, Tuhan tidak turun sendiri dari langit, Ia mempergunakan Musa. Musa menjadi alat Allah membangun Kemah Suci. Bila Allah saja bertindak demikian, lebih lagi kita. Mengharapkan perkara besar terjadi tanpa sedia mengulurkan kedua tangan untuk bekerja, adalah mimpi di siang bolong. Karena Musa dan seluruh umat itu sedia berjuang mengikuti perintah Allah, baru Kemah itu jadi.

Imam-imam yang dipilih Allah. Tuhan ingin memakai orang-orang tertentu untuk dipakai-Nya sebagai Imam (ayat 12-16). Seperti juga dengan pembangunan Kemah, Allah mengikutsertakan manusia, kini pun Allah memakai manusia. Semua aturan ibadah itu akan sia-sia belaka bila tidak ada hamba-hamba Allah yang melayani dan mengawasi agar semua aturan ibadah itu dijalankan dengan baik. Bangunan, tata liturgi hanyalah sarana. Mutu manusia di dalamnyalah yang menentukan mutu ibadah itu.

Renungkan: Tugas kita tidak boleh berhenti hanya sampai pada pembangunan gedung gereja dan penyelenggaraan ibadah. Tugas utama kita ialah membangun kualitas manusia penyembah di dalamnya!

Doa: Apa daya yang harus kami lakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia gereja-Mu, ya Tuhan?

(0.12) (Rut 2:8) (sh: Perhatian Boas (Senin, 12 April 1999))
Perhatian Boas

Keuletan Rut dari pagi hingga sore hari menarik perhatian Boas, sehingga ia menanyakan "siapakah perempuan itu?" Perhatian yang diberikan Boas meluas, mulai dari memberikan izin, menjanjikan perlindungan khusus, sampai makan roti bersama karyawannya, bahkan ia pun diizinkan membawa roti untuk Naomi. Boas sungguh mengagumi kebaikan hati Rut kepada Naomi. Begitu pula sebaliknya, Rut segera memahami bahwa semua perlakuan Boas padanya adalah suatu kehormatan besar. Inilah kesempatan bagi Rut untuk terus bekerja keras sebelum panen berakhir.

Jangan menyia-nyiakan kesempatan. Rut adalah wanita pintar. Ia peka memahami situasi, gesit memanfaatkan kesempatan yang diberikan dengan pertimbangan matang. Kesempatan yang diberikan Boas dimanfaatkannya untuk mengumpulkan gandum; dan Tuhan memberkati kerja keras Rut. Perhatian dan kesempatan yang ada pada kita sering menjadikan kita manusia santai. Belajarlah dari Rut yang menghargai perhatian dan meraih kesempatan dengan berjuang dan kerja keras!

Renungkan: Rut mengawali perjuangan hidupnya dengan kerja keras. Dan, hasilnya sungguh mengherankan!

Doa: Tuhan, tuntunlah tanganku, agar mau bekerja keras. Berilah kepekaan, agar saya mampu melihat kesempatan baik dari Tuhan dengan mata hati saya.



TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA