(0.01) | (Kis 1:14) | (jerusalem: dalam doa bersama) Dalam Kisah para rasul terdapat beberapa contoh ketekunan dalam berdoa seperti dianjurkan, Mat 6:5+, dan dilaksanakan, Mat 14:23+, oleh Yesus: Jemaat berdoa dengan diketuai rasul-rasul, Kis 4:23-30; 6:4, dan pusat doa itu ialah "pemecahan roti", Kis 2:42,46; 20:7-11. Peristiwa-peristiwa penting disertai doa, seperti misalnya: waktu pejabat umat dipilih dan ditahbiskan, Kis 1:24; 6;6; 13:3; 14:23, waktu orang-orang Samaria diberi Roh Kudus melalui peletakan tangan, Kis 8:15, waktu jemaat dianiaya, Kis 4:24-31; 12:5,12. Ada juga orang yang secara pribadi berdoa: Stefanus berdoa untuk dirinya sendiri dan para pembunuhnya, Kis 7:59-60, Paulus berdoa setelah Yesus nampak kepadanya, Kis 9:11, Petrus dan Paulus berdoa sebelum mengerjakan mujizat; Kis 9:40; 28:8, Petrus berdoa waktu oleh Allah disuruh menerima Kornelius, Kis 10:9; 11:5, yang sendiri tekun dalam berdoa, Kis 10:2,4,30-31. Paulus dan Silas berdoa waktu di penjara, Kis 16:25, dan Paulus berdoa waktu pamitan dengan sahabat-sahabatnya di Miletus, Kis 20:36, dan Tirus, Kis 21:5. Biasanya doa itu berupa doa permohonan, a.1. untuk mendapat pengampunan dosa, Kis 8:22-24. Tetapi ada juga pujian, Kis 16:25, dan syukur,Kis 28:15. Dan juga dapat berupa kesaksian iman, seperti "berseru kepada nama Tuhan", Kis 2:21,38; 9:14,21; 22:16, sebagai doa khas Kristen |
(0.01) | (Kel 16:25) |
(sh: Nafkah dan ibadah (Jumat, 9 September 2005)) Nafkah dan ibadahTuhan memakai berbagai cara untuk mengajarkan kebenaran-Nya. Misalnya, Tuhan Yesus mengajar para pendengar-Nya melalui perumpamaan. Sedangkan, pada nas ini Allah mengajarkan ketetapan hari Sabat kepada bangsa Israel melalui manna. Tuhan mencurahkan manna setiap hari untuk mencukupi kebutuhan makanan mereka selama berada di padang gurun (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">35). Aturan Tuhan adalah setiap keluarga mengumpulkan manna secukupnya setiap hari. Hal ini berlaku untuk hari pertama sampai dengan hari kelima (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">6,21). Namun, pada hari keenam mereka diperintahkan mengumpulkan manna dua kali lipat jumlahnya karena pada hari ketujuh manna tidak akan dicurahkan (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">22). Pengaturan ini sesuai dengan peraturan hari Sabat, yaitu larangan untuk bekerja. Hari Sabat adalah hari perhentian yang dikuduskan Tuhan (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">23). Karena itu, umat Israel harus mematuhi peraturan hari Sabat untuk beristirahat, termasuk tidak mengumpulkan manna. Dengan mematuhi perintah tersebut, umat Israel membuktikan diri mereka percaya penuh pada pemeliharaan Tuhan. Baik secara jasmani dengan tidak mengumpulkan manna maupun secara rohani dengan mensyukuri pemeliharaan Tuhan hari demi hari. Orang Kristen beroleh perhentian sejati dalam karya penyelamatan Kristus (Ibr. 4:3-11) karena itu seluruh hari kita adalah ibadah. Meski tidak lagi menjalani hari Sabat, orang Kristen tetap perlu menaati prinsip Sabat dengan beristirahat dari segala pekerjaan mereka dan memberi waktu khusus untuk beribadah pada Allah pada hari Minggu. Dengan tidak bekerja melainkan beribadah pada hari Minggu, orang Kristen telah menerapkan ajaran Tuhan Yesus: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat. 4:4). Responsku: Menjadikan hari Minggu sebagai hari aku beristirahat agar tubuh, pikiran, dan hatiku diarahkan untuk menyembah Tuhan. |
(0.01) | (Mrk 1:9) |
(sh: Awal pelayanan Yesus (Selasa, 14 Januari 2003)) Awal pelayanan YesusYesus menjumpai Yohanes untuk dibaptis. Apakah Yesus berdosa
seperti lainnya? Tidak. Ketika Yohanes membaptis manusia lainnya
tidak ada terjadi apa pun. Tidak ada suara dari langit, tidak
ada Roh Kudus turun. Mengapa? Karena mereka dibaptis sebagai
tanda pertobatan. Tetapi, ketika Yesus dibaptis langit terkoyak,
Roh turun, dan suara Allah terdengar. Ini menyatakan Yesus tidak
berdosa. Dosa adalah putusnya relasi Allah dan manusia. Baptisan
Yesus mengungkapkan bahwa Yesus memiliki relasi dengan Bapa dan
Roh Kudus. Bukti lain, Yesus menang terhadap pencobaan (ayat
Melalui dan di dalam peristiwa baptisan, kita menyaksikan penyataan
diri Allah Tritunggal. Karena itu, jelas bahwa tujuan Markus
menulis Injilnya adalah untuk memberi laporan bahwa perkataan
dan perbuatan Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah ( Tidak semua orang melihat dan menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah. Banyak yang menolak-Nya, meski tidak sedikit yang menerima-Nya. Puncak penolakan adalah ketika Yesus disalibkan. Yesus disalib karena manusia tidak mau menerima kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Renungkan: Sudahkah kita melihat dengan jelas bahwa Yesus adalah Anak Allah? |
(0.01) | (1Ptr 4:1) |
(sh: Penderitaan memperdalam kerohanian (Jumat, 22 Oktober 2004)) Penderitaan memperdalam kerohanianAyat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">1 mudah disalahfahami, seolah Petrus mengajarkan bahwa penderitaan melepaskan orang dari dosa, atau bahwa tubuh adalah letak kedudukan dosa. Jika kita pernah berpandangan demikian, sadarilah bahwa ajaran itu tidak alkitabiah. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh jahat adanya dan bahwa keselamatan harus dengan jalan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, orang Kristen tidak perlu memegang anggapan negatif tentang tubuh, materi atau unsur dunia lainnya. Setelah di bagian sebelumnya ini ia menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan orang beriman, kini ia menjelaskan apa arti penderitaan dalam hidup rohani orang beriman. Jika seseorang telah berani menanggung penderitaan badani karena kebenaran, berarti orang itu sedang membayar harga demi keinginannya untuk hidup kudus. Dengan kata lain, Petrus kini mendorong orang-orang percaya untuk berjuang demi kekudusan sampai ke resiko menanggung penderitaan badani (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">2). Ketika seseorang masuk ke dalam anugerah Tuhan, orang itu harus meninggalkan masa lalu hidup berdosanya, apa pun resiko yang harus dipikul (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">3,4). Nah, bila kita telah memiliki sikap sedemikian, kekuatan daya tarik dosa sudah teramat lemah atas kita! Ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">6 sulit dipahami sebab mirip dengan ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">3:19,20, tetapi berbeda maksud. Di ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">5, Petrus sudah menyinggung soal orang hidup dan orang mati, semua akan dihakimi Tuhan. Di ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">6 ini Petrus menyebut tentang orang-orang yang (karena imannya) dihakimi dan dihukum mati. Seperti halnya Kristus, orang beriman tersebut dapat dimatikan tubuhnya, tetapi tidak rohnya. Maksud Petrus, penilaian terakhir kualitas hidup orang tidak dapat diukur secara badani atau duniawi, tetapi harus dari prinsip kebenaran Tuhan dalam firman-Nya. Selain itu, ia kini menggemakan ajaran Yesus bahwa kita tidak perlu takut orang membunuh tubuh kita, sebab mereka tidak dapat mencelakan roh kita. Untuk dilakukan: Manusia dapat membunuh tubuh kita, tetapi tak ada kekuatan sebesar apa pun dapat merebut iman kita atau memisahkan kita dari kasih Tuhan. |
(0.01) | (Kej 3:16) |
(ende) Keadaan manusia sekarang, penderitaan dan maut, hanja dapat diterangkan sebagai siksaan akibat dosa. Ketjuali apa jang baik, manusia sekarang mengalami djuga keadaan fisik jang tak baik, akibat sikapnja memberontak terhadap Tuhan. Untuk memberi gambaran singkat jang konkrit, pengarang mengutarakan penderitaan jang terlebih karakteristik bagi wanita dan pria. Untuk kaum Hawa: melahirkan dengan kesakitan, penindasan dari pihak pria, jang pada djaman itu djauh lebih berat menekan daripada sekarang. Bagi kaum Adam: bekerdja dengan menanggung banjak djerih-pajah mengolah tanah ('adamah), jang bersama dengan si-manusia ('adam) telah terkutuk. Demikian djelaslah pula, bahwa dosa telah menjerang hidup manusia sendiri. Siksaan mengenai lahirnja keturunan (wanita) dan mengenai tugas menegakkan hidup (pria), dan achirnja memuntjak dalam maut (a. 19)(Kej 3:19). |
(0.01) | (Kej 3:22) |
(ende) Dulu manusia hanjalah mengalami apa jang baik sadja, dan belum mempunjai gambaran tentang apakah kedjahatan itu (Kej 2:25). Tetapi sekarang dia telah berkenan dengan kedjahatan, jang dialaminja sebagai sesuatu jang merugikan baginja. Demikian dalam arti tertentu ia "menjerupai" Tuhan, karena mengenal hakekat kedjahatan. Bahwa pintugerbang kearah pohon kehidupan telah ditutup, merupakan lukisan lebih landjut dari siksaan maut jang telah didjatuhkan atas diri manusia. Pengarang menjelesaikan tjeritanja setjara konkrit dengan menggunakan gambaran-gambaran jang sesuai dengan lukisan taman-bahagia: firdaus adalah tempat kehidupan kekal; kerub-kerub (a. 24)(#TB Kej 3:24) pendjaga pintu-gerbang taman-bahagia itu. Pada tjandi-tjandi dan istana-istana radja didunia timur djaman dahulu pintu-gerbang dihiasi dengan artja-artja batu (seperti pada tjandi-tjandi Hindu di Djawa, apa jang disebut "kala"). Disini para pendjaga-pintu adalah machluk- machluk hidup, hamba istana Tuhan. |
(0.01) | (Kel 20:22) |
(ende) Himpunan peraturan-peraturan jang tertjantum dalam Kel 20:22-25:19 disebut "Kitab Perdjandjian" (bandingkan Kel 24:7). Kitab hukum ini berasal dari tradisi E, serta merupakan penguraian lebih landjut dari prinsip-prinsip dasar Dekalog (sepuluh perintah) mengenai kehidupan kemasjarakatan praktis. Boleh dikatakan pasti, bahwa disini tertjantum djuga unsur-unsur hukum adat-istiadat, seperti tertulis djuga dalam kitab Hukum Hammurabi (Mesopotamia, abad ke-17 sebelum Masehi) dan dalam perundang-undangan Hittit. Tetapi hukum-hukum ini telah diselaraskan dengan situasi sosial umat Israel, dan terutama dengan kesadaran keagamaan baru mengenai martabat manusiawi. Kitab Perdjandjian itu sangat kuno, dan pada garis-garis pokoknja berasal dari Musa. Tetapi dari isinja njatalah djuga, bahwa kemudian mengalami pengolahan selaras dengan situasi kemudian hari, jakni situasi Israel sesudah definitif menetap ketanah Kanaan. Keseluruhannja itu ditambahkan disini untuk menekankan kesatuannja dengan Hukum Sinai, dan untuk mendjelaskan wibawa-ilahinja sebagai konsekwensi Perwahjuan digunung Sinai (lihat Kata Pengantar). |
(0.01) | (2Taw 31:10) |
(full: TUHAN TELAH MEMBERKATI UMAT-NYA.
) Nas : 2Taw 31:10 Sebagai syarat untuk mengalami berkat Allah, kita harus bersedia dan berkomitmen untuk memberikan dari pendapatan kita bagi pekerjaan dan pelayanan Allah, di tempat kita dan di luar negeri (bd. 1Kor 9:14; Fili 4:15-18). Ketidaksediaan untuk melakukan demikian adalah tanda bahwa kasih kita kepada Allah dan pekerjaan-Nya kurang sempurna. Allah ingin agar kita melayani diri-Nya dan bukan uang (bd. Mat 6:24; lihat cat. --> 2Kor 8:1-9:15; lihat cat. --> 2Kor 8:2; lihat cat. --> 2Kor 8:9; lihat cat. --> 2Kor 9:6; lihat cat. --> 2Kor 9:8; lihat cat. --> 2Kor 9:11). [atau ref. 2Kor 8:1-9:15] |
(0.01) | (Yer 1:1) |
(full:
) Penulis : Yeremia Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang Tidak Bertobat.Tanggal Penulisan: + 585 -- 580 SM Latar Belakang Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk. Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba. Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM. Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya" (Farley). Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM). Tujuan Kitab ini ditulis
Survai Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">2-29; Yer 2:1--29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">46-51; Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">30-33; Yer 30:1--33:26). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari
Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering (Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">43-44; Yer 43:1--44:30). Ciri-ciri Khas Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd. Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:
|
(0.01) | (Yeh 6:9) |
(full: TATKALA AKU MENGEMBALIKAN HATI
) Nas : Yeh 6:9 (versi Inggris NIV -- Betapa sedihnya Aku). Allah sungguh sakit hati dan sedih oleh perzinaan rohani (yaitu penyembahan berhala) umat-Nya (lihat cat. --> Ef 4:30); [atau ref. Ef 4:30] ketidaksetiaan mereka menghancurkan hati-Nya. |
(0.01) | (1Kor 1:30) |
(full: KRISTUS YESUS ... TELAH MENJADI HIKMAT BAGI KITA.
) Nas : 1Kor 1:30 Hanya oleh Kristus, dalam Kristus, dan dengan Kristus orang percaya dapat menerima hikmat dari Allah dan mengalami pembenaran (bd. Rom 4:1-25), pengudusan (2Tes 2:13-15) dan penebusan (Rom 3:24; Ef 4:30). Selama seorang bergabung dengan Kristus, Kristus menjadi sumber segala berkat ini (lihat cat. --> Yoh 15:1; lihat cat. --> Yoh 15:2; lihat cat. --> Yoh 15:4; lihat cat. --> Yoh 15:6; [atau ref. Yoh 15:1-6] mengenai tinggal di dalam Kristus). |
(0.01) | (Ibr 5:1) | (jerusalem) Dalam seluruh bagian ini tekanan terletak pada kemanusiaan Imam Besar waktu hidupNya sebagai manusia (harafiah: dalam daging, Ibr 5:7). Untuk dapat mewakili manusia perlulah Ia menjadi sama dengan mereka; untuk dapat merasa kasihan terhadap kemalangan manusia perlulah Ia sendiri ikut serta di dalamnya, bdk Ibr 2:17-18; 4:15. Adapun kemanusiaan "kedagingan" itu, Rom 7:5+, nampak pada Yesus selama seluruh hidupNya, dalam kelemahanNya, Ibr 5:2, dan teristimewa waktu mengalami ketakutan di hadapan kematian dan menjalani kematian itu sendiri. |
(0.01) | (Ul 30:3) |
(full: MENGUMPULKAN ENGKAU KEMBALI DARI SEGALA BANGSA.
) Nas : Ul 30:3 Musa menubuatkan suatu pemulihan Israel yang akan mencakup pertobatan dan berbalik lagi kepada Allah (ayat Ul 30:2), pemulihan keadaan dan pembebasan dari penjajahan (ayat Ul 30:3-4), pengumpulan kembali kepada Tuhan (ayat Ul 30:5), pembaharuan rohani (ayat Ul 30:6), dan kemakmuran serta kelimpahan berkat (ayat Ul 30:7-10). Pemulihan terakhir Israel akan mencakup:
|
(0.01) | (Yeh 47:13) |
(sh: Perbatasan baru bagi tanah Israel (Senin, 3 Desember 2001)) Perbatasan baru bagi tanah IsraelPasal mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">47:13-48:29 merupakan penjabaran rinci dari instruksi dalam pasal mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">45:1-8. Bagi umat Israel, tanah selalu dikaitkan dengan perjanjian (covenant) antara Allah dengan Abraham (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">14; Kej. 12:1). Tanah negeri perjanjian adalah pemberian Allah (Ul. 5:31). Dialah pemilik sesungguhnya tanah itu (Im. 25:23). Dalam sejarah Israel, tanah bertindak selaku barometer bagi hubungan umat itu dengan Allah; kondisi tanah mencerminkan berkat bagi ketaatan dan kutuk bagi ketidaktaatan (Ul. 11:8-28). Tanah itu harus dibagi di antara kedua belas suku Israel (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">13, 21). Mungkinkah ini? Ratusan tahun sebelumnya, kerajaan Israel telah terbagi dua dan kini keduanya telah tercerai- berai dalam pembuangan (bdk. Yeh. 37:11). Namun, Yehezkiel seolah mendengarkan janji Allah, bahwa kutuk tersebut akan diangkat. Inilah puncak pemulihan Israel, kedua belas suku akan kembali ke negeri perjanjian, dan akan dipersatukan kembali sebagai bangsa. Shalom antara Allah, umat, dan tanahnya telah pulih sepenuhnya. Batas luar seluruh negeri (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">15-20; bdk. Bil. 34:1-2) bukan berupa garis, melainkan daftar kota atau daerah yang terletak "paling luar". Perbatasan ini menggarisbawahi lagi pemulihan menyeluruh dari umat Allah. Tanah perjanjian akan kembali menjadi milik mereka lagi, sesuai janji Allah (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">28:25). "Orang-orang asing" tidak dilupakan (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">21-25). Dianggap "kaum marginal" dalam masyarakat Israel, mereka sering ditindas dan diperlakukan semena-mena. Mereka tidak memiliki tanah, tetapi Taurat Musa melindungi mereka (Im. 19:33-34). Di dalam masyarakat Israel baru, orang asing yang tinggal dan menyembah Allah Israel ikut mendapatkan tanah sebagai milik pusaka (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">22). Dengan menerima tanah, bukan saja persamaan sosial mereka diakui, tetapi juga semua hak rohani mereka sebagai anggota umat Allah dijamin. Inilah perwujudan nyata nubuat nabi Yesaya, bahwa "keselamatan adalah bagi segala bangsa" (Yes. 56:3-8). Renungkan: Yesus Kristus telah merobohkan semua tembok perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan. Doakanlah agar kesatuan ini terwujud dengan indah di dalam gereja Tuhan. PA 4: Yehezkiel 47:1-12 Pengharapan yang dinyatakan Allah melalui Yehezkiel memang berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Namun demikian, pemulihan yang sejati juga seharusnya mencakup pemulihan seluruh kehidupan umat Allah di tanah mereka. Pentingnya Bait Allah sebagai pusat kerohanian bangsa Israel memang telah diketahui. Di dalam perikop ini, sekali lagi ditegaskan bagaimana Bait Allah akan memberikan faedah yang besar kepada tanah Israel dan mereka yang tinggal di sana. Gambaran yang diberikan merupakan suatu nubuat di masa yang akan datang, dan diluaskan kemudian oleh Yohanes dalam Wahyu 22:1-2. Pada akhir zaman, akan ada sungai anugerah yang mengalirkan air kehidupan! Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Siapakah "ia" di dalam ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">1 (ayat 40:3-4)? Jelaskan sekali lagi rute aliran air dalam ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">1-2 (catatan: "sebelah selatan" di ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">2 berarti sebelah selatan pintu gerbang timur)! Apakah ada kaitan antara arah aliran keluar air dengan arah masuknya Yahweh ke bait-Nya yang kudus (ayat 43:1-5)? Jelaskan jawaban Anda bila dikaitkan dengan masalah sumber air tersebut! 2. Kesan apa yang ingin disampaikan "orang itu" kepada Yehezkiel dengan memintanya sampai 4 kali untuk masuk ke dalam air yang meninggi (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">3-5)? Bila melihat ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">6b-12, apakah kira- kira jawaban Yehezkiel terhadap pertanyaan dalam ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">6a? Mengapa demikian? 3. Ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">6b-7 merupakan klimaks (bdk. ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">12). Apa kaitan antara sungai, tanah, dan pohon? 4. Pengaruh apa yang diberikan air tersebut (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">8-9): [1] Terhadap Laut Mati dan [2] Terhadap makhluk-makhluk hidup (catatan: komposisi air Laut Mati mengandung 25% mineral yang mematikan)? Bagaimana dampak sungai tersebut kepada manusia (ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">13)? 5. Berikan kesan Anda ketika membaca ayat mengalami+nasib+yang+buruk&tab=notes" ver="">12! Kesimpulan apa yang Anda dapatkan bila mengaitkan sumber, proses mengalirnya, dan pengaruh air tersebut? Terapkan kebenaran firman Allah ini ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, serta ke dalam kehidupan rohani Anda secara kongkret! |
(0.01) | (Kej 3:15) |
(full: KETURUNANNYA AKAN MEREMUKKAN KEPALAMU, DAN ENGKAU AKAN MEREMUKKAN TUMITNYA.
) Nas : Kej 3:15 Dalam ayat ini tersirat janji Allah yang pertama mengenai rencana penebusan dunia. Janji tersebut menubuatkan kemenangan mutlak umat manusia dan Allah atas Iblis dan kejahatan melalui peperangan rohani di antara keturunan wanita (yaitu, Tuhan Yesus Kristus) melawan keturunan ular (yaitu, Iblis dan para pengikutnya; lihat cat. --> Kej 3:1). [atau ref. Kej 3:1] Di sini Allah berjanji bahwa Kristus akan lahir dari seorang wanita (bd. Yes 7:14) dan akan "diremukkan" melalui penyaliban. Sekalipun demikian, Dia akan bangkit dari antara orang mati untuk membinasakan (yaitu "meremukkan") Iblis, dosa, dan kematian secara sempurna demi keselamatan umat manusia (bd. Yes 53:5; Mat 1:20-23; Yoh 12:31; Kis 26:18; Rom 5:18-19; 16:20; 1Yoh 3:8; Wahy 20:10). |
(0.01) | (Kej 3:16) |
(full: SUSAH PAYAHMU ... AKAN KUBUAT SANGAT BANYAK.
) Nas : Kej 3:16-19 Hukuman yang dikenakan pada laki-laki dan wanita (ayat Kej 3:16-19), dan juga efek dosa atas alam, dimaksudkan untuk mengingatkan umat manusia tentang akibat-akibat mengerikan dari dosa dan menyebabkan mereka bergantung pada Allah dalam iman dan ketaatan. Allah bermaksud agar keadaan umat manusia dewasa ini bersifat memulihkan.
|
(0.01) | (Kel 17:11) |
(full: MUSA MENGANGKAT TANGANNYA.
) Nas : Kel 17:11 Dengan mengangkat tangannya kepada Tuhan, Musa menunjukkan ketergantungan dan iman kepada Allah.
|
(0.01) | (Bil 28:3) |
(full: KORBAN API-APIAN ... SETIAP HARI.
) Nas : Bil 28:3 Pasal Bil 28:1-29:40 menekankan pentingnya kesinambungan penyajian korban dan persembahan kepada Tuhan. Semua itu harus disajikan
|
(0.01) | (Ul 4:1) |
(full: UNTUK DILAKUKAN, SUPAYA KAMU HIDUP.
) Nas : Ul 4:1 Hidup, berkat, dan mewarisi tanah Kanaan tergantung pada hubungan Israel dengan Allah (ayat Ul 4:1,6,15-26,40). Janji-janji Allah terkait, bagi setiap angkatan, dengan berpegang teguh kepada Tuhan (ayat Ul 4:4), menghormati Dia (ayat Ul 4:10), mengajar anak-anak kita jalan-jalan Tuhan (ayat Ul 4:9-10), dan mencari Dia dengan segenap hati dan jiwa kita (ayat Ul 4:29) dalam iman dan kasih yang sejati (Ul 5:29; 6:5; lihat cat. --> Ul 5:29; lihat cat. --> Ul 6:5; lihat cat. --> Yoh 14:21; lihat cat. --> Rom 1:5; lihat cat. --> Gal 5:6; [atau ref. Yoh 14:21; Rom 1:5; Gal 5:6; Ul 5:29-6:6] |
(0.01) | (Hak 1:1) |
(full:
) Penulis : Tidak Diketahui Tema : Kemurtadan dan Pembebasan Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 1050 -- 1000 SM Latar Belakang Kitab Hakim-Hakim menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman Yosua dengan zaman raja-raja Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM, ketika Israel masih merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya dari berbagai tokoh yang secara berkala dibangkitkan Allah untuk memimpin dan membebaskan orang Israel setelah mereka mundur dan ditindas oleh bangsa-bangsa tetangga. Para hakim (berjumlah 13 dalam kitab ini) datang dari berbagai suku dan berfungsi sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat; banyak yang pengaruhnya terbatas pada sukunya sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin seluruh bangsa Israel. Samuel, yang pada umumnya dipandang sebagai hakim terakhir dan nabi yang pertama tidak termasuk dalam kitab ini. Penulis kitab ini tidak jelas. Kitab ini sendiri menunjukkan kerangka waktu berikut mengenai saat penulisannya:
Yang pasti ialah: kitab ini mencatat dan menilai masa para hakim dari segi perjanjian (mis. Hak 2:1-5). Musa sudah menubuatkan bahwa penindasan oleh bangsa-bangsa asing akan menimpa bangsa Israel sebagai salah satu kutukan Allah jikalau mereka menyimpang dari perjanjian (Ul 28:25,33,48). Kitab Hakim-Hakim menggarisbawahi kenyataan nubuat tersebut dalam sejarah. Tujuan Dari segi sejarah, Hakim-Hakim memberikan catatan utama sejarah Israel di tanah perjanjian sejak kematian Yosua hingga masa Samuel. Dari segi teologi, kitab ini mengungkapkan kemerosotan rohani dan moral dari suku-suku Israel setelah menetap di negeri itu, serta menunjukkan dengan jelas dampak-dampak yang merugikan yang senantiasa terjadi apabila Israel melupakan perjanjian mereka dengan Allah dan mulai mengikuti berhala dan kebejatan. Survai Hakim-Hakim terbagi atas tiga bagian utama.
Ciri-ciri Khas Enam ciri utama menandai kitab ini.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru Kitab Hakim-Hakim menyatakan suatu prinsip ilahi yang abadi: ketika Allah memakai orang dengan luar biasa dalam pelayanan-Nya, Roh Tuhan turun ke atasnya (Hak 3:10; bd. Hak 6:34; Hak 11:29; Hak 14:6,19; Hak 15:14). Pada permulaan pelayanan Yesus, Roh Kudus turun keatas-Nya ketika Ia dibaptis (Mat 3:16; Luk 3:21-22). Sebelum naik kepada Bapa, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk menantikan karunia yang dijanjikan Bapa -- yaitu, Roh Kudus (Kis 1:4-5); alasan yang diberikan-Nya ialah bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus turun atas mereka (Kis 1:8; bd. Hak 4:33). Di bawah kedua perjanjian, cara Allah untuk mengalahkan musuh dan memajukan kerajaan-Nya ialah dengan memakai daya, kekuatan, dan kuasa Roh Kudus yang bekerja melalui bejana-bejana manusiawi yang berserah dan taat kepada-Nya. |