Ester 2:1-20
Konteks[2:4] 1 Full Life : MENJADI RATU GANTI WASTI.
Nas : Est 2:4
Kitab Ester, sekalipun tidak menyebutkan Allah secara tegas, menunjukkan pemeliharaan-Nya yang terus-menerus atas umat Yahudi. Ia mengarahkan, mengesampingkan, dan mempergunakan berbagai tindakan orang untuk mencapai maksud-Nya serta memelihara umat pilihan-Nya
(lihat art. PEMELIHARAAN ALLAH).
Kitab ini mempertunjukkan pengetahuan Allah tentang masa depan dan pemeliharaan Allah dalam hal-hal berikut:
- (1) Karena "Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja" (Est 1:12), Ester, seorang perawan Yahudi, dipilih menjadi ratu (ayat Est 2:15-18);
- (2) Mordekhai, juga seorang Yahudi dan kerabat Ester, membongkar komplotan untuk membunuh raja (ayat Est 2:21-23);
- (3) raja memandang Ester dengan perkenanan khusus (Est 5:2,8);
- (4) raja menemukan bahwa Mordekhai pernah menyelamatkan dirinya (Est 6:1-2; bd. Est 2:21-23);
- (5) raja ingin menghormati Mordekhai tepat pada saat Haman masuk (Est 6:1-11);
- (6) raja membantu Ester dan umat Yahudi yang akan dimusnahkan (pasal Est 7:1-8:17);
- 7) Mordekhai menjadi sangat berpengaruh kepada raja (Est 9:4; Est 10:2-3).
[2:6] 2 Full Life : DIANGKUT ... SEORANG BUANGAN.
Nas : Est 2:6
Kisy (ayat Est 2:5), buyut Mordekhai yang diangkut dari Yerusalem dan dibuang bersama dengan raja Yoyakin pada tahun 597 SM.
[2:17] 3 Full Life : MENGANGKAT DIA MENJADI RATU.
Nas : Est 2:17
Perihal raja Persia mengangkat Ester sebagai ratu melukiskan bagaimana Allah dapat mengubah hati orang berdosa supaya mengikuti maksud-Nya (bd. Ams 21:1;
lihat cat. --> Ezr 1:1).
[atau ref. Ezr 1:1]
Kini Ester sanggup menolong bangsanya ketika kebutuhan itu muncul sekitar lima tahun kemudian. Allah memakai keputusan-keputusan bebas dari orang-orang yang terlibat untuk melindungi umat-Nya (Est 4:14).
[2:20] 4 Full Life : SEPERTI DIPERINTAHKAN KEPADANYA OLEH MORDEKHAI.
Nas : Est 2:20
Walaupun Ester sudah dipilih dan dimahkotai sebagai ratu kerajaan Persia yang besar (Est 2:17), ia tidak menjadi sombong atau mementingkan diri karena kedudukan dan kuasanya yang baru. Ia tidak meremehkan nasihat saudara sepupunya yang kedudukannya lebih rendah, ia juga tidak melupakan bangsanya atau warisan rohaninya; malahan setelah menjadi ratu, ia menunjukkan sikap lembut, rendah hati, dan kesediaan untuk tunduk, seperti dahulu.