Shaulites

Dalam versi-versi Alkitab:

Gambar

Saul: selebihnya..

1) Raja Israel yang pertama. Ia berasal dari suku Benyamin dan agaknya dipilih menjadi raja berdasarkan peran kepemimpinan militernya (1Sam. 14:47-48). Ada dua berita dalam 1 Samuel mengenai permulaan kerajaan itu. Yang satu menampilkan Saul dengan baik dan terhormat, sedangkan dalam berita yang kedua Saul dibayangi oleh Nabi *Samuel dan kehilangan perkenanan Allah, yang dialihkan kepada *Daud. Musuh utama semasa pemerintahan Saul adalah orang Filistin, yang dikalahkan di *Mikhmas (1Sam. 14:31). Dalam hidup Saul kemudian, ia diganggu oleh roh jahat serta dikuasai oleh kecemburuan dan kecurigaan, dan ia melimpahkan kebenciaannya ke atas *Daud. Dalam permusuhan yang berkembang antara kedua tokoh ini, Daud dua kali meloloskan Saul dari kematian (1Sam. 24:6). Di Gunung *Gilboa Saul tewas dalam pertempuran (ia jatuh atas pedangnya sendiri, 1Sam. 31:4) bersama dengan putranya, *Yonatan, yang adalah kawan karib dari Daud (2Sam. 1:26).

2) Nama Ibrani dari *Paulus dari Tarsus.

(Ibrani sya'ul, 'yg diminta').

1. Seorang raja Edom (1 Taw 1:48-49; bnd Kej 36:37-38), yg berasal dari Rehobot.

2. Anak Simeon, yg lahir dari perempuan Kanaan (Kej 46:10); dari sinilah berasal orang Saul (Bil 26:13).

3. Anak Kohat (1 Taw 6:24), yg disebut 'Yoel' dalam 1 Taw 6:36. GMG/MHS/HAO

\\==> Image 00260\\

4. Raja pertama umat Israel, putra Kisy dari suku Benyamin. Kisah tentang Saul menyita bagian terbesar 1 Sam (ps 9-31) dan menggambarkan seorang yg amat menyedihkan dari semua hamba pilihan Allah.

Raja Saul lebih tinggi dari saudara-saudaranya. Keberaniannya sepadan dengan kekekaran badannya. Terhadap teman-temannya ia raja, dan terhadap musuh-musuhnya ia murah hati. Saul ialah pilihan Allah untuk melembagakan monarki, untuk menghadirkan melalui dirinya pemerintahan Kerajaan Yahweh atas umat-Nya. Tapi tiga kali ia nyatakan dirinya tidak layak bagi tugas untuk mana ia telah dipilih. Namun dan kendati dalam penunjukan itu ada acuan mengenai kelemahan watak orang yg oleh Allah -- dalam kedaulatan-Nya -- toh memilihnya menjadi raja.

Di bawah tekanan kekuasaan bangsa Filistin, orang Israel mulai berpikir bahwa hanya pemimpin perang yg akan mampu membebaskan mereka. Dengan menolak kepemimpinan rohani Yahweh, yg diterapkan dalam pelayanan Samuel, mereka menuntut seorang raja (1 Sam 8). Sesudah memperingatkan mereka tentang bahaya pemerintahan macam itu -- peringatan yg tidak mereka gubris -- Samuel diperintahkan Allah untuk memenuhi keinginan mereka, dan dibimbing untuk memilih Saul, yg secara rahasia diurapinya di tanah Zuf (1 Sam 10:1), dan mengumumkan pengangkatan itu kemudian dalam suatu upacara umum di Mizpa (10:17-25).

Segera saja Saul mendapat kesempatan menunjukkan keperkasaannya. Nahas, orang Amon, mengepung Yabesy-Gilead dan menuntut penduduk Yabesy mematuhi syarat-syarat penyerahan diri yg kejam. Penduduk segera meminta pertolongan Saul yg sedang berada di seberang S Yordan. Saul mengumpulkan rakyatnya sesuai adat bangsa dan zamannya, dan sebagai satu pasukan mereka memperoleh kemenangan besar (11:1-11). Adalah menjadi bukti nalurinya yg halus, ketika ia menolak keinginan pengikutnya pada saat itu, untuk menghukum orang-orang yg tidak mau menghormatinya (10:27; 11:12, 13).

Mengikuti peristiwa tersebut, suatu upacara keagamaan di Gilgal mengukuhkan pengangkatan Saul sebagai raja, yg rupanya jelas memperoleh restu ilahi dengan dikalahkannya orang Amon itu. Dengan nasihat perpisahan kepada rakyat agar tekun dalam ketaatan kepada Allah, yg disertai tanda-tanda mujizat, Samuel menyerahkan pemerintahan atas umat itu kepada raja baru, Saul. Hanya dalam tiga peristiwa -- satu di antaranya terjadi sesudah ia wafat -- nabi tua itu muncul kembali. Setiap kali adalah untuk menegur Saul karena ketidaktaatannya kepada syarat-syarat pengangkatannya, yaitu menaati sepenuhnya perintah Allah, termasuk syarat terkecil sekalipun.

Peristiwa pertama, Saul, karena tidak sabar melakukan tugas keimaman melayankan korban di Gilgal (13:7-10). Karena pelanggarannya terhadap hal sakral ini, Samuel menubuatkan penolakan terhadap dia sebagai raja. Dan Saul memperoleh petunjuk pertama, bahwa dalam pemikiran Tuhan sudah ada orang yg dipilih-Nya untuk menggantikan Saul.

Peristiwa kedua, ketidaktaatan Saul menyebabkan nabi Samuel mengeluarkan pernyataan yg terkenal, 'Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan' (1 Sam 15:22). Lagi, penolakan atas Saul sebagai pemimpin Israel dinyatakan dan ditunjukkan secara simbolik. Samuel memutuskan semua hubungan dengan raja yg sudah jatuh itu.

Peristiwa ketiga, Samuel muncul dari kuburnya memarahi Saul. Persoalan apapun yg timbul sehubungan dengan kisah dukun wanita dari Endor itu (ps 28), adalah jelas bahwa Tuhan mengizinkan percakapan supranatural ini dengan raja yg sedih itu, demi mengisi piala kejahatan Saul dan untuk meramalkan ajalnya sudah dekat.

Mengenai persengketaan yg lama antara Saul dan Daud, *DAUD, membahas aspek-aspek lain dari sifat Saul. Adalah mempunyai arti penting, bahwa ketika Daud diurapi di hadapan umum di Betlehem, Samuel sebelumnya telah menolak Eliab, saudara Daud yg paling gagah. Ini mengajarkan agar jangan menganggap bahwa kekuatan alamiah dan spiritual harus berjalan bersama-sama (16:7).

Saul menjadi bahan pelajaran tentang perbedaan asasi antara manusia jasmaniah dan rohaniah. Orang yg senama dengan dia dalam PB membedakan kedua hal itu (1 Kor 3 dst). Saul hidup pada masa di mana Roh Kudus datang kepada manusia untuk suatu jangka waktu tertentu dan tujuan khusus, bukannya tinggal menetap mendiami anak anak Tuhan. Saul mudah sekali kena godaan, menjadi murung dan pendiriannya goyah. Namun demikian, ketidaktaatannya tak dapat diampuni karena ia memiliki kesempatan mendengar firman Tuhan yg disampaikan oleh Samuel.

Kejatuhannya lebih menyedihkan lagi, karena dia adalah tokoh dengan peranan mewakili di tengah-tengah umat Allah.

5. Nama Yahudi rasul *PAULUS (Kis 13:9).

KEPUSTAKAAN. J Gregory, The Life and Character of Saul', ExpT 19, 1907-1908, hlm 510-513; A. C Welch, Kings and Prophets of Israel, 1952, hlm 63-79; E Robertson, The Old Testament Problem, 1946, hlm 105-136; J Bright, A History of Israel2, 1972, hlm 180-190. THJ/S/HAO

Pendalaman Alkitab: Tokoh Saul

Biodata Saul:

• Nama: Saul (Ibrani: שָׁאוּל, Sha'ul, "diminta" atau "dipinjamkan")
• Suku: Benyamin, suku terkecil di Israel (1 Samuel 9:1-2, 21)
• Ayah: Kish, seorang kaya dan terhormat dari suku Benyamin (1 Samuel 9:1)
• Keluarga: Istri tidak disebutkan namanya, putra Yonatan, Isyboset, Armoni, Mefiboset, dan putri Merab dan Mikhal (1 Samuel 14:49, 2 Samuel 2:8, 3:7, 4:4, 21:8)
• Pekerjaan: Awalnya seorang petani, kemudian menjadi raja pertama Israel (1 Samuel 9:3-4, 10:26)
• Masa hidup: Sekitar abad ke-11 SM
• Kematian: Bunuh diri di Gunung Gilboa selama pertempuran melawan orang Filistin (1 Samuel 31:1-6)

Peristiwa Penting dalam Hidup Saul:

1. Pemilihan menjadi Raja: Saul dipilih oleh Allah melalui nabi Samuel untuk menjadi raja pertama Israel atas permintaan bangsa itu yang menginginkan seorang raja seperti bangsa-bangsa lain (1 Samuel 8-10).
2. Keberhasilan Awal: Saul memimpin Israel meraih beberapa kemenangan militer atas musuh-musuh mereka, termasuk orang Amon, Filistin, Moab, dan Amalek (1 Samuel 11, 14-15).
3. Ketidaktaatan dan Penolakan Allah: Saul tidak menaati perintah Allah dalam dua peristiwa penting:
   • Ia tidak menumpas seluruh orang Amalek dan ternak mereka seperti yang diperintahkan Allah (1 Samuel 15:1-9).
   • Ia mempersembahkan korban bakaran sendiri, tugas yang seharusnya dilakukan oleh imam (1 Samuel 13:8-14).
   • Akibat ketidaktaatannya, Allah menolak Saul sebagai raja dan Roh Allah undur darinya (1 Samuel 15:10-11, 28, 16:14).
4. Kecemburuan terhadap Daud: Saul menjadi cemburu pada popularitas Daud yang semakin meningkat setelah Daud membunuh Goliat. Ia berulang kali mencoba membunuh Daud (1 Samuel 18-31).
5. Kematian Tragis: Saul dan putra-putranya, termasuk Yonatan, tewas dalam pertempuran melawan orang Filistin di Gunung Gilboa. Saul bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya sendiri (1 Samuel 31:1-6).

Ayat-ayat Alkitab Terkait Saul:

• 1 Samuel 8-15: Panggilan, pengurapan, pemerintahan awal, dan penolakan Saul sebagai raja.
• 1 Samuel 16-31: Hubungan Saul dengan Daud, kecemburuannya, dan upaya pembunuhannya terhadap Daud.
• 2 Samuel 1: Kematian Saul dan ratapan Daud atas kematiannya.
• 2 Samuel 2-4: Pemerintahan singkat Isyboset, putra Saul, atas Israel.

Pelajaran dari Kehidupan Saul:

• Ketaatan kepada Allah adalah hal yang terpenting: Ketidaktaatan Saul pada akhirnya menyebabkan kejatuhannya.
• Kecemburuan dan iri hati menghancurkan: Kecemburuan Saul terhadap Daud membutakannya dan menuntunnya pada tindakan-tindakan jahat.
• Allah dapat memakai siapa saja, tetapi Ia menuntut kesetiaan: Meskipun Allah memilih Saul, Ia menolaknya ketika Saul tidak taat.

Saul adalah tokoh yang kompleks dan tragis dalam Alkitab. Ia memulai dengan baik sebagai raja, tetapi ketidaktaatan dan kecemburuannya menyebabkan kejatuhannya. Kisahnya menjadi peringatan bagi kita tentang pentingnya ketaatan, kerendahan hati, dan memercayai rencana Allah.