Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 78:1-72
Jerusalem: Mzm 78:1-72 - Pelajaran dari sejarah Ini sebuah renungan seseorang yang berhikmat tentang sejarah umat Israel, bdk Yes 63:7 dst; Maz 105:1-45; 106:1-48; 114:1-8; 136:1-26; Wis 16:1-18:25....
Ini sebuah renungan seseorang yang berhikmat tentang sejarah umat Israel, bdk Yes 63:7 dst; Maz 105:1-45; 106:1-48; 114:1-8; 136:1-26; Wis 16:1-18:25. Pesajak memikirkan keluaran umat dari Mesir, Maz 78:11-14, perjalanannya di padang gurun, Maz 78:15-53, masuknya ke negeri Kanaan dan hidupnya di situ di zaman para Hakim sampai dengan raja Daud, Maz 78:54-72. Renungan itu disajikan oleh karena memang wajib memelihara dan meneruskan tradisi, Maz 78:1-7, sebagai pengajaran bagi keturunan nenek moyang, supaya keturunan itu jangan menempuh jalan kedosaan yang sama. Sebab sama dengan tradisi Ulangan, pemazmur menekankan bahwa sejarah umat Israel itu ialah: Allah berbuat baik bagi umat, tetapi umat terus-menerus mendurhaka, Maz 78:8-10. allah tiap-tiap kali menghukum, tetapi juga tiap-tiap kali mengasihani umatNya. Yang pertama-tama disalahkan pemazmur (dari kalangan Yehuda) ialah suku Efraim, Maz 78:9-10, artinya: kerajaan utara, asal usul bangsa Samaria yang bermusuhan dengan bangsa Yahudi. Sebaliknya, kepilihan suku Yehuda dan keturunan Daud sangat ditonjolkan, Maz 78:68-72. Dalam hal ini Maz 78 sejalan dengan kitab Tawarikh.
Ende -> Mzm 78:1-72
Ende: Mzm 78:1-72 - -- Mazmur ini adalah tjiptaan seorang guru kebidjaksanaan. Ia memandang sedjarah
bangsa Israil, pengungsiannja dari Mesir (Maz 78:11-14), perdjalanannja
...
Mazmur ini adalah tjiptaan seorang guru kebidjaksanaan. Ia memandang sedjarah bangsa Israil, pengungsiannja dari Mesir (Maz 78:11-14), perdjalanannja dipadang gurun (Maz 78:15-53), masuknja kedalam negeri Kena'an dan hidupnja disana pada masa para Hakim dan Sjemuel sampai tampilannja radja Dawud (Maz 78:54-72). Pengarang berbuat demikian oleh karena hadits itu adalah wadjib bagi umat Israil (Maz 78:1-7). Isi seluruh sedjarah itu ialah: Tuhan berbuat baik terhadap umatNja, malahan berbuat mudjidjat, tetapi umat itu terus menerus mendurhaka dan murtad daripada (Maz 78:8-10). Sebenarnja Allah tiap2 kali menghukum mereka, tetapi tiap2 kali menjajanginja pula.
Chususnja suku2 bangsa Efraim dan Jusuf dituduh pengarang (Maz 9:1-20; 67:1-7), sedangkan Juda dipudjinja (Maz 68). Agaknja ia sendiri termasuk suku bangsa ini dan ia ingat bagaimana Israil (keradjaan utara) kemudian murtad sama sekali. Lagu ini menjerupai Maz 105:1-106:48.
Ref. Silang FULL -> Mzm 78:53
Ref. Silang FULL: Mzm 78:53 - sedang musuh // mereka dilingkupi · sedang musuh: Kel 15:7; Mazm 106:10
· mereka dilingkupi: Kel 14:28; Kel 14:28
· sedang musuh: Kel 15:7; Mazm 106:10
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 78:40-72
Matthew Henry: Mzm 78:40-72 - Penghakiman dan Belas Kasihan; Keajaiban-keajaiban yang Diperbuat bagi Israel; Kasih Setia Penghakiman dan Belas Kasihan; Keajaiban-keajaiban yang Diperbuat bagi Israel; Kasih Setia yang Diperbarui bagi Israel (78:40-72)
Isi dan tujuan dar...
Penghakiman dan Belas Kasihan; Keajaiban-keajaiban yang Diperbuat bagi Israel; Kasih Setia yang Diperbarui bagi Israel (78:40-72)
Isi dan tujuan dari perikop ini sama dengan perikop sebelumnya, yaitu untuk menunjukkan betapa besar belas kasihan yang telah dilimpahkan Allah kepada Israel, betapa mereka senantiasa membangkitkan amarah-Nya, penghakiman-penghakiman apa yang telah ditimpakan-Nya ke atas mereka karena dosa-dosa mereka, namun juga, bagaimana di dalam penghakiman, Ia teringat akan belas kasihan-Nya pada akhirnya. Janganlah orang-orang yang menerima belas kasihan dari Allah menjadi berani untuk berbuat dosa setelah menerima belas kasihan-Nya itu, sebab segala belas kasihan yang mereka terima akan memperberat dosa mereka dan mempercepat datangnya penghukuman untuk dosa itu. Namun juga, janganlah orang-orang yang sedang mendapat teguran ilahi karena dosa mereka menjadi patah semangat untuk bertobat, sebab penghukuman-penghukuman yang mereka terima merupakan sarana untuk bertobat, dan tidak akan menghalang-halangi belas kasihan yang tetap disediakan Allah bagi mereka. Amatilah:- I. Dosa-dosa Israel di padang gurun direnungkan kembali, karena semuanya itu ditulis untuk menjadi teguran bagi kita (ay. 40-41): Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun! Bukan satu atau dua kali, melainkan berkali-kali, dan dengan terus diulang-ulang, maka perbuatan mereka dan tempat mereka melakukannya semakin diperberat (ay. 17). Allah menghitung seberapa sering mereka membangkitkan amarah-Nya, meskipun mereka tidak menghitungnya (Bil. 14:22), Telah sepuluh kali mereka mencobai Aku. Dengan membangkitkan murka-Nya, mereka tidak begitu membuat-Nya marah, tetapi lebih membuat Dia berdukacita, sebab Dia memandang mereka sebagai anak-anak-Nya (Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung ). Tingkah laku anak-anak yang tidak taat dan tidak hormat lebih membuat orangtua yang berhati lembut berdukacita daripada marah. Tingkah laku anak-anak itu diambil hati oleh orangtua mereka, dan mereka merasa sedih karenanya (Yes. 1:2). Orang Israel mendukakan hati-Nya karena mereka membuat Dia harus menghukum mereka, yang sebenarnya tidak rela dilakukan-Nya. Setelah merendahkan diri di hadapan-Nya, kembali mereka mencobai Allah, seperti sebelum-sebelumnya, dan menyakiti hati Yang Kudus dari Israel. Mereka mengatur-Nya untuk memberikan bukti-bukti akan kuasa dan hadirat-Nya bersama mereka dan cara-cara yang harus dipergunakan-Nya untuk menuntun dan menyediakan makanan bagi mereka. Mereka membatasi Dia untuk mengikuti cara dan waktu mereka, seolah-olah Ia tidak sadar bahwa mereka sedang berselisih dengan Dia. Sungguh kurang ajar bagi kita untuk membatasi Yang Kudus dari Israel, karena, sebagai Yang Kudus, Ia akan berbuat sedapat mungkin demi kemuliaan-Nya sendiri. Dan juga sebagai Yang Kudus dari Israel, Ia akan berbuat sedapat mungkin demi kebaikan mereka. Kita mencobai hikmat-Nya dan menyingkapkan kesombongan serta kebodohan kita sendiri jika kita coba-coba mengatur-ngatur Dia. Yang membuat mereka membatasi Allah untuk melakukan yang baik bagi masa depan adalah tindakan mereka yang melupakan kebaikan-kebaikan-Nya pada masa lalu (ay. 42): Mereka tidak ingat kepada kekuasaan-Nya, tidak ingat betapa kuatnya tangan-Nya dan bagaimana dulu tangan itu terentang bagi mereka. Mereka juga tidak ingat kepada hari Ia membebaskan mereka dari pada lawan, dari Firaun, musuh besar yang berusaha memusnahkan mereka itu. Ada hari-hari yang menjadi luar biasa karena pembebasan-pembebasan yang dilakukan dengan kasat mata, yang tidak boleh dilupakan. Sebab, dengan mengingatnya kita akan terhibur dan berbesar hati manakala sedang menghadapi masa-masa paling susah.
- II. Segala belas kasihan Allah kepada Israel, yang tidak mereka ingat ketika mencobai Allah dan membatasi-Nya, dan daftar perbuatan ajaib yang dikerjakan Allah bagi mereka ini mulai lebih tinggi dan dilanjutkan lebih jauh lagi daripada sebelumnya (ay. 12 dst.).
- 1. Daftar ini dimulai dengan pembebasan mereka dari Mesir, dan tulah-tulah yang dipakai Allah untuk mendesak orang-orang Mesir agar membiarkan mereka pergi: inilah tanda-tanda yang diadakanAllah di Mesir (ay. 43), mujizat-mujizat yang diadakan-Nya di padang Zoan, maksudnya, di negeri Zoan, sebagaimana kita berkata di padang Mesir, yang berarti di sebuah padang di negeri Mesir.
- (1) Beberapa dari tulah-tulah di Mesir disebutkan secara khusus di sini, yang berbicara lantang tentang kuasa Allah dan kebaikan-Nya kepada Israel. Tulah-tulah tersebut juga berbicara tentang kengerian bagi musuh-musuh-Nya dan musuh-musuh Israel. Seperti,
- [1] Diubahnya air menjadi darah. Orang Mesir sudah membuat diri mabuk dengan darah umat Allah, bahkan dengan bayi-bayi mereka, dan sekarang Allah memberi mereka minum darah, sebab hal itu wajar bagi mereka (ay. 44).
- [2] Lalat pikat dan katak-katak yang menyerbu mereka, dan bermacam-macam serangga yang berkerumun, bergerombol, memakan dan memusnahkan mereka(ay. 45). Sebab Allah dapat menjadikan binatang-binatang yang paling lemah dan paling hina sebagai sarana murka-Nya apabila Dia menghendakinya. Kekuatan yang tidak dimiliki binatang-binatang ini bisa diwujudkan dengan banyaknya jumlah mereka.
- [3] Tulah belalang, yang memakan habis panen orang Mesir, yang telah mereka hasilkan dengan jerih payah (ay. 46). Belalang-belalang ini disebut tentara Allah yang besar (Yl. 2:25).
- [4] Hujan batu, yang mematikan pohon-pohon mereka, terutama pohon anggur mereka, pohon yang paling lemah (ay. 47), dan binatang mereka, terutama kawanan domba mereka, binatang yang paling lemah, yang mati disambar halilintar (ay. 48), dan embun beku, atau hujan es (menurut arti katanya), yang begitu keras sampai-sampai menghancurkan pohon-pohon ara.
- [5] Kematian anak sulung merupakan tulah di Mesir yang terakhir dan yang paling pedih, dan yang menyempurnakan pembebasan Israel. Tulah ini yang pertama kali diniatkan (Kel. 4:23), tetapi yang terakhir dijalankan. Sebab, seandainya cara-cara yang lebih lembut sudah berhasil, tulah ini bisa dicegah: tetapi di sini tulah itu diceritakan secara panjang lebar (ay. 49-51). Pertama, murka Allah adalah penyebab tulah itu. Murka kini telah menimpa orang-orang Mesir sampai sejadi-jadinya. Hati Firaun sering kali kembali mengeras setelah penghakiman-penghakiman yang lebih ringan melunakkannya, karena itu kini Allah membangkitkan segenap amarah-Nya. Ia melepaskan kepada mereka murka-Nya yang menyala-nyala, murka yang sejadi-jadinya, kegemasan dan kegeraman sebagai penyebabnya, dan kesesakan (penderitaan dan kesesakan, Rm. 2:8-9) sebagai akibatnya. Murka ini dilepaskan-Nya dari tempat tinggi ke atas mereka tanpa kenal ampun, dan mereka tidak dapat melepaskan diri dari kuasa-Nya (Ayb. 27:22). Ia membiarkan, atau (sesuai dengan kata yang digunakan) Ia menimbang-nimbang jalan untuk melepaskan murka-Nya. Ia tidak melepaskannya kepada mereka dengan sembarangan, tetapi dengan menimbang-nimbang terlebih dahulu. Murka-Nya ditimbang dengan teramat sangat tepat dengan timbangan keadilan. Sebab, dalam murka-Nya yang paling besar, Ia tidak pernah, dan tidak akan pernah, berbuat salah terhadap makhluk-makhluk-Nya yang mana pun: jalan murka-Nya selalu ditimbang-timbang. Kedua, malaikat-malaikat Allah adalah sarana yang dipakai untuk menjalankan murka ini: Ia mengirimkan suatu pasukan malaikat yang membawa malapetaka ke tengah-tengah mereka (kjv: Ia mengirimkan kepada mereka malaikat-malaikat jahat – pen.), bukan malaikat yang jahat sifatnya, melainkan jahat dalam kaitannya dengan tugas yang harus mereka laksanakan. Mereka adalah malaikat-malaikat pembunuh, atau malaikat-malaikat penghukum, yang berjalan melintasi seluruh negeri Mesir, dengan perintah, sesuai dengan jalan-jalan murka Allah yang sudah ditimbang, bukan untuk membunuh semua orang, melainkan hanya anak-anak sulung. Malaikat-malaikat baik menjadi malaikat jahat bagi orang-orang berdosa. Orang-orang yang menjadikan Allah yang kudus sebagai musuh mereka jangan pernah berharap bisa menjadikan malaikat-malaikat kudus sebagai teman mereka. Ketiga, pelaksanaan murka itu sendiri sangat berat: Ia tidak mencegah jiwa mereka dari maut, tetapi membiarkan maut maju dengan jaya di tengah-tengah mereka dan nyawa mereka diserahkan-Nya kepada penyakit sampar, yang memutuskan tali penyambung nyawa dengan seketika. Sebab dibunuh-Nya semua anak sulung di Mesir (ay. 51), kegagahan mereka yang pertama-tama, pengharapan bagi keluarga mereka masing-masing. Anak-anak adalah kegagahan orangtua, dan anak sulung adalah kegagahan mereka yang pertama-tama. Demikianlah, karena Israel berharga di mata Allah, Ia memberikan manusia sebagai ganti mereka, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawa mereka (Yes. 43:4).
- (2) Melalui tulah-tulah yang menimpa orang-orang Mesir ini, Allah membuat jalan bagi umat-Nya sendiri untuk berangkat seperti domba-domba, dengan membedakan mereka dari orang-orang Mesir, seperti gembala yang memisahkan domba dan kambing, setelah menempelkan tanda-Nya sendiri pada domba-domba ini dengan darah anak domba yang dibubuhkan pada tiang-tiang pintu mereka. Disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dan mereka tidak mengetahui ke mana mereka pergi, dan dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun, seperti gembala yang memimpin kawanan dombanya, dengan penuh perhatian dan kelembutan (ay. 52). Dituntun-Nya mereka dengan tenteram, meskipun di jalan-jalan yang berbahaya, supaya mereka tidak gemetar, maksudnya, supaya mereka tidak perlu takut. Memang mereka menjadi ketakutan di Laut Merah (Kel. 14:10), tetapi kepada mereka dikatakan supaya jangan takut dan dilakukan sesuatu yang berhasil membungkam ketakutan mereka. Sedang musuh mereka dilingkupi laut, ketika berusaha mengejar-ngejar mereka sampai ke dalamnya (ay. 53 ). Bagi mereka laut itu adalah jalan, tetapi bagi orang-orang yang mengejar-ngejar mereka, laut itu adalah kuburan.
- 2. Mereka dibawah jauh sampai ke tempat kediaman mereka di Kanaan (ay. 54): Dibawa-Nya mereka ke tanah-Nya yang kudus, ke negeri yang di tengah-tengahnya Ia mendirikan tempat kudus-Nya, yang seolah-olah merupakan pusat dan ibu kota, mahkota dan kemuliaan, dari negeri itu. Tenteramlah tanah yang dijadikan batas tempat kudus Allah. Adalah kebahagiaan bagi negeri itu bahwa di sana Allah dinyatakan, dan di sanalah terdapat tempat kudus dan tempat kediaman-Nya (76:2-3). Seluruh negeri secara umum, dan Sion secara khusus, adalah pegunungan yang diperoleh tangan kanan-Nya, yang dengan kuasa-Nya telah dikhususkan-Nya bagi diri-Nya sendiri (lih. 44:4). Ia membuat mereka melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan (Yes. 58:14; Ul. 32:13). Mereka mendapati orang-orang Kanaan sudah memiliki tanah itu sepenuhnya dengan tenteram, tetapi Allah menghalau bangsa-bangsa dari depan mereka, dan tidak saja mengambil hak mereka atasnya, sebagai Tuhan semesta alam, tetapi juga Ia sendiri melaksanakan hukuman yang dijatuhkan melawan mereka. Juga, sebagai Tuhan atas segenap pasukan, Ia mengusir mereka dari tanah itu, dan membuat umat-Nya Israel untuk berjejak di bukit-bukit mereka, dengan membagi-bagikan kepada setiap suku tanah pusaka dengan tali pengukur, dan membuat mereka mendiami rumah orang-orang yang telah mereka musnahkan. Allah bisa saja mengubah padang gurun yang tidak dapat dihuni dan diolah (yang mungkin hampir serupa dengan tanah Kanaan) menjadi tanah yang subur, dan menempatkan mereka di sana, namun ini tidak dilakukan-Nya, karena tanah yang dirancang-Nya bagi mereka dimaksudkan sebagai pelambang sorga, dan oleh sebab itu harus menjadi tanah yang permai di antara semua negeri. Dan karena itu pula tanah itu harus diperjuangkan, sebab Kerajaan Sorga harus diperjuangkan.
- III. Dosa-dosa Israel setelah mereka berdiam di Kanaan (ay. 56-58). Anak-anak itu sama seperti nenek moyang mereka, mereka membawa serta kerusakan-kerusakan mereka yang dulu ke tempat tinggal mereka yang baru. Meskipun Allah sudah berbuat begitu banyak bagi mereka, namun tetap saja mereka mencobai dan memberontak terhadap Allah Yang Mahatinggi. Ia memberikan kesaksian-kesaksian-Nya kepada mereka, tetapi mereka tidak memeliharanya. Mereka menjanjikan banyak hal pada awalnya, tetapi kemudian mereka murtad. Mereka mengucapkan kata-kata indah kepada Allah, tetapi bertindak dengan tidak setia. Mereka seperti busur yang memperdaya, yang tampaknya saja hendak melepaskan anak panah ke sasaran, namun, apabila ditarik, ia patah dan jatuh ke bawah kaki si pemanah, atau mungkin berbalik ke wajahnya. Mereka tidak bisa diandalkan, dan janji-janji atau pengakuan-pengakuan mereka tidak bisa dipercaya. Adakalanya mereka tampak taat kepada Allah, tetapi segera saja mereka membelot, dan menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka dan patung-patung mereka. Penyembahan berhala adalah dosa yang begitu mudah merintangi mereka, dan meskipun mereka sering kali mengaku bertobat darinya, sering pula mereka kembali terjerumus ke dalamnya. Menyembah berhala atau menyembah Allah melalui patung-patung adalah perzinahan rohani, seolah-olah Ia adalah berhala, dan oleh sebab itu dengan berbuat demikian mereka dikatakan membangkitkan cemburu-Nya (Ul. 32:16, 21).
- IV. Penghakiman-penghakiman yang ditimpakan Allah ke atas mereka karena dosa-dosa ini. Dengan berdiam di Kanaan, itu tidak berarti bahwa mereka bisa aman-aman saja dalam berbuat dosa. Seperti halnya juga, sekalipun mereka keturunan Israel, itu tidak berarti mereka akan aman dan tidak dihukum setelah berbuat dosa. Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu (Am. 3:2). Penyembahan berhala diabaikan begitu saja di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, tetapi tidak di tengah-tengah bangsa Israel,
- 1. Allah murka kepada mereka (ay. 59): Ketika Allah mendengarnya, ketika Ia mendengar teriakan pelanggaran mereka, yang naik ke hadapan-Nya, Ia menjadi gemas, Ia memandangnya sebagai sesuatu yang sangat keji. Ia sangat membenci Israel, yang sebelumnya sangat Ia kasihi dan yang sudah membuat-Nya bergirang. Orang-orang yang sudah menjadi kaum pilihan-Nya kini menjadi angkatan murka-Nya. Dosa-dosa yang pongah, terutama penyembahan berhala, membuat orang-orang Israel sekalipun menjadi kejijikan bagi kekudusan Allah dan memuakkan bagi keadilan-Nya.
- 2. Ia meninggalkan kediaman-Nya di tengah-tengah mereka, dan memindahkan perisai yang merupakan kehormatan tempat kediaman-Nya (ay. 60). Allah tidak pernah meninggalkan kita jika kita tidak terlebih dahulu meninggalkan Dia. Ia tidak pernah menarik diri jika kita tidak terlebih dahulu mengusir-Nya dari kita. Nama-Nya adalah Cemburu, Ia adalah Allah yang cemburu. Oleh sebab itu tidak heran jika umat yang telah dijadikan pasangan-Nya sendiri dibenci dan ditolak. Ia menolak untuk berdiam bersama mereka lagi, apabila mereka jatuh ke dalam pelukan orang lain. Kemah di Siloadalah kemah yang didiami Allah di antara manusia, yang di dalamnya Allah benar-benar hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi. Akan tetapi, ketika umat-Nya meninggalkan kemah itu dengan berkhianat, maka sewajarnyalah jika Ia meninggalkannya pula. Dan bila sudah begitu, segala kemuliaan kemah itu pun lenyap. Israel tidak bisa banyak bersukacita atas kemah suci tanpa hadirat Allah di dalamnya.
- 3. Ia membiarkan semuanya jatuh ke tangan musuh. Orang-orang yang ditinggalkan Allah akan menjadi mangsa yang empuk bagi si pembinasa. Orang-orang Filistin adalah musuh bebuyutan umat Israel milik Allah, dan mereka juga musuh bebuyutan Allah Israel, namun Allah mau memakai mereka sebagai cambuk bagi umat-Nya.
- (1) Allah mengizinkan mereka merebut tabut perjanjian, dan menggotongnya sebagai piala kemenangan mereka, untuk menunjukkan bahwa bukan saja Ia telah meninggalkan kemah-Nya tetapi juga bahkan tabut perjanjian itu sendiri, yang kini tidak akan lagi menjadi pertanda hadirat-Nya (ay. 61): Ia membiarkan kekuatan-Nya tertawan, seolah-olah kekuatan-Nya itu melemah dan ditaklukkan, dan kehormatan-Nya jatuh ke dalam penghinaan karena ditinggalkan di tangan musuh. Kita bisa membaca kisahnya dalam 1 Samuel 4:11. Ketika tabut perjanjian telah menjadi seperti orang asing di antara orang-orang Israel, maka tidak heran jika tabut itu segera dibuat menjadi tawanan di antara orang-orang Filistin.
- (2) Ia membiarkan pasukan Israel dikalahkan oleh orang-orang Filistin (ay. 62-63): Ia membiarkan umat-Nya dimakan pedang, pedang keadilan-Nya sendiri dan pedang kegeraman musuh, sebab gemaslah Ia atas milik-Nya sendiri. Dan murka-Nya adalah api yang memakan teruna mereka, pada masa kejayaan mereka, dengan pedang atau penyakit, dan memporak-porandakan mereka sedemikian rupa sehingga anak-anak dara mereka tidak lagi dipuja, maksudnya, tidak dikawinkan (yang merupakan suatu kehormatan bagi semua gadis), karena tidak ada pemuda yang bisa mengawini mereka, dan karena segala kesusahan dan malapetaka Israel begitu banyak dan besar sehingga sukacita upacara perkawinan dipandang tidak pada tempatnya, dan pada waktu itu dikatakan, Berbahagialah ibu yang tidak mengandung. Kehancuran yang terjadi di mana-mana membuat manusia menjadi jarang. Aku akan membuat orang lebih jarang dari pada emas tua (Yes. 13:12), sehingga tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki (Yes. 4:1; 3:25). Namun ini bukan yang terburuk:
- (3) Bahkan imam-imam mereka, yang melayani tabut perjanjian, gugur oleh pedang, yakni Hofni dan Pinehas. Sudah sewajarnyalah mereka gugur, sebab mereka membuat diri mereka sendiri hina, dan menjadi orang-orang yang sangat berdosa di hadapan Tuhan. Jabatan imamat mereka sama sekali tidak menjadi perlindungan bagi mereka, malah justru semakin memperberat dosa mereka dan mempercepat kejatuhan mereka. Sudah sewajarnyalah mereka gugur oleh pedang, sebab mereka sengaja membiarkan diri tanpa perlindungan di medan pertempuran, tanpa dipanggil atau diperintah. Kita membuang diri dari perlindungan Allah apabila keluar dari tempat kita berada dan dari jalan kewajiban kita. Ketika imam-imam gugur, janda-janda mereka tidak dapat menangis (ay. 64). Segala upacara berkabung hilang dan terkubur bersama dukacita yang sangat dalam. Janda Pinehas, bukannya meratapi kematian suaminya, malah mati sendiri, setelah ia menamakan anaknya yang baru lahir Ikabod (1 Sam. 4:19, dst.).
- V. Kembalinya Allah, dengan belas kasihan, kepada mereka, dan penampakan diri-Nya yang penuh rahmat bagi mereka setelah ini. Kita tidak membaca tentang pertobatan dan kembalinya mereka kepada Allah, tetapi Allah tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran Israel (Hak. 10:16) dan peduli terhadap kehormatan-Nya sendiri, kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti (Ul. 32:27). Dan oleh sebab itu lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur (ay. 65), dan seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur, bukan saja seperti orang yang baru bangun tidur dan sadar kembali setelah mabuk, yang kemudian memperhatikan apa yang sebelumnya tampak ia abaikan sepenuhnya, tetapi juga seperti orang yang merasa segar kembali setelah bangun tidur, dan yang hatinya dibuat senang karena sudah minum anggur dengan secukupnya, dan yang oleh sebab itu lebih hidup dan bersemangat, dan siap melakukan kegiatan. Setelah Allah membiarkan tabut kekuatan-Nya tertawan, seperti orang yang cemburu demi kehormatan-Nya, Ia segera merentangkan lengan kekuatan-Nya untuk menyelamatkannya, mengerahkan kekuatan-Nya untuk melakukan perkara-perkara besar bagi umat-Nya.
- 1. Ia menyerbu orang-orang Filistin yang menahan tabut perjanjian (ay. 66). Ia memukul mundurmereka dengan borok-borok, melukai mereka dari belakang, seolah-olah mereka melarikan diri dari-Nya, sekalipun mereka menyangka bahwa mereka lebih daripada pemenang. Ia membuat mereka mendapat cela, dan mereka sendiri turut ambil bagian dalam menjadikan cela bagi mereka berlangsung untuk selama-lamanya dengan gambar emas borok-borok mereka, yang mereka kembalikan bersama tabut sebagai korban penebus salah (1 Sam. 6:5). Ini terjadi in perpetuam rei memoriam – sebagai peringatan untuk selama-lamanya. Perhatikanlah, cepat atau lambat Allah akan memuliakan diri-Nya dengan menimpakan penghinaan ke atas musuh-musuh-Nya, sekalipun mereka sedang berada di puncak keberhasilan mereka.
- 2. Ia menyediakan tempat tinggal baru bagi tabut-Nya setelah beberapa bulan lamanya ditawan dan beberapa tahun lamanya disembunyikan. Ia sungguh menolak kemah Yusuf. Ia tidak pernah mengirimkannya kembali ke Silo, dari suku Efraim (ay. 67). Kehancuran tempat itu merupakan tugu peringatan akan keadilan ilahi. Lihatlah apa yang telah Kulakukan kepada Silo (Yer. 7:12). Tetapi tidak sepenuhnya Ia mengambil kemuliaan dari Israel. Berpindahnya tabut perjanjian tidak berarti disingkirkannya tabut itu. Silo telah kehilangan tabut itu, tetapi Israel tidak. Allah akan tetap mempunyai jemaat di dunia, dan kerajaan di tengah-tengah manusia, meskipun mungkin kaki dian di tempat ini atau di tempat itu diambil. Bahkan, penolakan terhadap Silo merupakan terpilihnya Sion, sama seperti, lama sesudah itu, kejatuhan orang-orang Yahudi merupakan kekayaan bagi bangsa-bangsa lain (Rm. 11:12). Ketika Allah tidak memilih suku Efraim, yang darinya Yosua berasal, Ia memilih suku Yehuda (ay. 68), karena dari suku itulah Yesus akan muncul, yang lebih besar daripada Yosua. Kiryat-Yearim, tempat tabut perjanjian dibawa setelah diselamatkan dari tangan orang-orang Filistin, terletak di dalam wilayah suku Yehuda. Di sana tabut itu menguasai suku tersebut. Tetapi dari sana ia dipindahkan ke Sion, gunung Sion yang dikasihi-Nya (ay. 68), yang menjulang permai, kegirangan bagi seluruh bumi. Di sanalah Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi (ay. 69). Daud memang hanya mendirikan kemah bagi tabut itu, tetapi Bait Suci pada waktu itu sudah dirancang dan dipersiapkan, dan kemudian dirampungkan oleh anaknya. Dan Bait itu merupakan,
- (1) Bangunan yang sangat megah. Bait itu dibangun bak istana para raja dan para pembesar di bumi, bahkan, bait itu mengungguli semua istana itu dalam semarak dan kemegahannya. Salomo membangunnya, namun di sini dikatakan Allah membangunnya, sebab ayahnya telah mengajarnya, mungkin dengan merujuk pada pekerjaan ini, bahwa jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya ( 127:1), yang merupakan mazmur bagi Salomo.
- (2) Bangunan yang sangat teguh, seperti bumi, meskipun tidak akan terus ada selama bumi ada, namun selagi ada, ia kokoh seperti bumi, yang ditopang Allah dengan firman-Nya. Juga, Bait itu tidak dihancurkan seluruhnya sampai Bait Injil ditegakkan, yang akan terus ada untuk selama-lamanya seperti matahari dan bulan yang ada selama-lamanya (89:37-38) dan alam maut tidak akan menguasainya.
- 3. Ia mendirikan pemerintahan yang baik atas mereka, sebuah kerajaan, dan raja yang berkenan di hati-Nya: Ia memilih Daud hamba-Nya dari beribu-ribu orang Israel, dan menyerahkan tongkat kerajaan ke dalam tangannya, yang dari keturunannya Kristus akan datang, dan ia sendiri yang menjadi pelambang Kristus (ay. 70). Berkenaan dengan Daud, amatilah di sini,
- (1) Kehinaan asal usulnya. Bapa leluhurnya memang orang besar, sebab ia keturunan raja suku Yehuda, tetapi ia tidak begitu berpendidikan. Ia tidak dibesarkan sebagai cendekiawan atau prajurit, tetapi sebagai gembala. Ia diambil dari padang, seperti Musa. Ini terjadi sebab Allah bersuka untuk memberikan kehormatan kepada orang yang rendah hati dan tekun, untuk mengangkat orang miskin dari debu dan menempatkan mereka di antara para penguasa. Terkadang juga Ia mendapati bahwa yang paling cocok untuk melakukan tindakan bagi kepentingan umum adalah orang-orang yang sudah menghabiskan awal hidupnya dalam kesendirian dan perenungan. Anak Daud dicela karena asal usul-Nya yang tidak jelas: Bukankah Ia ini tukang kayu? Daud diambil, tidak dikatakan dari menggembala domba-domba jantan, tetapi dari mengikuti domba-domba betina (kjv), terutama domba-domba gemuk yang sedang menyusui, yang menunjukkan bahwa dari semua sifat baik seorang gembala, ia sangat menonjol dalam hal kelembutan dan kasih sayangnya kepada kawanan dombanya yang paling membutuhkan perhatiannya. Sikap pikiran seperti ini membuatnya cocok untuk memerintah, dan menjadikannya sebagai pelambang Kristus, yang ketika memberi makan kawanan-Nya seperti seorang gembala, menuntun induk-induk domba dengan hati-hati (Yes. 40:11).
- (2) Pesatnya kemajuannya. Allah memilihnya untuk menggembalakan Yakub umat-Nya (ay. 71). Sungguh merupakan kehormatan besar yang diberikan Allah kepadanya dengan mengangkatnya sebagai raja, terutama dengan menjadikannya raja atas Yakub dan Israel, umat Allah yang istimewa, yang dekat dengan-Nya dan disayangi-Nya. Tetapi bersamaan dengan itu sungguh kepercayaan yang besar yang diberikan kepadanya ketika ia diberi tugas untuk memerintah orang-orang milik Allah sendiri. Allah mengangkatnya ke atas takhta agar ia bisa memberi mereka makan, dan bukan supaya ia memberi makan dirinya sendiri. Agar ia bisa berbuat baik, dan bukan supaya ia dapat membuat keluarganya besar. Tugas yang diberikan kepada semua gembala, baik para hakim maupun hamba Tuhan, adalah agar mereka menggembalakan kawanan domba Allah.
- (3) Kebahagiaan pemerintahannya. Daud, karena diberi kepercayaan yang begitu besar ke dalam tangannya, menerima belas kasihan Tuhan sehingga ia menjadi orang yang cakap dan setia dalam memenuhi kepercayaan itu (ay. 72): Ia menggembalakan mereka. Ia memerintah dan mengajari mereka, menuntun dan melindungi mereka,
- [1] Dengan sangat jujur. Ia melakukan tugasnya dengan ketulusan hatinya, bertujuan hanya bagi kemuliaan Allah dan demi kebaikan rakyat yang dipercayakan kepadanya. Asas-asas agamanya merupakan aturan-aturan baku dalam pemerintahannya, yang dijalankannya bukan dengan kebijakan duniawi, melainkan dengan ketulusan dari Allah, oleh kekuatan kasih karunia Allah. Dalam segala sesuatu yang diperbuatnya, ia mempunyai maksud baik dan tidak bertujuan macam-macam.
- [2] Dengan sangat bijak. Ia melakukan tugasnya dengan kecakapan tangannya. Ia bukan saja sangat jujur dalam apa yang dirancangnya, tetapi juga sangat bijaksana dalam apa yang diperbuatnya, dan memilih sarana yang paling sesuai untuk mencapai tujuannya. Ini dilakukannya sebab Allahnya memang mengajarnya untuk berlaku bijaksana. Berbahagialah rakyat yang berada di bawah pemerintahan seperti itu! Dengan alasan yang baik sang pemazmur menjadikan ini sebagai contoh penutup yang memahkotai Israel dengan kebaikan Allah, sebab Daud adalah pelambang Kristus, Sang Gembala yang agung dan baik itu, yang pertama-tama direndahkan namun kemudian ditinggikan, dan yang tentang-Nya dinubuatkan bahwa Ia akan dipenuhi dengan roh hikmat dan pengertian dan yang akan menghakimi dengan keadilan dan kejujuran (Yes. 11:3-4). Kejujuran hati-Nya dan kecakapan tangan-Nya dapat diandalkan sepenuhnya oleh seluruh rakyat-Nya. Kejayaan pemerintahan-Nya dan rakyat-Nya tidak akan berkesudahan.
SH: Mzm 78:31-72 - Kasih Allah dan hukuman-Nya (Selasa, 26 April 2005) Kasih Allah dan hukuman-Nya
Perjalanan Israel sebagai umat Tuhan dan bersama Tuhan, tertenun
dan teranyam dari benang-benang pengalaman yang kay...
Kasih Allah dan hukuman-Nya
Perjalanan Israel sebagai umat Tuhan dan bersama Tuhan, tertenun
dan teranyam dari benang-benang pengalaman yang kaya, sarat dan
padat dengan nilai-nilai. Dinamika kehidupan terjalin dari
cerita sukses dan gagal, tertawa dan menangis, pengkhianatan
dan kesetiaan, jatuh dan bangun, saat menyenangkan dan saat
menegangkan, jalan lebar menyenangkan dan jalan penuh
kerikil-kerikil tajam. PeMazmur mengisahkan kembali secara
puitis dan menarik makna dan sejarah perjalanan Israel dengan
Tuhan.
Pengkhianatan Israel sangat dominan. Mereka begitu mudah melupakan karya Allah yang ajaib dan penyertaan Allah yang tidak pernah berhenti (ayat 42-55). Kesempatan-kesempatan indah, pengalaman-pengalaman manis sepanjang jalan yang panjang itu seringkali terkubur dalam ingatan. Firman Allah harus datang untuk menyegarkan, mengingatkan kembali kasih Allah. Namun, pertobatan mereka dangkal sekali. Israel baru mencari Allah ketika sadar mereka tidak bisa membebaskan diri dari-Nya. Di saat seperti itu Israel bersembunyi di balik topeng penyesalan atau pertobatan. Sebenarnya Israel sedang membohongi Allah (ayat 32-37,40-41). Segala macam cara ditempuh untuk membebaskan diri dari Allah dan hukum-hukum-Nya, dan untuk melanggengkan kenikmatan sesaat serta pementingan diri. Mereka terus mendurhaka kepada-Nya (ayat 56-58) walaupun Ia berpanjang sabar (ayat 38-39). Akhirnya, pukulan keras harus diberikan karena kebebalan Israel seperti tak mengenal batas (ayat 59-64).
Syukur kepada Allah! Allah tidak pernah berhenti mengasihi. Saat melihat kehancuran umat, hati-Nya tergugah. Ia bangkit dan menyatakan belas kasih-Nya. Ia membangkitkan Daud untuk memimpin umat-Nya kembali setia kepada-Nya (ayat 65-72). Puji Tuhan, di dalam Kristus Yesus, Putra Daud, Allah menyatakan kasih terbesar-Nya.
Renungkan: Cambuk Allah adalah untuk punggung yang bebal, tetapi Tangan-Nya yang lembut untuk hati yang terbuka kepada Dia.
SH: Mzm 78:34-53 - Perbudakan dosa (Selasa, 3 November 2009) Perbudakan dosa
Sungguh ngeri melihat zaman sekarang masih ada orang yang secara
diam-diam melakukan traficking, penculikan anak-anak yang
...
Perbudakan dosa
Sungguh ngeri melihat zaman sekarang masih ada orang yang secara diam-diam melakukan traficking, penculikan anak-anak yang kemudian dijual untuk dijadikan budak, bahkan pelacur. Di zaman orang menghargai kemerdekaan, hak asasi manusia, betapa perbudakan sangat tidak masuk di akal sehat. Namun tahukah Anda perbudakan yang jauh lebih mengerikan daripada perbudakan fisik? Ya, perbudakan dosa. Keadaan manusia yang dibelenggu oleh dosa sehingga setiap perbuatannya dikendalikan oleh natur dosa. Itulah kenyataan manusia berdosa, bukan hanya tidak mampu mengendalikan diri untuk hidup sesuai dengan harkat kemanusiaannya, bahkan sengaja menggadaikan kemanusiaan yang mulia itu untuk hal-hal fana, semata-mata hawa nafsu.
Gambaran umat Israel yang dipaparkan di perikop ini, tepat sekali mengilustrasikan belenggu dosa yang memperangkap hidup mereka. Di mulai ayat 32 yang menyatakan bahwa walaupun Tuhan sudah menghukum dahsyat kerakusan dan ketidakpuasan mereka, tetap saja mereka berbuat dosa dan tidak memercayai Tuhan. Bahkan mereka sengaja menggadaikan kemuliaan Allah yang menyertai mereka dengan menipu Dia. Yaitu dengan pura-pura bertobat. Dengan kata-kata memohon ampun, mungkin pula disertai ritual-ritual kudus, tetapi hatinya melawan Dia dan melecehkan firman-Nya (ayat 34-37). Padahal sepanjang sejarah hidup mereka, kasih setia Tuhan tak pernah memudar. Bayangkan kegemasan pemazmur saat mengungkapkan sekali lagi kasih setia-Nya membela mereka dari tangan musuh (ayat 43-53).
Itulah kenyataan manusia berdosa, tidak ada sedikit pun kemampuan untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Kebaikan Tuhan seperti angin lalu yang mereka nikmati hembusannya, terus dilupakan begitu saja. Syukur kepada Allah, di dalam Kristus, perbudakan dosa dipatahkan, belenggu maut dihancurkan. Sejarah kelam umat Israel menjadi peringatan untuk kita agar tidak keluar dari lingkup anugerah-Nya agar kita hidup berkenan kepada-Nya!
SH: Mzm 78:32-55 - Kekerasan hati Israel. (Sabtu, 15 Agustus 1998) Kekerasan hati Israel.
Perbuatan ajaib Tuhan yang silih berganti, begitu mudah dilupakan oleh umat-Nya. Mereka bertobat dan ingat akan Tuhan hanya ta...
Kekerasan hati Israel.
Perbuatan ajaib Tuhan yang silih berganti, begitu mudah dilupakan oleh umat-Nya. Mereka bertobat dan ingat akan Tuhan hanya tatkala murka Tuhan membuat mereka mengalami berbagai kesulitan. Banyak di antara mereka yang terbunuh di padang belantara. Sesaat umat Israel sadar dan kembali menyembah Allah. Tuhan pun mengasihi dan mengampuni mereka. Perjalanan berpuluh tahun umat Israel di padang pasir itu, adalah cara Tuhan memberikan bangsa pilihan-Nya ini pelbagai pelajaran yang keras dan pahit. Melalui tindakan-tindakan-Nya, Tuhan mengajar dan menghajar mereka.
Tuhan tidak putus asa. Dosa tidak mengenal perbedaan zaman atau kebudayaan. Kecenderungan Israel mengecewakan hati Allah menggambarkan pula kehidupan kita. Banyak orang kini hilang pekerjaan dan memikul berbagai penderitaan, baik disebabkan oleh dosa-dosa mereka sendiri tetapi kebanyakan karena dosa-dosa pihak lain yang menggunakan kekuasaan dan jabatannya dalam dosa. Masihkah Tuhan mendengar doa-doa orang yang menderita? Menerima pertobatan kita? Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan mendengar seru doa kita. Jangan putus asa dan undur dari hadirat-Nya kapan pun.
Doa: Angkat dan ringankanlah tekanan tanganMu dari bangsa kami yang sedang menderita, ya Bapa di sorga. Berilah terang firman-Mu, supaya kami tak menyimpang ke jalan yang salah.
SH: Mzm 78:32-55 - Tuhan yang Panjang Sabar (Minggu, 11 September 2016) Tuhan yang Panjang Sabar
Banyak orang Kristen berpikir bahwa Tuhan selalu menghukum dengan keras dalam Perjanjian Lama dan Tuhan lebih sabar dalam Pe...
Tuhan yang Panjang Sabar
Banyak orang Kristen berpikir bahwa Tuhan selalu menghukum dengan keras dalam Perjanjian Lama dan Tuhan lebih sabar dalam Perjanjian Baru. Jika kita meneliti Perjanjian Lama, maka kita akan sadar betapa salahnya pemikiran seperti itu.
Nas hari ini menunjukkan betapa sabarnya Tuhan terhadap umat Israel yang terus-menerus memberontak terhadap-Nya di padang gurun. Umat-Nya "masih berbuat dosa dan tidak percaya kepada perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib" (32). Karena itu, Tuhan menghukum mereka (33). Setelah Tuhan menghukum, umat-Nya berbalik dan mencari Allah (34-35). Ternyata, mereka hanya berpura-pura mencari-Nya. Mereka "memperdaya Tuhan dengan mulut mereka, dan dengan lidah mereka membohongi Dia. Hati mereka tidak tetap pada Dia, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya" (36-37). Walaupun demikian, Allah yang Mahatahu tetap "bersifat penyayang" (38). "Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan murka-Nya dan tidak membangkitkan segenap amarah-Nya" (38). Perhatikan bahwa kata "banyak kali Allah menahan murka-Nya" membuktikan bahwa Ia panjang sabar terhadap umat-Nya, walau Ia dapat menghancurkan mereka. Alasannya, Tuhan tahu bahwa mereka itu daging, angin yang berlalu, dan yang tidak akan kembali (39). Allah mengerti bahwa manusia berdosa adalah makhluk rapuh yang terbuat dari debu (bdk. Mzm. 103:14), yang hidupnya singkat bagaikan rumput (15), dan tidak mungkin tahan dengan hukuman-Nya. Karena itu, Ia menahan diri dalam murka-Nya.
Allah kita adalah Tuhan yang tidak berubah. Ia sama, dahulu, sekarang, dan selamanya. Ia juga adalah Allah yang panjang sabar. Panjang sabar bukan berarti Allah tidak akan menghukum umat-Nya. Karena itu, jangan selalu memberontak terhadap-Nya seperti perilaku umat Israel di padang gurun. Jika kita seperti mereka, cepat atau lambat kita akan mendapatkan hukuman Tuhan. [IT]
SH: Mzm 78:17-55 - Kasih setia Tuhan tidak bergeser (Sabtu, 27 Oktober 2001) Kasih setia Tuhan tidak bergeser
Mazmur ini mengajak Israel untuk mengingat kembali campur tangan
Tuhan kepada nenek moyang mereka pada peristiwa Ke...
Kasih setia Tuhan tidak bergeser
Mazmur ini mengajak Israel untuk mengingat kembali campur tangan Tuhan kepada nenek moyang mereka pada peristiwa Keluaran, ketika mereka gagal menaati Tuhan di padang gurun. Pemazmur mengajak Israel untuk mengingat bagaimana Tuhan menimpakan tulah atas Mesir (ayat 43-51), memimpin mereka melintasi Laut Merah dan padang gurun (ayat 13, 52, 53), dan memasuki serta menduduki tanah Kanaan (ayat 54-55). Namun demikian Israel memberontak terhadap Allah, mengharapkan Tuhan melakukan keajaiban-keajaiban ketika mereka tidak menaati kehendak-Nya (ayat 17-20), meragukan kemampuan-Nya (ayat 22), dan mencobai Dia (ayat 41).
Sebagai respons atas keluhan Israel, Tuhan mengirimkan api yang
menimpa mereka (ayat 21), menghujani mereka dengan manna (ayat
Kesetiaan Tuhan tidaklah bergantung kepada kesetiaan umat-Nya. Ia tetap setia ketika umat-Nya mengingkari-Nya. Ia tetap mengingat umat-Nya, sekalipun umat-Nya tidak lagi mengingat-Nya. Ia menghajar mereka sebagai tindakan pendisiplinan, namun tidak menarik kebaikan-Nya terhadap mereka. Yang memungkinkan Israel menjadi umat Allah bukanlah jasa, kebaikan, ataupun kelebihan mereka, melainkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah bergeser dari kehidupan mereka. Demikian juga dengan kita. Yang memungkinkan kita tetap setia kepada Tuhan bukanlah diri kita sendiri, melainkan kasih setia Tuhan yang tidak pernah bergeser dari hidup kita.
Renungkan: Karakteristik kesetiaan manusia sedemikian rapuh, tetapi kasih setia Tuhan tidak berubah dan tetap teguh selama-lamanya. Inilah yang menjadi jaminan bagi kita untuk tetap menjadi umat-Nya. Renungkan bagaimana keagungan kesetiaan Tuhan menopang dan menguatkan Anda!
SH: Mzm 78:1-72 - Belajar dari sejarah (Minggu, 30 September 2012) Belajar dari sejarah
Mazmur 78 adalah mazmur sejarah. Apalagi tujuannya, kalau bukan mengajar umat Tuhan? Agar setiap generasi yang akan datang dapat...
Belajar dari sejarah
Mazmur 78 adalah mazmur sejarah. Apalagi tujuannya, kalau bukan mengajar umat Tuhan? Agar setiap generasi yang akan datang dapat mengenal firman Tuhan turun temurun karena pengajaran generasi sebelumnya (5-6). Agar setiap generasi percaya kepada Tuhan, tidak melupakan perbuatan-Nya, dan memegang perintah-Nya (7). Agar generasi mendatang tidak mengulang kesalahan nenek moyang mereka (8).
Sejarah yang dipaparkan di sini adalah sejarah pahit kerajaan Israel yang diwakili Efraim. Mereka adalah umat pilihan, tetapi karena ketidaksetiaan pada Taurat dan Perjanjian Sinai (9-11), disingkirkan (65-67). Sebaliknya Tuhan meneguhkan perjanjian-Nya kepada Yehuda dan Daud (68-72). Yang terjadi di sini mencerminkan karakter Allah yang kudus walau penuh kasih.
Catatan sejarah Israel pada masa lampau diungkap untuk menunjukkan konsistensi karakter Allah dalam menghadapi umat-Nya sendiri yang terus menerus tidak setia. Ayat 17-31 mencatatkan ketidaksetiaan Israel di padang gurun. Mereka berulangkali mencobai Allah dengan tidak percaya, menggerutu, dan menolak -Nya. Walaupun Tuhan murka dan menghukum, tetapi tetap berbelas kasih pada mereka (32-39). Ia sadar mereka hanyalah manusia fana, maka penghukuman-Nya pun tidak habis-habisan. Sayang, mereka tetap menunjukkan ketidaksetiaan bukan hanya saat di padang gurun, bahkan saat sudah masuk tanah perjanjian (40-64). Mereka melupakan tangan kasih dan kuasa-Nya yang menyertai mereka dan membalas kasih setia-Nya dengan dengan berkhianat dan menyembah berhala. Sampai Ia harus menghukum mereka dengan penawanan oleh musuh.
Tujuan belajar sejarah adalah agar tidak mengulang kesalahan, menghargai keadilan dan kasih Allah yang dinyatakan. Jangan menunggu sampai sejarah serupa menimpa Anda, baru bertobat!
SH: Mzm 78:1-72 - Kasih Allah Dalam Sejarah Hidup Kita (Sabtu, 23 November 2019) Kasih Allah Dalam Sejarah Hidup Kita
Jangan meninggalkan sejarah merupakan semboyan agar kita tidak melupakan sejarah perjuangan para pendahulu kita....
Kasih Allah Dalam Sejarah Hidup Kita
Jangan meninggalkan sejarah merupakan semboyan agar kita tidak melupakan sejarah perjuangan para pendahulu kita.
Ajaran untuk mengingat kembali sejarah hidup bangsa Israel juga tampak dalam bacaan kita ini. Orang Israel diminta memasang dan menyendengkan telinga bagi pengajaran dan cerita yang telah disampaikan sejak zaman nenek moyang (1-3). Apakah itu? Yaitu, tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan oleh Tuhan (4) dan bagaimana respons nenek moyang mereka yang sering kali memberontak kepada Tuhan (8).
Tuhan telah memimpin nenek moyang Israel keluar dari tanah Mesir; memberikan tulah di tanah Mesir (43-51; bdk. Kel. 7-10, 12:29-42); membelah laut (13), menuntun melalui tiang awan dan tiang api (14); memenuhi kebuTuhan makan dan minum mereka (15, 23-29); menghalau bangsa-bangsa; dan memberikan tanah perjanjian (55). Tetap saja di tengah itu semua selalu ada respons buruk dari umat Israel yang masih meragukan kekuatan serta kesetiaan Allah. Hal itu membuat Allah sakit hati (17-19, 30, 32, 36-37, 40, 56) dan Ia menghukum umat-Nya. Karena kasih sayang Allah yang begitu besar, Ia tetap memilih menggembalakan dan menuntun mereka (72). Dari sini kita bisa melihat bagaimana kasih sayang dan kesetiaan Allah tidak pernah berubah, sekalipun umat menyakiti hati-Nya. Kasih Allah selalu ada bagi mereka.
Mari lihat sejenak sejarah hidup kita, yaitu bagaimana Allah bekerja menuntun kita hingga sampai saat ini. Berapa banyak hal yang sudah Allah lakukan dan berikan kepada kita? Seberapa besar kasih sayang-Nya yang telah kita rasakan dalam hidup ini? Bahkan di tengah segala kebaikan dan kasih-Nya itu, terkadang kita masih menyakiti hati Allah? Misalnya, sering berkeluh kesah, marah, memberontak, ketidakpercayaan, tidak belajar bersyukur. Marilah kita hidup dengan penuh kasih, kerendahan hati, ketaatan, kesetiaan kepada Tuhan, dan sebagainya.
Doa: Tuhan, ajar kami menjadi umat yang taat dan setia kepada-Mu. [YWA]
Baca Gali Alkitab 4
Akan ada waktu di mana Allah mengizinkan pergumulan berat terjadi dalam hidup setiap anak-Nya. Pergumulan ini membuat orang Kristen sering kali mempertanyakan banyak hal tentang diri Allah. Hal itu membuka celah hadirnya perasaan ragu. Keraguan ini perlahan-lahan menjadi lubang besar dalam diri kita. Akhirnya, tidak sedikit orang Kristen yang meninggalkan Allahnya.
Pemazmur merasakan hal yang sama ini. Ia sungguh sesak dengan semua pergumulan yang harus dijalaninya. Pertanyaannya, apa yang dilakukan pemazmur yang pada akhirnya membawanya ke jalan yang benar dalam mengikut Tuhan. Ia mengingat perbuatan Allah pada masa lampau. Dari sanalah ia percaya bahwa ada harapan.
Allah tidak pernah berubah dalam kasih-Nya. Ia akan menuntun kembali setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Apa saja yang Anda baca?
1. Kesesakan seperti apakah yang dirasakan pemazmur (1-7)?
2. Keraguan apa yang muncul dalam diri pemazmur (8-11)?
3. Apa yang hendak dilakukan pemazmur dalam kesesakan (12-13)?
4. Apakah yang menjadi iman dan pengakuan pemazmur (14-21)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah Anda pernah merasakan pergumulan yang sangat menyesakkan?
2. Apakah Anda sudah merespons semua kesesakan itu dengan benar di hadapan Allah?
Apa respons Anda?
1. Sudahkah Anda bersimpuh dan diam di hadapan Allah dalam kesesakan yang dialami?
2. Apakah Anda berserah dan percaya sepenuhnya kepada rancangan Allah yang mendatangkan damai sejahtera?
Pokok Doa:
Berdoa supaya Allah meneduhkan hati kita dengan ketabahan dan iman tatkala badai kehidupan datang.
Utley -> Mzm 78:40-53
Utley: Mzm 78:40-53 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 78:40-5340 Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! 41 ...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 78:40-53
40 Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! 41 Berulang kali mereka mencobai Allah, menyakiti hati Yang Kudus dari Israel. 42 Mereka tidak ingat kepada kekuasaan-Nya, kepada hari Ia membebaskan mereka dari pada lawan, 43 ketika Ia mengadakan tanda-tanda di Mesir dan mujizat-mujizat di padang Zoan. 44 Ia mengubah menjadi darah sungai-sungai mereka dan aliran-aliran air mereka, sehingga tidak terminum; 45 Ia melepaskan kepada mereka lalat pikat yang memakan mereka, dan katak-katak yang memusnahkan mereka; 46 Ia memberikan hasil tanah mereka kepada ulat, dan hasil jerih payah mereka kepada belalang; 47 Ia mematikan pohon anggur mereka dengan hujan batu, dan pohon-pohon ara mereka dengan embun beku; 48 Ia membiarkan kawanan binatang mereka ditimpa hujan es, dan ternak mereka disambar halilintar; 49 Ia melepaskan kepada mereka murka-Nya yang menyala-nyala, kegemasan, kegeraman dan kesesakan, suatu pasukan malaikat yang membawa malapetaka; 50 Ia membiarkan murka-Nya berkobar, Ia tidak mencegah jiwa mereka dari maut, nyawa mereka diserahkan-Nya kepada penyakit sampar; 51 dibunuh-Nya semua anak sulung di Mesir, kegagahan mereka yang pertama-tama di kemah-kemah Ham; 52 disuruh-Nya umat-Nya berangkat seperti domba-domba, dipimpin-Nya mereka seperti kawanan hewan di padang gurun; 53 dituntun-Nya mereka dengan tenteram, sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut;
Mazm 78:40-53 Sepertinya ada kebingungan dalam bait ini antara penghakiman YHWH atas Israel (Mazm 78:40-42). Dan penghakiman-Nya atas Mesir selama masa keluaran. Tulah-tulah yang disinggung dalam Mazm 78:43-51 diarahkan pada kepemimpinan Mesir yang bandel tersebut.
Alih-alih YHWH menghakimi orang Israel yang tidak setia (Yaitu, periode pengembaraan di padang gurun,
Maz Mazm 78:40-43), Dia adalah seorang gembala bagi mereka (Mazm 78:52-53).
Perhatikan bagaimana ketidaksetiaan Israel ditandai.
- 1. mereka memberontak terhadap Dia, Mazm 78:40
- 2. mereka menyusahkan hati-Nya, Mazm 78:40
- 3. mereka mencobai-Nya, Mazm 78:41
- 4. mereka menyakiti hati-Nya, Mazm 78:41
- 5. mereka tidak ingat kepada kuasa/tanda-tanda/keajaiban-Nya, Mazm 78:42
Mazm 78:44-51 Ayat-ayat ini menggambarkan tulah di Mesir.
- 1. air / sungai menjadi darah - Kel 7:17-19
- 2. lalat pikat - Kel 8:16-18
- 3. katak - Kel 8:2-6
- 4. belalang / uir-uir - Kel 8:21; 10:4-6
- 5. hujan es - Kel 9:18
- 6. wabah / penyakit - Kel 9:8-10
- 7. kematian anak sulung – Kel 11
Urutan dan jumlahnya tidak tepat tapi jelaslah bahwa yang sedang dirujuk adalah ke sepuluh tulah di Kel 7; 8; 9; 10; 11, kecuali mereka menjadi ungkapan penghakiman YHWH.
Mazm 78:49 Ayat ini menggunakan litani istilah untuk menggambarkan murka Allah (Mazm 78:38).
- 1. murka yang menyala-nyala – BDB 354 CONSTRUCT BDB 60 I
- 2. kegemasan – BDB 720
- 3. kegeraman – BDB 276
- 4. kesesakan – BDB 865
- 5. sepasukan malaikat pembawa malapetaka
Angka 5 adalah sebuah ungkapan yang mempersonifikasikan unsur murka Allah. Dalam akun Keluaran tentang kematian anak sulung di rumah-rumah yang tak bertanda, Allah sendirilah yang menyebabkan peristiwa tersebut (lih. Kel 11:4; 12:12). Ini dikemudian menjadi pemahaman Yudaisme tentang "Malaikat Maut" (yaitu, Samael atau Azrael), namun Alkitab tidak secara khusus menyebut dia, meskipun 2Sam 24:16; 2Raj 19:35; 1Taw 21:15; Yes 37:36, menyiratkan hal itu. Para rabi juga menegaskan bahwa Mazm 89:48 merujuk kepadanya (yaitu, Targum, "melihat si malaikat maut"). Titik teologisnya adalah bahwa Allahlah, bukan setan atau malaikat, yang mengendalikan kematian!
Mazm 78:50 Ini merupakan sebuah ungkapan untuk persiapan suatu tindakan. Dua baris berikutnya menunjukkan bahwa dalam kasus ini, adalah penghakiman YHWH.
Mazm 78:52 Allah sebagai gembala adalah tema berulang dalam Mazmur Asaf. Lihat catatan pada Mazm 77:20.
Mazm 78:53 Ayat ini memiliki dua singgungan sejarah.
- 1. "menuntun mereka" merujuk pada awan kemuliaan Shekinah yang memandu orang Israel (lih. Kel 13:21; 14:19,24; 33:9,10)
- 2. "musuh mereka dilingkupi laut" merujuk pada pembelahan Laut Merah dan kemudian kembalinya airnya yang menenggelamkan para tentara elit dan kereta-kereta Mesir (lih. Kel 14; 15)
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.