Teks -- Matius 11:26 (TB)

11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: Mat 11:25-27

Bagian ini tidak bersangkutan dengan apa yang mendahului atau menyusul (bdk tempatnya yang berbeda dalam Lukas). Maka ungkapan "semuanya" itu (Mat 11:25) tidak mengenai apa yang dikatakan lebih dahulu, tetapi harus dimengerti secara umum yaitu: rahasia Kerajaan, Mat 13:11. Rahasia itu disingkirkan kepada "orang kecil", ialah para murid, bdk Mat 10:42, sedangkan tersembunyi bagi "yang bijak dan yang pandai", ialah orang Farisi serta ahli-ahli Kitabnya. Baik pernyataan Yesus tentang hubunganNya yang erat dengan Allah, Mat 11:26-27, maupun seruanNya supaya orang menjadi muridNya, Mat 11:28-30, mengingatkan beberapa nas dari Kitab-kitab Kebijaksanaan, Ams 8:22-36; Sir 24:3-9,19-20; Wis 8:3-4; Wis 9:9-18, dll. Dengan demikian Yesus mengatakan bahwa Ia berperan seperti Hikmat Allah, bdk Mat 11:19+, tetapi dengan cara yang unggul. Hikmat Allah itu tidak lagi pempribadian (=personifikasi), tetapi Pribadi, yakni Anak Bapa yang tunggal, bdk Mat 4:3+. Seluruh bagian ini bernada Yohanes, bdk Yoh 1:18; Yoh 3:11,35; Yoh 6:46; Yoh 10:15, dll, dan termasuk dalam lapisan paling tua dari tradisi sinoptik. Di dalamnya terungkap kesadarannya Yesus akan dirinya sebagai anak Allah, sebagaimana juga terungkap dalam Injil Yohanes.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Mat 11:26 - Meski demikian, Bapa, karena demikianlah rasanya baik di mata-Mu.

Meski demikian, Bapa, karena demikianlah rasanya baik di mata-Mu. Atau, "demikianlah kehendak baik", atau "kesenangan di hadapan-Mu": demikian, רצון מלפניך יהי, "biarlah itu menjadi kehendak baik di hadapan-Mu", atau "di mata-Mu, ya Tuhan", adalah frasa yang sering dijumpai dalam bentuk doa orang Yahudi ^x. Di sini, kata tersebut menggambarkan nasihat dan maksud Allah yang berdaulat, yang mana, dan hanya itu, Tuhan kita merujuk pada berbagai dispensasi Allah terhadap anak-anak manusia: ini adalah alasan yang seharusnya memuaskan semua orang, dan lebih baik daripada sepuluh ribu alasan lainnya yang dapat dipikirkan, atau dirancang oleh manusia. Perbedaan ini di antara manusia, terkait dengan wahyu Injil, tidak bisa disebabkan oleh ketajaman alami, kebijaksanaan, dan ketelitian; karena hal-hal ini dimiliki oleh mereka yang dikenakan pengetahuan itu; juga bukan karena kelayakan di antara mereka yang menerimanya; karena mereka adalah orang-orang miskin, yang rendah, hal-hal bodoh di dunia ini, dan bahkan hal-hal yang tidak ada; juga bukan karena suatu penglihatan mereka dalam menggunakan dan meningkatkan wahyu semacam itu dengan lebih baik, tetapi semata-mata karena kehendak baik dan kesenangan Allah saja.