Teks -- Imamat 27:24 (TB)

27:24 Dalam tahun Yobel ladang itu harus dipulangkan kepada orang yang menjualnya kepadanya, yakni kepada orang yang mula-mula memiliki tanah itu.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: Im 17:1--27:34

Bab Ima 17:1-27:34 kitab Imamat ini lazimnya diberi judul: "Hukum Kekudusan". Bagian ini memang berasal dari tradisi Para Imam, tetapi bagian inti tampaknya terbentuk pada akhir zaman para raja dan memuat adat kebiasaan yang ditepati dalam bait Allah di Yerusalem. Dalam "Hukum Kekudusan" itu tampaklah dengan jelas sejumlah besar dengan ajaran nabi Yehezkiel. Ini berarti bahwa ajaran nabi itu tidak lain kecuali suatu perkembangan dari apa yang sudah ada sebelum masa pembuangan Israel ke Babel. Adapun kekudusan ialah sebuah sifat hakiki Allah Israel, bdk Ima 11:44-45; 19:2; 20:7,26; 21:8; 22:23 dst. Arti pertama kata "Kudus" ialah: yang terpisah yang transenden dan tidak terhampiri, sehingga menimbulkan rasa takut keagamaan, Kel 33:20+. Kekudusan Allah itu meliputi juga segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah atau diserahkan kepadaNya, yaitu: tempat, Kel 19:12+, masa dan waktu, Kel 16:23; Ima 23:4+, tabut perjanjian, 2Sa 6:7+, manusia, Kel 19:6+, khususnya para imam, Ima 21:6, benda-benda, Kel 30:29; Bil 18:9, dll. Mengingat hubungannya dengan ibadat maka "kudus" berdekatan dengan "tahir". Sejauh itu "Hukum Kekudusan" dapat juga disebut "Hukum Ketahiran". Akan tetapi sifat moril Allahnya Israel merohanikan pandangan primitip itu. "Kudus" tidak hanya berarti: dipisahkan dari apa yang profan (teruntuk bagi keperluan manusia), tetapi terutama: dipisahkan dari dosa: ketahiran lahiriah bergabung dengan kesucian hati manusia, bdk penglihatan nabi Yesaya, Yes 6:3+.

Ref. Silang FULL: Im 27:24 - yang menjualnya

· yang menjualnya: Im 25:28

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Gill (ID): Im 27:24 - Pada tahun jubile, ladang itu akan kembali kepada orang yang membelinya // bahkan kepada dia yang memiliki tanah tersebut.

Pada tahun jubile, ladang itu akan kembali kepada orang yang membelinya,.... Bukan kepada dia yang menguduskannya, baik dia menebusnya atau tidak; juga bukan kepada dia yang membelinya dari bendahara bait suci setelah benda itu dikuduskan; tetapi kepada pemilik asli dan pemiliknya, dari siapa dia membelinya yang menguduskannya, karena demikianlah yang tertulis:

bahkan kepada dia yang memiliki tanah tersebut adalah miliknya; yang merupakan harta miliknya yang didapat melalui warisan dari ayah-ayahnya, dan oleh karena itu, sesuai dengan hukum tahun jubile, harus kembali kepadanya, dan tidak bisa dipertahankan lebih lama, juga tidak dapat dialokasikan untuk penggunaan suci; karena seperti yang dikatakan dalam Misnah ^h, "sebuah ladang yang dibeli tidak jatuh kepada para imam pada tahun jubile; karena tidak ada orang yang dapat menguduskan sesuatu yang bukan miliknya sendiri;'' karena apa yang dia beli bukan lagi miliknya sampai tahun jubile, dan oleh karena itu tidak bisa didedikasikan untuk penggunaan suci lebih lama lagi.