Teks -- Ibrani 7:16 (TB)

7:16 yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Jerusalem: Ibr 7:11-19

Pemikiran kini terutama berdasarkan pada Maz 110:4. Menurut ayat ini Raja Mesias yang bukan keturunan Lewi adalah "imam menurut peraturan Melkisedek". Maka ayat itu menubuatkan bahwa di zaman Mesias imamat kekal ini akan mengganti yang lama dan Hukum baru akan mengganti Hukum lama yang mengatur imamat keturunan Lewi, Ibr 7:12,16 dst, Ibr 7:21.

Jerusalem: Ibr 7:16 - peraturan-peraturan manusia

Harafiah: hukum peraturan daging. Ialah suatu hukum yang menetapkan bahwa hanya keturunan Lewi saja dapat menjadi imam, bdk Bil 1:47 dst; Bil 3:5; Ula 10:8 dst; Ula 18:1 dst; Ula 33:8 dst.

Ende: Ibr 7:16 - Didasarkan pada daging

Maksudnja: pada keturunan djasmani dari Levi. Sebab itu mereka harus mati djuga, djadi hidup mereka terbatas.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Hagelberg: Ibr 7:1--10:18

C. Imam yang lebih baik dengan Pelayanan yang lebih baik (7:1-10:18)

Inti dari bagian ini ialah: Imam Besar yang kita punya adalah sangat mulia.

Ayat terakhir dari pasal 6 menyebut peraturan Melkisedek, dan kata-kata itu menjadi suatu peralihan untuk bagian ini di mana Yesus dikaitkan dengan Melkisedek. Kejadian 14 merupakan latar belakang dari diskusi ini.

Hagelberg: Ibr 5:1--10:39

III. Bagian Kedua: Anak/Imam Allah (pasal 5:1-10:39)

Bagian yang pertama sudah menguraikan kepada kita dua kebenaran. 1) bahwa Yesus, yang ditahbiskan sebagai Raja oleh Allah, memiliki suatu posisi dan masa depan yang sangat mulia, dan 2) bahwa kita yang mengikuti Dia dengan setia akan menikmati suatu kemenangan/warisan yang mulia. Di dalam bagian itu Yesus direnungkan terutama sebagai Raja kita yang merintis kemenangan. Di dalam bagian yang kedua ini Yesus akan direnungkan terutama sebagai Imam Besar kita. Bukannya unsur ini tidak ada di dalam bagian pertama. Ada juga unsur ini (2:17, 3:1-6, dan 4:14-16), tetapi tidak menonjol sebagai tema utama. Sekarang, di dalam bagian kedua ini, peranan Yesus sebagai Imam Besar kita akan direnungkan, dan, sama dengan apa yang ada dalam bagian pertama, beberapa peringatan akan disisipkan di dalam renungan ini.

Pada hakekatnya bagian ini (pasal 5-10) berkata bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, yang layak, yang lebih baik, dan yang menjadi dasar yang kuat bagi pahala kita, maka kita harus mendekati Tuhan Allah kita.

Gill (ID): Ibr 7:16 - Siapa yang dijadikan // tidak setelah hukum perintah jasmani // tetapi setelah kuasa kehidupan yang abadi

Siapa yang dijadikan,.... Bukan sebagai manusia, jauh kurang sebagai Tuhan; tetapi sebagai seorang imam, yang ditetapkan dan diangkat:

tidak setelah hukum perintah jasmani: baik hukum ritual secara umum, yang merupakan hukum jasmani, jika kita mempertimbangkan orang-orang yang memilikinya, yaitu orang-orang Israel menurut daging; hukum ini merupakan kewajiban, dan hanya dapat dilaksanakan oleh mereka yang hanya bersifat jasmani; dan hukum ini dilaksanakan oleh dan untuk manusia yang ada dalam daging, atau yang fana; dan jika kita mempertimbangkan substansinya, subjek di mana berbagai ritusnya dilaksanakan adalah daging atau tubuh, dan yang dilaksanakan dengan operasi manual; dan korban-korbannya adalah daging binatang; dan ini ditujukan untuk dosa-dosa daging, serta untuk menghapus ketidakbersihan ritualnya; dan kekuatan dari semua ini hanya menjangkau pemurnian daging; dan seluruhnya berbeda dari hukum moral, yang bersifat spiritual, dan menjangkau roh atau jiwa manusia; sementara ini hanya berkaitan dengan hal-hal temporal dan eksternal: atau hukum imamat yang dimaksud secara khusus; atau perintah yang mengatur imamat Harun; hukum ini memperhatikan keturunan jasmani dari putra-putranya; memerintahkan pengangkatan jasmani mereka, dan mengatur kelanjutan serta penerusannya dengan cara jasmani; setelah itu, Kristus sebagai imam besar tidak menjadi salah satu:

tetapi setelah kuasa kehidupan yang abadi; ini dapat dipahami baik sebagai Injil, di mana Kristus adalah seorang imam; dan yang disebut "hidup", sebagai oposisi terhadap hukum yang merupakan pelayanan kematian; dan karena itu adalah sarana untuk menghidupkan orang-orang berdosa yang mati, dan untuk menghidupkan orang-orang kudus yang lemah; dan menunjukkan Kristus sebagai jalan kehidupan, serta telah membawa hidup dan yang tidak dapat mati menjadi terang: dan dapat dikatakan "abadi", berbeda dari hukum, yang bersifat sementara; dan karena itu sendiri permanen dan abadi; memuat janji kehidupan kekal di dalamnya, dan merupakan sarana untuk membawa jiwa ke dalamnya: dan ada "kuasa" yang menyertainya; yang membedakannya dari elemen-elemen lemah dan hina dari hukum ritual, yang telah dihapuskan, karena kelemahannya; karena itu disertai dengan kuasa Roh Allah, dan merupakan kuasa Allah untuk keselamatan: atau ini bisa dimaksudkan sebagai kehidupan abadi yang dimiliki Kristus, di dalam dan dari dirinya sendiri; dan yang memenuhi syaratnya sebagai seorang imam; dan berlawanan dengan kefanaan para imam, serta hukum yang tidak dapat mengamankan mereka dari kematian: para imam mati, dan hukum yang mengatur mereka sebagai imam tidak dapat mencegah kematian mereka; Kristus adalah Tuhan yang hidup, Pangeran kehidupan, dia memiliki kuasa untuk menyerahkan hidupnya sebagai manusia, dan kuasa untuk mengangkatnya kembali; dan hidupnya, sebagai manusia, adalah yang abadi, yang memenuhi syaratnya untuk bagian dari jabatannya sebagai imam, yaitu perantaraan dan pembelaan: atau ini dapat merujuk pada kuasa, yang diberikan oleh Bapanya sebagai Sang Pengantara, dari kehidupan yang abadi, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk semua rakyatnya; dan memperhatikan kehidupan yang selalu ada sebagai seorang imam, serta kekekalan dan kekuatan serta efektivitasnya yang terus menerus.