Teks -- Ibrani 11:25 (TB)

11:25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: Ibr 11:25 - MENIKMATI KESENANGAN DARI DOSA.

Nas : Ibr 11:25

Setiap orang percaya berkali-kali berhadapan dengan pilihan untuk menikmati kesenangan-kesenangan yang sementara dari dosa atau menderita karena terus taat pada kehendak Allah

(lihat cat. --> Gal 5:17).

[atau ref. Gal 5:17]

Ref. Silang FULL: Ibr 11:25 - menderita sengsara

· menderita sengsara: Ibr 11:37

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)

Hagelberg: Ibr 11:17-40

3. Pengalaman Kehidupan Iman yang Bermacam-Macam (11:17-40)

Pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab yang diceritakan di sini memang bermacam-macam. Ada yang "menderita sengsara," ada yang melihat runtuhnya "tembok-tembok Yerikho," ada juga yang "memadamkan api yang dahsyat," dan ada yang "digergaji." Tetapi semua yang diceritakan memiliki suatu unsur yang tetap, yaitu iman. Iman adalah pandangan hidup yang benar.

Kalau Abraham memandang hidupnya dengan tanpa iman, dan hanya memikirkan apa yang kelihatan, maka tidak mungkin dia rela mengorbankan anaknya yang tunggal. Ternyata dia memandang masalah itu dengan mata iman, sehingga dia berpikir Allah akan membangkitkan Ishak. Abraham percaya pada kuasa kebangkitan. Kita boleh meneladani dia, dan ikut memperoleh bagian yang indah di dalam kota yang diharapkannya.

Waktu mau meninggal, ketiga keturunan Abraham yang disebut dalam 11:17-22, Ishak, Yakub, dan Yusuf, memikirkan dengan iman masa depan umat Allah. Kita harus ingat betapa sedikitnya orang yang sudah lanjut usia, tetapi tetap memiliki iman yang teguh. Pengalaman yang pahit, dan sikap sinis, dapat menggerogoti iman yang dipunyai orang, sampai habis, atau sampai hidup keagamaan mereka menjadi hanya sekedar kebiasaan saja.

Dengan 11:23 kehidupan Musa diceritakan, dan hal perlawanan mulai ditangani oleh penulis surat ini. Orang tua Musa berani melawan perintah Firaun, karena iman mereka. Karena iman, maka mereka berani mengambil risiko hukuman yang berat sekali. Ini perlu juga diteladani oleh orang tua pada masa para pembaca pertama, dan juga pada masa ini.

Dengan pengkalimatan yang singkat dan tepat 11:24-26 menceritakan bagaimana pandangan hidup orang yang beriman akan selalu memilih menurut kenyataan yang mungkin belum kelihatan, tetapi tetap jauh lebih penting. "Penghinaan karena Kristus" hanya dianggap "kekayaan yang lebih besar dari semua harta Mesir" kalau pandangan kita diarahkan "kepada upah." Dengan 11:26 seluruh beban surat ini dihayati di dalam kehidupan Musa. Kalau kita mengarahkan pandangan kita "kepada upah," maka kita juga akan dikuatkan oleh Dia sehingga kita dapat meneladani Musa, dan memperoleh apa yang berkali-kali digambarkan di dalam surat ini.

Hagelberg: Ibr 11:1--12:29

IV. Bagian Ketiga: Tanggapan yang beriman (pasal 11:1-12:29)

Jikalau surat ini menyerukan supaya para pembaca tetap percaya dan meneguhkan iman mereka, maka bagian ini sangat cocok dengan tujuan itu. Iman yang teguh merupakan tanggapan yang satu-satunya yang layak bagi kita yang sudah membaca pasal 1 sampai dengan pasal 10. Seperti biasa dalam surat ini, ada eksposisi (pasal 11) yang disusul dengan peringatan dan dorongan (pasal 12).

Pasal 11-12 menyuruh kita untuk meneguhkan iman kita oleh karena contoh tokoh-tokoh Israel dan oleh karena dahsyatnya hubungan kita dengan Tuhan.

Gill (ID): Ibr 11:25 - Memilih untuk menderita bersama dengan umat Allah // daripada menikmati kesenangan dosa untuk sementara waktu

Memilih untuk menderita bersama dengan umat Allah,.... Bangsa Israel, yang merupakan umat pilihan dan khas Allah, dan adalah penyembah sejati-Nya; Musa memilih untuk bersama mereka: pergaulan dan percakapan dengan mereka adalah yang paling layak bagi setiap manusia baik, karena Tuhan menyertai mereka; firman dan ketetapan-Nya ada bersama mereka; terdapat kelimpahan anugerah di tengah-tengah mereka; sehingga adalah menguntungkan, menyenangkan, dan terhormat untuk berada di antara mereka, dan disertai dengan kenyamanan, kedamaian, dan kepuasan: tetapi mereka adalah bangsa yang miskin dan menderita; penderitaan ada bersama mereka, demi Allah, dan Kristus, serta kebenaran yang mereka anut, dan ibadah dan pelayanan yang mereka lakukan; dan penderitaan mereka banyak dan menyakitkan: dan sekarang Musa memilih untuk menderita bersama mereka, untuk mengalami penderitaan yang sama seperti yang mereka alami, dan untuk bersimpati dengan mereka: dan ini jauh lebih diinginkan baginya,

daripada menikmati kesenangan dosa untuk sementara waktu: maksudnya, baik kesenangan, kehormatan, maupun kekayaan di istana Firaun, yang disertai dengan dosa; seperti memanjakan diri dalam kemewahan istana, ketika saudara-saudaranya berada dalam kesusahan; menyetujui kekejaman dan penganiayaan Firaun, setidaknya membiarkannya terjadi, dan tidak menentangnya, yang tidak mungkin tanpa dosa; berlaku seolah-olah ia adalah anak perempuan Firaun, padahal ia seorang Ibrani; dan lebih memilih kenyamanannya sendiri daripada pembebasan bangsanya; dan sekarang, jika ia tetap berada di istana, itu hanya akan menjadi untuk waktu yang singkat: atau bisa jadi kecenderungan berdosa pada umumnya yang dimaksudkan, di mana orang-orang menjanjikan diri mereka banyak kesenangan, padahal itu hanya imajiner, dan berlangsung hanya untuk sementara; dan kedua hal ini mungkin dimaksudkan, dan apa yang disebut orang Yahudi ^m תענוגי רגע, "kesenangan untuk sesaat", atau yang bersifat sementara. Dan alasan-alasan yang mungkin mendorong Musa, dan setiap orang baik, untuk membuat pilihan seperti itu, dapat diambil sebagian dari sifat penderitaan itu sendiri, yang merupakan hal yang dipilih Allah bagi mereka, dan ditentukan untuk mereka, dan yang diberikan kepada mereka untuk menderita demi nama-Nya, dan yang merupakan kehormatan bagi mereka, serta menghasilkan kebaikan bagi mereka, dan bagi kemuliaan Allah; dan sebagian dari sifat kesenangan berdosa; tidak ada kekokohan, atau kepuasan, dalam kesenangan duniawi yang terbaik; tidak ada kesenangan sejati dalam dosa; selalu ada kepahitan di akhir, dan itu berujung pada kematian, jika anugerah tidak mencegahnya: sekarang, pilihan ini dibuat Musa dengan iman, karena jelas bertentangan dengan daging dan darah: itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang sepenuhnya mengenal sifat dosa; dan bahwa ia melihat melampaui hal-hal yang bersifat indrawi dan waktu, kepada hal-hal kekal.