
Teks -- 2 Korintus 10:4 (TB)





Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus



kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> 2Kor 8:1--10:14; 2Kor 10:4
Full Life: 2Kor 8:1--10:14 - JEMAAT-JEMAAT DI MAKEDONIA.
Nas : 2Kor 8:1-9:15
Dua pasal ini berisi petunjuk-petunjuk mengenai pengumpulan
persembahan bagi orang percaya yang miskin di Yerusalem. Kata-kata ...
Nas : 2Kor 8:1-9:15
Dua pasal ini berisi petunjuk-petunjuk mengenai pengumpulan persembahan bagi orang percaya yang miskin di Yerusalem. Kata-kata Paulus berisi pengajaran yang paling lengkap tentang pemberian orang Kristen yang tedapat dalam PB. Prinsip-prinsip yang diberikan di sini menjadi pedoman bagi orang percaya dan jemaat sepanjang masa
(lihat cat. --> 2Kor 8:2 berikut).
[atau ref. 2Kor 8:2]

Full Life: 2Kor 10:4 - SENJATA KAMI DALAM PERJUANGAN.
Nas : 2Kor 10:4
Peperangan kita ialah melawan kuasa rohani yang jahat (Ef 6:12).
Oleh sebab itu, senjata duniawi seperti kecerdikan, bakat, kekayaa...
Nas : 2Kor 10:4
Peperangan kita ialah melawan kuasa rohani yang jahat (Ef 6:12). Oleh sebab itu, senjata duniawi seperti kecerdikan, bakat, kekayaan, ketrampilan berorganisasi, kefasihan bicara, propaganda, kharisma, dan kepribadian manusiawi tidaklah memadai untuk meruntuhkan benteng Iblis. Senjata satu-satunya yang memadai untuk membinasakan kubu-kubu Iblis, ketidakbenaran dan pengajaran yang palsu itu ialah senjata yang dikaruniakan Allah.
- 1) Senjata ini sangat ampuh oleh karena bersifat rohani dan berasal
dari Allah. Di bagian lain, Paulus mencatat beberapa senjata ini:
penyerahan kepada kebenaran, hidup yang benar, pemberitaan Injil, iman,
kasih, pengharapan keselamatan, Firman Allah, dan doa yang tak
berkeputusan (Ef 6:11-19; 1Tes 5:8). Dengan menggunakan berbagai
senjata ini untuk melawan musuh, maka jemaat akan menang. Kehadiran dan
kerajaan Allah akan dinyatakan dalam kuasanya untuk menyelamatkan orang
berdosa, mengusir setan-setan, menguduskan orang percaya, membaptis
dengan Roh Kudus dan menyembuhkan orang sakit
(lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).
- 2) Gereja masa kini sering dicobai untuk menghadapi tantangan dunia dengan senjata duniawi, yaitu melalui hikmat manusia, filsafat, psikologi, hal-hal yang memikat, pertunjukan hiburan di gereja, dsb. Hal-hal ini sering berfungsi sebagai pengganti bagi kebiasaan pokok PB seperti doa yang bersemangat, pengabdian yang tak berkompromi kepada Firman Allah, dan pemberitaan Injil dalam kuasa. Senjata duniawi tidak dapat menghasilkan suatu kebangunan rohani Roh Kudus, karena senjata demikian tidak mungkin dapat membinasakan benteng-benteng dosa, melepaskan kita dari kuasa Iblis atau meruntuhkan nafsu jahat yang sedang merajalela dalam dunia sekarang. Jikalau kita memakai senjata duniawi, maka kita hanya akan menjadikan gereja duniawi dan memisahkannya dari senjata iman, kebenaran dan kuasa Roh. Menyedihkan sekali, sebab gereja sendiri kemudian akan dikalahkan oleh kuasa kegelapan dan keluarga-keluarga dalam jemaat akan diruntuhkan dan ditawan oleh kuasa-kuasa dunia.
Jerusalem -> 2Kor 10:4
Jerusalem: 2Kor 10:4 - yang diperlengkapi dengan kuasa Allah Terjemahan lain: yang demi untuk Allah sanggup ... Atau: yang di hadapan Allah (menurut pandangan Allah) sanggup ...
Terjemahan lain: yang demi untuk Allah sanggup ... Atau: yang di hadapan Allah (menurut pandangan Allah) sanggup ...
Segala rintangan dan hambatan.

Pemikiran, rentjana-rentjana dan ichtiar-ichtiar (taktik) musuh.
Ref. Silang FULL -> 2Kor 10:4
Ref. Silang FULL: 2Kor 10:4 - dalam perjuangan // dengan kuasa // meruntuhkan benteng-benteng · dalam perjuangan: 2Kor 6:7; 2Kor 6:7
· dengan kuasa: 1Kor 2:5
· meruntuhkan benteng-benteng: 2Kor 10:8; Yer 1:10; 23:29; 2Kor 1...
· dalam perjuangan: 2Kor 6:7; [Lihat FULL. 2Kor 6:7]
· dengan kuasa: 1Kor 2:5
· meruntuhkan benteng-benteng: 2Kor 10:8; Yer 1:10; 23:29; 2Kor 13:10

buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Kor 10:1-6
Matthew Henry: 2Kor 10:1-6 - Kekuasaan Rohani Paulus
Tidak ada tempat di mana Rasul Paulus menemui lebih banyak perlawanan dari rasul-rasul palsu selain di Korintus. Ia memiliki banyak musuh di Korin...
- Tidak ada tempat di mana Rasul Paulus menemui lebih banyak perlawanan dari rasul-rasul palsu selain di Korintus. Ia memiliki banyak musuh di Korintus. Janganlah ada pelayan Kristus yang menganggap aneh apabila menemui kesukaran, bukan saja yang ditimbulkan oleh musuh, tetapi juga oleh saudara-saudara palsu, karena Paulus yang terpuji itu sendiri juga mengalaminya. Walaupun ia sama sekali tidak melakukan kesalahan dan segala tingkah lakunya sopan, begitu merendahkan diri dan berguna bagi semua orang, namun ada orang yang menganggapnya bermaksud buruk. Mereka iri kepadanya dan berusaha sedapat mungkin menjatuhkan dirinya, merusak kepentingan dan nama baiknya. Karena itu ia membela diri dari fitnah mereka, dan mempersenjatai orang-orang Korintus untuk menghadapi segala tuduhan mereka. Dalam pasal ini, dengan sikap rendah hati dan lemah lembut, ia menegaskan kuasa pemberitaan Injilnya, dan siap menghukum orang-orang yang melakukan kejahatan (ay. 1-6). Sesudah itu ia melanjutkan dengan menjelaskan perkara tersebut dengan orang Korintus, menegaskan hubungannya dengan Kristus dan wewenang yang dimilikinya sebagai rasul Kristus (ay. 7-11). Ia juga tidak mau membenarkan diri sendiri atau bertindak menurut pedoman-pedoman seperti yang diikuti oleh guru-guru palsu, tetapi berdasarkan aturan-aturan yang lebih baik yang telah ditetapkannya bagi dirinya sendiri (ay. 12 sampai selesai).
Kekuasaan Rohani Paulus (2 Korintus 10:1-6)
- Di sini kita dapat amati,
- I. Sikap lemah lembut dan rendah hati yang ditunjukkan oleh rasul yang terpuji ini terhadap orang-orang Korintus, dan betapa ingin dirinya supaya jangan timbul alasan baginya untuk bersikap keras.
- 1. Paulus berbicara kepada mereka dengan sikap yang sangat lembut dan rendah hati. Aku, Paulus, memperingatkan kamu (ay. 1). Kita melihat di bagian pendahuluan dari surat ini, ia berbicara atas nama dirinya dan juga Timotius, tetapi sekarang ia berbicara atas nama dirinya saja, terhadap siapa rasul-rasul palsu mengalamatkan tuduhan secara luar biasa. Namun di tengah segala kecaman yang amat hebat itu, ia memperlihatkan sikap rendah hati dan lemah lembut, karena ia mengingat sikap Kristus yang lemah lembut dan ramah. Dengan cara ini, ia ingin agar teladan yang luar biasa dari Kristus ini juga dapat mendatangkan pengaruh yang sama pada diri orang-orang Korintus itu. Perhatikan, ketika kita tergoda atau cenderung bersikap kasar dan keras terhadap seseorang, kita harus mengingat kelemahlembutan hati Kristus, yang tampak di dalam diri-Nya ketika menjadi manusia, di dalam cara-Nya bertindak, dan di dalam semua tindakan anugerah-Nya terhadap jiwa-jiwa yang malang. Dan betapa rendah hatinya juga rasul besar ini ketika berbicara mengenai dirinya sendiri, sebagai seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan mereka! Demikianlah musuh-musuhnya berbicara ten tang dia dengan nada menghina, dan tampaknya ia mengakuinya. Sementara orang lain berpikiran rendah mengenai dirinya, dan berbicara dengan sikap mengejek tentang dirinya, ia berpikiran rendah mengenai dirinya sendiri, dan berbicara dengan rendah hati mengenai dirinya. Perhatikan, kita harus peka terhadap kelemahan-kelemahan kita dan berpikiran rendah hati mengenai diri sendiri, bahkan ketika orang lain mencela kita atas segala kelemahan kita itu.
- 2. Paulus ingin supaya jangan timbul alasan untuk bersikap keras (ay. 2). Ia memperingatkan mereka supaya jangan memberinya alasan untuk menunjukkan keberaniannya, atau untuk menggunakan kekuasaannya terhadap mereka, sebagaimana keputusannya untuk menindak beberapa orang yang telah dengan tidak adil menuduh bahwa ia hidup secara duniawi, yaitu bahwa, tindak tanduknya, bahkan pelayanannya dijalankan menurut pedoman kedagingan atau menurut pandangan duniawi. Inilah yang disangkal oleh Rasul Paulus, dan hal ini bertolak belakang dengan roh dan rancangan Injil, serta jauh dari tujuan dan rancangannya. Dari sini,
- II. Ia menegaskan kuasa pemberitaan Injilnya, dan kuasanya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat.
- 1. Kuasa pemberitaan Injilnya (ay. 3, 5). Amati di sini,
- (1) Pekerjaan pelayanan adalah sebuah peperangan, yang sungguh bukan secara duniawi, karena peperangan ini adalah peperangan rohani, dengan musuh-musuh rohani dan untuk tujuan-tujuan rohani. Dan, walaupun para pelayan masih hidup di dalam daging, atau hidup di dalam tubuh jasmani, dan dalam urusan-urusan kehidupan yang biasa sebagaimana orang-orang lainnya, namun di dalam pekerjaan dan peperangan mereka itu, mereka tidak boleh bertindak menurut pedoman-pedoman duniawi, atau bertujuan menyenangkan daging. Daging harus disalibkan dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Daging harus dimatikan dan ditaklukkan.
- (2) Ajaran-ajaran Injil dan disiplin gereja adalah senjata-senjata dalam peperangan ini. Dan keduanya tidak bersifat kedagingan. Oleh sebab itu, kekuatan lahiriah bukanlah cara Injil, melainkan bujukan-bujukan kuat, dengan kuasa kebenaran dan kelembutan hikmat. Satu alasan yang baik mengapa kekerasan tidak diperbolehkan adalah karena hati nurani. Hati nurani dipertanggungjawabkan kepada Allah saja, dan orang harus diyakinkan supaya berpaling kepada Allah dan tugas mereka, bukan dipaksa dengan senjata-senjata kekerasan. Itu sebabnya senjata peperangan kita sangat dahsyat, penuh kuasa. Bukti akan kebenaran itu meyakinkan dan masuk akal. Hal ini terjadi melalui atau karena Allah, karena semuanya ini ditetapkan oleh-Nya, dan disertai dengan berkat-Nya, yang membuat segala perlawanan gugur di hadapan Injil-Nya yang berkemenangan. Di sini kita bisa mengamati,
- [1] Perlawanan apa yang dilakukan oleh kuasa dosa dan Iblis terhadap Injil di dalam hati manusia. Sikap tak acuh, prasangka, dan hawa nafsu yang disukai merupakan benteng-benteng Iblis di dalam jiwa sebagian orang. Sedangkan di dalam hati sebagian orang lain lagi, ada khayalan-khayalan yang sia-sia, pemikiran yang bersifat daging, dan pikiran yang muluk-muluk atau kesombongan, yaitu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Dengan cara-cara ini Iblis berusaha menjauhkan manusia dari iman dan ketaatan pada Injil, dan mengamankan kepemilikannya atas hati umat manusia, sebagai rumah atau bangunannya. Namun kemudian, perhatikanlah,
- [2] Bagaimana firman Allah memperoleh kemenangan. Kubu-kubu benteng ini diruntuhkan oleh Injil, yang menjadi sarananya, melalui anugerah dan kuasa Allah yang menyertai Injil, yang menjadi penyebab utama yang ampuh. Perhatikan, pertobatan jiwa adalah kemenangan atas Iblis di dalam jiwa yang bertobat tersebut.
- 2. Kuasa Rasul Paulus untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat (dan yang dilakukan dengan cara yang luar biasa) ditegaskan di ayat 6. Rasul Paulus adalah seorang perdana menteri di dalam kerajaan Kristus, dan merupakan panglima besar pasukan-Nya. Ia siap sedia juga (yakni, ia memiliki kuasa dan wewenang di tangannya) untuk menghukum setiap kedurhakaan, atau menghukum orang-orang yang berbuat jahat dengan cara yang paling terpuji dan luar biasa. Rasul Paulus tidak berbicara mengenai pembalasan dendam pribadi, melainkan tentang menghukum ketidaktaatan terhadap Injil dan cara hidup yang sembarangan di kalangan jemaat gereja, dengan memberikan hukuman kepada jemaat. Perhatikan, meskipun Rasul Paulus menunjukkan kerendahan hati dan kelemahlembutan, dia tidak mau mengkhianati kekuasaannya. Dengan demikian, ini menyiratkan bahwa ketika ia memuji orang-orang yang menunjukkan atau melakukan ketaatan, maka yang lain akan mendapat teguran yang keras.
SH -> 2Kor 10:1-11
SH: 2Kor 10:1-11 - Tidak berjuang secara duniawi (Minggu, 17 Juni 2007) Tidak berjuang secara duniawi
Sungguh berat beban yang harus Paulus pikul dalam pelayanan.
Khususnya dalam pelayanan terhadap jemaat Korintus. Pa...
Tidak berjuang secara duniawi
Sungguh berat beban yang harus Paulus pikul dalam pelayanan.
Khususnya dalam pelayanan terhadap jemaat Korintus. Paulus harus
memikul beban tambahan yaitu tuduhan yang dilontarkan oleh para
pengajar palsu tentang dia. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi
jemaat Korintus agar mereka tidak lagi terbuka kepada pelayanan
Paulus.
Apa saja tuduhan mereka terhadap Paulus? Ia dituduh sebagai seorang yang hanya keras dan berani dalam surat tetapi tidak berani atau lemah bila sudah berhadapan muka (1). Ia juga dituduh telah menggunakan cara pelayanan yang duniawi (3). Jawaban Paulus terhadap tindakan tidak benar tersebut mengungkapkan kepada kita prinsip-prinsip penting tentang wibawa dan kuasa rohani dalam pelayanan.
Pertama, dari respons Paulus terhadap tindakan para pengajar palsu dan sikapnya kepada jemaat Korintus, kita menyimpulkan bahwa ia memiliki wibawa rohani dan menggunakannya dengan hati-hati. Kuasa rohani yang Paulus dapat dari Allah dalam pelayanan adalah untuk kepentingan kemajuan Injil dan manfaatnya bagi jemaat. Kuasa itu bukan untuk dipakai sembarangan. Oleh karena itu, Paulus menegaskan bahwa ia bisa saja datang tidak dengan lemah lembut tapi dengan keras, yaitu demi menegakkan wibawa Allah dan menundukkan jemaat pada kebenaran firman.
Kedua, Paulus membantah bahwa ia telah memakai cara duniawi dalam pelayanan. Melayani dengan mengandalkan cara dan senjata duniawi adalah sia-sia. Bagi Paulus, satu-satunya kekuatan yang pada akhirnya dapat menundukkan seluruh hidup orang pada ketuhanan Kristus adalah senjata rohani yang dilengkapi dengan kuasa Allah!
Dalam konteks pelayanan Injil di Indonesia, kita menyadari sifat peperangan rohani yang harus dimenangkan oleh pelayan Tuhan. Jika orang yang Anda layani selalu terhambat untuk merespons Injil dengan benar, maka kita harus makin bergantung pada Tuhan dan meminta agar Roh-Nya mengurapi pelayanan kita dengan kuasa kemenangan Kristus.
Utley -> 2Kor 10:1-6
Utley: 2Kor 10:1-6 - --NASKAH NASB (UPDATED): 2Kor 10:1-61 Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauha...
NASKAH NASB (UPDATED): 2Kor 10:1-6
1 Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. 2 Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi. 3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, 4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.
2Kor 10:1 "Aku, Paulus… memperingatkan kamu" Paulus tidak menggunakan kata "kami" dari pasal-pasal sebelumnya karena dia membela dirinya secara pribadi terhadap tuduhan dari para guru palsu. Paulus menggunakan autos dan egō(lih. 2Kor 12:13; Rom 7:25; 9:3; 15:24; dan dalam Gal 5:2 egō dan Paulos) untuk menekankan bahwa ini adalah permohonan pribadinya.
Untuk "memperingatkan" lihat catatan penuh di 2Kor 1:4-11.
□ "demi Kristus yang lemah lembut dan ramah" Paulus menggunakan sikap dan metodologi yang tepat bahkan dengan guru-guru palsu ini (lih. Mat 11:29). Kelemahlembutan tidak dipandang sebagai kebajikan oleh para pemikir Yunani (yaitu, Socrates, Aristoteles, Stoa). Ini mencerminkan salah satu dari kritik mereka terhadap Paulus. Karya M. R. Vincent Studi Firman, vol. 2, menegaskan bahwa dalam Septuaginta "kelemah lembutan" (praus, ay. 2Kor 10:1), "lemah lembut" (tapeinos, ay. 2Kor 10:1), dan "miskin" (penēs, ay. 2Kor 9:9) digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani yang sama. Mereka mengkontraskan kaya dan berkuasa vs rendah dan terinjak (hal. 832).
□ "yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan," Evaluasi ini mungkin merujuk ke surat keras Paulus yang hilang (lih. 2Kor 1:9-11). Perhatikan permainannya pada konsep "kelemahlembutan." Ia menyebut Kristus lemah lembut (yaitu, praus yang digunakan untuk Mesias dalam Mat 21:5 dan orang-orang percaya dalam Mat 5:5; 1Pet 3:4,15). Dalam frasa ini ia menggunakan sinonimnya tapeinos(lih. Louw dan Nida, Kamus Yunani-Inggris, jilid 1, hal 748), yang juga digunakan untuk Yesus (lih. Mat 11:29) dan Paulus (lih. 2Kor 11:7; 12:21).
□ "berani" Lihat catatan pada 2Kor 5:6.
2Kor 10:2 "Aku meminta" Ini adalah istilah Yunani deomai, yang berarti meminta dengan urgensi atau memohon. Ini adalah sinonim dari istilah (yaitu, parakaleō, lih Louw dan Nida, Kamus Yunani-Inggris, jilid 1, hal 408) yang digunakan Paulus dalam ay. 2Kor 10:1 (lih. 2Kor 2:8; 5:20; 6:1; 8:6; 9:5; 12:8,18; 13:11). Dia secara urgen memohon orang percaya untuk mengevaluasi kembali apa yang telah mereka dengar dari guru-guru palsu.
□ "dari dekat," Paulus tidak ingin kembali ke Korintus sampai hal-hal ini telah berubah. Dia tidak ingin menjadi berani, tapi lembut.
□ "aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu" Ada permainan dari kata Yunani untuk "daging." Guru-guru palsu menuduh Paulus bertindak dari, motif dasar manusia yang terendah (yaitu, dalam daging). Sementara Paulus mengakui bahwa ia memang ada di dalam daging (. Yaitu, tubuh fisik, lih ay. 2Kor 10:3), dia sangat menegaskan bahwa ia tidak bertindak dari motif daging (lih. 2Kor 1:17; 2:17; 4:3; 7:2; 10:3-4).
Untuk "percaya" lihat catatan pada 2Kor 3:4.
□ "berniat... menyangka" Ini adalah permainan atas kata Yunani logizomai. Paulus menggunakan KATA KERJA (PRESENT MIDDLE [deponent] INDICATIVE) untuk menggambarkan pikirannya dan PARTICIPLE (PRESENT MIDDLE [deponent]) untuk menggambarkan tuduhan palsu dari guru-guru palsu. Hal ini bahkan mungkin telah menjadi istilah teknis dari kaum Sophis (lihat Bruce W. Winter, Philo dan Paulus di antara kaum Sophis). Lihat catatan lebih lengkap dari istilah di 2Kor 3:5.
□ "hidup" Ini adalah suatu ungkapan Ibrani untuk perilaku gaya hidup (misalnya, Ef 4:1,17; 5:2,1).
□ "secara duniawi" Mereka menilai Paulus dalam terang norma kemasyarakatan mereka (lih. 1Kor 9:8; 15:32; Rom 3:5; Gal 1:11; 3:15). Orang percaya memiliki suatu standar yang berbeda-firman Allah yang dinyatakan: (1) Perjanjian Lama; (2) Kristus, dan (3) Perjanjian Baru. Lihat Topik Khusus pada 1Kor 1:26.
2Kor 10:3-6 Paulus menggunakan serangkaian metafora militer untuk menggambarkan perjuangan sehari-hari antara orang Kristen dan kejahatan rohani (lih. Rom 7; 8:3-11). Roh-roh jahat ini didefinisikan dalam ay. 2Kor 10:5 sebagai logika, hikmat, dan argumentasi manusia melawan Injil (lih. Ef 6:10-18).
2Kor 10:3 "dalam daging" Lihat Topik Khusus pada 1Kor 1:26.
□ "berjuang" Ini adalah istilah strateuō, dari mana kita mendapatkan istilah strategi. Itu digunakan untuk seorang prajurit (lih. 1Kor 9:7; 2Tim 2:4) atau secara kiasan untuk pertempuran rohani (lih. di sini dan 1Tim 1:18.). Ada konflik yang sedang berlangsung di alam rohani.
2Kor 10:4-5 Ada serangkaian hal yang disebutkan dalam ay. 4-5 yang Paulus serangan.
- 1. penghancuran benteng (ochurōma)
- 2. penghancuran spekulasi (logizomai)
- 3. penghancuran setiap hal yang megah (huphōma)
- 4. menawan setiap pemikiran (noēma)
Hal-hal ini kemungkinan merujuk pada retorika kaum Sofis, yang telah disusutkan Paulus dalam 1Kor 1; 2; 3; 4 (lih.
Bruce W. Winter, Philo dan Paulus di antara kaum Sophis, hlm 180-202).
2Kor 10:4 "senjata kami dalam perjuangan" Paulus telah menyinggung peperangan rohani ini sebelumnya di 2Kor 6:7. Kitab Roma ditulis dari Korintus di sekitar waktu yang sama. Dia juga menyebutkan peperangan ini dalam Rom 6:13; 13:12. Petrus menggunakan bentuk kata kerja dalam 1Pet 4:1, di mana ia mendorong orang percaya untuk mempersenjatai diri dalam perjuangan jasmani mereka.
Sebuah buku sumber yang baik di bidang ini adalah Tiga Pertanyaan Penting Tentang Peperangan Rohani oleh Clinton E. Arnold, yang diterbitkan oleh Baker.
□ "untuk meruntuhkan benteng-benteng" Ini mungkin merupakan sebuah singgungan pada Ams 21:22 (konteks lebih besarnya ay. Ams 21:13-31). Telah ada banyak diskusi tentang makna ungkapan ini di antara para komentator, tetapi jelas bahwa ay. 2Kor 10:5 adalah suatu deskripsi dari benteng rohani yang seperti apa yang dirujuk oleh Paulus. Tampaknya ia sedang menangani teologia palsu dari guru-guru palsu.
- NASB "menghancurkan spekulasi-spekulasi"
- NKJV "mematahkan setiap siasat"
- NRSV "menghancurkan siasat"
- TEV "menurunkan"
- NJB "Ini adalah ide-ide yang kita rubuhkan"
Lihat catatan pada 2Kor 3:5.
- NASB, "setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan"
- NKJV "dan setiap hal yang tinggi"
- NRSV "dan setiap kendala keangkuhan"
- TEV "setiap rintangan keangkuhan"
- NJB "setiap gagasan yang lancang"
Ini adalah kata untuk "tinggi" yang digunakan dalam arti megah, pemikiran manusia. Hal ini mencerminkan penekanan berlebihan dari guru-guru palsu pada
- 1. pengetahuan dan penalaran manusia (lih. 1Kor 1:18-25; Kol 2:8)
- 2. legalisme (lih. Kol 2:16-23)
□ "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus," KATA KERJA adalah sebuah majemuk dari "tombak" dan "menawan dalam pertempuran." Guru-guru palsu ini menawan pemikiran dan akal orang percaya di Korintus. Paulus ingin kita "memperbaharui pikiran kita" (lih. Rom 12:2; Ef 4:23); melindungi pikiran kita (lih. Fili 4:7). Keselamatan adalah gratis, tapi kehidupan Kristen ditandai dengan ketaatan, pelayanan, ibadah, dan ketekunan. Ini adalah tanggung jawab perjanjian. Ada konflik rohani yang terus berlangsung!
Paulus sering menggunakan kata "berpikir" (noēma) dalam II Korintus (lih. 2Kor 2:11; 3:14; 4:4; 11:3), tetapi hanya satu kali lagi, dalam Fili 4:7. Penekanan orang Korintus yang berlebihan pada pengetahuan mungkin menjadi alasan untuk penggunaan berulang dari istilah ini. Leksikon Yunani Analitis Direvisi, Harold K. Moulton, ed., menyebutkan beberapa konotasi (hal. 280).
- 1. pikiran, pemahaman, kecerdasan - 2Kor 3:14; 4:4
- 2. hati, jiwa, kasih sayang, perasaan, disposisi - 2Kor 11:3
- 3. konsepsi berpikir, pikiran, maksud tujuan, perangkat - 2Kor 2:11; 10:5
2Kor 10:6 Paulus memperingatkan guru-guru palsu dan para pengikut mereka bahwa hari perhitungan mereka akan datang. Mereka menuduhnya sebagai lemah, tetapi mereka hanya salah paham dengan kesabarannya terhadap mereka (1) demi Kristus dan (2) untuk kesehatan bersama dari gereja ini. Paulus memperingatkan gereja ini untuk menangani masalah ini sebelum ia tiba atau ia akan berurusan dengan mereka (lih. 1Kor 5:3-5).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Paulus menulis surat kirim...
Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang
Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada orang percaya di seluruh Akhaya (2Kor 1:1), dengan menyebut namanya sendiri sebanyak dua kali (2Kor 1:1; 2Kor 10:1). Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dalam jemaat (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1KORINTUS" 08185).
Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan 2 Korintus adalah sebagai berikut:
- (1) Setelah beberapa kali berhubungan dan surat-menyurat yang awal di antara Paulus dengan jemaat itu (misalnya: 1Kor 1:11; 1Kor 5:9; 1Kor 7:1), maka Paulus menulis surat 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56).
- (2) Berikut, Paulus menyeberangi Laut Aegea menuju Korintus untuk menangani masalah yang berkembang dalam jemaat. Kunjungan ini di antara 1 dan 2 Korintus (bd. 2Kor 13:1-2) merupakan suatu kunjungan yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu (2Kor 2:1-2).
- (3) Setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada Paulus di Efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus.
- (4) Sebagai tanggapan terhadap laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).
- (5) Segera sesudah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (2Kor 13:1), dan tinggal di situ selama lebih kurang tiga bulan (bd. Kis 20:1-3a). Dari situ ia menulis kitab Roma.
Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus.
- (1) Pertama, ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka.
- (2) Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus-menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
- (3) Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang.
Survai
Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama.
- (1) Pada bagian pertama (pasal 1-7; 2Kor 1:1--7:16), Paulus mulai dengan mengucap syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya di tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil mempertahankan integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana perjalanannya. Dalam 2Kor 3:1--6:10 Paulus menyumbangkan pengertian yang paling luas dalam PB mengenai sifat yang benar dari pelayanan Kristen. Ia menekankan pentingnya pemisahan dari dunia ini (2Kor 6:11--7:1) dan mengungkapkan sukacitanya ketika mendengar dari Titus tentang pertobatan banyak anggota jemaat di Korintus yang sebelumnya telah menentang wewenangnya (pasal 7; 2Kor 7:1-16).
- (2) Di pasal 8, 9; (2Kor 8:1-24 dan 2Kor 9:1-15), Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menandingi kemurahan hati orang Makedonia yang dengan sepenuh hati telah menyumbangkan persembahan yang telah dikumpulkannya untuk orang Kristen yang menderita di Yerusalem.
- (3) Pada pasal 10, 13; (2Kor 10:1--13:13), nada surat berubah. Di sini Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya, kualifikasi, dan penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar. Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan mengenal rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi. Paulus mengakhiri kitab 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat yang menyinggung Trinitas dalam PB (2Kor 13:14).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai surat ini:
- (1) Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk pada dirinya ini, dibuatnya dengan rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
- (2) Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya.
- (3) Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (2Kor 1:3-11; 2Kor 4:7-18; 2Kor 6:3-10; 2Kor 11:23-30; 2Kor 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (pasal 8-9; 2Kor 8:1--9:15).
- (4) Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan, menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.
Full Life: 2 Korintus (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(2Kor 1:1-11)
I. Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia
(2Kor 1:12-7:16)
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(2Kor 1:1-11) - I. Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia
(2Kor 1:12-7:16) - A. Penyangkalan atas Tuduhan Bahwa Ia Plinplan
(Berpendirian Tidak Tetap)
(2Kor 1:12-22) - B. Penjelasan Mengenai Perubahan Rencana Perjalanannya
(2Kor 1:23-2:17) - C. Penjelasan Mengenai Sifat Pelayanannya
(2Kor 3:1-6:10) - 1. Pelayanan Terhadap Suatu Perjanjian Baru
(2Kor 3:1-18) - 2. Pelayanan yang Terbuka dan Dalam Kebenaran
(2Kor 4:1-6) - 3. Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi
(2Kor 4:7-5:10) - 4. Pelayanan Dalam Penyerahan yang Penuh Belas Kasihan
(2Kor 5:11-6:10) - D. Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat yang Penuh Kasih Sayang bagi
Orang Korintus
(2Kor 6:11-7:16) - II. Pengumpulan Uang bagi Orang Kristen di Yerusalem yang Membutuhkan
Bantuan
(2Kor 8:1-9:15) - A. Sifat Kemurahan Hati Kristen
(2Kor 8:1-15) - B. Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang Itu
(2Kor 8:16-24) - C. Imbauan untuk Tanggapan yang Segera
(2Kor 9:1-5) - D. Imbauan untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati
(2Kor 9:6-15) - III.Jawaban Paulus kepada Minoritas Jemaat yang Melawan
(2Kor 10:1-13:10) - A. Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan
(2Kor 10:1-18) - B. Keengganan Paulus untuk Membela Kerasulannya
(2Kor 11:1-12:18) - 1. Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan Diri
(2Kor 11:1-15) - 2. Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut
Yudaisme (2Kor 11:16-12:10) - 3. Menuntut Pengakuan yang Sah atas Kerasulannya
(2Kor 12:11-18) - C. Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan
(2Kor 12:19-13:10) - 1. Kekuatiran Terhadap Jemaat Korintus
(2Kor 12:19-21) - 2. Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh
(2Kor 13:1-10) - Penutup
(2Kor 13:11-14)
Matthew Henry: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab)
Dalam suratnya yang terdahulu, Rasul Paulus sudah menyampaikan niatnya untuk datang ke Korintus, sesudah ia melintasi Makedonia (1Kor. 16:5). Akan ...
- Dalam suratnya yang terdahulu, Rasul Paulus sudah menyampaikan niatnya untuk datang ke Korintus, sesudah ia melintasi Makedonia (1Kor. 16:5). Akan tetapi, karena terhalang selama beberapa waktu oleh campur tangan ilahi, ia menulis surat yang kedua ini kepada mereka sekitar satu tahun setelah surat yang pertama. Dan tampaknya ini terjadi karena ada dua kejadian yang mendesak ini:
- 1. Ada orang yang terlibat hubungan intim dengan sesama anggota keluarga, yang sedang dikecam oleh jemaat, dan masalah itu menuntut bahwa ia harus segera dipulihkan dan diterima kembali ke dalam persekutuan jemaat. Oleh sebab itu, Rasul Paulus memberikan petunjuk-petunjuk mengenai hal ini kepada jemaat di Korintus (pasal 2). Dan setelah itu (pasal 7) ia menyatakan kepuasan hatinya ketika menerima kabar tentang perilaku jemaat yang baik dalam masalah itu.
- 2. Pada waktu itu sedang diadakan penggalangan dana untuk orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem, dan ia menganjurkan supaya jemaat Korintus ikut menyumbang (pasal 8-9).
- Ada berbagai hal lain juga yang sangat dapat diamati dalam surat ini, misalnya,
- I. Penjelasan yang diberikan Rasul Paulus tentang pekerjaan dan keberhasilannya dalam memberitakan Injil di sejumlah tempat (pasal 2).
- II. Perbandingan yang dibuatnya antara masa pengaturan (dispensasi) Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (pasal 3).
- III. Banyaknya penderitaan yang dihadapi oleh dia dan sesama rekan kerjanya, dan alasan-alasan serta dorongan-dorongan supaya jemaat bertekun dan bersabar (pasal 4-5).
- IV. Peringatan yang diberikannya kepada jemaat Korintus supaya tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak percaya (pasal 6).
- V. Cara ia membela dirinya sendiri dan tugas kerasulannya terhadap sindiran-sindiran dan tuduhan-tuduhan keji dari para pengajar palsu, yang berusaha merusak nama baiknya di Korintus (pasal 10-12, dan di seluruh surat ini).
Jerusalem: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA UMAT KORINTUS
KATA PENGANTAR
Surat kedua kepada umat Korintus ditulis Paulus kira-kira dua tahun kemudian
dari jang pe...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA UMAT KORINTUS
KATA PENGANTAR
Surat kedua kepada umat Korintus ditulis Paulus kira-kira dua tahun kemudian dari jang pertama.
Adapun surat pertama itu nampaknja tjukup berhasil. Apa jang dihardik dan diputuskan didalamnja oleh Paulus, njata telah diindahkan dan tak usah disinggung lagi. Tetapi sepandjang dua tahun itu telah timbul kesulitan- kesulitan lain, jang tak kurang membahajakan.
Ada saudara-saudara tertentu, rupanja saudara-saudara Jahudi dari Jerusalem, jang datang di Korintus dan tidak sedikit mengatjaukan dan merisaukan umat disitu dengan adjarannja dan sikapnja terhadap Paulus. Mereka mengandjurkan diri sebagai pengadjar-pengadjar resmi jang dapat menundjukkan surat-surat kepertjajaan, dan sebab itu dengan rela diterima. Mereka dengan tegas menjanggah dan menentang adjaran-adjaran Paulus. Tentu sadja chususnja sebab Paulus mengadjar dan menegaskan dimana-mana, bahwa segala orang beriman dalam Kristus bebas dari hukum taurat dan adat-istiadat agama Jahudi, lagi bahwa sunat tidak dapat diwadjibkan, malah sama sekali tak ada gunanja lagi. Mereka menandaskan, bahwa Paulus bukan rasul sedjati, sebab ia tak pernah mendjadi murid Jesus jang tetap mengikutinja, malah tak pernah melihat dan mendengarnja. Dengan tak henti- hentinja mereka memfitnah Paulus dan berkata babwa ia tidak djudjur, gila hormat dan samar-samar mentjari keuntunganja sendiri. Akibat segalanja itu: orang mulai mentjurigai Paulus, sikap mereka terhadap Paulus mendingin, kewibawaan Paulus disangsikan dan dilanggari.
Hal-hal itu diberitakan kepada Paulus. Berdasarkan II Kor. 1:25-2:1 lagi
13:1-2 dapat diduga, bahwa Paulus sendiri pergi mengundjungi Korintus, tetapi
tidak tinggal lama, lalu pulang dengan sedih dan ketjewa. Kemudian ditulisnja
seputjuk surat. Hal itu tjukup terang dari utjapan-utjapannja dalam
Kedjadian-kedjadian atau keadaan manakah mendjadi alasan kemasjgulan itu memang terang bagi oraug Korintus, tetapi tidak bagi kita, sebab dalam 11 Kor. ini hanja disinggung. Rupanja seorang terkemuka dan amat berpengaruh, barangkali seorang wakil Paulus atau pernimpin resmi, telah bersikap durhaka atau memberontak terhadap Paulus atau terhadap peraturan-peraturannja.
Kemudian setelah menulis surat itu Paulus mengutus Titus kepada mereka untuk memulihkan keadaan dan suasana disitu, lalu mendapathan Paulus pada perdjalanannja ke Masedonia dan memberi laporan.
Sementara itu Paulus meninggalkan Efesus dan pergi mengundjungi Troas dan Masedonia. Di Masedonia Titus menemuinja. Kabar jang dibawanja sangat melegakan hati Paulus. Orang jang bersalah itu telah dihukum oleh umat. Sikap umat terhadap Paulus telah terpulih sampai memuaskan. Hanja penentang-penentang Paulus masih ada dan pengaruh mereka belum lenjap. Segera Paulus menulis seputjuk surat lagi, ialah jang dengan resmi dinamakan surat kedua Rasul Paulus kepada umat Korintus, jang sedang kita bahas. Isi, susunan dan suasana surat ini lain sekali dari jang pertama. Disini bukan uraian-uraian pandjang lebar, djelas dan agak terang melainkan ketjuali bab 7-9 pembelaan diri sangat berapi-api. Bukan untuk kepentingan dirinja, melainkan semata-mata karena tjinta akan kenebaran Indjil dan keselamatan umat. Disini djuga tak lain dari tjinta Kristus jang mendorongnja. Tudjuannja melulu mau menginsjafkan umat akan bahaja-babaja jang mengantjam mereka. Hal itu harus tetap kita perhatikan dalam membatja surat ini. Mungkin kadang-h-adang terasa berbau pudji diri, tetapi sebenarnja diauh dari itu; ia banja mau mejakinkan umatnja tentang kewibawaannja jang datang dari Kristus dan alian kedjudjurannja dalam melakukan tugasnia. Diangan sampai umat didjauhkan dari padanja sebab lial itu berarti mereka didjauhkan dari kebenaran Indjil dan dari Kristus.
Djika ada satu surat jang harus ditindjau dari sudut paham eksistensialis maka tentu surat ini. Dan hanja demikian dapat dinikmati benar-benar. Diangan kita mau mentjari didalamnja suatu garis logika. Selurubnja ketjuali bab 7-9 merupakan satu arus tjetusan-tjetusan hati jang tjemas dan gelisah karena bahaja-bahaja jang sedang mengantjam keselamatan umat. Djangan Pula kita mau menjelidiki dan menimbang-nimbang tiap-tiap kata dan ungkapan-ungkapan, tetapi tjoba merasa didalamnja kebesaran djiwa Paulus, jang mahaluhur itu, meluap dengan tjinta kepada Allah dan Kristus, Indjil dan umat. Hendaknja kita dalam membatja surat ini didjiwai olehnja.
BIS: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA JEMAAT DI KORINTUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang
sulit dalam hub
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA JEMAAT DI KORINTUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus ditulis pada masa yang sulit dalam hubungan Paulus dengan jemaat itu. Ada anggota-anggota dari jemaat itu yang rupanya telah menyerang Paulus dengan keras, tetapi Paulus menunjukkan bahwa ia ingin sekali berbaik. Ia memperlihatkan kegembiraannya ketika hal itu terjadi.
Dalam bagian pertama suratnya ini Paulus menguraikan tentang hubungannya dengan jemaat di Korintus. Ia menjelaskan di situ mengapa ia mengecam dengan keras perlawanan dan celaan terhadap dirinya yang dilakukan oleh jemaat itu. Setelah mengemukakan hal itu, ia selanjutnya menyatakan kegembiraannya bahwa kecamannya yang keras itu sudah menghasilkan pertobatan dan kerukunan. Kemudian ia mengajak supaya jemaat itu mengumpulkan sumbangan untuk menolong orang-orang Kristen yang hidup berkekurangan di Yudea. Pada pasal-pasal terakhir Paulus mengemukakan pembelaan dirinya mengenai kedudukannya sebagai rasul terhadap beberapa orang di Korintus yang menganggap diri sendiri rasul sejati, dan menuduh Paulus sebagai rasul palsu.
Isi
- Pendahuluan
2Kor 1:1-11 - Paulus dan jemaat di Korintus
2Kor 1:12-7:16 - Sumbangan untuk orang-orang Kristen di Yudea
2Kor 8:1-9:15 - Pembelaan Paulus mengenai kekuasaannya sebagai rasul
2Kor 10:1-13:10 - Penutup
2Kor 13:11-14
Ajaran: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti dan mengetahui wewenang dan kewibawaan
kerasulan Rasul Paulus, dan perbedaan hal-hal, rohani dan duniawi.
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti dan mengetahui wewenang dan kewibawaan kerasulan Rasul Paulus, dan perbedaan hal-hal, rohani dan duniawi.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 60 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen (Jemaat) di kota Korintus. (Dan juga semua orang Kristen di dunia).
Isi Kitab: Kitab II Korintus terbagi atas 13 pasal. Kitab ini merupakan kelanjutan dari Kitab I Korintus. Di dalamnya kita dapat melihat kemurnian pelayanan Paulus sebagai Rasul Yesus Kristus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Korintus
Pasal 1-5 (2Kor 1:1-5:21).
Pembelaan Rasul Paulus atas kerasulannya
Bagian ini berisi pembelaan Rasul Paulus tentang ketulusan hatinya dalam melayani Tuhan Yesus, serta membuktikan kerasulannya dan wewenangnya sebagai Rasul Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Kor 1:12. _Tanyakan_: Bagaimanakah hati Rasul Paulus dalam melayani? Dan bagaimanakah pula ketulusan hati Saudara?
- Bacalah pasal 2Kor 4:1-5. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap Rasul Paulus tentan Firman Allah yang diberitakannya? Dan bagaimanakah dengan saudara? Apakah yang diterima oleh orang-orang yang tida mau menerima Injil? Apakah isi pemberitaan dari pelayanan Paulus?
Pasal 6-9 (2Kor 6:1-9:15).
Pengajaran tentang hal-hal rohani dan duniawi
Pada bagian ini, Rasul Paulus memberikan peringatan-peringatan mengenai campuran hal-hal rohani dengan yang duniawi.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Kor 7:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah perintah Allah mengenai pencemaran jasmani dan rohani?
- Bacalah pasal 2Kor 9:7-12. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap yang benar dalam memberikan persembahan? Apakah artinya memberikan persembahan? Apakah hasil memberikan persembahan?
Pasal 10-13 (2Kor 10:1-13:14).
Pengajaran tentang pembelaan Rasul Paulus terhadap tuduhan-tuduhan yang disampaikan kepadanya
Dalam bagian ini, Rasul Paulus kembali membela dirinya atas tuduhan- tuduhan yang ditujukan kepada dirinya.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Kor 11:31. _Tanyakan_: Siapakah yang mengetahui ketulusan hati Rasul Paulus? Apakah ada hal-hal/dosa yang saudara sembunyikan dari Allah?
- Bacalah pasal 2Kor 13:7. _Tanyakan_: Apakah yang didoakan Rasul Paulus untuk jemaat?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab II Korintus jelaslah bahwa Paulus adalah Rasul Tuhan Yesus yang sah. Sebab yang memilih dia menjadi Rasul adalah Tuhan Yesus, dan mengenai hal itu ia tidak berdusta. Rasul Paulus juga dalam memberitakan Injil tidak memberitakan dirinya atau mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab II Korintus?
- Apakah pengajaran utama dalam Kitab II Korintus?
- Bagaimanakah sikap Paulus di dalam pelayanan Firman Allah?
- Apakah yang dituduhkan kepada Rasul Paulus?
Intisari: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) Sejarah sedih tentang suatu pemberontakan singkat
KISAH DI BALIK SURAT INI. Untuk memahami surat ini perlu kita ketahui kisah yang ada di baliknya. P
Sejarah sedih tentang suatu pemberontakan singkat
KISAH DI BALIK SURAT INI.
Untuk memahami surat ini perlu kita ketahui kisah yang ada di baliknya. Pauluslah yang memulai gereja di Korintus (Kis 18:1-17). Paulus menegaskan bahwa ia adalah seorang rasul (1Kor 9:1, perhatikanlah kata-kata pembukaan dalam suratnya yang kedua). Tetapi, rasul-rasul palsu (2Kor 11:12-15) masuk ke Korintus. Rasul-rasul 'super' ini (2Kor 11:5) mengajarkan injil yang berbeda (2Kor 11:12-15) dan menentang wewenang Paulus. Timbullah kekacauan. Nasihat Paulus dalam I Korintus diabaikan. Kemudian Paulus mengadakan kunjungan yang mendukakan ke Korintus (2Kor 2:1). Rupa-rupanya' rasul-rasul yang tak ada taranya' ini hanya menertawakan dia (2Kor 10:10). Paulus meninggalkan Korintus dan kemudian mengirim, Titus ke gereja itu dengan surat yang bernada keras isinya (2Kor 7:5-13). Dan jemaat di Korintus bertobat. Titus membawa berita yang sangat menyenangkan ini kepada Paulus (2Kor 7:6, 7). Surat ini merupakan penjelasan yang menyambung sejarah sedih dari pertikaian yang terjadi.
KAPAN SURAT INI DITULIS.
Kita tahu bahwa Paulus sedang berada di Korintus ketika Galio menjadi gubernur di Akhaya (Kis 18:12) pada tahun 51 atau 52 M. Oleh karena itu, suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus tentu ditulis sekitar tahun 55 M dan suratnya yang kedua kurang lebih setahun kemudian.
JEMAAT KORINTUS DAN TITUS.
Titus sangat dikasihi oleh Paulus (2Ko 2:13; 8:23) dan namanya disebut sembilan kali dalam surat ini. Ia adalah pembawa surat Paulus yang 'keras' itu ke Korintus. Ia turut merasakan keprihatinan Paulus tentang situasi di Korintus, dan kelegaan Paulus ketika jemaat di Korintus bertobat (7:13). Kemudian, ia dikirim kembali ke Korintus untuk membawa surat Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus dan untuk menuntaskan pengaturan pengumpulan pemberian bagi orang miskin di Yerusalem (2Ko 8:6).
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Maksud utama surat ini adalah untuk memberitahu jemaat Korintus betapa besar arti perubahan pikiran mereka bagi Paulus. Surat ini juga untuk memperingatkan mereka agar tidak berlaku terlalu keras terhadap orang-orang yang telah menyerangnya (2Ko 2:5-11). Ketiga, Paulus ingin mengulang kembali pengajaran yang telah diberikannya dalam suratnya yang pertama (2Ko 6:14, bandingkan dengan 1Kor 6:15-20). Alasan yang keempat adalah mengenai' para rasul yang tidak ada taranya' yang tidak mau bertobat, yang pada kenyataannya adalah guru-guru palsu dengan injil yang berbeda (2Ko 11:1-6). Kelima, Paulus ingin mengingatkan mereka tentang rencana pengumpulan pemberian untuk membantu orang miskin di Yerusalem. HaI ini juga telah dibicarakannya dalam suratnya yang pertama (1Kor 16: 1-3) dan sekarang ia ingin supaya mereka mengirimkan uang itu melalui Titus (2Ko 9:1-5).
Pesan
Ada dua pokok penting yang dibahas di sini:1. Hak istimewa dan penderitaan.
Kepemimpinan Kristen seperti yang dilakukan Paulus akan selalu menimbulkan
kesengsaraan, salah pengertian, penderitaan di samping semangat dan sukacita.
Paulus memaparkan tentang penderitaan dalam tujuh pasal yang terpisah dalam
surat ini:
o Hampir putus asa ketika jemaat Korintus menolak dia. 2Ko 1:8-11
o Penderitaan mental saat Paulus menantikan jawaban atas suratnya.2Ko 2:12-17
o Keletihan fisik yang disebabkan oleh konflik batin. 2Ko 4:16-18
o Kesengsaraan karena pertikaian yang tak habis-habisnya dalam membela nama Yesus. 2Ko 6:3-10
o 'Pertengkaran dari luar dan ketakutan dari dalam'. 2Ko 7:5-8
o Kepedihan karena tidak dimengerti dan dituduh dengan tuduhan palsu. 2Ko 11:1-10
o Bermacam-macam penderitaan dari pengabar Injil. 2Ko 11:21-29
2. Kemuliaan (pasal 3-5)
Paulus membuka topik ini dengan menunjuk kepada 'surat pujian' yang ditulis oleh
gereja-gereja untuk memuji jemaat mereka terhadap gereja-gereja lain. Kemudian ia
berbicara mengenai 'surat' Allah yang memberikan pujian bukan di atas sehelai
kertas, melainkan dalam kehidupan (loh hati) pelayan-pelayan-Nya yang sejati.
Ini membawanya kepada Perjanjian Lama yang mengisahkan tentang tulisan Allah di
atas loh batu. Sekarang marilah kita lihat bagaimana perkembangan tema ini:
o Allah sendiri memberi Hukum itu kepada Musa.
o Musa melihat kemuliaan Allah.
o Cahaya terang dan kemuliaan yang luar biasa mengubah Musa, sehingga wajahnya menjadi cemerlang.
o Perubahan ini menakutkan umat ketika mereka melihatnya.
o Oleh karena itu, Musa harus menutupinya dengan 'selubung'.
o Pemandangan itu tentunya indah sekali; tetapi hanya sebentar, cahaya itu pudar karena Musa tidak melihat kemuliaan Allah seperti itu lagi.
o Kristen bertemu dengan Allah setiap hari: oleh karena itu seharusnya cahaya itu tetap ada!
o Namun demikian, kehidupan tidak selalu penuh kemuliaan: ada penderitaan juga.
o Tetapi, jangan putus asa: sebab kematian pun hanya pintu gerbang menuju kemuliaan.
o Tubuh kita bagai sebuah kemah: kematian merupakan keruntuhan terakhir kemah itu.
o Tetapi, semua itu hanya berarti suatu perpindahan: perpindahan ke dalam
o sebuah rumah baru, bukan kemah, tetapi suatu rumah yang tetap.
o Untuk itulah Allah telah menyelamatkan kita.
Penerapan
Kita belajar beberapa hal dari surat ini:o Gereja bukan hanya tempat berkumpulnya antar teman: di dalamnya ada pemimpin-pemimpin.o Demokrasi dalam gereja harus disertai dengan wewenang dan tanggung jawab.
o Kepemimpinan dalam gereja bukan hanya suatu hak istimewa, tetapi mengundang penderitaan.
o Misi bukan hal yang mudah: orang yang lemah lebih baik meninggalkannya.
o Orang Kristen seharusnya tidak takut pada kematian. Ada kemuliaan dalam kematian, tetapi ada kemuliaan yang lebih besar di balik kematian.
Tema-tema Kunci
1. Penderitaan.
Pelajari dua perikop utama tentang penderitaan dalam pasal 6 dan 11. Berapa banyak dari peristiwa yang diceritakan dalam pasal-pasal ini yang dapat Anda hubungkan dengan biografi Paulus dalam Kisah para Rasul?
2. Kristen dan pelayanan sosial.
Paulus sangat prihatin tentang perlunya gereja-gereja di Asia membantu orang-orang Kristen di Yudea yang sangat menderita akibat kelaparan (Kis. 11:27-30). Pelajari Kis 4:32-5:11 dan 2Kor 8:1-9:15 bersama-sama dengan 1Kor 16:1-4, Rom 15:24-29 dan Kis 24:17 untuk melihat prinsip-prinsip umum apa yang dapat dijadikan pedoman oleh orang Kristen dalam hal memberi. Perhatikan juga perkataan Yesus sendiri mengenai hal ini: Mat 6:1-4.
3. Kematian.
2 Korintus 4:7-5:10 menyangkut masalah kelemahan tubuh manusia dan tidak terluputnya tubuh tersebut dari kematian. Pelajari perikop ini dan bandingkan dengan I Korintus 15:35-58. Kedua perikop tersebut berhubungan dengan 'kemuliaan'. Apakah kemuliaan itu (Kel 24:15-17; Yeh. 1:26-28)? Kemuliaan menantikan kita, mengapa kita masih takut akan kematian? Bagaimana dengan Paulus (2Kor 5:8 dan 2 Tim. 4:6-8)?
4. Wewenang kerasulan.
Pakailah konkordansi untuk mempelajari setiap penjelasan tentang 'para rasul'. Buatlah sebuah daftar dari semua orang yang dipanggil rasul.
- Yesus (Ibr 3:1)
- kedua belas rasul (Mat 10:2)
- Andronikus (Rom 16:7)
- Paulus (1Kor 1:1)
Kedua belas rasul merupakan suatu kelompok yang unik, yang dipakai untuk menyatakan hubungan antara kedua belas suku Israel dalam Perjanjian Lama dan gereja dalam Perjanjian Baru (Gal 6:16, 'Israel milik Allah').
Apa kesalahan 'para rasul yang hebat' itu, padahal sebenarnya mereka adalah rasul-rasul palsu. (2Kor 11:1-21)?
Garis Besar Intisari: 2 Korintus (Pendahuluan Kitab) [1] RINCIAN PERTIKAIAN 2Ko 1:1-2:17
2Ko 1:1-14Menunggu Titus: betapa Paulus menderita
2Ko 1:15-2:4Menjelaskan ketidakhadirannya
2Ko 2:5-11'Ampu
[1] RINCIAN PERTIKAIAN 2Ko 1:1-2:17
2Ko 1:1-14 | Menunggu Titus: betapa Paulus menderita |
2Ko 1:15-2:4 | Menjelaskan ketidakhadirannya |
2Ko 2:5-11 | 'Ampuni lawan-lawan saya' |
2Ko 2:12-17 | Titus telah tiba: betapa Paulus bersukacita |
[2] KEMULIAAN PERJANJIAN BARU 2Ko 3:1-5:21
2Ko 3:1-6 | Roh yang dari Allah dan hati manusia |
2Ko 3:7-18 | Kemuliaan Injil yang lebih besar |
2Ko 4:1-6 | Kemuliaan yang tersembunyi dari mereka yang terhilang |
2Ko 4:7-18 | Kemuliaan tersembunyi oleh penderitaan |
2Ko 5:1-10 | Kematian:pintu gerbang menuju kemuliaan |
2Ko 5:11-21 | Kemuliaan yang akan datang dan perbuatan masa kini |
[3] KESELAMATAN DAN TINGKAH LAKU 2Ko 6:1-7:1
2Ko 6:1-10 | Tingkah laku Kristen: suatu kesaksian |
2Ko 6:11:1 | Tingkah laku Kristen: suatu imbauan |
[4] BILA ORANG KRISTEN BERTIKAI 2Ko 7:2-16
2Ko 7:2-4 | Pertentangan tanpa sebab |
2Ko 7:5-13 | a Penderitaan akibat pertentangan antara Kristen |
2Ko 7:13 | b-2Ko 7:16 Kelegaan akibat perdamaian! |
[5] MENGENAI UANG 2Ko 8:1-9:15
2Ko 8:1-7 | Memberi: contoh dari Makedonia |
2Ko 8:8-15 | Memberi: sekarang bagaimana dengan Anda? |
2Ko 8:16-9:5 | Beberapa pengaturan praktis |
2Ko 9:6-15 | Memberi: suatu prinsip rohani |
[6] DISIPLIN GEREJA DAN WEWENANG KERASULAN 2Ko 10:1-12:13
2Ko 10:1-6 | Disiplin: suatu keharusan rohani |
2Ko 10:7-12 | Disiplin dari jarak jauh |
2Ko 10:13-18 | Hak seorang misionaris untuk mendisiplin |
2Ko 11:1-15 | Teladan seorang misionaris dalam disiplin diri |
2Ko 11:16-33 | 'Kelemahan' kerasulan |
2Ko 12:1-10 | Hak istimewa kerasulan |
2Ko 12:11-13 | 'Sekarang saling memberi penilaian' |
[7] KESIMPULAN 2Ko 12:14-13:14
2Ko 12:14-21 | Saya akan datang: dalam kasih |
2Ko 13:1-4 | Saya akan datang: untuk menghakimi |
2Ko 13:5-10 | Ujilah dirimu masing-masing... maka aku tidak perlu menguji engkau |
2Ko 13:11-14 | Salam |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi